Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN PROYEK PEMBANGUNAN

BANK SAMPAH DI KOTA A


TAHUN 2023

OLEH : VINNI ALVIONITA BR KABAN


NIM : 1222925008
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS BAKRIE
2022/2023

OBJECTIVE TREE

Jumlah Sarana Pengolahan


Sampah Meningkat (Bank
Sampah)
Incident TPA
melebihi kapasitas
Program 3R
menurun

TPA melebihi
Kapasitas
Penampungan
PROJECT PEMBANGUNAN SARANA PENGOLAHAN LIMBAH PADAT BERUPA
BANK SAMPAH DI KOTA A

A. Latar Belakang
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah padat
didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-1991 yang telah diperbaharui
dalam SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan, limbah padat adalah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan bahan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Kemudian berdasarkan pada Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink 1996,
limbah padat merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Dengan demikian merupakan sisa/hasil kegiatan manusia, yang berbentuk organik dan
anorganik yang dapat membahayakan lingkungan sehingga diperlukan pengelolaan dan
pengolahan yang baik. Dapat dihasilkan dari berbagai jenis kegiatan seperti pemukiman,
perkantoran, industri, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainnya.

Solid Waste Management adalah tindakan pengolahan limbah padat yang merupakan
bagian penting dari pembangunan berkelanjutan internasional maupun nasional untuk
meminimalisasi limbah-limbah berbahaya dengan tindakan yang efektif dan efisien
termasuk menggunakan daur ulang dan pemulihan bahan dan energi yang berguna. Ada
beberapa metode dalam SWM. Di Asia sendiri metode pengolahan sampah yang paling
umum digunakan adalah landfilling atau penimbunan sampah (UNEP, 2005:100).
Metode ini dinilai menjadi metode yang paling murah dengan cara membuang sampah ke
pembuangan terbuka. Di negara berkembang, rawa atau dataran rendah digunakan
sebagai tempat pembuangan sampah yang menyebabkan penumpukan sampah organic
dan sampah anorganik yang membuat penumpukan gas metana di tempat pembuangan
sampah. Pada dasarnya tempat pembuangan ini tidak terkendali yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan, keselamatan dan masalah lingkungan yang cukup besar. (Heryawan,
2021) Kota-kota yang menerapkan metode ini sulit untuk mengadopsi peraturan-
peraturan negara industri. Dibutuhkan praktik dan kebijakan pembuangan limbah yang
terjangkau dan tepat dengan ketentuan fleksibilitas dalam pengembangan kebijakan
pengolahan limbah di kota-kota tersebut.
Limbah padat atau sampah yang dihasilkan bila tidak ditangani akan menimbulkan
masalah pencemaran. Berikut beberapa metode pengolahan limbah padat yang umum
diterapkan yaitu Penimbunan, Insinerasi, Pembuatan Kompos, dan Daur Ulang. Dalam
melakukan pengolahan limbah padat berupa daur ulang metode yang dapat digunakan
yaitu membangun bank sampah yang merupakan fasilitas untuk mengelola sampah
dengan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle) sebagai sarana edukasi, perubahan
perilaku dalam pengelolaan sampah, dan pelaksanaan Ekonomi Sirkular, yang dibentuk
dan dikelola oleh masyarakat, badan usaha, dan/atau pemerintah daerah (Permenlhk
Nomor: 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah).
Kota A merupakan salah satu kota di Pulau Jawa dengan kategori padat penduduk
dengan jumlah penduduk 3.037.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak 3.037.000
dapat diperkirakan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya berdasarkan
SNI 3242-2008 untuk memperkirakan volume timbulan sampah: untuk Kota Besar 3
liter/orang/hari yaitu sebesar 9.111.000 liter/hari. Nilai ini sangat besar sehingga perlu
pengelolaan dan pengolahan sampah yang dihasilkan supaya beban sampah yang dikirim
ke TPA dapat diminimalisir dan TPA tidak menjadi kelebihan kapasitas daya tampung.
Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan program 3R melalui
pembangunan sarana Bank Sampah di Kota A.

B. Tujuan
- melakukan pembangunan sarana pengolahan limbah padat berupa Bank Sampah
di Kota A
- penurunan signifikan terhadap limbah padat yang dibuang ke TPA

C. Indikator Kinerja Utama


1. Tidak adanya limbah padat yang dibuang sembarangan ke badan lingkungan
2. Berkurangnya jumlah sampah yang dibuang ke TPA
3. Meningkatnya peran masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah

D. Ruang Lingkup
1. Komponen 1 : Perancangan dan pembangunan bank sampah
Pada komponen 1 ini kegiatan yang akan dilakukan merupakan kegiatan tahap
awal yang terdiri dari :
a. Survei jumlah timbulan limbah padat di Kota A, Fasilitas pengelolaan sampah
yang sudah ada di Kota A, perancangan desain bank sampah, konstruksi bank
sampah.
b. Perencanaan bank sampah meliputi :
- Lokasi perencanaan bank sampah terletak di Kecamatan C di Kota A
- Timbulan dan komposisi sampah Kota A
- Kesadaran Masyarakat
- Sistem Operasional Bank Sampah
- Menghitung perkiraan jumlah nasabah, perkiraan sampah tereduksi
2. Komponen 2 : sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat
Merupakan lingkup kegiatan yang berperan penting mengingat kesadaran
masyarakat berpengaruh pada suksesnya pelaksanaan program Bank Sampah.
Sosialisasi dapat memberikan informasi dan pengetahuan terkait jenis-jenis
sampah, sumber sampah, pengelolaan sampah 3R, dan syarat rumah sehat.
Dengan adanya informasi dan pengetahuan melalui sosialisasi ini diharapkan
dapat menimbulkan keyakinan masyarakat manfaat adanya rencana Bank Sampah.

E. Jadwal Proyek
Proyek ini akan dilaksanakan selama 1 Tahun dengan rencana jadwal kegiatan
sebagai berikut :
Tahun 2023
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I Tahap Pra Konstruksi
Survei rencana Lokasi
Bank Sampah
Menyusun rencana
desain Bank Sampah
Sosialisasi kepada
masyarakat setempat
Melakukan kerja sama
dengan
pemulung/Aktivis
lingkungan
II Tahap Konstruksi
Pembersihan rencana
lokasi Bank Sampah
Mobilisasi peralatan
dan material
Mobilisasi tenaga kerja
konstruksi
Pembangunan fasilitas
Bank Sampah meliputi
Kantor dan ruang
pelayanan nasabah,
fasilitas pemilahan,
fasilitas penyimpanan
sampah, fasilitas
pengolahan sampah
Mobilisasi
perlengkapan
pendukung kantor dan
nasabah seperti meja,
kursi, timbangan,
lemari pajang,
komputer
Finalisasi Bank Sampah
beserta Fasilitas
pendukung
Demobilisasi Tenaga
Kerja Konstruksi dan
Peralatan/Material
III Tahap Operasi 2024
dst..

F. Biaya Proyek
Dalam perencanaan proyek pembuatan Bank Sampah diperlukan biaya dengan rincian
penggunaan sebagai berikut :
No Uraian Pekerjaan Harga (Rp)
I Pekerjaan Persiapan
1 Pembersihan Lokasi Rp. 20.000.000,00
II Pekerjaan Pembangunan Infrakstruktur
1 Gedung Kantor Rp. 45.000.000,00
2 Gudang Rp. 55.000.000,00
3 Rumah Pekerja Rp. 30.000.000,00
4 Paving dan Lahan Pemilahan Rp. 46.000.000,00
5 Pagar Rp. 11.000.000,00
6 Biaya Desain dan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Rp. 4.300.000,00
Total Harga Rp. 211.300.000,00
Jasa Pemborong 10% Rp. 21.130.000,00
Jumlah Total Rp. 213.413.000,00
PPN 10% Rp. 21.341.300,00
Grand Total Rp. 234.754.300,00
Pembulatan Rp. 235.000.000,0

G. Pengaturan Kelembagaan
Dalam melaksanakan Bank Sampah diperlukan kelembagaan yang berfungsi sebagai
manajemen dalam pengoperasiannya. Berikut ini merupakan struktur organisasi Bank
Sampah di Kota A nanti setelah Bank Sampah telah beroperasi.

Bank Sampah Kota


A

Direktur

Manajer Umum Manajer Produksi Manajer Keuangan


H. Risiko dan Kendala Proyek
1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia :
a. kurangnya tenaga ahli atau sumber daya manusia yang mahir dalam bidang
perencanaan dan pelaksanaan program pengelolaan sampah dapat menyulitkan
tercapainya program bank sampah,
b. kurangnya minat masyarakat untuk mengetahui program Bank Sampah; dan
c. ketidakpedulian masyarakat untuk memilah sampah sebelum dibuang ke
TPS/TPA.
2. Keterbatasan anggaran : keterbatasan anggaran menyebabkan tidak optimalnya
pelaksanaa program bank sampah.
3. Ketidakpastian Lingkungan : Faktor lingkungan seperti perubahan iklim,
bencana alam, atau perubahan hidrologi dapat mempengaruhi perencanaan dan
perancangan infrastruktur. Ketidakpastian lingkungan ini perlu diperhitungkan
dan mitigasi risiko yang sesuai harus diadopsi dalam perencanaan.
4. Perubahan Kebijakan atau Regulasi : Perubahan kebijakan atau regulasi
pemerintah dapat mempengaruhi perencanaan dan perancangan infrastruktur.
Perubahan ini dapat membutuhkan perubahan desain, perizinan tambahan, atau
menghambat progres proyek secara keseluruhan.

I. Daftar Pustaka
UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Permenlhk Nomor: 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah
http://banksampahmicikalong.blogspot.com/2013_12_01_archive.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

Anda mungkin juga menyukai