Anda di halaman 1dari 11

SISTEM KRISTAL ORTHOROMBIK

Adelia Inayah Puty Octarin 1, Sitti Aisyah Nawir2


1
Praktikan Praktikum Mineralogi dan Kristalografi, Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Mineralogi dan Kristalografi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas
Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Mineral secara pengertian adalah hasil bentukan alam yang berupa padat,
umumnya berbentuk kristal, homogen, mempunyai baik sifat fisik maupun kimia
dalam batas-batas tertentu. Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari sifat
geometris dari kristal terutama perkembangan pertumbuhan, kenampakan bentuk
luar, struktur dalam dan hubungannya dengan sifat fisik dari suatu mineral. Kristal
yang terdapat pada mineral yang memiliki berbagai macam bentuk. Praktikum
kristalografi dan mineralogi ini memiliki maksud dapat mengetahui sifat-sifat dari
kristal dan tujuan yaitu mengidentifikasi bentuk kristal dari kenampakan bidang
kristal dan mendeskripsikan kristal yang terdiri dari sifat kristal, elemen kristal,
nilai kristal, indeks bidang, kelas kristal, bentuk kristal dan proyeksi stereografis.
Adapun metode yang digunakan adalah pengamatan deskripsi dengan alat peraga
sistem kristal othorombik.

Kata kunci: Sistem kristal, sistem kristal othorombik.

