Novia Widyaningtyas
SAM IPI – KLHK
• SRN
• Enhanced NDC
• BPDLH (funding instrument)
• REDD+ Report Indonesia & related
documents
• REDD+ Investment Framework
• RBP REDD+ GCF
• FCPF Carbon Fund KalTim
• Bio-CF ISFL Jambi
• Stranas REDD+ 2021-2030
• PerPres & PerMenLHK NEK
• Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
• ……….
REDD+ in COP21 – UNFCCC negotiation :
INDONESIA’S POSITION :
T H E I M P O RTA N C E O F “ P O L I T I C A L S I G N A L” I N T H E N E W AG R E E M E N T I N R E L AT I O N TO
R E D U C I N G E M I S S I O N F RO M D E F O R E S TAT I O N A N D F O R E S T D E G R A DAT I O N A N D
S U S TA I N A B L E F O R E S T M A N AG E M E N T ( R E D D + )
Point of agreement :
Forests and REDD+ - acknowledgement on forests’ roles, REDD+; including through result-based
payments, JMA
Article 5
1. Negara Pihak agar melakukan tindakan untuk mengkonservasi dan meningkatkan, jika memungkinkan, sinks
dan reservoir dari gas rumah kaca sebagaimana tercantum pada Article 4, paragraf 1(d) dari Konvensi,
termasuk hutan.
2. Negara Pihak didorong untuk mengimplementasikan dan mendukung, termasuk melalui results-based
payments, kerangka yang ada yang telah ditetapkan di dalam pedoman dan keputusan terkait yang telah
disepakati di bawah Konvensi untuk: pendekatan kebijakan dan insentif positif untuk kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, dan peranan dari konservasi,
pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatan cadangan karbon hutan di negara berkembang; serta
pendekatan kebijakan alternatif, seperti pendekatan joint mitigation and adaptation untuk pengelolaan
hutan berkelanjutan secara terpadu, sekaligus memastikan pentingnya pemberian insentif, jika
memungkinkan, pada non-carbon benefits yang terkandung di dalam pendekatan-pendekatan tersebut.
P.70/2017 Pasal 4 Ayat (4) :
Pembayaran berbasis kinerja (result based payment) dapat memasukkan
manfaat selain karbon (non carbon benefit).
(i) Decision 1/CP.18 relating to REDD+, Paragraph (Work Programme on results-based finance for
REDD+, 2013, item b) Ways to incentivize non-carbon benefits; Para 40 : SBSTA-38 (June 2013)
to initiate work on methodological issues related to NCBs.
(ii) Decision 9/CP. 19 (Work programme on results-based finance to progress the full
implementation of REDD+) Paragraph recognizes the importance of incentivizing NCBs for the
long-term sustainability of the implementation of REDD+, and noting the work on
methodological issues referred to in decision 1/CP.18 para 40).
• Nilai penting NCBs di dalam implementasi REDD+ telah mendapat pengakuan, namun
demikian NCB dapat bervariasi dan berbeda dari satu negara ke negara lainnya, NCB perlu
didefinisikan sesuai pemahaman di negara masing-masing.
• Dalam memilih tipe NCB dari berbagai fungsi dan jasa ekosistem untuk dipertimbangkan
dalam implementasi REDD+, harus sesuai dengan ‘national circumstances’, peraturan dan
kebijakan, dan kapasitas yang tersedia.
• Dalam hal metodologi, sebaiknya menggunakan metode yang ada atau apabila memungkinkan
dapat membangun pendekatan metodologi yang tepat dan layak untuk menilai NCB.
• Meskipun NCB penting, tidak bisa dianggap melebihi manfaat karbon yang merupakan
ukuran utama dalam mencapai tujuan mitigasi melalui REDD+.
• Hasil penilaian NCB tidak boleh digunakan sebagai ‘pinalti’ untuk kegiatan REDD+, namun
seharusnya menjadi dorongan dan insentif bagi peningkatan kinerja dalam implementasi
REDD+.
yang
existing vs diharapkan
“gap” :
REDD+ in NDC REDD+ in NDC :
: peran & Peran & Indonesia memiliki peluang
kontribusi kontribusi yang
belum optimal efektif & optimal dan potensi yang besar
untuk memperoleh manfaat
REDD+ : REDD+ : dari komponen adaptasi
didominasi mitigasi + dalam REDD+, untuk
oleh mitigasi adaptasi
mengoptimalkan
REDD+ : implementasi REDD+ dan
REDD+ :
carbon benefit + kontribusinya bagi
masih fokus di
non-carbon pencapaian target NDC,
carbon benefit
benefit
namun peluang ini belum
REDD+ : peluang REDD+ : dimanfaatkan
adaptasi besar,
belum memanfaatkan
termanfaatkan peluang adaptasi
IPPU PERTANIAN
SKENARIO
ADAPTASI : KOMITMEN
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Komitmen adaptasi Indonesia bertujuan untuk menciptakan
kemampuan dalam menyesuaikan diri masyarakat dan ekosistem yang berketahanan terhadap risiko
terhadap perubahan iklim, termasuk dan dampak perubahan iklim pada tahun 2030.
keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrem
sehingga potensi kerusakan akibat
perubahan iklim berkurang, peluang yang
ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat
dimanfaatkan, dan konsekuensi yang
timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi
ARTICLE 5
1. Negara Pihak agar melakukan tindakan untuk mengkonservasi dan meningkatkan,
jika memungkinkan, sinks dan reservoir dari gas rumah kaca sebagaimana
tercantum pada Article 4, paragraf 1(d) dari Konvensi, termasuk hutan.
2. Negara Pihak didorong untuk mengimplementasikan dan mendukung, termasuk
melalui results-based payments, kerangka yang ada yang telah ditetapkan di
dalam pedoman dan keputusan terkait yang telah disepakati di bawah Konvensi
untuk: pendekatan kebijakan dan insentif positif untuk kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, dan
peranan dari konservasi, pengelolaan hutan berkelanjutan dan peningkatan
cadangan karbon hutan di negara berkembang; serta pendekatan kebijakan
alternatif, seperti pendekatan joint mitigation and adaptation untuk pengelolaan
hutan berkelanjutan secara terpadu, sekaligus memastikan pentingnya pemberian
insentif, jika memungkinkan, pada non-carbon benefits yang terkandung di dalam
pendekatan-pendekatan tersebut.
KESAMAAN REDD+ DAN PROKLIM
( S E B AG A I C O N TO H M O DA L I TA S )
Tiga fase dalam proses paralel antara implementasi REDD+ dan proyek-proyek adaptasi
(bagan diadaptasi oleh Pagaveau & Tiani, 2014; dari Lim et al., 2004; Proforest, 2011)
NON-CARBON BENEFIT (P.70/2017):
nilai tambah yang berupa jasa : BEBERAPA CONTOH AKSI ADAPTASI BERBASIS
EKOSISTEM SEBAGAI NON-CARBON BENEFITS
(adaptation benefits)
• perlindungan fungsi hidroorologis, ▪ Pemanfaatan jasa wisata alam (TNBB)
• perlindungan fungsi ekologis, ▪ Pembinaan Habitat Satwa Liar (TNBB, TN Berbak)
▪ Rehabilitasi ekosistem untuk pemulihan ekosistem
• perlindungan keanekaragaman hayati, pada habitat flora dan fauna (TN Babul)
• penguatan sumber penghidupan ▪ Pemanfaatan Jasa Air (TN Babul)
(livelihood), ▪ Pembinaan daerah penyangga (TN Babul)
• peningkatan tata kelola hutan dan lahan, ▪ Penanaman & pengkayaan tanaman untuk jenis-jenis
endemik dan pakan (TN Sebangau)
• perlindungan ekosistem esensial ▪ Pemberdayaan Masyarakat di dalam dan sekitar
Kawasan (TN Gn Rinjani, TN Meru Betiri)
▪ Sekolah lapang (KPH Tanjung Jabung Barat, Jambi)
yang dihasilkan dari pelaksanaan REDD+.
▪ Pengolahan pupuk organik oleh masyarakat di sekitar
hutan produksi (KPHP Tanjung Jabung Timur, Jambi)
▪ Pengembangan agroforestry (DAS Cidanau)
KONSEP RE ADI : INT EGR AS I AD APTASI DAL AM IM PLEM ENTASI REDD+
PROKLI
M
Low Climate
INSENTIF emission resilience
▪ Dukungan kebijakan dan
bagi
PROGRAM PANDUAN
PENILAIAN
KRITERIA &
INDIKATOR
REDD+ regulasi
▪ Dukungan existing systems
integrasi
adaptasi NCBs dalam NCBs dalam Carbon
non- INTEGRASI ▪ Dukungan instrumen
dalam
implementasi
implementasi benefit
carbon metodologi NCB
REDD+ benefit
REDD+ REDD+ ▪ Alternatif sumber insentif
(READI)
dukungan
sinergi existing
systems
dukungan
kebijakan dan
regulasi
dukungan
instrumen/metodolog
i NCB; alternatif
sumber insentif
INSENTIF
bagi program integrasi
adaptasi dalam REDD+
PENDEKATAN METODOLOGI / TOOLS
• SNI 8014: 2014 (Metode Penilaian Jasa Kehati) & SNI 8015: 2014 (Penilaian
Jasling Kehati)
• Analisis biodiversitas : Indeks Keragaman, Indeks Kekayaan Spesies, Jumlah
Individual
• Metode SWAT (Soil Water Assessment Tool) : untuk menganalisis kondisi air
• Analisis keindahan bentang alam : dengan Scenic Beauty Estimation, SBE Index
• Estimasi nilai ekonomi total dari jasa lingkungan : Nilai pasar dan nilai pasar
terboboti, Replacement cost, Travel Cost Method, Nilai potensi air untuk
komersial