Hasil analisis data SIPSN, Komposisi sampah menurut volume jenis sampah yang paling dominan
dihasilkan di Indonesia adalah sampah yang mudah membusuk berupa sisa makanan sebesar
42,22%, n kayu, ranting serta daun sebesar 15,46%, kertas sebesar 10,58%, dan sisanya adalah
sampah yang tidak dapat membusuk.
Berdasarkan hasil studi 20175 yang dilakukan oleh DanoneAqua Indonesia dan Sustainable Waste
Indonesia yang didukung Direktorat Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 KLHK, pola pengelolaan
sampah di Indonesia secara garis besar terdiri dari diangkut dan ditimbun di Tempat Pemrosesan
Akhir (69%), didaur ulang dan dikompos (7%), dan sisanya tidak terkelola (24%) meliputi dibakar
dan bocor ke lingkungan.
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
1. Persoalan sampah di Indonesia masih banyak bertumpu pada TPA dan 55,56% masih open
dumping.sejumlah fasilitas yang idealnya adalah pemilahan, pemgumpulan dan pengangkutan
pada sarana seperti TPS atau TPS3R belum berfungsi dengan baik;
2. Kondisi tersebut membuat beban pengelolaan di TPA menjadi besar baik beban finansial
maupun non finansial penanganan sampah.
3. Implementasi kebijakan pemerintah harus terus di terapkan, bahkan ditingkatkan kapasitasnya
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH
Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
(Jakstranas),
target nasional yang ingin dicapai adalah 100% sampah terkelola dengan baik dan benar pada
tahun 2025 yang diukur melalui pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah
sebesar 70%.
Tindak lanjutnya pemerintah daerah tingkat provinsi diharuskan menyusun jakstrada provinsi
dan jakstrada kabupaten /kota yang diatur dalam P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.0/4/2018 tentang
Pedoman Penyusunan Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstrada).
.
TARGET PENGURANGAN DAN PENANGANAN
Pengurangan, Kegiatan pengurangan sampah diatur secara jelas di dalam UU No. 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP No. 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Penanganan, Kegiatan Penangan sampah juga di atur UU No. 18 Tahun 2008 dan PP No.
81 Tahun 2012, dengan penambahan komponen untuk penanganan sebagai berikut :
•
(0.25-0.59 juta ton/tahun)
Indeks Ketidak Pedulian 0.72
Key (0.075-0.18 juta ton/tahun)
• Indeks Ketidak Pedulian 0.30
•
•
Persentase Masyarakat Memilah 11%
Recycling Rate 11-13%
Performance • Persentase Masyarakat Memilah 50%
• Recycling Rate 50%
- Growth Sampah Plastik 7 %/tahun
- Growth Sampah Kertas 12 %/tahun
Indicator - Growth Sampah Plastik 12 %/tahun
- Growth Sampah Kertas 48 %/tahun
• PSEL (pengolahan sampah menjadi • PSEL (pengolahan sampah menjadi energi
energi listrik) = 0 Kota listrik) = 12 Kota
• RDF (Refused Derived Fuel) = 0 • RDF (Refused Derived Fuel = 52 Lokasi
kab/kota Plant PLTU dan 34 lokasi Kiln Semen
• Pembatasan “single-used plastic” • Pembatasan “single use plastic”
• Propinsi = 1 Provinsi • Propinsi = 17 Provinsi
• Kab/Kota = 19 Kab/Kota • Kab/Kota = 257 Kab/Kota
PEDOMAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK BIOKONVERSI BSF
Pengolahan sampah organik dengan bikonversi BSF adalah bagian dari komponen
pengurangan dengan proses daur ulang dan pemanfaatan kembali sampah yang sudah
berubah komposisinya
Upaya pengolahan sampah dengan biokonversi BSF telah banyak dilakukan oleh individu,
kelompok, institusi, bahkan pelaku usaha. Umumnya upaya yang dilakukan dalam rangka
menyediakan pakan yang umum disebut budidaya maggot. Kenyataanyanya proses pengolahan
sampah dengan biokonversi BSF ini justru hasil tersesarnya bukan larva BSF (maggot)nya,
tetapi ada produk sampingan yang bila dikelola dengan baik akan memiliki peluang usaha yang
besar. Agar informasi ini dapat tersampaikan dengan luas dan seragam maka perlu adanya
Pedoman Pengolahan sampah organik biokonversi BSF
Tahun 2020 Dirjen PSLB3 melalui direktorat pengelolaan sampah telah menyusun
Pedoman penolahan sampah organik dengan biokonversi BSF yang tujuanya adalah
menjadi dasar bagi individu, organisasi/Lembaga dan unit usaha yang akan melakukan
pengelolaan sampah dalam prosesnya, serta mengetahui peluang pemanfaatan dari hasil
olahan tersebut.
Sistematika dari Pedoman pengolahan sampah organik :
1. Kata Pengantar
2. Sekapur sirih dari pakar
3. Daftar isi
4. Daftar istilah
5. Pendahuluan
6. Tentang BSF
7. Skema proses dan Konsep biokonversi
8. Sistem pengelolaan sampah organik sebagai feedstock
9. Rearing house, hatchery dan reactor
10. Desain bahan dan struktur (kapasitar olah)
11. Panen dan pasca panen
12. Penutup
13. Daftar pustaka
* Direncanakan Pedoman akan dapat terekspose dengan system online agar mudah akses oleh
pengguna
8
TERIMA KASIH