Berikut teori tentang CSR yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Menurut Carroll dalam (Unang,2011) CSR,adalahbentuk kepedulian perusahan
terhadap masyarakat sekitar, meliputi beberapa aspek yaitu aspek ekonomi, hukum,
etika serta kontribusi pada isu social. Dari konsep Carroll dalam (Unang,1979)
menunjukan bahwa setiap perusahaan dalam bentuk kegiatannya CSR,harus melihat
beberapa aspek karena dari beberapa aspek yang dikemukakan oleh carroll itu bersifat
memberikan kontribusi dalam kepedulian dan pengembagan terhadap beberapa aspek
yang telah dijelaskan oleh Carroll.
Selain itu (Bowem, 1953) menjelaskan CSR adalah sebagai kewajiban pengusaha
untuk merumuskan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti garis tindakan, yang
diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai masyarakat. CSR, menurut World Business
Council For Sustainable Development (WBCSD) merupakan suatu komitmen berkelanjutan
dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi pada komonitas setempat ataupun masyarakat luas,
bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh
keluarganya.Diakses dari jurnal kementrian lingkungan hidup.
Menurut Hartman dalam (Widenta,2011)CSR,merupakan tanggung jawab yang dimiliki
perusahaan terhadap komunitas yang berkaitan dengan operasional bisnis sehingga
perusahaan harus mengidentifikasikan kelompok-kelompok stakeholder dan
menggabungkan kebutuhan serta kepentingan mereka dalam proses pembuatan
keputusan operasional dan startegis.Menurut Hartman dalam (Widenta,2011) secara
umum CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi dengan para
pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.
Serta bagaimna memberikan pengaruh terhadap dibidang ekonomi, social dan
lingkungan. Menurut Hartman dalam (Widenta,2011)melihat dari beberapa aspek
tersebut dalam bidang ekonomi, CSR diharapkan dapat meningkatkan atau
mempengaruhi suatu bentuk perekonomian, dalam aspek hukum perusahaan dituntut
untuk mengikuti setiap peraturan yang berlaku yang menyangkut tentangCSR,dalam
artian bahwa setiap perusahaan baik skala local maupun perusahaan asing harus
melaukan tanggung jawab social perusahaan sesuai dengan peraturan ketentuan
hukum yang berlaku, jika dilihat dari segi etika serta kontribusi pada isu
socialperusahaan harus, berperan penting dalam menjaga etika dalam kegiatan
perusahaan tersebut seperti dalammemperhatikan dampak yang dihasilakan, serta
menjaga keadaan lingkungan.
Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an setelah John Elkington
mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic
growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas juga The World
Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987).
Ditegaskan Elkington bahwa CSR dikemas dalam tiga focus yang disingkat 3P,
singkatan dari profit, planet dan people. Penjabarannya, perusahaan yang baik tidak
hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat
(people).
Gambar Triple Bottom Line
Dari gambar di atas, dapat dipahami bila profit merupakan orientasi yang harus dikejar oleh
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi agar usaha mereka dapat terus
beroperasi dan berkembang. Kemudian, people diartikan perusahaan harus memiliki kepdulian
terhadap kesejahteraan manusia disekitar mereka beroperasi. Beragam model telah dijalankan
pihak perusahaan dalam memberikan dana CSR, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar
sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi
lokal dan sebagainya. Sedangkan planet, dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian pihak
perusahaan kepada lingkungan hidup.
https://www.hestanto.web.id/konsep-csr/
TEORI DAN KONSEP CSR
Teori dan konsep dampak sosial perusahaan dimulai dengan
pandangan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Konsep CSR pada tahun
1970 dikemukakan oleh Bowen “The Father of Corporate Social
Responsibility” yang menjelaskan bahwa perusahaan sebagai pelaku bisnis
menjalankan kewajiban mereka, mengambil keputusan tersebut atau
mengikuti garis tindakan yang akan dilakukan berdasarkan nilai dan tujuan
masyarakat. Terdapat dua prinsip dasar tanggung jawab perusahaan
terhadap dampak sosial yang ditimbulkan yaitu.
Prinsip Derma; prinsip yang mengharuskan pelaku usaha dalam hal ini adalah
perusahaan untuk dapat memberikan bantuan secara sukarela kepada orang
atau kelompok masyarakat. Pada prinsip ini aktifitas yang dilakukan yaitu
aktifitas filantropi perusahaan sebagai tindakan untuk
mempromosikan/mengkampanyekan kebaikan sosial. Contoh kegiatan
tersebut yaitu kemitraan sosial dengan kelompok masyarakat yang sedang
membutuhkan bantuan.
Prinsip Perwalian; prinsip yang bertindak dimana pelaku usaha menjadi wali
publik untuk dapat mempertimbangkan kepentingan orang banyak jika
kebijakan perusahaan telah diputuskan. Jenis aktifitas dari prinsip ini
berhubungan dengan kegiatan untuk mengakui interdepensi hubungan bisnis
terhadap masyarakat. Menyeimbangkan kepentingan antara bisnis dan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Contoh dari prinsip
perwalian yaitu membantu dalam pemenuhan persyaratan hukum,
pendekatan stekholder perencanaan strategi perusahaan.
John Elkington dalam buku yang berjudul Cannibal With
Foks mengungkapkan bahwa sinergi pada tiga elemen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan adalah people, propsperity, dan planet. Ketiga
elemen ini akan menciptakan kesinambungan keuntungan, lingkungan, dan
masyarakat dalam proses kegiatan bisnis. Berikut adalah rincian dari ketiga
elemen tersebut;
Planet adalah dampak yang terjadi dari segala aktifitas yang ditimbulkan oleh
perusahaan, baik aktifitas secara langsung mapun secara tidak langsung.
Perusahaan wajib dan harus menjaga kelestarian dan keberlangsungan
lingkungan yang ada. Kelestarian lingkungan tersebut berhubungan dengan
unsur kehidupan di bumi yang meliputi unsur hidup seperti manusia,
tumbuhan, dan hewan, serta unsur tak hidup seperti batu-batuan, mineral,
tanah, air dan unsur lainnya.
https://smesta.kemenkopukm.go.id/konsep-csr-corporate-social-responsibility-untuk-kemajuan-
perusahaan/