Anda di halaman 1dari 16

"EKONOMI KERAKYATAN DAN STRATEGI PEMASARAN

PRODUK HALAL: PILAR-PILAR PEMBANGUNAN INKLUSIF DI

Moh Rohid Mulki R


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muahmmadiyah Luwuk
Jl. Kh Ahmad Dahlan, Baru, Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi
Tengah 94712
Email : Rohidmulky5@Gmail.Com

ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat pokok tema tentang ekonomi kerakyatan dan strategi
pemasaran produk halal sebagai fondasi pembangunan inklusif. Fokus utamanya
terletak pada peran ekonomi kerakyatan sebagai alat untuk mencapai pembangunan
yang melibatkan semua lapisan masyarakat, dengan memperhatikan pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan. Produk halal, sebagai bagian tak terpisahkan dari
kerangka ekonomi kerakyatan, menjadi sorotan utama, terutama dalam konteks
keberlanjutan dan keadilan sosial.Penelitian ini memanfaatkan pendekatan kualitatif
dengan melakukan telaah yang mendalam terhadap literatur mengenai ekonomi
kerakyatan dan pemasaran produk halal. Analisis dilaksanakan untuk mengenali
elemen-elemen kunci pembangunan inklusif yang dapat diintegrasikan dalam
kerangka kerja ekonomi kerakyatan, terutama di sektor produk halal. Aspek-aspek
seperti pemberdayaan masyarakat, inklusivitas ekonomi, dan pembangunan
berkelanjutan menjadi fokus dalam merumuskan strategi pemasaran produk halal
yang efektif.
Kata Kunci : Ekonomi Kerakyatan,Pembangunan Inklusif,Produk Halal
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan Hormat,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
yang senantiasa melimpahkan rahmat serta petunjuk-Nya kepada kita semua. Salam
dan shalawat semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penutup
risalah yang penuh keberkahan.
Makalah ini dibuat sebagai bagian dari upaya untuk memahami lebih dalam dua
aspek penting dalam ranah ekonomi masa kini, yakni Ekonomi Kerakyatan dan
Strategi Pemasaran Produk Halal. Ekonomi Kerakyatan, yang menekankan peran
masyarakat sebagai subjek utama dalam pembangunan ekonomi, menjadi dasar
utama dalam menciptakan sistem yang inklusif dan berkelanjutan. Di sisi lain,
Strategi Pemasaran Produk Halal menghadirkan paradigma baru dalam dunia
Dengan pemahaman mendalam terhadap Ekonomi Kerakyatan dan Strategi
Pemasaran Produk Halal, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
berharga dalam pemikiran dan pandangan. Makalah ini juga akan menggali dampak
positif dari implementasi kedua konsep tersebut dalam membentuk dasar ekonomi
yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Penulis menyadari bahwa perjalanan eksplorasi konsep dan implikasinya tidak
terlepas dari kompleksitas dinamika global serta tantangan yang muncul. Oleh
karena itu, makalah ini tidak hanya akan menjelaskan konsep, tetapi juga berusaha
menyajikan solusi atau rekomendasi yang dapat menjadi panduan bagi pengambil
keputusan, praktisi bisnis, dan semua pihak yang tertarik dalam memajukan
ekonomi berkeadilan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan inspirasi
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
yang signifikan untuk pengembangan gagasan ekonomi yang lebih baik di masa
yang akan datang.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Luwuk, 27 Desember 2023

Moh Rohid Mulk R


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Dalam era modern, perkembangan ekonomi global terus mengalami perubahan


yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan keterhubungan yang
semakin cepat. Meski begitu, ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakmerataan akses
terhadap peluang bisnis masih menjadi tantangan yang perlu diatasi oleh sebagian
besar masyarakat. Untuk mengatasi ketidaksetaraan tersebut, muncul konsep
Ekonomi Kerakyatan sebagai suatu paradigma alternatif yang menekankan peran
masyarakat sebagai subjek utama dalam pembangunan ekonomi.

