2020
Prakata___2
DAFTAR ISI
Akhir kata, saya berharap pelajaran dari lapangan ini akan menginspirasi
orang untuk lebih mengembangkan dan mengimplementasikan
pembangunan rendah karbon.
Ekonomi
PEMBANGUNAN
RENDAH KARBON
PEMBANGUNAN
Lingkungan
INDONESIA
RENDAH KARBON/
LOW CARBON Sosial
DEVELOPMENT
& AGENDA Pembangunan Rendah Karbon/Low Carbon Development (PRK/LCD)
PEMBANGUNAN
adalah platform pengembangan baru untuk mempertahankan pertumbuhan
ekonomi dan sosial melalui aktivitas dengan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
GLOBAL?
dan intensitas emisi GRK yang rendah serta mengurangi penggunaan
sumber daya alam.
Lingkungan
Sosial Ekonomi
4 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas
• Intensitas Emisi GRK (CO2) adalah jumlah • Data aktivitas adalah jumlah kegiatan
emisi GRK per unit output ekonomi, yang pembangunan yang berpotensi menurunkan
biasanya diukur melalui PDB di tingkat atau menyerap emisi di satu area dalam
nasional. waktu tertentu. Misalnya: menanam pohon
• Intensitas energi adalah jumlah konsumsi 1 juta ha/tahun.
energi per unit PDB. • Faktor emisi adalah rata-rata emisi GRK
• Campuran bahan bakar adalah Emisi GRK untuk satu sumber emisi relatif terhadap
(CO2) dari konsumsi energi di Indonesia. unit aktivitas pada sumber emisi yang sama.
• Misalnya: faktor emisi hutan lahan kering
primer adalah 132,99 ton C/ha.
Proyek PRK/LCD adalah inisiatif kegiatan aksi penurunan emisi GRK dan
intensitas emisi GRK yang secara langsung memberikan dampak terhadap
peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat melalui pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Proyek ini mencakup
lingkup sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, limbah dan blue
carbon sesuai dengan sektor prioritas PRK/LCD.
RENDAH KARBON/
Perubahan Iklim Indonesia/Indonesia Climate Change Trust Fund
(ICCTF) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Keberhasilan
LOW CARBON
proyek percontohan ini rencananya akan dikembangkan dan direplikasi
ke beberapa wilayah prioritas nasional sesuai dengan potensi serta
DEVELOPMENT
kebutuhan wilayahnya. Mulai tahun 2020, pengembangan proyek
PRK/LCD ini akan diutamakan pada provinsi yang telah melakukan
(PRK/LCD)
penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri PPN/Kepala
Bappenas dengan Gubernur tentang Perencanaan Pembangunan Rendah
Karbon. Terdapat 7 provinsi prioritas sebagai percontohan implementasi
PRK/LCD yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Papua,
Papua Barat, Riau dan Bali.
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 5
PAPUA BARAT
PROYEK KEGIATAN
Pengelolaan
kawasan pesisir
KEBUTUHAN
Workshop, penguatan
kelompok, bantuan
Teluk Arguni di bibit, bantuan sarana
Kabupaten Kaimana wisata, modal awal
Pertanian tanpa Workshop, Sekolah Lapang Pelatihan, biaya Revegetasi/ Workshop, studi banding,
bakar dipadu bantuan alat, Pertanian organik pelatian dan bantuan reboisasi lahan modal awal kelompok,
dengan pertanian pupuk dan bibit dan pertanian peralatan telemetri, untuk ekowisata peralatan pengolah
presisi di lahan presisi dari Pangkep bantuan bibit dan Kabupaten Timika sampah, sarana
gambut Kabupaten ke 6 kabupaten pupuk melalui pembibitan
Palalawan percontohan PRK kelompok
Pengelolaan Workshop, studi banding,
Sekolah Pantai Workshop, biaya limbah di modal awal kelompok,
Indonesia & Sekolah pelatian, bibit Kabupaten Timika peralatan pengolah
Lapang Tambak mangrove, modal sampah
dikembangkan di awal revitalisasi
Pangkep tambak melalui
kelompok
JAWA BARAT
KEGIATAN
Berbasis Masyarakat
- Halaman 10
Rumah Tangga
dengan memanfaatkan biogas.
1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL
Pendapatan tambahan
masyarakat sebesar
Menurunkan
emisi karbon sebesar 155 Orang
Rp 3.000.000
/KK/bulan
16.515 terlibat dalam
pemulihan lahan
ton CO2eq/tahun bekas tambang
Masyarakat desa
mampu mendirikan
10 Unit
Bio Digester
Koperasi Hijau telah dibangun
17,8 hektar
Bekas Lahan Tambang
direhabilitasi
1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL
Menurunkan Meningkatkan
emisi GRK sebesar kapasitas kelompok
Penjualan karbon dari
sertifikasi Plan Vivo 14.680 LMDH dalam
mengelola kawasan
ton CO2eq/tahun
DAS Ciliwung Hulu
pada tahun ke-7
Peningkatan pendapatan
anggota LMDH 100 ha
Rp 1.200.000/orang lahan terdegradasi
dari ekowisata telah direhabilitasi
Kemasyarakatan (HKm)
kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm)
yang berperan aktif mengelola dan
menjaga kawasan hutan secara lestari.
Mitra Pelaksana Skema HKm dipilih sebagai strategi
Yayasan Orang Utan Indonesia (Yayorin) untuk mempertahankan kawasan hutan
bergambut penyangga tidak beralih
Lokasi fungsi guna peruntukan area perluasan
• Desa Tanjung Putri, Kab. Kotawaringin Barat, perkebunan sawit dan mempertahankan
Kalimantan Tengah hutan rawa bergambutnya sebagai area
• Desa Tanjung Terantang, Kab. Kotawaringin Barat penyimpan/penyerap emisi karbon.
Kel. Mendawai, Kab. Kotawaringin Barat dan Kel.
Mendawai Seberang, Kab. Kotawaringin Barat.
Mendukung SDGs
1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL
Potensi Penurunan
Meningkatkan
Emisi sebesar Berhentinya budaya
807.400
produksi padi dari
2 ton/ha/tahun menjadi pertanian dengan
1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL
2x setahun
5,3 ton/ha menjadi Pertanian lahan kering
8 ton/ha dan pesisir lokal
Penghematan
pengeluaran keluarga Penghasil Pupuk
untuk belanja sayur Organik untuk
Rp 150.000 tambak & Pertanian
/bulan/KK (75 KK) DAMPAK LAINNYA
1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL
Penurunan
kebutuhan air
1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL
Kelompok LMDH
Hasil panen padi Potensi Penurunan
memiliki wawasan
lahan kering & jagung Emisi sebesar
89.456,25
mengenai IFFS
hibrida mencapai
sehingga mampu
produktivitas
7,5 ton/ha
ton CO2eq/tahun menyelaraskan antara
pada tahun ke-10 pemanfaatan hutan &
Pertanian yang lestari
Dukungan konservasi
dari para pihak seperti
BPDAS Solo melakukan
penanaman di area
600 ha & alokasi Dana
Desa untuk penyiapan
pembibitan
1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL
Sekretariat
PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Lippo Kuningan Building, Lantai 15
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12
Jakarta 12940, Indonesia
communication@lcdi-indonesia.id
+62 (21) 8067 9314
lcdi-indonesia.id