PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
Judul:
Pengembangan Masyarakat
Fredian Tonny Nasdian
KATA PENGANTAR
V
Pengembangan Masyarakat
D A F T A R ISI
Kata Pengantar v
D aftar Tabel xi
D aftar G am bar xii
vii
© © 3 .ii\ a 09:44
viii
© © ,ll a 09:45
Daftar Isi
9. M EM BA N G U N K O M U N IK A SI SO SIA L DALAM
PEN G EM B A N G A N M ASYARAKAT 175
1. Pengantar 175
2. K onsep Kom unikasi Sosial 175
3. Elem en Kom unikasi Sosial 183
4. Jaringan Inform asi dan K om unitas 186
5. Kom unikasi Sosial dalam Pengem bangan M asyarakat 189
ix
© © ,ll a 09:45
Pengembungan Masyarakat
11. PE N G EM BA N G A N K E L EM B A G A A N DAN M O D A L
SO SIA L D A LA M PEN G EM B A N G A N M ASYARAKAT 205
1. Pengantar 205
2. K elem bagaan dalam Pengem bangan M asyarakat 206
3. Jejaring dalam Pengem bangan M asyarakat: Suatu
Perspektif M odal Sosial 211
4. Jejaring Kelem bagaan Berbasis K om unitas 217
X
S 09:45
Daftar Isi
xi
■ n
© © g f D Q ) .1(1 a 09:45
DAFTAR TABEL
xii
.,tl S 09:45
Daftar Tabel
xiii
© © n ,ll a 0 9 :4 6
P e n g e m b a n g a n M asy arak at
X IV
© © ,ll a 09:46
DAFTAR GA M B A R
XV
© © 3 .ii\ a 09:46
xvi
K o m u n ita s d a n P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t
d a la m P e r s p e k t if S o sio log i
Pengembungan Masyarakat
2
© © ,ll a 09:47
3
© © □ ..<1 a 09:47
Pengembangan Masyarakat
4
© © ,ll a 09:48
5
© NETRA
6
© © ,ll a 09:48
7
© © ,ll a 09:48
Pengembangan Musyarakat
S
© © ,ll a 09:48
kepada apa dan siapa yang akan diubah, dan juga bagaimana
perubahan itu akan dilakukan. Selama lebih dari tiga dekade,
teori-teori pembangunan telah dibahas dan dikaji oleh berbagai
praktisi dan teoritisi pembangunan. Menurut Troeller (1978) ada
enam pendekatan pembangunan, yaitu: pendekatan pertumbuhan;
pertumbuhan dan pemerataan, ketergantungan, tata ekonomi
bani, kebutuhan pokok, dan pendekatan kemandirian.
9
© © ,ll a 09:49
Pengembungan Masyarakat
10
© © □ .<<1 a 09:49
II
© © ,ll a 0 9 :5 0
Pengembangan Masyarakat
12
© © * (2 A m 0 9 :5 0
13
© Pesan dari +62 858-3068-6912 @
Pengembangan Masyarakat
14
© © ^) ' f E] A .(1 . 09:51
15
© © ^ 3 f
S n . i i . . 09:51
Pengembangan Masyarakat
16
K om unitas dan P engem bangan M asyarakat dalam P ersp ek tif Sosiologi
18
Komunitas dan Pengem bangan M asyarakat dalam Perspektif Sosiologi
Pengembangan Masyarakat
Produetion Center
Development
•Sentralisasi •Desentralisasi
•M o b ilisa si •Partisipasi
•Penaklukan •Pemberdayaan
•Eksploitasi •Pelestarian
•Hubungan Fungsional •Jejaring Sosial
•Nasional •Teritorial
•Ekonomi Konvensional •K eswadayaan Lokal
•Unsustainable •S n sta in a b lf
24
© © □ ) -<ll - 09:58
2
S eja r a h P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t
I. P en g e m b a n g an M a sy a ra k a t d a la m K o n te k s H isto ris
Secara akadem is pengem bangan m asyarakat di Amerika
Serikat bersum ber dari disiplin pendidikan, terutama perluasan
pendidikan di tingkat pedesaan (nirat extemionprogram). Sedang
bagi daerah perkotaan mereka m engem bangkan organisasi
kom unitas (community organization) yang bersum ber dari Ilmu
Kesejahteraan Sosial pada tahun 1873 (Brokensha dan Hodge,
1969 dalam Adi, 2(X)1). Akan tetapi, dalam perkem bangannya
kegiatan pengem bangan m asyarakat di Am erika Serikat lebih
banyak terkait dengan kondisi m asyarakat dalam suasana perang.
Selam a Perang Dunia Pertam a (PD I) dan Kedua, banyak
warga A m erika Serikat terlibat dalam kegiatan-kegiatan
m asyarakat yang ditujukan untuk upaya perang. Seusai PD I
m inat m asyarakat berlanjut sebentar, kem udian pudar kembali.
Pada akhir PD II, m om entum ini berlanjut, m asyarakat beralih
dari kegiatan-kegiatan sem asa perang m enjadi kegiatan-
kegiatan sem asa dam ai dan terpacu menjadi suatu bentuk
gerakan sosial (Sanders, 1958).
25
P engem bangan M asyarakat
27
P engem bangan M asyarakat
30
Sejarah Program P engem bangan M asyarakat
2.1. S eb ag ai su a tu “ P ro ses"
Pengem bangan m asyarakat sebagai suatu proses bergerak
dalam tahapan-tahapan, dari suatu kondisi atau keadaan
tertentu ke tahap-tahap berikutnya, yakni m encakup kem ajuan
dan perubahan dalam artian kriteria terspesifikasi. Istilah yang
netral dan ilm iah, m enuntut definisi dan pengukuran yang
cukup tepat. Dipaparkan tentang hubungan-hubungan sosial,
sem isal perubahan dari kondisi di m ana satu sam pai dua orang,
atau suatu elite kecil di dalam atau di luar m asyarakat m em buat
keputusan untuk sem ua orang m enjadi kondisi di m ana sem ua
© © C M . 10:00
2 J . Sebagai suatu “ P ro g ra m ”
Metode pengembangan masyarakat dinyatakan sebagai suatu
gugus prosedur dan isinya dinyatakan sebagai suatu daflar
kegiatan. Dengan menjalankan prosedur, kegiatan-kegiatan
dianggap dilaksanakan. Apabila program sangat di formalitaskan
34
Sejarah Program Pengembangan Masyarakat
that deals with all the major problems o f the niral areas
simultaneously as the rural situation demands; (3) It must
aim at making the fullest utilisation o f loeal resources
o f men, material, leadership and talent and their fullest
development if the capaeity o f the loeal community and its
self reliance are to be promoted. Rcliance on outside sell'
help must be as little as possible; (4) It must emphasise
permanent improvements that will permancntly build up
people's capaeity and confidcncc in thcmselvcs; and (5)
It must distribute the benefits o f progress evcenly over
the intire community and rcducc the cconomic and social
disparities that cxist bctwccn the ditTcrcnt classcs in
community, if the community cohcsion and social justice
are to bc promoted (Mukcrji, 1961).
37
Pengembangan Masyarakat
39
© © B U I . 1 0 :0 1
Pengembangan Masyarakat
B oks 2. P e n g e m b a n g an M a sy a ra k a t d i J a m a ic a
40
Sejarah Program Pengembangan Masyarakat
P e n d i d ik a n I V n y u iu h a ii P en g em b an g an M asy arak at
K o n te k s :
P ro ses:
43
© © □ ..I I . 10:02
Pengembangan Masyarakat
Cara kerja:
44
S e ja ra h P ro g ram P e n g e m b a n g a n M a sy a ra k a t
3
Asas-asas dan Prinsip-prinsip Pengem bangan
M asyarakat
46
© © Ql.ilI B 10:03
47
© © □ .,ll . 10:04
Pengembangan Masyarakat
48
Asas-asas dan Prinsip-prinsip Pengembangan Masyarakat
Pengembungan Masyarakat
4. SustainabUity (Keberlanjutan)
Program pengembangan masyarakat berada dalam kerangka
sustainability yang berupaya untuk mengurangi ketergantungan
kepada sum ber daya yang tidak tergantikan (non-renewable)
dan mcnciptakan alternatif serta tatanan ekologis, sosial,
ekonomi, dan politik yang berkelanjutan di tingkat lokal.
Prinsip ini membutuhkan penggunaan secara minimal dari
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini berimplikasi
pada masyarakat setempat dalam hal penggunaan lahan, gaya
hidup, konservasi, transportasi, dan lain-lain. Pengembangan
masyarakat berusaha meminimalisasi ketergantungan pada
sumber daya yang tidak dapat diperbarui dan menggantinya
dengan sumber daya yang dapat diperbarui.
50
© © ( Z L il 10:05
51
© © □ U l 10:05
52
© © □ U l 10:05
53
© © □ .,ll - 10:05
Pengembangan Masyarakat
54
© © C M - 10:06
55
© © □ .,ll - 10:06
Pengembangan Masyarakat
56
© © □ .,ll - 10:06
57
© © C M - 10:06
Pengembungan Masyarakat
58
© © (Z L ii - 10:07
4
S tr a te g i d a n P e n d e k a ta n d a la m
P en g em b an g an M a sy a ra k a t
I. P e n g a n ta r
Seperti telah dipaparkan sejak semula bahwa definisi komunitas
cukup beragam. Keragamannya mulai dari kriteria akademik
sampai dengan kriteria fungsional. Sccara logis muncul
asumsi bahwa definisi komunitas berkaitan dengan pendekatan
pengembangan masyarakat yang ditetapkan. M eskipun
demikian dalam beberapa kasus logika ini tidak tampak.
Walaupun pekerja kom unitas selalu ingin mempertahankan
satu atau lain pendekatan untuk pengem bangan masyarakat,
tetapi m ereka kelihatannya menjadi kurang mendogmatiskan
suatu definisi komunitas. Kahn (1970) menyatakan bahwa.
“community means those people whom the organizer is working
with directly or internis to work with eventualiy. ” Menurut Kahn.
pendefinisian komunitas menjadi “milik" pekerja komunitas.
Selanjutnya, definisi komunitas terkait dengan satu atau lain
pendekatan untuk pengembangan masyarakat.
Pengembangan masyarakat telah digambarkan atau
didefinisikan sebagai suatu gerakan sosial, suatu proses, suatu
59
Pengembungan Masyarakat
3. P e n d e k a ta n - p e n d e k a ta n d a la m P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t
6I
Pengem bangan Masyarakat
63
© Pesan dari +62 852-0016-5651 @
64
© © □ .,ll - 10:08
65
© © □ .,ll - 10:08
Pengembangan Masyarakat
66
© © □ .,ll - 10:08
67
© © C M - 10:09
68
S trategi dan Pendekatan dalam P engem bangan M asyarakat
Pengembangan Masyarakat
70
© Pesan dari +62 878-4628-2626 @
71
© © □ .,ll - 10:09
Pengembangan Masyarakat
72
© © □ .,ll - 10:10
73
Pengembungan Masyarakat
Pengembangan Masyarakat
76
© © □ .,ll - 10:11
77
© © □ .,ll - 10:11
78
© © t D d) ,il 10:11
79
© © □ .,ll - 10:11
Pengembungan Masyarakat
80
Strategi dan Pendekatan dalam Pengem bangan M asyarakat
Pengembangan Masyarakat
82
© © □ .,ll - 10:12
dan pem buat keputusan pada kom unitas yang lebih besar.
Di sam ping itu. peningkatan kekuasaan sub kom unitas akan
m enguntungkan tidak hanya subkom unitas tetapi ju g a pada
kom unitasnya.
Kelebihan m enggunakan pendekatan konflik-kekuatan
adalah bahwa kekuasaan sebagai salah satu masukan yang
m enentukan akhir pelaksanaan pengem bangan komunitas.
Selain itu kekuasaan ju g a merupakan suatu hasil dari peranan
dan interaksi antarbagian yang kom pleks. Dari pengertian di
atas, maka peranan pekerja kom unitas adalah m enjembatani
antara sum ber kekuasaan dalam kom unitas dengan tujuan
m em aksim alkan sum ber daya dengan m enggunakan seperangkat
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan tujuan-
tujuan khusus. Dalam pendekatan ini, peranan pekerja kom unitas
adalah untuk m enem pa kekuatan hubungan antara sem ua elemen
yang terlibat dalam proses pengem bangan kom unitas ke arah
hasil yang jelas.
Sedangkan kekurangan pendekatan ini dalam pengem
bangan kom unitas yakni, im plem entasi pendekatan dalam
pengem bangan m asyarakat m em ungkinkan adanya berm acam -
m acam sponsor dengan banyak perbedaan peraturan. A kibatnya
m em engaruhi proses pengam bilan keputusan sccara lokal,
padahal kepem im pinan lokal m engatur kedudukan khusus atau
istim ew a dari ketidakberdayaan yang terus tum buh sebagai
kelom pok-kelom pok yang tidak berdaya, sem akin m erusak
kebutuhan dan kem ungkinan untuk m engubah status mereka.
Pendekatan konflik kekuatan adalah upaya m em perbaiki
kom unitas dengan gagasan-gagasan yang m asing-m asing
didukung oleh kekuatan yang bersum ber dari kekuasaan,
kecerdasan, kekayaan dan lain-lain, (tetapi bukan kekerasan)
83
Pengem bangan Musyarakat
P e rb e d a a n P e n d e k a ta n
85
© © C M - 10:13
86
© © i f O d U l - 10:13
87
P engem bangan M asyarakat
5
P e m b e r d a y a a n d an P artisip asi W a rg a
K o m u n ita s
I. P e m b e rd a y a a n d a n P a rtis ip a si: M a k n a n y a di T in g k a t
K o m u n ita s
Dalam hal ini, proses pem berdayaan ( empowerment) ditujukan
untuk “ m em bantu klien m em peroleh daya (kuasa) untuk
m engam bil keputusan dan m enentukan tindakan yang akan ia
lakukan yang terkait dengan diri m ereka, term asuk m engurangi
efek ham batan pribadi dan sosial dalam m elakukan tindakan.
Hal ini dilakukan m elalui peningkatan kem am puan dan rasa
89
P engem bangan M asyarakat
2. L 'p ay a -u p ay a P e m b e rd a y a a n W a rg a K o m u n ita s
Bagaim ana m em berdayakan w arga kom unitas m erupakan satu
m asalah tersendiri yang berkaitan dengan hakikat dari power ,
serta hubungan antar individu atau lapisan sosial yang lain. Pada
dasarnya setiap individu dan kelom pok m em iliki daya. A kan
tetapi kadar daya itu akan berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
terkait antara lain seperti pengetahuan, kem am puan, status, dan
gender. Faktor-faktor yang saling terkait tersebut pada akhirnya
m em buat hubungan dengan dikotom i "subjek" (penguasa) dan
“objek” (yang dikuasai). Bentuk relasi sosial yang dicirikan
dengan dikotom i subjek dan objek tersebut m erupakan relasi
yang ingin "diperbaiki" m elalui proses pem berdayaan.
Pem berdayaan m erupakan proses “pem atahan” dari hu
bungan atau relasi subjek dengan objek. Proses ini m em en
tingkan adanya pengakuan subjek akan kem am puan atau daya
© © □ .,ll - 10:16
yang dim iliki objek. Secara garis besar, proses ini m elihat
pentingnya m engalirkan daya (kuasa) (flow o f power) dari
subjek ke objek. Pem berian kuasa, kebebasan, dan pengakuan
dari subjek kc objek dengan m em berinya kesem patan untuk
m eningkatkan hidupnya dengan m em akai sum ber yang ada
m erupakan salah satu m anifestasi dari m engalirnya daya
tersebut. Pada akhirnya, kem am puan individu m iskin untuk
dapat m ew ujudkan harapannya dengan diberinya pengakuan
oleh subjek m erupakan bukti bahw a individu dan kelom pok
tersebut m em iliki daya. D engan kata lain, m engalirnya daya
ini dapat berw ujud suatu upaya dari objek untuk m eningkatkan
hidupnya dengan m em akai daya yang ada padanya serta dibantu
juga dengan daya yang dim iliki subjek. D alam pengertian yang
lebih luas, m engalirnya daya ini m erupakan upaya atau cita-
cita untuk m cnsincijikan m asyarakat m iskin kc dalam aspek
kehidupan yang lebih luas. H asil akhir dari pem berdayaan
adalah “ beralihnya fungsi individu atau kelom pok yang sem ula
sebagai objek m enjadi subjek (yang baru)“ . sehingga relasi
sosial yang ad a nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi
antara “ subjek” dengan “ subjek” yang lain. D engan dem ikian,
proses pem berdayaan m engubah pola relasi lam a subjek-objek
m enjadi subjek-subjek.
M eskipun m engalirnya daya atau kuasa ini m erupakan
faktor yang penting dalam m ew ujudkan pem berdayaan,
tetapi im plem entasinya ju stru tidak sem udah seperti yang
diperkirakan serta m engandung banyak perdebatan. Di satu
sisi, bila daya (kuasa) ditinjau dalam dim ensi d istrib u tif m aka
daya (kuasa) bersifat zero-sum dan sangat kom petitif. A pabila
yang satu m em punyai daya (kuasa) m aka yang lain tidak punya.
K alau satu pihak m em peroleh tam bahan daya, berarti pihak
93
© © C M - 10:16
94
© tunanetra berbagi ilmu
95
© © □ .,ll . 10:16
Pengembungan Masyarakat
%
© Pesan dari +62 813-6623-8014 @ *
97
© © □ .,ll . 10:17
Pengembangan Masyarakat
98
© © □ .,ll . 10:17
99
© © Tt □ □ ,ll . 10:17
too
© © i f O d U l - 10:17
101
© © □ .,ll . 10:18
Pengembungan Masyarakat
kom unitas lapisan bawah akan hak dan kew ajibannya. Strategi
tersebut perlu dilengkapi dengan upaya m em bentuk suatu
kelem bagaan yang berbasis m oral dan a k tif m enam pung
kebutuhan dan aspirasi w arga kom unitas lapisan baw ah. Dengan
m em pertim bangkan aspek politik ini, pem berdayaan dapat
berm akna dengan lebih luas dan yang penting, kehidupan warga
kom unitas lapisan bawah tidak rentan lagi terhadap berbagai
goncangan dan ketidakadilan. O leh karena itu, pem berdayaan
harus didukung dengan kebijakan-kebijakan pem erintah lokal
yang selam a selalu bias terhadap w arga kom unitas lapisan
bawah.
Kendala upaya pem berdayaan dan m eningkatkan partisipasi
warga kom unitas pada dasarnya dapat ditelaah dari dim ensi
struktural-kultural. Dim ensi struktural bersum ber terutam a pada
struktur sosial yang berlaku dalam suatu kom unitas. Sedangkan
dim ensi kultural adalah sikap pasrah dari anggota kom unitas
karena terjerat dalam berbagai m acam kekurangan sehingga
warga kom unitas terlihat tidak m em iliki inisiatif, gairah, dan
tidak dinam is untuk m engubah nasib m ereka yang kurang baik.
Dim ensi struktural-kultural m engandung m akna berlakunya
hubungan-hubungan sosial dan interaksi sosial yang khas
dalam kom unitas yang m engakibatkan berlangsungnya suatu
kebiasaan yang dapat "m em bius" dan m em batasi inisiatif dan
sem angat w arga kom unitas untuk berkem bang. Berlangsungnya
sikap-sikap yang pasrah, kurang kreatif, inisiatif, dan berani
dalam m asyarakat secara langsung atau tidak langsung dapat
m engekalkan bentuk-bentuk dan sifat hubungan sosial yang
khas dalam kom unitas.
Dalam kondisi kom unitas di pedesaan (rural communities)
yang m asih ccndcrung tradisional, hubungan sosial yang khas
102
© © i f O d U l - 10:18
103
Pengem bangan Masyarakat
6
M e to d e -m e to d e P a r tis ip a tif d a la m
Pengem bangan M asyarakat
I. Pengantar
Dalam konteks pengem bangan m asyarakat, pendam pingan
haruslah berdasarkan pada pem aham an terhadap kom unitas
tersebut. Seorang pendam ping harus m engenali dengan baik
situasi dan kondisi kom unitas tersebut. Term asuk di dalam nya
adalah m em aham i m ekanism e hingga stakeholders sampai
kepada konsep pengem bangan kom unitas. Dalam hal ini
asum sinya adalah stakeholder m em iliki konsep'pem aham an
yang sam a m engenai pengem bangan kom unitas. Dengan kata
lain, pendam ping m em bangun pem aham an bersam a stakeholder
lain m engenai pengem bangan kom unitas.
Dengan pem aham an bersam a mengenai pengem bangan
kom unitas tersebut, m aka lingkup profesionalism e pendam pingan
dapat dilakukan. Pertanyaannya adalah, siapa dalam komunitas
tersebut yang akan di dam pingi? Ini berkenaan dengan
kebutuhan m em fasilitasi. K eduanya— kom unitas dan kebutuhan
m em fasilitasi— akan bersilangan dengan pilihan pendekatan
105
© SAHABAT SERUM PUN.
Pengembangan Masyarakat
P e n g e m b a n g a n M a \y iir a k u t
P e n d e k a ta n
No
P e n d a m p in g a n In d iv id u K e lo m p o k O r g a n is a s i K e le m b a g a a n
1 Setf-help
Tecftnkiil
2
AstUance
3 Canfitci
106
© © f' D O -<il - 10:19
107
© Pesan dari +62 896-5397-1412 @ Bhinneka
Pengembangan Masyarakat
tos
© © i f O d U l - 10:20
109
© © □ ..II . 10:20
Pengembangan Masyarakat
110
© © i f O d U l - 10:20
II I
© S ah ab atN e tra A n d ro id ...!!!
P e n g e m b a n g a n M a s y a ra k a t
112
© © □ L iii - 10:21
113
© Pesan dari +62 823-3295-9271 @
Pengembangan Masyarakat
1. A nalisis K e ad aan
A nalisis M asalah
A nalisis Tujuan
A nalisis A lternatif
A nalisis Pihak Terkait
2. R a n c a n g a n Im p le m en tasi A aksi
Rancangan Program dikenal dengan nam a M atriks
Perencanaan Program
3. R a n c a n g a n P e la k sa n a a n Aksi
R encana Pelaksanaan K egiatan Program m erupakan
pedom an kerja yang secara rinci m engalokasikan
w aktu, personil, sarana dan biaya yang diperlukan
untuk m elaksanakan sem ua kegiatan program . Rencana
pelaksanaan program terdiri dari rencana kegiatan dan
rencana biaya.
4. R a n c a n g a n P en g e n d alian Aksi
R ancangan Pengendalian adalah upaya-upaya yang
harus dilakukan secara terus-m enerus ataupun
berkala untuk m enjaga agar pelaksanaan program
m encapai hasil, sesuai dengan rencana-rencana yang
telah ditetapkan. Hasil-hasil pengendalian menjadi
dasar penyesuaian rencana-rencana pada tahap-tahap
pelaksanaan selanjutnya. Pengendalian m encakup
pem antauan dan pengam bilan tindakan korektif.
Dari berbagai pengalam an yang sam a ju g a dapat
dirum uskan beberapa tahap pelaksanaan LFA, yaitu:
114
M etode-m etode P artisipatif dalam P engem bangan M asyarakat
1. Pendahuluan
Penentuan hidang, nam a, tempat, dan jangka waktu
pelaksanaan program serta mengidentifikasi pihak-
pihak yang berkepentingan terliadap program , baik
dari segi dana, pelaksanaan, m aupun perolehan
manfaat dan pelestariannya. Hasil studi sebelum nya
dapat digunakan sebagai m asukan terhadap kegiatan
ini.
2. Tahap Pertama
M elaksanakan A N A LISIS PERM A SA LA H A N
berdasarkan inform asi yang diberikan peserta
lokakarya.
3. Tahap Kedua
M elaksanakan A N A L ISIS T U JU A N berdasarkan
A nalisis Perm a-salahan yang telah dirum uskan.
4. Tahap Ketiga
M elaksanakan A N A L SIS ALTERNATIF ber
dasarkan A nalisis Tujuan yang telah dirum uskan
pada Tahap Pendahuluan.
5. Tahap Keempat
M enyusun A N A L ISIS PIHAK T E R K A IT ber
dasarkan identifikasi yang telah dilakukan pada
Tahap Pendahuluan.
6. Tahap Kelima
M enyusun M ATRIKS PEREN CA N A A N PRO
G RA M berdasarkan A nalisis A lternatif dan
Analisis Pihak Terkait.
Pengem bangan Masyarakat
7. Tahap Lanjutan
Menyusun RENCANA KEGIATAN dan KE
RANGKA PEMANTAUAN berdasarkan Matriks
Perencanaan Program yang telah dilengkapi dan
disempurnakan.
117
© CINTA RASUL
Pengem bangan M a s^ ra k a i
118
M etode-m etode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat
Pengembangan Masyarakat
120
M etode-m etode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat
123
© © t o S U - 10:23
124
© © □ .,ll . 10:23
125
© © □U l 10:24
126
© © [D..II - 10:24
1. A nalisis P e rm a s a la h a n
1. Pengertian
Analisis perm asalahan m erupakan suatu teknik untuk m eneliti
sem ua m asalah yang terkait dengan suatu kondisi m asalah inti
dan m em perlihatkan inform asi sebagai serangkaian hubungan
sebab-akibat.
2. Bagaimana Cara Melakukan?
Tahap 1: Sebelum m ulai m elakukan A nalisis Perm asalahan.
pastikan bahw a setiap orang yang berkaitan dengan
suatu m asalah ju g a terlibat dalam m erum uskan
m asalah. Pengertian setiap orang antara lain adalah:
O rang atau kelom pok yang m em peroleh m anfaat
dari pem ecahan m asalah; M ereka yang bertanggung
jaw ab untuk m engam bil tindakan;
127
© © [D..II - 10:24
Pengembungan Masyarakat
Tahap 2: T uliskan rum usan singkat dari "M asalah Inti” pada
kartu dan tem pelkan di papan:
Tahap 3: Telitilah m asalah-m asalah lainnya/kondisi-kondisi
n e g atif yang m enyebabkan inti tersebut, letakkan
kartu-kartu ini di baw ah m asalah inti;
Tahap 4: Telitilah m asalah-m asalah lain/kondisi n egatif yang
diakibatkan oleh m asalah inti, letakkan kartu-kartu
ini di atas m asalah tersebut
Tahap 5: T unjukkan sem ua hubungan sebab-akibat yang
penting dengan tanda panah;
Tahap 6: Periksa diagram secara keseluruhan dan kem udian
perluasan untuk m enjam in keabsahan dan
kesem purnaan analisis.
3. A pa yang Perlu Diingat ?
1. Pusatkan pikiran Anda pada m asalah-m asalah yang utama;
2. Janganlah terpaku pada perincian yang terlalu dalam pada
bagian A nalisis Perm asalahan;
3. M asukkanlah hanya pada m asalah-m asalah yang
dianggap penting oleh sebagian besar anggota kelom pok
Pcrcncanaan; dan
4. T unjukkanlah hanya hubungan sebab akibat yang UTAM A
dan LANG SUN G
2. A nalisis T u ju a n
I. Pengertian
A nalisis Tujuan m erupakan suatu teknik untuk m eneliti tujuan-
tujuan yang dicapai sebagai akibat dari pcm ccahan m asalah
yang telah disebutkan dalam analisis perm asalahan.
128
© Perwakilan Rakyat
129
P engem bangan M asyarakat
A nalisis P eran
Pengertian
M emberikan gambaran mengenai semua orang, kelompok,
organisasi dan lembaga yang bcrhubungan/bcrkcpcntingan
dengan proyek/program . M emperhatikan keinginan dan
harapan mereka dalam proses perencanaan proyek'program.
Bagaimana Cara Melakukannya?
Tulislah pada kartu-kartu nama semua orang dan kelompok
yang berhubunga/ berkepentingan dengan proyek/program;
Kclompokkanlah pihak-pihak tersebut, misalnya pewaris,
lembaga pelaksana proyek.' program dan stakeholder lainnya;
Sebutkanlah ciri-ciri, misalnya untuk lembaga pelaksana
proyek/program . jum lah mutu petugas, anggaran, dll ; Telaah
keinginan, harapan, potensi dan kelemahan mereka; dan Telaah
konsekuensinya bagi rencana proyek/program , misalnya
perubahan strategi proyek'program.
© © i f O d U l - 10:25
131
Pengem bungan M asyarakat
133
© Pesan dari +62 858-3068-6912 @
7
P e n g o r g a n is a s ia n W a r g a K o m u n ita s
1. P e n g a n ta r
Warga kom unitas yang berpartisipasi daiam pengem bangan
m asyarakat perlu diorganisasi m enurut kepentingannya. Kepada
warga kom unitas,baik secara individual ataupun kelom pok, akan
diserahkan tugas-tugas sesuai dengan keperluan pengem bangan
m asyarakat. Pengorganisasian w arga kom unitas penting, karena
partisipasi w arga kom unitas dalam kegiatan pengem bangan
m asyarakat perlu diarahkan dalam tahap-tahap kegiatan: tahap
identifikasi m asalah dan kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan,
pem antauan, dan evaluasi. Dalam identifikasi m asalah dan
kebutuhan penting m elibatkan partisipasi w arga kom unitas.
Dalam pelaksanaannya, seorang community worker (CW)
dituntut untuk m em fasilitasi, dengan cara m engajak warga
kom unitas m engum pulkan inform asi dengan belajar bersam a
m elalui pendekatan dan m etode-m etode partisipatif. Dalam
kegiatan tersebut C W m em fasilitasi proses pengum pulan data,
analisisnya, dan m endorong w arga kom unitas untuk m encapai
konsensus m engenai kebutuhan dan m asalah yang dirasakan,
dan seterusnya sam pai dengan tahap pem antauan dan evaluasi.
134
© © □ .,1 1 - 10:26
135
Pengem bungan M asyarakat
137
© © [3 ..ii 10:26
3. Pola P e re n c a n a a n Sosial
Dalam perencanaan sosial, kategori tujuan lebih ditekankan pada
task goal (tujuan yang berorientasi pada penyelesaian tugas).
138
© © □ .,1 1 - 10:26
139
10:27
Pengembangan Masyarakat
140
© BHINNEKA T U N G G A L IKA
141
© © □ .,1 1 - 10:27
Pengembangan Masyarakat
142
© © □ .,1 1 - 10:27
143
Pengem bangan Masyarakat
8
Peranan Pekerja dan O rganisasi Pengelolaan
Pengem bangan M asyarakat
145
n © © C iU l - 10:28
Pengembangan Masyarakat
146
© tu n a n e tra b erbagi ilm u
147
© LELAKI SEJATI *
Pengembangan Masyarakat
I4 S
n © © t D□ <il _ 10:29
149
n © © m t D O <il _ 10:29
150
n © © f ' D O -<il - 10:29
151
n © © t D[U.,ll _ 10:29
152
n © © t O S L ill _ 10:30
153
n © © ^ D Q U l _ 10:30
154
n © © ^ D Q U l _ 10:30
155
© Pesan dari +62 896-6892-3023 @ Gedung
Pengembangan Masyarakat
kc kelom pok pem akai kecil yang kem udian akan m elawan
pim pinan tradisional m ereka yang jadi boneka penguasa.
Peran keempat adalah m cnciptakan landasan kerja.
Landasan kerja berarti berjalan berkeliling dan m enggerakkan
kom unitas berdasarkan hubungan w arga kom unitas untuk
m elakukan sesuatu terhadap persoalan air kran atau persoalan
apa saja yang dipilih. Ini disebut ju g a agitasi. Beberapa segi dari
rangsangan (m otivasi) atau agitasi ini yang biasa dipergunakan
adalah kepentingan pribadi, m oralitas, hak-hak, kehorm atan
atau rasa m alu dan am arah. Sebagai contoh:
1. Sccara ekonom is jau h lebih baik A nda m em peroleh air
kran um um . Uang yang lebih bisa dipakai untuk m embeli
beras.
2. A ktivis pengem bangan kom unitas m em bayar pajak.
Adalah hak A nda m em peroleh air.
3. Itu m em ang hak Anda. Hukum m engatakan Anda harus
m em peroleh air kran.
4. Tuhan m enghendaki Anda berjuang untuk m em perolehnya.
A dalah keinginan Tuhan bahw a A nda m em enuhi
kebutuhan keluarga Anda dengan layak, terutam a anak-anak
A nda. Pem erintah m em buatnya untuk w arga kom unitas kaya?
K enapa tidak untuk A nda ju g a ? Pem erintah tidak m enghorm ati
A nda. Itulah sebabnya A nda tidak diberi air kran.
A ktivis pengem bangan kom unitas perem puan banting-
tulang untuk m em peroleh air. K alau kalian m em ang laki-laki,
seharusnya kalian m elakukan sesuatu.
Ketika berkeliling para aktivis pengem bangan kom unitas
harus ju g a m ulai m em bicarakan tentang sebuah m usyaw arah
um um di m ana lebih banyak w arga kom unitas akan hadir
156
P eranan Pekerja dan O rganisasi P engelolaan P engem bangan M asyarakat
157
n © © B U I _ 10:31
158
n © © B U I _ 10:31
159
n ©© (ZLil - 10:31
160
n © © BUI _ 10:31
161
n ©© (ZLil - 10:32
Pengembangan Masyarakat
162
© RADIKALISME
163
n ©© (ZLil - 10:32
Pengembangan Masyarakat
164
n © © □ U l _ 10:32
kebutuhan dan sikap atau pola pikir kom unitas karena hasil
latihan profesional m ereka, dan m ereka dapat ju g a m em bantu
m em obilisasikan kom unitas agar lebih berperan a k tif dalam
perencanaan dan im plem entasi program pengem bangan
m asyarakat itu sendiri.
Tipe Kedua kegiatan pengem bangan m asyarakat m elibatkan
proyek khusus yang hanya m encakup suatu daerah yang amat
terbatas. Proyek-proyek sem acam ini cenderung memiliki
cakupan yang lebih luas daripada norm al di laksanakan departem en
pengem bangan m asyarakat dan kadang-kadang proyek sem acam
ini cenderung m em iliki cakupan yang lebih luas daripada yang
norm al dilaksanakan departem en pengem bangan m asyarakat
dan kadang-kadang proyek ini mem ungkinkan terbangunnya
pusat perhatian kepada upaya m engintegrasikan sem ua aspek
pembangunan di daerah tersebut. Kegiatan sem acam ini dapat juga
diarahkan agar m am pu m em enuhi kebutuhan dan menyelesaikan
m asalah yang terjadi, sebagai jaw aban terhadap adanya tuntutan
kom unitas setem pat atau sem ata-m ata disebabkan adanya inisiatif
perseorangan dan kelom pok di daerah itu.
M asukan dari luar dapat diperoleh dari badan-badan atau
lem baga sukarela atau pem erintah pusat dan daerah. Besarnya
bantuan dari luar sering lebih besar daripada bentuk-bentuk
kegiatan pengem bangan m asyarakat yang lain, dan proyek-
proyek sem acam ini seringkali m am pu m enarik bantuan luar
negeri. N am un, ada ju g a proyek yang besar-besar dilaksanakan
atas in isiatif kom unitas itu sendiri dan hanya m enerim a sedikit
sekali bantuan-bantuan dari luar, bahkan sam a sekali tidak.
Dalam berbagai kasus, hal sem acam ini dapat dikategorikan
sebagai gerakan sem i-politis, yang dibuat guna pelaksanaan
165
© Pesan dari +62 823-3613-1407 @
Pengembangan Masyarakat
166
n © © BUI J 10:33
167
© NAHDLATUL ULAM A
Pengembangan Masyarakat
8. P e k e r j a P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t d a n P i h a k - p i h a k l.a in
168
n © © £a r, BUI _ 10:33
169
n © © £9 t (ZM - 10:33
Pengembungan Masyarakat
170
n © © BUI J 10:33
171
n © © □ .,iI _ 10:34
Pengembangan Masyarakat
9. B e n tu k -b e n tu k P e n g o rg a n isa sia n
Lingkungan sosial, ekonom i, dan politik sangat m em pengaruhi
aktivitas pekerja pengem bangan m asyarakat dan bentuk-bentuk
organisasi yang diperlukannya. Sebagaim ana telah diketahui,
bahw a pengem bangan m asyarakat m elalui program -program di
sekto r pendidikan dan kesehatan sangat dibatasi geraknya oleh
situasi pendidikan dan kesehatan yang ada, kebijakan-kebijakan
pem erintah, ada tidaknya dana, serta sikap m asyarakat terhadap
pengadaan pelayanan pendidikan dan kesehatan. D em ikian pula
halnya yang terjadi pada pekerja pengem bangan m asyarakat
172
n © © □ U l _ 10:34
173
n ©© (ZLil - 10:34
Pengembangan Masyarakat
174
© Lintas Agama
9
M e m b a n g u n K o m u n ik a si S osial d a la m
Pengem bangan M asyarakat
1. P e n g a n ta r
Istilah “ kom unikasi sosial" dicetuskan dan diperkenalkan
oleh Preparatoiy Com mission on Com m unication pada 1962.
M ulanya, digunakan sccara bersam a dengan kata “ instrumen”
sebagaim ana dalam kata “ instrumen kom unikasi sosial”, namun
kem udian diperluas menjadi sebuah istilah “kom unikasi sosial"
yang m engandung m akna lebih umum. Raymond B. Nixon
m endapati pada 1980, dari 163 lembaga pelatihan kom unikasi di
A m erika Latin. 65 di antaranya telah m engadopsi “komunikasi
sosial” dalam rancangan departem en atau fakultas di mana
lembaga itu bernaung. M enelusuri kembali hingga ke tahun
1970, Dr. N ixon mendapatkan hanya 3 institusi yang mengadopsi
istilah ini dan bahkan pada 1962 tidak ada satupun departem en
kom unikasi sosial di universitas-universitas di Am erika Latin.
175
n © © _ 10:35
kom unikasi yang satu oleh m edia kom unikasi lainnya. Oleh
karena itu. adanya pencarian konsep baru yang m encakup seluruh
bidang, dapatlah dipaham i. K enyataannya, kom isi persiapan
pada N ovem ber I962 bersam a-sam a dengan dokum en yang
diajukan D ew an, Inter M irifica, m engajukan nam a “ instrum enta
com m unicalionis social is" untuk digunakan dalam m erancang
bidang ini. Proposal ini diajukan dalam sebuah deklarasi khusus
(declaratio) yang ditam bahkan sebagai catatan dari proem ium
atau pengantar pada dokum en. Deklarasi ini m ulanya m engacu
pada tugas dari kom isi penyiapan ini. M erekalah satu-satunya
yang m em iliki keterkaitan dengan m edia kom unikasi pada era
kita saat ini: “qucstionibus om nibus cxpcndicndis, quac cum
hodiem is vulgandarum sententiarum rationibus quoquo m odo
connectuntur.” Di sini dalam tanda kurung dijelaskan sebagai
contoh: pers, radio, televisi, film (u f suni fo /ia impressa.
radiophonicae e t le/evisificae transmissiones, cinematographiea
speclacula, etc). Pada argum en kedua, “declaratio” m engacu
kepada perbedaan nam a yang diberikan kepada m edia
kom unikasi m odem seperti ” techniques de diffusion” , “ M ass
M edia.” Publizistik” atau sekedar “audiovisual m edia” . Meski
kurang pas, ju g a dijelaskan istilah seperti “ spectacula” yang
m ana akan lebih jaran g digunakan untuk penem uan baru seperti
radio dan lebih cocok untuk pertunjukan panggung atau sirkus
yang tidak m ungkin akan diasosiasikan dengan “sententias
vulgandas” . Istilah ini ju g a tidak akan m am pu m engekpresikan
m akna spiritual.
Kom isi kem udian m engajukan istilah baru “ instrum en
kom unikasi sosial” . Ini ju g a, m engindikasikan asal penem uan
ini berkaitan dengan teknik-teknik terdahulu. Di sam ping
itu. ju g a dianggap bahwa tindakan instrum ental (“ aetionem
176
n © © □ U l _ 10:35
177
n © © 1□ U l _ 10:35
Pengembangan Masyarakat
178
n © © □ U l _ 10:35
I79
n © © B U I _ 10:35
Pengembangan Masyarakat
ISO
n © © □ .,il _ 10:36
181
© Ilmu & BeritaDD *
182
n © © □ .,il _ 10:36
183
© tunanetra berbagi ilmu
Pengembangan Masyarakat
184
© Pesan dari +62 896-3298-1328 @ DShare
sosial. Jika dua orang adalah pem im pin kekuasaan dua dunia,
ini akan dianggap sebagai kom unikasi sosial m engingat taraf
kepentingan dan konsekuensi yang m ungkin dari kom unikasi
interpersonal dua partisipan ini terhadap m asyarakat.
Di sisi lain, pertim bangan jum lah itu sendiri tidak akan
cukup. Harus juga ada aspek “ publik" dengan proses komunikasi
itu. Komunikasi itu haruslah publik atau berkaitan dengan publik
baik langsung m aupun tidak. Diskusi antara dua superpower
dalam ranah publik jelas bukan percakapan pribadi. Ini
m enganggap adanya karakter kom unikasi publik yang ditujukan
kepada sejum lah (besar) orang pada sebuah sistem sosial atau
sekurangnya secara potensial dapat diakses oleh seluruh atau
sebagian besar anggota sistem sosial. M aka pernyataan pemim pin
pem erintahan akan menjadi kom unikasi sosial sepanjang terkait
dengannya atau kelom pok sosial yang berkaitan terlepas dari
kenyataan bahwa seluruh orang m engetahui segera. Sekurangnya
secara potensial mereka mem punyai akses. Istilah dan konsep
Jerm an Publisistik yang didefinisikan dengan alasan ini secara
esensial adalah kom unikasi publik.
A gar kom unikasi disebut sebagai kom unikasi sosial,
ju g a harus m em punyai kepentingan tertentu, sekurangnya
terhadap seorang anggota kom unitas dan kehidupannya. Jika
dua individu m em bicarakan tentang cuaca, hal ini m ungkin
tidak dapat diartikan sebagai kom unikasi sosial, dalam batasan
yang paling sem pit, m engingat percakapan hanya terjadi di
antara dua orang. Tapi jik a tiga orang atau lebih terlibat dalam
diskusi tentang cuaca, ini akan m enjadi sebentuk percakapan
‘hiburan’. Hal ini jela s sudah m em baw a kepentingan hiburan
dari kelom pok sosial, hiburan m enjadi satu dari (iga fungsi dari
sem barang kom unikasi di sam ping inform asi dan interpretasi.
IS5
n ©© B U I _ 10:37
Pengembungan M asyarakat
IS 6
n © © B U I _ 10:37
I87
n ©© B U I _ 10:37
Pengembungan M asyarakat
188
n © © B U I _ 10:37
5. K o m u n ik asi S osial d a la m P e n g e m b a n g an M a s y a ra k a t
Proses-proses dan pola-pola kom unikasi dalam suatu kom unitas
m engalam i perubahanan dan perkem bangan sejalan dengan
perubahan dan perkem bangan kom unitas itu sendiri. M enurut
F ranz-Josef Eilcrs (1994), “Communieating in Community
tries lo give some basies in Human Communication, goes from
Human Communication lo Mass Communication with the
different Mass Media and G m up Communication to conclude
with consideralions on ... Social Communication
Pem bahan dari Human Communication ke Mass
Communication karena terjadi perubahan kom unitas akibat
proses industrialisasi, urbanisasi, dan m odernisasi. Sehingga
kom unitas dicirikan dengan:
1. Peningkatan spesialisasi pem bagian kerja
2. Penurunan pengaruh norm a-norm a dan nilai-nilai tradisional
3. Peningkatan kontrol sosial formal
4. Peningkatan diferensiasi sosial.
189
© SahabatNetraAndroid...!!!
Pengembangan Masyarakat
190
n © © □ U l _ 10:38
10
M a n a je m e n K onflik B e r b a sis K o m u n ita s
d a la m P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t
. P e n g a n ta r
Salah satu perm asalahan penting dalam berbagai kom unitas dan
proses pengem bangan m asyarakat adalah konflik sosial. Pada
tahun-tahun terakhir ini, konflik yang terjadi tidak hanya di
dalam suatu kom unitas, tetapi ju g a antarkom unitas baik konflik
yang bersifat vertikal m aupun konflik horizontal. M em ang,
sejarah berbagai kom unitas penuh dengan konflik, term asuk
konflik yang disertai dengan kekerasan. Nam un pada tahun-
tahun terakhir ini, konflik yang disertai dengan kekerasan ini
berlipat ganda jum lahnya. Setelah kerusuhan M ei 1998, di
beberapa kaw asan dan daerah seperti di A ceh, Papua, Sam bas.
Poso. M aluku, Sam pit dan sebagainya. telah terjadi berbagai
konflik yang m em baw a jatuh korban.
Selain dari konflik pada tataran tersebut, konflik juga
dapat terjadi di dalam rum ah tangga, antarkeluarga, di kantor,
dan bahkan antarnegara. Sering sekali konflik terjadi karena
perbedaan cara pandang di antara pihak-pihak yang berkonflik.
191
n © © □ U l _ 10:38
Pengembangan M as^rak ai
M asing-m asing orang, kelom pok, kom unitas, dan unit sosial
lainnya m em iliki pengalam an yang berbeda, cara hidup yang
khas, dan m em iliki nilai yang berbeda dengan unit sosial
lainnya. Perbedaan-perbedaan ini m engakibatkan cara pandang
yang khas tentang sesuatu, yang berbeda dengan yang lainnya.
192
n © © □ U l _ 10:38
193
© Listeners
194
n © © □ .,il _ 10:39
195
n ©© B U I _ 10:39
t%
n © © □ U l _ 10:39
197
n © © _ 10:39
198
n © © i f O d L il _ 10:39
M a n a je m e n K o n flik B e rb a s is K o m u n ita s d a la m P e n g e m b a n g a n M a s y a ra k a t
199
n © © B U I _ 10:40
Pengembangan Masyarakat
200
n © © § f D □ .<11 _ 10:40
Boks 4.
A. M enjadi Fasilitator yang Baik
1. Sikap
Yakin bahwa pada dasarnya seseorang cukup memahami bahwa
melalui suatu pertemuan dapat dicapai suatu keputusan yang dapat
memahami persoalan yang dihadapi
Yakin bahwa setiap orang dapat menyumbangkan gagasan bagi
pencapaian pemecahan masalah yang terbaik
Sadar dan bersedia mempertimbangkan adanya perasaan
tersembunyi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
Menghormati berbagai pendapat yang berbeda yang muncul
dalam pertemuan
Menyadari adanya perbedaan kekuatan, kekuasaan di antara
peserta dan harus mampu mengatasinya
2. Keterampilan
Membuat perencanaan dan agenda pertemuan
Responsif terhadap perasaan peserta dan mampu menerima/
menjernihkan persoalan tanpa menimbulkan perasaan tcrancam
201
n © © tO B L ill _ 10:40
M am p u m en an g k ap ad an y a k e te g an g a n di a n ta ra peserta dan
m am p u m en an g an in y a
M am p u m en g u n g k ap k an kem b ali sccara o b je k tif a p a y a n g
d irasak an o le h p e se rta d an b a g aim an a p o sisi p eserta
M am p u m em b erik an saran b a g aim an a seb aik n y a proses
p ertem u an b e rla n g su n g s esu a i d en g an ag en d a
M en jag a p ertem u an a g a r te ta p pad a tu ju an n y a
M erin g k as d a n m en y im p u lk a n h asil disk u si
M em an faatk an p e n g am b ilan k ep u tu san secara k o n sen su s
M en g id en tifik asi inti p e rso ala n u tam a
M em b erik an arah d an ja lu r d isk u si
M en g u sah ak an a g ar p eserta m erasak an arti p e n tin g n y a proses
p e n g am b ilan k ep u tu san
3. H arus m en g h in d ari
M en g k ritik d an m en d eb at g ag asan y a n g d ip erlu k an
M en g am b il k ep u tu san tanpa m e m in ta p e rsetu ju an p eserta
T erlalu b an y ak bicara
M en g arah k an p eserta untuk m en g am b il k ep u tu san terten tu
B. M e n ja d i M e d ia to r y a n g B aik
D isetu ju i o le h p ih ak -p ih ak y a n g berkonflik
B ertin d ak selak u o ra n g y a n g m en g u sah ak an p ertukaran
in fo rm asi an ta r-p ih a k berkonflik
M am p u m en cari d a n m eru m u sk an titik tem u dari argum en
p ih ak -p ih ak berkonflik
B eru p ay a m en g u ran g i p erb ed aan p en d ap at y a n g tim b u l
M en g em b an g k an p e n y esu a ia n p a n d an g an seh in g g a m engarah
k ep ad a su atu k ep u tu san bersam a
T id ak m em ak sak an k ep u tu san kep ad a p ih ak -p ih ak terten tu
M en g u sah ak an pihak y a n g b erk o n flik d a p at b e rsik ap seolah-
o lah seb ag ai p ih ak lainnya
B erw ib aw a , b ija k san a , d a p at d ip ercay a, setia cekatan
202
M anajem en K onflik B erbasis K om unitas dalam P engem bangan M asyarakat
Pengembungan Masyarakat
204
© © £9 t JU I ■ 13:00
11
Pengembangan Kelem bagaan dan M o da l
Sosial dalam Pengembangan M a syarakat
I. P e n g a n ta r
Pengembangan kelompok-kelompok sosial-ekonomi berskala
kecil dan menengah perlu menjadi sasaran utama dalam
kegiatan pembangunan yang berbasiskan komunitas. Melalui
pengembangan kelompok-kelompok seperti itu, diharapkan
akan mampu menurunkan angka pengangguran, meningkatkan
daya beli m asyarakat, dan pada gilirannya mampu berdampak
ganda, terutam a memberikan peluang pengem bangan kegiatan
ekonomi lokal dan usaha-usaha produktif di tingkat komunitas.
Untuk pengembangan kelompok-kelompok sosial ekonomi
tersebut, perguman tinggi. LSM. dan stakeholders yang lain
dapat berperan serta melalui pendekatan hubungan kelembagaan
dan jejaring sosial. Jejaring pengembangan kelompok-kelompok
sosial-ekonomi dengan mensinergikan fungsi-fungsi dari berbagai
stakeholders sebagai suatu bentuk pengembangan modal sosial
(social capital). Di samping itu, pengembangan kelembagaan
menjadi sangat penting dalam pengembangan usaha-usaha
205
Pengem bungan M asyarakat
K elem b ag a a n d a la m P e n g e m b a n g an M a sy a ra k a t
Kelem bagaan sosial m erupakan terjem ahan langsung dari istilah
social-institution. A kan tetapi ada pula yang m enggunakan
istilah pranata sosial untuk istilah socialinstitution tersebut, yang
m enunjuk pada adanya unsur-unsur yang m engatur perilaku
warga m asyarakat. K oentjaraningrat (1964) m engatakan pranata
sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk m em enuhi kom pleks-
kom pleks kebutuhan khusus dalam kehidupan m asyarakat.
Definisi tersebut m enekankan pada sistem tata kelakuan atau
sistem norm a untuk m em enuhi kebutuhan.
O leh karena itu. dalam bab ini konsep kelem bagaan
sosial (social institution) bukan yang dim aksud dengan
istilah 'k elem bagaan' (yang berasal dari kata institute) yang
digunakan dalam percakapan sehari-hari. Istilah ‘kelem bagaan'
biasanya m erujuk kepada suatu badan, seperti organisasi
ilm iah, organisasi ekonom i, dan berbagai bentuk organisasi
yang m em iliki beragam tujuan. Dengan dem ikian, dalam
Pengembungan Kelembagaan dan Modal Sosial dalam Pengembangan Masyarakat
207
© © JU I ■ 13:06
208
© © S L «ll ■ 13:06
209
© © JU I ■ 13:06
210
Pengem bangan K elem bagaan dan M odal Sosial dalam P engem bangan M asyarakat
Pengembungan Masyarakat
212
©© H f D CD ill ■ 13:07
213
© (S ) ? D d .il! «13:07
Pengembangan Masyarakat
214
© © JU I ■ 13:07
Pengem bungan K elem bagaan dan M odal Sosial dalam P engem bangan M asyarakat
215
■
© © ir o y .,ll «13:07
i
Pengembangan Masyarakat
216
© (S) JU I ■ 13:07
Pengem bangan K elem bagaan dan M odal Sosial dalam P engem bangan M asyarakat
217
© © J .,ll ■ 13:07
218
© £S) m t D [7] iil ■13:08
12
P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t d a la m K o n te k s
P e m b a n g u n a n D aerah
I. P e n g a n ta r
Dalam keiangka otonom i daerah, penyelenggaraan pembangunan
daerah' tidak sem ata-m ata menjadi tanggung jaw ab Pemerintah
Daerah, tetapi juga berada di pundak m asyarakat secara
keseluruhan. Salah satu wujud rasa tanggungjaw abyangdiniaksud
adalah sikap m endukung dari warga m asyarakat daerah terhadap
penyelenggaraan pem bangunan daerah yang ditunjukkan dengan
keterlibatan (partisipasi) a k tif warga m asyarakat daerah.
Pentingnya peran serta warga m asyarakat tersebut terutama
karena sebagai organisasi dengan sistem terbuka. Pemerintah
Daerah senantiasa m em butuhkan adanya importation o f energy
guna m enopang kelangsungan hidupnya. Selam a ini fakta
m em buktikan bahwa sum ber energi berupa dana dan personil
yang sangat diperlukan dalam pembangunan daerah yang otonom,
justru hampir seluruhnya berasal dari Pem erintah Pusat. Realita
219
© © ^3 t E]J.,ll ■13:08
Pengembangan Masyarakat
T i n g k a t In te rn a s io n a l
T i n g k a t Nasion al (P us af)
T i n g k a t Propinsi
T in g k at K a b u p a t e n
T i n g k a t K e c a m a ta n
T i n g k a t Lokali ta s
(Sekum pulan kom unitas yang memiliki relasi sosial-ckonomi,
biasanya dengan interaksi yang berpusat pada sekitar "m arket
tow n” . Level ini dapat dihubungkan dengan tingkat kccamatan
di mana suatu "m arket tow n" sebagai pusat kccamatan).
T i n g k a t K o m u n ita s
B asis
(U nit pem ukim an yang sccara sosial-ckonom i sudah m antap
L okal
dan kadang-kadang m erujuk sebagai desa/kam pung)
T i n g k a t K e lo m p o k
(Suatu unit kesatuan indentifikasi diri dari orang-orang dengan
interest yang sam a, seperti lapangan pekerjaan, umur, jender,
etnis dalam suatu kawasan yang kccil seperti pertetanggaan)
T i n g k a t R u m a h ta n g g a
T i n g k a t Individu
220
© © □ U l ■ 13:08
221
© (S) 2 U l ■ 13:08
222
© © i f D E U ■ 13:08
Tingkat Kccamatan
«Ultttn"
f TbtgKaiKomunitas )
(T)f\n/Ktanpunn) *
223
P engem bangan M asyarakat
225
P engem bangan M asyarakat
13
Tanggung Jaw ah Sosial Perusahaan dalam
Perspektif Pengembangan M asyarakat
1. P e n g a n ta r
Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini menjadi
perhatian dari berbagai kalangan, seperti pemerintah, politisi,
akademisi dan masyarakat. Dari sudut pemerintah, CSR
dapat dilihat sebagai bagian dari partisipasi corporate dalam
sumber pembiayaan pembangunan daerah. Dari sudut politik,
merupakan sarana corporate untuk memperoleh dukungan dari
pemerintah. Dari kalangan masyarakat, merupakan hak warga
sekitar untuk memperoleh m anfaat dari kehadiran perusahaan
terhadap peningkatan taraf hidup mereka.
Dari sudut perusahaan, CSR merupakan proses internalisasi
faktor-faktor eksternal (the intemalization o f cxtcmalities)
yang merujuk kepada Triple Bottom Line (3P), yakni People,
Planet, dan Profit. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu
keuntungan ekonomi belaka (profit) m elainkan pula memiliki
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan
kesejahteraan masyarakat (people).
