Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN : 2528-3561

Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

Skenario Pengembangan Fasilitas Sistem Pengolahan Sampah


Dengan Pendekatan Cost Benefit Analysis
Di Kelurahan Kedamaian Kota Bandar Lampung

Arlina Phelia1*, Ria Oktaviani Sinia2


1,2
Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Teknokrat Indonesia, Bandar Lampung
*Koresponden email: arlina.phelia@teknokrat.ac.id

Diterima: 27 November 2020 Disetujui: 18 Desember 2020

Abstract
Bandar Lampung City is part of the major city of Lampung province. The problem that arises in Bandar
Lampung City is solid waste management. The amount of solid waste in Bandar Lampung City reaches
1000 tons/day. One of the district of Bandar Lampung named Kedamaian district still uses the old method
(collecting-transport-throw) in solid waste management, which causes the load of waste to accumulate in
the landfill. The constraints encountered this time are the absence of sorting locations and limited land.
Kedamaian district needs to develop waste treatment facilities, an approach based on Cost Benefit
Analysis (CBA). The results show from the analysis that BCR in the scenario A <1 is 0.85 with NPV - Rp.
72.968.828. the activity in the existing conditions can still be carried out, but the waste reduction has not
been maximized to the TPS (Container). Scenario B, NPV is Rp. 95.319.338 and BCR is 1.13, which value
of BCR is >1. This indicates that a waste processing facility in the Kedamaian District is suitable to
operate with TPS-3R. The results of scenario B are obtained by increasing the effectiveness of processing
facilities to 100% by 2025. In 2025, with the implementation of the TPS-3R obtained, BCR is 1.20 with
NPV is Rp. 218.447.621.
Keywords: Bandar Lampung, Cost Benefit Analysis, Net Present Value, TPS-3R, Waste

Abstrak
Salah satu kota yang termasuk kawasan kota besar di Provinsi Lampung adalah Kota Bandar Lampung.
Permasalahan yang timbul di Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah pengelolaan persampahan.
Berdasarkan timbulan sampah di Kota Bandar Lampung Tahun 2018 setiap harinya mencapai 1000
ton/hari. Kelurahan Kedamaian merupakan bagian dari Kota Bandar Lampung dimana pengelolaan sampah
masih dilakukan dengan paradigma lama (kumpul-angkut-buang) yang menyebabkan beban sampah
terakumulasi di TPA. Kendala yang dihadapi di Kelurahan Kedamaian yaitu tidak adanya tempat
pemilahan dan terbatasnya lahan tempat pengolahan sampah. Kelurahan Kedamaian perlu mengembangkan
fasilitas pengolahan sampah, dengan menggunakan pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA). Hasil analisis
menunjukkan nilai BCR pada Skenario A < 1 yaitu 0,85 dengan NPV - Rp. 72.968.828. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan sampah masih dapat dilakukan, akan tetapi pengurangan
sampah belum maksimal terhadap TPS (Kontainer). Skenario B diperoleh nilai NPV yaitu Rp. 95.319.338
dan nilai BCR yaitu 1,13, dimana nilai BCR > 1. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pengolahan sampah
Kelurahan Kedamaian layak untuk dioperasionalkan dengan fasilitas pengolahan TPS-3R. Berdasarkan
hasil perhitungan skenario B dengan meningkatkan pelayanan dan efektivitas fasilitas pengolahan menjadi
100% di Tahun 2025 untuk pengembangan TPS-3R didapatkan nilai BCR sebesar 1,20 dengan nilai NPV
yaitu Rp. 218.447.621.
Kata Kunci : Bandar Lampung, Cost Benefit Analysis, Net Present Value, Persampahan, TPS-3R.

1. Pendahuluan
Pengelolaan limbah padat (Solid Waste Management) merupakan tantangan utama bagi wilayah
perkotaan yang berkembang pesat dan kota-kota di dunia yang sedang berkembang [1]. Salah satu kota
yang termasuk dalam kawasan kota besar di Provinsi Lampung adalah Kota Bandar Lampung. Tingginya
tingkat urbanisasi dan konsumtif masyarakat berpengaruh juga terhadap permasalahan sampah. Jumlah
penduduk yang semakin banyak dalam satu kota, akan semakin kompleks pula kegiatan dan usahanya,
sehingga besar pula permasalahan sampah yang harus ditangani [2]. Permasalahan awal yang timbul di
Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah pengelolaan persampahan. Berdasarkan jumlah timbulan

1555
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

sampah di Kota Bandar Lampung tahun 2018 setiap harinya mencapai 1000 ton/hari atau sekitar 365.00
ton/tahun [3].
Salah satunya di Kelurahan Kedamaian dimana pengelolaan dan penanganan sampah masih
dilakukan dengan paradigma lama (kumpul-angkut-buang) dan menjadi kebiasaan sebagian masyarakat
yang menyebabkan beban sampah terakumulasi dan kapasitas TPA menjadi terbatas [4]. Permasalahan
yang dihadapi di Kelurahan Kedamaian yaitu tidak adanya tempat pemilahan dan terbatasnya lahan
tempat pengelolaan sampah. Kondisi tersebut mengakibatkan penumpukan sampah yang terjadi
dibeberapa titik jalan, sehingga dapat menyebabkan terhambatnya lingkungan yang baik dan sehat [5].
Penanganan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni pemilahan sampah berdasarkan
komponennya seperti pewadahan, pengumpulan, pengolahan, pemindahan, pengangkutan, dan
pemrosesan akhir sampah [6]. Prinsip utama dalam strategi pengelolaan sampah adalah meminimalkan
konsumsi dari sumber dan mengurangi pencemaran lingkungan yang merupakan keberlanjutan dalam
sistem pengelolaan sampah. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi dalam kegiatan pengelolaan
sampah dari tempat penampungan hingga ke pemrosesan akhir adalah biaya.
Dalam mengevaluasi kelayakan ekonomi [7] suatu pengolahan persampahan dapat digunakan
dengan metode Cost Benefit Analysis. Salah satu hasil skenario pengelolaan sampah dengan pola 3R
terhadap pengembangan TPA Kota Bandar Lampung dengan rentang rencana 20 tahun didapatkan hasil
BCR sebesar 0,28 dan NPV Rp. – 153.823.436.569 [8]. Nilai tersebut menunjukkan segi efisiensi biaya
ekonomi yang akan timbul dalam meningkatkan pelayanan pengolahan persampahan di Kota Bandar
Lampung. Analisis manfaat biaya yang terintegrasi dengan pendekatan terpilih digunakan untuk
menentukan keputusan tentang prioritas berbagai pilihan investasi [9] terkait fasilitas pengolahan sampah.
Pada penelitian ini difokuskan pada evaluasi kondisi eksisting tempat pengelolaan sampah di Kelurahan
Kedamaian dengan menggunakan pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA) serta peningkatan fasilitas
pengolahan sampah sehingga efisiensi dari segi biaya ekonomi untuk Kelurahan Kedamaian di masa
mendatang dapat menjadi perhatian khusus untuk perencanaan di bidang persampahan.

2. Metode Penelitian
Lokasi dan Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Kedamaian Kota Bandar Lampung pada bulan Agustus 2020.
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan fasilitas pengolahan sampah Kelurahan Kedamaian dengan
pendekatan Cost Benefit Analysis. Jumlah timbulan sampah rata-rata Kelurahan Kedamaian dilakukan
dengan perhitungan total timbulan sampah rumah tangga ditambah total dari timbulan sampah non rumah
tangga dikalikan dengan ekivalensinya. Sampling dilakukan guna mengetahui timbulan sampah dengan
menggunakan pada SNI 19-3964-1994 [10]. Observasi terhadap kondisi eksisting sistem pengelolaan
sampah di Kelurahan Kedamaian dimaksudkan untuk menjelaskan secara teknis dari jumlah sampah
maupun fasilitas yang saat ini digunakan. Pada tahap analisis direncanakan dua skenario yaitu Skenario A
(business-as-usual) dan Skenario B (pengolahan sampah dengan TPS-3R). Dalam skenario A dilakukan
berdasarkan kondisi yang sebenarnya, dimana fasilitas yang dipakai adalah TPS (kontainer) yang
berlokasi di Jalan Jalan Pulau Seram Kali Raman Jagabaya II.
Dampak yang diberikan oleh skenario A yakni penambahan biaya investasi dan operasional yang
signifikan [11]. Sedangkan untuk skenario B dilakukan pengembangan dengan menambahkan fasilitas
pengolahan yaitu TPS-3R yang melayani 500 KK sampai dengan tahun 2025. Skenario ini dilakukan
dengan penggabungan konsep material daur ulang dan pengelolaan sampah berkelanjutan [12]. Untuk
biaya tidak langsung merupakan biaya pencemaran lingkungan seperti emisi yang dihasilkan melalui
proses pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan ulang [13]. Pada Skenario B untuk segi manfaat
akan diberikan dari nilai produk kompos [14] serta mereduksi emisi CH4.
Metode CBA yang digunakan diuraikan atas kajian biaya (Cost) dan manfaat (Benefit).
Pengembangan skenario teknologi pengolahan sampah dapat dianalisis melalui tiga tahap yaitu tahap
identifikasi biaya dan manfaat usaha kegiatan pengolahan sampah, kuantifikasi seluruh biaya dan manfaat
ke dalam nilai uang, dan analisis seluruh biaya dan manfaat. Cara mengetahui perencanaan investasi suatu
kegiatan pengolahan sampah secara layak ekonomis atau tidak, dapat dijelaskan apabila BCR ≥ 1 maka
investasi tersebut layak (feasible); dan apabila BCR < 1 maka investasi tersebut tidak layak (infeasible).
Saat BCR menunjukkan hasil negatif (kurang dari satu), artinya fasilitas pengolahan sampah masih bisa
dilanjutkan, namun perlu adanya subsidi untuk biaya investasi maupun operasional maintenace dimana
fasilitas pengolahan sampah sangat pokok untuk keberlangsungan lingkungan yang lebih baik. Sedangkan
apabila nilai BCR lebih dari satu (positif), maka fasilitas pengolahan yang direncanakan dapat layak dan
memberikan manfaat secara ekonomi serta lingkungan.
1556
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

3. Hasil dan Pembahasan


Analisis Timbulan Sampah
Pengelolaan sampah di Kelurahan Kedamaian Kota Bandar Lampung secara sistem
pengelolaannya masih dikelola secara mandiri namun dalam pengangkutan menuju ke TPA dikelola oleh
Dinas Lingkungan Hidup. Analisis timbulan sampah dan analisis kondisi eksisting fasilitas pengolahan
sampah di Kelurahan Kedamaian dilakukan dari segi aspek teknis maupun non teknis. Perkiraan jumlah
penduduk dilakukan guna mengetahui perkiraan timbulan sampah dengan rentang waktu perkiraan yaitu
Tahun 2020-2025. Skenario pengembangan fasilitas pengolahan sampah Kelurahan Kedamaian dianalisis
dengan melihat potensi pengolahan sampah eksisting dan kemudian dioptimasi serta dikembangkan
berdasarkan arah kebijakan Jakstranas terhadap pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga [15] yang kemudian dianalisis menggunakan pendekatan Cost
Benefit Analysis (CBA).
Analisis timbulan sampah domestik yang dilakukan di beberapa rumah yang berada dalam satu
lingkungan RT Kelurahan Kedamaian yakni Gg. Langgar dengan mengambil sampel satu gerobak yang
dilaksanakan menggunakan metode pengambilan sampel timbulan sampah dengan SNI-19-3964-1994
terkait Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Sampah Perkotaan. Kuantitas penduduk
Tahun 2019 untuk Kelurahan Kedamaian adalah 56.482 jiwa (Berdasarkan Badan Pusat Statistik, 2019),
dimana timbulan sampah Kota Bandar Lampung per satuan adalah 2,5 l/org/hari (Kota Besar) dengan
densitas sampah 0,42 ton/m3. Didapatkan timbulan sampah rumah tangga 141,205 m3/hari atau 59,3061
ton/hari. Untuk timbulan sampah non rumah tangga di Kelurahan Kedamaian diasumsikan 20% dari total
sampah rumah tangga sebesar 11,8612 ton/hari. Diperoleh timbulan rata-rata di Kelurahan 71,1673
ton/hari, dengan adanya pengaruh nilai konversi terhadap total penduduk, maka Kelurahan Kedamaian
menghasilkan sampah yakni 1,26 kg/orang (ekivalensi)/hari. Perhitungan ini menyatakan bahwa
Kelurahan Kedamaian memiliki rata-rata timbulan sampah per orang yang tinggi dikarenakan masyarakat
dilingkungan tersebut termasuk penduduk yang konsumtif.
Analisis proyeksi penduduk di Kelurahan Kedamaian dilakukan bertujuan agar skenario alternatif
pengembangan fasilitas pengelolaan sampah yang direncanakan dapat memenuhi target yang telah
ditentukan sesuai jumlah timbulan sampah. Proyeksi jumlah penduduk hingga Tahun 2025 mencapai
569.64 jiwa dengan proyeksi jumlah timbulan sampah 100,25 kg/hari, hal ini sebanding dengan per
harinya adalah 1,76 kg/orang/hari.
Analisis Komposisi Sampah
Pelaksanaan dalam menganalisis komposisi sampah di Kelurahan Kedamaian Kota Bandar
Lampung didasarkan dari permukiman dan non permukiman. Pada Gambar 1 menguraikan
pengklasifikasian komposisi sampah yang dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994 terhadap
pengumpulan sampah (gerobak).
Kain Kaca
Lain-Lain Besi
0% 1%
1% 0%

Organik
Kertas
13% Plastik

Kertas
Plastik
18%
Kain

Kaca

Organik Besi
67%
Lain-Lain

Gambar 1. Komposisi sampah di gerobak (% berat) di Kelurahan Kedamaian.


Sumber: Hasil penelitian, 2020

Hasil dari TPS Sementara yang berada di Kelurahan Kedamaian didapatkan komposisi sampah
seperti sampah organik sebanyak 67 % dengan berat 143,2971 kg mencakup sisa-sisa sayuran dan buah-
buahan dan bahan makanan, maupun dari sampah plastik, kertas, kain, kaca, besi, dan botol bekas.
Analisis Kondisi Eksisting Pengolahan Sampah di Kelurahan Kedamaian
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa masyarakat sudah banyak menggunakan wadah
sampah di depan rumahnya masing-masing. Sampah yang berada di depan rumah akan diangkut oleh
1557
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

petugas pengumpul sampah. Namun, masih terdapat warga yang tidak menggunakan wadah untuk tempat
sampah, melainkan dengan trash bag (plastik atau karung) setiap harinya. Pengumpulan sampah
dikerjakan oleh petugas setempat yang nantinya mentransfer sampah tersebut ke penampungan sementara
berupa kontainer di Jalan Pulau Seram Kali Raman Jagabaya II pada pagi hari dengan waktu total tiga
kali dalam sehari untuk tiap lokasi permukiman yang berbeda. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup
Kota Bandar Lampung, bahwa Kelurahan Kedamaian memiliki satu TPS yang terletak di Jalan Darul
Ihsan, namun dalam pelaksanaannya beberapa lokasi permukiman yang diambil oleh petugas pengumpul
membuang sampah ke beberapa titik tempat penampungan sementara (TPS) yang berdekatan di
Kelurahan Kedamaian.
Pengangkutan sampah dalam satu hari dilakukan dengan mengambil sampah di sumber (rumah
permukiman) dengan petugas pengumpul setempat menggunakan gerobak / motor tosa lalu diangkut ke
penampungan sementara kontainer sampai siang hari. Sistem pengangkutan 1 ritase dalam seharinya pada
waktu 16:00, dimana Kontainer ditinggal dan esok harinya diangkut ke TPA. Total petugas pengumpul
sampah yang membuang ke kontainer tersebut berjumlah 10 orang gerobak dan motor tosa 3 orang.
Skenario Pengembangan Fasilitas Pengolahan Sampah
1. Skenario A (Business-as-Usual)
Analisis komponen biaya dan manfaat dihitung berdasarkan fasilitas pengolahan sampah yang
beroperasional. Kondisi eksisting fasilitas pengolahan sampah yang beroperasional adalah 1 unit
kontainer dengan timbulan sampah 57,3788 m3/hari atau 24,0991 ton/hari.
2. Skenario B (Pengembangan fasilitas pengolahan sampah)
Konsep pengembangan skenario B dilakukan berdasarkan Jakstranas Tahun 2017. Skenario ini
menghitung CBA pengembangan fasilitas pengolahan Kelurahan Kedamaian hingga tahun 2025,
dimana target untuk pengurangan sampah sebesar 30% dari total timbulan sampah, dan target
penanganan sampah sebesar 70% [16]. Pada skenario ini direncanakan penambahan TPS-3R sejumlah
1 unit hingga Tahun 2025 di Kelurahan Kedamaian dengan layanan 500 KK.
Cost Benefit Analysis (CBA)
1. Skenario A (Business-as-Usual)
Berdasarkan kondisi eksisting pada Tahun 2020, bahwa untuk 1 unit bak kontainer pengolahan
sampah mampu mereduksi sebesar 289,1892 ton/tahun. Biaya langsung merupakan biaya yang terdiri
dari biaya investasi, biaya operasional hingga biaya perawatan. Sedangkan untuk biaya tidak langsung
merupakan biaya yang terjadi akibat pencemaran lingkungan suatu kegiatan. Biaya tidak langsung
pada kegiatan fasilitas pengolahan sampah pada skenario ini adalah kegiatan pengangkutan sampah ke
kontainer sementara. Selain itu biaya tidak langsung juga dipengaruhi dari emisi CO2 dan emisi CH4
eksisting. Pendekatan harga yang digunakan adalah harga yang tercantum dalam United States
Environmental Protection Agency (US EPA) Tahun 2017, dimana harga emisi CO2 yaitu 11,6
USD/ton. Untuk menghitung konsentrasi emisi, digunakan satuan CO2 ekuivalen dengan faktor
konversi sebesar 21 untuk emisi CH4 (KLH, 2007) [17].
Analisis manfaat langsung merupakan manfaat dari hasil penjualan produk fasilitas pengolahan
sampah, retribusi yang diperoleh dari masyarakat dan pengurangan bahan bakar minyak dari kegiatan
pengangkutan sampah ke TPA. Pada kondisi eksisting, tempat penampungan sementara yang
berbentuk kontainer tidak terdapat manfaat langsung karena beberapa sampah yang masih ada nilai
ekonominya sudah dijual oleh beberapa pemulung dan petugas gerobak. Untuk hasil reduksi dari
fasilitas pengolahan sampah di Kelurahan Kedamaian didapatkan sejumlah 71,1673 ton/hari atau
854,0076 ton/tahun. Hal ini termasuk dalam kategori nilai manfaat tidak langsung yang berpengaruh
terhadap reduksi sampah suatu fasilitas pengolahan. Pada Tabel 1 menjelaskan tentang kelayakan
skenario A dimana terdapat pengaruh dari emisi kegiatan pengangkutan sampah dan emisi dari
kegiatan landfill.
Tabel 1. Total Komponen Biaya-Manfaat Skenario A (Business-as-Usual).
No. Komponen biaya Jumlah harga (Rp/tahun)
1. Biaya langsung 407.283.600
2. Biaya tidak langsung 7.765.133
3. Manfaat langsung 305.578.998
4. Manfaat tidak langsung 182.438.563
Jumlah 903.066.294
Sumber : Hasil penelitian, 2020

1558
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

Berdasarkan nilai net cost dan net benefit diatas, maka dapat dihitung net value dan Benefit Cost
Ratio (BCR), yaitu:
Net value = Net benefit – Net cost
= Rp.415.048.733 – Rp. 488.017.561
= - Rp. 72.968.828,-
𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝐵𝐶𝑅 = 𝑁𝑒𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑅𝑝.415.048.733
= = 0,85
𝑅𝑝.488.017.561

Nilai BCR yang didapatkan dari perhitungan rasio biaya manfaat adalah lebih kecil dari 1 dengan
net value negatif, yang mana pada pelaksanaan kegiatan pengolahan masih dapat dilakukan. Namun,
secara catatan pengelolaan eksisting terhadap pengurangan belum maksimal maupun terhadap
pengelolaan TPS (Kontainer). Dalam pengembangan ke depan skenario A masih bisa dilanjutkan, dengan
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pengelolaan sampah.
2. Skenario B (Pengembangan fasilitas pengolahan sampah)
Skenario B dimaksudkan untuk mengembangkan pola dari skenario A (eksisting), dimana
pelayanan pengelolaan sampah ditingkatkan hingga tahun 2025 menjadi 100%, dengan kenaikkan per
tahunnya 10% dan pada tahun 2025 ditargetkan telah mencapai pelayanan 100% dengan penerapan TPS
3R secara bertahap. Fasilitas TPS-3R yang dikembangkan berjumlah 1 unit di Kelurahan Kedamaian.
Asumsi pelayanan 1 unit TPS-3R adalah 500 KK, untuk 1 KK terdiri dari 5 orang, maka timbulan sampah
yang masuk di satu unit TPS-3R adalah 3150 kg/unit/hari. Sampah yang dikelola hanya 30% dari sampah
masuk, maka timbulan sampah yang dikelola sebesar 2205 kg/unit/hari.
Berdasarkan analisis komponen biaya terdiri dari biaya langsung yang merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk pembangunan TPS-3R, biaya operasional serta biaya perawatan, dan biaya tidak
langsung. Komponen biaya langsung dan komponen biaya tidak langsung diperoleh dari biaya yang
dikeluarkan TPS-3R dalam pengurangan emisi kendaraan pengangkut dan emisi CH4 TPS-3R. Adapun
hasil perhitungan komponen biaya langsung dan biaya tidak langsung skenario B dapat dilihat pada
Gambar 2 dan Gambar 3.

900.000.000 825.065.350

800.000.000 739.614.125
662.068.000
700.000.000 629.702.875
597.852.750
567.737.625 546.690.100
600.000.000 496.991.000
Biaya (rp)

451.810.000 451.810.000 451.810.000 451.810.000


500.000.000
400.000.000
271.375.250
300.000.000 236.123.125
204.258.000
172.392.875
200.000.000 141.042.750
111.427.625
100.000.000
0
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Biaya investasi (Rp) Biaya operasional dan perawatan (Rp) Total (Rp)

Gambar 2. Grafik komponen biaya langsung pada skenario B.


Sumber: Hasil penelitian, 2020

1559
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

282.636.650
300.000.000
256.942.481
231.667.396 231.926.639
250.000.000
206.773.225 210.842.399
182.225.412 189.758.160
200.000.000 166.162.707 168.673.920

Biaya (Rp)
147.589.680
134.675.677
150.000.000

100.000.000
41.909.236 46.100.081 50.710.011
31.487.030 34.635.733 38.099.306
50.000.000

0
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Emisi Kendaraan (Rp) Emisi CH4 TPS-3R (Rp) Total (Rp)

Gambar 3. Grafik komponen biaya tidak langsung pada skenario B.


Sumber : Hasil penelitian, 2020
Analisis komponen manfaat langsung dan tidak langsung dilakukan untuk satu unit TPS-3R.
Berdasarkan perhitungan manfaat langsung dan manfaat tidak langsung didapatkan hasil hitungan
komponen setiap tahunnya. Adapun komponen manfaat ini diperoleh dari manfaat yang didapatkan TPS-
3R dan manfaat tidak langsungnya di Gambar 4 dan Gambar 5.

700.000.000 653.273.233
593.885.426
600.000.000 539.895.006
490.814.478
500.000.000 446.194.980
405.631.800
381.076.053
Biaya (Rp)

400.000.000 346.433.165
314.938.754
286.308.446 272.197.181
260.280.405 247.452.261
300.000.000 236.618.550 224.956.253
204.506.033
169.013.250 185.914.575
200.000.000

100.000.000

0
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Produk Kompos (ton/minggu) Rp Produk Daur Ulang (Rp) Total (Rp)

Gambar 4. Grafik biaya komponen manfaat langsung pada skenario B.


Sumber : Hasil penelitian, 2020

800.000.000
672.876.388
700.000.000 633.876.388
612.251.910
600.000.000 556.864.562 576.251.910
506.241.322 523.864.562
462.946.656 476.241.322
500.000.000 423.587.870 432.946.656
Biaya (Rp)

393.587.870
400.000.000

300.000.000

200.000.000

100.000.000 30.000.000 30.000.000 30.000.000 33.000.000 36.000.000 39.000.000

0
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Peluang Kerja (Rp) Pengurangan produksi gas CH4 TPA (Rp) Total (Rp)

Gambar 5. Grafik biaya komponen manfaat tidak langsung pada skenario B.


Sumber : Hasil penelitian, 2020
Berdasarkan perhitungan komponen biaya dan komponen manfaat dari tahun 2020 sampai tahun
2025 maka dapat dihitung nilai BCR dan NPV setiap tahunnya. NPV merupakan metode untuk
1560
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

menggunakan nilai uang (time value of money) dimana kas yang dikeluarkan di awal investasi maupun
pendapatan yang diperoleh, disebut sebagai nilai sekarang dari suatu nilai yang akan diterima atau
dibayar di masa datang. Pada Tabel 2 dijelaskan mengenai perhitungan BCR dan NPV pada skenario B.
Tabel 2. Nilai BCR dan NPV Skenario B (Pengembangan fasilitas pengolahan sampah)
Tahun Nilai Biaya (Rp) Nilai Manfaat (Rp) BCR Nilai NPV (Rp)
2020 733.900.332 829.219.670 1,13 95.319.338
2021 780.078.162 909.141.636 1,17 129.063.474
2022 836.476.100 997.055.800 1,19 160.579.700
2023 893.735.396 1.096.759.568 1,23 203.024.172
2024 996.556.606 1.206.137.336 1,21 209.580.730
2025 1.107.702.000 1.326.149.621 1,20 218.447.621
Sumber : Hasil penelitian, 2020
Berdasarkan hasil nilai BCR dan NPV dapat dilihat bahwa komponen manfaat dalam
pengembangan TPS-3R lebih besar dibandingkan komponen biaya yang dikeluarkan. Nilai BCR pada
Tahun 2025 adalah sebesar 1,20 dengan nilai NPV yaitu Rp. 218.447.621. Dari hal tersebut nilai NPV
yang diperoleh positif dan BCR > 1 menunjukkan bahwa skenario pengembangan fasilitas pengolahan
sampah untuk Kelurahan Kedamaian layak untuk dioperasionalkan dan memberikan keuntungan secara
ekonomi.

4. Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan skenario A diperoleh nilai net value yaitu - Rp.
72.968.828,- dengan nilai BCR yaitu 0,85, dimana nilai BCR lebih kecil dari 1 hal ini menunjukkan
bahwa kegiatan pengelolaan sampah pada kondisi eksisting masih dapat dilakukan dengan catatan secara
pengurangan sampah belum maksimal terhadap TPS (kontainer). Pada skenario B diperoleh nilai net
value yaitu Rp. 95.319.338,- dengan nilai BCR yaitu 1,13, dimana nilai BCR diperoleh lebih besar dari 1.
Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pengolahan sampah Kelurahan Kedamaian layak untuk
dioperasionalkan dengan fasilitas pengolahan TPS-3R. Dapat disimpulkan bahwa skenario fasilitas
pengolahan sampah yang memiliki nilai NPV paling tinggi adalah skenario B. Berdasarkan hasil
perhitungan skenario B dengan meningkatkan pelayanan dan efektivitas fasilitas pengolahan menjadi
100% di Tahun 2025 untuk pengembangan TPS-3R didapatkan nilai BCR sebesar 1,20 dengan nilai NPV
yaitu Rp. 218.447.621.
Kesimpulan dari skenario adalah bahwa usaha pengolahan sampah, selain dapat memberikan
manfaat dan biaya secara ekonomi juga dapat memberikan manfaat dan biaya bagi lingkungan, sehingga
apabila memasukkan perhitungan valuasi lingkungan, maka komponen manfaat dari usaha pengolahan
sampah akan bernilai lebih besar daripada komponen biaya yang dikeluarkan, dengan nilai komponen
manfaat langsung yang paling tinggi adalah pengolahan produk kompos yang ditargetkan dengan
kenaikan 10%, sedangkan nilai komponen manfaat tidak langsung yang paling tinggi adalah manfaat dari
pengurangan produksi gas CH4 TPA apabila sistem TPA sudah beralih menjadi controlled landfill.

5. Ucapan Terima Kasih


Author mengucapkan terima kasih kepada Universitas Teknokrat Indonesia, Lampung yang telah
mendanai keberlangsungan penelitian ini.

6. Referensi
[1] Jin, J.J.,Wang, Z.Z., Ran, S.S., “Solid waste management in Macao: practices and challenges”,
Waste Manag, 26, 1045e1051, 2006.
[2] H. H. S, “Studi Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Bandar Lampung”, Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, 2003.
[3] Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung, “Profil Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) Bakung Kota Bandar Lampung”, 2017.
[4] Hao JL, Hills MJ, Shen LY, “Managing construction waste on-site through system dynamics
modeling: the case of Hong Kong. Engineering, Construction and Architectural Management”,
15(2):103–13, 2008.
[5] Riduan, A. (2012). Partisipasi Masyarakat DalamPengelolaan Sampah Di Bantaran Sungai Kali
Negara Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XI Kalimantan,
4(2): 187-196.

1561
p-ISSN : 2528-3561
Serambi Engineering, Volume VI, No. 1, Januari 2021 hal 1555 - 1562 e-ISSN : 2541-1934

[6] Aziz, R., Ihsan, T., & Permadani, A. S. (2019). Skenario Pengembangan Sistem Pengelolaan
Sampah Kabupaten Pasaman Barat dengan Pendekatan Skala Pengelolaan Sampah di Tingkat
Kawasan dan Kota. Sumatera Barat: Serambi Engineering, Volume IV, Edisi Khusus, April 2019
hal 444-450.
[7] Zhan, G.W., Yao, Z.Y., Ng, W.C., Li, H., Lim, M.X., Zhi, Y.W., Koh, S.N., Wang, C.H., “Economic
production of monoclinic bismuth vanadate from waste vanadium ions: Process design and cost-
benefit analysis”, J Clean Prod. 240, 2019.
[8] P. Arlina, “Evaluation of Landfill and Cost Benefit Analysis Waste Management System Landfill
(Case Study TPA Bakung City Bandar Lampung)”, Jurnal Teknik Lingkungan, vol 25 (2), 85-100,
2019.
[9] D. Kristine, B. Aiga, and R. Marika,”Cost Benefit Analysis of Waste and Energy Management”,
Energy Procedia 95 (2016) 104-111, 2016.
[10] Damanhuri, Prof., Enri dan Padmi, Dr. Tri, “Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah TL-3104”, Institut
Teknologi Bandung Press, Bandung, 2010.
[11] As’ad, A, “Pendekatan Cost Benefit Analysis dalam Pengembangan Skenario Sistem Pengelolaan
Sampah Kabupaten Gowa”, Tesis Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, 2018.
[12] Zhou, C., Gong, Z., Hu, J., Cao, A., Liang, H, “A Cost Benefit Analysis of Landfill Mining and
Material Recycling in China”, 2014.
[13] South Australia’s Waste Strategy 2005-2010, Benefit Cost Assessment, Volume 2: Technical
Report, 2007.
[14] Suprihatin, Indrasti, N. S., & Romli, M. (2012). Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Melalui Pengomposan Sampah. Bogor: J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59.
[15] Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Rumah Tangga.
[16] Satuan Kerja PLP Provinsi Lampung, “Review Masterplan Persampahan Kota Bandar Lampung”,
2015.
[17] C. Mochammad dan R. A. Silda, “Cost Benefit Analysis dalam Pengembangan Fasilitas Pengolahan
Sampah : Studi Kasus Kota Pekanbaru”, Journal of Natural Resources and Environmental
Management, vol 9(3) : 710-722, 2019

1562

Anda mungkin juga menyukai