Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH GEOLOGI LAUT A

“Implementasi Blue Economy dengan Coastal Geology”

OLEH:
EDGAR WAHYU KADANG
D061211030

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
Implementasi Blue Economy dengan Coastal Geology

"Blue and Green Economy (BGE)" merupakan hal yang penting karena
sektor ekonomi kelautan dan perikanan merupakan sumber daya yang berlimpah
yang menjanjikan usaha-usaha yang menguntungkan dan dapat menyerap tenaga
kerja dalam jumlah besar. Dengan kata lain pengelolaan sumber daya kelautan
dan perikanan dapat mengatasi tingginya angka pengangguran dan kemiskinan.
Dengan mengembangkan sektor ekonomi kelautan, maka akan tercipta pusat-
pusat kemakmuran yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Ini dapat
memecahkan permasalahan kronis bangsa berupa ketimpangan pembangunan
antarwilayah, 'brain drainn, dan urbanisasi. Konsep ‘sustainability development
with equity’ (pembangunan berkelanjutan dengan kesetaraan) menjadi pegangan
Indonesia dan menjiwai semua perencanaan pembangunan. Dalam penerapan
konsep BE dan GE dalam perencanaan pembangunan Indonesia memiliki tujuan
akhir pada peningkatan pendapatan, yang juga berarti kesejahteraan masyarakat
meningkat. Penjelasan di muka mengandung arti bahwa perencanaan
pembangunan di Indonesia harus memperhatikan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan dan sumber daya hayati secara seimbang agar terjamin
keberlangsungannya (sustainable), dapat memberi kontribusi pada pertumbuhan
ekonomi (economic growth), dan pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia (community welfare).

Blue ekonomi adalah proses dimana bahan baku berikut proses produksi
berasal dari alam semesta dan mengikuti cara alam bekerja. Ekonomi Biru
merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi
yang dewasa ini menjadi kurang baik dan menciptakan lebih banyak kegiatan
dalam bentuk model yang Sustainable. Memberikan solusi terbaik dengan cara
mentransfer ekonomi dan mengahasilkan komunitas yang lebih baik untuk masa
yang akan datang. Konsep Ekonomi Biru dikembangkan untuk menjawab
tantangan sistem ekonomi dunia yang cenderung ekploitatif dan merusak
lingkungan yang disebabkan oleh eksploitasi melebihi kapasitas atau daya
dukung alam.

Sedangkan konsep blue economy pertama kali dilontarkan oleh Prof.


Gunter Pauli dalam bukunya yang berjudul The Blue Economy, 10 Years, 100
Innovations, 100 Million Jobs, yang menggambarkan potensi manfaat teorinya
bagi perlindungan lingkungan hidup komunitas dunia, pelestarian sumber daya
alam, inisiatif pengurangan biaya industri dengan pengalihan pada konsumsi
energi hijau, bersih, hasil daur ulang atau terbarukan. Dalam bukunya tersebut,
Pauli (2006) menyebutkan bahwa Blue Economy is a collection of innovations
contributing towards the creation of a global consciousness rooted in the search
for practical solutions based on sustainable natural systems.

Blue economy merupakan konsep optimalisasi sumber daya perairan yang


bertujuan untuk meningkaktkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kegiatan
yang inovatif dan kreatif dengan tetap menjamin keberlanjutan usaha dan
kelestarian lingkungan. Konsep blue ekonomi mengedepankan dan
menitikberatkan pada efisiensi. Efisiensi mendorong adanya pengembangan
investasi dan bisnis perikanan dengan tetap menjaga lingkungan tetap lestari. Inti
utama dari blue economy ini adalah kegiatan yang pro ekosistem. Segala limbah
keluaran dari kegiatan perikanan harus berada dalam kondisi yang tidak
mencemari tanah maupun perairan umum. Limbah, baik limbah kimia maupun
limbah organik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada
habitat dan kehidupan ekosistem, oleh sebab itu, maka perlu ada ilmu dan
teknologi dalam men-treatment keluaran limbah. Beberapa obyek blue economy
yang dapat dimanfaatkan dalam bidang geology pantai antara lain:

a. Energi Laut: Salah satu potensi blue economy yang dapat dimanfaatkan
dalam bidang geology pantai adalah energi laut. Energi laut dapat dihasilkan
dari gelombang, arus pasang-surut, dan energi termal. Dalam pengembangan
teknologi energi laut, ilmu geologi pantai sangat penting dalam menentukan
lokasi dan karakteristik lahan pantai yang dapat memaksimalkan potensi
energi laut.
b. Pariwisata Pantai: Potensi pariwisata pantai yang berkelanjutan juga dapat
dimanfaatkan dalam blue economy dengan mempertimbangkan karakteristik
geologi pantai. Pariwisata pantai yang berkelanjutan dapat dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik geologi pantai seperti kondisi
lingkungan, pergerakan pasang-surut, dan jenis pantai.
c. Pengelolaan Sumber Daya Alam: Blue economy dengan coastal geology
juga dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan sumber daya alam seperti ikan
dan mineral pantai. Dalam pengelolaan sumber daya alam, ilmu geologi
pantai penting dalam memahami interaksi antara laut dan daratan, serta
karakteristik sedimen pantai yang dapat mempengaruhi produktivitas sumber
daya alam.
d. Teknologi Kelautan: Teknologi kelautan yang berkelanjutan juga dapat
dikembangkan dengan mempertimbangkan karakteristik geologi pantai.
Teknologi kelautan seperti pembangkit listrik tenaga gelombang dan arus
pasang-surut dapat dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik lahan
pantai dan dampaknya terhadap lingkungan.

Adapun obyek dari ekonomi biru yang akan dibahas pada paper ini
berfokus pada implementasi blue economy dalam bidang pariwisata yang dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi berkelanjutan,
konservasi sumber daya, dan perlindungan lingkungan. Berikut adalah beberapa
contoh konsep implementasi blue economy dalam bidang pariwisata:

a. Pariwisata Berkelanjutan: Pariwisata pantai yang berkelanjutan dapat


dikembangkan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan
infrastruktur pariwisata yang ramah lingkungan, seperti penggunaan energi
terbarukan dan manajemen limbah yang baik.
b. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Pemanfaatan sumber daya lokal seperti
produk makanan dan kerajinan tangan dapat menjadi alternatif pariwisata
yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan produk
lokal dan mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah di sekitar
destinasi wisata.
c. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan: Pendidikan dan kesadaran
lingkungan dapat menjadi bagian dari konsep pariwisata berkelanjutan dengan
mempertimbangkan dampak positifnya terhadap masyarakat lokal dan
lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan program
pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat lokal tentang pentingnya
konservasi sumber daya dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
d. Ekowisata: Ekowisata dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengembangkan aktivitas wisata yang berkelanjutan
seperti snorkeling dan diving yang dilakukan dengan memperhatikan
keseimbangan ekosistem laut dan menjaga keberlanjutan lingkungan laut.
e. Pengembangan Destinasi Wisata Berkelanjutan: Pengembangan destinasi
wisata yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan memperhatikan
karakteristik lingkungan, sosial, dan budaya setempat. Hal ini dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan konsep desa wisata yang
mempromosikan keberlanjutan lingkungan dan memperkuat keterlibatan
masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata.

Implementasi konsep blue economy dalam bidang pariwisata dapat


membawa dampak positif bagi ekonomi lokal, lingkungan, dan masyarakat
sekitar, sehingga menjadi alternatif pariwisata yang berkelanjutan.

Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam ekonomi biru dapat menjadi


kunci emas di dalam perencanaan pembangunan nasional. Langkah-langkah
konkret dari penerapan "blue economy" ini terbagi menjadi tiga, yaitu : "Pertama
adalah soal pemahaman yang lebih jelas tentang nilai dari ekosistem laut. Kedua,
dengan lebih efektif mengaitkan ekosistem laut dengan ketahanan pangan, ini
terkait dengan kesinambungan bahan pangan dengan strategi ekonomi serta sosial
pembangunan," sementara pendekatan ketiga adalah dengan transisi ekonomi
dalam potensi ekonomi menyangkut pasar, industri, dan komunitas terhadap pola
pembangunan yang lebih berkeadilan. Kegiatan nelayan di pantai nan elok Prinsip
ekonomi biru dinilai tepat dalam membantu dunia untuk menghadapi tantangan
perubahan iklim, ekosistem laut yang kian rentan terhadap dampak perubahan
iklim dan pengasaman laut. Dalam konsep blue economy, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, akan berfokus pada tiga factor, yaitu, ekologi, sosial, dan ekonomi,
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, prinsip
ekonomi biru tidak bertentangan dengan konsep ekonomi hijau Konsepsi ekonomi
biru dapat menjembatani ekonomi hijau yang selama ini diterapkan dalam
perencanaan pembangunan di Indonesia.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa implementasi blue economy dengan


coastal geology berarti memanfaatkan potensi sumber daya laut secara
berkelanjutan dengan memperhatikan kondisi geologi pantai dan dampaknya
terhadap lingkungan. Hal ini melibatkan penerapan ilmu geologi pantai
dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur yang dapat memanfaatkan
sumber daya laut secara berkelanjutan, seperti energi laut dan pariwisata pantai
yang berkelanjutan.

Dengan memperhatikan kondisi geologi pantai, dapat dikembangkan


infrastruktur pariwisata yang aman bagi lingkungan serta masyarakat sekitar.
Selain itu, mempertimbangkan faktor geologi pantai juga penting dalam
pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang dan arus pasang-surut yang
berkelanjutan.

Namun, perlu diingat bahwa pemanfaatan sumber daya laut secara


berlebihan dan tidak berkelanjutan dapat memiliki dampak negatif pada
lingkungan dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, implementasi blue economy
dengan coastal geology juga melibatkan pengembangan sistem pengelolaan
sumber daya laut yang berkelanjutan dan mempertimbangkan dampak terhadap
lingkungan danmasyarakat sekitar.
Daftar Pustaka

Faizah, Ajeng. 2010. Konsep Keseimbangan Perspektif Ekonomi dan


Lingkungam. Solo: Universitas Sebelas Maret
Harits Dwi Wiratma, Tanti Nurgiyanti. 2019. Pembangunan Pariwisata Kulon
Progo Melalui Konsep Green Economy dan Blue Economy. Yogyakarta:
Universitas Respati Yogyakarta
Naufal Rusydy Nurfauz. 2022. Implementasi Konsep Blue Economy dalam
Pembangunan Masyarakat Pesisir di masa New Normal. ENAKOTA - Seminar
Nasional Ekonomi dan Akuntansi No. 1, Vol. 1, 2022, 75 - 82

Anda mungkin juga menyukai