B L U E E C O N O M Y D A N P E N C A PA I A N TA R G E T N D C
J A K A R TA , 1 8 A P R I L 2 0 2 2
PENGUATAN
PENGELOLAAN
HUTAN LESTARI
DALAM
MENDUKUNG
PENCAPAIAN
TARGET NDC Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc.
DAN PROSPEK Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PENGEMBANGAN
BLUE CARBON
NDC
(NATIONALLY • UU No.16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework
Convention On Climate Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-
DETERMINED Bangsa mengenai Perubahan Iklim)
CONTRIBUTION) • Dokumen NDC yang disampaikan Indonesia kepada Sekretariat UNFCCC
1 Energy* 453,2 1.669,0 1.355,0 1.271,0 314,0 398,0 11,00% 15,50% 6,7% 4,50%
2 Waste 88,0 296,0 285,0 270,0 11,0 26,0 0,38% 1,40% 6,3% 4,00%
3 IPPU 36,0 69,6 66,9 66,4 2,8 3,3 0,10% 0,11% 3,4% 0,10%
4 Agriculture 110,5 119,7 110,4 115,9 9,0 4,0 0,32% 0,13% 0,4% 1,30%
5 Forestry** 647,0 714,0 217,0 64,0 497,0 650,0 17,20% 24,10% 0,5% 2,70%
TOTAL 1.334,0 2.869,0 2.034,0 1.787,0 834,0 1.081,0 29,00% 41,00% 3,9% 3,20%
SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai melalui implementasi
Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar
-140 juta ton CO2e pada tahun 2030, mendukung
net zero emission sektor kehutanan dan guna
memenuhi NDC yang menjadi kewajiban nasional
Indonesia sebagai kontribusi bagi agenda perubahan
iklim global, dengan memperhatikan visi Indonesia
yang lebih ambisius dalam dokumen LTS-LCCR.
I N D O N E S I A’ S F O L U N E T S I N K 2 0 3 0
DASA R P I JA K A N :
Sustainable Forest Management
Environmental Governance
Carbon Governance
RUANG LINGKUP INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
TIGA INFORMASI SPASIAL • Informasi spasial Indek Biogeofisik yang menggambarkan tingkat risiko
UNTUK MENDUKUNG emisi dan serapan gas rumah kaca yang dapat menjadi landasan dalam
PERENCANAAN OPERASIONAL penentuan lokasi prioritas pelaksanaan program dan kegiatan secara signifikan
MENUJU NET SINK SAMPAI akan menurunkan emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan,
TINGKAT TAPAK (TEMPLATE) kebakaran hutan serta peningkatan serapan gas rumah kaca sejalan dengan
komitmen NDC – Peta Indek Biogeofisik (IBGF).
• Informasi spasial tentang arahan optimasi pemanfaatan kawasan hutan
berdasarkan Indeks Jasa Lingkungan Hidup (IJL) atau IJE diperlukan dalam
membantu perencanaan yang sudah menerapkan prinsip-prinsip daya dukung
dan daya tampung - Peta Arahan Optimasi Kawasan Hutan berdasarkan
IJL/IJE;
• Informasi spasial tipologi kelembagaan pada tingkat tapak memberikan
gambaran tentang kemampuan modal sosial dan kelembagaan pada tingkat
tapak untuk menyusun strategi pelaksanaan program dan kegiatan melalui
pelibatan peran serta masyarakat dan pihak lain untuk menjamin
keberlanjutan dan berkontribusi dalam pencapaian tujuan SDGs - Peta Tipologi
Kelembagaan;
HASIL INTEGRASI SPASIAL UNTUK PENENTUAN SEBARAN LOKASI PRIORITAS UNTUK
PELAKSANAAN KEGIATAN MITIGASI INDONESIA’S FOLU NET SINK 2030
Planned Deforestation
Unplanned deforestation
Planned degradation
Unplanned Degradation
Timber plantation
ENR
RIL
Rehabilitation without rotation
Rehabilitation with rotation
Peat water management
Peat restoration
HCVF
TARGET AKSI MITIGASI NDC-CM1 DAN LTS-LCCP (x 1000 HA)
Pengelolaan tata air gambut 713 864 864 624 785 946
Kegiatan prakondisi
kawasan hutan
Mempertahankan hutan
alam yang masih tersisa
Mendorong terjadinya regenerasi
hutan alam terdegradasi
Efisiensi penggunaan lahan dan
optimasi lahan tidak produktif
Akselerasi kegiatan
penyerapan karbon
Pengembangan kebijakan
fiskal untuk sektor FOLU
MANGROVE EKSISTING
911.397 Ha
POTENSI HABITAT
HUTAN LINDUNG MANGROVE
995.134 Ha 83.737 Ha
TOTAL
2.139.709 Ha MANGROVE EKSISTING
1.001.614 Ha
POTENSI HABITAT
HUTAN PRODUKSI MANGROVE
1.144.575 Ha 142.961 Ha
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN HUTAN
Mangrove Yang
Langkah konservasi AKSES LEGAL Mendukung
mangrove dapat Akselerasi
Berada di Hutan mengurangi 10-31% dari Pencapaian Target
Produksi dan estimasi emisi tahunan
Penguatan FOLU Net Sink 2030
Hutan Lindung pada sektor FOLU. Tata Kelola Lingkungan,
Tata Kelola Sosial dan
Tata Kelola Ekonomi
PENUTUP SINERGITAS PARA PIHAK DALAM PENGUATAN
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
ESELON I
KLHK Good Governance
(tata kelola
PEMKAB/ BUMD, BUMN, 1 kehutanan yang baik)
PEMKOT 01 01 BUMSI, dll
Sinergitas para
08 08 02 02 pihak
SINERGITAS 5 2
SWASTA 07 03 Enabling
PARA PIHAK NGO
(UM) Environment
Kepastian
Menuju PHL
Kawasan &
kepastian
06 04 hukum
05
AKADEMISI ESELON I Data &
Informasi SDH
K/L berbasis Digital
4 3
Mitra Kelestarian usaha
Pembangunan(HLN) (hulu – hilir – pemasaran –
termasuk usaha berbasis
HLN memegang peranan penting dalam mendukung terciptanya
masy)
enabling condition untuk PHL
Terima Kasih https://phl.menlhk.go.id