Anda di halaman 1dari 24

PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA.

2020

PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA


PEMBANGUNAN
RENDAH KARBON
INDONESIA
Hak Cipta
© 2020 Sekretariat Pembangunan Rendah Karbon Indonesia

Dilarang memperbanyak/mengkopi sebagian atau


keseluruhan isi buku dalam bentuk apapun tanpa seizin dari
Sekretariat Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 1

Prakata___2
DAFTAR ISI

Apa itu Pembangunan Rendah Karbon


& Agenda Pembangunan Global?___ 3
Indikator Hasil Pembangunan Rendah Karbon___ 4
Apa itu Proyek Pembangunan Rendah Karbon?___ 4
5
Proyek Scaling Up___

Pemanfaatan Biogas untuk Pasokan Energi Rumah


Tangga___ 8
Rehabilitasi Hulu DAS Berbasis Masyarakat___ 10
Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga
Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau
Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan
(HKm)___ 12
Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi bagi
Masyarakat Rentan melalui Pertanian Berkelanjutan___ 14
PEMBANGUNAN
RENDAH KARBON Proyeksi Iklim dan Strategi Adaptasi Penanaman Padi
INDONESIA dengan metode System of Rice Intensification (SRI)___ 16
Model Reforma Agraria untuk Peningkatan Produktivitas
Sumber Daya Hutan___ 18
Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang sebagai Taman
Wisata Mangrove dalam Upaya Rehabilitasi Ekosistem
dan Sekuestrasi Karbon – Belitung Mangrove Park
(BMP)___ 20
2 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Pembangunan berkelanjutan harus dilakukan dengan mewujudkan


pertumbuhan ekonomi yang inklusif tetapi pada saat yang sama harus
menjaga kualitas lingkungan yang menjamin ketersediaan sumber daya
alam dan daya dukung sumber daya alam.

Pemerintah telah memulai kebijakan pembangunan yang berorientasi pada


Dr. Ir. Medrilzam, MPE
Direktur Lingkungan Hidup,
keseimbangan pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial dan mengurangi
Kementerian PPN/Bappenas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Intensitas emisi GRK. Inisiatif ini sebagai
masukan dalam penyusunan RPJMN 2020-2024 dengan pendekatan
Holistik, Integratif, Tematik dan Spasial (HITS), yang kita kenal
dengan Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon. Secara khusus,
Pembangunan Rendah Karbon juga telah menjadi Program Prioritas dalam
RPJMN 2020-2024.

Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon ini adalah platform baru


untuk pembangunan Indonesia yang bertujuan untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui kegiatan pembangunan rendah
emisi GRK dan Intensitas emisi GRK, serta meminimalkan eksploitasi
sumber daya alam kita. Dalam hal ini, intervensi kebijakan pembangunan
yang memiliki manfaat untuk pengurangan emisi GRK dan Intensitas emisi
GRK akan diprioritaskan. Kapasitas sumber daya alam termasuk emisi GRK
dan Intensitas emisi GRK, tutupan lahan dan air menjadi faktor penentu
dalam perumusan kebijakan dan menetapkan target pembangunan rendah
karbon.

Publikasi ini memberikan 7 contoh implementasi pembangunan rendah


karbon. Proyek-proyek ini telah didukung oleh Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) melalui Dana Perwalian Perubahan Iklim
Indonesia (ICCTF). Selama periode 2010-2019, ICCTF telah melaksanakan
berbagai kegiatan terkait pengurangan emisi GRK dan Intensitas emisi
GRK serta meningkatkan mata pencaharian dan ekonomi masyarakat lokal.

Prestasi yang ditampilkan dalam publikasi ini dikelompokkan dalam tiga


pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi
PRAKATA

yang mewakili sebagian dari banyak pencapaian turunan pada kegiatan


proyek di lapangan.

Akhir kata, saya berharap pelajaran dari lapangan ini akan menginspirasi
orang untuk lebih mengembangkan dan mengimplementasikan
pembangunan rendah karbon.

