Anda di halaman 1dari 12

JBEE : Journal Business Economics and Entrepreneurship

http://jurnal.shantibhuana.ac.id/jurnal/index.php/bee
JBEE Volume 2, No 1, 2020

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DALAM KONSEP


GREEN ECONOMY UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI
BERKUALITAS BERBASIS EKOLOGI

Aloysius Hari Kristianto


STIM Shanti Bhuana Bengkayang, Kaliamantan Barat, Indonesia
E-mail:Aloysius.hari@shantibhuana.ac.id
Received: 10 Februari 2020; Accepted: 11 Februari 2020; Published: 01 April 2020

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mendefinisikan konsep Green Economy dalam
mengimplementasikan ke arah pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau (green growth)
dan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan memperhatikan tiga aspek yaitu
aspek politik, aspek sosial dan aspek ekonomi dalam mengambil sebuah kebijakan.
Ulasannya berupa definisi, strategi kebijakan Green Economy, indikator pengukuran
Green Economy dan implementasi green economy negara Thailand dan Ethopia yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam mengimplementasikan green economy.
Sedangkan untuk negara Indonesia indikator green economy diukur dengan variabel
PDB hijau dengan menambahkan biaya kerusakan lingkungan yaitu tingkat deplesi dan
degradasi lingkungan.

Kata kunci: Green economy, Sustainable Development Goals, PDB hijau

1. PENDAHULUAN pembangunan ekonomi, dengan


Secara global, terjadinya krisis memastikan bahwa sumber daya alam
ekonomi dan keuangan berdampak dapat terus menyediakan dan
terhadap manusia dan lingkungan. berkontribusi pada kemakmuran negara.
Diharapkan, dalam mengukur suatu Fokus dari pertumbuhan hijau adalah
pertumbuhan yang bersifat dinamis percepatan investasi dan inovasi yang
diukur dengan menggunakan variabel akan mendukung pembangunan
biaya/beban lingkungan yang selalu berkelanjutan serta menyediakan
dicatat secara berkala dan sistematis, hal peluang ekonomi baru. Dorongan dalam
ini berguna untuk mengantisipasi adanya mencapai pertumbuhan ekonomi hijau
sebuah resesi ekonomi lingkungan. mengarahkan pada perekonomian yang
Dalam mengatasi masalah lingkungan berbasis teknologi dan pola konsumsi
perlu diidentifikasi terlebih dahulu untuk yang menciptakan lapangan kerja dan
membuat strategi baru yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi serta mengurangi
hal ini telah dibicarakan dalam dampak terhadap lingkungan ( Reilly,
pertemuan Dewan Menteri OECD 2012). Konsep dari Green Economy
(Organization Economic Coorporation (GE) diterima secara global karena
Development) - yang disebut Strategi perhitungan GE ini dapat mencegah
Pertumbuhan Hijau, dalam dokumen adanya degradasi lingkungan dan
OECD Polandia disebut sebagai Strategi perubahan iklim (Stern 2006). Konsep
Pengembangan Ekologis atau ini menjadi sebuah sistem ekonomi yang
Pertumbuhan Ekonomi Ekologis lebih efisien, ramah lingkungan dan
(OECD, 2014, 2011b, 2011c, 2011d). teknologi hemat sumber daya untuk
Menurut definisi yang dirumuskan oleh mengurangi emisi dan mengurangi
OECD (OECD, 2011a), pertumbuhan dampak perubahan iklim untuk jangka
hijau berarti mengambil tindakan yang panjang meskipun dalam jangka pendek
kondusif untuk pertumbuhan dan memerlukan biaya yang besar dalam
28 | Aloysius Hari Kristianto, Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Konsep Green Economy
Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Berbasis Ekologi

proses transisinya (Jänicke, 2012), yang dasar System of National Account (SNA),
dapat mengantisipasi serta mengukur melainkan didasarkan pada PDB Hijau
penipisan sumber daya dan degradasi atau PDRB Hijau (Green Gross
lingkungan yang serius. Konsep GE Regional Domestic Product atau Green
telah mendapatkan popularitas di tingkat GRDP) yang dihitung atas dasar konsep
regional, nasional dan internasional yang Sistem Penghitungan Terpadu antara
pada awalnya hanya sebagai respons Lingkungan dan Ekonomi (System of
terhadap krisis keuangan (Bina dan La Integrated Environmental and Economic
Camera, 2011), konsep ini dapat Account), (UNSD, 2012).
menjadi penggerak untuk pertumbuhan PBB merekomendasikan bahwa
dan pengembangan. setiap negara wajib mengembangkan
Konsep GE dijadikan sebagai sistem statistik pendapatan nasional
agenda kebijakan operasional dalam yang berwawasan lingkungan, oleh
mencapai kemajuan yang terukur dalam karena itu Badan Pusat Statistik (BPS)
ekonomi lingkungan (Schmalensee, Indonesia pada tahun 1995 - 1996 telah
2012), yang dijadikan sebagai pilar dari melakukan studi kasus mengenai
implementasi pembangunan penyusunan neraca ekonomi dan
berkelanjutan untuk proses transisi lingkungan yang memasukkan aspek
menuju ekonomi rendah karbon dan penyusutan sumber daya alam ke dalam
hijau. Saat ini, konsep dan kerangka sistem perhitungan pendapatan nasional.
kerja GE mempengaruhi kebijakan Peningkatan kegiatan perekonomian
diberbagai negara. Termasuk suatu negara berbanding lurus terhadap
diantaranya Inggris, Prancis dan Cina kerusakan lingkungan. Proses
dengan yang lebih besar fokus pada pembangunan dan industrialisasi
pertumbuhan hijau (Bailey dan Caprotti menyebabkan timbulnya sebuah
2014), dan juga beberapa negara di ekternalitas yang sangat terkait dengan
Afrika seperti Rwanda, Maroko, adanya polusi dan penyusutan sumber
Ethiopia, Senegal dan Afrika Selatan. daya alam yang akan berpengaruh
Semakin menipisnya sumber daya alam negatif terhadap pertumbuhan nasional
dan rusaknya lingkungan telah menjadi (Abdul-Rahim dan Noraida, 2015).
perhatian diberbagai negara yang telah Perhitungan PDB konvesional tidak
dibahas dalam pertemuan KTT BUMI di menggambarkan nilai pertumbuhan
Rio de Janeiro pada tahun 1991. ekonomi yang sebenarnya dengan tidak
Meningkatnya pendapatan nasional menyertakan akibat adanya kerusakan
hampir di semua negara telah lingkungan, maka terciptalah indikator
berdampak pada terkurasnya sumber baru yang menyertakan unsur kerusakan
daya alam dan rusaknya lingkungan. lingkungan yaitu PDB Hijau. PDB Hijau
Sebelumnya telah diperingatkan pula adalah indikator baru yang dipergunakan
oleh Kelompok asosiasi Roma bahwa untuk menghitung output dari
pertumbuhan ekonomi akan mengalami perekonomian nasional yang
hambatan (stagnasi) karena menipisnya mempertimbangkan dan menghitung
sumber daya alam, terutama bila pola faktor lingkungan dan sumber daya alam
konsumsi penduduk dunia tidak berubah (Dickson, 2011).
dari kecenderungan (tren) saat ini, Konsep Green Economy dengan
(Donella & Denis, 1972). Paradigma indikator PDB Hijau dapat memberikan
pembangunan berkelanjutan, harapan baru yang lebih baik pada
menghendaki adanya perubahan pada implementasi pembangunan
indikator pembangunan, tidak lagi berkelanjutan karena ada tujuan untuk
menggunakan Produk Domestik Bruto menginternalisasi aspek lingkungan ke
(PDB) dan PDRB yang dihitung atas dalam kegiatan ekonomi. Dalam UU no

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 2, No 1, 2020 | 29

32 tahun 2009 tentang perlindungan dan nasional sektor investasi yang didukung
pengelolaan lingkungan disebutkan dengan pengembangan kebijakan
bahwa PDB hijau merupakan salah satu internasional dan infrastruktur pasar.
instrumen ekonomi untuk mencegah Definisi dari beberapa sumber adalah
kerusakan lingkungan. Implementasinya sebagai berikut:
dapat diwujudkan berupa dana reboisasi, Tabel 1. Beberapa definsi Green Economy
reklamasi, revegetasi, peremajaan lahan Sumber Definisi
kritis, perbaikan tata air, dana UNEP’S workinf Sistem kegiatan
konservasi, dana CSR (Corporate Social definition 2010 ekonomi yang terkait
Responsibility), dana penelitian dan dengan proses
produksi, distribusi
pengembangan berbasis lingkungan, dll
dan konsumsi barang
dengan tujuan untuk tetap tersedianya dan jasa yang
sumber daya alam dalam jangka bertujuan
panjang. meningkatkan
kesejahteraan manusia
2. METODE PENELITIAN dalam jangka panjang,
Tinjauan ini bertujuan untuk dengan tidak
mendefinisikan konsep Green Economy mengorbankan
dalam mengimplementasikan ke arah generasi mendatang
pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau secara signifikan dari
risiko lingkungan atau
(Green Growth) dan Sustainable
kelangkaan ekologis
Development Goals (SDGs) . Ulasannya Green Economy Ekonomi tangguh
berupa definisi, strategi kebijakan Green Coalition 2010 yang memberikan
Economy, indikator pengukuran Green kualitas hidup yang
Economy dan implementasi green lebih baik untuk
economy negara Thailand dan Ethopia. semua manusia di
Asia dengan batas
3. HASIL DAN PEMBAHASAN ekologis planet ini.
Green Economy, Green Growth dan The UNEP-led Ekonomi yang
Sustainable Development ? Green Economy menghasilkan
Secara umum, green economy Initiative, 2011 peningkatan
International kesejahteraan manusia
memiliki beberapa definisi, yaitu
Chamber of dan keadilan sosial,
sebagai ekonomi yang berkelanjutan Commerce, 2012 dengan mengurangi
pada masyarakat dengan mengkonsumsi risiko lingkungan dan
semua sumber daya yang terbarukan kelangkaan ekologis
secara alami dan tanpa mengandung secara signifikan yang
emisi karbon. Pernyataan mendasar yang rendah karbon, hemat
terkandung didalamnya adalah rendah sumber daya, dan
karbon, efisien sumber daya dan inklusif inklusif secara sosial.
secara sosial. Dengan demikian hal yang Suatu sistem ekonomi
utama adalah green economy dapat di mana pertumbuhan
ekonomi dan tanggung
meningkatkan nilai modal alam / bumi,
jawab lingkungan
beberapa sektor dalam green economy bersinergis dengan
adalah teknologi besih, peningkatan saling menguatkan
infrastuktur air tawar, peningkatan dan mendukung
energi berkelanjutan, transportasi rendah kemajuan
karbon dengan desain hemat energi, perkembangan sosial.
teknologi bersih pengelolaan limbah, Diyar et al, 2014 Ekonomi adalah
sektor pertanian dan kehutanan tempat tumbuh dan
berkelanjutan, perubahan kebijakan meningkatnya
kesejahteraan dan

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
30 | Aloysius Hari Kristianto, Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Konsep Green Economy
Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Berbasis Ekologi

pekerjaan rakyat yang Namun, berdasarkan laporan


disebabkan karena UNEP menegaskan bahwa green
adanya investasi economy umumnya tidak menghambat
negara dan sosial pertumbuhan. Secara makro ekonmi
dengan diikuti
UNEP memodelkan beberapa proyek
pengurangan emisi
dan pencemaran
yang menjelaskan bahwa ekonomi hijau
lingkungan untuk akan, setelah beberapa tahun transisi,
merangsang menghasilkan lebih banyak
efektiftifitas pertumbuhan, mengurangi kemiskinan,
penggunaan energi dan menghasilkan lebih banyak
dan sumber daya serta pekerjaan daripada bisnis seperti biasa,
mencegah kerusakan ekonomi cokelat. Dalam green economy,
pada keanekaragaman pertumbuhan pendapatan dan jumlah
hayati dan ekosistem. tenaga kerja didorong oleh sektor
Konsep green economy telah investasi publik dan swasta dengan
mendapat perhatian internasional yang mengurangi tingkat emisi karbon serta
signifikan terutama setelah Konferensi meningkatkan efisiensi energi dan
PBB tentang Pembangunan mengurangi degradasi lingkungan dalam
Berkelanjutan 2012 (Rio + 20). Hal ini mencapai Sustainable Development
sejalan dengan keprihatinan yang terus Goals (SDGs).
menerus atas tantangan ekonomi dan Green economy dan green growth
lingkungan global di planet kita mulai perlu segera diimplementasikan karena
dari perubahan iklim, hilangnya kedua hal tersebut merupakan bagian
keanekaragaman hayati, degradasi lahan penting dari Sustainable Development
hingga meningkatnya kelangkaan Goals (SDGs). Ada 3 aspek yang perlu
sumber daya alam. Organisasi dipertimbangkan dalam mencapai green
internasional United Nations economy, economy growth dan SDGs
Environment Programme (UNEP) yaitu aspek politik, sosial dan ekonomi.
mendefinisikan green economy sebagai Pembahasan ini berfokus pada
sebuah sistem ekonomi yang bagaimana mendorong green economy
menghasilkan peningkatan kesejahteraan dan green growth dilihat dari aspek
manusia dan keadilan sosial, sementara politik, sosial dan ekonomi dengan
secara signifikan mengurangi risiko tujuan untuk mengurangi tingkat
lingkungan dan kelangkaan ekologis. kemiskinan dan degradasi lingkungan.
Secara sederhana konsep green economy Aspek politik: Aspek ini dapat
ialah rendah karbon, efisien sumber mendorong green economy dan green
daya dan inklusif secara sosial (UNEP, growth dalam membentuk strategi
2011). pertumbuhan hijau, PDB hijau, rencana
Beberapa pendapatan menyatakan pembangunan berkelanjutan nasional,
bahwa green economy merupakan dan kebijakan teknologi hijau nasional
sebuah transformasi ekonomi yang tidak untuk meningkatkan inovasi dalam
bisa dihindari antara keberlanjutan teknologi hijau. Para politisi mempunyai
lingkungan dan kemajuan teknologi; peranan penting dalam memberikan
konsep green economy merupakan kebijakan kepada para pengusaha untuk
sebuah konsep yang dianggap ekskulsif lebih memperhatikan produk yang
yang hanya bisa diterapkan di negara- ramah lingkungan dalam proses
negara maju dan kaya serta untuk negara produksi hingga penjualannya.
berkembang dapat menghambat Dukungan para politisi kepada para
pembangunan dan dapat meningkatkan pengusaha dengan membantu
jumlah kemiskinan. memberikan instrumen kebijakan seperti

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 2, No 1, 2020 | 31

pajak karbon dan tarif perdagangan peranan penting dalam pengembangan


karbon virtual dengan meminimalkan sustainable development (Pacheco et al.
biaya eksternalitas. 2010; Muñoz dan Dimov 2014). Pasar
Aspek sosial: Aspek sosial dalam teknologi hijau dan pasar produk hijau
green economy dan green growth dapat dapat didukung dengan product
dicapai jika setiap individu masyarkat branding yang ramah lingkungan karena
saling mendukung satu dengan yang dapat mempengaruhi permintaan
lain. Setiap individu masyarkat konsumen akan produk tersebut
memainkan peran penting dalam (Reczkova et al. 2013: 498). Tidak
memfokuskan perubahan menuju hanya produk tetapi juga proses
keberlanjutan, karena mereka dapat produksi harus ramah lingkungan agar
mempengaruhi proses produksi dan tujuan green economy dan green growth
produk serta kebijakan dan institusi dapat tercapai. Proses produksi hijau
melalui permintaan dan kesadaran dapat mempengaruhi penurunan tingkat
mereka akan ketahanan lingkungan. eksternalitas dari produk. Aspek politik,
Dalam hal ini setiap individu masyarakat sosial dan ekonomi saling terkait dan
berperan sebagai sustainable policy mereka saling mendukung. Misalnya,
maker yang dapat bertindak sebagai aspek politik dan ekonomi saling terkait
agent of change dalam mendorong green sebagai kebijakan instrumen dapat
economy dan green growth. Adanya memengaruhi keputusan perusahaan
agent of change ini dapat didukung untuk berinvestasi dalam lingkungan
dengan dengan pendidikan formal proses produksi yang ramah lingkungan.
atuapun informal dan dapat melaui
media massa (Sertyesilisik dan Implementasi Konsep Green Economy
Sertyesilisik 2015). di negara Thailand dan Ethopia
Aspek ekonomi: Dalam aspek ini Meskipun dunia internasional telah
green economy dan green growth dapat menyadari pentingnya mendesain dan
didorong melalui inovasi dalam mengimplemantasikan kebijakan green
teknologi hijau; entrepreneurship; dan economy, namun beberapa negara masih
green supply chain. Konsep ini dapat belum mengembangkannya dalam
dicapai melalui inovasi yang dapat strategi kebijakan nasional.
menghasilkan proses produksi dan Pengembangan startegi dalam mencapai
produk hijau. Inovasi dalam teknologi Sustainable Development Goals (SDGs)
hijau dapat ditingkatkan dengan telah dibahas dalam perjanjian
instrumen kebijakan (mis. hak paten internasional. Strategi ini bertujuan
Encaoua et al. 2006), perguruan tinggi untuk membangun sebuah sistem yang
sebagai institusi penghasil pengetahuan ramah lingkungan sekaligus untuk
yang bertindak sebagai mesin dari mengatasi krisis keuangan global yang
pertumbuhan ekonomi (Yusuf dan saat ini sedang berlangsung secara lebih
Nabeshima 2007; OECD 2007; Trencher efektif. Berikut adalah implementasi dan
et al. 2014:155), pelunya sinergisitas desain kebijakan green economy dari
antar perguruan tinggi dan para negara Thailand dan Ethiopia.
stakeholders dalam
mengimplementasikan konsep tersebut. Thailand
(Trencher et al. 2014: 154–155). Menurut laporan negara di
Kewirausahaan bisa menumbuhkan Thailand tahun 2013, empat strategi
teknologi keberlanjutan secara inovatif nasional disajikan untuk meningkatkan
(Ustaoglu dan Yildiz 2012: 142) dan status berpendapatan rendah menjadi
pasar teknologi bersih (Diyar et al. 2014: berpendapatan menengah. Masing-
696). Kewirausahaan dapat memainkan masing strategi ini memiliki tugas dan

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
32 | Aloysius Hari Kristianto, Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Konsep Green Economy
Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Berbasis Ekologi

target secara spesifik, dengan target Tabel 2 Status ringkasan startegi dan
pertama yang berfokus pada kebijakan Green Growth Thailand (The
pengembangan kapasitas untuk Nation, 2012; UNEP, 2012; ADBI, 2013;
meningkatkan daya saing jangka PRD, 2013)
Visi Merubah Thailand
panjang yang berkelanjutan. Strategi
sebagai negara yang
kedua ditujukan untuk mengurangi berpenghasilan rendah
tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi negara yang
berpenghasilan rendah dan berpenghasilan
berpenghasilan tinggi dengan menengah
memberikan lebih banyak peluang bagi Startegi Strategi Green Growth
masyarakat berdasarkan tingkat Nasional
kesetaraan ekonomi, sosial dan politik. Jangka waktu 2014-2018
Yang ketiga berkaitan dengan platform Obyek Strategi ⚫ Mempromosikan
pertumbuhan dalam green economy, lingkungan :
yang tujuannya adalah untuk pelayanan dan
mempromosikan kualitas hidup dan produksi hijau yang
ramah lingkungan
pertumbuhan ekonomi yang ramah
⚫ Mempromosikan
lingkungan. Strategi keempat bertujuan pengurangan
untuk menyeimbangkan tiga strategi dampak rumah kaca
lainnya dan ekonomi kecukupan (ADBI, dan mempersiapkan
2013; PRD, 2013). Pemerintah Thailand perubahan iklim
mengidentifikasi green economy, yang ⚫ Memperbaiki modal
terintegrasi dengan green growth, sumber daya alam
sebagai cara untuk menyelaraskan dan manajemen
masyarakat Thailand dan memulai lingkungan hidup
pemahaman konsep. Selain itu, hal ini ⚫ Mendorong dalam
budaya yang ramah
dipandang sebagai alat ekonomi yang
lingkungan
meningkatkan pembangunan hijau, Rencana ⚫ Mempromosikan
mempromosikan produksi dan konsumsi Pelaksanaan lingkungan : sistem
hijau dan juga meningkatkan organisasi pertanian hijau
serta mekanisme operasi negara. The ramah lingkungan
Natural Resources and Environment ⚫ Stimulate
Ministry (NREM) adalah otoritas utama lingkungan :
dalam penerapan akan kesadaran industri hijau ramah
lingkungan. Di bawah rencana strategis lingkungan
ini, pajak lingkungan dan karbon akan ⚫ Pengembangan
lingkungan :
digunakan sebagai mekanisme keuangan
transportasi hijau
utama dalam membuat pembangunan ramah lingkungan
negara berkelanjutan. Juga, skala PDB ⚫ Mempromosikan
hijau diharapkan akan ditarik oleh The lingkungan :
Industry Ministry (IM) untuk mengukur pariwisata hijau
keberlanjutan pembangunan negara. ramah lingkungan
⚫ Pengembangan kota
Tabel 1 dibawah menggambarkan kerangka hijau
kerja strategi green economy Thailand. Pilihan ⚫ Kategori kebijakan
Kebijakan kelembagaan -
Social Kementerian
Inclusive
Sumber Daya Alam
dan Lingkungan
Resource Green Green Sustainable
Efficient Economy Growth developme mengawasi strategi,
nt dengan
Low Carbon

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 2, No 1, 2020 | 33

Kementerian industri, sektor


Perindustrian sampah, sektor
menetapkan transportasi, sektor
langkah - langkah, pariwisata, dan
menegakkan sektor konstruksi
standar dan dan bangunan
mengatur rencana Hasil Keberhasilan dalam
pengembangan di pelebelan rendah
tingkat nasional dan karbon secara
regionals sukarela : Label
⚫ Kategori kebijakan pengurangan
dalam memberikan rendah karbon : 163
insentif - PPP produk yang dibuat
(Polluter Pays oleh 42 perusahaan
Principles); telah disertifikasi
pembayaran untuk sebagai
penggunaan jasa pengurangan emisi
ekosistem. dengan proses
⚫ Kategori kebijakan setidaknya 10
dalam internalisasi : persen. Jejak
penetapan pajak Karbon untuk
lingkungan dan Produk: 726 produk
karbon sebagai yang dibuat oleh
bagian dari 177 perusahaan
mekanisme telah menjalani
keuangan, penilaian siklus
sertifikasi industri hidup produk
hijau, dll lengkap dan
⚫ Kategori kebijakan menghitung jejak
mengenai informasi karbonnya. Cool
- CSR GREEN Mode Label: 18
NETWORK: kain yang
Proyek unggulan, diproduksi oleh 6
proyek EMS untuk produsen telah
UKM, Sistem diakui
Manajemen Energi, menggunakan
Kota Industri teknologi serat
Ramah Lingkungan inovatif yang sangat
menjadi Industri cocok untuk cuaca
Hijau. panas.
⚫ Kategori kebijakan
dalam investasi : ⚫ Kerjasama
Dana Uni Eropa di internasional
bawah SWITCH dengan Jerman
Asia : Program dalam Green
untuk pengadaan Economy (UNEP
publik yang 2012)
berkelanjutan
(konsumsi dan Ethiopia
produksi) dan Pemerintah Ethiopia telah
kebijakan
menganut konsep ekonomi hijau dalam
pengadaan hijau
lebih lanjut.
menangani penyediaan pangan yang
Sektor Sasaran Sektor pertanian dan tidak aman, peningkatan emisi GRK,
kehutanan, sektor produk domestik bruto per kapita yang
rendah dan tantangan lain yang terkait

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
34 | Aloysius Hari Kristianto, Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Konsep Green Economy
Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Berbasis Ekologi

dengan pertumbuhan ekonomi pemerintah telah memulai strategi


konvensional (EEPA, 2011; FDRE, ekonomi hijau yang tahan iklim, yang
2011; EPA, 2012). Visi Ethiopia, dirangkum dalam Tabel 2. Menjelajahi
berdasarkan platform Climate Ressilence hijau strategi dan kebijakan ekonomi.
Green Economy (CRGE), adalah untuk
mencapai status pendapatan menengah Tabel 3 Status ringkasan startegi dan
pada tahun 2025. CRGE dibagi menjadi kebijakan Green Growth Ethiopia (EEPA,
dua komponen; Green Economy 2011; FDRE, 2011; UEDP,2011; EPA,2012;
Strategy (GES) yang berfokus pada EEPA, 2015)
Visi Untuk mencapai status
mitigasi dan Strategi Ketahanan Iklim
pendapatan masyarakat
yang bertujuan untuk ketahanan pada menengah pada tahun 2025
sektor pertanian, kehutanan dan dalam Climate Resilient
penggunaan lahan (Bass et al., 2013). Green Economy (CRGE)
Menurut Dinas Perencana pertumbuhan Startegi Climate Resilient Green
dan transformasi nasional negara Nasional Economy (CRGE)
tersebut, tujuan yang ditargetkan adalah Jangka 2011-2015, 2015-2020 dan
untuk meningkatkan produktivitas waktu 2020-20120
pertanian, memperkuat basis industri Obyek Strategi CRGE membahas
dan mendorong pertumbuhan ekspor. Strategi adaptasi terhadap
Sasaran lain pada 2011 adalah menjadi perubahan iklim dan tujuan
"pelopor ekonomi hijau", yang mitigasi. Tujuan CRGE
meliputi:
memberikan kepercayaan pada model
⚫ Stimulasi lanjutan
pertumbuhan yang berkelanjutan untuk pembangunan
(EEPA, 2011; UNDP, 2011; EPA, 2012) dan pertumbuhan
namun demikian Bass et al. (2013) ekonomi
menyoroti bahwa kisah sukses Ethiopia ⚫ Memastikan
mencapai status menjadi salah satu pengurangan dan
negara pertama di Afrika yang penghindaran emisi di
mengembangkan strategi pertumbuhan masa depan, mis.
hijau. Transisi untuk
Saat ini, GES mengidentifikasi ekonomi hijau
⚫ Mempromosikan
dan memprioritaskan lebih dari 60
kebijakan yang
inisiatif, yang memungkinkan mengimplementasika
pengembangan tujuan yang membatasi n terhadap perubahan
emisi gas rumah kaca pada tahun 2030. iklim
Negara ini juga bertujuan menyediakan Rencana Rencana perubahan dan
lingkungan yang ramah dan Pelaksanaan pertumbuhan : Rencana ini
menguntungkan bagi investasi asing terdiri dari 4 pilar yaitu :
untuk mendukung pertumbuhannya ⚫ Pertanian :
(EEPA, 2011; UNDP, 2011; EPA, Meningkatkan praktik
2012). Menurut Bass et al. (2013), GES produksi (tanaman
dan ternak) untuk
telah menyaring lebih dari 150 teknologi
ketahanan pangan dan
pengurangan yang telah menghasilkan pendapatan petani
beberapa usulan proyek yang dapat yang lebih tinggi
bankable untuk menarik pendanaan dengan mengurangi
iklim internasional. Untuk melindungi emisi
Republik Demokratik Federal Ethiopia ⚫ Kehutanan :
dari dampak buruknya perubahan iklim Melindungi dan
yang disebabkan karena mengarahkan memulihkan hutan
ekonomi mereka ke jalur ekonomi hijau, demi kegiatan
ekonomi dan menjaga

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 2, No 1, 2020 | 35

ekosistem (dan juga yang berkelanjutan


sebagai cadangan ⚫ Aforestasi (pembentu
karbon) kan hutan atau
⚫ Sumber daya tegakkan pepohonan
energi:Memperkuat di area di mana
pemanfaatan sumber sebelumnya bukan
energi terbarukan merupakan hutan) dan
untuk menghasilkan reforestasi atau
listrik pasar domestik (reboisasi yang
dan regional merupakan
⚫ Transportasi, industri pembentukan kembali
dan bangunan : hutan yang pernah
Pemanfaat teknologi gundul, secara alami
modern dan hemat maupun buatan)
energi
Pilihan ⚫ Ktegori kebijakan PDB hijau sebagai indikator Green
Kebijakan kelembagaan : Economy di Indonesia
⚫ Kategori kebijakan Produk Domestik Bruto Hijau /
investasi :
PDB Hijau Produk Domestik Bruto
⚫ Kategori kebijakan
informasi : Hijau (PDB Hijau) merupakan sebuah
⚫ Kategori kebijakan indikator untuk mengukur tingkat nilai
internalisasi : alam selain barang dan jasa yang telah
Sektor Pertanian, Kehutanan, terukur dalam PDB konvensional ( tanpa
Sasaran PLN, Transportasi, Industri biaya dampak lingkungan). Tingkat
dan bangunan konsumsi saat ini berdampak terhadap
Hasil ⚫ Peningkatan program tingkat konsumsi di masa yang akan
cook stove secara datang yang biasanya tercermin dalam
nasional : tingkat pendapatan nasional atau Produk
kementerian sumber Domestik Bruto (PDB). Tingkat
daya air dan energi
konsumsi saat ini tidak memberikan
bekerja sama dengan
UNDP, yayasan kontribusi yang bermanfaat secara sosial
BARR, aliansi global jika mengarah pada penurunan konsumsi
dalam clean cook di masa mendatang. Oleh sebab itu
stove dan lainnya, indikator PDB Hijau menyesuaikan
untuk mendukung perhitungan dengan cara
distribusi 9 juta menginternalisasikan biaya deplesi
kompor masak di sumber daya alam, maka diperlukan
Etiopia pada tahun ahli biofisik yang memiliki kemampuan
2015 dalam melakukan penyesuaian tersebut.
⚫ CDM bale project
Dalam mengukur PDB Hijau
dengan mengurangi
emisi daerah biasanya mencakup 5 (lima) komponen
pegunungan, sampai biaya konsumsi sumber daya alam,
dengan tahun 2017 seperti : lahan pertanian, sumber daya
program mengurangi mineral, hutan, air dan sumberdaya ikan
emisi dilakukan dan 2 (dua) biaya depelesi lingkungan
dengan penekanan seperti tingkat polusi lingkungan dan
angka deforestasi tingkat degradasi lingkungan.
(pengurangan fungsi Munculnya PDB hijau ini sebagai
hutan), reboisasi dan perbaikan komponen terhadap
rehabilitasi fungsi
kurangnya perhitungan dari PDB
hutan dan praktik
manajemen hutan konvensional dengan menambah tingkat
deplesi dan degradasi lingkungan karena

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
36 | Aloysius Hari Kristianto, Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Konsep Green Economy
Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Berbasis Ekologi

diharapkan dengan perhitungan PDRB berkelanjutan. Hal Ini pertama kali


Hijau perekonomian tidak saja dikemukakan oleh Pearce et al. (1989)
menghasilkan barang dan jasa namun dan berlanjut melalui ‘Green New
juga mengitung biaya yang harus Supply dan progress in Rio + 20.
dikeluarkan dari timbulnya polusi dan Ini banyak digunakan dikerangka kerja
kerusakan lingkungan Hasil kebijakan nasional di berbagai negara
pengambilan sumber daya alam yang Inggris dan Sierra Leone. Namun, masih
bertujuan untuk kegiatan usaha hanya ada gap antara wacana dan
dapat memperlihatkan nilai positif implementasinya. Konsep ini lebih
dalam neraca produksi nasional, namun efektif diterapkan pada tiap negara untuk
tidak menunjukkan nilai penyusutan jangka panjang, termasuk definisi yang
cadangan sumber daya alam dan lebih luas untuk pengukuran
kerusakan lingkungan. Langkah pertumbuhan ekonomi daripada yang
perhitungan yang digunakan dalam saat ini dipergunakan (PDB
memperoleh PDB Hijau adalah sebagai konvesnional) dengan
berikut (Hasddin dan Fajar Sukma jaya, menginternalisasikan tingkat deplesi dan
2019): degradasi sumber daya. Tepatnya suatu
1. PDB Semi Hijau, mengurangkan pengukuran kegiatan ekonomi penting
nilai deplesi sumber daya alam untuk dilakukan dalam pengambilan
dari nilai PDB konvensional keputusan yang baik, termasuk
(PDB coklat). Nilai Deplesi mengukur komposisi dan pertumbuhan
dihasilkan dari mengkalikan ekonomi hijau. Kita perlu menghargai
volume pengambilan dari hubungan kunci antara aliran
berbagai jenis sumber daya alam pendapatan nasional dan stok kekayaan
dengan unit rent/price. suatu negara, termasuk modal alam dan
Perhitungannya adalah sebagai sosial (Nellis dan Parker 2004), dan
berikut : ekonomi hijau membutuhkan cara untuk
PDB semi hijau = (nilai mengukur transformasi ekonomi.
tambah pada PDRB) - Merekam dan melaporkan
(nilai deplesi sumber kegiatan ekonomi hijau adalah penting
daya alam) sehingga mereka dapat didorong dan,
2. PDB Hijau, dihitung dengan cara jika sesuai, disubsidi. Pengukuran
mengidentifikasikan lingkungan ekonomi hijau yang jelas antar negara
yang terdegradasi; kuantifikasi akan memaksa pemerintah dengan
fisik degradasi lingkungan; konsep green, untuk meringankan
evaluasi ekonomi terhadap konflik yang melekat ketika pemerintah
degradasi lingkungan berusaha untuk mencapai target SDG,
(Nurrochmat, et al, 2009) dan dan prioritas nasional mereka sendiri.
(Putra, 2013). Perhitungannya Mengembangkan pengukuran interaksi
adalah sebagai berikut : antara lingkungan dan ekonomi
PDB hijau = (nilai tambah merupakan hal yang vital. Beberapa
pada PDRB) - (nilai deplesi upaya telah dilakukan oleh organisasi
sumber daya alam) - internasional dalam mendukung aksi
(Degradasi lingkungan) ekonomi hijau dan sudah menggalami
perkembangan yang signifikan termasuk
4. KESIMPULAN diantaranya adalah negara Thailand dan
Green economy adalah konsep Ethiopia. Tantangan kedepan pastilah
penting yang dapat diterapkan dalam ada dan haruslah segera untuk
pemerintahan terkait pengambilan diterapkan konsep Green economy
keputusan untuk sebuah kebijakan yang dengan tetap menyesuaikan dengan

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
JBEE : Journal Business, Economics and Entrepreneurship JBEE Volume 2, No 1, 2020 | 37

keadaan masing-masing negara Ethiopia, Government of Ethiopia,


berdasarkan aspek sosial, politik dan Global Green Growth Institute
ekonomi. (GGGI).
Ellis, K. et al. (2009) Policies for low
5. REFERENSI carbon growth, Overseas
Abdelaal, M. R. M., & Sallam, I. (2019). Development Institute London.
Green Economy Themes: EPA (2012) National Report of
Pathway to Sustainable Urban Ethiopia, the United Nations
Development. The Academic Conference on Sustainable
Research Community Publication, Development (Rio+20).
3(2), 48. FDRE (2011) Ethiopia’s Climate-
https://doi.org/10.21625/archive.v Resilient Green Economy
3i2.501 strategy. Green economy strategy,
ADBI (2013) Thailand Country Federal Democratic Republic of
Report: Regional Workshop on Ethiopia.
Eco-Industry Cluster, Tokyo, Georgeson, L., Maslin, M., &
Japan, Asian Development Poessinouw, M. (2017). The
global green economy: a review
Bank Institute.
of concepts, definitions,
Bailey I and Caprotti F, 2014. the green
measurement methodologies and
economy: functional domain and
their interactions. Geo:
theritical direction of enquiry,
Geography and Environment,
environment and planning A 46
4(1).
1797-813
https://doi.org/10.1002/geo2.36
Bass, S. et al. (2013) Making growth
Hasddin, fajar sukma jaya. (2019). Nilai
green and Inclusive: The case of
Deplesi dan Degradasi Sumber
Ethiopia.
daya alam dalam perekonomian
Bina O and La Camera F 2011 Promise
kota kendari provisnis sulawesi
and shortcomings of a green turn
tenggara. Jurnal aksara public,
in recent policy responses to the
vol 3 no 4, edisi november 2019
‘double crisis’ Ecological
(16-29)
Economics 70 2308–16
Janicke M (2012) ‘‘Green growth’’:
Diyar S, Akparova A, Toktabayev A,
from a growing eco-industry to
Tyutunnikova M (2014) Green
economic sustainability. Energy
economy—innovation-based
Policy 48:13–21
development of kazakhstan.
Leal, W. (2017). Sustainable Economic
Procedia Soc Behav Sci 140:695–
Development. Green Economy
699
and Green Growth. In Sustainable
EEPA (2011) The path to sustainable
Economic Development: Green
development Ethiopia’s Climate-
Economy and Green Growth.
Resilient Green Economy
Lukas, E. N. (2015). Green Economy for
Strategy. The Federal Democratic
Sustainable Development and
Republic of Ethiopia.
Poverty Eradication.
EEPA (2015) Ethiopia’s Climate-
Mediterranean Journal of Social
Resilient Green Economy,
Sciences, 6(6), 434–443.
Climate Resilience Strategy:
https://doi.org/10.5901/mjss.2015.
Agriculture and Energy EEPA
v6n6s5p434
(2011). The Federal Democratic
Megwai, G., Njie, N. I., & Richards, T.
Republic of Ethiopia.
(2016). Exploring green economy
strategies and policies in

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829
38 | Aloysius Hari Kristianto, Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Konsep Green Economy
Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Berbasis Ekologi

developing countries. Putra, Windhu. 2013. Model


International Journal of Green Perhitungan Besaran PDRB
Economics, 10(3–4), 338–357. Hijau Sektor Kehutanan di
https://doi.org/10.1504/IJGE.2016 Kalimantan Barat melalui
.081905 Pendekatan Jasa Lingkungan.
Nellis J G and Parker D 2004 Principles Jurnal Eksos. Vol. 9, No. 1,
of macroeconomics Pearson, Februari 2013. Pontianak. Hal.
London. 49-68
Nurrochmat, Solihin I, Ekayani M, Reczkova L, Sulaiman J, Bahari Z
Hadianto A. 2009. Formulasi (2013) Some issues of consumer
Kebijakan Fiskal Hijau: preferences for eco-labeled fifish
Mengintegrasikan Nilai Ekonomi to promote sustainable marine
Jasa Lingkungan Hutan dalam capture fifisheries in peninsular
Neraca Pembangunan. Prosiding Malaysia. PSU-USM
Seminar Hasil Penelitian IPB international conference on
2009. Bogor. humanities and social sciences.
OECD (2007) Higher education and Procedia Soc Behav Sci 91:497–
regions: globally competitive, 504.
locally engaged. OECD Sertyesilisik B, Sertyesilisik E (2015)
Publishing, Paris. Sustainability leaders for
OECD (2009) Eco-innovation in sustainable cities. In: Opoku A,
industry: enabling green growth. Ahmed V (eds) Leadership and
http://www.oecd.org/sti/ind/ sustainability in the built
44424374.pdf environment. Spon Research,
OECD (2010) Delivering a new Routhledg
approach to innovation. The Nation (2012) Thai-German Ties:
http://www.oecd.org/site/ Thailand, Germany to speed up
innovationstrategy/deliveringane free trade agreement.
wapproachtoinnovation.htm Trencher G, Bai X, Evans J, McCormick
OECD (2011a) Fostering innovation for K, Yarime M (2014) University
green growth. partnerships for co-designing and
http://www.oecd.org/sti/inno/4866 co-producing urban sustainability.
3228.pdf Glob Environ Change 28:153–
OECD (2011b) Towards green growth. 165.
Organization for Economic
Cooperation and Development,
Paris
Parahyangan, U. K., Ekonomi, F.,
Sarjana, P., & Pembangunan, E.
(2017). Estimasi pdrb hijau jawa
barat 2011 - 2015. (211).
Pearce D W, Markandya A and Barbier
E B 1989 Blueprint for a green
economy Earthscan, London.
Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb)
Hijau Sektor Pertanian Di
Kabupaten Jayapura. (2010). Agro
Ekonomi, Vol. 17.
https://doi.org/10.22146/jae.1790
7

Copyright © 2020 STIM Shanti Bhuana Bengkayang | e-ISSN 2656-9469, P-ISSN 2684-6829

Anda mungkin juga menyukai