SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
PENDUGAAN STRUKTUR POPULAS ITIK LOKAL
DI KECAMATAN SUNGAI GERINGGING
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Oleh :
ABSTRAK
Allhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Rusfidra, S.Pt, MP selaku pembimbing I dan Bapak Ir. H. Syafruddin, Dt, TM,
dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, semoga skripsi ini dapat
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi
I.PENDAHULUAN
5.1. …………………………………………………………..
Kesimpulan…………………….. 21
LAMPIRAN.................................................................................................. 24
plasma nutfah di dalam maupun diluar habitatnya. Kegiatan ini dilakukan terhadap
komoditi ternak lokal yang memiliki ciri khas karakteristik tertentu. Eksplorasi
dilaksanakan untuk mengetahui potensi sumber daya genetik ternak lokal. Setioko,
Soiyana dan Sunandar. (2005) menjelaskan bahwa pada dasarnya kegiatan evaluasi
dan pemanfaatan serta pelestarian ternak lokal yang memiliki potensi genetik asli
pelestarian ternak.
Menurut Ismoyowati (2008) itik lokal merupakan salah satu plasma nutfah
ternak Indonesia. Upaya pelestarian dan pengembangan itik lokal harus diupayakan
dan juga bulu, itik dapat hidup dan berkembang biak dengan pakan yang sederhana
Menurut Nova, Hayati dan Nindiasari (2011) selain kepadatan populasi juga
peluang semakin besar atau kecil suatu populasi di waktu-waktu mendatang adalah
terhadap hasil produksi peternakan seperti daging dan telur cenderung meningkat.
Itik merupakan salah satu jenis ternak unggas yang potensial dalam menghasilkan
daging dan telur.Bedasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
(2012), jumlah populasi itik di Indonesia sekitar 43.487.520 ekor dengan produksi
jantan dan betina, kemudian kelompok umur antara lain seperti anak, muda, dan
dewasa. Yalti (2012), menyatakan bahwa jumlah itik Bayang di Kecamatan Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan ayam jantan dewasa sebanyak 1.150 ekor (4,08%), dan
ayam betina dewasa 13.823 ekor (48,95%), ayam jantan muda 1.135 ekor (4,02%)
dan ayam betina muda 11.255 ekor (39,85%), dan anak ayam 881 ekor (3,12%).
Kamang Kabupaten Agam ayam jantan dewasa sebanyak 484 ekor (11,72%), dan
ayam betina dewasa 1.026 ekor (24,84%), ayam jantan muda 514 ekor (12,44%)
dan ayam betina muda 1.005 ekor (24,33%), dan anak ayam 1.102 ekor (26,67%).
struktur populasi ayam Bangkok di Kecamatan Mungka sebanyak 174 (3,85%) ekor
ayam jantan dewasa, 3.580 (79,27%) ekor ayam betina dewasa, 147 (3,26%) ekor
ayam jantan muda, 548 (12,14%) ekor ayam betina muda dan 67 (1,48%) ekor anak
struktur populasi itik lokal yang ada di Kecamatan Sungai Geringging menjadi
sangat penting dan mendasar dalam rangka menunjang konservasi plasma nutfah.
maka perlu diketahui data dasar struktur populasi itik lokal, yang dapat digunakan
Bedasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung jumlah populasi aktual (Na) dan
jumlah populasi efektif (Ne) itik lokal di Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten
Unggas air banyak macamnya, mulai dari unggas air liar hingga unggas air
yang sudah diternakan. Dari serangkaian unggas itu terdapat unggas yang
mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, karena mampu memenuhi salah
satu hasrat hidup manusia kelas Aves, ordo Anserifomes, family Anatidae, sub
family Anatidae dan genus Anas (Srigandono, 1986). Menurut Rasyaf (1996)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Anseriformes
Family : Anatidae
Subfamily : Dendrocygninae
Anatidae
Aythynae
Merginae
beberapa sifat khas yang membedakan dan menggolongkannya sebagai unggas air
2. Paruh itik dilapisi selaput. Sedangkan bagian ujungnya terdapat processus yang
pencerna makanan.
3. Bulu itik berbentuk konkaf yang merapat erat kepermukaan badan. Karena itik
memiliki kelenjer minyak yang relatif besar, bulu-bulu itik senatiasa berminyak.
