Anda di halaman 1dari 6

21

MATEMATIKA

2. KOORDINAT CARTESIUS DAN POLAR

Posisi titik dalam sebuah bidang dapat dinyatakan dengan koordinat Cartesius atau
dengan koordinat polar. Sistem koordinat Cartesius terdiri dari dua garis yang saling tegak
lurus. Garis horizontal disebut dengan sumbu mendatar atau biasa dilambangkan dengan
sumbu x dan garis vertikal disebut dengan sumbu vertikal dan biasa dilambangkan dengan
sumbu y. Sumbu-sumbu mendatar dan vertikal mempunyai satuan-satuan yang
menggambarkan jarak dari titik potong sumbu atau titik O. Pada sumbu x, nilai-nilai di
sebelah kanan titik O mempunyai tanda positif sedangkan nilai di sebelah kiri titik O
mempunyai tanda negatif. Pada sumbu y, nilai-nilai di sebelah atas titik O mempunyai tanda
positif sedang yang di sebelah bawah mempunyai tanda negatif.

Dengan sistem ini posisi sebuah titik dinyatakan berdasarkan jaraknya ke sumbu y dan
jaraknya ke sumbu x. Sebuah titik yang jaraknya ke sumbu vertikal 10 dan ke sumbu
horizontal 5 dituliskan mempunyai koordinat (10, 5).
Salib sumbu xy membagi bidang menjadi 4 kuadran, yaitu
Kuadran I : antara sumbu x + dan sumbu y +
Kuadran II : antara sumbu x – dan sumbu y +
Kuadran III : antara sumbu x – dan sumbu y –
Kuadran IV : antara sumbu x + dan sumbu y –
Contoh posisi beberapa titik dan kuadran digambarkan pada gambar 1.

Gambar 2.1. Sistem Koordinat Cartesius

Dalam sistem koordinat polar, posisi sebuah titik ditentukan berdasarkan jarak dan
arah dari titik O. Titik O ini disebut dengan titik polar, sedang arah OA disebut dengan sumbu
polar. Lihat gambar 2.
Kalau sudut arah dari O ke P disebut  dan jarak OP sama dengan d, maka koordinat P dapat
dituliskan dengan (d, ). Nilai d disebut faktor radius sedang  disebut sudut vektor.
Umumnya nilai r lebih besar atau sama dengan 0 (r  0) dan  berada di antara 0 sampai
dengan 360 (0    360). Untuk menggambarkan nilai a dengan r positif dan  yang
negatif, a (r, -), maka dari sumbu polar dibuat sudut  searah jarum jam, kemudian tentukan

Fadjar Pambudhi
22
MATEMATIKA

garis arah OA dan tentukan posisi A sebesar r. Kalau r dan titik a diplotkan pada arah yang
berlawanan dengan garis OA

B (-r,
-)
P
O
d -
A (r,
-)

O A
Gambar 2.2. Koordinat Polar

Dalam bidang kehutanan, kedua sistem ini seringkali digunakan bersamaan. Untuk
kegiatan-kegiatan pemetaan, seperti pembuatan poligon tertutup, pembuatan peta pohon dan
peta tajuk - dalam kegiatan di lapangan digunakan sistem polar sedang untuk pembuatan peta
di kantor digunakan sistem Cartesius. Hal ini dilakukan karena sistem polar mudah digunakan
di lapangan sedang sistem koordinat mudah digunakan untuk penggambaran.

Karena koordinat-koordinat tadi sering digunakan bersama-sama, kita memerlukan


suatu transformasi yang dapat mengubah koordinat polar ke koordinat Cartesius atau
sebaliknya. Kalau sumbu polar pada sistem koordinat polar berimpit dengan sumbu O, maka
titik P dengan koordinat (d, ) dapat ditransformasikan ke koordinat Cartesius menjadi (x p,
yp), dimana

x p  d  Cos dan y p  d  Sin

Sedangkan untuk mentransformasikan sistem koordinat Cartesius ke sistem polar,


digunakan

yp
d x 2p  y 2p dan   arcTan
xp

Dua buah titik pada sistem koordinat Cartesius dapat kita nyatakan dengan A (x a, ya)
dan B (xb, yb). Untuk dapat mencari jarak antara kedua titik tersebut, perhatikan gambar
berikut.

Fadjar Pambudhi
23
MATEMATIKA

A (Xa,
Ya)

B (Xb,
C Yb)

Gambar 2.3. Segitiga ABC

Perhatikan segitiga ABC. Panjang CB adalah (x b-xa) sedang panjang CA adalah (ya-
yb). Dengan dalil Phytagoras, diketahui :

AB  CA 2  CB 2 atau AB  ( xb  x a ) 2  ( y a  y b ) 2

Perhatikan bahwa panjang CB dan CA dapat saja mempunyai notasi yang berlainan,
tergantung posisi titik-titik A dan B. Tetapi karena nilai CA dan CB yang digunakan dalam
rumus di atas berbentuk kuadrat, maka notasi yang berlainan itu tidak akan berpengaruh
terhadap jarak AB.

Dalam sistem koordinat polar, jarak antara titik P (dp, p) dan Q (dq, q) dapat dicari
dengan menggunakan rumus Cosinus. Perhatikan gambar berikut ini.

P
dq

dp
p
q
O
Gambar 2.4. Segitiga OPQ

Dalam segitiga OPQ, terlihat bahwa :

PQ 2  d p2  d q2  2  d p d q Cos( p   q )

Fadjar Pambudhi
24
MATEMATIKA

2.1. Contoh penggunaan jarak antar titik dalam taksonomi kuantitatif

Dalam ruang berdimensi dua, posisi titik A dinyatakan dalam bentuk A (x a,ya).
Jarak antar dua titik dalam ruang berdimensi dua diperoleh berdasarkan rumus phytagoras.
Dalam ruang berdimensi tiga, korrdinat titik B dinyatakan dalam bentuk B (x b, yb, zb).
Dengan menggunakan prinsip phytagoras, jarak antar dua titik dalam ruang berdimensi tiga,
misalnya B (xb, yb, zb). dan C (xc, yc, zc), dapat dinyatakan sebagai ,

BC   xb  x c  2   y b  y c  2   z b  z c  2

Rumusan ini dapat diperluas untuk menghitung jarak antar dua titik dalam bidang
berdimensi banyak. Dalam ruang berdimensi n, koordinat dua buah titik dapat dituliskan
sebagai X(x1 , x2, x3 , … , xn) dan Y (y1 , y2 , y3 , … , yn ). Jarak antar dua titik tersebut
adalah
XY   x1  y1  2   x2  y2  2  ....   xn  yn  2

Contoh penggunaan jarak dalam ruang berdimensi banyak (multidimensi) adalah


dalam taksonomi kuantitatif. Taksonomi mengelompokkan tumbuhan berdasarkan kesamaan
ciri morphologis. Dalam contoh ini kita akan mencari pengelompokkan sejumlah tanaman
berdasarkan ukuran daunnya. Ukuran daun yang digunakan adalah panjang daun (x 1), lebar
daun (x2), panjang tangkai daun (x3) dan jumlah tulang daun (x 4). Data hasil pengukuran yang
diperoleh adalah sebagai berikut .

Jenis x1 x2 x3 x4
A 8 4 2 7
B 7 4 3 7
C 2 6 3 9
D 3 6 5 2
E 4 5 6 2
F 9 5 2 8

Sebelum menghitung jarak, akan memudahkan kita kalau data di atas diplotkan
terlebih dahulu dengan memakai x1 sebagai sumbu X dan x2 sebagai sumbu Y. Hasilnya
ditampilkan dalam gambar berikut

6.5
C D
6

5.5
E F
x2

4.5
B A
4

3.5
0 2 4 6 8 10
x1

Gambar 2.5. Diagram Pencar Antara x1 Dan x2

Fadjar Pambudhi
25
MATEMATIKA

Silahkan anda putuskan jenis-jenis mana yang bisa dikelompokkan ke dalam satu
golongan. Coba pula memplotkan data tersebut dengan menggunakan x3 dan x4 sebagai
sumbu-sumbunya.

Kita juga dapat menggunakan kombinasi dari berbagai variabel daun sebagai sebuah
sumbu. Misalnya (x1 + x2 ) digunakan sebagai sumbu X dan (x3+ x4) sebagai sumbu Y.

14

C
12

x3 + x4
B F
10
A

E
8
D

6
6 8 10 12 14 16
x1 + x2

Gambar 2.6. Diagram Pencar Antara (x1 + x2 ) dan (x3+ x4)

Terlihat bahwa dengan menggunakan kombinasi yang berlainan, kita bisa memperoleh
hasil yang berbeda-beda. Pemilihan variabel mana yang akan digunakan sebaiknya
diserahkan kepada pakar-pakar taxonomi.

Dari ke enam jenis di atas, kita hitung “jarak” antara jenis A dan B dengan
menggunakan ke 4 variabel yang diukur ,

AB   x1  y1  2   x2  y2  2   x3  y3  2   x4  y4  2
AB   8  7  2   4  4 2   2  3 2   7  7  2  1.41

Dengan cara yang sama, jarak antara semua jenis dapat dihitung dan hasilnya ditampilkan
dalam tabel berikut ini ,

A B C D E
A --
B 1.41 --
C 6.71 5.74 --
D 7.94 7 7.35 --
E 7.62 6.63 7.94 1.73 --
F 1.73 2.65 7.21 9.06 8.77
Tabel jarak di atas menunjukkan kedekatan jenis yang satu dengan yang lain. Nilai
jarak yang kecil berarti “hubungan” antar jenis yang diwakilinya adalah dekat , demikian pula

Fadjar Pambudhi
26
MATEMATIKA

sebaliknya. Berdasarkan hasil yang diperoleh kita dapat mengatakan , kalau semua faktor (ke
4 variabel yang diukur) dipertimbangkan maka jenis A, B dan F menjadi satu kelompok,
jenis D dan E menjadi satu kelompok dan C menjadi satu kelompok lain.

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Gambarkan posisi titik-titik berikut ini dan ubah koordinatnya menjadi koordinat dalam
sistem Cartesius.
- A(3, 320)
- B (4, 20)
- C (5, 72)
- D (6, 74)
- E (10, 180)
- F (3, 120)

2. Dengan menggunakan data di atas, hitung jarak AB, AC, AD, AE dan AF

3. Dengan menggunakan koordinat Cartesius yang diperoleh dari soal nomor 1, hitung arah
BC,CB, BD, BE, BF dan CF
4. Dari koordinat-koordinat Cartesius berikut ini, carilah koordinat polar dari titik-titik yang
bersangkutan (Titik polar dalam soal ini adalah O(0, 0) dan sumbu polar berimpit dengan
sumbu x)
- A (32, 24)
- B (-23, 74)
- C (-10, -74)
- D (25, -63)
- E (-30, -69)
- F (10, 70)

5. Dari koordinat-koordinat Cartesius berikut ini, carilah koordinat polar dari titik-titik yang
bersangkutan (Titik polar dalam soal ini adalah O(10, 15) dan sumbu polar berimpit
dengan sumbu x)
- A (32, 24)
- B (-23, 74)
- C (-10, -74)
- D (25, -63)
- E (-30, -69)
- F (10, 70)

Fadjar Pambudhi

Anda mungkin juga menyukai