Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI TEKNOPOLIS GEDEBAGE

Indra Hermawan1
1
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA PESISIR, KKP
1
Kelompok IV JFP MUDA II 2016 SAPPK - ITB

Abstrak
Kawasan Teknopolis Gedebage merupakan program yang termuat dalam Rencana Jangka Mengah Daerah
(RPJMD) 2013-2018 yang dituangkan pada Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2014 dan didukung
oleh rencana lainnya. Kawasan Teknopolis Gedebage dibangun dengan tujuan pengembangan kawasan yang
bersinergikan antara Pendidikan Tinggi, ekonomi kreatif, komersial, lingkungan dan pusat pemerintahan
berkonsep teknopolis dalam mewujudkan fungsi Pusat Pelayanan Kota (PPK) Gedebage dengan konsep “A New
Primary Center For Better Urban Quality”. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan pengelolaan sampah
masyarakat dan pengelolaan sampah terpadu dengan konsep Zero Waste Management dengan menerapkan
prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sesuai SNI 3242 tahun 2008 di Kecamatan Gedebage. Metode yang
digunakan dalam tulisan ini yaitu mix method (campuran) yang bersifat eksploratif dan diskriptif, kemudian
metode analisis kuantitatif dengan mengolah data dari hasil wawancara menjadi analisis statistik. Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga Terpadu Berbasis Masyarakat di Kecamatan Gedebage, belum berhasil dilaksanakan
dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui proses pemilahan sampah. Model yang diterapkan belum
mampu mereduksi volume sampah yang dibuang hingga 70%. Sistem pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis masyarakat dengan prinsip 3R melalui kegiatan pemilahan sampah merupakan solusi paradigmatik,
yaitu solusi dari paradigma cara mengelola sampah. Dari paradigma ”membuang sampah” yang dalam
prakteknya hanya memindahan sampah, menjadi ”mengelola sampah”.

Kata-Kunci: Teknopolis, Gedebage, Reduce, Reuse, Recycle,dan Zero Waste management.

PENDAHULUAN
Pengembangan Teknopolis mulai marak diterapkan lebih baik yang diwujudkan dalam penataan ruang,
di Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah kondisi fisik bebas banjir, serta penyediaan sarana
Kota Bandung No.3 Tahun 2014 tentang Rencana dan prasarana kebersihan. Pengembangan kawasan
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini telah dimulai sejak tahun 2001, meliputi
tahun 2013 – 2018, pengembangan Pusat Primer pembentukan Tim Asistensi Perencanaan
Gedebage juga merupakan upaya untuk Pembangunan Terminal Terpadu, Akses Tol, Pusat
mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi Sarana Olah Raga, PLTSA dan fasilitas pendukung
terhadap inti pusat Kota Alun – alun. Pembangunan lainnya (di Kelurahan Cisarantren Kidul, Kelurahan
Teknopolis Gedebage adalah salah satu prioritas Rancanumpang, Kecamatan Rancabolang)
kebijakan pengembangan Pemerintah Kota
Pengembangan ini merupakan program strategis
Bandung yang dituangkan dalam RTRW Kota
Bandung 2011-2031. Pengembangan Kawasan ini pembangunan pemerintah Kota Bandung pada saat
sangat penting, karena ditujukan untuk mendorong ini dan mendatang. Pengembangan Kawasan Pusat
perkembangan wilayah Kota Bandung bagian timur rimer Gedebage ini diproyeksikan memiliki fungsi
agar dapat mengurangi beban wilayah bandung beragam, meliputi pengembangan fasilitas bisnis,
barat dan pusat kota primer Kota Bandung yang komersial, olah raga, hunian, maupun rekreasi.
lama (Alun-alun dan sekitarnya). Fasilitas yang sudah ada di sekitar kawasan yaitu
Terminal Peti Kemas Kota Bandung yang berskala
Isu utama dalam pengembangan kawasan ini lokal, regional dan nasional. Kawasan ini juga
adalah kawasan yang berkelanjutan sebagai merupakan yang memiliki aksesiblitas tinggi baik
penggerak perkembangan daerah tingkat kualitas dari jalan utama regional, akses dari jalan tol, serta
tinggi dan memiliki daya tarik investasi yang tinggi. aksesibilitas kereta api. Selain itu, terdapat rencana
Visi yang digunakan dalam konsep teknopolis ini penambahan struktur penunjang generator
adalah Pusat Primer Baru untuk Kualitas Hidup yang aktivitas, yaitu terminal bus antar propinsi, sub
Lebih Baik (“A New Primary Center for Better Urban terminal angkutan dalam kota serta penambahan
Quality”) dengan tujuan untuk menjadi pusat fasilitas stasiun kereta penumpang pada kawasan.
primer baru untuk kualitas lingkungan kota yang Lahan yang sebagian besar masih berupa

1
persawahan (lahan kosong) akan memudahkan secara baik sehingga bersih dari lingkungan
perancangan dan pembangunannya. Namun permukiman dimana manusia beraktifitas di
karena tidak padu, serasi dan terintegrasi, maka dalamnya (Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006).
Pemerintah Kota Bandung pada Tahun 2005
menyusun Rencana Induk Kawasan Gedebage Kriteria atau aspek yang perlu diperhatikan
Pengelolaan Sampah Perkotaan Terpadu dimulai
(Pusat Primer Gedebage) sebagai upaya
dari produksi (pewadahan) sampai berakhirnya
penyusunan rencana tata ruang secara menyeluruh,
suatu proses produksi dapat dihindari terjadi
terintegrasi dan berkelanjutan berdasarkan daya
dukung kawasan. produksi sampah atau diminimalisir terjadinya
sampah (Urip Santoso, 2009). Salah satu
konsepnya adalah Zero Waste Management dengan
menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
SNI Nomor 3242 tahun 2008 mengenai Tata Cara
Pengelolaan Sampah di Pemukiman menyebutkan
bahwa konsep 3R artinya menggunakan kembali,
mengurangi, dan mendaur ulang sampah. Sehingga
timbul pemikiran untuk pelaksanaanya SNI tersebut
dengan Zero Waste Management melalui
pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi
pengolahan sampah perkotaan skala individual dan
skala kawasan secara terpadu dengan sasaran
untuk dapat mengurangi volume sampah sesedikit
Gambar 1. Kecamatan Gedebage mungkin.
Kawasan Pusat Primer Gedebage dengan luas
Diselaraskan dengan pengelolaan Sampah Berbasis
sekitar 712.36 ha terletak di Bandung Timur.
Masyarakat (Community Based Solid Waste
Bagian utara kawasan ini dibatasi oleh Jl. Soekarno
Management/CBSWM) adalah suatu pendekatan
Hatta, bagian selatan oleh Jalan Tol Padaleunyi,
pengelolaan sampah yang didasarkan pada
bagian barat oleh Jalan Gedebage dan bagian timur
kebutuhan dan permintaan masyarakat,
dibatasi oleh Jalan Cimincrang. Kawasan
direncanakan, dilaksanakan, dikontrol, dan di
Pengembangan Pusat Primer Gedebage terletak di
evaluasi bersama masyarakat (Environmental
Kecamatan Rancasari (Kelurahan Derwati,
Services Program (ESP) DKI, 2006). Berbasis
Kelurahan Mekarwangi, Cisaranten Kidul, Kelurahan
masyarakat karena produsen utama adalah ma-
Derwati) dan Kecamatan Ujungberung (Kelurahan
syarakat sehingga, masyarakat harus bertanggung
Cisaranten Wetan).
jawab terhadap sampah yang diproduksi. CBSWM
Menteri Bappenaspun menyatakan bahwa kegiatan ini tujuannya adalah kemandirian masyarakat dalam
pembangunan teknopolis ini sejalan dengan mempertahankan kebersihan lingkungan melalui
rencana nasional, dan sangat mendukung Ridwan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Kamil Walikota Bandung saat ini agar kabupaten/
Sistem pengelolaan sampah di Kecamatan
Kota lain menjadi pengikut pengembangan yang
Gedebage dapat dikatakan masih tergolong
inovatif.
menggunakan konsep tradisional yang menganut
Seiring perkembangan Teknopolis Gedebage, konsep kumpul, angkut, dan buang. Sistem ini
persampahan merupakan salah satu masalah serius masih terus digunakan karena masyarakat belum
dalam lingkungan hidup dan kaitannya sangat erat mengetahui cara pengelolaan sampah dengan
dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Setiap terpadu dan baik. Dimulai dari cara mengurangi
orang tidak bisa terlepas dengan masalah sampah timbunan sampah domestik (reduce),
sebagai pihak yang menghasilkan sampah. Maka menggunakan kembali sampah domestik yang
boleh dikatakan masalah sampah adalah masalah masih layak digunakan (reuse) dan mendaur ulang
persepsi masyarakat mengenai sampah itu sindiri. sampah domestik (recycle) sehingga sampah
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup tersebut dapat bernilai ekonomi.
sehat dan sejahtera di masa yang akan datang,
Pengelolaan sampah pada penelitian ini akan
akan sangat diperlukan adanya lingkungan
ditinjau dari sisi penerima layanan pengelola
permukiman yang sehat. Dari aspek persampahan,
sampah tersebut. Pekerjaan teknis pengelolaan
maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang
sampah terpadu 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola
mempunyai tahapan sebagai berikut :

2
1. Tahap Persiapan. Tahap persiapan pelaksanaan merupakan rangkuman dari keseluruhan hasil
pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah program pengelolaan sampah rumah tangga
melakukan persiapan dengan melakukan tindakan berbasis masyarakat. Kegiatan evaluasi ini dila-
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kukan secara bertahap, disesuaikan dengan
konsep dasar program pen-gelolaan sampah kemajuan kegiatan yang telah dilakukan oleh
berbasis masyarakat, terutama teknologi masyarakat, dan dilakukan pengontrolan secara
komposting di tingkat masyarakat. Dinas intensif serta bebagai upaya untuk menyiapkan
Kebersihan Kecamatan Gedebage menyusun kemandirian masyarakat.
metode dan pendekatan untuk pelaksanaan pe-
kerjaan yang meliputi antara lain; menentukan Pengelolaan Sampah dengan Konsep 3R. Menurut
pemilihan lokasi, menentukan pengorganisasian dan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomer 3242
pemerdayaan masyarakat, serta pengadaan sarana tahun 2008, pengertian pengelolaan sampah 3R
dan prasarana pengelolaan sampah berbasis secara umum adalah upaya pengurangan
masyarakat. pembuangan sampah, melalui program
menggunakan kembali (Reuse), mengurangi
2. Tahap Pemilihan Lokasi. Tahap pemilihan lokasi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).
di sini merupakan awal dimulainya tahap
pengumpulan data calon lokasi yang akan dipilih (1) Reuse (menggunakan kembali) yaitu peng-
untuk melaksanakan program pengelolaan sampah gunaan kembali sampah secara langsung,baik
untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.
rumah tangga berbasis masyarakat. Data – data
tersebut dapat diperoleh dari hasil kajian studi (2) Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) sampah.
3. Tahap Perencanaan Teknis. Tahap perencanaan (3) Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan
teknis adalah tahap penyusunan dokumen kerja kembali sampah setelah mengalami proses
serta melakukan pengadaan peralat-an pengelolaan pengolahan. Mengurangi sampah dari sumber
sampah. Peralatan prasarana dan sarana timbulan, di perlukan upaya untuk mengurangi
persampahan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) yang sampah mulai dari hulu sampai hilir.
meliputi penentuan jenis dan jumlah peralatan, baik
untuk pemilahan jenis sampah, pewadahan dan Dengan adanya RTBL tersebut makan diperlukan
pengangkutan dan alat pengolahan sampah untuk teknis operasional dalam pengelolaan sampah
menjadi kompos, termasuk mengidentifikasi terpadu lingkup pemukiman sesuai dengan tata
kebutuhan tempat untuk pengolahan sampah cara pengelolaan sampah pemukiman merupakan
terpadu TPS (Tempat Penampungan Sementara). proses yang berjenjang, sehingga manfaat dari
pengelolaan sampah terpadu untuk pengembangan
4. Tahap Pengorganisasian Masyarakat. Teknopolis di Kecamatan Gedebage bermanfaat dan
Pengorganisasian tentang pemberdayaan masyara- berguna sampai dengan sinergitas di lingkup Kota
kat dan stakeholder menjadi fasilitator terhadap Bandung.
kegiatan di tingkat komunitas/masyarakat di
kawasan lokasi terpilih. Tahap ini dibagi menjadi 4
kegiatan: melakukan identifikasi lokasi terpilih,
melakukan sosialisasi pada masyarakat dengan cara
memperkenalkan program pengelolaan sampah,
pembentukan organisasi, melakukan pelatihan
pengelolaan sampah terpadu.

Kegiatan menyusun indentifikasi kebutuhan


peralatan prasarana dan sarana persampahan 3R
(Reuse, Reduce, Recycle) yaitu menentukan jenis
dan jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam
pengelolaan sampah rumah tangga berbasis
masyarakat, pewadahan, pengangkutan dan alat
pengolahan sampah untuk menjadi kompos.

5. Tahap Evaluasi dan Uji Coba Pelaksanaan


Pengelolaan Sampah 3R. Tahap evaluasi ini

3
disetiap blok. Blok dimaksud adalah RW yang
terdapat di Kecamatan Gedebage sebanyak 40 RW
yang terbagi dalam 4 kelurahan.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengelolaan


sampah perkotaan di Kecamatan Gedebage,
tahapan kegiatan telah dirancang untuk semaksimal
mungkin melibatkan masyarakat. Dengan demikian,
kegiatan ini pada akhirnya dapat menjadi bagian
dari kegiatan rutin masyarakat dalam pengelolaan
sampah dan berkesinambungan (sustainable).
Tingkat keikutsertaan masyarakat dalam serial
kegiatan pengelolaan sampah perkotaan di
Kecamatan Gedebage dapat diuraikan sebagai
berikut:

Partisipasi dalam Sosialisasi. Kegiatan


sosialisasi berkaitan dengan upaya meningkatkan
Gambar 2. Teknis Operasional Pengelolaan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
Sampah. Sumber. SNI-3242 tahun 2008 pengelolaan sampah perkotaan, kendala dan
Dapat dilihat pada gambar 2, bahwa teknis hambatan serta potensi – potensi yang dapat
operasional pengelolaan sampah tersebut dapat dikembangkan guna peningkatan kesejahteraan
optimal jika kita melihat seluruh aspek meliputi masyarakat. Kegiatan sosialiasi yang merupakan
kondisi topografi dan lingkungan daerah pelayanan, upaya pemerintah dalam hal ini di Kecamatan
kondisi social, ekonomi, partisipasi masyarakat, Gedebage juga bertujuan mendapatkan dukungan
jumlah dan jenis timbulan sampah. masyarakat secara umum tentang pentingnya
pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
METODE PENELITIAN
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosialisasi
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode berkaitan dengan pemberian masukan terhadap
campuran (mix method) yang menggabungkan pengelolaan sampah yang berlangsung. Selain itu
metode – metode analisis statistik dan deskriptif – dalam setiap forum sosialisasi, masyarakat diminta
eksploratif untuk menjabarkan system pengelolaan memberikan masukan terkait rencana kegiatan
sampah yang berlangsung di Kecamatan Gedebage. kebersihan yang terpadu.
Sistem pengelolaan sampah yang berlangsung
didapatkan dengan melakukan observasi ke
lingkungan perumahan, TPS, aparatur kecamatan,
aparatur kelurahan, serta perilaku actor – actor
pengelola sampah seperti PD Kebersihan dan
pemulung. Selain itu, dilakukan pula wawancara
kepada sejumlah masyarakat serta pebisnis sampah
yang ada di Kecamatan Gedebage. Jumlah
responden kuesioner yang berhasil dihimpun 25
orang yang tersebar dalam 4 kelurahan pada
Kecamatan Gedebage. Selain itu, dilakukan pula Gambar 3. Partisipasi masyarakat untuk kebersihan
pengumpulan data sekunder yang didapat dari lingkungan Kelurahan Rancabolang
instansi pemerintah, buku, internet dan jurnal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan partisipasi masyarakat dan


musrembangdes terjadi karena adanya
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
ketidakpuasan masyarakat terhadap PD Kebersihan
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis
Masyarakat Kecamatan Gedebage. Upaya pemeritah dalam
meningkatkan pelayanan persampahan dengan
Dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan mengadakan sosialisasi sampai dengan ke 4
(RTBL) Gedebage pengembangan jaringan system Kelurahan pada wilayahnya.
persampahan meliputi pembangunan Tempat
Pembangunan Sementara (TPS) yang tersebar

4
pengangkutan sampah dari TPS Rancabolang ke
TPA yang belum berjalan dengan rutin. Sehingga
penumpukan sampah sangat mengganggu aktifitas
masyarakat.

Pengelolaan Sampah prinsip tempat organik


dan anorganik. Pelaksanaan kegiatan merupakan
wujud kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah yang menggunakan prinsip
organik dan unorganik. Dalam rantai tahapan
kegiatan; pelaksanaan kegiatan merupakan hasil
kesepakatan warga masyarakat untuk mau dan
mampu melakukan pengelolaan sampah secara
Gambar 4. Kepuasan Pelayanan PD Kebersihan
mandiri dengan prinsip tersebut.
Dalam kuesioner, diketahui bahwa 68% responden
Namun kesadaran masyarakat dalam mengelola
tidak puas terhadap kinerja perangkat kebersihan di
sampah pun masih sangat rendah. Sebagian besar
PD Kecamatan Gedebage. Ketidakpuasan tersebut
masyarakat tidak membuang sampah pada tempat
dikarenakan sampah yang dibuang ke tempat
yang telah disediakan, melainkan ke tempat lain
sampah oleh masyarakat di pemukiman tidak
seperti saluran air/drainase yang ada di sekitar
pernah diangkut oleh PD Kebersihan. Sehingga
rumah tinggalnya. Akibatnya terjadi genangan di
masyarakat harus membuang sendiri ke TPS.
musim hujan karena saluran air yang ada tidak
dapat berfungsi optimal akibat timbunan sampah di
Menurut Anda, perlukah campur dalamnya.
tangan swasta?

32%
Perlu
68%
Tidak perlu

Gambar 5. Perlunya Campur Tangan Swasta

Karena ketidakpuasan terhadap PD Kebersihan,


maka terdapat pertanyaan “perlukah campur Gambar 6. Pemilahan Sampah Rumah Tangga
tangan swasta dalam penanganan sampah”. Dari 25 orang responden, 68% orang memisahkan
Diketahui, dari 25 orang responden 68% sampah basah dan kering dan/atau organik dan
diantaranya ingin peran serta swasta dalam anorganik, sedangkan 32% orang tidak
penanganan sampah. melakukannya. Namun pada kenyataanya
dilapangan hal tersebut tidak terjadi sesuai
Warga masyarakat Gedebage juga tidak keberatan
kenyataan. Apalagi hanya terdapat 1 TPS di
jika ditarik retribusi untuk pengelolaan sampah.
Kecamatan Gedebage yang lokasinya di kelurahan
Namun hanya beberapa RT yang melakukan
Rancabolang. Karena belum tersedianya TPS
pungutan retribusi tersebut. Menurut SNI3242
merupakan permasalahan pada Kelurahan
Tahun 2008 besaran timbulan sampah di rumah
Cisaranten Kidul, Kelurahan Rancanumpang dan
rata – rata sebesar 2,5 L per orang/hari dengan
Kelurahan Cimincrang.
produksi sampah rumah tangga ± 30 m3 /hari
/rumah dengan perhitungan jumlah penduduk
Gedebage tahun 2015 sebanyak 35.910.

Saat ini persampahan di GedeBage dikelola oleh PD


Kebersihan, namun ternyata belum dikelola dengan
baik. Hal itu dilihat dari banyaknya timbulan
sampah di TPS Rancabolang yang belum terpilah
antara organic dan anorganic. Selain itu

5
Kelompok Masyarakat secara swadaya telah
mengadakan dan membagikan sebanyak 50 buah
tempat sampah yang sudah sesuai dengan kaidah
organik (berwarna hijau) dan anorganik (berwarna
kuning). Namun dalam pelaksanaannya sampai
tahun ini banyak yang tempat sampah plastik yang
hilang dari wadahnya.

Gambar 7. Pemilahan Sampah Organik dan


Anorganic

Oleh karena itu, kemandirian masyarakat yang


diharapkan dalam kegiatan pelaksanaan terkait
dengan pengorganisasian, pendanaan dan teknis
pelaksanaan. Pengorganisasian masyarakat
menyangkut struktur dan mechanism pengelolaan
sampah di tingkat masyarakat; pembagian peran Gambar 9. Hilangnya tempat sampah di Beberapa
setiap anggota masyarakat dalam pengelolaan Lokasi Kecamatan Gedebage
sampah tersebut. Kemandirian pendanaan terkait
dengan penggalian sumber-sumber dana, Terlihat pada gambar 9, bahwa tempat sampah ada
pengalokasian dan pemanfaatan serta yang terjarah oleh masyarakat, karena belum
pertanggungjawaban penggunaan pendanaan sadarnya akan pentingnya pemilahan sampah
dalam pengolahan sampah dalam masyarakat. organik dan unorganik.
Kemandirian teknis pengelolaan sampah berkaitan
dengan pengetahuan dan keterampilan menyerap
teknologi yang baru diperkenalkan dalam
pengelolaan sampah tersebut, baik itu sampah
organik maupun sampah anorganik. Partisipasi
masyarakat dalam tahap pelaksanaan kegiatan,
salah satunya ditunjukkan oleh kelompok warga di
Kelurahan Rancanumpang yang telah sepakat untuk
melakukan pembuatan tempat sampah skala rumah
tangga dengan menggunakan plastik ember cat
bekas.

Gambar 10. Persepsi Masyarakat terhadap Sampah


Anorganic

Perlakuan responden terhadap sampah anorganik


adalah 60% responden langsung membuangnya,
32% memanfaatkan kembali dan 0,8% menjualnya
ke tukang loak.

Dalam pemilahan sampah tersebut terdapat aktor


lain, pemulung berperan besar dalam proses
pengangkutan dan pemilahan sampah. Mereka bisa
mendapat uang Rp 40.000,00 per hari dari tempat
sampah. Padahal mereka hanya mengumpulkan
kardus, botol air mineral, dan kantong kresek yang
Gambar 8. Kelompok Masyarakat Rancanumpang
dalam Penyelenggaraan Wadah Sampah.

6
dikumpulkan tersebut akan didaur ulang menjadi merupakan hasil kesepakatan warga masyarakat
bahan lainnya. untuk mau dan mampu melakukan pengelolaan
sampah secara mandiri dengan prinsip 3 R
tersebut. Kemandirian masyarakat yang diharapkan
Bagaimanakah pandangan Anda
dalam kegiatan pelaksanaan terkait dengan
terhadap pemulung? pengorganisasian, pendanaan dan teknis
pelaksanaan. Pengorganisasian masyarakat
menyangkut struktur dan mekanisme pengelolaan
44%
Baik sampah di tingkat masyarakat; pembagian peran
56% setiap anggota masyarakat dalam pengelolaan
Tidak baik
sampah tersebut. Kemandirian pendanaan terkait
dengan penggalian sumber – sumber dana,
pengalokasian dan pemanfaatan serta
pertanggungjawaban penggunaan pendanaan
Gambar 11. Pandangan masyarakat Gedebage
dalam pengolahan sampah dalam masyarakat.
terhadap Pemulung
Kemandirian teknis pengelolaan sampah berkaitan
Namun ada semacam pandangan negative dan dengan pengetahuan dan keterampilan menyerap
ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemulung. teknologi yang baru diperkenalkan dalam
Dari kuesioner tampak bahwa sebanyak 44% pengelolaan sampah tersebut; baik itu sampah
responden berpandangan negative terhadap organik maupun sampah anorganik.
pemulung.

Gambar 14. Kawasan Percontohan 3R (Reuse,


Gambar 12. Faktor negative terhadap pemulung Reduce and Recycle) Masyarakat Kelurahan
Rancabolang
Penyebabnya ialah sebanyak 44% karena mereka
kumuh/jorok, 16% karena mereka suka mencuri,
12% karena mereka kasar, 12% karena mereka Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan
berlaku seenaknya, 8% karena mereka penyakitan kegiatan dengan model tersebut telah ditunjukkan
dan 8% karena mereka berniat jahat. Dengan warga di Kelurahan Rancabolang, khususnya pada
adanya tanggapan masyarakat mengenai actor lain Warga dan TPS Rancabolang yang telah sepakat
dalam pengelolaan sampah dalam hal ini adalah untuk melakukan pembuatan kompos skala TPS.
pemulung yang kumuh, namun walaupun demikian Sehingga pemanfaatan alat Komposting yang sudah
56% responden berpandangan baik terhadap disediakan pada TPS Rancabolang dapat
pemulung dikarenakan output utama dari pemulung dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat
adalah dalam hal pemilahan sampah tercampur di dengan Pemerintah setempat yaitu Kelurahan
pemukiman dan di TPS yang kemudian dipilah Rancabolang sekala kecil dan Kecamatan Gedebage
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. sekala makro.

Pelaksanaan Program 3R (Reuse, Reduce and


Recycle). Pelaksanaan kegiatan merupakan wujud
kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah yang menggunakan prinsip
3R; Reduce, Reuse, dan Recycle. Dalam rantai
tahapan kegiatan; pelaksanaan kegiatan

7
Peran serta masyarakat dalam Program
Gerakan Pungut Sampah (GPS).

Program GPS merupakan program wajib


dilaksanakan untuk kebersihan lingkungan
masyarakat sampai radius 200 meter (gambar
16). Dalam pelaksanaannya yang melibatkan
seluruh elemen masyarakat. Gerakan Pungut
Sampah (GPS) adalah program kebersihan dari
Pemerintah Bandung sebagai unggulan dari
kegiatan Ridwan Kamil dalam mengatasi sampah
yang ada di Bandung. Pelaksanaan kegiatan GPS
pada hari Senin, Rabu dan Jumat yang dimulai
pukul 07.30 sampai dengan 08.00. Pelaksanaan
GPS yang hanya 30 menit tersebut melibatkan
Gambar 15. Alat 3R Bantuan Gubernur Provinsi
seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.
Jawa Barat Tahun 2013
Elemen masyarakat yang terlibat meliputi SKPD,
BUMN, LPM, TNI/POLRI, Sekolah, PKK, Karyawan
Namun disayangkan dengan melihat gambar 15, swasta dan komunitas. Seperti dilihat pada
adanya bantuan pemerintah Kota Bandung tersebut gambar 17, bahwa seluruh elemen masyarakat
tidak termanfaatkan dengan maksimal, karena alat Gedebage berpartisipasi dalam mengikuti gerakan
bernama Biomethagreen sebagai zero waste pungut sampah (GPS) yang rutin diadakan.
management mempunyai daya listrik atau energi
Namun sangat disayangkan hamper setiap
yang besar. Kemudian untuk bahan baku sampah
pelaksanaan GPS di wilayah Kecamatan Gedebage,
organik per hari sebesar 5 kwintal/hari untuk
sampah yang terkumpul tidak dipilah antara
menghasilkan listrik 1000 Kwh. Permasalahan lain
sampah organik dan sampah anorganik. Walupun
adalah sumber daya manusia yang mengelola
kantong sampah yang disediakan sudah berbeda.
Biomethagreen. Di TPS Rancabolang, pengelola
Dengan tercampurnya sampah organik dan
hanya terdiri 2 orang yang tidak di beri insentif oleh
anorganik menjadi mempersulit PD Kebersihan dan
Kelurahan Rancabolang maupun Kecamatan
Pemulung dalam pememilahnya dalam rangka
Gedebage. Mereka hanya mendapatkan honor
pelaksanaan konsep 3R.
setiap bulan dari RT/RW di Kelurahan Rancabolang.
Dengan besaran 3500/rumah untuk pekerjaan
memungut sampah seminggu 3 kali.

Gambar 17. Partisipasi dalam Gerakan Pungut


Sampah (GPS)

GPS sampai hari ini dilaksanakan pada Warga


Kecamatan Gedebage khususnya pada 4 kelurahan,
sehingga Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung
selalu berkunjung untuk memberikan contoh
budaya bersih sampai ke lingkup RT/RW.

Gambar 16. Gerakan Pungut Sampah (GPS)

8
KESIMPULAN disertai logo, tag name, dan lokasi, sehingga
memberi kesan professional.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terpadu 3. Sistem pengelolaan sampah terpadu dimulai dari
Berbasis Masyarakat di Kecamatan Gedebage, pewadahan, pengangkutan, pemilahan,
belum berhasil dilaksanakan dengan prinsip 3R pengomposan, pengolahan/daur ulang, sampai
(Reduce, Reuse, Recycle) melalui proses pemilahan PLTSa merupakan perencanaan yang sudah ada
sampah. Model yang diterapkan tersebut belum pada RDTR Kecamatan Gedebage
mampu mereduksi volume sampah yang dibuang 4. Dengan melakukan peninjauan beberapa aspek
hingga 70%. Sistem pengelolaan sampah rumah di atas, dapat direkomendasikan perlunya suatu
tangga berbasis masyarakat dengan prinsip 3 R rencana tindak (action plan) yang meliputi, (1)
melalui kegiatan pemilahan sampah merupakan Melakukan pengenalan karekteristik sampah dan
solusi paradigmatik, yaitu solusi dari paradigma metoda pembuangannya; (2) Merencanakan
cara mengelola sampah. Dari paradigma dan menerapkan pengelolaan persampahan
”membuang sampah” yang dalam prakteknya secara terpadu (pengumpulan, pengangkutan,
hanya memindahan sampah, menjadi ”mengelola dan pembuangan akhir); (3) Memisahkan peran
sampah” dalam arti memilah untuk dimanfaatkan pengaturan dan pengawasan dari lembaga yang
yang pada prakteknya dapat mereduksi secara ada dengan fungsi operator pemberi layanan,
signifikan timbulan sampah yang di buang. Peran agar lebih tegas dalam melaksanakan reward &
pengurus PD Kebersihan sampai RT/RW sangat punishment dalam pelayanan PD Kebersihan,
besar dalam membantu mewujudkan terlaksananya (4) Menggalakkan program Reduce, Reuse dan
program dan menjembatani komunikasi antara Recycle (3R) agar dapat tercapai Program Zero
pemerintah daerah dengan masyarakat. Namun Waste yang sudah ada di optimalkan dan
actor lain dan pihak swasta 68% juga sangat penggalakan masa mendatang, (5)
berpengaruh dalam membantu berhasilnya Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah
pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu di yang lebih bersahabat dengan lingkungan, tidak
Kecamatan Gedebage. memerlukan energy yang besar dan
memberikan nilai tambah ekonomi bagi bahan
REKOMENDASI buangan.
1. Agar pelaksanaan pengelolaan sampah lebih
efisien dan terpadu maka dapat dilakukan Daftar Pustaka
kegiatan seperti: (a) Kegiatan subsistem Alexander, Hilda. 2015. Bandung Technopolis,
pengumpulan, hendaknya mengaktifkan kembali Summarecon, dan Proyek Pencitraan.
peran RT dengan memakai mekanisme swadaya http://lipsus.kompas.com/elnino/read/2015/
masyarakat; (b) Subsistem angkut, kegiatan 03/25/071056221/Bandung.Technopolis.Sum
yang berjalan sekarang melalui pihak swasta marecon.dan.Proyek.Pencitraan, diakses
dapat dipetahankan; (c) Subsistem pembuangan pada 07 November 2016
akhir, dapat diserahkan kepada pihak swasta Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah,
atas dasar perhitungan nilai ekonomis; (d) Pada Kementerian PUPR, 2016. Pola Kerja
penataan dan penentuan lahan TPS hendaknya Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan
dalam pembebasan bukan hanya sesuai dengan Infrastruktur PUPR.
kebutuhan. Pembuangan sampah jangka pendek Erlyanti. 2015. Mengenal Metode Peramalan Masa
tetapi pembebasan memperhatikan aspek akan Depan.
bermunculannya pemukiman baru sehingga TPS http://www.komunikasi.us/index.php/course/
menjadi masalah dengan masyarakat yang ada 5599-mengenal-metode-peramalan-masa-
di sekitarnya, metode pembuangan yang baik depan, diakses pada 07 November 2016
adalah sanitary landfill. Indhryani, Ria. 2014. Pembangunan Teknopolis:
2. Pemerintah dan masyarakat Gedebage untuk Pemkot Bandung Gaet Investor Asing.
bisa mengubah image yang buruk tentang http://industri.bisnis.com/read/20140504/84/
pemulung dengan melakukan beberapa 224584/pembangunan-teknopolis-pemkot-
perubahan radikal. Pertama, ganti sebutan bandung-gaet-investor-asing, diakses pada
pemulung menjadi scavenger. Perkumpulannya 07 November 2016
akan disebut Scavenger Club (SC). Kedua, Krisdinar. 2014. Bandung Technopolis-Silicon Valley
mereka akan memakai seragam dengan warna Van Indonesia.
biru muda atau hijau muda yang menarik, https://bandungvariety.wordpress.com/2014
/08/16/bandung-technopolis-silicon-valley-

9
van-indonesia/, diakses pada 07 November Wulandari, Catur. 2016 Teknopolis itu soal
2016 Bandung, Bukan Gedebage Saja! Diakses
Kusumadewi, Dewi.2016. Pro Kontra Teknopolis pada 05 November 2016 http://www.pikiran-
Gedebage. Diakses pada 07 November 2016 rakyat.com/bandung-
http://iplbi.or.id/2016/02/pro-kontra- raya/2016/02/23/362096/teknopolis-itu-soal-
teknopolis-gedebage/ bandung-bukan-gedebage-saja
https://www.youtube.com/watch?v=F8XKKW8sdF8 http://bandungupdate.blogspot.co.id/ (diakses pada
– Bandung Technopolis Materplan (diakses 03 November 2016)
pada 07 November 2016) http://hitsss.com/bandung-teknopolis-kota-masa-
Lukman, Enricko. 2014. 5 Alasan Mengapa Bandung depan-berbasis-teknologi/ (diakses pada 03
Bisa Menjadi Silicon Valley-nya Indonesia. November 2016)
https://id.techinasia.com/5-alasan-mengapa- http://www.walhijabar.org/2015/03/05/kaji-ulang-
bandung-bisa-menjadi-silicon-valleynya- mega-proyek-kawasan-teknopolis-gedebage-
indonesia, diakses pada 07 November 2016 bandung/ (diakses pada 04 November 2016)
Ministry of Strategy and Finance of Korea, 2012. http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-
Methodologies and Tools for Integrated raya/2016/02/23/362096/teknopolis-itu-soal-
Infrastructure Planning and Rural bandung-bukan-gedebage-saja (diakses
Development in South Africa. pada 31 Oktober 2016)
Merybude. 2012. Resume Environmental Scanning. http://iplbi.or.id/2016/02/pro-kontra-teknopolis-
http://ungubudeku.blogspot.co.id/2012/02/r gedebage/ (diakses pada 01 November
esume-environtmental-scanning.html, 2016)
diakses pada 05 November 2016. http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/BAB%20II_04- 15/10/22/nwmjsg382-apa-saja-yang-akan-
98.pdf, diakses pada 05 November 2016. dibangun-ridwan-kamil-lewat-bandung-
Toteles, Hendro. 2012. Analisis SWOT. teknopolis (diakses pada 31 Oktober 2016)
http://himansaclub.blogspot.co.id/2011/07/analisis- http://www.lembar.info/teknopolis-silicon-valley-di-
swot.html, diakses pada 05 November 2016. gede-bage/ (diakses pada 02 November
Nurmatari, Avitia. 2015. Mimpi Besar Rdwan Kamil 2016)
Bikin Bandung Teknopolis di Gedebage. http://www.inilahkoran.com/berita/ekonomi/55087/
Diakses pada 05 November 2016 bandung-teknopolis-alihkan-pusat-
http://finance.detik.com/read/2015/09/03/12 pemerintahan-kota-bandung. (diakses pada
4244/3008978/4/mimpi-besar-ridwan-kamil- 31 Oktober 2016)
bikin-bandung-teknopolis-di-gedebage http://www.kaskus.co.id/thread/533c05ab19cb1767
Ramdhani, Doni. 2015. Pembanguanan Bandung 418b48e1/lupakan-sejenak-pilpres-amerika-
Teknopolis Kian Menggeliat. Diakses 05 siap-dukung-kota-teknopolis-di-gedebage-
November 2016 bandung/, diakses pada 31 Oktober 2016
http://www.inilahkoran.com/berita/bandung- http://www.jurnalbandung.com/wujudkan-mimpi-
juara/50906/pembangunan-bandung- besarnya-emil-siap-launching-bandung-
teknopolis-kian-menggeliat teknopolis-april-mendatang/, diakses pada
Soesilo, Nining I. (1999). Ekonomi Perencanaan dan 01 November 2016
Manajemen Kota. Jakarta. Magister http://indonesianindustry.com/mimpi-bandung-di-
Perencanaan dan Kebijakan Publik teknopolis-gedebage/, diakses pada 01
Universitas Indonesia November 2016
Tamin, Ofyar Z. (1997:4-5). Perencanaan dan Paul Christ, 2005, “Marketing Research”, Knowthis
Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit Online, Juni 25, dikutip 30 Oktober 2016,
ITB dari
UN-Habitat, 2015. International Guidelines on http://www.knowthis.com/tutorials/marketin
Urban and Territorial Planning : Towards a g/marketsearch.html
Compendium of Inspiring Practices.
Wulandari, Catur. 2016. Waspadai 5 Hal Sebelum
Bangun Teknopolis di Gedebage. Bandung,
diakses pada 05 November 2016
(http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-
raya/2016/02/23/362084/waspadai-5-hal-
sebelum-bangun-teknopolis-di-gedebage)

10

Anda mungkin juga menyukai