Jakarta, Mei 2020


7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 3

Ekonomi

PEMBANGUNAN
RENDAH KARBON
PEMBANGUNAN
Lingkungan
INDONESIA

RENDAH KARBON/
LOW CARBON Sosial

DEVELOPMENT
& AGENDA Pembangunan Rendah Karbon/Low Carbon Development (PRK/LCD)

PEMBANGUNAN
adalah platform pengembangan baru untuk mempertahankan pertumbuhan
ekonomi dan sosial melalui aktivitas dengan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

GLOBAL?
dan intensitas emisi GRK yang rendah serta mengurangi penggunaan
sumber daya alam.

Pembangunan Rendah Karbon menempatkan Tujuan Sustainable


Development Goals (SDGs) ke 13 (Aksi Perubahan Iklim) sebagai dasar
utama untuk mendukung SDGs.

Lingkungan

Sosial Ekonomi
4 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

INDIKATOR HASIL PEMBANGUNAN RENDAH KARBON


Emisi/Intensitas Karbon Pengurangan Emisi GRK

Intensitas Intensitas Bahan Bakar Emisi GRK/ Data Faktor


Karbon Energi Campuran Pembuangan Aktivitas Emisi

CO2 Energi CO2 Unit CO2


= x CO2 = x
PDB PDB Energy Aktivitas Unit
Aktivitas

• Intensitas Emisi GRK (CO2) adalah jumlah • Data aktivitas adalah jumlah kegiatan
emisi GRK per unit output ekonomi, yang pembangunan yang berpotensi menurunkan
biasanya diukur melalui PDB di tingkat atau menyerap emisi di satu area dalam
nasional. waktu tertentu. Misalnya: menanam pohon
• Intensitas energi adalah jumlah konsumsi 1 juta ha/tahun.
energi per unit PDB. • Faktor emisi adalah rata-rata emisi GRK
• Campuran bahan bakar adalah Emisi GRK untuk satu sumber emisi relatif terhadap
(CO2) dari konsumsi energi di Indonesia. unit aktivitas pada sumber emisi yang sama.
• Misalnya: faktor emisi hutan lahan kering
primer adalah 132,99 ton C/ha.

Proyek PRK/LCD adalah inisiatif kegiatan aksi penurunan emisi GRK dan
intensitas emisi GRK yang secara langsung memberikan dampak terhadap
peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat melalui pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Proyek ini mencakup
lingkup sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, limbah dan blue
carbon sesuai dengan sektor prioritas PRK/LCD.

PROYEK Sejak tahun 2010-2019, Kementerian PPN/Bappenas telah melaksanakan

PEMBANGUNAN beberapa proyek percontohan PRK/LCD melalui Dana Perwalian

RENDAH KARBON/
Perubahan Iklim Indonesia/Indonesia Climate Change Trust Fund
(ICCTF) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Keberhasilan

LOW CARBON
proyek percontohan ini rencananya akan dikembangkan dan direplikasi
ke beberapa wilayah prioritas nasional sesuai dengan potensi serta

DEVELOPMENT
kebutuhan wilayahnya. Mulai tahun 2020, pengembangan proyek
PRK/LCD ini akan diutamakan pada provinsi yang telah melakukan

(PRK/LCD)
penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri PPN/Kepala
Bappenas dengan Gubernur tentang Perencanaan Pembangunan Rendah
Karbon. Terdapat 7 provinsi prioritas sebagai percontohan implementasi
PRK/LCD yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Papua,
Papua Barat, Riau dan Bali.
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 5

PAPUA BARAT
PROYEK KEGIATAN

Pengelolaan
kawasan pesisir
KEBUTUHAN

Workshop, penguatan
kelompok, bantuan
Teluk Arguni di bibit, bantuan sarana
Kabupaten Kaimana wisata, modal awal

Pengelolaan hutan Workshop, penguatan


kemasyarakatan kelompok, bantuan alat,
di Kabupaten pupuk dan bibit
Manokwari Selatan