227
© © ^3 f E3 J . , l l ■ 13:09
Pengembangan Masyarakat
228
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat
£ustsinsb>c
a « i» r a i
' — -• P la n e t
It'iriimi ui
BO9-EWiaiOKi
2 30
© Time 2017 4
• Sentralisasi • Desentralisasi
• Mobilisasi • Partisipasi
• Penaklukan • P e m b e rd a y a a n
• Eksploitasi • Pelestarian
• Hubungan Fungsional • Jejaring Sosial
• Nasional • T e r i to r ia l
• Ekonomi Konvensional K esw ad ay aan L okal
Unsustainable S u s ta in a b le
231
P e n g e m b a n g a n M asy arak at
C orporate
T ahapan C harity P hilantrophy
C itizenship
Azktik Ir.iiin i Vom w . H ikn d a n hukum IVi-<xrnh»in d iri J j i '
M otivasi adai u n iv c ftil, i.v lM ill'u .i rc k u n u lu u iV ngan
feekayjan ketertiban * m al
N kngtU M M encari d a n m cnn.it.m M cintvrlkan kontribusi
MM
m jv iln h «front ak.ir m iryl.it' Vcjvd.» rn.isY.ir.ik.il
|J |4R».) pvndek, liTCTKjru. lerorjym sir. Terinternalisasi dalam
Pui**ulo*J«n mvnyvWMikwi h tp n ^ rtim kvbi jalum (v t iim Iu a ii
d u ta la h •« * ia!
K v|M nitiuu V iy .iijn ( J j i u jW iX K .-tsilil'utjn dalam
prolrsKin.il p c n d a n iu n
O rang m lik ln M asyarakat luas M asyarakat luas d a n
P m r i m a M anfaat
p c n i'iH i.in
Hibah H * i)h pcmt\>iv£\in.in Mit>*h d a n keterlib.it.in
K ontribusi
AOiUl
In sp ira si K n '.i(iK tn ---- --- K.*p.*nlin£4«i hiTHiiiM
Sumber: Zaidi. 2003.
233
© RAYA
Pengembangan Masyarakat
234
© © ^3 t E] ■ 13:11
235
Pengem bangan Musyarakat
237
© © ^3 t E] ■ 13:11
Pengembangan Masyarakat
238
© © ^3 t E]H.,ll ■13:12
239
© © ^3 t E]H .,ll ■ 13:12
P e n g e m b a n g a n M a s y a ra k a t
5 P h ca tio n! Menenangkan
4 Konsultasi Tokenisnne
3 Informasi
2 Terapi
Non-Partisipasi
1 Manipulasi
Sumber: A r n s te in (2 0 0 7 )
240
T anggung Jaw ab Sosial Perusahaan dalam P ersp ek tif P engem bangan M asyarakat
243
© © □ U l ■ 13:13
244
© © ^5 ? E3 [J.,ll ■ 13:13
PENGORGANISASIAN
ADVOKASI
KOMUNITAS
r
KOMUNIKASI,
INFORMASI,
EDUKASI
L.
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KAPASITAS JARINGAN
245
Pengembangan Masyarakat
14
Peranan Tanggung Jaw ab Sosial Perusahaan
dalam Pengembangan M a syarakat
1. P e n g a n ta r
Corporate Social Responsibility (C SR ) sebagai etika bisnis
perusahaan, yang diimplementasikan sebagai suatu kebijakan
dan program telah memberikan dampak pada masyarakat
sekitar, baik secara ekonomi, sosial dan politik. Akan tetapi CSR
hanya dapat diakses dan ditentukan oleh elite-elite komunitas,
baik di kom unitas desa ntral maupun di desa urban. Selain itu.
program yang dilaksanakan kebanyakan hanya ditujukan untuk
kawasan tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa CSR telah
menjadi arena pertarungan kepentingan dan kekuasaan bagi
pemangku kepentingan (aktor) yang berada dalam tiga ruang
sosial, yakni negara (state), perusahaan, dan m asyarakat sipil
(Siwi. 2012; A srianti, 2010; dan Radyati. 2010).
Elkington (1997) dengan Triple Botlom Line -nya
m enjelaskan bahwa idealnya kebijakan dan program CSR
merupakan suatu bentuk pembelajaran partisipatif yang di
harapkan mampu menjadi sarana pemberdayaan (empowerment)
248
© © ^5 f S[J.,ll ■ 13:14
249
Pengem bangan Masyarakat
251
P engem bangan M asyarakat
perusahaan (tabel 4). A pabila total dana dan rata p er tahun yang
dikeluarkan tersebut dibandingkan antara periode tahun 2002-
2005 dengan periode tahun 2006-2010, m aka total dan rata-rata
per tahun dana yang dikeluarkan pada periode tahun 2006-2010
jau h lebih besar (dua setengah kali) dari periode tahun 2002-
2005.
P e r i o d e T a h a n 2002-21X15 P e r i o d e T a h u n 2 0 0 6 -2 0 1 0
No D ana C SR
2 0 0 2 I 2003 2 0 0 4 [ 2005 2006 2007 20418 2009 201(1
1. \Comivl l . S 7 s | 2.3K2 2.281 j 1.774 1.817 | 2 .0 2 1 | 1.830 | l . 9 S 7 | 1.989
2. T otal 8 ,3 1 2 9 ,6 1 4
3 . R a ta -ra ta p t r
2 .0 7 8 1.923
ta h u n
4. Non-Comivl 3 .0 2 8 10.0 0 0 | 0 .0 0 0 1 0 .0 0 0 l . 5 0 0 | 1 .3 0 0 11 .6 0 0 1 1 .2 0 0 | 3 .9 8 6
5. Total 3 .0 2 8 9 .5 8 6
6. R ata-rata p e r
0 .7 5 7 1.917
ta h u n
I V r M r T . h u . >«82-2005 P t i M r i . h u . : « * - 20 in
N*. D ana C S R
2M 2 20*3 20W 2005 2IHM. 2007 2008 2009 2*10
IV m bcrihyjin
2. 0.000 0.067 0.<N0 0.168 0.442 0J8 9 0.81» O J67 0.241
KU ukoii
Sowjl OM* 0.733 0.717 0.568 0.520 00106 0.401 0JM 6 C.645
Tolal 1JS75 2JS 2 2.2SI 1.774 1.817 2.021 1.830 1.957 1.985
fU u -ra ti per u h u n
0,46*» 0 .5 % <1.570 0.444 0.454 0.505 0.458 0,489 0,496
per iKugnim
G am bar 12. Total dan R ata-rata per tahun dana CSR perusahaan
m enurut jenis program dan periode
R ealitas D a m p ak P ro g ra m C SR
255
Pengem bungan M asyarakat
257
© © sS Ti J .ll ■ 13:16
258
© © ^5 t E] J . , ll ■ 13:17
259
© © sS Ti J .ll ■ 13:17
2 60
© © ^3 t E]J.,ll ■13:17
P e ra n a n T a n g g u n g J a w a b S o s ia l P e ru s a h a a n d a la m P e n g e m b a n g a n M a s y a ra k a t
261
© © £9 * JU I ■ 13:17
262
© © sS * 2).,ll ■ 13:18
263
© © sS * JU I ■ 13:18
264
© © ^5 t E]J.,ll ■13:18
265
P engem bangan M asyarakat
Im plem entasi C SR
P ro g ra m A ksi
I I % I I % I | %
A. i in a P i l a r P r o g r a m P e n g t-m b iu g a n M a \ \ a r a k it
267
© Pesan dari +62 818-0251-7259 @ Bhinneka
268
© © ^ 3 t E] .ii ,il u 1 3 :1 9
269
P engem bangan M asyarakat
271
© © ^3 f EJ .,ll
3
■ 13:20
Pengembangan Masyarakat
272
© © ^3 f EJ.,ll
3
■ 13:20
273
© © sS * 2 l.,ll ■ 13:20
274
© © J . , ll ■ 13:20
275
■
© © 3
■
ir o y . , 1 1 ■ 13:20
Pengembangan Masyarakat
276
© © ^3 t E]J.,ll ■13:21
277
© © 3 .« ll ■ 13:21
Pengembangan Masyarakat
Miutirakni
T a b e l 7. K e a lisa si D ana P ro g ra m CD P e ru sa h aa n M ig a s
m e n u r u t K in g -sid e d i s e k i ta r L a p a n g a n G a s P e r
u s a h a a n P e rio d e 2 0 1 0 -2 0 1 3
P t r i o d c 2 0 1 0 -2 0 1 3
riil .iJ f
201(1 20„ 2 0 .2 2 0 ,3 T0M I
i. B t v 1 . P 11l.1 u R i n s - I
R c a l i i t n i |K |> | 4 X 5 .7 2 3 .7 7 5 6 3 i.2 l9 .U M l J42.S 7J.fsA 7 5 1 J .3 2 3 .iX O 1 .9 7 2 .6 4 0 (1 2 2
J u m h li
16 14 9 12 51
p ro tra m
R a ta r a ta (R p )
J 0 .3 S 7 .7 3 6 4 5 .0 8 7 ,0 7 1 3 8 .f l 4 l .S I 9 4 2 ,7 7 6 .9 6 5 3 8 .6 7 V 2 1 6
p e r |x u u » i n
2. O t i u .'P u U u R lftg -2
278
© Pesan dari Ikhwan @ Ngobrol asyik olah
Jumlah
10 10 8 10 3*
pfQCf«ft11
Rala-rata<Rp> 22.075X173
16.457.42* 1*421.900 49.671.706 14.068.984
|*£T[xoBnm
3. O uvan/Puliin Klnz-2i’3
R ctllUttl 7U.574.27J 136.22$. 129 45.902.000 50.000.000 331.7014011
Jum bh
8 II 4 6 29
program
R ala-rau per
9.946.784 14.202.284 ll.47S.500 8J33J33 11.437.979
program
279
P engem bangan M asyarakat
E v alu asi P ro g ra m C S R
I s u - ls u ’P crn m sala h an
K o in im itu
x<> K e ru s a k a n K e tid a k b e rd a y a a n
IX-* a <P ulau) K onflik K e m is k in a n
L in g k u n g an M a s y a ra k a t
1. R in g -I 72 24 0 24
2. R in g -2 2K 72 4 24
3. R in g -2 /3 12 72 8 28
T ig a K o m u n ita s
46 60 9 29
J > c » (P u la u )
281
© © ^5 ? H . , ll ■ 13:22
3
Pengembangan Masyarakat
P ersepsi Terhadap
No K o m u n itas D e sa (P ulau)
1 2 3 4 S 6 7
282
Peranan Tanggung Jaw ab S osial Perusahaan dalam P engem bangan M asyarakat
?G 0 t'
U n s u r KciiiUl.m
2S4
P e ra n a n T a n g g u n g Jaxvab S o s ia l P e r u s a h a a n d a la m P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t
Kmnunitu* Di-su/Dusun
No IKM Kategori
(Pulau)
♦ Kvyil.tfe»n -S-Kf|wnt1ii04ii
3."0
2.UO
2.70 -T . r------------------------.
Vi 02 VS Vt 05 l'C 07 V6
286
© (S) if ■ 13:23
287
© © ■ 13:23
Pengembangan Masyarakat
9 l'7 C 3 22:3.4 »1
3.40
3.110 &n» 3.20
t»4'k30‘5:.3,37f,-M
KUADRAN 3 M 6fJ.lB .3.34>
3.30 K u .u lr.m 4
P r io r iL iv k e n ii jh
K inerjj R erlebihjn
V I 1 ^ 1 : 3.251
J .J S
3.20
288
Peranan T anggung Jaw ab S osial Perusahaan dalam P engem bangan M asyarakat
D a m p ak P ro g ra m C SR
M e m a n f a a tk a n
No K o m u n ita s P c rc n c a n a a n P e la k s a n a a n M oncv
H a s il
1. R ing-1 9 ,7 6 ,3 4 ,7 8 2 ,7
2. R in g -2 27,1 4 2 ,7 18.0 7 6 .4
3. R ing-2.'3 0 .0 22 5 .8 6 5 ,2
S e k ita r t-ap o n g a n
Cius P e m s a h a » I2 J 17.1 9 .5 7 4 .8
M ig as
Pengembangan Musyarakat
M e m a n f a a tk a n
No K o m u n ita s P e re n c a n a a n P e la k s a n a a n M onev
H a s il
1. R in g -1
With CD 9 ,7 6 ,3 4 ,7 82 ,7
2. R in g - 2
3. R in g -3
HJt/t CD 0 .0 22 5.8 6 5 .2
S e lisih -2 4 .4 -2 1 4 0 .7 37 .3
S e k i t a r L a p a n g a n G a s P e r u s a h a a n M ig a s
S e lisih • 12,1 • 6 .6 4 .4 4 6 .9
m ihoulCD 24 .4 23 .7 5.1 2 7 .9
290
Peranan T anggung Jaw ab S osial P erusahaan dalam P engem bangan M asyarakat
T a b e l 14. P e rs e n ta s e W a rg a M a s y a r a k a t s e k it a r L a p a n g a n G a s
P e r u s a h a a n M ig a s m e n u r u t T in g k a t K e te r a m p ila n
d a n K o m u n ita s , T a h u n 2013
T in g k a t K e te ra m p ila n
No K o m u n ita s K u ran g T id ak
T e ra m p il
T eram p il T eram p il
1 R in g -I 8 3 .3 233 26 ,7
2 R ing-2 6 2 .5 6 .3 31 .3
P e r s e n ta s e
T in g k a t
No
K e te r a m p i l a n Hithoul ('D
M’M CD (S e lis ih )
( K o n tr o l)
3. T id a k T eram p il 3 3 .3 3 0 .4 -2 .9
R a t a - R a ta 333 3 7 .0 3 ,7
Tingkat Kerjasama
No komunitas
Tincsi Sedang Kcnituh
Pcrscnta.se
N«. Tingkat kerjasam a
Hilhoul CD h i ih CD (selisih)
293
© Pesan dari +62 858-3068-6912 @
Pengembangan Masyarakat
K o n flik S osial
No K o m u n ita s
1 2 3 4 S 6
294
P e ra n a n T a n g g u n g J a w a b S o s ia l P e r u s a h a a n d a la m P e n g e m b a n g a n M a s y a r a k a t
Persentase
No Kiwi Itik Sosial Hilhoul
With CD (selisih)
CD
Tidak ada pengaruh perusahaan
1. 86,7 35.1 •51.6
• konflik
Tidak ada sengketa perusahaan -
2. 20.0 37.7 17.7
masyarakat
3. l'erutaliaan sumber konflik 26.7 14.1 • 12.6
4. Tidak ada sengketa - pendatang 20.0 34.4 14.4
5. Penyebab sengketa • pendatang 30.0 8.8 -21.2
6. Mekanisme soluvi 66.7 46.7 •20,0
R ata-R ata 41.7 29.5 -12.2
InstitMwnal SnUaiiwbilily
No Komunitas K urang T idak
Sustaln
Sustain Sustain
T a b e l 21. P e rs e n ta s e w a rg a m a sy a ra k a t s e k it a r l.a p a n g a n
G as P e ru sa h aa n M ig a s m e n u ru t k e le m b a g a a n
b e r k e la n ju ta n , d e n g a n d a n ta n p a p r o g r a m C D , d a n
k o m u n ita s . T a h u n 2013
Insiilurional P c n w M tK
No
SustainaNity Hi tiwul C'D If Uh CD (tc IH ib )
1. S u sta in 3 3 .9 2 0 .3 -1 3 .6
2. K u ra n g S u sia in 4 1 .7 2 3 .9 -1 7 .8
3. T id ak S ro la in 11,7 3 1 .3 19.6
S < k it« r I- a p a n g n n G »
29,1 2 5 .2 -3 .9
P e r u s a h a a n M ig a s
1. Ring-1 66
2. Ring-2 75
3. Ring-3 89
Sekitar Lapangan Gas 147
Perusahaan Migas
1. Atas 46 85 39
2. Menengah 44 196 152
3. Bau ah 26 159 133
Raia-raia 37 147 110
297
© © ^3 t 3
J.,ll ■13:25
Pengembangan Masyarakat
T o ta l S k o r T a r a f H id u p (1 3 V a ria b e l)
No K o m u n ita s
Hithoul P r o g r a m ( 'D Hith Program CO S d ix ih
1. Ring-1 37 29
2. R ing-2 37 75 38
3. R ing-3 37 89 52
298
Peranan T anggung Jaw ab S osial Perusahaan dalam P engem bangan M asyarakat
T o ta l S k o r T a r a f l l i d u p (1 3 V a ria b e l)
Hilhout
HMt CD
cn
l’t-laphan
No K o m u n ita s K o m u n ita s K o m u n ita s
S o s ia l K o n tr o l
R ing-1 R in g -2 R in g -2 /3
11- 12-
Ik £1 12 13 £ 3 -3 *
Ik Ik
301
P engem bangan M asyarakat
303
Pengem bangan Masyarakat
305
DAFTAR PUSTAKA
Adelman. Inrta. dan Cynthia Taft Morris. 1973. Eeonomic Growth and
Social Equity in Developing Countries. Stanford California:
Stanford University Press.
Adi. Isbandi Rukminto. 2000. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
F.konomi Universitas Indonesia.
Ambroisc. Yvon. 2000. Memberdayakan Kaum Miskin. Maumere: LPBAJ
Anonymous. 1955. Social Progress Through Community Development.
New York: United Nations Bureau o f Social Attairs.
Amstcin, Shcrry R. 2007. A l-adder o f Citizen Participation. Http://
w w w .L ithgrow -schm idt.dk/shcrry-arnstcin/laddcr-of-citi/cn-
participation.pdf. (diakses 14 Februari 2010)
Asrianti. Utut Septi. 2010. "Analisis Pola Pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Dalam Upaya Pengembangan
Masyarakat." Studi Kasus Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya PT
Holcim Indonesia Tbk di Desa Kembang Kuning Kecamatan
Klapanunggal. Kabupaten Bogor. Provinsi Jawa Barat. Skripsi.
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
IPB. Bogor.
Blackburn, Donald .1. (cd). 19X9. Foundations and Changing Practices in
Estension. Ontario: University o f Guclph.
Berger. Peter. 1977. Pyramids ofSacrifice. Penguin: Harmondswortli.
('ary, Lee (ed). 1970. Community Development as a Process. Columbia:
University o f Missouri Press.
© © t Dd .11 ■ 13:27
307
■
© © t D C 3 .ll ■ 1 3 :2 7
i
30S
■
© © t D C 3 .ll ■ 1 3 :2 7
i
D aftar Pustaka
309
P e n g e m b a n g a n M asy arak at
310
© Lucu Dan Kebersam aan
Daftar Pustaka
311
© © T* D (3 -.11 ■ 13:28
I NDEKS
31 2
© © A s J , ii i I 13:28
In d e k s
314
© © f D H .,| | ■ 13:28
Indeks
316
m
© ©
s
? D□ <il m 13:29
T E N T A N G PE N U L IS
317