Anda di halaman 1dari 10

BERPIKIR SEBAGAI SEORANG EKONOM

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro
Yang diampu oleh Bapak Surpiko Hapsoro Darpito, S.E., M.Si.

Kelompok 1
Nicholas Abimanyu (141230145)
Benediktus Christ Setyawan (141230146)
Salwa Aurelia Ayushita (141230147)
Pramudita Paramahanindya (141230148)
Rozan Ghaza Adroni (141230149)
Lioni Batubara (141230150)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN VETERAN YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan kompleksitas ekonomi saat ini pemahaman tentang konsep
ekonomi menjadi semakin penting. Pemahaman mengenai prinsip-prinsip ekonomi tidak
hanya relevan bagi para ahli ekonomi, tetapi juga penting bagi individu-individu di berbagai
lapisan masyarakat. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
tak terbatas. Berpikir sebagai seorang ekonom melibatkan kemampuan untuk menganalisis
situasi, memahami dampak keputusan, dan mengenali pola-pola perilaku yang
mempengaruhi perekonomian. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar ekonomi, seseorang
dapat mengembangkan pandangan yang lebih terinformasi tentang bagaimana pasar
beroperasi, bagaimana kebijakan ekonomi mempengaruhi pertumbuhan, dan bagaimana
interaksi antara individu dan perusahaan berkontribusi terhadap dinamika ekonomi.

Makalah ini akan menggali lebih dalam tentang arti penting "berpikir sebagai seorang
ekonomi”. Berpikir sebagai seorang ekonom bukanlah semata-mata tentang memahami
rumus-rumus matematika atau teori-teori yang kompleks, melainkan tentang bagaimana kita
dapat menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam pengambilan keputusan yang rasional dan
informasional. Pemahaman ini tidak hanya relevan bagi pengusaha, akademisi, atau praktisi
ekonomi, tetapi juga bagi setiap individu yang ingin membuat keputusan yang lebih baik
dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana para ekonom menyelesaikan permasalahan mereka dengan objektivitas
seorang ilmuwan?
2. Bagaimana para ekonom memperbaiki masalah kebijakan dengan pandangan seorang
penasihat kebijakan.
3. Mengapa para ekonom tidak pernah sepaham?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami cara ekonom menyelesaikan permasalahan dengan objektivitas seorang
ilmuwan.
2. Memahami pandangan ekonomi dalam memperbaiki permasalahan kebijakan melalui
sudut pandang seorang penasihat kebijakan.
3. Memahami alasan mengapa para ekonom tidak pernah sepaham.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bagaimana para ekonom menyelesaikan permasalahan mereka dengan objektivitas


seorang ilmuwan?
Dalam dunia ekonomi, para ekonom sering kali dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang melibatkan pengambilan keputusan, analisis situasi pasar, dan
pengembangan kebijakan. Namun, yang membedakan pendekatan ekonomi dari sekadar
pandangan umum adalah kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan dengan
menggunakan pendekatan objektif, mirip dengan metode ilmiah yang digunakan oleh para
ilmuwan.

Objektivitas dalam konteks ekonomi mengacu pada kemampuan untuk menganalisis


data dan informasi dengan bebas dari bias atau preferensi pribadi. Para ekonom berusaha
untuk menghindari memilih solusi berdasarkan pandangan atau keinginan mereka sendiri,
melainkan menggunakan pendekatan yang didasarkan pada data empiris, analisis yang
mendalam, dan konsep-konsep ekonomi yang sudah teruji.

1. Metode Ilmiah: Observasi, Teori, Observasi Lagi


Interaksi yang kompleks antara teori dan observasi dalam ilmu ekonomi menghasilkan
dinamika yang penting. Seorang ekonom, sebagai agen intelektual, menjalankan perannya
dengan menguji kevalidan teorinya melalui pengumpulan dan analisis data dari berbagai
negara. Ketika hipotesisnya dipasangkan secara harmonis dengan isu-isu aktual, teorinya
menguatkan pijakan. Sebaliknya, jika terdapat kelonggaran dalam keterhubungan antara
hipotesis dan permasalahan nyata, teori tersebut berisiko terpinggirkan.

Namun, dalam ranah ekonomi, tantangan muncul dalam bentuk kesulitan menerapkan
eksperimen langsung. Keterbatasan ini membuat para ekonom harus bergantung pada
kumpulan data empiris yang ditarik dari peristiwa nyata. Lebih jauh lagi, para ekonom
dituntut untuk memetakan eksperimen-eksperimen alami yang pernah terjadi dalam sejarah.
Kini, segmen-segmen bersejarah tersebut berfungsi sebagai pijakan utama yang
memungkinkan pemahaman mendalam tentang dinamika perekonomian di masa lalu dan,
dengan merangkul perspektif teoritis, mengevaluasi keberlakuan teori-teori ekonomi
kontemporer.

Oleh karena itu, ilmu ekonomi tidak hanya berhubungan dengan manipulasi angka-angka
dingin, tetapi juga melibatkan analisis dan interpretasi dalam konteks sejarah yang
membentuknya. Kehati-hatian dalam menyusun pola kausalitas antara teori dan data sangat
penting. Dengan menjembatani kesenjangan antara teori abstrak dan realitas historis, para
ekonom mampu merespons perubahan sosial dan ekonomi dengan wawasan yang lebih
tajam, sehingga menciptakan landasan yang lebih kuat bagi pengambilan keputusan ekonomi
di masa kini dan masa mendatang.

2. Peranan Asumsi-Asumsi
Para ekonom membuat asumsi-asumsi yang berbeda untuk alasan yang sama: Asumsi-
asumsi dapat menyederhanakan dunia yang kompleks dan menjadikannya lebih mudah
dipahami. Sebagai contoh konkret, dalam konteks dampak jangka pendek dari kebijakan
pemerintah yang mengubah jumlah uang yang beredar, para ekonom cenderung
mengasumsikan bahwa dampak terhadap harga-harga akan relatif terbatas. Asumsi ini
muncul karena dalam jangka pendek, faktor-faktor lain seperti penawaran dan permintaan
mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyesuaikan diri secara signifikan
terhadap perubahan jumlah uang.

Namun, ketika melihat dampak jangka panjang dari perubahan kebijakan, para ekonom
mengambil asumsi yang berbeda dengan tujuan menyederhanakan analisis mereka. Dalam
hal ini, diasumsikan bahwa harga-harga memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, yang
berarti mereka dapat beradaptasi dengan perubahan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dengan demikian, para ekonom dapat menyelidiki bagaimana perubahan kebijakan mungkin
mempengaruhi dinamika ekonomi dalam jangka waktu yang lebih luas.

Dengan menggunakan asumsi-asumsi yang berbeda untuk menganalisis dampak jangka


pendek dan panjang dari perubahan kebijakan, para ekonom memungkinkan pengembangan
model-model yang lebih tepat sesuai dengan cakupan waktu yang relevan. Meskipun asumsi-
asumsi ini mempermudah analisis, para ekonom tetap menyadari bahwa dunia nyata
mungkin lebih kompleks dan variasi yang lebih luas. Oleh karena itu, penggunaan asumsi-
asumsi ini haruslah disertai dengan keterbukaan terhadap berbagai kemungkinan hasil dan
perubahan dalam kondisi ekonomi yang sebenarnya.

3. Model-Model Ekonomi
Para ekonom membangun model-model untuk menelaah berbagai isu ekonomi dengan
asumsi bahwa semua bagian-bagian kecil perekonomian relevan dalam mempelajari
pertanyaan yang sedang dihadapi. Semua model dalam berbagai bidang ilmu
menyederhanakan kenyataan untuk meningkatkan pemahaman kita. Model-model
ekonomi memungkinkan para ekonom untuk menggambarkan, menganalisis, dan
memprediksi perilaku ekonomi dalam situasi yang kompleks. Mereka berfungsi sebagai
alat penting untuk memahami interaksi berbagai variabel ekonomi dan bagaimana faktor-
faktor ini dapat memengaruhi keputusan individu, dinamika pasar, dan keseimbangan
makroekonomi. Model-model ekonomi dapat beragam, mulai dari model matematika
yang rumit hingga model konseptual yang lebih sederhana, biasanya berupa diagram-
diagram dan persamaan-persamaan.

Dalam model-model ekonomi, para ekonom menggunakan asumsi-asumsi tertentu untuk


menyederhanakan dunia nyata menjadi kerangka kerja yang lebih terkelola. Misalnya,
model permintaan dan penawaran mengasumsikan bahwa harga adalah faktor utama yang
mempengaruhi perilaku konsumen dan produsen, sehingga memungkinkan para ekonom
untuk memprediksi bagaimana perubahan harga akan memengaruhi keseimbangan pasar.

Model-model ekonomi juga dapat digunakan untuk menguji kebijakan ekonomi yang
berpotensi. Para ekonom dapat mensimulasikan efek dari berbagai skenario kebijakan
dalam lingkungan yang terkendali, sebelum kebijakan tersebut diimplementasikan dalam
dunia nyata. Dengan cara ini, model-model ekonomi dapat membantu para pengambil
kebijakan untuk memahami konsekuensi dari keputusan-keputusan tertentu.

Namun, penting untuk diingat bahwa model-model ekonomi adalah representasi


simplifikasi dari realitas yang kompleks. Mereka hanya berfungsi dengan baik selama
asumsi-asumsi yang digunakan masih relevan dan menggambarkan situasi yang dihadapi.
Oleh karena itu, para ekonom sering kali melibatkan uji sensitivitas dan analisis
pemutakhiran saat kondisi ekonomi berubah atau ketika asumsi-asumsi yang mendasari
model tidak lagi akurat. Dalam keseluruhan, model-model ekonomi adalah alat penting
dalam menjelaskan, meramalkan, dan merancang kebijakan di bidang ekonomi, asalkan
digunakan dengan pemahaman yang tepat tentang batasannya

4. Model Pertama : Diagram Aliran Sekuler


Diagram aliran sirkuler adalah sebuah model visual perekonomian yang menunjukkan
bagaimana uang mengalir ke pasar melalui rumah tangga dan perusahaan. Model aliran
sirkuler yang lebih kompleks dan realistis akan mencakup peranan-peranan pemerintah dan
perdagangan internasional. Diagram aliran sirkuler dapat digambarkan sebagai berikut :

5. Model kedua : Batas Kemungkinan Produksi


Batas kemungkinan-kemungkinan Produksi adalah sebuah grafik yang menggambarkan
kombinasi output dapat dihasilkan oleh perekonomian dengan faktor produksi dan teknologi
produksi yang ada. Batas kemungkinan kemungkinan produksi menunjukkan biaya
kesempatan (Opportunity cost) satu produk diukur dengan produk yang lain
B. Bagaimana para ekonom memperbaiki masalah kebijakan dengan pandangan seorang
penasihat kebijakan?
Dalam peran yang krusial sebagai penasihat kebijakan, ekonom memiliki tanggung
jawab besar dalam membantu memperbaiki kondisi ekonomi suatu negara atau wilayah.
Mereka mengemban tugas untuk menganalisis data ekonomi, mengidentifikasi tren, dan
menggali akar penyebab permasalahan ekonomi yang ada. Dengan pemahaman mendalam
tentang prinsip-prinsip ekonomi, ekonom dapat menyusun rekomendasi kebijakan yang
berlandaskan pada analisis yang cermat dan pendekatan ilmiah. Mereka menggabungkan
pengetahuan tentang faktor-faktor mikro dan makroekonomi, seperti inflasi, pengangguran,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan, untuk menghasilkan saran-saran yang
berpotensi memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.

Penasihat kebijakan ekonom juga memiliki peran penting dalam memberikan


wawasan kepada pembuat kebijakan pemerintah. Dengan menganalisis berbagai skenario
dan implikasi dari berbagai keputusan kebijakan, ekonom dapat membantu pemerintah
dalam membuat keputusan yang cerdas dan berwawasan masa depan. Dengan berfokus pada
dampak jangka panjang dan keberlanjutan, mereka membantu menjembatani kesenjangan
antara tujuan ekonomi jangka pendek dan tujuan pembangunan jangka panjang.
Kesimpulannya, sebagai penasihat kebijakan, peran ekonom sangat penting dalam
membantu menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, berkelanjutan, dan menguntungkan
bagi semua lapisan masyarakat.

1. Analisis positif versus analisis normatif


Pernyataan positif dan normatif merupakan dua dimensi penting dalam analisis ilmu
ekonomi. Pernyataan positif merujuk pada upaya untuk menjelaskan dunia sebagaimana
adanya, tanpa memberikan penilaian atau rekomendasi mengenai bagaimana seharusnya
sesuatu berjalan. Ini melibatkan penggunaan data empiris dan metode ilmiah untuk
memahami perilaku ekonomi, hubungan sebab-akibat, dan pola-pola yang teramati dalam
perekonomian. Melalui pernyataan positif, ilmu ekonomi memberikan pandangan objektif
tentang berbagai fenomena ekonomi, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan perdagangan
internasional.

Di sisi lain, pernyataan normatif melampaui deskripsi obyektif dan mencakup aspek
evaluatif dan preskriptif. Ini berarti bahwa para ekonom mempertimbangkan bagaimana
seharusnya ekonomi berjalan atau bagaimana masalah-masalah ekonomi seharusnya
ditangani. Ketika para ekonom membuat pernyataan normatif, mereka berfungsi sebagai
penasihat kebijakan. Mereka menggabungkan pemahaman tentang mekanisme ekonomi
dengan nilai-nilai dan tujuan masyarakat untuk memberikan pandangan tentang tindakan
yang sebaiknya diambil oleh pemerintah atau pelaku ekonomi. Namun, pernyataan normatif
sering kali melibatkan unsur subjektivitas karena masyarakat memiliki pandangan yang
beragam tentang apa yang dianggap baik atau buruk dalam konteks ekonomi.
Dalam prakteknya, pemisahan antara pernyataan positif dan normatif tidak selalu tegas.
Terkadang, pernyataan positif dapat memberikan dasar penalaran untuk pernyataan normatif,
dan sebaliknya. Para ekonom sering menggunakan pengetahuan tentang bagaimana
perekonomian berfungsi (pernyataan positif) untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang
sesuai dengan tujuan tertentu (pernyataan normatif). Namun, dalam menjalankan peran
sebagai penasihat kebijakan, penting untuk tetap menghormati keterbatasan dan keragaman
pandangan nilai dalam masyarakat serta mempertimbangkan implikasi etika dan sosial yang
mendasari setiap rekomendasi kebijakan.
Contoh:
-Pernyataan positif : Tingkat pengangguran saat ini mencapai 10 persen.
-Pernyataan normatif : Pemerintah harus mengambil tindakan untuk mengurangi tingkat
pengangguran.

2. Para ekonom di Washington


Timbul kecenderungan yang berakar dari 10 prinsip ekonomi: Orang menghadapi trade-
off. Para ekonom sadar bahwa trade-off dilibatkan dalam pembuatan keputusan mengenai
kebijakan dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemerataan. Hal ini berawal dari
Presiden Harry Truman yang menginginkan 'one-armed economist'. Ketika Truman meminta
saran pada para ekonom, jawaban mereka tidaklah mudah dipahami.

Jawaban para ekonom selalu "di satu sisi lain, di sisi lain, dan sebagainya". Jawaban ini
membingungkan jadi tidak mudah dipahami. Sejak tahun 1976 semua Presiden Amerika
Serikat telah menerima saran dari Dewan Penasihat Ekonomi. Pengaruh dari para ekonom
ini terhadap kebijakan melebihi peran mereka sebagai penasihat, penelitian-penilitian dan
tulisan-tulisan mereka memengaruhi kebijakan secara tidak langsung.

