DISERTASI
OLEH
SRIMAHARANI TANJUNG
NIM: 138107006
PROGRAM DOKTOR (S3) LINGUISTIK
DISERTASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar doktor dalam
Program Doktor Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara di bawah pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara Prof.
Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. untuk dipertahankan di hadapan sidang
Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara
Oleh
SRIMAHARANI TANJUNG
NIM: 138107006
PROGRAM DOKTOR (S3) Linguistik
ABSTRAK
Penelitian ini berkaitan dengan tradisi manjapuik marapulai pada adat
perkawinan Minangkabau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan bentuk performansi, kearifan lokal, serta model revitalisasi
dari tradisi manjapuik marapulai. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Analisis Wacana Kritis yang dikemukan oleh Van Dijk
(1987),Semiotik oleh Charles Sanders Pierce 1982, fungsi oleh Malinowski
(1987) dan performansi yang dikemukan oleh Ruth Finnegan (1992). Metode
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan, peneliti mengumpulkan data lapangan yang berada di Kecamatan
Sungai Geringing, Kabupaten Pariaman dengan menggunakan teknik observasi
non parsipatori dan wawancara mendalam kepada 7 (tujuh) orang informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi tradisi lisan manjapuik
marapulai merupakan prosesi menjemput pengantin laki-laki yang umumnya
dilaksanakan setelah akad nikah yang dilakukan oleh utusan keluarga pengantin
perempuan yang datang secara adat. Kegiatan ini berlangsung dengan
melakukan sambah yang dilakukan oleh utusan atau juru bicara dari kedua
belah pihak keluarga yang tidak terlepas dari unsur teks, ko-teks dan konteks.
Makna tradisi manjapuik marapulai ini adalah penghargaan yang diberikan oleh
keluarga anak daro kepada keluarga marapulai. Fungsinya adalah (1) untuk
menaikkan harkat dan martabat urang sumando sebagai, (2) untuk menghibur
dalam rangka membesarkan hati keluarga marapulai yang ditinggalkan, (3)
untuk mempersatukan kedua keluarga, (4) sebagai bukti dari pengakuan
masyarakat terhadap status sosial, dan (5) bagi keluarga anak daro adalah
sebagai pembuktian gengsi sosial. Nilai yang terdapat dalam tradisi ini adalah:
nilai etika, estetika dan kepercayaan, dan norma yang terdapat adalah: agama,
kesopanan, kesusilaan dan hukum adat. Maksim kesantunan yang terdapat pada
tradisi ini adalah: kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, kerendahan hati,
kecocokan dan kesimpatian. Dalam rangka untuk merevitalisasi tradisi
pasambahan manjapuik marapulai ini dapat dilakukan melalui tiga (3) tahapan,
yakni: mengaktifkan, mengelola dan mewariskan. Mengaktifkan dilakukan
dengan cara mensosialisasikan budaya Minangkabau melalui pendidikan,
memfungsikan kembali proses tradisi, dan membentuk organisasi kepemudaan.
Mengelola dapat dilakukan dengan cara mengelola waktu pelatihan,
mempromosikan, dan mengikutsertakan pemuda dalam rangkaian acara.
Mewariskan dapat dilakukan melalui penyiaran radio, penayangan acara adat di
Televisi lokal, pemasangan iklan cinta budaya dan melakukan inventarisasi.
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
THE ORAL TRADITION OF MANJAPUIK MARAPULAI IN CONTEXT
OF MINANGKABAU WEDDING CEREMONY IN SUNGAI
GARINGGING, PARIAMAN
ABSTRACT
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji
dan syukur tiada terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua
rahmat, berkah dan kesehatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan disertasi ini. Untuk itu penulis ucapkan rasa syukur
Kehadirat-Nya seraya mengucapkan puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Dengan selesainya penulisan disertasi ini yang merupakan salah satu
persyaratan akademik guna memperoleh gelar Doktor dalam Program Studi
Lingusitik Universitas Sumatera Utara (USU). Adapun Judul yang diangkat
dalam disertasi ini adalah “Tradisi Lisan Pasambahan Manjapuik Marapulai
dalam Konteks Upacara Adat Perkawinan Minangkabau di Sungai Garingging,
Pariaman”.
Dengan selesainya penulisan disertasi ini, ucapan terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu baik dalam proses penelitian maupun selama proses penulisan.
Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D., yang telah meluangkan
banyak waktu dan memberikan banyak masukan serta motivasi baik
dalam penyelesaian disertasi ini maupun dalam mendalami proses
keilmuan selama kuliah.
2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., yang telah
memberikan motivasi dan arahan selama proses penyelesaian
disertasi.
3. Bapak Dr. Muhammad Takari, M.Hum., yang telah memberikan
motivasi dan arahan selama proses penyelesaian disertasi.
4. Bapak Prof. Runtung Sitepu, M.Hum., sebagai Rektor Universitas
sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas sumatera Utara yang telah memberikan
persetujuan untuk melaksanakan siding disertasi terbuka (promosi).
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Bapak Prof. Robert Sibarani, M.S, sebagai Direktur Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Sumatera
Utara dan juga sebagai Penguji yang telah memberikan saran dan
kritikan dalam penulisan disertasi ini ke arah yang lebih baik.
7. Bapak Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP., sebagai Ketua Program Studi
Doktor Linguistik (S3) Fakultas Ilmu Budaya Universita Sumatera
Utara dan penguji yang telah memberikan motivasi dan saran dalam
penulisan disertasi ini.
8. Bapak Dr. Mulyadi, M.Hum., sebagai Sekretaris Program studi
Doktor Linguistik (S3) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara dan juga sebagai penguji yang telah memberikan banyak
masukan dan dorongan dalam penyelesaian disertasi ini.
9. Bapak Prof. Dr. Oktavianus, M.Hum. sebagai Penguji Luar Komisi
yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian disertasi ini.
10. Bapak dan Ibu dosen pada Program Studi Doktor Lingusitik (S3)
Fakultas Ilmu Budaya Universitas sumatera Utara yang telah
memberikan ilmunya selama masa studi.
11. Seluruh staf administrasi dan perpustakaan Program Studi Doktor
Linguistik (S3) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
atas bantuan yang diberikan selama masa studi dan penulisan
disertasi.
12. Ayah (alm) H. Jamiuddin Tanjung, Ibu Hj. Syamsiar Marbun,
seluruh kakak dan abang; Rosmawar Tanjung, Rosliana Tanjung, Ida
Syafitri Tanjung, Lili Andriani Tanjung, Laila Novriyanti Tanjung,
Hasrat Syah Putra Tanjung, Elvi Ardiana Tanjung, dan Dian Puspita
Tanjung yang menjadi inspirator untuk tetap semangat dalam
menyelesaikan studi.
13. Suami tercinta Burt Reynold Khairil Ramadhan Harahap dan anak-
anak; Dio Rey Pratama Harahap, Nabila Aira Kireyni Harahap, dan
Dhika Prawira Harahap yang telah memotivasi dan mendampingi
selama proses penelitian, penyelesaian studi dan disertasi.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14. Seluruh teman-teman Angkatan 2013 yang telah memberikan
semangat dan motivasi selama masa perkuliahan dan penyelesaian
disertasi.
15. DIRJEN DIKTI Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi yang telah
memberikan beasiswa BPPS untuk masa studi 2013 sampai dengan
2016.
16. Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D., sebagai
Kordinator kopertis Wilayah I Sumatera Utara yang telah
memberikan izin dan tugas belajar pada Program Studi Doktor (S3)
Linguistik Universitas Sumatera Utara.
17. Bapak H. Syahrul Hadi Lubis, sebagai Pimpinan Yayasan Al-Iman
Padangsidimpuan yang telah memberikan izin dalam penyelesaian
studi.
18. Bapak Drs. H. Mhd. Nau Ritonga, M.M sebagai Rektor Institut
Pendidikan Tapanuli Selatan yang telah memberikan izin dalam
penyelesaian studi.
19. Seluruh Civitas Akademika Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
yang senantiasa memberikan motivasi dalam penyelesaian masa
studi.
20. Kepada seluruh informan yang telah meluangkan waktu dan
memberikan banyak informasi yang diperlukan selama penelitian.
21. Ibu Prof. Dr. Pudentia MPSS, sebagai Ketua Asosiasi Tradisi Lisan
Pusat yang memberikan inspirasi penelitian di bidang tradisi lisan.
Srimaharani Tanjung
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Srimaharani Tanjung
Tempat dan Tanggal Lahir : Sibolga, 6 Desember 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Perguruan Tinggi : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
Alamat : Jl. Batang Ayumi Jae. Padangsidimpuan Kab.
Tapanuli Selatan
Unit Kerja : Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi Bahasa Inggris
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Alamat Rumah : Kalangan, Kecamatan Pandan. Kabupaten
Tapanuli Tengah.
Alamat Surel : nani_tanjung21@yahoo.com
PENDIDIKAN
Tahun Program Pendidikan Perguruan Tinggi Jurusan/ Program
Lulus Studi
1996 SD Negeri Pandan - -
1999 MTs Negeri - -
Sibolga
2002 SMK Nasional - -
Padang
2007 S1 Universitas Bung Pendidikan Bahasa
Hatta Padang Inggris
2010 S2 Universitas Negeri Linguistik Terapan
Medan Bahasa Inggris
2018 S3 Universitas Linguistik
Sumatera Utara
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGAJARAN
2010 – 2011 Dosen Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Al-Wasliyah
Rantau Perapat
2011- sekarang Dosen Tetap Yayasan Institut Pendidikan Tapanuli
Selatan (IPTS) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
PUBLIKASI
No Jurnal/ Prosiding Tahun
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 70
3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 70
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 73
3.3 Sumber Data .................................................................................... 74
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 76
3.5 Metode Analisis Data ...................................................................... 81
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 83
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6.2 Nilai dan Norma Tradisi Manjapuik Marapulai ......................... 179
6.2.1 Nilai Tradisi Manjapuik Marapulai ......................................... 179
6.2.1.1 Nilai Etika ....................................................................... 183
6.2.1.2 Nilai Estetika ................................................................... 186
6.2.1.3 Nilai Kepercayaan ........................................................... 191
6.3 Norma Tradisi Manjapuik Marapulai ........................................ 192
6.3.1 Norma Agama .................................................................... 198
6.3.2 Norma Kesopanan .............................................................. 201
6.3.3 Norma Kebiasaan ............................................................... 203
6.4 Kearifan Lokal Tradisi Manjapuik Marapulai ............................ 204
6.4.1 Kesopansantunan ………… ............................................... .206
6.4.2 Gotong Royong .................................................................. .211
6.4.3 Musyawarah dan Mufakat ................................................. .213
6.4.4 Kesetiakawanan Sosial ...................................................... .216
6.4.5 Rasa Syukur ....................................................................... .219
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR BAGAN
No Judul Halaman
1 Kerangka Konsep 69
2 Sumber Data 76
3 Metode Pengumpulan Data 80
4 Alur Analisis Miles and Huberman 83
5 Triangulasi 85
6 Makna dan Fungsi Tradisi Manjapuik Marapulai di
Minangkabau 179
7 Nilai dan Norma Tradisi Manjapuik Marapulai di
Minangkabau 205
8 Model Revitalisasi Tradisi Manjapuik Marapulai Upacara
Adat Perkawinan Minangkabau 230
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
NO Judul Halaman
1 Peta Administrasi Provinsi Sumatera Barat 89
2 Peta Administrasi Kabupaten Pariaman 90
3 PetaKecamatan Sungai Geringging 93
4 Marapulai 121
5 Juru Bicara Anak Daro 123
6 Juru Bicara Marapulai 123
7 Orangtua Marapulai 124
8 Mamak marapulai dan Anak Daro 125
9 Etek, Saudara, Kerabat dan Tetangga Marapulai 125
10 Dua orang Pasumandan 126
11 Makanan dalam Tradisi Manjapuik Marapulai 160
12 Sirih dalam Carano 188
13 Baju Sapatagak 189
14 Taplak 189
15 Tabir 190
16 Pasumandan 191
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
No JUDUL Halaman
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
secara turun temurun untuk menata kehidupan social budayasecara arif. Tradisi
kearifan lokal. Selain itu, masyarakat menjadikan tradisi lisan sebagai wadah
adat, khususnya upacara manjapuik marapulai. Hal ini sesuai dengan ciri yang
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pemilihan kata-kata yang digunakan pada saat berkomunikasi bagi masyarakat
keyakinan yang dianut oleh penuturnya. Selain itu, kata-kata yang digunakan
pada saat berkomunikasi juga mengacu pada objek, peristiwa, dan segala
sesuatu yang bersifat simbolik dan metaforik. Bahasa yang digunakan dalam
bentuk kreatif makna dalam bahasa berkaitan dengan tuturan manusia yang
tuturnya. Dengan demikian, hal ini mencerminkan bahwa metafora tidak hanya
dituntut untuk saling menghargai dan menghormati pendapat atau maksud dari
mitra tuturnya. Hal ini dilakukan adalah untuk meminimalisir apabila terdapat
dalam prosesi acara yang berlangsung. Adapun bentuk kiasan atau metafora
dapat terlihat adalah seperti, “Maaf dimintak sapuluah jari, karano lah rasah
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
babelok bakeh lalu” (Maaf dengan sepuluh jari, karena tuan sudah berdiri
menanti, maklum saja perjalanan kami bukan selangkah, jalan berbelok yang
harus dilalui) hal ini berisi maksud permintaan maaf yang disampaikan oleh
juru bicara anak daro yang kedatangan rombongannya telah dinanti oleh
menyampaikan pikiran dan maksud kepada orang lain atau mitra tuturnya.
empat variasi tutur, disebut dengan kato nan ampek. Kato nan ampek menurut
Navis (1984: 101-102) merupakan bagian dari langgam kata, yaitu semacam
interaksi komunikasi sesuai dengan status sosial yang dimiliki oleh masing-
masing mereka. Kato nan ampek terdiri atas: (1) kato mandaki, (2) kato
manurun, (3) kato mandata, dan (4) kato malereang. Penggunaan tuturan
berdasarkan kato nan ampek sejalan dengan kesantunan. Penutur yang mampu
orang yang paham akan tutur. Sebaliknya, orang yang tidak mampu
menggunakan kato nan ampek dengan tepat sesuai kondisi kebahasaan yang
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Masyarakat Minangkabau merupakan salah satu masyarakat matrilineal
yang terbesar di dunia selain India, (Amir, 2011). Sistem matrilokal bagi
sekitar pusat kediaman kaum istri. Sehingga suami tetap dianggap sebagai
pendatang atau tamu terhormat. Namun demikian suami dituntut untuk mampu
mengharukan, rasa sedih dan rasa gembira. Kondisi ini disebut dengan prosesi
turun janjang dalam rangka upacara manjapuik atau japuik. Dalam hal ini pihak
sebelumnya keluarga pihak istri datang untuk menjemput marapulai secara adat
dan secara adat pula dihantar secara bersama-sama oleh pihak marapulai dan
memakai kekerabatan matrilineal yaitu mengambil pesukuan dari garis ibu dan
nasab keturunan dari ayah, oleh karena itu dikenal adanya dunsanak
(persaudaraan dari keluarga ibu) dan adanya bako (persaudaraan dari keluarga
ayah).
unsur dominan yaitu: a) garis keturunan menurut garis ibu, b) perkawinan harus
dengan kelompok lain, di luar kelompok sendiri yang sekarang dikenal dengan
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
eksogamus adalah perkawinan yang mewajibkan seseorang kawin di luar klen
atau marganya.
bagian yang paling penting dalam seluruh rangkaian acara perkawinan adat
setelah akad nikah yang umumnya dilaksanakan di mesjid, tetapi setelah akad
datangnya pihak keluarga anak daro dengan membawa bingkisan adat yang
dari keluarga anak daro datang untuk menjemput marapulai sambil membawa
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
disebabkan semakin banyak masyarakat yang tidak lagi menganggap bahwa
adat itu merupakan suatu keharusan. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya
merantau.” Budaya ini adalah salah satu budaya yang memang ada pada sifat
sehingga pemahaman terhadap adat bukan lagi dianggap penting dan menjadi
keluarga yang melaksanakan acara. Situasi seperti ini akan menjadikan makna
adat dalam tradisi tersebut berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
calon mempelai laki-laki atau disebut juga dengan uang japuik dibanding
dengan melaksanakan adat secara utuh . Hal ini dapat tergambar pada saat
dalam waktu yang relatif panjang, maka sekarang umumnya hanya dilaksanakan
oleh satu orang juru bicara saja perwakilan dari masing-masing pihak baik itu
dari pihak anak daro maupun marapulai dan juga dilaksanakan dengan waktu
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang relatif singkat. Apabila kondisi ini terus terlaksana, secara tidak langsung
pasambahan pada acara manjapuik marapulai akan hilang dan akan digantikan
dengan manghanta uang japuik saja. Apabila hal ini terus dibiarkan dan
terlaksana tentu akan memiliki dampak yang tidak baik terhadap pelaku-pelaku
adat dan masyarakat Minangkabau. Oleh karena itu dari situasi yang penulis
kuat dari zaman dahulu sampai sekarang, yaitu adat adaik basandi syarak,
syarak basandi kitabullah. Adaik yang berarti adat, kultur/ budaya, sandi yang
berarti asas/ landasan, syarak yang berarti syariat Islam atau agama Islam, dan
kitabullah yang berarti Al-Quran dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Melalui
ajaran adat ini tumbuh kondisi kehidupan adat yang dinamis dan kreatif
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Bagaimanakah model revitalisasi tradisi manjapuik marapulai pada
Pariaman.
marapulai.
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Sebagai upaya lanjutan untuk melestarikan adat istiadat, budaya
berbeda dengan ilmu di luar linguistik, oleh karena itu penjelasan istilah pada
peneltitian ini dimaksudkan agar ada persepsi yang sama mengenai istilah yang
1) Tradisi Lisan adalah berbagai ilmu pengetahuan dan adat istiadat yang
Sibarani (2012: 47) adalah kegiatan budaya tradisional yang terdapat pada
komunitas yang diwariskan secara turun temurun melalui media lisan dari
yang tersusun, teratur dan berirama, serta dikaitkan dengan tambo dan asal
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
usul dengan menyatakan maksud, rasa hormat, tanda kebesaran, dan tanda
(Amir, 2011:16).
audiens, sesuai dengan kondisi tertentu dengan maksud sebagai hiburan, dan
atau orang yang terlibat dalam pertunjukan, media atau sarana dan prasarana
6) Teks adalah Teks merupakan suatu kesatuan bahasa yang memiliki bentuk
dan isi baik lisan maupun tulisan yang disampaikan oleh seorang pengirim
mikro. Struktur makro yaitu makna global atau umum dari suatu teks yang
dapat dipahami dengan melihat topik atau tema dari suatu teks.
Superstruktur atau struktur alur adalah kerangka suatu teks yang mencakup
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
struktur dan elemen teks dalam pembentukan teks secara utuh. Struktur
untuk memperjelas pesan atau makna dari sebuah teks. Ko-teks dapat dibagi
teks sebagai tanda verbal yang tidak dapat dipisahkan dari teks tradisi lisan.
Kinetik adalah Gerak isyarat tidak dapat terpisahkan dari teks verbal dalam
8) Konteks adalah teks yang menyertai teks lain. Halliday dan Hasan (1977)
menyatakan bahwa ada dua jenis konteks, yaitu konteks budaya dan situasi.
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sangat erat dan padu antara manusia dan kebudayaan. Melalui pendekatan
with the place of language in its wider social and cultural context, its role in
dalam mengelola dan menghasilkan tradisi lisan yang baik. Sejalan dengan
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengantar
Bab ini diawali dengan kajian mengenai konsep yang digunakan dalam
penulis ataupun pembaca agar tidak muncul pemahaman yang salah dalam
bahasa menduduki tempat yang unik. Selain sebagai unsur kebudayaan, bahasa
juga berfungsi sebagai sarana yang paling penting dalam proses pewarisan, dan
pengembangan kebudayaan.
bahasa mencakup hampir diseluruh aspek kehidupan manusia. Dengan kata lain
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Antropologi linguistik adalah ilmu yang mengkaji pemakaian bahasa
dalam konteks sosial dan budaya yang luas serta adanya peran bahasa dalam
budaya, dan antropolinguistik yang keseluruhan istilah ini mengacu pada kajian
bidang bawahan linguistik yang berkaitan dengan tempat bahasa dalam konteks
sosial dan budaya yang lebih luas, serta perannya dalam membentuk dan
pemaknaan objek berdasarkan hubungan spasial dan temporal dari objek terkait.
dapat berpartisipasi dalam suatu interaksi sosial untuk menyentuk hal-hal yang
ataupun fiksi.
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam mengkaji penggunaan bahasa, Duranti (1977: 14) menyatakan
secara vertikal atau hubungan formal yang secara horizontal. Hubungan formal
berkenaan dengan struktur bahasa atau teks dengan konteks (situasi, budaya,
studi bahasa dalam rangka kerja antropologi, studi kebudayaan dalam kerja
linguistik, dan studi aspek kehidupan manusia dalam kerangka kerja bersama
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Model Analisis Antropolinguistik dapat digambarkan sebagai berikut:
TRADISI LISAN
BENTUK ISI
REVITALISASI
(Menghidupkan kembali, Pengelolaan, Pewarisan)
lisan. Hal ini bermula dari unsur-unsur verbal yang didapati pada tradisi lisan
yang kemudian berlangsung pada unsur non-verbal. Kedua unsur tersebut dapat
dijelaskan melalui struktur teks, koteks, dan konteks dalam bentuk pemahaman
berhubungan satu dengan yang lainnya dan juga menjadi karakteristik sebuah
wacana dalam tradisi lisan. Wacana dalam tradisi lisan tidak hanya membahas
mengenai teks, tetapi juga tentang ko-teks dan konteks. Sibarani (2012: 311).
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.1.1 Performansi
Performansi adalah kunci dasar dari sebuah aksi yang dilakukan oleh
suatu sistem komunikasi dalam kehidupan manusia dan dapat ditemukan dalam
setiap perilaku. Maka dapat dinyatakan bahwa pesan yang disampaikan tidak
lisan dibedakan atas dua, yaitu: (1) performansi yang ditampilkan dihadapan
audiens, sesuai dengan kondisi tertentu dengan maksud sebagai hiburan, dan (2)
partisipan atau orang yang terlibat dalam pertunjukan, media atau sarana dan
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selanjutnya, sejalan dengan konsep performansi yang dinyatakan oleh
diperlukan sebab performansi itu sendiri merupakan ranah seni verbal yang
pelakonan. Hal ini sejalan dengan pandangan para ahli antropolinguistik dan
folklore American yang menyatakan bahwa segala bentuk ekspresi lisan dan
beberapa faktor situasi antara lain: 1. Lingkungan sosial, 2. Status dan identitas
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
urang mudo di rumah pengantin wanita untuk kemudian berangkat bersama-
2.1.1.2 Teks
Teks merupakan suatu kesatuan bahasa yang memiliki bentuk dan isi
baik lisan maupun tulisan yang disampaikan oleh seorang pengirim kepada
marapulai ini adalah struktur wacana yang dikemukakan oleh Van Dijk
(1985) yang disesuaikan dengan teks tradisi lisan. Van Dijk (1985)
menyebutkan bahwa ada tiga kerangka struktur teks, yakni struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro yaitu makna global atau
umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik atau tema
dari suatu teks. Tema teks bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu
peristiwa. Itulah alasannya teks tidak dapat dipisahkan dari konteks. Dengan
kata lain, analisis struktur makro dalam teks tradisi lisan merupakan analisis
gagasan inti atau tema sentral. Superstruktur atau struktur alur adalah kerangka
suatu teks yang mencakup struktur dan elemen teks dalam pembentukan teks
secara utuh. Sebuah teks termasuk teks tradisi lisan secara garis besar tersusun
atas tiga elemen, yaitu pendahuluan, bagian tengah, dan penutup. Kajian
struktur alur tradisi lisan akan menghasikan skema tradisi lisan mulai dari
permulaan, bagian tengah, dan penutup. Struktur mikro adalah struktur teks
makna, dan gaya bahasa. Tataran tersebut dapat dipilih sesuai dengan
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kebutuhan analisis dan sesuai dengan karakteristik teks tradisi lisan yang dikaji
kalimat yang diucapkan oleh pelaku yang diteliti, dalam hal ini orang- orang
bahasa daerah, yakni bahasa Minangkabau, karena acara itu merupakan acara
dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena bahasa daerah
sebagainya.
petitih. Bahasa daerah memiliki nilai-nilai yang luhur yang tidak dapat diartikan
dalam bentuk tulisan terlebih dahulu agar dapat dianalisis dengan mudah.
2.1.1.3 Ko-teks
verbal yang pada umumnya teks tersebut didampingi oleh tanda lain yang
secara bersama-sama dengan teks itu. Begitu juga dalam teks tradisi lisan, ada
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tanda-tanda lain yang menyertinya secara bersama-sama yang memegang
memperjelas pesan atau makna dari sebuah teks. Ko-teks dapat dibagi atas:
331)
sebagai tanda verbal yang tidak dapat dipisahkan dari teks tradisi lisan. Unsur-
unsur paralinguistik ini adalah: intonasi, aksen, jeda dan tekanan. Selanjutnya,
dalam kajian lanjutan peranan paralinguistik ini akan semakin penting apabila
teks tersebut dinyanyikan atau memiliki irama sebagaimana tradisi lisan pada
umumnya. Dalam hal ini bantuan fonetik sangat penting untuk merumuskan
Dalam tradisi lisan, gerak isyarat tidak dapat terpisahkan dari teks verbal
dalam tindak komunikasi. Gerak isyarat ini dikaji dalam bidang illmu Kinetik.
Dalam melakonkan tradisi lisan, gerak isyarat sangat berperan penting karena
Lain halnya dengan kinetik, sikap dan penjagaan jarak antara pembicara
dan pendengar sebelum dan ketika sedang terjadi komunikasi diatur dalam
bidang proksemik. Dari penjagaan jarak para pelaku dengan penonton dapat
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Proksemik ini memberikan kontribusi dan memperkaya makna dalam tradisi
lisan.
dalam tradisi lisan unsur material juga selalu mendampingi teks. Unsur material
yang sering digunakan dalam tradisi lisan ini dapat berupa perangkat pakaian
Keseluruhan dari unsur material ini perlu dikaji secara semiotik untuk
2.1.1.4 Konteks
Pemaknaan dari sebuah teks tradisi lisan sangat tergantung pada konteks
teks tradisi lisan. Pemilihan konteks sangat tergantung pada ragam ungkapan
Halliday dan Hasan (1977) menyatakan bahwa ada dua jenis konteks,
bahasa, seperti: bahan, hubungan penyapa dengan yang disapa, dan komunikasi
yang digunakan. Konteks budaya yaitu mengacu pada tujuan budaya yang
sosial yang memengaruhi sebuah teks, konteks situasi yaitu mengacu pada
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
waktu, tempat, dan cara penggunaan teks, dan konteks ideologi yaitu mengacu
pada kekuasaan atau kekuatan apa yang memengaruhi dan mendominasi sebuah
teks.
Sementara itu, sebuah teks tradisi lisan akan berbeda makna, maksud
termasuk teks tradisi lisan. Pemilihan konteks ini sangat bergantung pada ragam
ungkapan atau teks yang dikaji. Untuk memahami makna, maksud, pesan, dan
fungsi dalam kajian tradisi lisan, konteks budaya, konteks, sosial, konteks
situasi, dan konteks ideologi yang perlu dikaji. Konteks ini juga diperlukan
untuk memahami nilai dan norma budaya yang terdapat dalam tradisi lisan serta
(Sibarani, 2012:324).
dikaji untuk memahami makna, maksud, pesan, dan fungsi dari tradisi lisan
yang kemudian diperlukan untuk memahami nilai dan norma budaya yang
terdapat pada tradisi lisan serta memahami kearifan lokal yang digunakan untuk
Dalam penelitian ini dikaji tentang konteks budaya dan konteks situasi.
Dimana konteks budaya bertujuan untuk melihat tujuan budaya yang terdapat
dalam tradisi manjapuik marapulai, dan konteks situasi untuk melihat waktu,
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.2 Tradisi Lisan
dan fungsi, nilai dan norma-norma budaya adalah dunia ingatan dan dunia
menyebutkan tradisi lisan sebagai upaya mengingat masa lalu dengan menggali
tradisi masa lalu dan mempersiapkan masa kini untuk masa depan. Mengingat
masa lalu berarti menggali tradisi masa lalu, mengidentifikasi kehidupan masa
lalu, memilah-milah nilai tradisi masa lalu itu dan kemudian memetik hal-hal
lalu yang muncul dalam bentuk lisan. Sepanjang sejarahnya manusia selalu
efektif untuk maksud-maksud tersebut, karena pada masa itu belum dikenal
tulisan. Cerita dan berbagai bentuk yang kini dikenal sebagai hasil kesusastraan
2005: 163-164)
sebagai tradisi yang memiliki filsafat, sejarah, nilai moral, etika, religius,
hukum adat, struktur dan organisasi sosial, sastra dan estetika. Lebih jauh
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
generasi dalam kehidupan sehari-hari, pemikiran perkataan, dan perilaku secara
tersebut.
menyebutkan salah satu unsur penting dalam ICH adalah tradisi lisan (Pudentia
2010).
spesifik lisan atau dari mulut yang ditandai dengan lisan, tidak ditulis, milik
orang atau rakyat, fundamental dan dihargai serta diwariskan dari generasi ke
yang diucapkan dengan mulut terucap secara verbal. Finnegan (1992) juga
mengkontraskan lisan dengan segala sesuatu yang tidak verbal atau tidak
didasarkan pada kata-kata, sehingga lisan dapat memenuhi syarat secara umum
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selanjutnya Finnegan (1992:7) menjelaskan,
memiliki makna yang ambigu yang dapat dirumuskan kepada empat komponen,
yaitu verbal, tidak tertulis, dimiliki oleh kelompok masyarakat serta memiliki
1. Apakah tradisi lisan tersebut merupakan sesuatu yang baru atau yang
lama?
dan, jika tidak, siapa yang mengkontrol dan menggunakannya dan dalam
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Jika tradisi lisan adalah sebuah produk, apakah dilakukan melalui
generasi atau untuk waktu yang singkat, bagaimana ini dilakukan dan
6. Seberapa jauh tradisi lisan tersebut mengkristal dan seberapa jauh tradisi
semakin berkurang. Hal ini akibat proses pewarisan secara alamiah tidak
penting dalam upaya menjaga tradisi lisan sebagai sumber pengetahuan pada
masa sekarang dan yang akan datang adalah perubahan dalam sistem
pewarisannya.
revitalisasi tradisi. Tradisi lisan janganlah dilihat sebagai barang antik yang
harus diawetkan, yang beku, yang berasal dari masa lalu dan tidak pernah
seperti ini akan mengangkat tradisi, khususnya tradisi lisan seperti yang telah
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tradisi lisan itu sendiri dapat dilihat sebagai suatu peristiwa budaya
bentuk kebudayaan, yang karena suatu alasan tertentu perlu dijaga dari
kajian yang berkaitan erat dengan bahasa memiliki bentuk dan isi. Dimana
bentuk sebuah tradisi lisan itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: teks, koteks,
dan konteks. Teks dalam hal ini berkaitan dengan objek penelitian berupa
bahasa yang mengarah kepada pelaksanaan tradisi lisan yang memiliki struktur
teks, yaitu struktur alur, makro, mikro. Teks dalam hal ini berhubungan dengan
unsur-unsur lain yang mendampingi teks tersebut dan ko-teks ini berbentuk,
terjadinya suatu peristiwa budaya. Selain bentuk, sebuah tradisi lisan juga harus
traditions are historical sources of special nature. Their special nature derives
from the fact that they are „unwritten‟ sources couched in a form suitable for
tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang bersifat khusus. Sifat khususnya
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berasal dari fakta bahwa sifat khusus itu adalah sumber „tidak tertulis‟ yang
ditulis dalam bentuk yang sesuai untuk transmisi lisan dan bahwa pelestarian
pemilik tradisi lisan yang diteliti yang meliputi masyarakat pemilik atau
masih hidup atau merupakan living traditions, ingatan kolektif yang tersimpan
Pada tradisi lisan tidak dapat dipisahkan antara produk budaya dan
perbandingan dengan fakta pada konteks tradisi lisan agar unsur nilai tradisi
yang ada pada tradisi tersebut dapat diretas, sehingga nilai tradisi lisan dapat
diterima setiap orang, walaupun menurut apresiasi setiap orang nilai tersebut
dapat berbeda-beda. Hal ini sejalan dengan pendapat Sibarani (2012: 26) bahwa
masyarakatnya. Hal ini ditandai oleh beragam informasi yang diperoleh dari
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tradisi lisan bukan hanya fungsi estetis, pragmatis, dan etisnya tetapi juga aspek
historisnya.
adat istiadat sebagai warisan budaya, disebabkan bahasa yang digunakan pada
tradisi lisan mengandung nilai-nilai filosofis adat yang tercermin pada budaya
upaya menjaga tradisi lisan sebagai sumber pengetahuan pada masa sekarang
dan yang akan datang adalah dengan melakukan perubahan dalam sistem
mengatur pola, tingkah laku yang menjadi kebiasaan mereka sehari-hari. Adat
Adat Minangkabau yang dinamis menempatkan raso (hati) dan pareso (akal,
logika) sebagai hasil dari falsafah, alam takambang jadi guru. Sumber nilai dan
dahulu sampai sekarang, yaitu adat adaik basandi syarak, syarak basandi
kitabullah. Adaik yang berarti adat, kultur/ budaya, sandi yang berarti asas/
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
landasan, Syarak yang berarti syariat atau ajaran Agama Islam, dan Kitabullah
yang berarti Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Melalui ajaran adat
ini tumbuh kondisi kehidupan adat yang dinamis dan kreatif sehingga dapat
menangkap isyarat yang terkandung dari ajaran Islam. Adat basandi syarak,
dunia dan akhirat. Bila ketiga tolak ukur ini dijadikan sebagai ukuran, maka
bagian desebut adaik nan ampek (adat yang empat) yaitu adaik nan sabana
adaik, adaik nan diadaikkan (adat yang di adatkan), adaik nan taradaik (adat
Adaik nan sabana adaik (adat yang sebenarnya adat) merupakan adat
yang paling utama yang tidak dapat dirubah sampai kapanpun dia merupakan
harga mati bagi seluruh masyarakat Minangkabau, tidaklah bisa dikatakan dia
orang Minangkabau apabila tidak melaksanakan Adat ini dan akan dikeluarkan
dia dari orang Minangkabau apabila meninggalkan adat ini, adat ini yang paling
perinsip adalah bahwa seorang Minangkabau wajib beragama Islam dan akan
Apa yang dikatakan dengan adat yang sebenar adat ini adalah segala
hikmah yang diterima dari Nabi Muhammad SAW berdasarkan pada firman-
firman Allah SWT dalam kitab sucinya, yaitu Al-qur‟an. Adapun salah satu
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
firman Allah SWT yang menjadi pedoman dalam adaik nan sabana adaik ini
Artinya:
Al-Qur‟an inilah diperoleh sumber-sumber adat yang sebenar adat, seperti yang
Adat ini adalah sebuah aturan yang telah disepakati dan diundangkan
dalam tatanan Adat Minangkabau dari zaman dulu melalui sebuah pengkajian
dan penelitian yang amat dalam dan sempurna oleh para nenek moyang orang
Minangkabau di zaman dulu, contohnya yang paling perinsip dalam adat ini
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengambil pesukuan dari garis ibu dan nasab keturunan dari ayah, makanya ada
dunsanak (persaudaraan dari keluarga ibu) dan adanya bako (persaudaraan dari
keluarga ayah), memilih dan atau menetapkan Penghulu suku dan Ninik mamak
dari garis persaudaraan badunsanak berdasarkan dari ampek suku asal atau
empat suku asal, yaitu Koto, Piliang, Bodi, dan Caniago atau berdasarkan
pecahan suku nan ampek tersebut, menetapkan dan memelihara harta pusaka
tinggi yang tidak bisa diwariskan kepada siapa pun kecuali diambil manfaatnya
Adat yang diadatkan ini disusun berdasarkan adat yang sebenar adat
yang didukung oleh kesepakatan para pemuka adat pada zaman dulu. Pada
waktu itu pula ditetapkan bahwa susunan adat ini harus diterima oleh seluruh
anak kemenakan dan tidak boleh diubah. Kalaupun harus diubah, maka yang
pada pertama kali. dengan demikian, pada zaman sekarang ini adat yang
diadatkan harus diterima oleh generasi karena tidak mungkin untuk diubah lagi,
karena para pemuka adat yang menyusun dan yang berhak untuk mengubahnya
sudah tidak ada lagi, seperti yang tertulis pada pepatah berikut ini:
Arti dari pepatah ini adalah jika ada pihak yang mencoba untuk
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dan jika adat yang diadatkan ini dihapus atau diubah maka akan menghacurkan
adat Minangkabau.
Kedua adat di atas disebut adaik nan babuhua mati atau Adat yang
diikat mati dan inilah disebut dengan adat, adat yang sudah menjadi sebuah
kesepakatan bersama antara tokoh Agama, tokoh Adat dan cadiak pandai di
ranah Minang, adat ini tidak boleh diubah-ubah lagi oleh siapapun, sampai
kapanpun, sehingga ia disebut nan indak lakang dek paneh nan indak lapuak
dek hujan, dibubuik indaknyo layua dianjak indaknyo mati atau yang tidak
lekang kena panas dan tidak lapuk kena hujan, dipindah tidak layu dicabut tidak
mati.
Kedua adat ini juga sama di seluruh daerah dalam seluruh wilayah adat
Minangkabau tidak boleh ada perbedaan karena inilah yang mendasari adat
Adat ini adanya karena sudah teradat dari zaman dahulu. Adat ini adalah
masing daerah, adat ini juga disebut dalam istilah adaik salingka nagari (adat
selingkar nagari). Adat ini mengatur tatanan hidup bermasyarakat dalam suatu
nagari dan interaksi antara satu suku dan suku lainnya dalam nagari itu yang
disesuaikan dengan kultur di daerah itu sendiri, namun tetap harus mengacu
kepada ajaran agama Islam. Dengan demikian adat yang teradat ini belum tentu
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sama pada nagari yang satu dengan nagari yang lainnya, seperti pada pepatah
berikut ini:
mamak, alim ulama, cerdik pandai, bundo kanduang dan pemuda dalam suatu
masyarakat umum atau setempat, seperti acara yang bersifat seremonial atau
tingkah laku pergaulan yang bila dilakukan akan dianggap baik dan bila tidak
dilakukan tidak apa-apa. Adat ini adalah merupakan ragam adat dalam
perkawinan dan lain-lain. Adat istiadat ini tidak sama dalam wilayah di
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kedua adat yang terakhir ini disebut Adaik nan babuhua sintak atau adat
yang tidak diikat mati dan inilah yang disebut dengan istiadat, karena ia tidak
diikat mati maka ia boleh dirubah kapan saja diperlukan melalui kesepakatan
penghulu ninik mamak, alaim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan
adalah sepanjang tidak melanggar ajaran adat dan ajaran agama Islam, sehingga
disebut dalam pepatah adat maso batuka musim baganti, sakali aie gadang
tertentu yang dapat disebut sebagai siklus kehidupan. Siklus kehidupan ini dapat
dibagi menjadi: masa anak-anak, masa remaja, masa perkawinan, dan masa usia
senja. Setiap peralihan dari satu masa ke masa lainnya merupakan masa kritis
dalam kehidupan manusia itu sendiri. Salah satu masa peralihan yang paling
perikatan antara seorang laki-laki dan perempuan, dalam hal ini perkawinan
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
rukun dan damai. Hal ini telah diisyaratkan dalam Al-Qur‟an dalam surat Ar-
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir [ QS. Ar Rum:
21]
merupakan ikatan lahir dan batin yang sah menurut ajaran agama Islam.
Rukun nikah adalah hal-hal yang harus dipenuhi agar pernikahan yang
rukun nikah ini adalah: adanya calon isteri, calon suami, wali nikah, dua
secara rohaniah tidak lepas dari pengaruh kelompok hidupnya semula. Dengan
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
demikian sebuah perkawinan dapat dikatakan sebagai proses awal dari
seorang wanita dipandang dari sudut adat, agama, dan hukum atau
undang-undang Negara.
2. Penentuan hak dan kewajiban serta perlindungan atas suami, isteri, dan
anak-anak.
kepunahan.
Masyarakat adat dan agama dapat memberikan sanksi sosial berupa pengucilan
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun syarat-syarat perkawinan masyarakat Minangkabau sesuai
2. Kedua calon mempelai tidak sedarah atau tidak berasal dari suku yang
sama, kecuali apabila kesamaan suku berasal dari nagari yang berbeda.
2011:8) menyatakan bahwa manusia hidup dari keluarga batih yaitu keluarga
inti yang terdiri dari, ayah, ibu dan anak-anaknya yang menyadari bahwa
hubungan ibu dan anaknya adalah sebagai satu kelompok keluarga, sehingga
terjadilah adat eksogomi atau perkawinan dengan pihak luar. Hal tersebut untuk
berkembang menjadi garis keturunan ibu yang disebut dengan matriarkat atau
matrilineal atau ibu yang berkuasa. Selanjutnya, menurut Amir (2011:9), sistem
menurut garis ibu, b) perkawinan harus dengan kelompok lain, di luar kelompok
kesejahteraan keluarga.
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sistem matrilokal bagi masyarakat Minangkabau bahwa marapulai
atau suami bermukim di daerah sekitar pusat kediaman kaum istri sehingga
suami tetap dianggap sebagai pendatang atau tamu terhormat. Oleh karena itu
suami dituntut untuk mampu bergaul dengan baik dengan keluarga istri.
dengan keluarga istri, posisinya cukup dramatis dan mudah untuk disingkirkan.
tahapan. Secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut: manyilau, maminang,
1. Manyilau
dewasa dan siap untuk beristri dan kira-kira cocok dengan anak gadis mereka.
pihak keluarga yang datang membawa buah tangan berupa kue atau buah-
buahan sesuai dengan sopan santun budaya Timur. Pada awalnya beberapa
wanita yang berpengalaman diutus untuk mencari tahu apakah pemuda yang
dituju berminat untuk menikah dan cocok dengan si gadis. Prosesi bisa
kedua belah pihak keluarga. Dalam hal perundingan ini juga dibahas salah
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
satunya yaitu mengenai uang jemputan yang harus disanggupi oleh pihak
2. Maminang
pria untuk meminang. Utusan diketuai oleh mamak si gadis. Namun, sebelum
acara pinangan resmi disampaikan, beberapa orang utusan telah pergi bolak-
balik ke rumah calon marapulai untuk merundingkan waktu dan cara pinangan
yang akan dilaksanakan nantinya. Mamak yang datang untuk meminang itu
ditemani oleh beberapa orang laki-laki dan perempuan. Sementara itu, pihak
yang menanti pinangan dalam hal ini pihak calon marapulai telah bersiap
Kepastian hasil dalam meminang ini belum bisa diambil. Pihak laki-laki
keputusan. Pada hari yang telah disepakati sebelumnya, acara pinangan ini
pihak calon pengantin perempuan datang secara resmi ke rumah orang tua calon
marapulai lengkap dengan sirih dan pinang di dalam carano (wadah tempat
datang diterima oleh para mamak dan urang tuo (orang tua yang paham adat)
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pasambahan atau pidato adat dalam rangka mengungkap ajaran adat yang
3. Batimbang tando
disebut dengan batimbang tando, yaitu pertukaran tanda bahwa kedua belah
pihak telah berjanji untuk menjodohkan anak kemenakan mereka dan tidak
dapat diputuskan secara sepihak. Acara melibatkan orang tua dan mamak dari
kedua belah pihak. Rombongan keluarga calon mempelai wanita datang dengan
tidak akan menjadi gunjingan. Sebaliknya, hal-hal yang manis dalam pertemuan
akan melekat dan diingat selamanya. Tata caranya diawali dengan juru bicara
keluarga wanita yang menyuguhkan sirih lengkap untuk dicicipi oleh keluarga
Selanjutnya berunding mengenai tata cara akad nikah dan penjemputan calon
marapulai.
