Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR MANAJEMEN

EVALUASI TEORITIS MODEL EKONOMI YANG


BERPOTENSI DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Maulid Maulana Muhammad
(1709623079)

Dosen Pengampu:

S1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2023
Kata Pengantar
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan ilmu
pengetahuan sehingga penulisan Makalah ini dapat berjalan dengan baik. Sholawat serta
Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabatnya, dan umatnya hingga hari akhir nanti.

Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata


kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yaitu Dr. Agus Wibowo, M.Pd Berkat bimbingannya
Makalah ini dapat diselesaikan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Makalah yang berjudul Evaluasi Teoritis Model Ekonomi Yang Berpotensi Di


Indonesia ditujukan sebagai bahan pengembangan pengetahuan mengenai manajemen.
Selain itu Makalah ini juga sebagai salah satu syarat untuk menuntaskan mata kuliah
Pengantar Ilmu Dkonomi

Sebagai penutup, penulis menerima apabila terdapat masukkan dan saran


mengenai Makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca. Besar harapan
terdapat pengembangan pengetahuan dari makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara,
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan berbagai
paradigma ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah
menerapkan beragam pendekatan ekonomi guna merangsang pertumbuhan dan
pembangunan. Namun, sayangnya, kajian teoretis terhadap ketiga paradigma ini
sering kali kurang mendapatkan perhatian yang layak.

Pentingnya kajian teoretis terhadap paradigma ekonomi yang berpotensi di


Indonesia sangatlah nyata untuk memastikan bahwa paradigma tersebut dapat
beroperasi secara efektif dan efisien dalam bingkai ekonomi Indonesia. Kajian ini
juga memiliki signifikansi penting dalam mengidentifikasi kelemahan dan hambatan
yang mungkin timbul selama penerapan paradigma tersebut, serta untuk merumuskan
solusi dan strategi yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang muncul.

Model ekonomi yang dipertimbangkan di Indonesia berkaitan dengan


beberapa paradigma ekonomi yang telah dibahas dalam beberapa tahun terakhir,
seperti paradigma pembangunan berkelanjutan, paradigma pembangunan ekonomi
desa, dan paradigma dan model pertumbuhan ekonomi
Kajian teori terhadap paradigma ketiga ini sangat penting untuk memastikan
operasionalisasi yang efektif dan efisien dalam kerangka perekonomian Indonesia,
mengidentifikasi kelemahan dan hambatan yang mungkin timbul selama penerapan
paradigma tersebut, serta untuk merumuskan solusi dan strategi yang sesuai untuk
mengatasi permasalahan yang muncul.
Dalam konteks globalisasi sosial ekonomi, Indonesia akan diperhadapkan
dengan beberapa agenda global maupun regional, antara lain meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, serta menghadapi tantangan terhadap
kebijakan ekonomi yang lebih menjangkau
Oleh karena itu, penting untuk menemukan model alternatif pembangunan
ekonomi Indonesia yang sesuai dengan konteks globalisasi dan kemandirian pada
beberapa faktor seperti kebijakan pemerintah, reformasi struktural, dan kegiatan
penelitian (R&D).
Salah satu model ekonomi yang populer adalah Model Computable General
Equilibrium (CGE). Model ini merupakan suatu sistem persamaan simultan tidak
linier yang saling berkaitan, dan dapat membantu menganalisis dampak kebijakan
yang bersifat ekonomi secara luas
Selain itu, Nusantaranomics merupakan model ekonomi khas Indonesia yang
digagas oleh Guru Besar IPB, Prof. Didin S Damanhuri, dan merupakan salah satu
bentuk manifestasi dari sistem ekonomi Pancasila
Dalam menafsirkan model ekonomi yang berkpotensi di Indonesia, penting
untuk mempertimbangkan beberapa aspek, seperti model relevansi terhadap kondisi
ekonomi Indonesia, model dampak terhadap pendapat dan kesejahteraan masyarakat,
serta model ketergantungan terhadap kebijakan pemerintah dan reformasi struktural.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang bisa diangkat
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.1 Apa pengertian dari efektivitas teknologi dalam organisasi?
1.2 Mengapa efektivitas teknolongi komunikasi sangat penting dalam organisasi?
1.3 Apa pengaruh efektivitas teknologi informasi dalam organisasi?
1.4 Apa saja syarat-syarat teknologi komunikasi dalam organisasi?

3. Tujuan Umum
1. Untuk menganalisis kontribusi teori ekonomi berkelanjutan dalam menjelaskan
perubahan kebijakan pemerintah terkait dengan penanggulangan inflasi di
Indonesia.
2. Untuk mengevaluasi relevansi teori ekonomi berkelanjutan dalam konteks kebijakan
pemerintah untuk mengatasi ketidakpastian kekurangan sumber daya di Indonesia.
3. Untuk menyelidiki bagaimana teori ekonomi berkelanjutan dapat menjelaskan
perubahan kebijakan pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian keempatan kerja
di Indonesia.
BAB III

Pembahasan

Beberapa model ekonomi yang dapat diterapkan di Indonesia meliputi:


Model Ekonomi dan Tenaga Kerja Indonesia (2009-2010) : Model ini mengeksplorasi
metode dan hasil pengembangan model ekonomi di Indonesia, yang menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan PDB

Model Ekonomi dan Tenaga Kerja Indonesia (2009-2010) adalah model ekonomi
yang dikembangkan untuk mengeksplorasi metode dan hasil pengembangan model ekonomi
di Indonesia, yang menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
terutama pertumbuhan PDB. Model ini didasarkan pada observasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti investasi, konsumsi, ekspor,
impor, dan tenaga kerja. Dalam model ini, faktor-faktor tersebut dianggap sebagai variabel
independen yang mempengaruhi pertumbuhan PDB sebagai variabel dependen. Dengan
menggunakan model ini, dampak dari faktor-faktor tersebut dapat dianalisis, serta
diberlakukannya pertumbuhan PDB terhadap faktor-faktor lain, terutama dalam regulasi
dengan tenaga kerja, dapat dievaluasi. Model ini dapat membantu dalam merumuskan
kebijakan ekonomi yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat di Indonesia. Namun model ini juga memiliki keterbatasan, seperti kesulitan
dalam menghitung faktor-faktor yang sulit diukur, seperti kualitas sumber daya manusia dan
inovasi

Sirkular Ekonomi : Model ini memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan
baku, dan sumber daya yang ada agar dapat dipakai selama mungkin. Ekonomi sirkular
mencakup pengurangan limbah dan polusi, produk yang dihasilkan, serta proses yang
digunakan pada industri sehingga lebih ramah lingkungan
Ekonomi sirkular adalah model ekonomi yang bertujuan untuk memperpanjang siklus
hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada agar dapat dipakai selama
mungkin. Model ini mencakup pengurangan limbah dan polusi, produk yang dihasilkan, serta
proses yang digunakan pada industri sehingga lebih ramah lingkungan. Konsep ekonomi
sirkular bertentangan dengan model ekonomi linier yang hanya memaksimalkan hasil dan
keuntungan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial jangka panjang.
Implementasi sirkular ekonomi di Indonesia masih tergolong rendah karena sistem
ekonomi yang masih menggunakan model linier. Namun, terdapat beberapa inisiatif untuk
mendorong implementasi sirkulasi ekonomi di Indonesia, seperti penggunaan eco block atau
blok konstruksi ramah lingkungan yang berasal dari limbah plastik, serta pengelolaan limbah
yang lebih baik dengan lebih banyak.
Sirkular ekonomi memiliki manfaat yang signifikan, antara lain mengurangi limbah
dan polusi, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Selain itu, sirkular ekonomi juga dapat meningkatkan daya saing industri dan mengurangi
ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.
Dalam rangka mendorong implementasi sirkulasi ekonomi di Indonesia, diperlukan
dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah
dapat memberikan insentif dan regulasi yang mendukung penerapan sistem ekonomi,
sementara industri dapat mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan dan mengembangkan
produk-produk yang lebih berkelanjutan. Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam
mendukung sirkular ekonomi dengan memilih produk yang ramah lingkungan dan
menanamkan pengelolaan limbah yang lebih baik.
Dengan mendorong penerapan sirkuler ekonomi di Indonesia, diharapkan dapat
tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Model Ekonomi Sirkular di Indonesia : Model ini menggambarkan peningkatan


pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, serta perlawanan terhadap kebijakan ekonomi
yang lebih menjangkau. Model ini mempertimbangkan beberapa aspek, seperti model
relevansi terhadap kondisi ekonomi Indonesia, model dampak terhadap pendapat dan
kesejahteraan masyarakat, serta model ketergantungan terhadap kebijakan pemerintah dan
reformasi struktural.
Model Pertumbuhan Ekonomi Endogen : Model ini merupakan pendekatan teori
pertumbuhan ekonomi endogen yang mencoba menjelaskan transformasi pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Model ini didasarkan pada beberapa pemikiran teori pertumbuhan
ekonomi endogen, seperti yang diusulkan oleh Romer (1986), Lucas (1988), dan Grossman-
Helpman (1991)
Model Pertumbuhan Ekonomi Endogen adalah pendekatan teori pertumbuhan
ekonomi yang menjelaskan transformasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Model ini
didasarkan pada beberapa pemikiran teori pertumbuhan ekonomi endogen, seperti yang
diusulkan oleh Romer (1986), Lucas (1988), dan Grossman-Helpman (1991)
Model ini menekankan bahwa modal manusia dan penelitian serta pengembangan
(R&D) sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi
Beberapa karakteristik dari Model Pertumbuhan Ekonomi Endogen meliputi:
Kemajuan teknologi: Model ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak
bergantung pada kekuatan ekonomi atau bersifat eksogen, tetapi dihasilkan dari inovasi,
perdagangan, persaingan, dan pendidikan
Diminishing return to capital: Model pertumbuhan endogen menggunakan asumsi
Constant return to capital, yang berarti bahwa setiap penambahan 1 unit modal akan
menghasilkan tambahan output sebesar jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal
berapapun
Interaksi antara variabel: Model ini mempertimbangkan interaksi antara variabel
seperti tenaga kerja, modal, dan produktivitas tenaga kerja yang tumbuh secara eksogen atau
ditentukan di luar model
Model Pertumbuhan Ekonomi Endogen telah digunakan untuk menjelaskan
pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Studi penelitian ini
menggunakan data Indonesia untuk menguji relevansi model pertumbuhan semi-endogen
dalam menjelaskan transformasi pertumbuhan ekonomi Indonesia
Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa model semi-endogen non-linear lebih
baik dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia
Model Pertumbuhan Ekonomi Endogen juga memiliki potensi untuk menggali
dampak kebijakan pemerintah dan reformasi struktural terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Namun model ini juga memiliki keterbatasan, seperti kesulitan dalam menghitung
faktor-faktor yang sulit diukur, seperti kualitas sumber daya manusia dan inovasi
Ekonomi Maritim (Ekonomi Biru) : Model ini merupakan pemanfaatan sumber daya
laut berkelanjutan bagi laju pertumbuhan dengan tetap menjaga kesehatan ekosistem laut.
Model bisnis blue economy dapat diterapkan di Indonesia yang memanfaatkan sektor
perikanan dan kelautan sebagai mata uang ekonomi
Ekonomi Maritim, atau yang dikenal juga sebagai Ekonomi Biru, merupakan model
ekonomi yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan guna
mendukung pertumbuhan ekonomi, sekaligus tetap menjaga kesehatan ekosistem laut.
Konsep ini mencakup pemanfaatan sumber daya laut, termasuk sektor perikanan dan
kelautan, sebagai mata uang ekonomi. Model bisnis Ekonomi Biru tidak hanya melibatkan
nelayan, tetapi juga pengusaha yang mengembangkan hasil produk olahan perikanan dan
kelautan. Dengan demikian, konsep Ekonomi Biru mencakup seluruh produk perikanan yang
bernilai ekonomi, serta pengembangan produk olahan yang ramah lingkungan. Meskipun
demikian, penerapan Ekonomi Biru di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan,
seperti eksploitasi sumber daya alam oleh nelayan yang melakukan penangkapan hasil laut
secara berlebihan, serta permasalahan terkait pangkalan data kinerja industri perikanan dalam
penerapan konsep ini. Meskipun demikian, potensi Ekonomi Biru di Indonesia sangat besar,
mengingat Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas dan potensi sumber daya laut yang
melimpah. Dengan penerapan konsep Ekonomi Biru yang tepat, diharapkan sektor perikanan
dan kelautan dapat menjadi salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai