Anda di halaman 1dari 5

Notulensi FGD Sampah

Kamis, 9 Juni 2022

Sesi I

Presentasi Bapak Joko Tri Haryanto (Pusat Kebijakan Pembiayaan PI & Multilateral)

 Untuk mengadres isu ekonomi sirkuler terkait sampah, pemerintah sudah banyak
mengeluarkan regulasi. Lebih advance dibandingkan dengan regusi lain. Tingkat nasional
disusun jakstranas, Regional disusun jakstrada, dan ada juga perpres tentang PLT sampah.
 Ada peluang ekonomi sirkuler berupa daur ulang, baikdari sampah darat maupun laut.
Tetapi untuk mewujudkannya diperlukan kolaborasi aktif
 Yang menjadi tantangan adalah sumber financingnya sehingga dapat mengubah menjadi
punya nilai ekonomi
 Komitmen pemerintah terkait sampah dituangkan dalam NDC, LTS LCCR, SDGs, Net zero
emisi 2060.
 Sampah masuk kerangka aksi mitigasi, tetapi kapasitas pendanaan pmrth terbatas, total
kebutuhan NDC 2030 : 3500T IDR. Data lain dari Second NDC menyebutkan kebutuhan dana
mencapai 3750 T.
 Sektor sampah karakter investasinya unik beda dengan sektor energi
 Beberapa skema pencanaan: green sukuk, GS retail, SDGs bond, dll sebagai innovative
financing.
 Selain itu juga melalui pengembangan pasar karbon dan pajak karbon. Saat ini sedang
disusun UU pajak karbon utk memberikan panduan pajak karbon dan perdagangan karbon.
Perdagangan karbon dilakukan melalui perdagangan izin emisi dan perdagangan emisi.
 Untuk implementasi Pajak karbon sedang dibuat road map pajak karbon. Pajak karbon akan
Dikenakan sampai tahun 2024 hanya ke batubara. Setelah itu subjeknya diperluas menjadi
transportasi, bangunan, sampah dan land based
 Pajak sampah akan dikenakan kepada produses yang melebihi batas izin sampah.
 Meskipun demikian masih diperlukan analisis kesiapan teknis, konseptualisasinya seperti
apa?
 Pendanaan lain adalah skema EFT : dana bantuan keuangan dr gubernur kpd bupati
berdasarkan kinerja. Indikator yg dilombakan adalah pengelolaan sampah. Saat ini yang
sudah adopsi adalah provinsi NTB dan Kaltara. Sementara di level kab telah dilaksanakan di
Beneur meriah.
 Salah satu bentu EFT adalah DAK Fisik dimana sampah menjadi isu utama, DID, BLPS, Dana
desa. DID anggaran 2021 mencapai 130M utk 16 daerah.
 Pendanaan inovatif lainnya adalah BPDLH, GCF, PT SMI (punya platform credit finance),
Indonesia SDGs One yang bersumber dari dana pilantrofi, CSR, negara, dll.
 Flagship program GCF adalah area mitigasi dan adaptasi. Program sampah melalui kegiatan
waste to energi dan manajemen sampah

Presentasi Ibu WistiNoviani (Direktorat Pengurangan Sampah)

 Sampah menjadi permasalahan yang krusial Indonesia. Sampah makanan dan sampah plastic
merupakan jenis sampah terbesar di Indonesia.
 Sampah sisa makanan berkontribusi 26,6%, sampah plastic berkontribusi 15,2%. Jumlah
pemakaian kantong belanja plastic mencapai 9,85 milyar lembar/tahun, sedotan plastic 93
juta batang per hari, sebanding dengan jarak jakarta Mexico.
 Jumlah kantor belanja plastic di ritel modern sangat tinggi , pemda sudah mengeluarkan
larangan kantong plastic, tapi pada beberapa daerah masih banyak menggunakan kantong
plastic
 Pemerintah telah menetapkan target pengurangan sampah 30% dan penanganan sampah
70% pada tahun 2025. Indikator yang ingin dicapai adalah penurunan produksi sampah per
kapita, peningkatan daur ulang dan guna ulang, penurunan jumlah sampah yang masuk
tahan penanganan sampah, peningkatan sampah terolah, penurunan jumlah sampah di tPA,
dan penurunan sampah terbuang ke lingkungan.
 Saat ini regulasi terkait pengelolaan sampah sudah banyak dikeluarkan pemerintah baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Dukungan fasilitas dari pemerintah sudah
dikembangkan seperti dukungan pengembangan kapasitas, fasilitas Kerjasama antara pelaku
usaha kecil dengan industry besar, dll. Nasional mempunyai jakstranas, daerah mempunyai
jakstrada.
 Program yang diinisiasi pemerintah diantaranya: penyusunan NSPK pengelolaan sampah,
meningkatkan Kerjasama internasional pengelolaan sampah, mengembangkan Extended
producer responsibility, mengembangnkan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan tanggung
jawab public.
 Meskipun demikian pengelolaan sampah masih menghadapi berbagai tantangan dalam
pelaksanaannya, salah satunya karena kesadaran dan perilaku tertib sampah masyarakat
belum berkembang dengan baik, law enforcement yang belum berjalan dnegan baik,
mekanisme insentif dan sanksi yang belum memberikan efek jera.
 Penilaian Index perilaku menunjukkan bahwa 72% masyarakat tdk peduli thdp sampah, dan
masih melakukan business as usual dalam penggunaan plastic.
 Sampai dengan tahun 2022, sebanyak 65% sampah belum terkelola, sementara penanganan
sampah baru mencapai 28%.
 Diperlukan pendekatan dengan cara hierarki terbalik dimana pengurangan sampah di hulu
lebih diprioritaskan. Diperlukan pembatasan timbulan sampah, penghindaran potensi
timbulan sampah , dan pengurangna jumlah timbulan di produsen/di hulu. Setelah itu
pendekatan lain dilakukan melalui pemanfaatan Kembali, pendaur ulang sampah,
pembangkita energid r sampah, dan pemrosesan akhir (di bagian hilir).
 Acara-acara yang dilakukan masyarakat diminta menggunakan air isi ulang. Aksi kecil tapi
dampaknya besar utk mengurangi jumlah timbulan sampah
 Agar pengelolaan sampah dapat menjadi sebuah usaha /bisnis maka pengelola sampah perlu
membentuk badan usaha. Pemerintah akan memfasilitasi usaha kecil untuk dapat
berkolaborasi dengan industry besar.
 Saat ini bisnis sampah mulai banyak diinisiasi oleh perusahaan start up dengan omset dapat
mencapai 960-1,2 M. Hal ini menunjukkan ada potensi ekonomi yang dapat dikembangkan
dari pengelolaan dan pemanfaatan sampah.
 Pengelolaan sampah sebaiknya dilakukan pada berbagai tingkatan, di hulu, tengah dan hilir.
Dihulu dapat dilakukan melalui pembatasan sampah, cukai sampah, perubahan perilaku,
konsep eco-office, kewajiban produsen, daur ulang dan guna ulang di sumber.
 Pendekatan di tengah : melalui pemilahan sampah, pengolahan sampah dan kewajian
produsen. Selain itu, penerapan cukai plastic juga dinilai sebagai pengelolaan sampah ideal
dan berkelanjutan tapi banyak protes dari berbagai pihak.
 Dihulu: end of pipe solution melalui sanitary landfill.
 Indeks kinerja pengolahan sampah dinilai dari indeks kinerja daerah, ada penilaian kinerja
pemda melalui adipura yg didaari kategori kotanya.
 Sumber sampah terbesar berasal dari RT sehingga Pengurangan sampah di tingkat masy
paling besar / diprioritaskan melalui perubahan perilaku
 Dalam renstra KLHK pengelolaan sampah dimuat dalam renstra no 5 tentang sirkuler
ekonomi melalui peningkatan nilai ekonomi limbah b3
 Target pengelolaan sampah nasional saat ini adalah mendorong stakeholder dapat
bekerjasama menangani permasalaha sampah. Pemda dpt memfasilitasi pelaku usaha kgt
 Penanganan sampah tugas pemda : dr pemilahan sampai ke pemanfaatan lain. Sebelum
masuk TPA perlu dilakukan upaya pengurangan dulu.
 Skenario Net Zero Emission Paska 2030 Sektor Limbah Padat: Less landfill Policy, Gaya Hidup
Minim Sampah, Recycling rate 75-100 %, Pengolahan Sampah
 Konsep ekonomi sirkular dlm pengelolaan sampah melalui siklus : produsen menghasilkan
kemasan yang akan menghasilkan sampah, melalui permen LHK No 75 khusus utk produsen
diwajibkan mengikuti peta jalan pengurangan sampah untuk produsen. Smapah masuk ke RT
(memilah sampah, menjual), sampah masuk ke bank sampah, mengembangkan bank
sampah induk untuk suplai kebutuhan/ penyedian bahan baku industri daur ulang
 Potensi sampah plastic tinggi tetapi penggunaannya msh kurang. Disisi lain kita masih impor,
sehingga kita akan meningkatkan bank sampah, start up yang dapat mensuplai kebutuhan
bahan baku plastic, bekerjasama dengan komunitas dan produsen.

Poin-Poin Diskusi :

 Saat ini pemerintah telah merancang kebijakan ekonomi hijau dan mitigasi perubahan iklim.
PP tenang Nilai Ekonomi Karbon sudah ditunggu. Harusnya PP tersebut memberikan peluang
investasi di sektor limbah dan sampah
 Draf Permen terkait NDC dan NEK akan mengatur tentang tatacara pajak karbon. Diperlukan
road map pajak karbon, dan peta jalan perdagangan karbon. Pajak karbon mengacu pada
prinsip poluter pay principles. Saat ini Kami lebih mendorong ke skema perdagangan karbon
 Tarif pajak karbon akan ditetapkan sekitar 2 dolar (tarif minimal) dan akan diatur dalam
permenkeu. Filosopinya pajak karbon adalah finalti, sehingga nilai pajak karbon akan
ditingkatkan.
 Implementasi EFT sdh diterapkan di daerah dan di level nasional . DID tidak diatur dalam UU
HKPD atau dana transfer daerah tetapi dicantolkan dalam UU APBN setiap tahun. EFT yang
diinisiasi di provinsi dan kabupaten menggunakan sampah sebagai bobot paling besar dalam
mekanisme penilaian kinerja daerah.
 Bupati yng berkinerja bagus dpt bankeu yg lebihtinggi
 Untuk upgrading level pengelolaan sampah dalam sekama DID, bobot sampah dapat diberi
nilai besar jika sudah menerapkan ekonomi sirkuler, tetapi syaratnya kegiatan ekonomi
sirkularnya dapat diukur dan dilaksanakan oleh semua daerah.
 Pada tahap inisiasi awal, sektor energi pembangkit akan diterapkan konsep pasar karbon dan
pajak karbon. Tahun 2024 implementasi pajak karbon diterapkan untuk batu baru dibawah
100 megawat.
 Sektor pembangkit menerapkan perdagangan karbon di PLTU batubara, dengan cara
langsung. Skema perdagangan karbon diharapkan sudah terbentu tahun 2025 dibawah OJK.
 Transportasi menggunakan skema pajak karbon dengan mempertimbangkan cost
benefitnya. Akan ditetapkan batas emisi (cap), yg melebihi batas akan dikenakan pajak
 Sektor Bangunan akan menggunakan skema perdagangan karbon krn mereka sudha
memiliki modalitas. Sektor tersebut sudah memiliki indicator net zero healthy bulding, dan
green building code.
 Sektor Kehutanan khususnya mangrove dan gambut : menggunakan skema perdagangan
karbon, RBP, pajak karbon (di NZ ada pajak karbon di kehutanan),
 Sektor limbah hingga tahun 2028 akan mengaktifkan pajak karbon
 Industry menggunakan skema perdaganagn karbon
 ESDM saat ini sudah mengeluarkan perayuran tata laksana pungutan karbon utk ketenaga
listrikan
 GCF bersifat dana Investasi yang berbentuk grant dan commercial loan. Mekanisme nya
adalah: swasta mengajukan proposal dan memerlukan ToC, kajian studi tdk bisa dilakukan
 GCF lebih cocok diakses oleh pemda, karena ToR nya lebih mendorong kegiatan yang
dilakukan Pemda. Jika mau mengaksesn, diperlukan konsorsium. Dananya besar dnegan
level terkecil mencapai 10 M USD. Untuk mengaksesnya diperlukan kolaborasi. Saat ini dana
103.8 Juta USD utk REDD+ Sudah masuk kas BPDLH. Mekanisme ini hrs didorong ke depan
supaya pendekatan sampah menjadi revue generating.
 Saat ini Kemenkeu sedang melakukan penguatan penerima GCF supaya Lembaga perantara
dapat berasal dari domestic. Saat ini Lembaga perantara domestic untuk GCF hanya PT SMI
dan kemitraan. Kemenkeu sednag mengembangkan Kerjasama dnegan Iinsfrastruktur
Indonesa, bank CIMB, beberapa bank lainnya. Untuk itu saat ini juga sednag dikembangkan
portfolio green taxonomy.
 Sukses story Waste to energy ada di TPA Benowo Surabaya. Sementara Pemda Bali masih
dalam proses dialog dengan Pemda Kab. Mereka terbentur persoalan APBD.
 DKI : akan mulai melakukan kegiatan waste to energy karena mereka memiliki APBD tinggi
 Skema insentif pengelolaans ampah oleh swasta adalah award proper yang diatur dalam
permen 75 dan mendapat pengakuan di hari lingkungan.
 pengolahan limbah B3 diatur dalam PP 21.
 Pasca pandemi timbulan sampah baru (infeksius) meningkat padahal pemerintah lebih fokus
ke penanganan covid -19 sehingga target pengurangan sampah 30% terkena dampak. Tahun
2021 percepatan penanganan sampah dilakukan melalui pemanfaatan semua limbah medis
dr RS ataupun RT oleh industry semen untuk bahan bakar (dibakar). Selain itu Pemerintah
menambah anggaran DAK untuk pembelian drop box dan mobil pengangkut sampah.
 EPR telah dituangkan dalam roadmap 2020-2029 sehingga memberikan efek positif terhadap
pengurangan sampah. Target pengurangan sampah 30% tahun 2025 akan dilakukan melalui
pengolahan sampah berbasis listrik.
 Program Waste to energi melalui proyek PLTSA diatur dalam perpres 35/2018 tentang
percepatan sampah utk listrik di 12 kota. Tetapi kendalanya adalah Investasi yang mahal.
Mekanisme pengolahan waste to energy sangat bervariasi. Ada yg COD, ada yg konstrukti,
ada yg lelang. Surabaya saat ini sudah beroperasi komersial. Dana bantuan BPLS dapat
diajukan ke KLHK, tetapi anggarannya akan masuk ke pemda.
 Berdasarkan Peta jalan daur ulang sampah: penyedia bahan baku pada umumnya pengepul
tapi belum massif, dan bersifat non formal, mereka juga tidak melaukan pemilahan sehingga
kualitas maish rendah.
 Jika melalui bank sampah, proses edukasi telah dikembangkan sehingga kualitas suplai
sampah bisa memenuhi syarat industry daur ulang.
 Dalam permen 14/2021 diatur bahwa bank sampah dapat bermitra dengan industry daur
ulang. Bank sampah induk (kab/kota), bank sampah unit (Rt/RW), pada unit tersebut
dilakukan edukasi pemilahan. Pemerintah akan memfasilitasi. Saat ini sudah ada kerjasama
dengan asosiasi daur ulang plastic dan AKI (kertas) utk Menyusun peta jalan daur ulang
sampah, yang menentukan lokasi mana saja yg bisa dijadikan bank sampah dna mana saja yg
bisa dikembangkan kerjasama.
 Idustri daur ualng plastic membutuhkan teknologi tinggi. Banyak yg melakukan tp kualitas
belum memenuhi syarat industry.
 Saat ini status pencapaian engelolaan samah mencapai 35%, dan pengurangan sampah 28%.
 Tantangannya adalah data yang belum terkelola dengan baik. Hingga saat ini sudah banyak
start up sampah yang melakukan pengurangan sampah, tetapi tidka terdata.
 Sosialisasi perubahan perilaku telah dilakukan melalui Gerakan food waste, cegah sampah,
dll.
 Pemda diberikan kewenanganan utk meberikan sanksi. Pemda sudah mengeluarkan pergub
sangsi sampah tetapi perubahan perilaku belum berhasil dicapai. Sangsi nya belum
memberikan efek jera. Padahal beberapa Daerah sudah menggunakan CCTV di area
pembuangan sampah. Selain itu dikembangkan Lubang biopori utk memproses jd kompos.
 Sayangnya, Law emporcement masih kurang. Denda belum besar. di jepang denda sampah
mencapai 500juta tahun 2004. Selain itu ada masalah regulasi penganggaran dimana
anggaran sampah belum diprioritaskan dalam APBN/APBD sehingg sulit untuk bisa
dilaksanakan.
 KLHK telah menyiapkan Permen LHK nomor 14/2021 tentang Pengelolaan Sampah pada
Bank Sampah, yg didalamnya mengatur pentingnya dukungan pendanaan dari pemerintah,
pemda, swasta, mendorong kemitraan bank sampah. berbagai apresiasi untuk mendorong
bank sampah spt penghargaan bank sampah, dukungan fasilitasi dan pembinaan. Bank
sampah induk harus mendampingi bank sampah unit. Program Bank sampah juga mjd salah
satu indikator dlm adipura, jakstrada, DID. Hal ini untuk mendorong keterlibatan pemda
dalam pemberdayaan bank sampah
 Bank sampah dan TPS3R keduanyan merupakan unit pengolahan sampah berbasis masy.
Bank sampah voluntary dr masy. TPS3R fasilitas dibangun pemerintah PUPR. Bank sampah
mencari dan menentukan sendiri lokasinya sementara TPS3R difasilitasi. TPS3R fasilitas
berbasis 3R.
 Pemerintah concern terhadap pengaturan bank sampah di masy. Pemerintah akan
meningkatkan kapasitas bank sampah, baik bank sampah induk dan unit. Proses transisi ke
induk akan diberikan pembinaan agar menigkat kapasitas mereka. Dikembangkan juga
kemitraan bank sampah dan dg industry.

Anda mungkin juga menyukai