4. Manjapuik marapulai
Manjapuik marapulai adalah salah satu acara adat yang penting dalam
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setelah melangsungkan akad nikah tidaklah langsung menetap di rumah istri
dilakukan pada malam hari dan adakalanya pada siang hari yakni sebelum acara
baralek. Tidak ada aturan khusus yang mengatur kapan sebaiknya waktu
5. Baralek
perkawinan. Baralek ini boleh dilaksanakan boleh juga tidak, karena dengan
adanya batimbang tando, secara adat sudah diakui dan secara agama sudah
selesaikan dengan akad nikah. Namun demikian pada umumnya, baralek tetap
untuk menghadiri alek tersebut. Masyarakat akan dijamu dengan makanan dan
6. Manjalang
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bervariasi, ada yang dilaksanakan disore hari setelah baralek, ada yang sehari
dan dua hari setelah baralek, semua tergantung dari kesepakatan sebelumnya.
telah menanti di rumah. Diwaktu pamit kembali ke rumahnya, anak daro akan
pakaian, dan sebagainya. Setelah acara pemberian hadiah selesai maka anak
Pariaman
dasarnya berada pada proses transformasi itu. Dalam hal ini kemampuan
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ungkapan, peribahasa atau pepatah petitih sehingga warisan lisan itu tetap hidup
Manjapuik marapulai ini dilakukan oleh keluarga dari pihak istri yaitu
setiap nagari. Untuk daerah Pariaman bingkisan yang dibawa adalah: sirih
dalam carano, pakaian pengantin lengkap dari kepala sampai kaki, serta
tamu menyantap hidangan yang telah disajikan. Hal ini sesuai dengan pepatah
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
disampaikan dari kedua belah pihak. Dalam hal ini, kedua belah pihak harus
tetapi yang mempunyai dan menyandang adat tinggi yang ditunjukkan melalui
pasambahan yang bermutu tinggi. Inti dari pasambahan itu adalah maksud
2.1.2.4 Pasambahan
pernyataan hormat dan khidmat terhadap orang yang patut dihormati dan di
bahasa yang halus dan berkualitas tinggi yang syarat akan perumpamaan dan
dipergunakan dalam upacara adat yang tersusun, teratur dan berirama, serta
dikaitkan dengan tambo dan asal usul dengan menyatakan maksud, rasa hormat,
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pasambahan manjapuik marapulai adalah pidato adat yang disampaikan
terjadi dialog yang panjang antara juru bicara kedua belah pihak yang saling
bersahutan.
terdiri atas:
sebagai nilai budaya Minangkabau. Menurut Djamaris (2002: 64) nilai yang
menonjol dalam pasambahan, adalah sebagai berikut; (1) nilai kerendahan hati.
Ini terlihat dari awal pasambahan. Juru sambah tuan rumah menyapa tamu satu
persatu dengan menyebut gelar adatnya. Hal ini ditandai sebagai semua tamu
47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memutuskan juru sambah yang akan menjadi juru bicara serta jawaban yang
akan disampaikan oleh juru sambah, (3) nilai ketelitian dan kecermatan. Dalam
hal ini, seorang juru sambah harus teliti dan cermat dalam mendengarkan yang
disampaikan oleh juru sambah lawan bicaranya, (4) nilai ketaatan dan
kepatuhan terhadap adat yang berlaku. Dalam pasambahan segala sesuatu yang
dilakukan harus sesuai dengan adat yang berlaku. Salah satu pokok permintaan
dapat disetujui apabila permintaan tersebut sesuai dengan adat yang berlaku.
dalam sebuah tradisi tersebut maka diperlukan analisis terhadap tanda yang
kondisi diluar tanda itu sendiri. Semiotik juga bertujuan untuk mengetahui
makna yang terkandung dalam sebuah tanda ataupun dapat menafsirkan makna
48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Konsep pemaknaan ini tidak terlepas dari nilai-nilai ideologis tertentu
serta konsep kultural yang menjadi ranah pemikiran masyarakat dimana simbol
tersebut diciptakan. Hal ini sejalan dengan teori segitiga makna atau triangle
meaning yang dikemukan oleh Pierce yang terdiri dari tiga elemen utama, yaitu:
sign, object dan interpretant. Sign atau tanda adalah suatu pesan yang menurut
fisik dapat ditangkap oleh panca indera, yang muncul dari kesepakatan dan
sebab akibat dari sebuah objek yang menjadi rujukan dari tanda tersebut.
sementara itu, interpretant atau pengguna tanda adalah konsep yang konsep
makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah
tanda.
naluri manusia serta kebutuhan dari budaya itu sendiri. Kebutuhan akan naluri
makna yang terdiri atas sign, objek dan interperetant dapat terlihat dari
beberapa persyaratan yang lazim dipenuhi oleh anak daro adalah dengan
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemberian uang japuik. Uang japuik ini lah yang menjadi syarat utama dalam
Nilai merupakan sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-citakan dan
kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Nilai merupakan suatu hal yang dianggap
baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, namun
Pandangan bahwa nilai subjektif sifatnya antara lain dianut oleh Bertens
apresiasi atau penilaian dan akibatnya suatu objek akan dinilai secara berbeda
oleh berbagai orang. Adapun jenis-jenis nilai adalah sebagai berikut: nilai
budaya, nilai moral, nilai agama, nilai politik, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai
sebuah kesepakatan yang mengatur sesuatu itu baik atau tidak untuk dilakukan.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Peursen (1988:44) bahwa
50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
norma merupakan perwujudan aktif dari nilai. Kata norma berasal dari bahasa
belanda yaitu norm yang berarti patokan, atau pedoman, atau pokok kaidah.
Widjaja (1985: 168) menyatakan bahwa norma adalah petunjuk tingkah laku
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan alas an dan motivasi tertentu dengan disertai sanksi. Sanksi adalah
ancaman atau akibat yang akan diterima apabila norma tidak dilakukan.
atau tidak melakukan sebuah tindakan, serta bertingkah laku dalam kehidupan
norma agama.
aturan, serta berbagai kaidah, baik itu secara tertulis maupun tidak. Norma-
orang agar melakukan perbuatan yang diletakkan atas dasar keyakinan serta
pada beberapa sikap tertentu. Norma ada kaitannya dengan kerjasama yang
terjadi dalam sebuah kelompok atau untuk mengatur setiap perbuatan pada
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.5 Kajian Teori
bangun bahasa. Dengan kesatuan makna, wacana dapat dilihat sebagai suatu
bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu
Van Dijk (1987) menyatakan bahwa sebuah wacana dapat dikaji secara
kritis. Analisis yang dimaksud adalah analisis yang berkaitan dengan aspek-
aspek yang mempengaruhi wacana secara lebih dalam dan menyeluruh, baik
sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dapat
Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan
pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi
yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks
diproduksi. Proses produksi itu melibatkan suatu proses yang disebut sebagai
kognisi sosial. Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik
wacana. Di sini ada dua bagian, yaitu teks yang mikro yang merepresentasikan
suatu topik permasalahan dalam berita, dan elemen besar berupa struktur sosial.
52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Van Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa
struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah
sosial, dominasi dan kelompok kekuasan yang ada dalam masyarakat dan
memiliki tiga dimensi pokok, yaitu teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
Dengan menggabungkan ketiga dimensi ini maka dapat diperoleh satu kesatuan
analisis.
Wacana digambarkan oleh Van Dijk sebagai sesuatu yang memiliki tiga
dimensi. Ketiga dimensi tersebut adalah teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Pada hakikatnya, analisis model Van Dijk ini adalah dengan menggabungkan ke
tiga dimensi wacana menjadi satu kesatuan analisis. Teks ditelaah secara aspek
53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
strukturnya dan strategi wacana dipakai adalah untuk menyajikan tema. Kognisi
sosial ditelaah melalui proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu.
menjadi tiga bagian, yaitu struktur makro, struktur alur dan struktur mikro.
1. Struktur makro adalah tema global yang terdapat pada sebuah teks yang
dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat. Struktur makro ini
topik atau tema yang terdapat pada sebuah teks akan berhadapan dengan
2. Struktur alur adalah kerangka sebuah sebuah teks. Pada struktur alur ini
padu. Artinya, apa yang diungkap dalam struktur alur yang pertama akan
54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Struktur mikro adalah struktur pemaknaan wacana yang dapat diamati
lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks dan
2.1.5.2 Semiotik
pada terbentuknya sebuah makna. Secara umum, semiotik merupakan ilmu yang
Bagi Charles Sanders Pierce (1982) prinsip mendasar sifat tanda adalah sifat
tanda merupakan sesuatu yang lain, sedangkan sifat interpretatif berarti bahwa
dan penerimanya.
a. Tanda itu sendiri, kajian tentang beberapa tanda yang berbeda, cara-cara
tanda yang berbeda tersebut dalam menyampaikan makna dan cara tanda
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Sistem atau kode, kajian yang mencakup cara berbagai kode yang
sebagai Ground Theory, hal ini disebabkan karena ide dan gagasannya yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikembangkan oleh
Charles Sanders Pierce (1982). Pierce merumuskan teori segitiga makna yang
dikenal dengan triadic yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni:
1. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh
Pierce terdiri dari simbol atau tanda yang muncul dari kesepakatan, ikon
atau tanda yang muncul dari perwakilan fisik, dan indeks atau tanda
referensi dari sebuah tanda atau sesuatu yang dirujuk oleh tanda.
makna yang ada dalam fikiran seseorang tentang objek yang dirujuk
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.5.3 Fungsi
serta kebutuhan terhadap budaya itu sendiri. Kebutuhan akan naluri manusia
manusia itu sama, baik itu kebutuhan yang bersifat biologis maupun yang
dari sebuah proses ke arah kontruksi nilai-nilai yang terdapat dan telah
terlembagakan dan dapat dimaknai sendiri oleh masyarakat tersebut yang pada
sebuah perilaku yang ada dalam suatu komunitas masyarakat, oleh karena itu
yang mana semua itu diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar.
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selanjutnya Malinowski membagi konsep fungsi dalam melihat
kebudayaan, yaitu:
dan kesenian.
58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kearifan (wisdom) dan lokal adalah dua kata yang sebenarnya memiliki
arti sendiri-sendiri. Kearifan adalah sebuah kata sifat yang melekat pada
karakter diri seseorang, yang memiliki arti sebagai pribadi yang arif dan
bijaksana. Sedangkan lokal adalah kondisi sebuah tempat atau sebuah daerah.
berkaitan dengan tata nilai, kebiasaan, tradisi, budaya maupun agama, yang
Oleh sebab itu, kearifan lokal bisa juga dimaknai sebagai gagasan-gagasan
setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, memiliki nilai baik dan
digolongkan menjadi dua pengertian, yaitu yang pertama, “kearifan lokal adalah
kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai-
Pada pengertian yang pertama ini dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal lebih
yang berasaskan pada nilai budaya yang luhur. Pengertian yang kedua,
“kearifan lokal adalah nilai budaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk
Pengertian yang kedua ini dapat diartikan bahwa kearifan lokal dipandang
baik dalam suatu komunitas masyarakat. Untuk mengetahui suatu kearifan lokal
59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang terdapat pada suatu wilayah maka kita harus memahami nilai-nilai budaya
yang baik yang terdapat pada daerah tersebut yang dilakukan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya gotong royong dan
saling menghormati adalah contoh kecil dari sebuah kearifan lokal. Kearifan
kebudayaan daerah sesuai dengan watak dan identitas budaya setempat yang
merupakan bagian dari sistem budaya yang biasanya yang mengatur hubungan
sosial kemasyarakatan.
60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.7 Revitalisasi Tradisi Lisan Manjapuik marapulai pada Upacara
Perkawinan Adat Pariaman
berlangsung dari satu generasi dengan generasi lain. Tradisi yang mulai
tindakan dan upaya pencegahan agar tradisi lisan yang selama ini berlangsung
tradisi tersebut serta memfungsikan nilai dan norma budaya dalam komunitas
kelompok minoritas;
2. Kelas sosial;
61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Latar belakang agama dan pendidikan;
bahasa;
Grenoble dan Whaley (2006:18) yang diadaptasi dari Whaley (2003), Kinkade
bahkan hilang,
62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4) Sekarat, dikatakan hampir mati apabila pengguna adat semakin
generasi berikutnya,
5) Hampir punah, bila pengguna guyub tutur hanya sebagian kecil yang
menggunakan, dan
6) Punah, bila suatu adat dan budaya, yang tidak lagi memiliki penutur
63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
rumah bako dan kemudian mengantarkan kembali dengan arak-arakan
yang dikaji oleh Wilma dalam penelitian ini adalah sebagai informasi
terhadap penelitian ini dalam kajian teori dan metode penelitian. Secara
Pernikahan Manjapuik marapulai yang ditulis oleh Lubis (2017). Penilitian ini
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang menarik dalam penelitian ini, yaitu simbol yang terdapat dalam bahasa
kiasan, makna yang terdapat dalam bahasa kiasan, makna yang mengandung
Perkawinan Minangkabau pada Abad ke 20” yang ditulis oleh Selvi Mahat Putri
perempuan Minangkabau dalah hal perkawinan. Pada penelitian ini dikaji dua
tersebut. Yang kedua, kemajuan era telah membuat perempuan memiliki posisi,
lainnya dari jurnal yang berkaitan dengan penelitian penulis, diantaranya: Jurnal
Pariaman di Kecamatan Pasir Penyu yang ditulis oleh Bunga Moeleca. Pada
Barat. Jurnal ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang tindak tutur direktif
65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menunjukkan bahwa pasambahan dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu
nasihat. Keseluruhan dari tuturan direktif ini disampaikan melalui bahasa kiasan
Selanjutnya jurnal yang ditulis oleh Bunga Moeleca (2012) dengan judul
Kecamatan Pasir Penyu. Jurnal ini mengkaji tentang motif perempuan Pariaman
mereka, serta nilai yang terkandung dalam tradisi pernikahan yang dilakukan
dari dua sisi. Dituliskan bahwa penikahan tidak hanya ditentukan oleh norma
adat tetapi juga dipengaruhi oleh adanya unsur politik perkawinan yang
dilakukan oleh aktor dan kelompok sosial yang akan menjalin perkawinan
tersebut dengan adat dan merekontruksi tekanan adat yang disebabkan oleh
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang terkandung pada upacara adat perkawinan Minangkabau di Nagari Sungai
Geringging, Pariaman yang masih kental dengan adat dan tradisinya dan masih
marapulai diadopsi dan dianalisis berdasarkan teori dari Finnegan (1992). Teks
pasambahan dianalisis dengan Analisis Wacana Kritis dari Van Dijk (1987)
Sibarani (2012).
Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep dapat dilihat pada bagan berikut
ini:
67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tradisi Lisan Pasambahan Manjapuik marapulai
pada Upacara Perkawinan Adat Minangkabau
Kearifan Lokal
Bagan 2.1
Kerangka Konsep
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pengantar
yang yang mencakup: metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber
menganalis data.
69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
beginning to move in a qualitative direction: together with the criteria of
researching politeness.”
penelitian yang mengkaji tentang tradisi, karena semua unsur baik unsur
verbal dan non-verbal sebuah tradisi itu dapat diwujudkan melalui teks, ko-
adat pariaman dilihat dari unsur yang ada yang ada didalamnya, yakni pada
teks, ko-teks, dan konteks. Unsur teks yang diteliti adalah teks pasambahan
mendeskripsikan intonasi dan benda material yang digunakan pada saat acara
70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil analisis data dijelaskan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
terstruktur dan wawancara tak terstruktur dan daftar pertanyaan yang tersusun,
observasi terstruktur, analisis isi, dan analisis data formal dan sebagainya.
fokus, telaah teks-teks kualitatif, dan teknik analisis kegiatan tradisi lisan yang
Proses siklus pengumpulan data dan analisis data sampai kepada tahap
penyajian hasil penelitian serta penarikan kesimpulan dapat dilihat seperti pada
Bagan 3.3
Analisis Data Model Interaktif Miles and Huberman (2014:14)
71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pada masyarakat sungai geringging yang mendiami 4 (empat) nagari, yaitu:
Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu, Nagari Batu Gadang Kuranji Hulu, Nagari
Kuranji Hulu, dan Nagari Malai III Koto. Menurut pemuka masyarakat
yang berlaku. Masing-masing Nagari juga memiliki latar adat yang sama dan
terpelihara dengan baik sampai sekarang ini. Dengan demikian peneliti dapat
penelitian ini.
Pada tanggal 20-23 Oktober 2017, penulis melakukan survei awal yakni
Desember 2017, yakni pada tanggal 2 Desember 2017 dilaksanakan akad nikah
4-6 Desember 2017, penulis melakukan wawancara kepada informan dan orang-
orang yang terkait langsung pada proses acara manjapuik marapulai, serta ninik
pemuka adat atau tokoh adat dan orang-orang yang berwenang untuk
Geringging.
72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.3 Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung
dari sumbernya. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini subjek (orang)
secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda atau
kejadian atau peristiwa. Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh
pasangan yang bernama Satria Perdana, S.Pd dan DR. Suci Nurul Hidayati pada
Dalam hal ini tradisi lisan manjapuik marapulai pada upacara perkawinan adat
dapat tergambar dengan jelas melalui rekaman video, sehingga gerakan dan
pasambahan yang disampaikan secara lisan oleh juru bicara kedua belah pihak
juga dijadikan sebagai data primer. Data primer juga didapat dengan mengambil
data dari informan kunci yaitu pelaku adat seperti: panghulu, ninik mamak,
bundo kanduang, dan orang yang memahami adat manjapuik marapulai pada
sampling. Lee dan Berg (2003:5) menyatakan strategi dasar dalam snowball
73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bertahap atau berproses, kepada informan kunci tersebut diminta arahan, saran,
jumlah informan akan bertambah. Demikian pula hal yang sama dilakukan pada
informasi yang diberikan oleh informan kunci dan tergantung dari data yang
tersedia dilapangan.
Data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam bentuk teks,
gambar dan suara. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disebutkan oleh
Iskandar (2009:117) bahwa data sekunder merupakan data yang telah tersedia
dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat dan
dan tindakan dan selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan
percakapan memerlukan data yang muncul secara alamiah, dalam hal ini
sumber data utama adalah tradisi lisan upacara perkawinan adat pariaman yang
direkam dengan handycam dan dicatat. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Hutchby dan Wooffitt (1994) data yang dianalisis adalah data yang
Sumber data primer penelitian ini terdiri dari dua jenis, yakni: data yang
lisan dan wawancara dengan informan kunci yaitu dengan pemuka adat, pelaku
74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adat, dan tokoh masyarakat, sedangkan sumber data sekunder pada penelitian
ini adalah yang berkaitan dengan dokumen, informasi yang diperoleh dari
Bagan 3.1
Sumber Data
langsung meliputi tiga dimensi dasar yaitu ruang, pelaku, dan kegiatan dan dua
dimensi tambahan yaitu: objek dan perasaan. Ruang adalah tempat yang dapat
dilihat dari penampilan fisiknya, pelaku merujuk kepada semua orang yang
terlibat dalam acara yang berlangsung, dan kegiatan berlaku kepada apa yang
dengan orang yang terdapat ditempat tersebut yang menjadi sasaran dari pelaku,
75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan perasaan adalah emosi yang dirasakan dan dinyatakan oleh pelaku dan objek
1. Observasi
marapulai.
bahan dari upacara perkawinan adat yang berkaitan dengan objek yang
76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yaitu penulis tidak terlibat langsung dengan aktivitas sumber data
2. Wawancara
kemasannya sendiri
informasi
77
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Mereka yang awalnya merasa asing dengan peneliti sehingga
percakapan dalam maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
yang diajukan.
orang yang diwawancarai, dalam hal ini ditujukan kepada tujuh (7)
orang informan.
78
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Studi Dokumentasi
agenda dan sebagainya. Dalam hal ini penulis menggali informasi yang
Padang Pariaman.
sosial penyedia data online yang dapat diunduh secara bebas yang
79
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metode Pengumpulan Data
Bagan 3.2
Metode Pengumpulan Data
Data peneltian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.
yang penting, menyusun atau menyajikan data yang sesuai dengan penelitian
data oleh Miles dan Huberman (1992). Menurut Miles dan Huberman (1992)
80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Kondensasi Data
a. Selecting
b. Focusing
81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berhubungan dengan model revitalisasi tradisi manjapuik
marapulai.
c. Abstracting
d. Transforming
bentuk tabel.
2. Penyajian data
dalam bentuk teks naratif yang disajikan secara sistematis atau simultan
82
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sehingga data yang telah diproleh dapat menjawab masalah yang diteliti.
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding terhadap suatu data. Hal
ini dilakukan untuk mengecek ulang derajat kepercayaan atau informasi yang
diperoleh.
83
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
itu untuk pengecekan ulang atau sebagai pembanding terhadap suatu data.
berakhir dan setelah melaksanakan pesta perkawinan. Hal ini dilakukan karena
Triangulasi Wawancara
Dokumentasi
Bagan 3.3
Triangulasi
84
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
4.1 Pengantar
pemaham bagi pembaca sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Lokasi
Geringging.
menjadi tiga (3) bagian, yaitu: daerah pasisia, darek, dan rantau. Daerah pasisia
memanjang dari barat laut ke tenggara. Jadi daerah ini dimulai dari daerah
pasisia disebut juga sebagai kota dagang. Dalam sejarah dikatakan wilayah
pasisia adalah wilayah yang tidak subur, sehingga berdagang adalah mata
keliling dimulai oleh masyarakat pasisia sejak terjadinya hubungan dengan luar
negeri terutama dengan saudagar dari Gujarat (India) dan Timur Tengah.
