Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 1

KONSERVASI
KEANEKARAGAMAN KATA PENGANTAR

HAYATI Laporan Kinerja Direktorat ditetapkan dalam Penetapan Kinerja


Konservasi Keanekaragaman Direktorat Konservasi Keanekaragaman
Hayati merupakan perwujudan Hayati Tahun 2020. Selain memuat
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian kinerja Direktorat Konservasi
pencapaian sasaran dan target kegiatan. Keanekaragaman Hayati selama tahun
Laporan Kinerja tahun anggaran 2020 ini 2020, laporan ini juga memberikan
merupakan laporan tahun pertama dalam gambaran mengenai hasil pelaksanaan
pelaksanaan Rencana Pembangunan kegiatan yang telah dilaksanakan selama
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020.
periode tahun 2020-2024. Penyusunan Semoga Laporan Kinerja Direktorat
Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Konsrevasi Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati mengacu pada Tahun 2020 ini dapat bermanfaat dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan menjadi acuan untuk peningkatan kinerja
Aparatur Negara Nomor 53 tahun 2014 Direktorat Konservasi Keanekaragaman
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Hayati selanjutnya.
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan Peraturan Dirktur Jenderal KSDAE
Nomor P.2/KSDAE/SET/REN.2/4/2017
tentang PEdoman Penyusunan dan Reviu
atas Dokumen Laporan Kinerja Lingkup
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber
Daya Alam dan EKosistem.
Kinerja Direktorat Konservasi
Keanekaragaman Hayati diukur
berdasarkan penilaian Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) yang merupakan indikator
keberhasilan pencapaian pencapaian
sasaran kegiatan sebagaimana telah

ii Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 iii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Keanekaragaman Hayati (Direktorat KKH) Ekosistem. Visi yang ditetapkan oleh Presiden
merupakan pertanggungjawaban atas kinerja Republik Indonesia pada periode tahun 2020 –
pencapaian Visi dan Misi yang dijabarkan dalam 2024 adalah “Terwujudnya Indonesia yang
tujuan/sasaran strategis Rencana Pembangunan berdaulat, mandiri dan berkepribadian
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun berlandaskan gotong royong”. Sedangkan misi
2020-2024 dan sasaran strategis Direktorat untuk mewujudkan visi tersebut adalah :

Peningkatan kualitas Penegakan sistem hukum


1 manusia Indonesia
6
yang bebas korupsi,
bermartabat, dan
terpercaya

Struktur ekonomi yang


2 produktif, mandiri dan Perlindungan bagi segenap Adapun rumusan sasaran strategis untuk tataran Kementerian Lingkungan Hidup dan
berdaya saing 7 bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh
Kehutanan (KLHK) adalah :

warga
Rumusan Sasaran Strategis untuk tataran KLHK

𝟙 𝟚
Pembangunan yang merata
3 dan berkeadilan
Pengelolaan pembangunan Terwujudnya lingkungan hidup dan hutan yang Tercapainya optimalisasi pemanfaatan sum-

8 yang bersih, efektif, dan berkualitas serta tanggap terhadap perubahan iklim ber daya hutan dan lingkungan sesuai dengan daya

terpercaya dengan indikator yaitu : (1) Indeks Kualitas Lingkun- dukung dan daya tampung lingkungan, dengan ind-
Mencapai lingkungan hidup
4 yang berkelanjutan gan Hidup (IKLH); (2) Penurunan Emisi Gas Rumah ikator yaitu : (1) Kontribusi Sektor Lingkungan Hid-

Kaca (GRK) yang Terverifikasi dari 5 Sektor Pemban- up dan Kehutanan terhadap PDB Nasional; (2) Nilai
Sinergi pemerintah daerah
9
gunan; (3) Penurunan Laju Deforestasi; (4) Indeks Ki- Ekspor Hasil Hutan, TSL dan Bioprospecting; (3)
dalam kerangka negara
Kemajuan budaya yang
5 kesatuan nerja Pengelolaan Sampah; (5) Luas Pemulihan Kondisi Peningkatan Nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak
mencerminkan kepribadian Lahan dalam DAS; (6) Luas Kawasan Bernilai Kon- (PNBP) dari Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
bangsa
servasi Tinggi (HCV - High Conservation Values);
Dengan berpedoman pada tataran dampak/ cara menurunkan (“cascading”)
pada rumusan Visi dan hasil (outcome/impact) pernyataan sasaran strategis
Misi Presiden, maka Visi
Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK)
sebagai

pembangunan
akibat kumulatif
dari terealisasinya program
yang telah
(outcome/impact) pada tataran
Kementerian ke rumusan
sasaran program (outcome)
𝟛 Terjaganya keberadaan, fungsi dan distribusi

manfaat hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan,


𝟜
KLHK
Tercapainya produktivitas dan daya saing SDM

serta efektivitas tata kelola pembangunan

yang selaras dengan rumusan dilaksanakan oleh seluruh pada tataran Eselon I hingga dengan indikator yaitu : (1) Luas Kawasan Hutan den- lingkungan hidup dan kehutanan yang baik, dengan
di atas, yaitu: “KLHK yang jajaran KLHK selama tahun ke rumusan sasaran kegiatan
gan Status Penetapan; Luas Kawasan Hutan yang Dile- indikator yaitu : (1) Kategori Efektivitas Pengelolaan
Inovatif dan Berdaya Saing 2020-2024 (output) pada tataran Eselon II..
pas untuk Tanah Objek Reforma Agraria (TORA); (3) Kawasan Hutan; (2) Penyelesaian Kasus bidang LHK;
dengan Berbasiskan Sumber Dalam penyusunan
Daya Hutan dan Lingkungan sasaran strategis KLHK, selain
Luas Kawasan Hutan yang Dikelola oleh Masyarakat; Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (In-
Hidup yang Berkelanjutan, menjabarkan Tujuan KLHK, juga deks SPBE); (4) Hasil Litbang yang Inovatif dan Imple-

Sasaran strategis memperhatikan keterkaitan mentatif; (5) Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KLHK; (6)
pembangunan KLHK adalah dengan pernyataan Visi dan Opini WTP atas Laporan Keuangan KLHK; (7) Indeks
kondisi yang ingin dicapai Misi KLHK. Metode yang
Produktivitas dan Daya Saing SDM KLHK; (8) Level
oleh KLHK pada akhir periode digunakan untuk merumuskan
perencanaan yakni suatu sasaran strategis adalah “Logic Maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah.

capaian indikator kinerja Model Theory” yaitu dengan

iv Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 v
Di tahun 2020, Rencana Kerja Pemerintah manusia dan pengentasan kemiskinan, 2) Dalam mendukung prioritas nasional Sementara itu 56,82% anggaran atau
(RKP) mengusung tema utama “Peningkatan Nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan sebesar Rp. 6.435.160.000,- dialokasikan untuk
Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan kesempatan kerja, dan 3) Ketahanan pangan, kesempatan kerja, strategi Direktorat KKH Prioritas Nasional ke-4 yaitu Ketahanan Pangan,
Berkualitas". Tahun 2020, KLHK terdapat didalam air, energi dan lingkungan hidup. Pembangunan melaksanakan kegiatan peningkatan populasi
Air, Energi dan Lingkungan Hidup. Direktorat
PN yang sama dengan Tahun 2019 namun tematik Kementerian Lingkungan hidup dan spesies terancam punah dan operasionalisasi
terdapat perbedaan detail di dalam nomenklatur. Kehutanan tahun 2020 mendukung RKP 2020 Wildlife Rescue Unit (WRU) bersama masyarakat. KKH melaksanakan 1 (satu) program prioritas,
Tujuannya yaitu untuk mengsinkronisasikan meliputi Kesetaraan Gender, Tata Kelola, Sedangkan untuk mendukung prioritas yaitu program prioritas Peningkatan Kualitas
realisasi rencana kerja tahun sebelumnya dengan Kerentanan Bencana dan Perubahan Iklim, Modal nasional ketahanan pangan, air, energi dan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan melalui
rencana kerja tahun berikutnya sesuai dengan Sosial Budaya, dan Tranformasi Digital. Target ouput Luas kawasan yang diverifikasi sebagai
lingkungan hidup, strategi Ditjen KSDAE adalah
RPJMN dan Rencana Strategis Tahun 2020-2024. Pembangunan Tahun 2020 yaitu pertumbuhan
dengan melaksanakan pengelolaan kawasan Perlindungan Keanekaragaman Spesies dan
KLHK mengintegrasikan pembangunan dalam ekonomi 5.3-5.5%, tingkat kemiskinan 8-9%,
rencana kerja pemerintah Tahun 2020, dimana tingkat pengangguran terbuka 4.7-5.1%, indeks konservasi bersama masyarakat dalam kegiatan Genetik TSL
posisi pembangunan LHK diintegrasikan dalam pembangunan manusia 72.5, dan indeks gini pemolaan dan penataan kawasan konservasi, Pagu alokasi Ditjen KSDAE Tahun 2020
3 dari 5 prioritas nasional: 1) Pembangunan 0.375-0.38. kemitraan konservasi, pembentukan dan didasarkan pada hasil Pertemuan Tiga Pihak
Dari 5 (lima) Prioritas Nasional yang Prioritas Nasional, yaitu: 1) Nilai tambah sektor pelaksanaan fungsi kelembagaan ekosistem (Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
direncanakan, Direktorat Jenderal Konservasi riil, industrialisasi, dan kesempatan kerja, dan esensial, serta pengelolaan kawasan konservasi Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan
Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) 2) Ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan di daerah penyangga atau buffer zone, kegiatan dan Kementerian LH dan Kehutanan) sebesar
mendapat mandat untuk melaksanakan 2 (dua) hidup
perlindungan dan pengamanan kawasan Rp. 2.049.226.996.000,-. Pagu alokasi tersebut
konservasi, pemulihan kawasan konservasi yang merupakan bagian dari upaya pencapaian
Prioritas Nasional 2020 yang didukung Direktorat KKH
terdegradasi, serta pemanfaatan jasa lingkungan sasaran Program Konservasi Sumberdaya Alam
Proyek Prioritas Satuan Alokasi Anggaran energi air dari mini/mikro hidro. dan Ekosistem, serta pencapaian indikator
Program Prioritas Keg. Prioritas Output Target %
Nasional Target x Rp.1.000,-
Pelaksanaan Prioritas Nasional ke-3 kinerja program yang dilaksanakan melalui
1. PN 3 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja 304.640.106 40,74%
Peningkatan Peningkatan Optimalisasi Hasil Jumlah Unit Usaha 1.800 entitas 1.001.150 0,13% yaitu Nilai tambah sektor riil, industrialisasi, enam kegiatan, yaitu: (1) Kegiatan Pemolaan
Nilai Tambah industri Hutan Pemanfaatan Akumulatif
dan Investasi di berbasis Keanekaragaman 5 tahun dan kesempatan kerja didukung dengan alokasi dan Informasi Konservasi Alam; (2) Kegiatan
Sektor Riil dan pertanian Spesies dan
Industrialisasi terintegrasi Genetik anggaran sebesar Rp. 4.890.000.000,- atau Pengelolaan Kawasan Konservasi; (3) Kegiatan
hulu-hilir
Peningkatan Kualitas Pencegahan Pencegahan Luas kawasan yang 15,6 Juta 87.591.893 11,71% 43,18% dari seluruh anggaran Prioritas Nasional Konservasi Spesies dan Genetik; (4) Kegiatan
Lingkungan Hidup Pencemaran Kehilangan diverifikasi sebagai Hektar
dan Kerusakan Keanekaragaman Perlindungan Ditjen KSDAE. Program prioritas yang didukung Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan
Sumber Daya Hayati dan Keanekaragaman
Alam dan Kerusakan Spesies dan yaitu Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi Konservasi; (5) Kegiatan Pembinaan Konservasi
Lingkungan Ekosistem Genetik TSL
Hidup di Sektor Riil dan Industrialisasi melalui output: Kawasan Ekosistem Esensial; dan (6) Kegiatan
Total Alokasi Anggaran Prioritas Nasional 88.593.043 11,84% Jumlah Unit Usaha Pemanfaatan Keanekaragaman Konservasi Sumber Daya Alam Hayati. Pagu
Spesies dan Genetik. alokasi untuk Direktorat KKH terkait kegiatan
konservasi spesies dan genetik
sebesar Rp. 11.325.160.000,-.

Wildlife Rescue Unit


(WRU)

vi Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 vii
Indikator Kinerja Program Direktorat KKH 2020-2024 Penjabaran dari sasaran strategis kegiatan “Konservasi Spesies Dan Genetik”.
No. Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target Kinerja Program Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya
1 Terwujudnya Lingkungan Hidup Meningkatnya Luas Kawasan yang terverifikasi sebagai 70 Juta Hektar
Untuk mencapai sasaran kegiatan yang
Alam dan Ekosistem ditetapkan ke dalam sasaran
dan Hutan yang Berkualitas serta Ruang Perlindungan Perlindungan Keanekaragaman Hayati telah ditetapkan, kegiatan konservasi spesies
Tanggap Terhadap Perubahan Keanekaragaman Hayati
kegiatan masing-masing Eselon II. Sasaran
Iklim dan genetik dilaksanakan melalui 5 (lima)
2 Tercapainya Optimalisasi Manfaat Meningkatnya Nilai Ekspor Jumlah Nilai Ekspor Pemanfaatan TSL 10,5 Triliun Rupiah Kegiatan Direktorat Konservasi Keanekaragaman
Ekonomi Sumberdaya Hutan Pemanfaatan TSL dari hasil penangkaran
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan target
Hayati adalah “Terjaminnya Efektivitas
dan Lingkungan sesuai dengan Meningkatnya Pengelolaan Jumlah Nilai PNBP dari Pemanfaatan 700 Milyar Rupiah kinerja jangka menengah dan target tahunan
Daya Dukung Daya Tampung Jasa Lingkungan Kawasan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi
Upaya Konservasi Spesies Dan Sumber
Lingkungan Konservasi dan Pemanfaatan dan TSL sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah
TSL secara lestari Daya Genetik” dan dijabarkan dalam program ini:
Jamur Morel Target Jangka Menengah Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020–2024.
BTN Gunung Rinjani
sebagai Sumber Pangan
Target Kinerja Kegiatan
No. Indikator Kinerja Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
1. Luas kawasan hutan yang 15,6 29,4 39,7 51,8 70
diinventarisasi dan diverifikasi
dengan nilai keanekaragaman hayati
tinggi secara partisipatif (Juta
Hektar)
2. Jumlah entitas pemanfaatan 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800
keanekaragaman spesies dan genetik (komulatif 5 (komulatif 5 (komulatif 5 (komulatif 5 (komulatif 5
TSL (entitas) thn) thn) thn) thn) thn)

3. Jumlah entitas perlindungan dan 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000


pengawetan keanekaragaman (komulatif 5 (komulatif 5 (komulatif (komulatif 5 (komulatif
spesies dan genetik TSL (entitas) thn) thn) 5 thn) thn) 5 thn)
4. Jumlah sistem pendanaan konservasi 1 1 1 1 1
Anggrek Morium
BKSDA PAPUA
keanekaragaman hayati (system)
sebagai Tanaman Hias 5. Jumlah Pusat Perlindungan dan 1 2 3 4 5
Penyelamatan Satwa Liar yang
dibangun (unit)
Pengalokasian anggaran Nasional. Dengan penerapan (belanja non operasional
tidak lagi mengacu pada money pendekatan penganggaran sebesar Rp. 93.186.632.000,- Perjanjian Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020
follow function, tetapi telah berbasis prioritas nasional, dan belanja modal sebesar Rp.
bertransformasi menjadi money maka titik berat pembiayaan 7.079.401.000,-) atau 4,89%
follow program yang artinya sesuai lokasi target prioritas dari total pagu anggaran SASARAN INDIKATOR KINERJA
NO. OUTPUT TARGET
KEGIATAN KEGIATAN
pengalokasian anggaran lebih nasional di masing-masing Ditjen KSDAE, dengan rincian 1 Terjaminnya 1. Luas kawasan hutan 001. Luas kawasan  15,6 Juta Hektar
ditekankan pada pencapaian Satuan Kerja. untuk Direktorat KKH efektivitas upaya yang diinventarisasi dan yang diverifikasi
keberhasilan program-program konservasi spesies
penyusunan sebesar Rp. 11.325.160.000,-
diverifikasi dengan nilai sebagai Perlindungan
Dalam dan sumberdaya keanekaragaman hayati tinggi Keanekaragaman Spesies
prioritas sehingga tidak RKA dengan pendekatan dan untuk Unit Pelaksana genetik secara partisipatif dan Genetik TSL
perlu semua tugas dan fungsi penganggaran berbasis program Teksnis (UPT) sebesar Rp. 2. Jumlah entitas pemanfaatan 002. Jumlah Unit 1800 Entitas
(tusi) harus mendapatkan prioritas nasional diperlukan 88.940.873.000,-. Selain itu keanekaragaman spesies dan Usaha Pemanfaatan
pengalokasian anggaran secara Rencana Kerja yang matang terdapat pagu anggaran untuk genetik TSL Keanekaragaman Spesies
merata. Penganggaran berbasis sehingga kegiatan-kegiatan Dukungan Manajemen pada 3. Jumlah entitas dan Genetik TSL 1000 Entitas
Program Prioritas Nasional yang akan dilaksanakan Direktorat KKH sebesar Rp.
perlindungan dan pengawetan
merupakan pendekatan keanekaragaman spesies dan (Komulatif selama 5
dapat terpetakan dengan baik 1.556.457.000,- genetik TSL tahun)
dalam sistem perencanaan dan mendukung program 4. Jumlah sistem pendanaan 003. Dokumen Perlindungan 1 Sistem
dan penganggaran yang prioritas nasional tersebut. konservasi keanekaragaman dan Pemanfaatan
menunjukkan alokasi Untuk tahun 2020 total pagu hayati Keanekaragaman Spesies
penganggaran hanya mengacu anggaran Ditjen KSDAE sebesar 5. Jumlah Pusat Perlindungan dan Genetik TSL 1 Unit
pada pencapaian target Rp.2.049.226.996.000,-. Pagu
dan Penyelamatan Satwa Liar
prioritas yang dicanangkan oleh yang dibangun
alokasi anggaran untuk kegiatan
Presiden bersama Kementerian konservasi spesies dan genetik
Perencanaan Pembangunan sebesar Rp. 100.266.033.000,-

viii Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 ix
Pelaksanaan kegiatan pada Direktorat
Konservasi Keanekaragaman Hayati pada tahun
2020 didukung dengan anggaran sebagaimana
dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan DAFTAR ISI
Anggaran (DIPA) Direktorat KKH tahun 2020.
Anggaran pada DIPA KKH tahun 2020 tercatat
sebesar Rp. 20.857.938.000,- (Dua puluh milyar KATA PENGANTAR iii
delapan ratus lima puluh tujuh juta Sembilan RINGKASAN EKSEKUTIF iv
ratus tiga puluh delapan ribu rupiah). Selama
DAFTAR ISI xi
kurun waktu pelaksanaan pembangunan kegiatan
Direktorat KKH tahun 2020, terjadi 10 (sepuluh) BAB I PENDAHULUAN 2
kali revisi DIPA Direktorat KKH sebagaimana
A. UMUM 2
digambarkan dalam tabel dibawah ini : ©BKSDA Jatim
B. ORGANISASI DIREKTORAT KKH 3
BAB II PERENCANAAN KINERJA 5
Revisi DIPA Direktorat KKH Tahun Anggaran 2020
A. RENCANA STRATEGIS 6
Revisi ke Pagu (Rp) Keterangan VISI DAN MISI 6
1 12.881.617.000 Revisi DJA terkait Penyesuaian Komponen dan Sub Komponen TUJUAN 6
Pagu tetap
2 7.315.442.000 Revisi DJA terkait pengalihan/pengurangan pagu untuk SASARAN 6
keperluan penanganan Covid-19 sebesar Rp. 5.266.175.000,-
dan Pengalihan Pagu untuk penenganan Konflik Gajah di PROGRAM 8
Provinsi Nanggro Aceh Darusalam sebesar Rp. 300.000.000,- KEGIATAN 8
3 7.315.442.000 Revisi DJPB terkait pergeseran antar Komponen dan Sub B. TARGET JANGKA MENENGAH 9
Komponen, pagu tetap.
4 7.315.442.000 Revisi DJPB terkait pergeseran antar Komponen dan Sub C. TARGET TAHUNAN 9
Komponen, pagu tetap.
5 7.115.442.000 Revisi DJA terkait pengalihan/pengurangan pagu untuk BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 11
keperluan Pelaksanaan HKAN Tahun 2020 sebesar Rp.
200.000.000,- A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 11
6 7.115.442.000 Revisi DJA terkait pergeseran antar Komponen dan Sub B. REALISASI ANGGARAN 70
Komponen, pagu tetap.
BAB IV PENUTUP 71
7 7.115.442.000 Revisi DJPB terkait pergeseran antar Komponen dan Sub
Komponen, pagu tetap. A. KESIMPULAN 72
8 7.216.242.000 Revisi DJA terkait Penambahan Pagu untuk keperluan
Pertemuan Ke 30 AWGNCB dan Pertemuan Ke 17 AHP B. SARAN TINDAK LANJUT 76
Committee Sebesar Rp. 100.800.000,- LAMPIRAN 77
9 20.857.938.000 Revisi DJPB terkait penambahan pagu hibah yang bersumber
dari hibah luar negeri sebesar Rp. 13.641.696.000,-
10 20.857.938.000 Revisi DJPB terkait pemutahiran pergeseran antar Komponen
dan Sub Komponen, pagu tetap.

Capaian indikator kinerja kegiatan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati tahun


2020 memperoleh penyerapan anggaran pada masing-masing output mencapai 99,55%.

x Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Berdasarkan PERMENPAN No. 53 Tahun Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
2014, Laporan Kinerja merupakan bentuk Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
yang dipercayakan kepada setiap instansi Kehutanan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun
pemerintahatas penggunaan anggaran. Tujuan 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
penyusunan laporan kinerja adalah untuk Lingkungan Hidup, serta beberapa konvensi
memberikan informasi kinerja yang terukur internasional yang telah diratifikasi oleh
kepada pemberi mandate atas kinerja yang Pemerintah Republik Indonesia.
telah dan seharusnya dicapai dan sekaligus B. ORGANISASI DIREKTORAT KONSERVASI
sebagai upaya perbaikan berkesinambungan KEANEKARAGAMAN HAYATI
bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan
kinerjanya. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor: P.18/MenLHK-
Penyelenggaraan upaya konservasi II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
menjadi tanggung jawab pemerintah selaku mengamanatkan bahwa Direktorat KKH
pengelola negara, yang dalam hal ini diwakili mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hal tersebut bimbingan teknis, supervisi pelaksanaan
sebagaimana tertuang dalam Peraturan urusan di daerah, serta pelaksanaan konvensi
Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun internasional bidang konservasi keanekaragaman
2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup hayati. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
dan Kehutanan. Dalam menyelenggarakan Direktorat KKH menyelenggarakan fungsi:
upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya, Direktorat Jenderal KSDAE antara
lain menjalankan mandat pelaksanaan Undang-
Penyiapan perumusan kebijakan pelaksanaan Penyusunan norma, standar, prosedur, dan
konvensi internasional, pengawetan jenis kriteria pelaksanaan konvensi internasional,
tumbuhan alam dan satwa liar, pemanfaatan pengawetan jenis tumbuhan alam dan satwa
jenis tumbuhan alam dan satwa liar, liar, pemanfaatan jenis tumbuhan alam dan
pengembangan sumber daya genetik, serta satwa liar, pengembangan sumber daya
keamanan hayati genetik, serta keamanan hayati
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
Penyiapan pelaksanaan kebijakan
pelaksanaan bimbingan teknis pelaksanaan
pelaksanaan konvensi internasional,
konvensi internasional, pengawetan jenis
pengawetan jenis tumbuhan alam dan satwa
tumbuhan alam dan satwa liar, pemanfaatan
liar, pemanfaatan jenis tumbuhan alam dan
jenis tumbuhan alam dan satwa liar,
satwa liar, pengembangan sumber daya
pengembangan sumber daya genetik, serta
genetik, serta keamanan hayati
keamanan hayati
Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi Supervisi atas pelaksanaan urusan
kebijakan pelaksanaan konvensi internasional, pemanfaatan jenis tumbuhan alam dan
pengawetan jenis tumbuhan alam dan satwa satwa liar, pengembangan sumber daya
liar, pemanfaatan jenis tumbuhan alam dan genetik, serta keamanan hayati di daerah; dan
satwa liar, pengembangan sumber daya pelaksanaan administrasi Direktorat
genetik, serta keamanan hayati

2 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 3
Dalam menyelenggarakan tugas Adapun Bagan Struktur Organisasi
dan fungsinya, Direktorat Konservasi Direktorat KKH berdasarkan Peraturan Menteri
Keanekaragaman Hayati didukung dengan Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P. 18/
perangkat organisasi yang terdiri dari: MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata
(1) Subdirektorat Penerapan Konvensi Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Internasional; (2) Subdirektorat Pengawetan Kehutanan adalah sebagaimana bagan di bawah
Jenis; (3) Subdirektorat Pemanfaatan Jenis; ini.
(4) Subdirektorat Sumber Daya Genetik; (5)
Subdirektorat Keamanan Hayati; dan (6)
Subbagian Tata Usaha.

Foto: Arief Siswandhono

4 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 5
BAB II Adapun rumusan sasaran strategis untuk Kehutanan;
tataran Kementerian Lingkungan Hidup dan
PERENCANAAN KINERJA Kehutanan (KLHK) adalah:
3. Terjaganya keberadaan, fungsi dan
distribusi manfaat hutan yang berkeadilan
A. RENCANA STRATEGIS 1. Terwujudnya lingkungan hidup dan hutan dan berkelanjutan, dengan indikator yaitu
yang berkualitas serta tanggap terhadap : (1) Luas Kawasan Hutan dengan Status
1. VISI DAN MISI
perubahan iklim dengan indikator yaitu : (1) Penetapan; Luas Kawasan Hutan yang Dilepas
Visi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH); (2) untuk Tanah Objek Reforma Agraria (TORA);
Indonesia pada periode tahun 2015-2019 adalah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang (3) Luas Kawasan Hutan yang Dikelola oleh
“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri Terverifikasi dari 5 Sektor Pembangunan; Masyarakat;
dan berkepribadian berlandaskan gotong (3) Penurunan Laju Deforestasi; (4) Indeks 4. Tercapainya produktivitas dan daya
royong”. Sedangkan misi untuk mewujudkan visi Kinerja Pengelolaan Sampah; (5) Luas saing SDM KLHK serta efektivitas tata
tersebut adalah : Foto: TN Bantimurung Bulusaraung Pemulihan Kondisi Lahan dalam DAS; (6) kelola pembangunan lingkungan hidup dan
Luas Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi kehutanan yang baik, dengan indikator yaitu :
A. Peningkatan kualitas E. Kemajuan budaya yang (HCV - High Conservation Values); (1) Kategori Efektivitas Pengelolaan Kawasan
manusia Indonesia mencerminkan kepribadian bangsa
2. Tercapainya optimalisasi pemanfaatan Hutan; (2) Penyelesaian Kasus bidang
B. Struktur ekonomi yang produktif, F. Penegakan sistem hukum yang bebas sumber daya hutan dan lingkungan sesuai LHK; Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
mandiri dan berdaya saing korupsi, bermartabat dan terpercaya dengan daya dukung dan daya tampung Elektronik (Indeks SPBE); (4) Hasil Litbang
lingkungan, dengan indikator yaitu : (1) yang Inovatif dan Implementatif; (5) Nilai
C. Pembangunan yang merata dan berkeadilan G. Perlindungan bagi segenap bangsa dan Kontribusi Sektor Lingkungan Hidup Kinerja Reformasi Birokrasi KLHK; (6) Opini
memberikan rasa aman pada seluruh warga dan Kehutanan terhadap PDB Nasional; WTP atas Laporan Keuangan KLHK; (7) Indeks
D. Mencapai lingkungan H. Pengelolaan pembangunan yang bersih, (2) Nilai Ekspor Hasil Hutan, TSL dan Produktivitas dan Daya Saing SDM KLHK; (8)
hidup yang berkelanjutan efektif dan terpercaya Bioprospecting; (3) Peningkatan Nilai Level Maturitas Sistem Pengendalian Internal
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pemerintah.
I. Sinergi pemerintah daerah dalam dari Sektor Lingkungan Hidup dan
kerangka negara kesatuan

2. TUJUAN 3. SASARAN
Dengan berpedoman pada rumusan Visi Sasaran strategis pembangunan KLHK
dan Misi Presiden, maka Visi Kementerian adalah kondisi yang ingin dicapai oleh KLHK
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada akhir periode perencanaan yakni suatu
yang selaras dengan rumusan di atas, yaitu capaian indikator kinerja pada tataran dampak/
: “KLHK yang Inovatif dan Berdaya Saing hasil (outcome/impact) sebagai akibat kumulatif
dengan Berbasiskan Sumber Daya Hutan dan dari terealisasinya program pembangunan yang
Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan”. telah dilaksanakan oleh seluruh jajaran KLHK
selama tahun 2020-2024.
Dalam penyusunan sasaran strategis
KLHK, selain menjabarkan Tujuan KLHK, juga
memperhatikan keterkaitan dengan pernyataan
Visi dan Misi KLHK. Metode yang digunakan untuk
merumuskan sasaran strategis adalah “Logic
Model Theory” yaitu dengan cara menurunkan
(“cascading”) pernyataan sasaran strategis
(outcome/impact) pada tataran Kementerian
ke rumusan sasaran program (outcome) pada
tataran Eselon I hingga ke rumusan sasaran
kegiatan (output) pada tataran Eselon II.

Foto: BKSDA Lampung Foto: TN Kerinci Seblat-FFI-PANTHER

6 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 7
4. Program kerja tahun berikutnya sesuai Kementerian Lingkungan hidup Pagu alokasi Ditjen KSDAE Tahun 2020 dan Informasi Konservasi Alam; (2) Kegiatan
Di tahun 2020, Rencana dengan RPJMN dan Rencana dan Kehutanan tahun 2020 didasarkan pada hasil Pertemuan Tiga Pihak Pengelolaan Kawasan Konservasi; (3) Kegiatan
Kerja Pemerintah (RKP) Strategis Tahun 2020-2024. mendukung RKP 2020 meliputi (Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Konservasi Spesies dan Genetik; (4) Kegiatan
mengusung tema utama KLHK mengintegrasikan Kesetaraan Gender, Tata Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan
“Peningkatan Sumber Daya pembangunan dalam rencana Kelola, Kerentanan Bencana dan Kementerian LH dan Kehutanan) sebesar Konservasi; (5) Kegiatan Pembinaan Konservasi
Manusia untuk Pertumbuhan kerja pemerintah Tahun 2020, dan Perubahan Iklim, Modal Rp. 2.049.226.996.000,-. Pagu alokasi tersebut Kawasan Ekosistem Esensial; dan (6) Kegiatan
Berkualitas". Tahun 2020, dimana posisi pembangunan Sosial Budaya, dan Tranformasi merupakan bagian dari upaya pencapaian Konservasi Sumber Daya Alam Hayati. Pagu
KLHK terdapat didalam PN LHK diintegrasikan dalam 3 Digital. Target Pembangunan sasaran Program Konservasi Sumberdaya Alam alokasi untuk Direktorat KKH terkait kegiatan
yang sama dengan Tahun dari 5 prioritas nasional : 1) Tahun 2020 yaitu pertumbuhan dan Ekosistem, serta pencapaian indikator konservasi spesies dan genetik sebesar Rp.
2019 namun terdapat Pembangunan manusia dan ekonomi 5.3-5.5%, tingkat kinerja program yang dilaksanakan melalui 11.325.160.000,-.
perbedaan detail di dalam pengentasan kemiskinan, kemiskinan 8-9%, tingkat enam kegiatan, yaitu: (1) Kegiatan Pemolaan
nomenklatur. Tujuannya yaitu 2) Nilai tambah sektor riil, pengangguran terbuka 4.7- B. TARGET JANGKA MENENGAH
untuk mengsinkronisasikan industrialisasi, dan kesempatan 5.1%, indeks pembangunan
kerja, dan 3) Ketahanan pangan, manusia 72.5, dan indeks gini Untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan, kegiatan konservasi spesies dan
realisasi rencana kerja tahun
air, energi dan lingkungan 0.375-0.38. genetik dilaksanakan melalui 5 (lima) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan target kinerja jangka
sebelumnya dengan rencana
hidup. Pembangunan tematik menengah dan target tahunan sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini:

PN
Target Kinerja Kegiatan
No. Indikator Kinerja Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
Dari 5 (lima) Prioritas Nasional yang direncanakan, 1. Luas kawasan hutan yang 15,6 29,4 39,7 51,8 70
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam di diinventarisasi dan diverifikasi
dan Ekosistem (KSDAE) mendapat mandat untuk dengan nilai keanekaragaman hayati
KSDAE
melaksanakan 2 (dua) Prioritas Nasional:
02. tinggi secara partisipatif (Juta
Hektar)
Ketahanan pangan, 2. Jumlah entitas pemanfaatan 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800
air, energi dan keanekaragaman spesies dan genetik (komulatif (komulatif 5 (komulatif (komulatif 5 (komulatif
lingkungan hidup TSL (entitas) 5 thn) thn) 5 thn) thn) 5 thn)
01. 3. Jumlah entitas perlindungan dan 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Nilai tambah sektor pengawetan keanekaragaman
(komulatif (komulatif 5 (komulatif (komulatif 5 (komulatif
spesies dan genetik TSL (entitas)
riil, industrialisasi, dan 5 thn) thn) 5 thn) thn) 5 thn)
kesempatan kerja 4. Jumlah sistem pendanaan konservasi 1 1 1 1 1
Dalam mendukung prioritas nasional keanekaragaman hayati (system)
nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan 5. Jumlah Pusat Perlindungan dan 1 2 3 4 5
Pelaksanaan Prioritas Nasional ke-3 yaitu Penyelamatan Satwa Liar yang
kesempatan kerja, strategi Direktorat KKH dibangun (unit)
Nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan
melaksanakan kegiatan peningkatan populasi
kesempatan kerja didukung dengan alokasi C. TARGET TAHUNAN (PERJANJIAN KINERJA)
spesies terancam punah dan operasionalisasi
anggaran sebesar Rp. 4.890.000.000,- atau
Wildlife Rescue Unit (WRU) bersama masyarakat. Target Tahunan dituangkan dalam Perjanjian Kinerja. Adapun Perjanjian Kinerja Direktorat
43,18% dari seluruh anggaran Prioritas Nasional
5. Kegiatan Ditjen KSDAE. Program prioritas yang didukung Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dapat dilihat pada Tabel 2. Dibawah ini :
Untuk mendukung prioritas nasional yaitu Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi
ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan di Sektor Riil dan Industrialisasi melalui output: NO.
SASARAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN OUTPUT TARGET
KEGIATAN
hidup, strategi Ditjen KSDAE adalah dengan Jumlah Unit Usaha Pemanfaatan Keanekaragaman 1 Terjaminnya 1. Luas kawasan hutan yang diinventarisasi 001. Luas kawasan yang  15,6 Juta
melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi Spesies dan Genetik. efektivitas upaya dan diverifikasi dengan nilai diverifikasi sebagai Perlindungan Hektar
konservasi keanekaragaman hayati tinggi secara Keanekaragaman Spesies dan
bersama masyarakat dalam kegiatan pemolaan Sementara itu 56,82% anggaran atau spesies dan partisipatif Genetik TSL
dan penataan kawasan konservasi, kemitraan sebesar Rp. 6.435.160.000,- dialokasikan untuk sumberdaya 2. Jumlah entitas pemanfaatan 002. Jumlah Unit Usaha 1800 Entitas
genetik keanekaragaman spesies dan genetik TSL Pemanfaatan Keanekaragaman
konservasi, pembentukan dan pelaksanaan Prioritas Nasional ke-4 yaitu Ketahanan Pangan,
Spesies dan Genetik TSL
fungsi kelembagaan ekosistem esensial, Air, Energi dan Lingkungan Hidup. Direktorat
3. Jumlah entitas perlindungan dan 1000 Entitas
serta pengelolaan kawasan konservasi di KKH melaksanakan 1 (satu) program prioritas, pengawetan keanekaragaman spesies
daerah penyangga atau buffer zone, kegiatan yaitu program prioritas Peningkatan Kualitas dan genetik TSL (Komulatif
selama 5 tahun)
perlindungan dan pengamanan kawasan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan melalui
4. Jumlah sistem pendanaan konservasi 003. Dokumen Perlindungan dan 1 Sistem
konservasi, pemulihan kawasan konservasi yang ouput Luas kawasan yang diverifikasi sebagai keanekaragaman hayati Pemanfaatan Keanekaragaman
terdegradasi, serta pemanfaatan jasa lingkungan Perlindungan Keanekaragaman Spesies dan Spesies dan Genetik TSL
5. Jumlah Pusat Perlindungan dan 1 Unit
energi air dari mini/mikro hidro. Genetik TSL Penyelamatan Satwa Liar yang dibangun

8 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 9
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Untuk mengetahui keberhasilan dan/
atau kegagalan pencapaian sasaran strategis
yang telah ditetapkan, dilakukan pengukuran
kinerja dan analisis akuntabilitas kinerja.
Metode pengukuran kinerja menggunakan
formula sederhana yaitu menentukan persentase
pencapaian kinerja, untuk melengkapi gambaran
setiap capaian kinerja maka disajikan evaluasi
kinerja dalam bentuk analisis deskriptif setiap
capaian indikator dan perhitungan tingkat
efektifitas dan efisiensi pencapaian kinerja.
Dalam melakukan pengukuran kinerja digunakan
formulasi Pengukuran Kinerja sebagai berikut:

Apabila diasumsikan semakin tinggi


realisasi menunjukan semakin rendahnya
pencapaian kinerja, maka digunakan rumus
sebagai berikut:

Jika terdapat beberapa indikator kinerja


yang memiliki capaian sangat tinggi, maka
pengukuran nilai capaian indikator kinerja
menggunakan pembatasan maksimal yaitu
sebesar 150% dengan tujuan agar dapat
menggambarkan capaian kinerja yang
sesungguhnya dari Direktorat Konservasi
Keanekaragaman Hayati.
Terdapat satu sasaran dan lima indikator
kinerja kegiatan yang diemban oleh Direktorat
Konservasi Keanekaragaman Hayati sebagaimana
yang tertuang dalam dokumen Perjanjian
Kinerja Tahun 2020 yang telah ditandatangani
oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman
Hayati dengan Direktur Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Berdasarkan
hasil pengukuran, capaian kinerja masing-masing
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Konservasi
Keanekaragaman Hayati tahun 2020 secara rinci
dapat diuraikan sebagai berikut: Foto: TN Bantimurung Bulusaraung

10 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 11
1. Luas kawasan hutan yang diinventarisasi Rangkaian rapat koordinasi pembahasan Data sebaran keanekaragaman konservasi dikoordinasi oleh
dan diverifikasi dengan nilai keanekaragaman bentuk inventarisasi dan verifikasi hutan dengan hayati sudah dilakukan oleh para Direktorat PIKA dengan target luasan
hayati tinggi secara partisipatif potensi keanekaragaman hayati tinggi telah pihak dan saat ini data tersebut masih untuk tahun 2020 seluas 7.663.359,45
Target IKK dan anggaran yang mendukung dilakukan sejak awal tahun 2020 yang melibatkan tersebar belum masuk ke dalam satu hektar sedangkan di luar kawasan
pencapaian IKK tahun 2020 para pihak dan juga direktorat lain lingkup KSDAE sistem informasi yang bisa digunakan konservasi dikoordinasikan oleh
yaitu Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE, sebagai bahan kebijakan lanjutan. Direktorat BPEE dengan total
Target RPJMN 2020-2024 terkait output Direktorat PIKA dan Direktorat BPEE serta Upaya untuk pencapaian target seluas 8.000.000 hektar. Hasil
kegiatan konservasi spesies dan genetik Eselon I lain terkait seperti Direktorat Jenderal inventarisasi dan verifikasi kawasan dari target tersebut diharapkan
adalah luas kawasan yang diinventarisasi dan PHPL dan Direktorat Jenderal Pengendalian dengan potensi keanekaragaman dapat menghasilkan pembaharuan
diverifikasi dengan nilai keanekaragaman tinggi Pencermaran dan Kerusakan Lingkungan. hayati tinggi telah dilakukan oleh terhadap sebaran keanekaragaman
secara partisipatif seluas 70 juta hektar. Target Direktorat KKH, PIKA dan BPEE mulai hayati baik di dalam maupun di luar
luasan tersebut mencakup 27 juta hektar berada dari arahan kegiatan kepada UPT, kawasan konservasi.
di dalam kawasan konservasi dan 43 juta hektar pengumpulan data dari para pihak
berada di luar kawasan konservasi. Strategi hingga arahan kegiatan inventarisasi
pencapaian target IKK tersebut, Direktorat kehati nasional.
KKH telah memiliki database keanekaragaman
hayati yang menjadi salah satu indikator dalam Kegiatan inventarisasi
penentuan kawasan dengan nilai kehati tinggi. dan verifikasi di dalam kawasan
Oleh karena itu, Direktorat KKH bersama dengan
Direktorat PIKA dan Direktorat BPEE melakukan
koordinasi bersama untuk melakukan kegiatan
pencapaian target IKK tersebut. Dalam upaya
pencapaian target IKK tersebut, Direktorat KKH
melaksanakan kegiatan berupa penyusunan
NSPK, bimtek/supervisi/monev, dan monitoring
dan evaluasi.
Rangkaian rapat koordinasi pembahasan
bentuk inventarisasi dan verifikasi hutan dengan
potensi keanekaragaman hayati tinggi telah
dilakukan sejak awal tahun 2020 yang melibatkan
para pihak dan juga direktorat lain lingkup KSDAE
yaitu Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE,
Direktorat PIKA dan Direktorat BPEE serta
Eselon I lain terkait seperti Direktorat Jenderal
PHPL dan Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencermaran dan Kerusakan Lingkungan.

Foto: TN Teluk Cendrawasih

12 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 13
Tahapan Pelaksanaan Adanya arahan kepada UPT tersebut
1. Koordinasi Pelaksanaan diharapkan agar seluruh UPT lingkup Ditjen
KSDAE dapat menyusun dan mengalokasinkan
Direktorat KKH telah melaksanakan anggaran kegiatan inventarisasi di masing-
beberapa kali kegiatan rapat koordinasi masing kawasan
untuk melakukan pembahasan strategi
pencapaian target. Rapat koordinasi melibatkan 3. Bimbingan Teknis Pengelolaan Data Kehati
Direktorat teknis lingkup Ditjen KSDAE, Direktorat KKH telah melaksanakan
beberapa perwakilan UPT, mitra Ditjen KSDAE, kegiatan webinar bimbingan teknis untuk
LIPI, akademisi, dan pemerhati konservasi peningkatan kapasitas SDM pengelola data
keanekaraganman hayati. Dalam rangkaian keanekaragaman hayati seluruh UPT lingkup
diskusi tersebut, disepakati bahwa keberadaan Ditjen KSDAE. Webinar yang telah dilaksanakan
tumbuhan dan satwa liar (TSL) menjadi variable antara lain:
penting dalam penilaian (skoring) suatu a. Pada tanggal 26 November 2020 telah
kawasan ke dalam kategori keanekaragaman dilaksanakan webinar “Pengelolaan Data
hayati Tinggi, Sedang atau Rendah. Hasil skoring Keanekaragaman Hayati UPT Lingkup
tersebut kemudian digabungkan dengan data Direktorat Jenderal KSDAE” melalui platform
dan informasi pendukung lainnya, untuk menjadi Zoom Meeting yang dihadiri oleh perwakilan
pertimbangan tambahan dalam menentukan seluruh UPT lingkup Ditjen KSDAE. Kegiatan
rekomendasi kawasan dengan nilai kehati tinggi. bertujuan untuk
Selanjutnya, hasil akhir akan diverifikasi bersama
dengan para pihak memberikan dan meningkatkan pemahaman
pengelola data keanekaragaman hayati di
2. Arahan Pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi pelaksanaan
UPT serta memberikan contoh pembelajaran
strategi pencapaian target IKK
Direktorat KKH telah memberikan arahan pengelolaan data keanekaragaman hayati
pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target yang telah dilakukan di BBTN Bukit Barisan
IKK tersebut telah disampaikan kepada seluruh Selatan, BBTN Kerinci Seblat dan BTN Alas
UPT lingkup Direktorat Jenderal KSDAE melalui Purwo. Pasca kegiatan bimtek tersebut
surat arahan Direktur KKH nomor: S.195/KKH/ dilaksanakan, diharapkan UPT mampu
TU/3/2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal melakukan pengelolaan dan pengolahan
arahan pelaksanaan kegiatan konservasi spesies data keanekaragaman hayati yang telah
dan genetik tahun 2020-2024. Di dalam surat diperoleh melalui kegiatan inventarisasi
tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang dapat kawasan sehingga dapat digunakan untuk
dilakukan oleh UPT dalam rangka mendukung pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.
capaian target. Adapun arahan kegiatan yang
dapat dilakukan oleh UPT antara lain: Dokumentasi kegiatan webinar
“Pengelolaan Data Keanekaragaman Hayati
Arahan pelaksanaan kegiatan Direktorat KKH ke UPT lingkup KSDAE UPT Lingkup Direktorat Jenderal KSDAE”
Balai Besar /Balai KSDA Balai Besar/ Balai TN
a. Di dalam kawasan konservasi Melakukan inventarisasi dan verifikasi Di dalam kawasan konservasi
kawasan dengan nilai keanekaragaman tinggi.
a. Melakukan inventarisasi dan verifikasi
Melaksanakan intervensi pengelolaan populasi dan habitat TSL melalui
kawasan dengan nilai keanekaragaman
pembinaan habitat, pembinaan populasi, perlindungan kawasan,
tinggi.
pencegahan dan penanganan konflik satwa liar, dan pelepasliaran satwa.
Melaksanakan intervensi pengelolaan
b. Pemantauan populasi satwa di site monitoring populasi dan habitat TSL melalui pembinaan
habitat, pembinaan populasi, perlindungan
c. Pengembangan sistem database kehati dan kegiatan penyadartahuan. kawasan, pencegahan dan penanganan
- Di luar kawasan konservasi Inventarisasi dan verifikasi kawasan yang konflik satwa liar, dan pelepasliaran satwa.
memiliki nilai keanekaragaman hayati tinggi berdasarkan kriteria b. Pemantauan populasi satwa di site
sebaran satwa (temuan jejak, perjumpaan langsung, monitoring), monitoring
tutupan lahan, kejadian konflik, koridor satwa
c. Pengembangan sistem database kehati dan
- Melakukan kegiatan intervensi manajemen satwa liar pada lokasi di kegiatan penyadartahuan.
luar kawasan konservasi yang telah diverifikasi.
d. Mendukung penyusunan Profil Kehati
d. Mendukung penyusunan Profil Kehati Daerah Daerah

14 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 15
Hasil verifikasi Kawasan yang berada diluar Kawasan konservasi yang memiliki nilai kehati tinggi
b. Pada tanggal 12 November 2020 telah Luasan Hasil
Keanekaragaman Hayati
dilaksanakan webinar “Pelatihan Pengenalan Unit Kerja Analisa Skoring Indikasi Lokasi
Kawasan
Kehati (Ha)
Metode Maximum Entropy (MaxEnt) “ melalui Region Sumatera 3.554.827,41
platform Zoom Meeting yang dihadiri oleh BKSDA Nanggroe 708.389,70 Mila; Cot Girek; Aceh Timur; DAS Peusangan; Gajah, Harimau, Buaya
perwakilan seluruh UPT lingkup Ditjen Aceh Darussalam Sampoinet; Simbabala; Pulo Sarok; Landscape
KSDAE. Webinar tersebut bertujuan untuk Barat; Kapaseusak
memberikan pemahaman dan pelatihan BBKSDA Sumatera 2.792,97 KEE Jaring Halus; Bagan Percut; Pantai Sujono Burung migran
Utara dan Pantai Kresek
penggunaan software MaxEnt yang merupakan BKSDA Sumatera 549.642,99 KPHL Agam Raya, KPHL Bukit Barisan, KPHL Rafflesia Arnoldi, Rafflesia
salah satu software yang berbasis pendekatan Barat Pasaman Raya, KPHL Solok, RKW Bukit Tinggi meijeri, Amorphophallus gigaz,
maximum entropy dalam pemodelan niche Amorphophallus titanum,
Dokumentasi kegiatan webinar “Pelatihan Harimau Sumatera, Harimau
dan distribusi sebaran habitat satwa liar. Pengenalan Software R ” Dahan, Kucing Mas, Beruang
Pemodelan dilakukan dengan menggunakan Madu, Siamang, Tapir, Landak,
beberapa set data lingkungan dan titik 4. Pelaksanaan Kegiatan Verifikasi Kawasan Tapir, Owa, Kukang, Rusa
perjumpaan sehingga software ini mampu Sambar, Trenggiling, Rangkong
dengan Nilai Kehati Tinggi BBKSDA Riau 327.015,02 Kantong Tesso Tenggara; Kantong Serangge Gajah, Harimau, Tapir,
memodelkan probilitas distribusi spesises Kantong Petapahan; Kantong Giam Siak Kecil; Beruang, Landak, Siamang,
yang spesifik sesuai dengan kondisi Kegiatan verifikasi data hasil inventarisasi
Kantong Balai Raja; Kantong Mahato; Kantong Ungko
lingkungannya. Penggunaan MaxEnt akan di luar kawasan konservasi telah dilaksanakan Tesso Utara; Kantong Tesso Tenggara Bag
efektif digunakan dalam skala global (misal: secara tatap muka pada tanggal 24 – 27 November Selatan
2020 bertempat di Hotel Salak Padjadjaran, Bogor. BKSDA Bengkulu 583.940,38 APL Kabupaten Kaur; HL Bukit Balai Rejang Rafflesia arnoldi, Rafflesia
skala pulau besar), untuk spesies yang spesifik Reg 6; HL Bukit Daun; HL Bukit Rajajmendara bengkuluensis, Rafflesia
(habitatnya yang telah terfragmentasi, atau Kegiatan ini dikoordinasi oleh Direktorat BPEE
Reg 32; HL Bukit Riki Reg 33A; Bukit Sanggul; gadutensis, Gajah, Harimau,
terisolir) dan memiliki kecenderungan habitat dan dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat HP Air Rami Reg 68; HP Air Teramang; HPK Tapir
khusus. teknis lingkup Ditjen KSDAE, perwakilan/staf Seblat; HPT Air Ipuh I; HPT Air Ipuh II; HPT
teknis dari 26 UPT Balai Besar/Balai KSDA, serta Air Kinal Reg 82; HPT Bukit Peraduan Tinggi;
HPT Bukit Rabang Reg 78; HPT Lebong
melibatkan akademisi dan lembaga swadaya
Kandis; Tahura Geluguran
masyarakat mitra Ditjen KSDAE. Tim Balai BKSDA Sumatera 1.271.982,01 Kantong Habitat Meranti Dangku; Sugihan Harimau Sumatera, Gajah
Besar/Balai KSDA telah menyampaikan data Selatan Simpang Heran; Bukit Dingin; Jambul Nanti
dan informasi yang diperoleh dalam rangka Patah
BKSDA Jambi 111.064,34 HCV Ladang Panjang; HCV Maro Sebo; HCV Harimau Sumatera, Gajah,
inventarisasi dan verifikasi kehati tinggi di Sungai Gelam; PT. Alam Bukit Tigapuluh; PT. Burung Pecuk Ular, Burung
wilayah kerjanya. Data dan informasi tersebut REKI; KEE Mangrove Pantai Cemara Kuntul, Elang Tikus
selanjutnya dianalisis dan dikonfirmasi secara Region Jawa 583.744,76
spasial oleh Direktorat teknis. BBKSDA Jawa Barat 85.409,97
BKSDA Jawa Tengah 96.154,75 KEE Mangrove Mojo Kabupaten Pemalang; Lutung Jawa, Trenggiling;
Hasil verifikasi kawasan yang berada di KEE Mangrove Kabupaten Rembang; KEE Landak Jawa; Binturong,
luar kawasan konservasi yang memiliki nilai Mangrove Kali Ijo Kabupaten Kebumen; Macan Tutul; Owa Jawa; Elang
Dokumentasi kegiatan webinar “Pelatihan kehati tinggi tersaji dalam tabel berikut: KEE ABKT Hutan Petungkriyono; KEE ABKT Bido; Kijang; Ular Sanca bodo
Pengenalan Metode Maximum Entropy Gunung Ungaran; KEE Mangrove Kabupaten
(MaxEnt)” Brebes
BBKSDA Jawa Timur 281.901,53 Air Terjun Coban Talun; Gunung Kawi; Gunung Ekosistem Karst; Air Terjun
Kelud; Gunung Lemong; Gunung Raung;
C. Pada tanggal 13 November 2020 telah Gunung Wilis; Hutan Kangean; Hutan Tuban;
dilaksanakan webinar “Pelatihan Pengenalan Kampung Blekok; Karst Madura; Karst Pacitan;
Software R “ melalui platform Zoom Meeting Karst Trenggalek; Kebun Treblasala; KEE
Teluk Pangpang; Londo Lampesan; Lumajang;
yang dihadiri oleh perwakilan seluruh UPT Malang Selatan; Mangrove Labuhan; Mangrove
lingkup Ditjen KSDAE. Webinar tersebut Pamekasan; Pantai Surabaya; Pulau Cina; KEE
bertujuan untuk memberikan pemahaman ABKT Pulau Masa Kambing; RPH Centong;
dan pelatihan penggunaan software R yang KEE ABKT Taman Kilikili; KEE ABKT Ujung
Pangkah
merupakan salah satu software pengolahan BKSDA DIY 120.278,52 Karst Gunung Sewu, Karst Menoreh Ekosistem Karst
data statistik yang dapat digunakan untuk BKSDA Jakarta n/a n/a n/a
mengolah data numerik untuk tujuan Region Kalimantan 1,297,241.55
penelitian ekologi seperti pendugaan jumlah BKSDA Kalimantan 402,14 KEE ABKT Tanah Laut; ABKT Barito Kuala Ekosistem Mangrove,
populasi satwa liar dan pengaruh suatu Selatan Bekantan
variabel lingkungan terhadap satwa liar. BKSDA Kalimantan 652.669,10 Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Bekantan; Orangutan
Foto: Rijal Jaelani
Tengah Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten
Katingan, Kota Palangkaraya
16 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 17
BKSDA Kalimantan 546.557,58 KEE Danau Mesangat; KEE Wehea-Kelay Buaya Badas Hitam;
Timur Orangutan Direktorat KKH bersama dengan Direktorat di 41 (empat puluh satu) kawasan konservasi di
BKSDA Kalimantan 97.612,73 Ambawang, Batu Ampar, Purun, Sungai Nibung Bekantan; Orangutan PIKA melaksanakan kegiatan verifikasi data hasil seluruh indonesia. Berdasarkan hasil verifikasi
Barat
Region Sulawesi 537.411,01 inventarisasi di dalam kawasan konservasi secara area yang berada di dalam kawasan konservasi
BBKSDA Sulawesi 297.628,03 KPH Bila Pitu Riase; KPH Rongkong Luwu Utara; Anoa; Rusa; Ekosistem bertahap baik secara tatap muka maupun secara tersebut diperoleh capaian luasan 6.927.214,25
Selatan Mangrove Sendana Mangrove; Rangkong; Ebony daring. Pada tahun 2020, target Luas kawasan hektar.
BKSDA Sulawesi 239.782,98 Taimana; Tinombala; Sansarino; Kajulangko; Babi Rusa, Anoa, Ekosistem hutan yang diinventarisasi dan diverifikasi
Tengah Pamona; Tete B; Banano; KEE Karst Banggai Mangrove, Air Terjun, Daftar kawasan konservasi yang telah
Kepulauan; KEE Taman Kehati Banggai Nesting Ground Maleo, Penyu,
dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi dilakukan verifikasi keanekaragaman hayatinya
Kepulauan Ekosistem Karst secara partisipatif di dalam kawasan konservasi di dalam kawasan konservasi tersebut tersaji
BKSDA Sulawesi n/a KPH Mekongga Selatan; KPH Mekongga Utara; Anoa; Monyet Hitam Sulawesi; seluas 7.663.359,45 hektar. Selanjutnya hingga dalam tabel berikut:
Tenggara KPH Gula Raya Elang Alap Cokelat; Elang bulan Desember 2020, telah diverifikasi data hasil
Ular Sulawesi; Burung Madu
Siparaja; Pelatuk Kelabu inventarisasi yang telah dilaksanakan oleh UPT
Sulawesi; Srindit Sulawesi;
Kayu Kuku; Kantong Semar Daftar kawasan konservasi yang telah dilakukan
BKSDA Sulawesi n/a n/a n/a verifikasi keanekaragaman hayatinya di dalam kawasan konservasi
Utara 1. CA Batukahu 22. TWA Gunung Tunak
Region Bali Nusra 682.191,36 2. CA Ceding 23. TWA Pelangan
BKSDA Bali 65,66 Mangrove Tuwed Kuntul besar; Kuntul Kecil; 3. CA Curah Manis Sempolan 24. TWA Danau Rawa Taliwang
Trinil Pantai; Kokan Laut;
Pecuk Belang 4. CA Watangan Puger 25. TWA Pulau Satonda, TWAL Pulau Moyo
BKSDA NTB 681.603,60 Bagek kembar; KPH Ampang; KPH Ampang Rusa Timor; Elang Bondol; 5. SM Bawean 26. TWAL Pulau Moyo
Riwo; KPH Batulanteh; KPH Brang Beh; KPH Alap-alap; Burung Gosong;
Brang Rea; KPH Madapangga Rompu; KPH Cakakak Tunggur; Celepuk 6. CA Pulau Berkey 27. TWA Semongkat
Maria Donggomasa; KPH Matayang; KPH Rinjani; Elang Flores; Elang 7. TN Zamrud 28. TWA Bangko Bangko
Orong Telu; KPH Pelangan; KPH Plampang; Laut Perut Putih; Elang Nipon;
8. TWA Sungai Dumai 29. TB Pulau Moyo
KPH Puncak Ngengas; KPH Rinjani Barat; KPH Kakatua; Nuri pipi merah;
Rinjani Timur; KPH Ropang; KPH Sejorong; KPH Penyu; Paok Laus; Trenggiling; 9. SM Karang Gading Langkat Timur Laut 30. CA Pararawen I dan II
Soromandi; KPH Tambora; KPH Tastura; KPH Tiong Emas; Wili-wili besar 10. TB Semidang Bukit Kabu 31. KSA/KPA Sei Sebangau
Toffo Pajo; KPH Waworada
BBKSDA NTT 522.11 Pulau Longos Komodo; Kakatua Jambul 11. CA Gunung Kentawan 32. SM Lamandau
Kuning; Rusa; KEE ABKT Kura- 12. CA Sungai Lulan Sungai Bulan 33. TN Berbak
kura Leher Ular
Region Maluku 7.875,86 13. KSA Jereweh 34. TN Sembilang
Papua 14. CA Pulau Panjang 35. TN Bukit Duabelas
BKSDA Maluku 775,86 KEE Mangrove Kao; Pantai Leisela; Pulau Lea; Burung Gosong Maluku;
KEE ABKT Tanjung Maleo Negeri Kailolo Maleo; Kehicap Boano; Penyu 15. CA Pulau Sangiang 36. TN Togean
BBKSDA Papua 6,300.00 Rawa Baki; Keakwa; Buaya Membramo Buaya Air Rawa; Kakatua 16. CA Pedauh 37. TN Wakatobi
Koki, Cekakak Sungai, Gajahan
kecil, Cerek pasir besar, Elang 17. CA Toffo Kota Lambu 38. TN Bantimurung Bulusaraung
laut perut putiuh; Cekakak 18. TWA Kerandangan 39. TN Betung Kerihun Danau Sentarum
hutan; Dara laut tiram; Kedidi
19. TWA Suranadi 40. TN Manupeu Tanah Daru Laiwangi
besar; Dara laut jambul;
Wanggameti
Ibis sendok raja; Robin 20. TWA Tanjung Tampa
bakau; Ibis Australia; Kedidi 41. TN Wasur
21. TWA Madapangga
golgol; Kasuari gelambir
ganda; Mambruk selatan; Analisis penyebab keberhasilan/kegagalanterjadi antara lain pengurangan anggaran untuk
Kastuari kepala hitam; Kedidi
ekor panjang; Julang irian;
atau peningkatan/penurunan kinerja, Analisis kegiatan yang mendukung pencapaian target
Kowakmalam merah; Cangak program/ kegiatan yang menunjang pernyataan IKK karena pandemi COVID 19. Pengurangan
laut; Elang alap Kelabu; Dara kinerja, keberhasilan/kegagalan, alternatif solusi/
anggaran tersebut berdampak pada pengurangan
laut tengkuk hitam; Dara laut upaya tindak lanjut yang telah dilaksanakan serta
kegiatan inventarisasi di dalam kawasan sebagai
tengkuk hitam; Gosong kaki
merah; Dara laut benggala;
dicantumkan efisiensi penggunaan sumber daya. akibat dari pembatasan kegiatan/aktifitas di luar
Dara laut biasa; Maleo paruh Pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan ruangan. Selain itu sejumlah rencana kegiatan
BBKSDA Papua 800.00 Kabupaten Tambraw; Kabupaten Raja Ampat
hitam; Perkici pelangi
Cenderawasih Kuning; verifikasi kawasan dengan nilai keanekaragaman pertemuan dengan metode tatap muka oleh UPT
Barat Cenderawasih Raja; hayati tinggi mengalami beberapa kendala yang dengan beberapa pihak dalam rangka koordinasi
Cendrawasih Rubra; Jagal berdampak pada tidak tercapainya target luasan data dan informasi keanekaragaman hayati yang
Papua; Kakatua Koki; Kasuari; yang telah diindikasikan di awal. Kendala yang berada di luar kawasan konservasi juga menjadi
Kuskus Tutul; Maleo Waigeo; terbatas.
Nuri Bayan; Kum Kum; Babi
Hutan; Beo Papua
Jumlah 6.663.291,96
18 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 19
2. Jumlah entitas pemanfaatan Sasaran kegiatan untuk mencapai target
keanekaragaman spesies dan genetik TSL dari kedua IKP di atas yaitu: terjaminnya
A. Target IKK dan anggaran yang mendukung pemanfaatan keanekaragaman spesies dan
pencapaian IKK tahun 2020 genetik TSL yang lestari dan berkelanjutan,
dengan indikator kinerja kegiatan (IKK) berupa
Sasaran Program Pengelolaan Hutan jumlah entitas pemanfaatan keanekaragaman
Berkelanjutan tahun 2020 adalah: spesies dan genetik TSL sebanyak 1.800 entitas.
a. Meningkatnya nilai ekspor pemanfaatan TSL,
dengan Indikator Kinerja Program (IKP) berupa
jumlah nilai ekspor pemanfaatan dari hasil
penangkaran sebesar Rp. 2 Trilyun.
b. Meningkatnya pengelolaan jasa lingkungan
kawasan konservasi dan pemanfaatan TSL secara
lestari, dengan Indikator Kinerja Program (IKP)
berupa Jumlah nilai PNBP dari pemanfaatan
jasa lingkungan kawasan konservasi dan TSL
sebesar Rp. 200 Milyar (target kontribusi dari
TSL sebesar Rp. 20 Milyar).

Foto: Richard Ardiwibawa

20 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 21
Pelaksanaan rencana target capaian IKK periode tahun
2020 tersebut di atas dilakukan oleh Satker BBKSDA/BKSDA
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) berupa jumlah entitas pemanfaatan dan Direktorat KKH yang didukung dengan penganggaran
keanekaragaman spesies dan genetik TSL melalui DIPA masing-masing Satker. Khusus untuk Direktorat
KKH, anggaran yang mendukung pencapaian IKK tahun 2020
Sasaran Kegiatan dan Indikator Indikasi Target tersebut (NSPK dan kegiatan pendukung lainnya) sebesar Rp.
No. PN/PB UKE II
Kinerja (Satuan) 2020 2024
2.467.369.000, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan 1. Terjaminnya pemanfaatan keanekaragaman spesies dan genetik 1. Penyusunan NSPK yang meliputi:
Tumbuhan Satwa Liar yang lestari dan berkelanjutan

1. Jumlah entitas pemanfaatan 1.800 1.800 PN 1 Direktorat KKH


2. Pedoman Penilaian 3. Pedoman penilaian
keanekaragaman spesies dan 1. Revisi peraturan bidang Kelayakan Pelaksanaan Izin keberhasilan penagkaran,
genetik TSL (entitas) pemanfaatan jenis Pengedar Dalam Negeri dan yang finalisasinya akan
Izin Pengedar Luar Negeri dilakukan pada tahun 2021

Rencana pencapaian target IKK tersebut di atas untuk periode tahun 2020
sebagai berikut: 4. Petunjuk teknis
5. Penetapan Kuota
penangkaran TSL dan 6. Pembagian kuota Ekspor
Penangkapan/Pengambilan
TARGET TAHUN 2020 menyusun Batas Maksimal
dan pedoman
Perusahaan dan pedoman
Pemanfaatan (BMP) hasil pelaksanaannya
IEDN/IELN/Izin Penangkaran/LK NSPK pelaksanaannya
NO SATKER penangkaran
(pada DIPA UPT) (pada DIPA Pusat)
1 2 3 4
5
1 DIREKTORAT KKH 7. Batas Maksimal
Pemanfaatan (BMP) Hasil
2 BBKSDA JABAR 2 Penangkaran dan pedoman
pelaksanaannya
3 BBKSDA JATIM 14
4 BBKSDA NTT  
5 BBKSDA PAPUA   2. Audit Penangkaran untuk penangkar berbadan usaha
6 BBKSDA PAPUA BARAT   3. Penyusunan Annual Report CITES Tahun 2019
7 BBKSDA RIAU  
8 BBKSDA SULSEL  
4. Penyusunan buku informasi bioprospeksi dari Kawasan
9 BBKSDA SUMUT 4 konservasi
10 BKSDA NAD   5. Rekomendasi aman lingkungan atas produk rekayasa
11 BKSDA BALI 11 genetik
12 BKSDA BENGKULU  
6. Kertas posisi konvensi/kerjasama bidang luar negeri
13 BKSDA JAKARTA 4
14 BKSDA JAMBI   7. Analisis resiko IAS
15 BKSDA JATENG 14
8. Pembinaan, Bimtek, Supervisi, dan Koordinasi terkait
16 BKSDA KALBAR 1
peredaran TSL, penangkaran TSL, dan keamanan hayati
17 BKSDA KALSEL
(zoonosis). Foto: Marsel Takasaheng
18 BKSDA KALTENG
19 BKSDA KALTIM B. Realisasi IKK dan anggaran yang mendukung pencapaian IKK tahun 2020
20 BKSDA MALUKU
Pencapaian target IKK 1800 entitas pemanfaatan tersebut diatas menjadi tanggung jawab
21 BKSDA NTB
Direktorat KKH dalam pengawasannya. Adapun capaian targetnya dilaksanakan bersama-sama
22 BKSDA SULTENG
dengan UPT (BBKSDA/
23 BKSDA SULTRA CAPAIAN
BKSDA) melalui DIPA masing- NO SATKER TAHUN KETERANGAN
24 BKSDA SULUT
masing satker. Pada periode 2020
25 BKSDA SUMBAR 1 DIREKTORAT 26 entitas • Standar Operasional Prosedur (3 dokumen)
26 BKSDA SUMSEL
tahun 2020, Direktorat KKH KKH
27 BKSDA YOGYAKARTA
melalui DIPA Satker Kantor • Kuota Pengambilan/Penangkapan TSL (1
dokumen)
JUMLAH 50 5 Pusat memiliki target entitas • Kuota Ekspor Perusahaan (17 dokumen)
JUMLAH TOTAL 55 pemanfaatan sebanyak 5 • Batas Maksimal Pemanfaatan Hasil
entitas. Dengan capaian/ penangkaran (3 dokumen)
• Sertifikat jaminan aman penangkaran (2
realisasi sebagai berikut: dokumen)
Capaian entitas pemanfaatan keanekaragaman spesies dan genetik

22 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 23
Detail 26 entitas pemanfaatan tersebut di Anggaran yang mendukung pencapaian IKK yang ditetapkan oleh Kementerian menyesuaikan kembali dengan ketentuan-
atas yaitu: tahun 2020 tersebut sebesar Rp. 2.467.369.000, Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ketentuan dalam UU tersebut.
1.Standar Operasional Prosedur sebanyak 3 dengan realisasi sebesar Rp. 2.446.479.981 serta turut juga melibatkan asosiasi serta b. Penyusunan NSPK berupa perdirjen KSDAE
dokumen yaitu: (99,15%), dengan rincian capaian kegiatan privat sektor yang memanfaatkan jenis yang
tentang penilaian kelayakan Izin pengedar
sebagai berikut: telah ditetapkan.
1) SOP Nomor: SOP.1/KKH/MJ/KSA.2/2/2020 (DN dan LN) dan evaluasi kelayakan Izin
tentang Tata Cara Penetapan dan Evaluasi a. Realisasi penyusunan NSPK sebagai berikut: 7)Pembagian kuota Ekspor Perusahaan
penangkaran yang masih belum selesai
Pembagian Kuota Ekspor Perusahaan TSL 1) Revisi peraturan bidang pemanfaatan jenis dan pedoman pelaksanaannya (selesai, 17
dokumen sebagaimana table dan keterangan di periode tahun 2020 dikarenakan masa
Hasil Pengambilan atau Penangkapan dari (masih berupa draft). Tahun 2020 Direktorat
Habitat Alam. KKH penyusunan NSPK antara lain: di atas) penyusunan yang singkat sejak terbitnya
8) Batas Maksimal Pemanfaatan (BMP) Hasil Renstra KSDAE di bulan agustus 2020.
2) SOP Nomor: SOP.2/KKH/MJ/KSA.2/4/2020 - Revisi Kepmenhut Nomor: 447/Kpts-
tentang Prosedur Penerbitan SATS-LN Selama II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan Penangkaran dan pedoman pelaksanaannya c. Kurang optimalnya penyusunan akibat
Masa Periode Pencegahan Penyebaran atau Penangkapan dan Peredaran TSL (selesai, 3 dokumen sebagaimana table dan pandemic covid-19 serta adanya kebijakan
COVID-19. keterangan di atas)
- Revisi Permenhut Nomor: P.19/Menhut- Pemerintah untuk realokasi anggaran untuk
3) SOP Nomor: SOP.3/KKH/MJ/KSA.2/9/2020 II/2005 tentang Penangkaran Jenis TSL b. Realisasi Audit Penangkaran untuk penangkar mendukung kegiatan mitigasi Covid-19
tentang Tata Cara Pelayanan Penerbitan SATS- berbadan usaha (selesai, 2 dokumen) melalui revisi antar satker.
- Revisi PermenLHK Nomor: P.106 Tahun
LN. 2018 tentang Jenis TSL dilindungi c. Realisasi Penyusunan Annual Report CITES d. Pada kondisi pandemic Covid-19 adanya
2.Kuota Pengambilan Tumbuhan Alam dan Tahun 2019 (selesai, 1 laporan) kebijakan untuk pembatasan aktivitas ke luar
- RapermenLHK tentang Tata Usaha
Penangkapan Satwa Liar Periode Tahun 2020 Peredaran Jenis Kayu Appendiks CITES d. Realisasi Penyusunan buku informasi daerah. Semua aktivitas visit ke lapangan
(Keputusan Dirjen KSDAE Nomor SK.1/KSDAE/ bioprospeksi dari Kawasan konservasi (selesai,
2)Standar operasional Prosedur/SOP (selesai, dibatasi dengan kondisi sangat prioritas yang
KKH/KSA.2/1/2020)
3 dokumen sebagaimana table dan keterangan 23 komoditi) bisa dilaksanakan, selain itu semua koordinasi
3.Kuota Ekspor Perusahaan sebanyak 17 di atas) e. Realisasi Kertas posisi konvensi/kerjasama dalam bentuk rapat dibatasi dan digantikan
dokumen (Keputusan Direktur KKH Nomor: 3-15,
3)Pedoman Penilaian Kelayakan Pelaksanaan bidang luar negeri (selesai, 7 dokumen) melalui virtual online sehingga berdampak
17, 26, 39 dan 123 yang meliputi komoditi: paha
katak, pakis, kulit buaya, sirip kering ikan hiu Izin Pengedar Dalam Negeri dan Izin Pengedar f. Realisasi Pembinaan, Bimtek, Supervisi, dan pada percepatan anggaran.
lanjaman, arwana irian, tanduk rusa, kulit reptile, Luar Negeri (masih berupa draft) Koordinasi antara lain:
ikan napoleon ranching, kura-kura dan labi-labi, 4)Pedoman penilaian keberhasilan 1) Bidang peredaran TSL,
lipan, reptile hidup konsumsi, RAM pets, karang penagkaran, yang finalisasinya akan dilakukan 2) Bidang penangkaran TSL,
hias, gaharu, stok sirip kering hiu dan pari, pasak pada tahun 2021 (masih berupa draft) 3) Bidang konvensi/kerjasama
bumi, dan gaharu buaya dan akar laka).
5)Petunjuk teknis penangkaran TSL dan internasional, dan
4.Batas Maksimal Pemanfaatan Hasil menyusun Batas Maksimal Pemanfaatan 4) Bidang sumber daya genetic
Penangkaran sebanyak 3 dokumen (Keputusan (BMP) hasil penangkaran (masih berupa draft)
Dirjen KSDAE Nomor 132, 224, dan 132, yang C. Penjelasan Capaian Kinerja:
6)Penetapan Kuota Penangkapan/ Target capaian kinerja entitas pemanfaatan
meliputi jenis Karang Hias, RAM Pets, dan Monyet
Pengambilan dan pedoman pelaksanaannya
Ekor Panjang). keanekaragaman spesies dan genetik TSL
(selesai, 1 dokumen sebagaimana table dan
5. Sertifikat jaminan aman penangkaran sebanyak keterangan di atas). Kegiatan penyusunan (IKK) periode tahun 2020 pada Direktorat KKH
2 dokumen sebagai berikut: kuota pengambilan tumbuhan alam dan sebanyak 5 entitas pemanfaatan, yang tercapai/
1) Sertifikat Jaminan Aman Penangkaran yang penangkapan satwa liar merupakan kegiatan terealisasi sebanyak 26 entitas, dengan realisasi
diberikan kepada CV. Bumi Makmur tanggal rutin yang dilaksanakan oleh Subdit Sumber anggaran sebesar 99,15% (detail capaian
27 Oktober 2020, telah memenuhi Standar Daya Genetik. Kegiatan ini merupakan kegiatan
sebagaimana telah dijelaskan di atas).
Kualifikasi Penangkaran untuk Jenis binturong pencatatan jumlah maksimal spesies atau
(Artistic binturong), bagian-bagian nya yang dapat dimanfaatkan Sedangkan target entitas pemanfaatan berupa
dalam 1 (satu) tahun, yang peruntukkannya NSPK lainnya yang belum selesai di periode tahun
2) Sertifikat Jaminan Aman Penangkaran yang
bisa digunakan untuk konsumsi, penelitian, 2020 (masih berupa draft) disebabkan karena:
diberikan kepada PT. Kayu Alam Jaya tanggal
dll. Kegiatan penyusunan kuota ini turut a. Disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja,
27 Oktober 2020, telah memenuhi Standar
melibatkan LIPI selaku Scientic Authority (SA)
Kualifikasi Penangkaran untuk Jenis musang sehingga seluruh peraturan teknis yang sudah
dalam melakukan kajian terkait jumlah kuota
pandan (Paradoxurus hermaphroditus). ada dan sedang dalam proses revisi harus Foto: Indra Hadiyana

24 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 25
Selain capaian IKK tersebut di atas, sasaran Milyar (target kontribusi dari TSL sebesar Rp. Gaharu dari jenis Aquilaria filaria,
program dan IKP juga tercapai secara optimal. 20 Milyar) tercapai sebesar 24,5 Milyar dari Aquilaria malaccensis, dan Gyrinops
Indikator Kinerja Program (IKP) berupa jumlah pemanfaatan TSL. 6 GAHARU 35 verstegii, eksportir Gaharu elah
tergabung dalam Asosiasi Gaharu
nilai ekspor pemanfaatan dari hasil penangkaran Adapun data dan informasi lainnya terkait Indonesia (ASGARIN)
sebesar Rp. 2 Trilyun, tercapai sebesar Rp. 4,9 dengan pelaksanaan pemanfaatan jenis TSL        
Trilyun (total nilai ekspor dari hasil alam dan Terkait dengan eksportasi TSL, jumlah pemegang 7 IKAN 72  
penangkaran adalah Rp. 10,8 Trilyun) dan Jumlah izin pengedar Luar Negeri (eksportir terdaftar)   Terdapat perusahaan yang memiliki
Arwana formosus 37 ijin edar LN lebih dari 1 jenis ikan.
nilai PNBP dari pemanfaatan jasa lingkungan tahun 2020 sebanyak 550 perusahaan dengan   Arwana Irian 7 Untuk komoditi Napoleon hasil
kawasan konservasi dan TSL sebesar Rp. 200 komoditi sebagai berikut:   Napoleon Alam ranching seluruhnya telah tergabung
8
  Napoleon Ranching dalam Perkumpulan Pembudidaya Ikan
6
Jumlah pemegang izin pengedar luar negeri tahun 2020 Napoleon Wrasse Propinsi Kepulauan
  Hiu dan Pari 13 Riau. Sedangkan untuk komoditi Hiu,
  Sapu Zebra 1 Pari, dan Teripang telah tergabung
JUMLAH
NO KOMODITI KETERANGAN   Clarion Angel 1 dalam PESIHIPINDO, PERMARINDO,
(UNIT)
dan PHPI
  Kuda Laut 3
         
1 AMPHIBI 24   Teripang 7
 
seluruh eksportir paha katak tergabung        
  Paha Katak 12
dalam Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan 8 KARANG HIAS 55  
Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Terdapat perusahaan yang memiliki
  Pet 12 dan seluruh eksportir pet tergabung dalam   Alam 36 ijin edar LN untuk karang hias alam
Asosiasi Penangkar dan Pengedar Reptil Pet dan transplantasi. Sebanyak 45
Indonesia (APPREPINDO) eksportir merupakan anggota Asosiasi
        Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia
Terdapat perusahaan yang memiliki ijin edar
2 ARTHROPODA 20   Transplantasi 48 (AKKII) dan sebanyak 10 eksportir
LN lebih dari 1 jenis Arthropoda
  Kupu-Kupu 2 merupakan anggota Kelompok
  Pembudidaya Karang Hias Nusantara
  Kepiting Kenari 4   (KPKHN).
  Lipan 12      
 
9 MAMALIA 30  
  Serangga (Pet) 1  
  Pet 18
  Serangga (kering) 1  
 
  Tanduk rusa 7  
       
Produk berupa kulit buaya dari jenis   Monyet 4  
Crocodilus porosus dan Crocodilus   Kanguru (kulit) 1  
3 BUAYA 23 novaguineae, eksportir yang telah tergabung
  Mammoth 1  
dalam Asosiasi Pengusaha Penangkar Buaya
Indonesia (APPBI) sebanyak 9 perusahaan        
      Molusca dari jenis Tridacna gigas,
  10 MOLUSCA 4 Tridacna squomasa, Tridacna corcea,
Produk pet dari jenis burung-burung paruh
4 BURUNG 46 Tridacna maxima dan Trochus niloticus
bengkok dan burung berkicau
       
  Pet 13  
11 REPTIL 95
  Sarang Burung Walet 33    
  Alam 87 Terdapat perusahaan yang memiliki
        izin edar LN untuk hasil tangkap alam
5 FLORA 25   dan penangkaran sekaligus. Komoditi
  Anggrek 4 Reptil yang diekspor dalam bentuk
 
  Vanilla 1 pet, kulit, dan hidup untuk konsumsi.
  Terdapat 3 asosiasi untuk komoditi
  Mahoni 9   Reptil yaitu Asosiasi Industri Reptil dan
  Penangkaran 20
  Pasak Bumi 3   Amphibi Indonesia (AIRAI), Asosiasi
  Minyak Tumbuhan 1 Pengusaha Kura-Kura dan Labi-Labi
  Konsumsi Indonesia (APEKLI) , dan
  Penghawar Jambi 1   Asosiasi Penangkar dan Pengedar
  Pakis 2   Reptil Pet Indonesia (APPREPINDO).
Akar Laka dan Gaharu        
  4
Buaya   12 SONOKELING 121
       
 
       
       
  JUMLAH 550  

26 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 27
Terkait dengan penangkaran, sampai Sementara itu berdasarkan pulau besar Jenis TSL lain yang banyak ditangkarkan Jenis ikan yang paling banyak ditangkarkan
dengan bulan Desember 2020, jumlah unit untuk Pulau Sumatera, unit penangkaran paling adalah mamalia, yaitu sejumlah 406 unit adalah jenis arwana atau siluk baik itu arwana
penangkar Indonesia tercatat sejumlah 1,449 banyak berada di wilayah kerja Balai KSDA penangkar. Jenis mamalia ini bervariasi mulai dari Kalimantan (Scleropages formosus) maupun
unit penangkar. Rincian jumlah unit penangkar Bengkulu sejumlah 61 unit penangkar, BBKSDA jenis rusa timor (Rusa timorensis), rusa sambar arwana irian (Scleropages jardinii). Jenis ikan
nasional tersebut diperinci berdasarkan propinsi Sumatera Utara sejumlah 34 unit penangkar dan (Rusa unicolor), rusa totol (Axis axis), binturong lainnya yang ditangkarkan adalah ikan napoleon
atau wilayah kerja Balai Besar/ Balai KSDA . BBKSDA Riau sejumlah 33 unit penangkar. Untuk (Arctictis binturong), musang pandan atau (Cheilinus undulatus). Secara nasional jumlah unit
Secara kumulatif nasional, unit penangkar yang wilayah Pulau Kalimantan paling banyak berada musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus), penangkar ikan yaitu 130 izin unit penangkaran.
paling banyak berada di wilayah kerja Balai di wilayah kerja Balai KSDA Kalimantan Barat berang-berang (Aonyx cinerea), monyet Wilayah kerja Balai KSDA Kalimantan Barat
KSDA Provinsi Jawa Tengah sejumlah 421 unit yaitu sejumlah 83 unit penangkar. Sementara ekor panjang (macaca fascicularis), kuskus merupakan UPT yang memiliki unit penangkar
penangkar. Selanjutnya wilayah Balai Besar itu untuk Pulau Sulawesi unit penangkar paling (Phalangeridae spp.) dan lainnya. Berdasarkan ikan paling banyak khususnya jenis siluk
KSDA Jawa Timur sejumlah 220 unit penangkar, banyak berada di wilayah kerja Balai Besar KSDA sebaran penangkar mamalia terdistribusi di Kalimantan yaitu sejumlah 75 unit penangkar.
Balai Besar KSDA Jawa Barat sejumlah 158 unit Sulawesi Selatan, yang mencakup 2 provinsi yaitu seluruh Balai Besar/ Balai KSDA Indonesia, penangkar yang Balai Besar KSDA Riau sejumlah
penangkar, serta Balai KSDA Bali sejumlah 119 Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat sejumlah 38 kecuali Balai Besar KSDA Papua. Paling banyak 22 unit penangkar, dan Balai KSDA DKI Jakarta
unit. unit penangkar unit penangkar mamalia berada di wilayah sebanyak 10 unit penangkar.
kerja Balai Besar KSDA Jawa Timur (87 unit
penangkar), Balai KSDA Jawa Tengah (56 unit
Jumlah Total: 1,449 penangkar), Balai Besar KSDA Jawa Barat (49
unit penangkar), dan Balai KSDA Nusa Tenggara
Barat (43 unit penangkar).

Jumlah Penangkaran Indonesia Untuk Setiap Taksa, sampai


dengan Desember 2020

Foto: Maria Adriani

Foto: Iar Amiet Pratama

Jumlah Unit Penangkaran Indonesia, per Provinsi dan per Taksa, data sampai dengan Desember 2020

Sementara itu berdasarkan taksa atau banyak berada di Kabupaten Klaten, sejumlah
jenis TSL yang ditangkarkan, aves atau burung 279 unit penangkaran burung (Desember 2020).
merupakan jenis yang paling banyak ditangkarkan Di Kabupaten Klaten sendiri tercatat sejumlah
dengan Izin yang diterbitkan yaitu sejumlah 720 227 unit penangkar Jalak Putih (Acridotheres
Izin. Secara nasional penangkaran aves cukup melanopterus atau Sturnus melanopterus) dan
merata di semua wilayah kerja UPT KSDAE, 219 unit penangkar Jalak Bali atau Curik Bali
dari total sejumlah 26 Balai Besar/ Balai KSDA (Leucopsar rothschildi). Jenis aves yang banyak
terdapat 20 UPT yang memiliki unit penangkar ditangkarkan selain Jalak Putih dan Jalak Bali
burung. Dari sejumlah 720 izin untuk aves adalah burung paruh bengkok, burung berkicau,
tersebut 354 berada di wilayah kerja Balai KSDA merak hijau (Pavo muticus), angsa hitam (Cignus
Jawa Tengah, 94 Balai Besar KSDA Jawa Timur, atratus), dan lainnya.
dan 69 Balai Besar KSDA Jawa Barat dan 71 Balai
KSDA Bali. Berdasarkan laporan dari Balai KSDA
Jawa Tengah, jumlah penangkar buring paling

28 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 29
Selama periode tahun Balai KSDA sebagaimana Tabel KSDA Jawa Barat sejumlah 32 Unit Penangkaran dengan Izin perorangan ‘Terjaminnya Pemanfaatan Keanekaragaman
2018 ke tahun 2019 terjadi 4. Penurunan tersebut terjadi unit penangkar, Balai Besar sebagaimana disebutkan pada Keputusan Menteri Spesies dan Genetik Tumbuhan Satwa Liar Yang
peningkatan jumlah unit pada sejumlah 13 Balai Besar/ KSDA Nusa Tenggara Timur Kehutanan Nomor SK.447/Kpts-II/2003 tentang Lestari dan Berkelanjutan’, dilakukan terhadap
pennagkar, namun periode Balai KSDA atau 50% dari total sejumlah 15 unit penagkar dan Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Unit Penangkar Non-Perorangan. Selama periode
tahun 2019 sampai tahun 2020 UPT Balai Besar/ Balai KSDA Balai KSDA Sumatera Selatan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar, tidak dapat tahun 2014 sampai dengan 2020 telah telah
jumlah unit penagkar turun seluruh Indonesia. Penurunan sejumlah 12 unit penagkar. mengurus Izin Edar. Karena Izin Edar diberikan dilakukan penilaian kelayakan penangkarang dan
sejumlah 70 unit dari 1,519 pada jumlah unit pennagkar Selainnya mengalami kenaikan kepada Unit Penangkar yang berbadan hukum diberikan Sertifikat Jaminan Kualitas Penangkar
tahun 2019 menjadi 1,449 unit terutama terjadi pada Balai jumlah unit penangkar ataupun seperti koperasi atau perusahaan berbentuk sejumlah 81 Unit Penangkar. Rincian per tahun.
penangkaran tahun 2020 (-4%), KSDA Jawa Tengah sejumlah tetap. Comanditaire Venootschap/ CV baik itu Penetapan standar kualifikasi penangkaran
detail per UPT Balai Besar/ 68 unit penangkar, Balai Besar Perseroan Terbatas/ PT ataupun Usaha Dagang/ dalam rangka perdagangan dilakukan untuk
Jumlah Unit Penangkaran Tahun 2019 dan Tahun 2020 untuk setiap UPT Balai Besar/ UD, Firma, Badan Usaha Milik Negara/ Daerah, jenis yang ditangkarkan dalam unit penangkaran.
Balai KSDA seluruh Indonesia dan lainnya. Izin Edar merupakan prasyarat Proses penetapan tersebut dilakukan melalui
JUMLAH UNIT PENANGKARAN bagi Unit Penangkar untuk menjual hasil kegiatan audit oleh tim berdasarkan SK Dirjen
No UPT KSDA penangkarannya baik itu di dalam negeri (Izin KSDAE. Penilaian kelayakan penangkaran/ audit
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020
1 BBKSDA SUMATERA UTARA 26 26 34 Edar Dalam Negeri/ IEDN) maupun luar negeri tersebut dilaksanakan pada unit penangkaran
2 BBKSDA RIAU 31 30 33 (Izin Edar Luar Negeri/ IELN). Sehingga untuk yang akan melakukan perdagangan ke luar negeri.
3 BBKSDA JAWA BARAT 190 190 158 Izin Penangkaran TSL Perorangan, selama belum Hasil penilaian ditetapkan oleh Dirjen KSDAE
4 BBKSDA JAWA TIMUR 107 179 220 memiliki badan usaha belum dapat menjual dalam bentuk sertifikat kualitas penangkaran
5 BBKSDA NUSA TENGGARA TIMUR 24 24 9 hasil penangkarannya, atau secara umum dapat yang berlaku untuk jangka waktu paling lama 2
6 BBKSDA SULAWESI SELATAN 34 34 38 disimpulkan Izin Penangkaran Perorangan tahun.
7 BBKSDA PAPUA 3 3 5 dibentuk bukan untuk tujuan komersial. Namun Jumlah sertifikat yang terbit tahun 2015 – 2020
8 BBKSDA PAPUA BARAT 8 3 10 demikian, penangkar perorangan ini dapat
9 BKSDA NANGGROE ACEH DARUSALAM 6 8 5 memanen hasil penangkarannya untuk souvenir NO. TAHUN JUMLAH SERTIFIKAT
10 BKSDA SUMATERA BARAT 1 1 1 maksimal SATS-DN ataupun SATS-LN yang 1 2015 11
11 BKSDA JAMBI 30 30 22 diterbitkan untuk sejumlah 2 individu. 2 2016 9
12 BKSDA SUMATERA SELATAN 31 31 19 Sehingga untuk mencapai target 3 2017 3
4 2018 51
13 BKSDA BENGKULU 63 62 61 indikator kinerja ‘Jumlah Entitas Pemanfaatan
5 2019 5
14 BKSDA DKI JAKARTA 40 40 40 Keanekaragaman Spesies dan Genetik TSL 6 2020 2
15 BKSDA JAWA TENGAH 419 489 421 (entitas)’ untuk mendukung sasaran kegiatan TOTAL 81
16 BKSDA D.I. YOGYAKARTA 31 31 34
17 BKSDA BALI 119 117 119
18 BKSDA NUSA TENGGARA BARAT 54 54 57
19 BKSDA KALIMANTAN BARAT 89 89 83
20 BKSDA KALIMANTAN TENGAH 14 14 13
21 BKSDA KALIMANTAN SELATAN 16 16 20
22 BKSDA KALIMANTAN TIMUR 11 11 10
23 BKSDA SULAWESI TENGAH 8 8 7
24 BKSDA SULAWESI TENGGARA 19 19 18
25 BKSDA SULAWESI UTARA 7 7 6
26 BKSDA MALUKU 3 3 6
JUMLAH TOTAL 1,384 1,519 1,449

Sejumlah 1,449 unit penangkar tersebut didasarkan atas izin yang dikeluarkan pihak
berwenang baik untuk perorangan ataupun non-perorangan (badan usaha maupun koperasi),
baik jenis yang dilindungi peraturan perundangan ataupun jenis yang tidak dilindungi peraturan
perundangan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa sebaimana lampirannya telah diubah melalui Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi. Saat ini Direktorat Konservasi Foto: TN Akatajawe Lolobata
Keanekaragaman Hayati belum dapat membedakan unit penangkar dengan Izin perorangan dan Izin
Non-Perorangan.
30 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 31
Pada tahun 2020, penilaian kelayakan Direktorat KKH khususnya pada IKK jumlah Direktorat KKH telah melakukan kegiatan1. Balai TN Gunung Ciremai
penangkaran dilakukan terhadap 2 Unit entitas pemanfaatan keanekaragaman spesies pendataan jenis spesies yang bernilai ekonomi Pemanfaatan 4 (empat) jenis bakteri:
Penangkar sehingga Sertifikat Jaminan Kualitas dan genetik TSL terbagi menjadi beberapa tinggi sejak tahun 2020 dengan melakukan Lysinibacilus fusiformis untuk Plant Growth
Penangkar tahun 2020 yang diterbitkan oleh komponen/ tahapan antara lain: data dan pendataan dari beberapa UPT Ditjen KSDAE yangPromoting Rhizobacteria (PGPR), Lecanicillus sp.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya informasi pemanfaatan kehati, pengembangan telah melakukan kajian pengembangan terhadap untuk anti hama tanaman, Pseudomonas syringae
Alam dan Eksosistem sejumlah 2 sertifikat. jenis bioprospecting dan rekomendasi spesies atau jenis tanaman yang berpotensi untuk anti frost, dan Penicillium sp. untuk
Sertifikat tersebut diberikan kepada 2 (dua) unit pemanfaatan bioprospecting. ekonomi tinggi. Saat ini terdapat 25 spesies yang
anti kekeringan sehingga dapat mendukung
penangkaran tumbuhan dan satwa liar (TSL) Kegiatan pengelolaan data dan informasi sudah terdata berpotensi ekonomi tinggi. pertanian sehat. Kegiatan pengembangan ini juga
yaitu: kehati beserta sebaran bioprospeksi termasuk Untuk komponen rekomendasi jenis melibatkan pakar mikroba dari Institut Pertanian
a. Sertifikat Jaminan Aman Penangkaran tanaman obat merupakan kegiatan pengumpulan bioprospeksi terdapat beberapa kegiatan yang Bogor (Dr. Suryo Wiyono).
yang diberikan kepada CV. Bumi Makmur
tanggal 27 Oktober 2020, telah memenuhi
Standar Kualifikasi Penangkaran untuk Bakteri Pseudomonas syringae untuk anti frost
Jenis binturong (Artistic binturong),
b. Sertifikat Jaminan Aman Penangkaran
yang diberikan kepada PT. Kayu Alam Jaya
tanggal 27 Oktober 2020, telah memenuhi
Standar Kualifikasi Penangkaran untuk
Jenis musang pandan (Paradoxurus
hermaphroditus).
Kedua unit penangkaran TSL tersebut telah
layak melakukan pemanfaatan hasil penangkaran
ke luar negeri karena telah lulus audit 2. Balai TN Gunung Rinjani
keberhasilan penangkaran yang dilaksanakan
Pengembangan budidaya jamur morel
oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman
(Morchella spp) di taman nasional sebagai
Hayati selaku (Manajemen Authority) bersama
bahan pangan bernilai ekonomi tinggi. Tahapan
LIPI sebagai (Scientific Authority) dan Unit
saat ini sudah dilakukan uji laboratorium
Pelaksana Teknis di daerah.
dan uji lapangan. Kegiatan pengembangan ini
D. Kegiatan pendukung yang menunjang bekerjasama dengan Badan Litbang dan Inovasi
keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian LHK (Prof. Dr. Maman Turjaman).
pernyataan kinerja antara lain yaitu:
data-data informasi kehati yang memiliki nilai telah dilaksanakan, antara lain: pengembangan
a.Realisasi Penyusunan Annual Report CITES ekonomi tinggi jika dikelola dan dimanfaatkan jenis bioprospecting. Untuk kegiatan ini subdit Jamur morel (Morchella spp)
Tahun 2019 (1 laporan) dengan baik. Berdasarkan Peraturan Menteri Sumber Daya Genetik telah menargetkan 5 (lima)
LHK Nomor: P.2/Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2018 entitas yang memiliki potensi nilai ekonomi
CITES Annual Report merupakan laporan
tentang Akses pada Sumber Daya Genetik tinggi jika dikelola dengan baik.
tahunan peredaran TSL yang termasuk
Spesies Liar dan Pembagian Keuntungan atas Direktorat KKH telah melakukan kegiatan
dalam Appendiks ke luar negeri yang wajib
pemanfaatannya. Kegiatan Bioprospeksi adalah fasilitasi pengembangan jenis spesies yang
disampaikan ke Sekretariat CITES di Jenewa-
kegiatan eksplorasi, ekstraksi dan penapisan bernilai ekonomi tinggi sejak tahun 2020
Swiss paling lambat tanggal 31 Oktober tiap
sumberdaya alam hayati untuk pemanfaatan dengan melakukan pendataan dari beberapa
tahunnya. CITES Annual Report tahun 2019 telah
secara komersial baik dari sumberdaya genetik, UPT Ditjen KSDAE yang telah melakukan kajian
disusun dan disampaikan ke Sekretariat CITES
spesies dan atau biokimia beserta turunannnya. pengembangan terhadap spesies atau jenis
melalui surat Direktur KKH No. S.526/KKH/MJ/
KSA.2/08/2020 tanggal 26 Agustus 2020. tanaman yang berpotensi ekonomi tinggi, antara
lain:
b.Realisasi Penyusunan buku informasi
bioprospeksi dari Kawasan konservasi (23
komoditi)
Dalam mendukung capaian IKK

32 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 33
3. Balai Besar KSDA NTT c.
Realisasi Kertas posisi konvensi/kerjasama 6) The Second Extraordinary Meeting of the • Mencari solusi atas isu-isu strategis
Penemuan senyawa kimia untuk anti bidang luar negeri (7 dokumen) Conference of the Parties to the Convention on keanekaragaman hayati terkait
kanker pada sponge jenis Candidaspongia sp. di Kertas posisi merupakan penjelasan Biological Diversity (ExCOP-2 CBD), the First pelaksanaan perundingan dan kerjasama
Taman Wisata Laut Teluk Kupang NTT. Tahapan tentang posisi atau sikap pada suatu isu dan extraordinary meeting of the Conference of the baik internasional maupun regional ke
saat ini sudah dilakukan uji laboratorium alasan mengapa dilakukan pengambilan sikap
dan uji lapangan. Kegiatan pengembangan ini Parties serving as the meeting of the Parties to daerah/UPT.
tersebut secara rasional. Target jumlah kertas
bekerjasama dengan Universitas Diponegoro posisi Indonesia dalam pertemuan Internasional the Cartagena Protocol on Biosafety (ExMOP-1 e. Peringatan IDB-2020 diselenggarakan oleh
(Agus Trianto, Ph.D; Andi Setiawan, Ph.D; Idam bidang perundingan perdagangan Internasional CP), and the First Extraordinary Meeting of KLHK c.q Direktorat KKH dengan 2 (dua) sesi
Setiawan, M.Sc) dan Universitas Ryushu Jepang berbasis Keanekaragaman Hayati selama tahun the Conference of the Parties serving as the webinar, yaitu:
(Prof. Kobayashi, Prof. Junichi Tanaka, dan Aigiri 2020 adalah sebanyak 7 kertas posisi dari target meeting of the Parties to the Nagoya Protocol 1. Webinar dengan tema Sains, Teknologi,
Arai, Ph.D). 4 kertas posisi sehingga realisasinya mencapai
on Access to Genetik Resources and the Fair Inovasi dalam Pengelolaan Keanekaragaman
175% yang berasal dari hasil pertemuan
Candidaspongia sp
internasional kegiatan Perundingan dan and Equitable Sharing of Benefits Arising Hayati Indonesia pada 18 Mei 2020. Tujuan
Kerjasama Internasional, yaitu : from their Utilization (ExMOP-1 NP) pada 16- sesi webinar ini adalah menyebarluaskan
1) The Second Meeting of the Working Group on 19 November 2020 secara virtual (Delegasi upaya pengelolaan spesies dan genetik
the Post-2020 Global Biodiversity Framework RI dipusatkan di Bogor). berbasis teknologi, inovasi-inovasi
pada 24-29 Februari 2020 di Roma, Italia. 7) Implementation of CITES in the European pengelolaan spesies dan genetik,
2) Implementation of CITES in the European Union-Consultation concerning the pemanfaatan genetik tumbuhan dan satwa
Union-Consultation concerning the importation from Indonesia into the EU of: dalam kehidupan sehari-hari. Pembicara
importation of maricultures corals and Monitoring lizard of the subgenus Varanus webinar berasal dari K/L dan mitra sesuai
oriental rat snake (Ptyas mucosusu) from (Hapturosaurus) spp., oriental rat snake dengan topik yang dibahas, sebagai berikut:
Indonesia into the EU pada 8 April 2020 (Ptyas mucosus), agarwood (Aquilaria • Pengelolaan kawasan konservasi (keynote
secara virtual. filaria), and coral pada 23 Desember 2020 speakers) oleh Ir. Wiratno, Dirjen KSDAE.
3) Preparation meeting for the Thirty-first secara virtual.d. Realisasi Pembinaan, • Teknologi dan inovasi dalam pengelolaan
4. Balai TN Merapi
meeting of the Animal Committee and the Bimtek, Supervisi, dan Koordinasi antara satwa liar oleh Dr. Iding Achmad Haidir,
Budidaya jenis Saninten/ Sarangan
Twenty-fifth meeting of the Plants Committee, lain: praktisi bidang satwa liar.
(Castanopsis argentea) untuk bahan pangan
ekonomi tinggi. Tahapan saat ini sudah CITES 2020 pada 8 Mei 2020 secara virtual 1. Bidang peredaran TSL sebanyak 4 kali yaitu • Teknologi dan inovasi dalam pemanfaatan
dilakukan uji laboratorium dan uji lapangan. (delegasi RI di Jakarta). di wilayah kerja BBKSDA Jawa Timur, BKSDA genetik satwa liar oleh Dr. Indi Damayanti,
Kegiatan pengembangan ini bekerjasama Bali, BKSDA Sumatera Selatan, dan BKSDA Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner
4) Implementation CITES meeting on Decision
dengan Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Maluku. Kementan.
Pemuliaan Tanaman Hutan KLHK (Dr. Ir. AYPBC 18.266 regarding Trade in Asian Elephants
(Elephas maximus), Decisions 18.281 to 18.285 2. Bidang penangkaran TSL sebanyak 1 kali • Teknologi dan inovasi pada media
Widyatmoko, M.Agr)
regarding Helmeted hornbill (Rhinoplax 3. Bidang sumber daya genetik sebanyak 2 kali komunikasi yang dapat mendukung
Saninten/sarangan (Castanopsis argentea) vigil), Decision 18.100-109 regarding illegal 4. Bidang konvensi/kerjasama internasional, pengelolaan spesies dan genetik
trade on Asian Big Cats (Felidae spp.) pada 12 Koordinasi dilaksanakan di beberapa oleh Paquita Wijaya, pemerhati
Mei 2020 secara virtual. daerah, antara lain: Jawa Barat, Jawa Tengah, keanekaragaman hayati.
5) The 7th ASEAN Heritage Park Committee Jawa Timur, Kalimantan Timur, Yogyakarta, • Moderator webinar adalah Brigitta
Meeting (AHP-CM) pada 19-20 Oktober 2020 Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Isworo Laksmi, jurnalis.
dan The 30th ASEAN Working Group on Nature Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Conservation and Biodiversity (AWGNCB) Utara, Papua, Banten dan Jakarta.
pada 21-22 Oktober 2020 secara virtual Tujuan dari pelaksanaan kegiatan koordinasi
(Indonesia sebagai hosting dan Delegasi RI adalah untuk:
dipusatkan di Jakarta). • Mengkomunikasikan hasil-hasil
perundingan dan kerjasama baik
internasional maupun regional terkait
keanekaragaman hayati ke daerah/UPT.
34 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 35
2. Webinar dengan tema Have we really life bekerjasama dengan UNDP pada 19 Mei Indonesia telah setiap negara anggota CITES CITES. Selanjutnya data
in harmony with nature? pada tanggal 2020. bergabung dengan CITES wajib menyerahkan laporan digunakan dalam penelitian
(Convention on International perdagangan ilegal tahunan global International Consortium
16 Juni 2020. Tujuan webinar adalah •Webinar dengan tema Biodiversity
Trade in Endangered Species (31 Oktober setiap tahun) on Combating Wildlife Crime
meningkatkan kesadaran publik tentang Nusantara diselenggarakan oleh LIPI of Wild Fauna and Flora) sejak kepada Sekretariat CITES (ICCWC) dan analisis studi
pentingnya dan potensi keanekaragaman pada 27 Mei 2020. tahun 1973. Perdagangan sesuai dengan format laporan tentang kejahatan terhadap
hayati untuk mendukung ketahanan pangan illegal di seluruh dunia sudah dari sekretariat. Indonesia satwa liar dan hutan. Laporan ini
dan kesejahteraan masyarakat. Pembicara f. Penentuan otorita pengelola (Management pada tahap yang mencemaskan sendiri telah mengirimkan mengulas secara umum tentang
dan mendorong percepatan Laporan Illegal Wildlife Trade profil perdagangan ilegal yang
webinar berasal dari K/L dan mitra sesuai Authority/ MA) CITES jenis ikan pada 30 April
kepunahan species. Oleh karena Indonesia tahun 2016, 2017, berhasil digagalkan oleh instansi
dengan topik yang dibahas, sebagai berikut: 2020 dan 27 Mei 2020 (virtual). itu Pertemuan Para Pihak (COP) 2018 dan 2019. Laporan yang bertanggungjawab dalam
•Potensi keanekaragaman Indonesia g.Penyusunan dokumen Review of Significant CITES ke-17 telah mengadopsi tersebut sebagai alat bantu pencegahan dan penegakan
(keynote speakers) oleh Ir. Wiratno, Dirjen Trade in Specimens of Appendix-II species Resolution Conf. 11.17 (Rev. untuk memantau implementasi hukum perdagangan tumbuhan
KSDAE. [Resolution Conf.12.8 (Rev.CoP18)] Indonesia COP18). Resolution Conf. 11.17 konvensi pada perdagangan satwa liar (TSL) illegal.
(Rev. COP17) menyatakan tingkat internasional jenis-jenis
•Partnership dalam meningkatkan pada 7 Agustus 2020 secara luring di Bogor)
bahwa mulai tahun 2017 yang masuk dalam lampiran
eksplorasi dan nilai keanekaragaman dan pada 10 November 2020 secara daring.
hayati bagi kesejahteraan masyarakat h.The Special Virtual Sessions for the
oleh Kuswandono, S.Hut, MP, Kepala Balai Subsidiary Body on Scientific, Technical and
TN Ciremai. Technological Advice and the Subsidiary Body
•“Forgotten Food Biodiversity”: Marketing on Implementation (SBSTTA-24) and the
and branding produk masyarakat adat Third Subsidiary Body on Implementation
untuk meningkatkan nilai kehati sebagai (SBI-3) pada 15-18 September 2020 secara
bentuk equitable and fair benefit oleh virtual (Delegasi RI dipusatkan di Samarinda,
Helianti Hilman, pendiri PT Javara yang Kalimantan Timur).
fokus pada pengembangan produk lokal i. Penyusunan laporan Annual illegal trade tahun
Indonesia ke luar negeri. 2019 sebagai tindak lanjut atas hasil keputusan
•Dukungan Keanekaragaman Tanaman COP 17 CITES Resolution Conf.11.17 (Rev.
untuk Penyediaan Pangan Berkualitas COP18) pada 9 Juni 2020 secara virtual dan
oleh Mastur, PhD, Kepala Balai Besar pada 5 November 2020 secara luring di Bogor.
Biogen-Kementan.
•Food biodiversity dalam perspektif
International oleh Dr. Ageng Herianto,
perwakilan FAO Indonesia.
•Closing statement: Direktur Konservasi
Keanekaragaman Hayati.
•Moderator webinar adalah Latipah
Hendarti, Praktisi dan peneliti lingkungan
hidup dan sumber daya alam dari DETARA
Foundation.
Selain ini Webinar IDB 2020 dilakukan oleh
mitra yang bekerjasama dengan Direktorat
KKH, antara lain:
•Webinar dengan tema Pendanaan
Foto: BKSDA Riau
Keanekaragaman Hayati Pasca 2020

36 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 37
Temuan kunci dan implikasi dari annual illegal trade tahun 2019, sebagai berikut: 2. Nilai Ekspor
Rekapitulasi devisa negara tahun 2014-2020
Jumlah devisa ekspor Tumbuhan dan
Satwa Liar (TSL) Tahun 2020 sebesar Rp.
Terjadi peningkatan kasus perdagangan illegal
Spesimen yang diperdagangkan berupa jenis 10.791.681.563.677,- dengan rincian sebagai
TSL yang berhasil dicegah tahun 2018-2019
hidup maupun specimen mati dan produk
dari 171 kasus menjadi 276 kasus dengan berikut :
turunannya seperti tubuh, telur, tanduk,
kerugian negara diperkirakan mencapai 10,5
sarang, karapas, kulit, tengkorak, maupun
miliar pada tahun 2018 dan meningkat 89,4
miliar pada 2019.
gading. Ekspor hasil dari habitat alam Rp.
5.907.150.897.618,-
Ekspor hasil dari penangkaran Rp.
Denda dan hukuman penjara akibat peredaran 4.884.530.666.059,-
Negara tujuan ekspor paling tinggi yaitu
TSL illegal maksimal adalah hukuman 4 bulan
Singapura, Rusia, Hongkong, dan Malaysia
penjara plus denda USD 352, 6 bulan penjara
dengan lokasi penangkapan kasus paling
dan denda USD 6.534,6 serta 10 bulan penjara
banyak terjadi di Jakarta dan Denpasar.
dengan denda USD 3.500. F. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan
atau peningkatan/penurunan kinerja, Analisis
j. The Special Virtual Session of the SBSTTA-24 (target jangka menengah) dan Perbandingan program/ kegiatan yang menunjang pernyataan
and the SBI-3 on Biodiversity, One Health and realisasi kinerja tahun 2020 dengan target dalam kinerja, keberhasilan/kegagalan, alternatif solusi/
COVID-19 pada 15-16 Desember 2020 secara standar nasional (jika ada) (perbandingan upaya tindak lanjut yang telah dilaksanakan serta
virtual. data capaian disajikan dalam bentuk grafik/ dicantumkan efisiensi penggunaan sumber daya
E. Perbandingan data capaian tahun ini dengan infografis disertakan penjelasan pada setiap Peningkatan capaian baik capaian IKK Balai KSDA sebagai Pembina teknis secara
target tahun ini, dan beberapa tahun terakhir grafik/ infografis) maupun IKP disebabkan beberapa faktor sebagai langsung kepada unit penangkaran di wilayah
kerjanya untuk secara pro aktif melakukan
1.PNBP berikut:
‘jemput bola’ kepada pemilik izin penengkaran
Rekapitulasi capaian PNBP TSL tahun a. Optimalisasi pelayanan public pemanfaatan
PNBP pemanfaatan TSL dalam negeri dan luar negeri tahun 2020 supaya segera melakukan perpanjangan Izin.
2014-2020 TSL di masa pandemic covid-19 pada level
Disisi lain jumlah sertifikasi unit penangkar
UPT dan pusat melalui arahan-arahan yang melakukan peredaran satwa liar dan
teknis secara tertulis oleh Dirjen/Dir.KKH tumbuhan alam keluar negeri sampai dengan
dan adanya SOP yang telah diterapkan. tahun 2020 sejumlah 81 Unit Penangkar,
b. Koordinasi dan komunikasi yang harmonis Hal ini artinya bertambahnya jumlah unit
penangkar yang telah dilakukan audit dan
dengan K/L terkait dalam hal regulasi dan
diberikan Sertifikat Jaminan Kualitas Penangkar
kebijakan di bidang pemanfaatan TSL untuk melakukan peredaran dan perdagangan
c. Pembinaan dan pengawasan pemerintah tumbuhan dan satwa liar keluar negeri.
terhadap kegiatan pemanfaatan TSL yang Diharapkan hal ini akan meningkatkan PNBP
dilakukan oleh para pelaku usaha secara dan devisa bagi negara Indonesia. Pencapaian
ini akan mendukung indicator kinerja Direktorat
intensif.
Konservasi Keanegaragaman Hayati yaitu
d. Melakukan realokasi anggaran menjadi peningkatan jumlah nilai ekspor pemanfaatan
aktivitas yang dapat dilaksanakan dalam tumbuhan dan satwa liar dari hasil penangkaran.
kondisi pandemic seperti membatasi Selain itu lemahnya pencatatan terhadap
pertemuan dengan instansi lain melalui jumlah unit penangkar yang telah melakukan
media online (virtual). pelepastiaran ke habitat alaminya. Kedepan
Adapun Penyebab penurunan jumlah kekurangan ini akan diperbaiki oleh Seksi
unit penangkar tahun 2018 dan 2019 ke tahun
Penangkaran Jenis TSL.
2020 dikarenakan Pemilik Izin Unit Penangkar
Jenis TSL yang telah habis masa berlakunya
tidak melakukan perpangangan izin atas unit
penangkaran tersebut. Untuk kedepan dalam
mengatasi permasalahan ini akan dilakukan
komunikasi yang intensif dengan Balai Besar/

38 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 39
Berdasarkan uraian tercapai sebesar 59 entitas dari kondisi dengan menyiapkan 3. Jumlah entitas perlindungan dan lembaga konservasi.
kegiatan diatas, maka target target sebesar 1.800 entitas berbagai NSPK sebagaimana pengawetan keanekaragaman spesies Lembaga Konservasi adalah lembaga yang
Indikator Kinerja Kegiatan (komulatif selama 5 (lima) telah diuraikan diatas, untuk dan genetik TSL bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan
jumlah entitas pemanfaatan tahun dari 2020-2024). Hal pencapaian entitas sebesar atau satwa di luar habitatnya (ex situ), baik
keanekaragaman spesies dan ini dikarenakan pada tahun 1.800 secara akumulatif yang Pada tahun 2020 tercapai sebesar 119
berupa lembaga pemerintah maupun lembaga
genetic TSL pada tahun 2020 2020 merupakan tahap pra dicapai pada tahun 2024. entitas dari target Indikator Kinerja Kegiatan pada non pemerintah. Pengawetan tumbuhan dan
jumlah entitas perlindungan dan pengawetan satwa di luar habitatnya adalah upaya menjaga
keanekaragaman spesies dan genetic TSL sebesar tumbuhan dan satwa supaya tidak punah.
1.000 entitas (komulatif selama 5 tahun dari Kegiatan terkait lembaga konservasi
2020-2024), dengan kegiatan sebagai berikut: untuk mendukung capaian target IKK antara
 Target IKK dan anggaran yang mendukung lain penilaian lembaga konservasi, ijin lembaga
konservasi, ijin perolehan satwa koleksi lembaga
pencapaian IKK tahun 2020
konservasi serta evaluasi lembaga konservasi.
Pengawetan sebagaimana disebutkan di
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun Untuk tahun 2020, komponen kegiatan
1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan penilaian lembaga konservasi mendapatkan
Satwa merupakan upaya untuk menjaga agar anggaran sebanyak Rp. 242.825.000,- (Dua ratus
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa empat puluh dua juta delapan ratus dua puluh
beserta ekosistemnya baik di dalam maupun di lima ribu rupiah) untuk melaksanakan kegiatan
luar habitatnya tidak punah Upaya pengawetan evaluasi lembaga konservasi, bimbingan teknis
tersebut bisa dilakukan di dalam habitat lembaga konservasi, penyusunan NSPK dan juga
maupun di luar habitat antara lain penyelamatan kegiatan pembinaan dan koordinasi
tumbuhan dan satwa, penanganan invasive
spesies, penelitian dan pengembangan, dan

Penilaian kelayakan Lembaga Konservasi


No Indikator Realisasi Realisasi Anggaran Realisasi Realisasi
Kinerja IKK IKK IKK (Rp) anggaran anggaran
% %
2 Penilaian 12 unit 60% 242.825.000 240.068.400 98,86%
Kelayakan
Lembaga
Konservasi
di Indonesia
sebanyak 20
unit Lembgaa
Konservasi

Penjelasan Capaian
Capaian kegiatan penilaian kelayakan mengurangi kegiatan ke luar wilayah. Meskipin
lembaga konservasi pada tahun 2020 merupakan demikian, melalui surat Direktur Konservasi
kegiatan penilaian yang dilakukan secara mandiri Keanekaragaman Hayati Nomor S.418/KKH/
(self assesment) oleh lembaga konservasi. Hal AJ/KSA.2/07/2020 tanggal 15 Juli 2020 tentang
ini dikarenakan pada tahun 2020, anggaran Penilaian Mandiri (Self Assesment) Pengelolaan
untuk melakukan kegiatan penilaian lembaga Lembaga Konservasi telah disampaikan kepada
konservasi oleh tim eksternal tidak mencukupi seluruh UPT BKSDA yang menjadi pembina
serta kondisi negara yang sejak Maret 2020 wilayah lembaga konservasi.
mengalami pandemic COVID 19 sehingga
Foto: Indra Hadiyana

40 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 41
Pada tahun 2020, jumlah lembaga konservasi (LK)
yang melakukan penilaian mandiri melalui link http://bit.ly/
SelfAssesmentLK sebanyak 12 unit LK dari 20 unit LK target tahun
2020 dan dari 81 unit LK yang telah memiliki ijin pengelolaan
Lembaga Konservasi. Sesuai dengan Pasal 82 Peraturan Menteri
LHK Nomor P.22/MENLHK/SET/KUM.1/5/2019 tentang
Lembaga Konservasi, Direktur Jenderal melakukan penilaian
terhadap lembaga konservasi melalui penilaian secara internal
(self assesment) dan penilaian secara eksternal oleh tim yang
dibentuk Dirjen KSDAE.
Penilaian terhadap lembaga konservasi telah dilakukan
sejak kurun waktu 2011-2014 terhadap 30 lembaga konservasi
dan 1 lembaga konservasi pada tahun 2019.

