Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH SKRIPSI

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Disusun oleh:
Alfi Lizan Hassan (11231110000087)
Kelas: SOSIOLOGI 1 A

Penulis Skripsi:
Henggar Buwana Rameksa (11161110000052)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Drs. Haryanto M.Si

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan karunia
Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Taman
Kota sebagai Ruang Rekreasi (Studi Kasus di Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat)
ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial ( S.Sos ).
Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada Khalifah umat manusia Rasulullah
SAW. Yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Bapak Haryanto,M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya mengharapkan kritik yang membangun dari para pembaca agar penelitian saya di
masa depan menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam
penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan semoga penelitian di dalam
skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 13 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........….......................................................….....................….i


DAFTAR ISI..................................................................................................….......….ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................…………1
A. Pernyataan Masalah.........................................................................…….......…1
B. Pertanyaan Penelitian......................................................................…..…..........1
C. Tujuan Penelitian............................................................................…………....1
D. Manfaat Penelitian............................................................…..................………2
E. Tinjauan Pustaka.........................................................……..…......................…2
F. Kerangka Teoritis...........................................................………….....................2
G. Metodologi Penelitian.........................................................………....................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................…………......4
A. Analisis Taman Kota sebagai Ruang Rekreasi............................……..…........4
B. Alasan Masyarakat Memilih Taman Suropati sebagai Sarana Rekreasi………4
C. Daya tarik yang dimiliki oleh Taman Suropati yang Menjadikannya Potensi
Wisata baru.................................................................................………………….5
D. Makna Taman Suropati sebagai Sarana Ruang Rekreasi di Perkotaan………..7
BAB III PENUTUP......................……………….................................................…....9
A. Kesimpulan...............………...................….......................................................9
B. Saran.................…….....................................................................................….9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................…......10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah
Taman kota difungsikan sebagai ruang terbuka hijau yang memiliki nilai fungsi
sebagai penambah keindahan suatu kota dan juga sebagai tempat rekreasi bagi
masyarakat. Selain memiliki berbagai macam tanaman di dalamnya, taman kota juga
biasanya dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang lainnya, seperti toilet,
tempat ibadah, tempat parkir, dan sebagainya. Selain adanya fasilitas penunjang yang
baik, kebanyakan taman kota memiliki akses yang mudah, baik menggunakan
kendaraan pribadi, kendaraan umum, bersepeda, bahkan jalan kaki. Analisis seputar
bagaimana hubungan antara keberadaan dan fasilitas taman kota dengan alasan
mengapa masyarakat perkotaan di sekitar taman tersebut mau untuk berkunjung ke
taman perlu dilakukan guna mendeskripsikan bagaimana relasi dari keberadaan taman
kota tersebut bagi kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya, sehingga ke depannya
diharapkan bahwa keberadaan taman kota akan semakin diperbanyak guna
meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang ada di sekitarnya. Pada penelitian ini,
objek yang dikaji adalah Taman Suropati yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta
Pusat. Taman Suropati dipilih sebagai objek penelitian karena belum terdapat
penelitian yang membahas tentang taman ini.

B. Pertanyaan Penelitian
1. Mengapa masyarakat memilih Taman Suropati sebagai sarana rekreasi d i
w ila ya h me nt eng, Jakart a P usat ?
2. Mengapa Taman Suropati bisa menjadi potensi wisata baru di Jakarta?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa Taman Suropati bisa
menjadi tempat idola bagi masyarakat di sekitarnya dan bagaimana peranan Taman
Suropati bagi kehidupan sosial masyarakat .

1
D. Manfaat Penelitian
Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya guna meningkatkan ilmu pengetahuan seputar sosiologi
perkotaan, utamanya dalam hal studi seputar taman kota. Secara praktis, penelitian ini
diharapkan mampu dijadikan sebagai sebuah wadah untuk evaluasi dan juga saran
bagi pemerintah kota setempat untuk meningkatkan fungsi taman kota seoptimal
mungkin sebagai ruang rekreasi dan juga kegiatan sosial masyarakat.

E. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama yang dijadikan referensi adalah skripsi yang ditulis oleh Eva
Etiningsih (2016) berjudul Fungsi Taman Kota sebagai Ruang Publik (Studi Kasus di
Taman Merdeka Kota Metro). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis. Penelitian kedua yang dijadikan referensi adalah jurnal
yang ditulis oleh Bramantya Wahyu Jatmiko berjudul Kajian Fungsi Sosial terhadap
Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang.

F. Kerangka Teoritis
1. Teori Waktu Luang (leisure)
2. Teori Motivasi

G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berusaha menjelaskan taman kota yang berperan sebagai ruang
rekreasi hingga menjadikan taman kota ini mempunyai daya tarik bahkan dianggap
menjadi potensi wisata baru di perkotaan oleh masyarakat. Menurut Saryono (2010)
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif karena memiliki
kelebihan yang sesuai dengan apa yang akan diteliti di lapangan. Penelitian kualitatif
memiliki keunggulan, yaitu dapat menggali data lebih mendalam dan juga spesifik
dari setiap apa pun yang terjadi di lapangan.

2
2. Lokasi Penelitian
Taman Suropati terletak di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Taman ini terletak
depan gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS ).

3. Teknik Pengumpulan Data


Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti atau
lembaga tertentu secara langsung dari sumbernya, kemudian dicatat dan diamati untuk
pertama kalinya dan hasilnya digunakan langsung oleh peneliti atau lembaga itu
sendiri untuk memecahkan persoalan yang akan dicari jawabannya (Agung, 2012).
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang lain atau
lembaga tertentu, atau data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-
bentuk seperti tabel, grafik diagram, gambar, dan lainnya, sehingga lebih informatif
oleh pihak lain (Agung, 2012 ).

4. Penentuan Informan
Proses penentuan informan di dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara di dalam metode ini peneliti mendapatkan informasi untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab yang dilakukan melalui wawancara.

5. Teknik Pengolahan Data


Pengelolaan data yang dimaksud adalah proses mencari dan menyusun data yang
akan diperoleh peneliti dari informan yang pernah berkunjung ke Taman Suropati,
kemudian data tersebut dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif. Tahap analisis
data ada tiga langkah, yaitu reducing, displaying, dan conclusing (Miles & Huberman,
1992).

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Taman Kota sebagai Ruang Rekreasi


Rekreasi merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh setiap manusia, terlebih
ketika mereka merasa suntuk akibat rutinitas sehari-hari yang padat dan berat
keberadaan Taman Suropati bisa menimbulkan identitas sosial seseorang yang
terbentuk melalui rekreasi yang dilakukan oleh seseorang ke taman tersebut. Kegiatan
rekreasi ke taman kota, salah satunya adalah Taman Suropati, bisa menjadi tren baru
yang kemudian juga menimbulkan adanya identitas sosial baru. Merujuk pada uraian
di atas, jika dikaitkan dengan apa yang terjadi di taman kota dan dengan adanya laju
pertumbuhan penduduk di mana hal ini berpengaruh kepada tingkat stres masyarakat
dengan kehidupan kota yang cepat dan juga sibuk, orang-orang kemudian
membutuhkan ruang baru untuk menenangkan diri dan juga sebagai sarana untuk
mengekspresikan diri melalui kesenangan mereka. Hal ini kemudian menjadikan
taman kota sebagai sarana atau ruang untuk rekreasi. Tren rekreasi ke taman kota pun
cenderung didominasi oleh usia produktif muda. Tren ini dirasa relevan dengan
tingkat ketegangan, stres, dan rasa untuk mengekspresikan diri di kalangan usia
muda yang memang dialami oleh usia tersebut. Kalangan usia muda memiliki
kecenderungan untuk ingin mengekspresikan diri, bergaul dengan banyak orang, dan
melakukan aktivitas- aktivitas lain yang bersifat menenangkan dan menyenangkan
diri. Hal ini dipengaruhi oleh adanya rutinitas yang padat, seperti bersekolah,
berkuliah, hingga bekerja, di mana aktivitas tersebut cukup menguras tenaga dan
pikiran, sehingga kalangan usia muda membutuhkan sarana untuk menyegarkan
pikiran.

B. Alasan Masyarakat Memilih Taman Kota sebagai Sarana Rekreasi


Memanfaatkan waktu luang dengan rekreasi di taman mampu menciptakan
harapan untuk mendapatkan ketenangan dan kepuasan diri sendiri. Waktu luang juga
memiliki arti yang positif, seperti mengikuti keinginan sendiri, baik untuk beristirahat,
menghibur diri, sendiri, menambah pengetahuan ataupun mengembangkan
keterampilan, serta meningkatkan kontribusi dalam bermasyarakat (Januarius Anggoa,
2011). Hal ini menjadikan teori waktu luang relevan dengan sesuatu yang terjadi di

4
Taman Suropati.Implementasi yang dapat dilihat dari pengembangan keterampilan
dapat dilihat dengan adanya komunitas keterampilan, seperti pelatihan biola. Dengan
memainkan biola, masyarakat memiliki waktu luang yang positif dan memiliki nilai
lebih karena mereka mampu mengembangkan keterampilan diri. Berikut ini adalah
hal yang ada di lapangan dan juga didukung dengan hasil wawancara sebagai penguat
dari teori di atas sekaligus sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian. Kegiatan
rekreasi yang bisa didapati oleh pengunjung dalam penelitian ini diartikan sebagai
masyarakat yang berkunjung menggunakan aktivitas ini sebagai kegiatan wisata yang
bertujuan untuk menghilangkan ketegangan dan melakukan kontak sosial dalam
suasana yang santai. Rekreasi menjadi kegiatan yang cukup penting karena kegiatan
ini menyehatkan tubuh, baik dari aspek sosial, fisik, dan mental namun rekreasi bukan
merupakan hal yang utama karena minimnya waktu luang. Hal ini sesuai dengan teori
waktu luang karena waktu luang memang bukanlah hal yang utama, tetapi tetap
memiliki makna. Kegiatan rekreasi penting dilakukan untuk memperbaiki suasana
mood karena waktu luang dimengerti sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan
dan sikap (Januarius Anggoa, 2011).

Waktu luang juga memiliki arti yang positif, seperti mengikuti keinginan sendiri,
baik untuk beristirahat, menghibur diri, sendiri, menambah pengetahuan ataupun
mengembangkan keterampilan, serta meningkatkan kontribusi dalam bermasyarakat
(Januarius Anggoa, 2011). Hal ini menjadikan teori waktu luang relevan dengan
sesuatu yang terjadi di Taman Suropati. Implementasi dari aktivitas positif, misalnya
saja menghibur diri, disiasati dengan adanya suasana taman yang mendukung untuk
relaksasi dan juga membangun suasana baru yang menyenangkan. Hal ini bisa dilihat
dari adanya live music yang ada di Taman Suropati sebagai sarana menghibur diri
dengan menikmati lagu dan instrumen yang dibawakan oleh para seniman. Komunitas
di taman ini juga banyak dan beraneka jenis. Secara umum, komunitas-komunitas
tersebut berkmpul dan meluangkan waktu mereka dengan kegiatan positif dan juga
menjadikan waktu luang ini juga sebagai penghidup Taman Suropati. Adanya
kegiatan dalam komunitas juga dapat diartikan bahwa waktu luang di sini
meningkatkan kontribusi dalam masyarakat melalui gagasan atau hobi yang ada di
komunitas tersebut.

5
C. Daya tarik yang dimiliki oleh Taman Suropati yang Menjadikannya Potensi
Wisata baru
Taman Suropati merupakan taman legendaris yang memiliki banyak keunggulan
dan hal itu memicu taman ini selalu ramai dikunjungi sekaligus sebagai tempat
pertemuan anggota komunitas dan pelaksanaan berbagai macam kegiatan. Hal ini
tentu didasari atas berbagai macam aspek yang membuat Taman Suropati memiliki
daya tarik tersendiri. Keindahan yang ada di Taman Suropati menjadi faktor yang
menarik karena taman ini memiliki konsep sebagai taman kota tropis yang
meneduhkan dengan adanya pepohonan yang rimbun layaknya hutan tropis. Atraksi
adalah faktor penarik wisata (Chafid Fandeli, 1995) atraksi yang ada di Taman
Suropati menjadi daya tarik bagi para pengunjung untuk datang melihat dan
menikmati apa yang sedang terjadi di lokasi tersebut. Selain itu, banyaknya
pertunjukan kesenian menjadi wadah untuk berkreasi. Taman Suropati menjadi pun
wadah bagi banyak individu yang melalukan kegiatan kreatif, misalnya kegiatan live
music yang menjadi sarana berekspresi dan juga berkomunikasi melalui sebuah karya
yang selanjutnya dinikmati oleh sebagian besar pengunjung taman. Adanya kegiatan
yang dilakukan oleh pecinta reptil menjadikan taman ini sebagai tempat yang menarik
dan berbeda dengan taman lain. Peneliti mendapatkan data bahwa adanya reptil yang
dibawa oleh anggota komunitas pecinta reptil menjadi daya tarik tersendiri yang
mendorong pengunjung untuk datang ke Taman Suropati.

Keindahan alam faktor penarik di suatu daerah wisata ( James J. Spillane, 1997 )
Keindahan yang ada di Taman Suropati menjadi faktor yang menarik karena taman
ini memiliki konsep sebagai taman kota tropis yang meneduhkan dengan adanya
pepohonan yang rimbun layaknya hutan tropis. Pepohonan pun menutupi sebagian
besar permukaan tanah, sehingga sinar matahari tidak langsung mengenai permukaan
tanah dan hal ini menyebabkan area Taman Suropati menjadi teduh dan sejuk.

Keberadaan tanaman yang memiliki ragam warna juga memiliki daya tarik
tersendiri. Taman Suropati juga memiliki berbagai binatang liar dan suara kicauan
burung yang menjadikan hal ini indah karena suasana seperti ini jarang sekali terdapat
di perkotaan. Selain itu, adanya air mancur di tengah taman juga menjadikan suasana

6
lebih indah dan kebersihan taman yang terjaga pun telah diakui oleh pengunjung
taman.

D. Makna Taman Suropati sebagai Sarana Ruang Rekreasi di Perkotaan


Rekreasi dilakukan dengan harapan mendapatkan ketenangan dan kepuasan.
Aktivitas rekreasi yang dilakukan menandakan bahwa partisipasi dalam kegiatan
rekreasi yang dilakukan pada waktu luang memberikan rasa yang berharga dan
memungkinkan untuk mengarahkan diri kepada kepuasan dalam diri individu Hal ini
merupakan implementasi dari harapan yang diwujudkan dengan perilaku. Memilih
Taman Suropati sebagai tempat rekreasi dianggap mampu untuk mengistirahatkan
fisik dan juga pikiran. Menurut Stotland (dalam Walgito, 2011), harapan berpusat
pada kondisi yang mengarah pada keadaan penuh harap dan memiliki efek tehadap
perilaku. Aktivitas rekreasi yang dilakukan menandakan bahwa partisipasi dalam
kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang memberikan rasa yang berharga
dan memungkinkan untuk mengarahkan diri kepada kepuasan dalam diri individu Hal
ini merupakan implementasi dari harapan yang diwujudkan dengan perilaku. Memilih
Taman Suropati sebagai tempat rekreasi dianggap mampu untuk mengistirahatkan
fisik dan juga pikiran. Taman Suropati juga dinilai mampu memberikan rasa tenang
dan nyaman bagi pengunjung, terlebih ketika ada alunan biola yang dimainkan oleh
anggota komunitas pelatihan biola. Hal lain, seperti live musik dan suara air mancur
yang ada dan ditambah dengan rindangnya pepohonan serta kemudahan akses dan
rekreasi menjadi jawaban dari mengapa Taman Suropati mampu menjadi potensi
wisata baru di wilayah Menteng.

Data dari para informan menunjukkan bahwa masyarakat begitu menyukai taman kota
karena keberadaannya mampu menyuguhkan suasana baru yang berbeda dari suasana
perkotaan yang didominasi oleh gedung-gedung serta mengandung tingkat polusi
udara yang tinggi. Masyarakat menyukai keberadaan Taman Suropati sebagai taman
kota sebagai tempat untuk memperbaiki suasana mood hingga sebagai sarana edukasi
serta mengekspresikan diri.

Faktor internal dari dalam diri pengunjung, misalnya berupa hasrat untuk melakukan
rekreasi, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Taman Suropati ramai
dikunjungi sebagai sarana rekreasi. Mereka dapat merasakan suasana yang mereka

7
harapkan, yaitu suasana yang terasa lebih santai dan syahdu ketika menikmati taman
dan rindangnya pepohonan.

Faktor eksternalnya adalah situasi perkotaan di Jakarta yang terlalu padat dan
membuat penat serta cuaca yang panas, sedangkan Taman Suropati menyuguhkan hal
yang sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan suasanya
yang sejuk, nyaman, serta ruang terbuka hijau yang bisa menyegarkan pikiran. Lebih
dari itu, Taman Suropati juga memiliki nilai sejarah dan nilai pengetahuan. Hal ini
ditandai dengan adanya fasilitas monumen ASEAN yang dapat dinikmati oleh para
pengunjung dan sejarah bahwa adanya bangunan penting yang sudah ada sejak era
kolonial Hindia-Belanda.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku wisatawan atau pengunjung menurut Gray (1970) dalam I Gde Pitana
(2009) dibedakan menjadi dua, yaitu sunlust tourist dan wanderlust tourist yang
relevan dengan apa yang terjadi di Taman Suropati. Sunlust tourist adalah wisatawan
yang berkunjung ke suatu daerah dengan tujuan utama untuk beristirahat atau
relaksasi sebagai faktor pendorong dari dalam diri. Jika ditarik dari data yang ada di
lapangan, yaitu wisatawan yang berkunjung ke Taman Suropati, sebagian besar dari
mereka memiliki tujuan untuk beristirahat dan juga relaksasi dari rutinitas mereka
setiap hari. Hal lain yang membuat Taman Suropati dapat menarik minat wisatawan
yaitu adanya live music. Penyajian live music menjadikan Taman Suropati berbeda
dengan taman-taman yang lain, sehingga pengunjung dapat merasakan hal baru di
taman kota. Satu hal lagi yang membuat Taman Suropati berbeda dengan taman-
taman lainnya adalah terdapat monumen sejarah yang menceritakan perjalanan
Indonesia dari era kolonial dan menjadi saksi perjalanan kota Jakarta sejak masih
bernama Batavia hingga hari ini. Dengan adanya monumen sejarah, pengunjung
Taman Suropati juga dapat menambah ilmu pengetahuan.

B. Saran
Saran menjaga keadaan taman tetap indah dan kondusif. Perilaku-perilaku yang
dapat merusak keindahan dan kondusivitas taman, seperti membuang sampah
sembarangan dan membuat kegaduhan, patut kita hindari bersama. Saran yang kedua
adalah saran yang ditujukan kepada pengelola taman. Peneliti berharap agar pengelola
taman tetap melakukan perawatan taman secara berkala, sehingga keindahan taman
ini tetap terjaga. Kemudian, pemerintah setempat diharapkan dapat memberikan
perhatian lebih untuk Taman Suropati karena semakin banyaknya pengunjung, maka
diperlukan pula adanya pemeliharaan, pengelolaan, serta pengembangan fasilitas yang
lebih intens.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bramwell, Bill & Bernard Lane. 1994. Rural Tourism and Sustainable
Development.

Budiyanti, Rully Besari. 2014. Manfaat Taman Kota sebagai Rona Kegiatan
Publik. Disertasi Program Doktoral Prodi Arsitektur. Institut
Teknologi Bandung: Bandung

Crompton, J. L. 1979. Motivation for Pleasure Vacation. Annals of Tourism


Research, 408-424.

Dann, M. S. 1977 Anomie, Ego-Enhancement and Tourism. Annals of


Tourism Research IV(4): 184-194

Etiningsih, Eva. 2016. Fungsi Taman Kota sebagai Ruang Publik (Studi di
Taman Merdeka Kota Metro). Skripsi. Universitas Lampung:
FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik.

Imansari, Nadia dan Parfi Khadiyanta. 2015. Penyediaan Hutan Kota dan
Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik menurut
Preferensi Masyarakat di Kawasan Pusat Kota Tangerang.
Semarang: Universitas Diponegoro.

Iswara, Resi dkk. 2017. Kesesuaian Fungsi Taman Kota dalam Mendukung
Konsep Kota Layak Huni di Surakarta. Surakarta: Universitas
Negeri Surakarta.

Jatmiko, Bramantya, W. 2015. Kajian Fungsi Sosial terhadap Taman Kota


sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang. Yogyakarta:
UniveristasNegeri Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai