Tim Kemitraan
LATAR BELAKANG
Indonesia pada tahun 2016 menyampaikan dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) kepada UNFCCC
sebagai bagian dari Persetujuan Paris
2
TINGKAT EMISI NASIONAL (2010-2016)
vs Target Penurunan Emisi
Terjadi penurunan tingkat emisi GRK
tahun 2016, namun belum mencapai
target mandiri NDC.
3
KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN PENDANAAN
Sumber: Indonesia Second Biennial Update Report, Desember 2018 Sumber: Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Januari 2018
Kebutuhan pendanaan untuk mencapai Penandaan anggaran mitigasi perubahan iklim, menunjukan total pembiayaan
target penurunan emisi sangat besar, rata- APBN untuk kegiatan mitigasi perubahan iklim hanya sebesar Rp 78,7 triliun
rata kebutuhan tahunan mencapai Rp (2017), meskipun telah terjadi peningkatan peningkatan dari tahun sebelumnya
266,25 trilliun/tahun yaitu sebesar Rp 59,3 triliun (2016)
Untuk mencapai target NDC, pendanaan publik dalam APBN memerlukan dana pendampingan dari sektor non-publik, serta
partisipasi aktif aktor non-pemerintah khususnya dalam memobilisasi pendanaan dan meningkatkan investasi
pembangunan hijau yang rendah emisi karbon.
4
INSTRUMEN BERBASIS PASAR (IBP)
Sebagai Skema Untuk Meningkatkan Partisipasi Aktor Non-Pemerintah
IBP merupakan skema insentif dimana emisi gas rumah kaca (GRK) diberikan suatu nilai (value) yang
diterjemahkan menjadi nilai ekonomi (uang), serta hak dan kewajiban pagi para pihak
Skema IBP memungkinkan pihak yang membantu mengurangi emisi GRK dapat menerima kompensasi
pembayaran (insentif), sedangkan pihak yang menghasilkan polusi udara berupa emisi GRK diwajibkan untuk
melakukan pembayaran (disinsentif)
5
POTENSI PERAN IBP
7
KONDISI PEMUNGKIN SKEMA
PASAR KARBON DOMESTIK
Penyiapan supply dan
demand
Membangun dan
menguatkan perangkat
kebijakan dan
kelembagaan
Penguatan dan
integrasi sistem
registrasi untuk
mendorong kredibilitas
Pasar
8
CONTOH KEBIJAKAN PASAR KARBON
Juridiksi/Sub-Nasional
9
CONTOH PENGEMBANGAN PASAR KARBON
Skema Cap & Trade di Cina
10
REKOMENDASI
Skema Pengembangan Perdagangan Karbon Domestik
Bertahap mulai dari tingkat sektor/jurisdiksi yang paling siap untuk melaksanakan transaksi IBP, dengan
mendorong beberapa hal, yaitu:
(1) Penguatan komitmen target penurunan emisi sektoral/jurisdiksi untuk mendorong demand;
(2) Penetapan legitimasi penurunan emisi sektor tertentu sebagai komoditas yang sah diperjualbelikan;
dan
(3) Pemanfaatan dan optimalisasi Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup.
Langsung menyusun pasar karbon domestik yang menggunakan target komitmen nasional untuk
menentukan besaran karbon yang dapat ditransaksikan, dengan memperhatikan pengembangan:
(1) Kesepakatan dan peningkatan pemahaman para pemangku kepentingan; dan
(2) Mendorong pengembangan kebijakan penurunan emisi yang saat ini ada, termasuk
penyelarasannya dengan prioritas pembangunan nasional.
11
REKOMENDASI TINDAK LANJUT
Mengkaji Lebih Dalam
Penyelarasan pemahaman peran IBP dalam strategi pemenuhan penurunan emisi GRK
12
REKOMENDASI TINDAK LANJUT
Mendorong Kondisi Pemungkin
Menyempurnakan sistem MRV dan registrasi, dan memastikan intergrasi antara keduanya
13
“Skema IBP, Komitmen Penurunan Emisi dan Strategi Pembangunan Hijau
harus saling terhubung melalui suatu kerangka kerja/peta jalan
(misalnya melalui penyusunan Indonesia Carbon Road Map),
mengacu pada prinsip Clarity (Kejelasan), Transparency (Transparansi) dan
Understanding (Pemahaman)
dengan mendefinisikan peran skema IBP dalam
penyusunan Indonesia Transparency Framework”
14
TERIMA KASIH
15