BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pengelolaan sampah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota telah
menjadi agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh daerah di Indonesia
tidak terkecuali Kabupaten Badung. Oleh karena itu, pengolahan sampah perlu dilakukan
secara komprehensif dan terintegrasi dengan inovasi – inovasi baru yang lebih memadai
ditinjau dari segala aspek, baik aspek sosial, aspek ekonomi maupun aspek teknis dari hulu
sampai ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi lingkungan. Timbulan
sampah jika tidak dikelola dan ditangani secara baik dan berkelanjutan akan berdampak
terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya serta dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan hidup.
Kabupaten Badung merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bali yang menghadapi
permasalahan sampah, dimana Kabupaten Badung adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi
Bali yang tidak memiliki TPA. Selama ini dalam praktek operasional pengelolaan sampah,
sampah yang dihasilkan di Kabupaten Badung dikelola di TPA Regional Sarbagita yang
berlokasi di wilayah administrasi Kota Denpasar. Kemudian dengan adanya kebijakan
penutupan TPA Regional Sarbagita karena sudah melebihi kapasitas, akan semakin
menyulitkan operasional pengelolaan sampah di Kabupaten Badung nantinya.
Sesuai dengan program Menuju Indonesia Bersih dan Bebas Sampah 2025, cara untuk
mengurangi sampah ialah dengan membangun pusat daur ulang sampah di Kabupaten
Badung. Salah satu permasalahan persampahan di Kabupaten Badung yang cukup
berpengaruh terhadap pengelolaan persampahan adalah banyaknya anggapan masyarakat
bahwa sampah merupakan sebuah entropi yang bernilai guna serta bernilai eknomi, sehingga
BAB I - 1
Pengelolaan Sampah, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan di TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota,
Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor, Jasa Konsultansi Perencanaan
sampah-sampah akan langsung di buang tanpa di lakukan daur ulang atau pengolahan terlebih
dahulu. Kebiasaan masyarakat yang langsung membuang sampah tanpa pengolahan serta
kurangnya sarana dan prasarana daur ulang sampah menyebabkan sampah akan terus
menumpuk dan memberikan dampak negatif seperti lingkungan yang kurang sehat,
menghabiskan lahan untuk menumpuk sampah, merusak citra indah suatu wilayah serta
beberapa dampak negatif lainnya.
Salah satu solusi dalam menangani permasalahan sampah adalah menyediakan sarana dan
prasarana persampahan sehingga sampah-sampah yang dihasilkan setiap harinya dapat
dikelolah dengan baik, sehingga tidak menimbulkan masalah untuk lingkungan disekitarnya.
Pusat daur ulang sampah seperti TPST menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan
sampah sehingga dapat mengurangi jumlah tumpukan sampah dan memberi nilai tambah.
Saat ini Kabupaten Badung telah terdapat 2 unit TPST yaitu TPST Mengwitani yang dikelola
penuh oleh DLHK Kabupaten Badung dan TPST Jimbaran yang dikelola oleh investor/swasta.
Pembangunan TPST Mengwitani belum dilengkapi sarana pusat daur ulang (PDU) sampah.
Sesuai dengan definisinya pusat daur ulang sampah pada TPST yaitu tempat dimana kegiatan
dalam mengumpul, memilah, menggunakan kembali, mendaur ulang, mengolah, dan
memproses hasil akhir dilakukan.
A. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah :
1. Melakukan kajian terhadap upaya-upaya pengolahan sampah dan pembuatan Pusat Daur
Ulang (PDU) di Kabupaten Badung.
2. Tersusunnya dokumen perencanaan Detail Engineering Design (DED) Bangunan Gedung
PDU dan secara periodik memberikan masukan kepada Pengguna Anggaran (PA) dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-
usulan yang sifatnya menunjang pelaksanaan.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan detail desain kontruksi Pusat Daur Ulang
(PDU) berupa pembangunan bangunan PDU serta kelengkapannya sesuai dengan spesifikasi
PDU yang terdapat di Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik
Penugasan Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan Tahun Anggaran 2022.
BAB I - 2
Pengelolaan Sampah, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan di TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota,
Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor, Jasa Konsultansi Perencanaan
Adapun dokumen perhitungan dan gambar detail yang direncanakan yaitu penyusunan Detail
Engineering Design (DED) Pembangunan PDU, pembuatan Rencana Anggaran Biaya dan
Spesifikasi Teknis pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan dalam kegiatan pelaksanaan
konstruksi. Perencanaan ini kemudian ditindaklanjuti dengan pekerjaan konstruksi yang
mempunyai sasaran perencanaan konstruksi/bangunan fisik secara detail yang sesuai dengan
kriteria desain suatu bangunan PDU yang efisien dari segi teknis dan biaya.
Sasaran yang ingin dicapai terkait dengan pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor
(Jasa Konsultansi Perencanaan) adalah menyiapkan DED Pembangunan PDU di Desa
Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung secara maksimal dan berkelanjutan
dengan berbagai upaya baik teknis maupun non teknis serta didapatkannya hasil kerja yang
sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan
dalam waktu dan dengan biaya yang telah ditentukan yang meliputi:
1. Tersedianya data lokasi pekerjaan yang jelas.
2. Tersedianya data hasil pengukuran topografi.
3. Tersedia dokumen studi pengembangan PDU dilihat dari aspek teknis, sosial lingkungan,
dan ekonomi.
4. Tersedianya data volume sampah yang dihasilkan dan karakteristik sampah.
5. Perencanaan sistem operasional pengolahan sampah.
6. Perencanaan desain bangunan Pusat Daur Ulang (PDU).
7. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan spesifikasi teknis untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi PDU.
8. Penyusunan dokumen lelang konstruksi.
9. Penyusunan kajian lingkungan.
Lokasi pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor (Jasa Konsultansi Perencanaan)
berada di TPST Mengwitani yang terletak di Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung.
BAB I - 3
Pengelolaan Sampah, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan di TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota,
Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor, Jasa Konsultansi Perencanaan
Referensi hukum yang digunakan sebagai acuan dasar perencanaan Pusat Daur Ulang (PDU)
sampah ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2010 tentang Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2013 tahun
2013 tentang Penyelenggaraaan Prasarana dan Sarana Persampahan dan Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2022 tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan
Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan Tahun Anggaran 2022.
7. Peraturan Bupati Badung Nomor 47 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan
Kantong Plastik.
8. Peraturan Bupati Badung Nomor 48 tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce,
Reuse, Recycle Melalui Bank Sampah.
Ruang lingkup pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor (Jasa Konsultansi
Perencanaan) ini adalah merencanakan bangunan Pusat Daur Ulang (PDU) di Desa
Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung secara mendetail, lengkap dengan
gambar, RAB dan spesifikasi teknis yang sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Operasional
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang
Kehutanan Tahun Anggaran 2022.
Untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan di atas, maka konsultan diminta
melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan observasi lapangan.
2. Pengumpulan data volume sampah yang dihasilkan dan karakteristik sampah.
3. Survey pengukuran topografi dan situasi.
4. Mengevaluasi data hasil survey lapangan.
5. Kajian pengembangan teknis, sosial lingkungan dan ekonomi.
6. Perencanaan sistem operasional pengolahan sampah.
7. Perencanaan dan detail desain infrastruktur PDU.
8. Penyusunan RAB dan spesifikasi teknis untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi PDU.
9. Penyusunan dokumen lelang konstruksi.
10. Penyusunan kajian lingkungan.
BAB I - 4