Ekonomi Kerakyatan mengusung nilai-nilai keadilan, partisipasi, dan pemberdayaan


masyarakat dalam merancang kebijakan ekonomi. Dengan menetapkan inklusivitas
ekonomi sebagai tujuan utamanya, Ekonomi Kerakyatan memberikan dasar untuk
menciptakan sistem ekonomi yang adil, berkelanjutan, dan merata.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, strategi pemasaran produk halal menjadi


semakin relevan dalam ranah bisnis global. Produk halal tidak hanya mencakup
aspek kehalalan konsumsi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai etis dan lingkungan
yang sejalan dengan prinsip-prinsip Ekonomi Kerakyatan. Menerapkan strategi
pemasaran produk halal dapat menjadi sarana efektif untuk mendukung inklusivitas
ekonomi dengan memberdayakan pelaku ekonomi kecil dan menengah, serta
menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, penelitian yang mendalam tentang keterkaitan erat antara Ekonomi
Kerakyatan dan strategi pemasaran produk halal di era modern menjadi sebuah
kebutuhan. Dengan memahami konsep-konsep ini secara mendalam, diharapkan
dapat diidentifikasi langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memperkuat
fondasi inklusivitas ekonomi dalam konteks bisnis global yang terus berkembang.
Maka dari itu, makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis
dengan cermat konsep Ekonomi Kerakyatan dan strategi pemasaran produk halal
sebagai landasan pembangunan inklusif di era modern. Melalui hal tersebut,
makalah ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam merumuskan
pandangan dan tindakan strategis yang relevan dalam menghadapi dinamika
ekonomi global yang terus berubah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Bagaimana konsep dan implementasi Ekonomi Kerakyatan dapat
menjadi pilar utama dalam membangun inklusivitas ekonomi di era
modern?
2) Apa saja karakteristik dan prinsip yang mendasari Ekonomi Kerakyatan
sebagai landasan pembangunan inklusif di tengah dinamika ekonomi
global saat ini?
3) Bagaimana strategi pemasaran produk halal dapat diintegrasikan dalam
kerangka Ekonomi Kerakyatan untuk mendukung pembangunan
ekonomi yang inklusif di era modern?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1) Untuk mengenali Konsep dan Praktek Ekonomi Kerakyatan sebagai
Fondasi Utama bagi Inklusivitas Ekonomi di Era Modern
2) Untuk Mengetahui Karakteristik dan Asas Ekonomi Kerakyatan
sebagai Dasar untuk Pembangunan Ekonomi yang Inklusif di Tengah
Dinamika Ekonomi Global Saat Ini.
3) Untuk melihat seberapa jauh Integrasi Strategi Pemasaran Produk
Halal dalam Konteks Ekonomi Kerakyatan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DAN IMPLEMENTASI EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI
PILAR UTAMA INKLUSIVITAS EKONOMI
Ekonomi Kerakyatan adalah landasan ekonomi yang memandang masyarakat
sebagai elemen utama dalam segala aspek pembangunan ekonomi. Di tengah
dinamika ekonomi modern yang serba cepat dan kompleks, konsep Ekonomi
Kerakyatan menjadi pondasi utama untuk membangun inklusivitas ekonomi.
Paradigma ini tidak sekadar mengutamakan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan
utama, melainkan juga mengintegrasikan nilai-nilai keadilan, partisipasi, dan
pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka pembangunan ekonomi.

Pertama-tama, Ekonomi Kerakyatan dapat didefinisikan melalui penekanannya


pada peran sentral masyarakat. Sebagai pendekatan ekonomi, hal ini melibatkan
partisipasi aktif serta memberdayakan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan
ekonomi, termasuk dalam proses pengambilan keputusan. Artinya, masyarakat
tidak hanya menjadi penerima manfaat dari kebijakan ekonomi, melainkan juga
memiliki peran yang signifikan dalam membentuk arah dan tujuan pembangunan.

