Anda di halaman 1dari 12

Referensi:

Yusuf Wibisono.2007. Membedah Konsep dan


Aplikasi CSR –Corporate Social Responsibility.
Fascho Publishing, Gresik
Corporate Social Responsibility (CSR)

Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah


sekedar soal bertetangga, hubungan ini lebih tepat
dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial
organisasi atau perusahaan atau dalam istilah
populernya saat ini disebut sebagai Corporate Social
Responsibility (CSR).

A. Pengertian CSR
CSR merupakan bentuk perhatian suatu perusahaan
atau organisasi terhadap kepentingan-kepentingan
masyarakat dengan bertanggung jawab pada dampak
yang ditimbulkan dari aktifitas operasional
perusahaan.
The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) mendefinisikan CSR adalah:
“ komitmen dunia usaha untuk terus menerus
bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup dari karywan dan
keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas
komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas”

sedangkan Yusuf Wibisono mendefinisikan CSR


sebagai tanggung jawab perusahan kepada para
pemangku kepentingan untuk berlaku etis,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial
dan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
B. Perkembangan Konsep CSR
Wujud tanggung jawab sosial organisasi berkembang
di awal tahun 60-an, sebagai respon terhadap nilai-
nilai sosial yang berubah, dengan munculnya
perdebatan tentang isu-isu sosial yang
mengharuskan organisasi untuk mematuhi tanggung
jawab hukum yang baru.
Isu-isu bisa berupa kesempatan kerja, lingkungan
hidup atau keamanan produk dan sebagainya.
Dengan tanggung jawab sosial berarti organisasi
dapat dipandang dari 2 sisi yaitu : Sebagai lembaga
bisnis yang mencari keuntungan, disisi lain
dipandang juga sebagai lembaga sosial lantaran
memikul beban tanggung jawab bagi masyarakat.
Create Profit Inc. menggambarkan 3 tahapan
perkembangan konsep tanggung jawab sosial
organisasi bisnis dalam konteks community
relations :
1. Th 1960-1970-an, pemberian sumbangan sebagai
respon atas kebutuhan lokal dan manajemen CEO
2. Th.1980-1990-an, berkembang model kewarga
negaraan korporat
3. Th.1999 berkembang konsep aliansi strategis yang
terkait dengan tujuan organisasi.

Konsep CSR (Corporate Social Responsibility)


seringkali dikaitkan dengan isu GCG (good
corporate governance) dan Triple Bottom Line.
C. Hubungan CSR dengan GCG
Good corporate governance (GCG), dalam arti
sempit dipahami sebagai suatu sistem dan
seperangkat aturan yang mengatur hubungan
antara berbagai pihak yang berkepentingan,
terutama antara pemegang saham dan dewan
komisaris serta dewan direksi demi tercapainya
tujuan perusahaan.

Sedangkan dalam arti luas, GCG digunakan untuk


mengatur hubungan seluruh kepentingan
stakeholders secara proporsional dan mencegah
terjadinya keslahan-kesalahan yang signifikan
dalam strategi perusahaan sekaligus memastikan
bahwa kesalahan yang terjadi bisa diperbaiki
dengan segera.
Dalam tataran praktis, GCG merupakan tatakelola
perusahaan yang baik agar perilaku para pelaku
bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk.

Terdapat lima prinsip GCG yang dijadikan pedoman


bagi pelaku bisnis, yaitu:
1. Transparency (keterbukaan informasi
2. Accountability (Akuntabilitas)
3. Responsibility (Tanggung Jawab)
4. Independency (kemandirian)
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Berdasarkan prinsip-prinsip GCG tersebut, terutama
prinsip responsibility, dapat ditarik benang merah
keterkaitan antara CSR dan GCG. Penerapan prinsip
responsibility tersebut, perusahaan memperhatikan
kepentingan stakeholdernya sebagai bentuk
konsekuensi dari operasional perusahaannya.
Penerapan CSR adalah salah satu bentuk
implementasi dari konsep Good Corporate
Governance (GCG).

Konsep CSR juga sering dikaitkan dengan konsep


Triple Bottom Line, yaitu bahwa perusahaan tidak
hanya mengedepankan aspek ekonomi saja, tetapi
juga aspek sosial dan lingkungannya
D. Konsep Triple Bottom Line
John Elkington mengembangkan konsep triple
bottom line dalam istilah economic prosperity,
environmental quality dan social justice.

Menurut Elkington, perusahaan yang ingin


berkelanjutan harus memperhatikan ‘3P’ (Profit,
People, Planet), yaitu bahwa selain mengejar
keuntungan (profit), perusahaan juga harus
memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
kesejahteraan masyarakat (people) dan turut
berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian
lingkungan (planet)
Semakin disadari bahwa kondisi keuangan saja
tidak cukup menjamin perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan. Keberlanjutan akan terjamin apabila
perusahaan memperhatikan dimensi terkait lainnya,
termasuk dimensi sosial.
Dengan demikian, CSR adalah salah satu bentuk
investasi masa depan. Karena melalui hubungan
yang harmonis dan citra baik, timbal baliknya,
masyarakat juga ikut menjaga eksistensi
perusahaan.
E. Prinsip-prinsip CSR
Prof. Alyson Warhurst mengajukan prinsip-prinsip CSR
adalah sebagai berikut:
1. Prioritas Korporat
2. Manajemen Terpadu
3. Proses Perbaikan berkesinambungan
4. Pendidikan Karyawan
5. Pengkajian Dampak Sosial
6. Produk dan Jasa
7. Informasi Publik
8. Fasilitas dan Operasi
9. Penelitian
10. Prinsip Pencegahan
11. Kontraktor dan Pemasok
12. Siaga Menghadapi darurat
13. Transfer best practice
14. Memberi Sumbangan
15. Keterbukaan
16. Pencapaian dan Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai