Anda di halaman 1dari 2

Selasa 22 Februari 2022, 12:57 WIB Walhi: Upaya Pengelolaan Sampah di Sisi Hulu Masih

Minim

Atalya Puspa | Humaniora 

 ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Pekerja memasukan sampah gelas plastik yang telah dicacah ke dalam karung di Rumah
Pengolahan Sampah Citra (RPSC), Desa Jogjogan, Cisarua,

WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai, pemerintah masih minim dalam
melakukan upaya pengelolaan sampah di sisi hulu. Hal itu dinilai WALHI tidak sesuai
dengan apa yang diamanatkan dalam Undang-Undang 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, yaitu pengurangan dari sumber (pendekatan hulu) dan penanganan
sampah (pendekatan hilir). "Sayangnya, paradigma pengelolaan sampah dari peraturan
hingga kebijakan masih berfokus pada penanganan di hilir seperti proyek PLTSa,
pemanfaatan sampah menjadi BBM, RDF (Refused Derived Fuel) dan lainnya," kata
Pengkampanye Urban Berkeadilan WALHI Abdul Gofar dalam keterangan resmi, Selasa
(22/2).
"Sementara pendekatan pengelolaan sampah dari hulu untuk mengurangi sampah
terutama plastik melalui peraturan pelarangan plastik sekali pakai, pemberian disinsentif
kepada produsen (ritel, manufaktur, jasa makanan minuman) hingga pengurangan produksi
plastik di industri petrokimia masih sangat tidak maksimal," imbuh dia. Padahal, lanjut
Gofar, kebijakan pengurangan sampah di sumber dapat mengurangi timbulan sampah dan
sekaligus mengurangi sampah tercemar ke lautan. Pengurangan sampah, terutama plastik
sekali pakai melalui peraturan kepala daerah (perkada) yang saat ini telah diterapkan di 73
daerah (provinsi, kabupaten dan kotamadya) perlu didorong agar semakin banyak diadopsi.
"Sementara pelarangan atau pembatasan yang sudah berjalan perlu dilakukan monitoring
dan evaluating," imbuh dia. Baca juga: Pelajar Kampanyekan #MariBergerak
#KerenTanpaPlastik di Hari Peduli Sampah Nasional Berdasarkan data Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2020 memperlihatkan kinerja
pengurangan sampah berada pada angka 16,19% atau 5,7 juta ton sampah. Sementara
pada 2021 angka pengurangan sampah secara nasional justru turun signifikan menjadi
14,16% atau 3,2 juta ton sampah. "Data tersebut hanya dilihat dari sekitar 202
kabupaten/kota atau hanya sekitar 39% dari total kabupaten/kota di Indonesia. Perlu usaha
dua kali lipat pada sisa empat tahun mendatang guna memenuhi ambisi pengurangan dan
penanganan sampah pada tahun 2025," ucap dia. Gofar mengatakan, peta jalan
pengurangan sampah oleh produsen yang berjalan berdasar Permen LHK Nomor 75/2019
juga perlu dibuka transparansinya kepada publik. "Agar rendahnya komitmen pengurangan
yang dilakukan pemerintah tidak berjalan beriringan dengan rendahnya keterbukaan
informasi," tegas Gofar. Selain itu, WALHI menilai ambisi target pengurangan sampah laut,
pengurangan timbunan sampah hingga pengurangan emisi dari sektor limbah dan sampah
hanya akan menjadi pepesan kosong jika pengelolaan sampah melalui pengurangan
sampah di hulu tak dilakukan dan solusi-solusi semu tak dihentikan. "WALHI juga
mendesak Pemerintah Indonesia untuk menegakkan hukum dengan cara memberikan
sanksi tegas kepada para pelaku pencemaran laut, baik dengan sampah cair maupun
padat," ucap Gofar. "Jika Pemerintah memiliki komitmen serius untuk menjadikan laut
Indonesia sebagai laut yang sehat dan menajdi warisan yang berharga untuk generasi yang
akan datang, laut Indonesia tidak boleh dijadikan tong sampah raksasa," pungkasnya. (A-2)
  TAGS: # Kendalikan Sampah Plastik # Walhi # Pilah Sampah

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/473164/walhi-upaya-pengelolaan-sampah-
di-sisi-hulu-masih-minim

Anda mungkin juga menyukai