Gali Potensi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Baru di Kawasan, Keketuaan ASEAN Indonesia
2023 Dorong Optimalisasi Ekonomi Biru ASEAN
ASEAN senantiasa mengembangkan berbagai upaya dan inovasi guna mendorong pertumbuhan
ekonomi, sekaligus mengantisipasi dampak multidimensional pandemi Covid- 19 serta
perkembangan geopolitik dan sosio-ekonomi yang dinamis saat ini yang masih menjadi
tantangan. Salah satu kebijakannya dengan mengoptimalisasi peran lautan dengan konsep Blue
Economy.
Dengan pemanfaatan yang optimal, lautan diperkirakan memiliki nilai sebesar USD 2,5 triliun
dan diproyeksikan dapat memberi banyak peluang ekonomi. Sedangkan, nilai pasar sumber daya
laut dan pesisir juga diperkirakan dapat mencapai USD 3 triliun per tahun, yang merupakan
sekitar 5% dari total PDB global dan menguntungkan berbagai industri seperti bioteknologi,
produksi energi, perikanan, pariwisata, dan transportasi.
“Sebagai pengakuan atas pentingnya Blue Economy bagi ekonomi regional, para Pemimpin
ASEAN menyepakati pertemuan KTT ASEAN ke-38 pada 2021 untuk mengadopsi Deklarasi
Blue Economy. Deklarasi ini menyoroti komitmen negara anggota untuk membuka jalan bagi
penggunaan laut dan sumber daya air yang berkelanjutan dan inklusif,” ungkap Deputi Bidang
Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi dalam Multi-Stakeholders’ Dialogue on
the Development of the ASEAN Blue Economy Framework di Belitung, Rabu (1/03).
Melalui Keketuaan ASEAN 2023 yang mengangkat tema “Epicentrum of Growth”, kawasan
ASEAN dengan berbagai keunggulan yang dimiliki diharapkan dapat menjadi jangkar stabilitas
global dan pusat pertumbuhan global di masa depan, termasuk ekonomi biru. Untuk itu,
Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 telah mengangkat ASEAN Blue Economy Framework
sebagai salah satu prioritas utama pada bidang ekonomi.
Pengembangan ASEAN Blue Economy Framework juga dinilai telah selaras dengan ASEAN
Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang disepakati pada tahun 2019 lalu. AOIP telah
menyediakan platform di tingkat kawasan untuk memperkuat kerja sama di bidang maritim dan
pembangunan berkelanjutan, sekaligus menavigasi posisi global ASEAN di tengah gelombang
geopolitik di Indo-Pasifik.
”Mengingat lingkungan strategis yang penuh dengan kepentingan yang saling bersaing, penting
bagi ASEAN untuk tetap terbuka terhadap dinamika eksternal sembari menjaga sentralitas dan
persatuannya. Inisiatif kita di Indo-Pasifik harus diselaraskan dengan AOIP, termasuk di bidang
ekonomi biru, yang diharapkan dapat menarik minat eksternal seiring dengan
perkembangannya,” ujar Deputi Edi.
Sebagai informasi, kegiatan Multi-Stakeholder Dialogue tersebut merupakan pre-event dari the
43rd High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration (43rd HLTF-EI) Meeting yang
ditujukan untuk untuk mengumpulkan perspektif dan wawasan dari berbagai pemangku
kepentingan di ASEAN dalam memajukan pengembangan Blue Economy Framework.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut yakni Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas, Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, UNESCO Chair in
Blue Governance, serta sejumlah delegasi negara anggota ASEAN. (dep7/dft/iq (KKP, 2023)
ekonomi biru
Bank Dunia menyatakan ekonomi biru adalah pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan
lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencaharian
sekaligus pelestarian ekosistem laut.
Ada berbagai sektor yang termasuk dalam kategori ekonomi biru, di antaranya perikanan, energi
terbarukan, pariwisata, transportasi air, pengelolaan limbah, dan mitigasi perubahan iklim. Jika
dikelola dengan konsep berkelanjutan, maka tiap sektor mampu membantu mewujudkan
Indonesia yang sejahtera.
Potensi kelautan Indonesia tak perlu diragukan. Indonesia berada di urutan kedua negara
penghasil ikan terbesar dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dan, sebanyak 10
persen komoditas perikanan dunia diekspor oleh Indonesia. Nilai sektor perikanan Indonesia
mencapai US$ 29,6 miliar, setara dengan 2,6 persen PDB Indonesia.
Selain itu, laut Indonesia juga memiliki bagian terbesar segitiga terumbu karang yang menjadi
habitat 76 persen dari seluruh spesies terumbu karang dan 37 persen dari seluruh spesies ikan
terumbu karang dunia.
Terdapat 2,8 juta rumah tangga yang terlibat langsung dalam industri maritim Indonesia. Sektor
perikanan dan kelautan juga berkontribusi positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Melalui program ekonomi biru, Kadin Indonesia mendukung pemerintah mewujudkan roadmap
ekonomi biru Indonesia yang diharapkan menjadi pedoman untuk menetapkan sektor ekonomi
biru yang tepat dan berkelanjutan serta dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan berbagai
sektor perikanan dan kelautan.
Lewat program ekonomi biru diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi wilayah dan nasional,
penyerapan tenaga kerja, peningkatan devisa negara, serta peningkatan penerimaan pajak negara.
(Bappenas.go.i, 2023)
Perkuat Ekonomi Biru, Bappenas Luncurkan Panduan Penyusunan Pendanaan Biru.
Saat ini, Indonesia memiliki instrumen pendanaan berupa SDGs Bond yang dikeluarkan pada
2021 dan berhasil mengumpulkan hingga EUR 500 juta. Instrumen lainnya, termasuk penerbitan
obligasi Green Sukuk senilai USD 1,2 miliar pada 2018. Dana ini telah membiayai proyek-
proyek strategis di Indonesia, meski belum menyentuh sektor pembangunan kelautan yang
berkelanjutan. Menteri Suharso menambahkan, suksesnya SDGs Bond atau Green
Sukuk semakin menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam mengawal isu-isu lingkungan
hidup, baik di darat maupun laut, serta kemampuan untuk mengembangkan mekanisme
pendanaan yang inovatif dan berkelanjutan.
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam
rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan daerah merupakan bagian integral yang
tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan nyata daerah dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini
menunjukkan adanya harmonisasi dan sinkronisasi antara kebijakan pembangunan nasional
dengan pembangunan daerah. Pada prinsipnya pembangunan daerah dilaksanakan dengan
memperhatikan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dengan
dinamika perkembangan daerah dan nasional. Pembangunan daerah maupun nasional sama-sama
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum.
1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang merupakan dokumen perencanaan untuk
periode 20 (dua puluh) tahun, baik untuk nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota.
Sejalan dengan tema Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 yaitu ASEAN Matters: Epicentrum of
Growth, Kementerian PPN/Bappenas mendorong negara anggota ASEAN dan mitra
pembangunan untuk bekerja sama mencapai berbagai manfaat dalam implementasi ekonomi
biru, yakni konservasi dan perlindungan lingkungan baik di darat, pesisir, dan laut; pertumbuhan
yang berkelanjutan; penguatan ketahanan pangan; inovasi dan teknologi; serta peningkatan
ketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana alam. “Agenda ini diharapkan dapat
menciptakan inovasi, peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga
kelestarian ekosistem pesisir dan laut melalui kolaborasi dan kerja sama," ujar Sahli Teguh.