Line
Sustainable Accounting
Oleh kelompok 9
KELOMPOK 9
01 02 03
Pengertian Konsep Standarisasi
Membahas mengenai Membahas mengenai Membahas mengenai
pengertian TBL konsep TBL standarisasi TBL
04 05 06
Triple Bottom Line Sustainable Faktor &
Membahas mengenai TBL Membahas mengenai Pengungkapan
di Dunia dan di Indonesia Keseimbangan TBL Membahas mengenai
Faktor & pengungkapan
TBL
01
Pengertian
Triple Bottom Line
Triple Bottom Line (TBL) merupakan konsep pelaporan yang
dikembangkan oleh John Elkington ( 1997) yang sering disingkat 3P
yaitu people,planet dan profit yang merupakan pilar utama yang
mengukur nilai kesuksesan suatu yang perusahaan dengan tiga
kriteria yaitu ; ekonomi,lingkungan dan sosial.
02
Konsep
Konsep TBL
Profit
Aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan
meningkatkan produktivitas dan melakukan efiisensi biaya. Peningkatan produktivitas
bisa diperoleh dengan memperbaiki manajemen kerja mulai penyederhanaan proses,
mengurangi aktivitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan.
Sedangkan efisiensi biaya dapat tercapai jika perusahaan menggunakan material
sehemat mungkin dan memangkas biaya serendah mungkin.
FOKUS CSR
People
People atau masyarakat merupakan stakeholders yang sangat penting bagi
perusahaan, karena dukungan masyarakat sangat diperlukan bagi keberadaan,
kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Karena itu perusahaan perlu untuk
melakukan berbagai kegiatan yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.
FOKUS CSR
Planet
Planet atau Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang dalam
kehidupan manusia. Namun sebagaian besar dari manusia masih kurang peduli terhadap
lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan karena tidak ada keuntungan langsung yang bisa
diambil didalamnya. Padahal dengan melestarikan lingkungan, manusia justru akan memperoleh
keuntungan yang lebih, terutama dari sisi kesehatan, kenyamanan, di samping ketersediaan
sumber daya yang lebih terjamin kelangsungannya.
Profit berarti keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan, People berarti tanggung jawab dengan
sosial, dan Planet berarti tanggung jawab terhadap
lingkungan, sehingga dengan terpenuhinya tanggung
jawab sosial dan lingkungan akan lebih memudahkan
tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk keterkaitannya, yakni
antara dimensi ekonomi, sosial
dan lingkungan sebagai konsep,
bisa dideskripsikan seperti
gambar disamping
11 2
1. Adanya pergeseran paradigma pengelolaan
Menempatkan upaya pemberdayaan masyarakat
dan pelestarian lingkungan pada titik sentral bisnis dari “shareholders-focused” ke
3
Menjaga kelestarian sosial dan lingkungan
untuk generasi masa depan.
03
Standarisasi
TBL
Dalam akuntansi bisnis tradisional dan penggunaan umum, "bottom line" mengacu pada
"keuntungan" atau "kerugian". Selama beberapa tahun terakhir, pendukung lingkungan dan
"keadilan sosial" telah berjuang untuk membawa definisi yang lebih luas dari bottom line ke
dalam kesadaran publik dengan memperkenalkan akuntansi full costing.
Triple bottom line menambahkan dua lagi "bottom lines". Kepedulian sosial dan lingkungan
(ekologi). Dengan dilakukannya ratifikasi standar PBB dan ICLEI TBL untuk perkotaan dan
masyarakat akuntansi pada awal tahun 2007 ini menjadi pendekatan yang dominan
dilakukanoleh sektor publik yang menerapkan akuntansi full costing. Standar PBB
diterapkan untuk modal alam dan pengukuran sumber daya manusia untuk membantu dalam
pengukuran yang dibutuhkan oleh TBL, misalnya standar EcoBudget untuk melaporkan
jejak ekologis.
Untuk melaporkan usaha perusahaan mereka, bisa dengan menunjukkan
komitmen mereka terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) melalui:
1. Keterlibatan Manajemen Top-level (CEO, Direksi)
2. Kebijakan Investasi
3. Program
4. Penandatanganan standarisasi sukarelawan
5. Prinsip (Global Compact-Ceres Prinsip PBB) 6. Pelaporan (Global
Reporting Initiative)
6. Pelaporan (Global Reporting Initiative)
04
TBL di DUNIA
dan di
INDONESIA
TBL DI DUNIA
Di tingkat internasional, ada banyak prinsip yang mendukung
praktik CSR di banyak sektor. Misalnya Equator Principles yang
diadopsi oleh banyak lembaga keuangan internasional.
Standard CSR
a. Account Ability’s (AA1000) standard, yang berdasar pada prinsip “Triple Bottom Line”
(Profit, People, Planet) yang digagas oleh John Elkington
b. Global Reporting Initiative’s (GRI) panduan pelaporan perusahaan untuk mendukung
pembangunan berkesinambungan yang digagas oleh PBB lewatCoalition for
Environmentally Responsible Economies (CERES) dan UNEP pada tahun 1997
c. Social Accountability International’s SA8000 standard
d. ISO 14000 environmental management standard
e. Kemudian, ISO 26000
TRIPE BOTTOM LINE
DI INDONESIA
Dii Indonesia sebuah kewajiban pada Perseroan Terbatas untuk menerapkan TBL
melalui Undang-Undang Nomor 40 Pasal 47 ayat (1) tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, menjelaskan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan.” Banyak cara bisa dilakukan perusahaan untuk menerapkan
program tanggung jawab social dan tetap menjaga keseimbangan Triple Bottom Line.
CONTOH PERUSAHAAN YANG
MENERAPKAN TBL
PT TOYOTA ASTRA
PT SAMPOERNA MOTOR
salah satu perusahaan rokok terbesar menerima predikat sebagai The Best in Green
menyediakan beasiswa bagi pelajar SD, Marketing oleh Majalah Marketing sebagai
SMP, SMA maupun mahasiswa. Selain perusahaan terbaik dalam mendukung isu-isu
kepada anak - anak pekerja, PT kepedulian terhadap lingkungan. Prdikat The Best
Sampoerna juga memberika beasiswa in Green Marketing menjadi pemacu bagi Toyota
kepada masyarakat umum. Selain itu, untuk konsisten menggerakkan
melalui program bimbingan anak program-program terkait lingkungan. Toyota
Sampoerna, perusahaan ini terlibat sebagai Car For Tree merupakan sebuah program
sponsor kegiatan- kegiatan konservasi dan peduli lingkungan dari Toyota dengan cara
pendidikan lingkungan. menggunakan sebagian keuntungan dari setiap
mobil yang terjual untuk didonasikan kepada
lingkungan dalam bentuk pohon.
05
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT
Keseimbangan triple bottom line merupakan suatu
upaya yang sungguh-sungguh untuk bersinergi dengan
tujuan pembangunan berkelanjutan yang secara
konsisten mendorong keseimbangan ekonomi, sosial dan
lingkungan. Idealnya, tentu saja perusahaan melakukan
seluruh kegiatan triple bottom line bagi para
stakeholders-nya. Namun, hal yang terpenting
sebenarnya, perusahaan melakukan CSR dengan
menekankan pada prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Beberapa prinsip pembangunan berkelanjutan dari Deklarasi Rio
pada tahun 1992 adalah sebagai berikut:
Deklarasi Rio
1. Manusia menjadi pusat perhatian dari pembangunan
1992 berkelanjutan. Mereka hidup secara sehat dan produktif,
selaras dengan alam.
Conventional wisdom yang selama ini ada mengatakan: tumpuk profit sebanyak- banyaknya, lalu dari
profit yang menggunung itu sisihkan sedikit saja untuk kegiatan sosial dan pelestarian lingkungan.
Dengan triple bottom line, maka pendekatannya menjadi berbeda. Dari awal perusahaan sudah
menetapkan bahwa tiga tujuan holistik Economic, Environmental, Social tersebut hendak dicapai
secara seimbang, serasi, tanpa sedikitpun pilih kasih.
06
Pengungkapan
FFADASSSa &
Faktor
Pengungkapan
TBL
Dalam era globalisasi peursahaan tidak hanya mementingkan aspek ekonomi saja, tetapi
harus memperhatikan aspek sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, setiap perusahaan
berusaha untuk memenuhi kegiatan yang berkaitan dengan memperhatikan kepentingan
sosial dan lingkungan. Perusahaan yang berkelanjutan bukan hanya mengejar keuntungan
financial, bukan hanya peningkatan nilai pemegang saham. Namun yang paling baik adalah
dicapai melalui kerangka kerja yang luas di bidang ekonomi, sosial, lingkungan dan nilai-
nilai etika serta tujuan bersama yang melibatkan interaksi antara perusahaan dan
berbagai pemangku kepentingan
Good
Karaktiristik Corporate
Perusahaan Governace
Struktur
Kepemilikan
Dalam analisa mengenai pengaruh kerakteristik
perusahaan terhadap pengungkapan TBL diukur Pengungkapan TBL selanjutnya juga dipengaruhi
dengan beberapa variabel antara lain, leverage, oleh struktur kepemilikan perusahaan. Dan
bagaimanapun juga struktur kepemilikan
profitabilitas, likuiditas, dan jenis industri. Dan pada
perusahaan berhubungan langsung dengan aktivitas
masing-masing variabel jenis pengukurannya juga perusahaan, salah satunya adalah dalam
berbeda-beda. Sehingga masing-masing variabel pengungkapan TBL dilaporan tahunan perusahaan.
Karakteristik kepemilikan perusahaan dapat diukur
diharapakan bisa menjelaskan keterkaitan antara dengan beberapa variabel yaitu :
karakteristik perusahaan dan pengungkapan TBL. - kepemilikan asing
- kepemilikan manajemen
- kepemilikan institusional.
1. Leverage dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Bahwa perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi beresiko memiliki biaya monitoring
yang tinggi pula.
2. Profitabilitas dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan, sehingga perusahaan
dapat bertahan selama-lamanya.
3. Likuiditas`dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Likuiditas perusahaan adalah faktor utama penting bagi pengungkapan yang dilakukan
perusahaan, karena investor, kreditor dan pemangku kepentingan lainnya sangat
memperhatikan status going concern perusahaan.
4. Jenis Industri dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Perusahaan pada jenis industri yang sejenis mempengaruhi penuh kebijakan pengungkapan
informasi dan informasi yang disampaikan cenderung serupa, baik isi dan pengungkapannya.
5. Kepemilikan Asing dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Hubungan pengungkapan triple bottom line di Indonesia dengan kepemilikan asing adalah untuk
menjamin bagaimana kepercayaan yang diberikan oleh prinsipal.
6. Kepemilikan manajemen dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Semakin tinggi tingkat kepemilikan manajemen, semakin tinggi pula untuk melakukan program
tanggung jawab sosial perusahaan.
7. Kepemilikan Institusional dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Persentase saham institusional menyebabkan tingkat monitor lebih efektif. Oleh karena itu,
semakin tinggi kepemilikan institusi, maka untuk program tanggungjawab sosial dan lingkungan
semakin luas.
8. Ukuran dewan komisaris dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Sandra (2011) menyatakan bahwa dari konsep teori legitimasi, adanya direktur independen dalam
komposisi dewan perusahaan dapat memperkuat pandangan publik terhadap legitimasi
perusahaan.
9. Ukuran komite audit dan Pengungkapan Triple Bottom Line.
Dalam pelaksanaan good corporate governance banyak aspek yang dapat dilakukan oleh
manajemen sebagai pelaku utama dalam melakukan mekanisme perusahaan
THANKYOU
ANY QUESTION?
KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dibahas maka dapat disimpulkan bahwa pada masa kini,
perusahaan akan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya jika perusahaan
tersebut menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) yang berhubungan erat
dengan pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya konsep pembangunan yang
berkelanjutan, perusahaan tidak lagi berpijak pada Single Bottom Line (SBL), akan
tetapi lebih berpijak pada Triple Bottom Line (TBL) yang terdiri atas 3P, yaitu Profit,
Planet, People yang memiliki pedoman bahwa faktor ekonomi saja tidak menjamin nilai
perusahaan akan tetap bertumbuh secara berkelanjutan. Namun secara garis besar,
dengan adanya konsep Triple Bottom Line ini, perusahaan dapat menyeimbangkan
antara kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan dengan cara menyisihkan sebagian
dari profitnya untuk kepentingan bersama.