Prinsip-prinsip utama yang melandasi Ekonomi Kerakyatan mencakup keadilan,


partisipasi, dan pemberdayaan. Keadilan ekonomi menjadi fokus utama, di mana
hasil pembangunan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat,
melainkan disebarkan secara merata. Partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi menjadi alat untuk mencapai keadilan, sementara
pemberdayaan melibatkan memberikan kemampuan kepada masyarakat agar dapat
berperan aktif dalam kegiatan ekonomi.

Inklusivitas ekonomi menjadi sasaran utama implementasi Ekonomi Kerakyatan.


Konsep ini mencakup pemberian hak dan peluang yang setara bagi semua individu,
tanpa memandang latar belakang ekonomi atau status sosial mereka. Ekonomi
Kerakyatan juga memberikan perhatian khusus pada pelaku ekonomi kecil dan
menengah, dengan mengarah pada upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas
mereka.
Salah satu instrumen utama dalam implementasi Ekonomi Kerakyatan adalah
inklusi keuangan. Dengan memastikan akses yang lebih luas terhadap layanan
keuangan, masyarakat dapat lebih mudah terlibat dalam kegiatan ekonomi,
termasuk mendukung pelaku ekonomi kecil dan menengah.

Implementasi Ekonomi Kerakyatan diharapkan dapat memberikan dampak positif


pada pembangunan lokal. Peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat,
pengurangan kesenjangan ekonomi, dan peningkatan daya saing di tingkat lokal
menjadi indikator keberhasilan dari praktik Ekonomi Kerakyatan.

Meskipun konsep ini menawarkan potensi besar, tantangan-tantangan pun muncul.


Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai
konsep ini. Oleh karena itu, upaya edukasi menjadi kunci untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Ekonomi Kerakyatan.

Solusi untuk mengatasi tantangan ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah,


sektor swasta, dan masyarakat sipil. Diperlukan advokasi untuk mendorong
perubahan kebijakan yang mendukung implementasi Ekonomi Kerakyatan. Selain
itu, langkah-langkah konkret seperti pelatihan dan bimbingan bagi pelaku ekonomi
kecil dapat meningkatkan pemahaman dan kapasitas mereka.

Dengan pemahaman yang mendalam mengenai konsep dan implementasi Ekonomi


Kerakyatan, diharapkan inklusivitas ekonomi dapat menjadi kenyataan. Hal ini
membawa harapan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, berkelanjutan,
dan merata dalam menikmati hasil pembangunan ekonomi di era modern.

Konsep ini adalah pada partisipasi aktif masyarakat dalam seluruh proses ekonomi.
Dengan menekankan peran masyarakat sebagai subjek utama, Ekonomi Kerakyatan
membentuk dasar untuk mencapai inklusivitas yang lebih baik, di mana setiap
individu memiliki akses dan peluang yang setara dalam mengambil bagian dalam
kegiatan ekonomi.
Penerapan Ekonomi Kerakyatan juga mencerminkan upaya nyata untuk
mengurangi kesenjangan ekonomi. Dengan mengutamakan prinsip keadilan dan
pemberdayaan, konsep ini memastikan bahwa manfaat ekonomi tidak hanya
dinikmati oleh sebagian kecil individu atau kelompok, tetapi tersebar merata di
antara berbagai lapisan masyarakat. Ini membentuk sistem ekonomi yang lebih adil
dan berkelanjutan, di mana partisipasi aktif seluruh warga dalam pembangunan
ekonomi menjadi kunci.

Selain itu, Ekonomi Kerakyatan berperan dalam meningkatkan kapasitas pelaku


ekonomi kecil dan menengah. Dengan memberikan dukungan finansial dan akses
yang lebih baik ke pasar, konsep ini memberi mereka kesempatan untuk
berkembang dan bersaing secara seimbang. Ini tidak hanya menciptakan lebih
banyak peluang bagi pelaku ekonomi kecil, tetapi juga memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap inklusivitas ekonomi, memastikan bahwa mereka juga dapat
merasakan manfaat dari perkembangan ekonomi secara menyeluruh. Sebagai pilar
utama, Ekonomi Kerakyatan mendorong perubahan positif dalam bentuk
inklusivitas ekonomi di era modern, memastikan bahwa pembangunan ekonomi
melibatkan semua pihak dan memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.

Meskipun tidak terdapat ayat Al-Quran atau hadis yang secara langsung membahas
"EKONOMI KERAKYATAN DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK HALAL: PILAR-
PILAR PEMBANGUNAN INKLUSIF DI ERA MODERN,"namun ada beberapa ayat yang
sedikit berhubungan,di antaranya :

Surat Al Mulk Ayat 1-5


3. Artinya: 1. Mahasuci Allah Yang menguasai segala kerajaan 2. Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha
Pengampun. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang? 4. Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu
pun dalam keadaan payah. 5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang
dekat dengan bintang- bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat
pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

Al-Baqarah Ayat 256

nnnlâ ikrâ ha fid-dîn, qat tabayyanar-rusydu minal-ghayy, fa may yakfur bith-thâ ghû ti
wa yu'mim billâ hi fa qadistamsaka bil-‘urwatil-wutsqâ lanfishâ ma lahâ , wallâ hu
samî‘un ‘alîm
Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas
jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan
ِ
beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat
yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Al-Baqarah Ayat 73

fa qulnadlribû hu biba‘dlihâ , kadzâ lika yuḫ yillâ hul-mautâ wa yurîkum âyâtihî


la‘allakum ta‘qilû n
Artinya : Lalu, Kami berfirman, “Pukullah (mayat) itu dengan bagian dari (sapi)
itu!” Demikianlah Allah menghidupkan (orang) yang telah mati, dan Dia
memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya) agar kamu mengerti.
2.2 KARAKTERISTIK DAN PRINSIP EKONOMI KERAKYATAN
SEBAGAI LANDASAN PEMBANGUNAN INKLUSIF
Ekonomi Kerakyatan mencuat dengan sejumlah ciri khas yang menjadikannya
fondasi utama bagi pembangunan inklusif. Pertama-tama, konsep ini
menitikberatkan pada peran sentral masyarakat. Dalam kerangka ini, masyarakat
tidak hanya berperan sebagai objek penerima manfaat, melainkan sebagai subjek
aktif yang terlibat dalam seluruh proses ekonomi. Pemberdayaan masyarakat dalam
pengambilan keputusan ekonomi dan implementasi kebijakan menjadi ciri khas
yang menggambarkan Ekonomi Kerakyatan.

Prinsip keadilan menjadi pijakan utama dalam Ekonomi Kerakyatan. Konsep ini
memandang keadilan sebagai unsur utama yang harus meresapi segala aspek
ekonomi. Distribusi hasil ekonomi yang merata, tanpa memandang latar belakang
ekonomi atau status sosial, menjadi tujuan utama untuk menciptakan kesetaraan di
tingkat masyarakat. Prinsip keadilan ini memastikan bahwa semua individu
memiliki peluang yang setara dalam mengakses dan menikmati manfaat dari
pembangunan ekonomi.

Partisipasi masyarakat menjadi prinsip lainnya dalam Ekonomi Kerakyatan. Konsep


ini mengakui pentingnya keterlibatan langsung dan aktif masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi. Dengan melibatkan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan ekonomi, Ekonomi Kerakyatan
membentuk dasar partisipatif yang memastikan bahwa kepentingan masyarakat
secara keseluruhan diwakili dan dipertimbangkan.

Keterlibatan pelaku ekonomi kecil dan menengah (UKM) menjadi karakteristik


penting lainnya. Ekonomi Kerakyatan mengarah pada pemberdayaan dan
peningkatan kapasitas pelaku ekonomi skala kecil, yang seringkali menjadi tulang
punggung perekonomian lokal. Dengan memberikan dukungan finansial, akses ke
pasar, dan pelatihan, konsep ini memastikan bahwa UKM dapat tumbuh dan
berkembang secara seimbang, menyumbang pada inklusivitas ekonomi secara
menyeluruh.
Selain itu, keberlanjutan ekonomi juga menjadi prinsip yang dijunjung tinggi dalam
Ekonomi Kerakyatan. Konsep ini menekankan pentingnya membangun ekonomi
yang tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan
dalam jangka panjang. Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan mengintegrasikan
prinsip-prinsip keberlanjutan untuk menciptakan perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan dan mampu memenuhi kebutuhan generasi mendatang.

Dengan karakteristik dan prinsip-prinsipnya yang membentuk dasar inklusif,


Ekonomi Kerakyatan menjadi model pembangunan yang mampu mengakomodasi
kepentingan seluruh masyarakat, menciptakan kesetaraan, dan memastikan
keterlibatan aktif semua pihak dalam proses pembangunan ekonomi.

Dalam ajaran Islam, terdapat prinsip-prinsip ekonomi dan etika bisnis yang
tercantum dalam Al-Quran dan hadis untuk memberikan panduan bagi umat Muslim
dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka. Beberapa prinsip umum yang dapat
relevan dengan konsep "EKONOMI KERAKYATAN DAN STRATEGI PEMASARAN
PRODUK HALAL: PILAR-PILAR PEMBANGUNAN INKLUSIF DI ERA MODERN"
melibatkan nilai-nilai seperti keadilan, keberlanjutan, dan etika bisnis yang baik.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai prinsip-prinsip tersebut:
Keadilan (Adil):
 Al-Quran menekankan pentingnya keadilan dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk dalam ranah ekonomi. Keadilan dalam
distribusi kekayaan dan peluang ekonomi menjadi fokus utama.
 Hadis juga menyoroti keadilan dalam segala transaksi ekonomi, dengan
melarang tindakan penipuan, penindasan, atau eksploitasi posisi yang
tidak seimbang.

Keberlanjutan (Thoyyib):
 Konsep thoyyib mencakup keberlanjutan dan kebaikan dalam berbagai
hal, termasuk dalam produksi dan pemasaran produk. Produk yang
dihasilkan dan dijual diharapkan memberikan manfaat, aman, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam.
 Menjaga kualitas dan keberlanjutan produk dianggap sebagai
bentuk tanggung jawab sosial dan etika bisnis yang baik dalam
Islam.

Etika Bisnis (Muamalah):


 Al-Quran dan hadis memberikan pedoman etika bisnis yang mencakup
transparansi, kejujuran, dan keteladanan dalam setiap transaksi
bisnis.
 Transaksi yang jelas, tanpa unsur penipuan, serta menjaga
kepercayaan antara produsen dan konsumen dianggap sebagai etika
bisnis yang dianjurkan.

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Istishlah):


 Hadis Nabi Muhammad SAW juga menunjukkan prinsip
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam kegiatan ekonomi dianggap sebagai langkah untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama.
Inklusivitas (Tawun):
 Konsep tawun atau saling tolong-menolong menekankan kolaborasi
dan inklusivitas dalam ekonomi. Masyarakat diajak untuk bekerja sama
dan saling mendukung untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Walaupun hadis tidak secara spesifik membahas "EKONOMI KERAKYATAN DAN


STRATEGI PEMASARAN PRODUK HALAL: PILAR-PILAR PEMBANGUNAN INKLUSIF
DI ERA MODERN," prinsip-prinsip di atas dapat menjadi pedoman bagi umat Muslim
dalam menerapkan konsep tersebut sesuai dengan ajaran Islam.

2.3 INTEGRASI STRATEGI PEMASARAN PRODUK HALAL DALAM


KERANGKA EKONOMI KERAKYATAN
Integrasi strategi pemasaran produk halal dalam kerangka Ekonomi Kerakyatan
merupakan langkah strategis yang dapat memperkuat nilai-nilai inklusif dan
berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi. Dalam konteks Ekonomi Kerakyatan,
pemasaran produk halal menonjolkan peran masyarakat sebagai subjek utama,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat Muslim
untuk menciptakan inklusivitas dalam pasar yang lebih luas.
Dalam perspektif distribusi manfaat ekonomi yang adil, pemasaran produk halal
dalam kerangka Ekonomi Kerakyatan bertujuan untuk meratakan akses dan
manfaat ekonomi di kalangan berbagai lapisan masyarakat. Dengan
memberdayakan pelaku ekonomi kecil dan menengah dalam produksi dan
pemasaran produk halal, strategi ini mendukung inklusivitas ekonomi melalui
pembukaan peluang usaha yang lebih adil dan setara.
Strategi pemasaran produk halal dapat diintegrasikan dalam kerangka Ekonomi
Kerakyatan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif di era modern
melalui serangkaian tindakan strategis. Pertama, strategi tersebut dapat
memanfaatkan sifat inklusif Ekonomi Kerakyatan yang menekankan partisipasi
masyarakat sebagai subjek utama dalam kegiatan ekonomi. Dengan memahami
kebutuhan dan preferensi masyarakat terkait produk halal, pemasaran dapat
disesuaikan untuk menciptakan inklusivitas pasar yang lebih besar.

Selanjutnya, strategi pemasaran produk halal dalam konteks Ekonomi Kerakyatan


dapat mendorong prinsip keadilan dalam distribusi manfaat ekonomi. Dengan
memberdayakan pelaku ekonomi kecil dan menengah, terutama mereka yang
terlibat dalam produksi dan pemasaran produk halal, strategi ini berkontribusi pada
meratanya akses dan manfaat ekonomi di antara berbagai lapisan masyarakat.
Pemberdayaan pelaku ekonomi skala kecil ini juga mendukung inklusivitas ekonomi
dengan menciptakan peluang usaha yang lebih adil.

Partisipasi aktif masyarakat dalam proses pemasaran produk halal menjadi aspek
penting lainnya. Ekonomi Kerakyatan menekankan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan ekonomi, dan strategi pemasaran dapat memberikan ruang
bagi konsumen untuk memahami dan memilih produk halal. Inisiatif ini
membangun keterlibatan langsung masyarakat dalam ekosistem ekonomi,
menciptakan hubungan yang kuat antara produsen dan konsumen, dan
meningkatkan transparansi dalam rantai pasok produk halal.

Dukungan terhadap pelaku ekonomi skala kecil, khususnya mereka yang terlibat
dalam produksi dan pemasaran produk halal, menciptakan dampak positif pada
inklusivitas ekonomi. Memfasilitasi akses mereka ke pasar yang berkembang untuk
produk halal bukan hanya mendukung pertumbuhan bisnis mereka, tetapi juga
menciptakan peluang kerja baru, memperkuat kontribusi mereka pada ekonomi
lokal, dan memberikan dampak positif pada inklusivitas ekonomi secara
keseluruhan.

Strategi pemasaran produk halal juga dapat mendukung nilai-nilai keberlanjutan


dalam kerangka Ekonomi Kerakyatan. Fokus pada kualitas dan keberlanjutan
produk halal memperkuat kesadaran konsumen akan dampak lingkungan dan
sosial dari produk yang mereka beli. Konsep ini sejalan dengan prinsip Ekonomi
Kerakyatan yang mengutamakan pembangunan ekonomi yang tidak hanya
memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka
panjang.

Terakhir, strategi ini dapat berkontribusi pada peningkatan literasi keuangan


masyarakat. Dengan memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang
produk halal, konsumen tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga
meningkatkan kesadaran mereka terhadap kualitas dan keberlanjutan produk.
Peningkatan literasi keuangan ini mendukung tujuan Ekonomi Kerakyatan untuk
menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan terlibat dalam keputusan ekonomi.

Melalui integrasi strategi pemasaran produk halal dalam kerangka Ekonomi


Kerakyatan, dapat diperoleh manfaat ganda, yakni memperkuat nilai-nilai inklusif
dan berkelanjutan dalam kegiatan ekonomi serta memberikan dampak positif pada
pelaku ekonomi skala kecil dan masyarakat luas. Strategi ini menciptakan sinergi
yang seimbang antara nilai-nilai keislaman, inklusivitas, dan keberlanjutan,
memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif di era modern.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Prinsip ekonomi kerakyatan menekankan perlunya pembangunan ekonomi yang


melibatkan seluruh lapisan masyarakat, sesuai dengan ajaran Islam yang
memprioritaskan keadilan dan distribusi kekayaan yang merata. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip ini, masyarakat dapat lebih aktif terlibat dalam
kegiatan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan bersama, dan mengurangi
kesenjangan ekonomi.Pemasaran produk halal dalam kerangka ekonomi kerakyatan
menyoroti pentingnya etika bisnis dan keberlanjutan. Produk halal yang dipasarkan
dengan jelas, aman, dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam tidak hanya memenuhi
kebutuhan konsumen, tetapi juga menciptakan kepercayaan yang kuat di antara
pelaku bisnis dan konsumen. Dengan demikian, strategi pemasaran ini dapat
memberikan dampak positif terhadap citra perusahaan dan mendukung
pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Ajaran Al-Quran dan hadis memberikan dasar moral untuk praktik ekonomi dan
pemasaran dalam Islam. Kejujuran, transparansi, dan saling tolong-menolong
menjadi nilai utama dalam setiap transaksi bisnis. Prinsip ini mendorong pelaku
ekonomi untuk mengutamakan kepentingan bersama dan menjauhi praktik-praktik
yang dapat merugikan masyarakat atau menciptakan ketidaksetaraan.Dalam
mengintegrasikan konsep ekonomi kerakyatan dan pemasaran produk halal,
penting untuk memahami karakteristik dan prinsip-prinsip yang mendasari
keduanya. Dengan pemahaman yang mendalam, pelaku ekonomi dapat merancang
kebijakan dan strategi yang lebih efektif dalam mencapai tujuan inklusivitas
ekonomi dan keberlanjutan.
Implementasi konsep ini di era modern memerlukan kerjasama antara pemerintah,
pelaku bisnis, dan masyarakat. Pemerintah dapat menciptakan regulasi yang
mendukung ekonomi kerakyatan dan pemasaran produk halal, sementara pelaku
bisnis dan masyarakat perlu berperan aktif dalam mewujudkan prinsip-prinsip ini
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, "EKONOMI KERAKYATAN DAN
STRATEGI PEMASARAN PRODUK HALAL" dapat menjadi landasan utama dalam
membangun inklusivitas ekonomi yang berkelanjutan di era modern.
3.2 SARAN
 Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Konteks Ekonomi:Disarankan agar
pembaca merenung dan mengaplikasikan prinsip-prinsip Islam dalam aspek
ekonomi sehari-hari. Kejujuran, keadilan, dan kerjasama saling bantu-
membantu seharusnya tercermin dalam setiap kegiatan ekonomi.
 Partisipasi Aktif dalam Ekonomi Kerakyatan:Dorong pembaca untuk turut
serta secara aktif dalam kegiatan ekonomi kerakyatan. Memberikan
dukungan kepada usaha-usaha lokal dan kecil serta memahami bahwa
kontribusi kecil dapat memiliki dampak signifikan terhadap pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
 Pilihan Mendukung Produk Halal:Usulkan pembaca untuk lebih
memprioritaskan produk halal dalam konsumsi mereka. Tidak hanya
sebagai bentuk dukungan terhadap pemasaran produk halal, tetapi juga
sebagai kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.
 Penanaman Kesadaran dalam Pemasaran Produk Halal:Penting bagi
pembaca untuk menjadi konsumen yang cerdas dan memiliki pemahaman
mendalam akan kebutuhan akan produk halal. Saran ini mengajak untuk
menyebarkan kesadaran akan pentingnya produk halal dalam masyarakat.
 Edukasi dan Pelatihan Berkelanjutan:Dorong pembaca untuk mengambil
inisiatif dalam terus meningkatkan pengetahuan mereka mengenai ekonomi
kerakyatan dan pemasaran produk halal. Edukasi dan pelatihan dapat
meningkatkan pemahaman serta memberikan kontribusi yang lebih besar
terhadap pengembangan ekonomi inklusif.
 Keterlibatan dalam Program Keuangan Syariah:Ajak pembaca untuk
mempertimbangkan terlibat dalam program keuangan syariah, seperti
perbankan syariah atau investasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Langkah ini dapat menjadi upaya positif dalam mendukung ekonomi yang
berlandaskan pada nilai-nilai keislaman.
DAFTAR RUJUKAN
Al-Baqarah Ayat (73 ) https://quran.nu.or.id/al-baqarah/73 Al-
Baqarah Ayat (256) https://quran.nu.or.id/al-baqarah/256
Surat Al Mulk Ayat (1-5) https://www.inews.id/lifestyle/muslim/isi-kandungan-surat- al-
mulk-ayat-1-5-latin-beserta-artinya-dan-tafsir
Sekretariat Negara. "Maksimalkan Kontribusi Bank Syariah melalui Sumber Daya
Manusia Unggul." Diakses pada 27 Desember 2023 dariArtikel ini membahas peran
yang dimainkan oleh bank syariah dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan
syariah, serta persiapan sumber daya manusia yang unggul untuk menciptakan
produk dan layanan baru, memperluas jaringan layanan perbankan syariah, dan
melayani transaksi besar berstandar global.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr. "Korelasi antara Konsep Ekonomi Kerakyatan
Mohammad Hatta dengan Hadis Nabi Muhammad SAW." Diakses pada 27 Desember
2023 dariPenelitian ini mengeksplorasi korelasi antara konsep ekonomi kerakyatan
dengan hadis Nabi Muhammad SAW.

Jurnal Umika. "Peran strategis kedua berkaitan dengan penguatan ekonomi nasional yang
disebabkan oleh perkembangan modal dan dana dari Bank Syariah Nasional yang
mampu." Diakses pada 27 Desember 2023 dariArtikel ini membahas peran bank
syariah dalam memperkuat ekonomi nasional di Indonesia, terutama dalam sektor riil
dan keuangan syariah.

Media ekonomi terbesar dan terintegrasi tanah air, CNBC Indonesia. "Telusuri Peran
Perbankan Syariah dalam Mendukung Perekonomian." Diakses pada 27 Desember
2023 dariArtikel ini membahas peran bank syariah dalam meningkatkan investasi dan
pertumbuhan ekonomi, serta kontribusi bank syariah dalam mendanai usaha-usaha
kecil yang merupakan sumber daya ekonomi penting bagi Indonesia.

Jurnal STIE Iqra An-Nisa' Universitas Tabrani Pekanbaru. "Ekonomi Islam Berbasis
Ekonomi Kerakyatan." Diakses pada 27 Desember 2023 dari Artikel ini membahas
tentang ekonomi Islam dan cara seharusnya umat Muslim berperilaku sebagai
konsumen dan pemilik modal dalam konteks ekonomi kerakyatan.

Anda mungkin juga menyukai