Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PERENCANAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH

(STUDI KASUS JALAN TRANS PAPUA DARI JAYAPURA-WAMENA-NDUGA)

YUSMAN

4621102002

UNIVERSITAS BOSOWA

PROGRAM STUDI

MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rencana pembangunan nasional, Papua menjadi satu simpul koridor ekonomi. Sebagai satu
koridor ekonomi, akan ada proyek investasi berbasis sumber daya alam, pengembangan kawasan
khusus, sampai dengan penciptaan pusat-pusat perekonomian baru. Pembangunan infrastruktur jalan,
salah satu cara menghubungkan wilayah-wilayah ini. Adapun lima kegiatan ekonomi utama di koridor
Papua adalah pertanian pangan, tembaga, nikel, migas, dan perikanan.

Jalan trans Papua jadi proyek nasional karena menghubungkan Papua dan Papua Barat. Proyek
yang direncanakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dikerjakan KPUPR
melalui Balai Jalan Nasional. “Jalan trans Jayapura Wamena itu nanti dari Wamena lanjut lagi ke Lani
Jaya, ada yang langsung ke Tolikara, Puncak, Puncak Jaya, Paniai, Nabire, sampai ke Papua Barat,”
kata Yan Ukago, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

Wamena adalah ibu kota Kabupaten Jayawijaya. Kota di Lembah Baliem ini sejak lama jadi pusat
aktivitas ekonomi dan pemerintahan di wilayah pegunungan tengah Papua. Letaknya 1.800 meter di
atas permukaan laut. Dengan pesawat, Wamena bisa terjangkau dalam 45 menit dari Bandara Sentani,
Kabupaten Jayapura. Proyek jalan trans Papua membuat wilayah ini akhirnya bisa ditembus dengan
jalan darat. Jalan trans Papua, satu proyek infrastruktur utama Pemerintahan Joko Widodo di Papua dan
Papua Barat. Ia masuk dalam proyek strategis nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR) menyebutkan, panjang jalan
trans Papua di Papua mencapai 2.902 km. Ini meliputi ruas Jalan Merauke-Tanah Merah-Waropko (543
km), Waropko-Oksibil (136 km), Dekai-Oksibil (225 km), dan Kenyam-Dekai (180 km). Lalu,
Wamena-Habema-Kenyam-Mamug (295 km), Jayapura-Elelim-Wamena (585 km), Wamena-Mulia-
Ilaga-Enarotali (466 km), Wagete-Timika (196 km), dan Enarotali-Wagete-Nabire (285 km). Jayapura-
Elelim-Wamena adalah ruas jalan trans Papua terpanjang di Papua. Elelim, ibu kota Kabupaten Yalimo.
Sebelumnya sudah ada jalan darat dari Wamena ke Elelim. Menembus jalan ini, jalur baru dibuka dari
Jayapura melalui Senggi, Kabupaten Keerom.
Belum diketahui keseluruhan kawasan konservasi yang dilalui jalan trans Papua. Hasil
penelitian The Asia Foundation (TAF) bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) menyebutkan, salah satu kawasan konservasi yang dilalui jalan trans Papua di pegunungan
adalah Taman Nasional Lorentz. Taman nasional ini memiliki keragaman hayati sangat tinggi. Bahkan,
disebut sebagai kawasan dengan ekosistem terlengkap di Kawasan Asia Pasifik. Pada 1999, Unesco
menetapkan kawasan itu sebagai situs warisan dunia. Taman Nasional Lorentz merupakan kawasan
konservasi terluas di Asia Tenggara, dengan luas sekitar 2,35 juta hektar. Jalan trans Papua Habema-
Nduga-Kenyam, melewati kawasan ini.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat di tarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaiman peningkatan perekonomian di wilayah Papua setelah rampungnya pembangunan Trans
Papua?
2. Bagaimana dampak ekosistem makhluk hidup dalam Kawasan Taman Nasional Lorenst yang di
lalui oleh trans Papua?
3. Bagaiman penyelesaian permasalahan antara Proyek Trans Papua dengan Kawasan Taman
Nasioanal Lorenst?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas tujuan penulisan ini adalah
1. Ingin mengetahui apakah ada dampak peningkatan perekonomian setelah rampungnya jalan
trans Papua
2. Ingin mengetahui dampak ekosistem di dalam Kawasan TN Lorenst dengan adanya jalur Trans
Papua di dalam Kawasan tersebut.
3. Ingin mengetahui tentang hal lebih urjen antara perekonomian atau pelestarian makhluk hidup
satwa.

D. Data dan Analisis


Adapun data dari penulisan esia ini yaitu data primer dengan mewawancari masyarakat yang
merasakan dampak dan pemakai Trans Papua (Sopir dan Pedagang di Wamena) serta
mewawancari Pegawai Balai Taman Nasional Lorents dan esai ini juga memakai Data sekunder
dengan kajian Pustaka dan meriview jurnal serta Adapun analisis dalam penulisan esai ini
dengan menelaah kondisi saat ini dan mengkaji serta mengkorelasikan kejadian-kejadian yang
berhubungan permasalahan di daerah lain.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Wamena adalah ibu kota Kabupaten Jayawijaya. Kota di Lembah Baliem ini sejak lama jadi
pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan di wilayah pegunungan tengah Papua. Letaknya 1.800
meter di atas permukaan laut. Dengan pesawat, Wamena bisa terjangkau dalam 45 menit dari
Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
Sebelumnya untuk pergi kedua wilayah ini harus menggunakan angkutan udara dengan biaya
yang cukup besar, kini dengan adanya Jalan Trans Papua,yang telah menghubungkan dua wilayah
itu maka transportasi semakin mudah diakses. Jalan ini membelah perkampungan, hutan belantara
termasuk kawasan konservasi. Proyek Jalan Trans Papua membuat wilayah ini akhirnya bisa
ditembus dengan jalan darat. Jalan Trans Papua, satu proyek infrastruktur utama Pemerintahan Joko
Widodo di Papua dan Papua Barat. Pembangunan jalan ini masuk dalam proyek strategis nasional
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Tujuan dari
pembangunan jalan ini selain membuka akses transportasi tentunya akan mempermudah
perkembangan ekonomi masing-masing wilayah, masyarakat menjadi lebih maju dan terbuka.

1. Perekonomian di wilayah Papua setelah rampungnya pembangunan Trans Papua.


Pembangunan Jalan Trans Papua menjadi program prioritas Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kawasan Timur Indonesia, berdasarkan amanat Presiden
Jokowi untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Bumi Cenderawasih, memperlancar
aksesibilitas jalan, mengatasi keterisolasian, serta menekan kemahalan harga di kawasan
Pegunungan Tengah Papua

Dari data wawancara bawah dalam pengiriman barang melalui pesawat dari Jayapura ke
Wamena memakan ongkos pengiriman Rp,10.000 dan jika pengiriman barang melalui kendaraan
mobil memakan ongkos pengiriman sekitar Rp, 70.000. jadi data yang di temukan di lapangan
memberikan suatu gambaran bahwa dampak dari adanya jalan Trans Papua memberikan
perubahan penurunan biaya ekonomi. Namun karna konsdisi alam yang selalu berubah-ubah
sehingga kondisi harga barang di kota Wamena belum stabil di karnakan jalan Trans Papua yang
menyambungkan antara Jayapura-Wamena sering kalih terjadi kerusakan jalan dan Jembatan,
sehingga jalan terputus dan tidak bisa dilalui dan mengakibatkan tidak konsistensi harga barang
(ketidak stabilannya harga).
2. Dampak ekosistem makhluk hidup dalam Kawasan Taman Nasional Lorenst yang di lalui
oleh Trans Papua
Taman Nasional Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tengga dengan luas
sekitar 2,35 juta hektar. Di jadikan taman nasional dari tahun 1997, Taman Nasional Lorentz yang
mencakup ekosistem pegunungan bersalju, daratan tinggi, daratan rendah dan rawa-rawa hingga
lautan disisi selatan Tanah Papua, kini semakin terancam dengan aktifitas tambang, Pembangunan
infrastruktur, eksploitasi sumber daya air yang berlebihan, rendahnya kapasitas manajemen dan
keuangan pemerintah, dampak perubahan iklim, dan pengamanan.
Di antara berbagai ancaman ini, pembangunan jalan Trans Papua di Kabupaten Jayawijaya
hingga Nduga disebut sebagai ancaman terbesar taman nasional ini beserta penghuninya.
Ekosistem taman nasional Lorentz telah ditetapkan memiliki nilai universal luar biasa, maka
keberadaan bukan hanya sumbangan bagi keanekaragaman hayati Papua atau pun Indonesia,
namun juga dunia.
Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KPUPR) menyebutkan, panjang
Jalan Trans Papua di Papua mencapai 2.902 km. Ini meliputi ruas Jalan Merauke-Tanah Merah-
Waropko (543 km), Waropko-Oksibil (136 km), Dekai-Oksibil (225 km), dan Kenyam-Dekai (180
km). Lalu, Wamena-Habema-Kenyam-Mamug (295 km), Jayapura-Elelim-Wamena (585 km),
Wamena-Mulia-Ilaga-Enarotali (466 km), Wagete-Timika (196 km), dan Enarotali-Wagete-Nabire
(285 km). Hingga kini, tinggal sekitar 200-300 kilometer belum tersambung. Hasil penelitianThe
Asia Foundation (TAF) bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
menyebutkan, salah satu kawasan konservasi yang dilalui jalan trans Papua di pegunungan adalah
Taman Nasional Lorentz. Taman nasional ini memiliki keragaman hayati sangat tinggi. Bahkan,
disebut sebagai kawasan dengan ekosistem terlengkap di Kawasan Asia Pasifik.

UNESCO menyebut ada satu tumbuhan bernama Nothofagus ditemukan mati pucuk atau
mengalami kepunahan (dieback), meski belum jelas benar apakah diakibatkan karena
pembangunan jalan, namun jarak kepunahan itu berada tidak jauh dari jalan TransPapua.

3. Penyelesaian permasalahan antara Proyek Trans Papua dengan Kawasan Taman


Nasioanal Lorenst?
Insfrastruktur jalan merupakan lokomotif utama untuk menggarakkan pembangunan
ekonomi bukan hanya di perkotaan namun juga sampai pada wilayah pedesaan. Dengan adanya
infrastruktur dapat menyerap jutaan tenaga kerja di Indonesia, selain itu infrastruktur juga
merupakan pilar penentu kelancaran arus barang, jasa, manusia dan informasi dari zona pasar ke
zona pasar lainnya. Kondisi ini akan memungkinkan harga barang dan jasa akan lebih murah
sehinggah bisa dibeli oleh masyarakat yang berpenghasilan masi rendah. Jadi, perputaran barang,
jasa, manusia, uang dan informasi turut menentukan pergerakan harga barang di pasaran, dengan
kata lain infrastruktur jalan dapat menetralisirkan harga barang dan jasa antara daerah.
Dengan adanya Proyek jalan Trans Papua yaitu untuk mampu menetralisirkan harga barang
yang ada di Papua terutama di wilayah Pegunungan Tengah, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten
Lany Jaya, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Tolikara, Kapaten Puncak Jaya, Kabupaten Bintang
serta Kabupaten Nduga. Karna Kabupaten Jayawijaya strategis dan serta menjadi Kabupaten
Induk dari kabupaten yang ada di pegunungan tengah, maka dengan adanya Jalan darat dari
Jayapura-Wamena dapat mempengaruhi harga barang di setiap Kabupaten yang ada di pegunungan
tengah.
Namun dari adanya Proyek Trans Papua memberikan dampak dari ekosistem yang ada di
Kawasan Taman Nasional Lorenst, sebagaiman yang di soroti oleh UNISCOO maka harus ada
penyelesaian Antara Peningkatan Ekonomi dalam pembangunan jalan Trans Papua dengan
Ekosistem keragaman hayati yang ada di Taman Nasional Lorenst.

4. Hukum dan Etika dalam pembangunan jalan Trans Papua


Etika menjadi sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut. Tentunya tidak akan terlepas dari
tindakan-tindakan tidak etis. Tindakan tidak etis yang di maksud disini adalah tindakan yang
melangar etika yang berlaku dalam lingkungan kehidupan tersebut.
Etika juga tidak terlepas dari hukum urutan kebutuhan (needs thoery). Menurut kerangka
berpikir Maslow, yang paling pokok adalah pemenuhan kebutuhan jasmaniah terlebih dahulu agar
dapat melaksanakan urgensi kebutuhan ekstrim dan aktualisasi diri sebagai profesional. Pendapat
kontrofersial responden Kohlberg menunjukkan bahwa menipu, mencuri, berbohong adalah
tindakan etis apabila digunakan dalam kerangka untuk melanjutkan hidup. Kendala yang
mempengaruhi adalah di satu pihak kode etik tak mempersoalkan urutan kebutuhan dalam
penerapannya, namun dilain pihak kebutuhan jasmani tak pernah dapat terpuaskan, dan dapat
dikonversikan menjadi bentuk ekstrim lain yang mungkin akan berpengaruh terhadap tindakan-
tindakan yang melanggar etika.
Menurut Catanesse et al (1988), tidak pernah ada rencana tataguna lahan yang dilaksanakan
dengan satu gebrakan. Memerlukan waktu yang panjang oleh pembuat keputusan dan dijabarkan
dalam bagian-bagian kecil dengan perencanaan yang baik. Rencana taat guna lahan merupakan
ekspresi kehendak lingkungan masyarakat mengenai bagaimana seharusnya pola tata guna lahan
suatulingkungan pada masa yang akan datang. Dalam rencana itu ditentukan daerah-daerahyang
akan digunakan bagi berbagai jenis, kepadatan dan intensitas kategori penggunaan, misalnya
penggunaan jalan Trans Papua untuk perekonomian dan berbagai kebutuhan umum.
Ditentukan pula azas dan standar yang harus diterapkan pada pembangunan jalan untuk
peningkatan ekonomi di daerah itu. Dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan dampak dari
pembangunan jalan maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan
aspek-aspek dari lingkungan, diantaranya dengan mempertimbangkan daya dukung (Carrying
capacity) yang aman bagi kelangsungan kehidupan manusia. Perencanaan pemanfaatan lahan
dalam suatu daerah atau wilayah tanpa melewati batas daya dukung dari tanah, dengan
memperhatikan sistem ekologi alam, persediaan air sertakualitasnya, kualitas udara,polusi suara,
banjir, erosi, keadaan bentang alam, flora dan fauna, serta integritas ruang terbuka. Dimana daya
dukung jalan trans papua untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik suatu
kota atau wilayah tanpa kerusakan lingkungan yang berarti. Penataan ruang perkotaan yang
meliputi pusat kota dan daerah sekitarnya dilakukan dalam upaya pengendalian perkotaan untuk
menjamin keber-langsungannya di masa mendatang. Pendekatan yang digunakan dilakukan sesuai
dengan proses penataan ruang yang memperhatikan unsur teknis dan ruang.
Kalau merujuk Undang-undang Nomor 5.1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, tak boleh ada jalan. Pembangunan jalan ini juga lewat Keputusan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.782/Menhut-II/2012. Permen ini mengatur
tentang perubahan atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 891/KPTS-II/1999
tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah Irian Jaya seluas 42. 224.840 hektar. Pertumbuhan
ekonomi jadi alasan perubahan fungsi kawasan ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari pembahasan di atas maka yang perlu kita sadari bahwa dalam pembangunan Jalan Trans Papua
memberikan dampak penurunan harga barang pada wilayah pegunungan tengah serta memberikan
ruang relasi serta menghubungkan antara wilayah di pengunungan tengah.
2. Jalan Trans Papua merupakan Proyek nasional dan telah dibangun maka Perluhnya program dari
pemerintah agar selalu mengawal perkembangan makhluk hidup yang telah di usik oleh
pembangunan jalan trans papua. Karena Ekosistem Makhluk hidup yang ada di Kawasan Taman
Nasional Kartenz memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan dunia, serta
melindungi Kawasan-kawasan yang dilarang dalam oleh peraturan.
3. Kalau kita bayangkan di masa akan datang kalau jalur Trans Papua ini sudah sangat bagus,
kemudian konektivitas meningkat dan trip banyak di situ, bisa jadi punya potensi mengganggu
keragaman hayati di Taman Nasional Lorentz. Maka perlunya Instansi Balai Taman Nasional
Lorentz untuk bekerja sama dengan pera perencana pembangunan serta masyarakat untuk saling
menjaga ekosisitem hayati yang ada di Kawasan Taman Nasional Lorents.
B. Saran
Dalam pengerjakan proyek Jalan Trans Papua, pemerintah kabupaten bertanggung jawab mengurus
soal lahan terutama pelepasan lahan yang melewati kebun atau pemukiman warga. Adapun terkait
kawasan konservasi sudah ada peraturan Menteri yang mengatur alih fungsi lahan, namun tentu saja
perlu kesungguhan agar tidak ada keanekaragaman hayati yang terganggu khususnya di Taman
Nasional Lorentz yang masih alami dan kaya tanaman langka. Sehingga masyarakat dan penggiat
lingkungan juga swasta perlu bersama-sama mengingatkan pembangunan Jalan Trans Papua agar tidak
mengganggu lingkungan, amdal terkendali termasuk penebangan pohon, hal ini agar terjadi
keseimbangan antara pembangunan dan ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA

ANDI DISA NURUL JANNAH. ST 2015. HUKUM DAN ETIKA PERENCANAAN (Studi
Kasus Kota Makassar)

Asrida Elisabeth 2020. Artikel Jalan Trans Papua Hampir Semua Terhubung,
Dampak bagi Orang Papua dan Lingkungan

Mesak Elek. S.E 2016 Analisis Dampak Pembangunan Jalan Terhadap


Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat di Pedalaman May Barat Provensi
Papua Barat

Veronika Kusumaryati, Ph.D. Artikel Jalan TransPapua dan Ancaman terhadap


Taman Nasional Lorentz menjadi perhatian UNESCO

BUKU

PROF. IR. AHMAD DJUNAIDI, MUP, PH.D 2014. PENGANTAR PERENCANAAN


WILAYAH DAN KOTA

PROF. IR. AHMAD DJUNAIDI, MUP, PH.D 2012. PROSES PERENCANAAN WILAYAH
DAN KOTA

PROF. BAKTI SETIAWAN 2021, TRANSFORMASI PERKOTAAN DI INDONESIA

Link

https://jubi.co.id/jalan-transpapua-dan-ancaman-terhadap-taman-nasional-lorentz-
menjadi-perhatian-unesco/

https://www.mongabay.co.id/2020/10/05/jalan-trans-papua-hampir-semua-
terhubung-dampak-bagi-orang-papua-dan-lingkungan/

https://www.pu.go.id/berita/infrastruktur-papua-dan-papua-barat-terus-dibangun-
kementerian-pupr-dari-jalan-hingga-pemukiman

https://www.pu.go.id/berita/tingkatkan-pemerataan-kementerian-pupr-percepat-
pembangunan-infrastruktur-papua-dan-papua-barat

Anda mungkin juga menyukai