3. Mengapa nasehat dari para ekonom tidak selalu diikuti


Proses pembuatan kebijakan ekonomi dalam kerangka demokrasi perwakilan adalah
sebuah tantangan kompleks yang melibatkan berbagai aspek yang saling berhubungan.
Dalam sistem demokrasi perwakilan, para pemimpin terpilih memiliki tanggung jawab untuk
mewakili kepentingan masyarakat serta mengambil keputusan yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi publik. Ini menciptakan dinamika yang sering kali memperlihatkan
alasan yang rasional mengapa seorang presiden atau pemimpin tingkat tinggi mungkin tidak
selalu sepenuhnya mengadopsi atau mendukung saran-saran kebijakan yang diajukan oleh
para ekonom.

Salah satu faktor yang berperan dalam penentuan kebijakan adalah bahwa seorang
presiden dalam konteks demokrasi perwakilan biasanya bergantung pada nasihat dari
berbagai penasihat, bukan hanya dari para ekonom. Penasihat-penasihat lain seperti ahli
komunikasi dan ahli legislatif juga memiliki peran penting dalam memberikan masukan
kepada presiden. Keputusan pembuatan kebijakan tidak hanya berdasarkan pada
pertimbangan ekonomi semata, melainkan juga mempertimbangkan aspek komunikasi
kebijakan kepada masyarakat serta implikasi politik dan hukum dari kebijakan tersebut. Oleh
karena itu, presiden perlu memadukan berbagai sudut pandang dan pertimbangan yang
beragam sebelum membuat keputusan akhir.

Dalam kerangka demokrasi perwakilan, pengambilan keputusan ekonomi juga mungkin


dipengaruhi oleh dinamika politik dan opini publik. Terkadang, meskipun ada konsensus
dalam kalangan para ekonom mengenai langkah yang sebaiknya diambil dari perspektif
ekonomi, para pemimpin politik harus mempertimbangkan dukungan masyarakat dan
dinamika politik yang mungkin tidak selalu sejalan dengan rekomendasi ekonom. Ini
menciptakan tugas berat dalam menyeimbangkan pertimbangan ekonomi, politik, dan
kepentingan masyarakat dalam upaya membuat keputusan kebijakan yang optimal.

Dalam akhirnya, proses pembuatan kebijakan ekonomi dalam demokrasi perwakilan


melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai pertimbangan, dari ekonomi hingga
politik dan komunikasi. Para pemimpin harus menjalankan perannya dengan bijak,
memadukan pengetahuan dan masukan dari berbagai sumber untuk mencapai hasil yang
paling bermanfaat bagi masyarakat yang mereka wakili.

C. Mengapa para ekonom tidak pernah sepaham?

"Jika semua ekonom ditempatkan dari ujung ke ujung, mereka tidak akan mencapai
suatu kesimpulan" 1

Pernyataan diatas merupakan sebuah sindiran yang diutarakan oleh George Bernard Shaw
yang mampu membuka jendela wawasan kita terhadap kompleksitas dunia ekonomi. Para
ekonom sebagai komunitas sering kali mendapatkan kritik karena memberikan saran-saran
yang saling bertentangan kepada para pembuat kebijakan. Bahkan, ada candaan yang pernah
dilemparkan oleh Presiden Ronald Reagan bahwa jika permainan Trivial Pursuit dirancang
khusus bagi para ekonom, maka terdapat potensi terdapat 100 pertanyaan dan 3.000 jawaban
yang muncul.
Fenomena ini mengundang pertanyaan mengapa para ekonom cenderung memberikan
saran yang saling kontradiktif kepada para pembuat kebijakan. Terdapat dua alasan
mendasar yang dapat diidentifikasi :
1. Para ekonom mungkin memiliki perbedaan pandangan terkait validitas dari
berbagai teori positif yang menjelaskan bagaimana dunia ekonomi beroperasi. Pandangan
yang bervariasi ini dapat menghasilkan analisis yang berbeda-beda, seiring dengan
interpretasi data yang beragam pula.
2. Perbedaan nilai-nilai yang dimiliki oleh para ekonom juga memainkan peranan
penting.Karena perbedaan nilai ini, mereka dapat memiliki pandangan normatif yang
berbeda mengenai kebijakan yang seharusnya diterapkan dalam suatu situasi. Hal ini bisa
1 N.G.Mankiw, Pengantar Ekonomi Mikro, Salemba Empat, Jakarta, 2019, halaman 35
berkaitan dengan pendekatan ekonomi yang lebih liberal atau konservatif, yang pada
gilirannya mempengaruhi pandangan mereka terhadap dampak dan efektivitas berbagai
kebijakan.
Dengan demikian, penjelasan atas dua alasan ini mampu menggambarkan mengapa para
ekonom seringkali memberikan rekomendasi kebijakan yang saling berbeda. Mereka tidak
hanya terlibat dalam analisis kompleks mengenai teori-teori ekonomi, tetapi juga
mencerminkan variasi dalam pandangan normatif yang melatarbelakangi penilaian mereka
terhadap kebijakan-kebijakan yang ada.
Perbedaan dalam penilaian ilmiah.Para ekonom berselisih paham karena mereka memiliki
dugaan-dugaan yang berbeda mengenai keabsahan teori alternatif atau ukuran parameter
penting.
Perbedaan dalam nilai. Para ekonom kadang-kadang memberikan saran-saran yang saling
bertentangan karena mereka memiliki nilai-nilai yang berbeda. Misalnya, Peter memiliki
pendapatan $50.000 dan dikenai pajak $5.000. Paul memiliki pendapatan $10.000 dan
dikenai pajak $2.000. Para ahli akan memberikan saran yang bertentangan bagaimana
seharusnya warga tersebut dikenai pajak.
Persepsi versus realita. Terdapat dua puluh dalil kebijakan ekonomi. Dalil pertama adalah
mengenai pengendalian biaya sewa. Hampir semua ekonom percaya bahwa pengendalian
biaya sewa berdampak buruk. Meskipun demikian, banyak pemerintah kota memilih untuk
mengabaikan saran para ekonom. Dalil kedua adalah mengenai tarif dan kuota impor, dua
kebijakan yang membatas perdagangan antarbangsa. Hampir semua ekonom menentang
pembatasan-pembatsan terhadap perdagangan bebas. Meskipun demikian, selama bertahun-
tahun, Presiden dan Kongres memilih untuk membatasi impor barang-barang tertentu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulannya, para ekonom memiliki peran penting dalam menyelesaikan
permasalahan ekonomi secara objektif dengan pendekatan yang mirip dengan metode ilmiah.
Mereka mengandalkan data empiris dan konsep ekonomi teruji untuk menghindari bias dalam
analisis mereka. Sebagai penasihat kebijakan, ekonom membantu memperbaiki kondisi
ekonomi melalui analisis mendalam dan rekomendasi berdasarkan pemahaman prinsip-prinsip
ekonomi, serta mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Namun, ketidaksepakatan di kalangan ekonom muncul karena perbedaan pandangan


mengenai validitas teori ekonomi dan perbedaan nilai pribadi. Interpretasi data yang berbeda
dan pendekatan analisis yang beragam menghasilkan pandangan yang bervariasi. Hal ini juga
disebabkan oleh perbedaan dalam pandangan normatif terhadap kebijakan yang seharusnya
diterapkan. Kompleksitas ini menunjukkan mengapa ekonom sering memberikan saran yang
saling bertentangan kepada pembuat kebijakan. Para ekonom memecahkan masalah dengan
pendekatan ilmiah, namun perbedaan pandangan dan nilai pribadi memberikan warna yang
kompleks pada pengambilan keputusan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. G. (2019). Pengantar Ekonomi Mikro : Edisi 7 (Cetakan kedua ed.,

Vol. 7). Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai