Anda di halaman 1dari 13

Skenario Pengembangan

Fasilitas Sistem
Pengelolaan Sampah
Dengan Pendekatan Cost
Benefit Analysis (CBA) Di
Kelurahan Kedamaian
Kota Bandar Lampung
KELOMPOK 6

Anggota :
Aidil Syaputra (220702056)
Fikri Alkisra (220702047)
Nesya Amara (220702027)
Sabila Yassarah (220702025)
Fitri Anggriani (220702038)

Dosen Pengampu : Suardi Nur, S.T., M.Sc., Ph.D.


PENDAHULUAN
Permasalahan awal yang timbul di Pemerintahan Kota Bandar Lampung adalah pengelolaan
persampahan. Berdasarkan jumlah timbulan sampah di Kota Bandar Lampung tahun 2018 setiap
harinya mencapai 1000 ton/hari atau sekitar 365.000 ton/tahun.

Permasalahan yang dihadapi di Kelurahan Kedamaian yaitu tidak adanya tempat pemilahan
dan terbatasnya lahan tempat pengelolaan sampah. Kondisi tersebut mengakibatkan penumpukan
sampah yang terjadi dibeberapa titik jalan, sehingga dapat menyebabkan terhambatnya lingkungan
yang baik dan sehat. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni pemilahan
sampah berdasarkan komponennya seperti pewadahan, pengumpulan, pengolahan, pemindahan,
pengangkutan, dan pemrosesan akhir sampah.

Prinsip utama dalam strategi pengelolaan sampah adalah meminimalkan konsumsi dari
sumber dan mengurangi pencemaran lingkungan yang merupakan keberlanjutan dalam sistem
pengelolaan sampah. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi dalam kegiatan pengelolaan
sampah dari tempat penampungan hingga ke pemrosesan akhir adalah biaya. Dalam mengevaluasi
kelayakan ekonomi suatu pengolahan persampahan dapat digunakan dengan metode Cost Benefit
Analysis (CBA).
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian Phelia dan Sinia (2021) dilakukan pengembangan fasilitas pengolahan
sampah Kelurahan Kedamaian dengan pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA). CBA adalah
metode evaluasi yang digunakan untuk membandingkan manfaat yang diharapkan dari suatu
keputusan atau proyek dengan biaya yang dikeluarkan untuk menerapkannya. Tujuannya adalah
untuk menentukan apakah manfaat yang diperoleh melebihi biaya yang dikeluarkan atau tidak,
sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bijak secara ekonomi.

Jumlah timbulan sampah rata-rata Kelurahan Kedamaian dilakukan dengan perhitungan total
timbulan sampah rumah tangga ditambah total dari timbulan sampah non rumah tangga dikalikan
dengan ekivalensinya. Sampling dilakukan guna mengetahui timbulan sampah dengan
menggunakan pada SNI 19-3964-1994. Observasi terhadap kondisi eksisting sistem pengelolaan
sampah di Kelurahan Kedamaian dimaksudkan untuk menjelaskan secara teknis dari jumlah
sampah maupun fasilitas yang saat ini digunakan. Pada tahap analisis direncanakan dua skenario
yaitu Skenario A (business-as-usual) dan Skenario B (pengolahan sampah dengan TPS-3R).
Penentuan Benefit Cost Ratio (BCR)

Metode CBA yang digunakan diuraikan atas kajian biaya (Cost) dan manfaat (Benefit).
Pengembangan skenario teknologi pengolahan sampah dapat dianalisis melalui tiga tahap yaitu
tahap identifikasi biaya dan manfaat usaha kegiatan pengolahan sampah, kuantifikasi seluruh biaya
dan manfaat ke dalam nilai uang, dan analisis seluruh biaya dan manfaat.
Cara mengetahui perencanaan investasi suatu kegiatan pengolahan sampah secara layak
ekonomis atau tidak, dapat dijelaskan apabila

BCR ≥ 1 maka investasi tersebut layak (feasible)

BCR < 1 maka investasi tersebut tidak layak (infeasible).

Saat BCR menunjukkan hasil negatif (< 1), artinya fasilitas pengolahan sampah masih bisa
dilanjutkan, namun perlu adanya subsidi untuk biaya investasi maupun operasional maintenace
dimana fasilitas pengolahan sampah sangat pokok untuk keberlangsungan lingkungan yang lebih
baik. Sedangkan apabila nilai BCR menunjukkan hasil positif (≥ 1) maka fasilitas pengolahan yang
direncanakan dapat layak dan memberikan manfaat secara ekonomi serta lingkungan
HASIL DAN PERHITUNGAN
1. Skenario A (Business-as-Usual)
Analisis komponen biaya dan manfaat dihitung berdasarkan fasilitas pengolahan sampah
yang beroperasional. Kondisi eksisting fasilitas pengolahan sampah yang beroperasional adalah 1
unit kontainer dengan timbulan sampah 57,3788 m3 /hari atau 24,0991 ton/hari.

2. Skenario B (Pengembangan fasilitas pengolahan sampah)


Konsep pengembangan skenario B dilakukan berdasarkan Jakstranas Tahun 2017. Skenario
ini menghitung CBA pengembangan fasilitas pengolahan Kelurahan Kedamaian hingga tahun
2025, dimana target untuk pengurangan sampah sebesar 30% dari total timbulan sampah, dan
target penanganan sampah sebesar 70%. Pada skenario ini direncanakan penambahan TPS-3R
sejumlah 1 unit hingga Tahun 2025 di Kelurahan Kedamaian dengan layanan 500 KK.
Cost Benefit Analysis (CBA)
1. Skenario A (Business-as-Usual)
Cost dan Benefit dari skenario A adalah sebagai berikut :
 Biaya langsung merupakan biaya yang terdiri dari biaya investasi, biaya operasional hingga
biaya perawatan.

 Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi akibat pencemaran lingkungan suatu
kegiatan. Biaya tidak langsung pada kegiatan fasilitas pengolahan sampah pada skenario ini
adalah kegiatan pengangkutan sampah ke kontainer sementara.

 Manfaat langsung merupakan manfaat dari hasil penjualan produk fasilitas pengolahan
sampah, retribusi yang diperoleh dari masyarakat dan pengurangan bahan bakar minyak
dari kegiatan pengangkutan sampah ke TPA.

 Manfaat tidak langsung yang berpengaruh terhadap reduksi sampah dari fasilitas
pengolahan sampah di Kelurahan Kedamaian didapatkan sejumlah 71,1673 ton/hari atau
854,0076 ton/tahun.
Kelayakan skenario A dimana terdapat pengaruh dari emisi kegiatan pengangkutan sampah
dan emisi dari kegiatan landfill dapat diuraiakan dalam Tabel 1.

Berdasarkan nilai Net Cost dan Net Benefit diatas, maka dapat dihitung Net Value dan
Benefit Cost Ratio (BCR), yaitu:
Net value = Net benefit – Net cost
= Rp.415.048.733 – Rp. 488.017.561 = - Rp. 72.968.828
2. Skenario B (Pengembangan fasilitas pengolahan sampah)
 Skenario B dimaksudkan untuk mengembangkan pola dari skenario A (eksisting), dimana
pelayanan pengelolaan sampah ditingkatkan mulai dari tahun 2020 hingga tahun 2025
menjadi 100%, dengan kenaikkan per tahunnya 10% dan pada tahun 2025 ditargetkan telah
mencapai pelayanan 100% dengan penerapan TPS 3R secara bertahap.

 Fasilitas TPS-3R yang dikembangkan berjumlah 1 unit di Kelurahan Kedamaian. Asumsi


pelayanan 1 unit TPS-3R adalah 500 KK, untuk 1 KK terdiri dari 5 orang, maka timbulan
sampah yang masuk di satu unit TPS-3R adalah 3150 kg/unit/hari. Sampah yang dikelola
hanya 30% dari sampah masuk, maka timbulan sampah yang dikelola sebesar 2205
kg/unit/hari.

Berdasarkan perhitungan komponen biaya dan komponen manfaat dari tahun 2020 sampai
tahun 2025 maka dapat dihitung nilai BCR dan NPV setiap tahunnya. NPV (Net Present Value)
merupakan metode untuk menggunakan nilai uang (time value of money) dimana kas yang
dikeluarkan di awal investasi maupun pendapatan yang diperoleh, disebut sebagai nilai sekarang
dari suatu nilai yang akan diterima atau dibayar di masa datang.
Mengenai perhitungan BCR dan NPV pada skenario B dapat diuraiakan dalam Tabel 2.

Berdasarkan hasil nilai BCR dan NPV dapat dilihat bahwa komponen manfaat dalam
pengembangan TPS-3R lebih besar dibandingkan komponen biaya yang dikeluarkan. Nilai BCR
pada Tahun 2025 adalah sebesar 1,20 dengan nilai NPV yaitu Rp. 218.447.621. Dari hal tersebut
nilai NPV yang diperoleh positif dan BCR > 1 menunjukkan bahwa skenario pengembangan
fasilitas pengolahan sampah untuk Kelurahan Kedamaian layak untuk dioperasionalkan dan
memberikan keuntungan secara ekonomi.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari skenario adalah bahwa usaha pengolahan sampah, selain dapat
memberikan manfaat dan biaya secara ekonomi juga dapat memberikan manfaat dan biaya bagi
lingkungan, sehingga apabila memasukkan perhitungan valuasi lingkungan, maka komponen
manfaat dari usaha pengolahan sampah akan bernilai lebih besar daripada komponen biaya yang
dikeluarkan.

Dapat disimpulkan bahwa skenario fasilitas pengolahan sampah yang memiliki nilai NPV
paling tinggi adalah skenario B. Berdasarkan hasil perhitungan skenario B dengan
meningkatkan pelayanan dan efektivitas fasilitas pengolahan menjadi 100% di Tahun 2025
untuk pengembangan TPS-3R didapatkan nilai BCR sebesar 1,20 dengan nilai NPV yaitu Rp.
218.447.621.
REFERENSI
Phelia, A., & Sinia, R. O. (2021). Skenario pengembangan fasilitas sistem pengolahan sampah
dengan pendekatan cost benefit analysis di Kelurahan Kedamaian Kota Bandar
Lampung. Jurnal Serambi Engineering, 6(1).
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai