Oleh :
MADE PUTRI IRMAYANI
NIM : 1304105014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pemodelan Transportasi Kota mengenai Tata Guna
Lahan dan Transportasi di Wilayah Kota Jakarta sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Putu Alit Suthanaya,
ST., MEngSc., PhD., selaku dosen pengajar Pemodelan Transportasi Kota.
Laporan ini dibuat dengan harapan dapat membantu penulis untuk lebih memahami
mengenai sistem tata guna lahan dan sistem transportasi di suatu kota. Selain itu penulis
berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi mahasiswa teknik sipil
pada umumnya dalam memahami dunia ketekniksipilan.
Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis dalam menyampaikan materi, maka
laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat menyempurnakan laporanini. Akhir
kata, penulis ucapkan terimakasih atas perhatiannya dan semoga laporan ini dapat berguna
bagi pembaca.
Denpasar, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
permasalahan-permasalahan
transportasi di
perkotaan,
seperti
kemacetan, tingginya polusi udara dan polusi suara, tingginya tingkat kecelakaan,
dan lain-lain. Selain permasalahan-permasalahan tersebut, ditambah lagi
permasalahan lainnya seperti terbatasnya sumber daya dan dana, kualitas dan
kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, pendapatan rendah dan
lemahnya
sistem
perencanaan
beserta
kontrolnya
membuat
permasalah
BAB II
PEMBAHASAN
keadaan
tofografinya,
wilayah
Provinsi
DKI
Jakarta
dikategorikan sebagai daerah datar dan landai. Ketinggian tanah dari pantai
sampai ke banjir kanal berkisar antara 0-10 m di atas permukaan laut diukur dari
titik nol Tanjung Priok. Sedangkan dari banjir kanal sampai batas paling Selatan
di wilayah Provinsi DKI Jakarta antara 5-50 m di atas permukaan laut. Daerah
pantai merupakan daerah rawa atau daerah yang selalu tergenang air pada musim
hujan. Di daerah bagian Selatan banjir kanal terdapat perbukitan rendah dengan
ketinggian antara 50-75 m.
Provinsi DKI Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 Km2 (lautan: 6.977,5
km2). Provinsi DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus
Ibukota berdasarkan Pasal 6 UU No.5 Tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.25 Tahun 1978 wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam
5 wilayah kota dan 1 kabupaten yang setingkat dengan kotamadya Daerah Tingkat
II dan berada langsung di bawah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari
44 kecamatan dan 267 kelurahan. Perincian pembagian wilayah administrasi
pemerintahannya adalah sebagai berikut :
1. Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 Km
2. Kota Administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 Km
3. Kota Administrasi Jakarta Barat dengan luas 126,15 Km
4. Kota Administrasi Jakarta Utara dengan luas 142,30 Km
5. Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan luas 145,73 Km
6. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan luas 11,71 Km
Area (km2)
2009
8.7
141.27
188.03
48.13
129.54
146.66
662.33
2010
8.7
141.
27
188.
03
48.1
3
129.
54
146.
66
662.
33
2011
8.7
141.27
188.03
48.13
129.54
146.66
662.33
2012
8.7
141.
27
188.
03
48.1
3
129.
54
146.
66
662.
33
2013
8,70
141,2
7
188,0
3
48,13
129,5
4
146,6
6
662,3
3
DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125% (seratus dua puluh lima persen) dari
jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI Jakarta sebagaimana
ditentukan dalam undang-undang berlaku mulai Pemilihan Umum Tahun 2009.
Perangkat daerah Provinsi DKI Jakarta terdiri atas sekretariat daerah,
sekretariat
DPRD,
dinas
daerah,
Administrasi/Kabupaten Administrasi,
lembaga
kecamatan,
teknis
dan
daerah,
Kota
kelurahan.
Dalam
Wakil
Walikota/Wakil
Bupati
Walikota/Bupati.
bertanggung
jawab
kepada