Abstrak Green economy telah menjadi konsep yang populer dalam beberapa tahun terakhir,
dengan fokus pada pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kalimantan Tengah memiliki banyak potensi untuk menerapkan green economy, dengan
kekayaan alamnya yang melimpah dan masyarakat yang sadar lingkungan. Dalam penlitian ini,
kami mengeksplorasi potensi implementasi green economy di Kalimantan Tengah dan tantangan
yang harus dihadapi dalam menerapkannya. Kami juga membahas beberapa contoh inisiatif
green economy yang telah dilakukan di Kalimantan Tengah dan manfaat yang dapat dihasilkan
dari penerapannya. Namun, untuk mengimplementasikan ekonomi hijau di Kalimantan Tengah,
diperlukan dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Kebijakan dan regulasi
yang mendukung, serta aksesibilitas terhadap modal dan teknologi, dapat membantu mendorong
pengembangan sektor-sektor yang berpotensi dalam ekonomi hijau. Dalam rangka mencapai
pembangunan yang berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan,
implementasi ekonomi hijau di Kalimantan Tengah dapat menjadi salah satu alternatif untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kata Kunci : Green economy, Kalimantan Tengah, keberlanjutan, lingkungan,dan inisiatif
Abstract Green economy has become a popular concept in recent years, with a focus on
sustainable and environmentally friendly economic development. Central Kalimantan has a lot
of potential to implement a green economy, with its abundant natural wealth and
environmentally conscious people. In this research, we explore the potential for implementing a
green economy in Central Kalimantan and the challenges that must be faced in implementing it.
We also discuss some examples of green economy initiatives that have been implemented in
Central Kalimantan and the benefits that can be generated from their implementation. However,
to implement a green economy in Central Kalimantan, support from the government, the private
sector and the community is needed. Supportive policies and regulations, as well as accessibility
to capital and technology, can help promote the development of potential sectors in a green
economy. In order to achieve sustainable development and reduce negative impacts on the
environment, the implementation of a green economy in Central Kalimantan can be an
alternative to achieve this goal.
Keywords: Green economy, Central Kalimantan, sustainability, environment, and initiatives
Pendahuluan
Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau
Kalimantan dengan ibu kota Palangka Raya. Secara astronomis, Kalimantan Tengah terletak
antara 0°45’ Lintang Utara s.d. 3°30’ Lintang Selatan dan 111° s.d. 116° Bujur Timur. Secara
administratif, Provinsi Kalimantan Tengah memiliki batas wilayah sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur; sebelah selatan berbatasan dengan
Laut Jawa; sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Selatan; dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat (Dishut Kalteng, t.t.).
Mata pencaharian penduduk Kalimantan Tengah sebagian besar dari sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan industri. Berdasarkan data
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, jumlah
penduduk Kalimantan Tengah pada Juni 2021 mencapai 2,64 juta jiwa. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 1,85 juta jiwa (69,97%) merupakan kelompok usia produktif (15-64 tahun). Usia
produktif merupakan usia seseorang yang masih bisa bekerja dan menghasilkan sesuatu.
Besarnya jumlah penduduk usia produktif merupakan salah satu modal penting untuk
mempercepat pembangunan di suatu wilayah. Kemudian, sebanyak 691,49 ribu jiwa (26,91%)
penduduk merupakan kelompok usia belum produktif (0-14 tahun) dan sebanyak 101,25 ribu
jiwa (3,84%) merupakan kelompok usia sudah tidak produktif (65 tahun ke atas) (Databoks,
2021). Jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan sebesar 141,03 ribu orang.
Jumlah pengangguran terbuka hingga Agustus 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,28 poin
dibandingkan Februari 2021, yakni sebesar 63,87 ribu orang (Kanwil DJPb Kalteng, 2022).
Sebagai provinsi terluas urutan pertama di Indonesia dengan luas wilayah 153.564,5 km²
menyimpan sejuta pesona alam berupa sungai yang membelah bukit, dan hutan yang menjadi
habitat bagi keanekaragaman flora dan fauna. Tenggaring (nephelium ramboutan-ake)
merupakan flora identitas Provinsi Kalimantan Tengah. Jenis fauna endemik, antara lain
bekantan (nasalis larvatus), orang utan (pongo), beruang madu (helarctos malayanus), burung
kuau melayu (polyplectron malacense), dan burung raja-udang kalung-biru (alcedo euryzona).
(The Colour of Indonesia, 2015).
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki
keanekaragaman dan potensi sumber daya alam yang melimpah, seperti hutan, tambang, dan
perkebunan kelapa sawit, potensi tersebut menjadi modal dasar dalam pencapaian pembangunan
yang berkelanjutan. Namun, kegiatan ekonomi yang mengandalkan sumber daya alam tersebut
juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan implementasi konsep ekonomi hijau atau green economy yang berkelanjutan untuk
memperbaiki kondisi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
berkelanjutan.
Green economy atau ekonomi hijau merupakan suatu pendekatan pembangunan ekonomi
yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berbasis pada pengurangan emisi
gas rumah kaca dan penggunaan sumber daya alam yang efisien. Kalimantan Tengah merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk mengimplementasikan
konsep green economy, terutama karena wilayahnya yang kaya akan sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan, seperti hutan tropis dan keanekaragaman hayati
Studi yang dilakukan oleh Wibowo dan Widyasari (2020) menunjukkan bahwa
penerapan konsep green economy di sektor pertanian dapat meningkatkan pendapatan petani
serta mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu, penelitian
oleh Syafii dan Syahrida (2020) juga menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata berbasis
lingkungan dapat meningkatkan pendapatan daerah serta membuka peluang kerja baru.
Beberapa sektor yang memiliki potensi besar untuk dijadikan basis ekonomi hijau di
Kalimantan Tengah antara lain adalah sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan,
pengelolaan limbah dan sampah, energi terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan. Dalam
menerapkan konsep green economy, dibutuhkan dukungan dari pemerintah, swasta, dan
masyarakat secara bersama-sama untuk menciptakan sebuah ekosistem yang kondusif bagi
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
.Konsep green economy melibatkan pengembangan dan penerapan teknologi dan praktik
yang ramah lingkungan serta peningkatan kualitas hidup manusia melalui penciptaan lapangan
kerja yang berkelanjutan dan redistribusi kekayaan yang lebih adil. Implementasi green economy
di Kalimantan Tengah dapat menghasilkan manfaat seperti pengurangan emisi gas rumah kaca,
peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam, diversifikasi ekonomi, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Namun, implementasi green economy di Kalimantan Tengah juga memiliki tantangan,
seperti kebijakan dan regulasi yang kurang mendukung, minimnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pelestarian lingkungan, dan ketergantungan ekonomi pada sektor-sektor yang
menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam rangka mendorong penerapan konsep
green economy di Kalimantan Tengah, dibutuhkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat
untuk memperkuat regulasi serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan
lingkungan dalam pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dan
kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong implementasi
green economy di Kalimantan Tengah.
Kajian Teori
Kalimantan Tengah yang memiliki potensi besar untuk menerapkan green economy,
mengingat provinsi ini memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti hutan, sungai, dan
tanah yang subur. Dalam konteks ini, green economy dapat didefinisikan sebagai sebuah model
pembangunan yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Beberapa teori yang dapat digunakan untuk memahami potensi implementasi green economy di
Kalimantan Tengah antara lain:
Ekonomi Hijau (Green Economics)
Teori ekonomi hijau menjelaskan tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat
dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dalam konteks
Kalimantan Tengah, teori ini dapat diaplikasikan dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi
yang ramah lingkungan seperti pariwisata alam, perkebunan organik, dan pengembangan energi
terbarukan.
Teori ekonomi hijau adalah konsep ekonomi yang mempromosikan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Konsep ini
didasarkan pada gagasan bahwa lingkungan yang sehat dan lestari adalah prasyarat bagi
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Teori ekonomi hijau mengakui bahwa kegiatan ekonomi
dan pembangunan harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga dan meningkatkan
lingkungan alami.
Teori ini menekankan perlunya mempertimbangkan dampak lingkungan dalam
pengambilan keputusan ekonomi, dan mendorong penggunaan teknologi dan sumber daya yang
lebih ramah lingkungan. Konsep ini juga mempromosikan pendekatan berkelanjutan dalam
pengelolaan sumber daya, termasuk pengembangan sumber daya terbarukan dan membatasi
penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
Selain itu, teori ekonomi hijau juga menggabungkan konsep keadilan sosial dan ekonomi.
Teori ini mengakui bahwa kesenjangan ekonomi dan sosial dapat menghambat kemajuan
ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, pendekatan ekonomi hijau juga
mencakup kesetaraan akses dan distribusi sumber daya serta mempromosikan partisipasi
masyarakat yang lebih luas dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi lingkungan.
Dalam praktiknya, teori ekonomi hijau mengharuskan kerja sama lintas sektor antara
pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil. Konsep ini juga mendorong pengembangan kebijakan
publik yang mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan social, Edward B. Barbier: Ahli ekonomi lingkungan
yang memperkenalkan konsep ekonomi hijau pada tahun 1989. Menurutnya, Teori Ekonomi
Hijau mencakup prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan
pengurangan dampak lingkungan pada pembangunan ekonomi.
Keseimpulan
Potensi implementasi green economy di Kalimantan Tengah sangat besar, dan penerapannya
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Namun, masih ada tantangan yang
harus diatasi dalam menerapkan konsep ini, seperti kurangnya investasi dan infrastruktur, serta
kurangnya kesadaran masyarakat. Untuk dapat menerapkan ekonomi hijau secara efektif, perlu
ada dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah,sektor swasta, masyarakat, dunia usaha,
dan akademisi. Dukungan ini meliputi penyediaan kebijakan dan regulasi yang mendukung,
pendidikan dan pelatihan, dan pemberian insentif bagi pelaku usaha yang menerapkan prinsip
ekonomi hijau serta mengembangkan green economy di Kalimantan Tengah dan menciptakan
masa depan yang lebih berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2014). Strategi Nasional Ekonomi
Hijau Indonesia.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. (2017). Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah 2018-2023.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kehutanan. (2013). Kajian Potensi dan
Peluang Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia
Putri, M. E. (2020). Potensi dan Peluang Pengembangan Green Economy di Kalimantan
Tengah. Jurnal Pembangunan Ekonomi Daerah, 15(2), 225-236.
Yuliansyah, Y., & Murty, M. N. (2018). Strategi pengembangan ekonomi hijau di
Kalimantan Tengah. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 19(2), 152-169.
Suparwanto, A., & Darsono, A. (2019). Kajian potensi pengembangan green economy di
Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan,
16(4), 223-236.
Wijaya, M. A., & Yuliansyah, A. T. (2021). Potensi Implementasi Green Economy di
Kalimantan Tengah. Jurnal Wacana Ekonomi, 1(1), 1-10.
Nugraha, R., Ramdhani, M. A., & Amalia, L. (2020). Green economy in the palm oil
industry: A study of Indonesia's sustainable palm oil certification. Journal of Cleaner Production,
277, 123074.
Subiyanto, A., & Nuryartono, N. (2019). Green economy: Strategies and implementation
in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 243(1), 012034.
Pearce, D. W., & Turner, R. K. (1990). Economics of Natural Resources and the
Environment. Harvester Wheatsheaf.
Spash, C. L. (2010). The brave new world of carbon trading. New Political Economy,
15(2), 169-195.
Stiglitz, J. E., Sen, A., & Fitoussi, J. P. (2009). Report by the Commission on the
Measurement of Economic Performance and Social Progress. Commission on the Measurement
of Economic Performance and Social Progress.
United Nations Environment Programme. (2011). Towards a Green Economy: Pathways
to Sustainable Development and Poverty Eradication.
Spangenberg, J. H. (2004). Reconciling sustainability and growth: criteria, indicators,
policies. Sustainable development, 12(2), 74-86.
United Nations. (2015). Transforming our world: The 2030 agenda for sustainable
development. United Nations.
Daly, H. E. (1996). Beyond growth: The economics of sustainable development. Beacon
Press.
Adams, W. M. (2006). The future of sustainability: Re-thinking environment and
development in the twenty-first century. Report of the IUCN Renowned Thinkers Meeting, 29–
31 January 2006, Montreux, Switzerland.
Pearce, D., Markandya, A., & Barbier, E. B. (1989). Blueprint for a green economy.
Earthscan Publications.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Tengah 2021-
2026, yang memuat program pengembangan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan
aspek lingkungan.
Buku "Green Economy and Sustainable Development: Bringing Back the Social
Dimension", yang menyajikan berbagai studi kasus penerapan Green Economy di beberapa
negara di dunia.
https://bppk.kemenkeu.go.id/balai-diklat-keuangan-pontianak/artikel/menghijaukan-
ekonomi-menuju-kalimantan-tengah-yang-sejahtera-149907