OLEH:
SELLY – 615130109
CECILIA – 615130122
DESAIN INTERIOR
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga peneliti dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak,
khususnya dosen pengampuh dan asisten dosen yang telah membantu penulis
menyelesaikan tugas makalah ini demi memenuhi syarat mata kuliah metodologi
penelitian.
Dengan makalah ini, penulis berharap agar makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan juga penulis, Penulis sadar
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, peneliti mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan. Selain itu peneliti sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………..…….………………………..…….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN………….…………………...……….……..………….1
3.4.3 Dokumentasi……………………………………………..23
BAB V PENUTUP……………………………………………………………53
5.1 Kesimpulan………………………………………………………53
5.2 Saran……………………………………………………………...53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………54
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian interior yang dimiliki hampir setiap bangunn adalah kaca, baik
untuk jendela maupun pada pintu. Fungsi awalnya adalah sebagai penahan
teriknya sinar matahari. Namun pada masa kini kaca cukup berperan penting
Kaca yang disebutkan diatas salah satunya adalah kaca patri (dalam
Belanda), Seni kaca patri merupakan ornamen arsitektur yang berasal dari
Eropa yang merupakan hasil perpaduan seni lukis dan seni patri yang
namun dengan berbagai macam gaya yang diterapkan pada kaca patri
tersebut. Salah satu museum yang menggunakan kaca patri adalah museum
bank mandiri. Kaca patri pada museum bank mandiri terletak di dekat
halaman bagian tengah bangunan. Pada museum bank mandiri, kaca patri
Art deco adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal
abad ke-20, termasuk Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Bauhaus,
Art Nouveau, dan Futurisme. Art Deco banyak mengunakan gradasi warna
yang halus serta warna yang mengesankan efek kilauan atau lengkungan
sedikit ornamen hias. Ornamen yang digunakan lebih beraturan dan banyak
B. Apakah kaca patri pada museum bank mandiri sudah mencerminkan gaya
art deco?
A. Bagi Penulis
Agar penulis lebih mengetahui tentang gaya art deco dan kaca patri
dalam segi seni maupun segi manfaat dalam mendesain suatu ruangan dan
B. Bagi Pembaca
Agar pembaca mengetahui dan dapat mempelajari perkembangan gaya art
C. Bagi Museum
Agar museum dapat mengetahui bagaimana gaya art deco pada kaca
BAB I PENDAHULUAN
dan Art Deco, dan juga membahas Tinjauan Khusus yang terdiri
dari Asal Mula Kaca Patri dan Kaca Patri Pada Abad Ke-20.
Tinjauan Kaca Patri Pada Museum Bank Mandiri dan Tijauan Kaca
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
Jakarta Kota. Gedung ini terletak persis berhadapan dengan stasiun kereta
Beos. Gedung ini dirancang oleh tiga orang arsitek Belanda yaitu J. J. J. de
Bruyn, A. P. Smits dan C. Van der Linde. Tahun 1929 gedung ini mulai
1933 oleh C.J Karel van Aalst, presiden NHM ke -10 di Batavia. Bangunan
ini bergaya Art Deco. Awal mulanya gedung ini digunakan sebagai gedung
di bidang perbankan yang pernah beredar dan dipakai pada bank-bank yang
dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi gedung kantor Bank Koperasi Tani
gedung tersebutpun beralih menjadi kantor pusat Bank Export Import (Bank
Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia
masyarakat.’
pengembangan museum.
Perubahan sosial yang drastis pada tahun 1905 sampai tahun 1930
gaya desain dan ilustrasi. Segala bentuk mulai dari bunga dan manusia
cerah (merah, jingga, kuning, hijau, ungu, dan biru kehijauan), detail
yang halus, dan draftmanship yang luar biasa merupakan ciri khas desain
pada saat itu, yang sekarang lebih dikenal sebagai ‘Art Deco’.1
Pada awal mulanya, gaya Art Deco berkembang setelah gaya Art
Nouveau berakhir yaitu mulai tahun 1910 sampai tahun 1930. Gaya Art
1
Julian Robinson, The Brilliance of Art Deco, Murdoch Books, 1997, hlm. 9
yang pada masa itu nilai-nilai estetik dipengaruhi oleh musik jazz. Istilah
Dalam membuat bangunan, Art Deco adalah suatu aliran atau paham
dari besi.3
2
Agus Sachari dan Yan Yan Sunarya, Modernisme Sebuah Tinjauan Historis
Desain Modern, Balai Pustaka, Jakarta, 1999, hlm. 108.
3
Lufiansyah, Pengembangan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, Jurnal
Tugas Akhir Universitas Gunadarma, 2008, hlm. 9, diakses dari
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civil-
engineering/2008/Artikel_20303029.pdf
Gambar 2.3. Gedung “Studio Building – Ateliers d’artistes” karya Henri Sauvage.
(Sumber: http://architrip.fr/en/itinerary/the-16th-arrondissement/)
Gambar 2.5. “The Couple” karya Vilhelm Lundstrom tahun 1930an (Sumber:
http://artdecocollection.com/art-and-statues/sold-items-paintings/)
4
Jurnal Intra Vol. 1, Grace Tanaya, Setiawan dan Andreas Pandu, “Studi Gaya
Desain Perabot Ruang Makan Restoran Bon Ami di Surabaya”, Program Studi
Desain Interior, Universitas Kristen Petra, 2013, hlm. 3 diakses dari
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/desain-
interior/article/download/1333/1198
Warna energik melambangkan kemakmuran pada abad 20-an:
kuning kenari, hijau zamrud, biru kehijauan, ungu royal, dan merah
cerah
Gambar 2.9. Lukisan “Rythme no.1” karya Robert Delaunay, 1938. (Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Robert_Delaunay)
2) Metallics
Gambar 2.10. Interior Bellagio Residence di Bel Air, Los Angeles. (Sumber:
http://www.kellywearstler.com/)
3) Neutrals
Art Deco merupakan semua tentang terlihat modern dan efisien.
Gambar 2.11. ‘Peau de Serpent’ Ceramic Table Lamp karya Rene Buthaud, 1930.
(Sumber: https://www.1stdibs.com/art-deco-peau-de-serpent-ceramic-rene-
buthaud/)
Hitam putih adalah skema warna yang paling populer selama tahun
(pasir) dan alkali (abu), yang ketika dipanaskan akan membentuk suatu
bahan yang homogen. Ketidakmurnian yang ada di pasir dan metal oksida
berwarna. Ada 2 tipe kaca kuno. Yang pertama adalah soda glass yang
dikenal di bangsa Roma sejak abad ke-7, dibuat dari kombinasi pasir dengan
abu tanaman laut. Setelah 1000 M, abu hutan/kayu (woodland) lebih umum
Jendela kaca paling pertama dibuat dengan dicetak. Cairan kaca dituang ke
5
Sarah Brown, Stained Glass: An Illustrated History, Bracken Books, London,
1994, hlm. 7
6
Ibid., hlm. 10
Gambar 2.13. Kaca patri tertua dari akhir abad ke-11 pada Augsburg Cathedral. (Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Augsburg_Cathedral)
jendela, yang menjadi kombinasi dari kaca berwarna dan detail pewarnaan
yang menjadi karakteristik yang essensial dari kaca patri. Kaca patri berasal
dari bahasa Inggris yaitu stained glass. Pada tahun 1878 sudah ditemukan
adanya kepingan kaca berwarna dengan simbol Alpha dan Omega, namun
bukti literatur untuk pewarnaan kaca yang ditemukan berasal abad ke-9 dan
setelahnya.7
7
Sarah Brown, op. cit. hlm. 11-12
Salah satu bukti yang kuat adalah deskripsi pribadi yang terdapat di
dalam surat dari Abbot Gozbert (928-1001) yang berterima kasih kepada
Count Arnold von Vohburg untuk hadiah kaca patrinya: “Thanks to you, for
the first time the sun shines with golden rays on the pavement of our
basilica, passing through varicoloured painted glass”. Padahal pada saat itu
gereja hanya menggunakan kain linen untuk jendelanya. Produksi kaca patri
secara massal dimulai dari tahun 1000 sampai 1500 M, pada zaman gothic.
Pengrajin pada abad pertengahan selama zaman gothic lebih tertarik untuk
Gambar 2.14. Kaca Patri di jendela Timur St. Mary, 1864. (Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/William_Wailes)
2.2.2 Kaca Patri Pada Abad Ke-20
8
Sarah Brown, op. cit. hlm. 13
Pada abad ke-20 jenis-jenis kaca patri sangat beragam dan banyak gaya-
gaya yang baru yang tidak terbebani oleh gaya artistik masa lalu. Pada
berlawanan secara signifikan dengan asosiasi seni yang sudah ada pada seni
motif baru, bebas dari ketergantungan akan karya artistik dimasa lalu seperti
lengkungan dan menjalar menyerupai batang, daun dan bunga yang menjadi
Gambar 2.15. Kaca patri di Eton College Chapel karya Evie Hone, 1952. (Sumber:
http://joninbetween.blogspot.co.id/2014/07/sabbatical-art-pilgrimage-eton-college.html)
Dengan popularitas interior Art Nouveau dan Arts and Crafts yang
tinggi, awal abad ke-20 menghadapi permintaan atas kaca dekoratif yang
restoran, dan hotel. Meskipun demikian, sebagian besar dari kaca patri yang
9
Ibid., hlm. 149
ada terus dikomisikan untuk gereja bergaya Gothic, gedung medieval
ataupun gedung atas Gothic Revival. Gaya Gothic masih disukai oleh
untuk tradisi gereja. Pada tahun 1900an, kaca patri masih merupakan bentuk
seni yang sangat religius berkaitan dengan gereja, sehingga membuat kaca
sampai pada tahun 1990an, kaca patri mulai digunakan pada pusat
10
Ibid., hlm. 151-153
Di Inggris, desainer yang berlatih tradisi Arts and Crafts melanjutkan
untuk menciptakan kaca patri dengan originalitas dan kekuatan yang cocok
Pada masa perang Jerman lah kaca patri mengalami kemajuan yang
sangat pesat menuju gaya modern ekspresionis yang asli. Karya yang paling
tahun 1919 oleh Walter Gropius. Bauhaus mendesain bangunan baru pada
dalam lembaran yang besar. Dipengaruhi oleh teori De Stijl, karakter kaca
yang didesain Bauhaus memiliki garis-garis paralel dan vertikal yang tegas
masa Perang Dunia II, namun juga menciptakan banyak kesempatan untuk
menghasilkan dan berpengaruh atas kreasi kaca patri pada tahun 1950an dan
tahun 1960an.12
mendesain kaca patri lah yang berkontribusi atas pendirian kembali kaca
karya monumen perang pada periode setelah tahun 1918 masih tradisional
setelah satu dasawarsa, baru tradisi figuratif mulai banyak digunakan. Abad
kehangatan.14
12
Ibid., hlm. 155-159
13
Ibid., hlm. 161-162
14
Ibid., hlm. 168-171
Gambar 2.18. Kaca patri di taman Dowlat Abad, Iran. (Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Stained_glass#20th_and_21st_centuries)
digunakan tidak lagi terbatas. Mulai dari ornament sulur, bunga, hewan,
tidak hanya pada gedung gereja, melainkan juga digunakan pada hotel,
museum, rumah pribadi, bahkan masjid juga tidak luput dari penggunaan
kaca patri. Salah satu alasan kaca patri dapat berkembang di Indonesia,
15
Dwina M. Putri, Aplikasi Ornament Kaca Patri Pada Busana Casual Dengan
Teknik Digital Print Dan Bordir, Jurnal Program Studi Sarjana Kriya Tekstil
FSRD ITB, 2012, diakses dari jurnal-
s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/craft/article/view/108/96
BAB III
METODE PENELITIAN
Ditinjau dari jenis data, metode penelitian yang digunakan adalah metode
digunakan apabila dalam penelitian itu penulis datang ke sumber data dan
menganalisis data itu apa adanya. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang
digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis gaya art deco
pada kaca patri Museum Bank Mandiri secara mendalam dan komprehensif.
penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu gaya art deco dan
kaca patri.
tersebut, mulai dari pencarian topik hingga tersusunnya laporan penelitian yaitu
jurnal
melakukan penelitian.
teori yang sesuai. Penulis mengolah data yang sudah terkumpul dan
No.1 Jakarta Kota. Gedung ini terletak persis berhadapan dengan stasiun
mempunyai luas hingga 10.039 m2, dan dibangun oleh tiga arsitek Belanda,
yaitu J.J.J de Bruijn, A.P. Smits dan C. van de Linde pada tahun 1929.
Gambar 4.2 Tampak Depan Museum Bank Mandiri
(Sumber: https://alatpenterjemahjakarta.wordpress.com/2014/01/11/bernostalgia-di-
museum-7/)
jaman pemerintahan Belanda, lengkap dengan sepeda onthel, jam besar dan
miniatur Jakarta.
untuk tempat penyimpanan uang, emas batangan, safe deposit box dan surat
berharga.
2. Di lantai dasar, pengunjung dapat melihat suasana ruang Kasir Cina dan
operasional bank pada masa itu yang dilengkapi oleh manekin (boneka
Di lantai dasar ini, juga terdapat berbagai mesin hitung, alat tulis, surat
deposito, buku kas besar, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan benda-benda
3. Di lantai atas terdapat ruang rapat dan ruang direksi yang dalam kondisi
terawat dan bersih. Ketika anda menaiki tangga, anda akan melihat kaca
4. Untuk lantai paling atas, saat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan
properti Bank Mandiri dan ruang pamer temporer (art center) yang tertutup
untuk umum.
Dari bagian atap gedung anda dapat melihat keindahan kota Jakarta
seperti jalanan yang terus sibuk dengan kendaraan dan orang-orang yang
berwarna merah. Ketika memasuki Gedung ini akan ada sebuah tangga yang
akan terlihat ada kasir cina, yang difungsikan sebagai tempat pembelian tiket
masuk museum.
Gambar 4.7 Loket Pembelian Tiket, Public Hall, Ruang Perlengkapan Bank
(dok. Pribadi)
Gambar 4.8 Ruang Peralatan Operasional (dok. Pribadi)
Pada Lantai dasar ini, terdapat koridor luar yang disambung dengan
partisi dari kayu. Koridor luar ini memperlihatkan adanya taman di tengah
Gambar 4.14 Denah Lantai Satu Museum Bank Mandiri (dok. Pribadi)
kebanyakan ruangan tidak terbuka untuk umum. Lantai Satu ini dapat diakses
dari tangga besar yang terletak di atas pintu masuk museum ini, karena bagian
belakang ditutup untuk umum, sehingga tidak bisa melalui tangga/ lift
belakang.
Ruangan lain ditralis besi, sehingga pengunjung tidak dapat melihat ke dalam.
Gambar 4.15 Ruang Rapat Besar Utama (dok. Pribadi)
lubang angin, jendela, dan pintu yang tinggi, serta bukaan yang lebar
pada Museum ini, kurang lebih ada 300-350 buah. Ada berbagai variasi
pada area Public Hall. Jendela ini terbuat dari frame kayu, yang diisi
Kaca.
3. Jendela Permanen
bagian depan. Jendela ini juga dipakai pada depan ruang Kantor
Administrasi.
4. Jendela Geser
Jendela Geser ini banyak digunakan pada dalam ruangan, namun
1 2
3 4
dari museum mandiri adalah Stained Glass (Kaca Patri). Pada Museum
Bank Mandiri terdapat 3 lokasi/ spot kaca Patri yang tersebar pada
bangunan ini. Kaca patri yang pertama terletak pada area pintu masuk
lantai dasar, ada pula di ruang rapat besar, dan yang paling besar dan
Gambar 4.17 Letak Kaca Patri pada Lantai Dasar (dok. Pribadi)
Gambar 4.18
Letak Kaca
Patri pada
Lantai Satu
(dok.
Pribadi)
Kaca Patri
yang
terdapat
tepat di
depan
pintu ruang rapat besar merupakan kaca patri terbesar yang ada di
bangunan ini dan dirancang oleh F.H. Abbing Jr., anak dari presiden
cara dibakar.
Gambar 4.19 Kaca Patri Terbesar di Museum Bank Mandiri (dok. Pribadi)
ornament kaca patri tepat di depan pintu ruang rapat besar terkait dengan
direksi merasakan suasana Belanda saat ia keluar dari ruang rapat besar,
Kaca patri ini memiliki lima bilah pada masing-masing dua bagian
yang berbeda yaitu bagian atas dan bagian bawah. Kaca patri bagian atas
Houtman.
a. Nahkoda kapal
b. De Mauritius
dibuat dan dikerjakan atas perintah dari Olivier Van Noort, seorang
pengusaha, dan akhirnya mulai beroperasi tanggal 13 September
d. De Hollandia
daya angkut sekitar 460 ton. Kapal ini juga ikut dalam rombongan
e. De Amsterdam
Kaca patri pada bilah kedua dari kiri menggambarkan kapal De
satu jenis kapal pengangkut yang penting untuk VOC. Kapal ini
f. Kaum bumiputera
of Earth.
ini.
Museum Bank Mandiri memiliki 3 buah kaca patri. Salah satunya ialah
Kaca Patri Empat Musim. Kaca Patri lain ada di lobby, dan juga di dalam
steel, aluminium, glass block, marmer, batu kapur dan terakota karena
cenderung merupakan warna yang terang dan energik seperti rubi, ungu royal,
kuning kenari, hijau zamrud, dan turquoise. Terdapat pada skema warna Bold
and Bright yaitu warna energik yang melambangkan kemakmuran pada abad
20-an.
Material utama yang digunakan yakni kaca, dan dipadukan dengan list
hitam yang terbuat dari stainless steel. Elemen dekoratif yang digunakan
kebanyakan berupa sepuhan warna krom, besi tempa, perunggu, dan plastik.
Juga tekstur dari kaca patri ini sudah licin/ rata, tidak memberi tekstur kasar
berbentuk geometris dengan skema warna Bold and Bright. Bentuk kaca patri
ini terlihat seperti gambar bunga, yang terfokus pada bagian tengahnya. Pada
kaca patri ini masih menerapkan pula bentuk Cubism yaitu mengutamakan
bentuk geometris.
Gambar 4.28. Kaca patri yang terletak di atas pintu masuk museum.
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 4.29. Kaca patri yang terletak di dalam ruang rapat besar.
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Awal perkembangan seni dekoratif ditandai dengan pengaplikasian
jendela kaca pada gereja – gereja. Pada tahun 1900an, kaca patri masih
merupakan bentuk seni yang sangat religius berkaitan dengan gereja. Sebagai
perbandingan gaya Art Deco salah satunya adalah kaca patri patri The Last
Supper di Eton College Chapel karya Evie Hone pada tahun 1952.
Gambar 4.30. Last Supper and Crucifixion, by Evie Hone: Eton College, between 1949
and 1952. (Sumber http://joninbetween.blogspot.co.id/2014/07/sabbatical-art-pilgrimage-eton-
college.html)
– garis dan bidang geometris. Pada kaca patri The Last Supper juga
Gambar 4.33. Kaca patri di Eton College Chapel karya Evie Hone, 1952.
(Sumber: http://joninbetween.blogspot.co.id/2014/07/sabbatical-art-pilgrimage-eton-college.html)
Pada kaca patri empat musim, warna - warna yang digunakan pada
skema warna Bold and Bright cenderung merupakan warna yang terang dan
energik seperti rubi, ungu royal, kuning kenari, hijau zamrud, dan turquoise.
Pada kaca patri The Last Supper juga menggunakan warna-warna terang dan
energik seperti rubi, ungu royal, kuning kenari, hijau zamrud, dan turquoise.
Gambar 4.34 Detail kaca patri 4 musim yang terletak pada pilah ke dua.
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 4.35 Detail Kaca Patri di Eton College Chapel karya Evie Hone, 1952
(Sumber: http://joninbetween.blogspot.co.id/2014/07/sabbatcal-art-pilgrimage-eton-college.html)
Material utama yang digunakan pada kaca patri empat musim yakni kaca,
dan dipadukan dengan list hitam yang terbuat dari stainless steel. Pada kaca
patri The Last Supper juga menggunakan material utama kaca yang
Gambar 4.37. Detail kaca patri di Eton College Chapel karya Evie Hone, 1952.
(Sumber: http://joninbetween.blogspot.co.id/2014/07/sabbatical-art-pilgrimage-eton-college.html)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang penulis dapatkan tentang bentuk kaca patri adalah kaca
patri yang terdapat di Museum Bank Mandiri berbentuk persegi panjang
dengan lima bilah dan terdiri dari dua gambar yang memiliki arti gambar
berbeda.
Dan setelah menganalisis gaya art deco pada kaca patri di Museum Bank
Mandiri, penulis menyimpulkan bahwa kaca patri tersebut mencermikan gaya
art deco yang ada sejak tahun 1920. Hal ini dapat disimpulan karena kaca
patri pada Museum Bank Mandiri memiliki aspek seni berbentuk cubism
yang mengutamakan bentuk geometris, pembagian bilah-bilah berbentuk
persegi panjang, warna-warna yang digunakan cenderung warna yang
merupakan ciri dari gaya Art Deco dan material utama yang digunakan yakni
kaca yang dipadukan dengan list hitam terbuat dari stainless steel.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Bagi Masyarakat
Untuk di masa yang akan datang jika ingin menganalisis, sebaiknya
menganalisis kaca patri yang berbeda dengan kaca patri yang telah
dianalisis dalam makalah ini.
Arifin, E.Zaenal. 2012. Metode Penulisan Ilmiah. Cetakan IV. Tangerang: PT Pustaka
Mandiri.
Brown, Sarah. 1994. Stained Glass: An Illustrated History. London: Bracken Books.
Klein, Dan , Nancy A.McCelland and Malcolm Haslam. 1991. In the Deco Style. Great
Mandiri”. Jakarta: Jurusan Seni Rupa dan Desain Komunikasi Visual, UNTAR.
Maria Natalia. 2012. "Perancangan Interior “Museum Bank Mandiri” Jakarta: Jurusan Seni
Moor, Andrew. 1989. Contemporary Stained Glass. Great Britain: Reed Consumer Books
Ltd.
Putri, Dwina M. 2012. “Aplikasi Ornament Kaca Patri Pada Busana Casual Dengan Teknik
Digital Print Dan Bordir”. Jurnal Program Studi Sarjana Kriya Tekstil FSRD ITB,
Robinson, Julian. 1997. The Brilliance of Art Deco. North Sydney: Murdoch Books.
Sachari, Agus dan Yan Yan Sunarya. 1999. Modernisme Sebuah Tinjauan Historis Desain
Tanaya, Grace, Setiawan dan Andreas Pandu. 2013. “Studi Gaya Desain Perabot Ruang
Makan Restoran Bon Ami di Surabaya”. Jurnal Intra Vol. 1. Program Studi Desain
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/desaininterior/article/download/1333/1198/
12/10/2015
“Pengembangan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung”. Jurnal Tugas Akhir, Universitas
engineering/2008/Artikel_20303029.pdf /12/10/2015
Sachari, Agus dan Yan Yan Sunarya. 1999. Modernisme Sebuah Tinjauan Historis Desain
Tanaya, Grace, Setiawan dan Andreas Pandu. 2013. “Studi Gaya Desain Perabot Ruang
Makan Restoran Bon Ami di Surabaya”. Jurnal Intra Vol. 1. Program Studi Desain
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/desaininterior/article/download/1333/1198/
12/10/2015
Lufiansyah. 2008. “Pengembangan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung”. Jurnal Tugas
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civil-
engineering/2008/Artikel_20303029.pdf /12/10/2015