85
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terjadinya hubungan agama yang mana Gujarat yang mayoritas penganut agama
Hindu dan Timur tengah adalah penganut agama Islam. Dengan demikian
Daerah darek disebut juga dengan luhak nan tigo, meliputi daerah luhak
Tanah Datar, yaitu: daerah Kabupaten Tanah Datar sekarang, meliputi: Sawah
Lunto Sijunjung dan Solok, Luhak Agam, yaitu terdiri dari Ampek-Ampek
Angkek, Lawang Nan Tigo Balai, dan nagari sekeliling Danau Maninjau, dan
Sinamar, daerah sekitar Gunung Sago bagian utara dan barat, seiliran Batang
(Pekanbaru). Luhak nan tigo adalah kelompok Nagari yang dinaungi oleh satu
unit teritorial politik yang mandiri di bawah Dewan Panghulu Nagari dan tidak
luhak nan tigo mereka pergi ke daerah lain dan membuat nagari baru di sana.
Disana mereka memakai adat yang mereka pakai pada saat mereka berada di
daerah asalnya. Umumnya daerah ini berada di sepanjang aliran sungai dan
sebutan Rantau nan tujuah Jurai, yaitu: Rantau Kampar, Kuantan, Xii Koto,
Cati Nan Batigo, Negeri Sembilan, Tiku Pariaman, dan Pasaman. Namun,
daerah Tiku Pariaman dan Pasaman dikenal juga sebagai daerah pasisie.
86
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Secara administratif, provinsi sumatera barat mempunyai 14 (empat
belas) kabupaten dan kota, yaitu: Kabupaten Agam, Tanah datar, Pesisir
selatan berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Jambi, dan sebelah timur
Daerah ini terletak 1° Lintang Utara 3° Lintang selatan dan 98°-102° Bujur
Timur yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Berikut peta Provinsi Sumatera
Barat.
Gambr 4.1
Peta Administratif Provinsi Sumatera Barat
87
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.2 Kabupaten Pariaman
terletak antara 0°11' – 0°49' Lintang Selatan dan 98°36' – 100°28' Bujur Timur,
dengan luas wilayah sekitar 1.328,79 km² dan panjang garis pantai 60,50 km².
Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah
wilayah terbesar di Sumatera Barat dikenal dengan istilah Piaman Laweh atau
Pariaman Luas, sebelum diperluasnya Kota Padang pada tahun 1980 dengan
Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun 1999 dan Kota Pariaman pada
tahun 2002.
daratan rendah yaitu pada bagian barat yang mengarah ke pantai. Daerah
dengan ketinggian antara 0-10 meter di atas permukaan laut, serta 60% daerah
88
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.2
Peta administratif Kabupaten Pariaman
Sumber https://www.google.com/
Geringging, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, 103 Nagari, dan 593 Korong.
luas, yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki
luas wilayah kecamatan terkecil, yakni 25,56 km². Dari 17 kecamatan yang
yang terdiri dari 92.845 kepala rumah tangga. Adapun rata-rata mata pencarian
89
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penduduk pariaman adalah sebagai nelayan, petani, PNS, pedagang, karyawan
Geringging terletak antara 1000 07' 00 Bujur Timur dan 00 33' 00" Lintang
Selatan, dengan luas wilayah sekitar 99,35 km2, luas daratan kecamatan ini
setara dengan 7,48 persen dari luar daratan wilayah Padang Pariaman.
Sungai Limau
99.35 km2. Kecamatan Sungai Geringging terdiri dari 4 nagari. Dari 4 nagari
tersebut, Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu merupakan nagari yang memiliki
wilayah paling luas, yakni 35,70 km2 atau sekitar 36 persen dari total wilayah
memiliki luas nagari yang paling kecil dibandingkan nagari lainnya, yakni
17,08 km2 atau sekirat 17 persen dari total wilayah Kecamatan Sungai
Geringging. Nagari Kuranji Hulu yang memiliki luas wilayah sekitar 27,94
90
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
km2 merupakan wilayah yang memiliki wilayah terluas kedua setelah Nagari
Sungai Sirah Kuranji Hulu. Sedangkan Nagari Malai III Koto memiliki luas
wilayah terkecil kedua yakni sekitar 18,63 km2, setelah Nagari Batu Gadang.
Gambar 4.3
Peta Kecamatan Sungai Geringging
(sumber https://www.google.com)
Geringging yang dipilih sebagai lokasi penelitian ini berjumlah lebih kurang
27.871 orang, berasal dari 7321 jumlah kepala keluarga. Dengan demikian
91
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang masih berhubungan kekerabatan, satu suku bangsa, yaitu suku
Minangkabau.
satupun rumah atau keluarga yang ada di Kecamatan Sungai Geringging yang
keluarga yang masih berusia produktif yaitu usia antara 20-40 tahun. Dengan
demikian dapat dikatakan setiap rumah atau keluarga rata-rata ada 1-2 orang
yang merantau, dan jika diperkirakan jumlahnya terdapat paling sedikit 2000
orang yang berada di daerah perantauan, seperti: Padang, Pekanbaru, Jawa dan
melihat dunianya dan dunia sekitarnya. Hal itu disebabkan karena terjadinya
yang bersifat praktis dan efisien cenderung untuk diadopsi dan ditiru.
dalam perkawinan menjadi sesuatu yang wajar dan mudah untuk ditiru, karena
ditempat asalnya prosedur, tata cara, dan syarat perkawinan itu dapat dikatakan
92
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penyederhanaan dan bervariasinya tata cara, prosedur, dan persyaratan
perkawinan. Dampaknya secara praktis adalah bahwa pada masa sekarang tata
cara dan prosedur perkawinan menjadi bervariasi, tidak sama persis dengan tata
ragam, tetapi mata pencarian hidup yang pokok dari sebagian besar penduduk
adalah bertani, terutama bertanam padi di sawah, jagung, papaya, dan pisang di
sudah semakin tinggi dan kompleks, hasil pertanian sudah tidak mencukupi lagi
mata pencarian tambahan itu hasilnya tidak selalu lebih kecil dari mata
pencarian pokok, kadang kala jauh lebih besar dibanding dengan hasil dari
sampingan. Mata pencarian hidup tambahan yang banyak menjadi pilihan bagi
93
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mulai dari tukang bangunan, tukang jahit, tukang pangkas, sampai dengan
sampai pada pengrajin perak dan emas yang hasil kerajinan mereka selama ini
termasuk orang-orang yang rajin dan sabar, dan tahan dalam berusaha tidak
yang tinggi, tidak suka memadakan atau hanya mencukupkan usaha pada satu
dalam masyarakatnya. Hal ini terlihat dari kondisi rumah tempat tinggal
penduduk yang umumnya berada dalam kondisi baik, kontruksi rumah pada
umumnya permanen dan semi permanen. Pondok dan gubuk hanya didapati di
daerah persawahan dan perladangan, namun pondok dan gubuk ini bukan
94
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.3.2 Adat dan Agama di Kecamatan Sungai Geringging
setempat adalah penganut ajaran agama Islam. Menurut mereka adat dan agama
itu adalah pedoman hidup yang selaras, sesuai dengan pepatah adat yang
mengatakan adaik basandi syarak syarak basandi adaik (adat bersendi syarak
dan syarak bersendi adat). yang dimaksud syarak adalah agama, yaitu agama
Islam. Maksud pepatah di atas adalah bahwa antara ajaran adat dan ajaran
dibanding dengan ajaran adat. Ungkapan adat sebagian tertulis di atas juga ikut
adalah agama Islam dan kitabullah adalah Al-Quran. Maksudnya adalah bahwa
harus mengacu pada ajaran agama yang bersumber pada kitab suci Al-Quran.
Ajaran agama menjadi sumber dari sistem nilai budaya yang menjadi pedoman,
penentu arah, dan oreintasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kitab suci
95
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
aturan untuk berperilaku dan bertindak, dalam membina hubungan antar sesama
difatwakan oleh ajaran agama yang seperti dikatakan pepatah berikut ini: syarak
mangato adaik mamakai (syarak mengatakan adat yang memakai), dengan arti
bahwa agama yang menyatakan atau menentukan dasar-dasar atau aturan yang
memakainya.
jatuh secara adat. Dalam konteks perkawinan ajaran agama dijadikan pedoman
perempuan adalah sesuatu yang utama dan wajib hukumnya, dan secara adat
berlaku pula uang japutan dari pihak keluarga calon pengantin perempuan
yang dipedomani dari kitab suci Al-Quran adalah aturan mengenai mahar, hal
ْ َ َوآٓتُوا ال ِن ّ َس َاء َصدُ قَاِتِ ِ َّن ِ ِْن َ ًَل فَا ْن ِط ْ َْب لَ ُ ُْك َع ْن
)٤( َش ٍء ِمنْ ُو ن َ ْف ًسا فَ ُ ُُكو ُه َىنِيئًا َم ِريئًا
ِ
Artinya:
96
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selain itu, penduduk Kecamatan Sungai Geringging, sebagaimana
adat. Menurut masyarakat setempat bahwa adat adalah aturan yang dijadikan
memahami bahwa segala sesuatu yang akan diperbuat ada pedomannya yang
Sungai Geringging
sama dengan struktur sosial masyarakat di tempat asalnya, yaitu darek (pusat
pasisie dalam rangka mencari lahan pertanian pada masa yang lalu.
97
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berdampak pada munculnya perbedaan struktur sosial antara masyarakat
dari bapak kepada putranya. Sistem pewarisan gelar dari bapak kepada anak
adalah: sidi, bagindo, dan sutan. Ketiga, dalam masyarakat Kecamatan Sungai
sementara adat itu tidak berlaku pada masyarakat Minangkabau lainnya diluar
kebudayaan setempat.
98
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sistem sosial hubungan-hubungan sosial karena suku merupakan satu kesatuan
Islam, yaitu golongan sosial yang kemudian dikenal dengan gelar sidi, bagindo,
ini menempati status sosial yang sejajar, bahkan dalam perkembangan terakhir
lebih tinggi dari pada keturunan raja dan pimpinan suku-suku atau para
penghulu (datuk).
dibidang agama dan juga orang-orang kaya yang menguasai sebagian besar
tiba-tiba, melainkan melalui proses yang panjang. Mereka bukan orang asing
atau para pendatang, tetapi sebagian dari penduduk setempat yang dapat dengan
para pendatang yang pada umumnya adalah pedagang dari luar, khususnya dari
aceh. Perlu ditegaskan disini, bahwa golongan sosial baru itu adalah orang-
orang setempat yang dapat menerima dan menyesuaikan diri dengan cepat
99
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan perubahan yang terjadi. Artinya, mereka adalah orang-orang yang hidup
pada perubahan sosial pada masyarakat. Jika sebelumnya hanya ada sistem
pewarisan gelar dari mamak kepada kemakan yaitu gelar datuk, maka setelah
pengaruh Islam semakin besar muncul, sistem pewarisan gelar menjadi dari
bapak kepada anak laki-lakinya tanpa menghilangkan sistem yang telah ada
jauh sebelumnya. Artinya, kedua sistem gelar ini berjalan secara bersama-sama
tanpa menimbulkan dampak sosial apapun yang dapat merugikan penganut dari
dalam rangka peningkatan status sosial bagi orang-orang biasa atau bukan dari
berasal dari golongan bangsawan ini dijemput dengan uang jeputan sebagai
100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
status sosial keluarga mereka diharapkan akan terangkat, dan anak-anak yang
gelar yang dimiliki oleh bapaknya, yaitu gelar sidi, bagindo atau sutan, sehingga
berkampung dan berkaum. Setiap suku terdiri atas beberapa kampung (kaum),
setiap kampung terdiri atas beberapa paruik, dan setiap paruik terdiri atas
beberapa keluarga inti. Setiap kelompok sosial, mulai dari suku sampai kepada
demikian ada pula beberapa penghulu suku atau datuk suku. Keberadaan suku
daerah asalnya di wilayah darek pada masa lalu, artinya mereka bukan
Menurut beberapa sumber baik sumber lisan dan tertulis, didapati bahwa
pada awalnya terdapat empat jenis suku saja, yaitu: koto, piliang, bodi, dan
caniago. Setiap suku dikepalai oleh seorang penghulu atau datuk yang disebut
101
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pembagian dalam suku-suku pada awalnya dimaksudkan untuk mengatur
kawin dengan orang yang berada di luar sukunya dan tidak dibenarkan kawin
sesuku. Hal ini dapat dipercaya sebagai orang yang bertalian darah atau
beberapa paruik, dan setiap paruik dikepalai oleh seorang laki-laki tertua pada
yang tinggal dalam satu rumah gadang yang terdiri atas nenek, anak-anak
Pada masa sekarang ini seorang ayah dalam sebuah keluarga bertanggung
jawab penuh terhadap anak-anak dan isterinya, terhadap pendidikan dan masa
sebuah keluarga hampir sudah tidak ada lagi, meskipun seorang ayah sesuai
dengan sistem matrilineal yang dianut masih tetap bersuku menurut suku ibunya
masih dan tetap menjadi anggota suku ibunya, dan anak-anaknya tidak termasuk
102
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ayah, ibu dan anak-anak pada masa sekarang adalah merupakan kesatuan
keluarga inti. Seorang ayah dimasa sekarang adalah pimpinan penuh atau kepala
suku antara ayah, isteri dan anak-anaknya tidak merupakan faktor terbentuknya
keluarga batih, yaitu anak-anaknya harus menjadi anggota suku dari suaminya.
Jika pada masa lampau kepentingan suatu keluarga diurus oleh seorang laki-laki
dewasa dari pihak isteri (mamak), maka pada masa sekarang kondisi itu
Geringging bahwa kepentingan sebuah keluarga dewasa ini diurus oleh seorang
ayah. Hal ini terjadi adalah karena semakin kuatnya ikatan emosional antara
sesuku dianggap sebagai perkawinan yang melanggar adat atau tabu. Orang
yang melakukannya akan mendapatkan sanksi secara adat yaitu dibuang secara
sepanjang adat, diusir, tidak dibenarkan lagi tinggal di nagarinya. Hal itu
disebabkan karena orang-orang sesuku dipercaya berasal dari nenek yang sama.
bukan hanya di luar suku saja melainkan juga bisa juga kawin dengan orang
yang berlainan desa, nagari, daerah, bahkan dengan etnis dan suku bangsa lain.
103
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perkawinan antara dua orang yang berbeda daerah, etnis, dan bangsa
tentu akan melibatkan dua kebudayaan yang berbeda dalam arti akan terjadi
kesepakatan antara kedua belah pihak berkenaan dengan adat perkawinan yang
Geringging, kondisi yang dikemukakan di atas sudah sering terjadi. Jika pihak
laki-laki berasal dari daerah lain yang berbeda adat, maka keluarga perempuan
pendekatan kepada pihak laki-laki apakah akan memakai adat manjapuik atau
tidak. Adat perkawinan dalam masyarakat pihak calon pengantin laiki-laki tidak
jika pihak laki-laki yang berasal dari Kecamatan Sungai Geringging dan calon
104
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
PERKAWINAN MINANGKABAU
5.1 Pengantar
bagian utama, yaitu: bentuk komunikasi, partisipan, alat atau bahan yang
5.1.1 Performansi
budaya dan estetika. Sesuai dengan pernyataan Finnegan (1992: 91) bahwa
performansi dapat dibedakan atas dua (2) jenis, yaitu: performansi yang
yang sakral dengan melibatkan audiens dan partisipan, media atau sarana yang
digunakan, serta verbal dan material yang terdapat di dalam acara tersebut.
dalam empat (4) bagian, yaitu: (1) Bentuk komunikasi, (2) Partisipan; Pelaku
105
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan audiens, (3) Bahan atau alat yang digunakan, dan (4) Pelaksanaan acara
tradisi manjapuik marapulai ini tidak terlepas dari peristiwa komunikasi yang
terjadi antara seseorang dengan orang yang lain. Dalam hal ini proses
perwakilan baik itu dari keluarga anak daro maupun marapulai. Bentuk
yang dilakukan yaitu melalui komunikasi dua arah, antara juru bicara anak daro
adalah pidato adat yang digunakan dalam acara adat yang tersusun, teratur dan
berirama serta isinya dikaitkan dengan tambo dan asal-usul dengan menyatakan
maksud, rasa hormat, tanda kebesaran, dan tanda kemuliaan. Pasambahan juga
yang hormat pula. Untuk melakukan pasambahan ini digunakan suatu varian
106
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bahasa Minang tertentu yang mempunyai format yang baku. Format
pasambahan ini penuh dengan kata-kata bijak dan klasik, pepatah petitih,
mamang, dan dapat pula berupa pantun. Bahasa pasambahan ini dapat berbeda
dengan alur yang dilakukan oleh dua orang juru bicara yaitu juru bicara utusan
anak daro atau si alek dan juru bicara utusan marapulai atau si pangka. Si alek
adalah tamu atau sebagai pemohon, dalam hal ini si alek yang mengajukan
a. Pembukaan Kata
107
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sungguh di saya terbit perundingan ini,
Parawik tadi.
nama tempat
marapulai dimulai oleh juru bicara anak daro (si alek) dengan
b. Pernyataan Sembah
108
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sembah saya sembah datar.
109
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pegawai-pegawai, urang sumando, sarato jo
Pegawai, ipar, serta dengan
pemuda.
Maksud dari pernyataan sembah ini adalah juru bicara anak daro
c. Penyampaian Maksud
110
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kok siriah di cabiak pinang digatok sada dibaliak
jika sirih sobek diketok kapur sirih dioles
kami sakapua.
sekapur.
111
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kalau janji nan dulu artie manjapuik marapulai
yang dahulu artinya menjemput pengantin (lk)
tu lah dibantang.
Itu telah
janji yang telah disepakati jauh hari sebelumnya, dalam hal ini adalah
112
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
juru bicara anak daro menguatkan maksud kedatangan mereka dengan
d. Penegasan
e. Mengakhiri Sembah
113
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mungkin ado giweh jo hilafah salah ambo jo sanggah.
ada sikap dan perbuatan saya juga
tapapuronoh.
Sempurna.
114
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
„Sepanjang kita berunding tadi bang, saya mungkin belum
memiliki banyak pengalaman, mungkin ada sikap dan perbuatan saya
yang tidak berkenan, maklumlah kita yang hidup ini tidak ada yang
sempurna. Tak ada gading yang tak retak, seperti kata-kata orang. Kami
atas nama rombongan yang datang dari Padang Babirik tadi, meminta
maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga di sini apabila kami
berkata tidak sesuai dengan kata yang empat kepada seluruh yang hadir
di sini. Tentu saja dalam hal ini maaf saya hanya berpilar kepada yang
satu, yaitu kepada Allah SWT dengan tujuan agar silaturahim tetap
terjalin.‟
meminta maaf apabila ada kata dan perbuatan yang tidak berkenan oleh
tuan rumah. Permintaan maaf ini didasari kepada kato nan ampek,
belakang lawan bicaranya dalam hal ini banang nan limo, yaitu ninik
f. Penyesuaian
samo–samo balapangan.
Sama-sama dilapangkan.
115
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ka urang nan tibo jo rombongan.
marapulai menuju ke kediaman anak daro. Dalam hal ini juru bicara
anak daro untuk menyampaikan kabar, agar keluarga yang mereka yang
penyambutan marapulai.
116
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(7) Artie dimulai baitu, di partamo dak?
Artinya begitu, di pertama kan?
babalikan.
Dikembalikan.
117
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam pasambahan ini juru bicara marapulai akan membuka
b. Pernyataan Sembah
sambah.
sembah.
marapulai.
c. Penyampaian Maksud
118
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
atau rundiang kito baok dulu?
runding kita bawa
kaki se kini.
Kaki saja
dijujuik.
Dijujut.
rupo coklat.
seperti
putiahe.
putihnya.
119
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nan bana lah mambaok banang bana,
Yang benarlah membawa benang benar,
utusan atau juru bicara anak daro, yaitu bermaksud ingin membawa
d. Mengakhiri Sembah
120
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
„Pohon enau yang tinggi akan tumbang juga, jauh berjalan
akan lama sampainya. Untuk itu apabila ada kata yang tidak
berkenan, saya mohon dimaafkan.‟
dalam penyampaian kata atau dalam menjawab kata ada hal-hal yang
ado mukasuk.
Ada maksud.
121
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bukan dusanak ambo yang bisa kami sajo
bukan keluarga saja saja
marapulai dibawa oleh utusan anak daro. Dalam hal ini ditegaskan
dengan kalimat lah masak kue si Jon, artinya permintaan oleh juru
bukan dusanak ambo yang bisa kami sajo gadang basuo bajalang”
ini kepada keluarga besar mereka. Dalam hal ini adalah untuk
daro.
5.1.2 Partisipan
yang di dalamnya terdapat unsur pelaku dan audiens. Begitu juga halnya dengan
122
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
upacara manjapuik marapulai ini, kedua unsur tersebut, yaitu pelaku dan
audiens juga ditemukan. Pelaku adalah orang yang melakukan pertunjukan dan
Pada upacara manjapuik marapulai terdapat tiga (3) orang pelaku yang
Marapulai (2) Juru bicara Anak daro, dan (3) Juru bicara marapulai.
1. Marapulai
Pengantin laki-laki atau marapulai dalam hal ini adalah orang yang di
123
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 5.1
Marapulai
2. Juru Bicara
memiliki kemampuan dan wawasan yang luas dalam adat. seorang juru
mamang, pepatah, pantun, dan peribahasa. Juru bicara yang diutus oleh
mereka yang memiliki kualitas bahasa yang baik, karena semakin mahir
124
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Seorang juru bicara masing-masing utusan keluarga adalah mereka
Juru bicara anak daro merupakan utusan dari pihak keluarga anak
Gambar 5.2
Juru Bicara Anak daro
dengan peran seorang juru bicara anak daro. Juru bicara marapulai
125
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 5.3
Juru Bicara Marapulai
orang juru bicara sebagai pelaku, namun juga memerlukan audiens utama, yaitu:
Gambar 5.4
Orangtua Marapulai
2. Mamak marapulai
126
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Etek marapulai
6. Teman-teman marapulai
Gambar 5.5.