RIAU SULAWESI SELATAN PAPUA


KEGIATAN KEBUTUHAN KEGIATAN KEBUTUHAN KEGIATAN KEBUTUHAN

Pertanian tanpa Workshop, Sekolah Lapang Pelatihan, biaya Revegetasi/ Workshop, studi banding,
bakar dipadu bantuan alat, Pertanian organik pelatian dan bantuan reboisasi lahan modal awal kelompok,
dengan pertanian pupuk dan bibit dan pertanian peralatan telemetri, untuk ekowisata peralatan pengolah
presisi di lahan presisi dari Pangkep bantuan bibit dan Kabupaten Timika sampah, sarana
gambut Kabupaten ke 6 kabupaten pupuk melalui pembibitan
Palalawan percontohan PRK kelompok
Pengelolaan Workshop, studi banding,
Sekolah Pantai Workshop, biaya limbah di modal awal kelompok,
Indonesia & Sekolah pelatian, bibit Kabupaten Timika peralatan pengolah
Lapang Tambak mangrove, modal sampah
dikembangkan di awal revitalisasi
Pangkep tambak melalui
kelompok

JAWA BARAT
KEGIATAN

Pengelolaan limbah (pertanian, wisata


KEBUTUHAN

Workshop, modal awal


JAWA TENGAH
dan Pemukiman) oleh LMDH Puncak kelompok, peralatan KEGIATAN KEBUTUHAN
Lestari di Cisarua Kabupaten Bogor pengolah sampah
Pengelolaan hutan produksi Workshop, bantuan bibit, bantuan
Perhutanan sosial di lahan kritis DAS Workshop, studi banding, pada hulu DAS, pengembangan sarana wisata, modal awal
Hulu untuk wisata (Desa Mekarjaya, modal awal kelompok, Kawasan dan komoditas lokal
Arjasari Kabupaten Bandung & Desa peralatan pengolah sampah, unggulan serta ekowisata di
Cikidang, Lembang, Bandung Barat) sarana pembibitan Kabupaten Pekalongan

Pengelolaan limbah dan Workshop, biaya membangun


revegetasi mangrove di Kota biodigester, pendampingan LSM,
Pekalongan bantuan bibit mangrove dan modal

BALI Pengelolaan limbah di


awal.

Workshop, biaya membangun


KEGIATAN KEBUTUHAN Magelang biodigester dan kompos gas,
workshop, pendampingan
Revegetasi mangrove di Workshop, penguatan kelompok, LSM, biaya membangun proses
Kecamatan Gerokgak, Buleleng bantuan bibit, bantuan sarana pengolahan, modal awal dan
untuk wisata wisata, modal awal pemasaran.
6 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA


Pemanfaatan Biogas
untuk Pasokan Energi Ketahanan Pangan dan
Rumah Tangga Peningkatan Ekonomi bagi
- Halaman 8
Masyarakat Rentan melalui
Pertanian Berkelanjutan
Rehabilitasi Hulu DAS - Halaman 14

Berbasis Masyarakat
- Halaman 10

Konservasi Ekosistem Nipah


dan Hutan Penyangga Bagian
Timur Suaka Margasatwa
Sungai Lamandau Sebagai
Kawasan Pencadangan Hutan
Kemasyarakatan (HKm)
- Halaman 12
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 7

Pemanfaatan Lahan Bekas


Tambang sebagai Taman
Proyeksi Iklim dan Strategi Wisata Mangrove dalam
Adaptasi Penanaman Padi Upaya Rehabilitasi Ekosistem
dengan metode System of dan Sekuestrasi Karbon –
Rice Intensification (SRI) Belitung Mangrove Park (BMP)
- Halaman 20
- Halaman 16

Model Reforma Agraria


untuk Peningkatan
Produktivitas
Sumber Daya Hutan
- Halaman 18
8 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Pemanfaatan Biogas ICCTF bekerja sama dengan SESAMI (Sedya


Samahita Memetri Indonesia) yang merupakan
untuk Pasokan Energi LSM lokal untuk memenuhi energi rumah tangga

Rumah Tangga
dengan memanfaatkan biogas.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk menurunkan


Mitra Pelaksana emisi GRK dan intensitas emisi GRK dari limbah
SESAMI peternakan dengan cara menghasilkan energi
terbarukan (biogas), limbah rendah emisi (bioslurry),
Lokasi dan kompos, dimana baik untuk kualitas tanah dan
Desa Keningar dan ekosistem, serta meningkatkan stok karbon (dari
Desa Ngargomulyo, kegiatan revegetasi).
Magelang, Jawa Tengah
Melalui proyek ini, masyarakat setempat
Mendukung SDGs dilatih untuk membangun biodigester dan
mengoperasikan pusat pembibitan. Proyek ini
juga membantu masyarakat setempat untuk
merehabilitasi lahan bekas tambang pasir dan
menanam kembali dengan beragam macam pohon.

BEBERAPA DAMPAK PENTING DARI PROYEK INI

1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL

Pendapatan tambahan
masyarakat sebesar
Menurunkan
emisi karbon sebesar 155 Orang
Rp 3.000.000
/KK/bulan
16.515 terlibat dalam
pemulihan lahan
ton CO2eq/tahun bekas tambang

Masyarakat desa
mampu mendirikan
10 Unit
Bio Digester
Koperasi Hijau telah dibangun

Biogas yang dihasilkan


mengurangi biaya 35.085
rumah tangga sebesar Multi Purpose Tree Species

Rp 60.000/bulan (MPTS) telah ditanam

17,8 hektar
Bekas Lahan Tambang
direhabilitasi

Kementerian/Lembaga yang berpotensi untuk mereplikasi/scalling up kegiatan


KLHK, Kemendesa, KemenESDM, Kementan
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 9
10 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Rehabilitasi Hulu DAS Hulu DAS Ciliwung (Ciliwung 0 Km) mengalami


longsor dan banjir dikarenakan banyaknya hutan
Berbasis Masyarakat yang terdegradasi. Dengan status Hutan Produksi
namun berada pada areal konservasi, sehingga
perlu tetap dijaga kelestariannya sebagai daerah
Mitra Pelaksana
penyangga dan penampung air. ICCTF bekerja sama
Konsorsium CFES
dengan Konsorsium Community Forest Ecosystem
Service (CFES), PT Gaia Eko Daya Buana (GAIA-DB),
Lokasi
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Puncak
Jawa Barat
Lestari telah melakukan peningkatan kapasitas bagi
kelompok masyarakat untuk melakukan rehabilitasi
Mendukung SDGs
100 ha lahan terdegradasi, pemetaan, SMART Patrol,
penguatan kelembagaan, pembutan dokumentasi
dan publikasi. Lahan yang direhabilitasi ini akan
diajukan serfikasi Plan Vivo untuk menjaga cadangan
karbonnya. Selain itu, masyarakat juga dilatih tentang
pemanfaatan hasil hutan lainnya sehingga memiliki
nilai guna yang cepat melalui jasa lingkungan (wisata)
dan sumber daya hutan non kayu.

BEBERAPA DAMPAK PENTING DARI PROYEK INI

1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL

Menurunkan Meningkatkan
emisi GRK sebesar kapasitas kelompok
Penjualan karbon dari
sertifikasi Plan Vivo 14.680 LMDH dalam
mengelola kawasan
ton CO2eq/tahun
DAS Ciliwung Hulu
pada tahun ke-7

Peningkatan pendapatan
anggota LMDH 100 ha
Rp 1.200.000/orang lahan terdegradasi
dari ekowisata telah direhabilitasi

Scaling-up 2019 melalui bantuan dari PLN, JAMKRINDO, SIL-UI


DAMPAK LAINNYA berupa tanaman keras (buah-buahan, gaharu, dll). 2020 akan
mendapat bantuan sarana pengelolaan sampah dari JAMKRINDO

Kementerian/Lembaga yang berpotensi untuk mereplikasi/scalling up kegiatan


KemenBUMN, Kementan, KemenPUPR, KLHK
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 11
12 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Konservasi Ekosistem Nipah Proyek ini bertujuan untuk menghemat


degradasi hutan dengan luas total 400 ha
dan Hutan Penyangga Bagian dan menyediakan mata pencaharian bagi

