NIM : E021211002
Jurusan : Ilmu Komunikasi | FISIP
Matkul / Prodi : CSR
Sem. / T.A : 5 ( lima ) / 2023/2024
RISENSI 4
Tugas Individu
Konsep Triple Bottom Line digagas oleh John Elkington dalam bukunya Cannibal with
Forks yang diterbitkan tahun 1994. Penulis asal Inggris ini melontarkan kritik tajam mengenai
pembangunan dan industrialisasi yang mengeliminasi lingkungan hidup secara eksplisit dan
hanya berorientasi pada keuntungan semata. Pernyataan kontroversialnya menuai kritik
kalangan pengusaha dan akademisi.
Meskipun demikian, konsep Triple Bottom Line dianggap sebagai terobosan baru yang
menggugah ruang akademis maupun praktis (bisnis). Konsep ini menyumbang kajian lebih
dalam mengenai development studies dan economic development, serta analisis TBL dilakukan
lebih mendalam.
Konsep Triple Bottom Line yang menjadi tonggak lahirnya CSR ini pada tiga landasan
fundamental, yaitu economic prosperity, environmental quality, dan social justice. Tiga hal ini
menginspirasi adanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang diterapkan
perusahaan.
Substansi utama dari TBL ada tiga, yaitu profit, people, dan planet (3P). Berikut penjelasannya.
1. Profit
Pertama, yaitu profit atau keuntungan yang tetap menjadi orientasi objektif perusahaan. Dalam
konsep ini, adanya Triple Bottom Line tidak mereduksi profit perusahaan tetapi menekankan
pada keuntungan yang maksimal dan tetap memperhatikan berbagai aspek. Diantaranya aspek
efisiensi biaya, reformasi birokrasi, hingga pembenahan dari segi manajemen internal.
2. People
People atau masyarakat menjadi salah satu stakeholder penting dalam perusahaan. Merujuk
pada konsep TBL, maka perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat utamanya
yang berada di sekitar lokasi produksi.
Tindakan nyata bisa dilakukan melalui berbagai cara. Misalnya, perusahaan harus peduli
kepada masyarakat dengan memberikan berbagai program akomodatif dengan tujuan
meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
3. Planet
Planet menjadi komponen yang tak kalah penting, sebab merujukpada aspek lingkungan hidup.
Berbagai dampal lingkungan yang timbul akibat proses industrialisasi perusahaan harus
menjadi perhatian demi mencapai pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Sebagai contoh, perusahaan dapat terlibat dalam kegiatan deforestasi, menghitung emisi jejak
karbon, mengadakan program daur ulang, menggunakan teknologi terbaru ramah lingkungan,
dan sebagainya,
Apabila Triple Bottom Line yang menjadi cikal bakal CSR ini berjalan dengan baik, maka
perusahaan akan terasa manfaat bisnis berkelanjutan, baik bagi perusahaan maupun
kelangsungan hidup manusia. Demikian penjelasan mengenai TBL, semoga bermanfaat untuk
Anda.
The World Commission on Environment and Development (WCED), juga dikenal sebagai
Komisi Brundtland, menggagas konsep pembangunan berkelanjutan pada tahun 1987 melalui
laporan "Our Common Future". Konsep ini menekankan pentingnya memadukan tiga
komponen penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Berikut adalah uraian singkat
tentang ketiga komponen tersebut:
1. Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth):
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu komponen penting dari pembangunan berkelanjutan.
Ini mencakup peningkatan produksi barang dan jasa yang menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan, dan memperbaiki standar hidup masyarakat. Namun, dalam konteks
pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi harus berkelanjutan, artinya pertumbuhan
tersebut tidak boleh merusak sumber daya alam atau lingkungan. Dalam pembangunan
berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi harus dipadukan dengan efisiensi penggunaan sumber
daya dan tanggung jawab lingkungan.
Keadilan sosial adalah komponen lain dari pembangunan berkelanjutan. Ini menekankan
pentingnya distribusi yang adil dari manfaat pembangunan kepada seluruh masyarakat,
termasuk yang kurang beruntung. Prinsipnya adalah bahwa pembangunan yang hanya
menguntungkan sebagian kecil masyarakat, sementara sebagian besar masyarakat tetap miskin
atau terpinggirkan, tidak dapat dianggap sebagai pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu,
pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan isu-isu seperti akses pendidikan, perawatan
kesehatan, pekerjaan yang layak, kesetaraan gender, dan perlindungan hak asasi manusia.
3. Konsep Elkington tentang CSR ke dalam tiga fokus atau 3P yaitu singkatan dari
profit, planet dan people.
Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus yang senagaja ia singkat menjadi 3P yaitu
singkatan dari profit, planet dan people.
Profit ( Keuntungan )
Profit atau keuntungan merupakan tujuan dasar dalam setiap kegiatan usaha. Kegiatan
perusahaan untuk mendapatkan profit setinggi-tingginya dengan cara meningkatkan
produktivitas dan melakukan efisiensi biaya.
Peningkatan produktivitas dilakukan dengan cara membenahi manajemen kerja mulai dari
penyederhanaan proses, menurunkan kegiatan yang tidak efisien, menekan waktu proses
produksi, dan membangun hubungan jangka panjang dengan para stakeholder itu sendiri.
Efisiensi biaya dapat dilakukan dengan cara menghemat pemakaian material dan mengurangi
biaya serendah mungkin (Wibisono, 2007).
People atau masyarakat merupakan stakeholders yang bernilai bagi perusahaan, karena
sokongan masyarakat sangat dibutuhkan bagi keberadaan, kontinuitas hidup dan kemajuan
perusahaan. Perusahaan perlu bertanggung jawab untuk memberikan manfaat dan berdampak
kepada masyarakat.
Planet (Lingkungan)
Planet (lingkungan) merupakan sesuatu yang terikat dan tidak bisa lepas dari seluruh aspek
dalam kehidupan manusia. Profit atau keuntungan yang merupakan hal yang utama dari dunia
bisnis membuat perusahaan sebagai pelaku industri hanya mementingkan keuntungan tanpa
melakukan usaha apapun untuk melestarikan lingkungan.
Hal tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan terjadi di berbagai tempat yang disebabkan
oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab seperti polusi, pencemaran air, hingga
perubahan iklim.
4. Berikan contoh program CSR yang konsisten pada Konsep 3 P tersebut.
Berikut perusahaan yang telah menerapkan konsep Triple Bottom Line dalam program
CSR yang telah dijalankan, antara lain:
1. PT Pertamina
PT Pertamina adalah salah satu perusahaan BUMN terbesar di Indonesia yang bergerak di
bidang energi, petrokimia, dan sumber daya alam lainnya. Perusahaan ini memiliki visi
“towards a better life”, dengan tujuan program ini tidak hanya membangun relasi bisnis saja,
tetapi meningkatkan pembangunan manusia secara nasional.
2. PT Unilever
Dalam meningkatkan taraf hidup petani kecil, sudah mencakup keuntungan bagi
perusahaan ini, karena petani kecil dapat memproduksi kedelai hitam dengan baik sebagai
bahan baku untuk membuat kecap. YUI memperhatikan pengelolaan sampah di Indonesia yang
belum terkelola dengan baik.
3. PT Antam Tbk
Dalam menjalankan program CSR nya perusahaan ini memiliki eksistensi, citra, dan
kredibilitas yang baik sehingga perusahaan ini dapat beroperasi hingga saat ini (Rembulan dkk
2021).
PT Antam berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar yang terdampak dengan
cara melatih kemandirian masyarakat. Selain itu perusahaan ini berfokus pada kualitas
kesehatan, pendidikan (pemberian beasiswa), dan sosial budaya (bantuan sosial, program
kemitraan) yang dilakukan di dalam program pengembangan masyarakat.
TERIMA KASIH