Mamak Marapulai dan Anak daro
127
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 5.6
Etek, Saudara, Kerabat dan Tetangga Marapulai
Gambar 5.7
Dua orang Pasumandan
hal yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti dalam performansi adalah
128
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
aspek bahan atau alat yang digunakan selama pelaksanaan acara berlangsung.
marapulai dibutuhkan beberapa alat atau bahan yang wajib untuk di bawa dan
ada selama proses acara tersebut. adapun alat yang digunakan adalah: sirih
dalam carano, ameh dan uang japuik, baju sapatagak, dan makanan serta
minuman.
pinang, gambir, kapur sirih dan dulamak atau kain penutup carano.
sebagai sebuah media komunikasi yang memiliki nilai tersendiri. Hal ini
terlihat dari fungsinya dimana sirih langkok ini adalah sebagai cara
2. Baju Sapatagak
mulai dari tutup kepala sampai alas kakinya, yaitu: kopiah atau peci
129
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berwarna hitam, baju jas berwarna hitam, kemeja berwarna putih, ikat
pinggang, celana berwarna hitam dan sepatu berwarna hitam. Arti warna
dan tahan tempa atau kuat dengan ujian apapun, dalam hal ini warna
3. Uang
dengan uang japuik atau uang jemput. Uang japuik adalah sejumlah
uang tertentu yang diberikan oleh orang tua anak daro kepada orang tua
marapulai.
sebelumnya.
5. Makanan
130
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berbagai macam makanan di tengah-tengah ruang tamu dimana
2018, tetapi pada malam sebelumnya pihak keluarga anak daro telah
memberitahu kepada keluarga marapulai bahwa utusan anak daro akan datang
pada pukul 9.00 WIB pagi hari. Pada hari itu seluruh anggota keluarga
berkumpul dan duduk bersama di ruang tamu untuk berunding mengenai apa
tersebut. Anggota keluarga yang berkumpul dalam acara persiapan ini adalah
seluruh keluarga besar dan orang- orang yang pantas secara adat, seperti:
rumah marapulai. Setelah menyantap hidangan yang disajikan, Pada saat yang
bersamaan ibu anak daro mengeluarkan benda-benda yang akan dibawa oleh
bahwa barang- barang tersebut merupakan kesepakatan dari kedua belah pihak
keluarga pengantin.
131
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Benda-benda yang harus dibawa adalah sejumlah uang, emas, carano
yang berisi seperangkat sirih yang ditempatkan dalam carano, baki atau talam
yang di dalamnya terdapat baju sapatagak yang terdiri dari kopiah, jas, ikat
pinggang, dan sepatu. Kemudian salah satu utusan memeriksa kembali benda
yang akan dibawa, dan menghitung ulang jumlah uang dan emas. Setelah
dilakukan penghitungan uang yang dibawa adalah sejumlah dua puluh lima juta
rupiah (Rp. 25.000.000) dan emas seberat 10 ameh atau setara dengan 25 gram
yang kemudian uang dan emas ini dibungkus rapi dengan sapu tangan.
keluarga berembuk untuk memutuskan siapa-siapa saja yang akan menjadi juru
keluarga, dalam hal ini adalah untuk menjemput marapulai harus ada yang
atau sebagai kepala pimpinan. Pimpinan inilah yang akan menjadi juru bicara
tersebut. Orang yang menjadi juru bicara adalah orang yang dianggap layak dan
paham mengenai adat istiadat serta memiliki kedudukan yang hampir sejajar
orang dalam sebuah keluarga tersebut mampu untuk menjadi seorang juru
bicara. Untuk menjadi seorang juru bicara, dibutuhkan keahlian khusus dalam
132
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang menjadi juru bicara pada rombongan yang akan menjemput marapulai
memanjatkan doa kepada Allah SWT agar mereka selamat sampai tujuan dan
mereka kembali ke tempat asal. Seluruh anggota keluarga yang menjadi utusan
Beberapa orang utusan membawa benda yang harus dibawa ke dalam mobil dan
masuk ke dalam rumah, melainkan harus menunggu keluarga yang lain tiba
bersiap dan menunggu untuk mempersilahkan seluruh utusan anak daro yang
marapulai, salam diucapkan kepada seluruh orang yang berada di dalam rumah
tersebut. Utusan yang membawa baki yang berisi baju sapatagak langsung
sebelumnya. Setelah beberapa saat, dan dirasa semua rombongan utusan anak
daro telah memasuki rumah dan duduk di dalam acara tersebut, yang menjadi
133
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
juru bicara kemudian berbisik kepada salah satu keluarga marapulai untuk
bertanya, kepada siapa dia seharusnya menghaturkan sambah, agar tidak ada
yang terlewatkan. Pertanyaan berbisik ini merupakan tata tertib yang harus
dilaksanakan, agar sambah yang akan ditujukan itu jatuh kepada orang yang
tepat, artinya mereka adalah orang yang memang memiliki keahlian yang
sepadan untuk menjawab kata secara alur pasambahan. Sebab jika tidak
dihaturkan kepada orang yang tepat, maka ini secara tidak langsung akan
membuat malu dan canggung orang yang dituju dan bahkan dapat menimbulkan
penyambutan yang baik dan ramah dalam menyambut kedatangan mereka dan
adalah utusan keluarga anak daro yang datang secara beradat dan mereka
datang sesuai dengan janji yang telah disepakati jauh hari sebelumnya.
134
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
„jika ada maksud kami, apakah kami sudah boleh
menyampaikannya?‟
marapulai.
marapulai. Hal ini terlihat dari sepenggal pasambahan yang dilakukan, yaitu:
„Kampi sirih yang ada di tepi kami antar ke tengah kehadapan orang tua,
pemuka adat, pemuka agama, pegawai ipar serta pemuda.‟
dalam saputangan yang disusun rapi diberikan kepada utusan marapulai untuk
diperiksa atau dihitung ulang kembali jumlah uang yang diberikan. Setelah
135
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jumlah uang dan emas yang dihitung sesuai dengan kesepakatan, kemudian
uang dan emas tersebut diperlihatkan kepada angku-angku dan ninik mamak
yang berada di sekitar juru bicara marapulai untuk diperiksa kembali. Setelah
kembali kepada juru bicara untuk disimpan dan ditempatkan berdekatan dengan
baki yang berisi baju sapatak. Pasambahan ini akan terus berlangsung sampai
kesepakatan diperoleh.
Selanjutnya, Setelah sambah pembuka kato dari utusan anak daro, maka
sambah dari marapulai juga dilakukan, hal ini dilakukan adalah untuk
membalas sambah yang dilakukan utusan anak daro yang menyatakan maksud
tengah-tengah ruang tamu dimana rombongan utusan anak daro dan keluarga
ruangan. Adapun hidangan yang disajikan adalah: nasi, rendang, gulai ayam,
sayur-sayuran, kue bolu, lepat inti, kerupuk, buah semangka dan air putih.
Semua hidangan tersebut ditata dengan rapi di atas taplak yang dibentang
panjang di tengah. Taplak ini terbuat dari kain berwarna putih yang setiap
menyantap hidangan yang telah disajikan dihadapan mereka. Hal ini terlihat
136
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari pasambahan yang dilakukan oleh juru bicara marapulai seperti dibawah
ini:
nan dapek.
yang dapat.
„Minumlah air dan semua yang sudah disajikan, karena kita istirahat sebentar.
Nanti keinginan dan permintaan yang disampaikan akan saya kabulkan.‟
Setelah rombongan kedua belah pihak menyantap hidangan, utusan pihak
keluarga marapulai membersihkan taplak yang dibentang tadi dari piring dan
semua yang tidak digunakan lagi untuk dibawa ke dapur untuk dibersihkan.
Setelah taplak dibersihkan yang tersisa adalah kue dan buah serta air putih.
tersebut bercengkrama dengan orang-orang yang ada sisi kiri dan kanannya
dilanjutkan. Sambah ini di awali oleh juru bicara anak daro. Pasambahan kali
untuk menjemput marapulai dan berniat untuk membawa marapulai agar dapat
137
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(15) Tujuan jo mukasuik kami nan datang dari
Tujuan dan maksud yang
„Tujuan dan maksud kami yang datang dari Padang Babirik tadi kemari
adalah untuk menepati janji. Seperti kata-kata orang, rimbun dahan kelapa
pagai, ditanam sutan di atas bukit, bulan telah nampak, janji telah sampai. Kami
menepati janji yang dulu yaitu untuk menjemput marapulai yang bernama
Satria Perdana yang kemudian nantinya akan kami nikahkan dengan keponakan
kami yang bernama Suci Nurul Hidayati.‟
138
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berembuk dengan angku-angku dan ninik mamak yang ada di sebelahnya untuk
Setelah itu baki yang berisi baju sapatagak dibawa ke kamar marapulai
untuk dipakaikan kepada marapulai. Pada saat yang bersamaan, juru bicara
untuk dipakaikan baju sapatagak. Hal itu dapat tergambar dari sepenggal
sabanta lu Jon.
sebentar dulu
diantarkan ke ruang tamu untuk bertemu dengan rombongan utusan anak daro
139
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
agar bersama-sama melangkahkan kaki ke pintu dan berdiri bersama di halaman
rumah.
dan berkumpul bersama di teras rumah, salah seorang utusan pihak marapulai
sambil meminta maaf dan restu agar kehidupannya kelak tidak ada masalah
teori analisis wacana Van Dijk (1985), yaitu berkaitan dengan analisis struktur
pada sebuah teks. Pasambahan ini merupakan pidato adat yang disampaikan
140
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
maksud dan keinginan secara tidak langsung kepada keluarga marapulai. Pada
Apalagi acara manjapuik marapulai ini merupakan acara adat yang pelaku
141
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
manapeki janji nan dulu.
menepati janji yang dahulu.
„Tujuan dan maksud kami yang datang dari Padang Babirik tadi
kemari artinya adalah untuk menepati janji. Seperti kata-kata orang,
rimbun dahan kelapa pagai, ditanam sutan di atas bukit, bulan telah
nampak, janji telah sampai. Kami menepati janji yang dahulu. Kalau janji
yang dahulu adalah untuk menjemput marapulai yang bernama Satria
Perdana yang kemudian nantinya akan kami nikahkan dengan keluarga
keponakan kami yang di mudik yang bernama Suci Nurul Hidayati.‟
yang terdapat dalam teks secara garis besar terbagi atas tiga elemen, yaitu:
a. Pendahuluan
Pada bagian pembuka ini, teks disampaikan oleh juru bicara anak
142
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
syukur kehadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai
manjapuik marapulai.
orang tua marapulai, urang sumando, kapalo mudo, dan sanak famili
Parawik tadi.
nama tempat tadi
143
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selanjutnya adalah pasambahan untuk menyuguhkan sirih adat
acara tersebut.
adalah utusan resmi mewakili pihak keluarga anak daro yang diutus
pasambahan berikut:
144
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang bernama Satria Perdana (nama).
„Kami atas nama yang disuruh oleh keluarga kami suku Tanjung adalah
untuk menjemput anak kemanakan beliau yang bernama Satria Perdana.‟
b. Isi
Pada bagian isi, teks juga disampaikan oleh juru bicara anak daro.
Dalam hal ini juru bicara anak daro menyampaikan maksud dan tujuan
ameh ini dirundingkan pada saat acara batimbang tando yang sudah
145
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kok ka hilie tantu rimboe, ka mudiak tantu hulue.
Jika ke hilir tentu rimbanya, ke mudik tentu hulunya.
menjunjung tinggi nilai adat dan akan menjemput marapulai juga dengan
siriah jo pinang.
146
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sirih dan pinang.
„Dalam hal ini adalah yang pertama basa dan basi, ke dua
sembah menyembah, ke tiga sirih dan pinang.‟
disuku tanjuang
disuku tanjung.
147
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah pasambahan permintaan itu disampaikan oleh juru bicara
anak daro, kemudian sambah berbalas yang disampaikan oleh juru bicara
marapulai. Pihak sipangka atau pihak marapulai yang dalam hal ini
yang telah disajikan dihadapan orang yang terlibat dari kedua belah
nan dapek.
yang dapat.
148
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Penutup
anak daro.
149
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jo sanak kamanakan kami nan di mudiak banamo
dengan sanak kemenakan yang di mudik bernama
(28) Kok dek ciek, kaduo lah baku bantuak nan tigo.
Jika karena satu, ke dua sudah beku bentuk yang ke tiga
150
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
daun talang, bukan si jon kamari sajo sadang
daun talang, bukan sebutan nama kemari saja sedang
mukasuik ka manjalang.
bermaksud akan mengunjungi.
diesek taraso.
Diraba terasa.
„Jika bentuk pertama dan kedua sudah baku, maka bentuk yang
ke tiga harus kita pegang kuat dan teguh. Yang kedua, tentu
daun kenari saja yang sama dengan daun talang. Artinya, bukan
si Jon saja yang berniat ingin datang kemari. Sekarang ini
terjadi adalah anak saya akan dijemput dan tentu saja kami
selaku ayah dan ibu akan melepasnya, tetapi tidak lepas
sepenuhnya. Tentu saja saya akan menepati janji, anak saya
sudah boleh dibawa.‟
151
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(29) Pitih nan babilang
Uang yang berjumlah
juru bicara anak daro atas perkataan ataupun perbuatan tingkah laku
yang ada apabila ada yang tidak berkenan oleh tuan rumah, sebagai
berikut:
tapapuronoh.
Sempurna.
152
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
meminta keluarga di sini rela juga maaf yang
153
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ka urang nan tibo jo rombongan.
mencakup tataran bahasa seperti: bunyi, kata, kalimat, wacana, makna, maksud,
gaya bahasa dan bahasa kiasan. Adapun dalam penelitian ini, penulis membahas
a. Pantun
Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang terdiri dari empat baris
(5) hal, yakni sebagai berikut: aspek fisik, nilai yang dikandung, fungsi
154
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melainkan juga merupakan hasil dari tradisi oral masyarakat yang
Sehingga pada saat sekarang ini pantun sering digunakan dalam acara
perkawinan ataupun sebagai pembuka dan penutup bicara dalam acara adat.
tertuang dalam rangkaian kata yang singkat dan padat dengan rima yang
tetap antara sampiran dan isi, sebagai pengalaman konkret masyarakat akan
masyarakat.
dengan jumlah kata minimal 4 buah, (2) jumlah baris dalam satu baitnya
minimal dua baris untuk pantun kilat dan 4 baris untuk pantun biasa dan
pantun berkait, (3) pola pantun merujuk kepada sajak akhir vertikal, dengan
pola a-a, a-a-a-a, a-a-b-b, dan a-b-a-b (4) untuk pantun kilat baris pertama
sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi, (5) untuk pantun biasa baris
155
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pertama dan kedua sebagai sampiran dan baris ketiga dan keempat sebagai
isi.
digolongkan sebagai berikut: (1) Pantun anak-anak, (2) pantun orang muda
(3) pantun orang tua. Dari ketiga jenis pantun yang disebutkan sebelumnya,
digolongkan ke dalam pantun orang tua. Karena dalam pantun orang tua
dibagi lagi ke dalam tiga jenis yaitu: pantun nasihat, pantun adat, dan
pantun agama.
pantun, yaitu:
156
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
marapulai. Dilihat dari fisiknya. Pantun ini berciri 4 baris dan
Selanjutnya pada pantun ini, hanya terdiri dari dua baris dan
pantun ini disebut sebagai pantun kilat dengan pola a-a. Pantun ini
ditemukan pada saat juru bicara anak daro bermaksud untuk menjemput
sehingga maksud dari isi pantun ini adalah untuk menjemput marapulai
b. Mamang
bahwa mamangan yang lazim juga disebut sebagai mamang adalah kalimat
dan larangan. Bentuk kalimat mamang adalah berupa dua bagian yang
157
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(34) Silang bapangka, karajo bapokok
berpangkal, kerja bermodal
c. Pepatah
Bentuk pokok kalimat pepatah terdiri dari dua buah kalimat. Navis
(1984:256) menyatakan bahwa tiap-tiap kalimat terdiri dari dua buah kata.
menjadi sebuah kalimat yang utuh. Dilihat dari sifatnya, bagian kedua
sebagai kalimat penyempurna itu dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Dari pepatah ini, dapat dilihat dua kata yang disandingkan yaitu antara
baukua dan diarek. Baukua atau diukur dan diarek atau diikat. Jika dapat
158
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
„Dilihat nampak diraba terasa.‟
harus ada hasilnya. Dilihat dari sifat pepatahnya, penyempurnaan ini masuk
dan taraso. Kedua kata ini sama-sama memiliki fungsi untuk mendampingi
dengan hati-hati) lekung ditinjau. Maksud dari pepatah ini adalah keadaan
tempat yang gelap berarti tidak bisa melihat dengan jelas dan lekung berarti
seseorang tidak bisa untuk melihat apa yang ada setelah lekung itu
berakhir. Sementara disigi dan ditinjau adalah dua buah kata yang
mengartikan cara melihat yang sama cermatnya. Jadi, jika dilihat dari sifat
kinetic (gerak isyarat), proksemik (penjagaan jarak), dan unsur material atau
benda yang digunakan. Berikut adalah unsur-unsur ko-teks yang terdapat pada
159
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1.2.2.1 Paralinguistik atau Suprasegmental
jeda dan penekanan yang muncul saat pasambahan ini dilakukan. Penekanan
vokal terlihat pada saat adanya penegasan untuk memastikan atau memberikan
kesempatan kepada salah satu pihak untuk berfikir. Intonasi adalah kerjasama
tutur dari awal hingga perhentian yang terakhir (Gorys Keraf, 1991). Jadi unsur
yang terpenting dalam intonasi adalah tekanan, nada, durasi dan perhentian
a. Tekanan
160
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Durasi
Jenis unsur suprasegmental yang satu ini berkaitan dengan
bahwa ketika juru bicara mengucapkan hal yang dirasa biasa saja atau
ujar. Jeda dapat bersifat penuh atau sementara. Jeda dapat ditandai
dengan: (1) jeda antar kata dalam frase diberi tanda (/), (2) jeda antar
frase dalam klausa diberi tanda (//), (3) jeda antar kalimat dalam wacana
161
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Unsur lain yang terdapat dalam acara manjapuik marapulai adalah
rombongan untusan anak daro mengambil posisi duduk bersila di tempat yang
telah disediakan oleh pihak sipangka, Begitu juga keluarga besar marapulai
menempati posisi duduk yang telah disediakan. Seluruh mereka yang ada di
sana duduk bersama dan membentuk persegi sesuai dengan bentuk ruangan
pihak sialek duduk saling berhadapan, dengan posisi jarak yang tidak terlalu
jauh, agar kedua utusan ini secara lebih lugas dapat menyampaikan maksud dan
sambah yang disampaikan dengan baik dan jelas agar tidak ada yang tersilap.
kepala sampai alas kaki), uang, emas, sirih dalam carano, kain pembungkus
uang dan emas, makanan. Keseluruhan unsur yang telah disebutkan sebelumnya
1. Baju Sapatagak
mulai dari tutup kepala sampai alas kakinya, yaitu: kopiah atau peci
berwarna hitam, baju jas berwarna hitam, kemeja berwarna putih, ikat
162
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2011:xxii) menyatakan bahwa arti dan warna dalam adat Minangkabau
dan tahan tempa atau kuat dengan ujian apapun, dalam hal ini warna
sebelumnya, yang pada saat ini sering terjadi adalah pakaian marapulai
harus ada benda yang akan menjadi milik marapulai dan akan
digunakan olehnya untuk seumur hidup, bisa saja benda tersebut seperti:
2. Uang
dengan uang japuik atau uang jemput. Uang japuik adalah sejumlah
uang tertentu yang diberikan oleh orang tua anak daro kepada orang tua
163
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ditunjukkan oleh keluarga anak daro kepada seluruh keluarga besar
marapulai.
demikian lazimnya sekarang ini, besar atau kecilnya uang japuik yang
daro membawa sejumlah uang yaitu sejumlah dua puluh lima juta
dari kedua belah pihak. Perundingan ini telah dilakukan dengan keluarga
benda yang dibawa untuk mendampingi jumlah uang japuik yang sudah
Fungsinya sama juga halnya dengan jumlah uang yang diberikan yaitu
164
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebagai syarat perkawinan menurut adat juga sebagai wujud
kelengkapan sirih, pinang, gambir, kapur sirih dan dulamak atau kain
adat. Carano juga melambangkan kemuliaan bagi kaum wanita dan juga
Hal ini terlihat dari fungsinya dimana sirih langkok ini adalah sebagai
5. Makanan
165
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimana rombongan utusan anak daro dan keluarga marapulai telah
sayuran, kue bolu, lepat inti, kerupuk, buah semangka dan air putih.
Semua hidangan tersebut ditata dengan rapi diatas taplak yang dibentang
panjang ditengah. Taplak ini terbuat dari kain berwarna putih yang
Gambar 5.8
Makanan pada Tradisi Manjapuik Marapulai
suka cita dengan kedatangan rombongan anak daro, juga sebagai sebuah
166
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
salah satu cara untuk memberikan kesempatan kepada sipangka atau
jawaban kepada utusan anak daro, apakah keinginan utusan anak daro
informasi yang diberikan oleh para informan. Konteks budaya mengacu pada
tujuan budaya yang menggunakan sebuah teks. Konteks sosial mengacu kepada
mengacu pada waktu, tempat dan cara penggunaan teks. Konteks yang terakhir
adalah konteks ideologi yang mengacu kepada kekuatan apa yang memengaruhi
tradisi yang memang sudah berjalan dari dahulu sampai sekarang. Pasambahan
ini dilakukan untuk mengutarakan maksud dan tujuan yang dilakukan secara
adat dan disampaikan dengan santun melalui bahasa secara tidak langsung
dalam bentuk kiasan-kiasan. kiasan ini dapat berupa, pantun, pepatah, dan
mamang.
167
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hal ini sejalan dengan falsafah orang Minangkabau yang tujuan
utamanya adalah untuk mengatur pola hidup, tingkah laku orang Minangkabau
sesuai dengan adat yang berlaku dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal ini
dikatakan adalah karena syarat utama untuk menjadi orang minangkabau adalah
dengan beragama Islam. Hal ini juga sesuai dengan falsafah adat Minangkabau
yang pertama yaitu: Adaik nan sabana Adaik atau Adat yang sebenarnya adat.
Adat ini merupakan adat yang paling utama yang tidak dapat diubah sampai
dan akan dikeluarkan dari orang Minangkabau apabila meninggalkan adat ini.
Adat ini adalah adat yang paling prinsip, prinsip dalam artian mengatur
beragama Islam dan akan hilang Minangkabaunya apabila keluar dari agama
Islam.
tidak saja antara pribadi yang bersangkutan yaitu antara marapulai dan anak
daro, tetapi juga antara keluarga besar kedua belah pihak. Tujuan diadakannya
acara manjapuik marapulai ini adalah untuk memenuhi tuntutan adat, karena
dalam perkawinan adat Minangkabau, antara agama, adat dan hukum harus
168
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perkawinan yang dilakukan secara agama adalah dengan melaksanakan
akad nikah dan memenuhi segala rukun nikah yang diwajibkan berdasarkan
agama Islam, yaitu: mempelai wanita, mempelai pria, wali, dua orang saksi dan
shighat atau ijab Kabul. Perkawinan yang dilakukan secara hukum adalah
Urusan Agama (KUA). Perkawinan yang dilakukan secara adat adalah dengan
Manjapuik marapulai, adalah salah satu yang wajib harus dilaksanakan dalam
Geringging.
bahwa kedua pengantin, yaitu anak daro dan marapulai tersebut dapat
Pariaman, karena mereka telah melaksanakan akad nikah dan juga telah
masyarakat yang berada di sekitar keluarga kedua belah pihak. Hal ini
dengan nilai nominal rupiah dan emas menandakan bahwa mereka adalah orang
169
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
manjapuik marapulai ini mengisyaratkan status sosialnya. Semakin tinggi uang
jemputan yang diberikan bermakna bagi marapulai bahwa mereka adalah orang
yang memiliki status sosial yang tinggi, yang ditandai dengan harta yang
dimiliki, pekerjaan yang dimiliki, gelar pendidikan, dan gelar adat yang
diperoleh. Bagi keluarga anak daro itu sendiri bermakna bahwa mereka juga
diajukan oleh marapulai. Begitu juga halnya dengan, semakin rendah uang
jemputan berarti mereka yang menikah ini adalah orang yang memiliki status
sosial rendah.
dilaksanakan setelah akad nikah, namun begitu tidak ada aturan khusus
tergantung atas kesepakatan bersama yang dilakukan oleh kedua belah pihak
yaitu pada hari senin tanggal 3 Desember 2017. Sebelumnya pada hari Minggu,
170
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kediaman anak daro. Pelaksanaan ini terjadi karena sudah ada kesepakatan
dirundingkan jauh hari sebelumnya, yaitu pada saat acara batimbang tando.
terdapat di dalam acara tersebut. hanya terdapat permadani sebagai alas duduk
Rombongan anak daro dan tuan rumah duduk bersila membetuk segi
perwakilan dari kedua pihak keluarga duduk berhadapan satu sama lainnya. Hal
ini bertujuan agar kedua rang juru bicara dapat dengan leluasa menyampaikan
bicaranya.
makan kepada para rombongan utusan anak daro. Makanan disajikan di tengah-
tengah ruangan dengan aneka pilihan lauk pauk yang diletakkan di atas piring.
171
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
nak sanang hati si pokok si pangkalan.
Biar senang
„Minum dan makanlah hidangan yang telah disajikan, agar hati menjadi
kami senang.‟
secara turun temurun sejak dari zaman nenek moyang dahulunya dan memang
uang dan emas. Uang jemputan ini tidak sama halnya dengan mahar yang
diberikan. Karena mahar tetap diberikan oleh marapulai kepada anak daro
untuk memenuhi syarat nikah yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam.
jemputan atau uang japuik yaitu berupa uang dan emas sebagai syarat
disfusi kebudayaan yang berasal dari wilayah Gujarat, India. Hal ini ditandai
dengan banyaknya tradisi India yang diadopsi yang pelaksanaannya sama persis
dengan tradisi yang ada di Minangkabau salah satu di antaranya adalah tradisi
manjapuik marapulai.
172
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB VI
6.1 Pengantar
yang berkaitan dengan kearifan lokal, dimulai dari makna dan fungsi, nilai dan
Geringging, Pariaman.
Adat ini juga disebut dengan istilah adaik salingka nagari atau adat selingkar
daerah. Adat ini mengatur tatanan hidup bermasyarakat dalam suatu nagari dan
mengatur interaksinya antara satu suku dan suku yang lain dalam nagari
tersebut yang disesuaikan dengan kultur didaerah itu sendiri. Namun demikian
adat ini tetap harus mengacu kepada pedoman ajaran agama Islam. Adat ini
173
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
merupakan hasil kesepakatan bersama antara penguhulu, ninik mamak, alim
ulama, cerdik pandai, bundo kanduang dan rang mudo dalam suatu nagari yang
suatu nagari pada masa lalu, maka adat manjapuik marapulai berarti juga
yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat. Hanya saja, berbeda dengan adaik
nan taradaik lain yang hanya berlaku pada suatu nagari saja atau selingkar
nagari tertentu saja di luar nagari yang bersangkutan tidak berlaku lagi. Adat
Pariaman. Hampir semua nagari melaksanakan adat ini, hanya ada beberapa
nagari saja yang tidak melaksanakannya dengan kuat, yaitu nagari-nagari yang
termasuk ke dalam kategori adat yang bisa dan dapat diubah atau adaik nan
babuhua sintak (adat yang tidak diikat mati) artinya karena ia tidak diikat mati
174
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ninik mamak, alim ulama, cerdik pandai, bundo kanduang dan rang mudo yang
tidak melanggar ajaran adat dan ajaran agama Islam. Adat ini disebutkan dalam
pepatah adat, yaitu maso batuka musim baganti, sakali aie gadang sakali tapian
baranjak (masa bertukar musim berganti, sekali air besar sekali tepian berubah).
Maksud dari istilah adaik nan babuhua sintak dalam perubahan adat manjapuik
marapulai adalah sesuatu hal yang sangat dimungkinkan terjadi menurut adat
Minangkabau.
rombongan utusan anak daro dengan membawa segala persyaratan yang telah
dirundingkan dan disepakati jauh hari sebelumnya, yaitu pada saat acara
batimbang tando. Adapun persyaratan yang lazim dipenuhi oleh anak daro
Uang japuik adalah sejumlah uang tertentu yang diberikan oleh pihak
orang tua anak daro kepada marapulai dan keluarganya dalam rangka
175
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Artinya adalah putih kapas dapat dilihat, putih hati berkeadaan. Makna
dalam peribahasa tersebut adalah pemberian uang jemputan yang diberi oleh
keluarga anak daro harus dilihat sebagai bukti dari keikhlasan, kejernihan, dan
bersihnya hati dari sebuah kesungguhan dan penghargaan yang tulus yang
jumlahnya atau tidak ada ketentuan khusus yang mengatur mengenai hal
tersebut karena semua terserah kepada kesanggupan pihak anak daro dengan
penghargaan kepada marapulai dan keluarganya dan sekaligus juga sebagai alat
ukur yang dipakai oleh anggota masyarakat lainnya untuk melihat dan menilai
uang japuik yang diberikan kepadanya dengan jumlah relatif yang cukup besar.
Kondisi yang demikian dianggap sebagai suatu pertanda bahwa marapulai dan
keluarga mereka sangat dihargai, dan keluarga mereka adalah keluarga yang
bermartabat, baik dari sisi ekonominya maupun dari derajat yang dimiliki. Oleh
karena itu, pendidikan, pekerjaan, dan gelar yang dimiliki seorang marapulai
akan menentukan tinggi atau rendah uang jemputan yang akan diberikan oleh
anak daro. Semakin tinggi tingkat pendidikan, pekerjaan, dan gelar yang
dimiliki maka akan semakin tinggi pula nilai uang jemputan yang akan
176
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
gelar yang dimiliki juga akan menentukan rendahnya uang jemputan yang akan
diterimanya. Pada zaman sekarang ini, nilai uang jemputan memiliki standarnya
kalangan biasa, biasanya dia dijemput dengan uang senilai 5.000.000 Rupiah,
seperti: sarjana, guru, dokter, maka calon marapulai ini akan dijemput dengan
untuk gelar yang dimilikinya seperti sidi, bagindo atau sutan akan menambah
Demikian juga halnya dengan pihak keluarga anak daro, mereka juga
akan merasa bangga jika mereka mampu untuk memberikan sejumlah uang
japuik yang relatif cukup besar, karena mereka percaya bahwa kenyataan itu
akan dianggap oleh anggota masyarakat yang lainnya sebagai salah satu
secara ekonomi, dan bukanlah keluarga yang berasal dari ekonomi sedang
ataupun rendah.
baik itu kebutuhan biologis maupun kebutuhan psikologis dan di sinilah peran
177
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kebudayaan yang pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang dilandasi atas dua kategori yaitu
pendatang.
dramatis ibarat “abu diateh tungku” yang memiliki makna sangat lemah
dapat dengan mudah bergaul dengan isteri dan keluarga isterinya dengan
sebaik-baiknya.
178
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pepatah Minang mengatur upacara ini sebagai berikut:
banyak.
Maka sejak itu suami yang menetap dirumah atau di kampung halaman
Namun perasaan sedih adalah perasaan yang paling tidak bisa mereka
179
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mereka, karena perkawinan dalam fikiran mereka ibarat seperti melepas
orang yang sudah mati untuk dibawa ke perkuburan atau seperti melepas
Melepas seseorang yang telah mati memiliki arti bahwa orang yang
pergi tersebut tidak akan penah kembali lagi dan nantinya keluarga yang
ditinggalkan tidak akan pernah melihat kembali orang yang telah pergi
merantau diartikan sebagai orang yang akan pergi jauh dan belum tentu
kembali dalam waktu yang dekat, sehingga situasi ini dapat diartikan
sebagai orang yang pergi jauh untuk waktu yang lama. Begitu juga
halnya dengan orang yang melaksanakan ibadah haji adalah orang yang
pergi jauh untuk waktu yang cukup lama dan takut tidak akan kembali
isterinya serta keluarga besar isterinya dan sudah seharusnya suami lebih
180
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Sebagai cara untuk mempersatukan keluarga yang berbeda dari kedua
belah pihak.
hidup seorang manusia. Bukan saja hanya dilihat dari sisi biologisnya,
tetapi dilihat juga dari aspek lainnya seperti tujuan untuk meneruskan
suatu bentuk penyatuan antara seorang pria dan wanita yang masing-
masing mereka memiliki perbedaan baik yang berasal dari diri sendiri
yang berasal dari keluarga yang berbeda apabila dilihat dari asal usul
181
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengenal status sosial mampu atau tidak mampu, seorang wanita yang
juga nilai nominal yang akan diterimanya. Begitu juga, semakin rendah
rendah juga nilai nominal yang akan diterimanya. Pada dasarnya tidak
ada aturan khusus yang mengatur mengenai hal yang berkaitan dengan
uang japuik tersebut. Situasi ini merupakan hal yang lazim dan
182
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
daro dengan segala pertimbangan yang ada pada mereka dan keluarga
mengenai besar atau kecilnya uang japuik tersebut sering sekali mereka
keluarganya serta sekaligus juga sebagai alat ukur yang dipakai oleh
relatif cukup besar. Kondisi yang demikian ini dianggap sebagai suatu
dihargai. Demikian juga pihak keluarga anak daro, mereka juga akan
merasa sangat bangga jika mampu untuk memberikan uang japuik yang
relatif besar, karena dengan memberikan jumlah uang japuik yang relatif
akan dianggap oleh anggota masyarakat yang lain sebagai salah satu
mampu secara ekonomi, dan bukan keluarga yang berasal dari ekonomi
rendah.
183
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Makna dan Fungsi Tradisi Manjapuik
marapulai
di Minangkabau
Bagan 6.1
Makna dan Fungsi Tradisi Manjapuik Marapulai Di Minangkabau
Nilai merupakan sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-citakan dan
kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Nilai merupakan suatu hal yang dianggap
baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, namun
184
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setiap manusia yang sadar akan kehidupannya dapat dipastikan dia
adalah orang yang memiliki keyakinan dan pengharapan terhadap sesuatu dalam
dalam kehidupannya. Apa yang diyakini olehnya dan apa yang dicita-
citakannya sebagai sesuatu yang hal yang memiliki nilai. Sesuatu itu akan
dan kebaikan.
keputusan. Keputusan itu dapat menyatakan: berguna atau tidak berguna, benar
atau tidak benar, indah atau tidak indah, baik atau tidak baik dan seterusnya.
Menurut Moehadjir dan Cholisin (1989:25), nilai pada dasarnya disebut sebagai
standar penuntun dalam menentukan sesuatu itu baik, indah, berharga atau
tidak.
bernilai karena memang benar-benar bernilai, atau apakah sesuatu itu karena
dinilai maka menjadi bernilai? Di antara para ahli terdapat perbedaan pendapat
185
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sifat nilai dari sesuatu, yaitu pendapat yang mengatakan nilai itu bersifat
Pengertian nilai itu bersifat subjektif artinya bahwa nilai dari suatu objek
itu tergantung dari subjek yang menilainya. Sebagai contoh, pohon kelapa yang
batangnya condong disuatu pantai, sangat mungkin memiliki nilai bagi seorang
seniman, tetapi tidak akan bernilai sama sekali bagi seorang pedagang kayu
bangunan. Contoh lainnya adalah, sebuah bangunan tua warisan zaman Belanda
yang sudah keropos sangat mungkin memiliki nilai bagi sejarawan, tapi tidak
Pandangan bahwa nilai subjektif sifatnya antara lain dianut oleh Bertens
apresiasi atau penilaian dan akibatnya suatu objek akan dinilai secara berbeda
gunung pada suatu saat tertentu. Hal ini dapat dipandang sabagai sebuah fakta,
yang oleh para ahli dapat digambarkan secara objektif. Misalnya para ahli dapat
mengukur tingginya awan panas yang keluar dari kawah, kekuatan gempa yang
menyertai letusan itu, jangka waktu antara setiap letusan dan sebagainya.
dipandang sebagai nilai. Sedangkan, bagi wartawan, foto dari sebuah peristiwa
mengabadikan kejadian yang langka dan tidak mudah disaksikan oleh setiap
orang. Sementara bagi petani disekitarnya, letusan gunung dan debu panasnya
186
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menerjang tanaman petani yang hasilnya hampir dipanen, dan peristiwa itu
bahwa nilai adalah sebuah kondisi atau kualitas dari sebuah benda atau suatu
masyarakat. Nilai tidak terlalu bersifat subjektif, karena nilai tersebut tetap
mengacu kepada konteks sosial yang membentuk sebuah individu dan akan
sangat penting bagi penulis untuk menguraikan nilai-nilai yang terdapat dalam
tersebut.
187
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sesuatu. Secara umum biasanya etika disebut juga sebagai tindakan,
merupakan penerapan nilai tetang baik atau buruk yang berfungsi kaidah
status dan peranannya dan etika berfungsi sebagai pedoman bagi setiap
individu.
terlibat dalam acara tersebut tunjukkan dari sikap dan perilaku mereka
rumah. Adapun nilai yang dapat diambil dari sikap ini adalah
188
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seperti seorang pencuri yang diartikan sebagai orang yang tidak
bermartabat.
dalam agama Islam, hal ini dilakukan agar dapat mendoakan dan
langsung, dalam hal ini yaitu melalui kiasan, dan ini terbukti
189
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam acara manjapuik marapulai. Penulis tidak menemukan
tersebut.
190
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6.12.1.2 Nilai Estetika
secara luas, sempit dan estetik murni, yaitu: (a) Secara luas, keindahan
indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak
yang indah, hukum yang indah, ilmu yang indah dan kebajikan yang
indah. Indah dalam arti luas mencakup hampir seluruh yang ada. Apakah
merupakan hasil seni, alam moral, dan intelektual, (b) Secara sempit,
yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan
dengan nilai yang berkaitan dengan baik dan buruk, sedangkan estetika
adalah hal yang berkaitan dengan indah dan jelek. Sesuatu estetik berarti
baik dalam bentuk warna, garis kata, ataupun nada). Budaya estetik
191
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam tradisi manjapuik marapulai ini, penulis menemukan
ini:
Gambar 6.1
Sirih dalam Carano
192
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Penataan uang japuik dan emas
keluarga marapulai.
oleh anak daro dari tutup kepala sampai alas kaki. Seperangkat
ini.
Gambar 6.2
Baju Sapatagak
193
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
di atas taplak, yaitu kain yang berwarna putih yang setiap sisinya
Gambar 6.3
Taplak
5. Penataan Ruangan
194
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 6.4
Tabir
6. Pakaian Pasumandan
195
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 6.5
Pasumandan
itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya.
Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat
kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan
196
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
secara turun temurun dan mengikat setiap anggota masyarakat yang
hidup mereka. Agar kehidupan dapat berjalan dengan teratur dan terarah, maka
setiap manusia membutuhkan berbagai aturan tertentu yang belum tentu semua
Apabila keinginan yang dimiliki oleh seseorang dipaksakan kepada orang yang
mengenai hal yang boleh untuk dilakukan, hal-hal yang berhubungan dengan
sebaiknya yang harus dilakukan, serta hal-hal yang tidak boleh sama sekali
untuk dilakukan kepada orang lain. Kesepakatan tersebut yang menjadi cikal
197
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kata norma berasal dari bahasa belanda yaitu norm yang berarti
pengertian norma adalah kaidah yang menjadi sebuah petunjuk, pedoman bagi
aturan, serta berbagai kaidah, baik itu secara tertulis maupun tidak. Norma-
petunjuk dan aturan kehidupan tentang sebuah tindakan itu benar atau salah,
yang harus dipatuhi dan dipedomani setiap warga sebagai anggota dalam sebuah
melakukan perbuatan yang diletakkan atas dasar keyakinan serta pada beberapa
sikap tertentu. Norma ada kaitannya dengan kerjasama yang terjadi dalam
anggotanya agar dapat mencapai dan menjunjung nilai-nilai yang telah diyakini
secara bersama-sama.
antara lain:
198
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Norma Agama
dari Tuhan yang Maha Esa. Norma agama bersumber dari Tuhan yang
dimuat dalam kitab suci agama tertentu dan dalam kelisanan yang
akhirat nanti. Apabila dalam melanggar norma agama maka akan diberi
sanksi dan hukuman yang bersifat dunia atau di akhirat nanti. Sanksi dan
akhirat kelak adalah berupa siksaan, jika terdapat banyak dosa dari
perbuatan selama didunia. Hal hal yang berkaitan dengan perbuatan dosa
masing agama.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Norma
199
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dikarenakan pelaksanaannya dikerjakan berdasarkan hati nurani. Setiap
orang harus memiliki norma kesusilaan yang dibawanya sejak lahir dan
3. Norma Kesopanan
Pengertian norma kesopanan atau norma sopan santun, tata karma, adat
kesopanan bersifat relatif yang artinya apa yang dianggap sebagai norma
umum, kesopanan yaitu peraturan sosial yang mengarah pada hal yang
200
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam sebuah
4. Norma Hukum
dalam hukum. Tanpa adanya norma hukum, norma yang lainnya tidak
akan berjalan dengan efektif. Sifat norma hukum yang tidak dimiliki
oleh norma yang lain adalah sifatnya yang memaksa dan memiliki
5. Norma Kebiasaan
201
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Norma kebiasaan adalah suatu bentuk perbuatan yang dilakukan secara
sadar dengan tujuan yang jelas dan dianggap baik dan benar. Norma
6.1.2.1Norma Agama
Sekalipun tradisi manjapuik marapulai ini tidak ada dalam aturan ajaran
agama Islam, tetapi tradisi ini tetap hidup dan berkembang secara umum di
masyarakatnya adalah penganut ajaran agama Islam. Hal ini disebabkan karena
budaya yang telah mereka jalankan dari tahun ketahun merupakan warisan dari
202
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
nenek moyang mereka sejak dari zaman dahulu kala. Adapun yang dapat
penulis jelaskan mengenai norma agama yang terdapat dalam tradisi manjapuik
1. Pengucapan salam
rumah tersebut sebagai bentuk ucapan yang disertai dengan doa kepada
Terjemahan:
2. Berdoa
Hal yang tidak boleh terlewatkan dalam setiap acara apapun adalah doa,
Allah SWT agar pekerjaan yang mereka lakukan mendapat berkah dan
pahala dari Allah SWT, serta keinginan agar marapulai dan anak daro
203
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, yaitu
keluarga yang saling mencintai baik di saat suka maupun duka. Yang
sayang.
3. Bersalawat
Muhammad SAW seperti halnya doa ataupun dzikir kepada Allah SWT.
rindu kepada Allah SWT yang akan menguasai seluruh hatinya untuk
204
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6.1.2.2 Norma Kesopanan
tinggi nilai-nilai kesopanan. Interaksi akan terjadi antara individu satu dengan
sebuah keharmonisan dalam berinteraksi ini perlu adanya tata karma, etika,
sopan santun yang menjadi pegangan bersama dan sudah merupakan norma-
Sejalan dengan pengertian norma kesopanan yaitu peraturan yang muncul dari
hasil pergaulan yang mengarah pada hal yang berhubungan dengan cara
dalamnya, yaitu:
Permintaan maaf ini muncul pada saat juru bicara anak daro akan
ketidaksopanan.
205
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Berkata dengan santun
santun agar komunikasi dua arah dapat terjalin dengan harmonis. Begitu
juga halnya yang terdapat dalam acara manjapuik marapulai ini, juru
dengan santun, agar tidak ada pihak yang merasa tersinggung ataupun
disampaikan tadi.
pelaku adat dan orang-orang tertentu saja yang didalamnya, seperti Ninik
sumando dan kapalo mudo ini adalah orang orang yang dihormati
acara tersebut perlu dilakukan penjagaan sikap dan perilaku yang baik
206
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6.1.2.3Norma Kebiasaan
dalam sebuah masyarakat. Dari pengertian norma istiadat yang telah penulis
Hal ini terlihat pada saat persiapan manjapuik marapulai yang ditandai
bicara anak daro, (b) ketika alur pasambahan terjadi untuk menjawab
yang harus dipenuhi oleh anak daro. Persyaratan ini sudah dibicarakan
batimbang tando. Adapun hal yang wajib untuk diberikan oleh anak
207
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masyarakat Minangkabau di Sungai Geringging, Pariaman dari zaman
3. Gotong Royong
lain di lingkungannya.
terdapat pada tradisi tersebut diantaranya: nilai etika, nilai estetika dan nilai
norma agama, norma kesopanan dan norma kebiasaan. Nilai dan norma tersebut
208
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nilai dan Norma pada Tradisi Manjapuik
marapulai Adat Perkawinan
Minangkabau di Sungai Garingging
Bagan 6.2
Setelah penulis menganalisis tentang makna dan fungsi serta nilai dan
209
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
musyawarah dan mufakat, kesetiakawanan sosial dan rasa syukur. Gambaran
Bagan 6.3
Kearifan Lokal Tradisi Manjapuik marapulai
6.1.3.1 Kesopansantunan
sikap diri seseorang atau diri sendiri terhadap orang lain dengan tujuan untuk
di lingkungan masyarakat.
kehidupan sehari-hari, dimanapun dan dalam waktu apapun juga. Dalam proses
dengan tangan kanan dengan mengucapkan kata terima kasih. Orang tua sejak
210
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kecil telah mengajarkan cara minum, menyapa, memberi hormat, berbicara,
harus berbuat yang demikian itu. Adapun kesopansantunan lahir karena adanya
yang lebih luas dan akhirnya diterima sebagai suatu kesapakatan bersama dalam
tata karma atau kesopansantunan yang memiliki ciri-ciri tersendiri yang dapat
masyarakat yang saling berbeda kondisi dan latar belakang kehidupan sosial
budayanya. Oleh karena itu, harus disadari suatu sikap yang mengatakan orang
lain atau adat lain tidak sopan adalah hal yang keliru.
211
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seseorang, seseorang dapat mengetahui baik atau buruknya perilaku orang
tersebut.
dari masyarakat lainnya tidak terlepas dari tingkah laku dan perbuatan yang
dilakukannya. Oleh sebab itu seseorang harus berbuat dan berperilaku sesuai
pergaulan. Budi pekerti yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat bagi
seseorang dalam bersikap dan berperilaku. Etika menjadi salah satu sifat yang
berabad-abad yang lalu telah memastikan bahwa bila moralitas suatu bangsa
sudah rusak, maka dapat dipastikan suatu waktu yang akan datang bangsa itu
akan binasa, akan hancur lebur ditelan sejarah. Adat Minangkabau telah
yang telah ditetapkan sebelumnya. Budi pekerti merupakan salah satu sifat yang
dinilai sangat tinggi oleh adat Minangkabau. Selain budi pekerti, rasa malu dan
sopan santun juga termasuk kedalam sifat-sifat yang diwajibkan yang harus
212
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dek ribuik rabahlah padi Karena ribut rebahlah padi
Di cupak Datuak Tumangguang Di cupak Datuk
Tumenggung
Hiduik kok tak babudi Hidup jika tak berbudi
Duduak tagak kamari cangguang Duduk berdiri serba
canggung
Rarak kaliki dek binalu Gugur pepaya karena
benalu
Tumbuah sarumpun ditapi tabek Tumbuh serumpun di tepi
tebat (kolam)
Kalau habih raso jo malu Kalau habis rasa dan malu
Bak kayu lungga pangabek Bagaikan kayu longgar
pengikat
timbulnya perselisihan dalam pergaulan. Budi pekerti yang baik, sopan santun,
basa basi dalam pergaulan sehari-hari diyakini akan menjauhkan seseorang dari
perlu bagi seseorang untuk memperhatikan adab dalam berbicara. Salah satu
yang dikenal dengan “kato nan ampek” yaitu adab berbicara dibedakan atas
empat (ampek) jenis lawan komunikasi kita, sebagai berikut:(1) kato mandaki:
Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan orang yang lebih
tua atau dituakan dan lebih dihormati karena jabatan dan kedudukannya, (2)
213
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kato mandata: Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan
teman sebaya atau rekan kerja, (3) kato malereang: Kata dan adab yang
kekerabatan dengan kita dan keluarga seperti ipar, besan, sumando, mamak
rumah, dan (4) kato manurun: Kata dan adab yang digunakan bila kita
berkomunikasi dengan orang yang lebih muda ataupun kepada bawahan, hal ini
diwujudkan oleh kedua belah pihak. Salah satu di antaranya adalah mengenai
adab dalam berbicara. Hal ini jelas diwujudkan oleh kedua belah pihak, karena
berbicara kato nan ampek yang mereka pedomani dalam hal ini. Maksud dan
keinginan disampaikan dengan cara yang santun agar komunikasi dua arah
dapat terjalin dengan harmonis, agar tidak ada pihak yang merasa tersinggung,
merasa tidak enak hati ataupun merasa terancam dengan penyampaian maksud
214
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ruangan, tidak mengambil makanan sebelum dipersilahkan oleh yang punya
Gotong royong adalah wujud dari sebuah proses dalam hal berinteraksi
sesama manusia. Sudah menjadi kodratnya, manusia tidak dapat hidup sendiri
melainkan manusia membutuhkan bantuan orang lain, oleh karena itu manusia
antara anggota kaum saling membantu dan saling dukung mendukung dalam hal
bermasyarakat terlihat dari ada dan terciptanya sebuah keakraban dengan para
lainnya tidak segan-segan untuk datang membantu seperti melayat apabila ada
peristiwa kematian, membesuk apabila ada tetangga yang sedang sakit, ataupun
mengunjungi tetangga yang sedang ditimpa musibah oleh sebab yang lainnya.
Begitu juga hal nya apabila ada tetangga yang sedang melaksanakan hajat
215
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ataupun alek, seperti membantu dan menghadiri acara pernikahan, ataupun
jelas terlihat dan diwujudkan oleh masyarakat. Aktivitas gotong royong juga
penulis temukan dalam pesta perkawinan adat Minangkabau. Hal ini penulis
daro telah terlihat aktivitas masak-memasak yang dilakukan oleh ibu-ibu yang
ada di sekitar kediaman anak daro. Masing-masing ibu-ibu tersebut datang dan
besar dan membutuhkan tenaga yang cukup besar pula, sehingga dengan
singkat.
Hal lainnya yang penulis temukan adalah pada saat mengantarkan marapulai ke
kediaman anak daro, di sana juga terlihat banyaknya warga tetangga di sekitar
perbedaan pandangan dan pendirian antara orang yang satu dengan orang yang
216
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lainnya, seperti pepatah berikut ini kapalo samo hitam pikiran ba lain-lain atau
adalah sangat lumrah dan demokratis, namun jika hal ini dibiarkan
berkelanjutan maka akan berakibat masalah itu tidak pernah akan selesai dan
pekerjaan akan terkatung-katung. Oleh karena itu harus dicari jalan keluar dari
tiap-tiap masalah yang ditemui. Jalan keluar yang ditunjukkan oleh adat
kemandirian (privacy) sesuai dengan ajaran individualism dari negara luar. Adat
217
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lingkungan kendatipun menyangkut masalah pribadi. Dengan demikian adat
menduduki posisi sebagai penguasa seperti dalam kedudukan mamak rumah atau
pun Penghulu tetapi keputusan tidak bisa diambil secara sepihak saja melainkan
berdialog, karena dengan cara itu segala masalah akan selalu dapat dipecahkan
melalui musyawarah.
manjapuik marapulai jelas tergambar dari kedua belah pihak, baik pihak anak
daro maupun marapulai. Pada keluarga anak daro proses musyawarah dan
mufakat terlihat pada saat mereka berunding pada saat melakukan persiapan
Oleh karena itu orang yang ditunjuk sebagai juru bicara adalah orang yang
berwenang mewakili keluarga dan orang yang arif dan bijaksana sepanjang
218
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lah jaleh jantan batinonyo Yang sudah tahu jenis jantan atau
betinanya
saat juru bicara marapulai memutuskan boleh atau tidaknya marapulai dibawa
ke kediaman anak daro. Juru bicara berunding dengan beberapa orang yang
perasaan saling memahami antara satu dengan yang lainnya. Jika hal tersebut
yang bersumber dari dalam diri seseorang dimulai dengan adanya rasa cinta
kehidupan bersama. Kesetiakawanan sosial adalah ciri atau sifat yang berangkat
219
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari sikap dan perilaku untuk bersimpati dan berempati kepada orang lain. Rasa
simpati dapat terjalin dengan baik apabila setiap individu saling mengenal dan
mendalami. Jika seseorang memiliki rasa simpati kepada orang lain, maka rasa
simpati itupun akan diperolehnya dari orang lain. Sebaliknya, rasa empati dapat
terjalin dari seseorang, tanpa harus orang lain berempati kepada orang tersebut.
tetangga menjadikan rasa kesetiakawanan sosial ini sebagai sebuah sarana untuk
membantu antara satu keluarga dengan kelurga yang lain dalam satu lingukngan
ini diwujudkan melalui suasana kehidupan sosial yang terjalin antara anggota-
anggota suatu kelompok sosial, dimana setiap orang merasa berkerabat dengan
220
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lamak dek awak lamak dek urang Yang enak menurut kita juga enak
menurut orang lain
Sakik dek awak sakik dek urang Jika sakit bagi kita juga sakit bagi
orang lain
pada uang japuik yang diberikan. Uang japuik yang diberikan kepada keluarga
marapulai bukanlah uang dari kedua orang tua anak daro saja melainkan disana
juga ada uang yang dikumpulkan dari saudara-saudara dekat kedua orang tua
anak daro. Artinya, uang japuik tersebut dikumpulkan dari sumbangan keluarga
besar baik.
sebagai bagian dari rombongan penjemput marapulai juga dapat dinilai sebagai
menjemput marapulai.
Rasa syukur merupakan suatu wujud dari perasaan yang bahagia yang
dalam keadaan cukup menerima pemberian atau perolehan dari orang lain
221
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari rasa syukur dapat berkembang menjadi sebuah reaksi ataupun tanggapan
yang berwujud menjadi sebuah sikap, oleh karena itu rasa syukur yang muncul
pengakuan seseorang terhadap adanya pihak lain ataupun sumber yang turut
andil atas nikmat dan kebahagiaan yang diterima dan oleh sebab itu rasa syukur
memberikan ucapan rasa terimakasih kepada pihak yang telah berbuat baik.
Adapun rasa syukur yang ditujukan kepada Allah SWT adalah sebagai
bentuk sebuah pengakuan atas kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT.
Sebagai balasan atas nikmat yang diberikan maka manusia diharapkan untuk
taat kepada Allah SWT. Adapun perwujudan dari bentuk rasa syukur itu dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan hati, lidah dan anggota tubuh.
nikmat itu ada pada dirinya sehingga dia tidak akan lupa kepada Allah SWT
dengan menyanjung dan memuji Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan
dengan penuh rasa cinta serta menyebut-nyebut nikmat tersebut sebagai bentuk
berbagai macam dzikir seperti bersyukur, tasbih, doa dan mohon ampunan.
222
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada tradisi manjapuik marapulai ini wujud rasa syukur dapat terlihat
pemberi nikmat kepada umat manusia. Hal ini dapat terlihat yaitu pada saat
pengucapan salam, do‟a dan salawat yang dilakukan. Semua ini merupakan
perwujudan rasa syukur yang tiada terhingga dari mereka kepada Allah SWT
Tabel 6.2
Kearifan Lokal Tradisi Manjapuik Marapulai
223
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terhadap status sosial
5. Bagi keluarga anak daro,
adalah sebagai pembuktian
gengsi sosial.
224
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB VII
MODEL REVITALISASI TRADISI MANJAPUIK MARAPULAI ADAT
PERKAWINAN MINANGKABAU
menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti yang sangat penting bagi
kehidupan manusia.
zaman yang semakin lama akan semakin meninggalkan identitas aslinya. Tidak
menutup kemungkinan dengan adanya pengaruh budaya barat atau budaya luar
yang beranggapan bahwa budaya barat atau budaya luar adalah budaya modern
yang harus diikuti agar masyarakat tersebut dapat dianggap menjadi orang yang
memiliki perilaku modern dan tidak berperilaku kuno. Namun apabila pola pikir
semacam ini terus dibiarkan maka secara tidak langsung akan menutup
225
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kemungkinan adanya kemunduran atau bahkan kepunahan budaya lokal itu
sendiri.
budaya agar budaya tersebut dapat bertahan dari satu generasi kegenerasi
seberapa besarpun pengaruh budaya luar akan sulit merubah bahkan untuk
harinya pada masa yang akan datang. Untuk mengajukan revitalisasi diperlukan
pengetahuan secara jelas apakah sifat dasar dari adat orang Minang itu sudah
suatu ikatan yang dapat dibuka untuk menerima perkembangan baru yang sesuai
226
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan pertimbangan ataupun logika orang Minangkabau berdasarakan
musyawarah dan mufakat pemuka adat, seperti: ninik mamak, panghulu, cerdik
pandai, budo kanduang dan pemuda. Sebaliknya dapat pula dikencangkan atau
dapat diartikan sebagai ajaran agama Islam atau syariat Islam. Babuhue mati
artinya ikatan dengan simpul mati. Dalam hal syarak nan bubuhue mati ini
adalah ajaran agama Islam merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh
adat nan sabana adat, (2) adat nan diadatkan. Kedua adat ini memiliki sifat
mutlak tidak boleh diubah sampai kapanpun. (3) adat nan taradat, dan (4) adat
istiadat. Kedua adat ini memiliki sifat dapat diubah, ditambah ataupun
marapulai ini dapat digolongkan kepada jenis adat adat nan taradat, karena
adat nan taradat ini mengenai aturan yang disusun berdasarkan hasil
dari satu nagari dengan nagari lainnya. Tradisi manjapuik marapulai ini dapat
227
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pasaman, karena tradisi ini bersifat adat salingkar nagari maka tidak seluruh
depan tradisi manjapuik marapulai yang mencakup tiga hal penting, yaitu:
manjapuik marapulai.
berikut ini:
228
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Model Revitalisasi Tradisi Manjapuik
marapulai Adat Perkawinan
Minangkabau
Komponen yang pertama ini diperuntukkan bagi tradisi lisan yang telah
punah atau sudah tidak berfungsi sama sekali di komunitas masyarakat untuk
masih hidup tetapi tidak difungsikan lagi sebagai bagian dari kehidupan
229
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hidup dan dilangsungkan dari sejak dulu sampai sekarang, hanya saja ada
seperti dulu, yaitu memakan waktu yang cukup panjang sedangkan sekarang
antaranya:
sebagainya.
230
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadikan pasambahan menjadi suatu keharusan. Disinilah peran
dan pekerjaan saja. Sulit dibayangkan apabila ini dilakukan oleh setiap
pada dasarnya pasambahan ini tidak akan datang sendiri tanpa harus
8.2 Pengelolaan
marapulai, berkaitan dengan komponen yang kedua ini dapat dilakukan dengan
231
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Mengelola waktu pelatihan untuk anggota organisasi kepemudaan
tetapi apabila ada kerjasama antara pemuda, orang tua, dan pembina
maka akan dapat menumbuhkan pribadi yang disiplin pada diri pemuda
mestinya.
232
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ruangan. Kondisi semacam ini harus diubah, karena dengan
berkesinambungan.
4. Melakukan inventarisasi.
233
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
manjapauik marapulai, sehingga data tersebut dapat dikumpulkan dan
234
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB VIII
SIMPULAN DAN SARAN
8.1 Simpulan
Dari paparan data mengenai tradisi manjapuik marapulai upacara adat
Pariaman yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh
atau pidato adat yang dilakukan oleh dua orang utusan masing-masing
ideologi.
235
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
royong, musyawarah dan mufakat, kesetiakawanan sosial dan rasa
ampek menjadi sebuah tolak ukur dari tingkat kedewasaan, kearifan dan
kematangan seseorang.
236
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penyiaran radio mengenai adat dan budaya Minangkabau, melalui
8.2 Saran
oleh arus kebarat-baratan bukan tidak menutup kemungkinan budaya lokal akan
hilang sedikit demi sedikit. Pola pikir masyarakat yang menjadikan budaya luar
adalah budaya yang modern dan budaya lokal adalah budaya kuno semakin
237
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Pemuka adat hendaknya menyalurkan ilmu dan kemampuan yang
pewaris budaya
oleh masyarakat.
238
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Frondizi, Risieri. 1963. What is Value?. New Haven: Open Court Publishing.
Grenoble, L. A. & Whaley, L. J. 2006. Saving Languages: An Introduction
to Language Revitalization. New York: Cambridge University Press.
Halliday, Max & Ruqaiya Hasan. 1977. Language, Text, and Context.
Melbourne: Deakin University Press.
239
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Held, Gudrun. 2005. Politeness in Linguistic research: Politeness in Language.
Richard Watts, Sachiko Ide, Konrad Ehlich (ed). New York: Mouton de
Gruyter.
Heritage, J. 1988. Current Development in Conversation Analysis dalam D.
Roger & P. Bull (Eds.), Conversation (21-47). Clevedon, England:
Multylingual Matters.
Lofland, John and lyn H. Lofland. 1984. Analyzing Social Setting: A guide to
Qualitative Observation And Analysis. Belmen Cal: Wadsworth
Publishing Company.
240
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sinar, Tengku Silvana. 2011. Kearifan Lokal Pantun Perkawinan Melayu
Batubara. Medan USU Press.
241
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sumber Hasil Penelitian
Isman, Muhammad. 2017. Tradisi Batagak Pangulu di Minangkabau:
Studi di Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten
Lima Puluh Kota. Disertasi.
Napitupulu, Selviana. 2013. Marhata dalam Upacara Adat Perkawinan
Batak Toba. Disertasi.
Sibarani, Tomson. 2008. Tindak Tutur dalam Upacara Perkawinan
Masyarakat Batak Toba. Tesis.
Sriwulan, Wilma. 2014. Bundo Kanduang nan Gadang Basa Batuah:
Kajian Talempong Bundo dalam Upacara Maanta Padi Saratuih di
Nagari Singkarak, Minangkabau. Disertasi
242
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sumber Jurnal
Arifin, Zainal. 2009. Dualitas Praktik Perkawinan Minangkabau.
Humaniora Vol.21 hal. 150-161
Arifin, Zainal. 2013. Bundo Kanduang; (Hanya) Pemimpin di Rumah
(Gadang). Antropologi Indonesia Vol. 34. No.2 hal 124-134.
Moeleca, Bunga. 2015. Konstruksi Makna “Bajapuik” pada Pernikahan
bagi Perempuan Pariaman di kecamatan Pasir Penyu. Jom FISIP
Vol.2 No. 1 hal 1-14.
Rozelin, Diana. 2011. Nilai Budaya dalam Ungkapan Minangkabau;
Kajian Persfektif Antropologi Linguistik Karya Oktavianus.
Nazharat Vol. X No. 21 hal. 105-124
Sibarani, Robert. 2015. Pendekatan Antropinguistik Terhadap kajian
Tradisi Lisan. Ditulis oleh Robert Sibarani. RETORIKA: Jurnal
Ilmu Bahasa, Vol. 1 No. 1.
243
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sumber Daring
244
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISTILAH
NO KATA ARTI
1 Adaik Adat
2 Aie air
3 Alek Pesta
4 Alim ulama Orang yang pandai dan memiliki pengetahuan
yang luas dalam agama islam
5 Anak daro Pengantin perempuan
6 Baganti Berganti
7 Baju sapatagak Seperangkat pakaian yang digunakan marapulai
dari kepala sampai ujung kaki
8 Baranjak Bergeser
9 Batuka Bertukar
10 Batimbang tando Acara tunangan, dalam hal ini adalah pertukaran
tanda bahwa kedua belah pihak keluarga telah
sepakat untuk meneruskan ketahapan selanjutnya.
11 Bundo kanduang Perempuan yang menjadi pimpinan dalam suatu
keluarga
12 Bubuik Pindah
13 Buhua Ikatan
14 Cadiak pandai Orang yang dianggap pandai dan berwawasan
luas
15 Carano Wadah tempat seperangkat sirih yang terbuat dari
logam berwarna emas
16 Cupak Takaran beras
17 Darek Darat atau daerah asli Minangkabau
18 Dek Karena
19 Dianjak Dibuang
20 Dulamak Alas yang terbuat dari kain yang digunakan
sebagai penutup sirih dalam carano
21 Eksogami matrilineal Perkawinan yang mewajibkan seseorang untuk
kawin di luar klen atau sukunya.
22 Gadang Besar
23 Indak Tidak
24 Kato nan ampek Kata yang empat
25 Kato mandaki Kata mendaki: bertutur kepada orang yang lebih
tua atau memiliki status sosial yang lebih tinggi
26 Kato malereang Kata melereng: bertutur kepada orang yang
disegani, dalam hal ini adalah orang-orang yang
memiliki hubungan kekerabatan karena
perkawinan
27 Kato manurun Kata menurun: bertutur kepada orang yang lebih
muda atau memiliki status sosial yang lebih
rendah
245
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28 Kato mandata Kata mendatar: bertutur kepada orang yang
seusia.
29 Kapalo mudo Orang yang ditunjuk sebagai kepala rombongan
untuk menjemput marapulai
30 Kinship Kekerabatan
31 Kolektifisme Paham yang lebih mementingkankebersamaan di
dalam kelompok
32 Komunalisme Paham yang lebih mementingkan kelompok
33 Mamak rumah Laki-laki yang dituakan dalam rumah.
34 Mamakai Memakai
35 Maminang Meminang, dalam hal ini pihak keluarga
perempuan akan datang kepada keluarga jejaka
untuk meminta apakah bersedia menikah dengan
anak kemanakannya (perempuan).
36 Mangato Berkata
37 Manjadi Menjadi
38 Manghanta Menghantar
39 Manjalang Berkunjung, dalam hal ini pengantin yang telah
sah menjadi suami isteri akan berkunjung ke
rumah orang tua marapulai dengan membawa
makanan.
40 Manjapuik Menjemput
41 Marapulai Pengantin laki-laki
42 Maso Masa
43 Matrilineal Mengambil aris keturunan dari ibu
44 Matrilokal Suami bermukin di kediaman isteri
45 Manyilau Mencari tahu, dalam hal ini dengan melakukan
penjajakan kepada jejaka yang sudah memasuki
usia pernikahan
46 Musim Musim
47 Nagari Desa
48 Nan Yang
49 Ninik mamak Beberapa orang panghulu yang berasal dari
bebarapa kaum atau klan yang ada dalam suku-
suku Minangkabau
50 Pandam pakuburan Tanah kuburan (area pemakaman)
51 Paneh Panas
52 Panghulu Pemangku adat yang memiliki gelar
53 Pasambahan Pidato adat
54 Pasisia Pesisir atau daerah sepanjang pantai
55 Pasumandan Perempuan yang mendampingi marapulai ketika
mendatangi kediaman anak daro
56 Performansi Bentuk suatu kegiatan
57 Rantau Perantauan
58 Rumah gadang Rumah besar
59 Sakali Sekali
246
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60 Sambah Pernyataan hormat yang disampaikan dlam
sebuah upacara adat
61 Sandi Asas
62 Si alek Tamu yang datang dalam acara
63 Si pangka Tuan rumah yang menyambut tamu
64 Sintak Mati
65 Sirih Daun yang digunakan sebagai pembuka kata
66 Solidaritas Perasaan setia kawan
67 Suku Pembagian kelompok pada masyarakat
Minangkabau yang diambil dari garis keturunan
ibu.
68 Syarak Syariat
69 Tabir Kain bermotif dan bersulam emas yang memiliki
variasi warna yang digunakan untuk menutup
dinding.
70 Takambang Terkembang
71 Tapian Tepian (tempat mandi di sungai)
72 Taplak Alas yang terbuat dari kain yang dibentangkan
untuk menempatkan makanan
73 Turun janjang Turun tangga, artinya seseorang yang keluar dari
rumah untuk tinggal di rumah orang lain (isteri)
74 Uang japuik Uang yang diberikan oleh keluarga pengantin
perempuan kepada pengantin laki-laki
247
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1
IDENTITAS INFORMAN
4. Nama : Julius
Umur : 47 Tahun
Pekerjaan : Guru SMP
Alamat : Durian Lilin
248
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2
249
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16. Bagaimana cara menarik minat pemuda untuk mampu melakukan
pasambahan ini?
17. Menurut bapak/ ibu apakah yang seharusnya dilakukan agar tradisi
ini tidak mengalami perubahan?
18. Apakah pemuka adat memiliki peran dalam sistem pewarisan tradisi
ini? Apa yang telah dilakukan oleh mereka?
19. Menurut bapak/ ibu sebaiknya apa yang harus kita lakukan agar
tradisi manjapuik marapulai ini tidak mengalami perubahan kearah
yang lebih instan dan praktis?
20. Apakah langkah-langkah yang harus dilakukan agar tradisi ini tetap
terus berjalan?
250
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3
Alur Pasambahan Tradisi Manjapuik Marapulai
251
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kato kabajawek indak ka babalikan.
Si alek Iyo
Si pangka Diambo bantuak itu lo, tantang jo lakuang sahinggo kato dak cukuik
kito cukuikan jo dek karano lah jaleh bapicik di ambo
Si alek Batuah
Si pangka Gunuang tutuik dek kabuik
Si alek Iyo
Si pangka sungguah pun dek itu tantang lakuang ko batinjau kalam basigi. nan
ambo memutuihan di dalam ko kan bantuak itu saikua kan panjang,
sakarekkan panjang jon?
Si alek Iyo
Si pangka dak ka ambo tinjau di dalam ko do kato dak cukuik yo dek e cu
Si alek iyo
Si pangka Ko namo e matilah tantu kubua e, hilang tantu muaro lah e lah ah..ah
lah jaleh muaro e hilang tantu kubua e, sampelah tantang yang kaduo
Si alek Yo
Si pangka Yang kaduo, saikua kan panjang, sakarek kan banyak
Si alek Yo
Si pangka Alah sampai hati, lah sanang hati si jon?
Si alek Sampai da nang
Si pangka Bana
Si alek ba a rupoe dek pintak lah buliah kandak laku sajuah hati sanang juo
loh bakato lah ha
Si pangka yo
Si alek da yon ah.. kok ado dak ambo tambah lo baliak.. da yon
Si pangka yo
Si alek dayon jo ambo imbau artie ko tadi tantang tabukak kato dek dayon
alah balapangan baa rupo kini da yon, ado jo yang takana dihati
takilek-kilek difikiran, takkalo kito ka barundiang da yon diparapek di
pasamo di muko medan basijilih di lingkung adaik jo pusako jikok
manuruik sarancaknyo kan yo dak tabaokan sapanjang taratik manjilid
baleh lo.. nak
Si pangka bana
Si alek kok taratik kalo samo kito pakai ko malah rupoe tantang itu dibuek.
Lah manlucuik nan duo taangkuik palo sapuluah di angkek tangan
sambah manyambah, di namuahan di sinan rundiang mako kelok, baa
kini da yon sarik batenggang dek nan indak suko bagalisau lah sampai
kato dari kami ka baitu basuo juo dek undang-undang mangatuon
kampuang paneh, kampuang takuruang di baliak kampung sungai
rotan, hujan paneh dapek balinduang sukar dak kama kiro-kiro di
adokkan. nan kini da yon kato sajo nan ka ambo anta sampai
parundingan sajo yang ka ambo sabuik ba a tahantak di ringan tangan
wakato kito barundiang barek sumbayang kok waktu kok makan ko,
katiko dima kiniko dima kini kok lai ka balaluan. Sakian dulu da jon
a.
Si pangka yo jon.. baciek kaduo laluan, kadua lalu batu e
252
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Si alek iyo
Si pangka dek bajalan nan salakuang sampe mancancang sapokok putuih
Si alek yo
Si pangka di dalam tu tantu dak basurang, ado mamak urang ciek lai yang
tabaok di ambo siko ncu
Si alek yo
Si pangka di ciek kaduo ko kaduo ncu tantang sambah bana ncu, ba a pandapek
ncu, ncu?
(………….tidak jelas) ambo pulang ka pangka e ncu, jon? main
Si alek capek se kito jon ?
Si pangka Yo da yon
tantang jo sambah jon di ciek kaduo, lah baduo duduak basimpuah
baselo katak barundiang waktu pun ta susun jadi tarenjeang tangan
siko taangkek sambah
Si alek yo
Si pangka siko rundiang mangko bahelo
Si alek yo
Si pangka mahelo dek nan salasai manyuruak di nan tanang aia janiah.. landai
Si alek yo
Si pangka barabuik..rundiang kaja manutuik kapalo siko bana mangko tanang
Si alek yo
Si pangka kito baok bana ko kito kabek jo lah jon?
Si alek Yo
Si pangka tantang kampuang parek kampuang takuruang ka tigo kampuang
sabananyo
Si alek yo
Si pangka hujan jo paneh dek si jon tampek balinduang suko nan kamano suku
kito simpan babaik sumbayang waktu makan wak katiko
Si alek yo
Si pangka sagitu jon
Si alek yo
Si pangka sinan kito baokkan
Si alek yo.. sampai da nang
Si pangka sampai
Si alek artie alah baagiah kandek ambo yoh ?
Si pangka bana
Si alek samo-samo kito pulangan ka nan tau dek karano iyo bana
dayon...lapeh...lapa sato dimintak sado dapek sato bakandak sado
buliah, artie diambo dak pakai sambah di da yon dak lo basambah
samo-samo kito pulangan se ka nan tau da yon ah., barundiang ambo
sabanta da yon ah (….berunding…..)
Si pangka (menyiapkan makanan)
Si alek ee da yon
yo jon
sapanjang barundiangan batangah da yon ah dari satu sampe kaduo,
duo sampe katigo ibarek urang naik janjang tantu satingkek ka
253
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
satingkek kiniko ambo tapak tingkek nan katigo artie tantang duo
perkaro tadi ko nan partama tantang pambuka kato ka dayon lah
balapangan kok ka hilie tantu rimboe, kamudiak tantu hulue, yang
kaduo tantang saracik sambah lah bakarilahan pulo tarimo baliak, ba a
lai kini da yon kok talakak putiang dulu di bawah kumpulan kali
takalok maso nan dulu tigo timbago nan tajadi
Si pangka bana
Si alek kok nan partamo baso jo basi, kaduo sambah manyambah , katigo
siriah jo pinang
Si pangka bana
Si alek basa jo basi kabasabuik dari jauah kami lah datang, dakek lah bajawek
salam lah tabaok ka jorong ka duduakan
Si pangka bana
Si alek kok sambah manyambah ka disabuik ambo lah bakiro urang... baa tata
siriah jo pinang siriah sakapuah nan alun masak. dek karano labiah
capek kakilah ringan tangan anak mudo matah na di mudiak manganta
siriah ka gagang nyo mangukua pinang ka tampuanyo mancukia nan
lai. ka pasa nan rami lalu dibalian kampia sirih. Kampiah siriah di
tapi dianta katangah, kahadapan angku-angku ninik mamak, iman
katik, pegawai-pegawai, urang sumando, sarato jo pemuda. Umumnya
sigalo silang sipangka karajo nan bapokok khususnya kapado sanak
famili nan mananti, melalui permintaan malah kami da yon kok siriah
di cabiak pinang digatok sada di baliah gambia di putuih santuang di
jujuih dimasaan siriah kami sakapua. Surang lah habih sakapuih elok
bana dima ela angek sinan api padam de e sakian rundiang dulu dayon
Si pangka jon
Si alek yo dayon
Si pangka ba a kecek urang pasia badanga tantu ombak ka bacaliak atau carito
dikamukokan dulu jon atau rundiang kito baok dulu?
Si alek artie... diambo batarimo suko jo nyo da yon
Si pangka bantuak itu batarimo suku?
Si alek Yo
Si pangka kito tadi taruian se bajalan bacapek kaki sekini
Si alek yo
Si pangka artie tantang padi merah tadi tantang padi putuih tadi
Si alek yo
Si pangka tantang di sambah jo kampiah siriah
Si alek yo
Si pangka ba a disanak tasurulah nan mudo matah dek si jon
Si alek yo
Si pangka pai anak ambiak sirih ka gagang malapeh pinang ka tampuak siriah
dapek pinang tabaok mangko dilimo jo dunsanak nan mudo menbanta
mamutiah lai bantiang masuk kalamuan... manuju pulau kasan siriah
baguluang baguntiang talatak jalan ka ranun batadah batetampah
balingka jo air dek pinang
Si alek yo
254
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Si pangka barek iliah kan sawah dihilia mudiakkan sawah balolong maniti di
pamatang panjang
Si alek yo
Si pangka aia mangganang dalam peti manantang nan tampak nan yang tajadi
Si alek iyo
Si pangka ba a dek si jon bajalan ba buah hati malenggang babuah tangan
mambaok siriah salangkok kok dah cukuik beko..... salasai jon
Si alek yo
Si pangka nan kadua tantu tantang siriah masak tigo parkaro
Si alek yo
Si pangka yang partamo tantu masak bamakan nan kaduo masak dimangka
masak jo parundiangan kok dari ambo bantuik itu jon
Si alek yo
Si pangka siriah dicabik pinang digatok sadah di palih tantu sentu di jujuik.
siriah dah ka mungkin ka hijau lai do jon
Si alek yo
Si pangka nan pinang da ka kuniang do
Si alek bana
Si pangka sadah dak rupo coklat
Si alek yo
Si pangka dak ka coklat lai sadah tak lupo jo putiah e yo tantu didalam ko
kandak ka ba agian pintak tantu iyo bapalakuan
Si alek bana
Si pangka nan bana ah mambaok banang bana, bandiang luruih nan kabapiliah
Si alek yo
Si pangka kito kabek lah bana ko tapi nan istirahat kito sabanta nak baiyo ambo
jo apak surang lai ko a
Si alek sampai da yon a
Si pangka bana…. di ambo buliah pintak buliah kandak ka balaku insya allah
kabalapangan
(…… memeriksa……)
ncu.... pasia badanga ombak batele ncu.... mamak urang mamintah
awak mangecek awak lapangan jalan kapatang iko. Iko dek tantu dek
karano ado adiak-adiak urang nan turun ka itu. Baa jon?
Si alek yo da yon
Si pangka dek karana pasia longah sumbah... ateh ombak lah bacaliak tantu
tantang dek siriah tadi
Si alek yo
Si pangka a kato awak tadi, koq siriah bacabiak, pinang digatok, sentul dijujuik,
tantang masak siriah tantu iyo tigo perkaro. Tasuruah nan tadulu tadi.
Si alek Yo
Si pangka Diambo ateh lah bacalik jon, baa diulang kato tadi tantang jo sambah
kandak ka ambo agia pintak bapalakuan
Si alek Hmmm
Si pangka kok balakuan di ambo tantu lah ambo caliak
Si alek yo
255
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Si pangka di ambo dak bajadi tanjuang babalik jalan dak baliku do jon
Si alek yo
Si pangka dek karano lah sagalo, artie ibaraik tabang buruang kama dek si jon.
kok tabang dek sanjo bakambang baiyo tabang bagaluah dek siko
tantu si jon di ambo maraso lalu sarempah sarimbun sacukuik
salangkok e kok santiang tantu kito bileh lamak kito tau e
Si alek yo
Si pangka kok dah cukuip lah umpamo cukuik
Si alek bana
Si pangka kalau manuruik ambo taimbau si jon sekali di ambo sifek kapalo
mudo namoe
Si alek yo
Si pangka gunuang tumpuan dek kabuik tagak batanang gadang bakalambuak
muko pase kelo p nilian? Tapi kok gadang namoe dek sinan basuluh
dek batinggi ka kelo batambak banyak
Si alek iyo
Si pangka yo helo pusek jalo dek si jon namo e
Si alek yo
Si pangka nan taimbo diambo siko si jon tantu sipek raso mudo lalu nan datang
tantu pa ibo mananti
Si alek yo
Si pangka kasiah datang, sayang nan mananti
Si alek yo
Si pangka kok datang dek siriah si jon, diambo dak ado siriah do. Nan ado
diambo kok rokok ambo agak sabatang. Kok alah habiy nan sabatang
elok bana. Nan kato beko kandak ka baagiah. Pintak tu balakuan.
Tantang jo siriah tadi. Masak tigo perkaro. Pinang….. saincek, saikua,
sabuah, kan bantuak itu nak nyo?
Si alek Yo
Si pangka Alah masak siriah si jon ko mah.
Si alek Alah masak
Si pangka bana
Si alek artie dek siriah alah masak tantang parkaro kok siriah lah tibo siriah
mananti dek kini dek dayon siriah tibo rokok mananti siriah kami lah
siriah da yon, rokok da yon rokok kami
Si pangka yo tu jon
Si alek yo kito pulang artie dek lah masak parundiangan ko ah tarimo kasih
banyak da
Si pangka yo kok namo e marengek kito palih manitih kito tuai
Si alek a yo a
Si pangka kok dah bisa jo talapak tangan tantu jo ......jon
Si alek yo tu, tarimo kasih banyak da
Si pangka lah masak kue si jon, sado yang simpel je lah kandek karano kito dak
banyakkan. Minumlah aia tu dulu diak
Si alek yo
Si pangka beko kito sambuang diciek kaduo lah baku nan tigo tantu ado
256
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mukasuk ba a kecek urang bukan daun kanan sajo daun bacampua jo
daun talang bukan dusanah ambo yang bisa kami sajo gadang basuo
bajalang lah jon
Si alek yo da yon
Si pangka ba a kecek urang buriah disipendi merah sajo baiak budi yo basi dek
sagalo yang nampak namoe tantu kilek galiung lah bakaki, kilek
caminlah kamuko. Nan diambo baitu pulo minumlah aia sagalo nan
talatah dek karano kito istirahat beko kan ambo agiah pintak
bapalakuan sagalo nan dapek.
(……Makan…….)
(….. selepas makan)
Si alek Mati tantu rimboe hilang tantu mati tantu kubue hilang tantu rimboe
Si pangka Bana
Si alek kiniko dayon ambo tawiah loh rancana nan ka ampek artie dek na ka
ampek ho tujuan jo mukasuik, tujuan jo mukasuik kami nan datang
dari padang bibiriak tadi kamari artie tuk manapeki padang nan di
ukua janji nan diarek baa lato-kato urang rimbun rampak karambiak
pagai ditanam sutan diateh munggu, bulan tampak janji lah sampai
kami manapeki janji nan dulu
Si pangka bana
Si alek kalau kalau janji nan dulu artie manjapuik marapulai nan banamo
sudarno
Si pangka Satria Perdana
Si alek Satria Perdana nak kami nikahkan beko jo sanak kamanakan kami nan
dimudiak banamo suci nurul hidayati sagalo pajanjian karam buatan
kito nan dulu tu lah dibantang kok di caliak tampak diesek taraso tulah
bantuaknyo e danang kok pintakbuliah kandak balaku sungguah pun
marapulai nan ambo japuk cukuik jo urang mudo jo urang mampu lai
samo sekali jo sumandan e, sakian dulu danang.
Si pangka baitu jon
Si alek Yo
Si pangka Kok dek ciek ka duo lah baku bantuak nan tigo kito pacik arek taguah
kajang nan kito buek.
Si alek Yo
Si pangka nan kaduo tantu bahkan daun kanari sajo dek sarupo jo daun talang
Si alek yo
Si pangka Bukan si jon kamari sajo sadang mukasuik ka manjalang (menangis).
A nan kiniko yo anak awak kabajapuik jon nan ambo kito jo ayah
induak lapeh anak tantu lapeh bana indak nan ambo sangaik. Namoe
kandak ka baagiah pintak kabalakuan janji buek padang na maukua
jon
Si alek Yo
Si pangka sayang jo anak sapanjang jalan jon mungkin anak si jon kabantuak itu
lo nantinyo nan kaduo sagala nan tabuek wakatu itu janji nan
dipadang padang nan bakua, lah tabaok di sijon kini tantu diliek
tampak di esek taraso jon
257
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Si alek yo
Si pangka kok panjang gadang jo pendek e dari kalam lah tabuek dari kini lah
ambo caliak. Ka sia ambo ka baiyo, siapo nan ikuik alun tibo lai. Jadi
kok balapangan kini namoe jon den sijon la tabaok hari kini tabaok
marapulai jo induak – induak sakali hari kini.
Si alek Yo
Si pangka Diambo bantuak itu lo jon sagalo dak bapanjang etong lambek namoe
karajo si jon banyak disitu ambo pasingke se lah kiniko ambo caliakan
ka induak e tantang jo nan tabuek buatan sewa sagalo macam jo jas
sipatu ala di dalam ko jon?
Si alek Yo
Si pangka tapi dek karajo ko anu dek induak silahkan caliak dulu ba a kecek
urang tantu ameh babilang
Si alek yo
Si pangka pitih nan babilang ameh han ba bongkah mananti si jon sabanta tu jon.
insyaallah pintak kok buliah kandak kabalaku
Taruiahan jo lai ef. Yo bantuak itu lo jon lambek lago lai ka manang
dek karano sakali dayung di angkuah duo tigo pulau talampaui
Si alek Yo
Si pangka hari kini la tibo urang sumando
Si alek yo
Si pangka kato urang sumandan, mananti agak beko sabanta dek karano kito
barek bajalan bantuak samuik bairiang
Si alek yo
Si pangka nak tau lo disitu jo panjang pendek e lai ba mamak lai ba apak nyo ka
mananti lah si jon tantang jo kiro bataguah janji batapek yo lah
batapeki kini sagalo kandak ba agiah pintak ka bapalakuan lah cocok
kito ko mah alah ambo caliak jatuah perasaan jo nan lun bacaliak lah
cukuik mah
Si alek artie
Si pangka Lah buliah kito baok marapulai tapi manunggu si jon sagalo andan jo
sumandan mungkin manueh dak sakali ameh mancancang dak sakali
putih
nan namoe awak pakai sumandan tantu bakal bakameh nyo dulu
artie jo sumandan kok balun lakek bana bapakaian tak nan lakoh
ujuang karatan simpang hari kini taak tabaok
Si alek bana
Si pangka Anak ambo turun jo salawek kini ko jon dek karano tukang salawek
lah di siko. alah ba panuah yo han ampek kandak si jon mah lah
sanang hati si jon tu?
Si alek yo lah artie lah balapangan kandak labuliah pintak balaku. Tu lah da
nang sapanjang kito tadi barundiang, ambo mungkin mudo matah
mungkin ado giweh jo hilafah salah ambo jo sanggah maklumlah
awak nan hidupko dak ado nan taparonoh indak ado gadiang han dak
ratak, baa kecek-kecek urang kami ateh namoe rombongan nan datang
dari padang babiriak tadi, mamintak badunsanak disisko kira jo maaf
258
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang sabasar basarnyo tantang giwah jo gaweh jon kato nan ampek
banang nan limo tadorong gading dek gajah. Tantu maaf ambo bapilar
ka nan satu. Nan ka duo kito enjeng babuhua aia
Si pangka yo
Si alek tantu kito tabang jo angin lalu. Diambo bantuak itu lo, datang dak ta
sonsong duduak dak duduak pado tampek e indak tasalam dek sanak
nan lain hari kini kito putih hati baka dan putuih kapek bacaliakan
tantu kito pulangan ka nan satu. Dek kalau manuruik ambo mukasuik
sampai jama lah pacah jon lah sabana pacah. tarimokasih banyak
danang ak lah samo – samo balapangan.
Si pangka Tu lah dek karano sinan karajo banyak ka di awai
Si alek di situ dek banyak karajo tantu kami ka ma...mungkin ka pai ka
mudiak lai tuak maagih kaba dusanak yang dimudiak
Si pangka jadi
Si alek ka urang nan tibo jo rombongan
Si pangka bantuak itu lah jon sagalo nan talatak kilek baliung kaki kurek kini
marasago bayok unde indak baso kinyamlah caguik lah aia agak
sadaguak surang, sagalo nan talatak. Kilek baliung nan ka kaki kulek
camin nan ka muko. Awal e dek sijon dek karano rancak bongka lah
sauah, kalo tambuak ka mampan ambo capek jao ambo bueknyo.
Pacik nahkudo di awak mato ambo kini ko dek si jon paciek
kok dipaciakan kini ko kito dah manunggu halabai do.
Si alek
dan si Bismillahirrahmanirrahim
pangka
259
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA