*Corresponding Author
Email: pennycharitylumbanraja@gmail.com
Abstrak
Perkembangan ekonomi yang semakin laju berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Masalah lingkungan yang terjadi mendesak kebijakan menerapkan ekonomi hijau
sebagai alat manajemen lingkungan yang paling urgen dan efektif. Penelitian ini dilakukan
dengan menganalisis isu penerapan ekonomi hijau terhadap pertumbuhan pendapatan
Indonesia. Pertumbuhan negara dengan menerapkan sistem ekonomi hijau menjadi solusi untuk
mendapatkan tujuan pembangunan negara yang berkelanjutan. Penelitian ini bersifat eksplorasi
yang menggunakan teknik analisis deskriptif dan inferensial. Data yang digunakan pada rentang
2011-2020 (10 tahun) dengan teknik analisis data SEM-PLS. Dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara ekonomi hijau terhadap pendapatan negara
dengan hasil p (0,000) < 0,05 yang memberikan besar pengaruh 0,965. Nilai pengaruh sebesar
0,965 memberi makna bahwa dengan penerapan ekonomi hijau akan memberikan kontribusi
yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan negara di Indonesia. Akhirnya, dari studi
empiris yang dilakukan didapatkan bahwa pembangunan negara harus melibatkan sistem hijau
di masa depan dengan fokus pada arah, kebijakan, organisasi, area, kapasitas, dan campur
tangan dari setiap pihak sebagai strategi perluasan yang optimal demi tercapainya aktivitas
perekonomian Indonesia yang memperhatikan kondisi lingkungan.
Keywords: ekonomi hijau, pendapatan ekonomi, pertumbuhan negara
Abstract
The rapid economic development has the potential to cause negative impacts on the
environment. Environmental problems that occur urge policies to implement green economy as
the most urgent and effective environmental management tool. This research was conducted by
analyzing the issue of implementing a green economy on Indonesia's economic growth. The
country's growth by implementing a green economic system is a solution to achieving sustainable
country development goals. This research is exploratory in nature using descriptive and inferential
analysis techniques. The data used is in the 2011-2020 range (10 years) using the SEM-PLS data
analysis technique. From this study it shows that there is a positive and significant influence
between the green economy on state income with the result p (0.000) < 0.05 which gives a large
effect of 0.965. The influence value of 0.965 means that the implementation of a green economy
will make a significant contribution to increasing state revenues in Indonesia. Finally, from the
empirical studies conducted, it was found that the country's development must involve a green
system in the future with a focus on directions, policies, organizations, areas, capacities, and
interventions from all parties as an optimal expansion strategy to achieve Indonesian economic
activities that pay attention to environmental conditions.
Keywords: green economy, economic income, zero emission
© 2023 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya naskah karya tulis
ilmiah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
62
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
63
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
64
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
2011 130,68 1520 1054 70,155 7,22 7,43 7427,1 30,8 6,56
2012 131,39 1569 1245 70,255 6,25 7,52 8241,9 33,3 7,61
2013 130,26 1611 1331 70,45 6,025 7,83 9084 36,5 7,39
2014 129,13 1671 1509 70,73 5,82 7,93 10542,7 41,8 7,15
2015 128 1702 2374 70,855 5,995 8,32 11540,8 45,2 7,56
2016 126,87 1769 1336 70,945 5,555 8,42 12406,8 47,96 7,02
2017 125,92 1820 1354 71,11 5,415 8,5 10050,2 51,89 7,01
2018 125,92 1863 1637 71,245 5,2 8,58 14837,4 56 7
2019 125,81 1911 1866 71,385 5,105 8,75 15833,9 59,1 7,05
2020 125,81 1999 1911 71,525 6,005 8,9 15434,2 56,9 9,77
Sumber: (BPS, 2014), (BPS, 2013), (BPS, 2019)dan (KLHK, 2018), (KLHK, 2021), (KLHK, 2022)
Pada Tabel 2 memaparkan data selama Pendapatan Domestik Bruto (PDB),
10 tahun terakhir untuk digunakan dalam Pendapatan Per Kapita dan Tingkat
uji penelitian. Variabel Ekonomi Hijau (X) Pengangguran yang terjadi di Indonesia.
dijelaskan melalui aspek lingkungan, Adapun model persamaan strukturalnya:
ekonomi dan sosial, sementara variabel 𝑌 = 𝛼 + 𝛽𝑋 + 𝜀 (1)
Pendapatan Negara (Y) dijelaskan melalui
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 3. Hasil Statistik Deskriptif
Standard
Indikator Mean Median Min Max
Deviation
LINGKUNGAN_1_LH 127,979 128,000 125,810 131,390 2,111
LINGKUNGAN_2_PEK 1.743,500 1.769,000 1.520,000 1.999,000 148,006
EKO_IGRK 1.561,700 1.509,000 1.054,000 2.374,000 372,592
SOSIAL_1_AHH 70,866 70,945 70,155 171,525 0,445
SOSIAL_2_TPT 5,859 5,995 5,105 7,220 0,580
SOSIAL_3_RLS 8,218 8,420 7.430 8,900 0,485
PN_1_PDB 11.539,900 11.540,800 7.427,100 15.833,900 2.868,205
PN_2_PPK 45,945 47,960 30,800 59,100 9,643
PN_3_TP 7,412 7,150 6,560 9,770 0,839
Sumber: Data Diolah (2023)
Pada Tabel 3 menjelaskan hasil deskriptif konversi lahan-lahan gambut di seluruh
variabel. Analisis deskriptif ini digunakan daerah di Indonesia. Hutan sebagai proksi
untuk mendeskripsikan gambaran umum terbaik untuk mengurangi dampak krisis
data dan mengetahui faktor yang bumi. Hutan menyediakan jasa ekosistem,
memengaruhinya. termasuk pengaturan tanah, udara dan air
serta reservoir untuk keanekaragaman
Luas Hutan sebagai Pilar Lingkungan hayati dan bertindak sebagai penyerap
Lingkungan menjadi salah satu perhatian karbon (Kementerian PPN/Bappenas,
sebagai upaya pencegahan perubahan 2020).
iklim dan keberlanjutan industri. Hutan Penurunan Emisi Karbon sebagai Pilar
sebagai bagian dari lingkungan adalah Lingkungan
suatu ekosistem krusial yang berperan Berdasarkan laporan kajian ke-lima IPCC
sebagai paru-paru dunia karena (Intergovernmental Panel on Climate
menyimpan sumber oksigen yang begitu Change), terjadi peningkatan suhu di bumi
besar. Luas hutan secara global dapat sekitar 0,8 derajat Celcius selama abad
mencapai 31 persen dari luas permukaan terakhir. Proses pemanasan global ini
di bumi dan sebagian besarnya berada di terjadi akibat masuknya energi panas ke
daerah tropis termasuk Indonesia. Itulah lautan (kurang lebih 90 persen dari
sebabnya Indonesia menjadi sorotan keseluruhan panas), dan terdapat bukti
apabila penjarahan hutan dilakukan bahwa laut terus menghangat selama
bertubi-tubi tanpa memperhatikan periode ini (Masripatin et al., 2016).
dampak buruk yang mungkin terjadi di Berdasarkan laporan IPCC tersebut, jelas
masa depan. Kebakaran hutan yang bahwa kegiatan ekonomi dan manusia
terjadi masih menjadi penyumbang GRK cenderung mendorong emisi GRK.
(Gas Rumah Kaca) terbesar dari Indonesia. Indikator ini dipilih untuk menyatakan
Hal ini menjadi rekomendasi pentingnya bagaiman progres pemerintah dalam
upaya pencegahan degradasi hutan dan bertindak dan mengimplementasikan
65
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
66
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
67
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
68
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
69
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
70
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
kelestarian lingkungan. Dengan cara ini, signifikan antara variabel ekonomi hijau
investasi dalam pembangunan berkelanjutan terhadap pendapatan negara Indonesia
dapat terjadi melalui peningkatan komitmen dengan taraf signifikan 5 persen. Ini
moral tentang kesehatan lingkungan. mengartikan bahwa penerapan ekonomi
Perluasan dalam keberlanjutan tugas ekonomi hijau akan memberi dampak positif pada
hijau melibatkan layanan konseling umum pertumbuhan negara;
terhadap masyarakat, layanan pemeliharaan,
4) Ada sebesar 93.9 persen bahwa variabel
pelatihan dan kesadaran masyarakat serta
pendapatan negara dijelaskan oleh faktor-
sistem organisasi yang berorientasi hijau dan
pengarahan pada peningkatan tingkat faktor dari variabel ekonomi hijau yaitu
kelestarian lingkungan. Pengamatan terhadap faktor ekonomi, lingkungan dan sosial dan
ekonomi hijau perlu dimulai dengan sisanya sebesar 6.1 persen dijelaskan oleh
mengembangkan pemahaman yang lebih faktor dari variabel lain yang tidak
jelas tentang struktur dan praktiknya serta ditentukan dalam penelitian ini;
wacana yang membentuk identitas dan 5) Saran relevan yang dapat diberikan
lintasannya. Menguraikan dan meneliti dengan menerapkan kebijakan publik
ekonomi hijau membutuhkan pendekatan terkait dengan pengurangan kegiatan
multiteoritis karena mencerminkan ekonomi yang berdampak buruk pada
keragamannya dan mengacu pada untaian lingkungan serta membangun jenih
penelitian yang berbeda tentang tata kelola
hubungan yang terjadi antara ekonomi
sosio-lingkungan. Mempersiapkan kebijakan
hijau dan pertumbuhan negara. Adapun
ekonomi hijau melalui proses bertingkat dan
kebijakan yang dapat dilakukan dan
membutuhkan wawasan luas terkait transisi
sosioteknis. terkait dengan penelitian ini yaitu
memperhatikan aktivitas ekonomi yang
KESIMPULAN mendukung penurunan emisi Baseline dan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Gas Rumah Kaca (GRK). Pengurangan
yang telah diuji di dalam penelitian ini, dapat emisi GRK dengan pemanfaat biogas yang
diperoleh beberapa simpulan bahwa: dihasilkan dari kegiatan konversi minyak
1) Terdapat 4 indikator penelitian yang tanah/solar/diesel (baseline) ke biogas.
mampu menjelaskan variabel ekonomi 6) Investasi energi dengan kebijakan energi
hijau yaitu LINGKUNGAN_2_PEK bersih juga dapat mengurangi intensitas
(Penurunan Emisi dari Baseline/BAU), emisi yang terus meningkat. Hal ini dapat
EKONOMI_IGRK (Inventarisasi Emisi Gas dilakukan dengan memperkenalkan
Rumah Kaca), SOSIAL_1 (Angka Harapan kebijakan yang mendukung sumber energi
Hidup), SOSIAL_3 (Rata-rata Lama yang terbarukan. Emisi dari produksi energi
Sekolah), dan 2 indikator penelitian yang (minyak mentah, solar, diesel) merupakan
mampu menjelaskan variabel bagian terbesar dari emisi gas rumah kaca.
pendapatan Indonesia yaitu PN_1 Negara India pertama kali
(Pendapatan Domestik Bruto), PN_2 memperkenalkan program energi
(Pendapatan Per Kapita); terbarukan. Dampaknya, India mengalami
2) Setelah dilakukan evaluasi pada model pertumbuhan ekonomi tercepat selama
pengukurannya (outer model) diperoleh dua puluh tahun terakhir. India
tiga indikator refleksif yang tidak menerapkannya dengan memfasilitasi
memenuhi ketentuan nilai outer loading energi terbarukan hingga ke daerah
yaitu LINGKUNGAN_1_LH (Luas Hutan), pelosok atau terpencil yang meningkatkan
SOSIAL_2 (Tingkat Pengangguran Terbuka), permintaan konsumsi energi rumah
PN_3 (Tingkat Pengangguran); tangga. Selain peningkatan pertumbuhan
3) Hasil penelitian yang telah dilakukan ekonomi, kebijakan energi bersih dapat
diperoleh bahwa ada pengaruh positif dan
71
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
menciptakan efisiensi energi dan Gregorio, V. F., Pié, L., & Terceño, A. (2018). A
mengurangi polusi udara. systematic literature review of bio, green
and circular economy trends in
REFERENSI publications in the field of economics and
Akinyemi, O. E., Osabuohien, E. S., Alege, P. O., business management. Sustainability
& Ogundipe, A. A. (2017). Energy security, (Switzerland), 10(11).
trade and transition to green economy in https://doi.org/10.3390/su10114232
Africa. International Journal of Energy Heshmati, A. (2018). An empirical survey of the
Economics and Policy, 7(3), 127–136. ramifications of a green economy.
https://doi.org/10.2139/ssrn.2700026 International Journal of Green Economics,
BPS. (2022). Pengangguran Terbuka Menurut 12(1), 53–85.
Pendidikan Tertinggi Yang DItamatkan. https://doi.org/10.1504/ijge.2018.092359
Retrieved February 6, 2023, Kasayanond, A., Umam, R., & Jermsittiparsert, K.
fromhttps://www.bps.go.id/statictable/20 (2019). Environmental sustainability and its
09/04/16/972/pengangguran-terbuka- growth in Malaysia by elaborating the
menurut-pendidikan-tertinggi-yang- green economy and environmental
ditamatkan-1986---2022.html efficienc. International Journal of Energy
BPS. (2013). Luas Kawasan Hutan dan Kawasan Economics and Policy, 9(5), 465–473.
Konservasi Perairan Indonesia Berdasarkan https://doi.org/10.32479/ijeep.8310
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Kementerian PPN/Bappenas. (2020). Green
Hidup dan Kehutanan. Economy Index : A Step Forward to
https://www.bps.go.id/statictable/2013/1 Measure the Progress of Low Carbon and
2/31/1716/luas-kawasan-hutan-dan- Green Economy in Indonesia. Bappenas,
kawasan-konservasi-perairan-indonesia- 39.
berdasarkan-surat-keputusan-menteri- KLHK. (2018). Status Hutan dan Kehutanan
lingkungan-hidup-dan-kehutanan.html Indonesia Tahun 2018. Kementerian
BPS. (2019). Emisi Gas Rumah Kaca Menurut Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jenis Sektor Ribu Ton CO2e. Republik Indonesia, 1-183.
https://www.bps.go.id/statictable/2019/0 KLHK. (2021). Laporan Inventarisasi GRK 2020
9/24/2072/emisi-gas-rumah-kaca- dan Monitoring, Pelaporan, Verifikasi
menurut-jenis-sektor-ribu-ton-co2e-2000- (MPV). Dirjen PPI, 1–143.
2019.html KLHK. (2022). Laporan IGRK MPV 2021. Dirjen PPI,
Carfora, A., Pansini, R. V., & Scandurra, G. 1–156.
(2019). The causal relationship between Li, R., & Leung, G. C. K. (2021). The relationship
energy consumption, energy prices and between energy prices, economic growth
economic growth in Asian developing and renewable energy consumption:
countries: A replication. Energy Strategy Evidence from Europe. Energy Reports, 7,
Reviews, 23(May 2018), 81–85. 1712–1719.
https://doi.org/10.1016/j.esr.2018.12.004 https://doi.org/10.1016/j.egyr.2021.03.030
Dogaru, L. (2021). Green Economy and Green Loiseau, E., Saikku, L., Antikainen, R., Droste, N.,
Growth—Opportunities for Sustainable Hansjürgens, B., Pitkänen, K., Leskinen, P.,
Development. Kuikman, P., & Thomsen, M. (2016). Green
https://doi.org/10.3390/proceedings20200 economy and related concepts: An
63070 overview. Journal of Cleaner Production,
Georgeson, L., Maslin, M., & Poessinouw, M. 139, 361–371.
(2017). The global green economy: a https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.08.02
review of concepts, definitions, 4
measurement methodologies and their Lumbanraja, P. C., Sinulingga, S., & Absah, Y.
interactions. Geo: Geography and (2018). The Effect of the Physical Work
Environment, 4(1). Environment Quality on Field Employee’s
https://doi.org/10.1002/geo2.36 Performance: In Department of The Fire
Prevention and Fire Extinguish Medan.
72
Lumbanraja, P.C., Lumbanraja, P.L., Cendekia Niaga : Journal of Trade Development and Studies. 2023. Volume 7 Nomor 1: Nomor Halaman
20(11), 19–24.
https://doi.org/10.9790/487X-2011021924
Masripatin, N., Ginoga, K. L., Ridha, D. M., Purbo,
A., Wibowo, A., Tobing, L. B.,
Widyaningtyas, N., Widayati, T., Bagiyono,
R., Anwar, S., & Farid, M. (2016). Perubahan
Iklim, Perjanjian Paris dan Nationally
Determined Contribution.
ditjenppi.menlhk.go.id
Purnomo, A., Firdaus, M., Saputra, D. H., Teja, A.,
& Harjanti, W. (2021). A scientometric
mapping of green economy academic
publication. Proceedings of the
International Conference on Industrial
Engineering and Operations
Management, 1855–1863.
San, O. T., Anqi, C., Muhammad, H., & Izah, A.
(2022). Research on the Role of Green
Innovation , Trade and Energy in Promoting
Green Economic Growth. 6(2), 5186–5194.
73