Timur Suaka Margasatwa


masyarakat yang tinggal di sekitar. Dalam
proyek ini, ICCTF bekerja sama dengan

Sungai Lamandau Sebagai Yayorin (Yayasan Orangutan Indonesia) di


Kalimantan Tengah. Yayorin sejak 2012
Kawasan Pencadangan Hutan mendorong masyarakat membentuk

Kemasyarakatan (HKm)
kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm)
yang berperan aktif mengelola dan
menjaga kawasan hutan secara lestari.
Mitra Pelaksana Skema HKm dipilih sebagai strategi
Yayasan Orang Utan Indonesia (Yayorin) untuk mempertahankan kawasan hutan
bergambut penyangga tidak beralih
Lokasi fungsi guna peruntukan area perluasan
• Desa Tanjung Putri, Kab. Kotawaringin Barat, perkebunan sawit dan mempertahankan
Kalimantan Tengah hutan rawa bergambutnya sebagai area
• Desa Tanjung Terantang, Kab. Kotawaringin Barat penyimpan/penyerap emisi karbon.
Kel. Mendawai, Kab. Kotawaringin Barat dan Kel.
Mendawai Seberang, Kab. Kotawaringin Barat.

Mendukung SDGs

BEBERAPA DAMPAK PENTING DARI PROYEK INI

1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL

Potensi Penurunan
Meningkatkan
Emisi sebesar Berhentinya budaya
807.400
produksi padi dari
2 ton/ha/tahun menjadi pertanian dengan

6 ton/ha/tahun ton CO2eq/tahun


above ground
membakar lahan

Terciptanya Dukungan konservasi Kelompok HKm


ekonomi alternatif & meningkat yang disertai memiliki wawasan
ketahanan pangan dengan mekanisme mengenai sistem
melalui pengembangan kerjasama untuk upaya pengelolaan &
usaha perikanan perlindungan dan pengawasan
pelestarian kawasan HKm wilayah
Peningkatan ekonomi hutan dan bergambut blok penyangga
masyarakat sebesar penyangga SM Lamandau
Rp 1.000.000
/keluarga/bulan

Kementerian/Lembaga yang berpotensi untuk mereplikasi/scalling up kegiatan


KLHK, Kementan, BRG, KKP
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 13
14 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Ketahanan Pangan dan Terdapat 400 ha tambak udang di desa Kanaungan di


Kecamatan Labakkang, Pangkep, Sulawesi Selatan
Peningkatan Ekonomi bagi yang selalu mengalami gagal panen. Penggunaan

Masyarakat Rentan melalui


pupuk kimia terus menerus meningkat, sedangkan
pendapatan petani menurun. ICCTF bekerja sama

Pertanian Berkelanjutan dengan Yayasan FIELD melakukan beberapa kegiatan


untuk meningkatkan produksi pangan berkelanjutan dan
ekonomi bagi masyarakat yang rentan. Sekolah Lapang
Mitra Pelaksana Tambak telah didirikan untuk menghentikan penggunaan
Yayasan FIELD pupuk kimia dan menggantinya dengan pupuk organik.
Sekolah Lapang Pertanian juga dikembangkan untuk
Lokasi meningkatkan produktivitas padi dan holtikultura.
Sulawesi Selatan Penanaman mangrove di area akuakultur juga telah
dilakukan. Selain itu, masyarakat juga berhasil
Mendukung SDGs menerapan pertanian padi dan holtikultura pekarangan
secara organik dengan membuat pupuk mandiri. Proyek
ini telah menghasilkan pendapatan tambahan bagi
masyarakat lokal dan mengurangi biaya produksi.

