Anda di halaman 1dari 33

PPTRA

Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas


Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik
Badan Informasi Geospasial

“Pemanfaatan Neraca Spasial SDA


Untuk Mendukung Penyusunan KLHS“
Diah Retno Minarni
Kepala Bidang Pemetaan Dinamika Sumberdaya 2019
 NSDA sebagai dasar dalam upaya keberlanjutan dan
peningkatan kualitas lingkungan hidup
(Buku II Agenda Pembangunan Bidang RPJMN 2015-2019)
 Meningkatkan upaya keberlanjutan pembangunan
Perpres 2/2015 lingkungan hidup, melalui strategi, salah satunya adalah
tentang RPJMN pengembangan sistem neraca sumber daya alam dan
lingkungan hidup (Bab I Pengarusutamaan dan
2015-2019 Pembangunan Lintas Bidang);
 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan cara
memperkuat data dan informasi lingkungan hidup yang
berkualitas dan berkelanjutan, melalui strategi, salah
satunya adalah mengembangkan sistem neraca sumber
daya alam dan lingkungan hidup sebagai pendukung sistem
informasi lingkungan hidup (Bab 10 Bidang Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup).
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

1972 Stockholm – 1987 Definisi 2017


Human Env Pembangunan Perpres
Conference – Prof. Berkelanjutan - 59/2017
Emil Salim Hadir Brundtland Pencapaian
Mewakili Indonesia Report TPB

1978 2009 UU 32/2009 –


Kementerian Definisi
LH lahir Pembangunan
Berkelanjutan
ditetapkan
pemerintah RI
Rezim Lingkungan Hidup melalui UN-Environment Program

1992
Agenda 2015
21 SDGs

2000 2017 Perpres


MDGs 59/2017
Pencapaian
TPB
Rezim Pembangunan melalui UN-Development Program

(Dit. Bangda, 2018)


SASARAN BESAR RPPLH
SASARAN 1 : BAGAIMANA MENJAGA
KEBERLANJUTAN SUPPLY DDDTLH
• Milestones 1 : menahan laju penurunan
• Milestones 2 : menjaga keberlanjutan
• Milestones 3 : menaikkan DDDTLH
- Pemulihan dan peningkatan kualitas LH
- Pemulihan dan peningkatan fungsi ekosistem
- Penataan lansekap
- Budidaya dan rehabilitasi SDA
- Pencadangan dan perlindungan SDA
- Pengembangan infrastruktur hijau

SASARAN 2 : BAGAIMANA MEMPERBAIKI POLA


KONSUMSI DDDTLH
Gambar 1.1 Konsepsi keterkaitan antara pemanfaatan sumberdaya alam • Milestones 1 : pemerataan manfaat dan akses
dan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
• Milestones 2 : efisiensi dan adaptasi
Daya
Berpijak dari Dukungpembangunan
hal tersebut, dan Daya Tampung LH
nasional kedepan perlu mendasarkan pada • Milestones 3 : perubahan perilaku
merepresentasikan
isu pembangunan berkelanjutan Sumber Daya
sebagai isu Alam,dimana
utama, Jasa-jasa
aspek pengelolaan
- Perbaikan tata kelola pemanfaatan SDA
lingkungan hidup dijadikan dasar dalam mengembangkan kebijakan pembangunan
Ekosistem, dan Kinerja Fungsi Lingkungan Hidup - Sustainable consumption & production
nasional dengan sasaran akhir : (1) memperbaiki kualitas lingkungan hidup untuk
yang dikelompokkan dalam berbagai jenis Jasa
menunjang keberlanjutan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam dan
- Circular economy
- Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan Lingkungan
untuk generasi sekarang dan akan datang; (2) memperbaiki pengelolaan iklim
sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kualitas kehidupan; (3)
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal
dasar pembangunan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi dan penjabaran lebih lanjut ke dalam
langkah-langkah perencanaan pembangunan dalam kurun waktu yang lebih (Ditjen Planologi dan Tata Lingkungan, KLHK, 2018)
operasional dan dapat diimplementasikan secara konkrit di tingkat pemerintah pusat
SKENARIO
RPPLH NASIONAL

Penurunan laju penyusutan sumber Pemulihan sumber daya alam dan Perubahan pola produksi
daya alam dan laju penurunan daya peningkatan daya dukung dan daya dan konsumsi serta
dukung dan daya tampung lingkungan tampung lingkungan hidup pada periode penerapan teknologi pada
hidup pada periode 10 tahun pertama 10 tahun kedua periode 10 tahun ketiga

(Ditjen Planologi dan Tata Lingkungan, KLHK, 2018)


Tujuan Neraca Spasial SDA

Melakukan pemetaan sumberdaya alam (lahan dan hutan) terpadu dalam kurun waktu
5 tahun terakhir
Melakukan pemetaan kondisi sumberdaya air kurun waktu 10 tahun terakhir
Melakukan pemetaan kondisi sumberdaya mineral dan batubara kurun waktu 5 tahun
terakhir
Melakukan evaluasi neraca sumberdaya alam terpadu dalam kurun 5 tahun terakhir,
khusus untuk sumberdaya air dilakukan evaluasi 10 tahunan karena ketersediaan data
di lapangan dan signifikansi perubahannya
Melakukan analisis komponen neraca spasial untuk evaluasi tata ruang secara spasial
Pemanfaatan neraca spasial SDA untuk penyusunan KLHS
Metodologi Neraca

SUMBER DAYA SDA

KOMPONEN HUTAN LAHAN AIR MINERBA

UNIT T0 T1 T0 T1 T0 T1 T0 T1

NERACA NSDH NSDL NSDA NSDM

Gambaran metodologi diatas merupakan tahapan penyusunan neraca sumber daya alam berdasarkan SNI Tahun 2015.
 SNI 6728.2-2015 tentang Sumber Daya Hutan
 SNI 6728.3-2015 tentang Sumber Daya Lahan
 SNI 6728.1-2015 tentang Sumber Daya Air
 SNI 6728-4-2015 tentang Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara

T0 Tahun Awal T1 Tahun Akhir


Kebutuhan Data

Deskripsi Wilayah Neraca Air Neraca Lahan Neraca Hutan Neraca Minerba

RBI Skala 1 : 25.000 Debit Sungai Wilayah Interpretasi Penutup Interpretasi Penutup Cadangan Minerba
Wilayah Sungai Sungai Ciliwung Lahan 2010 Lahan 2010 Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane Cisadane (10 tahun) (High Resolution) (High Resolution) Ciliwung Cisadane

Shp Batas Wilayah Produksi Minerba


Curah Hujan Ciliwung Interpretasi Penutup Interpretasi Penutup
Sungai Ciliwung Wilayah Sungai
Cisdane 10 tahun Lahan 2015 (Spot 6) Lahan 2015 (Spot 6)
Cisadane Ciliwung Cisadane

Persebaran Minerba
Pola Ruang Kabupaten/Kota Dalam Fungsi Kawasan Hutan Fungsi Kawasan Hutan
Wilayah Sungai
Kabupaten/Kota Angka (APL) (Non APL)
Ciliwung Cisadane
METODE SUMBERDAYA AIR

Data
Hidroklimatologi
Data Debit Data Batas (Pos Duga Air,
Peta RBI
 SNI 6728.1-2015 tentang Sungai WS/DAS Stasiun Curah
Hujan, dan Iklim)
Sumber Daya Air
Data Debit Kebutuhan Air
Data Debit
Sungai 10 RKI
Neraca sumber daya air berupa tahun
Sungai Peta Penutup
informasi: Lahan
Kebutuhan Air
 imbangan potensi, Irigasi
Analisa
 ketersedian dan penggunaan atau Peta Isohyet
Regional Kebutuhan Air
kebutuhan sumber daya air pada
Kebutuhan Air
kurun waktu tertentu. Peternakan
Lengkung Metode Hujan
Disajikan dalam bentuk peta yang Kerapatan Limpasan
Peta Kerja Peta Pasiva
menunjukan lokasi, letak dan Kebutuhan Air
posisinya dalam sistem koordinat Pemeliharaan
Sungai
tertentu. Berikut Tampilan Tabel Debit Andalan
Neraca Tahunan:

Debit Andalan Debit Andalan Peta Indeks Pemakaian Air


95% 80%

Peta Neraca Sumberdaya


Peta Aktiva Overlay Air
DEBIT AIR (AKTIVA)
Tabel Debit Bulanan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
m3/det
2009 758,86 898,17 636,32 587,38 739,58 526,37 360,92 308,61 322,65 487,29 597,17 525,42
2010 610,88 791,28 658,80 350,87 467,03 470,69 449,21 489,23 651,57 664,33 520,04 480,82
2011 413,39 357,87 312,18 386,42 381,01 288,45 291,68 194,81 178,36 234,05 381,45 363,73
2012 746,44 642,55 468,42 536,45 481,91 478,44 423,23 222,28 223,40 302,36 487,52 517,81
2013 722,68 676,01 487,50 531,21 442,47 346,68 353,41 302,69 289,81 346,51 384,45 457,37
2014 873,02 924,01 652,12 583,37 457,45 340,83 321,25 306,84 221,40 187,41 351,83 362,84
2015 553,91 818,53 634,45 567,84 463,03 357,98 247,13 223,04 205,00 196,76 409,38 456,42
2016 514,83 771,18 645,15 596,28 488,19 463,38 473,29 347,57 457,29 435,49 426,37 331,62
2017 445,63 848,60 615,70 534,34 503,45 480,36 456,18 371,21 394,62 446,58 435,94 438,33

Q 80 487,15 662,63 479,87 473,30 451,46 344,34 309,42 222,74 214,84 219,13 383,25 363,37
Q 95 426,28 471,74 374,68 365,09 405,59 309,40 264,95 205,80 189,02 191,15 363,68 344,11
max 873,02 924,01 658,80 596,28 739,58 526,37 473,29 489,23 651,57 664,33 597,17 525,42
rerata 626,63 747,58 567,85 519,35 491,57 417,02 375,14 307,36 327,12 366,75 443,79 437,15
min 413,39 357,87 312,18 350,87 381,01 288,45 247,13 194,81 178,36 187,41 351,83 331,62
Sumber : Analisis 2018
GRAFIK DEBIT AIR

Debit Bulanan WS Ciliwung Cisadane (Q80 - Debit Bulanan WS Ciliwung Cisadane


Q95) 1000
800 900
700 800
700

DEBIT (M3/DET)
600
DEBIT (M3/DET)

600
500
500
400
400
300 300
200 200
100 100
0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
rerata 626 747 567 519 491 417 375 307 327 366 443 437 rerata 626 747 567 519 491 417 375 307 327 366 443 437
0,8 487, 662, 479, 473, 451, 344, 309, 222, 214, 219, 383, 363, max 873 924 658 596 739 526 473 489 651 664 597 525
0,9 426, 471, 374, 365, 405, 309, 264, 205, 189, 191, 363, 344, min 413 357 312 350 381 288 247 194 178 187 351 331

Sumber : Analisis 2018


PENGGUNAAN AIR (PASIVA)
Tabel Kebutuhan Air Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
Penggunaan SD
Air Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
RKI m3/detik 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46
Irigasi m3/detik 2,69 0,00 20,07 47,64 17,87 12,06 7,94 0,00 14,84 43,06 13,60 16,03
Peternakan m3/detik 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
Perikanan m3/detik 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79
Pemeliharaan
Sungai m3/detik 300,23 381,78 315,12 295,36 288,63 216,57 160,43 134,83 127,91 139,95 259,86 242,58
Potensi m3/detik 446,85 622,51 451,49 429,12 410,71 323,32 286,87 210,25 201,43 203,13 353,44 331,29
Sumber : Analisis 2018
Pasiva dan Potensi Air WS Ciliwung Cisadane
700,00
600,00
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00
M3/DET

0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Potensi 446,85 622,51 451,49 429,12 410,71 323,32 286,87 210,25 201,43 203,13 353,44 331,29
Pemeliharaan Sungai 300,23 381,78 315,12 295,36 288,63 216,57 160,43 134,83 127,91 139,95 259,86 242,58
Perikanan 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79
Peternakan 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
Irigasi 2,69 0,00 20,07 47,64 17,87 12,06 7,94 0,00 14,84 43,06 13,60 16,03
RKI 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46 74,46
NERACA SUMBERDAYA AIR

Satuan dalam 106 m3/tahun

Neraca Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Potensi 14.092 19.631 14.238 13.533 12.952 10.196 9.047 6.630 6.352 6.406 11.146 10.448
Demand 12.315 14.802 13.333 13.579 12.428 9.972 8.072 7.014 7.264 8.533 11.386 10.917
Saldo 1.777 4.830 906 -46 525 224 975 -384 -911 -2.127 -239 -470
Sumber : Analisis 2018

Neraca Sumberdaya Air WS Ciliwung Cisadane


20.000

15.000
M3/DETIK

10.000

5.000

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Potensi Demand
NERACA SUMBERDAYA AIR PER DAS

Neraca Air DAS Bekasi Neraca Air DAS Ciliwung


150,00 60,00

100,00 40,00
M3/DET

M3/DET
50,00 20,00

0,00 0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Potensi Demand Potensi Demand

Neraca Air DAS Cisadane


150,00

100,00
M3/DET

50,00

0,00
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Potensi Demand
PETA NERACA SUMBERDAYA AIR
PETA NERACA INDEK PEMAKAIAN AIR
Neraca Sumberdaya Lahan
Output

 SNI 6728.3-2015 tentang Sumber Daya Lahan

Data Yang Digunakan Untuk Neraca


Penutup Lahan Kawasan Hutan Penutup Lahan
Tahun 2015
Sumber Daya Lahan berupa data hasil
Tahun 2010 (APL)
digitasi peta citra Hi-Res tahun 2010 dan
peta citra Spot6 tahun 2015

Penutup Lahan Penutup Lahan Untuk mendapatkan neraca lahan dengan


APL 2010 APL 2015 menggunakan teknik overlay peta antara
T0 dan T1. Neraca berupa data perubahan
dari lahan tersebut.

Overlay

Peta Necara
Sumberdaya Lahan
T0 Tahun Awal T1 Tahun Akhir
Neraca Sumberdaya Lahan
Output
No Tutupan Lahan Sumberdaya Lahan Luas (Ha) % No Tutupan Lahan Sumberdaya Lahan Luas (Ha) %
1 Sawah Dengan Padi Terus Menerus 26,82 1 Sawah Dengan Padi Terus Menerus 163.672,52 26,64
164.773,67
2 Kebun Campuran 22,84 2 Kebun Campuran 139.494,63 22,71
140.331,43
3 Bangunan Permukiman Desa 132.826,36 21,62
3 Bangunan Permukiman Desa 21,55
132.382,46
4 Ladang/Tegalan Dengan Palawija 52.533,20 8,55
4 Ladang/Tegalan Dengan Palawija 8,51
52.251,42 5 Ladang/Tegalan Hortikultura 39.500,68 6,43
5 Ladang/Tegalan Hortikultura 6,47
39.737,73 6 Semak 21.879,26 3,56
6 Semak 3,50 7 Bangunan Permukiman Kota 19.919,65 3,24
21.529,80
7 Bangunan Permukiman Kota 3,21 8 Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Sedang 9.689,71 1,58
19.707,01
8 Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Sedang 1,57 9 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Sedang 5.513,94 0,90
9.672,31
10 Sungai 4.743,65 0,77
9 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Sedang 0,86
5.270,66
10 Sungai 0,77
4.742,61
Aktiva Tahun 2010 Pasiva Tahun 2015

Total tedapat 46 tutupan sumberdaya lahan


Neraca Sumberdaya Lahan
Output
Perubahan Tutupan Lahan Sumberdaya Lahan Luas (Ha) %
Kebun Campuran Menjadi Semak 1.309,77 13,79
Semak Menjadi Kebun Campuran 686,38 7,23
Kebun Campuran Menjadi Ladang/Tegalan Dengan Palawija 617,85 6,51
Semak Menjadi Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Sedang 399,01 4,20
Sawah Dengan Padi Terus Menerus Menjadi Kebun Campuran 383,20 4,04
Ladang/Tegalan Hortikultura Menjadi Semak 348,40 3,67
Ladang/Tegalan Dengan Palawija Menjadi Kebun Campuran 299,55 3,15
Semak Menjadi Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Sedang 281,07 2,96
Semak Menjadi Hutan Pinus 277,05 2,92
Semak Menjadi Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Tinggi 258,33 2,72

Total terdapat 146 perubahan tutupan lahan sumberdaya lahan

Luas total perubahan tutupan lahan sumberdaya lahan sebesar 9.495,78 Ha


Neraca Sumberdaya Lahan

Output
Neraca Sumberdaya Hutan
Output

 SNI 6728.2-2015 tentang Sumber Daya Hutan

Output Neraca Sumber Daya Hutan berupa data Neraca Fungsi Kawasan Hutan dan Penutupan Lahan Hutan
Peta Fungsi Peta Fungsi
Peta Tutupan Lahan Peta Tutupan Lahan
Kawasan Hutan Kawasan Hutan
Hutan 2010 Hutan 2015
Tahun ke 1 Tahun ke 2

Peta Aktiva Peta Pasiva Peta Aktiva Peta Pasiva

Peta Kawasan
Overlay Hutan (Non APL) Overlay

Peta Neraca Peta Neraca


Sumberdaya Hutan Sumberdaya Hutan

a. Penutupan Lahan Hutan b. Fungsi Kawasan Hutan


Neraca Sumberdaya Hutan
Output
Luas Kawasan (Ha)
No Tutupan Lahan Sumberdaya Hutan Total Luas (Ha)
CA HL HP HPT TWA
1 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Sedang - 685,51 5.279,78 13.924,78 - 19.890,07
2 Kebun Campuran - 214,15 9.839,64 9.540,75 - 19.594,54
3 Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Sedang - - 9.493,50 6.882,20 76,92 16.452,63
4 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Tinggi - 9.363,66 2,46 6.740,45 - 16.106,57
5 Semak 9,61 3.403,98 5.919,53 5.413,17 - 14.746,30 Aktiva Tahun 2010
6 Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Tinggi - - 1.212,05 5.212,37 - 6.424,42
7 Ladang/Tegalan Dengan Palawija - - 2.068,35 2.832,09 - 4.900,44
8 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Rendah - 2.407,86 1.165,48 705,80 - 4.279,13
9 Ladang/Tegalan Hortikultura 8,13 919,29 1.273,19 1.387,90 - 3.588,50
10 Bangunan Permukiman Desa - 6,12 1.360,15 1.542,19 1,95 2.910,41

Luas Kawasan (Ha)


No Tutupan Lahan Sumberdaya Hutan Total Luas (Ha)
CA HL HP HPT TWA
1 Kebun Campuran - 220,12 10.642,79 9.935,48 6,68 20.805,07
2 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Sedang - 685,51 4.915,51 13.956,65 - 19.557,67
3 Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Sedang - - 9.452,11 6.823,83 76,92 16.352,87
4 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Tinggi - 9.363,66 2,46 6.625,24 - 15.991,36
5 Semak 9,61 3.445,86 5.304,55 5.723,82 - 14.483,84
6 Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Tinggi - - 1.211,73 4.863,53 - 6.075,26 Pasiva Tahun 2015
7 Ladang/Tegalan Dengan Palawija - - 2.276,13 2.904,78 - 5.180,91
8 Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Rendah - 2.445,80 1.192,70 446,93 - 4.085,43
9 Ladang/Tegalan Hortikultura 8,13 830,25 1.270,54 1.373,06 - 3.481,98
10 Bangunan Permukiman Desa - 6,15 1.372,23 1.545,69 1,95 2.926,02
Neraca Sumberdaya Hutan
Luas Kawasan (Ha) Total
No Perubahan Tutupan Lahan Sumberdaya Hutan Luas
HL HP HPT TWA
(Ha)
Semak Menjadi Kebun Campuran
1
- 529,27 238,61 - 767,88
Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Rendah Menjadi Kebun Campuran
2
4,12 306,12 187,86 - 498,10
Semak Menjadi Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Sedang
3
- 406,62 14,42 - 421,04
Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Tinggi Menjadi Semak
4
- 21,35 381,21 - 402,56
Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Sedang Menjadi Semak
5
- 328,09 10,27 - 338,36
Kebun Campuran Menjadi Semak
6
0,15 165,26 105,12 - 270,53
Semak Menjadi Ladang/Tegalan Dengan Palawija
7
- 146,40 46,24 - 192,64
Semak Menjadi Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Tinggi
8
- 4,11 137,33 - 141,44
Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan Tinggi Menjadi Semak
9
- - 115,21 - 115,21
Hutan Lahan Rendah Sekunder Kerapatan Rendah Menjadi Kebun Campuran
10
- 111,73 0,58 - 112,31
Total terdapat 77 perubahan tutupan lahan sumberdaya hutan

Luas total perubahan tutupan hutan sumberdaya lahan sebesar 4655,19 Ha


Neraca Sumberdaya Hutan
METODE NERACA SUMBERDAYA MINERBA

 SNI 6728-4-2015 tentang Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara

Peta Batas • Data Cadangan Perhitungan


WS/DAS Sumberdaya Minerba Kuantitatif Neraca Sumberdaya Data Yang Digunakan Untuk Neraca Sumber Daya
• Data Potensi Minerba Mineral dan Batubara berupa data Sumber Daya
Sumberdaya Minerba dan Cadangan, Data diperoleh dari Dinas ESDM
Provinsi

Sebaran Minerba
Teknis Penyusunan:
Pengisian dan perhitungan aktiva dan pasiva
akan menghasilkan saldo akhir sumber daya
mineral.
Neraca sumber daya mineral terdapat informasi
Peta Aktiva Peta Pasiva Peta Neraca mengenai besarnya sumber daya/ cadangan
Minerba Minerba Sumberdaya
Minerba setiap jenis mineral, jumlah mineral-mineral yang
telah dimanfaatkan dan cadangan yang masih
tersisa (saldo). Satuannya adalah Ton.
Neraca Sumberdaya Mineral
Lokasi Sumber daya Cadangan
Jumlah Sumber
No Daerah Koordinat Jumlah Cadangan
Hipotetik Tereka Terindikasi Terukur daya Terkira Terbukti
X Y

1 Purworejo 110° 7.238' -7° 44.190' 0,00 173.111.625,43 0,00 0,00 173.111.625,43 136.786.467,93 0,00 136.786.467,93

2 Temanggung 109° 56.153' -7° 12.217' 0,00 50.346,72 0,00 0,00 50.346,72 25.173,36 0,00 25.173,36

3 Wonosobo 109° 49.525' -7° 21.508' 0,00 932.903,39 0,00 0,00 932.903,39 466.451,70 0,00 466.451,70

4 Banyumas 109° 4.864' -7° 25.845' 0,00 432.431.877,71 0,00 0,00 432.431.877,71 216.215.938,86 0,00 216.215.938,86

5 Cilacap 109° 23.648' -7° 41.792' 0,00 127.100.899,29 0,00 0,00 127.100.899,29 63.550.449,64 0,00 63.550.449,64

6 Banjarnegara 109° 38.602' -7° 18.761' 0,00 179.160.790,92 0,00 0,00 179.160.790,92 89.580.395,46 0,00 89.580.395,46

7 Kebumen 109° 25.372' -7° 44.670' 0,00 12.969.496.660,76 0,00 0,00 12.969.496.660,76 6.484.748.330,38 0,00 6.484.748.330,38

8 Batang 109° 48.987' -7° 10.713' 0,00 43.244,19 0,00 0,00 43.244,19 21.622,09 0,00 21.622,09

9 Brebes 109° 0.738' -7° 19.720' 0,00 113.280.661,03 0,00 0,00 113.280.661,03 56.640.330,51 0,00 56.640.330,51

10 Kendal 109° 56.097' -7° 12.053' 0,00 195.300,74 0,00 0,00 195.300,74 97.650,37 0,00 97.650,37

11 Pekalongan 109° 47.908' -7° 10.257' 0,00 522.884,41 0,00 0,00 522.884,41 261.442,21 0,00 261.442,21

12 Pemalang 109° 15.615' -7° 13.449' 0,00 43.042,26 0,00 0,00 43.042,26 21.521,13 0,00 21.521,13

13 Purbalingga 109° 27.520' -7° 16.300' 0,00 580.000,00 0,00 0,00 580.000,00 290.000,00 0,00 290.000,00
Aktiva Batu Gamping
Sumber : Laporan SDM Jateng 2015
Neraca Sumberdaya Mineral
Sumber daya Cadangan
Komoditas Jumlah Sumber daya Jumlah Cadangan Produksi Sisa Cadangan
Hipotetik Tereka Terindikasi Terukur Terkira Terbukti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0,00 173.111.625,43 0,00 0,00 173.111.625,43 136.786.467,93 0,00 136.786.467,93 2.758.110,91 134.028.357,02
0,00 50.346,72 0,00 0,00 50.346,72 25.173,36 0,00 25.173,36 1.334,47 23.838,90

0,00 932.903,39 0,00 0,00 932.903,39 466.451,70 0,00 466.451,70 253.506,36 212.945,34

Batu 0,00 432.431.877,71 0,00 0,00 432.431.877,71 216.215.938,86 0,00 216.215.938,86 5.000.368,61 211.215.570,24
Gamping
0,00 127.100.899,29 0,00 0,00 127.100.899,29 63.550.449,64 0,00 63.550.449,64 1.412.232,21 62.138.217,43

0,00 179.160.790,92 0,00 0,00 179.160.790,92 89.580.395,46 0,00 89.580.395,46 4.247.025,98 85.333.369,48

0,00 12.969.496.660,76 0,00 0,00 12.969.496.660,76 6.484.748.330,38 0,00 6.484.748.330,38 3.814.557,84 6.480.933.772,54

0,00 43.244,19 0,00 0,00 43.244,19 21.622,09 0,00 21.622,09 1.105,99 20.516,10

0,00 113.280.661,03 0,00 0,00 113.280.661,03 56.640.330,51 0,00 56.640.330,51 196.553,10 56.443.777,42

0,00 195.300,74 0,00 0,00 195.300,74 97.650,37 0,00 97.650,37 1.173,51 96.476,86

0,00 522.884,41 0,00 0,00 522.884,41 261.442,21 0,00 261.442,21 21.027,52 240.414,68

0,00 43.042,26 0,00 0,00 43.042,26 21.521,13 0,00 21.521,13 2.160,76 19.360,37

0,00 580.000,00 0,00 0,00 580.000,00 290.000,00 0,00 290.000,00 250.000,00 40.000,00
Neraca Sumberdaya Mineral
Pemanfaatan
NSDA #1
Skema NSDA Untuk Evaluasi Tata Ruang

RENCANA TATA RUANG


Perencanaan Evaluasi
WILAYAH
IG Dinamika/Neraca IG Dinamika/Neraca
Sumberdaya Alam Sumberdaya Alam

IG Dinamika/Neraca IG Dinamika/Neraca
Sumberdaya Non Sumberdaya Non
Alam Alam

t0  t1 t1  t20 t1  t5
Evaluasi Kesesuaian Lahan

Output
Pemanfaatan
NSDA #2 Skema NSDA Untuk Masukan KLHS

Air

Neraca
Minerba Spasial Hutan

SDA

Lahan

Instrumen Pendukung
(wajib dan segera):
1. Variabel data NSDA
Informasi Spasial: (input/output) yang relevan Pemetaan Tujuan dan
Numerik dan Distribusi 2. Mekanisme Konversi Indikator SDG’s untuk
SDA Wilayah 3. Mekanisme Analisis KLHS

feedback
TAHAPAN KLHS RPJMD dan NSDA
PERSIAPAN PEMBUATAN PELAKSANAAN

Pelaksanaan KLHS:
• Tim Pembuat Pembuatan KLHS • Pemanfaatan untuk
RPJMD dan Pendokumentasian RPJMD
• Pengumpulan dan Validasi KLHS • Pemanfaatan untuk
Data Penjaminan RPJMD RPJPD
Kualitas
• Pemanfaatan untuk
RAD TPB

1. Potret potensi,
Pengkajian Kondisi Umum Neraca jumlah, dan sebaran
SDA ketersediaan SDA
Pengkajian Capaian 2. Potret jumlah
SDGs/TPB pemanfaatan SDA
1. Darat 3. Neraca SDA sebagai
Pengkajian Pembagian 2. Laut/Pesisir pertimbangan
Peran kebijakan
1. Hutan pembangunan
PENJAMINAN KUALITAS 2. Lahan berkelanjutan
OLEH KEPALA DAERAH 3. Air
4. Mineral
5. Mangrove dll

(Dit. Bangda, 2018)


TERIMA KASIH

Badan Informasi Geospasial


Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas

Anda mungkin juga menyukai