Daftar Lembaga Konservasi yang melakukan Self Assesment

No Nama Lembaga Konservasi Bentuk LK Propinsi


1 Fauna land Ancol Taman Satwa DKI Jakarta
2 PT. Jakarta Aquarium Indonesia Taman Satwa DKI Jakarta
3 TRMS Serulingmas Taman Satwa Jawa Tengah
Banjarnegara

4 Koperasi Jasa Bina Satwa Taman Satwa Jawa Tengah


Sejahtera (Gajah Mungkur)
5 Lembah Hijau Taman Satwa Lampung
6 Safari Lagoi Bintan Taman Safari Kep. Riau
7 PT. Batam Island Marina Taman Satwa Kep. Riau
8 Taman Satwa Taru Jurug Taman Satwa Jawa Tengah
9 Taman Safari Indonesa III Taman Safari Jawa Timur
10 PT. Wisata Reksa Gajah Perdana Taman Satwa Bali
11 Bali Bird Park Taman Satwa Bali
12 Ndayu Alam Asri Taman Satwa Jawa Tengah

Foto: Donny C Herry

42 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 43
Kegiatan pendukung yang menunjang jumlah koleksi satwa di Lembaga Konservasi dan cukupnya dukungan anggaran dana untuk Untuk mencapai target penilaian lembaga
keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian konservasi tahun 2020, kegiatan penilaian
pergerakan perpindahan satwa antar lembaga memobilitasi tim penilai lembaga konservasi
dilakukan secara internal (sefl assessment) oleh
pernyataan kinerja konservasi. melakukan penilaian secara langsung di lembaga LK tersebut dengan mengisi link http://bit.ly/
Upaya yang dilakukan untuk mendukung Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan konservasi sebagaimana Peraturan Direktur SelfAssesmentLK sebagaimana surat Direktur
capaian IKK terkait perlindungan dan pengawetan atau peningkatan/penurunan kinerja, Jenderal PHKA Nomor P.6/IV-SET/2011. Selain Konservasi Keanekaragaman Hayati Nomor
genetic dan spesies TSL khususnya di luar Analisis program/ kegiatan yang menunjang kondisi pandemic COVID 19 di Indonesia S.481/KKH/AJ/KSA.2/7/2020 tanggal 15 Juli
habitatnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah 2020 tentang Penilaian Mandiri (Self Assesment)
pernyataan kinerja, keberhasilan/kegagalan, menyebabkan penutupan semua operasional
Pengelolaan Lembaga Konservasi.
Nomor 7 Tahun 1999 serta Peraturan Menteri alternatif solusi/ upaya tindak lanjut yang lembaga konservasi di Indonesia sejak Maret
LHK Nomor P.22/MENLHK/SET/KUM.1/5/2019 Terkait bantuan bagi lembaga konservasi
telah dilaksanakan serta dicantumkan 2020 dari semua kunjungan yang mengakibatkan
yang terdapak covid 19, Direktur Jenderal
tentang Lembaga Konservasi antara lain : efisiensi penggunaan sumber daya penurunan pendapatan LK untuk mengelola KSDAE juga telah melakukan beberapa upaya
1. Evaluasi dan pembinaan Lembaga Tidak tercapainya target penilaian satwa dan pegawainya. agar kesejahteraan satwa di lembaga konservasi
Konservasi, pada tahun 2020 telah dilakukan lembaga konservasi secara eksternal oleh tim tetap terjaga antara lain :
evaluasi terhadap 20 lembaga konservasi yang dibentuk Dirjen KSDAE disebabkan tidak 1. Kementerian LHK cq Ditjen KSDAE melalui
umum terkait pengelolaan lembaga UPT di beberapa Provinsi telah melakukan
konservasi selama masa pandemic COVID anggaran APBN untuk dialokasikan menjadi
19 serta evaluasi terhadap 7 (tujuh) LK bantuan pakan dan obat-obatan untuk LK
khusus yaitu Pusat Suaka Satwa Elang Jawa, yang diatur malalui Peraturan Dirjen KSDAE
Suaka Satwa HS Barumun, Pusat Rehabilitasi No. P.1/KSDAE/KKH/KSDA.2/4/2020
Harimau Sumatera Dhamasraya, ASTI, tanggal 30 April 2020 tentang Petunjuk
Cikananga, ALOBI, dan Pusat Konservasi Teknis Pengadaan Pakan Satwa Dan Obat-
Elang Kamojang. Obatan untuk Satwa Di Lembaga Konservasi
2. Terbitnya ijin 8 (delapan) lembaga Terdampak Covid 19;
konservasi baru selama tahun 2020 yaitu 2. Bersama dengan Perhimpunan Kebun
CV. Gurun Putih Lestari (Aceh), Nuansa Binatang Indonesia (KSDAE) juga telah
Foto: Direktorat KKH
Alam Nusantara (Sumatera Utara), PT. Bumi berkoordinasi dalam hal penggalangan
Lestari Utama (Bali), PT. Segara Alunan Bayu dana dari publik untuk membantu LK yang
Ayu (Bali), CV. Satwa Lestari Jaya, PT. Taman mengalami kesulitas dalam pengelolaan
Satwa Semarang (Jawa Tengah), PT. Suaka satwa.
Alam Satwa, PT. Cagar Alam Cikao (Jawa 3. Terhadap satwa negara yang dititipkan di
Barat). LK sebagai barang bukti atau rampasan
3. Ijin Perolehan Satwa Koleksi bagi Lembaga hasil penegakan hukum serta hasil
Konservasi selama tahun 2020 sebanyak 3 penyerahan masyarakat, maka apabila
ijin telah siap dilepasliarkan dihimbau untuk
4. Bimbingan teknis terkait kandang satwa segera dilepasliarkan untuk mengurangi
sesuai dengan kesejahteraan satwa beban LK dalam pemeliharaan satwa, yang
bekerjasama dengan PKBSI sebagai pelaksanaanya mengikuti Surat Edaran
narasumber. Bimbingan teknis dilaksanakan Dirjen KSDAE No. SE.8/KSDAE/KKH/
secara virtual bagi UPT KSDA dan dilakukan KSA.2/5/2020 tentang Petunjuk Teknis
sebanyak 4 kali. Pelepasliaran Satwa Liar Di Masa Pandemi
5. Pengembangan database sistem informasi Covid 19.
dan monitoring lembaga konservasi
Indonesia (SIMILKI) untuk memantau

44 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 45
a. Memberikan dukungan kebijakan kepada LK Penyebaran Penyakit Yang Bersifat Target dan realisasi tidak dituliskan di dalam table karena mulai tahun 2020, IKK yang digunakan
umum berupa surat permohonan relaksasi Penyakit Baru (PIB) dan Zoonosis; mengacu pada Renstra KSDAE 2020-2024 yang sangat jauh berbeda dengan renstra sebelumnya
(2015-2019). Banyak perubahan tentang format IKK, Komponen dan Sub Komponen.
Pajak dan surat kepada Dirjen Perhubungan • Surat No. SE.4/KSDAE/KKH/KSA/4/2020
Darat Kementerian Perhubungan dan tanggal 9 April 2020 tentang Panduan Target dan Realisasi IKK dan anggaran yang mendukung pencapaian IKK tahun 2020
Kakorlantas Mabes POLRI No.311/ Teknis Pencegahan Penularan Covid 19 Realisasi
IKK Komponen Sub Komponen Pagu (Rp)
KSDAE/KKH/KSA.2/5/2020 tanggal 6 Mei Pada Manusia dan Satwa Liar di Lembaga IKK KH
Luas kawasan yang 20 entitas Pengelolaan Penyusunan NSPK 25.975.000
2020 perihal Permohonan Pengecualian Konervasi Umum, Lembaga Konservasi diinventarisasi Zoonosis dan IAS Bidang Keamanan
dan diverifikasi Hayati IAS
Transportasi Pengadaan Pakan Satwa di Khusus dan Penangkaran. dengan nilai
Inventarisasi IAS dan 67.000.000
Kebun Binatang yang dimohon oleh PKBSI. • Surat No. SE.8/KSDAE/KKH/ keanekaragaman
Pembuatan ARL IAS
hayati tinggi
b. Dukungan kebijakan juga telah kami lakukan KSA.2/5/2020 tentang Petunjuk Teknis secara partisipatif Sosialisasi Pengelolaan 122.325.000
agar setiap LK mengikuti kaidah protokol Pelepasliaran Satwa Liar Di Masa Pandemi di dalam dan di IAS
luar kawasan
kesehatan pencegahan Covid 19 melalui Covid 19. konservasi
Supervisi dan 48.000.000
Pengendalian IAS
Surat Edaran kepada seluruh UPT KSDAE Dalam rangka mencapai target IKK
Bimtek Pengelolaan 85.930.000
yaitu: Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Zoonosis
Subdit Keamanan Hayati telah melaksanakan
• Surat No. S.150/KSDAE/KKH/KSA.2/2/20 Supervisi dan 70.800.000
beberapa kegiatan yang mendukung pencapaian Pengendalian Zoonosis
tanggal 7 Februari 2020 tentang IKK tersebut, sesuai dengan tugas pokok dan Jumlah entitas 7 entitas Pengembangan Operasional Komisi 691.650.000
perlindungan dan operasional Keamanan Hayati
Kewaspadaan Dampak Novel Corona Virus fungsinya yaitu keamanan hayati produk dan pengawetan Komisi
kepada UPT KSDAE; rekayasa genetik (PRG), spesies asing invasive keanekaragaman Keamanan
dan zoonosis. spesies dan Hayati
• Surat No. 251/KSDAE/KKH/KSA.2/2020
genetic TSL
tanggal 17 Maret 2020 perihal Pencegahan Rekomendasi NSPK Implementasi 31.400.000
Kajian Keamanan Protokol Cartagena
Ringkasan kegiatan Sub Direktorat Keamanan Hayati tahun 2020 Lingkungan Implementasi Protokol 55.450.000
Produk Rekayasa Cartagena
IKK Komponen Sub Komponen Uraian Kegiatan Genetik

Luas kawasan yang Pengelolaan Penyusunan NSPK Kajian revisi lampiran Pengelolaan Zoonosis dan IAS:
diinventarisasi Zoonosis dan IAS Bidang Keamanan PermenLHK P. 48/2016
dan diverifikasi Hayati IAS tentang IAS Untuk pengelolaan zoonosis, target di BTN Kelimutu. Realisasi yang tercapai hanya 2
dengan nilai Inventarisasi IAS dan ARL IAS di Taman Nasional
keanekaragaman tahun 2020 adalah sebanyak 3 unit UPT lingkup UPT yakni BTN Gn. Palung dan BTN Kelimutu,
Pembuatan ARL IAS Gunung Ciremai
hayati tinggi secara KSDAE yang harus mengimplementasikan sedangkan BTN Gn. Ciremai tidak terealisasi
partisipatif di dalam Sosialisasi Sosialisasi IAS dan Zoonosis
dan di luar kawasan Pengelolaan IAS di Makassar Sistem Pelaporan Kesehatan Satwa Liar, yakni karena anggaran terkait penyusunan dokumen
konservasi Supervisi dan Perjalanan Petugas ke TN BKSDA Aceh, BKSDA Bali dan BBTN Lore Lindu. analisa resiko jenis invasif dikurangi sehingga
Pengendalian IAS Gunung Ciremai, TNGGP,
TNGHS Ternyata realisasi di tahun 2020 melebihi target tidak memungkinkan melakukan kegiatan dan
Bimtek Pengelolaan Bimtek virtual sehat Satli, (200%) dimaa tercapai 6 unit UPT dengan adanya hanya melakukan kegiatan identifikasi dan
Zoonosis
Supervisi dan Lampung, Jogja, Jawa
penambahan 3 UPT lainnya yakni BBKSDA inventasrisasi jenis invasif. ini. Meskipun begitu,
Pengendalian Tengah, Bandung, Sukabumi, Suamtera Utara, BBKSDA NTT dan BT Way bimtek terkait penyusunan dokumen analisa
Zoonosis Bogor
Kambas. Hal ini disebabkan pelatihan menjadi resiko jenis invasif di BTN GN. Ciremai tetap
Jumlah entitas Pengembangan Operasional Komisi Honor Anggota dan
perlindungan dan operasional Keamanan Hayati Sekretariat KKH PRG, Rapat online atau virtual sehingga memungkinkan dilaksanakn. Diharapkan di tahun 2021, BTN
dan pengawetan Komisi Pleno 9X, Supervisi LUT adanya penabahan peserta, walaupun efektifitas GN. Ciremai dapat melanjutkan penyusunan
keanekaragaman Keamanan ke Jember, Supervisi LUT
spesies dan genetic Hayati Kentang di Balitsa Lembang dan optimasi tetap dijaga dimana pelatihan dokumen analisa resiko jenis invasif.
TSL Rekomendasi NSPK Implementasi FGD Kajian Kebutuhan
hanya dilakukan 2 batch dimana 1 batch
Kajian Keamanan Protokol Cartagena Revisi PP 21/2005 dan
Lingkungan Kajian Kebijakan Genom dibatasi 20 orang peserta. Sedangkan untuk
Produk Rekayasa Editing
Implementasi FGD Kajian Nagoya pengelolaan IAS, target di tahun 2020 adalah 3
Genetik
Protokol Cartagena Kualalumpur Supplementary UPT yakni BTN Gn. Palung, BTN Gn. Ciremai dan
Protocol, Updating BCH

46 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 47
A. Penyusunan NSPK Bidang Keamanan Kegiatan pelatihan analisa resiko jenis invasif pada Kawasan Pelestarian Alam dan Suaka D. Supervisi dan Pengendalian IAS
Hayati IAS untuk para petugas lapangan di Taman Nasional Alam”; dan 2) Sosialisasi terkait Pencegahan Kegiatan supervisi dan pengendalian
Pada tahun 2020, untuk Penyusunan Gunung Ciremai ini berlangsung selama 2 hari di dan Pengendalian Zoonosis pada Satwa Liar di jenis invasif bertujuan untuk monitoring dan
NSPK Bidang Keamanan Hayati IAS dilakukan tanggal 25-26 Agustus 2020. Indonesia termasuk kewaspadaan menghadapai mengevaluasi kegiatan pengelolaan jenis invasif
kajian revisi lampiran PermenLHK P. 48/2016 Perbandingan dengan tahun 2019; virus Corona (COVID 19) di lingkup UPT KLHK. di kawasan konservasi. Di tahun 2020, dilakukan
tentang IAS dengan cara mengadakan FGD Jika dibandingkan dengan tahun 2019 maka Kegiatan ini melibatkan peserta sebanyak 60 perjalanan dalam rangka supervisi dan
dengen stakeholder terkait. FGD dilakukan pencapaian kegiatan Inventarisasi IAS dan orang yang terdiri dari perwakilan UPT Lingkup pengendalian jenis invasif ke wilayah TN Gede
sebanyak 3 kali pada tanggal 28 Juli, 3 Agustus Pembuatan ARL IAS di tahun 2020 relatif KSDAE bagian Indonesia Timur, Baqai Litbang Pangrango, TN Gunung Ciremai dan TN Gunung
dan 4 November 2020. Resume beberapa hasil ada perkembangan menskipun barus ebatas dan Balai Diklat LHK Makassar, universitas Halimun Salak. Hasil dari kegiatan ini ditemukan
FGD ini antara lain perbaikan Dokumentasi penyusunan NSPK bidang Keamanan Hayati IAS serta pemerintah daerah Makassar, Maros dan beberapa jenis invasive speies yang paling
pasal per pasal, tambahan Provinsi Sulawesi Selatan. dominan yaitu Calliandra sp dan Euphatorium sp.
lampiran, acuan yang Perbandingan dengan tahun 2019; Perbandingan dengan tahun 2019; Jika
digunakan bertambah dengan Jika dibandingkan dengan tahun 2019 maka dibandingkan dengan tahun 2019 relatif sama
disahkannya UU 21/2019 pencapaian kegiatan Sosialisasi Pengelolaan dalam hal pencapaian kegiatan Supervisi dan
tentang Karantinan Hewan IAS di tahun 2020 relatif tercapai dengan Pengendalian IAS, dimana di tahun 2020 relatif
Ikan dan Tumbuhan.
Perbandingan dengan
tahun 2019; untuk pencapaian
Penyusunan NSPK Bidang
Keamanan Hayati IAS tahun
2020 dalam rangka kajian
revisi lampiran PermenLHK
P.48/2016 tentang Jenis
Invasif masih dalam posisi
brainstorming sedangkan
pada tahun 2019 telah
tercapai 1 NSPK dalam bentuk
Perdirjen KSDAE NO. No. P.4/
KSDAE/Set/KSA.2/11/2019
tentang “Tata Cara Analisis
Risiko Jenis Tumbuhan Invasif
pada Kawasan Pelestarian
Dokumentasi supervise dan pengendalian IAS
Alam dan Suaka Alam”.
Dokumentasi inventarisasi IAS dan pembuatan ARL IAS terselenggaranya kegiatan sosialisasi di Makasar tercapai dengan dilaksanakannya monev di 3
Analisis Keberhasilan/Kegagalan; pelatihan/bimbingan teknis di TNGC, mengingat yang melibatkan perwakilan UPT Lingkup Taman Nasional terpilih (TN Gn Ciremai, TN
Pada tahun 2020 target relatif tercapai dimana kegiatan Inventarisasi IAS dan Pembuatan ARL KSDAE bagian Indonesia Timur, Baqai Litbang Gunung Halimun Salak dan TN Gede Pangrango)
sudah terselenggara beberapa FGD yang telah IAS di tahun 2019 belum masuk ke dalam RPJM dan Balai Diklat LHK Makassar, universitas serta sedangkan di tahun 2019 dilaksanakan monev di
melibatkan para stakeholder terkait perlu KSDAE. pemerintah daerah Makassar, Maros dan Provinsi TN Bantimurung Bulusaraung dan TN Kelimutu
adanya revisi lampiran PermenLHK P. 48/2016 Sulawesi Selatan. Sedangkan kegiatan Sosialisasi (Anggaran Dit KKH) serta TN Bukit Barisan
tentang Jenis Invasif. Adapun target pada tahunC. Sosialisasi Pengelolaan IAS Pengelolaan IAS tidak dapat dilaksanakan karena Selatan (Anggaran mitra/Tiger Project-UNDP).
2021 adalah terbitnya regulasi baru terkait Jenis Pada tahun 2020 Direktorat KKH adanya penghematan anggaran tahun 2019.
Invasif yang merupakan pengganti/revisi dari Analisis Keberhasilan/Kegagalan;
mengadakan sosialisasi IAS dan Zoonosis
PermenLHK P. 48/2016 tentang Jenis Invasif. Analisis Keberhasilan/Kegagalan; Pada tahun 2020 target relatif tercapai dimana
di Makassar yang berlangsung pada tanggal Pada tahun 2020 target relatif tercapai dimana terselenggara kegiatan Monev.
13 Maret 2020 di Hotel SwissBell Makssar.
B. Inventarisasi IAS dan Pembuatan ARL IAS terselenggara kegiatan Sosialisasi Pengelolaan
Pertmeuan ini bertujuan : 1) sebagai ajang
Untuk tahun 2020, kegiatan diarahkan sosialisasi terkait IAS dan pola manajemen IAS di Makassar. Walaupun begitu, rencana
untuk para petugas lapangan di Balai TN penanganan jenis asing invasif di Indonesia serta kegiatan sosialisasi tahap kedua untuk UPT
Gunung Ciremai mengingat permasalahan JAI di sosialisasi Perdirjen Direktur Jenderal KSDAE No. lingkup KSDAE bagian barat tidak dapat
kawasan ini cukup tinggi dan adanya dukungan P.4/KSDAE/Set/KSA.2/11/2019 tentang “Tata dilaksanakan karena terkendala penghematan
manajemen balai untuk penanganan JAI tersebut. Cara Analisis Risiko Jenis Tumbuhan Invasif anggaran tahun 2020 imbas dari pandemi COVID
19.

48 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 49
D. Bimtek Pengelolaan pihak FAO sebagai fasilitator. kegiatan pelatihan/bimbingan Rekomendasi Kajian Keamanan
Zoonosis Tahap kedua Pelatihan Virtual walaupun secara virtual yang Lingkungan PRG:
Pada tahun 2020, untuk para petugas UPT (10 – melibatkan peserta 6 UPT Target IKK terbitnya Rekomendasi
kegiatan bimbingan teknis 12 November 2020) sebanyak (BBKSDA Sumut, BBKSDA
Hasil Kajian Keamanan Lingkungan adalah
pengelolaan zoonosis 21 orang peserta BBKSDA NTT, BBTN Lore Lindu, BKSDA
Sumut, BKSDA Aceh dan BTN Aceh, BKSDA Bali dan BTN Way 4 rekomendasi, namun realisasi hanya 3
rencananya akan dilakukan
secara tatap muka, tetapi Way Kambas dan 17 - 19 Kambas). rekomendasi, ini dikarenakan pengkajian
mengingat kondisi pandemi November 2020 sebanyak 20 Analisis Keberhasilan/ keamanan lingkungan PRG belum selesai dan
COVID-19 maka disesuikan dan orang peserta BBKSDA NTT, Kegagalan; Walapun pada proponen belum memperbaiki dokumennya.
dilaksnakan secara virtual atau BKSDA Bali dan BTN Lore tahun 2020 target relatif Selama tahun 2020, Sekretariat KKH PRG
dalam jaringan. Kegiatan ini Lindu. tercapai tetapi kegiatan bimtek
menerima permohonan kajian
dilaksanakan secara bertahap Perbandingan dengan hanya dapat dilaksanakan
yakni tahap satu Pelatihan tahun 2019; Kegiatan Bimtek secara virtual – dengan segala keamanan lingkungan sebanyak 12,
Penyegaran Master Trainer Pengelolaan Zoonosis di kelebihan dan kekurangannya dari 12 PRG tersebut 3 PRG sudah
(30 September – 1 Oktober tahun 2019 hanya dilakukan mengingat metode ini masih keluar rekomendasinya, 5 produk
2020) dengan mengundang 12 satu kegiatan refresher para baru - mengingat kondisi sudah melakukan pengkajian tapi
orang peserta Master Trainer web admin Sistem Kesehatan pandemi COVID-19.
masih perbaikan dokumen, dan 4
yang telah dilatih sebelumnya. SehatSatli, sedangkan pada
Kegiatan ini melibatkan pula tahun 2020 relatif dilakukan 2 produk belum melengkapi dokumen
ARL nya. Dokumen ARL harus benar-
Dokumentasi Bimtek pengelolaan zoonosis
Dokumentasi Supervisi dan pengendalian zoonoziz benar sesuai dengan pedoman yang
ada.
Kegiatan terkait dengan keamanan Sidang Pleno KKH PRG tanggal 13 Juli 2020
hayati produk rekayasa genetic (PRG) terdap-
at dalam IKK Jumlah Entitas Perlindungan
dan Pengawetan Keanekaragaman Spesies
dan Genetik, ada pada 2 komponen yaitu
(1) Pengembangan dan Operasional Komisi
Keamanan Hayati; (2) Rekomendasi Kajian
Keamanan Lingkungan Terhadap Produk
A. Supervisi dan Pengendalian Zoonosis (International Animal Rescue/IAR) di Bogor; Rekayasa Genetik. Uraian kegiatan dari
Kegiatan supervisi dan pengendalian - LK Umum Semarang Zoo dan Taman masing-masing komponen adalah sebagai
jenis invasif bertujuan untuk monitoring dan berikut:
Margasatwa Sido Muncul Batang (Jawa
mengevaluasi kegiatan pengelolaan zoonosis
yang bersumber di satwa liar baik in situ maupun Tengah); (1) Pengembangan dan Operasional
eks situ - LK Umum Gembira Loka dan Yayasan Komisi Keamanan Hayati. setelah adanya pandemi Covid-19 pada
Di tahun 2020, dilakukan perjalanan dalam Konservasi Alam Yogyakarta (DIY). bulan Maret, maka Sidang Pleno KKH PRG
Dalam Pengembangan dan
rangka supervisi dan pengendalian zoonosis diselenggarakan secara online sebanyak 7
Perbandingan dengan tahun 2019; Operasional Komisi Keamanan Hayati
pada Lembaga Konservasi sebagai berikut: kali yaitu pada tanggal 28 April, 5 Mei, 18
Jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang
hampir semua target tercapai, yaitu
- LK Umum Lembang Park Zoo, Bandung Zoo belum ada anggaran khusus terkait ini, maka meliputi pembayaraan honor anggota KKH
Mei, 13 Juli, 3 September, 16 November dan
pencapaian kegiatan Supervisi dan Pengendalian 11 Desember 2020. Rekomendasi PRG yang
dan LK Khusus ASPINAL (Bandung); PRG dan sekretariat KKH PRG selama 12
Zoonosis di tahun 2020 relatif tercapai dengan
dihasilkan dalam Sidang Pleno tersebut
- Pusat Latihan Gajah di TN Way Kambas dan dilaksanakannya monev di 7 provinsi terpilih bulan.
adalah 22 Rekomendasi Keamanan
Lembaga Konservasi (LK) Umum Lembah dengan total LK yang dilakukan monev adalah 12 Kegiatan lainnya adalah
unit. Hayati PRG terdiri dari 11 Rekomendasi
Hijau Lampung (Lampung); penyelenggaraan Sidang Pleno KKH PRG
Analisis Keberhasilan/Kegagalan; Keamanan Pangan, 7 Keamanan Pakan dan
- LK Khusus Pusat Penyelamatan Satwa Liar Pada tahun 2020 target relatif tercapai dimana selama 9 kali yaitu 2 kali dilaksanakan 3 Keamanan Lingkungan.
Cikananga (Sukabumi); terselenggara kegiatan Monev. secara offline pada tanggal 15 Januari
2020 dan 11 Februari 2020, namun
- LK Khusus Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi
50 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 51
Untuk kegiatan monitoring dan Monitoring dan Supervisi LUT Tebu PRG di UNEJ Jember dengan mengundang civitas Updating data nasional ke BCH Central Portal melibatkan stake holder
supervise dilaksanakan di Universitas akademika, praktisi dan (akademisi, peneliti,
Negeri Jember (UNEJ) untuk monitoring LSM, output yang dihasilkan proponen dan regulator).
pelaksanaan LUT Tanaman Tebu PRG. adalah Final Draft Kajian. Kajian ini akan dilanjutkan
Supervisi LUT seharusnya dilaksanakan Implementasi Protocol pada tahun 2020. Untuk
selama 3 kali, yaitu sebelum Cartagena yang lain adalah kajian kebijakan Genom
penanamaan, selama penanaman, saat Pengelolaan Balai Kliring Editing dilaksanakan 1 x
pemanenan dan pemusnahan, namun Keamanan Hayati atau dan menghasilkan output
karena pandemic Covid-19, pelaksanaan Kajian Kebijakan Genom Editing
Biosafety Clearing House, surat Ketua KKH PRG
supervise hanya dilakukan sekali pada tahun ini diadakan kepada Menteri-Menteri
yaitu menjelang pemanenan. Kegiatan pertemuan dengan para terkait tentang Kebijakan
supervise LUT dilaksanakan pada bulan Monitoring dan Supervisi LUT Kentang PRG di Balitsa Lembang pronone untuk updating dan Genom Editing.
Agustus dengan melihat 4 (empat) lokasi uploading beberapa data ke
sekaligus yaitu di Teknopark UNEJ, BCH Central Portal. Implementasi b.
di Bondowoso, di Baluran Situbondo Protokol Cartagena.
dan di Lumajang, supervise dilakukan (1) Rekomendasi Kajian Implementasi
untuk memastikan pelaksanaan LUT Keamanan Lingkungan Protokol Cartagena
sesuai dengan proposal yang ditelah Kajian Kebutuhan Revisi PP 21/2005
Terhadap Produk dilaksanakan dengan
disahkan dan sesuai dengan peraturan melaksanakan FGD kajian
Rekayasa Genetik.
perundangan, selanjut evaluasi kegiatan awal Nagoya Kualalumpur
lainnya dilakukan secara online. R e k o m e n d a s i
Supplementery Protokol
Keamanan Lingkungan yang
Monitoring LUT lainnya adalah yang nantinya akan
diterbitkan tahun 2020 oleh
di Balai Penelitian Tanaman Sayuran menjadi dasar untuk
Menteri Lingkungan Hidup
Kementan Lembang Bandung, untuk Pemerintah Indonesia
dan Kehutanan sebanyak 3
melihat penanaman Kentang PRG untuk ikut atau tidak
a. NSPK Implementasi Protokol Cartegena. PRG yaitu:
Granola tahan hawar daun. meratifikasi protocol
Penyusunan NSPK difokuskan untuk - Jagung PRG event tersebut. Kajian awal
(1) Rekomendasi Kajian Keamanan melakukan kajian kebutuhan revisi PP
Bt11 Tahan Penggerek Batang, Sertifikat disusun oleh Tim dari Fakultas Hukum UNPAD
Lingkungan Terhadap Produk Rekayasa 21/2005 tentang Keamanan Hayati PRG dan dan FGD dilaksanakan di Auditorium FH UNPAD
melakukan kajian tentang kebijakan Genom Keamanan Lingkungan No. S. 405/
Genetik. dengan mengundang civitas akademika, praktisi
Editing. Kajian Kebutuhan Revisi PP 21/2005 MENLHK/ KSDAE/KSA.2/6/2020 tanggal dan LSM, output yang dihasilkan adalah Final
Rekomendasi Keamanan Lingkungan yang
dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam bentuk 29 Juni 2020. Draft Kajian. Implementasi Protocol Cartagena
diterbitkan tahun 2020 oleh Menteri Lingkungan
FGD yang melibatkan stake holder (akademisi, yang lain adalah Pengelolaan Balai Kliring
Hidup dan Kehutanan sebanyak 3 PRG yaitu: - PRG Vaksin Innovax™-ND-IBD, Sertifikata
peneliti, proponen dan regulator). Kajian ini Keamanan Hayati atau Biosafety Clearing House,
- Jagung PRG event Bt11 Tahan Penggerek akan dilanjutkan pada tahun 2020. Untuk Keamanan Lingkungan No. S. 603/ pada tahun ini diadakan pertemuan dengan para
kajian kebijakan Genom Editing dilaksanakan MENLHK/KSDAE/KSA.2/9/2020 tanggal pronone untuk updating dan uploading beberapa
Batang, Sertifikat Keamanan Lingkungan No.
1 x dan menghasilkan output surat Ketua KKH 7 September 2020. data ke BCH Central Portal.
S. 405/MENLHK/ KSDAE/KSA.2/6/2020 PRG kepada Menteri-Menteri terkait tentang
tanggal 29 Juni 2020. Kebijakan Genom Editing. - Jagung PRG event Bt11 x GA21, Sertifikat
PRG Vaksin Innovax™-ND-IBD, Sertifikata b. Implementasi Protokol Cartagena.
- Keamanan Lingkungan No. S. 604/
Keamanan Lingkungan No. S. 603/MENLHK/ MENLHK/KSDAE/KSA.2/9/2020 tanggal
Implementasi Protokol Cartagena
KSDAE/KSA.2/9/2020 tanggal 7 September dilaksanakan dengan melaksanakan FGD kajian 7 September 2020.
2020. awal Nagoya Kualalumpur Supplementery a. NSPK Implementasi Protokol Cartegena.
Protokol yang nantinya akan menjadi dasar Penyusunan NSPK difokuskan untuk
Jagung PRG event Bt11 x GA21, Sertifikat untuk Pemerintah Indonesia untuk ikut atau
-
melakukan kajian kebutuhan revisi PP 21/2005
Keamanan Lingkungan No. S. 604/MENLHK/ tidak meratifikasi protocol tersebut. Kajian awal
tentang Keamanan Hayati PRG dan melakukan
KSDAE/KSA.2/9/2020 tanggal 7 September disusun oleh Tim dari Fakultas Hukum UNPAD kajian tentang kebijakan Genom Editing. Kajian
2020. dan FGD dilaksanakan di Auditorium FH UNPAD Kebutuhan Revisi PP 21/2005 dilaksanakan
sebanyak 2 kali dalam bentuk FGD yang

52 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 53
pembangunan jangka menengah 2020- dari berbagai disiplin ilmu sering menemui kuorum lebih mudah dilakukan karena anggota
2024, jadi untuk indicator kinerja kegiatan kendala dalam hal penentuan waktu KKH PRG yang sebagian pejabat tersebut dapat
(IKK) juga masih dalam masa transisi. hadir secara virual melalui zoom meeting.
pengkajian, untuk mengatasi hal tersebut
Ada beberapa IKK yang berubah secara Karena tahun 2020 ini adalah awal
waktu pengkajian diinformasikan lebih
signifikan walaupun substansi kegiatannya pembangunan jangka menengah 2020-2024
hampir sama. Oleh karena perbandingan awal dan dilakukan komunikasi secara aktif
maka untuk kegiatan tahun selanjutnya harus
capaian IKK tahun 2019 dan 2020 akan oleh sekretariat. tetap konsisten dengan IKK yang telah disusun.
FGD Kajian Nagoya Kualalumpur Supplementary Protocol sulit dilakukan karena perbedaan acuan
di FH UNPAD - Semua bentuk pertemuan dilakukan secara Adanya pandemic covid-19 agar dapat menjadi
IKK. Untuk tahun 2019, IKK mengacu pada pertimbangan dalam menyusun kegiatan di
Renstra 2015-2019, sedangkan untuk tahun virtual.
tahun-tahun sebelumnya agar tetap aman untuk
2020 mengacu pada Renstra 2020-2024. Sidang Pleno Komisi Keamanan Hayati dilaksanakan terutama bagi pelaksananya,
Sementara antara kedua renstra tersebut Produk Rekayasa Genetik dapat dilaksanakan karena tahun 2021 masih diperlukan anggaran
terdapat perubahan IKK. apabila memenuhi kuorum. Peleksanaan sidang penanggulangan Covid-19
pleno secara virtual menyebabkan pemenuhan
C. Analisis penyebab keberhasilan/
kegagalan atau peningkatan/
Diskusi tentang Produk Rekayasa Genetik dengan
penurunan kinerja.
Dekan Fakultas Biologi UGM
Pencapaian realisasi rekomendasi
aman lingkungan tahun 2020 belum sesuai
target, yaitu dari target 4 baru terealisasi 3
karena:

- Adanya pandemic Covid-19 menyebabkan


kegiatan pengkajian sempat terhenti
beberapa bulan, namun akhirnya
Koordinasi PRG ke Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD dilanjutkan dengan pertemuan secara
A. Kegiatan pendukung yang menunjang virtual. Namun demikian pada tahun
keberhasilan ataupun kegagalan 2020 telah dilakukan 10 pengkajian
pencapaian pernyataan kinerja. keamanan lingkungan PRG, yang belum
Secara umum seluruh kegiatan untuk mendapat rekomendasi sebanyak 5 PRG,
kedua IKK telah tercapai. Terjadinya Pandemi yang masih menunggu dokumen ARL juga 5
Covid-19 tidak menjadi halangan bagi PRG.
pelaksanaan kegiatan. Kegiatan rapat-rapat
dapat dilaksanakan secara online dengan - Pengembalian dokumen dari Proponen
fasilitas zoom meeting. Kegiatan ke lapangan melebihi batas waktu yang ditentukan,
masih dilaksanakan dengan Protokol Kesehatan karena kegiatan proponen terkendala juga
yang ketat. Namun demikian, karena sebagian dengan adanya pandemic, masih perlu
anggaran kegiatan direvisi untuk penanggulangan
penyesuaian untuk menyelesaikan dokumen
Covid-19 maka kemungkinan pencapaian
outputnya kurang maksimal, walaupun tetap secara virtual
terpenuhi. Pada prinsipnya ketika melakukan Solusinya:
revisi tidak akan menghilangkan output hanya
mengurangi volume anggarannya. - Sekretariat secara aktif melakukan
monitoring dan memberikan kesempatan
B. Perbandingan data capaian tahun ini
proponen untuk berkonsultasi jika
dengan target tahun ini, dan beberapa
diperlukan.
tahun terakhir (target jangka menengah). Foto: Direktorat KKH

Tahun 2020 adalah adalah tahun pertama - Selain itu mengingat tim merupakan pakar

54 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 55
Sementara itu dalam dan pelepasliaran ke habitat Penangkaran jenis TSL pasal
mencapai dalam mencapai alaminya. Selama kurun waktu 71 tentang pengembalian ke
‘Jumlah
target indikator kinerja ‘Jumlah mulai tahun 2016 sd 2020 (restocking).
habitat alam (restocking ).
Entitas Perlindungan Dan tercatat minimal sejumlah Pada tahun 2020 telah
Pemanfaatan Keanekaragaman 458 individu tidak kurang dilaksanakan restoking ke
Spesies Dan Genetik TSL dari 10 jenis telah direlease Taman Nasional Bali Barat
(entitas)’’
(entitas) untuk mencapai ke alam, Jenis yang paling berupa Burung Jalak Bali
‘Terjaminnya
sasaran kegiatan ‘Terjaminnya banyak di-restocking yaitu (Leucopsar rothschildi)
rothschildi)
Perlindungan Dan Pemanfaatan burung dan ikan arwana. Hal sebanyak 55 ekor dari 29 Unit
Keanekaragaman Spesies ini merupakan kontribusi yang Penangkar di wilayah kerja
Dan Genetik Tumbuhan Dan dapat diberikan oleh lebih Balai KSDA Jawa Tengah
Satwa Liar Secara Lestari’,
Lestari’, dari 62 Unit Penangkaran TSL,
telah dilakukan restocking sebagaimana mandat Peraturan
jenis TSL hasil penangkaran Menteri Kehutanan Nomor:
untuk dilakukan rehabilitasi P.19/Menhut-II/2005 tentang

Foto: BKSDA Bali

56 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 57
Jenis TSL Hasil Penangkaran yang di-restroking, tahun 2016 sampai dengan 2020 Mitigasi dan penanganan konflik satwa liar liar. Akibatnya kejadian konflik antara manusia
Sebaran habitat satwa liar di Indonesia dan satwa liar yang terjadi dapat menimbulkan
Lokasi korban jiwa, luka-luka bahkan menyebabkan
Tahun Jumlah Jenis TSL Asal Usul khususnya harimau sumatera, gajah sumatera dan
Pelepasliaran
orangutan hampir sebagian besar berada di luar kematian satwa liar. Adapun rekapitulasi jumlah
2016 50 Burung Curocok (Pycnonotus Hasil penangkaran wilayah TWA Sibolangit
goiavier) Balai Besar KSDA Sumatera kawasan konservasi. Peningkatan fragmentasi kejadian konflik satwa liar selama tahun 2020 di
Utara habitat satwa liar akibat aktifitas manusia UPT lingkup Direktorat Jenderal KSDAE tersaji
2016 20 Burung Perkutut (Geopelia
dan alih fungsi hutan menyebabkan tingginya dalam tabel berikut:
striata)
2016 10 Burung Balam/ Tekukur interaksi yang terjadi antara manusia dan satwa
(Streptopelia chinensis)
2016 20 Burung Kutilang (Pycnonotus Rekapitulasi jumlah konflik satwa liar selama tahun 2020 di UPT lingkup Direktorat Jenderal KSDAE
aurigaster)
2016 42 Ikan Napoleon (Cheilinus Penangkaran CV Jaya Blok Hutan Air No UPT Jumlah
undulatus) Makmur wilayah kerja Balai Terjun Moramo, SM
KSDA Sulawesi Tenggara Tanjung Peropa 1 Balai Besar KSDA Jawa Barat 1
2 Balai Besar KSDA NTT 7
2016 100 Burung-Burung (HAKN) Budidaya Masyarakat dan Saleba, Taman
Balai KSDA Kalimantan Nasional Kutai 3 Balai Besar KSDA Riau 7
4 Balai Besar KSDA Sulawei Selatan 2
Timur
5 Balai Besar KSDA Sumatera Utara 6
2017 30 Burung Jalak Bali (Leucopsar 4 Unit Penangkar di wilayah Taman Nasional Bali 6 Balai Besar TN Bukit Barisan Selatan 19
rothschildi) kerja Balai KSDA Yogjakarta Barat
7 Balai Besar TN Gunung Leuseur 11
8 Balai Besar TN Kerinci Seblat 7
2017 40 Burung Jalak Kerbau Penangkaran di wilayah Kebun Binatang
9 Balai KSDA Aceh 142
kerja Balai Besar KSDA Jawa Bandung 10 Balai KSDA Bali 3
Barat 11 Balai KSDA Bengkulu 46
2017 4 Ikan Arwana Super Red PD. Mutiara Borneo di Danau Merebung, 12 Balai KSDA Jakarta 7
wilayah Kerja Balai KSDA Dusun Meliau, 13 Balai KSDA Jambi 40
Kalimantan Barat Desa Melemba, 14 Balai KSDA Jawa Tengah 2
Kecamatan Batang 15 Balai KSDA Kalimantan Selatan 48
Lupar 16 Balai KSDA Kalimantan Tengah 79
2017 10 Ikan Arwana (Scleropages Penangkar Arwana Taman Nasional 17 Balai KSDA Kalimantan Timur 1
formosus) Pontianak, wilayah Kerja Danau Sentarum 18 Balai KSDA Maluku 16
Balai KSDA Kalimantan 19 Balai KSDA Sulawesi Tengah 6
Barat 20 Balai KSDA Sulawesi Tenggara 25
2017 26 Burung Jalak Bali (Leucopsar 10 Unit Penangkar di Taman Nasional Bali
21 Balai KSDA Sumatera Barat 26
rothschildi) wilayah kerja Balai KSDA Barat 22 Balai KSDA Sumatera Selatan 22
Jawa Tengah 23 Balai KSDA Yogyakarta 2
24 Balai TN Bali Barat 2
2018 28 Burung Jalak Bali (Leucopsar 12 Unit Penangkar di Taman Nasional Bali 25 Balai TN Batang Gadis 2
rothschildi) wilayah kerja Balai KSDA Barat 26 Balai TN Bukit Baka Bukit Raya 1
Jawa Tengah 27 Balai TN Bunaken 13
28 Balai TN Karimunjawa 1
2019 54 Ikan Arwana (Scleropages di wilayah kerja Balai KSDA Danau Tamiyang, 29 Balai TN Komodo 1
formosus) Kalimantan Selatan Kabupaten Banjar 30 Balai TN Kutai 17
31 Balai TN Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi 1
Wanggameti
2020 55 Burung Jalak Bali (Leucopsar 29 Unit Penangkar di Taman Nasional Bali 32 Balai TN Sibereut 2
rothschildi) wilayah kerja Balai KSDA Barat 33 Balai TN Tesso Nilo 13
Jawa Tengah 34 Balai TN Ujung Kulon 1
35 Balai TN Way Kambas 83
Kegiatan pendukung yang menunjang menyusun Petunjuk teknis penangkaran JUMLAH 662
keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian TSL dan menyusun Batas Maksimal
pernyataan kinerja Pemanfaatan (BMP) hasil penangkaran.

Kegiatan yang mendukung pencapaian -


Pedoman penilaian keberhasilan
IKK tersebut antara lain: penagkaran, yang finalisasinya akan
dilakukan pada tahun 2021
1. Penyusunan NSPK

- Penyusunan NSPK bertujuan untuk

58 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 59
1. Pembangunan Barrier dan Pagar Listrik Di 5. Penanganan Konflik Gajah Sumatera di Jambi
Aceh Kejadian konflik gajah sumatera dengan
Pembangunan penghalang (barrier) berupa manusia di Jambi tergolong tinggi. Upaya
pagar berarus listrik kejut (power fencing) 12 penanggulangan konflik gajah dilakukan dengan
volt sepanjang 10 km dan penggalian parit cara manual yaitu penggiringan kelompok gajah
sepanjang 1 km yang dilakukan oleh Pemerintah menjauh dari area pemukiman atau perkebunan
Provinsi Aceh dan Kabupaten Bener Meriah di masyarakat. Dalam kurun waktu tahun 2020,
Kecamatan Pintu Rime Gayo. Camat Pintu Rime tercatat sebanyak 40 kali kejadian konflik gajah
Gayo menilai pemasangan pagar listrik cukup sumaterayang ditangani oleh Tim Penanggulan-
efektif dalam mengurangi konflik gajah liar gan Konflik BKSDA Jambi
dengan masyarakat. Foto: I Wayan Yudik Pradnyana

2. Penanganan Konflik Harimau


Sumatera Di Sumatera Utara
Pada tanggal 24 Agustus
2020 harimau sumatera betina
“Sri Nabila” yang terlibat konflik di
Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan
Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli
Selatan telah berhasil dievakuasi.
Selanjutnya “Sri Nabila” menjalani Pembangunan Parit dan Pagar Listrik Kejut untuk Mitigasi & Penanggulangan Gajah yang sudah terpasang GPS Collar di TN Bukit
Barisan Selatan Sekelompok gajah yang masuk ke perkebunan masyarakat
perawatan di Barumun Nagari Konflik Gajah
Wildlife Sanctuary.

3. Pemasangan GPS Collar gajah


di TN Bukit Barisan Selatan
Pada tanggal 22 April 2020
telah dilakukan pemasangan GPS
Collar pada kelompok gajah 12 di TN
Bukit Barisan Selatan. Pemasangan
GPS Collar tersebut bertujuan
untuk dapat memantau pergerakan
kelompok gajah 12 dalam rangka
upaya mitigasi konflik antara gajah
Harimau Sumatera betina “Sri Nabila”
sumatera dengan masyarakat.

4. Penyitaan 47 ekor kakatua Di


Jawa Tengah
Sejak bulan April 2020,
Balai KSDA Jawa Tengah telah
berhasil menyita 47 ekor burung
kakatua kecil jambul kuning dari
perdagangan ilegal. Satwa tersebut
setelah dilakukan pemeriksaan
secara medis dan perilaku
dinyatakan layak untuk dilakukan
pelepasliaran di habitat alaminya
di Provinsi NTT.
Kakatua jambul kuning hasil sitaan dari perdagangan ilegal Harimau Sumatera betina “Sri Nabila”

60 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 61
Penyelamatan Satwa Liar bersama para pihak terkait. sumatera yang berhasil Pelepasliaran Satwa Rekapitulasi Pelepasliaran Satwa dari tahun 2016-2020
Dalam kurun waktu tahun 2020, diselamatkan akibat konflik
Satwa liar yang menjadi Satwa liar hasil sitaan, serahan
telah dilakukan penyelamatan adalah sebagai berikut:
korban konflik dengan manusia masyarakat maupun penyelamatan korban
harimau sumatera korban
berhasil diselamatkan oleh Tim konflik dengan manusia diprioritaskan untuk
konflik Adapun satwa harimau
Rescue Balai Besar/Balai KSDA segera dilepasliarkan ke habitat alamnya
Konflik satwa tahun 2020 apabila memenuhi persayaratan. Selama
kurun waktu tahun 2020 telah dilakukan
NO UPT Tanggal Lokasi Penyelamatan Keterangan pelepasliaran satwa ke habitat alaminya
1 BKSDA Sumatera 21 Januari Desa Plakat, Kecamatan Harimau jantan Enim sebanyak 241.010 individu.
Selatan 2020 Semende Darat Ulu, Kabupaten direhabilitasi di Tambling Wildlife
Muara Enim, Sumatera Selatan Nature Conservation (TWNC) Dukungan Direktorat KKH pada upaya
Lampung. Terlibat konflik dengan pelepasliaran satwa liar yang menjadi korban
Jumlah pelepasliaran satwa ke habitat aslinya tahun 2020
manusia. konflik khususnya satwa harimau sumatera,
2 BKSDA Aceh 7 Maret Di Singgersing, Kecamatan Harimau betina Dara terlibat telah dilaksanakan di beberapa UPT selama No Satwa Jumlah
2020 Sultan Daulat, Kota konflik. Dilakukan perawatan tahun 2020. Beberapa kegiatan pelepasliaran
Subulussalam, Aceh medis dan dilepasliarkan kembali 1 Aves 54.926
ke kawasan TN Gunung Leuser. yang telah dilakukan tersebut antara lain 2 Reptil 184.620
sebagai berikut: 3 Mamalia & Primata 579
3 BBKSDA Riau 29 Maret Blok Meranti PT RAPP (HTI), Harimau betina Corina 4 Pisces 885
2020 Teluk Meranti, Kab. Pelalawan direhabilitasi di Pusat Total 241.010
Rehabilitasi Harimau Sumatera
Dharmasraya (PRHSD), Kabupaten
Dharmasraya, Sumatera Barat
1. Pelepasliaran 90 individu satwa endemik
yang dikelola oleh Yayasan Maluku
ARSARI Djojohadikusumo. Terlibat
konflik dengan manusia.
Pada tanggal 14 Agustus 2020 telah
dilakukan pelepasliaran 90 individu satwa liar
4 BBKSDA Riau 2 Mei 2020 Petak 0226 Kanal Sekunder 41 Harimau betina Ria direhabilitasi
D PT RIA (HTI) Desa Tanjung PRHSD, Kabupaten Dharmasraya, endemik Maluku yang berasal dari hasil sitaan
Simpang, Kec. Pelangiran, Kab. Sumatera Barat. Terlibat konflik dari kegiatan perdagangan di Sumatera Utara, DKI
Indagiri Hilir dengan manusia. Jakarta dan Jawa Timur ke TN Manusela. Satwa
5 BKSDA 13 Juni 2020 Nagari Gantung Ciri, Harimau betina Putri Singgulung Pelepasliaran Kadal Lidah Biru di TN Manusela tersebut terdiri dari 8 ekor Kakatua Maluku, 9
Sumatera Barat Kecamatan Kubung, PRHSD, Kabupaten Dharmasraya,
Kabupaten Solok, Sumbar Sumatera Barat. Terlibat konflik
ekor Nuri Maluku, 4 ekor Perkici Pelangi, 27 ekor
dengan manusia. Soa Layar dan 42 ekor Kadal Lidah Biru.
6 BKSDA Aceh 15 Juni 2020 Desa Jambo Dalem, Kecamatan Harimau betina Ida terlibat Pelepasliaran Harimau
Trumon Timur, Kabupaten konflik. Dilakukan perawatan Sumatera “Sri Nabila” Di 2. Pelepasliaran Harimau “Sri Nabila”
Aceh Selatan medis dan dilepasliarkan kembali TN Gunung Leuser
Pada tanggal 3 November 2020 telah
ke kawasan TN Gunung Leuser.
dilakukan pelepasliaran seekor harimau
7 BKSDA Sumatera 28 Juni 2020 Nagari Gantung Ciri, Harimau jantan Putra
sumatera bernama “Sri Nabila” ke kawasan TN
Barat Kecamatan Kubung, Kabupaten Singgulung direhabilitasi di
Solok, Sumatera Barat PRHSD, Kabupaten Dharmasraya, Gunung Leuser. Sri Nabila merupakan satwa
Sumatera Barat. Terlibat konflik korban konflik yang berhasil diselamatkan
dengan manusia. oleh Tim Rescue BBKSDA Sumatera Utara pada
8 BKSDA Sumatera 13 Juli 2020 Surantih, Nagari Lubuk Alung, Harimau betina Ciuniang tanggal 24 Agustus 2020.
Barat Kecamatan Lubuk Alung, Nurantih direhabilitasi di
Kabupaten Padang Pariaman PRHSD, Kabupaten Dharmasraya, 3. Pelepasliaran Harimau Sumatera “Malelang
Sumatera Barat Sumatera Barat. Terlibat konflik
dengan manusia. Jaya”
9 BBKSDA 24 Agustus Desa Tapus Sipagimbal, Harimau betina Sri Nabila terlibat Pada tanggal 9 November 2020 telah
Sumatera Utara 2020 Kecamatan Aek Bilah, konflik di Desa Tapus Sipagimbal, dilakukan pelepasliaran seekor harimau
Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten
Tapanuli Selatan. Direhabilitasi
sumatera bernama “Malelang Jaya” ke kawasan
di Barumun Nagari Wildlife Hutan Lindung Terangun, Aceh. Malelang Jaya
Sanctuary merupakan satwa korban jerat yang berhasil
diselamatkan oleh Tim Rescue BKSDA Aceh pada
Pelepasliaran Harimau Sumatera “Malelang Jaya”
tanggal 18 Oktober 2020.

62 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 63
4. Pelepasliaran Satwa di TN Bukit Barisan 8. Pelepasliaran Satwa Ke TN Baluran
Selatan Pada tanggal 23 Oktober 2020 telah
Pada tanggal 4 Juli 2020 telah dilakukan dilakukan pelepasliaran satwa liar yang terdiri
pelepasliaran satwa terdiri dari siamang, 2 dari 4 ekor Julang Emas (Rhyticeros undulatus),
jenis elang, dan kukang sumatera ke habitat 2 ekor Merak Hijau (Pavo muticus) dan 7 ekor
alamnya. Satwa tersebut merupakan hasil sitaan Gelatik Jawa (Padda oryzivora) dilepasliarkan di
penegakan hukum dan penyerahan masyarakat. Taman Nasional Baluran. Satwa-satwa tersebut
merupakan hasil serahan masyarakat dan hasil
sitaan

Pelepasliaran Kukang dan Elang di TN


9. Pelepasliaran Satwa Ke Jawa Timur
Bukit Barisan Selatan Pada tanggal 20 November 2019, telah
berhasil dilepasliarkan 1 ekor Elang Jawa hasil
serahan masyarakat dan 5 ekor Merak Hijau hasil
penangkaran UD Tawang dan PD. Umbul Madiun.
Pelepasliaran burung Gelatik Jawa di TN Baluran
CA Gunung Picis dan CA Sigogor dipilih sebagai
5. Pelepasliaran 47 individu Kakatua Kecil lokasi pelepasliaran karena merupakan habitat
Jambul Kuning Di Provinsi NTT alami Elang Jawa dan Merak Hijau di Jawa Timur.
Pada tanggal 27 Agustus 2020 telah 4. Jumlah sistem pendanaan konservasi
dilakukan pelepasliaran 47 individu satwa keanekaragaman hayati
kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea
Penjelasan Pencapaian
parvula) ke TWA Camplong, Kabupaten Kupang,
NTT. Burung-burung tersebut merupakan hasil Potensi keanekaragaman hayati Indonesia
sitaan BKSDA Jawa Tengah dari hasil kegiatan merupakan modal pembangunan ekonomi. Di
Pelepasliaran Elang Jawa di TN Gunung perdagangan ilegal satwa liar. sisi lain, pengelolaan keanekaragaman hayati
Halimun Salak membutuhkan sumber daya yang salah satunya
adalah pendanaan. Sesuai amanah UU No.
5 tahun 1990 tentang KSDAE bahwa upaya
konservasi keanekaragaman hayati merupakan
tanggung jawab semua masyarakat, maka
konsep pendanaan konservasi bukan hanya dari
pemerintah melainkan dapat berasal dari sektor-
sektor lain. Untuk itu perlu, menggali potensi
Pelepasliaran Kukang dan Elang di TN skema/mekanisme pendanaan konservasi
Bukit Barisan Selatan Pelepasliaran Merak Hijau hasil serahan masyarakat di keanekaragaman hayati yang bersumber dari
Jawa Timur
pemanfaatan keanekaragaman hayati.
7. Pelepasliaran Satwa Beruang Madu Ke Jambi
Target penyusunan sistem pendanaan
6. Pelepasliaran Satwa Di TN Gunung Halimun Pada tanggal 12 September 2020 telah konservasi tahun 2020 sebanyak 1 mekanisme,
berhasil dilepasliarkan 8 ekor satwa liar ke namun akibat pandemi Covid-19 anggaran
Salak
kawasan TN Kerinci Seblat. Satwa tersebut terdiri penyusunan sistem pendanaan konservasi
Pada tanggal 17 Juli 2020 telah berhasil dari 2 ekor beruang madu (Helarctos malayanus), di alokasi (dipotong) untuk penangaan
dilepasliarkan Elang ular bido bernama “Raja” 2 (dua) ekor owa ungko (Hylobates agilis), 3 (tiga) pandemi Covid-19 sehingga kegiatan ini belum
ke kawasan TN Gunung Halimun Salak. Satwa ekor kukang (Nycticebus coucang), serta 1 (satu) sepenuhnya dilaksanakan. Namun demikian
tersebut merupakan hasil serahan dari BKSDA ekor kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis). telah dilakukan rapat pembahasan peluang
DKI Jakarta setelah melewati masa rehabilitasi Satwa-satwa tersebut merupakan penyerahan pendanaan konservasi kehati pada 3 April 2020.
selama sekitar 6 bulan di Pusat Suaka Satwa warga Jambi (Kukang, owa ungko, kucing
Elang Jawa (PSSEJ) Loji, Bogor. kuwuk) serta hasil penertiban oleh Balai KSDA
DKI Jakarta (Beruang madu) yang dititipkan ke
Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) BKSDA Jambi

64 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 65
Kegiatan Jumlah Sistem Pendanaan Permasalahan 5. Jumlah Pusat Perlindungan dan terlibat konflik. Satwa tersebut kemudian
Konservasi Sistem pendanaan kehati merupakan Penyelamatan Satwa Liar yang dibangun ditempatkan di unit yang penyelamatan seperti
PPS, PRS atau CRU yang ada di wilayah tersebut.
- Uraian target dan hasil kegiatan, inisiasi baru, sehingga masih banyak perangkat Kegiatan perlindungan dan penyelamatan
presentase realisasi masing-masing IKK kebijakan (kelembagaan) yang belum tersedia. satwa liar merupakan upaya untuk melestarikan Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
satwa liar. Tekanan terhadap habitat yang Hidup dan Kehutanan No 26/MENLHK/
Kegiatan penyusunan sistem pendanaan Tantangan
semakin tinggi telah menyebabkan menurunnya SETJEN/KUM.1/4/2017 tentang Penanganan
konservasi tahun 2020 merupakan rangkaian Melibatkan multi-stakeholder di luar jumlah populasi spesies penting baik akibat Barang Bukti Tindak Pidana Lingkungan Hidup
kegiatan selama 5 tahun dengan output 1 (satu)
KLHK dalam proses penyusunan. perburuan, jerat, perdagangan illegal maupun dan Kehutanan, barang bukti tindak pidana
dokumen sistem. Dalam pencapaian target
tersebut, pada tahun2020 telah dilakukan rapat Upaya tindak lanjut akibat kondisi genetik dari spesies tersebut. lingkungan hidup dan kehutanan berupa
pembahasan peluang pendanaan konservasi Melakukan rangkaian pertemuan dan Berdasarkan data dari Ditjen Bea dan Cukai satwa hidup bisa dititiprawatkan di Lembaga
kehati pada 3 April 2020. membangun proses bisnis pemanfaatan spesies Kementerian Keuangan dan Ditjen Penegakan konservasi ataupun instalasi milik pemerintah
Hukum - KLHK, tahun 2019 tercatat sejumlah yang tidak terdapat RUPBASAN. Kondisi saat ini,
- Uraian Lokus (lokasi) kegiatan, tahapan ke- dan genetik.
giatan, uraian pihak yang terlibat, uraikan Kegiatan pendukung yang menunjang 276 kasus peredaran ilegal TSL. Data ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
peran UPT dalam mencapai output/IKK, keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian meningkat dari data tahun 2018 sejumlah 171 belum memiliki fasilitas RUPBASAN yang
uraikan data pendukung kasus. Kasus kegiatan ilegal tersebut terutama dapat menampung semua barang bukti berupa
pernyataan kinerja banyak ditemukan di pelabuhan udara dan post satwa liar hidup dikarenakan kapasitas yang
Rapat pembahasan peluang pendanaan Kegiatan pendukung yang dapat menun- (mail) di Denpasar, Jakarta serta Riau. tidak memadai ataupun tidak adanya fasilitas
konservasi kehati pada 3 April 2020 dilaksanakan jang keberhasilan adalah mengikuti pertemuan penitipan satwa hidup milik pemerintah.
secara virtual mengingat kondisi pandemi dan regulasi terkait pengembangan mekanisme Sampai dengan saat ini, penanganan
Covid-19. Rapat bertujuan mengeksplorasi pendanaan lingkungan hidup pada K/L terkait terhadap kejadian konflik lebih banyak dilakukan
potensi skema/mekanisme pendanaan untuk evakuasi atau penyelamatan satwa yang
konservasi keanekaragaman hayati yang
bersumber dari pemanfaatan kehati, khususnya
dari Badan Pengelolaan Dana Lingkungan
Hidup (BPDLH). Pihak yang terlibat, antara
lain Direktorat Sistem Manajemen Investasi-
Kementerian Keuangan, Direktorat Mobilisasi
Sumber Daya Sektoral dan Regional-KLHK,
Direktorat Kehutanan dan SDA-Bappenas.
Jumlah kasus perdagangan TSL Illegal dalam Negeri, tahun 2015 - 2020
Tahapan kegiatan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut adalah :
- Mengkaji dan memetakan mekanisme
Pemanfaatan Kehati untuk Pengelolaan
Konservasi, meliputi kegiatan:
a. Kajian Pengembangan Instrumen dan
Regulasi
b. Mapping Sumber Pendanaan
- Menyusun Rekomendasi Akses Pendanaan
Kehati
a. Pembahasan Proposal
b. Monitoring Implementasi Pendanaan
Kehati
Perbandingan data capaikan IKK dengan
tahun–tahun sebelumnya/5 tahun sebelumnya
Kegiatan ini merupakan kegiatan baru,
sehingga baru dilaksanakan pada tahun 2020. Foto: Indra Hadiyana
Foto: Agus Sudharnoko

66 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 67
Hampir semua Pusat Penyelamatan Satwa
maupun Pusat Rehabilitasi Satwa yang ada saat
ini dikelola melalui kerjasama dengan mitra dan
berada di lokasi lokasi yang jauh dari wilayah
yang menjadi sumber konflik satwa maupun hub
pelabuhan yang menjadi lokasi penyelamatan
satwa hasil perdagangan illegal. Daerah yang
selama ini menjadi jalur peredaran satwa antara
lain Jawa Timur, Ambon, Sulawesi Selatan, DKI
Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Sumatera Utara dan
Papua. Wilayah wilayah tersebut saat ini belum
memiliki fasilitas penyelamatan satwa sitaan
kecuali DKI Jakarta Foto: Nur Safrin Mooduto

peta pps

Sebagai upaya untuk menyelamatkan satwa liar khususnya satwa sitaan, selama 5 tahun ke
depan pembangunan pusat penyelamatan satwa liar sebanyak 5 unit akan ditargetkan di Ambon,
Sumatera Utara, Jawa Timur, Papua dan Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2020, tidak terdapat dukungan anggaran untuk pencapaian target ini, akan tetapi
pembahasan penyusunan FS dan DED untuk Pusat Konservasi Satwa Ambon sudah dilakukan serta
penyusunan Standar Minimal Pusat Penyelamatan Satwa sudah dilakukan tahun 2020 oleh Direktorat
Konservasi Keanekaragaman Hayati.

68 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 69
B. REALISASI ANGGARAN
Pelaksanaan kegiatan pada Direktorat delapan ratus lima puluh tujuh juta Sembilan
Konservasi Keanekaragaman Hayati pada tahun ratus tiga puluh delapan ribu rupiah). Dari
2020 didukung dengan anggaran sebagaimana pagu anggaran tahun 2020 terealisasi sebesar
dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Rp.20.764.801.162 (Dua puluh milyar tujuh ratus
Anggaran (DIPA) Direktorat KKH tahun 2020. enam puluh empat juta delapan ratus satu ribu
Anggaran pada DIPA KKH tahun 2020 tercatat seratus enam puluh dua rupiah) atau sebesar
sebesar Rp. 20.857.938.000,- (Dua puluh milyar 99,55% dari pagu anggaran.
PAGU dan Realisasi Anggaran Direktorat KKH Berdasarkan Output Kegiatan Tahun 2020

Kode Indikator Kinerja Kegiatan PAGU (Rp.) REALISASI (Rp.) %


5422 Konservasi Spesies dan Genetik
5.422.003.001 Luas kawasan hutan Luas kawasan yang 761.375.000 750.569.281 98,58
yang diinventarisasi diverifikasi sebagai
dan diverifikasi Perlindungan
dengan nilai Keanekaragaman Spesies dan
keanekaragaman Genetik TSL
hayati tinggi secara
partisipatif
5.422.003.001 Jumlah entitas Penyusunan NSPK 16.507.866.000 16.448.200.100 99,64
perlindungan Data dan Informasi
dan pengawetan Perlindungan Kehati
keanekaragaman
Bimtek/Supervisi/Monev
spesies dan genetik
TSL Penanganan Satwa Transit
dan Konflik
Pengembangan dan
Operasional Komisi Keamanan
Hayati
Monitoring dan Evaluasi
5422.003. Jumlah entitas Penyusunan NSPK 2.467.369.000 2.446.479.981 99,15
002 pemanfaatan Data dan Informasi
keanekaragaman Pemanfaatan Kehati
spesies dan genetik Bimtek/Supervisi/Monev
TSL
Kerjasama Internasional dan
Kemitraan
Rekomendasi kajian
keamanan lingkungan
terhadap Produk Rekayasa
Genetik (PRG)
Rekomendasi Pemanfaatan
Bioprospecting
Penilaian Kelayakan
Penangkaran
Penilaian Kelayakan Lembaga
Konservasi
Evaluasi Kelayakan Izin Edar
Luar Negeri
5.419.950 Dukungan Layanan Internal 1.121.328.000 1.119.551.800 99,84
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Ditjen KSDAE
Jumlah 20.857.938.000 20.764.801.162 99,55

70 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 71
BAB IV 2. Adapun capaian indikator kinerja kegiatan Direktorat KKH tahun 2020 sebagai berikut:
• Luas kawasan hutan yang diinventarisasi dan diverifikasi dengan nilai keanekaragaman
PENUTUP hayati tinggi secara partisipatif dengan capaian sebesar 6.663.291,96 Hektar;
A. KESIMPULAN • Jumlah entitas perlindungan dan pengawetan keanekaragaman spesies dan genetik TSL
1. Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat KKH tahun 2020 dengan target 1000 entitas komulatif 5 (lima) tahun dengan capaian sebesar 119 entitas;
sejumlah 5 (lima) IKK yang mendukung pencapaian program • Jumlah entitas pemanfaatan keanekaragaman spesies dan genetik TSL dengan target 1800
kegiatan “Konservasi Spesies Dan Genetik” yaitu: entitas komulatif 5 (lima) tahun dengan capaian sebesar 59 entititas;
• Luas kawasan hutan yang diinventarisasi dan • Jumlah sistem pendanaan konservasi keanekaragaman hayati (system) dengan target
diverifikasi dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi 1 sistem. Kegiatan sistem pendanaan konservasi keanekaragaman hayati (system)
secara partisipatif dengan target 15,6 Juta Hektar; dilaksanakan pada tahun 2021, tahun 2020 tahap pra-kondisi berupa rapat pembahasan
• Jumlah entitas perlindungan dan pengawetan sistem pendanaan konservasi keanekaragaman hayati;
keanekaragaman spesies dan genetik TSL dengan • Jumlah Pusat Perlindungan dan Penyelamatan Satwa Liar yang dibangun (unit) dengan
target 1000 entitas komulatif 5 (lima) tahun; target 1 unit. Kegiatan Pusat Perlindungan dan Penyelamatan Satwa Liar yang dibangun
• Jumlah entitas pemanfaatan keanekaragaman spesies (unit) tahun 2020 dalam tahap pra-kondisi berupa penyusunan NSPK penyelamatan satwa.
dan genetik TSL dengan target 1800 entitas komulatif
5 (lima) tahun;
• Jumlah sistem pendanaan konservasi keanekaragaman
hayati (system) dengan target 1 sistem;
• Jumlah Pusat Perlindungan dan Penyelamatan Satwa
Liar yang dibangun (unit) dengan target 1 unit.
serta terdapat program Prioritas Nasional yang mendukung
pencapaian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) mengusung
tema utama “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk
Pertumbuhan Berkualitas". Adapun program Prioritas
Nasional yang diamanahkan pada Direktorat KKH tahun
2020 antara lain:
• Jumlah Unit Usaha Pemanfaatan Keanekaragaman
Spesies dan Genetik dengan target 1800 entitas
komulatif 5 (lima) tahun;
• Luas kawasan yang diverifikasi sebagai Perlindungan
Keanekaragaman Spesies dan Genetik TSL dengan
target 7,28 juta Hektar.
Selain itu, terdapat Indikator Kinerja program yang
mendukung pencapaian sasaran Program Konservasi
Sumberdaya Alam dan Ekosistem tahun 2020-2024, yaitu:
• Luas Kawasan yang terverifikasi sebagai Perlindungan
Keanekaragaman Hayati dengan target 70 Juta Ha;
• Jumlah Nilai Ekspor Pemanfaatan TSL dari hasil Foto: Sunarto

penangkaran dengan target 10,5 Triliun Rupiah; Foto: Romy Sahbudin Putra

• Jumlah Nilai PNBP dari Pemanfaatan Jasa Lingkungan


Kawasan Konservasi dan TSL dengan target 700
Milyar Rupiah.

72 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 73
Serapan anggaran Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati tahun 2020 99,55%, dengan
rincian sebagai berikut:
• Komponen kegiatan luas kawasan hutan yang diinventarisasi dan diverifikasi dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi secara partisipatif terserap anggaran sebesar 98,58%
• Komponen kegiatan jumlah entitas pemanfaatan keanekaragaman spesies dan genetik
Kode Indikator Kinerja Kegiatan PAGU (Rp.) REALISASI (Rp.) %
TSL terserap anggaran sebesar 99,64%
5422 Konservasi Spesies dan Genetik • Komponen kegiatan jumlah entitas pemanfaatan keanekaragaman spesies dan genetik
5.422.003.001 Luas kawasan hutan Luas kawasan yang diverifikasi 761.375.000 750.569.281 98,58 TSL terserap anggaran sebesar 99,15%
yang diinventarisasi sebagai Perlindungan • Komponen kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen
dan diverifikasi Keanekaragaman Spesies dan
dengan nilai Genetik TSL KSDAE terserap anggaran sebesar 99,84%
keanekaragaman 4. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan yaitu:
hayati tinggi secara
partisipatif a. luas kawasan hutan yang diinventarisasi dan diverifikasi dengan nilai keanekaragaman
5.422.003.001 Jumlah entitas Penyusunan NSPK 16.507.866.000 16.448.200.100 99,64 hayati tinggi secara partisipatif, mengalami kendala antara lain:
perlindungan Data dan Informasi  Pengurangan anggaran untuk kegiatan yang mendukung pencapaian target IKK
dan pengawetan Perlindungan Kehati
keanekaragaman karena pandemi COVID 19
Bimtek/Supervisi/Monev
spesies dan genetik  Adanya pembatasan sosial berskala besar menyebabkan pembahasan verifikasi
TSL
Penanganan Satwa Transit dan luas kawasan dengan UPT maupun pihak terkait menggunakan metode daring/
Konflik
Pengembangan dan
zoom meeting
Operasional Komisi Keamanan b. Jumlah entitas pemanfaatan keanekaragaman spesies dan genetik TSL, mengalami kendala
Hayati
antara lain:
Monitoring dan Evaluasi
 Pengurangan anggaran untuk kegiatan yang mendukung pencapaian target IKK
5422.003. Jumlah entitas Penyusunan NSPK 2.467.369.000 2.446.479.981 99,15
002 pemanfaatan karena pandemi COVID 19
keanekaragaman Data dan Informasi
Pemanfaatan Kehati  Adanya pembatasan sosial berskala besar menyebabkan pertemuan/ rapat dengan
spesies dan genetik
TSL Bimtek/Supervisi/Monev UPT maupun pihak terkait menggunakan metode daring/ zoom meeting
Kerjasama Internasional dan
Kemitraan  lemahnya pencatatan terhadap jumlah unit penangkar yang telah melakukan
Rekomendasi kajian pelepastiaran ke habitat alaminya
keamanan lingkungan
terhadap Produk Rekayasa c. Jumlah entitas perlindungan dan pengawetan keanekaragaman spesies dan genetik TSL
Genetik (PRG)  Pengurangan anggaran untuk kegiatan yang mendukung pencapaian target IKK
Rekomendasi Pemanfaatan
karena pandemi COVID 19
Bioprospecting
 Adanya pembatasan sosial berskala besar pertemuan/ rapat dengan UPT maupun
Penilaian Kelayakan pihak terkait menggunakan metode daring/ zoom meeting
Penangkaran
5. Permasalahan yang dihadapi dalam penyerapan anggaran adalah
Penilaian Kelayakan Lembaga
Konservasi a. Adanya penggabungan anggaran satker pusat dan pembatasan pencairan dana, pada tahap
Evaluasi Kelayakan Izin Edar awal menjadi terkendala pencairan dana di KPPN berimbas pada kegiatan tidak terlaksana
Luar Negeri
5.419.950 Dukungan Layanan Internal 1.121.328.000 1.119.551.800 99,84 sesuai rencana
Manajemen dan b. Adanya pembatasan sosial berskala besar dalam masa pandemic COVID-19 mengakibatkan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya kegiatan di luar ruangan dibatasi yang berimbas pada realisasi anggaran pada semester I
Ditjen KSDAE tahun anggaran 2020
Jumlah 20.857.938.000 20.764.801.162 99,55

74 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 75
6. Upaya perbaikan yang harus dilakukan sebagai tindakan koreksi dan antisipasi dari permasalahan
tersebut di atas, meliputi :

a. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan komunikasi internal dalam rangka
tertib administrasi kegiatan dan keuangan.

b. Mengatur tata waktu pelaksanaan kegiatan dan revisi anggaran.

c. Melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan kegiatan.

d. Memberikan pembinaan kepada pelaksana kegiatan untuk memaksimalkan capaian kinerja


dan anggaran.

B. SARAN TINDAK LANJUT


1. Untuk meningkatkan capaian kinerja Direktorat KKH perlu adanya peningkatan pemahaman
terhadap administrasi keuangan serta penambahan tenaga teknis.
2. Melakukan revisi dan penyusunan peraturan perundangan yang diperlukan dalam rangka
pencapaian target kinerja program konservasi spesies dan genetik;
3. Meningkatkan alokasi anggaran di UPT Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem serta
melengkapi sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan
keanekaragaman hayati terutama kegiatan monitoring dan inventarisasi satwa liar terancam
punah.

Foto: Dwi Agung Sulistyo

76 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 Laporan Kinerja Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Tahun 2020 77

Anda mungkin juga menyukai