DISERTASI
Oleh
LELA ERWANY
NIM: 108107015
PROGRAM DOKTOR (S3) LINGUISTIK
DISERTASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor dalam
Program Doktor Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
di bawah pimpinan Rektor Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum.
untuk dipertahankan dihadapan sidang Terbuka Senat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
LELA ERWANY
NIM: 108107015
Program Doktor (S3) Linguistik
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Tanggal Lulus:
Judul Disertasi
Dengan ini penulis nyatakan bahwa disertasi ini disusun sebagai syarat
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-
Penulis,
Lela Erwany
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ―Tradisi Lisan Malam Berinai pada Masyarakat Melayu
Tanjung Balai‖. Penelitian ini mengkaji performansi, kearifan lokal, dan model
revitalisasi upacara malam berinai, serta citra arketipe Melayu dalam sinandong.
Tradisi malam berinai di Tanjung Balai merupakan upacara pemberian inai
kepada calon pengantin yang dilakukan sebelum pengantin disandingkan di
pelaminan pada keesokan harinya. Malam berinai biasanya dilaksanakan pada
malam hari setelah selesai sholat Isya. Malam berinai menjadi bagian yang sangat
penting dalam acara memberi tanda kepada pengantin yang digunakan oleh
masyarakat tanjung balai sebagai bagian dari upacara adat istiadat perkawinan
Melayu. Penelitian ini penting dilakukan karena masyarakat sudah jarang
melakukan upacara malam berinai sehingga banyak orang yang tidak
mengetahuinya lagi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
performansi, kearifan lokal, model revitalisasi malam berinai dan
mendeskripsikan citra arketipe masyarakat Melayu dalam sinandong. Penelitian
ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan metode deskriptif analitik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan performansi pemikiran Finnegan dan
Vansina, pendekatan kearifan lokal dengan teori kulit bawang, pendekatan model
revitalisasi dari pemikiran Vansina dan RUU 3 April 2013, teori Semiotik C.S.
Pierce dan teori arketipe C.G. Jung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Performansi tradisi malam berinai adalah serangkaian upacara yang dilaksanakan
pada malam hari sebelum pengantin duduk bersading. Rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan adalah barzanzi, marhaban, tari gubang, tepung tawar, berinai besar,
kasidah, dan sinandong. Kegiatan ini berlangsung sampai tengah malam. Tradisi
upacara malam berinai ini tidak terlepas dari teks, konteks, dan ko-teks. Teks
dalam tradisi ini difokuskan pada teks Sinandong Didong yang diiringi oleh tari
Gubang yang berfungsi sebagai penanda malam berinai. Sedangkan konteks
dalam tradisi ini berhubungan dengan konteks budaya, sosial, situasi, dan idiologi.
Analisis ko-teks tradisi ini meliputi gerak dan peralatan yang digunakan dalam
tradisi ini. Kearifan lokal tradisi malam berinai meliputi lapisan makna dan fungsi,
lapisan nilai dan norma, dan kearifan lokal. Kearifan lokal yang terdapat dalam
tradisi malam berinai ini meliputi rasa syukur, sopan santun, gotong royong,
kesetiakawanan sosial, dan peduli lingkungan. Model revitalisasi tradisi malam
berinai pada masyarakat Melayu Tanjung Balai dapat dikelompokkan menjadi tiga
komponen yaitu, mengaktifkan, mengelolah, dan mewariskan. Mengaktifkan
tradisi malam berinai dapat dilakukan dengan mensosialisasikan kepada
masyarakat, memungsikan kembali malam berinai sebagai ajang untuk
bersilaturrahmi, dan membentuk arisan keluarga untuk menanggulangi biaya
penyelenggaraan upacara tersebut. Mengelolah tradisi malam berinai berkaitan
dengan mengelolah waktu pelaksanaan, mengadakan pelatihan untuk pewara, dan
mempromosikan tradisi tersebut. Mewariskan tradisi Malam berinai ini bukan
hanya menyangkut masalah penyederhanaan acara, tetapi juga menginventarisasi
ABSTRACT
Lela Erwany
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Inpres No. 014721 Empat negeri, Batubara (tamat tahun 1984).
2. SMP Negeri Simpang Dolok, Batubara (tamat tahun 1987).
3. SMA Negeri Indrapura, Batubara (tamat tahun 1990).
4. Universitas Sumatera Utara, Fakultas Sastra Program Studi Bahasa dan
Sastra Melayu (tamat tahun 1995).
5. Sekolah Pascasarjana USU Program Studi Linguistik (tamat tahun 2009).
C. Pengamalan Pekerjaan
1. Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. Unham
2. Ketua Yayasan Sakinah Az-Zahra Periode 2015-2020
3. Dosen Tidak Tetap di UMSU, UNIVA dan Universitas Sutomo.
Mertua tercinta
Suami tersayang
ABSTRAK…………………………………………………………………….... i
ABSTRACT…………………………………………………………………...... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………... vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..... viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xi
DAFTAR BAGAN………………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xiii
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….. 25
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….. 25
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………... 26
1.4.1 Manfaat Teoretis……………………………………… 26
1.4.2 Manfaat Praktis……………………………… 26
BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI …………………… 28
2.1 Kajian Pustaka………………………………………… 28
2.2 Konsep……………………………………………... 31
2.2.1 Tradisi Lisan…………………………………… 31
2.2.2 Malam Berinai dalam Masyarakat Melayu Tanjungbalai… 36
2.2.3 Sinandong………………………………… 40
2.2.4 Adat Perkawinan Melayu di Tanjungbalai………………… 43
2.3 Landasan Teori…………………………………………………. 70
2.3.1 Pendekatan Performansi………………………………… 70
2.3.1.1 Performansi.....................................……… 70
2.3.1.2 Teks, Koteks dan Konteks.............................……… 74
2.3.1.2.1 Teks...................................……… 74
2.3.1.2.2 Koteks............................ 78
2.3.1.2.3 Konteks.....................................……… 81
2.3.2 Pendekatan Kearifan Lokal……………………………… 85
2.3.3 Model Revitalisasi……………………………… 95
2.3.4 Teori Arletipe……………………………… 112
PENDAHULUAN
fase kehidupan, yang pada setiap perubahan fase tersebut selalu dilakukan
dengan fase kehidupan lainnya, fase perkawinan sangat khusus. Perhatian pihak-
mulai dari memikirkan proses akan menikah, persiapannya, upacara pada hari
1
Rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu menurut adat atau
agama. Dalam konteks penelitian ini, upacara tersebut berkaitan dengan upacara adat, yaitu
upacara yang berhubungan dengan adat suatu masyarakat, misalnya upacara adat perkawinan,
upacara adat kematian, atau upacara adat menabalkan nama, dan lain-lain.
2
Dalam kebudayaan masyarakat di dunia ini, keluarga biasanya dapat dikelompokkan
berdasarkan kuantitas kekerabatannya. Unit keluarga yang paling kecil disebut dengan keluarga
inti (nucleus family), yang terdiri dari unsur ayah, ibu, dan anak-anaknya. Kemudian dikenal pula
keluarga luas (extended family), yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan kerabat-
kerabatnya seperti kakek, nenek, paman, bibi, kemenakan, dan lain-lainnya. Di dalam, beberapa
kelompok masyarakat di dunia ini, pola perumahan dan pemukiman juga mencerminkan bentuk
keluarga ini. Ada yang membangun rumah dengan fungsi utama untuk keluarga inti. Tidak jarang
pula yang mendasarkan perumahan berdasarkan keluarga batih, misalnya rumah lamin pada
masyarakat Dayak di Kalimantan.
tahap dalam keseluruhan daur kehidupan manusia yang sangat penting. Melalui
bujangan menjadi berkeluarga (dengan status suami atau istri), dengan demikian
masyarakat.
abang yang tadinya bertanggung jawab atas adiknya seorang gadis, tetapi dengan
terjadinya ikatan tali perkawinan maka hak dan kewajiban seorang abang sudah
berpindah kepada suami sang adik. Setiap upacara perkawinan itu begitu penting
baik bagi yang bersangkutan maupun bagi anggota kekerabatan kedua belah
3
Istilah adat istiadat ini, peneliti gunakan dalam konteks pemahaman adat dalam
kebudayaan Melayu secara umum.Adat istiadat adalah salah satu dari empat kategori adat Melayu,
yang terdiri dari: (a) ada yang sebenar adat, yaitu hukum alam yang ditentukan Tuhan Yang Maha
Kuasa; (b) adat yang diadatkan, yaitu sistem sosial yang dibangun orang Melayu, termasuk di
dalamnya kepemimpinan, (c) adat yang teradat, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang lama-lama
menjadi adat, di dalamnya terkandung makna adat dalam konteks perubahan ruang dan waktu; dan
(d) adat istiadat, yang biasanya dimaknakan sebagai upacara-upacara di dalam kebudayaan
Melayu.
kitabullah, syarak mengata, adat memakai.4 Artinya apa yang ditetapkan oleh
4
Syarak atau syariat dalam konsep Islam artinya jalan yang sesuai dengan undang-undang
(peraturan) Allah SWT. Allah menurunkan agama Islam kepada Nabi Muhammad SAW. secara
lengkap dan sempurna, jelas dan mudah dimengerti, praktis untuk diamalkan, selaras dengan
kepentingan dan hajat manusia, dalam dimensi ruang dan waktu yang tidak terbatas. Syariat
berlaku untuk hamba-Nya yang berakal, sehat, dan telah menginjak usia dewasa. Bagi setiap umat
Islam, keharusan mematuhi peraturan ini diterangkan dalam firman Allah SWT. "kemudian Kami
jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah syariat
itu, dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui." (Q.S. 45/211-
Jatsiyah: 18). Syariat Islam ini, secara garis besar, mencakup tiga hal: (1) Petunjuk dan bimbingan
untuk mengenal Allah SWT dan alam gaib yang tidak terjangkau oleh indera manusia (ahkam
syar'iyyah i'tiqodiyyah) yang menjadi pokok bahasan ilmu tauhid; (2) petunjuk untuk
mengembangkan potensi kebaikan yang ada dalam diri manusia agar menjadi makhluk terhormat
yang sesungguhnya (ihkam syar'iyyah khuluqiyyah) yang menjadi bidang bahasan ilmu tasawuf
(ahlak); dan (3) ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara beribadah kepada Allah SWT atau
hubungan manusia dengan Allah (vretikal), serta ketentuan yang mengatur pergaulan/hubungan
antara manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dewasa ini, umat Islam selalu
mengidentikkan syariat dengan fiqih, oleh karena sedemikian erat hubungan keduanya. Akan tetapi
antara syariat dan fiqih, sesungguhnya ada perbedaan yang mendasar. Syariat Islam merupakan
ketetapan Allah SWT tentang ketentuan-ketentuan hukum dasar yang bersifat global dan kekal,
sehingga tidak mungkin diganti dan dirombak oleh siapapun sampai kapanpun. Sedangkan fiqih
adalah penjabaran syariat dari hasil ijtihad para mujtahid, sehingga dalam perkara-perkara tertentu
bersifat lokal dan temporal. Itulah sebabnya ada sebutan fiqih Irak, Mesir, Arab Saudi, dan lain-
lainnya. Selain itu, karena fiqih hasil dari pemikiran mujtahid, maka ada fiqih Syafi'ie, fiqih Maliki,
fiqih Hambali, fiqih Hanafi. Oleh karena syariat Islam adalah ketetapan Allah SWT, maka
memiliki sifat-sifat: 1. Umum, maksudnya syariat Islam berlaku bagi segenap umat Islam di
seluruh penjuru dunia, tanpa memandang tempat, ras, dan warna kulit. Berbeda dengan hukum
perbuatan manusia yang memberlakukannya terbatas pada suatu tempat karena perbuatannya
berdasarkan faktor kondisional dan memihak pada kepentingan penciptanya. 2. Universal,
maksudnya syariat Islam mencakup segala aspek kehidupan umat manusia. Ditegaskan oleh Allah
SWT. "Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam Kitab (Al-Qur'an)." (Q.S. 6/An-
An'am: 38). Maksudnya di dalam Al-Qur'an itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma,
hukum-hukum, hikmah-hikmah, dan tuntunan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
3. Orisinil dan abadi, maksudnya syariat ini benar-benar diturunkan oleh Allah SWT, dan tidak
akan tercemar oleh usaha-usaha pemalsuan sampai akhir zaman. "Sesungguhnya Kamilah yang
menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (Q.S. 151 Al-Hijr: 9).
Firman Allah tersebut telah terbukti. Beberapa kali umat lain gagal memalsukan ayat-ayat Al-
Qur'an. 4. Mudah dan tidak memberatkan. Kalau kita mau merenungkan syariat Islam dengan
seksama dan jujur, akan kita dapati bahwa syariat Islam sama sekali tidak memberatkan dan tidak
pula menyulitkan. "Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
[Q.S. 2/Al-Baqoroh: 286). 5. Seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat. Islam tidak
memerintahkan umatnya untuk mencari kesenangan dunia semata, sebaliknya juga tidak
perkawinan berdasarkan kepada adat dan adat berdasarkan kepada hukum Islam.
aktivitas, maupun koteks upacara ini harus berdasar kepada ajaran agama Islam.
Pakistan, Arab, Turki, dan lainnya, termasuk di dalam upacara perkawinan ini.
syarat dan rukun nikah, maka tahapan upacara perkawinan cukup dilakukan secara
ringkas dan mudah. Dalam ajaran Islam, perkawinan itu sudah dapat dikatakan
sah apabila telah memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Ajaran Islam perlu
memerintahkan pemeluknya mencari kebahagiaan akhirat belaka. Akan tetapi Islam mengajarkan
kepada pemeluknya agar mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.
biasanya didahului dengan masa pertunangan/ikat janji antara pihak pria dengan
pihak wanita yang lamanya sekitar satu tahun. Kemudian dilanjutkan dengan
menurut tata cara atau adat istiadat perkawianan masyarakat Melayu yang
tradisional.
tahapan yang harus dilalui. Kerumitan tersebut muncul karena perkawinan dalam
pandangan Melayu harus mendapat restu dari kedua orang tua serta harus
dasarnya, Islam juga mengajarkan hal yang sama. Meski tidak masuk dalam rukun
secara rinci dan tersusun rapi, yang keseluruhannya wajib dilaksanakan oleh
pasangan calon pengantin beserta keluarganya. Hanya saja, ada sejumlah tradisi
dan masyarakat kepada majelis perkawinan tujuannya tiada lain adalah untuk
kehidupan seseorang. Rasa kejujuran dan kasih sayang yang terbangun antara
Melayu. Untuk itulah, perkawinan perlu dilakukan menurut adat yang berlaku
Melayu. Menurut Zainul (hasil wawancara 24 Mei 2015) rangkaian upacara dan
1. Merisik melalui penghulu telangkai (disebut merisik kecil dan merisik resmi)
2. Jamu sukut
6. Akad nikah
8. Bersanding
9. Nasi hadap-hadapan.
(a) pendekatan terhadap calon pasangan hidup dan persiapan, (b) upacara
perkawinan itu sendiri, (c) berbagai aktivitas selepas upacara perkawinan. Dalam
bahasa yang singkat, ketiga proses itu adalah praupacara perkawinan, upacara
terdapat tiga tahapan dalam upacara adat perkawinan Melayu. Tahap praupacara
perkawinan meliputi merisik, jamu sukut, meminang, dan mengantar bunga sirih.
Tahap perkawinan meliputi malam berinai, akad nikah, berandam dan mandi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dinasti Mughal atau Mogul5
mengajarkan dan memperkenalkan inai ke India pada abad ke-12 M. Inai ini
merupakan salah satu bahan untuk mempercantik diri. Inai memegang peran
penting dalam acara khusus seperti upacara pernikahan, kehamilan pada usia tujuh
bulan. Di India, dua atau tiga hari sebelum pernikahan dilangsungkan, mempelai
bersama keluarga dan teman. Tangan mempelai wanita akan dihias inai dari ujung
jari sampai siku, dan di kaki dari ujung kaki sampai lutut. Nama mempelai laki
laki akan ditulis secara tersembunyi di sela-sela ukiran cantik inai yang dipasang
dan akan dijadikan kuis permainan pencarian nama calonnya. Pada saat sebelum
dan menari.
5
Kesultanan Mughal atau Moghul (bahasa Persia: هّغم ىاٍاشShāhān-e Moġul; sebutan
diri: ٓىاكزّگ- Gūrkānī) adalah sebuah negara yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan,
Balokhistan, dan sebagian besar anak benua India antara 1526 dan 1857. Kesultanan ini didirikan
oleh pemimpin Mongol, Barbur, pada tahun 1526, ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan
Delhi terakhir dalam Pertempuran Panipat I. Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol.
Agama rakyat Mughal adalah Islam. Kesultanan ini sebagian besar ditaklukkan oleh Sher Shah
pada masa Humayun. Namun demikian di bawah pemerintahan Akbar, kerajaan ini tumbuh pesat,
dan terus berkembang sampai akhir pemerintahan Aurangzeb. Jahangir, anak Akbar, memerintah
kerajaan ini antara 1605-1627. Pada Oktober 1627 Shah Jahan, anak dari Jahangir mewariskan
takhta dan kerajaan yang luas dan kaya di India. Pada abad tersebut, kerajaan ini merupakan
kerajaan terbesar di dunia. Kaisar Mughal Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal
antara 1630-1653 di Agra, India. Setelah kematian Aurangzeb pada tahun 1707, kesultanan ini
mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Pada 1739
dia dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 pasukan Ahmad
Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania Raya akhirnya membubarkannya pada 1857
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mughal).
tradisi pesta calon pengantin. Dalam malam ini, seluruh keluarga, sahabat, dan
dengan kondisi, ada inai malam dan siang, bagi para peserta perkawinan
menggunakan inai sebagai simbol lahiriah dari partisipasi mereka dalam perayaan.
Biasanya pada hari Jumat mereka mewarnai rambutnya dengan inai dan tradisi ini
negara, inai digunakan di hari pernikahan, baik itu untuk mewarnai kuku, lengan
dan kaki para calon pengantin wanita. Selain untuk mempercantik penampilan,
gangguan. Di antaranya adalah tradisi memakai inai yang disebut henna belly,
daerah memasukkan pemakaian inai sebagai bagian dari ritual adat pernikahan,
yang masing masing daerah memiliki arti dan makna tersendiri. Sebagian besar
memasukan ritual pemakaian inai, sebagai salah satu ritual pernikahan. Masing-
masing daerah memiliki arti dan makna tersendiri untuk ritual tersebut.
Malam bohgaca dari Aceh adalah malam berinai yaitu mengenakan inai
dan dilakukan sebelum akad nikah dilangsungkan. Daun inai melambangkan isteri
sebagai obat pelipur lara sekaligus sebagai perhiasan rumah tangga. Daun inai
yang sudah di lepas dari tangkainya, ditempatkan dalam piring besar kemudian
ditumbuk. Daun inai ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan
malam bainai yang lazim disebut juga malam seribu harapan, seribu doa bagi
kebahagiaan rumah tangga anak daro (calon mempelai wanita) yang akan
pada kuku calon mempelai oleh orang tua, ninik mamak, saudara, handai taulan
Palembang. Upacara berpacar adalah mewarnai seluruh kuku tangan dan kaki,
juga telapak tangan dan telapak kaki yang disebut pelipit menggunakan daun inai.
Kesan merah pada pacar berguna untuk mengusir segala jenis makhluk halus, dan
dilakukan satu hari, usai acara betanges (mandi uap) dan berparas
(menghilangkan bulu-bulu halus dan membentuk alis mata agar sang gadis terlihat
cantik menarik). Hal ini juga akan mempermudah sang juru rias untuk membentuk
cintok pada dahi dan pelipis calon pengantin wanita. Kemudian dilanjutkan
dengan acara pasang pacar (inai) pada kuku-kuku agar penampilan calon
malem pacar, yang dilakukan usai prosesi ngerik atau mencukur bulu kalong dan
membuatkan centung pada rambut di kedua sisi pipi di depan telinga. Acara
dan upacara akkorontigi dari Makasar. Upacara ini merupakan ritual pemakaian
inai ke tangan si calon mempelai. Inai ini memiliki fungsi magis dan
berbagai tempat di dunia dalam masa yang begitu panjang. Diperkirakan telah
difungsikan di dalam upacara perkawinan adat Melayu yang menjadi fokus kajian
Selain itu, penggunaan inai ini di dalam peradaban Islam juga dapat dilihat
warna hitam. Dalilnya adalah hadits Jabir berikut: ―Abu Quhaafah (bapak Abu
Bakar Sidik) pernah dibawa pada saat penaklukkan Mekah. Ketika itu, rambut dan
tersebut menjelaskan tentang inai dapat digunakan untuk berbagai fungsi di dalam
ajaran agama Islam, seperti fungsi estetika, mewarnai rambut (tetapi selain warna
Selain itu, dalam konteks Dunia Islam. inai ditanam secara komersial di
Libya, Arab Saudi, Mesir, India, Irak, Iran, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan,
inai adalah salah satu identitas budaya masyarakat Islam di dunia ini.
(jenggot) sepertimana yang diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Aktivitas ini
tangan dan kaki, karena akan mudah membedakan antara tangan seorang
dan Dunia Islam secara khusus, maka orang-orang Melayu melihat inai sebagai
konteks upacara perkawinan khususnya pada malam berinai. Penggunaan inai ini
termasuk kearifannya dalam konteks malam berinai. Di antara kearifan itu adalah
sebagai unsur kesantunan, kesetiakawanan sosial, rasa syukur, gotong royong, dan
peduli lingkungan.
upacara malam berinai adalah untuk menjauhkan diri dari bencana, membersihkan
diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di
samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih
tampak bercahaya, menarik, dan cerah. Upacara ini merupakan lambang kesiapan
pengantin agar tidak menemui masalah di kemudian hari. Dalam upacara ini yang
banyak hal lain yang perlu dilakukan. Upacara ini dilakukan oleh Mak Andam
dibantu oleh sanak famili dan kerabat dekat. Upacara berinai bagi pasangan calon
pengantin dilakukan dalam waktu yang bersama-sama. Hanya saja, secara teknis
terdekatnya sebagai tanda melepas masa lajangnya untuk terakhir kalinya. Dahulu
malam berinai dapat dilakukan selama tiga malam yakni: malam pertama disebut
malam inai curi, dimana pengantin diberi inai oleh teman-temannya sewaktu ia
tidur sehingga tidak ketahuan. Malam kedua disebut malam inai kecil, pengantin
wanita dihiasi, didandani dan didudukkan di atas pelaminan yang dihadiri oleh
kemudian pengantin wanita dipasangkan inai pada kuku jari-jari tangan dan
malam berinai hanya dilakukan satu malam saja karena faktor dan waktu yang
berinai besar saja. Kegiatan upacara berinai ini biasanya disertai dengan tari inai
yang bisa dikatakan sebagai pelengkap upacara adat, yang dilakukan oleh
tari inai ini diberi nama tari gubang, yang pada dasar gerakannya berbeda dengan
tari inai yang ada di Melayu pesisir Sumatera Timur, Riau, dan Jambi. Jika tari
inai atau upacara malam berinai tidak diadakan, upacara pernikahan keesokan
berinai sekarang dilakukan satu malam saja karena faktor waktu dan dana yang
terkadang menjadi kendala, sehingga malam berinai hanya dilakukan satu malam
merupakan seni pertunjukan yang melibatkan tari dan musik. Tarian ini biasanya
pria tidak dilakukan upacara malam berinai. Hanya saja inai dihantar dari rumah
pengantin wanita ke rumah si calon pengantin pria dan menurut adat diadakan
Serampang dua belas, tari inang, tari zapin, tari inai, dan lain-lain. Di antara
sinandong.
kini dan masa yang akan datang. Tradisi ini sudah lama berperan sebagai wahana
bersinandong ini juga berperan sebagai dasar komunikasi antara pencipta dan
masyarakat.
Tradisi ini merupakan suatu sarana penting untuk mempertahankan eksistensi diri.
6
Kata sinandong adalah kata dalam bahasa Melayu Tanjungbalai, dalam teknik penulisan
karena dipandang sebagai istilah peneliti menulisnya dengan huruf miring, namun supaya efektif
hanya ditulis miring sekali saja dalam setiap bab disertasi ini. Istilah ini mengandung makna
sebagai satu genre seni pertunjukan musikal terutama vokal (yang selalu diiringi oleh instrumen
musik tradisi Melayu). Dalam dunia seni pertunjukan Melayu, ada perbedaan antara kata
sinandong dengan senandung. Sinandong adalah genre musik vokal yang terdapat di kawasan
Batubara, Asahan, dan Labuhanbatu (kesemuanya di Sumatera Utara). Di sisi lain, senandung
adalah salah satu rentak (irama) khas dalam musik Melayu yang relatif bertempo lambat (60
ketukan dasar per menit)—di samping rentak mak inang, zapin, lagu dua (joget), dan lain-lainnya.
Bisa juga dimaknai dengan dendangan musik vokal secara umum.
besar bekerja sebagai nelayan. Pada umumnya sinandong ini hidup pada
dan budi bahasa yang halus dan kecerdasan emosional di antaranya tercermin
melalui karya-karya sastra tradisi lisannya. Karya sastra lisan ini berfungsi sebagai
akibat kemajuan teknologi informasi, sistem budaya, sistem sosial, dan sistem
politik yang berkembang saat ini. Apalagi dalam kondisi masyarakat Indonesia
penuh dengan nilai-nilai, norma-norma, dan adat istiadat, lama kelamaan akan
sinandong, mereka lebih suka mendengarkan musik melalui media elektronik. Hal
kepada masyarakat golongan tua dan itu pun tidak semua mengetahuinya, hanya
bisa dikaji dari berbagai sudut dengan teori yang beragam. Pada kesempatan ini,
diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung dari sekedar
Jati diri suatu bangsa, dalam berbagai kemungkinan skala, adalah sesuatu
yang sekaligus ditentukan oleh dua hal, yaitu: (a) warisan budaya yang berupa
hasil-hasil penciptaan di masa lalu, dan (b) hasi-hasil daya cipta di masa kini yang
didorong, dipacu, ataupun dimungkinkan oleh tantangan dan kondisi aktual dari
Satuan etnik pada dasarnya adalah suatu satuan kebangsaan jika dipahami
bahwa suatu bangsa ditandai oleh kebudayaannya. Sebagai tanda jati diri maupun
sebagai tanda pembeda dengan bangsa lain. Namun, dalam penggunaan istilah itu
sama dengan satuan etnik. Kedua, dalam penggunaannya dalam teks-teks Melayu
yang diperbedakan oleh status. Contoh, penggunaan kata ‗bangsawan‘ dalam arti
dalam wacana modern, kata ―bangsa‖ itu dipakai dalam arti nation yaitu satuan
warga dari suatu negara. Jadi, melalui sebuah karya dapat dilihat jati diri sebuah
bangsa, misalnya melalui sinandong ini, penulis akan melihat jati diri masyarakat
pendukungnya.
tradisional. Dengan catatan bahwa yang dimaksud dalam hal ini adalah
dalam arti luas, yaitu tidak hanya berupa norma-norma dan nilai-nilai budaya,
melainkan juga segala unsur gagasan, termasuk yang berimplikasi pada teknologi,
ungkapan kebahasaan yang lain, adalah juga berbagai pola tindakan dan hasil
budaya materialnya. Dalam arti yang luas itu, maka diartikan bahwa kearifan lokal
itu terjabar ke dalam seluruh warisan budaya, baik yang tangible (warisan benda)
Seluruh hasil budaya suatu (suku) bangsa adalah sosok dari jati diri
pemiliknya. Namun, jadi diri bangsa itu bukanlah sesuatu yang harus statis.
oleh rangsangan atau tarikan dari gagasan-gagasan baru yang datang dari luar
masyarakat yang bersangkutan. Pada suatu titik, rangsangan dan tarikan dari luar
itu bisa amat besar tekanannya sehingga yang terjadi bisa bukan saja pengayaan
budaya, melainkan justru mencabut akar budaya untuk diganti dengan isi budaya
yang sama sekali baru dan tidak terkait dengan aspek tradisi yang manapun.
Jika itu yang terjadi, warisan budaya sudah tidak mempunyai kekuatan lagi
untuk membentuk jati diri bangsa. Situasi yang lebih lunak dapat terjadi, yaitu jati
diri budaya lama berubah oleh pengambilalihan unsur-unsur budaya lain secara
baru, namun masih membawa serta sebagian warisan budaya lama yang dapat
antropologi sastra adalah citra arketipe dan atau citra primordial. Secara historis,
ciri-ciri arketipe masuk dalam analisis karya sastra melalui dua jalur. Pertama,
melalui psikologi analitik Jung, kedua antropologi kultural Frazer. Tradisi pertama
berulang, sebagai ketaksadaran rasial, seperti: mitos, mimpi, fantasi, dan agama,
termasuk karya sastra. Tradisi yang kedua menelusuri pola-pola elemental mitos
dan ritual yang pada umumnya terkandung dalam legenda dan seremoni. Dalam
karya sastra gejala ini tampak melalui deskripsi pola-pola naratif, tipologi tokoh-
tokoh.
simbol, ritual, dan unsur-unsur tradisi dalam karya sastra. Arketipe lebih tertumpu
daripada mengkaji unsur intrinsik dan estetik karya sastra. Manusia dalam setiap
zaman tidak akan terlepas dari nilai budaya yang dibentuknya yang dapat
memberi arti pada bangsa itu sendiri. Begitu juga dengan nilai budaya itu sendiri
bangga terhadap amalan-amalan tradisi nenek moyang, begitu juga dalam tradisi
tempat pada jaman modern ini, meskipun sudah diciptakan berpuluh-puluh abad
lamanya. Cerita yang telah dihasilkan pada jaman sebelum manusia mengenal
tulisan, di jaman Yunani kuno telah dihidupkan kembali dan mendapat tempat
yang besar di kalangan pembaca. Bentuk penulisan yang sudah klasik seperti yang
dicipta oleh Shakespeare, sepanjang jaman terus ditulis dan mendapat menggemar
naluri dalam penciptaan sebuah karya sastra. Archetipe bermakna ―bentuk yang
bersejarah‖ atau ―bentuk asli yang digunakan berulang kali oleh pengarang.‖ Oleh
karena itu, kajian ini mencoba menguraikan aspek bentuk yang bersejarah atau
Kajian arketipe ini bermula dari teori C.G. Jung, yang membahas tentang
sadar ini diistilahkan sebagai imej dasar atau primodial images yang terbentuk
melalui pengalaman nenek moyang dan diwarisi dari satu generasi ke generasi
(Sikana, 2009:140).
Sebagai kualitas ketaksadaran, citra arketipe tidak mesti dianggap sebagai gejala
manifestasinya baik sebagai representasi mimpi dan fantasi, kreasi dan imajinasi,
kreativitas.
lainnya, arketipe tampil sebagai salah satu kecenderungan dasar manusia untuk
jejak masa lampau, khususnya insting. Jelas citra arketipe juga memiliki kaitan
jati diri orang Melayu, kearifan lokal, revitalisasi, dan kebudayaan yang
terkandung dalam tradisi malam berinai dan teks sinandong di Tanjungbalai yang
Melayu Tanjungbalai?
Melayu Tanjungbalai?
sinandong?
Melayu Tanjungbalai.
Melayu Tanjungbalai.
Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yakni manfaat teoretis dan
manfaat praktis.
yang lain.
Melayu.
3. Karya sastra sebagai salah satu produk budaya juga sangat berperan dalam
kebudayaan.
4. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh pemerintah kabupaten kota
Pengkajian terhadap malam berinai dan sinandong Melayu ini sudah mulai
tentang malam berinai dan sinandong Asahan ini. Pertama, penelitian yang
dilakukan oleh Lela Erwany (FIB USU dan Balai Bahasa Medan, 2014) yang
terdapat beberapa model revitalisasi yang bisa dilakukan agar sinandong ini tetap
Kedua, penelitian lain yang dilakukan oleh Lela Erwany (UMSU, 2013)
meneliti citra arketipe dalam sinandong yang dimuat dalam Bahtera, Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume IV, Edisi Januari, yang
karena pada dasarnya Sinandong Asahan yang ada di Tanjungbalai sama dengan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume IV, Edisi Januari, yang berjudul
bisa penulis pergunakan sebagai data awal untuk kajian intrinsik dalam penulisan
disetasi ini.
yang dimuat dalam Medan Makna Volume 4 yang berjudul ―Sinandong dan
penelitian yang akan peneliti lakukan terhadap sinandong Asahan ini adalah
ekspresi estetik yang terdapat dalam sinandong tersebut bisa penulis jadikan
sebagai dasar untuk mengkaji unsur intrinsik yang dapat dalam sinandong
tersebut.
Kelima, Rospita Sari Dewi (UMN, 2015) dalam tesisnya yang berjudul
Batubara‖. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya
stratifikasi sosial, bersyukur, nilai hedonik, nilai etis, moral dan religius, dan nilai
Keenam, penelitian lain dilakukan oleh Tomi Vimika Putra (USU, 2015)
dalam tesisnya yang berjudul ―Struktur Dan Fungsi Seni Gubang Dalam
menunjukkan bahwa struktur seni gubang yang terdiri beberapa bentuk struktur
musik dan tari gubang, hubungan antara musik dan tari pada seni gubang, pola
lantai dan busana pada tari gubang. Gubang mempunyai empat fungsi hasil
penelitian lapangan. Dari sepuluh fungsi yang dikemukakan oleh Merriam, tidak
budaya, dan fungsi ritual. Penelitian itu peneliti manfaatkan untuk mengkaji tari
Ketujuh, Penelitian dilakukan oleh Miko Siregar (UI, 1996) dalam tesisnya
yang berjudul ―Tabuik Piaman, Kajian Antropologis terhadap Mitos dan Ritual‖.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem mitos berfungsi sebagai kode
kultural bagi pelaksanaan ritual di satu pihak, akan tetapi struktur ritual itu sendiri
masyarakat terhadap sistem tradisi. Hasil penelitian ini bisa penulis manfaatkan
Tanjungbalai.
tesisnya yang berjudul ―Jati Diri Masyarakat Kerinci dan Sastra Lisan Kerinci,‖
terkandung dalam sastra lisannya saja. Hasil penelitian ini akan penulis
Kabupaten Batu Bara dan Kodya Tanjung Balai melalui Sinandong Asahan.
(USU, 2011) dalam tesisnya yang berjudul ―Analisis Semiotik Tradisi Bermantra
Pagar Diri di Desa Ujung Gading Julu, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi
Sumatera Utara‖. Penelitian ini menggunakan teori Semiotik C.S. Peirce dan
analisis kearifan lokal teks mantra Pagar Diri, yang dapat penulis jadikan sebagai
kajian psikologi sastra. Sedangkan kajian arketipe adalah gabungan antara kajian
antropologi sastra dengan psikologi sastra. Dari uraian tentang hasil penelitian
terdahulu, maka dapat dilihat bahwa orisinilitas penelitian dengan judul ―Tradisi
Lisan Malam Berinai dan sinandong pada Masyarakat Melayu Tanjung Balai:
2.2 Konsep
peradaban dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini penting, karena tradisi lisan
mitos, legenda, dan dongeng, tetapi juga mengandung berbagai hal yang
hukum, adat, pengobatan, sistem kepercayaan dan religi, astrologi, dan berbagai
hasil seni.
adalah suatu pembicaraan yang amat sukar dibatasi. Sebab tradisi dalam arti
generasi berikutnya, boleh dikatakan hampir meliputi semua segi kehidupan suatu
masyarakat tertentu. Pada segi lain kesulitan tampak bagaimana tradisi itu
Tradisi lisan merupakan suatu bentuk ekspresi masyarakat pada masa lalu
yang muncul dalam bentuk lisan. Sepanjang sejarahnya manusia selalu perlu
berkomunikasi dan berekspresi sebagai salah satu manifestasi diri dan kelompok
maksud-maksud tersebut, karena pada saat itu belum dikenal tulisan. Cerita dan
berbagai bentuk yang kini dikenal sebagai hasil kesusastraan pun diekspresikan
secara lisan, misalnya dengan cara diceritakan atau dinyanyikan secara keras di
berbagai cerita lama, atau yang dikenal sebagai sastra tradisional dari berbagai
belahan dunia. Cerita-cerita tradisional ini dapat berupa legenda, mitos, fabel, dan
berbagai cerita rakyat yang lain yang disebut folklore atau folklor. Bruchac
beberapa nama7 yang telah mengabdikan diri mereka pada beberapa penelitian
terdahulu tentang tradisi lisan terutama tradisi lisan yang dikaitkan dengan
7
Nama-nama tersebut adalah E. Bernheim (1908), A. Feder (1924), dan W. Bauer (1928). Karya
Bernheim adalah Lehrbuch der historischen Methode und der Geschichtsphilosophie(Buku Teks
tentang Metode Sejarah dan Filsafat Sejarah) dan diterbitkan di Leipzig; Feder menulis buku
dengan judul Lehrbuch der geschichtlichen Methodik (Buku Teks tentang Metodologi Sejarah)
yang diterbitkan di Regensburg, dan Bauer menelurkan sebuah karya dengan judul Einfuhrung in
das Studium der Geschichte (Pengantar Studi Sejarah) dan diterbitkan di Tubingen.
(narratives), legenda, anekdot, peribahasa, dan syair atau lagu pendek yang
(written) atau ―lisan juga dikontraskan dengan segala sesuatu yang tidak verbal
atau tidak didasarkan atas kata-kata ...‖ Dengan demikian, maka ―'lisan' juga
memenuhi syarat secara umum seperti 'teks', 'puisi', atau 'narasi' baik menekankan
perbedaan antara bentuk tertulis dan lisan atau menggambar mereka dalam
tradisi adalah
Ketika kata ini bertemu dengan kata ‗lisan‘ maka terbentuklah istilah
‗tradisi lisan‘ (oral tradition) yang dipandang penting untuk diperjelas dan oleh
karena itu, Finnegan berusaha keras untuk mendudukkan pengertian istilah ‗tradisi
tradisi lisan, misalnya, dua implikasi dari kesusasteraan lisan adalah untuk
memberi penekanan pada aspek ‗literatur‘ atau ‗seni‘ dan juga memberi ruang
lama.
IPTEK, dan memperkuat daya saing nasional. RPJMN tersebut secara tidak
Malam Berinai biasanya dilaksanakan pada malam hari setelah selesai sholat Isya.
Malam berinai menjadi bagian yang sangat penting dalam acara memberi tanda
masyarakat Melayu sejak berabad silam. Acara ini kemudian dikenal sampai
sekarang dan lazim disebut malam berinai. Malam berinai hanya dilaksanakan di
calon pengantin wanita, yang diantarkan oleh utusan dari calon pengantin wanita.
pengantin mendirikan rumah tangga baru. Di samping itu, malam berinai adalah
sebagai ucapan syukur dan meminta doa kepada Allah SWT agar pelaksanaan
a. berinai curi,
semangat calon pengantin dan mengusir setan dan roh ghaib. Setelah
b. berinai kecil
calon pengantin. Yang diinai adalah jari kaki dan pinggir tapak kaki
serta jari tangan dan telapak tangan. Hiasan inai di telapak tangan
orang atau beberapa orang saudara mara calon pengantin baik laki-laki
maupun perempuan.
Maksud berinai kecil ( inai curi atau inai sendi ) adalah sebagai
pernikahan dan karena itulah yang diinai hanya pada ujung jari jemari
saja dan tidak sampai pada telapak tangan dan telapak kaki.
c. berinai besar.
Apalagi sekarang sudah ada inai yang berbentuk gel yang sangat praktis dalam
pengantin. Tari Gubang adalah tarian khusus yang dipersembahkan kepada calon
Upacara atau acara pemberian inai kepada pengantin ini lazim disebut
"malam berinai." Upacara pemberian inai yang didahulukan oleh Tari Gubang ini
sangat khusus. Sebab acara ini hanya ada dalam malam berinai dan tidak
ditemukan dalam acara lain dalam persembahan seni kepada masyarakat luas.
Karena keistimewaan acara itu, maka penyajian Tari Gubang tidak seperti
penyajian tari-tari Melayu lainnya yang dapat ditampilkan dimana saja dan kapan
saja. Tari Gubang memiliki ruang dan alamnya sendiri yang kemudian
mengkhususkan kedudukannya.
Di daerah Melayu lainnya, tari ini disebut tari inai. Tari inai adalah tari
yang nyaris ada di semua daerah Melayu di Sumatera Utara seperti Langkat, Deli,
daerah-daerah tersebut membentuk Tari Inai sesuai dengan alam, ungkapan dan
falsafah yang dimilikinya. Oleh karena itu Tari Inai bisa sangat beragam. Antara
daerah Melayu yang satu dengan daerah Melayu lainnya memiliki persamaan dan
perbedaan. Baik penamaan ragamnya, istilah geraknya, garis edar pola lantainya,
dimanapun tetap sama, yaitu sebagai bagian dari prosesi pemberian tanda kepada
pengantin wanita.
2.2.3 Sinandong
ciptaan orang Melayu, walaupun pada awalnya mendapat pengaruh dari Arab.
Sinandong adalah sebuah ragam tradisi lisan berupa syair nyanyian yang
pengucapannya memakai pantun dan mantra disertai kata-kata interjeksi dan suku
(memuja) angin.
2007:79-82).
asal mula lagu Aloban Condong, Tari Gubang, dan Tari Patam-patam. Folklor ini
Konon menurut cerita yang mempunyai kisah, ada 3 orang nelayan yang
sebuah sampan berwarna hitam dengan memakai layar putih yang terbuat dari
kain belacu, mengadu nasib dengan pertarungan sengit, dibuai ombak dan
(diberi nama si buritan), seorang duduk ditengah (diberi nama si timba ruang), dan
mengenal belas-kasihan terhadap sang nelayan yang hampir kehabisan bekal. Dari
suara air yang tak henti-hentinya berdebur di timba ruang perahu. Dengan rasa
kecut, mereka berpikir tidak akan sampai lagi ke laut. Kalaulah diteruskan mereka
memegang bangsi (seruling yang dibuat yang dibuat dari bambu). Ia mulai
meniup bangsinya, menirukan suara angin dan suara gesekan kayu dari kejauhan.
(Kata bagese akhirnya berubah menjadi bangsi) sedangkan si Timba Ruang terus
saja menimba air yang hampir saja memenuhi sampan itu. Seorang lagi yang
duduk di buritan mulai putus asa karena kemudi sampan itu hampir-hampir tidak
dapat lagi dikendalikannya. Tiba-tiba angin kencang itu mulai reda dan berhenti
memuja angin meminta pertolongan. Lagu ini akhirnya dinamai lagu Didong
kembali ke darat. Pulanglah mereka kembali dengan bekal yang hampir habis.
olah tidak memperdulikan lagi tentang nasib mereka itu, dan ia telah dihanyutkan
Buritan, Si Timba Ruang terus saja melaksanakan tugasnya meimba air air yang
masuk kedalam sampan, karena pakal (tali penyumbat) sampannya ada yang
tanggal, yang menyebabkan air masuk ke dalam sampan, karena begitu kerasnya
ia menimba air itu, tak ubahnya seperti bunyi pukulan gendang. Tingkah
perbuatan mereka merupakan suara musik yang sangat merdu didengar dan sangat
memilukan hati bagi yang mendengarnya. Kekuatan daya tarik yang membuat
lagu ini sangat terkesan dihati disebut pitunang yakni orang dapat terpukau dan
tidak sadarkan diri jika mendengarkan lagu itu. Sinandong ini terdengar sampai
umumnya sama dengan upacara menurut adat istiadat masyarakat budaya Melayu
yang ada di Pesisir Timur Sumatera. Terdapat beberapa variasi yang tidak menjadi
dasar perbedaan yang berarti. Orang Melayu itu adalah mereka yang beragama
Islam, yang berbahasa sehari-hari berbahasa Melayu dan yang melaksanakan adat
8
Etnik, kelompok etnik (ethnic group) atau dalam bahasa Indonesia suku bangsa atau
suku menurut disiplin ilmu antropologi (misalnya Narroll, 1964), adalah sebagai populasi yang:
(1) secara bilogis mampu berkembang biak dan bertahan; (2) mempunyai nilai-nilai budaya yang
sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam sebuah bentuk budaya; (3) membentuk jaringan
komunikasi dan interaksi sendiri; dan (4) menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh
kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain. Dalam konteks menganalisis
dan Budhaisme, sedikit demi sedikit disesuaikan dengan hal-hal yang tidak
dilarang oleh ajaran Islam, sehingga budaya Melayu ini menjadi sebagian dari
perkahwinan itu akan dijalankan dengan meriah dan penuh adat istiadat. Sanak
Sebuah keluarga yang ideal terdiri dari orangtua dan anak-anak. Jika di
dalam keluarga tersebut seorang anak perempuan atau pemuda yang sudah akhil
balihg, maka tibalah saatnya untuk mempercepat agar mereka berumah tangga.
Apalagi jika ada anak perempuan yang sudah berumur dua puluh tahun, karena
umumnya gadis-gadis Melayu jaman dahulu kawin sebelum mereka berumur dua
puluh tahun.
kebutuhan biologis manusia, tetapi juga merupakan pelaksanaan ajaran Islam dan
kegiatan sosial yang besar. Dalam ajaran Islam, perkawinan merupakan perbuatan
kelompok etnik ini adalah pentingnya asumsi bahwa mempertahankan batas etnik tidaklah penting,
karena hal ini akan terjadi dengan sendirinya, akibat adanya faktor-faktor isolasi seperti:
perbedaan ras, budaya, sosial, dan bahasa. Asumsi ini juga membatasi pemahaman berbagai faktor
yang membentuk keragaman budaya. Ini mengakibatkan seorang ahli antropologi berkesimpulan
bahwa setiap kelompok etnik mengembangkan budaya dan bentuk sosialnya dalam kondisi
terisolasi. Ini terbentuk karena faktor ekologi setempat yang menyebabkan berkembangnya
kondisi adaptasi dan daya cipta dalam kelompok tersebut. Kondisi seperti ini telah menghasilkan
suku bangsa dan bangsa yang berbeda-beda di dunia. Tiap bangsa memiliki budaya dan
masyarakat pendukung tersendiri.
ajaran Islam.‖ Selain untuk mencegah perbuatan dosa, menikah juga bisa
handai tolah dan sanak keluarga telah berkumpul di tempat pesta adat akan
keluarga menjadi satu keluarga yang lebih besar dan terkadang juga merupakan
maka berbagai kegiatan seni (seni hias, seni ukir, sulaman, dan lain-lain)
diperagakan di sini oleh orang yang tua dan kemudian menjadi pedoman bagi
dengan orang biasa tetapi hanya di dalam semaraknya upacara, dalam busana,
hiasan aksesoris emas dan berlian yang serba gemerlapan, dan berlangsungnya
Jika wanita bangsawan kawin dengan taraf masyarakat yang lebih rendah,
pelanggaran dalam adat dan perkawinan itu dipisah oleh mahkamah kerajaan
(Kerapatan Adat) dan mereka diceraikan serta yang laki-laki dihukum penjara.
Tetapi perkawinan seperti itu menjadi legal jika dengan ijin raja, karena status pria
pemerintahan, sebagai kepala agama Islam, dan sebagai kepala adat. Untuk urusan
pemerintahan sehari-hari raja dibantu oelh Dewan Diraja, terdiri dari Raja
lainnya. Sebagai kepala agama Islam, maka raja dibantu oleh Mufti Besar dan
2. Jamu Sukut
3. Meminang
4. Ikat janji
6. Berinai:
a. Berinai curi
b. Berinai tengah
c. Berinai besar
7. Akad Nikah
9. Bersanding
Jika sebuah keluarga mempunyai seorang gadis yang sudah dewasa dan
langsung kepada kedua orang tuanya. Jika mereka setuju akan mempelai
orang wanita tua mendatangi wanita yang dikenal baik oleh keluarga si
dan rupa si gadis, dan pihak orang tua si gadis setuju akan kemungkinan pinangan
Adat ini juga dipanggil meninjau atau menengok. Tujuan adat ini
dilakukan adalah untuk memastikan bahawa gadis yang dihajati oleh seorang
lelaki itu masih belum berpunya. Ini penting, karena dalam Islam seseorang itu
dilarang meminang tunangan orang. Di samping itu, adat ini juga bertujuan untuk
tingkah laku, paras rupa serta pengetahuan agamanya. Lazimnya adat ini akan
saudaranya.
telangkai, tetapi melalui beberapa proses merisik oleh orang-orang lain terlebih
dahulu. Oleh karena fungsi penghulu telangkai adalah resmi diangkat dan ditunjuk
oleh kerajaan Melayu di tempat itu, maka umumnya proses telah sampai kepada
penghulu telangkai jika kira-kira kemungkinan besar pinangan yang akan diajukan
telah diterima.
famili terdekat pihak si gadis ataupun langsung kepada ibu si gadis, dengan cara
diplomasi yang unggul. Umumnya dia memuji pula akan kebaikan pekerti dan
masa depan si anak lajang. Biasanya pada pertemuan risikan itu, tidaklah diterima
secara begitu saja karena masih perlu diselidiki lebih lanjut oleh pihak si gadis
tentang keluarga pihak si laki-laki. Jika pihak perempuan tidak setuju akan pihak
Pada pertemuan yang kedua atau setelah beberapa kali dan setelah pihak
asal-usul, tingkah laku, dan tampang si pemuda berkenan di hati mereka, barulah
persetujuan itu tidak dinyatakan terus terang tetapi dengan kiasan dengan
mengatakan bahwa, ―anak kami masih sangat muda dan masih serba kekurangan‖
atau ―anak kami tak tahu memasak, tak tahu menjahit.‖ Hal itu segera
sejumlah upah jerih payah oleh pihak laki-laki. Lalu kedua belah pihak masing-
masing memanggil ahli famili akrab dan anak beru masing-masing untuk
2. Jamu Sukut
telangkai akan pinangan dari pihak si pemuda, lalu pihak si gadis mulai
mengundang puang-puang yaitu aluran tuturan saudara dan kakek dan nenek si
gadis, ahli kerabat lainnya yang rapat, dan anak-anak berunya. Anak beru adalah
menantu baik perempuan ataupun laki-laki. Ada juga anak beru condong, yaitu
orang tua si gadis mengatakan bahwa mereka telah menerima pinangan dari pihak
meminang dan sebagainya. Lalu ditentukan oleh puanglah kerja dari para anak
kesanggupannya dan menyerahkan tugas selanjutnya kepada puang dan anak beru.
pundak anak beru. Tuan rumah berserta puang dan ahli famili semua bergotong
maupun laki-laki) mengabari serta mengundang segenap ahli famili yang masih
Kepada Sultan atau Orang Besar dilakukan oleh saudara atau kerabat
terdekat atau puang dari orang tua si gadis untuk memberitahukannya. Setelah itu
menghiasi rumah untuk dapat menampung tamu-tamu dari jauh dan dekat dari
3. Meminang
Pada hari dan jam yang telah ditentukan berkumpullah segenap puang,
anak beru dan ahli famili yang diundang di rumah orang tua si gadis menunggu
kedatangan rombongan utusan dari pihak pemuda. Maka sampailah pihak calon
pengantin pria yang dipimpin oleh orang-orang tua yang berpengalaman yang
semuanya telah berumah tangga (anak gadis ataupun janda muda tidak dibenarkan
ikut). Pihak calon pengantin laki-laki membawa beberapa rapa tepak sirih yaitu:
Orang tua dari kedua belah pihak tidak boleh hadir, hanya famili kedua belah
phak saja yang berhadapan, terutama anak beru, yaitu menantu pihak laki-laki dan
peralatan adat sesuatu keluarga. Biasanya yang tertua ataupun yang terpandai di
antara mereka. Kalau anak beru kurang pandai berkata-kata di dalam majelis ini,
diangkatlah juru bicara profesional pada kedua belah pihak yang pandai berpantun
ruang depan atau ruang tengah yang disaksikan oleh penghulu telangkai sebagai
wasit atau orang tengah jika terjadi sesuatu kesalahtafsiran nanti. Biasanya selain
anak beru, masing-masing pihak menyediakan seorang ―ahli dan jagoan‖ dalam
soal ―bersilat lidah‖ mengenai merisik itu. Bersilat lidah yang itu kadang-kadang
memakan waktu berjam-jam lamanya, malahan ada pihak laki-laki yang terpaksa
kembali untuk diulangi lagi di lain waktu disebabkan tidak dapat memaparkan
kehendak secara teratur. Hal ini sangatlah memalukan jika itu terjadi.
Seperti telah dikatakan di bagian lain, suku Melayu itu untuk mencapai
menyorongkan Tepak Pembuka Kata, dengan hulu (gagang) sirih terlebih dahulu
Tepak sirih pihak laki-laki diedarkan oleh pihak tuan rumah ke pihak mereka agar
masing-masing dapat mengecap sirih sekapur pinang sekacip. Lalu oleh pihak
laki-laki disorongkan pula lagi Tepak Merisik dengan diiringi tepak sirih
budaya yang tinggi dari adat istiadat Melayu. Memang didalam periode risikan
encer perjanjian tetapi dalam upacar resmi peminangan itu, pihak tuan rumah
maka seluruh hadirin mendengarkan dengan penuh perhatian dan sopan santun.
Secara resmi pihak perempuan bertanya kira-kira siapa calon yang meminang,
siapa gadisnya yang hendak dipinang, apakah calon mempelai laki-laki sehat dan
tiada cacat.
Hal itu perlu diutarakan sekali lagi di depan orang banyak, agar jangan
terjadi salah paham di belakang hari karena pa yang dihajat lain yang diperoleh.
masing-masing pihak dapat menolak jika tidak sesuai dengan apa yang dinyatakan
Merekapun mulailah memakan Sirih Risik yang dari tadi belum diusik-usik lalu
Perlu dicatat bahwa di dalam upacara meminang itu baik orang tua si gadis
maupun para puang yang tepat tidaklah hadir dalam perundingan. Setelah risik
Peminang‖ dan pihak perempuan setelah mendengar ikrar janji laki-laki lalu
menerima sirih peminang tersebut dan disodorkan pula ke ruangan belakang agar
4. Ikat janji
Dalam upacara Peminangan itu diambillah keputusan yang dibuat ikat janji
yang isinya :
pengantin perempuan.
e) Kelangkahan.
cincin yang berada dalam tempat yang indah disertai tepak ke pihak perempuan
tanda mereka telah bertunangan dan pinangan telah diterima dan diikat.
lagi oleh masing-masing pihak (kalau cincin tidak) demikian pula jika kawin tak
jadi oleh sebab kematian salah satu pihak, bila cacat dan sebagainya. Jika pihak
Ikat Janji‖ pun dipertukarkanlah dan dimakan bersama-sama dan sirih pengiring
tuan rumah dan dibacakan doa selamat. Segala tepak sirih yang dibawa untuk
kepada famili dekat maupun jauh. Biasanya uang antaran (mahar) dibayar separuh
pada waktu nikah dan separuh lagi pada waktu ―Naik Badan‖ (bersanding).
Para anak beru pihak perempuan kemudian melaporkan semua dari hasil
perundingan tadi kepada orang tua si gadis dan para puang. Jika pada waktu itu
kebetulan pada Hari Raya Islam, maka kedua belah pihak saling mengirim
daging/makanan/kue.
Orang tua pengantin laki-laki meminta kepada para puang, anak-anak beru
dan ahli kerabat yang diundang untuk bersedia membuat ―Tepak Bunga Sirih‖
yang diundang jamu sukut sudah harus menyediakan tepak bunga sirih tersebut.
Semakin banyak tepak bunga sirih yang diantar, semakin menunjukkan besarnya
famili dan kerabat pihak laki-laki. Tepak bunga sirih itu dibuat bermacam-macam
bentuk, ada bentuk buah-buahan, rumah-rumahan, binatang dan lain-lain lagi yang
yang lain. Biasanya juga di masing-masing tepak bunga sirih ada diselipkan
pantun untuk kedua mempelai. Tepak Bunga Sirih ada pula kepalanya, yaitu
Tepak Bunga Sirih dari salah seorang ahli famili yang tertua. Tepak sirih ini harus
6. Berinai
a. Berinai curi
Berinai adalah memberi inai atau daun pacar di kuku serta ujung jari tangan dan
Berinai curi adalah pengantin diinai oleh orang serumah saja tanpa mengundang
pelaminan di rumah masing-masing dan di hadiri oleh tetangga dan sanak famili
yang dekat. Setiap orang menepungtawari dan mencolekkan sedikit inai ke telapak
tangan calon pengantin dan nanti jika di kamar barulah diadakan inai yang
sebenarnya. Yang diinai adalah ujung jari tangan dan kaki, pinggir telapak tangan
dan kaki, dan telapak tangan. Sekarang sudah ada seni berinai dengan motif yang
c. Berinai Besar
Sebelum berinai besar, pihak perempuan mengantar inai kepada pihak calon
pengantin laki-laki. Di dalam berinai besar ini, kedua pihak calon pengantin
memanggil seluruh famili dan handai tolan (undangan). Biasanya, malam persta
pengantin tari inai. Sekarang ini, untuk menghemat biaya dan efisien waktu,
hanya berinai besar saja yang dilakukan, itupun hanya mengundang sanak saudara
7. Akad Nikah
Pada waktu hari dan jam yang sudah ditentukan maka pengantin laki-laki
dengan pakaian yang dijanjikan pula (biasanya berpakaian haji, serban tegang dan
jubah panjang) diantar oleh rombongannya diketuai oleh anak beru. Jumlah
anggota rombongan tidak banyak dan suami istri. Jika seandainya pengantin laki-
Pada waktu itulah separuh uang mahar dibayar. Uang mahar itu
dibungkus dengan kain tujuh lapis dengan aneka warna ditambah sedikit bertih,
kunyit, bunga rampai, dan beras kuning yang semuanya diikat dengan benang
simpul hidup. Lalu ―dilipat sela‖, kemudian ―dibuku bemban‖ dan dimasukkan ke
dalam sebuah batil perak, dibungkus baik-baik dalam sehelai kain panjang dan
setelah itu baru diletakkan di atas sebuah dulang kecil yang dinamakan
atasnya. Di samping itu pula, diletakkan ―tepak sirih‖ yang berisi uang yang akan
diberikan untuk tuan kadi. Kemudian dibawa perlengkapan tempat tidur (ini bisa
hanya disebutkan saja, karena biasanya sudah diserahkan sebelum akad nikah).
Akhirnya, dibawalah kembali ―tanda‖ yang nanti setelah selesai akad nikah akan
atas tilam yang agak tinggi dengan dialas seprai yang berwarna putih atau untuk
para bangsawan di alas dengan ―tikar ciau‖. Kemudian, diletakkan tepak nikah si
gadis di sebelah kanan menghadap tempat duduk dan tepak nikah si pemuda di
sebelah kiri. Didekat tilam itu tersedia segelas air putih, gunanya untuk pengantin
dan wali nikah, jika tidak lancar mengucapkan akad nikah. Rombongan pihal
tengah-tengah majlis. Setelah diadakan upacara ucapan selamat datang dari pihak
pengantin laki-laki dan tuan kadi untuk memulai upacara akad nikah menurut
hukum Islam, setelah terlebi dahulu tuan kadi mendapat izin dari calon pengantin
Setelah akad nikah selesai, maka tuan kadi membacakan doa selamat.
Kemudian anak beru pihak pengantin perempuan barulah mulai memeriksa uang
sudah cukup, maka uang itu dibungkus kembali dan disorongkanlah ke ruangan
dalam agar diterima oleh orang tua pengantin perempuan untuk kemudian
dan perempuan masing-masing mengembalikan tanda ikat janji. Jika tanda ikat
janji tersebut berupa cincin sering tidak dipulangkan lagi oleh kedua belah pihak
laki-laki dibuat santapan khusus. Biasanya dia makan ditemani oleh anak-anak
muda yang belum kawin dari kalangan pihak pengantin perempuan, seperti
Lalu benang dililitkan dan dikalungkan di lehernya seperti rantai. Bidan mulai
mengambil rambut dan mulai menggunting sedikit demi sedikit agar cantik di
dandan dan dengan pisau cukur lalu pengantin diandam. Pengantin laki-laki juga
Mandi berhias dilakukan pada pagi hari setelah berandam dan sebelum
bersanding. Mandi berhias adalah mandi dengan air wangi-wangian dan air ukup.
macam jenis sanggul, yaitu sanggul ―lipat pandan‖ (sanggul ala Palembang) atau
9. Bersanding
ibarat seorang pangeran dan permaisuri sehari. Kedua pengantin dihias sehingga
Pengantin perempuan sudah siap diapit oleh anak beru dan diapit pula di
kiri kanan oleh ―gading‖ (dua orang gadis kecil membawa kipas) naik ke
pelaminan. Lalu tabir pun ditutuplah. Di dekat pelaminan telah tersedia alat-alat
tepung tawar, balai tingkat tiga. Lilin pun dipasang, berkat-berkat telah tersedia.
anak beru golongan wanita. Para ahli famili pihak pengantin perempuan dan
handai tolan serta para undangan sudah penuh berdatangan dan mengambil tempat
anak laki-laki kecil). ―Sirih Genggam‖ ialah sebuah kelongsong dari tembaga atau
kaleng tempat mencacakkan beberapa tangkai ―Bunga Goyang‖ dari perak atau
sepuhan di sela oleh daun sirih yang ditebuk. Segenap undangan yang terdiri dari
anak-anak beru baik laki-laki maupun wanita, para puang dan famili-famili rapat
Pengantin pun lalu menghadap dan menyembah serta mencium tangan kedua
orang tuanya meminta doa restu. Balaipun telah tersedia untuk dibawa. Demikian
pula payung tepak sirih penyongsong, bidan, pembawa sirih pengantin, sisa uang,
uang ampang pintu dan uang buka kipas yang dipegang di dalam uncang kuning
oleh ketua anak beru pria dan ketua anak beru wanita masing-masing. Segala
Balai diiringi ―bunga sirih‖, serenteng rantang yang berisi hidangan nasi
dengan lauk pauknya (disebut ―Nasi Besan‖), sebaki tabur-taburan (beras putih,
beras kuning, bertih, bunga rampai). Jika ada biaya, di depan rombongan
perempuan dengan pasukan barisan penabuh rebana dan pencak silat mengiringi
rombongan pengantin laki-laki menuju pintu rumah sambil ditaburi bertih dan
beras kuning. Dahulu, pengantin dijulang sampai ke ambang pintu, tetapi sekarang
oleh ibu si perempuan dan diikat dengan kain panjang, berjalan di belakang
sebuah anak batu giling cabai (lingga), sedikit beras putih dan beras kuning,
sedikit garam dan asam gelugur sudah siap diletakkan di pintu masuk pengantin
laki-laki. Pada waktu hendak masuk ke pintu rumah arak-arakan terhenti karena
pintu masuk dihempang dengan sehelai kain dan dijaga oleh para anak beru pria
raja sebagai ganti beras kunyit ialah ―ambor-ambor‖ (guntingan tipis yang terbuat
dari perak dan emas). Penahan itu bernama ―Batang‖ yaitu hak adat anak beru.
9
Rebana atau kompang adalah satu jenis alat musik gendang berbingkai (frame drum)
yang biasa terdapat di wilayah peradaban masyarakat Islam di seluruh dunia. Alat musik ini
memiliki berbagai sebutan seperti duf, tar, bendair, rabano, rapano, repana, dan lain-lainnya. Alat
musik ini bisanya disajikan dalam bentuk ensambel dengan teknik ritme interloking mengiringi
penyanyi yang kadangkala juga sekaligus sebagai pemain rebana. Penyajian bisa dilakukan secara
prosesi, dan juga bisa sambil duduk di atas panggung pertunjukan.
adat. Akhirnya anak beru pihak laki-laki mengalah dan membayar uang yang
Setelah itu dipenuhi, lalu balai dan arak-arak pun dapatlah menerobos
masuk tetapi sampai dekat pelaminan terhalang lagi karena adanya hempangan
yang kedua oleh anak beru wanita dari pihak pengantin perempuan. Sebelum
dicecahkan ke atas anak batu gilingan cabai yang ada dalam talam dibendul pintu
itu yang berarti ia akan membela dan bertanggung jawab tas kehidupan rumah
tangganya kelak.
Dalam hal ―Buka Kipas‖ ini dihadapi oleh anak beru wanita dari pihak
laki-laki. Disini terjadi lagi perdebatan yang dibuat-buat seperti di muka tadi.
Akhirnya uang adat ―Buka Kipas‖ dibayar (kadang-kadang besarnya 1/8 mahar),
tingkat :
pada anak beru pria, pihak pengantin laki-laki menyerahkan semua alat-alat tepak
penyongsong beserta uang mahar dan semua balai-balai kepada anak beru pria
pihak pengantin perempuan. Lalu kepada handai taulan dan ahli famili yang akrab
ganjil. Paling pertama adalah dari pihak pengantin perempuan yaitu didahulukan
kaum laki-laki kemudian baru disusul oleh wanita, lalu disusul oleh rombongan
pengantin laki-laki dan akhirnya ditutup dengan pembacaan doa. Setelah semua
pihak keluarga pengantin laki-laki, sedangkan laki-laki tidak boleh ikut serta. Jika
dipestakan di rumah pihak laki-laki, maka yang hadir di dalam upacara ―nasi
pengantin dibawa ke suatu ruangan atau di depan pelaminan yang sudah terhidang
dengan bunga yang terbuat dari gula-gula, coklat, dan halua (manisan khas
sebanyak mungkin bunga yang ada di atas nasi tersebut. Barang siapa yang
kepala ayam dari dalam nasi lemak tersebut. Konon, siapa duluan mendapat, dia
yang akan lebih kuasa memerintah dalam rumah tangga. Apabila suami mendapat
jawab dan apabila istrinya mendapat paha ayam melambangkan sebagai seorang
pengantin perempuan menuangkan air minum ke dalam gelas, lalu mereka minum
apa yang ingin dimakan oleh istrinya, lalu si suami mengambilkannya, lalu
Perempuan
keluarganya sendiri dan diantar untuk menjadi bagian dari keluarga pengantin
Mandi berdimbar atau juga dikenal dengan mandi berhias adalah mandi
beberapa bahan lainnya. Mandi berdimbar ini diperoleh dari sisa-sisa agama
Hindu karena sebelum negeri Malaka menjadi pemeluk agama Islam, dapatlah
dalam suatu tempat yang dibuat dan hiasi gaba-gaba. Jika di istana raja-raja,
tempat itu dinamai ―panca persada‖ yang permanen dan indah pembuatannya.
