Asep Saefuddin
Rektor Universitas Trilogi
Jl. Taman Makam Pahlawan, No. 1 Kalibata, Jakarta Selatan 12760
E-mail : asaefuddin@gmail.com
RINGKASAN
Ekonomi Biru sebagai pengarusutamaan pembangunan nasional mengintegrasikan
pembangunan ekonomi berbasis darat dan laut secara berkelanjutan yang saat ini masih terus
dikembangkan. Ekonomi biru akan berlanjut mendorong berbagai stakeholder, pemerintah,
perguruan tinggi, bisnis, dan masyarakat untuk terus menerus mengeksplorasi peluang aplikasi
ekonomi biru dan strategi operasional didalam proses industrialisasi bidang kelautan dan
perikanan. Ekonomi biru memerlukan aplikasi pengetahuan dan dukungan teknologi.
Pelaksanaannya dalam bidang kelautan dan perikanan membutuhkan inovasi tepat guna, yang
tidak hanya mampu untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, tetapi juga lebih
nyata dalam inovasi sistem produksi. Peran perguruan tinggi lebih proaktif dalam mendorong
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pengabdian masyarakat sebagai instrumen untuk
melahirkan inovasi bernilai ekonomi dalam konsep Ekonomi Biru. Selanjutnya peran pemerintah
daerah sangat diharapkan sebagai badan pengatur regulasi dan fasilitasi kepada industri
(khususnya kepada industri kreatif kecil dan menengah).
135
Vol. 1 No. 3, Desember 2014 Perguruan Tinggi, Peran Pemerintah dan Pengembangan Blue Economy
136
Asep Saefuddin Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan
teknologi), yang menjadi pemenang adalah memiliki baik peluang maupun resiko untuk
mereka yang mampu untuk menerapkan inovasi lembaga keuangan, diperlukan alternatif manajer
pada produk dan pelayanan. Inovasi dalam ilmu aset dan jenis usaha lainnya yang memerlukan
pengetahuan dan teknologi akan menjadi bernilai dana untuk memenuhi tujuan pertumbuhan. 4)
ekonomi dengan memasukkan elemen-elemen Pemerintah mendorong hubungan kerjasama
strategi pertumbuh-an, strategi kompetitif, dengan sektor swasta. Tahun-tahun belakangan
proposisi nilai, segmentasi pasar, model ini merupakan penyesuaian ulang antara ekonomi
pendapatan dan struktur rantai nilai. pembangunan dan eknomi baru, antara sektor
Penelusuran trend global menuju kepada enam publik dan sektor swasta, dan antara lembaga
aspek pembangunan besar jangka panjang yang global dan suatu negara. Penyesuaian ini akan
membentuk dunia kita, yaitu: 1) Peningkatan terus berlanjut dengan pendefinisian ulang peran
kekuasaan pasar-pasar baru. Saat ini, pasar yang pemerintah, lembaga dan organisasi dalam dunia
bar u muncul ber tindak sebag ai mesin pasca krisis ini. 5) Inovasi teknologi yang cepat
pertumbuhan, dan efek jangkauannya yang cukup menciptakan suatu dunia yang cerdas dan mobile.
jauh berlanjut memainkan peranan yang penting, Teknologi “cerdas” menawarkan janji untuk akses
namun resikonya juga sering tidak diperhitung- langsung pada perawatan kesehatan dan
kan. Untuk itu mengambil manfaat dari peluang pendidikan, dan mengaburkan batas antar
pasar yang baru muncul membutuhkan industri. Kekuatan individual akan berkembang
perencanaan yang hati-hati. 2) Teknologi dan pesaing-pesaing baru akan bermunculan,
“bersih” menjadi suatu keunggulan kompetitif. tentu akan mengganggu pasar industri dan
Berbagai pemerintah dan lembaga berlomba menciptakan model bisnis baru. 6) Pergerakan
mengumumkan rencana untuk menurunkan jejak demografi merubah angkatan kerja global.
karbonnya. Gerakan menuju teknologi “bersih” Perusahaan global akan menhadapi tantangan
bisa merupakan representasi suatu revolusi tersebut, walaupun populasi global meningkat,
industri kedua yang akan memiliki efek sebesar perusahaan tersebut harus memperkerjakan
yang pertama. 3) Perbankan global mencari tenaga dari angkatan kerja yang semakin sedikit
strategi pemulihan melalui transformasi. Sistem terkait dengan populasi yang menua. Keenam
keuangan global saat berada pada kondisi aspek tersebut disajikan pada Gambar 2
mengalir. Ketidakpastian situasi keuangan saat ini Pendorong perubahan ekonomi global.
137
Vol. 1 No. 3, Desember 2014 Perguruan Tinggi, Peran Pemerintah dan Pengembangan Blue Economy
Ekonomi global saling terkait sangat erat, pemeliharaan biodiversitas, stabilitas atmosfir,
dimana perusahaan, pemerintah dan industri dan fungsi-fungsi ekosistem yang tidak
seg era dihar uskan untuk beker jasama. dikategorikan sebagai sumberdaya ekonomi.
Karakteristik pembangunan berkelanjutan 3. Keberlanjutan sosial. Keberlanjutan sosial
merupakan pilihan tepat untuk mengantisipasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mampu
perubahan tersebut, karena mempertimbangkan untuk mencapai kualitas, menyediakan
aspek ekonomi, ekologis dan sosial. Haris (2000) pelayanan sosial termasuk kesehatan,
dalam Fauzi (2004) memandang bahwa konsep pendidikan, akuntabilitas gender dan politik.
keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai
berikut : Konsep Ekonomi Bir u mengundang
1. Pembangunan ekonomi berkelanjutan harus komunitas global untuk merubah bagaimana
mampu menghasilkan barang dan jasa secara pengelolaan sumberdaya alam secara optimal,
berkesinambungan untuk memastikan berkelanjutan dan dengan cara yang bijaksana.
ke b e r l a n g s u n g a n p e m e r i n t a h a n d a n Esensi Ekonomi Biru (Pauli, 2010) adalah : a)
menghindari ketidakseimbangan antar sektor Belajar dari Alam : pembelajaran dari alam, bekerja
yang dapat menghancurkan produksi sesuai dengan apa yang telah disediakan oleh alam
pertanian dan industri. secara efisien tanpa mengurangi bahkan
2. Keberlanjutan lingkungan/ekologi. Sistem memperkaya sumberdaya alam tersebut
keberlanjutan lingkungan harus mampu (perubahan dari kelangkaan menuju kelimpahan/
menjaga kestabilan sumberdaya alam, from scarcity to abundance). b) Logika Ekosistem,
menghindari eksploitasi sumberdaya alam dan bagaimana ekosistem dimodelkan dalam
fungsi lingkungan. Konsep ini juga melibatkan Ekonomi Biru, misalnya seperti aliran air dari
138
Asep Saefuddin Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan
pegunungan yang membawa unsur hara dan Perikanan membutuhkan inovasi tepat guna,
energi untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tidak hanya mampu untuk memanfaatkan
kehidupan untuk seluruh komponen ekosistem sumberdaya alam secara berkelanjutan, tetapi juga
(limbah dari sesuatu dapat menjadi makanan lebih nyata dalam inovasi sistem produksi.
untuk mahluk lainnya, limbah dari suatu proses
menjadi bahan mentah/sumber energi untuk
proses lainnya). c) Terinspirasi dari 100 Inovasi, I I I . P E R A N P E M E R I N TA H DA N
telah dikumpulkan 100 inovasi ekonomi praktis PERGURUAN TINGGI
yang menginspirasi Ekonomi Biru dengan model Pada era globalisasi dengan ekonomi berbasis
sistem kerja ekosistem. Ekosistem selalu bekerja sarat teknologi membutuhkan kerjasama yang
dari tingkat efisiensi tertinggi untuk aliran unsur kuat antar stakeholder dalam pembangunan
hara dan energi tanpa buangan emisi dan limbah, regional. Seluruh sektor perlu dipetakan dan
untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar seluruh dianalisis untuk menghasilkan prioritas yang tepat
komponennya. dalam pembangunan regional. Selain itu,
Ekonomi Biru telah diusulkan dalam Rencana kerjasama internal antar instansi dalam
Pembangunan Jangka Menengah sektor Kelautan pemerintah daerah dan kerjasama eksternal
dan Perikanan tahun 2013 sampai 2025. Ekonomi dengan institusi lokal lainnya sangat penting untuk
Biru sebagai pengarusutamaan pembangunan melaksanakan pembangunan yang terintegrasi.
nasional mengintegrasikan pembangunan Ilmu pengetahuan yang telah tersedia di
ekonomi berbasis darat dan laut secara pendidikan tinggi dapat ditularkan pada berbagai
berkelanjutan. Ekonomi biru akan berlanjut institusi lokal. Pemerintah daerah dapat
mendorong stakeholder, pemerintah, bisnis, berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi untuk
perguruan tinggi dan masyarakat untuk terus peningkatan kapasitas stafnya dalam
menerus mengeksplorasi peluang aplikasi mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Ekonomi Biru dan strategi opresional didalam termasuk kearifan lokal, terkait dengan
proses industrialisasi bidang Kelautan dan pembangunan berkelanjutan. Gambar 3
Perikanan. Ekonomi Biru memerlukan aplikasi pergerakan input-output dalam knowledge economy.
pengetahuan dan dukung an teknologi. Hubungan antar pihak dalam suatu kerjasama
Pelaksanaannya dalam bidang Kelautan dan perlu diperkuat dengan partisipasi pemerintah,
Sumber: http://www.global-knowledge-based-economy
Gambar 3. Pergerakan input-output dalam knowledge based economy
139
Vol. 1 No. 3, Desember 2014 Perguruan Tinggi, Peran Pemerintah dan Pengembangan Blue Economy
perguruan tinggi dan industri (UKM dan industri global. Materi utama dalam knowledge-based
besar) (Plucknett, 1990). Kerjasama dengan economic adalah modal, inovasi teknologi,
model Peneliti, Pemerintah, Industri harus ke m a m p u a n t e k n i s t e n a g a ke r j a d a n
mampu memperkuat dan membawa program kewirausahaan. Penelitian di dalam kampus
litbang lebih dekat kepada kebutuhan distimulasi oleh kebutuhan regional dan global
penggunanya. Secara bersamaan, dukungan dapat menghasilkan kreativitas dan ide-ide yang
pendanaan dan kebijakan pemerintah menjadi diperlukan untuk penyelesaian masalah, transfer
lebih akurat dan bermanfaat. Terminologi teknologi dan mekanisme terobosan. Ekonomi
kerjasama yang telah dikenal adalah ABG-C berbasis pengetahuan membutuhkan kemitraan
(Academics, Business and Government for Community mutual antara perguruan tinggi dan industri
prosperity). termasuk UKM.
Pemerintah terus mencari upaya untuk Selain itu pemerintah daerah dapat memainkan
meningkatkan kinerja ekonomi regional dengan peran dalam hukum dan regulasi terkait dengan
meningkatkan laju transfer hasil penelitian dari implementasi Ekonomi Biru, sebagai berikut :
perguruan tinggi kepada industri, perencanaan 1. Memonitor keamanan produk yang diper-
regional dan aktivitas lain dalam pembangunan dagangkan (baik pada tingkat lokal maupun
regional terutama pada aspek ekonomi dengan global)
memperhatikan perspektif sosial dan lingkungan. 2. Kebijakan dan peraturan perundangan yang
Pendidikan tinggi dengan dedikasi dan agenda mendorong penemuan inovasi, dan investasi
riset yang kuat telah menjadi pemain penting pada industri kreatif.
dalam pembangunan (ekonomi) regional dan 3. Kebijakan untuk kerjasama antara pihak yang
efektif.
Gambar 4. Contoh Pola Kerjasama antara Perguruan Tinggi, Pemeintah Daerah dan Masyarakat
140
Asep Saefuddin Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan
141
Vol. 1 No. 3, Desember 2014 Perguruan Tinggi, Peran Pemerintah dan Pengembangan Blue Economy
142