I. Pendahuluan dalam bentuk kesatuan,


antara lain mempelajari
Mineralogi adalah
tentang sifat-sifat fisik,
salah satu cabang ilmu
sifat-sifat kimia, cara
geologi yang
terdapatnya, cara
mempelajari tentang
terjadinya dan
mineral, baik dalam
kegunaannya.
bentuk individu maupun
Minerologi terdiri dari kristal, tetapi apabila
kata mineral dan logos, tidak demikian dikatakan
dimana mengenai arti bukan kristal.Mata
mineral mempunyai kuliah mineralogi dan
pengertian berlainan dan kristalografi mempelajari
bahkan dikacaukan tentang penjajaran
dikalangan awam. Sering mineral-mineral
diartikan sebagai bahan penyusun yang
bukan organik terkandung dalam
(anorganik). penelitian atau
Kristalografi merupakan penerimaannya dengan
ilmu yang mempelajari mata telanjang, tanpa
tentang gambaran- menggunakan alat bantu
gambaran dari kristal. seperti mikroskop
Setiap jenis mineral tidak polarisasi.
saja terdiri dari unsur-
unsur tertentu, tetapi juga II. Tinjauan Pustaka
mempunyai bentuk
2.1 Definisi Kristalografi
tertentu yang disebut
Kristalografi adalah suatu
bentuk kristal. Di alam
cabang dari mineralogi yang
jarang dijumpai mineral
mempelajari sistem kristal. Suatu
yang berbentuk kristal
kristal dapat didefinisikan sebagai
ideal, kemungkinan
padatan yang secara esensial
dijumpa tidak dalam
mempunyai pola difraksi tertentu,
bentuk kristal akan tetapi
Jadi, suatu kristal adalah suatu
dinamakan kristal; sebab
padatan dengan susunan atom yang
susunan atomnya teratur.
berulang secara tiga dimensional
Apabila gambaran
yang dapat mendifraksi sinar X.
tersebut teratur dan
Kristal secara sederhana dapat
simetris maka mineral
didefinisikan sebagai zat padat
tersebut berbentuk
yang mempunyai susunan atom dengan bentuk-bentuk kristal
atau molekul yang teratur. (Amin, 2014).
Keteraturannya tercermin
dalam permukaan kristal yang 2.2 Definisi Mineral dan Kristal
berupa bidang-bidang datar dan rata
Mineral dapat kita definisikan
yang mengikuti pola-pola tertentu.
sebagai bahan padat anorganik
Bidang-bidang datar ini disebut
yang terdapat secara alamiah, yang
sebagai bidang muka kristal. Sudut
terdiri dari unsur-unsur kimiawi
antara bidang-bidang muka kristal
dalam perbandingan tertentu,
yang saling berpotongan besarnya
dimana atom-atom didalamnya
selalu tetap pada suatu kristal.
tersusun mengikuti suatu pola yang
Bidang muka kristal itu baik letak
sistimatis. Mineral dapat kita
maupun arahnya ditentukan oleh
jumpai dimana-mana disekitar kita,
perpotongannya dengan sumbu-
dapat berwujud sebagai batuan,
sumbu kristal.
tanah, atau pasir yang diendapkan
Dalam sebuah kristal,
pada dasar sungai.
sumbu kristal berupa garis
Mineral, kecuali beberapa
bayangan yang lurus yang
jenis, memiliki sifat, bentuk
menembus kristal melalui
tertentu dalam keadaan padatnya,
pusat kristal. Sumbu kristal
sebagai perwujudan dari susunan
tersebut mempunyai satuan
yang teratur didalamnya. Apabila
panjang yang disebut sebagai
kondisinya memungkinkan, mereka
parameter. Untuk
akan dibatasi oleh bidang-bidang
mempelajari lebih dalam
rata, dan diasumsikan sebagai
mengenai kristalografi ini
bentuk-bentuk yang teratur yang
maka terlebih dahulu kita
dikenal sebagai “kristal”.
mengetahui bentuk-bentuk
Dengan demikian, kristal
kristal, unsur simetri dari
secara umum dapat di-definisikan
setiap bentuk kristal dan
sebagai bahan padat yang homogen
dapat mengetahui mineral
yang memiliki pola internal
susunan tiga dimensi yang teratur. biasa atau disebut gire, poros
(Noor, 2012). simetri giroida, dan poros inversi
Mineral adalah materi putar. Ada empat macam gire,
penyusun bumi, yang merupakan tergantung pada nilai poros.
unsur atau senyawa organik, Nilai-nilai poros ditentukan oleh
terbentuk secara alami, mempunyai berapa kali didapatkan
sifat dan komposisi kimia tertentu, kenampakan yang sama pada
mempunyai sifat fisik tertentu dan saat diputar sekali putar. Bila
struktur dalam yang teratur dan terdapat dua kali kenampakan
berbentuk kristal. yang sama dinamakan digire, tiga
kristal adalah suatu polyender kali kenampakan yang sama trigire,
(bidang banyak) yang teratur dan empat kali tetragire, atau enam
dibatasi oleh bidang bidang rata kali kenampakan yang sama
yang tertentu jumlahnya dan heksagire. Giroida ditunjukkan
mempunyai sumbu simetri tertentu melalui tetragire maupun
(Soetoto, 2018) heksagire. Pemberian nama poros
dilakukan dengan memproyesikan
2.3 Sumbu Simetri
melalui bidang horizontal setelah
Sumbu simetri adalah suatu kristal diputar. Hanya ada dua
garis lurus yang dibuat melalui kemungkinan sudut pemutaran,
titik pusat kristal dimana apabila yaitu 90 derajat sehingga nilai
kristal disebut diputar sebesar 360 poros yang ada juga dua, yaitu
derajat dengan garis tersebut heksagiroida dan tetragiroida
sebagai poros perputaran maka (Doddy Setia Graha, 1987).
pada kedudukan-kedudukan
2.4 Bidang Simetri
tertentu kristal tersebut akan
Bidang simetri adalah bidang datar
menunjukkan kenampakan-
yang yang dibuat melalui pusat
kenampakan seperti semula
kristal dan memebagi kristal
(Sukandarrumidi,2015). Sumbu
menjadi dua bagian yang sama,
simetri atau poros simetri
dimana bagian yang satu merupakan
dibedakan menjadi poros simetri
pencerminan bagian yang lain yang memiliki empat sumbu kristal.
(Doddy Setia Graha, 1987). Bidang Sumbusumbu kristal tersebut kita
simetri dapat dibedakan menjadi beri nama saja, yaitu sumbu a,
bidang simetri horizontal (h), sumbu b dan sumbu c. Sumbu a
bidang simetri vertikal (v), dan memiliki kedudukan secara lateral
bidang simetri diagonal (d), yang dibentuk oleh dua bidang
pemberian nama tiap-tiap bidang kristal yang saling berhadapan
simetri tersebut tergantung dari menembus bidang pada sisi depan
letak poros-poros simetri dan bidang pada sisi belakang.
(Sukandarrumidi, 2015). Sumbu b memiliki kedudukan
secara horizontal yang dibentuk
2.5 Unsur Simetri Kristal
oleh dua bidang kristal yang saling
Suatu kristal dikatakan berhadapan menembus bidang pada
mempunyai pusat simetri bila kita sisi kanan dan bidang pada sisi kiri.
dapat membuat garis bayangan Sumbu c adalah sumbu vertikal
tiap-tiap titik pada permukaan yang menembus bidang pada sisi
kristal menembus pusat kristal dan atas dan sisi bawah. Ke semua
akan menjumpai titik yang lain sumbu kristal tersebut selalu
pada permukaan di sisi yang lain melalui dan bertemu di pusat
dengan jarak yang sama terhadap kristal. Garis-garis bayangan dari
pusat kristal pada garis bayangan. masing-masing sumbu kristal
(Warmada dan Titisari, 2004). tersebut berkedudukan tertentu,
membentuk sudut sumbu kristal.
2.6 Sumbu Kristal
Sudut sumbu kristal kita beri notasi
Sumbu kristal adalah garis
α, β dan γ. Sudut α dibentuk oleh
bayangan lurus yang
sumbu b dan c, sudut β dibentuk
menghubungkan dan menembus
oleh sumbu b dan a dan sumbu γ
muka / bidang muka kristal, melalui
dibentuk oleh sumbu a dan c.
pusat kristal. Dalam sistem
(Mulyaningsih, 2018)
kristalografi, kristal ada yang
memiliki tiga sumbu kristal dan ada
meneliti satu sampel diberi
waktu kurang lebih 15 menit
persampel. Hal yang harus
dilakukan adalah
menggambar sampel pada
proyeksi kubus dan
Gambar 2.1 Sumbu Kristal.
menggambar proyeksi
stereografi. Terakhir
III. Metode Praktikum
mendeskripsikan sampel
dengan menentukan herman
Persiapan alat maunguin dan schoenflies
dan bahan
juga indeks bidang serta jenis
kristal sampel yang
digunakan. Selesai
Persiapan alat
melaksanakan praktikum
dan bahan
dilanjutkan dengan
pembuatan jurnal yang akan
diasistensikan kepada asisten.
Praktikum
I. Pembahasan

4.1. Peraga I (Mono 7)

pembuatan Pada peraga nomor urut 1 yaitu


jurnal Mono 7 merupakan peraga sistem
kristal orthorombik. Sumbu a ≠ b ≠
Gambar 3.1 Diagram Alir
c, pada praktikum kali ini
Adapun prosedur percoban menggunakan perbandingan a: b: c =
dalam praktikum ini dimulai 4 : 6 : 12, a+ ke b+ = 300, b+ ke c+ =
dari cek alat persiapan 300, 𝛼: 𝛽: 𝛾 = 90°, sumbu c adalah
praktikum dan pembagian sumbu terpanjang, dan sumbu a
kelompok berdasarkan angka adalah sumbu terpendek. Peraga ini
berhitung. Selanjutnya memiliki elemen kristal A4 4A2 5PC.
A4 artinya terdapat 1 kenampakan terdapat bidang simetri
yang bernilai 4, 3A2 artinya terdapat horizontal dan vertikal.
3 kenampakan yang sama yang
bernilai 2 pada setiap sumbu
simetrinya jika diputar 3600. 3PC
artinya terdapat 3 bidang yang
dapat dipotong dan merupakan
pencerminan. Elemen ini dapat
diamati melalui proyeksi stereografis Gambar 4.2 Peraga 1
peraga ini.
4.2. Peraga II (Mono 6)

Pada peraga nomor urut 2 yaitu


Mono 6 merupakan peraga sistem
kristal orthorombik. Sumbu a ≠ b ≠
c, pada praktikum kali ini
menggunakan perbandingan a: b: c =

Gambar 4.1 Proyeksi Stereografis Peraga 4 : 6 : 12, a+ ke b+ = 300, b+ ke c+ =


1
300, 𝛼: 𝛽: 𝛾 = 90°, sumbu c adalah
Nilai kristal peraga ini meliputi: sumbu terpanjang, dan sumbu a
adalah sumbu terpendek. Peraga ini
1. Herman Manguin = 2/m, 2/m,
memiliki elemen kristal 3A2 3PC.
2/m. Artinya sumbu a, b, dan c
3A2 artinya terdapat 3 kenampakan
masing-masing bernilai 2 dan
yang sama yang bernilai 2 pada
memiliki bidang simetri yang
setiap sumbu simetrinya jika diputar
tegak lurus terhadap sumbu-
3600. 3PC artinya terdapat 3
sumbu tersebut
bidang yang dapat dipotong dan
2. Schoenflies = D2h. Artinya
merupakan pencerminan. Elemen ini
nilai sumbu yang tegak lurus
dapat diamati melalui proyeksi
dengan sumbu c bernilai 2
stereografis peraga ini.
maka termasuk kelas D
(Diedrick) dan pada kristal ini
merupakan peraga sistem
kristal orthorombik. Sumbu a
≠ b ≠ c, pada praktikum kali
ini menggunakan
perbandingan a: b: c = 4 : 6 :
12, a+ ke b+ = 300, b+ ke c+ =
Gambar 4.3 Proyeksi Stereografis Peraga
2 300, 𝛼: 𝛽: 𝛾 = 90°, sumbu c
Nilai kristal peraga ini meliputi: adalah sumbu terpanjang, dan
sumbu a adalah sumbu
1. Herman Manguin = 2/m, 2/m,
terpendek. Peraga ini
2/m. Artinya sumbu a, b, dan c
memiliki elemen kristal 3A2
masing-masing bernilai 2 dan
3PC. 3A2 artinya terdapat 3
memiliki bidang simetri yang
kenampakan yang sama yang
tegak lurus terhadap sumbu-
bernilai 2 pada setiap sumbu
sumbu tersebut
simetrinya jika diputar 3600.
2. Schoenflies = D2h. Artinya nilai
3PC artinya terdapat 3
sumbu yang tegak lurus dengan
bidang yang dapat dipotong
sumbu c bernilai 2 maka termasuk
dan merupakan pencerminan.
kelas D (Diedrick) dan pada
Elemen ini dapat diamati
kristal ini terdapat bidang simetri
melalui proyeksi stereografis
horizontal dan vertikal.
peraga ini.

Gambar 4.4 Peraga 2

Gambar 4.5 Proyeksi Stereografis Peraga


4.3. Peraga III ( Mono 9 ) 3

Pada peraga nomor Nilai kristal peraga ini meliputi:


urut 2 yaitu Mono 6
3. Herman Manguin = 2/m, 2/m, ada patokan khusus untuk
2/m. Artinya sumbu a, b, dan c perbandingan sistem kristal
masing-masing bernilai 2 dan ini dimana Sistem kristal ini
memiliki bidang simetri yang memiliki tiga sumbu utama
tegak lurus terhadap sumbu- yang saling tegak lurus
sumbu tersebut membentuk sudut 900 dan
4. Schoenflies = D2h. Artinya nilai tidak sama panjang.
sumbu yang tegak lurus dengan Perbandingan sumbu a ≠ b ≠
sumbu c bernilai 2 maka termasuk c, sumbu yang terpanjang
kelas D (Diedrick) dan pada adalah sumbu c, dan sumbu
kristal ini terdapat bidang simetri yang terpendek adalah sumbu
horizontal dan vertikal. a. Selain hal tersebut di
praktikum acara III ini kita
telah mengetahui bagaimana
melakukan pen-deskripsian
suatu kristal. Pen-deskripsian
dimulai dari mengamati
bentuk umum dari kristal
berdasarkan penentuan letak
Gambar 4.4 Peraga 3 sumbu, kemudian mengamati
elemen kristal, setelah itu
II. Kesimpulan nilai kristal, indeks bidang,
Adapun kesimpulan dari kelas kristal dan bentuk
praktikum acara III yaitu kristal. Dan untuk
berdasarkan indentifikasi dari penggambaran sistem kristal
penampakan bidang kristal kita memerlukan proyeksi
diketahui kristal dengan kubus serta proyeksi
peraga orthorombik. Pada stereografinya.
praktikum ini peraga
mempunyai perbandingan a :
b : c = 4: 6 : 12 tetapi tidak
Mulyaningsih, Sri. 2018.
Kristalografi dan Mineralogi Edisi I.
Yogyakarta: AKPRIND Press

Warmada, I Wayan dan Anastasia


Dewi Titisari. 2004. Agromineralogi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada

Daftar Pustaka

Amin, Mustaghfirin. 2014. Batuan.


Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan

Graha, Setia Doddy. 1987. Batuan


dan Mineral. Bandung : Penerbit
Nova.

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar


Geologi. Bogor: Universitas Pakuan

Soetoto. 2018. Geologi Dasar.


Yogyakarta: Penerbit Ombak

Sukandarrumidi. 2015. Mengenal


Mineral Secara Megaskopis.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University.
Daftar Pustaka

Amin, Mustaghfirin. 2014. Batuan. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Graha, Setia Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Penerbit Nova.

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan

Soetoto. 2018. Geologi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Sukandarrumidi. 2015. Mengenal Mineral Secara Megaskopis. Yogyakarta :


Gadjah Mada University.

Mulyaningsih, Sri. 2018. Kristalografi dan Mineralogi Edisi I. Yogyakarta: AKPRIND


Press

Warmada, I Wayan dan Anastasia Dewi Titisari. 2004. Agromineralogi. Yogyakarta:


Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai