Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/292970594

PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG TANAMAN LADA DAN STRATEGI


PENGENDALIANNYA

Article · January 2005

CITATIONS READS

8 5,212

3 authors, including:

Dono Wahyuno Rita Noveriza


Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute (ISMCRI) Indonesian Agency for Agricultural Research and Development
23 PUBLICATIONS   53 CITATIONS    47 PUBLICATIONS   84 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Optimization of nano-biopesticides formulations to control the virus on patchouli. View project

Management mosaic disease on patchouli plant View project

All content following this page was uploaded by Rita Noveriza on 04 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG TANAMAN
LADA DAN STRATEGI PENGENDALIANNYA
Dyah Manohara, Dono Wahyuno dan Rita Noveriza
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

ABSTRAK tanaman sehat, bila menggunakan tajar maka


dilakukan pemangkasan secara teratur,
Penyakit busuk pangkal batang (BPB) tanaman sakit segera di buang/dibakar dan
pada tanaman lada disebabkan oleh jamur tanahnya didesinfektan lalu diberi jamur T.
Phytophthora capsici. Serangan pada akar atau harzianum. Efisiensi budidaya lada terpadu
pangkal batang menyebabkan tanaman layu merupakan tindakan alternatif menghadapi
dan mati secara cepat. Saat ini penyakit BPB fluktuasi harga yang tidak menentu. Tindakan
telah ada di seluruh areal pertanaman lada di tersebut adalah melakukan budidaya lada
Indonesia. Jamur P. capsici merupakan jamur dengan tajar dan memelihara ternak seperti
tular tanah, dapat membentuk struktur istirahat kambing/domba atau sapi. Dengan budidaya
yang mampu bertahan dalam waktu cukup lada yang tepat dan benar, jamur P. capsici
lama. Serangan P. capsici banyak terjadi pada dapat dikendalikan.
musim hujan. Penyebarannya dapat terbawa
air, angin yang terjadi selama hujan, bahan PENDAHULUAN
tanaman, ternak/hewan, manusia dan alat
pertanian. Di samping itu P. capsici mempunyai Penyakit busuk pangkal batang
kisaran inang cukup banyak. Sampai saat ini (BPB) pertama kali dilaporkan terjadi
belum ada varietas lada yang resisten terhadap di pertanaman lada di Sekampung
BPB. Pengendalian BPB sebaiknya dilakukan
mulai dari awal tanam : bahan tanaman bebas
(Kampong Pempen), Lampung tahun
jamur P. capsici, membuat saluran drainase 1885, dikenal dengan sebutan
serta parit keliling, pengolahan tanah yang baik “Voetrot”. Kemudian menyebar ke
diikuti pemberian bahan organik dan agen kampong Negara Agoeng, Goenoeng
hayati (Trichoderma harzianum), menggunakan Soegih Ketjil, Djabung dan Negara
tajar/tegakan hidup dan melakukan
pemangkasan secara teratur, melakukan
Batin (Rutgers, 1915), Bangka dan
pangkas bentuk tanaman lada, menanam Bengkulu pada tahun 1916
penutup tanah (Arachis pintoi), penyiangan (Soepartono, 1953), Aceh tahun 1929
terbatas/bobokor, membuat pagar keliling (Muller, 1936), Kalimantan Timur dan
dengan tanaman hidup, dan pemupukan sesuai Pulau Laut (1930), Jawa Barat (Banten
anjuran. Pengendalian setelah tanaman lada
ada di lapang dilakukan dengan memperbaiki
dan Pelabuhan Ratu), Kalimantan Barat
teknik budidaya : membuat saluran drainase dan Selatan (1931) dan Jawa Tengah
dan parit keliling, menanam tanaman penutup (1933) (Soepartono, 1953). Kerusakan
tanah dan penyiangan terbatas, memotong akibat penyakit tersebut di Lampung
cabang tanaman lada yang berada di dekat pada tahun 1970 diperkirakan
permukaan tanah, membuat pagar keliling dan
tidak membiarkan ternak peliharaan
mencapai 52%. Kasim (1990)
berkeliaran di dalam kebun, melakukan memperkirakan kerusakan tanaman
pemupukan sesuai anjuran dan aplikasi T. lada akibat penyakit BPB di Indonesia
harzianum, alat pertanian yang dipakai pada setiap tahunnya berkisar antara 10 -
tanaman sakit jangan langsung dipakai untuk 15% dari total tanaman lada. Saat ini

41
penyakit BPB telah terdapat di seluruh yang terserang menjadi berwarna
pertanaman lada di Indonesia. hitam, pada keadaan lembab akan
Penyakit BPB disebabkan oleh nampak lendir yang berwarna kebiruan.
jamur Phytophthora capsici = Serangan pada akar, menyebabkan
(sinonim: P. palmivora var. Piperis). tanaman layu dan daun-daun menjadi
Selain di Indonesia, penyakit BPB juga berwarna kuning (Mulya et al., 2003).
menjadi kendala utama produksi lada
di Malaysia dan India.
Pengendalian patogen penyakit
BPB yang umum dilakukan petani
adalah dengan menggunakan fungisida
sintetik, apabila saat harga lada tinggi.
Pada saat harga lada rendah, petani
akan membiarkan tanamannya mati,
akibatnya terjadi penumpukan A B
inokulum P. capsici di lapang.
Gambar 1. A. Gejala penyakit busuk
Sebagai produk ekspor, issue
pangkal batang dan B.
dalam perdagangan lada intenasional
Gejala khas pada pangkal
saat ini adalah meningkatnya
batang
kekhawatiran konsumen akan adanya
residu pestisida dan kontaminasi Serangan pada daun menyebab-
mikroba penghasil aflatoksin, di kan gejala bercak daun pada bagian
samping itu dituntut mampu tengah, atau tepi daun. Bercak
meningkatkan efisiensi produksi dan berwarna hitam dengan tepi bergerigi
mutu agar dapat bersaing dalam dunia seperti renda yang akan nampak jelas
perdagangan internasional. apabila daun diarahkan ke cahaya.
GEJALA PENYAKIT DAN Gejala khas tersebut hanya nampak
PENYEBARANNYA pada bercak yang belum lanjut dan
terjadi pada keadaan lembab (banyak
Jamur P. capsici dapat hujan). Pengamatan lebih lebih lanjut
menyerang semua umur/stadia pada lapisan air yang ada di permukaan
tanaman, mulai dari pembibitan sampai bawah bercak daun, tampak adanya
tanaman produktif. Serangan yang sporangia patogen. Biasanya daun-
paling membahayakan adalah pada daun yang terinfeksi ini merupakan
pangkal batang atau akar karena sumber inokulum bagi tangkai atau
menyebabkan kematian tanaman cabang yang berada di dekatnya.
dengan cepat. Gejala berupa kelayuan Apabila selama waktu hujan disertai
tanaman secara mendadak (daun tetap terjadinya angin, maka propagul P.
berwarna hijau) akan nampak apabila capsici dapat terbawa dan menyebar
terjadi serangan patogen pada pangkal ke daun tanaman di sekitarnya.
batang (Gambar 1). Pangkal batang Serangan pada buah menyebabkan

42
buah berwarna hitam, dan busuk; gejala 25o C, sporangium yang telah masak
ini biasanya banyak ditemukan pada dapat langsung berkecambah memben-
buah yang letaknya dekat permukaan tuk tabung kecambah atau membentuk
tanah (Manohara et al., 1990). zoospora yang berflagella sehingga
Pada saat musim hujan, suhu dapat bergerak. Lama geraknya
udara menjadi rendah dan kelembaban ditentukan oleh suhu air; pada suhu 20
tinggi serta didukung oleh adanya - 24o C zoospora dapat bergerak selama
nutrisi yang cukup akan merangsang 9 jam, sedang pada suhu 28o C dan 32o
struktur istirahat jamur patogen tersebut C masing-masing selama 5 jam dan 1
untuk berkecambah. Tetesan air hujan jam. Tiga puluh menit setelah zoospora
yang jatuh ke tanah dapat membantu berhenti bergerak, akan terjadi per-
memindahkan propagul dari tanah ke kecambahan bila lingkungan mengun-
daun yang di dekatnya sehingga tungkan; sebaliknya apabila keadaan
memungkinkan terjadinya infeksi. lingkungan tidak menguntungkan,
Menurut Manohara dan Machmud maka akan dibentuk struktur istirahat
(1986), infeksi pada daun terjadi 4 - 6 yaitu berbentuk kista (Manohara,
jam setelah diinokulasi dengan 1988). Miselia yang berasal dari
zoospora dan menimbulkan gejala perkecambahan zoospora dapat lang-
berupa titik hitam setelah 18 – 20 jam sung menginfeksi tanaman melalui
diinokulasi. Kebun lada yang disiang luka, lubang alami (stomata misalnya)
bersih akan mengalami kerusakan lebih atau menginfeksi secara langsung
parah (50 – 80% diserang BPB) setelah meningkatkan potensial ino-
dibandingkan kebun yang disiang kulumnya terlebih dahulu.
terbatas (Manohara et al., 1993). Kemampuan patogen bertahan
Penyebaran jamur P. capsici hidup pada sisa tanaman lada yang ada
selain oleh air dan angin yang terjadi di permukaan maupun di dalam tanah
selama hujan, juga dapat terbawa oleh mempunyai peranan penting sebagai
ternak peliharaan, siput/keong, sumber inokulum. Propagul jamur P.
manusia, alat pertanian bekas dipakai capsici dapat bertahan hidup selama 20
pada tanaman sakit, bahkan dapat minggu di dalam tanah dengan
terbawa oleh bibit lada sehingga kelengasan 100% kapasitas lapang,
menjadi sumber inokulum bagi daerah tanpa adanya tanaman inang. Di dalam
pengembangan lada yang baru (Mulya jaringan tanaman terinfeksi seperti
et al., 1986). daun dan batang, jamur tersebut dapat
bertahan hidup masing-masing selama
SIKLUS HIDUP P. CAPSICI 11 – 13 minggu dan 8 – 10 minggu
Jamur P. capsici berkembang (Manohara, 1988). Oleh sebab itu
biak dengan cara aseksual dan seksual. sebaiknya bagian tanaman sakit yang
Secara aseksual membentuk spora- telah mati jangan dibiarkan di lapang,
ngium. Pada keadaan lingkungan yang karena dapat merupakan sumber
sesuai, lembab dan suhu berkisar antara inokulum.

43
Perkembang biakan secara PENGENDALIAN
seksual terjadi apabila terdapat dua Semua jenis lada yang umum
jenis tipe jodoh yang sesuai/serasi dibudidayakan di Indonesia, bersifat
bertemu, yang selanjutnya akan rentan terhadap serangan P. capsici.
menghasilkan oospora. Penelitian di Sampai saat ini belum ada varietas
laboratorium membuktikan bahwa
yang resisten, beberapa varietas lada
oospora dibentuk dalam keadaan gelap yang dilaporkan bersifat toleran adalah
secara in vitro, pada kisaran suhu 16 - Natar 1, Petaling 2, Chunuk dan
28o C; dan secara in vivo, oospora dapat Lampung Daun Kecil (Nuryani et al.,
dibentuk pada batang, akar dan daun 1993). Sifat resistensi terhadap jamur
lada (Wahyuno dan Manohara, 1995a). tersebut dimiliki oleh jenis lada liar.
Struktur dinding sel oospora yang Perakitan lada hibrida dilakukan
relatif tebal dan keras memungkinkan dengan cara mengawinkan varietas
oospora dapat bertahan hidup dalam
lada liar dengan lada budidaya. Saat ini
waktu yang lama. Oospora ditemukan telah dihasilkan kurang lebih 20 nomor
pada kotoran siput dan ternyata tetap yang menunjukkan sifat tahan terhadap
hidup walaupun telah melalui sistem penyakit BPB pada tingkat uji rumah
pencernaan siput (Kueh dan Khew kaca. Selanjutnya pengujian lapang dari
dalam Anandaraj, 2000). Dua jenis nomor-nomor tersebut sedang
tipe jodoh telah ditemukan terdapat di dilakukan di daerah endemik panyakit
Lampung, Jawa Barat, Kalimantan BPB di Lampung (Setiyono et al.,
Barat, Kalimantan Tengah dan 2001).
Kalimantan Timur (Manohara et al., Alternatif pengendalian lainnya
1991, Manohara dan Sato, 1992). Di yang sedang dikembangkan adalah
daerah tersebut, kemungkinan sudah dengan melakukan induksi ketahanan
terjadi perkawinan yang menghasilkan bibit lada, menggunakan jamur
strain atau ras baru yang lebih ganas Fusarium non patogenik yang berasal
dari induknya, untuk itu diperlukan dari risosfera tanaman panili. Penelitian
pengamatan lebih lanjut. Secara
yang dilakukan pada tahap rumah kaca
skematis siklus hidup jamur P. capsici yaitu merendam setek lada dalam
diuraikan pada Gambar 2. suspensi jamur Fusarium non
patogenik (FoNP) selama 60 menit,
hasilnya setek yang direndam dalam
FoNP dapat terhindar dari serangan P.
capsici sebesar 62,3 - 68,7% (Noveriza
et al., 2005a). Di samping itu jamur
Glomus spp. (mikoriza) dan T.
harzianum yang berasal dari risosfera
tanaman lada ternyata dapat juga
melindungi bibit lada terhadap
Gambar 2. Siklus hidup P. capsici. serangan P. capsici masing-masing

44
sebesar 52% dan 80% (Noveriza et al., antagonis terhadap P. capsici
2005b; Noveriza dan Darwati, 2005). (Manohara et al., 1994a).
Penelitian lebih lanjut tentang Pengendalian secara biologi/
mekanisme induksi dan ketahanannya hayati menggunakan sisa tanaman
di lapang sedang dilakukan. seperti padi, palawija, dan serasah tajar
Pada kondisi lapang, kebun lada yang dibenamkan ke dalam tanah
yang baik harus mempunyai saluran ternyata dapat menekan serangan BPB
drainase dan parit keliling, sehingga (Kasim, 1985). Hal sebaliknya terjadi
tidak ada air yang tergenang di dalam bila pemberiannya dilakukan sebagai
kebun. Adanya air yang tergenang mulsa atau penutup tanah, intensitas
merupakan tempat atau kondisi yang BPB akan meningkat sebesar 27%
baik untuk pertumbuhan dan perkem- (Kasim, 1984). Jamur tanah seperti
angan jamur P. capsici. Trichoderma harzianum, merupakan
Penggunaan tajar/tegakan hidup musuh alami dari P. capsici. Hasil
seperti dadap cangkring (Erythrina penelitian mengungkapkan, dengan
fusca Lour (Syn. E. glauca Willd; E. aplikasi jamur T. harzianum ternyata
ovalifolia Roxb.) atau gamal dapat menekan intensitas serangan
(Gliricidiae maculata) sangat dianjur- BPB sekitar 50% (Manohara et al.,
kan karena budidaya lada dengan tiang 2003; Wahyuno et al., 2003).
panjat mati merupakan budidaya yang Pemupukan tanaman lada
intensif dan membutuhkan input tinggi. sebaiknya mempunyai 2 tujuan yaitu
Produksi tanaman lada dengan tajar meningkatkan produksi dan kesehatan
telah dibuktikan tidak berbeda nyata tanaman. Komposisi pupuk NPK yang
dengan tiang panjat mati (Zaubin et al., baik bagi ketahanan tanaman lada
1990). Tanaman lada hanya mem- terhadap serangan P. capsici adalah
butuhkan 50 – 75% intensitas matahari 1:2:2 ; 1:3:3 atau 1:3: 4 (Zaubin et al.,
(Wahid, 1984). Kelembaban lingkung- 1995). Hasil penelitian Manohara dan
an pertanaman lada dapat diatur dengan Kasim (1996) mengungkapkan bahwa
cara melakukan pemangkasan cabang- pemupukan dikuti dengan tindakan
cabang tajar secara berkala sehingga kultur teknis (saluran drainse dan parit
membuat lingkungan tidak sesuai keliling, pemangkasan tajar,
untuk perkembangan penyakit BPB. pembuangan sulur cacing dan sulur
Biomas hasil pangkasan tajar dapat gantung, penyiangan terbatas,
sebagai makanan ternak atau pemangkasan cabang tanaman lada
dibenamkan untuk meningkatkan bagian bawah) dapat menekan laju
kesuburan tanah, merangsang infeksi P. capsici sebesar 50%.
pertumbuhan dan perkembangan Penyiangan terbatas (bobokor)
mikroorganisme tanah yang berguna dilakukan di sekeliling tanaman lada
seperti mikoriza dan rhizobium sebatas kanopi tanaman. Hindari
(Trisilawati, 1999) serta meningkatkan penyiangan bersih dengan tujuan untuk
populasi mikroorganime yang bersifat menghambat penyebaran jamur

45
penyebab BPB pada waktu musim dan berkesinambungan. Pengendalian
hujan. Adanya rumput atau tanaman secara kimiawi dengan fungisida
sela diantara tanaman lada, akan sistemik atau bubur bordo, dilakukan
menghambat penyebaran propagul pada saat intensitas serangan patogen
patogen. Hasil pengamatan Manohara BPB tinggi, dengan tujuan menekan
et al. (1994a), risosfera (permukaan perkembangan jamur P. capsici.
akar) tanaman palawija, padi gogo, Khusus untuk penggunaan bubur bordo
bawang-bawangan atau temu-temuan, dengan cara penyiraman, harus diikuti
banyak dihuni oleh jamur antagonis dengan aplikasi T. harzianum, 2 - 4
terhadap P. capsici. Disamping itu, minggu kemudian.
eksudat tanaman bawang putih dan Strategi pengendalian penyakit
bawang kucai ternyata mengandung BPB dibagi menjadi dua macam yaitu :
senyawa yang dapat menghambat dan (1) sebelum menanam lada, dan (2)
mematikan jamur patogen tersebut setelah ada pertanaman lada.
(Manohara et al., 1994b). Pengamatan Sebelum menanam lada
pada kebun lada di Lampung yang
Sejarah jenis-jenis tanaman yang
dicampur dengan tanaman kopi,
pernah ditanam di daerah yang akan
ternyata intensitas serangan BPB
ditanami lada perlu ditelusuri/diketahui
menurun sebesar 3% (Kasim, 1990).
terlebih dahulu (5 tahun terakhir),
Daun-daun cengkeh kering atau ampas
karena tanaman karet, coklat, kelapa,
sisa sulingan bunga cengkeh dapat
kayu manis, panili, jambu mente, sirih,
menekan pertumbuhan dan perkem-
cabe jawa dan kemukus dapat sebagai
bangan BPB (Wahyuno et al., 1996).
inang alternatif P. capsici (Kasim dan
Berdasarkan pengamatan di atas,
Prayitno, 1991). Apabila daerah yang
disarankan menanam tanaman
akan digunakan pernah ditanami
sisipan/sela seperti kopi dan cengkeh
tanaman tersebut di atas, maka
diantara tanaman lada.
tindakan yang perlu dilakukan adalah :
Strategi pengendalian  Menanam varietas lada yang toleran
Fluktuasi harga lada yang terjadi terhadap penyakit BPB.
cukup tajam sehingga pada saat harga  Mempergunakan setek sehat (bebas
jatuh seringkali petani lada tidak dapat jamur P. capsici). Pengambilan setek
membeli sarana produksi. Oleh sebab panjang, disarankan langsung
itu dianjurkan untuk melakukan dimasukan dalam keranjang. Bila
budidaya lada dengan menggunakan melakukan persemaian/pembibitan
tajar yang diintegrasikan dengan maka media tanah yang digunakan
ternak, menanam penutup tanah (A. harus bebas jamur patogen, dan
pintoi) dan pagar keliling dengan sebaiknya diberi starter agen hayati
tanaman hidup. Cara tersebut (T. harzianum).
merupakan Pengendalian Hama Ter-  Gunakan tajar seperti dadap atau
padu/PHT (temasuk penyakit BPB). glirisidia, yang selanjutnya diikuti
dari budidaya lada ramah lingkungan dengan pemangkasan secara teratur

46
 Bila dilakukan tanam langsung Perbaikan kultur teknik
(menggunakan setek 7 ruas) maka  Membuat pagar keliling dengan
tanah yang dikeluarkan dari tanaman hidup seperti rumput gajah
pembuatan lubang tanam, dibolik- atau tanaman yang dapat digunakan
balik, diikuti pembenaman bahan sebagai makanan ternak; dan tidak
organik seperti sisa tanaman padi, membiarkan ternak peliharaan
kacang-kacangan, jagung, serasah berkeliaran di dalam kebun.
alang-alang atau pupuk kandang dan  Membuat/memperbaiki saluran
ditambah starter agen hayati T. drainase dan parit keliling
harzianum.  Membuang sulur cacing dan sulur
 Kebun lada yang baik harus gantung yang tidak berguna
mempunyai saluran drainase (lebar  Memotong/mengikat cabang
20 cm, dalam 20 cm) dan parit tanaman lada yang berada di dekat
keliling (lebar 30 cm, dalam 40 cm), permukaan tanah sedemikan rupa,
sehingga tidak ada air yang agar pangkal batang tidak terlalu
tergenang di dalam kebun. lembab terutama pada musim hujan
 Membuat pagar keliling dengan sehingga dapat terhindar dari
tanaman hidup yang bermanfaat serangan P. capsici.
untuk membatasi lalu lintas  Tanah di antara tanaman lada jangan
orang/ternak ke dalam kebun. dibiarkan bersih (gundul), sebaiknya
Disarankan menggunakan rumput ditanami dengan tanaman berguna
gajah yang berfungsi sebagai atau rumput penutup tanah seperti A.
makanan ternak. pintoi. Penyiangan rumput dilakukan
 Di antara tanaman lada ditanam secara terbatas (bobokor). Apabila
penutup tanah (A. pintoi), yang rumput/penutup tanah sudah tinggi/
selanjutnya diikuti perlakuan tebal sebaiknya dipangkas untuk
bobokor atau penyiangan terbatas, dijadikan makanan ternak atau
yaitu hanya di sekitar pangkal batang sumber bahan organik/kompos.
(berbentuk piring).  Pada tanah miring (lereng) yang
 Melakukan pangkas bentuk tanaman tanaman penutup tanahnya sedikit
lada, membuang sulur cacing dan (agak gundul) dianjurkan membuat
sulur gantung yang tidak berguna rorak (panjang 1 m, lebar 20 cm,
dan pemupukan inorganik dan dalam 30 cm) dengan jumlah
organik sesuai anjuran. seperlunya, untuk mengurangi laju
Setelah ada pertanaman lada aliran air di permukaan tanah saat
Tanaman lada telah ada/ditanam hujan. Pangkasan tajar diletakan
di kebun, maka tindakan yang perlu dalam rorak itu, diberi dekomposer
dilakukan adalah : serta Trichoderma spp. Selanjutnya
dapat digunakan sebagai pupuk untuk

47
tanaman lada setelah proses (Wahyuno dan Manohara, 1995b)
dekomposisi selesai. dan lain-lainnya seperti Folirfos 400
 Pemupukan inorganik dan organik AS, Alliette 80WP atau Ridomil 2 G
dilakukan sesuai anjuran. Apabila atau disiram dengan bubur bordo.
menggunakan tajar maka seminggu Aplikasi bubur bordo harus diikuti
sebelum pemupukan, cabang-cabang dengan aplikasi agen hayati.
tajar harus dipangkas.
KESIMPULAN
 Aplikasi starter agen hayati (T.
harzianum). Jamur P. capsici merupakan
 Alat pertanian bekas dipakai pada penyebab penyakit busuk pangkal
tanaman sakit tidak langsung dipakai batang (BPB) tanaman lada. Jamur
pada tanaman sehat, tetapi tersebut merupakan jamur tular tanah,
dibersihkan/dicuci terlebih dahulu. mampu membentuk struktur istirahat
yang dapat bertahan hidup dalam
Tindakan pengendalian hayati dan
waktu lama.
kimiawi
Sampai saat ini belum ada
 Agen hayati (T. harzianum) varietas lada yang resisten terhadap
diaplikasikan pada awal musim hujan penyakit BPB. Balai Penelitian anaman
bersamaan dengan pemupukan Rempah dan Obat (Balittro) telah
organik. Pemberian bahan organik memperoleh nomor-nomor hibrida
secara berkala dengan cara harapan tahan BPB, saat ini sedang
dibenamkan sangat diperlukan untuk diuji lapang di daerah endemik
konservasi agen hayati (Manohara. et penyakit tersebut.
al., 2004). Bahan organik tersebut Pada dasarnya jamur P. capsici
terdiri dari alang-alang, sisa tanaman (penyebab BBP) merupakan patogen
jagung, palawija atau hasil pangkasan yang sulit diberantas, tetapi kerugian
tajar dan rumput penutup tanah. akibat penyakit ini dapat ditekan
 Apabila dijumpai ada tanaman yang dengan melakukan budidaya lada yang
menunjukkan gejala BPB: bila gejala tepat dan benar. Pengendalian terpadu
telah lanjut, tanaman dibongkar dan dilakukan melalui bahan tanaman,
dibakar di tempat, tanah bekas budidaya yang efisien dan ramah
tanaman sakit disiram bubur bordo, lingkungan, dan pengelolaan tanaman
buat parit pemisah antara tanaman terpadu meliputi pemanfaatan musuh
sakit dan tanaman sekelilingnya. alami dan teknologi konservasinya.
Tanaman sekeliling-nya disarankan Integrasi ternak dalam budidaya
diaplikasi dengan fungisida sistemik lada akan meningkatkan efisiensi
berbahan aktif metalaxyl, folirfos budidaya dan pendapatan petani.
atau campuran salah satu dari dua
bahan aktif tersebut dengan dengan DAFTAR PUSTAKA
senyawa yang bersifat racun kontak, Anandaraj, M., 2000. Diseases of black
misal copper oxychloride, mancozeb pepper. In Ravindran, P.N. (Ed.),

48
black Pepper Piper nigrum. dan penyakit lada di daerah
Harwood Academic Publishers Kalimantan Barat.
Kasim, R., 1984. Pengaruh residu Manohara, D., Shimanuki, T., Sato, N.
tanaman terhadap perkembangan and Oniki, M., 1991. Kemungkinan
penyakit busuk pangkal batang reproduksi seksual antar isolate
pada tanaman lada. Pembr. Littri Phytophthora yang berasal dari
IX: 17-22. tanaman lada. Pros. Kongres
Nasional XI dan Seminar Ilmiah
Kasim, R., 1985. Pengaruh residu
Perhimpunan Fitopatologi
tanaman terhadap perkembangan
Indonesia. Maros, Ujung Pandang
penyakit busuk pangkal batang
24-26 September 1991: 66-71.
(Phytophhtora palmivora Butler)
pada tanaman lada. Tesis Magister Manohara, D. and Sato, N., 1992.
Sains, Fakultas Pasca Sarjana. Physiological observation on
Institut Pertanian Bogor. Phytophthora isolats from black
pepper. Indust Crops J. 4 (2): 14-
Kasim, R., 1990. Pengendalian
19.
penyakit busuk pangkal batang
secara terpadu. Bull. Tanaman Manohara, D., Wahyuno, D. dan
Industri 1 : 16-20. Sutrasman, 1993. Kajian tiga isolat
Phytophthora capsici asal lada,
Kasim, R. dan Prayitno, 1991. Inang
cabe jawa dan sirih. Kongres XII
pengganti Phytophthora capsici
dan Seminar Ilmiah Perhimpunan
asal tanaman lada. Pros. Seminar
Fitopatologi Indonesia, 6-8
Sehari Penanggulangan Masalah
September 1993. Yogyakarta 1993
Lada di Lampung. Bandar
: 942 – 947.
Lampung, 19 September 1991.
Manohara, D., Wahyuno, D. dan
Manohara, D. dan M. Machmud, 1986.
Sutrasman, 1994a. Penelitian
Proses infeksi Phytophthora
mikroorganisme tanah dan
palmivora (Butl.) pada daun lada
pengaruhnya terhadap
(Piper nigrum L.). Pembr. LPTI.
Phytophthora capsici. Laporan
11:60-66.
Teknis, Balai Penelitian Tanaman
Manohara, D., 1988. Ekologi Rempah dan Obat.
Phytophthora palmivora (Butler)
Manohara, D., Nuriani, H. dan Mulya,
penyebab penyakit busuk pangkal
K., 1994b. The influence of
batang (Piper nigrum). Disertasi,
exudates and extract of Liliaceae
Fakultas Pasca Sarjana, IPB.
roots on the zoospore germination
Bogor.
of Phytophthora capsici. J. of Spice
Manohara, D., Soetopo, D. dan and Medicinal Crops 2: 6-10.
Sukardi, K., 1990. Masalah hama
Manohara, D. dan Wahyuno, D., 1995.
Penelitian mikroorganisme tanah

49
dan pengaruhnya terhadap palmivora oleh setek lada dan
Phytophthora capsici. Laporan penyediaan bibit sehat dengan
Teknis Penelitian Penguasaan perlakuan fungisida. Risalah
Teknologi Tanaman Rempah dan seminar Ilmiah PFI. Gatra
Obat, Cimanggu. Penelitian Penyakit Tumbuhan
dalam Pengendalian secara
Manohara, D., dan Kasim, K., 1996.
Terpadu.
Teknik pengendalian penyakit
busuk pangkal batang tanaman Mulya, K., Manohara, D. dan
lada. Proc. Seminar Pengendalian Wahyuno, D., 2003. Status
Penyakit Utama Tanaman Industri penyakit busuk pangkal batang lada
Secara Terpadu. Bogor, 13 – 14 di Bangka. Risalah Simposium
Maret.1996. Nasional Penelitian PHT
Perkebunan Rakyat. Bogor, 17-18
Manohara, D., Mulya, K., Wahyuno,
September 2002.
D. dan Noveriza, R., 2003.
Viabilitas Trichoderma harzianum Noveriza, R., Tombe, M., Rialdy, H.
pada berbagai formula dan dan Manohara, D., 2005a. Aplikasi
efikasinya terhadap Phytophthora Fusarium oxysporum non
capsici. Risalah Simposium patogenik (FoNP) untuk
Nasional Penelitian PHT menginduksi ketahanan bibit lada
Perkebunan Rakyat. Bogor, 17-18 terhadap Phytophthora capsici.
September 2002. Bulletin Balittro Vol.XVI No.1:27-
37.
Manohara, D.,Wahyuno, D., Mulya,
K., Sutrasman dan Sudradjat, A., Noveriza, R., Elvianti. S. and
2004. Pengendalian patogen Manohara, D., 2005b. Induction of
penyakit busuk pangkal batang lada systemic resistance by non
dengan cara pengelolaan tanaman. pathogenic fungi against foot rot
Laporan Hasil Penelitian Proyek disease of black pepper seedling
PHT Perkebunan Rakyat. Balai under greenhouse condition. The 1st
Penelitian Tanaman Rempah dan International Conference Crop
Obat. Security, 20-22 September 2005 at
Brawijaya University. Malang.
Muller, H. R .A., 1936. Het
Unpublish.
Phytophtora-voetrot van pepper
(Piper nigrum L.) in Nederlandsch- Noveriza, R. And Darwati, I., 2005.
Indie. Mededeelingen van het Detection of secondary metabolites
Instituut Voor Plantziekten no. accumulation of black pepper plant
88:79pp. against Phytophthora capsici
Mulya, K., Manohara, D. dan infection. The 1st International
Herawati, 1986. Kemungkinan Conference Crop Security, 20-22
terbawanya Phytophthora

50
September 2005 at Brawijaya Wahyuno, D., dan Manohara, D.,
University. Malang. Unpublish. 1995a. Pembentukan oospora
Phytophthora capsici pada jaringan
Nuryani, Y., Wahid, P. dan Hamid, A.,
lada. Hayati. 2: 46-48.
1993. Usulan pelepasan varietas
lada. Balai Penelitian Tanaman Wahyuno, D. dan Manohara, D.,
Rempah dan Obat, Bogor. 1995b. Pengaruh in vitro faktor
fisik dan kimia terhadap
Rutgers AAL., 1915. Onderzoekingen
Phytophthora capsici Leonian.
over het outtiijdig ofsterterven van
Buletin Hama dan Penyakit
peperanken in Nederlandsch-Indie
Tumbuhan, IPB. 8:9-18.
I Overzicht der vroegere onder
zoekingen. Mededeelingen van het Wahyuno, D., Manohara, D.,
Laboratorium Voor Plantziekten Suparman, U. dan Sudradjat, A.,
No. 18: 28 p. 1996. Pengendalian penyakit busuk
Soepartono, 1953. Penyakit foot-rot pangkal batang lada dengan tepung
cengkeh. Pros. Seminar
pada lada. Teknik Pertanian, Tahun
Pengendalian Penyakit Utama
ke II, 9: 302.
Tanaman Industri Secara Terpadu.
Setiyono, R.T., Nursalam, S., Wahyuni, Bogor 13-14 Maret 1996 : 155-
S., Bermawie, N. dan Darajat, J., 159.
2001. Perakitan dan evaluasi
Wahyuno, D., Manohara, D. dan
varietas lada terhadap hama
Mulya, K., 2003. Peranan bahan
penyakit. Laporan Teknis
organik pada pertumbuhan dan
Penelitian Bagian Proyek
daya antagonisme Trichoderma
Penelitian Tanaman Rempah dan
harzianum dan pengaruhnya
Obat APBN Tahun 2001. Badan
terhadap Phytophthora capsici. J.
Litbang Pertanian, Balai Penelitian
Fitopatologi Indonesia. 7:76-82.
Tanaman Rempah dan Obat.
Zaubin, R., Nuryani, Y. dan Wahid, P.,
Trisilawati, O., 1999. Potensi
1990. Penggunaan berbagai jenis
biofertilizer untuk meningkatkan
panjatan untuk tanaman lada di
efisiensi pemupukan pada tanaman
Bangka. Pembr. Penel. Tan.
lada. Laporan Bulan Juni, 1999.
Industri. XV (4): 137-141.
Balittro.
Zaubin, R., Hidayat, A. dan Sesda, M.,
Wahid, P., 1984. Pengaruh naungan
1995. Effect of NPK composition
dan pemupukan terhadap pertum-
on the growth and health of black
buhan dan produksi tanaman lada
pepper. Journal of Spice and
(Piper nigrum L.) Disertasi pada Medicinal Crops 3 (2): 51-55.
Fakultas Pasca Sarjana IPB, Bogor.

51

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai