Anda di halaman 1dari 5

SOLUSI PARLEMEN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

Ketik persamaan di sini.Populasi bumi saat ini berjumlah kurang lebih mencapai 7
milliar. Angka tersebut diperkirakan Akan meningkat hingga 8 milliar pada tahun 2030.
Mencengangkan bukan? Untuk itu Diperlukannya sumber daya alam yang memadai
untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti infrastruktur, pangan, serta
lingkungan yang sehat. Namun, Pada Kenyataannya manusia menjadi salah satu sumber
permasalahan yang menyebabkan terjadinya isu lingkungan terbesar yaitu polusi sampah.
Esai ini akan secara spesifik melihat isu darurat sampah beserta solusinya yang mengubah
sampah menjadi energi. Selain itu, penulis akan memfokuskan pada peran parlemen DPR
dalam mendukung solusi yang dapat diimplementasikan dengan baik di masyarakat agar
tercipta lingkungan yang peduli akan isu sampah.

Keberadaan plastik menjadi salah satu kontributor utama terjadinya isu lingkungan
karena bahan dasar plastik yang memiliki karakteristik untuk bertahan lama sehingga
penggunaannya sangat populer. Misalnya, setiap kita berbelanja ke supermarket mereka
(Supermarket) akan menawarkan penggunaan plastik untuk membawa barang bawaan
kita. Jumlah penggunaannya pun juga tidak sedikit. Botol plastik yang biasa ditemukan
pada produk minuman dalam kemasan yang banyak tersedia memang memberikan
kemudahan untuk memuaskan dahaga, akan tetapi banyak yang tidak sadar bahwa
produk-produk tersebut hanya bisa digunakan sekali pakai (Single Use Plastic). Selain
itu, masyarakat yang tidak terbiasa untuk mendaur ulang semakin menambah
kompleksitas permasalahan karena produk-produk tersebut tidak dipilah dengan baik
untuk mempermudah proses daur ulang agar terurai dengan baik.

Darurat plastik dunia dapat dilihat dari temuan 10-20 juta ton sampah plastik setiap
tahunnya. 5 triliun partikel plastik dengan berat ton total 268.940 ton merupakan hasil
dari 480 miliar botol plastik yang dijual. Lalu, Indonesia ikut berkontribusi dengan
keberadaan 64 juta ton sampah per tahun yang 3.2 juta ton merupakan sampah plastik.
Sayangnya, hanya 2% dari total sampah per tahun yang bisa di daur ulang.

Data-data tersebut memperlihatkan bahwa kesadaran manusia khususnya masyarakat


Indonesia mengenai pentingnya untuk mendaur ulang dan bahaya dari penggunaan
plastik yang berlebih. Esai ini tidak akan membahas mengenai cara merubah perilaku

1
SOLUSI PARLEMEN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

manusia melainkan fokus pada solusi yang dapat diimplementasikan agar permasalahan
darurat sampah dapat dikurangi dengan sinergi antara masyarakat bersama parlemen
(dalam hal ini DPR).

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memiliki tugas utama untuk mendengar dan menyikapi
aspirasi masyarakat. Isu pengelolaan sampah tentu menjadi pekerjaan utama untuk
diselesaikan dengan baik. Dalam hal ini DPR memiliki posisi yang jelas mengenai isu
impor sampah plastik. Negara maju (developed countries) menggangap bahwa menjual
sampah ke negara berkembang (developing countries) seperti Indonesia mampu memberi
kontribusi finansial dibandingkan dengan melakukan proses daur ulang yang memakan
biaya yang cukup tinggi. Setelah sampah sampai di tujuan, negara berkembang akan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk diolah kembali menjadi produk yang biasa
dijual dengan harga yang terjangkau. Hal ini terjadi dengan temuan DPR dengan bantuan
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) mengenai 5 kontainer limbah
plastik impor di bulan Februari 2019 asal Amerika Serikat di Tanjung Priuk, Jakarta serta
65 kontainer limbah plastik di bulan Juni 2019. Penyelundupan ini tentunya sudah
menjadi agenda Pemerintah dengan keberadaan Permendag No. 31 tahun 2016 sehingga
importir nakal tidak mampu mengirimkan sampahnya ke wilayah NKRI dan tidak
menambah jumlah sampah di Indonesia.

Impor plastik sayangnya bertentangan dengan semangat daur ulang sampah sehingga
menuai kontroversi. Menurut UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah secara
tegas mengatur bahwa sampah B3 (Limbah Bahan Berbahaya Beracun) tidak boleh
masuk ke wilayan Republik Indonesia. Posisi DPR untuk menggalakkan hal ini secara
jelas diperlihatkan dengan mendesak Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup (KLHK) lewat usulan solusi lewat pengadaan pusat daur ulang di
setiap kecamatan.

Solusi apa yang dapat diberikan agar darurat sampah dapat dikurangi? DPR telah aktif di
masyarakat untuk memastikan hal ini dapat diimplementasikan. Misalnya dengan
dukungan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Sumatera Selatan
yang memproses sampah menjadi energi baru terbarukan. Sampah yang terlalu lama

2
SOLUSI PARLEMEN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

ditimbun tentu akan menimbulkan bau tidak sedap serta penyakit dengan munculnya
larva dan menarik perhatian lalat. Oleh karena itu, sampah yang diproses lewat PLTSa
dapat diubah menjadi energi baru dengan teknik peuyeumisasi dan briketisasi. Setelah
sampah dikumpulkan dan dipilah, proses peuyeumisasi mampu mengubah sampah
menjadi gas dengan alat bio aktivator dan digunakan sebagai penggerak generator untuk
memproduksi listrik. Lalu, briketisasi merupakan sebuah proses untuk menkonversi
sampah menjadi bahan bakar briket.

Penggunaan hasil dari peuyeumisasi dan briketisasi bisa digunakan untuk bahan bakar
kompor dan bahan bakar pabrik. Selain itu, proses yang dijalani hanya perlu
mencampurkan bentuk sampah yang beragam sehingga durasi pengolahan pengurangan
sampah dapat dipercepat. Selain itu, hal ini tentunya juga menginspirasi gerakan untuk
memberdayakan masyarakat untuk menggunakan teknik ini agar pengelolaan sampah
menjadi lebih baik.

Selain itu, teknik priolisis juga dapat menjadi alternatif untuk mengurangi jumlah sampah
di masyarakat. Pirolisis mampu mencairkan plastik yang hasil akhirnya menjadi gas.
Pemanasan yang dilakukan tidak menggunakan oksigen yang diatur dengan derajat
tertentu. Gas yang sudah didinginkan akan melewati pipa yang nantinya berubah menjadi
minyak. Limbah plastik yang jumlahnya sudah terlalu banyak di masyarakat, akan
terkonversi menjadi minyak yang digunakan pada kendaraan bermotor. Emisi karbon
yang dikeluarkan juga lebih rendah sehingga tidak menimbulkan lebih banyak gas
karbondioksida yang berkontribusi pada terjadinya gas efek rumah kaca.

Walau teknik pirolisis masih terhitung sebagai eksperimen, namun DPR dan Pemerinah
sudah mengambil langkah konkret untuk dapat mengimplementasikan teknologi ini di
masyarakat. Misalnya, pembicaraan telah dilakukan dengan Pemerintah Australia untuk
menarik investor agar mengembangkan teknologi ini. Hasil yang diharapkan ialah
pengurangan 50 ton sampah per harinya sehingga luapan sampah di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) di lokasi seperti Bantar Gebang dapat dikurangi secara drastis. Rencana
pembuatan Plastic Tar Road untuk menggunakan aspal jalan dari plastik menjadi salah

3
SOLUSI PARLEMEN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

satu rencana jangka panjang yang ingin diimplementasikan oleh Pemerintah dengan
adanya aksi ini.

Sinergi antara DPR, Pemerintah, dan masyarakat tentu sangat diperlukan untuk
memastikan adanya implementasi yang konkret di masyarakat. Teknologi peuyeumisasi,
briketisasi, dan pirolosis merupakan bukti nyata bahwa darurat sampah merupakan
tanggung jawab bersama. Kategori sampah yang terdiri dari organik dan anorganik bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar bagi teknologi-teknologi tersebut untuk
mennggunakan sampah dalam jumlah yang besar setiap harinya sehingga jumlah sampah
bisa berkurang dengan siginfikan. Selain itu, peran pengadaan aturan Undang-undang
menjadi salah satu strategi untuk memastikan kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilindungi
dalam hukum dan mampu memberi sanksi kepada pihak-pihak yang berusaha untuk
melanggar.

Daftar Pustaka
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-48652706

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-43855029

https://beritagar.id/artikel/laporan-khas/mengubah-plastik-menjadi-bbm-rendah-emisi

http://dpr.go.id/berita/detail/id/18739/t/PLTSa+Solusi+Kembangkan+Energi+Baru+dan
+Terbarukan

https://ejurnal.itats.ac.id/iptek/article/view/12

https://www.inilahkoran.com/berita/7824/pemkot-bandung-terus-jajaki-konsep-olah-
sampah-peuyeumisasi

http://jom.unpak.ac.id/index.php/teknikelektro/article/view/667

http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jt/article/view/1593

http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/98

https://kumparan.com/@kumparanbisnis/impor-sampah-masuk-indonesia-ternyata-
dipicu-kebijakan-china-1rIdE1zj1LJ

4
SOLUSI PARLEMEN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

https://www.neliti.com/publications/129571/pengaruh-jenis-bahan-pada-proses-
pirolisis-sampah-organik-menjadi-bio-oil-sebaga

http://www.ojs.serambimekkah.ac.id/index.php/jse/article/view/500

https://rmol.id/dpr/read/2019/03/28/383864/program-toss-bisa-jadi-solusi-nasional-
selesaikan-masalah-sampah

https://stt-pln.e-journal.id/petir/article/view/10

https://tumoutounews.com/2019/01/27/data-update-jumlah-penduduk-indonesia-dan-
dunia-tahun-2019/

http://apdf-magazine.com/id/jumlah-penduduk-dunia-akan-mencapai-86-miliar-pada-
2030-kata-p-b-b/

Anda mungkin juga menyukai