Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM MENINGKATKAN

JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN : STUDI KASUS DI


PERPUSTAKAAN DAERAH SALATIGA

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian

Dosen pengampu : Dra. Sri Ati, M.Si

Disusun oleh :

1. Aulia Fahmi Dienillah 13040114120003


2. Rika Febri Amalia 13040114120006
3. Dalila Putri Joana 13040114120022
4. Muhammad Yusron Afif i 13040114140068

Kelas : G

Jurusan S1 Ilmu Perpustakaan

Fakultas Ilmu Budaya


Universitas Diponegoro

2017
Kata Pengantar

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat,taufik,dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan tugas
mata Kuliah Dasar Metode Penelitian “Pengaruh Media Sosial Instagram Dalam
Meningkatkan Jumlah Pengunjung Perpustakaan : Studi Kasus Di Perpustakaan
Daerah Salatiga”.

Sholawat dan salam kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
yang kita tunggu syafaatnya di yaumul kiyamah kelak.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan tugas ini.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat. Pada


zaman yang serba mudah serba cepat dan bahkan serba praktis, manusia tak henti
– hentinya difasilitasi dengan berbagai kemudahan dan kepraktisan yang
tersedia. Seperti pada bidang teknologi misalnya, pada era sekarang ini, bukan
zamannya lagi berkomunikasi menggunakan surat, melainkan sekarang dengan
kecanggihan teknologi yang tersedia yakni jaringan internet, setiap manusia bisa
dengan mudah berkomunikasi hanya dengan jaringan internet saja. Sama halnya
dengan bidang informasi, manusia bisa mendapatkan sebuah informasi dengan
mudah dan cepat sesuai dengan kebutuhan informasinya melalui jerjaring internet.

Kemajuan yang besar dalam bidang komunikasi, jaringan dan teknologi


informasi dapat dilihat dari perkembangan teknologi saat ini, kita tidak hanya bisa
mendapatkan informasi saja akan tetapi dapat saling berbagi atau berinteraksi
dengan pengguna internet lainnya. Dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi
di era sekarang ini memiliki dampak yang besar pada kehidupan sosial manusia
sehari-hari karena semakin banyak manusia yang menggunakan internet untuk
berinteraksi dan memperluas jaringan sosial dengan orang lain.

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial berkembang semakin pesat


yang dibuktikan dengan munculnya berbagai macam jejaring sosial yang
digunakan oleh berbagai kalangan usia seperti Facebook, Twitter, Instagram,
dan lainnya. Dengan banyaknya pengguna media sosial khususnya Instagram,
salah satu perpustakaan yang aktif memanfaatkan media sosial ini adalah
Perpustakaan Daerah Salatiga, perpustakaan tersebut memanfaatkan media sosial
instagram sebagai sarana promosi perpustakaan mereka. Perpustakaan daerah
salatiga aktif meng ​uploud berbagai kegiatan ataupun pelayanan yang ditawarkan
Perpustakaan Daerah Salatiga melalui akun media sosial mereka yakni
@dinpersipsalatiga. Yang menjadi menarik pada penelitian ini adalah mengapa
Perpustakaan Daerah Salatiga menggunakan media sosial Instagram dalam
melakukan kegiatan promosi perpustakaan lalu adakah pengaruh yang dihasilkan
dari kegiatan promosi perpustakaan melalui sosial media Instagram tersebut
terhadap minat kunjung pemustaka. Dengan permasalahan tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh media sosial instagram dalam promosi
perpustakan terhadap minat kunjung pemustaka.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijabarkan, peneliti merumuskan masalah menjadi
suatu pertanyaan yaitu :

Bagaimana pengaruh media sosial instagram dalam meningkatkan jumlah


pengunjung di Perpustakaan Daerah Salatiga?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penggunaaan
media sosial instagram dalam meningkatkan jumlah atau minat kunjung
pemustaka di Perpustakaan Daerah Salatiga.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis dan
praktis. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan
bahan bacaan untuk peneliti lainnya yang ingin meneliti tentang pengaruh media
sosial dalam kegiatan promosi perpustakaan. Sedangkan secara praktis, penelitian
ini diharapkan dapat menarik pengguna media sosial instagram untuk berkunjung
ke Perpustakaan Daerah Salatiga.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan tipe studi kasus. Menurut Sugiyono (2008: 9) penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dengan peneliti sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan datanya dilakukan secara triangulasi,
analisis datanya bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
Sementara itu, menurut Bogdan dan Biklen (dalam Syamsudin, 2009:175)
studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang
subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu. Sementara
itu, Surachman (dalam Syamsudin, 2009: 175) membatasi pendekatan studi kasus
sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada satu kasus secara
intensif dan rinci. Adapula pakar lain, Yin (2011:19) yang memberikan definisi
yang lebih teknis. Menurutnya, studi kasus adalah suatu inquiri empiris yang
menyelidiki fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan dimana
multisumber buktu dapat dimanfaatkan.
Alasan menggunakan metode ini karena peneliti ini akan meneliti secara
mendalam pengaruh media sosial instagram dalam meningkatkan jumlah
pengunjung di Perpustakaan Daerah Salatiga. Dalam penelitian ini, penulis akan
menelusuri faktor-faktor yang pengaruh penggunaan media sosial Instagram
dalam meningkatkan jumlah pengunjung di Perpustakaan Daerah Salatiga.
Mengenai desain penelitian studi kasus, Yin (2011:29) mengatakan bahwa
desain penelitian adalah suatu rencana tindakan untuk berangkat dari sini kesana.
“Di sini” diartikan sebagai rangkaian pernyataan awal yang harus dijawab, dan
“disana” merupakan serangkaian konklusi atas pernyataan-pernyataan tersebut.
Sementara itu, menurut Stenhouse (dalam Nunan 1992:78) salah satu tipe dalam
penelitian studi kasus adalah ​tipe action.​ Oleh karena itu, penelitian ini
merupakan studi kasus yang berkaitan dengan penelitian tindakan yang dilakukan
pustakawan untuk meningkatkan jumlah pengunjung di perpustakaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka desain penelitian ini akan menggunakan desain
pada proseslayanan bimbingan yang diungkapkan Makmun (2009:292)berikut ini:

Desain Penelitian Studi Kasus


Inputs Steps Feedback
(masukan data) (tahapan kegiatan) (umpan balik)
3.2 Prosedur Penelitian
Berdasarkan bagan atau desain penelitian diatas, maka prosedur dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Kasus
Dalam tahap ini, penulis melakukan survey pendahuluan ​untuk pengaruh
penggunan media sosial instagram dalam meningkatkan jumlah pengunjung
perpustakaan. Hal ini diperoleh melalui wawancara dengan petugas
perpustakaan.
2. Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini, penulis melakukan assesmen atau tes untuk mengetahui
pengaruh penggunaan media sosial instagram dalam meningkatkan jumlah
pengunjung perpustakaan. Dari survey pendahuluan, diperoleh informasi
bahwa penggunaan media sosial Instagram dapat menarik banyak
penggunanya untuk dapat berkunjung di Perpustakaan Daerah Salatiga.
Berdasarkan informasi itulah, penulis kemudian akan mengadakan tes
pengaruh penggunaan media sosial Instagram dalam meningkatkan jumlah
pengunjung diperpustakaan.
3. Diagnosis
Dalam tahap ini, penulis menandai pengaruh penggunaan media sosial
Instagram dalam meningkatkan jumlah pengunjung di Perpustakaan Daerah
Salatiga.
4. Prognosis
Dalam tahap ini, penulis menentukan tindakan yang akan diberikan kemudian
merancang perencanaan tindakan untuk menangani masalah penggunan
media sosial instagram dalam meningkatkan jumlah pengunjung di
Perpustakaan Daerah Salatiga.
5. Tindakan/ remedial
Dalam tahap ini, penulis melakukan tindakan atau remedial berdasar
rancangan yang telah ditentukan dalam proses sebelumnya.
6. Evaluasi
Dalam tahap ini, penulis melakukan evaluasi untuk mengetahui efek tindakan
terhadap penggunaan media sosial Instagram dalam meningkatkan jumlah
pengunjung perpustakaan. Jika masih ditemukan kekurangan, maka penulis
akan menganalisi hal-hal yang mempengaruhinya, untuk kemudian mencari
solusi atau pemecahannya. Begitu seterusnya, sampai diperoleh hasil yang
mewadai.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
sosial Instagram dalam meningkatkan jumlah pengunjung di perpustakaan
daerah salatiga.
2. Wawancara. Teknik ini digunakan untuk mengetahui faktor penyebab
penggunaan media sosial Instagram dalam meningkatkan jumlah
pengunjung perpustakaan.
3. Observasi. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media sosial Instagram dalam meningkatkan jumlah pengunjung di
perpustakaan.

3.4 Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
data. Analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
Model Miles and Huberman. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,
2008:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam menganalisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data reduction, data display, dan conclusion drawing atau
verification. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian ini akan
dilakukan dengan langkah berikut:
1. Reduksi data. Dalam proses ini, penulis merangkum, memilih hal-hal
yang pokok atau penting untuk kemudian menemukan tema dan
polanya.
2. Penyajian data. Setelah data dipilih, data disajikan dalam bentuk
narasi atau uraian singkat, bagan, dan hubungan antarkategori dan
pedoman penilaian yang telah ditentukan.
3. Analisis data, mengkaji data berdasarkan teori.
4. Penarikan kesimpulan. Setelah data disajikan dan dianalisis baru
kemudian diambil sebuah kesimpulan.

3.5 Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus


1. Pemilihan Tema, Topik dan Kasus.
Pada tahap pertama ini peneliti harus yakin bahwa dia akan memilih kasus
tertentu yang merupakan bagian dari “​body of knowledge​”nya bidang yang
dipelajari. Logikanya ialah seorang peneliti hanya akan bisa menghasilkan
penelitian yang baik pada bidang yang diminati dan dikuasainya. Karena
itu, memilih kasus pada bidang yang diminati sangat penting. Kasus bisa
diperoleh dari hasil pengamatan peneliti sendiri, pengalamannya selama
ini, hasil membaca buku, majalah ilmiah, koran, mengikuti
pertemuan-pertemuan ilmiah (seperti seminar, lokakarya, konferensi),
diskusi dengan teman sejawat, tutor, dosen pembimbing, membaca hasil
penelitian orang lain. Setelah sumber-sumber bacaan diperoleh, peneliti
membacanya untuk menentukan tema besar penelitian. Dari tema besar
disempitkan lagi menjadi topik. Agar bisa fokus, dari topik peneliti dapat
memberikan tekanan pada objek kajian, yang selanjutnya menjadi kasus.
Dari tema, topik, dan objek kajian, peneliti merumuskan judul penelitian.
Dengan demikian, judul penelitian dibuat setelah tema, topik, objek/kasus
ditentukan. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:

TEMA ---- TOPIK ---- OBJEK KAJIAN/KASUS/UNIT ANALISIS ----


JUDUL
2. Pembacaan Literatur.
Setelah kasus diperoleh, peneliti mengumpulkan literatur atau bahan
bacaan sebanyak-banyaknya berupa jurnal, majalah ilmiah, hasil-hasil
penelitian terdahulu, buku, majalah, surat kabar yang terkait dengan kasus
tersebut. Dalam upaya pengumpulan bahan bacaan peneliti perlu
mempertimbangkan dua aspek penting, yakni relevansi (​relevance)​ bahan
bacaan/literatur tersebut dengan topik bahasan (kasus) yang diangkat dan
kemutakhiran (​novelty)​ . Semakin mutakhir bahan bacaan, semakin baik,
sehingga peneliti dapat mengikuti perkembangan keilmuan paling ​up date
atau “​state of the arts” ​bidang yang digeluti. Sebab, ilmu pengetahuan
senantiasa mensyaratkan hal-hal baru. (Tentang pentingnya “​state of the
arts​” dalam penelitian telah dibahas dalam tulisan tersendiri). Terkait
dengan bahan bacaan, sering pula ditemukan peneliti mengumpulkan
bahan bacaan yang sangat banyak, tetapi tidak relevan dengan objek kajian
yang diangkat, sehingga laporan penelitian menjadi sangat tebal. Padahal,
kualitas penelitian tidak ditentukan oleh tebalnya atau banyaknya halaman
hasil/laporan penelitian, tetapi oleh ketepatan metode penelitian, keluasan
perspektif teoretik peneliti, keandalan dan kecukupan data, kedalaman
analisis, kebaruan temuan dan sumbangannya bagi ilmu pengetahuan.

3. Perumusan Fokus dan Masalah Penelitian.


Langkah sangat penting dalam setiap penelitian ialah merumuskan fokus
dan masalah. Fokus penelitian perlu dibuat agar peneliti bisa
berkonsentrasi pada satu titik yang menjadi pusat perhatian. Di muka telah
dibahas bagaimana rumusan masalah penelitian dibuat. Satu hal penting
lainnya terkait dengan rumusan masalah ialah dari rumusan tersebut dapat
digali informasi penting dan mendalam untuk menjadi pengetahuan yang
berharga bagi kemanusiaan, bukan sembarang informasi yang tidak
bernilai ilmiah.

4. Pengumpulan Data.
Sebagaimana telah ditulis di muka, data penelitian Studi Kasus dapat
diperoleh dari beberapa teknik, seperti wawancara, observasi pelibatan
(​participant observation)​ , dan dokumentasi. Peneliti sendiri merupakan
instrumen kunci, sehingga dia sendiri yang dapat mengukur ketepatan dan
ketercukupan data serta kapan pengumpulan data harus berakhir. Dia
sendiri pula yang menentukan informan yang tepat untuk diwawancarai,
kapan dan di mana wawancara dilakukan.

5. Penyempurnaan Data.
Data yang telah terkumpul perlu disempurnakan. Bagaimana caranya
peneliti mengetahui datanya kurang atau belum sempurna? Caranya ialah
dengan membaca keseluruhan data dengan merujuk ke rumusan masalah
yang diajukan. Jika rumusan masalah diyakini dapat dijawab dengan data
yang tersedia, maka data dianggap sempurna. Sebaliknya, jika belum
cukup untuk menjawab rumusan masalah, data dianggap belum lengkap,
sehingga peneliti wajib kembali ke lapangan untuk melengkapi data
dengan bertemu informan lagi. Itu sebabnya penelitian kualitatif berproses
secara siklus.

6. Pengolahan Data.
Setelah data dianggap sempurna, peneliti melakukan pengolahan data,
yakni melakukan pengecekan kebenaran data, menyusun data,
melaksanakan penyandian (​coding)​, mengklasifikasi data, mengoreksi
jawaban wawancara yang kurang jelas. Tahap ini dilakukan untuk
memudahkan tahap analisis.
7. Analisis Data.
Setelah data berupa transkrip hasil wawancara dan observasi, maupun
gambar, foto, catatan harian subjek dan sebagainya dianggap lengkap dan
sempurna, peneliti melakukan analisis data. Analisis data merupakan tahap
paling penting di setiap penelitian dan sekaligus paling sulit. Sebab, dari
tahap ini akan diperoleh informasi penting berupa temuan penelitian.
Kegagalan analisis data berarti kegagalan penelitian secara keseluruhan.
Kemampuan analisis data sangat ditentukan oleh keluasan wawasan
teoretik peneliti pada bidang yang diteliti, pengalaman penelitian,
bimbingan dosen, dan minat yang kuat peneliti untuk menghasilkan
penelitian yang berkualitas.

8. Proses Analisis Data.


Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk memberikan
makna atau memaknai data dengan mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya
menjadi bagian-bagian berdasarkan pengelompokan tertentu sehingga
diperoleh suatu temuan terhadap rumusan masalah yang diajukan. Melalui
serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan
dan bertumpuk-tumpuk dapat disederhanakan sehingga dapat dipahami
dengan lebih mudah. Tidak ada prosedur atau teknik analisis data yang
baku dalam penelitian kualitatif, tetapi langkah-langkah berikut bisa
digunakan sebagai pedoman;

a. Peneliti membaca keseluruhan transkrip untuk memperoleh


informasi-informasi secara umum (​general​) dari masing-masing transkrip,
b. Pesan-pesan umum tersebut dikompilasi untuk diambil pesan khususnya
(​spesific messages​),
c. Dari pesan-pesan khusus tersebut akan diketahui pola umum data.
Selanjutnya, data tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan urutan
kejadian, kategori, dan tipologinya. Sebagaimana lazimnya dalam
penelitian kualitatif, analisis data Studi Kasus dimulai sejak peneliti di
lapangan, ketika mengumpulkan data dan ketika data sudah terkumpul
semua​.

9. Dialog Teoretik.
Untuk melahirkan temuan konseptual berupa “​thesis statement,​ setelah
pertanyaan penelitian terjawab, peneliti Studi Kasus, khususnya calon
magister dan lebih-lebih doktor, melakukan langkah selanjutnya, yaitu
melakukan dialog temuan tersebut dengan teori yang telah dibahas di
bagian kajian pustaka, sehingga bagian kajian pustaka bulan sekadar
ornamen belaka. Tahap ini disebut Dialog Teoretik. Sering kali terjadi
ketika pertanyaan penelitian sudah terjawab, peneliti mengira tugasnya
sudah selesai. Ini kesalahan umum yang terjadi pada peneliti Studi Kasus.

Umumnya untuk karya ilmiah setingkat S1 (skripsi), temuan penelitian


cukup berupa ​fact finding ​secara deskriptif atas dasar teori yang telah
dipelajari selama kuliah. Untuk karya ilmiah setingkat magister (tesis),
temuan penelitian harus sudah pada tahap pengembangan teori (​theoretical
development)​ . Sedangkan untuk karya setingkat S3 (disertasi), temuan
harus sampai pada tahap menemukan sesuatu yang baru (​new findings​),
walaupun tidak harus berupa teori.

10. Triangulasi Temuan (Konfirmabilitas).


Agar temuan tidak dianggap bias, peneliti perlu melakukan triangulasi
temuan, atau yang sering disebut sebagai konfirmabilitas, yakni dengan
melaporkan temuan penelitian kepada informan yang diwawancarai. Hal
ini juga jarang dilakukan peneliti Studi Kasus, mungkin karena takut
hasilnya berbeda dengan yang telah dia temukan. Seorang peneliti harus
jujur, sehingga temuannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di
masyarakat akademik atau masyarakat umum. Karena akan menjadi
ilmuwan, seorang peneliti harus memiliki kejujuran, bertindak secara
objektif, bertanggung jawab, dan profesional.

11. Simpulan Hasil Penelitian. Kesalahan umum yang sering terjadi pada
bagain ini ialah peneliti mengulang atau meringkas apa yang telah
dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya, tetapi membuat sintesis
dari semua yang telah dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini peneliti
mencantumkan implikasi teoretik. Tetapi untuk masing-masing jenjang
pendidikan perlu dirumuskan temuan yang berbeda. Untuk penelitian
mahasiswa jenjang S1 (skripsi) peneliti menemukan fakta-fakta di
lapangan secara deskriptif sesuai pertanyaan penelitian (​data description)​ .
Untuk penelitian jenjang S2 (tesis), selain menyajikan fakta-fakta sesuai
pertanyaan penelitian, peneliti wajib mengembangkan teori yang terkait
dengan pertanyaan penelitian (​theoretical development​). Sedangkan untuk
jenjang S3 (disertasi), selain dua hal tersebut peneliti wajib
mengemukakan temuan baru (​new findings)​ baik berupa konsep, formula,
model, atau teori. Proses penelitian hingga sampai teori ialah sebagai
berikut:
DATA ---- FACT ---- CONCEPT ---- PROPOSITION ---- THEORY

12. Laporan Penelitian. Langkah paling akhir kegiatan penelitian ialah


membuat laporan penelitian. Laporan penelitian merupakan salah satu
bentuk pertanggungjawaban kegiatan penelitian yang dituangkan dalam
bahasa tulis untuk kepentingan umum. Menurut Yunus (2010: 417) ada
beberapa versi mengenai laporan penelitian, tetapi secara umum terdapat 3
syarat agar laporan penelitian dapat dikategorikan sebagai karya ilmiah,
yaitu:

(1). Objektif,
(2). Sistematik, dan

(3). Mengikuti metode ilmiah.

Objektif artinya data yang diperoleh benar-benar dari subjek yang diteliti,
bukan dari peneliti dan pandangan peneliti. Sistematik artinya urut, yakni
pembahasan harus mengikuti alur penalaran yang runtut di mana sejak
bagian awal pembahasan hingga akhir menunjukkan keterkaitan logis dan
merupakan satu kesinambungan dan untuk metode ilmiah yang
dimaksudkan ialah kegiatan penelitian mengikuti langkah-langkah
memperoleh pengetahuan ilmiah sesuai yang telah disepakati oleh para
ilmuwan.
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Nova. 2012. ​Peranan Promosi Perpustakaan Terhadap Kunjungan


Pemustaka Di Perpustakaan Umum Kota Solok.​
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24643&val=1516​, diakses 12
Mei 2017
Wiratningsih, Riah. 2009. ​Promosi Perpustakaan, Why Not?.​
http://riah.staff.uns.ac.id/2009/02/11/promosi-perpustakaan-why-not/​, diakses 12
Mei 2017
Luik, Jandi. 2013. ​Media Sosial dan Presentasi Diri .
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf​,
diakses 12 Mei 2017

http://persipda.salatigakota.go.id/

Rahardjo, Mudjia. 2017. “ Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif : Konsep dan
Prosedurnya “
http://repository.uin-malang.ac.id/1104/1/Studi-kasus-dalam-penelitian-kualitatif.
pdf​, di akses 13 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai