Anda di halaman 1dari 43

KAJI ULANG RAD-GRK

berbasis Lahan Kota Malang

DISAMPAIKAN OLEH
LIAISON LAND BASED SEKRETARIAT RAN GRK
PELAKSANAAN KOMITMEN PENURUNAN EMISI GRK
26% sd TAHUN 2020

National Action Plan on GHG Emission


Reduction for Five Priotity Sectors
(RAN/RAD-GRK)
Emission Reduction Target
Sector (Gton CO2e) by 2020
26% 41%
Forest and Peat Land 0.672 1.039
Agriculture 0.008 0.011
Energy and Transportation 0.036 0.056
Industry 0.001 0.005
Waste 0.048 0.078
Total 0.767 1.189

Mandated by:
Presidential Regulation No. 61/2011 on GHG
Emission Reduction Action Plan
2
Beban Penurunan Emisi Tiap Sektor di 2030
Skenario Fair di 2030 Skenario Ambisius di 2030

Jumlah (Mton CO2e) % Jumlah (Mton CO2e) %

Baseline 2.881 - 2.881 -

Penurunan Emisi:

Hutan, Pertanian dan Gambut 545 19% 666 23.1%


Energi 253 8.8% 472 16.4%
IPPU 3 0.1% 6 0.2%
Waste 31 1.1% 48 1.7%

Total Penurunan emisi 832 29% 1,192 41%

Berdasarkan 3 skenario kebijakan, hasil simulasi menunjukkan bahwa upaya penurunan emisi GRK tetap bertumpu pada sektor lahan mengingat
pertimbangan kemudahan, biaya yang rendah tanpa memerlukan penguasaan teknologi canggih. Di sisi lainnya, masih terdapat delay dalam hal
penguasaan teknologi mitigasi dan EBT di sektor energi sehingga belum dapat mengimbangi kebutuhan penurunan emisi dan energi yang ada.
TAHAPAN KAJI ULANG

1. Review Hasil Capaian Penurunan


Emisi dari RAN/RAD-GRK

2. Identifikasi program/kegiatan review


RPJMN 2015-2019 dan RPJMD
terkait Isu perubahan Iklim

3. Pengembangan Model: untuk


melihat skenario mitigasi dan
konsekuensinya di masa datang

4. Revisi Perpres 61/2011 dan Pergub


Parameter yang Perlu Dievaluasi dalam Kaji Ulang

No Parameter yang Dievaluasi


. 1 Perhitungan BAU Baseline
• Apakah ada perubahan dalam identifikasi sumber penghasil GRK
• Apakah ada perubahan dalam kelembagaan yang bertanggung jawab
terhadap data sumber penghasil emisi GRK
• Apakah ada perubahan dalam Penghitungan Emisi BAU Baseline
2 Rencana aksi mitigasi emisi GRK dan penghitungan target
penurunan emisi
• Review PEP 2010 – 2015
• Apakah ada kesesuaian antara Rencana Aksi Mitigasi dengan kategori
yang ditetapkan dalam pedoman RAD GRK
• Apakah ada kesesuaian Penghitungan Target Penurunan Emisi dengan
metode penghitungan penurunan emisi dalam pedoman PEP RAD
GRK
• Apakah sudah dicantumkan Kajian Development Benefit dari Rencana
Aksi Mitigasi Emisi GRK

5
Parameter yang Perlu Dievaluasi dalam Kaji Ulang

. No Parameter yang Dievaluasi


3 Penyusunan formulasi strategi implementasi RAD
GRK
• Apakah ada perubahan dalam analisis indikasi kebutuhan
anggaran dan sumber pendanaan
• Apakah ada perubahan dalam penetapan kelembagaan yang
terlibat dalam pelaksanaan RAD GRK
• Apakah ada perubahan dalam penyusunan Jadwal
Pelaksanaan Aksi Mitigasi
4 Penyusunan Rencana Monitoring dan Evaluasi
• Apakah ada perubahan dalam penetapan indikator yang
dievaluasi/dimonitor dalam PEP
• Apakah ada perubahan dalam kelembagaan kegiatan PEP
tahunan RAD GRK

6
MAKE FOREST LOW
CARBON DEVELOPMENT
FUTURE PLANNING

 Spatial Analysis of land use


change & calculating the
Collect historis emission from LULUCF with
LUMENS. (PRE-QUES &
data of land QUES-C)
cover data  Calculate Baseline & Make
Base year scenarios of mitigation action
2000-2010. (SCIENDO)
LOW CARBON
STEP I STEP II STEP II TAHAP III DEVELOPMENT
PLANNING
Trade off analysis
Make future plan which are
2000 support emission reduction and
2003 also balancing with poverty
allevation and regional
2006
economic growth target.
2009

2011
Alur Penggunaan Lahan

• LOSS: kehilangan tutupan


pohon/hutan menjadi
1. Lahan pertanian
2. Pemukiman dan
infrastructure
3. Hutan bekas tebangan
4. Lahan terbuka
• RECOVERY: pemulihan
tutupan pohon menjadi
5. Agroforestri/ kebun
campuran
6. Perkebunan monokultur
7. Reforestasi
• STABLE: tidak berubah
8. Hutan alam yang tidak
berubah
9. Tutupan lahan bukan
pohon yang tidak
berubah
Data Peta Sistem Penggunaan Lahan

K= kebun , H= hutan , S=sawah

K H H Grid/pixel

S H S
K
S H K

S H K Resolusi = 100m

• Data peta sistem penggunaan


lahan umumnya disajikan dalam
bentuk grid/raster dengan resolusi
tertentu
• Masing-masing piksel menyimpan
informasi SPL di lokasi tersebut
Analisa Multiwaktu (time series)
2000 2010 2000-2010

K H H S S S K>S H>S H>S

S H S S K S S>S H>K S>S

S H K S K K S>S H>K K>K

S H K S H K S>S H>H K>K

• Analisa multiwaktu dilakukan untuk mendapatkan


informasi perubahan SPL pada masing-masing
pixel/grid dalam kurun waktu tertentu
• Informasi pada hasil analisa peta multiwaktu
adalah informasi perubahan SPL
Matriks transisi sistem penggunaanLuasan
lahan perubahan
lahan

2000
Matriks Perubahan
Total
Lahan (ha) Hutan Kebun Sawah Pemukiman

Hutan 100 50 20 10 180


Kebun 0 20 10 0 30
1990 Sawah 0 10 10 10 30

Pemukiman 0 0 0 30 30

Total 100 80 40 50 sistem penggunaan


Kelas
lahan yang dianalisa

Periode analisa 1990-


2000
Memperkirakan perubahan penggunaan
lahan di masa depan
SEBUAH ANALOGI

Hari 1 = 1/8 kue


Berapa hari lagi
kuenya akan habis?
Hari 2 = 1/8 kue
Hari 3 = 1/8 kue
Hari 4 = 1/8 kue
Hari 5 = 1/8 kue
Hari 6 = 1/8 kue
Hari 7 = 1/8 kue
Hari 8 = 1/8 kue
SEBUAH ANALOGI-Pendekatan 1

Hari 1 = 1/8 kue


ASUMSI UTAMA-1 Berapa hari lagi
kuenya akan habis?
-Jumlah perubahan absolut (Chg)
dianggap akan tetap sama di masa Stok Rate Chg Sisa
yang akan datang 1 1/8 0.125 7/8

- Jumlah perubahan relatif (Rate) 0.875 0.143 0.125 0.750

diasumsikan semakin meningkat 0.750 0.167 0.125 0.625

- Stok suatu saat akan habis 0.625 0.200 0.125 0.500

- Ada satu periode dimana 0.500 0.250 0.125 0.375

keseluruhan stok akan habis dalam 0.375 0.333 0.125 0.250


0.250 0.500 0.125 0.125
satu kurun waktu
0.125 1 0.125 0
SEBUAH ANALOGI-Pendekatan 2

Hari 1 = 1/8 kue


Berapa hari lagi
kuenya akan habis?
Stok Rate Chg Sisa
1 1/8 0.125 7/8
7/8 1/8 0.109 0.766
0.766 1/8 0.096 0.670
0.670 1/8 0.084 0.586
0.586 1/8 0.073 0.513
0.513 1/8 0.064 0.449
0.449 1/8 0.056 0.393
0.393 1/8 0.049 0.344
ASUMSI UTAMA-1 ASUMSI UTAMA-2

-Jumlah perubahan absolut -Jumlah perubahan relatif


(Chg) dianggap akan tetap sama (Rate) dianggap akan tetap
di masa yang akan datang sama di masa yang akan datang
- Jumlah perubahan relatif - Jumlah perubahan absolut
(Rate) diasumsikan semakin (Rate) diasumsikan semakin
meningkat menurun
- Stok suatu saat akan habis - Stok akan terus berkurang
- Ada satu periode dimana sampai mendekati nol
keseluruhan stok akan habis - Periode waktu perubahan
dalam satu kurun waktu akan terus berlangsung

PENDEKATAN HISTORIS
Dilakukan hanya dengan menggunakan trend/kecenderungan masa lalu
untuk memperkirakan kondisi di masa yang akan datang
SEBUAH ANALOGI-Banyak ketidakpastian

Hari 1 = 1/8 kue


ASUMSI UTAMA Berapa hari lagi
kuenya akan habis?
-Jumlah perubahan relatif (Rate)
Hari 2 = tidak cukup
dan perubahan absolut (Rate) waktu untuk makan kue
mungkin daja tidak sama tergantung
Hari 3 = tidak terlalu
dari kondisi lapar
- Stok bisa terus berkurang tapi Hari 4 = diet ah..!!!
belum tentu habis
Hari 5 = lapar berat,
- Periode waktu perubahan berjalan 1/8 gak cukup
sesuai kondisi yang diperkirakan
sebelumnya
PENDEKATAN FORWARD
LOOKING
Pilihan Metode Pendugaan Dinamika
Cadangan Karbon
• Gain-loss (process based) approach • Stock difference approach
• Estimasi dinamika cadangan karbon • Estimasi dinamika cadangan
dengan menghitung penambahan karbon berdasarkan jumlah
dan pengurangan karbon cadangan karbon pada dua tiitk
waktu
Change in land use
CO2 Uptake via system
growth C-stock C-stock
t1 t2
Disturbance
Harvest
Land
use type
∆C = ∆C t2 - ∆C t1

∆C = ∆C gain - ∆C loss LUMENS


Menghitung Emisi Dari Perubahan Penggunaan
Lahan Dengan Metode Stock Difference

Perubahan Cadangan
sistem Karbon sistem
Emisi pengunaan pengunaan
lahan lahan

Rerata emisi DATA AKTIVITAS FAKTOR EMISI


dalam satu kurun Kuantifikasi Kuantifikasi
waktu perubahan lahan perubahan cadangan
dari satu kurun karbon dalam satu
waktu kurun waktu
• 1990-1996 ( 2.735 cluster plots)
• 1996-2000 ( 1.145 cluster plots)
• 2000-2006 ( 485 cluster plots)
• 2006-2014 (>3.000 cluster plots)

Timber stock

 Systematic Stratified Sampling


20 km x 20 km 100m
 Grid UTM
 Forest state area TSP TSP TSP 100m
 6 forest classifications

P T
S S
P P
TSP

T T
S S
P P
TSP
FAKTOR EMISI
Tabel Stok Karbon Per Penutupan Lahan Kelas Hutan Pada 7 Pulau Besar

Kandungan Karbon (C ton/ha)


Kelas Penutupan
No
Lahan Sumatera Kalimantan Sulawesi Jawa Bali-Nusra Maluku Papua
1 Hutan Lahan 134.29 134.71 137.62 72.14 137.19 150.72 119.83
Kering Primer

2 Hutan Lahan 91.12 101.63 103.26 85.25 81.37 111.08 90.22


Kering Sekunder

3 Hutan Mangrove 227.30 162.00 188.30 393.62 188.30 116.79 116.79


Primer

4 Hutan Mangrove 52.98 116.00 92.80 179.00 94.07 37.03 37.03


Sekunder

5 Hutan Rawa 110.42 137.77 107.19 0.00 0.00 198.06 89.39


Primer

6 Hutan Rawa 75.70 85.27 85.27 0.00 0.00 117.20 72.84


Sekunder

7 Hutan Tanaman 76.70 54.70 92.65 75.19 110.79 172.50 172.50


2000
Matriks Perubahan C-Stock
SPL
Lahan (ha) Hutan Kebun Sawah Pemukiman (ton/ha)

Hutan 10 5 2 1 Hutan 140


Kebun 0 2 1 0 Kebun 40
1990 Sawah 0 1 4 1 Sawah 5

Pemukiman 0 0 0 3 Pemukiman 1

2000
Total perubahan cadangan
Perubahan C-stock karbon?
karbon?
913 ton C
Hutan Kebun Sawah Pemukiman
Total emisi?
Total913x3.67=3350
emisi?
Hutan 0 500 270 139 ton Co2eq
Kebun 0 0 35 0 Sequestrasi?
Rerata laju emisi? 11.2 ton
1990 Sawah 0 -35 0 4
Rerata
CO2eq/ha.yr
laju emisi?
Pemukiman 0 0 0 0 Sumber
Sumber
emisiemisi?
terbesar?
TINGKAT EMISI ACUAN PROV JABAR
Periods Emission (ton CO2-eq) Sequestration (ton CO2-eq) Net Emission (ton CO2-eq)
1[0] 2011-2012 1,942,071.18 1,032,674.56 909,396.62
2[1] 2012-2013 3,839,700.76 2,055,142.71 1,784,558.05
3[2] 2013-2014 5,695,699.32 3,068,104.72 2,627,594.61
4[3] 2014-2015 7,512,655.58 4,072,202.16 3,440,453.42
5[4] 2015-2016 9,292,956.14 5,068,023.54 4,224,932.60
6[5] 2016-2017 11,038,803.38 6,056,109.34 4,982,694.03
7[6] 2017-2018 12,752,231.44 7,036,956.45 5,715,274.99
8[7] 2018-2019 14,435,120.79 8,011,022.20 6,424,098.59
9[8] 2019-2020 16,089,211.32 8,978,728.01 7,110,483.31
10[9] 2020-2021 17,716,114.23 9,940,462.58 7,775,651.64
11[10] 2021-2022 19,317,322.81 10,896,584.83 8,420,737.98
12[11] 2022-2023 20,894,222.28 11,847,426.52 9,046,795.76
13[12] 2023-2024 22,448,098.65 12,793,294.60 9,654,804.05
14[13] 2024-2025 23,980,146.85 13,734,473.38 10,245,673.47
15[14] 2025-2026 25,491,478.11 14,671,226.41 10,820,251.70
16[15] 2026-2027 26,983,126.74 15,603,798.26 11,379,328.47
17[16] 2027-2028 28,456,056.21 16,532,416.09 11,923,640.13
18[17] 2028-2029 29,911,164.86 17,457,291.05 12,453,873.81
19[18] 2029-2030 31,349,290.96 18,378,619.65 12,970,671.31
REL PROV JABAR
14,000,000.00

12,000,000.00

10,000,000.00

8,000,000.00

6,000,000.00

4,000,000.00

2,000,000.00

0.00
Membuat Skenario Mitigasi

Planning Unit Target Aksi


Protected Kehilangan hutan turun setengah dari masa ???
Forest (TN, lampau pada hutan sekunder, menjadi tidak
Suaka Alam ada pada hutan primer, rehabilitasi 10%
dsb) pada area tidak berhutan
Hutan lindung Kehilangan hutan turun setengah dari masa ???
lampau pada hutan sekunder, menjadi tidak
ada pada hutan primer, rehabilitasi 10%
pada area tidak berhutan
Hutan Kehilangan hutan turun setengah dari masa
???
produksi, tidak lampau pada hutan sekunder, menjadi tidak
dibebani ijin ada pada hutan primer, rehabilitasi 10%
pada area tidak berhutan
Kebijakan POVERTY
Distribusi Upah
Desa-Kota
• Upah
• Distribusi Pendapatan
Kebijakan • Garis Kemiskinan Kebijakan
Peningkatan
Produktivitas • Kemiskinan
Kebutuhan & ketersediaan dana
pengentasan kemiskinan

Dampak Inflasi
(Bantuan Sosial) Kerangka Analisis
POPULATION Kebutuhan Energi
Ketersediaan Energi
ENERGY Kebijakan PRK dan
• Penduduk Kota • Permintaan Energi


Penduduk Desa
Penduduk berdasarkan Umur Ketersediaan


Eksploitasi Sumber Energi
Ketersediaan Energi Linked dalam SDG

Kebutuhan Energi
Kebutuhan air domestik

(Tenaga Kerja) Energi • Impor Energi

Tenaga Kerja
• Pendidikan • Share EBT
Roadmap 2020-2030
Ketersediaan
air domestik

Emisi energi
Ketersediaan Lahan
tenaga kerja
Kebutuhan

Kebutuhan Lahan

Kebijakan
WATER ECONOMY LAND USE
• Air Permukaan Kebutuhan air • Permintaan 7 Sektor (C,G,I,X dan M) Kebutuhan • Lahan Hutan
• Air Tanah ekonomi • Nilai Tambah 7 Sektor Lahan • Lahan Pertanian
• Curah Hujan • Keterkaitan Input-Output • Lahan Permukiman & Industri
• Kualitas Air Ketersediaan air • Inflasi/Harga Ketersediaan • Lahan Lainnya
ekonomi Lahan

Ketersediaan air
untuk lahan

Kebutuhan air untuk


Kebijakan Economics stock-flows
lahan

Emisi lahan
Kebutuhan Ketersediaan SD Dampak Perubahan Lahan
terhadap Biodiversity
Dampak Perubahan Biodiverse

Kebijakan SD Perikanan Perikanan Emisi industri/ekonomi Social


Emisi Domestik

stock-flows
terhadap populasi

Kebijakan
FISHERY
• SD Perikanan Tangkap Natural resources
• SD Perikanan Budidaya GHG EMISSION
• Produktivitas Perikanan Budidaya stock and flows
Dampak Perubahan Iklim
terhadap
Kebijakan SD Perikanan Absortive capacity
stock-flows

Kebijakan BIODIVERSITY CLIMATE


Dampak Perubahan Iklim terhadap Biodiverse
19
FOREST LOW CARBON DEVELOPMENT LINKAGES WITH SDGs

TOURISM
FRAMEWORK
ENERGY SECURITY
• Tourist attraction object form
beautiful landscape FREAMEWORK
• Tourist attraction object from  Renewable Energy by
biodiversity replaning forest for biofuel
• Clear air
• Urban Forest
FOOD SECURITY
FRAMEWORK
- Agroforesty
- Silvofishery in
Mangrove
INDUSTRY FRAMEWORK - Social
Forestry &
Pulp & Paper, Furniture, - Accesibility
plywood,craft, Pine for marginal
Sap,Pharmacy, Bamboo & communities
Rattan, Oil, Tannin, Honney, around the
Natural Silk, charcoal, Water forest
consumption, premium price from - Gender
SVLK implementation Equity
MULTI SECTORAL CONTRIBUTION

29%
National Effort
Agriculture Waste Industry

Perpres
No. 61/2011 Forestry & Energy &
41%
International Support
about RAN-GRK Peatland Transport

EMISSION
REDUCTION
TA R GE T
New Priority BY 2030
Sector
2018 Blue Carbon/
Marine
What is BLUE CARBON?

Mangroves Tidal marshes Seagrasses


CARBON STOCK IN FOREST MULTIPLE TYPE

Source:IPCC 2001 : Climate Change 2001 : The Science Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment
Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, Donato et al (2011), Kauffman et al (2015)
MANGROVE AREA WORLDWIDE
Total mangrove forest area
of the world is
North and Central
16,53 million ha
America East Asia
2.429.910 Ha 16.530 Ha
14.7% Middle East
0.1%
66.120 Ha

West and Central


0.4%
Africa South East Asia
Pacific Ocean 2.181.960 Ha 5.537.550 Ha
611.610 Ha 33.5%
13.2%
3.7%
South Asia
1.124.040 Ha
6.8%
Biodiversity Index East and South Africa
859.560 Ha
1-2 17 - 20 South America
3-4 21 - 25 2.595.210 Ha 5.2%
5-8 26 - 35 15.7%
9 - 12 36 - 40 Australia/New Zealand
13 - 16 41 - 47
1.107.510 Ha •Largest in area
6.7% •Richest in
Source : World ATLAS of Mangroves
biodiversity

1,82 million ha 1,67 million ha


In degraded condition In good condition Indonesia has 3.49 mill ha
- State forest 1,27 mill ha (70%) - State forest 0,9 mill ha (54%)
- Non-state/private forest 0,55 mill - Non-state forest 0,77 mill ha (46%) 20% of world's
ha (30%)
mangrove forests
Source: Ditjen PDASHL KLHK
TINGKAT KEKRITISAN HUTAN MANGROVE PROV JABAR

LUAS TUTUPAN MANGROVE PROV JABAR Luar


KABUPATEN Kawasan Dalam Kawasan Jumlah
1600
APL HL HP Total (Ha)
1400 Bekasi 2662.21 336.84 102.98 439.82 3102.03
1200
Cianjur 42.97 42.97
Cirebon 596.85 596.85
1000
Garut 18.9 18.9
800 Indramayu 1291.49 982.54 982.54 2274.03
600
Karawang 2333.79 493.91 493.91 2827.7
Kota Cirebon 29.58 29.58
400
Pangandaran 555.64 11.85 11.85 567.49
200 Subang 7517.72 463.53 463.53 7981.25

0
Sukabumi 78.88 78.88
Mangrove Mangrove Mangrove Mangrove Mangrove Mangrove Mangrove Mangrove Mangrove
Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder
2000 2003 2006 2009 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber Data : Ditjen PDASHL KLHK

Sumber Data : Peta Tutupan Lahan Planologi KLHK


WHY MANGROVE AND SEAGRASSES ARE IMPORTANT?
FACTS OF BLUE CARBON IN INDONESIA
Indonesia is rich with blue carbon ecosystem but these ecosystems are declining
3.2 950 119.5
milion ha
mangrove forests Mg C ha-1
3.0 Mg C ha-1
milion ha
carbon stored carbon stored
Largest in mangrove seagrass meadows
in seagrass
MANGROVES in the world SEAGRASSES

Co-benefits: Threats: Co-benefits: Threats:


• Nursery ground • Illegal logging • Nursery ground • Coastal reclamation
• Coastal protection by • Deforestation for land • Coastal protection by • Sedimentation
inducing wave energy conversion (eg aquaculture, inducing wave energy & • Pollution
& erosion control human settlement) erosion control • Unsustainable mariculture
• Raw products • Coastal reclamation • Raw products
• Water purification

Indonesia blue carbon ecosystem holds which equals to


Mangrove & seagrass degradation 29,040
contributes annual emissions of gigagram CO2 (eg)

17% of the world


blue carbon reservoir 3.4 gigaton
carbon This is the same as
emissions from an additional
11
million car per year

Source: Alongi et al. Wetlands Ecol Manage 2015


MANGROVE DEGRADATION
FACTOR IN INDONESIA

Sample text Sample text Sample text

Pembukaan
Illegal Logging Pencemaran
Lahan untuk
Tambak.
Air Laut

01 02 03
MANGROVE POLICY FRAMEWORK
04
03
05

02 06

07

01
Law
Number 41
Year 1999 Modality of Regulation
on Forestry
ECOTOURISM AS BEST PRACTICE IN MANGROVE MANAGEMENT
ECOTOURISM AS BEST PRACTICE IN MANGROVE MANAGEMENT

Pengembangan Eko Wisata merupakan salah


satu bagian dari Aksi Mitigasi yang dapat
berdampak kepada pencegahan cadangan
karbon/hilangnya hutan
SILVOFISHERY AS BEST PRACTICE IN MANGROVE MANAGEMENT

Best Practise in Pemalang

Silvofishery Patern
MANGROVE POLICY FRAMEWORK OF NATIONAL STRATEGY

1. Presidential Decree No. 73 Year 2012


National Strategy on Mangrove Ecosystem
Management)
01
2. Permenko 4 Year 2017
• Policy, Strategy, Program and Performance Indicators of National 02
Mangrove Management
• Four aspects : Ecology, Social economy, Institution, Regulation

Capacity building of local community, local gov, Promote welvare through empowerment of
research Intrl, sains & tech, Information system communities, social forestry programs, partnership
with private sectors, etc Institution

Developing and enhancement national and


Promote NTFP, ecotourism, natural services provincial mangrove working group
Economy

Minimize Promote Coastal line Restoration/ rehabilitation of mangrove


mangrove biodiversity protection ecosystem (includes Developing
ecosystem protection National Action Plan and National
Ecology
conversion function Mangrove Map)

Promote participation stakeholder


Developing integrated regulation among
goverment, local gov, community and stakeholders which promotes investment
Regulation
private sectors
RISET BLUE CARBON KKP
RISET BLUE CARBON
Terimakasih…

Land Base Liaison Sekretariat RAN-GRK/ Bappenas


Herdianti Indah
Gedung Lippo Kuningan 15th Floor Jl HR Rasuna Said
Kav. B 12, Kuningan, Karet Kuningan, Setia Budi, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12920
081281924904/ 087739526070
lahan@sekretariat-rangrk.org

Anda mungkin juga menyukai