BEBERAPA DAMPAK PENTING DARI PROYEK INI

1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL

Pendapatan tambahan Menurunkan


Meningkatkan
Rp 1.000.000/bulan emisi GRK sebesar
kapasitas
dari polikultur organik
udang & ikan
43,85 masyarakat rentan
di darat dan pesisir
ton CO2eq/tahun

Peningkatan hasil Partisipasi komunitas


Penanaman Padi dari
panen padi dari di daerah pengelolaan
1x pertahun menjadi

2x setahun
5,3 ton/ha menjadi Pertanian lahan kering
8 ton/ha dan pesisir lokal

Penghematan
pengeluaran keluarga Penghasil Pupuk
untuk belanja sayur Organik untuk
Rp 150.000 tambak & Pertanian
/bulan/KK (75 KK) DAMPAK LAINNYA

10 hektar Scaling-up melalui dana


in-kind dari Dinas Kelautan
tambak organik telah dan Perikanan Kabupaten,
dikembangkan Dinas Pertanian Kabupaten,
dan masyarakat. Sertifikasi
organik holtikultura dari
Pembiayaan Kementerian
Kementerian/Lembaga yang berpotensi Pertanian. Bantuan alat
untuk mereplikasi/scalling up kegiatan Pertanian (combine harvester)
KemenBUMN, Kementan, KemenPUPR, dari Kementerian Pertanian.
Kemendesa, Kemendagri
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 15
16 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Proyeksi Iklim dan Strategi ICCTF bekerja sama dengan Fakultas


Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah
Adaptasi Penanaman Padi Mada yang mengembangkan inovasi

dengan metode System of


untuk meningkatkan hasil panen dan
mengatasi masalah keterbatasan air.

Rice Intensification (SRI) Proyek ini membantu pemerintah daerah


dan masyarakat untuk beradaptasi dalam
Mitra Pelaksana perubahan iklim dengan merumuskan
Fakultas Teknologi Pertanian - prediksi iklim untuk 30 tahun ke depan
Universitas Gadjah Mada dan memasukkan metode penanaman
SRI ke dalam dokumen perencanaan
Lokasi pembangunan daerah. Proyek ini juga
Kabupaten Kupang, NTT membantu petani dan masyarakat
(Nusa Tenggara Timur) setempat untuk menggunakan teknologi
dalam kegiatan pertanian untuk
Mendukung SDGs meningkatkan produktivitas.

BEBERAPA DAMPAK PENTING DARI PROYEK INI

1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL

Pendapatan tambahan Pengurangan emisi Peningkatan


masyarakat sebesar GRK & intensitas kapasitas petani
Rp 1.000.000 emisi GRK dengan dalam menerapkan
/KK/bulan mengurangi pemakaian teknologi intensifikasi
pupuk non-organik untuk pertanian

Peningkatan Mengurangi Membangun


produktivitas tanaman kebutuhan lahan kolaborasi & sinergi
dari 5,4 ton/ha menjadi pertanian antara kementerian,

12 ton/ha pemerintah daerah


dan universitas untuk
meningkatkan proyek
Keamanan makanan kabupaten secara
lebih baik keseluruhan di Nusa
Tenggara Timur

Penurunan
kebutuhan air

Kementerian/Lembaga yang berpotensi untuk mereplikasi/scalling up kegiatan


Kementan, Kemendesa, Kemenristekdikti, KemenPUPR
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 17
18 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Model Reforma Agraria untuk Proyek ini bertujuan melakukan reforma


agraria untuk peningkatan produktivitas
Peningkatan Produktivitas hutan dalam upaya percepatan pencapaian

Sumber Daya Hutan


kedaulatan pangan, pengentasan kemiskinan
serta pengurangan emisi GRK dan intensitas
emisi GRK. Dalam proyek ini, ICCTF bekerja
Mitra Pelaksana sama dengan Fakultas Kehutanan, Universitas
Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Gajah Mada (UGM) di Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus (KHDTK) Blora, Jawa Tengah
Lokasi dan Ngawi, Jawa Timur. Fakultas Kehutanan
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) UGM, mendorong masyarakat untuk
Pendidikan & Pelatihan Universitas Gadjah Mada mengadopsi Integrated Forestry and Farming
di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah dan System (IFFS) pada lahan demonstration plot
Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur seluas 500 ha di 8 LMDH. Masyarakat juga
diberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas
Mendukung SDGs dalam mengelola hutan dalam bentuk Sekolah
Lapang yang diikuti 224 orang anggota LMDH.

BEBERAPA DAMPAK PENTING DARI PROYEK INI

1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL

Kelompok LMDH
Hasil panen padi Potensi Penurunan
memiliki wawasan
lahan kering & jagung Emisi sebesar

89.456,25
mengenai IFFS
hibrida mencapai
sehingga mampu
produktivitas

7,5 ton/ha
ton CO2eq/tahun menyelaraskan antara
pada tahun ke-10 pemanfaatan hutan &
Pertanian yang lestari

Peningkatan ekonomi Menjaga daerah Dukungan akses


masyarakat sebesar tangkapan air Sungai dari PU dengan
Rp 7.500.000 Bengawan Solo memperbaiki jalan
/KK/bulan Blora - Ngawi

Dukungan konservasi
dari para pihak seperti
BPDAS Solo melakukan
penanaman di area
600 ha & alokasi Dana
Desa untuk penyiapan
pembibitan

Kementerian/Lembaga yang berpotensi untuk mereplikasi/scalling up kegiatan


KLHK, Kementan, Kemendesa
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 19
20 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Pemanfaatan Lahan Bekas Kegiatan penambangan di Belitung telah


menyebabkan degradasi yang signifikan
Tambang sebagai Taman bagi ekosistem pesisir dan bakau. Situasi

Wisata Mangrove dalam


ini telah memotivasi ICCTF dan TERANGI,
sebuah LSM lokal untuk bekerja sama dalam

Upaya Rehabilitasi Ekosistem melestarikan taman bakau sebagai upaya


untuk mengurangi degradasi ekosistem
dan Sekuestrasi Karbon – pesisir dan meningkatkan penyerapan karbon.

Belitung Mangrove Park (BMP)


Proyek ini berlokasi di Kabupaten Belitung.

Proyek ini telah menghasilkan dampak yang


Mitra Pelaksana signifikan bagi masyarakat lokal dalam
Yayasan Terumbu Karang Indonesia hal konservasi ekosistem mangrove serta
(TERANGI) manfaat ekonomi dari ekowisata mangrove.

Lokasi Keberhasilan proyek ini telah menarik


Desa Juru Seberang, Kecamatan Tanjung Pandan, perhatian kementerian, pemerintah daerah,
Kabupaten Belitung dan sektor swasta untuk berinvestasi dan
meningkatkan proyek.
Mendukung SDGs

BEBERAPA DAMPAK PENTING DARI PROYEK INI

1 EKONOMI
2 LINGKUNGAN
3 SOSIAL

Meningkatkan Potensi Penurunan Peningkatan kapasitas


pendapatan 25 Emisi sebesar masyarakat pesisir
keluarga dan PAD
Kabupaten Belitung 220.200 dalam mengelola
ekowisata
tCO2eq/tahun
Partisipasi masyarakat
Memperbaiki Memulihkan dalam mewujudkan
penghasilan untuk
masyarakat hingga 50 hektar kawasan konservasi
pesisir setempat (KKPD)
5 kali/bulan (dari ekosistem bakau
dan Taman Mangrove
Rp 3 juta/tahun di situs pasca-tambang
Belitung
meningkat menjadi
Rp 2 juta/bulan) Memulihkan
Terciptanya
dari Ecotourism (jalur
mangrove, pendidikan
150 hektar sarana ekowisata
dan pendidikan
ekosistem hutan pesisir
lingkungan dan tentang mangrove
bantuan bibit BPDAS
camping ground)

Kementerian/Lembaga yang berpotensi untuk mereplikasi/scalling up kegiatan


KLHK, KKP, KemenParekraf
7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas 21
22 7 Proyek Implementasi Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas

Sekretariat
PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Lippo Kuningan Building, Lantai 15
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-12
Jakarta 12940, Indonesia
communication@lcdi-indonesia.id
+62 (21) 8067 9314
lcdi-indonesia.id

lcdi.id @lcdi.id @LCDI_Indonesia Low Carbon Development Indonesia

Anda mungkin juga menyukai