Dengan bantuan minyak tersebut maka dapat mencegah masuknya air, hingga air
4. Bagian badan itik yang dapat dimakan relatif kecil bila dibandingkan dengan
menjadi tiga kelompok yaitu itik tipe petelur, itik tipe pedaging dan iti tipe hias.
macam jenis itik lokal dengan karakteristik khas yang tidak dimiliki oleh daerah
lain. Sebagai contoh itik Tegal, itik Mojosari, itik Bali, itik Alabio, itik Cirebon, itik
Kerinci dan jenis lainnya. Secara umum, itik-itik lokal dikenal sebagai
Menurut Sarengat (1989) walaupun itik lokal Indonesia satu rumpun dengan
bangsa itik Indian Runner akan tetapi populasinya tersebar diseluruh wilayah
terdapat bermacam-macam jenis itik lokal dengan karakteristik khas yang tidak
dimiliki oleh daerah lain. Sebagai contoh itik Tegal, itik Mojosari, itik Bali, itik
Alabio, itik Cerebon, dan jenis lainnya. Secara umum, itik lokal dikenal sebagai itik
asli Indonesia.
mempunyai potensi untuk melakukan hubungan secara dinamis antara satu individu
atau kumpulan organisme sejenis yang hidup dalam suatu daerah tertentu (Warwick,
keseluruhan objek, elemen atau unsur yang akan diteliti dan dapat berupa makhluk
hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan atau juga berupa benda mati.
struktur populasi adalah komposisi populasi yang meliputi jenis kelamin jantan,
betina, dan umur seperti kategori anak, kategori muda, kategori dewasa, dan
kategori tua. Untuk mengetahui struktur populasi tersebut dapat digunakan metode
jumlah populasi itik di Kabupaten Padang Pariaman sekitar 168.012 ekor dengan
produksi daging 100.807 kg dan telur 766.135 kg. Telur dan daging itik merupakan
produk utuma dari ternak itik yang dimanfaatkan sebagai sumber protein bagi
masyarakat.
(2010), ada tiga sistem pemeliharaan yang bisa dilakukan untuk ternak itik seperti
sistem pemeliharaan tradisional, sistem pemeliharaan semi-intensif dan sistem
pemeliharaan intensif.
Sementara itu dalam pertumbuhan ternak itik untuk mendapatkan bibit yang
berkualitas tentunya telur tetas yang akan ditetaskan juga harus berkualitas.
Supriyadi (2009) menyatakan salah satu faktor untuk mendapatkan telur tetas yang
berkualitas yaitu telur yang berasal dari induk yang sehat dengan perbandingan
jantan betina 1 : 8 sampai 10 ekor dan telah masuk bulan ke tiga produksi dengan
kualitas pakan yang baik. Murtidjo (1988) berpendapat bahwa untuk mendapatkan
kualitas telur tetas yang berdaya tetas baik ditinjau dari perbandingan induk jantan
Extinct: (punah) species tidak dijumpai dalam kondisi liar selama 50 tahun
terakhir. Keadaan ini menjadi mutlak apabila tidak ada sama sekali ternak
apabila lebih kurang atau sama dengan 100 ekor atau jumlah total ternak
jantan dewasa (breeding male) kurang atau sama dengan 5 ekor atau
populasi secara keseluruhan kurang atau sama dengan 120 ekor dan selalu
berkurang dan persentase ternak betina yang kawin dengan pejantan dari
Endangered: (terancam) apabila jumlah ternak betina lebih dari 100 ekor
atau lebih kecil dan sama dengan 1000 ekor atau jumlah total ternak jantan
dewasa lebih kecil atau sama dengan 20 ekor dan lebih besar dari 5 atau
seluruh populasi lebih besar dari 1000 dan lebih kecil atau sama dengan
lembaga penelitian.
Not a risk: rumpun yang dikategorikan not a risk apabila tidak termasuk
kategori defenisi diatas dan jumlah ternak betina dan jantan dewasa masing-
masing lebih besar dari 1000 dan 20 atau apabila populasinya lebih besar
Jantan dewasa dan betina dewasa dari ternak yang produktif merupakan
berhubungan dengan proses perkawinan ternak sampai mejadi bibit ternak yang
bahwa populasi aktual adalah jumlah ternak jantan dan betina dewasa yang
itik Bayang adalah 14.973 ekor. Sedangkan Hasibuan (2012), jumlah populasi
bagaimana anggota populasi berproduksi dengan yang lain untuk meneruskan gen
ke generasi berikutya. Nilai Ne tidak sama dengan nilai Na dan biasanya nilai Ne
lebih kecil dari pada Na. sementara itu pada teori genetika populasi, menurut Arida
(2009) dalam cabang ilmu diterapkan nilai perbedaan antar populasi yang
suatu populasi. Ada beberapa nilai perbedaan antar populasi yang dibahas dalam
teori genetika populasi, nilai tersebut dapat digunakan untuk menghitung ukuran
perkiraan jumlah individu dari suatu populasi yang dapat menghasilkan keturunan
yang baik. Disamping itu, nilai ini juga berguna untuk memperkirakan tingkat
populasi.
akan menurun cepat jika ukuran populasi efektif induknya menurun. Nilai Ne ini
umumnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah aktual (Na) yang ada
populasi efektif itik Bayang adalah 4.246 ekor. Sedangkan Hasibuan (2012), jumlah
Dalam penelitian digunakan populasi ternak itik lokal yang dipelihara oleh
peternak di Kecamatan Sungai Geringging yang terdiri dari empat Nagari, yaitu: di
Nagari Malai III Koto, Nagari Kuranji Hulu, Nagari Batu Gadang dan Nagari
Kecamatan Sungai Geringging yang memiliki minimal 40 ekor itik dengan metode
Dimana :
P = Persentase
Xi = Nilai pengamatan ke-i
N = Jumlah sampel
2. Jumlah populasi aktual dihitung dengan menjumlahkan itik jantan dewasa
dengan itik betina dewasa (Falconer dan Mac Kay (1996).
3. Jumlah populasi efektif dihitung menurut Falconer dan Mac Kay (1996),
yaitu :
Keterangan :
Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Malai III Koto, Nagari Kuranji Hulu,
Nagari Batu Gadang dan Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu Kecamatan Sungai
adalah sebagai berikut sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Batang Gasan
Koto Kampung Dalam, sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan IV Koto Aur
III Koto, Batu Gadang Kuranji Hulu dan Sungai Sirah Kuranji Hulu. Jumlah
penduduk Kecamatan Sungai Geringging pada tahun 2012 terdapat sebanyak 27.079
jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 12.954 (47,84%) jiwa dan penduduk
2012.)
areal persawahan yang telah di panen. Kandang didirikan dibelakang atau disebelah
rumah dan apabila padi sudah dipanen maka kandang juga dibuat ditengah-tengah
sawah dibuat menggunakan terpal atau jaring yang digunakan pada malam hari,
Nagari Malai III Koto memiliki dua sistem yaitu dikandangkan dan digembalakan
Hulu, Nagari Batu Gadang dan Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu yaitu
digembalakan diareal pesawahan. Pada itik yang dikandangkan terdapat jenis pakan
pesawahan.
Hal ini disebabkan lahan yang ada di Kecamatan Sungai Geringging pada
umumnya digunakan sebagai lahan pertanian yaitu menanam padi. Jika pada waktu
musim tanam padi, maka ternak tidak boleh diangon kelokasi penanaman padi
maka itik diangon kenagari lain yang sudah panen. Keterbatasan lahan yang
dimiliki oleh peternak sebagai sarana tempat pemeliharaan ternak itik menjadi salah
satu factor utama menurunnya tingkat pemeliharaan itik oleh masyarakat per-
yang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, karena mampu memenuhi
kebutuhan manusia.
sama. Pemeliharaan anak itik lokal dipelihara didalam kandang boks yang
diletakkan dalam dapur memakai ventilasi angin yang terbuat dari kawat jaring.
Ada juga yang memelihara itik dengan kandang dibelakang rumah ditutupi dengan
terpal.
Pemberian pakan dan minum untuk anak itik diperhatikan oleh peternak.
Pakan komersil yang diberikan pada anak itik di Sungai Geringging ini adalah CP
511, nasi sisa dan setelah anak itik berumur 20 hari diberi dedak campur sagu.
Pemeliharaan anak itik lokal dapat dilihat pada Gambar 3.
diterapkan.
dewasa 83,12%, itik muda 15,40%, dan anak itik 1,48%. Dari hasil penelitian
sebagian besar adalah itik betina dewasa, yang dijadikan sebagai itik petelur.
populasi terbanyak berada di Nagari Malai III Koto berjumlah 1.606 ekor
(35,56%), di ikuti dengan Nagari Batu Gadang berjumlah 1.268 ekor (28,08%),
Nagari Kuranji Hulu berjumlah 1.021 ekor (22,61%), dan di Nagari Sungai Sirah
Kuranji Hulu berjumlah 621 ekor (13,75%). Jumlahitik jantan dari semua kategori
umur di empat nagari tersebut berjumlah 321 ekor (7,11 %) dan itik betina
berjumlah 4.128 ekor (91,41%). Peternak memelihara itik untuk mendapatkan telur.
manusia.
Berdasarkan pada Tabel 2, jumlah anak itik 67 ekor lebih sedikit dari total
jumlah itik muda dan itik dewasa. Hal ini dikarenakan peternak menetaskan telur
untuk dijadikan anak apabila sudah musim panen barulah peternak memperkirakan
waktu untuk menetaskan telur, selama musim bercocok tanam disawah maka telur
dijual untuk telur kosumsi. Selain itu itik tidak mempunyai sifat mengeram (non-
Populasi aktual (Na) dari itik lokal di Kecamatan Sungai Geringging dapat
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah populasi aktual (Na) itik lokal di
Kecamatan Sungai Geringging adalah 3.754 ekor. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa jumlah populasi aktual (Na) Itik lokal di Kecamtan Sungai Geringging lebih
rendah dari hasil penelitian Yalti (2012), menyatakan bahwa jumlah populasi aktual
itik Bayang adalah 14.973 ekor, Sedangkan Hasibuan (2012), jumlah populasi
Dari hasil penelitian ini diketahui populasi aktual (Na) paling tinggi di
Nagari Batu Gadang karena karena memiliki luas wilayah pertanian yang tinggi.
Jumlah aktual jantan dan betina dewasa dari ternak yang produktif merupakan
(2003), menjelaskan populasi aktual (Na) adalah jumlah ternak jantan dewasa dan
Populasi efektif (Ne) dari itik lokal di Kecamatan Sungai Geringging dapat
Jumlah populasi efektif (Ne) itik lokal di Kecamatan Sungai Geringging yaitu
664 ekor. Pada tabel 5, jumlah populasi efektif (Ne) di Nagari Malai III Koto adalah
207 ekor, Nagari Kuranji Hulu 78 ekor, Nagari Batu Gadang 240 ekor, dan Nagari
Sungai Sirah Kuranji Hulu 133 ekor. Jumlah populasi efektif di Kecamatan Sungai
Geringging lebih rendah dari penelitian Yalti (2012), menyatakan bahwa jumlah
populasi efektif itik Bayang adalah 4.246 ekor, Sedangkan Hasibuan (2012), jumlah
Arida (2009) menyatakan ada beberapa nilai perbedaan antara populasi yang
dibahas dalam teori genetika populasi. Nilai tersebut dapat digunakan untuk
menghitung ukuran populasi efektif (Ne), yaitu perkiraan jumlah individu dari
suatu populasi yang dapat menghasilkan keturunan yang baik. Disamping itu, nilai
ini juga berguna untuk memperkirakan tingkat inbreeding suatu populasi, yang
(terancam) apabila jumlah ternak betina lebih dari 100 ekor atau lebih kecil dan
sama dengan 1000 ekor atau jumlah total ternak jantan dewasa lebih kecil atau
sama dengan 20 ekor dan lebih besar dari 5 atau seluruh populasi lebih besar dari
1000 dan lebih kecil atau sama dengan 1200 dalam kondisi berkurang.
Perbandingan antara itik jantan dewasa dan itik betina dewasa (rasio seks)
secara keseluruhan adalah 1: 21. Perbandingan antara jantan dan betina ini tidak
sesuai dengan perbandingan jenis kelamin itik yang normal atau itik yang
itik petelur, karena pemeliharaan itik penghasil telur konsumsi tidak membutuhkan
itik jantan, karena kehadiran itik jantan hanya akan menghabiskan energi itik betina
(dikejar-kejar) dan mengurangi jatah pakan itik betina. Tanpa itik jantan pun, itik
betina dapat bertelur namun peternak yang menaruh itik jantan biasanya satu
diantara seratus ekor betina. Gunanya untuk melindungi itik betina jika ada hewan
pemangsa seperti kucing.Selain itu, itik betina akan merasa lebih tenang jika ada
itik jantan disampingnya. Disaat peternak menjadikan sebagai telur tetas yang akan
dijadikan bibit barulah peternak memakai itik jantan yang akan berdaya tetas baik.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Padang Pariaman adalah itik dewasa (83,12%), itik muda (15,40%), dan
Kabupaten Padang Pariaman adalah 664 ekor. Rasio itik jantan dewasa
5.2 Saran
Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka Belitung. 2011. Pengertian Sensus Sapi.
2011. http://www.bpsBangBel.go.id. Diakses 11 Januari 2012.
Falconer, D.S. and T.F.C. Mackay. 1996. Introduction to Quantitative Genetic. 4th
edition. Addison WesleyLongman, Essex, UK.
Murtidjo. 1988. Seni Budi Daya Mengelola Itik. Cetakan Ke Sebelas. Kanisius.
Yogyakarta.
Somantri dan Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Pustaka Setia.
Bandung.
Suprianto, J. 1987. Teori dan Aplikasi Statistika. Edisi kelima. Erlangga. Jakarta.
Jumlah Kepemelikan
Nama
No Dewasa Muda Jumlah
Peternak Anak
Jantan Betina Jantan Betina Ternak
1 Riki 6 186 1 35 15 243
2 Imai 5 224 15 0 2 246
3 Asril 6 91 0 16 0 113
4 Sina 4 40 1 15 1 61
5 Samar 4 119 0 17 1 141
6 Nasril 5 45 3 8 0 61
7 Wati 4 77 3 25 0 109
8 Muti 1 29 2 11 2 45
9 Samsir 2 62 2 5 0 71
10 Supiak Pulau 1 80 0 17 3 101
11 Ratna 4 44 2 4 0 54
12 Bujang 4 81 1 7 1 94
13 Lina 2 96 3 17 0 118
14 Junaidi 3 65 1 0 0 69
15 Nur 3 74 0 3 0 80
16 M. Anih 2 135 10 21 1 169
17 Suman 3 151 9 18 1 182
18 Asdi 1 65 4 15 2 87
19 Muklis 2 40 1 0 0 43
20 Amran 4 111 4 22 0 141
21 Yulis 1 50 1 10 2 64
22 AsriKahar 2 75 2 8 2 89
23 Lina 2 71 1 21 3 98
24 Suardi 2 90 0 10 0 102
25 Yusdi 1 40 0 3 2 46
26 Anto 5 140 3 5 3 156
27 Andit 2 95 0 14 6 117
28 Oyon 7 81 4 5 0 97
29 Azwar 3 103 2 12 2 122
30 Sudirman 5 132 2 8 3 150
31 Hasan 6 66 0 14 1 87
32 Meri 6 55 6 8 4 79
33 Faisal 4 89 0 6 2 101
34 Rusdi 3 74 13 17 0 107
35 Samsul 9 44 13 25 0 91
36 Yunizar 3 87 4 10 3 107
37 Fendra 11 28 3 12 0 54
38 Samsir 5 53 3 14 1 76
39 Bambang 3 67 5 5 0 80
40 Jusmaida 4 25 11 35 0 75
41 Ali Mukni 5 66 0 4 0 75
42 Bolon 1 83 2 21 1 108
43 Edi 3 39 0 9 0 51
44 Suti 6 44 8 12 3 73
45 Ine 9 68 2 4 0 83
Total 174 3.580 147 548 67 4.516
Persentase 3,85 79,27 3,26 12,14 1,48 100
= 3,85 %
= 79,27 %
= 3,26 %
= 1,48 %
Na = 174 + 3.580
Na = 3.754 ekor
Ne = 664 ekor
= 1 : 21
Lampiran 2. Struktur Populasi Itik Lokal di Nagari Malai III Koto Kecamatan
Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Jumlah Kepemilikan
Nama
No Dewasa Muda Jumlah
Peternak Anak
Jantan Betina Jantan Betina Ternak
1 Riki 6 186 1 35 15 243
2 Imai 5 224 15 0 2 246
3 Asril 6 91 0 16 0 113
4 Sina 4 40 1 15 1 61
5 Samar 4 119 0 17 1 141
6 Nasril 5 45 3 8 0 61
7 Wati 4 77 3 25 0 109
8 Muti 1 29 2 11 2 45
9 Samsir 2 62 2 5 0 71
Supiak
10 1 80 0 17 3 101
Pulau
11 Ratna 4 44 2 4 0 54
12 Bujang 4 81 1 7 1 94
13 Lina 2 96 3 17 0 118
14 Junaidi 3 65 1 0 0 69
15 Nur 3 74 0 3 0 80
Total 54 1.313 34 180 25 1.606
Persentase 3,36 81,75 2,12 11,21 1,56 100
1. P % Itik Lokal di Nagari Malai III Koto Kecamatan Sungai Geringging
a. Persentase itik jantan dewasa
= 3,36 %
= 81,75 %
= 11,21 %
= 1,56 %
2. Jumlah Populasi Aktual itik lokal di Nagari Malai III Koto Kecamatan Sungai
Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Na = 54 + 1.313
Na = 1.367 ekor
3. Populasi efektif ternak itik lokal di Nagari Malai III Koto Kecamatan Sungai
Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Ne = 208 ekor
4. Rasio itik jantan dan betina dewasa
= 1 : 24
Lampiran 3. Struktur Populasi Itik Lokal di Nagari Kuranji Hulu Kecamatan
Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Jumlah Kepemelikan
No Nama Peternak Dewasa Muda Jumlah
Anak
Jantan Betina Jantan Betina Ternak
1 M. Anih 2 135 10 21 1 169
2 Suman 3 151 9 18 1 182
3 Asdi 1 65 4 15 2 87
4 Muklis 2 40 1 0 0 43
5 Amran 4 111 4 22 0 141
6 Yulis 1 50 1 10 2 64
7 Asri Kahar 2 75 2 8 2 89
8 Lina 2 71 1 21 3 98
9 Suardi 2 90 0 10 0 102
10 Yusdi 1 40 0 3 2 46
Total 20 828 32 128 13 1.021
Persentase 1,96 81,10 3,13 12,54 1,27 100
= 1,96 %
= 81,10 %
= 12,54 %
= 1,27 %
2. Jumlah Populasi Aktual itik lokal diNagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai
Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Na = 20 + 828
Na = 848 ekor
3. Populasi efektif ternak itik lokal di Nagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai
Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Ne = 78 ekor
Jumlah Kepemilikan
Nama
No Dewasa Muda Jumlah
Peternak Anak
Jantan Betina Jantan Betina Ternak
1 Anto 5 140 3 5 3 156
2 Andit 2 95 0 14 6 117
3 Oyon 7 81 4 5 0 97
4 Azwar 3 103 2 12 2 122
5 Sudirman 5 132 2 8 3 150
6 Hasan 6 66 0 14 1 87
7 Meri 6 55 6 8 4 79
8 Faisal 4 89 0 6 2 101
9 Rusdi 3 74 13 17 0 107
10 Samsul 9 44 13 25 0 91
11 Yunizar 3 87 4 10 3 107
12 Fendra 11 28 3 12 0 54
Total 64 994 50 136 24 1.268
Persentase 5,05 78,39 3,94 10,73 1,89 100
= 5,05%
b. Persentase itik betina dewasa
= 78,39%
= 10,73 %
= 1,89 %
2. Jumlah populasi aktual itik lokal di Nagari Batu Gadang Kecamatan Sungai
Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Na = 64 + 994
Na = 1.058 ekor
3. Populasi efektif ternak itik lokal di Nagari Batu Gadang Kecamatan Sungai
Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Ne = 241 ekor
Jumlah Kepemilikan
2 Bambang 3 67 5 5 0 80
3 Jusmaida 4 25 11 35 0 75
4 Ali Mukni 5 66 0 4 0 75
5 Bolon 1 83 2 21 1 108
6 Edi 3 39 0 9 0 51
7 Suti 6 44 8 12 3 73
8 Ine 9 68 2 4 0 83
= 5,80 %
= 4,99 %
= 16,75 %
= 0,80 %
2. Jumlah Populasi Aktual (Na) itik lokal di Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu
Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Na = 36 + 445
Na = 481 ekor
3. Populasi Efektif ternak itik lokal di Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu
Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman
Ne = 133 ekor
= 1 : 12
Lampiran 6. Dukumentasi penelitian pemeliharaan itik dewasa didalam kandang
dan penggembalaan menuju kandang.
RIWAYAT HIDUP
1991. Pada tahun 1997 memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri
01 Sungai Limau dan tamat pada tahun 2003, pada tahun yang sama penulis
tamat tahun 2006, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri
Baru (SPMB) dan dinyatakan lulus sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas
pada tanggal 4 Juni 2012 sampai dengan 17 Juli 2012 penulis melakukan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Nagari Desa Baru Kecamatan Ranah Batahan
Februari 2015.