Dengan dituntun oleh bidan, kedua pengantin baru dibawa ke tempat mandi
a. Dua gebuk tembikar berisi air bunga rampai, mayang pinang muda, daun
pandan wangi, dan irisan limau mungkur atau jeruk purut, yang dinamai
―air ukup‖ karena dimasukkan bau setanggi di dalamnya dan leher gebuk
h. Satu pedupaan
i. Satu pasu atau ember dihiasi dan berisi air bunga rampai dinamai ―air
taman‖
l. Sebuah cermin
tawari oleh beberapa keluarga yang tua-tua, kemudian bersalin dengan memakai
kain basahan. Lalu dilingkupi kedua pengantin itu dengan sehelai kain panjang,
dililitkan benang, dan dipasangkan lilin. Maka bidan menyuruh kedua pengantin
itu untuk memutus benang dan menghembus lilin. Lalu kedua pengantin diberi
tidak pecah, meskipun pelepahnya lunak. Ini berarti bahwa salah seorang
pengantin keras hatinya. Lalu arai pinang dikeluarkan dari pelepahnya. Bidan-
itu, kedua mempelai memijak telur ayam yang berada di dekat kaki masing-
masing. Siapa yang dahulu dialah yang menang, kelak dipercayai tidak dapat
diiringi doa dan jampi, dimandikan pula dengan air taman dan baru dengan air
biasa. Kemudian disiram dengan air tolak bala sambil membaca doa, lalu ditutup
Bila terkena siraman air mandi berdibar/berhias, bagi para pemuda atau gadis,
Sementara itu, bertukar pakaian dengan pakaian yan dihiasi dan memasuki
kamar pengantin yang sudah dihiasi. Kedua mempelai lalu dibawa menghadap
mertua (orang tua pengantin perempuan) dan famili kerabat yang rapat-rapat dari
dari yang tertua sampai yang usianya muda, kecuali tutur adik dan kemenakan di
telah lepas. Pada waktu itu, diedarkanlah dalam kain putih bersih ―tanda
terdekat wanita-wanita lain sebagai bukti. Bidan menyerahkan tepak sirih kepada
orang tua pengantin perempuan. Jika tepaknya kosong dan cembulnya telungkup,
sudah tidak dilaksanakan orang lagi, mengingat pesta perkawinan hanya diadakan
satu hari dan untuk menghemat biaya. Namun, untuk kalangan bangsawan masih
ada yang membuat adat tersebut, tetapi tuan rumah tempat peneliti mengadakan
rumah keluarga laki-laki. Pada hari yang telah ditentukan, maka oleh orang tua
Kedua pengantin dijemput oleh anak beru (baik pria maupun wanita) dari pihak
laki-laki dan dengan diiringi oleh anak beru (perempuan dan laki-laki) dari pihak
kakinya di dalam talam dekat pintu masuk hendak naik ke rumah dan membawa
pengertian, agar sang pengantin jangan segan-segan datang dan memasak sendiri.
Setelah itu, pengantin dipimpin oleh bidan pengantin masuk ke kamar. Lalu,
keduanya bersiap dan diadakanlah menghadap dan sembah keliling kepada para
ibu bapak, puang-puang dan ahli kerabat lainnya. Kedua pengantin menerima
Kepada Pihak Keluarga Pengantin Perempuan adalah setelah tiga malam atau
kembali ke rumah orang tua pengantin perempuan, diiringi para anak beru sebagai
atau seorang suami membawa istri atau keluarganya ke rumah mereka sendiri.
Menurut adat dahulu, pengantin laki-laki berdiam diri atau tinggal menetap di
rumah mertuanya kira-kira selama dua tahun lamanya. Setelah itu baru laki-laki
Jaman sekarang, tidak harus menunggu dua tahun baru boleh pindah
rumah. Jika mereka memang sudah punya rumah sendiri atau sanggup untuk
belah pihak. Biasanya diadakan kenduri dengan memanggil jiran tetangga untuk
meminta doa selamat agar mereka aman dan tenteram tinggal di rumah tersebut.
2.3.1.1 Performansi
fundamental key the human action and culture, often centerd round the concept of
‗drama‘ (Turner 1982, Burke 1966, see also Hare and Blumberg 1988 and
for the direct observation and analysis of specific performances, but sometimes
forms the background to it. Another viewpoint picks out performance as one
elusive—sense that many students of verbal arts take as their focus. (Salah satu
kunci dasar bagi tindakan manusia dan budaya, sering kali berpusat pada konsep
'drama' (Turner 1982, Burke 1966, lihat juga Hare dan Blumberg 1988 dan
referensi di bawah). Ini adalah bagian dari teori sosial - atau metafor-, tidaklah
tindakan manusia, hal ini berbeda dengan kehidupan sehari-hari atau tindak
diminati oleh mahasiswa jurusan seni lisan yang menjadi fokus kajian mereka)
(Finnegan, 1992:91)..
lanjut sering digunakan untuk merujuk pada hasil akhir yang aktual atau praktik
sosiolinguistik, dan lainnya dalam bentuk praktik dan proses, atau dalam bentuk
tindak tutur. Prinsip ini dapat diterapkan ke dalam berbagai masalah kajian.
dilakukan secara acak, namun dapat diamati. Dalam kebanyakan kasus, hanya
sedikit orang yang masih ingin mempertahankan ide atau pesan dari performansi.
pembacaan daftar kerajaan penerus tahta atau silsilah kerajaan adalah tepat pada
penobatan, dan silsilah mungkin dibacakan setahun sekali ketika raja diarak di
ibukota. Banyak ritual yang mengandung pesan sejarah, seperti kava dari Tikopia
(dan pulau-pulau Polinesia lainnya), dilakukan saat yang tepat. "Kerja Dewa" di
Tikopia dilakukan hanya dua kali setahun sementara Kava biasa sering dilakukan.
Di negara bagian Afrika dan tempat lain, bercerita dilakukan tidak pada
siang hari. Hal ini disebabkan karena mereka semua sibuk melakukan hal-hal lain
dan sering tidak di rumah. Lokasi performansi harus sesuai dengan tujuan
masalah. Misalnya, cerita di Benin City harus terpusat di rumah dan tempat lain.
Di desa-desa, desa Square adalah desa yang tepat. Di desa Kuba, alun-alun tidak
mungkin hanya di depan mereka, tetapi tidak pernah di tengah lapangan. Setiap
setiap enam puluh tahun. Satu keajaiban, jika selama selang waktu tersebut masih
akan mengingat rincian dan urutan ritual yang kompleks dan memang, dalam
ketiadaan kalender bagaimana seseorang tahu persis kapan harus melakukan ritual
dengan baik.
lebih cepat dari kisah yang diceritakan lebih jarang. Dengan demikian, untuk
mengetahui kesempatan dan frekuensi dari kinerja yang tidak dengan sendirinya
komponen yang utama dari performansi adalah partisipan, yaitu pelaku dan
pemikiran ini yang sejalan dengan teks, koteks, dan konteks dalam tradisi lisan.
2.3.1.2.1 Teks
conception has become common within discourse analysis, where a text may be
either written or spoken discourse, so that, for example, the words used in a
sebuah teks itu, secara tradisional merupakan bagian dari bahasa tertulis yang
secara keseluruhan 'bekerja' seperti puisi atau novel, atau bagian yang relatif
diskrit pekerjaan seperti sebuah bab. Kemudian, secara konsepsi yang agak lebih
luas dan telah menjadi umum dalam analisis wacana, di mana teks mungkin baik
tertulis atau lisan, seperti kata-kata yang digunakan dalam percakapan juga dapat
kesatuan bahasa yang memiliki isi dan bentuk, baik lisan maupun tulisan yang
tertentu. Teks tidak hanya berbentuk deratan kalimat-kalimat secara tulis, namun
juga dapat berupa ujaran-ujaran atau dalam bentuk lisan, bahkan ada juga teks itu
Teks adalah bahasa yang berfungsi, maksudnya adalah bahasa yang sedang
yang kita gunakan untuk menyatakan apa saja yang kita pikirkan). Hal penting
mengenai sifat teks ialah bahwa meskipun teks itu bila kita tuliskan tampak
seakan-akan terdiri dari kata-kata dan kalimat, namun sesungguhnya terdiri dari
kepada orang lain haruslah dikodekan dalam tuturan lisan atau kalimat-kalimat
(output); sesuatu yang dapat direkam atau dipelajari (berwujud). Teks juga
merupakan proses, dalam arti merupakan proses pemilihan makna yang terus-
menerus, maksudnya ketika informasi diberi atau diterima dalam bentuk teks
(lisan atau tulis) maka di dalam otak manusia terjadi proses pemahaman
kesalahpahaman.
Van Dijk (Sibarani, 2012: 312-213) mengatakan bahwa ada tiga kerangka
struktur teks, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Ketiga
struktur ini saling mendukung dalam membangun sebuah teks, sehingga kajian
ketiganya sangat penting untuk memahami sebuah teks, termasuk teks tradisi
lisan. Kajian ketiga unsur ini akan memberikan kontribusi dalam pemahaman teks
pemiliknya.
umum dari sebuah teks yang dapat dipahami dengan melihat topik atau tema dari
sebuah teks. Dengan kata lain, analisis struktur makro merupakan analisis sebuah
teks yang dipadukan dengan koteks dan konteksnya untuk memperoleh gagasan
inti atau tema sentral. Tema sebuah teks sering juga menjadi judul sebuah teks,
tetapi sering juga tidak terlihat secara eksplisit di dalam teks, melainkan tercakup
secara keseluruhan teks secara satu kesatuan bentuk yang koheren. Tema sebuah
teks dapat ditemukan dengan cara membaca, mengamati, dan menghayati sebuah
content analysis (analisis isi). Dalam analisis isi ini, perlu mengkaji isi sebagai
uangkapan produksi dan komunikasi institusional atau sosial secara umum. Dalam
hal tradisi lisan, ungkapan (expression) ini merupakan teks yang diproduksi dan
―pandangan dunia‖ atau ideologi dan nilai yang subjektif dan personal.
yang meliputi rangkaian elemen sebuah teks dalam membentuk satu kesatuan
bentuk yang koheren. Superstruktur merupakan skema atau alur sebuah teks.
Sebuah teks, termasuk teks tradisi lisan secara garis besar tersusun atas tiga
harus mampu mengungkapkan pesan-pesan yang ada dalam setiap elemen itu
(Sibarani, 2012:314-315).
Superstruktur atau struktur alur teks tradisi lisa juga memiliki tiga elemen
seperti yang disebutkan di atas, tetapi pesan dari setiap elemen itu bervariasi
sesuai bentuk dan jenis tradisi lisan. Superstruktur merupakan struktur teks yang
skematik. Skema atau alur sebuah teks tersusun secara teratur dari awal sampai
akhir, dari pendahuluan sampai penutup atau kesimpulan dalam satu kesatuan
mulai dari awal hingga akhir, yang dapat dibagi atas permulaan, bagian tengah,
dan penutup.
semantik, pragmatik, stilistika, dan figuratif. Kajian struktur mikro ini dapat
dilaksanakan secara bersama-sama, tetapi dapat juga dipilih tataran tertentu sesuai
dengan kebutuhan analisis dan sesuai dengan karakteristik teks tradisi lisan yang
dikaji.
masing. Tema sebagai makna global suatu teks dalam tataran struktur makro
2.3.1.2.2 Koteks
didampingi oleh tanda lain, yang bersama-sama digunakan oleh teks itu. Teks
tradisi lisan pun selalu digunakan bersama-sama dengan tanda-tanda lain, yang
seperti itu disebut dengan koteks. Keberadaan koteks dalam suatu wacana tradisi
lisan menunjukkan bahwa struktur suatu teks memiliki hubungan dengan teks
lainnya. Hal itulah yang membuat suatu wacana tradisi lisan menjadi utuh dan
Dalam wacana tradisi lisan yang cukup panjang sering sebuah kalimat harus
dicarikan informasi yang jelas pada bagian kata yang lainnya. Koteks merupakan
bagian penting dalam memberikan pemaknaan terhadap teks tradisi lisan. Ko-teks
Jenis ini cocok digunakan untuk menganalisis tradisi lisan yang berbentuk
upacara. Koteks tersebut berfungsi untuk memperjelas pesan atau makna sebuah
1. Paralinguistic (suprasegmental)
dalam mengiringi tari gubang dibangun oleh pola kalimat yang sama yaitu
pantun sehingga intonasi yang digunakan pada baris pertama sama dengan
pada baris ke tiga. Di setiap akhir baris digunakan bunyi oi... yang
verbal itu. Gerakan seperti itu disebut gerak isyarat (gesture). Bidang ilmu
interaksi lain juga dapat terlihat dari kajian prosemik, yang semuanya
4. Unsur-unsur material
secara baik karena praktik tradisi lisan pada umumnya dilakukan dalam
bentuk upacara atau peristiwa tertentu. Oleh karena itu, praktik tradisi lisan
Semua itu merupakan benda-benda simbolik yang perlu dikaji dari sudut
2.3.1.2.3 Konteks
unsur lingual teks tradisi lisan sangat bergantung pada konteks dan koteksnya.
Sebuah teks tradisi lisan akan berbeda makna, maksud dan fungsinya bergantung
dalam pemahaman ungkapan termasuk teks tradisi lisan. Pemilihan konteks ini
makna, maksud, pesan, dan fungsi dalam kajian tradisi lisan, konteks budaya,
konteks sosial, konteks situasi, dan konteks ideologi perlu dikaji. Konteks ini juga
diperlukan untuk memahami nilai dan norma budaya yang terdapat dalam tradisi
lisan serta memahami kearifan lokal yang diterapkan untuk menata kehidupan
Konteks adalah situasi yang ada disekitar ketika sebuah peristiwa ritual
ditentukan oleh konteks, yakni pada saat kapan dan dimana ritual itu dilakukan.
Pada upacara malam berinai ini peneliti melihat beberapa konteks yang
meliputinya, yakni budaya, konteks sosial, konteks situasi, dan konteks ideologi.
1. Konteks budaya
jelas di setiap keadaan seaktu mereka berinteraksi dan terlihat jelas secara verbal
dilakukan masyarakat dalam suatu budaya tertentu mesti mempunyai tujuan atau
sasaran yang khas dan kekhasan tersebut menjadi salah satu dari faktor-faktor
kasidah, dan sinandong. Malam berinai ini berisi bermohonan kepada Tuhan agar
2. Konteks sosial
teks. Faktor-faktor sosial itu berhubungan dengan perbedaan jenis kelamin, kelas
sosial, suku, usia, dan sebagainya. Konteks sosial yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah orang-orang yang terlibat dalam suatu upacara baik itu sebagai pelaku,
Pelaku dalam upacara malam berinai ini melibatkan banyak pihak, mulai
dari calon pengantin, orang tua, pengetua adat, tetangga, sahabat, dan group
kesenian. Pengelolah atau penyelenggara dalam upacara malam ini adalah orang
Seiring berjalannya waktu, maka penyelenggaraan malam berinai ini juga semakin
3. Konteks situasi
Hal ini mengacu pada waktu, tempat, dan penggunaan upacara. Konteks
performansi sebuah tradisi lisan, baik dari segi pembagian waktu dalam sehari,
pembagian minggu dan bulan, maupun pembagian siklus pertanian seperti masa
atau performansi sebuah tradisi lisan. Lokasi pelaksanaan tradisi lisan bisa berupa
sebagainya. Bahkan, teks tradisi lisan juga ada yang dipengaruhi oleh perbedaan
tempat.
tradisi lisan. Bagaimana sebuah tradisi lisan ditampilkan merupakan hal yang
paling penting dalam konteks situasi cara dalam tradisi lisan. Di sini dapat dilihat
ditampilkan secara penuh atau hanya sebagian, teks menggunakan bahasa asli atau
tukang inai. Upacara malam berinai ini dilaksanakan dengan cara dirangkaikan
dengan akad nikah. Akad nikah diselenggarakan pada malam hari selepas sholat
barzanzi, marhaban, tari gubang dan sinandong gubang, kasidah, dan sinandong.
4. Konteks idiologi
dan nilai yang dianut bersama oleh masyarakat. Idiologi menjadi konsep
sosiokultural yang mengarahkan dan menentukan nilai yang terdapat dalam suatu
komunitas. Ada hegemoni kekuasaan dan kekuatan ideologis sebuah faham yang
menjadi cara berpikir, cara berperilaku, dan cara bertindak masyarakat dalam
terutama bentuk upacara ritual. Salah satunya adalah upacara malam berinai ini.
Dalam upacara ini rangkaian kegiatan disesuaikan dengan acaran Islam, namun
untuk dalam upacara ini menggunakan peralatan yang menyimbolkan suatu hal.
Kearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) atau
kebijaksanaan dan lokal (local) atau setempat. Jadi kearifan lokal adalah gagasan
setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Secara konseptual, kearifan lokal
tradisional.
berikut:
―when the outsiders met indigenous peoples for the first time over five
centuries ago, their concept understanding on indigenous peoples was very
disparaging and called them aborigine, natives, tribal, schedule tribes,
ethnic minorities and ethnic nationalities, connoting backwardness and
primitives. With such a concept, indigenous systems including governance,
culture, social, legal and judiciary, philosophy, economic systems were
replaced with supposedly more advanced systems to assimilate and
―modernize‖ indigenous peoples. ...traditionally, the unit of administration
... among the indigenous peoples was restricted to the village level‖
(Ketika orang luar bertemu masyarakat adat untuk pertama kalinya lebih
dari lima abad yang lalu, pemahaman konsep mereka tentang masyarakat
adat sangat meremehkan dan memanggil mereka pribumi, penduduk asli,
suku, suku-suku dijadwalkan, etnis minoritas dan etnis suku bangsa, yang
berkonotasi dengan keterbelakangan dan primitif. Dengan konsep seperti
itu, sistem adat termasuk tata kelola, budaya, sosial, hukum dan peradilan,
filsafat, sistem ekonomi digantikan dengan sistem seharusnya lebih maju
untuk mengasimilasi dan "memodernisasi" masyarakat adat. ... secara
tradisional, unit administrasi ... antara masyarakat adat dibatasi ke tingkat
desa).
Definisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang
baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu
kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya
nilai kearifan lokal ini sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita
kepada kita selaku anak-anaknya. Budaya gotong royong, saling menghormati dan
hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan
lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu
sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat
disebut sebagai jiwa dari budaya lokal. Hal itu dapat dilihat dari ekspresi kearifan
lokal dalam kehidupan setiap hari karena telah terinternalisasi dengan sangat baik.
Tiap bagian dari kehidupan masyarakat lokal diarahkan secara arif berdasarkan
keseharian dan interaksi dengan sesama saja, tetapi juga dalam situasi-situasi yang
masyarakat lokal yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari tipe-tipe kearifan
tempat lain sebagai bagian dari kearifan lokal dengan tujuan agar sumber
dll.).
iklim dan bahan baku yang tersedia di wilayah tersebut (Contoh: Rumah
lain sebagainya).
atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi
budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.‖ Di dalam hal ini, kearifan
lokal lebih ditekankan pada kebijaksanaan atau kearifan menata kehidupan sosial
yang berasal dari nilai budaya yang luhur. Kedua, kearifan lokal adalah nilai
masyarakat secara arif maupun bijaksana.‖ Dalam hal ini, kearifan lokal
dipandang sebagai nilai budaya yang digunakan untuk mengatur kehidupan sosial
masyarakat.
berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan
harus dilindingi dan dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab
negara, asas keberlanjutan, dan asas keadilan.‖ Kalimat ini diperjelas dengan
penekanan kearifan lokal, ―Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat
Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai
usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan
bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu.
bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang
‗kearifan/kebijaksanaan‘.
sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain
manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi
yang sudah terdesain tersebut disebut settting. Setting adalah sebuah ruang
lingkungannya. Pada individual, kearifan lokal muncul sebagai hasil dari proses
dianggap paling tepat bagi mereka. Pada kelompok, kearifan lokal merupakan
dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses evolusi yang begitu
panjang dan melekat dalam masyarakat dapat menjadikan kearifan lokal sebagai
sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup
bersama secara dinamis dan damai. Pengertian ini melihat kearifan lokal tidak
sekadar sebagai acuan tingkah-laku seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu
atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi
budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.‖ Di dalam hal ini, kearifan
lokal lebih ditekankan pada kebijaksanaan atau kearifan menata kehidupan sosial
yang berasal dari nilai budaya yang luhur. Kedua, kearifan lokal adalah nilai
masyarakat secara arif maupun bijaksana.‖ Dalam hal ini, kearifan lokal
dipandang sebagai nilai budaya yang digunakan untuk mengatur kehidupan sosial
masyarakat.
budayanya sendiri dengan menggunakan segenap akal budi, pikiran, hati, dan
lingkungan alam dan lingkungan sosial. Menghadapi dua ruang interkasi itu, pada
umumnya manusia memiliki kearifan dari tiga sumber, yaitu dari nilai tradisi
budaya, aturan pemerintah, dan nilai agama. Ketiganya bersinergi menjadi satu
nilai budaya menjadi sumber kearifan lokal. Dengan tiga sumber kearifan itu,
lingkungan sosial. Pada gilirannya kedua ruang interaksi itu memproduksi nilai
dan norma budaya baru yang berlaku pada komunitasnya dan yang berbeda
dengan nilai budaya pada komunitas lainnya. Nilai dan norma budaya semacam
cukup arif sebagai landasan hubungan manusia dengan manusia, dengan alam,
dan dengan Tuhan. Oleh karena itulah, kearifan lokal merupakan nilai dan norma
budaya yang menjadi acuan tingkah laku manusia untuk menata kehidupannya
Kearifan lokal yang digali dari tradisi budaya atau tradisi lisan sebaiknya
merah‖. Lapisan luar (outer layer) suatu tradisi budaya atau tradisi lisan
memperlihatkan makna dan fungsi tradisi yang dapat diamati, ditonton, didengar,
atau dinikmati secara empiris, tetapi lapisan tengah (middle layer) suatu tradisi
budaya atau tradisi lisan akan memperlihatkan nilai dan norma tradisi tersebut,
sedangkan lapisan inti (the core layer) akan memperlihatkan kearifan lokal yang
kearifan lokal secara lebih jelas. Setiap orang melihat, mengkaji, dan memahami
tradisi budaya atau tradisi lisan, perlu membedakan makna dan fungsi, nilai dan
norma, serta kearifan lokal tradisi tersebut (Sibarani, 2015: 51-52). Adapun teori
lapisan pemaknaan tradisi lisan atau tradisi budaya tersebut dapat dilihat dari
bagan berikut,
berbagai nilai dan norma budaya sebagai warisan leluhur yang menurut fungsinya
kearifan lokal. Menurut Sibarani (2012: 133-134) ada dua jenis kearifan lokal inti
(core local wisdoms), yaitu kearifan lokal untuk (1) kemakmuran atau
kesejahteraan dan (2) Kedamaian atau kebaikan. Dapat dilihat lebih jelas dalam
KEDAMAIAN KESEJAHTERAAN
batu, candi, mesjid tua, gereja tua, dan sebagainya. Serta warisan budaya non-
terhadap suatu materi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam hal ini
materi/intangible yang paling mudah adalah sesuatu yang berkenaan dengan hasil
ranah ide dan konsep yang dituangkan dalam bentuk simbol-simbol tertentu yang
(ICOMOS) tahun 1981 yaitu : Charter for the Conservation of Places of Cultural
Significance, Burra, Australia. Piagam ini lebih dikenal dengan Burra Charter.
Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek
kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya
maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya
Kegiatan konservasi antara lain bisa berbentuk (a) preservasi, (b) restorasi,
(c) replikasi, (d) rekonstruksi, (e) revitalisasi dan/atau penggunaan untuk fungsi
baru suatu aset masa lalu, (f) rehabilitasi. Aktivitas tersebut tergantung dengan
manfaat lain bagi pemilik atau masyarakat luas. Konsep pelestarian yang dinamik
menghasilkan pendapatan dan keuntungan lain bagi pemakainya. Dalam hal ini
peran arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena tidak
upaya lintas sektoral, multi dimensi dan disiplin, serta berkelanjutan. Dan
mendatang (future heritage), seperti kata sejarawan bahwa sejarah adalah masa
depan bangsa. Masa kini dan masa depan adalah masa lalu generasi berikutnya
(http://www.icomos.org/charters/burra1999_indonesian.pdf).
Monumen dan Situs (International Charter for the Conservation and Restoration
of Monumen and Sites, Venice 1964), dan Resolusi Kelima Dewan Umum Badan
Internasional untuk Monumen dan Situs (Resolution of the 5th General Assembly
Selatan. Revisi dilakukan pada tanggal 23 Februari 1981, 23 April 1988, dan 26
budaya termasuk pemilik, pengelolah, dan pengawas. Piagam ini dapat diterapkan
budaya.
diatur dalam UU no. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Pasal 1, ayat (1) UU
No. 11 Tahun 2010 menyatakan bahwa Cagar Budaya adalah warisan budaya
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat
melalui proses penetapan. Sedangkan ayat (2) menyatakan, Benda Cagar Budaya
adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak
perkembangan manusia.
bangsa antar generasi. Konservasi suatu bangunan kolonial tidak diartikan suatu
mengisi karya yang lebih baik. Pelestarian suatu arsitektur kolonial adalah
suatu program pelestarian hanya ditujukan untuk tujuan estetika atau romantisme
seperti tercantum dalam pasal 1 konvensi ini adalah sebagai berikut :Warisan
budaya tak berwujud sebagaimana dalam ayat (1), diwujudkan antara lain di
a. Tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak
benda;
b. Seni pertunjukan;
a. Tari-tarian.
Misal: Tari Pendet, Tari Remo, Tari Lilin, Tari Jaipong, Tari Kecak, dll.
b. Candi
c. Lagu Daerah
d. Masakan
e. Pakaian adat
f. Upacara adat
gunadarma.ac.id/2010/02/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup -ilmubudaya)
Undang Undang pada tanggal 3 April 2013. Menimbang (a) bahwa kebudayaan
nilai budaya harus didasari pada kristalisasi nilai budaya yang terkandung dalam
Pancasila; (c) bahwa nilai budaya dan keanekaragaman budaya yang ada di
menimbulkan perubahan nilai budaya dalam masyarakat; (d) bahwa belum ada
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a), huruf (b), huruf (c), dan
Kebudayaan
budaya tempatan, dan budaya global yang terkait satu sama lain dan dinamis
4. Unsur Kebudayaan adalah bagian dari suatu sistem kebudayaan dengan sifat
yang berbeda-beda yang terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan.
dan pemanfaatan.
berdasarkan prinsip:
a. Hak Berkebudayaan;
b. kearifan lokal;
e. jati diri bangsa, harmoni kehidupan, dan etika global tentang kebudayaan.
dinamis;
nasional; dan
d. publikasi.
f. publikasi.
Indonesia Nomor 106 Tahun 2013 tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
b. seni pertunjukan;
kelompok orang, atau Masyarakat Hukum Adat. Ayat (2) Budaya Takbenda dapat
masyarakat;
b. merupakan Budaya Takbenda yang memiliki nilai penting bagi bangsa dan
negara;
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diusulkan oleh Tim Ahli
Ayat (4) Budaya Takbenda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat ditetapkan
Pengembangan, dan Pemanfaatan. Pasal 11, ayat (1) Pemerintah dan Pemerintah
Takbenda Indonesia.
Pasal 12 ayat (1) Setiap Orang dan Masyarakat Hukum Adat berperan aktif
Orang, dan Masyarakat Hukum Adat. Ayat (3) Pemerintah dan Pemerintah
Indonesia.
Pasal 13 ayat (1) Setiap Orang dan/atau Masyarakat Hukum Adat dapat
dilakukan melalui:
penanaman nilai tradisi dan pembinaan karakter dan pekerti bangsa; dan
106 Tahun 2013 pasal 12 ayat 3, seperti yang sudah disebutkan di atas.
pewarisan tradisi lisan: instruksi, pengawasan terhadap kisah dari tradisi, tradisi
esoterik, dan alat pengingat. Pada metode instruksi Vansina mengambil contoh
dari Marquesas Islands dimana sebanyak 30 lelaki dan perempuan dengan usia
antara 20 hingga 30 dikumpulkan dan tinggal di dalam sebuah rumah khusus yang
besar selama sebulan dan tidak diperbolehkan pulang ke rumah mereka masing-
masing dalam kurun waktu tersebut. Mereka dilatih pada pagi dan siang hari oleh
seorang pakar budaya yang sengaja dikontrak dan setelah sebulan mereka diberi
waktu istirahat selama 15 hari dan setelah waktu istirahat pelatihan dilanjutkan
kembali. Jika mereka tidak memiliki kemajuan yang baik, pelatihan segera
ditutup.
diperkirakan gagal bila ia tidak dapat memberikan deskripsi umum tentang sejarah
Kuba pada saat upacara penobatan. Bila kesalahan terjadi ketika mengkisahkan
sebuah tradisi di Marquesas Islands maka upacara tersebut dibatalkan karena telah
mati mendadak bila terjadi satu kesalahan saja ketika ia berkisah di Selandia Baru.
ncyeem yang dibagi ke dalam dua kategori. Kategori pertama yang diberi nama
ncyeem ingesh, yang hanya boleh diajarkan oleh guru wanita, tidak boleh
diperdengarkan kepada masyarakat umum dan hanya isteri-isteri raja yang boleh
mendengarnya. Tradisi suku Kuba juga bersifat esoterik karena dilarang diketahui
perlu diingat dan cara mengingat sebuah tradisi adalah dengan melestarikan
material ini disebut alat pengingat (mnemonic devices). Ia menolak alat pengingat
sebagai bagian dari tradisi lisan walaupun benda tersebut mengandung nilai
sejarah yang amat baik. Beberapa contoh alat pengingat adalah tongkat, pot, kursi,
benar dapat diterapkan dan diterima oleh komunitasnya. Hal ini perlu, apalagi jika
tradisi lisan itu telah lam ditinggalkan oleh komunitasnya. Penelitian dan
revitalisasi tradisi lisan adalah Participatory Planning and Research (PPR). Ada
dua kegiatan yang dilakukan dalam model ini penelitian tradisi lisan (bentuk dan
isi) secara partisipatoris serta perencanaan tradisi lisan dan pendukungnya secara
partisipatoris. Penelitian bentuk dan isi tradisi lisan yang akan direvitalisasi
masyarakat setempat dalam (1) menetapkan prioritas terhadap tradisi lisan yang
kearifan lokal sebagi kandungan tradisi lisan, (6) merancang regenerasi pelaku
dan pendukung tradisi lisan sebagai bagian dari pewarisan budaya (Sibarani,
2012:293-294).
yang telah punah, sedangkan pengaktifan kembali dimaksudkan untuk tradisi lisan
yang masih hidup tetapi sudah tidak aktif lagi atau tidak lagi menjadi bagian
hidup masyarakatnya. Pengelolaan merupakan hal yang penting agar tradisi lisan
Seperti kata pepatah, tradisi lisan saat ini ‖ibarat kerakap tumbuh di batu,
hidup enggan mati tak mau‖. Geliat tradisi yang semakin menyuram bukan tidak
mungkin suatu saat akan benar-benar mati dan tinggal cerita indah saja untuk
dikenang. Orang yang faham tentang tradisi lisan sudah mulai berkurang, ini bisa
menjadi lampu kuning bagi kelangsungan hidup tradisi lisan. Para pelakunya
sudah rata-rata berusia di atas 50 tahun dan mereka tidak memiliki kader yang
khasanah tradisi lisan. Dalam berbagai kegiatan pribadi maupun publik, tradisi
lisan sudah harus kembali ditampilkan, walaupun mungkin untuk tahap awal
memadai, tradisi lisan masih bisa berharap untuk eksis di tengah masyarakat.
Namun, karena kesibukan dan perubahan zaman, masyarakat menjadi abai dengan
warisan leluhur yang sesungguhnya memiliki begitu banyak ajaran moral dan
tuntunan kehidupan. Dekadensi moral seperti saat ini, salah satunya disebabkan
karena masyarakat sudah ‖kehilangan‖ nilai-nilai moral yang harus mereka anut.
Pada masa lalu tradisi lisan, seperti tradisi malam berinai dan Sinandong,
masih punya penggemar karena tidak ada alternatif hiburan lain. Sekarang dengan
perkembangan teknologi, Sinandong jadi tidak laku. Nilai-nilai masa kini adalah
dinamis. Nilai masa lalu yang ada pada Sinandong berubah. Sinandong hanya bisa
terdiri dari personil muda mudi. Kemudian, membuat group sinandong yang lebih
sekolah sebagai muatan lokal, juga bisa dipakai sebagai sarana revitalisasi
senadung, tentu saja dengan dukungan Pemda setempat. Revitalisasi tidak hanya
dalam format yang lebih atraktif sehingga layak untuk bersaing dengan berbagai
tradisi dan ekspresi lisan; seni pertunjukan; adat-istiadat masyarakat, ritus, dan
masyarakat dan belum terdaftar sebagai warisan budaya. Hal ini bisa diatasi
pelestarian yang biasanya harus mengeluarkan biaya ekstra dan lebih besar.
pendukungnya.
melalui kualitas spesies, termasuk kelas, ras, ciri-ciri genetik lainnya. Individu
mesti memiliki relevansi dengan masa lampau. Oleh karena itulah, kompleks ide
berkaitan dengan pikiran dan perasaan secara tidak langsung, seperti cita-cita dan
kehendak, kreasi dan imajinasi, khususnya perilaku yang berkaitan dengan citra
masa lampau. Dengan dasar warisan nenek moyang, arketipe berfungsi sebagai
dengan mediasi genre, struktur tematik, dan estetis. Melalui indikator tertentu
pendekatan arketipe ini dipengaruhi oleh falsafah psikologis Jung. Dengan kata
Ada aspek-aspek yang sama dibicarakan tetapi ada juga aspek-aspek yang
berbeda.
istilah arketipe Jung merujuk kepada perkembangan manusia dari jaman kanak-
kanak, remaja, dewasa, hingga akhir hayat dalam konteks mendukung konsep tipe
sense are primordial ang universal images that make up the contents of the
religion and mythologeis. Jung adalah seorang ahli psikiatris dan pelopor gerakan
analisis psikologi yng mengarah kepada metapsikologi dan teori psikoterapi. Jung
dianggap sebagai subjektivis dan berpegang kepada tradisi romantik dan dia
mengkaji aspek jiwa atau soul manusia yang mengaitkan antara psikologi
Gazet berpendapat, dalam karya sastra ciri-ciri historis primordial dan ciri-
ciri psikologis arketipe tidak dianggap sebagai dua komponen yang berbeda dan
dan arketipe adalah dua diskresi yang saling melengkapi, bahkan identik. Ciri-ciri
Untuk lebih jelasnya, akan diraukan satu per satu. Pertama, pendekatan
penciptaan sebuah karya sastra. Perkataan archetype itu sendiri bermakna ―bentuk
basic model from which copies are made (Peck, John & Coyle, Martin, 1990:368,
aspek bentuk sebuah karya yang disusurkan dengan bentuk aslinya. Pengarang
memiliki suatu indra, juga intuisi. Tanpa sadar, akan menjelma turun temurun
bentuk penceritaan dari zaman ke zaman. Meskipun pada zaman klasik, mereka
disebut sebagai ahli pidato, penglipur lara, pencerita, ataupun dalang, dan pada
zaman modern ini disebut penulis, sastrawan atau pujangga, tetapi pada dasarnya
mereka menggunakan bentuk yang sama dalam kreativitas mereka. Jadi, kajian
dari zaman ke zaman dan senantiasa diperbaharui oleh golongan muda, tanpa
dan budaya suatu bangsa dalam karya sastra. Jika alam suatu jaman, sejarah, atau
budaya suatu bangsa, begitu rendah, mundur, dan hina, tetapi di zaman lain, akan
menjadi tinggi, maju, dan terhormat. Begitu juga dengan sejarah manusia, saling
berganti sebagai implikasi dan reaksi pergolakan manusia. Intinya adalah tema
induk sebuah karya mempunyai makna dan kepentingan pada suatu bangsa.
Banyak cara bangsa itu mempergunakannya, terutama untuk memperkuat jati diri
totemik, mitologikal, dan rituaistik. Totemik adalah istilah yang merujuk ilmu
Mitologikal berasal dari kata mitos, yang menerangkan suatu subjek mempunyai
asal-usul dan perl dihormati. Untuk memitosasi seorang raja dikatakan dia berasal
dari langit, karena ―langit‖ bermakna tinggi, terhormat, dan abstrak. Mitologikal
spiritual.
agama seperti berpesta. Pesta ini memiliki unsur kebudayaan. Asal usul tarian,
mitologikal, dan ritualistik, jelas sekali bahwa kritik ini mempunyai hubungan
yang amat erat dengan tradisi dan kegiatan budaya suatu bangsa. Arketipe melihat
bawah sadar kelompok (collective unconscious) yang dimiliki secara naluriah oleh
pembacanya. Konsep ini menunjukkan bahwa dalam diri pembaca terdapat sifat
kegairahan yang akan terpesona, tergoda, atau tersentak terhadap sebuah karya
Dalam hal ini, pembaca mempunyai alam bawah sadar kelompok dan
sebuah karya sastra itu sendiri mempunyai daya tarik khusus, keduanya saling
cerita-cerita tertentu, sementara cerita itu sendiri memiliki daya tarik untuk
suasana apresiasi tradisi. Jiwa pembaca terasa puas dengan membaca kisah-kisah
lama karena bangsanya pernah menguasai alam buana, menjadi agung, dan
yang tidak secara mutlak ini menentukan kejayaan atau keberhasilan sebuah karya
aspek struktur maupun isi digunakan kembali oleh pengarang. Kajian arketipe ini
karya sastra, atau bagaimana unsur-unsur tradisi itu dikaji oleh antropologi untuk
arketipe ini lebih melihat karya sastra sebagai sebagai objek untuk mengenal
bahan sastra dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pergolakan zaman silam
serta digunakan oleh ahli antropologi sebagai jembatan bagi mereka untuk
luar biasa, mempunyai daya ingat yang tajam dan berkemampuan mengolah
kelompok, dan karya sastra mempunyai daya tarik khusus, sementara itu penulis
dikatakan mempunyai daya ingat yang tajam. Ketiganya bersatu membentuk suatu
suasana kehidupan bersastra yang harmoni serta dapat memelihara aspek budaya
dan tradisi.
pengalaman dasar yang tidak berubah-ubah. Di samping itu, terdapat juga gaya
hidup yang menyimpang dari norma-norma budaya yang telah ditentukan. Jadi, di
antara pengalaman dasar dan gaya hidup yang menyimpang dari normanya
dijadikan sumber inspirasi atau bahan penulisan oleh para pengarang. Ini
bergantung kepada kemampuan seseorang pengarang itu pula, jika daya ingatnya
tidak, dia hanya mampu menyentuh secara luar saja atau penggarapannya tidak
sadar, tentu tidak memberi arti apa-apa. Penciptaan mitos tanpa tujuan,
sebenarnya tidak layak disebut mitos. Justru, mitologilah yang dapat memberi
kekuatan pada sebuah karya sastra. Jung telah meletakkan dasar yang kokoh
dalam konteks perlambangan ini, tetapi yang mengembangkan aspek ini adalah
Frye yang menekankan kritik pada simbol, mitos, dan penjenisan teks. Frye has
made use of symbolic structure as they exist whitin western culture, and at a
pada konsep mimpi dan kaitannya dengan sastra. For Jung dreams as literature,
villages; a theory much exploited by James Joyce in his last work, the ‗dream-
Visi sosial atau fungsi budaya yang menjadi rujukan karya perlu juga ditelusuri
supaya hasil kritikan dapat menjadi jembatan kepada pembaca untuk memahami
Prinsip yang peneliti terapkan hanya pada poin pertama, kedua, dan keenam.
ikon, indeks, dan simbol sebagaimana dijelaskan oleh Eagleton (1988 : 111),
Ratna (2004 : 114-115), Sikana (2009 : 36-42), dan Zoest (1990 : 8-9).
1. Icon adalah tanda yang merujuk terus kepada objek yang digambarkan atau
yang dibawa oleh objek dengan subjek. Ikon berasal dari bahasa Latin icon
tanda yang menggambarkan, sebuah ikon.‖ Contoh ikon adalah denah atau
beberapa pecahan ikon, seperti imej, citra, simile, dan metafora. Ikonik
2. Indeks, yakni suatu tanda yang mempunyai kaitan kausal dengan apa yang
sebagai intratekstual. Dengan kata lain, indeks adalah tanda yang merujuk
pada suatu tanda yang mengumpulkan satu atau beberapa fenomena, sebab
akibat, simptom isyarat, ikatan, dan sebagainya. Dengan kata lain, indeks
Indeks lebih luas dan kompleks dari ikon. Indeks adalah tanda-tanda yang
3. Simbol, yakni hubungan antara item penanda dengan item yang ditandainya,
Sedangkan simbol, cakupannya lebih luas dan lebih umum, ada yang
khusus.
arketipe. Artinya setiap pemahaman terhadap mitos dan primordial imej yang
terdapat dalam sinandong, tetap didasarkan pada konvensi simbol yang digunakan
Keterangan Bagan:
objek penelitian. Tradisi ini hidup pada masyarakat Melayu yang berpusat di
dan citra arketipe Sinandong. Rumusan masalah yang telah ditentukan dianalisis
Kearifan lokal dari pemikiran Robert Sibarani. Model revitalisasi malam berinai
dikemukakan oleh C.G. Jung dan teori Semiotik C.S. Pearce. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, dalam tradisi malam berinai terdapat serangkaian acara yang
tidak terpisahkan dari acara tradisi malam berinai. Kearifan lokal tradisi malam
berinai meliputi lapisan makna dan fungsi, lapisan dan kearifan lokal. Sedangkan
model revitalisasi untuk malam berinai meliputi dua bagian yaitu model
METODOLOGI PENELITIAN
oleh dasar ontologi yang relativisme, yaitu realitas adalah konstruksi sosial.
Kebenaran realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai
penelitian adalah hasil interaksi periset dengan objek studi. Sedangkan dasar
masyarakatnya.
belajar mengenai dunia orang yang telah belajar melihat, mendengar, berbicara,
berpikir, dan bertindak dengan cara-cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari
berbagai situasi dan kondisi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di
menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, tanda, atau gambaran tentang
kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu. Metode etnografi ini digunakan untuk
mendeskripsikan prosesi malam berinai dan model revitalisasi malam berinai, dan
tereduksi dalam tradisi tersebut. Metode etnografi ini diperlukan untuk melihat
tempat penelitian ini adalah di Kota Madya Tanjung Balai, Jln. Koramil,
Kelurahan Selat Tanjung Medan, Kec. Datuk Bandar Timur, dirumah Bapak
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer adalah prosesi malam berinai dan sinandong yang diperoleh dari
hasil rekaman pada pernikahan Reza dan Pida yang diselenggarakan pada 5
Januari 2014 dan rekaman vidio malam berinai pasangan pengantin Liza dan
Rahmad yang direkam pada tanggal 28 September 2015, juga informasi yang
jumlah informan tidak dapat ditentukan, tergantung data di lapangan. Jika data
sudah jenuh, artinya jika informasi yang diperoleh dari informan tidak ada lagi
perkembangan, maka tidak perlu lagi mencari informan baru. Sedangkan data
dan catatan lain. Juga dari diskusi-diskusi, seminar-seminar dan jurnal ilmiah.
(1) Observasi
pancaindra lainnya.
alat bantu, berupa kamera, tape recorder, handycam, dan alat tulis untuk
merekam dalam bentuk gambar. Begitu juga tape recorder, selain dipakai
sebagai alat bantu interview, alat ini juga membantu pengamat mengingat
(2) Wawancara
Informasi tentang budaya, mitos dan jati diri dapat diketahui lebih
lokasi penelitian.
dan lingkungan harus tetap dijaga agar wawancara dapat berjalan dengan
sukses.
tugas, surat izin, daftar pertanyaan, handicam, daftar responden, alat tulis,
maupun peta. Perlengkapan wawancara ini hanya sebagai alat bantu atau
ketiga.
(3) Rekaman
(4) Dokumenter
pengumpulan data berupa fakta dan data sosial tersimpan dalam bahan
informasi komunikasi. Hal ini disebabkan data yang akan ditemukan harus
pencarian dari Google ke berbagai situs penyedia data online. Dari Google
pengaksesan diarahkan pada media sosial penyedia data online yang dapat
diunduh secara bebas yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode ini
Metode analisis data penelitian tradisi malam berinai dapat dilihat pada
Bagan 3.2 Metode Pengumpulan Data Tradisi Malam Berinai dan Sinandong
dalam Masyarakat Melayu Tanjungbalai
248) mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
penting, apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada
orang lain.
kata-kata, dan perbuatan pesinandong. Analisis ini dilakukan secara terus menerus
dasar hakikat data itu sendiri sebagai data ilmiah. Data yang diperoleh dari hasil
data dilakukan terus menerus dari awal hingga akhir penelitian hingga diperoleh
data sesuai dengan butir masalah. Setelah itu, dianalisis data yang menjadi fokus
wawancara berikutnya.
bernai dan teks sinandong, lalu mencatat bagian-bagian yang memuat jati
diri, nilai budaya, kearifan lokal, dan membuat model revitalisasi yang
terdapat di dalamnya.
4. Membuat kesimpulan dari analisis konsep jati diri, nilai budaya, kearifan
lokal, dan model revitalisasi yang terdapat dalam tradisi malam berinai dan
sinandong tersebut.
alam fisik, kondisi alam hayati, dan unsur-unsur kebudayaan masyarakat Melayu
malam berinai, tempat, dan waktu pelaksanaan. Terakhir adalah tahap analisis
menganalisis teks, konteks, dan koteks sinandong yang meliputi prosesi ritual
pada malam berinai, dan perlengkapan yang digunakan pada acara riual. Data
penelitian ini dipaparkan dari sumber data primer yaitu prosesi malam berinai dan
pertunjukan sinandong pada malam berinai Pida dan Liza sebanyak lima belas
pada malam berinai Pida dan Liza. Kelima belas sinandong itu terdiri dari, enam
buah senadung dadong, tiga buah sinandong didong, dua buah sinandong
mengonang naseb, tiga buah sinandong hiburan, dan satu buah sinandong muda-
mudi.
penabalan raja pertama Kerajaan Asahan tersebut terjadi tepatnya pada tanggal 27
ada di Tanjungbalai bermula dari sebuah kampung yang ada di sekitar ujung
tanjung di muara Sungai Silau dan aliran Sungai Asahan. Lama kelamaan balai
yang dibangun semakin ramai disinggahi karena tempatnya yang strategis sebagai
bandar kecil tempat melintas ataupun orang-orang yang ingin berpergian ke hulu
Sungai Silau. Tempat itu kemudian dinamai ―Kampung Tanjung‖ dan orang lazim
menjadi semakin ramai dan berkembang menjadi sebuah negeri. Penabalan Sultan
Abdul Jalil sebagai raja pertama Kerajaan Asahan di Kampung Tanjung kemudian
memulai sejarah pemerintahan Kerajaan Asahan pada tahun 1620. Dalam catatan
sejarah, Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh delapan orang raja yang sejak
raja pertama Sultan Abdu Jalil pada tahun 1620 sampai dengan Sultan Syaibun
Abdul Jalil Rahmadsyah tahun 1933, yang kemudian mangkat pada tanggal 17
sebagai Gementee berdasarkan Besluit G.G tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl
dan lain-lain, maka pada abad XX mulailah penduduk Bangsa Eropa tinggal
Tanjungbalai dan karena jabatannya bertindak sebagai Walikota dan Ketua Dewan
Juni 1917 No. 284, luas wilayah Gementee Tanjungbalai adalah 106 Ha. Atas
persetujuan Bupati Asahan melalui maklumat tanggal 11 Januari 1958 No. 260
Kota Kecil Tanjungbalai dan jabatan Walikota Terpisah dari Bupati Asahan
15/2/3. Selanjutnya dengan UU No. 1 Tahun 1957 nama Kota Kecil Tanjungbalai
mengganti nama Haminte Tanjung Balai menjadi kota kecil Tanjung Balai dan
Jabatan Walikota terpisah dari Bupati Asahan berdasarkan surat Menteri Dalam
kota Kecil Tanjung Balai diganti menjadi Kotapraja Tanjung Balai. Sementara itu
tercatat 17 Kepala daerah yang pernah memimpin Kota Tanjungalai sejak tahun
1946 sampai sekarang. Perkembangan kota Tanjung Balai sangat pesat dan jumlah
penduduk cukup padat, bahkan kota ini pernah menjadi kota terpadat di Asia
Tenggara dengan jumlah penduduk lebih kurang 40.000 orang dengan kepadatan
penduduk lebih kurang 20.000 jiwa per Km², dengan luas wilayah hanya 199 Ha
(2 Km²) menjadi 60 Km². Jumlah penduduk yang padat, menjadikan kota ini
pemerintah RI No. 20 Tahun 1987 tentang perubahan batas wilayah Kota Tanjung
kecamatan Datuk Bandar Timur dan No 3 tahun 2006 tanggal 22 Pebruari tentang
Secara geografis kota Tanjung Balai terletak diantara 2⁰ 58‘ LU dan 99⁰
48‘ BT, dengan luas wilayah 60,529 Km² (6.052,9 Ha), berada dikelilingi oleh
Sebelum kota Tanjungbalai diperluas dari hanya 199 Ha(2 Km2) menjadi 60
Km2. Kota ini pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tanjungbalai).
berjumlah 154.445 jiwa yang terdiri atas 77.933 jiwa dan 76.512 jiwa perempuan.
Posisi Kota Tanjung Balai berada di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara
pada ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut dan kondisi wilayah relatif datar.
Luas wilayah Kota Tanjung Balai 6.052 Ha (60,52 km²). Tabel berikut adalah
No Kecamatan Kelurahan
1 Datuk Bandar Sijambi-Pahang-Sirantau-Pantai Johor-Gading
Datuk Bandar Pulau Simardan-Bunga Tanjung-Semula Jadi-Selat
2
Timur Lancang-Selat Tanjung Medan
Tanjungbalai TB Kota I-TB Kota II-Perwira-Karya-Pantai Burung-Indra
3
Selatan Sakti
Tanjungbalai TB Kota III-TB Kota IV-Sejahtera-Kuala Silo Bestari-
4
Utara Matahalasan
Muara Sentosa-Sumber Sari-Pasar Baru-Keramat Kubah-
5 Sei Tualang Raso
Sei Raja
Perjauangan-Pematang Pasir-Kapias Pulau Buaya-Beting
6 Teluknibung
Kuala Kapias-Sei Merbau
Tabel 4.2: Nama-nama Kelurahan yang Ada di Tanjungbalai
hhtps://id.wikiwedia.org/wiki/berkas:
utama yang digunakan adalah becak ditempeli sepeda motor utuh disamping
(bukan becak yang ditambahi mesin motor atau separuh badan sepeda motor di
belakang becak, seperti di Jawa). Juga disebut betor seperti di daerah lain. Seperti
disebut motor, motor (kendaraan beroda dua) disebut kereta, dan kereta
Aturan lalu lintas disini hampir tidak digubris. Pemakai helm tidak ada.
Lampu merah yang hanya ada di empat persimpangan pun (dua tahun lalu setahu
sepeda motor a.k.a kereta, PNS diwajibkan memakai sepeda untuk ke kantor
dalam struktur masyarakat berkaitan dengan adat dan kebiaaan yang sudah
umumnya, di bagi dalam dua golongan, yaitu golongan bangsawan dan golongan
rakyat atau orang kebanyakan. Golongan bangsawan sudah ada sejak adanya
Untuk melihat status seseorang apakah dari golongan bangsawan atau dari
rakyat biasa dapat dilihat dari gelar yang ada di depan namanya. Masing-masing
seperti Tengku, Raja, Wan, Datuk,/Jaya, Orang Kaya, Encek/Tuan. Gelar Tengku
yang berhak memakainya adalah dari turunan Sultan dan kerabatnya, dan turunan
yang datu-nininya dulu mempunyai daerah otonom sendiri serta biasa dipanggil
berbagai arti seperti pemimpin atau guru, baik dalam akhlak, agama serta adat.
apabila ayah dan ibunya bergelar Tengku, atau ayahnya bergelar Tengku dan
atau keturunan.
Gelar raja yang diberikan untuk melihat status seseorang adalah sebuah
gelar dalam pengertian golongan bangsawan, dalam hal ini gelar raja bukan dalam
kerajaan. Raja adalah gelar yang dibawa oleh bangsawan Indragiri (siak) ataupun
anak bangsawan dari daerah Labuhan Batu, Bilah, Panai, Kualuh dan Kota
Pinang. Pengertian Raja di daerah Melayu tersebut adalah sebagai gelar yang
diturunkan secara hubungan darah, bukan seperti yang diberikan oleh colonial
Belanda. Oleh pihak Belanda gelar raja tersebut diberikan baik kepada mereka
mengepalai sebuah kampung kecil saja, yang sebenarnya hanya kepala atau ketua
saja.
dalam suratnya yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Timur tahun 1933,
bahwa kalau seorang perempuan dengan gekar Tengku menikah dengan seorang
bergelar Raden dari Tanah Jawa atau seorang yang bergelar Sutan dari
Pagaruyung Sumatera Barat, maka gelar Raja, berhak dipakai bagi keturuna atau
Tengku kawin dengan seorang yang bulan Tengku atau dengan orang kebanyakan,
maka anak-anaknya berhak mekakai gelar wan. Begitu juga dengan anak-anak
lebih rendah dari wan, maka gelar ini akan hilang dan tidak berhak dipakai
Gelar kebangsawanan datuk awalnya dari kesultanan aceh baik langsung maupun
melalui perantara Sultan Aceh di Deli. Gelar ini diberikan kepada seseorang yang
mempunyai kekuasaan daerah pemerintahan otonomi yang dibatasi oleh dua aliran
sungai. Batas-batas ini disebut dengan kedatuan atau kejeruan. Anak laki-laki
turunan dari datuk berhak atas gelar datuk pula, sedangkan untuk anak datuk yang
perempuan berhak mendapat gelar kaja. Sultan atau raja dapat memberikan gelar
datuk kepada seseorang yang dianggap berjasa untuk kerajaannya. Adapaun incek
serangkaian acara yang dilaksanakan pada malam hari sebelum acara pesta
pengantin baru, jari tangan dan kaki, tetapak tangan dan kakinya diberi inai
Adapun yang menjadi data dalam prosesi malam berinai ini adalah rekaman
vidio acara malam berinai yang direkam dari pasangan pengantin Pida dan Reza
yang direkam pada 5 Januari 2014 dan rekaman vidio malam berinai pasangan
pengantin Liza dan Rahmad yang direkam pada tanggal 28 September 2015.
Paparan data kearifan lokal dalam tradisi malam berinai terdapat lima
dan peduli lingkungan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Arifin, dan zainul. Mereka mengatakan ada beberapa bentuk yang bisa dilakukan
4.1.5 Paparan Data Citra Arktipe dan Jati Diri Melayu dalam Sinandong
Paparan data citra arketipe dan jati diri Melayu dapat dilihat melalui syair
(1)
Didonglah di didong didonglah didong oooooooooi...
Ooooooooiiiiii...
Didonglah didong..... didonglah kunun sayang...
Ooooooiiiii didonglah didong sayang...
Betolurlah kau senangin...
Betolurlak kau senangin... betolurlah
Betolurlah kunun... sepanjang pante... baya...
(2)
Didong... didong...
lah didong... didong lah...
didong oooooooiiiiiiii didonglah didong...
didong didonglah... didong...
ala didong ooooooooooooiiiiiiiiiii oooooooiiiii
didong di didong di didong oiiiiiii
betolu jugo kau senangin...
amboiiiiiiiiiiiii ... ooooooooooooooooiiiiiiiiiiii
betolu kunun sepanjang pantai... oooooooooiiiiiiiiii
berombuslah kau angin... sepanjang pantai...
ooooiiiiiiiii... barombuslah kau angin...
sepanjang pantai...
supayo lokas kami nan sampai... oooooooooooiiiiiiii
ooooooooooooiiii... oooooooooiiiiiiii
barombuslah angin...
barombus kunun... angin barombus...
supayolah kami supatolah kami
lokaslah sam... pai...
(3)
Oooooooooooiiiiiiiiiiiii nandong di nandong
Inilah ooooooooiiiiiii senandong Asahan
Ooooooooooooooiiiiiiiiiiiii ooooooooooooooiiiiiiiiiiiiii
Kayulah arang kunun ooooooooooooooiiiiiiiiiiii
Oooooooooiiiiiiiiiiiiii dilindung bulaaaaaaan
Dilindung buuuuuuulaaan
Patah dahannyo diguncanglah ombaaaaaaaaaaaaaak
Ooooooooooooiiiiiiiiiiiiiii oooooooooooooooiiiiiiiiiii
(2)
Hoi... i... iiiiiiiiiiiii...
Menumbuk kunun jang di losung batu
Oi... ii... di losung baaaaatuuuu... oi...
Noseb... malang...
Antan dibuat jang batang gelenggang...
iiiiiiiiiiiii... oi... naseb ... malang
hoi... saketlah sungguh...
dagang piatu daaaaagaaaaaaang piaaaaaaatu… tuan
oi... iiiiiiiiii... lah nadong
oi... oh... oh... kaenlah basah koreng...
di pinggang... ala sinadong
hoi... ii… koreng di... pinggang
(2)
Kayoh mak ijah kayoh, kayoh la laju-laju
Singgah mak ijah singgah makan la bubur sagu
Makan mak ijah makan sodap apo laoknyo
adolah rondang kopah sombam ikan cengcaru
Paparan data citra arketipe Sinandong Asahan terdiri dari empat unsur
yaitu, makanan tradisional, asal usul orang Melayu, Mendoakan orang yang sudah
meninggal dunia, dan kampung halaman. Untuk mempermudah analisis maka data
Paparan data jati diri Melayu Sinandong Asahan terdiri dari lima unsur
yaitu, adat, sistem perkawinan, sistem religi, sistem kekerabatan, dan sistem
bahasa. Untuk mempermudah analisis maka data jati diri Melayu dapat dirincikan
dua tahapan, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Berikut ini dijelaskan
1. Tahap Persiapan
Mengingat proses malam berinai ini membutuhkan biaya yang besar dan
pada tahap ini harus dipersiapkan dengan matang oleh tuan rumah yang punya
hajatan. Sebelum acara dilakukan maka persiapan yang akan dilakukan adalah
mengundang tamu, menyiapkan makanan untuk sajian kenduri dan hidangan bagi
group kesenian dan tari. Group kesenian ini akan membawakan rawi, marhaban,
kasidah, dan nandong yang akan menghibur para undangan dalam acara malam
berinai.
Biasanya yang diundang dalam acara malam berinai ini adalah keluarga
dekat dari pihak calon pengantin perempuan, anggota wirid yang diikuti tuan
rumah, dan tetangga. Untuk mengundang tamu yang datang ini bisa dilakukan dua
hari sebelum acara malam berinai ini dilakukan. Mengundangnya bisa melalui
telepon atau datang langsung ke rumah orang yang akan diundang tersebut.
Memasak hidangan makanan dilakukan pada siang hari yang dimasak oleh para
tetangga dan kerabat dekat. Group kesenian diberitahu sebulan sebelum acara
dengan orang lain atau jika para pemain ada keperluan lain, bisa disesuaikan
dengan jadwalnya. Sama halnya dengan group senaandung, group tari juga
Persiapan untuk berinai antara lain, tilam atau pelaminan yang sudah
dihias, inai yang sudah ditumbuk halus, stiker inai, inai Mekah (hena) yang
berbentuk odol, kain perca untuk membungkus inai. Keadaan colon pengantin
pada saat diberi inai adalah berbaring telentang dengan tangan diangkat agar inai
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah akad nikah, yaitu sekitar pukul 22.00 WIB pada Selasa 28
September 2015, acara pelaksanaan malam berinai besar dimulai dengan group
perempuan. Setelah itu mereka duduk di atas pelaminan yang dipandu oleh bidan
pengantin. Caranya yaitu pengantin laki laki dan perempuan duduk dengan kaki
dijuntaikan, lalu di atas paha mempelai diletakkan kain panjang sebagai pengalas
Setelah pengantin duduk di atas pelaminan, yaitu pukul 22.25 WIB maka
penari perempuan dan laki-laki yang diiringi musik dan sinandong ―Gubang‖.
Jumlah penarinya dua pasang. Tari gubang ini merupakan upacara pembuka untuk
Setelah tari gubang berakhir, barulah prosesi berinai dilakukan oleh kedua belah
Kemudian dilanjutkan dengan acara tepung tawar, pada pukul 22.45 WIB.
Urutan yang menepung tawari adalah dimulai dari ibu bapaknya (serentak) dan
kemudian diteruskan oleh ahli keluarga yang tertua dan terdekat. Kemudian
dilanjutkan dengan abang dan kakak kandung beserta istri dan suami. Kemudian
dilanjutkan dengan orang tua dari pihak pengantin laki-laki. Dilanjutkan dengan
ahli keluarganya sampai selesai. Setelah itu barulah para undangan dan teman-
mengambil sedikit (sejumput) beras putih, beras kuning, bertih dan bunga rampai,
lalu menaburkannya ke atas hariban atau keliling badan orang yang ditepung
dan sebagainya.
dicecahkan ke mangkuk puith yang berisi air dan beras putih serta irisan limau
ditepungtawari. Selalu juga disertai dengan kata ‗selamat‘. Semua acara di atas
tersebut ke atas ubun-ubun (kepala) calon pengantin. Setelah itu lalu bersalaman.
dalam keluarga ataupun masyarakat dari orang yang ditepungtawari, maka orang
yang akan terjadi, jika yang menepungtawari lebih muda, maka dialah yang
mencium tangan pengantin. Orang tua dan keluarga saudara kandung boleh
berpelukan dan mencium pipi pengantin sebagai uangkapan sayang. Jadi makna
dari upacara tepuk tepung tawar bagi masyarakat Melayu adalah memohon
keselamatan dan kebahagiaan kepada Yang Maha Kuasa baik di dunia maupun di
akhirat.
suara dipakai oleh pewara untuk memanggil sanak saudara yang akan
maka berakhir pula syair marhaban yang dinyanyikan. Setelah berakhirnya tepung
tawar dan marhaban, maka acara selanjtukaya adalah doa. Doa dibacakan dalam
bahasa Arab dan intinya adalah meminta kepada Allah SWT agar acara pada
malam ini mendapat berkah, dan untuk acara esok hari dijauhkan dari
sadarkan diri. Bahkan ada juga yang kesurupan, tetapi tidak jarang ada yang
biasa-biasa saja sambil meneteskan air mata. Bagi calon pengantin yang
kesurupan dan tidak sadarkan diri, setelah beberapa lama dan dirincis dengan air
tepung tawar maka calon pengantin perempuan akan sadar kembali. Masyarakat
percaya, jika calon pengantin pingsan berarti kehidupan rumah tangga mereka
kelak akan berjalan dengan baik. Kekuatan sinandong ini disebut ―pitunang‖.
ataupun orang yang ahli dengan seni berinai. Jika dilakukan oleh profesional,
maka tidak diperlukan stiker, tetapi jika dilakukan oleh orang yang tidak
Liza dan Rahmad, mereka sudah melakukan inai kecil, jadi pada malam berinai
besar ini yang diinai hanya kukunya saja, sedangkan bagian tangan tidak lagi.
Bayati, dan lain-lain). Untuk menghemat waktu mereka hanya melantunkan lima
Dengan berakhirnya nandong tersebut maka berakhir pula rangkaian acara malam
berinai sekitar pukul 1.30 pada Rabu 29 September 2015. Acara akan dilanjutkan
Dalam upacara malam berinai pada perkawinan Liza dan Rahmad dan
perkawinan Pida dan Reza, teks yang digunakan untuk mengiringi tari gubang
adalah sama yaitu didong. Peneliti hanya menganalisis teks didong tersebut.
Adapun alasan penulis tidak mengkaji teks lainnya karena dalam upacara adat
malam berinai ini tidak ada kata-kata yang spesifik dalam acara ini, seperti kata
marhaban, dan kasidah karena teks tersebut sudah dibukukan dan seni tersebut
maulid nabi, melepas dan menyambut jamaah haji, mengayunkan anak, dan
Teks sinandong
Teks didong ini merupakan teks karya sastra yang berbentuk pantun. Dua baris
pertama merupakan sampiran dan dua baris berikutnya merupakan isi atau tema.
digunakan seperti (1) Betolurlah kau senangin, (2) sepanjang pante, (3)
Berombuslah kau angin, (4) Sayang si bacong si dua bacong, dan (5) Bacong
baru. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan kata-kata (1) Bagailah mano
ondak masuk anak bayo, (2) Bukanlah datang sembarang dating, dan (3) Datang
menghibur penganten baru. Jadi, tema utama dari sinandong ini adalah tema
tentang kelautan.
5.2.1.2 Superstruktur
senangin, pantai (pante), bacong, haluan). Pada bagian tengah digunakan tema
pengantin baru (datang menghibur penganten baru). Sedangkan pada bagian akhir
digunakan oleh para nelayan untuk meminta angin, jika terjadi angin mat di laut.
Oleh karena itu, tema makro dari sinandong ini adalah tentang laut. Sedangkan
tema mikronya adalah ucapan selamat kepada pengantin baru dan gubang.
yang disertai dengan ―tari gebuk‖. Dalam konteks malam berinai ini, gubang
adalah tarian unuk mengusir roh atau makhluk gaib yang dipercayai akan datang
pragmatik, stilistika, dan figuratif. Dari semua ancangan tersebut, struktur mikro
di sini hanya membahas ancangan semantik yang dititik beratkan pada kajian
(1) Didong adalah ikon dari syair nelayan. Didong dinyanyikan oleh para
berhembus sehingga perahu mereka tidak bisa berjalan, maka para nelayan
(2) Gubang adalah simbol dari tari inai masyarakat Melayu Tanjungbalai.
(3) Kata kunun, baya, nandong, sinandong Asahan, merupakan simbol yang
menjadi ciri khas dalam bahasa Melayu Tanjungbalai. Begitu juga dengan
kata anak bayo, intan payung, sayang, cek, tuan merupakan kata sapaan
dan penghormatan bagi orang yang disayangi atau dituakan dan kata
(4) Senangin adalah indeks dari ikan laut dangkal. Hal ini ini ditandai dengan
(6) Bagailah mano ondak masuk anak bayo, Musuh tepacak di tanjung puan,
adalah indeks dari pengantin laki-laki tidak bisa masuk ke rumah
pengantin perempuan. Hal ini ditandai oleh musuh berdiri di depan rumah
pengantin perempuan, sehingga pengantin laki-laki terhalang masuk.
Dalam adat perkawinan Melayu, ada acara ―hempang pintu‖. Jika
pengantin laki-laki tidak membayar sejumlah uang kepada orang yang
menghempang pintu tersebut, maka pengantin laki-laki tidak
diperkenankan masuk. Oleh karena itu, pihal pengantin laki-laki harus
memberikan sejumlah uang tersebut.
(7) Bukanlah datang sembarang datang, Datang menghibur penganten baru,
pengantin baru.
Analisis konteks tradisi malam berinai ini dilihat pada perkawnan Liza dan
Rahmad. Konteks malam berinai ini didasarkan pada prosesi adat perkawinan
perkawinan Melayu. Jadi analisis ini terfokus pada dua peristiwa, yaitu prosesi
pada malam berinai adat perkawinan Melayu Tanjungbalai dan prosesi ritual
tradisi bersinandung pada malam berinai yang menjadi sumber data penelitian ini.
Konteks adalah situasi yang ada disekitar kita ketika sebuah peristiwa
Pada upacara malam berinai ini peneliti melihat beberapa konteks yang
meliputinya, yakni budaya, konteks sosial, konteks situasi, dan konteks idiologi.
1. Konteks budaya
kasidah, dan sinandong. Malam berinai ini berisi bermohonan kepada Tuhan agar
2. Konteks sosial
teks. Faktor-faktor sosial itu berhubungan dengan perbedaan jenis kelamin, kelas
sosial, suku, usia, dan sebagainya. Konteks sosial yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah orang-orang yang terlibat dalam suatu upacara baik itu sebagai pelaku,
Pelaku dalam upacara melam berinai ini melibatkan banyak pihak, mulai
dari calon pengantin, orang tua, pengetua adat, tetangga, sahabat, dan group
kesenian. Pengelolah atau penyelenggara dalam upacara malam ini adalah orang
3. Konteks situasi
Hal ini mengacu pada waktu, tempat, dan penggunaan upacara. Upacara
malam berinai diselenggarakan pada waktu malam hari. Upacara ini ada yang
dirangkaikan dengan akad nikah. Akad nikah diselenggarakan pada malam hari
selepas sholat Isya (lebih kurang pukul 20.00 WIB). Kemudian acara dilanjutkan
dengan barzanzi, marhaban, tari gubang dan sinandong gubang, kasidah, dan
Malam berinai dilakukan pada malam hari yaitu sehari sebelum pesta
perkawinan digelar. Jika pesta perkawinan dilaksanakan pada hari minggu, maka
malam berinai dilaksanakan pada hari sabtu malam sehabis sholat isya. Berinai
dilakukan pada malam hari menurut kepercayaan masyarakat Melayu adalah lebih
baik karena warnanya akan memerah, sedangkan jika dilaksanakan pada waktu
siang hari warnanya akan memudar. Selain itu mengenakan inai tidak boleh ketika
ayam berkokok. Oleh sebab itulah, kegiatan dilakukan pada waktu malam
Malam berinai adalah malam duka cita. Suasana lebih meriah karena
rumah pengantin calon perempuan banyak dikunjungi sahabat dan sanak saudara.
ini, untuk menghemat biaya dan efisiensi waktu, hanya berinai besar saja yang
dilakukan. Ada juga yang hanya dilakukan oleh pihak calon pengantin perempuan
saja, sedangkan pihak calon pengantin laki-laki melakukan ritual berinai curi saja.
berinai besar ini karena harus mengeluarkan biaya untuk upacara ini. Jadi mereka
rumahnya dan diinai oleh sanak keluarganya. Sedangkan pengantin wanita diinai
4. Konteks ideologi
terutama bentuk upacara ritual. Salah satunya adalah upacara malam berinai ini.
Dalam upacara ini rangkaian kegiatan disesuaikan dengan acaran Islam, namun
untuk dalam upacara ini menggunakan peralatan yang menyimbolkan suatu hal.
ini cukup berasalan sebab ketika Islam diperkenalkan di alam Melayu, proses
harapan akan terbentuk suatu generasi muslim yang dapat melangsungkan proses
kinetic (gerak isyarat), prosemic (penjagaan jarak), dan unsur-unsur material atau
tradisi lisan yang berbentuk upacara. Berkut ini adalah unsur-unsur koteks yang
terdapat pada tradisi malam berinai pada perkawinan Liza dan Rahmad.
1. Paralinguistic (suprasegmental)
dan tekanan yang muncul saat dinyanyikan. Sinandong yang digunakan dalam
mengiringi tari gubang dibangun oleh pola kalimat yang sama yaitu pantun
sehingga intonasi yang digunakan pada baris pertama sama dengan pada baris ke
tiga. Di setiap akhir baris digunakan bunyi oi... yang merupakan cirikhas dari
sinandong.
yang menyertainya seperti gerakan tangan, kaki, kepala, ekspresi wajah seperti
gembira.
1. Ambil ―sejemput‖ beras kunyit, beras putih, dan beretih lalu taburkan
melewati atas kepala, ke bahu kanan dan bahu kiri pengantin. Pada saat
atas dahi, bahu kanan dan kiri, lalu belakang telapak kedua tangan (posisi
3. Mengambil secolet inai lalu dioleskan di telapak tangan kanan dan kiri (jika
pengantin sudah berinai kecil, maka yang dicoletkan adalah bedak dingin).
5. Setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepung tawar selesai, acara
1. Beras kunyit, beras basuh, dan beretih yang dihamburkan bermakana ucapan
3. Merenjis di bahu kanan dan kiri bermakna harus siap memikul beban dengan
4. Merenjis punggung tangan bermakna jangan pernah putus asa dalam mencari
kuku kaki dan mengukir kaki dengan inai yang berbentuk odol.
masyarakat Melayu secara garis besar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:
- Ramuan Penabur
- Ramuan Rinjisan
a. Ramuan Penabur
Di atas wadah terletak sepiring beras putih, sepiring beras kuning, sepiring
b. Ramuan Rinjisan
Sebuah mangkuk putih (kalau dulu tempurung kelapa puan) berisi air
biasa, segenggam beras putih dan sebuah jeruk purut yang telah di iris-iris.
daun, yaitu :
yang tinggi.
berbisa, bisa laut, bisa bumi dan membuang segala sesuatu yang
jahat.Daun ini juga bermakna memulihkan sesuatu yang rusak atau yang
sakit.
penangkal musuh dari luar, penangkal dari dalam, penangkal sihir dan
untuk mengikat segala penyakit yang datang dan penguat kesatuan dan
- Pohon sambau dengan akarnya. Pohon yang memiliki akar yang liat
seruan atau do'a tanpa suara untuk kesempurnaan orang yang ditepung
tawari.
Ketujuh daun tersebut diikat dengan akar atau benang jadi satu berkas
sebagai berikut :
juga yang menggunakan air mawar, yang terbuat dari aneka daun-
daunan yang beraroma wangi seperti pandan, serai wangi, jeruk purut
yang direbus.
- Beras atau bedak beras. Dibuat dari tepung beras yang diadun
Ketiga peralatan ini diaduk menjadi satu dalam satu wadah dan direnjis
dedaunan tersebut.
Tari Inai adalah tari yang nyaris di semua daerah Melayu di Sumatera
Utara seperti Langkat, Deli, Serdang, Asahan maupun Labuhan Batu. Masing-
dengan alam, ungkapan dan falsafah yang dimilikinya. Oleh karena itu Tari Inai
bisa sangat beragam. Antara daerah Melayu yang satu dengan daerah Melayu
geraknya, garis edar pola lantainya, sampai kepada properti yang digunakannya.
Keberadaan Tari inai ini membuat ia jadi sangat khusus dan unik. Dikatakan
khusus, karena ia hanya ditarikan di hadapan pengantin. Dengan kata lain, tari inai
membawa lambang dan simbol tertentu melalui properti yang dibawa penari.
gubang. Konsep tari gubang ini berbeda dengan tari inai yang ada di dalam
sebagai simbol untuk memberikan inai kepada calon pengantin. Tari gubang ini
dalam pertunjukan tari gubang ini, karena penari yang akan mempertunjukan
penari yang memiliki kecakapan dan kemampuan menarikan tari gubang tersebut
dapatkan dilapangan merupakan anggota dari Sanggar Tari Ayu, Jln. Malaka
Tanjungbalai.
Sebagai sebuah tari rakyat, tari ini sangat disukai oleh para nelayan,
mereka sering menarikannya dikala senggang setelah melaut. Kemudian tari ini
dibawa ke istana untuk dipertunjukkan kepada raja, yang kemudian ditata atau
disusun dengan pola gerak yang tertentu, dengan ditarikan oleh penari wanita dan
menyambut tamu. Hal ini dapat diamati dari gerak tangan yang menyembah,
gerak mempersilahkan, gerak kaki maju mundur, melingkar dan lain sebagainya.
Sehingga di dalam bentuk pengolahan yang baru di istana, tari ini tidak sekedar
hiburan, tetapi dijadikan sebagai tari pemyambutan tamu dalam satu jamuan
besar.
memanggil angin, akhirnya setiap pertunjukan tari Gubang, awal dari tari Gubang
instrumen musik seperti gendang yang berjumlah minimal 2 buah dengan ukuran
yang tidak sama. Kemudian disertai tawak-tawak (gong) yang berfungsi sebagai
pembawa siklus metrum dan berjumlah 1 buah, serta biola sebagai pembawa
melodi. Biola boleh digunakan lebih dari satu asalkan memiliki nada yang serupa.
Irama yang dibawakan dalam nyanyian Didong ini adalah irama sinandong, yang
penyambutan saja, tetapi tari gubang sudah menjadi tari pertunjukan dengan
memberikan pola garapan yang lebih ekspresif. Saat ini, tari gubang sudah jarang
ditarikan, hanya pada perayaan besar seperti ulang tahun Kota Tanjung Balai, tari
ini masih ditampilkan tetapi bukan sebagai tari penyambutan, seperti pada
penyajian sebelumnya. Ada yang menarik dalam hal ini, karena tari penyambutan
yang ditarikan saat ini tidak menyajikannya dengan tari gubang, melainkan tari
Persembahan yang diiringi dengan nyanyian Makan Sirih, dan ditarikan oleh
berbeda dalam karya tarinya. Akhirnya, tari gubang kini khusus ditarikan pada
malam berinai.
mengandung kiasan dan arti yang diambil namanya dari nama-nama hewan yang
berada di sekitar masyarakat Melayu. Ini menggambarkan bahwa tari inai sangat
Tari gubang ini mempunyai makna bahwa untuk mengusir hantu dan roh-
roh jahat agar tidak mengganggu calon pengantin. Itulah makanya, gerakannya
Gerakan ini banyak dilakukan di tari gubang ini (hasil wawancara dengan Pak
dari ujung jari kaki dan tangan, oleh karena itu ujung jari perlu dibalut dengan inai
Pada acara malam berinai, penari inai laki-laki menggunakan baju Kecak
Musang pada bagian lehernya berupa kerah tegak seperti kerah shanghai,
berkancing lima buah yang melambangkan rukun Islam yang berjumlah lima dan
juga berlengan panjang. Jadi, pakaian yang dipakai oleh penari gubang ialah baju
Gunting Cina atau baju Kecak Musang dan celana panjang longgar, kepala ditutup
dengan memakain peci. Sesamping yaitu kain sarung atau songket yang dibentuk
segitiga atau sejajar dan diikatkan ke pinggang tepatnya di atas lutut. Penari
Gambar 5.5: Tari gubang oleh Sanggar Tari “Ayu” (Koleksi Lela
Erwany, 2015)
Pemakaian inai pada upacara perkawinan di Tanjungbalai memiliki
pengaruh dari Arab, karena pemakaian inai dilaksanakan setelah akad nikah. Inai
dipercaya dapat menangkal roh jahat dan sebagai obat untuk luka dikulit, tetapi
masyarakat Melayu sebagai tanda sudah menikah. Jadi, properti yang digunakan
penari pada acara malam berinai di Tanjungbalai adalah 2 buah piring kecil berisi
3. Properti Berinai
Properti berinai yang digunakan pada upacara malam berinai baik Pida
maupun Liza tidak ada perbedaan, yaiitu inai yang digiling halus, stiker, dan inai
Mekah yang berbentuk odol. Hal ini dapat dilihat pada bagan berikut ini,
Bagan 5.1 Properti Berinai pada Upacara Malam Berinai dalam Masyarakat
Melayu Tanjungbalai
Inai adalah tumbuhan yang hidup didataran tinggi yang memiliki daun
yang lebat dan berukuran relatif kecil. Pokok inai mempunyai nilai pengobatan
yang tinggi pada daunnya. Daun inai atau henna merupakan sejenis pokok renek
dengan bunga yang berwarna hijau pucat serta daun-daun yang sangat berguna.
kudis di sekeliling kuku. Untuk itu, daun-daun ini dibersihkan dan ditumbuk,
Daun inai mengandung bahan pewarna glukosid dan asid henotanik. Asid
henotanik pada daun inai menyebabkan kulit yang dikenai inai akan berwarna
merah. Ini disebabkan pewarna yang terdapat dalam asid henotanik akan
bergabung dengan kolagen pada sel kulit dan keratin pada kuku dan rambut.
Minyak dari biji inai mengandung behenik, arasidik, sterik, palmitik, asid oleik
dan linoleik.
adalah inai yang diambil dari halaman rumah tetangga mereka. Inai ini tidak dibeli
tetapi hanya diminta saja. Masyarakat Melayu Tanjungbalai masih memiliki rasa
solidaritas yang tinggi, sehingga mereka sudah terbiasa meminta atau memberi
sesuatu tanpa pamri. Inai ini diambil pada sore hari, kira-kira jam lima sore dan
langsung digiling. Inai ini digiling oleh bibinya, yaitu adik ayahnya yang paling
kecil.
Inai yang digunakan pada malam berinai ini giling di atas batu gilingan
yang berbentuk oval. Untuk menghasilkan warna inai yang bagus, maka
dipergunakan daun inai yang sudah tua. Daun yang telah tua ditandai dengan
adanya bintik-bintik hitam yang terdapat di daun tersebut, daun yang tua itulah
yang digiling halus dicampur dengan sedikit gambir, nasi, arang, dan kapur.
Gambir, arang, dan kapur digunakan untuk menghasilkan warna merah kehitam-
hitaman. Nasi digunakan agar inai merekat lebih lama di tempat yang diinai. Inai
yang digiling ini ditempelkan di ujung jari dan kuku kaki dan tangan.
Inai tidak bisa ditumbuk di lesung, karena jika ditumbuk di lesung inai
tidak akan halus. Lagi pula memerlukan waktu yang lama, jika ditumbuk di
lesung. Tetapi jika digiling di batu gilingan, maka inai akan cepat lumat. Untuk
hasil yang maksimal, maka daun inai harus digiling sedikit demi sedikit, jangan
digiling sekaligus. Inai giling ini dipergunakan untuk menginai kuku dan ujung
jari kaki dan tangan, serta telapak tangan. Berikut adalah gambar gilingan inai.
2. Stiker
tangan bagian belakang dan kaki bagian depan. Pemilihan motif tergantung
kepada selera calon pengantin. Ada yang mengukirnya sampai kebagian lengan,
sehingga berbentuk sarung tangan. Pada umumnya motif stiker ini berbentuk
bunga. Semakin terampil seseorang dalam menggunakan stiker ini, maka dia akan
memilih motif yang kecil-kecil dan rumit. Tetapi bagi yang belum terampil,
biasanya mereka memilih motif yang besar agar mudah dalam pelaksanaannya.
tangan yang sudah dipasang stiker. Berdasarkan patron yang sudah ditentukan dari
stiker tadi, maka pengerjaan berinai sudah bisa dilakukan. Inai ini biasanya
warnanya tidak tahan lama, paling lama satu minggu sudah hilang. Inai ini
digunakan untuk mengukir tangan Liza dan kaki Liza sampai ke pergelangan.
Gambar 5.8: inai yang berbentuk odol (Koleksi Lela Erwany, 2015)
marhaban masih dilagukan dalam bahasa Arab. Sedangkan menurut Takari, dkk.
Kasidah adalah salah satu jenis kesenian Islam yang terdapat di alam
Melayu. Kesenian ini diadopsi dari kesenian Arab. Kasidah yang ada di
disertai kata-kata interjeksi dan suku kata tanpa arti (non-meaning syllables).
dengan alat musik seperti biola, gong, gendang, dan keyboard. Sedangkan dalam
acara malam berinai Liza dan Rahmad, pertunjukan sinandong diiringi dengan
barzanzi, marhaban, dan kasidah. Sinandong hanya diiringi dengan alat musik
berinai.
Properti yang digunakan oleh grop kesenian ini dari kedua acara malam
berinai tersebut adalah seranggkaian alat musik dan makanan. Sedangkan pakaian
yang digunakan oleh group kesenian tersebut adalah baju teluk belanga untuk pria
yang menyolok.
1. Alat Musik
Alat musik yang dipergunakan dalam seni pertunjukan ini adalah biola,
gendang satu muka, gong, arkodion, dan keyboard. Penggunaan alat musik
tersebut akan dijelaskan satu per satu dan dapat dilihat pada bagan berikut,
A. Biola
Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkannya dengan cara
digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama
lain dengan interval yang sempurna kelima – limanya. Nada yang paling rendah
adalah G. Selain suaranya yang indah biola juga memilki bentuk yang unik. Alat
musik gesek berdawai dua bangsa Turki dan Mongolia dawainya dari surai kuda,
dimainkan dengan busur surai kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian
kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda,
esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab. Biola dalam bentuk modern bermula dari
Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa
yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera. Biola Eropa
Bizantium.
Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-
18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola. Mayoritas alat musik yang
lama telah diperbarui sesuai standar yang baru-baru ini, dan maka dari itu jelas
berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman
pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons. Namun alat-alat
musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan
pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia
berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin menyerupai biola yang
asli. Hingga hari ini, alat musik dari ―Jaman Keemasan‖ pembuatan biola,
terutama yang dibuat oleh Stradivari dan Guarneri del Gesù, adalah alat-alat
musik yang paling diburu oleh kolektor dan pemain biola professional.
B. Gendang
Gendang adalah jenis alat musik pukul dalam kelompok genderang yang
paling dikenal di muka bumi. Alat musik ini dibuat dari kulit binatang yang
diregangkan pada mulut tabung kayu dengan berbagai variasi bentuk dan ukuran.
Setiap bangsa sejak Afrika sampai Asia Timur dan benua Amerika, dapat
tersendiri.
alat musik pokok untuk acara persilatan, rentak tari menari, dan penyambutan raja
Dalam peri kehidupan Melayu, gendang dikaitkan pula dengan keinginan dan
C. Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara
dan Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak
banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat
ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan.
Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya
kwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan
cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik
memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk
meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.
D. Akordion
Akordeon merupakan alat musik sejenis organ. Alat musik ini relatif kecil,
memainkan melodi lagu yang dibawakan.Alat musik ini biasa dimainkan dengan
cara dipompa. Alat musik ini termasuk sulit untuk dimainkan. Tidak banyak yang
dapat memainkannya. Pada saat dimainkan, akordeon didorong dan ditarik untuk
Menurut sejarah dunia, akordeon yang asli ternyata diciptakan pada tahun
1822 oleh seorang seniman berasal dari Berlin, Jerman, bernama Christian Fried.
Lalu oleh Cyrill Demian pada tahun 1829 Akordeon tersebut baru dipatenkan.
Lalu semakin lama semakin terkenal dan mulai dikenal di Inggris di tahun
1831.Pada awalnya akordian memang sudah memiliki tuts piano namun masih
pengembangan piano yang lebih modern akhirnya akordeon saat ini memiliki tuts
yang sama dengan tuts piano pada umumnya. Selain itu juga akordeon saat ini
Akordeon ini memiliki tiga komponen universal, yaitu tubuh, palet, dan
bellow dan banyak bagian lain yang variabel. Tubuh terdiri dari dua kotak kayu
bersama oleh bellow. Dalam ini adalah ruang buluh yang menghasilkan suara.
Komponen yang ada dalam sebuah akordeon adalah bagian kotak kayu, bellow,
dan palet. Di dalam kotak kayu itu ada sebuah rongga tempat dimana suara
(http://alampedia.blogspot.co.id/2014/11/akordeon-alat-musik-tradisional-).
Alat musik keyboard sudah dikenal sejak zaman kuno. Namun awal
tepatnya belum jelas. Dalam tangga nada barat disebut dengan diatonis, dan
terbagi dalam 12 nada. Adanya nada penuh dan ada juga nada semi-tone. Pada alat
musik keyboard, kedua kelompok ini biasa dibedakan dengan kunci berwarna
terang dan gelap. Dalam sejarah alat musik keyboard, susunan deret kunci yang
kromatik yang mencakup 12 nada muncul di Eropa pada abad ke 14. Pada
awalnya, tutsnya masih dalam ukuran yang lebar. Satu tuts mempunyai lebar
beberapa sentimeter, sehingga nada harmoni yang dihasilkan tidak banyak. Dalam
sejarah alat musik keyboard di abad ke 16 baru muncul pembakuan tuts, ini berarti
nada diatonik dapat dicakup dalam lebar satu tangan, sehingga musik harmonik
pun dapat dihasilkan. Pada perkembangan ini pun kunci putih dan hitam sudah
diciptakan.
dipasarkan oleh Laurens Hammond di Amerika Serikat di tahun 1935. Dan sejak
saat itu mulai berkembang menjadi alat musik yang sekarang menjadi rajanya alat
musik. Ini karena suatu orkes simfoni dari pulhan alat musik dapat dihasilkan oleh
satu buah keyboard saja. Pada tahun 1962 seorang insinyur yang berasal dari Italia
bernama Paolo Ketoff mengeluarkan alat musik yang disebut dengan Synket. Alat
ini menghasilkan musik eksperimental yang bagi pendengar awam tidak begitu
musikal.
muncul alat musik yang diciptakan oleh Donald Buchla dan satunya lagi oleh
seperti tombol putar yang berfungsi sebagai volume dan juga untuk mengatur
tinggi rendahnya nada yang dihasilkan. Dalam sejarah alat musik keyboard, alat
mengalunkan musik tradisional dalam tatanan suara yang baru. Karya-karya dari
J.S Bach dapat dimainkan oleh alat musik ciptaan Robert Moog yang dinamakan
dengan Mini Moog. Saat itu, alat musik tersebut belum bisa memainkan nada
harmonik, dan hanya satu nada yang dapat dimainkan. Dan alat musik ini pun
menjadi populer sebagai pmbawa melodi dalam musik pop. Musik rock
merupakan yang pertama dalam mengadopsi alat ini ke dalam genre progressive
Dalam sejarah alat musik keyboard, baru di tahun 1980 synthesizers dapat
mengeluarkan suara harmonik. Yang pertama kali terkenal adalah Yamaha DX-7
yang keluar di tahun 1983. Peralatan ini merupakan pengembangan dari zaman
Robert Moog dengan Frequency Modulation Synthesis yang dirancang oleh John
suara dan mengikuti kemampuan synthesizers analog. Dalam sejarah alat musik
perangkat komputer.
memang semakin dicari banyak orang, apalagi alat musik ini memang dapat
mewakili berbagai suara dari alat musik lainnya. Alat musik Keyboard
(menggunakan jari tangan), dan ada juga yang dipijak (menggunakan kaki).
kanan nada-nada tinggi. Susunan kiri-kanan bass ke treble juga berlaku demikian.
2. Makanan
Yang dihidangkan untuk para pemain adalah makanan ringan seperti roti,
sprite, telur ayam kampung yang mentah, jeruk manis, bandrek, dan aqua.
Sebelumnya para personil group kesenian sudah makan nasi terlebih dahulu. Jika
mereka mau makan lagi, hidangan masih tersedia di meja hidang yang juga
acara malam berinai ini selesai. Jadi makanan ringan ini fungsinya untuk menjaga
Sprite dipercaya oleh mereka untuk menjaga tubuh agar tidak masuk
angin. Jika kuning telur ayam kampung yang masih mentah dicampur dengan
sprite dipercaya dapat menambah kebugaran tubuh dan tubuh tidak mudah masuk
angin. Jeruk manis dan bandrek dipercaya dapat mempertahankan pita suara agar
Tanjungbalai, yaitu makna dan fungsi, nilai dan norma, serta kearifan lokal.
Kearifan lokal malam berinai pada masyarakat Melayu Tanjungbalai dapat dilhat
Fungsi Kesehatan
Nilai Kesabaran
Kesopanan
Norma Agama
Kesetiakawanan Sosial
Rasa Syukur
Gotong-royong
Penjagaan Lingkungan
Kata ―henna‖ berasal dari bahasa latin untuk tanaman Lawsonia Inermis
yang diucapkan oleh orang Arab sebagai Hinna, di Indonesia dikenal dengan inai.
Asal tepat dari inai sulit dikatakan karena seni ini telah berusia hampir 5000
inai ke India tetapi sejarahwan lain mengatakan bahwa asal mula inai adalah
India, sedang yang lain mengatakan bahwa asal mula inai adalah Timur Tengah
atau Afrika Utara. Hal ini telah peneliti jelaskan pada bagian pendahuluan.
Yaman, Uganda, Maroko, Senegal, Tanzania, Kenya, Iran dan Palestina. Inai
tumbuh cukup baik di iklim panas. Inai adalah nama tumbuhan tertua yang
masalah. Jika ragu karena mempunyai kulit sensitif, ada baiknya konsultasi
mengoleskan sedikit saja inai pada belakang leher atau dibawah lengan, karena
kulit di daerah tersebut tergolong area yang paling sensitif. Inai alami biasanya
aman karena tidak mengandung pewarna sintetis kimia atau bahan tambahan yang
berbahaya lainnya.
Inai bisa di pakai pada bagian tubuh dengan membuat pola dan desain
yang indah. Inai juga dikenal khasiatnya untuk penyembuhan dan terapi. Sejak
jaman dahulu, inai dipakai untuk menyehatkan rambut agar makin mengkilap,
merupakan salah satu cara mempercantik diri selain memakai make up atau
perhiasan. Bisa dipakai sehari-hari, atau memegang peran penting dalam acara
khusus seperti pernikahan. Dua atau tiga hari sebelum pernikahan dilangsungkan,
dihias inai dari ujung jari sampai siku, dan di kaki dari ujung kaki sampai lutut.
yang dipasang dan akan dijadikan permainan kuis pencarian nama calonnya.
membawa nasib baik bagi pemakainya. Karenanya inai biasa dipakai sebelum
memasukan ritual pemakaian daun pacar sebagai salah satu ritual pernikahan
Melayu. Masing-masing daerah memiliki arti dan makna tersendiri untuk ritual
tersebut, meski di masa sekarang ritual ini dianggap oleh sebagian kalangan
Selain di India dan Pakistan, inai juga masih sering digunakan kaum
di hari pernikahan, baik itu untuk menghiasi kuku, lengan dan kaki para calon
Henna belly, melukis perut yang sedang hamil dengan daun pacar bukan lagi hal
tabu. Selain melestarikan tradisi, mempercantik perut sudah menjadi bagian dari
gaya hidup.
Di Indonesia, henna lebih dikenal dengan inai atau paci atau pacar yaitu
bahan pewarna alami dari daun tanaman pacar. Di beberapa tradisi dan adat
budaya daerah di Indonesia, pemakaian henna atau inai adalah bagian dari ritual
sebelum prosesi pernikahan. Seperti di Aceh dengan bahgoca, Padang dan Betawi
berinai. Menjelang pernikahan biasanya diadakan malam inai atau wenni mappaci
(Bugis) dan akkorontigi (Makasar). Upacara ini merupakan ritual pemakaian inai
pengantin wanita dihias sedemikian rupa, dipakaikan baju yang indah dan dihias
agar calon pengantin perempuan pada keesokan harinya tidak terkejut lagi bila
duduk di pelaminan. Malam ini bisa juga dikatakan sebagai gladi resik untuk
pelaksanaan perkawinan pada esok hari. Selain itu, malam ini adalah malam
pernikahan pada kesesokan harinya, calon pengantin perempuan bukan lagi milik
mempersiapkan dirinya untuk melepas masa lajangnya. Pada malam ini, calon
karena esok hari calon pengantin laki-laki memasuki babak baru dalam
kehidupannya. Dia harus belajar bertanggung jawab, karena dia sudah menikah
Inai yang dipakai oleh calon pengantin laki-laki adalah inai yang
kesungguhan hati dari kedua calon pengantin. Calon pengantin perempuan sudah
tersebut. Calon pengantin laki-laki juga sudah siap menerima pelayanan dari calon
istrinya. Di samping itu, maksud dari pengiriman inai ini adalah untuk melihat
sudah pergi atau melarikan diri (hasil wawancara dengan Pak Zainul, tanggal 24
Mei 2015)
Tanjungbalai adalah untuk : magis, kesehatan, dan doa atau harapan. Magis yaitu
membersihkan diri dari hal-hal yang kotor. Doa atau harapan adalah menjaga diri
dari segala hal yang tidak baik. Fungsi ini dapat dilihat pada bagan berikut
6.1.2.1 Magis
magis yaitu menjauhkan diri dari gangguan mistik dan roh-roh jahat. Dalam
Mistik ada sejak manusia Melayu Tanjungbalai ada di bumi ini. Mistik
merasionalkan paham mistik yang dianutnya dan ada pula yang tegas-tegas lepas
sama sekali dari tuntutan kemajuan jaman ini (hasil wawancara dengan pak Jefri,
25 Mei 2015).
yang serba mistis (misal, ajarannya berbentuk rahasia, tersembunyi, gelap atau
oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya. Selain serba mistis,
ajarannya juga serba subyektif, tidak objektif. Tidak ada pedoman dasar yang
universal dan yang otentik. Bersumber dari masyarakat dan pribadi tokoh
utamanya sehingga paham mistik itu berbeda satu sama lain. Sehingga
yang semestinya.
Salah satu bagian dari kegiatan Mistik berkaitan dengan keadaan alam.
matahari, pohon, laut dan lain-lain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Manusia dan alam berada dalam kesatuan yang harmoni dan saling melengkapi.
Manusia harus dapat menjaga perlakuan dan tata susila kepada makhluk Allah
SWT yang lain. Manfaat alam untuk manusia adalah menjadikan manusia lebih
beriman dan bertanggung jawab akan alam. Karena yang menciptakan alam dan
sebuah kehidupan.
agama Islam dan menjalankan syariat Islam, namun masih juga ada
bentuk karya sastra yang berkaitan erat dengan kepercayaan atau religiositas
Untuk mengangkat citra manusia dengan alam yang terdapat dalam mistik
pendapat tentang kepercayaan atau konsep religiositas dari masyarakat Melayu itu
tersebut‖. Kuasa gaib pada peringkat Animisme dapat dilihat pada kepercayaan
tentang penunggu dan hantu. Hindu-Budha menampilkan para Dewa, dan Islam
tersebut. Mereka tetap berpegang pada ajaran agama Islam. Pengaruh Animisme
dan Hindu-Budha yang ada itu hanya menjadi unsur sampingan yang mewarnai
kepercayaan mereka.
menjelaskan, cara hidup orang Melayu masih dipengaruhi oleh tiga unsur
Melayu masih juga mengamalkan cara hidup tradisional mereka dengan unsur-
Dalam teks mistik ini pengaruh Hindu-Budha tidaklah begitu tampak. Tapi
dalam upaya dan upacara turun tanah (pengambilan ilmu) banyak sekali dijumpai
sperti ayam, pulut kuning, air jeruk purut, dan penebus mistik atau mahar mistik.
seperti pisau, jarum, kain putih, mangkuk, benang tiga warna, dan lain-lain.
penjuru alam‘. Kata mambang dalam kalimat tersebut bukanlah berupa hantu atau
Animisme‖. Hamid (1988 : 56) menjelaskan, Islam mulai tersebar di alam Melayu
sejak abad ketiga belas Masehi. Agama Islam bertapak di Pasai, kira-kira sekitar
tahun 1297 Masehi dan di Trengganu pada tahun 1303 Masehi. Kedatangan Islam
ke daerah ini telah membawa perubahan yang dinamik dalam kehidupan orang
Melayu. Sama ada dari segi luaran dan dalaman seperti yang ditegaskan oleh S.M
Melayu Indonesia.
Seperti yang mereka anut pada zaman Hindu kepada kepercayaan Tuhan Yang
Maha Esa (Allah). Disamping itu mereka mempercayai Nabi dan Rasul, Malaikat,
kitab-kitab suci, seperti Injil, Taurat, Zabur, dan Al-Qur‘an. Percaya kepada hari
kiamat dan kepada Qadha dan Qadar. Keimanan mereka diikuti dengan amal
ibadah, seperti yang tersebut dalam rukun Islam yang berbentuk. solat, puasa,
zakat, dan rukun Haji. Walaupun kepercayaan lama tidak dapat dihapuskan
Tuhan Yang Maha Esa. Dan Muhammad sebagai Rasul-Nya. Misalnya dalam
diwarisi dalam sastra dan tradisi lisan Melayu. Namun fungsi mereka tidak lagi
sebagai Tuhan, tetapi hanya sebagai makhluk-makhluk alam gaib seperti hantu
latar belakangnya agama pada orang Melayu dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu. Islam, Hindu-Budha dan Animisme. Dan perlu dipertegas pula bahwa Islam
sampiran atau pewarna saja. Manusia pada zaman Animisme jelas sekali memiliki
nilai religiositas. Hal ini dapat dilihat dengan adanya semacam pengakuan dan
kepercayaan akan alam gaib serta kekuatan gaib. Mereka mempercayai itu semua
dan membuat semacam tradisi kepercayaan tersendiri dengan jalan mereka sendiri
pula. Apakah itu berupa pemujaan akan roh yang sudah mati, pohon besar,
lancang yang dilakukan untuk memuja laut agar mereka mendapatkan hasil laut
dapat dilihat dari acara tepung tawar yang merupakan budaya Hindu yang masih
itu sendiri, agar dijauhkan dari gangguan jin dan makhluk halus. Dari semua itu,
yang paling utama adalah meminta doa kepada Allah SWT, agar dalam
pelaksanaan pesta nantinya dapat berjalan dengan baik, tanpa suatu halangan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna Bila kita sehat kita akan menikmati
hidup lebih indah. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan
bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
berhubungan dengan kesucian. Hal ini sejalan dengan ajaran agama Islam yang
agama yang mencintai kesucian, baik kesucian fisik atau ruhani. Di antara wahyu
yang pertamakali turun kepada Nabi Muhammad saw. adalah ayat, ‗Dan
pakaianmu bersihkanlah‘. (Q.s. al-Mudatstsir/74: 4). Bahkan, lebih dari itu, Islam
hal ini adalah, ‗Hai manusia, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
menjaga kesehatan. Menginai jari kuku bukan hanya untuk mempercaktik diri,
tetapi juga menjauhkan diri dari penyakit kuku pecah dan membuat kuku lebih
penyakit berasal dari ujung-ujung jari. Oleh karena itu, kuku harus diberi inai.
Dalam dunia kesehatan, telur cacing suka bersarang diujung kuku. Jadi, dengan
member inai di ujung kuku berarti sudah membunuh kuman-kuman dan telur
cacing karena inai mengandung behenik, arasidik, sterik, palmitik, asid oleik dan
menyapunya pada kulit untuk mengubati penyakit kulit, bisul dan melepuh.
rasa panas di kaki. Penyakit wanita seperti haid yang berlebihan dan keputihan
dikatakan mampu dirawat dengan menggunakan daun inai. Jus daun inai segar
sekarang mereka jarang menggunakannya karena sudah ada obat praktis dari
dokter yang tersedia (hasil wawancara dengan ibu Rodiah, 25 Mei 2015).
Daun inai juga berkhasiat untuk kecantikan. Inai bukan saja digunakan
untuk memerahkan jari dan rambut tetapi juga berguna untuk yang lainnya. Untuk
tua direbus dengan tiga gelas air dan diminum dua kali sehari.
berinai bagi masyarakat Melayu Tanjungbalai juga merupakan ungkapan doa dan
harapan kepada calon pengantin. Dalam ritual berinai ini, diadakan acara tepung
tawar yang bertujuan untuk menolak bala agar pelaksanaan upacara perkawinan
berjalan dengan baik. Upacara malam berinai dilaksanakan pada malam hari, 3
macam namun tujuannya sama yaitu agar jalannya persiapan dan pelaksanaan
Setelah tepung tawar dan pelekatan inai secara simbolik oleh sanak
keluarga selesai, lalu dilaksanakan pembacaan doa. Doa dipanjatkan kepada Allah
SWT agar calon pengantin diberikan umur yang panjang, cepat mendapat
keturunan, diberi rezeki yang melimpah, dan dijauhkan dari segala bencana (hasil
Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk
kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat Al-
dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila di sertai keikhlasan. Hal tesebut
dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa
dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam
kelapangan.
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari
mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
memanjatkan doa yang disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan
Hal ini banyak ditegaskan dalam ayat Al-Qur‘an, diantaranya : ―Berdoalah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu‘) dan suara yang lembut. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu
kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk
tapi dari segi substansinya doa bagi masyarakat Melayu Tanjungbalai merupakan
inti dari setiap ibadah yang dilakukan kepada sang pencipta. Shalat yang kita
lakukan terdiri dari kumpulan doa, mulai dari awal takbir sampai salam, begitupun
ibadah yang lain. Makanya tidak salah kalau Rasullulah mengatakan bahwa doa
adalah ruhnya ibadah. Tanpa doa ibadah tidak akan punya arti apa-apa.
payah sendiri tanpa menganggap adanya campur tangan Allah SWT sebagai Zat
kesuksesan selalu dipahami sebagai jerih payah sendiri, disinilah celah tipuan
setan untu menggiring kita menjadi manusia yang mengingkari nilai ketuhanan.
Dengan berdoa manusia diajarkan tentang satu hal, bahwa sebagi makhluk Allah
manusia memiliki sangat banyak kekurangan dan kelemahan, tanpa bantuan sang
Khalik kita tidak akan bias memahami setiap kejadian di muka bumi ini. Manusia
hanya sebutir kerikil di tengah samudera laupatan pasir, betapa kecil dan sangat
dhaif. Maka tidak salah jika Allah memberikan cap sombong kepada manusia
kegiatan sehari-hari.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak
tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar
nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan benar yang dicita-citakan oleh
warga. Agar nilai dapat terlaksana maka dibentuklah norma yaitu ketentuan yang
berisi perintah dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi. Norma atau kaidah
Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan
berlakunya norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam lingkungan
berlakunya norma tersebut harus menaatinya. Di balik ketentuan tersebut ada nilai
yang menjadi landasan bertingkah laku bagi manusia. Oleh karena itu, norma
merupakan unsur luar dari suatu ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia
Tanjungbalai ditemukan nilai estetis dan nilai kesabaran. Sedangkan norma pada
dan norma ekspresi ajaran agama Islam. Norma dan nilai tersebut dapat dilihat
Bagan 6.3 Nilai dan Norma Tradisi Malam Berinai dalam Masyarakat
Melayu Tanjungbalai
Estetis berkenaan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan baru
yang orisinil, artinya: keindahan akan menjadi sempurna jika keindahan itu
terutama di daerah Sumatra. Padahal budaya ini juga bisa ditemukan di suku lain
India, dan Pakistan. Bila beberapa tahun yang lalu terutama di Indonesia, berinai
hanyalah sekadar memerahkan jari-jari tangan dan kaki, sedikit telapak tangan
yang hanya dibuat lingkaran seperti matahari atau bunga matahari dan lingkaran
yang mengelilingi kaki. Kini, ukiran inai sudah berkembang sedemikian rupa
ukiran inai gaya India dan Pakistan sangat terasa. Berinai sudah merupakan seni
kreativitas tinggi. Tidak mudah melukis sebuah tangan dengan sentuhan yang
sangat detail. Biasanya para pengukir inai sudah menyediakan beragam desain dan
harus berinai. Dua sampai tiga jam adalah waktu normal yang dibutuhkan untuk
mendapatkan ukiran inai yang bagus dan rapi. Termasuk waktu pengeringan. Bila
mau membentuk ukiran inai yang tidak hanya menghias telapak tangan tapi juga
sedikit di atas pergelangan tangan dengan ukiran rapat sekali, waktu yang
dibutuhkan akan lebih lama lagi. Tidak jarang sang calon pengantin perempuan
Bentuk ukiran inai yang lazim dibuat adalah rangkaian bunga, bintang,
manikam yang indah. Ada juga ukiran inai yang terinspirasi oleh gantungan
lampu kristal atau rangkaian bunga yang cantik. Bentuk ini sangat dipengaruhi
Saat ini sudah tersedia inai tempel seharga Rp15.000. Tetapi hasilnya
kurang maksimal dan tidak cantik karena ada garis yang terputus-putus. Inai
tempel ini tidak berbeda dengan tato anak-anak yang biasanya merupakan hadiah
dari suatu produk makanan atau mainan. Kebanyakan wanita lebih suka berinai
dengan diukir langsung oleh ahlinya.Untuk ukiran inai penuh sampai di atas
telapak tangan dan sedikit daerah sekitar kaki, harganya Rp 150.000 hingga Rp
175.000.
Cara meracik inai di Indonesia dan di negara luar berbeda. Di sana, inai
bubuk dicampur dengan oil messo, kayuputih murni, dan campuran essential
lainnya. Tradisional yang ada di daerah-daerah di Indonesia daun inai atau daun
ukiran yang cantik, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Di Indonesia, inai
tangan/kaki, hanya pada calon pengantin, gunanya untuk mengusir roh-roh yang
menampakkan gejala yang tidak baik pada saat marah, berupa perkataan atau
perbuatan, beserta segala dampaknya berupa ucapan yang kasar atau tindakan
yang tidak terpuji. Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari
sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta
menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Kesabaran modal
utama dalam menghadapi semua masalah yang sedang menimpa. Tidak semua
ditemukan nilai kesabaran. Seorang yang diinai harus sabar menunggu inainya
kering supaya mendapat efek warna yang bagus. Selama tiga malam berturut-turut
calon pengantin wanita diinai. Jika dia tidak memiliki sifat sabar, maka dia tidak
dituntut dalam hal ini. Selama tiga malam, calon pengantin perempuan tidak boleh
bergerak. Bahkan tidur juga tidak lelap. Dia harus tergeletak di atas tempat tidur
dengan posisi terlentang. Jika ingin memiringkan badan, harus sangat hati-hati
dan tidak boleh terlalu lama, karena kaki dan tangan harus tetap dijaga pada posisi
aman, agar inainya tidak lekang dan mengenai alas tempat tidur.
sabar menanti, agar inai yang dipasang dijemari ditangan dan kaki menghasilkan
warna yang terang cerah berseri. dan melambangkan kesucian. sebagai selain
untuk memperindah calon pengantin wanita agar lebih tampak bercahaya menarik
dan cerah.
tangga, sang istri harus sabar menghadapi suaminya. Namun kesabaran adalah
pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berumah tangga,
lain.Kesabaran kunci utama dalam membina rumah tangga, agar tercipta keluarga
yang harmonis.
Berlaku dan bersikap sabar memang sangat sulit. Berusaha untuk bersabar
lebih baik dari pada sama sekali tidak sabar. Bila ingin mengontrol alam emosi,
penuh kesabaran dan ketaatan. Milikilah kasih sayang Allah s.w.t yang sebaik-
kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-
Qur‘an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar. Hal ini menunjukkan
betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada
hamba-hamba-Nya. Diantaranya,
َ َف َّإِالَّ إِلَ ْي َِ يَ ْدعًٌَُِْي ِه َّوا إِلَ َّي أَ َحةُّ السِّجْ يُ َزبِّ ق
اه ْ ْال َجا ُِلِييَ ِهيَ َّأَ ُم ْي إِلَ ْي ِِ َّي أَطْ ةُ َم ْي َدُ َُّي َعٌِّي تَظْ ِس
―Yusuf berkata: ―Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya
mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan
kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah
ْل َّ ْأ ُهس
َ َظالَ ِج أَ ُْل
َّ َعلَ ْيَِا َّاطْ طَثِسْ تِال
َ َّجْ ََُِ ي ُِسي ُدّىَ َّ ْال َع ِش ِّي َغدَات ِجاهْ َزتَُِّ ْن يَ ْد ُعْىَ الَّ ِرييَ َه َع ًَ ْف َس
ْل َّاطْ ثِس
Kahfi:28)
sabar.‖ (Al-Baqarah:153)
kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah
―Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit
dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala
dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana
juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah
Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga
dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk
dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki
indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran
sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar
lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak
sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar
dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk
bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan
malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya
diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara
dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda,
mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan
Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari &
Muslim).
terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah
hendaklah ia berdoa, ‗Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih
baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR.
Bukhari Muslim).
Dari uraian Alquran dan hadis tersebut di atas, maka kesabaran dpat
digolongkan menjadi tiga hal, yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar
tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas,
seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan
salah satu sifat dan karakter orang mu‘min, yang sesungguhnya sifat ini dapat
dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk
kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan
keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi
yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Allah akan
Sopan santun itu adalah sikap seseorang terhadap apa yang ia lihat, ia
rasakan, dan dalam situasi, kondisi apapun. Sikap santun yaitu baik, hormat,
tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah
lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur
bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita. Baik/buruk, misalnya lagi dalam
situasi yang ramai dimana kita akan melewati jalan itu, jika kita sopan pasti kita
akan mengucapkan kata permisi pak, bu…..dalam berteman pun seperti itu lebih
pengertian sopan santun ini sudah umum. Dan mungkin semua orang sudah
mengerti apa itu sopan santun, karna sifat ini telah ditanamkan sejak kecil pada
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekelompok itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap
Sekali saja ada pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat
hidup bersama. Ada norma yang harus dipenuhi supaya diterima secara sosial.
Sopan santun dapat dipengaruhi oleh apapun dan hal apa saja. Misalnya
sopan santun yang buruk disebabkan oleh lingkungan yang tidak ada tata
pengenal sopan santun yang diajarkan oleh orang tua sejak dini, pembawaan diri
individu itu sendiri. Kemudian sopan santun yang baik dapat dipengaruhi oleh
latar belakang individu itu sendiri. Pendidikan yang cukup, pembawaan diri yang
baik terhadap situasi apapun, tutur kata yang dijaga, terkadang faktor gen juga
Sopan santun bisa dilakukan dimana saja dan kapan pun itu. Seperti halnya
pada malam berinia. Upacara malam berinai ini dilaksanakan oleh orang tua calon
Sudah sewajarnya si anak juga harus santun kepada orang tua, sebagai bakti
kepada orang tua. Menghormati niat baik dari orang tua adalah contoh norma
Sopan santun adalah suatu sikap atau tingkah laku yang ramah terhadap
orang lain, sopan santun juga dapat di pandang oleh suatu masyarakat mungkin
orang, mulai dari sahabat, kerabat, tetangga, dan sanak saudara. Calon pengantin
harus bersikap hormat dan menghargai orang lain. Calon pengantin tidak
menganggap dirinya lebih tinggi dari pada orang lain, melainkan menganggap
orang lain lebih baik daripada dirinya sendiri. Sopan santun tidak selalu
menghasilkan kebaikan hati, keadilan, kepuasan, atau rasa syukur, tetapi ini dapat
memberikan seseorang paling tidak terlihat sopan, dan membuatnya tampak dari
luar apa yang seharusnya menjadi benar-benar terhormat. Sopan merupakan budi
pekerti yang baik. Sopan santun merupakan sikap hormat dan ber-etika kepada
siapa saja, yang lebih utama kepada orangtua, tetapi tidak hanya sikap, melainkan
Sopan santun merupakan sikap yang sangat penting yang harus ada di tiap-
tiap diri masyarakat Melayu Tanjungbalai. Seseorang tidak akan menyukai orang
lain jika sikap dan etikanya buruk. Sikap dan tutur kata harus dijaga setiap pergi
kemana pun, karena itu merupakan suatu faktor seseorang untuk menilai diri
orang lain. Diri tidak dinilai melalui perkataan tanpa perbuatan, melainkan
sebagai orang yang masih muda harus menghormati seseorang yang lebih tua atau
senior, misalnya seperti kepada orangtua, suami, mertua, saudara ipar, dan lain-
lain. Dimulai dari hal-hal yang kecil untuk membiasakan sikap sopan dan tutur
kata yang bagus. Misalnya seperti mencium tangan kedua orangtua atau suami,
jika ingin keluar rumah dan ucapkan salam. Membiasakan berkata terima kasih
yang telah disakiti (baik sengaja maupun tidak), tidak menggunakan kalimat yang
Segala adat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam akan di hilangkan.
Dalam ajaran Islam, berinai disunahkan bagi kaum perempuan dan makruh bagi
kaum laki-laki. Dalam berinai juga tidak boleh berlebih-lebihan, karena jika
adalah mubazir dan mubazir adalah kawan syaitan. Oleh karena itu, bagian tangan
yang diinai hanya sampai pergelangan tangan saja, untuk calon pengantin
perempuan. Sedangkan untuk calon pengantin laki-laki, hanya kuku jari tangan
dan kaki saja yang inai dan telapak tangan bagian dalam, sedangkan telapak
tangan bagian luar tidak diinai. Bagi calon pengantin laki-laki, inai ini hanya
Setiap studi tentang dunia Islam sebagai suatu keseluruhan lambat laun
semata-mata masalah khas Islam, melainkan juga merupakan ciri setiap kawasan
asal Islam dengan unsur-unsur lain yang kehadirannya tidak dapat dikaitkan
Mutohharun Jinan, 2003: 50-51) ada beberapa faktor yang membentuk keragaman
paham keagamaan, baik dalam bentuk mazhab fiqh maupun orde sufi (tarekat).
Ketiga, ciri-ciri etnis dan rasial pemeluk Islam. Dan ciri ini bagaimanapun telah
termasuk musik, variasi dalam gaya kaligrafi, ornamen dan arsitektur, bahkan
pakaian dan perhiasan. Keempat, sejarah. Kesamaan pengalaman sejarah dan jenis
kesadaran yang dimiliki sebuah masyarakat tertentu di masa lampau tidak saja
dan dalam keragaman kebudayaan Islam yang bersifat regional itu masih tersedia
itu dipersatukan oleh ruh dan bentuk tradisi yang suci yang bersumber dari tauhid,
Dengan prinsip ini, kebudayaan Islam tidak dibangun dari nol. Islam datang pada
sebuah kebudayaan – dengan berbagai faktor yang melekat pada dirinya, seperti
faktor sejarah, faktor etnis dan rasial, serta faktor demografis dan geografis –
Keempat, prinsip otentisitas yang tersirat dari visi keagamaan yang melandasi
bekerjanya prinsip kebebasan. Keragaman yang lahir dari aktualisasi tiga prinsip
pada keragaman kebudayaan Islam, tidak saja regional bahkan lokal. Dari
otentisitas. Ketika masyarakat lebih kuat pada prinsip keterbukaan, antara lain
mengambil unsur-unsur lokal lebih banyak, maka dapat terjadi sebuah sintesis
Islam, tetapi dinilai sinkretis, belum Islam. Dan ketika masyarakat lebih kuat pada
prinsip otentisitas, yang bentuk ekstrimnya berupa gerakan reformasi, maka dapat
terjadi sebuah bangunan kebudayaan Islam yang tidak toleran terhadap tradisi
lokal. Kenyataan tentang adanya pertautan antara agama dan realitas budaya juga
manusia. Walaupun tentu pernyataan ini tidak berarti bahwa agama adalah
ciptaan manusia, melainkan hubungan yang tidak bisa dielakkan antara konstruksi
Tuhan, seperti yang tercermin dalam kitab-kitab suci, dan konstruksi manusia,
pada praktik ritual keagamaan. Pada saat manusia melakukan interpretasi terhadap
ajaran agama, maka mereka dipengaruhi oleh lingkungan budaya yang telah
Kajian komparatif Islam di Indonesia dan Maroko yang dilakukan oleh Clifford
sementara di Maroko, Islam mempunyai sifat yang agresif dan penuh gairah.
lama menjadi objek kajian, baik dalam tinjauan sosiologis maupun antropologis.
Isu agama dalam bingkai budaya lokal tidak akan pernah habisnya, karena
bahwa agama dan budaya berjalan secara membalas, artinya pada satu sisi agama
memberi pengaruh terhadap budaya dan pada saat yang sama budaya juga
Islam, di mana setiap daerah mempunyai corak atau ciri khas sendiri. Hal ini tentu
Seperti juga agama lain, Islam adalah kekuatan spiritual dan moral yang
karakteristik Islam yang terbentuk dalam tradisi populer. Pada titik ini, persoalan
yang segera ditemui adalah unsure pembentuk tradisi tersebut, dan yang lebih
penting lagi adalah unsur pembentuk ―Tradisi Islam‖ itu. Di sini istilah ―tradisi‖
secara umum dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaan, praktik, dan lain-
segala hal yang datang dari atau dihubungkan dengan atau melahirkan jiwa Islam
view), sistem kepercayaan, nilai-nilai dan cara serta pola berpikir masyarakat.
Bila dilihat kaitan Islam dengan budaya, paling tidak ada dua hal yang perlu
diperjelas: Islam sebagai konsepsi sosial budaya, dan Islam sebagai realitas
budaya.
Dalam istilah lain proses akulturasi antara Islam dan budaya lokal ini
kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan local genius, yaitu kemampuan
kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai suatu ciptaan baru yang unik, yang
Soebadio, 1992). Pada sisi lain local genius memiliki karakteristik antara lain:
Melayu Tanjungbalai, ajaran Islam telah menjadi pola anutan masyarakat. Dalam
konteks inilah Islam sebagai agama sekaligus telah menjadi budaya masyarakat
tidak otomatis hilang dengan kehadiran Islam. Budaya-budaya lokal ini sebagian
maka dalam kehidupan masyarakat Melayu Tanjungbalai, hal itu dapat dilihat dari
kemudian berpindah kepada agama tauhid, yaitu Islam. Setelah orang Melayu
Tanjungbalai bersentuhan dengan agama Islam dan mereka tertarik dengan agama
baru ini sehingga mereka meninggalkan kepercayaan lama. Paling tidak ada dua
penyebab utama ketertarikan mereka terhadap agama baru ini, yaitu, pertama,
persoalan yang selama ini belum bisa dijawab oleh agama atau kepercayaan
pekerti dan penampilan bahasa yang halus. Semuanya ini amat bersesuaian
dengan adat resam orang Melayu Tanjungbalai, yang menjunjung tinggi budi
bahasa. Karena itu, dalam pandangan orang Melayu Tanjungbalai, inilah agama
yang dapat dipakai untuk hidup serta dapat ditumpangi untuk mati.
Islamisasi sastra mereka, karena di dalam sastra itu mengandung nilai-nilai yang
dengan simbol yang bersumber dari Islam, serta merubah arah mitos yang
sebelumnya bersumber dari adat atau kepercayaan leluhur kepada yang bersumber
dari ajaran Islam. Pemalingan makna-makna ini menjadikan sistem nilai orang
masyarakat Melayu Tanjungbalai memiliki tiga sistem nilai yang hidup dalam
atau bersumber dari agama Islam. Perangkat nilai ini merupakan sistem nilai yang
tertinggi dan dimuliakan oleh masyarakat. Sistem nilai yang bersumber dari ajaran
Islam ini diakui sebagai yang paling asasi dan bersumber dari Yang Mutlak
(Allah), oleh karena itu sanksi yang muncul bukan hanya sebatas di dunia, tetapi
juga yang sifatnya supernatural, yaitu yang tidak dapat dilihat dengan nyata dalam
realitas kehidupan. Kekuatan sistem nilai ini akan terasa dari dalam diri manusia
Sistem nilai ini berjalan bukan karena suatu lembaga atau badan tertentu, tetapi
lebih banyak oleh faktor kesadaran individu. Sistem nilai agama merupakan
tidak selalu dijabarkan begitu praktis dalam kehidupan nyata. Sebagai sumber, ia
lebih bersifat konsep, dan ini berarti ia dapat dituangkan dalam berbagai
kemungkinan. Sistem nilai agama selalu dipandang oleh sebagian orang Melayu
sebagai sistem nilai yang vertikal saja, yaitu hanya mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan. Pandangan seperti ini sebenarnya keliru, karena Islam tidak hanya
memuat nilai-nilai yang sifatnya vertikal, tetapi juga mengandung nilai-nilai yang
mengajarkan atau memberi pedoman secara garis besar atau dalam hal-hal tertentu
cukup detail tentang tata kehidupan manusia di muka bumi. Sistem nilai agama
dalam masyarakat Melayu merupakan tolak ukur utama bagi sistem-sistem nilai
lainnya.
Oleh karena itu, tidak ada sistem nilai yang boleh bertentangan dengan
yang telah digariskan oleh agama. Sistem nilai kedua ialah sistem nilai yang
diberikan oleh adat. Sistem nilai ini memberikan ukuran dan ketentuan-ketentuan
terhadap bagaimana manusia harus berbuat dan bertingkah laku, dan diikuti oleh
serangkaian sanksi-sanksi yang cukup tegas. Sistem nilai yang diberikan oleh adat
merupakan hasil pemikiran para penggagas adat yang mengatur lalu lintas
harmonis. Dari tujuan serupa itu, maka sistem nilai adat merupakan sistem nilai
manusia dengan manusia. Jika pun ada gerak vertikal seperti hubungan rakyat
dengan penguasa atau raja, itupun masih dalam sistem keharmonisan antar
dalam berbagai peraturan adat atau undang-undang bernegara. Sistem nilai adat
bias berubah sesuai kebutuhan dan kebijakan penguasa, tetapi tetap tidak boleh
bertentangan dengan sistem nilai agama. Sistem nilai adat dipandang sebagai
operasional atau penjabaran dari system nilai agama yang sifatnya lebih abstrak
(konsep). Yang ketiga, yaitu sistem nilai yang bersumber dari tradisi. Jika sistem
nilai adat merupakan sistem nilai yang mempunyai serangkaian kaedah, dan
diikuti oleh sanksi-sanksi yang tegas, maka sistem nilai tradisi tidak memberikan
Sistem nilai tradisi bersumber dari kebiasaan masyarakat, dan kebiasaan itu
dipandang baik dan mendatangkan manfaat dalam kehidupan. Oleh karena itu,
masyarakat setempat serta diwarisi secara turun temurun. Sistem nilai tradisi ini
juga bertujuan untuk menjaga keharmonisan dengan alam, sehingga dari sinilah
lahirnya berbagai upacara dan mantra yang dilakukan dengan tujuan untuk
sistem nilai yang terendah dalam masyarakat Melayu, dan ia senantiasa bisa
berubah sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat, tetapi ia tetap saja tidak
boleh bertentangan dengan sistem nilai yang bersumber dari agama. Pada saat
sekarang ini sudah banyak sekali kebiasaan orang Melayu masa lalu yang sudah
Ketiga sistem nilai inilah yang berpengaruh dan mewarnai tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari orang Melayu. Dalam setiap kegiatan atau tingkah laku
setiap kegiatan tersebut mungkin system nilai agamanya yang lebih dominan, atau
sistem nilai adat yang lebih dominan, atau sistem nilai tradisi yang dominan, dan
tentu saja dibarengi oleh sistem nilai lainnya. Dalam masyarakat Melayu, ketiga
sistem nilai ini tidak bisa dipisahkan secara tegas meskipun bisa dibedakan secara
seimbang dan sulit diungkaikan mana unsur-unsur yang berasal dari Islam dan
mana unsur-unsur yang berasal dari Melayu. Melayu bukan hanya semata-mata
Yusuf – terjadi pada ‗padang datar‘ yang lebih berimbang sehingga tidak ada yang
‗terjajah‘ – ini berbeda dengan yang terjadi di Jawa, pertemuan Islam dengan
budaya Jawa terjadi pada ‗padang miring‘, Islam berada di bawah (little tradition),
sedangkan budaya Jawa berada di atas (great tradition) (Rachmat Subagya, 1981),
budaya Jawa (yang berada di atas) agar ia tetap eksis. Bahkan pertemuan Islam
dengan budaya Melayu merupakan suatu bentuk akomodasi dan hubungan timbal
balik (reciprocal) di mana Islam sudah di- Melayukan atau Melayu yang sudah di-
Islamkan. Integrasi Islam dalam budaya Melayu dalam istilah Tenas Effendy
disebut ‗persebatian‘ (satu kesatuan yang sangat kokoh dan tidak mungkin
Pada sisi kedua, yaitu perilaku (attitude) orang Melayu banyak memuat
nilai-nilai yang sama dengan yang diajarkan oleh Islam. Seperti budaya malu
ketentuan adat. Setelah Islam datang pemahaman ini diluruskan orang malu
adat yang tidak bertentangan dengan agama. Islam datang hanya meluruskan
dan mistis kepada hal-hal yang bersesuaian dengan nilai-nilai Islam. Hal ini
Oleh karena itu, dalam pandangan orang Melayu, jika terjadi pertelikaian
(pertentangan) antara syara‘ dengan adat, maka adat harus mengalah dan syara‘
harus ditegakkan. Dengan demikian, adat dalam masyarakat Melayu, baik secara
langsung atau tidak langsung merupakan penjabaran dari ajaran Islam, sehingga
Tanjungbalai hidup dalam dunia yang penuh mitos dan mistis. Islam hadir dengan
berbau mistis ke arah pemikiran yang rasional. Islam juga mampu memecahkan
identik dengan Islam. Hal ini disebabkan karena adanya pepatah adat yang
menyebutkan ―syarak mengata adat memakai‖, yang mengandung arti bahwa adat
kebudayaan Melayu Tanjungbalai bersumber dari Islam dan tidak boleh ada
pertentangan adat dengan Islam, jika terdapat pertentangan maka adatlah yang
harus mengalah. Hal ini diungkapkan dalam pepatah adat ―adat bersendi syarak,
kearifan yang merupakan nilai dan norma warisan leluhur yang menurut
analisis berdasarkan teks, konteks, dan koteks dari sinandong tersebut. Analisis
Adapun kearifan lokal dari tradisi malam berinai dalam masyarakat Melayu
landasan agama Islam yang dianut oleh masyarakat Melayu Tanjung Balai seperti
pemberian dari Allah. Inilah yang disebut sebagai syukur. Lawan kata dari syukur
kepada Allah adalah salah satu konsep yang secara prinsip ditegaskan di dalam
Al-Qur‘an. Perumpamaan dari orang yang bersyukur dan kufur diberikan dan
pasangan calon pengantin Liza dan Rahmad, group Kasidah Aljamiatul Wasliyah
berjudul ―Sholawat Cheng Zamzam‖. Lirik kasidah ini berisi ucapan syukur atau
terima kasih kepada Allah SWT atas rahmad dan karunia yang telah diberikan
kepada umat manusia dan ucapan selawat kepada Nabi Muhammad yang telah
Alhamdulillah, wasyukurillah
Alhamdulillah, wasyukurillah
Alhamdulillah, wasyukurillah
Alhamdulillah, wasyukurillah
Alhamdulillah, wasyukurillah
Alhamdulillah, wasyukurillah
kasidah ini adalah bentuk ungkapan syukur kepada Allah dan sebagai doa harapan
sholat yang merupakan kunci ibadah, patuh pada kepada kedua orang tua, patuh
kepada keluarga, berbakti kepada nusa dan bangsa dan hendaknya menjadi
karena manusia cenderung melupakannya. Seluruh buku yang ada di dunia ini
tidak akan cukup untuk menulis nikmat Allah. Allah menciptakan manusia dalam
benar melalui Alquran dan Alhadits, menciptakan air segar dan makanan yang
keuntungan manusia.
Setiap orang yang berdoa dan berbuat baik pasti juga bersyukur kepada
Allah sebab orang-orang yang mengingkari nikmat Allah pasti juga tidak pernah
saat menerima nikmat besar saja tidak akan berarti. Itulah sebabnya orang
Allah hanya perlu dilakukan pada saat mendapatkan anugrah besar atau terbebas
dari masalah besar adalah keliru. Padahal jika mau merenung sebentar saja,
mereka akan menyadari bahwa mereka dikelilingi oleh nikmat yang tidak terbatas
banyaknya. Setiap waktu setiap menit, tercurah kenikmatan tak terhenti seperti
hidup, kesehatan, kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup…; pendek kata
segala sesuatu yang memungkinkan orang untuk hidup diberikan oleh Allah.
Sebagai balasan semua itu, seseorang diharapkan untuk mengabdi kepada Allah
Sebagai contoh, kesehatan yang tidak pernah diakui sebagai nikmat, baru
Bersyukur kepada Allah adalah salah satu konsep yang secara prinsip
ditegaskan di dalam Alquran pada hampir 70 ayat. Perumpamaan dari orang yang
sebagai indikator keimanan dan pengakuan atas keesaan Allah. Dalam salah satu
bawah ini,
―Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik yang kami
berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah jika memang hanya dia saja
amalmu dan pastilah engkau menjadi orang yang merugi. Karena itu sembahlah
Bersyukur kepada Allah merupakan salah satu ujian dari Allah. Manusia
diberi kebebasan untuk memilih apakah hendak bersyukur atau tidak seperti pada
ayat berikut,
Karena itu kami jadikan ia mendengar dan melihat. Sesungguhnya kami telah
menunjukinya jalan yang lurus: Ada yang bersyukur, namun ada pula yang
sebaliknya jika kamu mengingkari nikmat itu, tentu siksaanku lebih dahsyat‖.
(Ibrahim: 7)
lokal dalam mewujudkan rasa syukur yang dilakukan oleh masyarakat Melayu
semata tetapi juga mengharapkan kemurahan rezeki oleh Tuhan dengan cara
bekerja. Suami wajib bekerja untuk menafkahi keluarganya, baik istri serta anak-
anaknya. Anak merupakan amanah bagi orang tua untuk dijaga, dididik dan
dibesarkan agar kehidupannya kelak bias membawa kebenaran untuk di duni dan
akhirat. Bentuk tepung tawar yang terdapat dalam upacara malam berinai juga
6.3.2 Kesopansantunan
menolong antara yang satu dengan yang lain dalam memecahkan segala
kehidupan mereka terjalin secara arif. Dengan bergaul berarti mereka saling
pergaulan yang baik dan buruk, dan pandai menempatkan diri agar tidak
bahwa warga Tanjung Balai dalam berbicara dan membawa diri harus selalu
menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan
dalam tatanan sosial yang tersusun dengan terperinci dan cita rasa, mengikuti
aturan-aturan tatakrama yang sesuai dan sikap hormat yang pada tempatnya.
Islam yang menekankan pentingnya menutup aurat. Namun, masa kini remaja
pendidikan moral adat untuk membentuk masyarakat yang sopan, untuk membina
masyarakat generasi muda yang dimulai dari institusi keluarga. Orang tua
rohani anak-anak, orang tua perlu menunjukkan teladan yang baik kepada anak-
anak. Namun kondisi sekarang banyak masalah sosial yang melanda masyarakat
bermula dari kelalaian orang tua mengawasi pergerakan anak-anak mereka. Oleh
penyabar dan penyayang, bersopan santun dan berbudi pekerti adalah sebahagian
Masyarakat Melayu menganggap bahwa orang yang beradab sebagai halus budi
akhlak yang mulia. Islam menganjurkan pengikutnya sentiasa berbicara benar dan
melarang berbohong.
Nilai sopan santun dapat dilihat dalam tradisi bersinandong pada malam
berinai, yaitu dalam upacara tepung tawar. Dalam upacara ini, orang yang
dituakan menepungtawari terlebih dahulu. Setelah itu baru yang lebih muda.
Mendahulukan orang yang lebih tua, seperti kakek, nenek, ibu, dan ayah adalah
etika dalam sopan santun. Dalam tari tercermin aturan yang dipakai para penari.
Mereka secara serentak menari diatur oleh ragam dalam gerak tari mereka.
Sikap sopan santun terhadap orang tua juga terlihat melalui teks yang
terdapat dalam sinandong dadong (1) ―Sinandong Membuai Anak‖, bait keenam
baris ketiga dan empat. Frasa Kalau boso balaslah jaso, bermakna ‖jika sudah
besar, harus pandai membalas jasa kedua orang tua‖. Membalas jasa orang tua
adalah nilai sopan santun seorang anak terhadap orang tua. Sebagai ucapan rasa
syukur karena telah dibesarkan dan dibekali dengan pengetahuan. Sudah menjadi
kewajiban bagi seorang anak untuk membalas jasa kedua orang tuanya, jika
termasuk ke dalam norma sopan santun. Seorang anak yang pandai membalas
jasa, orang tuanya akan senang dan akan mendoakan anak tersebut agar diberi
rezeki yang melimpah. Hal ini dapat dilhat dari petikan sinandong berikut,
ada sejak jaman nenek moyang kita jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka yang
dengan puncak manifestasinya terwujud dalam tindak dan sikap berdasarkan rasa
benteng yang kuat dalam kelompok masyarakat etnis Melayu. Kesetiakawanan ini
begitu rekatnya, maka kelompok mereka menjadi sebuah satu kesatuan yang aman
potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati masyarakat melayu oleh karena
itu .... dengan ideologi nasional, bangsa Indonesia yang tereplikasi dari sikap dan
merupakan watak dasar bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Sayangnya kata
yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam
sejahtera.
perasaan orang lain. Nilai kesetiakawanan sosial ini adalah salah sifat terpuji
dalam Islam.
Kesetiakawanan sosial dapat diilhat dalam tradisi pada malam berinai ini,
yaitu:
1. Apapun permasalahan yang terjadi dalam pesta besar ini haruslah menjadi
untuk menanggung untung rugi dalam pesta tersebut. Jadi, anggota inti
yang utuh untuk mencapai satu tujuan yang sama. Nilai ini menghilangkan
sikap yang saling berebut kuasa dan pengaruh, yang sering mementingkan
Peribahasa ini terdapat dalam sinandong anak atau dadong (1) ―Sinandong
puak dan suku. Nilai ini juga menyadarkan orang agar tidak terjebak
senang dan susah dan menjauhkan diri dari keinginan untuk menang
akan kesamaan dan persatuan. Menumbuhkan rasa bersatu, ada dalam satu
rumpun.
maka upacara ini jadi sia-sia dilakukan. Nilai ini menumbuhkan rasa
sudah memberi undangan. Selain itu nilai lain yang ingin diperjuangkan
Menurut kodrat alam, manusia dimanapun dan pada jaman apapun selalu
terdiri dari dua orang, suami-istri ataupun orang tua dan anaknya. Dalam sejarah
hidup manusia berada dalam suatu kelompok yang saling berhubungan. Manusia
secara individu tidak dapat memisahkan diri dengan individu lainnya. Antara
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya saling membutuhkan dan
saling tolong menolong. Oleh sebab itu, kita wajib mengembangkan sikap saling
pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang batu bata, tukang
membuat gula, tukang jahit, bahkan tukang catut, akan tetapi inti pekerjaan
merupakan pekerjaan sambilan saja, oleh karena itu, bila tiba musim panen atau
Pada masa pembukaan tanah atau pada waktu menanam tiba, mereka akan
saja tidak cukup memiliki tenaga kerja untuk mengerjakan tanahnya. Sebagai
dengan kehidupan rakyat sebagai petani dan masyarakat agraris. Istilah gotong
royong berasal dari bahasa Jawa, tetapi dari Jawa mana istilah ini berasal tidak
Dalam kenyataan bahasa sehari-hari, antara rakyat di desa-desa, istilah ini juga
tidak ada. Di berbagai daerah di Jawa ada istilah-istilah khusus yang berbeda-beda
satu dengan yang lainnya. Istilah gotong-royong untuk pertama kali tampak dalam
bentuk tulisan dalam karangan-karangan tentang hukum adat dan juga dalam
1987 : 56).
karena pada dasarnya orang atau kelompok orang melaksanakan interaksi sosial
masyarakat manusia itu sendiri terbentuk akibat adanya kerja sama dalam
bersama.
Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa
yang dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi,
masyarakat dan bangsa lain. Kerajinan, gotong royong, saling membantu, bersikap
bahwa pada bangsa tertentu nilai-nilai etis tertentu menonjol sedangkan pada
luas, manusia sudah disosialisasikan untuk saling kerja sama, untuk saling
dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna. Dapat dipastikan bahwa perolehan
kepentingan atau kebutuhan hidup akan lebih mudah dicapai melalui proses kerja
dalam setiap pekerjaan yang sifatnya massal, seperti berburu, menangkap ikan,
untuk:
royong merupakan suatu sistem pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan
upacara adat lain sekitar titik-titik peralihan pada lingkaran hidup individu,
mencukur rambut.
masih tampak dalam pembuatan sumur dan mendirikan rumah yang terbuat dari
kayu. Jika ada salah seorang warga yang ingin mendirikan rumah dan membuat
berlansung lama, paling hanya memakan waktu dua hari. Untuk hal-hal pekerjaan
kecil dari rumah tersebut, biasanya yang melanjutkan nantinya adalah tuan rumah,
menggaruk, dan sebagainya. Petani tuan rumah harus menyiapkan makan siang
tiap hari kepada warga yang datang membantu, selama pekerjaannya berlangsung.
Konpensasi lain tidak ada, tetapi yang minta bantuan tadi harus mengembalikan
jasa itu dengan membantu semua petani yang diundangnya tadi, tiap saat apabila
aktivitas gotong royong juga terlihat sangat sederhana. Para tetangga akan
mungkin hanya satu hari saja. Sebagai imbalan, biasanya tuan rumah
menyediakan makanan.
secara spontan dapat dilihat ketika salah satu warga masyarakat ada yang
meninggal dunia dan tertimpa bencana. Masyarakat akan secara suka rela
jumlahnya. Jika yang mengalami musibah ini orang miskin, maka untuk keperluan
fardhu kifayah orang yang meninggal ini akan ditanggulangi oleh masyarakat.
Sumbangan ini akan diserahkan kepada orang yang rumahnya kebakaran tersebut,
Juga terlihat dalam upacara malam berinai yang merupakan serentetan kegiatan
dalam pesta perkawinan. Sanak saudara dan tetangga terdekat akan berdatangan
dua hari sebelum diadakan pesta. Gotong-royong ini dilakukan mulai dari
gotong-royong selama lebih kurang empat hari. Sebagai imbalan orang yang ikut
rantang ke rumah yang berisi nasi dan lauk-pauk ke rumahnya selama orang
(2002:65), ada tiga nilai yang disadari orang desa dalam melakukan gotong-
royong: pertama, orang itu harus sadar bahwa dalam hidupnya pada hakikatnya ia
memelihara hubungan baik dengan sesamanya; kedua, orang itu harus selalu
bersedia membantu sesamanya; ketiga, orang itu harus bersifat conform, artinya
orang harus selalu ingat bahwa ia sebaiknya jangan berusaha untuk menonjol,
biasanya dimasak oleh para tetangga dan saudara. Mereka memasak secara
suka rela, sebagai imbalan kepada keluarga mereka yang di rumah diantarkan
makanan.
sosial dan dari setiap tamu diharapkan sejumlah uang untuk tuan rumah. Besarnya
sumbangan itu diingat oleh kedua belah pihak dan si pemberi boleh berharap akan
segala macam bentuk gotong-rotong itu, orang Melayu Tanjungbalai tahu persis
jumlah waktu kerja atau jumlah uang berapa yang masih harus dikembalikannya
kekuatan alam yang ganas, rakyat dirangsang untuk mencapai tingkat kerjasama
dan bantuan timbal balik yang tinggi dan dengan desa-desa tetangga perlu
dipertahankan perdamaian.
Alam bagi orang Melayu merupakan sumber rasa aman, begitu pula alam
Oleh karena itu alam inderawi bagi orang Melayu merupakan ungkapan alam
gaib, yaitu misteri berkuasa yang mengelilinginya, dari alam seperti ini orang
yang tidak dapat diperhitungkan, yang disebutnya alam gaib. Kosmos termasuk
terkoordinasi dan teratur, suatu kesatuan eksistensi di mana setiap gejala, material
dan spiritual mempunyai arti yang jauh melebihi apa yang Nampak.
Begitu bagi orang Melayu alam empiris berhubungan erat dengan alam
yang bersifat empiris dan indrawi berdasarkan suatu iman eksplisit, ditempatkan
angker dan mengasikkan menjadi isi pengalaman itu sendiri. Alam empiris selalu
tempatnya dalam masyarakat dan dunia, maka ia juga memiliki sikap batin yang
tepat dan dengan demikian juga akan bertindak dengan tepat. Sebalikmnya, siapa
yang membiarkan diri dibawa oleh nafsu dan pamrihnya, yang melalaikan
kewajiban-kewajibannya dan acuh tak acuh terhadap rukun serta hormat, dengan
lambat asal selamat. Maksud peribahasa tersebut adalah bahwa semboyan orang
Maksudnya terjadi suatu kegagalan karena melanggar kehendak alam yang telah
digariskan Tuhan Yang Maha Esa. Sesuatu yang dilakukan dengan tergesa-gesa
dan semua mau cepat terakhirnya tidak mendapatkan apa-apa malah keburukan
Hal ini diajarkan pada orang Melayu untuk memperingatkan bahwa siapa
membuat rencana-rencana besar untuk memperbaiki dunia ini dan berusaha untuk
oleh Allah. Setiap makhluk telah dibagi nasibnya, ditarik garis hidupnya, dan
orang yang bodoh, sebab orang yang bijaksana memahami hal itu, ia memusatkan
tempatnya dalam masyarakat dan membiarkan setiap unsur yang lain menemukan
tempatnya sendiri-sendiri.
hubungan antara manusia dan alam, serta sangsi terhadap pelanggaran yang
terjadi. Resam Melayu, selalu menghindari kekerasan dan perilaku yang merusak
setempat. Jika mereka ingin menebang pohon, maka mereka harus permisi dengan
akan membuka hutan, juga harus permisi dan juga harus membuat upacara adat
mereka tidak mendapat celaka dan musibah di hutan tersebut. Apabila terdapat
kerusakan alam, maka yang merusak lingkungan akan diberi hukuman sesuai
masyarakat. Hal ini dikarenakan, ahli mistik atau seorang datuk dapat mudah
dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi seorang Datuk atau ahli mistik, belum tentu
kepercayaan terhadap hal-hal yang ghaib ini adalah usaha untuk menjaga
berguna untuk menahan air dan mencegah longsor. Begitu juga dengan batang dan
diramatkan akan menjadikan desa tersebut menjadi desa yang asri, bersih dari
volusi udara. Pohon juga berguna sebagai sumber oksigen bagi kehidupan
manusia.
alam semesta. Alam yang tampak nyata selalu berkaitan dengan alam gaib. Daur
kehidupan masyarakat Jawa dipengaruhi oleh ala mini sehingga manusia Jawa
harus tunduk pada kekuatan dan kekuasaan alam semesta. Bila ingin hidupnya
aman dan tentram lahir batin, maka masyarakat Melayu harus menjaga lingkungan
Limaumanis, merujuk kepada nama tempat. kopah, korang, kupang, dan ikan
cengcaru, merujuk nama lauk-pauk yang berasal dari laut. Kedua hal ini
Bubur sagu, wajik, dan kue putu, merujuk kepada peduli lingkungan terhadap
makanan pokok. Semua bahan baku dari masakan tersebut merupakan bahan
makanan pokok, seperti sagu, beras, pulut, gula merah, dan kelapa. Penggunaan
yang berkhasiat sebagai obat. Pucuk pauh untuk awet muda. Delima batu banyak
mengandung oksidan, baik untuk kesehatan tubuh dan kulit. Daun gelenggang
yang berasal dari alam, yang semuanya itu termasuk dalam pemeliharaan
adat, artinya tumbuhan tersebut harus tetap tumbuh, supaya dapat dipergunakan.
Hal ini menjadi kewajiban bagi orang Melayu untuk melestarikannya, walaupun
tidak dilakukan oleh semua orang Melayu. Begitu juga dengan hidangan yang
disajikan dalam pesta. Bahan bakunya harus tersedia seperti kelapa dan padi yang
memiliki etos kerja yang lazim disebut semangat kerja yang tinggi yang mampu
layar terkombang (angin berhembus layar terkembang). Hal ini dijumpai di dalam
sinandong didong yang mengingatkan kita kepada sejarah bahwa orang Melayu
adalah pelaut yang ulung. Gagah perkasa mengarungi lautan, pantang menyerah
jangan memilih-milih. Maksudnya jangan mencari kerja yang senang saja, tidak
mau bekerja berat. Hal itu bukanlah sikap orang Melayu yang ingin maju. Kerja
yang perlu dipilih adalah kerja itu jangan ‗menyalah‘, maksudnya jangan
‗menghidupkan anak bininya‘. Orang ini sepanjang dapat dielakkan, tidak akan
dipilih menjadi menantu atau jodoh anaknya. Beberapa contoh di atas memberi
petunjuk betapa orang Melayu sudah menanamkan nilai etos kerja dalam
kehidupan masyarakatnya.
Bekerja sebagai ibadah merupakan hasil pemahaman orang Melayu terhadap al-
Quran dan Hadist. Selaras dengan itu terdapat beberapa ungkapan tentang etos
keluarganya.
dalam pandangan orang Melayu Tanjungbalai. Orang yang mampu bekerja keras,
pegangan dan sandaran. Sebaliknya orang yang malas, culas, dan memilih –milih
bersungguh-sungguh. Nilai ini juga sebahagian daripada ajaran agama Islam yang
menuntut pekerjaan halal dan kesungguhan bekerja. Mengikut pemikiran ini, hasil
pekerjaan akan menjadi sebahagian daripada darah daging dan juga keluarga.
dengan sempurna, dan perkara yang tidak baik akan berakibat pada diri sendiri
dan keluarga. Rasulullah SAW menegaskan bahwa Allah SWT amat menyukai
dengan etika kerja. Hal ini berkaitan dengan etika kerja. Hal ini berkaitan dengan
tata tertib, peraturan, agama dan adat istiadat. Orang tua Melayu menekankan
keputusan.
tambahan dengan berladang, buruh, dan jasa. Usaha kaum perempuannya bersifat
industri rumah tangga, seperti membuat jaring ikan dan berjualan di depan rumah.
MODEL REVITALISASI
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Hal ini berarti bahwa
budaya lokal harus diberi nafas baru dalam menghadapi gelombang pengaruh
kapitalisme dan budaya global. Tradisi lisan telah menjadi korban perubahan dari
terserap di dalamnya.
penikmat budaya ketimbang menjadi pelaku aktif, memandang tradisi lisan dari
segi pragmatisme saja. Sikap pragmatis ini lebih jauh lagi memandang bahwa
tradisi lisan ini bukan menjadi bagian dari hidup mereka. Tradisi lisan berfungsi
tradisi lisan berfungsi berdasarkan atas kemampuan tradisi lisan tersebut dalam
masyarakat lokal. Tradisi terkait erat dengan proses interpretatif, di mana masa
Melayu. Tradisi ini berfungsi untuk tetap menjaga nilai-nilai yang terkandung
Upacara malam berinai sebagai produk budaya lokal, fungsi sosial tradisi
merupakan salah satu indikasi telah memudarnya ikatan sosial diantara mereka,
dan sebaliknya. Perwujudan dari sistem budaya yang melekat pada masyarakat
dengan wilayah lain di nusantara, memiliki sturuktur adat yang bertumpu pada
yang selaras dan harmonis dapat terwujud. Segala aturan yang bersumber dari
masyarakat yang tercerai berai dalam alam perubahan yang ditimbulkan oleh
globalisasi.
melestarikan dan memelihara tatanan moral yang kuat pada masyarakat dan
individualistik, dan konsumtif. Nilai tradisional, yang mengacu pada tradisi, mulai
tergantikan oleh sistem yang dihasilkan oleh budaya global. Melalui media massa,
perubahan masyarakat yang tanpa arah akan mengancam integritas sosial, sistem
normatif, dan keutuhan identitas lokal. Nilai-nilai tradisi lokal akan semakin jauh
dalam berbagai aspek kehidupan. Tata nilai yang bersumber dari adat istiadat
kehidupan masyarakat yang lebih baik, dalam arti tidak terikat dengan sifat
identitas lokal. Warisan budaya lokal harus dilihat sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat. Saat ini arus kapitalisme global semakin kuat, maka
saat ini pula dirasakan mengecilnya peranan tradisi lisan di tengah masyarakat. Di
balik proses pengerdilan itu tentunya bahasa dan sastra daerah ikut pula
tradisi masa lalu yang mampu menjawab persoalan kekinian yang terus berubah
tanpa dapat dihindari. Inovasi ini menuntut perubahan, baik dimanfaatkan yang
lama atau dalam bentuk yang lain, tanpa menghilangkan tipikal tradisi lisan
tersebut. Proses inovasi tradisi lisan harus lebih berkembang dalam rangka
memberikan wadah bagi penyaluran nilai-nilai moral dan etika yang dapat
menuntun ke arah yang lebih bermakna. Warisan budaya lokal berupa tradisi lisan
mengatasi persoalan-persoalan pelik yang melanda tanah air. Tradisi lisan terbukti
persoalan.
akan pentingnya kedudukan dan fungsi warisan budaya lokal. Kesadaran budaya
mengalami perubahan pola hidup dan gaya hidup, yang sudah meninggalkan nilai-
nilai tradisional yang dianut masyarakat. Akibatnya, masyarakat tidak akan lagi
dapat tercipta jika masyarakat berperan aktif dalam segala aktivitas kultural.
Ketahanan budaya dapat dirumuskan sebagai rasa memiliki jatidiri dan kekuatan
budaya sendiri, sehingga dengan begitu tidak perlu merasa rendah diri jika
itu perlu disampaikan dengan sengaja melalui upaya terarah dan terencana.
yang selanjutnya mengarah pada ketahanan budaya. Hal ini hanya dapat terwujud
dengan demikian dilandasi oleh rasa cinta, tanggung jawab, rasa memiliki,
berbagai hal, waktu, tenaga, pikiran dan dana. Kesadaran ini harus dibangkitkan
kembali.
tersebut karena alasan biaya yang besar. Mereka lebih memilih kepada bentuk
mengaktifkan kembali tradisi malam berinai maka perlu kerja sama antara
bahwa adat Melayu harus dijunjung tinggi dan memungsikan kembali tradisi
malam berinai sebagai wadah untuk bersilaturrahmi bagi pihak keluarga. Untuk
adalah pewara. Dari dua penyelenggaraan malam berinai ini, pewaranya hanya
satu orang saja. Jadi, perlu dilatih generasi mudah untuk menjadi pewarah dalam
acara tersebut. Kemudian, dari segi waktu. Acara ini dimulai terlalu lama
sehingga menyita waktu bagi tuan rumah, sehingga pada keesokan harinya tuan
rumah dan pengantin terlihat lelah dan bahkan ada yang jatuh sakit. Pengelolah
juga harus mempromosikan tradisi malam berinai ini. Hal ini tentu saja harus
biasanya adalah kasidah dan nandong. Kasidah dilagukan sebanyak empat atau
lima buah dengan irama Sikkah dan Hijas, kemudian disambung dengan nandong
kasidah. Jadi, setelah pembacaan doa, maka acara dilangsungkan dengan hiburan
yaitu nandong dan diselingi beberapa tarian. Jika waktu sudah menjelang malam,
maka tarian juga bisa ditiadakan. Untuk teknis penyederhanaan ini, tidak ada
rumah, mana yang ingin tampilkan. Pada kasus malam berinai di rumah Fida,
yang disederhanakan adalah kasidah. Mereka lebih fokus kepada sinandong dan
tari. Sedangkan pada upacara malam berinai di rumah Liza, yang disederhanakan
adalah tari dan nandong. Mereka hanya menari Tari Gubang saja dan group
membuat konten yang diperuntukkan bagi publik atau umum. Publikasi juga
berhubungan dengan hak cipta bagi masyarakat penciptanya yang merupakan hak
meredup telah menggugah hasrat dari berbagai pihak untuk melakukan kegiatan
pemikiran dan dana yang luar biasa. Beberapa diantaranya berhasil, namun
Ketersediaan fasilitas dan dana yang melimpah belum menjamin keberhasilan dari
memang kompleks.
Masalah kesenian bukan semata mata masalah estetik belaka, tetapi juga
masalah yang lebih luas menyangkut masalah sosial, budaya, dan yang lainnya.
Ketika situasi dan kondisi masyarakat dan lingkungannya berubah dari waktu ke
dengan perubahan masyarakat dan lingkungannya. Berikut ini adalah hanya salah
satu contoh kasus perubahan sosial tersebut, yang dampaknya cukup besar
disain hunian dan lingkungan mereka. Perubahan pola hidup tersebut antara lain
dapat dilihat pada perubahan pola kehidupan kampung yang bergeser ke pola
kehidupan perumnas, real estate, dan apartemen. Selain konsep ruang yang
semakin heterogen, baik dilihat dari asal etnik, daerah, pendidikan, pekerjaan dan
bekerja sama. Kesenian tradisional hadir dan diperlukan dalam hampir setiap
beragama, bersenang senang maupun dalam duka (sakit atau bahkan mati). Bukan
satu hal yang baru bahwa masyarakat menjadi lebih individual, dalam bermain,
akses yang lebih baik pada masyarakat, cenderung untuk mendapat kesempatan
lebih baik untuk dikenal, dikonsumsi dan pada gilirannya bahkan mendominasi
kesenian yang lain. Kesenian yang memiliki akses yang baik adalah kesenian
yang mengusai atau yang dikuasai media dan atau industri. Kesenian jenis ini aktif
berbagai cara: sistem bintang, gosip seniman, sms, kuis berhadiah, dan
tertentu atau tidak. Kesenian yang tidak masuk dalam selera produser industri sulit
masyaratnya yang baru. Kesenian tradisi dalam bentuknya yang ―asli‖ semakin
meliputi :
a. Jarak fisik. Seperti telah disebut sebelumnya bahwa sekarang ini terdapat
kekantor kantor atau di mana saja konsumen berada, lewat mesin berjalan
dalam bentuk cd/dvd/audio walkman, maupun lewat media cetak dan atau
elektronik. Hal yang berbeda dengan cara menikmati kesenian pada masa
membayar tiket. Harus diakui bahwa sampai saat ini masih susah didapati
artinya, orang boleh memberi tafsir yang berbeda antara satu orang dengan
orang yang lain. Atau dalam pengertian yang lebih ekstrem orang tidak
seni. Namun perlu dicatat juga bahwa semakin baik pemahaman seseorang
bentuk tertentu dari kedua belah pihak, terutama pada pihak seniman
Perkembangan jaman yang cepat seperti yang terjadi sekarang ini, dimana
pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Meskipun belum ada hasil penelitian
bekal pengetahuan yang lebih tinggi dan atau luas, seseorang juga
c. Jarak informasi. Ketika kita berada dalam abad informasi, siapa yang
berbagai pertemuan keluarga atau masyarakat, saat ini juga semakin surut.
kumpul bareng. Hajatan keluarga saat ini juga cenderung makin ringkas,
Sebaliknya informasi tentang dunia seni pop atau hiburan justru sangat
berlebihan.
d. Jarak emosional. Tak kenal maka tak sayang. Ungkapan itu berlaku juga
bukan semata mata pada ujud fisiknya saja yang menarik atau indah,
makna dan guna kesenian itu antara lain dapat disebut bahwa kesenian
sebagainya.
lambang pada kesenian tradisi ini semakin menipis karena pertemuan dan
tersedianya forum. Dongeng oleh orang tua untuk menidurkan anak sudah
dengan tulus dan ikhlas, berkenan menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan
yang semakin hari semakin lebar tersebut, sebenarnyalah merupakan salah satu
penyebab pokok mengapa beberapa jenis kesenian menjadi surut bahkan mati.
masyarakat, seniman, sponsor, media dan berbagai pihak lainnya bekerja sama
bisa mengambil bagian sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Banyak uang
memberi makna baru terhadap kesenian yang sama, serta rekreatifnya, yaitu
menciptakan bentuk kesenian baru berbasis dan atau dengan menggunakan materi
lama dalam genre kesenian yang baru. Bersama dengan pihak lain yang
jarak tersebut. Dengan membuat kesenian lebih indah dan bermakna, mudah
mudahan kesenian makin memiliki fungsi yang makin luas sehingga lebih
masyarakat tertentu dalam bentuk sebuah kemasan seni yang artistik dan bermutu.
berbagai pihak sekarang ini semakin tergerak hatinya untuk melakukan revitalisasi
Pada masa lalu tradisi lisan, seperti Sinandong Asahan, masih punya
perkembangan teknologi, Sinandong Asahan jadi tidak laku. Nilai-nilai masa kini
adalah dinamis. Nilai masa lalu yang ada pada Sinandong Asahan berubah.
sinandong. Membuat group sinandong yang terdiri dari personil muda mudi.
Kemudian, membuat group sinandong yang lebih modern sehingga disukai oleh
bisa dipakai sebagai sarana revitalisasi senadung, tentu saja dengan dukungan
Pemda setempat.
Selain itu, ada satu model revitalisasi yang menurut peneliti efektif untuk
disisipkan. Dengan demikian sinandong ini tetap masih dikenal oleh masyarakat
Asahan dalam berbagai festival, tetapi juga harus menyentuh aspek bagaimana
mengemas kembali Sinandong Asahan tersebut dalam format yang lebih atraktif
sehingga layak untuk bersaing dengan berbagai budaya populer saat ini.
Dari sudut pandang kebudayaan, tradisi lisan sebagai salah satu unsur
(koentjaraningrat: 1991). Dalam perubahan ini sangat mungkin ada genre yasng
tidak mampu mengikuti perubahan itu lalu pudar dan punah. Akan tetapi ada
kesenian daerah itu, sebagai budaya bangsa harus dilestarikan, dipelihara, dan
diberi nuansa baru yang sesuai dengan kehidupan jamannya, dibawa ke pestival,
lisan tetap ada, dikenal oleh masyarakat, bahkan pada suasana dan era pariwisata
ini, sinandong dikenal oleh kalangan yang lebih luas. Demikianlah tradisi lisan
Satu fenomena yang harus diapresiasi adalah upaya seniman modern untuk
dengan musik modern lalu dibawakan kepada khalayak masa kini. Ini adalah salah
satu cara menghadapi tantangan yang datang terhadap sastra lisan. Kemasannya,
baik dalam bentuk kaset atau cd adalah masalah teknis. Masalah prinsipnya adalah
keberadaan sastra lisan, senantiasa memelihara, dan mencari khalayak sastra itu.
fungsinya yang lama dengan fungsinya yang baru. Contoh seperti kesenian
fungsi terapan lainnya seperti sebagai alat promosi suatu produk dan atau
kampanye suatu program atau tujuan lain dari suatu lembaga tertentu.
ujud, forum atau konteks yang bervariasi. Sebagai contoh adalah peristiwa
3. Reformasi, yaitu perubahan format atau bentuk penyajian kesenian dari yang
lama ke bentuknya yang baru, yang dianggap sesuai dengan kebutuhan, selera,
waktu dan tempatnya yang baru. Isi, makna dan massage/pesan yang ingin
Pemahaman tentang esensi dari suatu kesenian tetap menjadi hal yang sangat
Mereka perlu tahu apa yang mereka miliki sebagai bangsa yang memiliki
sejarah kebudayaan, sehingga jika menjadi wakil negara ini berhadapan dengan
wakil negara lain, ia dapat menjelaskan apa yang dimiliki dan apa yang datang
dari luar.
Jadi, untuk kebertahannya, ada upaya ataupun ruang dari dalam sinandong itu
sendiri untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman dan upaya dari
luar tradisi tersebut, misalnya upaca dari seniman modern di daerahnya, upaya
kebudayaan.
bergeser mengarah patronnya yang baru. Ketika ekonomi dan industri menjadi
patron baru dari kesenian, tak pelak kesenian juga akan berorientasi kesana.
6. Modifikasi, yaitu membuat atau meng-create lagi sesuatu yang (sama sekali)
baru. Kesenian atau informasi lama digunakan sebagai sumber, pijakan atau
titik tolak untuk penciptaan kesenian yang baru, baik dalam format maupun
dalam genre. Idiom ungkap kesenian baru juga sangat dipertimbangkan kalau
ini sering disebut sebagai karya yang dibuat base on atau inspired by sesuatu
yang dirujuk sebagai pijakan pembuatan karya seni yang baru. Versi baru (new
Kekinian juga dapat dilihat pada instrumen pengiring. Di sini, yang dimaksud
berkembang, tidak lagi sekedar lagu tradisional, tetapi sudah dimodifikasi atau
muda. Alasan yang sering dikemukakan adalah bahwa generasi muda kita
dengan cara yang sangat mudah. Selain itu, sesungguhnya pendidikan tidak
baik dalam dunia pendidikan. Hal ini sudah menjadi kegundaan nasional. Jadi,
sastra itu, artinya orang masih hidup di kampung pertama kesenian itu. Paling
tidak, secara historis pernah menikmati sastra itu. Sebagain besar mereka sudah
tua, sebagian yang lain orang muda.akan tetapi yang perlu diingat adalah ketika
bentuk yang lama atau yang asli hilang. Bentuk yang lama tetap ada
Kekinian dalam seandung dapat dipandang dari sudut yang lain atau dengan
cara yang lain, yaitu bahwa hal ini merupakan upaya untuk mempertahankan
sastra lisan, sastra yang tradisional, tradisinya orang kampung. Di pihak lain,
adalah realitas bahwa sekarang demikian banyak hiburan alternatif dan mudah
diakses di mana saja, disertai dengan berbagai artis dengan berbagai gaya. Hal
ini menjadi pedoman gaya (role model) dan mejadi identitas kemoderenan.
Langkah langkah yang disebut diatas merupakan sesuatu yang dapat dan
pemerintah, swasta, juga seniman baik praktisi maupun pencipta. satu hal yang
lebih penting, yaitu belum banyak pihak yang melakukan diagnosa penyebab
khasanah tradisi lisan. Dalam berbagai kegiatan pribadi maupun publik, tradisi
lisan sudah harus kembali ditampilkan, walaupun mungkin untuk tahap awal
memadai, tradisi lisan masih bisa berharap untuk eksis di tengah masyarakat.
Namun, karena kesibukan dan perubahan zaman, masyarakat menjadi abai dengan
warisan leluhur yang sesungguhnya memiliki begitu banyak ajaran moral dan
tuntunan kehidupan. Dekadensi moral seperti saat ini, salah satunya disebabkan
karena masyarakat sudah ‖kehilangan‖ nilai-nilai moral yang harus mereka anut.
Tradisi lisan dengan kearifan lokalnya dapat menjadi penawar dahaga di tengah
Pelestarian Tradisi
Sinandong:
1. Refungsionalisasi
2. Representasi
3. Reformasi
4. Reinterpretasi
5. Reorientasi
6. Modifikasi
Didong adalah ikon dari syair nelayan. Pada awanya syair ini digunakan
oleh para nelayan yang pergi ke laut untuk menangkap ikan. Mereka melagukan
syair ini untuk menghibur hati. Menurut mitos, didong ini adalah asal mula atau
nenek moyangnya sinandong. Menurut kisah, ada tiga orang nelayan yang sedang
yang tiada mengenal belas-kasihan terhadap sang nelayan yang hampir kehabisan
bekal. Dari kejauhan terdengar suara berisik, dahan kayu yang bergerak dipukul
angin dan suara air yang tak henti-hentinya berdebur di timba ruang perahu.
Dengan rasa kecut, mereka berpikir tidak akan sampai lagi ke laut. Kalaulah
memegang bagese (seruling yang dibuat yang dibuat dari bambu). Ia mulai
meniup bangsinya, menirukan suara angin dan suara gesekan kayu dari kejauhan.
terus saja menimba air yang hampir saja memenuhi sampan itu. Seorang lagi yang
duduk di buritan mulai putus asa karena kemudi sampan itu hampir-hampir tidak
dapat lagi dikendalikannya. Tiba-tiba angin kencang itu mulai reda dan berhenti
memuja angin meminta pertolongan. Lagu ini akhirnya dinamai lagu Didong
Ooooooooooiiiiiii oooooooooooooiiiiiiiiiiii
mengembangkan layarnya untuk kembali ke darat. Oleh sebab itu, lagu Didong
Ditinjau dari pemilihan kata yang terlihat dalam lirik didong di atas
dapat dilihat bahwa didong ini mengambil bentuk dari pantun yang bersajak abab.
Dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris berikutnya merupakan isi.
Jika diringkaskan maka sinandong ini alan terlihat seperti pantun berikut,
menjadi ciri khas dalam bahasa Melayu Tanjungbalai dan sekitarnya10. Di sini
jelas terlihat bahwa yang menciptakan syair ini adalah orang Melayu Tanjungbalai
dan sekitarnya. Begitu juga dengan kata anak bayo, intan payung, sayang, cek,
tuan merupakan kata sapaan dan penghormatan bagi orang yang disayangi atau
Tanjungbalai.
Kata-kata yang digunakan dalam didong ini, pada umumnya sama dengan
tersebut dilakukan secara hati-hati dan teliti. Kata yang dipilih mampu
nelayan, senangin, pantai, tanjung, laut, ikan, angin timur, angin selatan, angin
barat daya, mempunyai hubungan dengan kelautan yang ikon dari didong.
bergantung pada makna konotasi. Nilai kata konotasi justru lebih banyak memberi
efek bagi para penikmat. Namun, di dalam didong ini tidak ditemukan kata-kata
10
Termasuk etnis Melayu Batubara, Asahan, dan Labuhanbatu
persajakan.
1. Betolur Bertelur
paman
7. Supayo Supaya
9. Kaen Kain
didong menjadi konkret dan cermat. Dengan kata lain, melalui didong
cara digunakan penyair untuk membangkitkan daya bayang pendengar. Salah satu
Imajinasi disebut juga dengan daya bayang, daya fantasi, daya khayal,
tetapi bukanlah hayalan atau lamunan. Imajinasi tetap berpangkal dari kenyataan
melihat, mendengar, merasakan yang terdapat dalam didong. Salah satu usaha
kata-kata yang tepat dalam karya mereka. Kata-kata itu harus dapat memperkuat
tidaklah sama pada setiap orang dalam mengimajinasikan sesuatu. Dalam kaitan
Harus diakui bahwa angan itu tidak sama tepatnya dengan isi ujaran dalam
kata. Karena angan itu bersifat abstrak maka ia hanya dapat diketahui
wujud konkretnya oleh yang bersangkutan saja. Hanya dengan
melahirkannya dalam bentuk tanda –dalam hal ini bahasa- angan itu akan
dapat diketahui oleh orang lain, tetapi tanda itu sendiri tidak persis sama
dengan uyang ditandainya. Dekatnya hubungan antara sesuatu yang
melihat sendiri yang dikemukakan oleh penyair. Bait atau baris puisi itu seolah-
olah merupakan benda yang nampak dan bergerak-gerak. Pengimajian ini ditandai
dengan gambaran atas bayangan konkret yang dapat dihayati secara nyata. Dalam
mendengar bunyi angin berhembus dan orang bernyanyi. Ini dapat dilhat pada
Angin bertiup
angin melambai
melihat atau merasakan badan cape, lesu, loyo, senang, sakit, lapar, kecewa, dan
lain-lain. Hal ini dapat ditemukan dalam didong, yaitu seseorang yang merasa
tidak bermakna. Hal ini muncul karena permainan bunyi untuk memperindah
bentuk dan sebagai ciri khas dalam sinandong. Dalam didong ini ada beberapa
kata yang tidak mempunyai makna leksikal, melainkan hanya kata seru saja.
Beberapa kata itu adalah ooiii, nandung di nandung, didonglah didong, kunun,
diiringi oleh tari gubang. Didong ini mengandung makna bahwa pihak calon
pengantin pria akan datang ke rumah pihak calon pengantin wanita untuk
mereka dihadang di depan pintu. Biasanya pihak calon pengantin pria harus
menyediakan uang untuk membuka kunci pintu tersebut. Dalam adat istiadat
Melayu disebut sebagai hempang pintu. Setelah uang diserahkan oleh pihak calon
pengantin pria, barulah hempang pintu itu dilepas dan calon pengantin pria bisa
masuk ke dalam rumah calon pengantin wanita untuk berinai besar. Seperti yang
didong ini. Kata-kata ini ditujukan oleh si pesinandong untuk menghibur calon
sinandong dan diakhir tari gubang, para penari akan menginaikan kuku tangan
calon pengantin secara simbolis dengan meletakkan inai di kuku tangan kedua
diakukan setelah prosesi malam berinai besar selesai. Jadi, syair sinandong lebih
ditujukan kepada kedua calon pengantin agar mereka tidak jenuh dan mengantuk
dalam melaksanakan adat berinai besar. Hal ini dapat dilihat pada kutipan didong
berikut:
Melalui syair Sinandong Asahan, dapat dilihat citra masa lampau seperti,
orang yang sudah meninggal dunia, dan kampung halaman, seperti bagan berikut
ini,
cengcaru, bubur sagu, wajik dan kue putu yang termaktub dalam syair di atas,
dapat diduga bahwa sastra warna lokal tidak akan pernah kering dan akan tetap
menjadi model dalam penulisan karya sastra. Penulisan seperti ini, di satu pihak
yang selama ini dianggap sebagai marginal akan memperoleh perhatian. Di pihak
mengumpulkan data dan unsur estetikanya dapat dilakukan secara detail. Disinilah
diharapkan akan terjadi hubungan timbal-balik antara fakta dan fiksi, karya sastra
dengan ilmu pengetahuan, dan antara sastra dengan antropologi. Agama, berbagai
tidak berarti hilang sama sekali. Masa lampau masih tersimpan dalam gudang
ketaksadaran manusia, pada umumnya disebut sebagai memori. Memori ini akan
dialami. Masa lampau dapat timbul atau dengan sengaja dipanggil kembali.
akan datang.
cengcaru, ini merupakan kerinduan orang Melayu Tanjungbalai akan asal usul
nenek moyang mereka sebagai orang pelaut. Di samping itu pula, makanan ini
sudah mulai dilupakan orang Melayu. Dahulu, dalam jamuan pesta perkawinan,
selalu ada hidangan rendang kepah dan ikan bakar, tetapi sekarang sudah digeser
oleh ayam potong dan hidangan modern lainnya. Untuk mengingatkan kembali
Begitu juga dengan bubur sagu, wajik, dan kue putu. Bubur sagu terbuat
dari santan kelapa, gula, dan tepung sagu. Wajik terbuat dari santan kelapa, gula
merah, dan beras pulut atau ketan. Kue putu terbuat dari kelapa, gula, dan tepung
beras. Dari segi bahan, ketiga kue ini terbuat dari kelapa, sagu atau pohon rumbia,
pulut dan beras (padi). Pohon sagu atau rumbia jumlahnya sudah sangat sedikit,
areal persawahan untuk menanam pulut, padi, dan rumbia sebagian besar sudah
digantikan untuk menanam kelapa sawit. Begitu juga dengan kebun kelapa,
Dahulu, bubur sagu dijadikan hidangan untuk berbuka puasa dan kue putu
sebagai salah satu kue untuk lebaran. Sekarang, bubur sagu hampit tidak
ditemukan lagi, sedangkan kue putu dan wajik masih ada, tetapi jumlahnya
sudah jadi dibandingkan dengan membuat sendiri. Jadi, melalui syair di atas,
Makanan yang dibuat dengan tangan sendiri tidak harus diartikan sebagai
melalui struktur tubuh. Membuat makanan sendiri juga merupakan warisan yang
arketipe. Individu terdiri dari dua lapis ketaksadaran, yaitu ketaksadaran personal,
yang isinya diterima melalui pengalaman langsung dan kehidupan sehari-hari; dan
kelas, ras, dan ciri-ciri genetik lainnya. Indivudu mesti memiliki relevansi dengan
masa lampau. Oleh karena itulah, kompleks ide harus distrukturisasikan dan
khususnya yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan secara tidak langsung,
seperti cita-cita dan kehendak, kreasi dan imajinasi, khususnya perilaku yang
berkaitan dengan citra masa lampau. Dengan dasar warisan nenek moyang,
orang Melayu Tanjungbalai tidak melupakan asal-usulnya dari Malaka. Hal ini
membuat mereka berpikiran untuk mencari potensial usaha di tempat lain, dan ini
dibuktikan oleh sebagian besar warga Tanjungbalai hijrah ke luar daerah bahkan
ke luar pulau. Kini kebanyakan malah ke daerah di luar Indonesia karena memang
dekat dari desa mereka menyebrangi laut, seperti Malaysia. Keadaan ini semakin
Karena itu wajar juga jika generasi muda selanjutnya dengan kebutuhan
yang semakin beraneka, dan meninggalkan budaya mereka salah satunya melaut.
Tinggal orang-orang tua yang hampir renta, masih lanjut didorong semangat
sudah tradisi, melaut dengan sisa-sisa kekuatan yang ada. Memang masih ada satu
dua generasi muda yang terjun melaut seperti itu tetapi bisa dihitung dengan jari.
Bagi generasi muda yang tidak merantau ke kota, mereka mebuat usaha seperti
jasa transportasi, membuka warnet, ataupun para pengrajin dan tukang. Intinya
kebutuhan.
Asal usul memiliki kaitan dengan masa lalu atau masa lampau. Manfaat
bagi kehidupan masa kini, bahkan juga masa yang akan datang. Kehidupan masa
Secara jasmaniah manusia bertambah besar, tinggi, dan bera oleh karena
dunia. Manusia dianjurkan agar selalu mendoakan orang atau sanak saudara yang
semakin lupa, tetapi semakin ingat akan dirinya. Begitulah kekuatan ikatan batin
antara orang yang ditinggal mati oleh seseorang, apalagi seseorang itu teramat
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, di mana ada kehidupan di situ ada
karena cepat atau lambat hal itu akan terjadi. Meskipun telah jauh berpisah tetapi
jangan lupa pada yang ditinggalkan, begitulah maksud peribahasa ‗Jauh di mata di
Oleh karena itu hendaklah kita senantiasa berdoa untuk mereka yang telah
pergi. Minta agar Allah mengampuni segala dosanya. Walaupun sudah di dunia
yang berbeda, namun doa yang dikirim akan membantu mereka di alam kubur.
Orang yang sudah meninggal dunia sangat mengharapkan doa dari orang yang
masih hidup. Mereka tidak mempunyai kekuatan lagi kecuali doa. Oleh karena itu
menjadi ―orang‖. Ibarat kata pepatah: Tempat jatuh lagi di kenang apalagi
tempat bermain. Tidak mungkin dapat melupakan tempat tumpah darah, apalagi
tempat lain, tetapi kata orang ada waktunya kita akan menjadi ―belut pulang ke
dimiliki lebih baik atau sebaliknya lebih buruk dibandingkan dengan rumah di
perantauan. Misalnya, mudik atau tradisi pulang ke kampung halaman pada saat
hari raya lebaran. Cinta terhadap tanah air dalam pengertian yang lebih umum
adalah contoh kerinduan orang pada tempat kelahiran. Pemilihan para pemimpin
daerah yang berasal dari daerah setempat adalah contoh lain dalam rangka
97).
Jati diri orang Melayu dapat dilihat melalui teks sinandong. Adapun jati diri
tersebut adalah adat, sistem religi, sistem kekerabatan, sistem perkawinan, dan
zaman Kesultanan Melayu Melaka telah memulakan babak sejarah yang amat
penting dan signifikan dalam membentuk ―identiti dan jati diri‖ Melayu yang
ini. Kehadiran Islam ke Nusantara menjadi titik-tolak sejarah besar dan bermakna
sekarang.
penerapan ajaran Islam yang dinamik dan progresif ini, kepulauan Melayu telah
mengalami revolusi dalaman yang secara drastik telah mengubah identitas dan jati
tahyul dan mitos, lantas membimbingnya ke dunia nyata dan rasional. Islam
dikatakan lebih mementingkan upacara dan kesenian (estetika) itu tidak membawa
kalangan orang Melayu seperti adat persandingan, istiadat perajaan dan amalan
―Faham Tauhid‖ atau faham Keesaan Tuhan yang menjadi asas utama
ajaran Islam telah diterima baik oleh orang Melayu. Sesuai dengan sifat ajaran
Islam yang bertepatan dengan fitrah kejadian manusia, Islam telah menjadi pilihan
orang Melayu sebagai ―the way of life‖ atau cara hidup yang mengubah cara
hidup lama zaman animisme dan Hindu-Buddha. Pada hakikatnya, Islamlah yang
menjadi penafsir kebangkitan orang Melayu dalam segala aspek kehidupan. Islam
telah memperkenalkan dunia Melayu kepada budaya ilmu dan pemikiran rasional
yang menolak faham tahyul dan mitos. Islam jugalah yang memperkenalkan dunia
Melayu kepada dunia luar, baik Timur maupun Barat, sehingga memungkinkan
oleh Syed Naquib dalam bukunya Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan
Melayu:
mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa antarabangsa pada zaman itu. Bahasa
Islam (iaitu bahasa Arab) telah menyerap masuk ke dalam bahasa Melayu,
sabat, taat dan lebih separuh daripada perkataan bukan benda diambil secara
langsung daripada bahasa Arab (sila rujuk Kamus Dewan, rujuk asal kata daripada
kata ―raja adil raja disembah (ditaati), raja zalim raja disanggah‖, ―syura‖,
―amanah‖, ―hak dan batil‖, ―halal-haram‖, ―aurat‖ dan lain-lain lagi. Prinsip-
prinsip akhlak inilah yang membentuk identiti dan jati diri bangsa Melayu.
dari Malaka dan Tanjungbalai merupakan Kerajaan Melayu dan adatnya bermula
dari istana, seperti disebutkan Tonel (1920) dalam bagian lain seperti berikut:
Adat Melayu dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu adat sebenar adat, adat yang
Yang dimaksud dengan ―adat sebenar adat‖ adalah prinsip adat Melayu
hukum syarak tidak boleh dipakai lagi dan hukum syaraklah yang
dengan ajaran Islam. Dasar adat Melayu menghendaki sunah Nabi dan Al
Quran sebagai sandarannya. Prinsip itu tidak dapat diubah, tidak dapat
―Adat yang diadatkan‖ adalah adat yang dibuat oleh penguasa pada suatu
kurun waktu dan adat itu terus berlaku selama tidak diubah oleh penguasa
pandangan pihak penguasa, seperti kata pepatah ―Sekali air bah, sekali
tepian beralih‖.
Selanjutnya para penguasa (raja) mengatur hak dan kewajiban para kawula
menurut tingkat sosial mereka. Hak-hak istimewa raja dan para pembesar
diatur dan diwujudkan dalam bentuk rumah, bentuk dan warna pakaian,
dari raja dan anak raja-raja, orang baik-baik, dan orang kebanyakan.
Stratifikasi sosial dalam masyarakat Melayu itu telah menciptakan hak dan
berikut:
Pasal menyatakan, adat Raja-raja Melayu yang tidak boleh dipakai oleh
orang luar yaitu, rumah yang bersayap layang atau jamban dan pagar
yang tengahnya berpintu sama; geta yang bersulur bayung lima, tilam
berulas kuning, dan memakai bantal yang bersibar kuning; tikar berhuma
kuning dan baju pandakpun, yaitu baju lepas kuning; tilam pandak dan
tudung hidangan kuning; sapu tangan tuala kuning; memakai kain yang
dan tidak boleh berhasut pada majelis balai raja; tiada boleh membuang
hadapan raja; tiada boleh melintangkan keris ketika menghadap raja; tidak
boleh memakai hulu keris panjang yang tutupnya berkunam; tidak boleh
menyangkutkan kain, baju, atau sapu tangan di atas bahu di hadapan raja;
tatkala duduk pada majelis, jangan menentang kepada raja; jika raja
duduk undur pada tempat kita sambil memberi hormat. Baru kita minum
dengan laku yang sederhana. Jika menerima pakaian dari baginda sendiri
majelis baginda, serta memberi hormat kepada raja. Jika tidak kita pakai
pun boleh, akan tetapi menurut Melayu disebut kurang adab (Sujiman,
1983).
bahwa adat ini merupakan adat yang paling banyak ragamnya, sesuai
temurun. Oleh karena itu, ―adat yang teradat‖ ini pun dapat berubah sesuai
disebutkan:
Pelanggaran terhadap adat ini sanksinya tidak seberat kedua tingkat adat
melanggar hanya ditegur atau dinasihati oleh pemangku adat atau orang-
dianggap sebagai orang yang kurang adab atau tidak tahu adat. Ketentuan
dalam ungkapan yang disebut ―pepatah adat‖ atau ―undang adat‖. Apabila
―ungkapan adat‖ yang disebut ―bilang undang‖. Hal ini dijelaskan dalam
ungkapan berikut:
dikenal sebagai hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-
undang, ungkapan, atau pepatah-petitih, seperti dalam syair Dadong di bawah ini,
garis keturunan bilateral, yaitu garis keturunan dari pihak ayah maupun ibu.
Namun, dengan masuknya agama Islam dalam kehidupan etnik Melayu yang
keturunan patrilineal, yaitu berdasar kan garis keturunan ayah. Pembagian harta
pusaka berdasarkan kepada hokum Islam (syara`) yang mengatur pembagian yang
adil.
secara vertikal yang dimulai dari urutan tertua sampai yang termuda, adalah : (1)
nini, (2) datu, (3) unyang (moyang), (4) atok (datuk), (5) ayah (bapak), (6) anak,
(7) cucu, (8) cicit, (9) piut. Urutan anak secara vertikal adalah (1) ulung
(iyung/ayung), (2) ongah, (3) alang, (4) uteh, (5) andak, (6) uda, (7) ucu.
Sedangkan sistem kekerabatan secara horizontal adalah (1) saudara satu ibu dan
satu ayah (ayah tiri), (2) saudara sekandung yaitu saudara seibu atau lain ayah, (3)
saudara seayah yaitu saudara satu ayah lain ibu (ibu tiri), (4) saudara sewali yaitu
perempuan ayah).
Sapaan dan istilah kekerabatan adalah sebagai berikut : (1) ayah, (2) omak,
(3) abang (abah), (4) akak (kakak), (5) uwak (saudara ayah atau ibu yang paling
tua umurnya), (6) uda (saudara ayah atau ibu yang paling muda umurnya), (7)
uwak ulung (saudara ayah atau saudara ibu yang pertama baik laki-laki maupun
perempuan), (8) uwak ongah (uwak tengah, saudara ayah atau saudara ibu yang
kedua baik laki-laki maupun perempuan), (9) uwak alang (saudara ayah atau
saudara ibu yang ketiga baik laki-laki maupun perempuan), (10) uwak utih
(saudara ayah atau saudara ibu yang keempat baik laki-laki maupun perempuan),
(11) uwak andak (saudara ayah atau saudara ibu yang kelima baik laki-laki
maupun perempuan), (12) uwak uda (saudara ayah atau saudara ibu yang keenam
baik laki-laki maupun perempuan), (13) uwak ucu (saudara ayah atau saudara ibu
orang yang tua adalah satu nilai yang jelaskan sekali berlaku. Nilai ini berkaitan
dengan pemahaman masyarakat Melayu Tanjungbalai bahwa orang yang lebih tua
tidak memberi syafaat kepada umat yang tidak menghormati orang yang tua dan
menyayangi orang yang orang muda. Menghormati dan mendengar nasihat orang
mereka. Apa yang penting ialah kerjasama antara orang muda dengan orang tua
rendah kepada orang lain. Orang Melayu Tanjungbalai saling menghormati orang
lain dan bersikap rendah diri, memberi penghormatan terlebih dahulu kepada
orang lain. Orang yang tidak membalas penghormatan yang diberi akan dipandang
rendah.
dimuliakan dan dilayani dengan sebaik mungkin, malah tuan rumah disunahkan
berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri demi menjaga dan menghormati
tamu. Oleh yang demikian, tamu senantiasa dipandang baik oleh orang Melayu
kata, Mak ulung, Mak alang dan Mak ongah dalam ―Sinandong Hiburan‖.
berbagai jenis makanan tradisional kepada tamunya yang bernama Mak Ijah.
Orang Melayu Tanjungbalai terkenal dengan ramah-tama. Jika ada orang yang
datang bertamu, mereka tidak akan menelantarkan tamu tersebut. Orang Melayu
tersebut akan diajak bercerita, sambil disuguhkan mulai dari makanan ringan (kue
dan teh manis), sampai kepada makanan berat (nasi dan lauk-pauknya). Suatu
belum diberi makan, maka tamu tersebut tidak diperbolehkan pulang. Jika
hidangan yang disediakan tidak dimakan oleh tamunya, maka tuan rumahnya akan
tidak tahu sopan santun. Hal ini dapat dilihat pada kutipan syair berikut,
yang sangat penting. Ketiga-tiga perkara tersebut ialah amalan dan kepercayaan
masyarakat Melayu, magis Melayu dan Islam sebagai agama anutan resmi
masyarakat tersebut.
tertentu bagi menangani kuasa ghaib tersebut. Dalam hal ini, amalan meminta
Selain itu juga terdapat beberapa upacara lain yang secara khusus
masyarakat melayu akan melalui upacara permandian yang dilakukan pada hari
rabu yang terakhir dalam bulan safar. Upacara tersebut dianggap sebagai upacara
menolak bala‘.
Antara amalan lain yang dilakukan ialah dalam kepercayaan orang melayu
para ulama yang diyakini memiliki kelebihan yang luar biasa. Tempat-tempat
makan tersebut dijadikan tempat pemujaan dan juga sebagai tempat persembahan
pembayaran nadzar.
sering ditemui dalam berbagai budaya, Dalam rangka kepercayaan dan Magis
masyarakat Melayu, perkara yang sentral dalam mendekati konsep tersebut adalah
dianggap sesuai untuk mempelajarinya. Selain itu mempelajari ilmu pengasih juga
percaya bahwa islam adalah agama yang suci dan benar, atas dasar itu kesucian
haruslah di pelihara.
Adapun kebudayaan yang diperbaiki dan disempurnakan antara lain ilmu bahasa,
kebudayaan yang masih bisa diperbaiki. Dengan demikian islam bertindak lebih
muslimin, selain dari pada pengunaannya dalam konteks pemakanan, konsep halal
dan haram turut mencakupi budaya, adat dan gaya hidup manusia. Sebagai contoh
Kepercayaan kepada Allah SWt turut berarti bahwa orang melayu percaya akan
Arab gundul, huruf Jawi pada karya tulis Melayu yang tersebar ke seluruh dunia.
kesastraan nampak pada karya-karya yang diciptakan oleh cendikiawan riau raja
Ali Haji seperti gurindam dua belas yang ditulis dipulau penyengat pada 23 rajab
1263 H, Bustn Al Katibin pada tahun sembilan belas lima tujuh, tsamarak Al
Muhimmah, kitab pengetahuan bahasa, silsilah melayu dan bugis sekalian raja-
beradat istiadat Melayu dan agama Islam. Dengan demikian orang yang mengaku
Islam. Penerapan ajaran agama Islam dapat dilihat pada petikan Sinandong
Mengonang Naseb yang menekankan kepada perintah sholat dan puasa berikut,
Ooooooooooooooiiiiiiiiiiiii ooooooooooooooiiiiiiiiiiiiii
Kayulah arang kunun ooooooooooooooiiiiiiiiiiii
Oooooooooiiiiiiiiiiiiii dilindung bulaaaaaaan
Dilindung buuuuuuulaaan
Patah dahannyo diguncanglah ombaaaaaaaaaaaaaak
Ooooooooooooiiiiiiiiiiiiiii oooooooooooooooiiiiiiiiiii
Setiap tahuuuuuuuuuuuuuuuuuunnnnn
Hai setiap tahuuuuuuuuuun sudaroku ooooooooiiiiii
Ooooooooooooiiiiiiiii nabi berpooooooooosan
Oooooooooooooiiiiiiii oooooooooooooiiiiiiiiiiii
Hai menyuruh sholat baya sudaoku..........
Dengan puaaaaaaaaaaaaaaasooo.
Hai............. menyuruhlah sho...........lat baya
Dengan pua............so oi
Sinandung ooooooooooooiiiiiiiiii
Melayu lainnya yang berbeda hanya sebahagian kecil saja. Hampir semua
Melayu yang menggunakan pelafalan huruf "R" yang tidah jelas, yaitu seperti
lafaz huruf "("غgh) jika berada di tengah kata. Tetapi jika berada di akhir kata,
bunyi ―R‖ dihilangkan. Contoh yang terdapat di tengah kata: doghas = deras, dan
dongo = dengar.
Bunyi ―a‖ diakhir kata berubah menjadi bunyi ―o‖, misalnya ―dimana‖
betis=botes, keris=koghes.
hanya satu malam. Tujuannya untuk memberitahu tetangga bahwa sang pengantin
sudah ada yang memiliki dan sudah siap untuk menikah, sekalian berpamitan
dengan orang tuanya, sebab pengantin wanita akan meninggalkan rumah dan akan
Prosesi malam berinai di Tanjungbalai pada jaman dahulu, terdiri atas tiga
tahap, yaitu berinai curi, berinai kecil dan berinai besar. Berinai curi dilakukan
oleh teman dari pengantin wanita, sedangkan berinai kecil dan berinai besar sudah
dilakukan tiga hari sebelum pembacaan akad pernikahan. Di malam hari saat
sudah ditumbuk halus pada kedua tangan dan kaki. Ketika si pengantin wanita
bangun esok paginya, ia akan terkejut melihat tangan dan kakinya sudah berwarna
merah kecoklatan. Oleh karena dilakukan pada saat pengantin wanita tertidur,
Tahap berikutnya adalah inai kecil dan besar. Inai kecil dilakukan dua hari
Sedangkan, inai besar dilakukan pada malam sebelum akad pernikahan pengantin,
pernikahan, lalu didudukan di pelaminan. Pada inai besar semua kerabat, teman-
calon pengantin sudah melaksanakan akad nikah, jika belum melaksanakan akad
(pengantin laki-laki dan perempuan terpisah), dan ada pula kedua mempelai
bahwa kedua pengantin belum melakukan mahar batin dan akan melaksanakan
tebus kipas. Sedangkan tepuk tepung tawar duduk berdua dapat dilakukan dengan
malam berinai besar ini. Pertama, acara malam berinai besar dilaksanakan hanya
untuk calon pengantin wanita saja. Upacara ini dilakukan sebelum akad nikah
Kemudian pengantin wanita diinai di dalam kamar oleh teman-temannya atau oleh
seseorang yang pandai mengukir inai, agar inainya lebih cantik dan menawan. Di
luar rumah, hiburan tetap berlanjut dengan kasidah dan sinandong. Menurut
lagi di Tanjungbalai.
pengantin, maka malam berinai dilakukan setelah akad nikah. Jadi, pada malam
acara malam berinai besar. Selepas akad nikah, kedua pengantin berjalan menuju
barzanzi dan marhaban. Setelah itu dipersembahkan tari Gobang yang diiringi
mencoletkan inai di kuku kedua pengantin secara simbolis. Setelah itu pengantin
wanita masuk ke rumah dan inai oleh teman-temannya atau orang yang ahli dalam
seni berinai. Sedangkan pengantin pria kembali ke rumahnya dan inai oleh kerabat
kasidah dan sinandong sampai tengah malam. Bentuk yang kedua inilah sekarang
terkikis dari keasliannya. Malam berinai yang sejatinya dilaksanakan selama tiga
malam berturut dipersingkat menjadi hanya satu malam saja. Banyaknya waktu
melaksanakan malam berinai lebih singkat dan cepat. Sehingga pada malam
berinai ini, bukan hanya berinai yang dilaksanakan, namun pada malam ini juga
biar lambat asal selamat, akan tetapi sekarang masyarakat Melayu Tanjungbalai
sudah banyak yang beranggapan boleh cepat asalkan tepat sasaran dan tujuan
tersebut, sehingga upacara malam berinai tidak dilakukan lagi. Dengan kata lain,
pertanda seorang gadis telah memiliki suami guna menghindarkan dari fitnah.
Prosesi dari malam berinai memiliki makna filosofis tersendiri. Tradisi upacara
malam berinai sendiri telah ada sejak masyarakat Melayu memiliki kepercayaan
yang dianut semasa itu, animisme yaitu percaya pada roh-roh nenek moyang.
membangun rumah tangga yang baik. Warna merah pada inai diartikan sebagai
kekuatan yang memberikan keberanian. Inai yang diusapkan pada kedua tangan
dan kaki dipercaya menjadi sumber utama mobilitas dan kekuatan manusia.
dengan tradisi budaya melayu, namun dengan nama yang berbeda. Di Aceh
Walaupun beragam namanya, namun makna dan tujuannya tetap sama. Sebab
10.1 Simpulan
Dari paparan datan yang telah diuraikan pada bab terdahuliu, maka
ini berlangsung sampai tengah malam. Tradisi upacara malam berinai ini
tidak terlepas dari teks, konteks, dan ko-teks. Teks dalam tradisi ini
peneliti fokuskan pada teks Sinandong Didong yang diiringi oleh tari
situasi, dan idiologi. Analisis ko-teks tradisi ini meliputi gerak dan
Kearifan lokal dipergunakan oleh nenek moyang bangsa ini sebagai sistem
bahwa tradisi malam berinai ini merupakan budaya adat Melayu. Yang
tradisi malam berinai ini bisa dirangkaikan dengan akad nikah, jadi
susunan acaranya akad nikah terlebih dahulu, baru setelah itu berinai.
menyajikan kembali, baik dalam frekuensi maupun dalam ujud, forum atau
penyajian kesenian dari yang lama ke bentuknya yang baru, yang dianggap
sinandong ini mengingatkan manusia akan masa lalu atau masa lampau.
Melalui syair sinandong hiburan ini dapat dilihat citra arketipe antara lain,
10.2 Saran
bersinandong ini hanya dipakai oleh sebagian kecil masyarakt Melayu pada
pesta kerang serta mengayunkan anak. Oleh karena itu, sinandong ini perlu
saat sekarang ini fungsi dan kedudukan sinandong sudah bergeser. Dahulu
sinandong digunakan dalam setiap ritual upacara adat, tetapi sekarang tidak lagi.
Sinandong hanya tidak lebih sebagai hiburan belaka. Padahal, lebih dari itu,
lain yang ada di Sumareta Utara. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan
sinandong ini.
acara adat dan pesta perkawinan, mengayunkan anak, dan sunat rasul. Melalui
group sinandong pendidikan karakter anak dapat ditanamkan. Hal yang paling
penting lainnya adalah dalam upaya pelestarian budaya. Kalau tidak kita, siapa
Umur : 69 tahun
Pekerjaan : bertani
Umur : 64 tahun
Pekerjaan : pesinandong
3. Nama : Fauzi
Umur : 53 tahun
Alamat : Jl. Malaka Kel. Pantai Johor, Kec. Datuk Bandar Kodya
Tanjungbalai
Umur : 51 tahun
Alamat : Jl. Malaka Kel. Pantai Johor, Kec. Datuk Bandar Kodya
Tanjungbalai
5. Nama : M. Zainul
Umur : 61 tahun
Umur : 69 tahun
Pekerjaan : bertani
Umur : 48 tahun
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
9. Nama : Jefri
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Umur : 67 Tahun
Tidolah-tidohlah sayang....
Tidolah nak tidolah sayang tidolah-tido,
Picengkan mato tak lamo lagi ayahmu balek nak
Jangan rusak nak, jangan binaso
Jangan dibogi semacam penyaket....
Tidolah-tido...lah sayang....
Tidolah...tido...tidolah...sayang...
Tidolah-tidolah sayang...
(2)
Dadonglah dadong....dadong........dadong......
Dadong...........dadong............dadong....didadong.......
Dadong dadong...........nak dadong didadong ala sayang.........
Dadonglah dadong....dadong.......didadong......
Dadong...........dadong...........nak dadong didadong.......
Dadong dadong..........dadong didadong ........
Didadong dadong dadong nak dadong didadong.......
Dadong dadong....dadong........didadong......
Dadong...........dadong.....nak.......dadong....didadong.......
Dadong dadong...........dadong..... didadonglah sayang........
Dadong dadong....dadong........didadong......
Dadong dadong....dadong........didadong......
Dadong dadong...........didadong......
Timang si lado-lado,
Lado menggulai bolut...
Asyek bak betimang
Kerojo pun begulut...
(1)
Didonglah di didong didonglah didong oooooooooi....
Ooooooooiiiiii........................
Didonglah didong..... didonglah kunun sayang.........
Ooooooiiiii didonglah didong sayang..............
Betolurlah kau senangin.........
Betolurlak kau senangin..........betolurlah
Betolurlah kunun............. sepanjang pante.... baya..............
Berombuslah kau angin....................
Berombuslah kau angin..................berombus...........
Supayo copat kamilah sampe...............
(2)
Didong.............didong.........
lah didong........didong lah.........
didong oooooooiiiiiiii didonglah didong.................
didong didonglah...........didong..............
ala didong ooooooooooooiiiiiiiiiii oooooooiiiii
didong di didong di didong oiiiiiii
betolu jugo kau senangin............
amboiiiiiiiiiiiii ........ooooooooooooooooiiiiiiiiiiii
betolu kunun sepanjang pantai.........oooooooooiiiiiiiiii
berombuslah kau angin......................sepanjang pantai.............
ooooiiiiiiiii.... barombuslah kau angin.............
sepanjang pantai................
supayo lokas kami nan sampai............oooooooooooiiiiiiii
ooooooooooooiiii.... oooooooooiiiiiiii
barombuslah angin.......
barombus kunun......angin barombus.......
supayolah kami supatolah kami
lokaslah sam..............pai.................
(3)
Oooooooooooiiiiiiiiiiiii nandong di nandong
Inilah ooooooooiiiiiii senandong Asahan
Ooooooooooooooiiiiiiiiiiiii ooooooooooooooiiiiiiiiiiiiii
Kayulah arang kunun ooooooooooooooiiiiiiiiiiii
Oooooooooiiiiiiiiiiiiii dilindung bulaaaaaaan
Dilindung buuuuuuulaaan
Patah dahannyo diguncanglah ombaaaaaaaaaaaaaak
Ooooooooooooiiiiiiiiiiiiiii oooooooooooooooiiiiiiiiiii
Setiap tahuuuuuuuuuuuuuuuuuunnnnn
Hai setiap tahuuuuuuuuuun sudaroku ooooooooiiiiii
Ooooooooooooiiiiiiiii nabi berpooooooooosan
Oooooooooooooiiiiiiii oooooooooooooiiiiiiiiiiii
Hai menyuruh sholat baya sudaoku..........
Dengan puaaaaaaaaaaaaaaasooo.
Hai............. menyuruhlah sho...........lat baya
Dengan pua............so
Sinandung ooooooooooooiiiiiiiiii
(2)
Hoi........ i...........iiiiiiiiiiiii....
Menumbuk kunun jang di losung batu
Oi...ii.......di losung baaaaatuuuu....oi........
Noseb...............malang...............
Antan dibuat jang batang gelenggang................
iiiiiiiiiiiii..............oi...........naseb ............malang
hoi............saketlah sungguh....................
dagang piatu daaaaagaaaaaaang piaaaaaaatu......tuan
oi...........iiiiiiiiii.....lah nadong
oi...........oh...........oh........kaenlah basah koreng..............
di pinggang......ala sinadong
hoi......ii....koreng di...........pinggang
(1)
Ondakla gugur jang gugur kau nangko
Jangan ditimpok si ranting paoh
Ondakla tidur anak oi tidur kau manjo
Jangan dikonang nak oi orang nan jaoh
(2)
Iyolah molek iyolah sayang
Iyolah molek yo molek iyolah sayang
Berbuat baek lah baek orang pun sayang
Berbuat baek lah baek orang pun sayang
(2)
Kayoh mak ijah kayoh, kayoh la laju-laju
Singgah mak ijah singgah makan la bubur sagu
Makan mak ijah makan sodap apo laoknyo
Adolah rondang kopah sombam ikan cengcaru