Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MIDTEST

MATA KULIAH GEOLOGI LAUT

OLEH :
ZAHARANI PUTRI ASRI
D061211085

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
BLUE ECONOMY

PENDAHULUAN

Potensi perikanan dan kelautan bangsa Indonesia diharapkan menjadi


primadona baru pembangunan di masa datang. Potensi tersebut bila
dikembangkan dengan baik, akan menghasilkan pendapatan negara yang luar
biasa. Kesadaran untuk mengembangkan potensi tersebut juga harus dibarengi
dengan kesadaran menjaga lingkungan agar dapat terus memberi manfaat untuk
generasi mendatang. Hal inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep Blue
Economy untuk melengkapi konsep Green Economy yang telah dipopulerkan
sebelumnya.
Istilah blue economy tersebut telah diangkat dalam berbagai kerjasama
internasional, seperti pada pertemuan tingkat Senior Officials Meeting (SOM) for
the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Konsep tersebut adalah konsep
pengembangan yang membidik tiga kepentingan, yakni Pertumbuhan,
Kesejahteraan masyarakat dan Penyehatan lingkungan. Ekonomi biru dapat dilihat
sebagai tindakan yang bertumpu pada pengembangan ekonomi rakyat secara
komprehensif guna mencapai pembangunan secara keseluruhan, sumberdaya laut
yang diolah akan dimanfaatkan secara optimal sebagai mainstream pembangunan
ekonomi nasional.
Terdapat beberapa sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan guna
memajukan dan memakmurkan bangsa Indonesia, yaitu kekayaan sumberdaya
hayati yang dapat diperbaharui (hasil-hasil perikanan), nonhayati (mineral,
minyak bumi dan gas), energi kelautan (energi pasang surut, gelombang, ocean
thermal energy conversion (OTEC) serta jasa-jasa kelautan lainya. Konsep ini
cocok untuk dikembangkan oleh Indonesia mengingat kondisi geografi Indonesia
yang memiliki lautan lebih luas dibandingkan dengan daratan dengan segenap
potensinya yang berlimpah. Ada lima prinsip pembangunan kelautan dan
perikanan dengan konsep Blue Economy yaitu terintegrasi, berbasis kawasan,
investigasi kreatif dan inovatif, sistem produksi bersih dan berkelanjutan.
Blue economy ini adalah kebijakan yang bagus dan telah sesuai dengan
kultur negara kita, karena mengingat dua pertiga wilayah Indonesia adalah
wilayah laut yang memiliki potensi kelautan yang sangat besar dan beragam.
Sehingga konsep blue economy ini memang seharusnya diterapkan. Untuk
menerapkan blue economy tersebut, perlu adanya sinergi dari berbagai pihak yaitu
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta dan masyarakat. Sinergi
ini perlu diterapkan dalam kebijakan-kebijakan yang berkaitan dalam
pengembangan kawasan industrialisasi kelautan dan perikanan sehingga mengarah
pada pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.

PEMBAHASAN

Obyek Blue Economy di Bidang Geologi Pantai

Blue Economy merupakan suatu upaya pemanfaatan alam yang


berkelanjutan dengan bersumber dari sumber daya laut untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi namun tetap sesuai dengan esensi dari Blue Economy yaitu
dengan efisiensi alam, minimalisasi limbah, serta inovasi dan kreatifitas. Blue
Economy meliputi banyak kegiatan diantaranya adalah : energi terbarukan melalui
energi laut, karena laut menutupi sekitar 70% permukaan bumi. Dengan
sendirinya, laut bisa menjadi sumber energi terbarukan terbesar serta berpotensial
dalam pembangunan sosial dan ekonomi jika dapat dimanfaatkan dengan baik. Di
sektor pariwisata, laut dan pesisir dapat membawa peningkatan dalam hal
lapangan pekerjaan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Kemudian
dalam permasalahan perubahan iklim, yang berdampak pula pada ekosistem baik
di lautan maupun di sepanjang garis pantai. Untuk itu lautan bermanfaat dalam
penyerapan karbon dan membantu mengurangi perubahan iklim. Pada sektor
perikanan, perikanan laut berkontribusi lebih dari $210 miliar setiap tahun
terhadap GDP global.
Perikanan yang lebih stabil dapat menghasilkan lebih banyak pendapatan,
lebih banyak ikan dan membantu memulihkan stok ikan. Selanjutnya di sisi
pengelolaan limbah, kurang lebih sebanyak 80% sampah di lautan berasal dari
sumber-sumber berbasis daratan. Pengelolaan limbah yang lebih baik di darat
dapat membantu pemulihan lautan, selain itu pencemaran dan sampah laut baik
dari sumber darat maupun laut mengancam biodiversitasnya. Serta di sisi
transportasi maritim, lebih dari 80% barang-barang internasional yang
diperdagangkan diangkut melalui laut, dan volume perdagangan lewat laut pada
tahun 2030 di prediksi akan meningkat dua kali lipat dan empat kali lipat pada
tahun 2050.
Pada hakikatnya Indonesia adalah negara maritim dimana memiliki banyak
pulau-pulau serta keragaman sumber daya hayati laut yang melimpah. Jika dapat
dikelola secara tepat dan dengan cara-cara yang matang dalam industri perikanan
dan kemaritiman maka akan berdampak positif bagi Indonesia, yaitu dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta menjadi negara pengekspor perikanan
terbanyak di dunia. Kebijakan nasional berbasis ekonomi biru merupakan hal
yang dapat dikatakan baru diadopsi di Indonesia pada tahun 2012, namun
meskipun begitu Indonesia tampak berkomitmen dalam mengimplementasikan
kebijakan tersebut.

Konsep Implementasi

Dalam merealisasikannya secara terpadu, Indonesia perlu melakukan kerja


sama dengan aktor internasional dan berbagai pemangku kepentingan yang
terkait. Salah satunya yaitu bersama dengan IORA dalam mendukung
terwujudnya Blue Economy. Populasi dunia diperkirakan akan meningkat menjadi
sekitar 9 miliar orang pada tahun 2050, yang 1,5 kali lebih besar dari populasi saat
ini, yang mengakibatkan peningkatan permintaan negara akan bahan bakar fosil.
Baru-baru ini telah terjadi jatuhnya harga minyak mentah, tetapi kemungkinan
normalisasi (kembali ke harga yang lebih tinggi) tidak boleh diabaikan dan
dengan demikian memerlukan perhatian terus-menerus dari Negara-negara
Anggota IORA untuk mempertimbangkan sumber energi alternatif terbarukan.
Sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin sudah diterapkan di seluruh
dunia. Namun, insentif tambahan dalam energi terbarukan sangat dibutuhkan
untuk semakin mengurangi beban bahan bakar fosil. Oleh karena itu, waktu yang
tepat untuk mengeksplorasi potensi energi terbarukan yang berasal dari laut.
Sejalan dengan upaya di atas, juga diusulkan untuk menyatukan komunitas
minyak dan gas lepas pantai dengan komunitas energi laut terbarukan untuk
melakukan analisis kesenjangan terkait dengan eksplorasi Minyak dan Gas Bumi.
Berkaitan dengan hal tersebut, potensi pengembangan industri minyak dan gas
lepas pantai di kawasan Samudera Hindia juga harus diperhatikan.
Program yang akan dirancangkan sebagai bagian dari terciptanya ekonomi
biru untuk menjadikan laut sebagai sumber kesejahteraan, yaitu Program
Infrastruktur Kawasan Terumbu Karang dan Mangrove LAUTRA (Laut
Sejahtera). Dilansir dari mongabay, Pak Safri Burhanuddin menyebutkan, untuk
mangrove juga mendapatkan perhatian yang sama besarnya melalui PEN dan akan
berlangsung selama empat tahun ke depan hingga 2024. Dengan tujuan utama,
melaksanakan restorasi hingga seluas 600 ribu hektare. Program ini bertujuan
untuk peningkatan pengelolaan terumbu karang dan ekosistem mangrove beserta
kawasan konservasi, dengan adanya penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan, serta memperbaiki kondisi sosial ekonomi untuk meningkatkan
sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat.

PENUTUP

Blue Economy merupakan suatu upaya pemanfaatan alam yang


berkelanjutan dengan bersumber dari sumber daya laut untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi namun tetap sesuai dengan esensi dari Blue Economy yaitu
dengan efisiensi alam, minimalisasi limbah, inovasi dan kreatifitas. Blue Economy
meliputi banyak kegiatan diantaranya adalah: energi terbarukan melalui energi
laut, karena laut menutupi sekitar 70% permukaan bumi. Perikanan yang lebih
stabil dapat menghasilkan lebih pendapatan, lebih banyak ikan dan membantu
memulihkan stok ikan. Kemudian dalam permasalahan perubahan iklim, yang
berdampak pula pada ekosistem baik di lautan maupun di sepanjang garis pantai.
Indonesia adalah negara maritim dimana memiliki banyak pulau-pulau serta
keragaman sumber daya hayati laut yang melimpah.
Jika dapat dikelola secara tepat dan dengan cara-cara yang matang dalam
industri perikanan dan kemaritiman maka akan berdampak positif bagi Indonesia,
yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta menjadi negara pengekspor
perikanan terbanyak di dunia. Indonesia perlu melakukan kerja sama dengan aktor
internasional dan berbagai pemangku kepentingan yang terkait. Populasi dunia
diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 9 miliar orang pada tahun 2050,
yang 1,5 kali lebih besar dari populasi saat ini, yang mengakibatkan peningkatan
permintaan negara akan bahan bakar fosil. Untuk menjadikan laut sebagai sumber
kesejahteraan dirancangkan program Infrastruktur Kawasan Terumbu Karang dan
Mangrove LAUTRA (Laut Sejahtera) yang bertujuan untuk peningkatan
pengelolaan terumbu karang dan ekosistem mangrove beserta kawasan
konservasi.
Dengan adanya ekonomi biru, negara-negara di dunia, termasuk Indonesia
salah satunya dapat mencapai tiga manfaat sekaligus. Ketiganya, adalah laut yang
sehat, masyarakat pesisir yang tangguh, dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai