Anda di halaman 1dari 4

Lydia Kusuma Dewanti_D3 Akuntansi AP

Green Economy dalam Kementerian Keuangan

Ekonomi hijau atau yang dikenal sebagai green economy didefinisikan


sebagai ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya, serta inklusif secara
sosial. Pada ekonomi hijau, investasi publik dan swasta ke dalam kegiatan
ekonomi, infrastruktur dan aset yang memungkinkan pengurangan emisi karbon
dan polusi, peningkatan energi dan efisiensi sumber daya, dan pencegahan
hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem dapat mendorong
pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan (UNEP, 2022). Penerapan ekonomi
hijau merupakan salah satu upaya menjaga kelestarian lingkungan yang menjadi
prioritas pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan (Kemeneko
Perekonomian, 2023). Peningkatan kesejahteraan masyarakat, memberi
kesempatan yang sama atau adil dan meminimalisir kerusakan lingkungan dan
pembangunan ekonomi merupakan gambaran tujuan dari diberlakukannya
ekonomi hijau (Muhammad. R. dkk, 2022).

Menurut Menteri Keuangan dalam Webinar Green Economy Forum 2023


menyatakan Indonesia memiliki sumber daya alam dan determinasi untuk
melakukan transformasi ekonomi disaat masyarakat sadar akan akan ancaman
perubahan iklim. Momentum global akan dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
melakukan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang semakin hijau (Menkeu,
2023). Pengukuran dampak ekonomi terhadap lingkungan juga penting untuk
dilakukan karena telah tersedianya berbagai sumber daya yang dapat mendukung
produksi barang dan jasa bagi masyarakat (Anwar, 2022).

Ekonomi hijau mengupayakan tindakan pengentasan kemiskinan dalam


Pembangunan berkelanjutan agar kualitas hidup menjadi lebih baik dan terjamin
tanpa mempengaruhi sumber daya alam. Pertimbangan delapan sektor utama
ekonomi dengan kapasitas untuk mengurangi kemiskinan, berinvestasi dalam
modal alam dan meningatkan kesejahteraan sosial, serta mendorong energi
terbarukan dan efisiensi energi diperlukan guna mencapai transisi menuju
ekonomi hijau. Emisi karbon rendah, penggunaan sumber daya alam secara
efisien dan inklusif secara sosial merupakan arah sektor utama pada
pembangunan ekonomi hijau (Anwar, 2022).
Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang berfungsi untuk
membiayai semua pengeluaran Pembangunan. Pajak juga memiliki fungsi
untuk mengatur (regulered), dengan mengatur kebijakan pajak pemerintah
dapat mengatur dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia (DJP,
2022). Penerapan kebijakan fiskal terhadap pajak merupakan langkah yang
bisa diambil oleh Kementerian Keuangan guna menjaga kestabilan ekonomi.
Peraturan mengenai Pajak Karbon (Pasal 13) dalam UU No. 7 Tahun 2021
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang dibentuk dengan tujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan dan
mendukung percepatan pemulihan perekonomian dan mengoptimalkan
penerimaan negara guna membiayai pembangunan nasional secara mandiri
menuju masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera, serta
penerimaan dari sektor pajak karbon dapat dialokasikan untuk pengendalian
perubahan iklim dikarenakan karbon memberikan dampak negative terhadap
lingkungan hidup. Pengenaan Pajak Karbon memperhatikan dua hal yaitu
peta jalan pajak karbon; dan/atau peta jalan pasar karbon. Tarif pajak karbon
ditetapkan lebih tinggi atau sama dengan harga karbon di pasar karbon per
kilogram karbon dioksida ekuivalen (COze) atau satuan yang setara. Apabila
harga karbon di pasar lebih rendah dari Rp.30,00 perkilogram, tarif yang
digunakan paling rendah sebesar Rp. 30,00. Pada sektor investasi,
Kementerian Keuangan juga memiliki program Green Sukuk Ritel (Sukuk
Tabungan Seri ST010) merupakan penerbitan Green Sukuk Ritel pertama
yang menunjukkan komitmen dan kontribusi Pemerintah dalam
mengembangkan pasar keuangan syariah serta suatu wujud dalam
mengatasi perubahan iklim, yang diwujudkan melalui penerbitan instrumen
pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan. Green Sukuk Ritel juga
merupakan momentum gerakan peduli lingkungan, meningkatkan kesadaran
generasi milenial, Upaya menurunkan emisi karbon, komitmen pemerintah
dalam mengatasi climate change, dan untuk membiayai proyek ramah
lingkungan seperti sektor Transportasi berkelanjutan dan Ketahanan terhadap
perubahan iklim yang diharapkan dapat memitigasi dampak perubahan iklim
dan dapat beradaptasi dengan perubahan iklim yang telah terjadi.

2
Perubahan iklim menjadi tantangan global pola dasar, karena emisi gas
rumah kaca dari setiap negara memiliki dampak global. Negara miskin juga
beresiko untuk kehilangan transformasi apabila implementasi kebijakan pajak
karbon, sistem perdagangan atau tindakan setara lainya dari beberapa negara
dilakukan berdasarkan preferensi kebijakan lokal dengan penetapan harga
yang kuat tanpa disertai oleh negara lain (Anwar, 2022). Dalam
pengimplementasian green economy kebijakan fiskal terkait hal tersebut
masih terbatas pada pengembangan opsi-opsi kebijakan fiskal dan ekonomi
untuk melaksanakan mitigasi perubahan iklim yang berfokus pada sektor
energi dan penggunaan lahan. Pengembangan kebijakan fiskal dengan
orientasi green budgeting menjadi tuntutan Kementerian Keuangan.
Penggunaan subsidi yang besar, belum adanya target yang jelas dalam
program kebijakan, belum optimalnya koordinasi yang ada, dan masih
kurangnya sistem yang aja merupakan kendala dalam pelaksanaan ekonomi
hijau (Muhammad. R. dkk, 2022).

Ekonomi hijau perlu diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam


pembuatan kebijakan ekonomi dan perencanaan pembangunan yang lebih
luas oleh pemerintah. Reformasi kebijakan yang luas merupakan syarat
penting untuk pertumbuhan hijau yang mana memerlukan kapasitas
kelembagaan dan tata kelola. Pengembangan dan evaluasi kebijakan lebih
lanjut juga diperlukan untuk dukungan kearah yang lebih baik sehingga dapat
memastikan bahwa penggunaan sumberdaya sudah optimal dan efisien.
Inovasi di berbagai sektor terkait ekonomi hijau lainnya juga perlu
dikembangkan agar semakin banyak macamnya di sekitar masyarakat.

Ekonomi hijau secara keseluruhan digambarkan sebagai ekonomi yang


dapat mengatasi masalah lingkungan, sosial, dan hemat sumber daya.
Ekonomi hijau sangat penting karena memiliki dampak terhadap masa depan
lingkungan dan kesejahteraan manusia sehingga diperlukan instrument
kebijakan yang tepat dalam pelaksanaannya serta perlu adanya sosialisasi
mengenai ekonomi hijau agar masyarakat dapat memahami maksud dan
tujuan dari green economy dan instrument kebijakan yang ada, serta dapat
berpartisipasi dalam memberikan dukungan dalam pelaksaaan.

3
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2022). Green Economy Sebagai Strategi Dalam Menangani Masalah


Ekonomi Dan Multilateral. Jurnal Pajak Dan Keuangan Negara
(PKN), 4(1S), 343-356.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2023). Ini Upaya Pemerintah
Mentransformasikan Ekonomi Hijau. Diakses pada 8 September 2023.
https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-
utama/Upaya-Pemerintah-Transformasikan-Ekonomi-Hijau
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2023). Green Sukuk Ritel Sukuk
Tabungan Seri ST010. Diakses pada 8 September 2023.
https://www.kemenkeu.go.id/sukuktabungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. (2023).
Terapkan Ekonomi Hijau, Pemerintah Dorong Pelaku Industri Melakukan
Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Kepala Biro Komunikasi, Layanan
Informasi dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.
Muhammad R., Huzain J., Danang P.U. (2022). Perekonomian Indonesia. CV
Jejak.
Pemerintah Republik Indonesia. (2021). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai