Anda di halaman 1dari 20

P E M B A N G U N A N B E RK E L A N J U TA N

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dalam mengejar pertumbuhan ekonomi seringkali


menimbulkan dampak yang tidak terduga terhadap
lingkungan. Dampak tersebut berupa pencemaran dan
kemerosotan kualitas sumber daya alam serta kesenjangan
sosial. Oleh karena itu, muncul paradigma baru ini
berkembang gagasan tentang sustainable development
atau pembangunan berkelanjutan. Menurut komisi
Brundtland, sustainable development adalah "pembangunan
yang mencukupi kebutuhan generasi sekarang tanpa
berkompromi (mengurangi) kemampuan generasi yang
akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka".

Sehubungan dengan konsep tersebut pembangunan di


Indonesia belum dikatakan sustainable, karena
pembangunan ternyata mempunyai sisi ganda, yaitu sisi
positif dan negatif. . Dalam mengatasi sisi negatif tersebut,
diperlukan adanya proses integrasi antara pembangunan
ekonomi dan lingkungan dalam kebijakan pembangunan
lebih lanjut. Proses integrasi ini dikenal dengan konsep
pembangunan berwawasan lingkungan. Menurut KLH
(1990) pembangunan (yang pada dasarnya lebih
berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya
berdasarkan tiga konsep yaitu : (1) Tidak ada pemborosan
penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural
resources; (2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan
lainnya; (3) Kegiatannya harus dapat meningkatkan
useable resources ataupun replaceable resource.

Sutamihardja (2004), menyatakan sasaran pembangunan


berkelanjutan mencakup pada upaya untuk mewujudkan
terjadinya:
Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi
(intergeneration equity) yang berarti bahwa pemanfaatan
sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu
memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem
atau sistem lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam
yang replaceable dan menekankan serendah mungkin eksploitasi
sumber daya alam yang unreplaceable.
Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan
terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas
kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.
Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar
generasi sesuai dengan habitatnya.

Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata


untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi
kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam
yang berkelanjutan antar generasi.
Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat)
yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang
mendatang (inter temporal).
Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang
mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun
lestari antar generasi.

P E R H AT I A N M A S A L A H
L I N G KU N G A N D I I N D O N E S I A
Perkembangan terakhir tentang perhatian lingkungan di
Indonesia adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
16/MENLH/4/1996 yang mengatur tentang program Langit
Bersih. Program ini mewajibkan kalangan industri yang
menandatangani surat kesediaan untuk memasang alat
penurun kadar poluitan gas buangan pabrik. Adapun jenis
industri yang ditekankan untuk menandatangani program ini
terdiri dari empat jenis industri, yaitu industri baja, semen,
pulp-kertas dan industri bahan bakar. Penentuan jenis
industri ini didasarkan pada aset dan kualitas gas buangan
yang mereka keluarkan (Republika online, 1996).

FA K T O R P E N E N T U P E L A K S A N A A N
P E M B A N G U N A N B E R K E L A N J U TA N
A. Peran Pemerintah
1. Peran politik pemerintah

Kemauan politik pemerintah dianggap sebagai faktor utama


yang bisa menjawab apakah konsep pembangunan berwawasan
lingkungan itu hanya merupakan cita-cita ideal atau terwujud
dalam kenyataan. Di Australia, misalnya Green Party (partai hijau
lingkungan) adalah partai yang menyuarakan pentingnya
pembangunan berwawasan lingkungan. Walaupun partai ini
kecil, namun bisa menarik perhatian masyarakat karena mampu
mempengaruhi opini masyarakat untuk kasus-kasus lingkungan.
Oleh karena itu, kemauan politik pemerintah memegang peranan
penting dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan
lingkungan.

2. Peran institusi pemerintah


Kemauan politik harus ditindaklanjuti dengan
kebijakan mengembangkan institusi yang menangani
isu lingkungan. Di Indonesia institusi yang dibentuk
untuk menangani isu lingkungan tersebut adalah
Bapedal serta lembaga-lembaga terkait lainnya. Dalam
menjalankan perannya, institusi-institusi tersebut
masih banyak menghadapi masalah, baik yang
berkenaan dengan kelembagaan maupun masalah
pendanaan. Menurut Andrews (1994), Bapedal
mempunyai dua kekurangan penting, yaitu :

a. Tidak ada unit yang melaksanakan pelatihan lingkungan yang


bersifat umum/general pada seluruh seksi badan tersebut.
Pelatihan hanya terbatas disediakan dalam bidang AMDAL.
b. Struktur organisasinya tidak mencakup seksi hukum untuk
menyiapkan peraturan (legislasi) dan standar serta untuk
melakukan monitoring terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
terjadi.
Di samping itu, ada beberapa faktor lain yang berpengaruh
terhadap efektivitas badan lingkungan, antara lain (Yakin,
1997):
Faktor pendanaan
Faktor birokrasi
Kedekatan dengan pemerintah
Ketersediaan staf
Wewenang

B. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat


LSM yang bergerak di bidang lingkungan setidaknya
mempunyai dua peranan penting dalam pelaksanaan
program pembangunan berwawasan lingkungan:
Pertama, berperan untuk mendidik masyarakat akan
pentingnya lingkungan dan peduli terhadap lingkungan.
Kedua, berperan sebagai control terhadap kebijakankebijakan pemerintah yang sekiranya dapat merusak
lingkungan.
Peran kontrol ini bisa dilakukan karena lembagaini
merupakan lembaga non-government. Jadi semakin banyak
LSM tidak hanya mendorong partisipasi masyarakat untuk
peduli lingkungan tapi juga mendorong pemerintah untuk
lebih memperhatikan masalah lingkungan.

C. Peran Produsen
Produksi atau industrialisasi memberikan kontribusi yang
sangat besar terhadap kerusakan lingkungan yang berasal
dari limbah atau bahan sisa yang tidak terpakai dlaam
proses industri. Limbah ini akan memberikan biaya sosial
yang harus ditanggung dan sering tidak dimasukkan dalam
biaya produksi, padahal biayanya tidak sedikit, sehingga
agak sulit untuk menumbuhkan kesadaran pihak perusahaan
untuk melaksanakan upaya pengendalian lingkungan.
Sebenarnya rusaknya lingkungan akibat aktivitas produksi
ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan usaha dalam
jangka panjang.

D. Peran Masyarakat
Partisipasi dan peran masyarakat terhadap masalah
lingkungan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kesadaran akan hidup yang bersih, sehat dan
sejatera, pembuangan sampah dan sanitasi yang baik bisa
menekan masalah lingkungan
Preferensi konsumsi yang memberikan insentif bagi
pengembangan produk yang bernuansa lingkungan atau
produkyang ramah terhadap lingkungan (green
consumerism).Langkah ini misalnya dengan mengkonsumsi
barang-barang yang berdimensi lingkungan dan menghindari
barang-barang yang merusak lingkungan
Adanya kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap masalah
lingkungan akan meningkatkan peran masyarakat dalam
mempengaruhi kebijakan pemerintah (lingkungan sebagai isu
politik yang menentukan) sehingga integrasi lingkungan dalam
kebijakan pembangunan dapat dilaksanakan secara seksama

E. Peran Pendidikan
Partisipasi masyarakat merupakan faktor utama yang
mendorong percepatan program pembangunan
berkelanjutan. Partisipasi ini mulai tumbuh apabila
masyarakat sudah merasakan pentingnya lingkungan
sebagai suatu yang berharga. Untuk menumbuhkan
partisipasi diperlukan upaya yang terarah dan
berkesinambungan. Salah satunya dengan meningkatkan
pengetahuan pentingnya lingkungan dan dampak
kerusakan lingkungan terhadap kehidupan manusia dan
alam.

Sampai saat ini dengan melakukan berbagai kerjasama


dalam kemitraan dengan berbagai kelembagaan yang
mempunyai kesamaan cita-cita dan tujuan, institute telah
menyelenggarakan berbagai kegiatan yaitu:
Pendidikan dan latihan
Studi kebijaksanaan pengelolaan lingkungan untuk
pembangunan
Penelitian pembangunan dan lingkungan
Menyelenggarakan seminar, symposium, dan lokakarya
Konsultasi di bidang pembangunan dan lingkungan
Pengabdian masyarakat
Komunikasi penerbitan serta penyebarluasan pemikiran
untuk menunjang pambangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan

P R I N S I P- P R I N S I P
PEMBANGUNAN
B E R K E L A N J U TA N
Menurut Heal, (Fauzi,2004). Konsep keberlanjutan ini
paling tidak mengandung dua dimensi :
Pertama adalah dimensi waktu karena keberlanjutan tidak
lain menyangkut apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang .
Kedua adalah dimensi interaksi antara sistem ekonomi dan
sistem sumber daya alam dan lingkungan.

Para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi


pengertian yang telah disepakati oleh komisi Brundtland
yang menyatakan bahwa Pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi
saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ada dua hal yang
secara implisit menjadi perhatian dalam konsep brunland
tersebut. Pertama, menyangkut pentingnya memperhatikan
kendala sumber daya alam dan lingkungan terhadap pola
pembangunan dan konsumsi. Kedua, menyangkut perhatian
pada kesejahteraan (well-being)generasi mendatang.

Hall (1998) menyatakan bahwa asumsi keberlajutan


paling tidak terletak pada tiga aksioma dasar;
Perlakuan masa kini dan masa mendatang yang
menempatkan nilai positif dalam jangka panjang;
Menyadari bahwa aset lingkungan memberikan
kontribusi terhadap economic wellbeing;
Mengetahui kendala akibat implikasi yang timbul pada
aset lingkungan.

Menurut Haris (2000) melihat bahwa konsep keberlajutan dapat


diperinci menjadi tiga aspek pemahaman:
Keberlajutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang
mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk
memelihara keberlajutan pemerintahan dan menghindari
terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak
produksi pertanian dan industri.
Keberlajutan lingkungan: Sistem keberlanjutan secara
lingkungan harus mampu memelihara sumber daya yang stabil,
menghindari eksploitasi sumber daya alam dan fungsi penyerapan
lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan
keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem
lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.
Keberlajutan sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai
sistem yang mampu mencapai kesetaraan, penyediaan layanan
sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas
politik

S T R AT E G I P E M B A N G U N A N
B E R K E L A N J U TA N
A. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan
Keadilan Sosial
B. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
C. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan
Integratif
D. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka
Panjang

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai