Anda di halaman 1dari 11

I.

Pengantar

Kebijakan desentralisasi sejak diberlakukannya


Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 telah memberikan dampak positif maupun negatif terhadap aspek politik, ekonomi,
maupun sosial. Terdapat beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah namun tidak sepenuhnya dilatarbelakangi
oleh kajian terhadap kebutuhan masyarakat maupun unsur pemangku kepentingan (stakeholder) lain, yang pada akhirnya tidak
memberikan dampak manfaat secara langsung. Salah satu fenomena yang terjadi saat ini adalah maraknya pembuatan Peraturan
Daerah (Perda) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang lebih dikenal dengan istilah Perda CSR. Beberapa Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten, seperti Kabupaten Tangerang, Kota Serang sudah mensahkan Perda CSR. Sedangkan Kabupaten Serang dan
Kota Cilegon sedang merangpungkan draft Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) CSR.
Munculnya Peraturan Daerah (Perda) CSR merupakan bagian dari fenomena implementasi otonomi daerah, namun
yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting diterbitkannya Perda CSR, karena berdasarkan pemberitaan yang ada, wacana
yang muncul tidak lepas dari upaya menghimpun dana CSR (Raperda CSR di Rancang, Radar Banten 01/02/2010), bukan pada
bagaimana pemerintah mengontrol penerapan CSR perusahaan agar mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat,
berjalan berkelanjutan, dan sesuai konsep pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Substansi CSR sendiri bukan
pada aspek penghimpunan dana dan pembangunan infrastruktur semata, tapi bagaimana perusahaan mampu mengintegrasikan
perhatian terhadap aspek sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan (Europe Commission, 2004).
Disisi lain, belum ada peraturan yang bisa dijadikan sebagai payung hukum Perda CSR, karena Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 Tahun 2007 sampai dengan saat ini belum selesai dibahas di DPR. Jikapun Perda mengacu pada Peraturan Menteri
BUMN tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Undang-undang Perseroan Terbatas (PT), Undang-
Undang Penanaman Modal, atau Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi. Keempat peraturan tersebut bersifat wajib pada domain
perusahaan yang berbeda, mulai dari statuta, jenis usaha, cakupan dan lokasi perusahaan.
Pada aspek lain, belum optimalnya perusahaan dalam menjalankan aktivitas CSR menjadi salah satu alasan pemerintah
menerbitkan Perda. Terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan sebagai ukuran sejauhmana keseriusan perusahaan
menjalankan aktivitas CSR. Diantaranya, Pertama, tidak semua perusahaan memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
mengenai CSR. Kedua, tidak semua perusahaan memiliki departemen atau divisi khusus yang menangani CSR, karena selama ini
aktivitas CSR masih dirangkap oleh divisi Hubungan Masyarakat (Humas) atau Human Resources
Development (HRD). Ketiga, perusahaan tidak fokus menyiapkan Sumber daya Manusia (SDM) yang memiliki kapasitas
dalam mengelola CSR(Rahmatullah, 2011). Ketiga aspek tersebut pada akhirny hanya melahirkan kegiatan CSR yang
bentuknya karitatif atau sumbangan semata yang jauh dari konteks tanggungjawab berkelanjutan (sustainable responsibility),
padahal dalam tatanan global, pelan atau pasti perusahaan yang produknya terkait ekspor dan impor direkomendasikan mengikuti
panduan ISO 26000 tentang Social Responsibility yang penerapannya dimulai pada tahun 2010.
Munculnya Perda CSR setidaknya memunculkan 4 (empat) kemungkinan: pertama, ada kesan Pemda berupaya
membagi beban tanggungjawab pembangunan kepada perusahaan. kedua, ada upaya meraup dana untuk pembangunan daerah
yang bersumber dari pihak ketiga. Ketiga, Pemda berupaya mengelola program CSR satu atap di koordinir oleh Pemda, walaupun
belum jelas pola dan tata laksananya. Keempat, pihak perusahaan tidak serius dalam mendesain dan melaksanakan program
CSR.

II. Kerangka Pemikiran


1. Konsep Dasar CSR
Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development), definisi
pembangunan berkelanjutan menurut The Brundtland Comission, adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. The Brundtland
Comission merupakan komisi yang dibentuk untuk menanggapi meningkatnya keprihatinan dari para pemimpin dunia
menyangkut peningkatan kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang semakin cepat. Selain itu komisi ini
mencermati dampak kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam terhadap ekonomi dan pembangunan sosial. (Solihin:
2009).
Pengenalan konsep Sustainability Development memberikan dampak kepada perkembangan definisi dan konsep
CSR. The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) merumuskan CSR sebagai kontribusi bisnis bagi
pembangunan berkelanjutan serta adanya perilaku korporasi yang tidak semata-mata menjamin adanya pengembalian bagi
pemegang saham, upah bagi para karyawan, dan pembuatan produk serta jasa bagi para pelanggan, melainkan perusahaan bisnis
juga harus memberi perhatian terhadap berbagai hal yang dianggap penting serta nilai-nilai yang ada
di masyarakat. Sedangkan Sustainability Development adalah The World Business Council for Sustainability
Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara
etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari
para pekerja dan keluarganya, demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Budimanta, 2004).
Setidaknya terdapat tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon CSR agar sejalan dengan
jaminan keberlanjutan operasional perusahaan (Wibisono: 2007), yaitu: Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat,
oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan harus menyadari bahwa mereka
beroperasi dalam tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial berfungsi sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas
penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif.
Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat, wajar bila perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat,
sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan.
Ketiga, kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi
konflik itu bisa berasal akibat dari dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul
antara masyarakat dengan komponen perusahaan.
Pada hakikatnya CSR adalah nilai yang melandasi aktivitas perusahaan, dikarenakan CSR menjadi pijakan
komperhensif dalam aspek ekonomi, sosial, kesejahteraan dan lingkungan perusahaan. Perusahaan tidak boleh
mengimplementasikan CSR secara parsial, misalnya berupaya memberdayakan masyarakat lokal, sedangkan disisi lain
kesejahteraan karyawan yang ada di dalamnya tidak terjamin, atau perusahaan tidak disiplin dalam membayar pajak, suburnya
praktik korupsi dan kolusi, atau mempekerjakan anak. Oleh karena itu dalam CSR tercakup didalamnya empat landasan pokok
yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan (Tanari, 2009), diantaranya:
a. Landasan pokok CSR dalam aktivitas ekonomi, meliputi: kinerja Keuangan berjalan baik, investasi modal berjalan sehat,
kepatuhan dalam pembayaran pajak, tidak terdapat praktik suap/korupsi tidak ada konflik kepentingan, tidak dalam keadaan
mendukung rezim yang korup, menghargai hak atas kemampuan intelektual/paten, dan tidak melakukan sumbangan politis/lobi,
b. Landasan pokok CSR dalam isu lingkungan hidup, meliputi: tidak melakukan pencemaran, tidak berkontribusi dalam perubahan
iklim, tidak berkontribusi atas limbah, tidak melakukan pemborosan air, tidak melakukan praktik pemborosan energi, tidak
melakukan penyerobotan lahan, tidak berkontribusi dalam kebisingan , dan menjaga keanekaragaman hayati
c. Landasan pokok CSR dalam isu sosial, meliputi: menjamin kesehatan karyawan atau masyarakat yang terkena dampak, tidak
mempekerjakan anak, memberikan dampak positif terhadap masyarakat, melakukan proteksi konsumen,
menjunjung keberanekaragaman, menjaga privasi, melakukan praktik derma sesuai dengan kebutuhan, bertanggungjawab dalam
proses Outsourcing dan off-shoring, dan akses untuk memperoleh barang-barang tertentu dengan harga wajar
d. Landasan pokok CSR dalam isu kesejahteraan, meliputi: memberikan kompensasi terhadap karyawan, memanfaatkan subsidi dan
kemudahan yang diberikan pemerintah, menjaga kesehatan karyawan, menjaga keamanan kondisi tempat kerja, menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja, dan menjaga keseimbangan kerja/hidup
Selain itu perusahaan bukanlah entiatas tunggal, melainkan menjadi bagian dari pemangku kepentingan (stakeholder).
Secara sederhana definisi stakeholder adalah kelompok-kelompok yang mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh organisasi
tersebut sebagai dampak dari aktifitas-aktifitasnya (Tanari, 2009). Stakeholder terdiri dari:
a. Pelanggan: berhak mendapatkan produk berkualitas, dan harga yang layak.
b. Masyarakat: berhak mendapatkan perlindungan dari kejahatan bisnis, dan mendapatkan hubungan yang baik
dari keberadaan perusahaan
c. Pekerja: berhak mendapatkan jaminan keamanan dalam bekerja, mendapatkan jaminan keselamatan, dan
mendapatkan perlakukan yang adil dan non diskriminasi
d. Pemegang Saham: berhak mendapatkan harga saham yang layak dan keuntungan saham.
e. Lingkungan: berhak mendapatkan jaminan terhadap perlindungan alam, dan mendapatkan rehabilitasi
f. Pemerintah: berhak mendapatkan laporan atas pemenuhan persyaratan hukum
g. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM): berhak menjalankan fungsi kontrol baik terhadap regulasi maupun
komitmen perusahaan.
Dalam konteks penerapan CSR, stakeholder wajib dirangkul dan dilibatkan baik dalam tahap perencanaan,
implemantasi dan evaluasi. Jikapun stakeholder tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, setidaknya mendapatkan kontribusi
berupa dampak positif dari program yang dilaksanakan. Andai terdapat satu stakeholder tidak mendapatkan manfaat atau
kepuasan dari perusahaan, maka berpotensi menjadi masalah bagi keberlanjutan perusahaan dikemudian hari.

2. Peraturan Terkait CSR


Saat ini baru terdapat 4 (empat) aturan hukum yang mewajibkan perusahaan tertentu melaksanakan aktivitas CSR atau
tanggungjawab sosial dan lingkungan, serta satu panduan (guidance) internasional mengenai tanggungjawab
berkelanjutan (sustainability responsibility), diantaranya:
Pertama, bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melaknasakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN: Per-05/MBU/2007 Pasal 1 ayat (6) dijelaskan bahwa Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan pada
pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program
pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina
Lingkungan, meliputi: bantuan korban bencana alam; bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; bantuan peningkatan
kesehatan; bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; bantuan sarana ibadah; dan bantuan pelestarian alam.
Kedua, Peraturan bagi Perseroan Terbatas (PT) yang mengelola Sumber Daya Alam (SDA) diwajibkan
melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan, karena telah diatur dalam UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007.
Dimana dalam pasal 74 diatur bahwa : (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, (2)Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Ketiga, bagi penanaman modal asing, diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, daalam Pasal 15 (b) dinyatakan bahwa "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan". Sanksi-sanksi terhadap badan usaha atau perseorangan yang melanggar peraturan, diatur dalam Pasal 34, yaitu
berupa sanksi administratif dan sanksi lainnya, meliputi: (a). Peringatan tertulis; (b). pembatasan kegiatan usaha; (c).
pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau (d). pencabutan kegiatan usaha dan/atau
fasilitas penanaman modal
Keempat, bagi perusahaan pengelola minyak dan gas bumi, terikat oleh Undang-undang No 22 Tahun 2001, tentang
Minyak dan Gas Bumi, Pasal 13 ayat 3 (p), menyebutkan bahwa: ”Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu : (p). pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak
masyarakat adat”. Jadi berdasarkan Undang-undang tersebut, perusahaan yang operasionalnya terkait Minyak dan Gas Bumi
baik pengelola eksplorasi maupun distribusi, wajib melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat dan menjamin hak-hak
masyarakat adat yang berada di sekitar perusahaan.
Kelima, ISO 26000, merupakan standar internasional dalam bidang Corporate Social Responsibility. Di dasarkan pada
Pemahaman bahwa Sosial Responsibility sangat penting bagi keberlanjutan usaha. Fokus ISO adalah tata kelola organisasi, Hak
Asasi manusia (HAM), ketenagakerjaan, lingkungan, fair operating /praktek operasi yang adil, isu konsumen dan Pengembangan
masyarakat. ISO sendiri bertujuan membantu berbagai bentuk organisasi dalam pelaksanaan social responsibility. Dengan cara
memberikan pedoman praktis, serta memperluas pemahaman publik terhadap social responsibility.
Jika dilihat dari peraturan diatas, urusan terkait dengan CSR merupakan domain pemerintah pusat, karena baik
Peraturan Menteri BUMN, Undang-Undang PT, Undang-Undang PMA, Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi dibuat oleh
DPR bersama Pemerintah Pusat. Sedangkan peran pemerintah daerah adalah melakukan monitoring dengan perangkat Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan dan Sosial (Amdalsos) dan mengkaji sejauhmana perusahaan mampu memberikan manfaatnya
kepada stakeholder dalam hal ini masyarakat setempat. Pemda tidak berkewenangan dalam mengatur CSR yang merupakan
urusan program perusahaan terlebih masalah pengelolaan dananya, kecuali menjalin kerjasama antar stakeholder didasarkan pada
program dan skala prioritas yang sama terkait upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat.

III. Kepentingan Perusahaan dan Pemerintah Daerah


Dalam pembuatan Perda CSR, pihak DPRD maupun pemerintah terkadang tidak memperhatikan pihak yang menjadi
objek yang dikenai tanggungjawab Perda, dalam hal ini perusahaan. Seharusnya pemerintah memahami konstruksi berpikir
perusahaan, karena akan menjadi kontradiktif ketika pada satu sisi daerah berupaya menarik investor untuk menanamkan
modalnya, sedangkan disisi lain akibat terlalu banyaknya aturan, biaya formal maupun informal, malah membuat investor enggan
menanamkan investasinya. Berdasarkan penelitian BAPPENAS dan LIPI pada tahun 2008, dikemukakan bahwa terdapat enam
alasan hambatan investasi di Indonesia, diantaranya: pertama, belum optimalnya pelaksanaan harmonisasi pusat dan
daerah. Kedua, kualitas infrastruktur yang kurang memadai. Ketiga, masih cukup panjangnya perizinan investasi sehingga masih
tingginya biaya perizinan investasi dibandingkan dengan negara-negara kompetitir. Keempat, belum tercukupinya pasokan energi
yang dibutuhkan untuk kegiatan industri. Kelima masih cukup banyak peraturan daerah yang menghambat iklim
investasi. Keenam, masih terkonsentrasinya sebaran investasi di Pulau Jawa, dan belum optimalnya pelaksanaan alih
teknologi.(http://nasional.kontan.co.id/v2/read/nasional/29432/Enam-Hambatan-Investasi-di-Indonesia).
Berdasarkan alasan diatas, perusahaan memiliki logika berpikir atas kalkulasi sederhana, biaya izin usaha termasuk
pajak di Indonesia lumayan besar dan itu pun belum menjamin izin tersebut tuntas dari hulu sampai hilir, belum lagi perizinan
turunan di tingkat provinsi, kabupaten hingga kecamatan. Ditambah biaya-biaya informal untuk mempercepat proses perizinan,
jatah-jatah pihak-pihakl yang berkepentingan, proposal pembangunan masjid, pembangunan sekolah dan lainnya. Apa jadinya
jika ditambah lagi beban perusahaan dengan Perda yang mengatur CSR, terlebih substansinya ditekankan pada menghimpun dana
CSR perusahaan, bukan bagaimana seharusnya melakukan prkatik CSR secara ideal.
Alangkah lebih baik pemerintah daerah memperjuangkan hak-hak buruh, peningkatan Upah Minimum Kabupaten/Kota
(UMK), dan lain sebagainya, tanpa harus dipusingkan kewajiban sosial perusahaan yang secara mendasar sudah diatur dalam
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencanana Pemantauan Lingkungan (RPL) Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dan Sosial (Amdalsos). Sebetulnya keseriusan perusahaan dalam penerapan CSR tinggal dievaluasi pada level itu,
karena dalam Amdalsos sudah ada indikator sosial dan lingkungannya, jika perusahaan melanggar maka pemerintah tinggal
mencabut Amdalnya. Kondisi yang terjadi adalah Amdalsos sendiri mulai dari permohonan hingga hasilnya bisa ”diatur”
pemerintah dan perusahaan, yang dirugikan selalu masyarakat setempat.
Secara hakikat berbicara CSR bukanlah hal yang mudah dalam arti menetapkan program asal jalan, asal sumbang, asal
bangun dan asal ada anggaran, yang ada pada akhirnya malah merusak kapital sosial masyarakat. CSR dilakukan berdasarkan
pertimbangan matang sesuai kebutuhan masyarakat bukan keinginan masyarakat sebagaiana telah diurai dalam kerangka
pemikiran diatas.
Setidaknya terdapat lima tahap dalam melakukan CSR yaitu need assessment (kajian kebutuhan), plan of
treatment (perencanaan program), treatment action (aplikasi program), termination (pemutusan bantuan)
dan evaluation (evaluasi) dan After Care (Adi, 2007). Setiap proses CSR membutuhkan waktu ideal, membutuhkan mereka yang
ahli dan memiliki kapasitas dalam pengelolaannya, karena program CSR berkaitan dengan lokalitas, kebermanfaatan,
keberdayaan, hubungan mutualisme, dan kepentingan stakeholder (Rahmatullah, 2011). Apakah pemerintah daerah melalui
pembuatan Perda CSR yang bernuansa pengelolaan dana bersama, mampu menjamin terlaksananya aspek-aspek tersebut.
Alangkah lebih baik jika pembuatan Perda CSR bukan menjadi sebuah ‘demam’ atau budaya ikut-ikutan antar daerah
sebagai bentuk kebablasan di era otonomi daerah, didasarkan pada matematika anggaran semata, melainkan perlu pengkajian
secara mendalam. CSR memang merupakan bentuk kewajiban bagi perusahaan tertentu, tapi harus dilihat dahulu aturan apa yang
melingkupinya. Jauh lebih baik jika pemerintah daerah melihat dahulu kondisi ‘kesehatan perusahaan’, Jangankan mengatur
CSR, gaji buruh saja misalnya masih dibawah UMK, kondisi kesehatan perusahaan-pun hidup segan mati tak mau. Lebih baik
pemerintah melalui kewenangannya memperkuat kontrol pelaksanaan RKP dan RKL Amdalsos. Jangan sampai Pembuatan Perda
CSR hanya membuang energi dan biaya percuma, lalu dibatalkan oleh Kementrian Dalam Negeri dikarenakan tidak ada referensi
hukum atau berbenturan dengan aturan hukum diatasnya, sebagaimana pada tahun 2002, terdapat 402 Peraturan Daerah yang
dibatalkan (http://www.depdagri.go.id/media/documents/2010/03/05/d/a/daftar_kepmen_pembatalan_perda_data_2002-
2009.pdf). Jikapun Pemda ingin membenahi pola pelaksanaan CSR perusahaan, salah satu langkanya adalah melakukan
koordinasi dan sinkroisasi program yang sejalan didasarkan basis data dan kebutuhan yang terukur. Selain itu pemerintah wajib
melakukan evaluasi sejauhmana pelaksanaan CSR yang perusahaan lakukan, sudah memberdayakan masyarakat lokal atau malah
membuat dependensi baru, lalu Pemda memberikan catatan perbaikannya dalam bentuk rekomendasi yang sifatnya
berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Buku:
Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta :
Rajawali Press.
Kotler, Philip, Lee, dan Nancy. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing The Most Good for Your Cause. New Jersey : John Willey
& Sons Inc.
Rahmatullah& Kurniati, Trianita. Pedoman Praktis Pengelolaan CSR. (Belum terpublikasi)
Rudito, Bambang. 2004. Corporate Social Responsibility; Jawaban Bagi Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta. ICSD.
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility; From Charity to Sustainability. Jakarta. PT.Salemba Empat.
Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik. Fascho Publishing, 2007

Paper dan Dokumen Negara:


Guidance On Social Responsibility, Document ISO 26000, 2008.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Workshop Kajian Penerapan Pasal 74 UU PT NO.40/2007 dan Kaitannya Dengan Pelaksanaan PKBL Pada
Badan Usaha Milik Negara.
Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007
Rahmatullah, Program CSR dan Pembangunan Banten, Artikel. 2009
Rahmatullah, Evaluasi Pelaksanaan Program kemitraan Koperasi Komunitas Saguling Pada PT IndonesIa Power, Penelitian, 2008.
Rahmatullah, Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Keberlanjutan Perusahaan

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

1.

Anonim

19 November 2011 09.51

#1
hemm, kaya nya bakal jadi wacana aja nanti nya mamatos..walau pun ada yg terealisasi paling

cuma gitu2 aja..hehehe

2.

Anonim

9 Juni 2013 08.27

#2

Baguuuss, jadi referensi banget nih, makasih :)

3.

Anonim

20 Februari 2014 08.53

#3

Mas Rahmat, Terima kasih banyak atas artikelnya membantu sekali buat pemikiran dan

implementasi di daerah, ijin copy dengan (mencantumkan sumber nya)

4.

Fikri Dikha

27 Juni 2015 10.24

#4

terimakasih mas rahmat sangat membantu

5.

Queen Daniel

24 Juni 2016 11.39

#5

Saya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu

atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi

periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat
pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat

suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas

kami (queendanielloanfirm@gmail.com) atau (queendanielloanfirm@yahoo.com) Kebahagiaan

Anda adalah perhatian kami.

6.

Kelly Wood

25 Juni 2016 17.38

#6

Kami adalah perusahaan yang terdaftar, meminjamkan uang kepada orang-orang yang

membutuhkan bantuan keuangan mendesak, dan mereka yang telah ditolak kredit dari sana bank

karena skor rendah kredit, pinjaman bisnis, pinjaman Pendidikan, mobil pinjaman, kredit rumah,

kredit perusahaan (dll), atau untuk membayar utang buruk atau tagihan, atau yang telah

scammed oleh pemberi pinjaman sebelum uang palsu? Selamat, Anda berada di tempat yang

tepat, dapat diandalkan Pinjaman Perusahaan Ibu Kelly untuk memberikan pinjaman dengan

tingkat bunga yang sangat rendah dari 2% telah datang untuk mengakhiri semua masalah

keuangan Anda sekali dan untuk semua, untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan hubungi

kami melalui email perusahaan kami: (kellywoodloanfirm@gmail.com)

Terima kasih

Terima kasih dan Tuhan memberkati

Ibu kelly

7.

lamina sulaman

9 Juli 2016 13.31

#7

!!! KABAR BAIK INDONESIA !!!

Nama saya lamina Sulaman, seorang Muslim oleh agama. Saya menggunakan kesempatan ini

untuk memperingatkan para pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati scammers. Saya telah
scammed 4 kali oleh beberapa perusahaan pinjaman di internet, sampai seorang teman disebut

saya Mrs.maryan sani yang menyediakan pinjaman EUR100,000.00 dan di atas tanpa tekanan,

dalam contoh pertama itu seperti melamun sampai aku pinjaman saya Rp750,000,000 dan dia

telah membantu banyak indonesia dan dia adalah jenis ibu. Saya ingin menggunakan media ini

untuk mendorong sesama Indonesia yang membutuhkan pinjaman untuk menyenangkan

hubungi Mrs. Maryan Sani melalui: maryansaniloancompany@gmail.com

Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui:

laminasulaman@gmail.com

Goodluck UNTUK ANDA SEMUA.

8.

Lady Mia

15 Juli 2016 02.18

#8

KABAR BAIK!!!

Nama saya Mia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari

pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya

tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online.

Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke

pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan

dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan

tingkat bunga hanya 2%.

Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa

jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena

saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman

mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia

melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak
akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi

perintahnya.

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety

saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari

Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com

sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran

pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.

9.

Joy Wilson

19 Juli 2016 13.18

#9

Halo, aku Joy Wilson, pemberi pinjaman kredit swasta, yang Anda dalam utang? Anda

membutuhkan dorongan keuangan? Saya sah terdaftar dan disetujui untuk mengontrol lembaga

keuangan. Aku memberikan pinjaman untuk lokal dan internasional untuk semua orang yang

membutuhkan pinjaman, dan dapat membayar kembali pinjaman, pada tingkat 2%. Aku

memberikan pinjaman melalui transfer rekening atau cek bank juga mendukung. Tidak

memerlukan banyak dokumen. Jika Anda ingin mendapatkan pinjaman dari perusahaan

pinjaman reputasi kami.

Anda dapat menghubungi kami melalui Email: joywilsonloanfirm@gmail.com

10.

Juan Carlos

25 Juli 2016 05.55

# 10

Halo semua,

Saya Mrs Susan menderita kelaparan, saya menulis surat ini dari kesaksian karena saya sangat
berterima kasih atas apa yang Mrs Clara Morgan lakukan untuk saya dan keluarga saya, ketika

saya pikir tidak ada harapan lagi dia datang dan membuat keluarga saya merasa hidup kembali

dengan memimpin kami pinjaman bunga rendah dari 3% saya tidak pernah berpikir bahwa

masih ada pemberi pinjaman asli di Internet tapi saya sangat mengejutkan saya mendapat

pinjaman saya tanpa membuang banyak waktu, jadi jika Anda di luar sana mencari pinjaman

untuk alasan keuangan di semua maka saya akan saran Anda untuk email Mrs Clara Morgan di

VIA: {clara_morgan@outlook.com} untuk Info lebih tENTANG TRANSAKSI

SAYA BERHARAP YANG TERBAIK UNTUKMU

Salam Hormat

Ibu Susan menderita kelaparan

11.

Fatma Fatma

28 Juli 2016 13.06

# 11

Halo semua, saya fatma dari Indonesia menyenangkan aku saran Anda semua di sini tidak untuk

mengajukan pinjaman di setiap perusahaan atau pemberi pinjaman di situs ini, orang-orang ini

di sini adalah palsu, penipu dan penipuan, bahkan beberapa kesaksian di sini adalah semua palsu

mereka orang yang sama yang melakukan itu semua, mereka masih orang yang sama

melakukannya. jadi harap berhati-hati untuk tidak jatuh sebuah tertipu atau menipu sesama

Indonesia, saya ditipu empat kali sekitar Rp200.000.000 juta untuk biaya pendaftaran, biaya

transfer, biaya pajak dan biaya asuransi, tapi setelah pembayaran saya saya tidak mendapatkan

pinjaman saya, tapi mereka meminta saya untuk membayar lagi dan lagi,

Ini akan menarik bagi Anda untuk mengetahui bahwa tidak ada undang-undang keuangan atau

aturan untuk biaya ini dalam memperoleh pinjaman dari bank, pemberi pinjaman atau

perusahaan selain Allah bersyukur bahwa saya kemudian menerima pinjaman sebesar $ 100.000
dari perusahaan yang seorang teman saya yang memperkenalkan saya ke nyata dan perusahaan

pinjaman dapat diandalkan, (THERESALOANCOMPANY), mereka adalah perusahaan

terkemuka sekarang di Asia, mereka berada di sini untuk membantu kita semua yang telah

scammed dan ditipu, jadi jika Anda membutuhkan kredit yang lebih baik pergi ke perusahaan di

(THERESALOANCOMPANY) atau jika Anda memiliki teman-teman dan memberitahu

mereka untuk membantu Anda untuk menghubungi mereka untuk pinjaman, oke, Anda bisa

mendapatkan yang sangat sederhana untuk mendapatkan serendah 2% dari pinjaman tanpa

agunan atau penjamin. Ini adalah email mereka

(THERESALOANCOMPANY@GMAIL.COM) Anda dapat menghubungi mereka dengan

aplikasi Anda baik-baik saja dengan mereka Anda akan mendapatkan pinjaman Anda dalam

waktu 24 jam, Genuine cepat dan saya harus membantu penipuan negara saya, email saya

adalah (Feyzilfatma@gmail.com) hubungi saya untuk info lebih lanjut, saya siap untuk

membantu Tuhan memberkati Anda CATATAN all.PLEASE. NO BIAYA PENDAFTARAN,

NO BIAYA TRANSFER, biaya NO PAJAK, NO ASURANSI FEE) pemberi pinjaman real atau

perusahaan tidak mengumpulkan charges.Allah ini memberkati kita TRANSFER BIAYA,

BIAYA NO PAJAK, NO ASURANSI FEE) Lender nyata Perusahaan ATAU TIDAK

mengumpulkan penutup biaya Singer .

12.

Widya Okta

6 Agustus 2016 11.06

# 12

Aku Widya Okta, saya ingin bersaksi pekerjaan yang baik dari Allah dalam hidup saya kepada

orang-orang saya yang mencari untuk pinjaman di Asia dan bagian lain dari kata, karena

ekonomi yang buruk di beberapa negara. Apakah mereka orang yang mencari pinjaman di

antara kamu? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman

penipuan di sini di internet, tetapi mereka masih asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya
telah menjadi korban dari suatu 6-kredit pemberi pinjaman penipuan, saya kehilangan begitu

banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Aku hampir mati dalam

proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari utang saya sendiri, sebelum aku rilis dari

penjara dan teman yang saya saya menjelaskan situasi saya kemudian memperkenalkan saya ke

perusahaan pinjaman reliabl yang SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya

Rp900,000,000 dari SANDRAOVIALOANFIRM sangat mudah dalam 24 jam yang saya

diterapkan, Jadi saya memutuskan untuk berbagi pekerjaan yang baik dari Allah melalui

SANDRAOVIALOANFIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya meminta nasihat Anda jika

Anda membutuhkan pinjaman Anda lebih baik kontak SANDRAOVIALOANFIRM.

menghubungi mereka melalui email:. (Sandraovialoanfirm@gmail.com)

Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (widyaokta750@gmail.com) jika

Anda merasa sulit atau ingin prosedur untuk memperoleh pinjaman.

13.

Fatma Fatma

8 Agustus 2016 10.45

# 13

Halo semua, saya fatma dari Indonesia menyenangkan aku saran Anda semua di sini tidak untuk

mengajukan pinjaman di setiap perusahaan atau pemberi pinjaman di situs ini, orang-orang ini

di sini adalah palsu, penipu dan penipuan, bahkan beberapa kesaksian di sini adalah semua palsu

mereka orang yang sama yang melakukan itu semua, mereka masih orang yang sama

melakukannya. jadi harap berhati-hati untuk tidak jatuh sebuah tertipu atau menipu sesama

Indonesia, saya ditipu empat kali sekitar Rp200.000.000 juta untuk biaya pendaftaran, biaya

transfer, biaya pajak dan biaya asuransi, tapi setelah pembayaran saya saya tidak mendapatkan

pinjaman saya, tapi mereka meminta saya untuk membayar lagi dan lagi,

Anda mungkin juga menyukai