net/publication/327474537
CITATIONS READS
0 7,076
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Khabib Bima Setiyawan on 06 September 2018.
Oleh:
Firda Nurfaiza Daud D0314030
Hana Nabila D0314032
Icha Andriyanti D0314034
Khabib Bima Setiyawan D0314042
Muhammad Bachtiar Rojab D0314048
i
KATA PENGANTAR
Pertama tim penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan
penelitian ini dapat diselesaikan. Laporan yang telah penuis susun ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pembangunan.
Dengan terselesainya laporan penelitian ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Sosiologi Pembangunan Dra Rahesli Humsona
M.Si
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materiil dan non materiil.
3. Teman-teman yang telah membantu memberi kritik, saran, dan semangat
untuk menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik.
4. Informan yang sudah memberikan data bagi penelitian ini.
Apabila ada kekurangan, kami selaku tim penulis bersedia menerima
semua kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya, semoga Allah
SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis dan
semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan laporan penelitian ini. Amin.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Pustaka .................................................................................................4
2.1 Landasan Teori ....................................................................................................8
2.3 Kerangka Berfikir................................................................................................9
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Wilayah. .............................................................................................10
3.2 Jenis Penelitian...................................................................................................11
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................13
3.4 Teknik Pengambilan Sampel..............................................................................13
3.5 Validitas Data .....................................................................................................14
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi ............................................................................................16
4.1.2 Profil Informan ...............................................................................................17
4.1.3 Solo Car Free Day .........................................................................................19
4.2 Pembahasan
4.2.1 Car Free Day sebagai Penunjang Kota dan Komunitas Berkelanjutan...........30
4.2.2 Tahap Perkembangan Ekonomi Masyarakat Surakarta Dilihat dari Car Free
Day ...........................................................................................................................31
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................35
5.3 Saran ..................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia, termasuk di kota Solo. Di kota Solo sendiri car free day pertama kali di
laksanakan pada tanggal 30 mei 2010 dan dibuka oleh wakil walikota Surakarta
Bp. Fx. Rudianto. Pada awal pelaksanaannya, solo car free day diberlakukan di
sepanjang jl. Slamet Riyadi (perempatan Purwosari sampai bundaran Gladak),
yakni sejauh 3,74 km. Kemudian pada perkembangannya, kegiatan ini diperluas
tidak hanya sepanjang jl. Slamet Riyadi, yakni dari perempatan purwosari sampai
bundaran gladak, tetapi juga sampai melebar ke jl. Dionegoro yakni dari simpang
empat pasar pon sampai simpang tiga mangkunegaran. (Anonim.
www.surakarta.go.id)
Kegiatan Car Free Day ini juga sebenarnya memiliki fungsi utama yaitu
sebagai ruang publik dan ruang sosial untuk warga kota. Menurut Allan B Jacob
(1995) ruang publik berfungsi sebagai ruang interaksi sosial penduduknya,
menciptakan ide-ide kreatif dan revolusi sosial bahkan merangsang penduduk
untuk berkreatifitas dan berkegiatan bersama.(Jacobs, 1995) Kegiatan ini
menjadikan warga kota yang biasanya jarang berinteraksi dengan masyarakat
sekitarnya menjadi semakin intens untuk melakukan interaksi. Dengan adanya
interaksi ini ternyata menimbulkan beberapa hal positif seperti terjadinya
hubungan sosial yang lebih baik antara sesama masyarakat kota, menciptakan
berbagai komunitas-komunitas kreatif dengan orang-orang yang memiliki hobi
yang sama tergabung di sini. Dari hasil observasi, banyak yang mengatakan
bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya masyarakat dapat saling
berinteraksi dengan orang-orang sekitar yang biasanya jarang sekali mereka
temui. Hal ini tentu sangan menunjang kota untuk terus berkembang baik secara
infrastruktur dan social yang berkelanjutan.
2
1.2 Rumusan Masalah
Peneliti memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana masyarakat Kota Solo mengoptimalisasikan Solo Car Free
Day sebagai ruang terbuka public?
2. Bagaimana Solo Car Free Day mampu menunjang Sustainable
Development Goals (SDGs) yakni kota dan komunitas yang berkelanjutan?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konsep
4
pencemaran udara. Hal ini termuat dalam proposal PBB mengenai The United
Nations Car Free Days Programme.
Di Indonesia sendiri, program Car Free Day pertama kali dikenal dengan
program Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Sedangkan untuk di Indonesia
sendiri, Car Free Day lahir di Surabaya sebagai Kota pertama kali di Indonesia
yang menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2000. kegiatan tersebut
merupakan bagian dari kampanye peningkatan kualitas udara kota yang bertema
“Segar Suroboyoku Rek”. Kegiatan utama Car Free Day adalah penutupan jalan
selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Namun demikian,
kendaraan angkutan umum masih bisa melintasi jalan tersebut. Untuk
memanfaatkan ruang jalan yang ditutup maka dilakukan berbagai kegiatan seperti
petunjukan kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, lomba-lomba,
parade sepeda dan kegiatan festival jalanan lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk
memberikan suasana yang berbeda pada kota tersebut. (Nicolaus kanaf, 2010
dalam : efisiensi program car free day terhadap penurunan emisi karbon)
5
pola hidup sehat, peduli lingkungan, meningkatkan interaksi antara masyarakat
dalam kebersamaan, serta menyediakan ruang publik bagi masyarakat untuk
beraktivitas adalah hal yang saat ini menjadi dasar dari pelaksanaan car free day
di beberapa kota di Indonesia.
6
sosial yang diharapkan menghasilkan kehidupan yang sejahtera bagi manusia.
Dalam aplikasi pembangunan berkelanjutan, ketiga elemen tersebut harus berjalan
simultan dan seimbang. Ketidakseimbangan pembangunan yang terjadi akan
menyebabkan ketimpangan dalam pelaksanaan pembangunannya.
7
hanya tinggal merumuskan serangkaian aturan pembangunan untuk tinggal landas,
mereka akan segera bergerak menuju ke proses pertumbuhan ekonomi yang pesat
dan berkesinambungan.
a. Masyarakat tradisional
Menurut rostow, masyarakat tradisional adalah masayrakat yang masih
terbatas fungsi produksinya. Ditandai oleh cara produksi yang masih primitif
dan kehidupan masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang sifatnya tidak raional dan kebiasaan-kebiasaan tersebut sudah
membudaya.
b. Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Suatu tahap transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk
mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustained growth).
c. Tahap Tinggal Landas
Pada tahap ini, pertumbuhan selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi
perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, kemajuan
yang pesat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.
d. Tahap Menuju Kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan diartikan Rostow sebagai masa dimana masarakat
sudah secara efektif menggunakan teknologi teknologi modern pada hampir
semua kegiatan produksi.
e. Tahap Konsumsi Tinggi
Ini adalah tahap terakhir dalam pembangunan ekonomi Rostow. Pada tahap
ini masyarakat lebih menekakan pada masalah yang berkaitan dengan
konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan lagi kepada masalah
produksi.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
10
disebut sebagai sarana umum yang manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh
masyarakat. Pusat bisnis kota Solo terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi.
Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan
wisata dan hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini. Pada hari minggu pagi,
jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup untuk kendaraan bermotor (Solo Car Free
Day) sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. . Adapun waktu
penelitian ini berlangsung pada bulan November 2016
1. Teknik Observasi
11
turut serta sebagai aktor yang melibatkan diri di dalam suatu kegiatan (Slamet,
2006 : 85).
2. Wawancara
Dua orang pelaku ekonomi baik barang maupun jasa yang melakukan
transaksi jual beli di CFD sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Surakarta
Dua komunitas yang hadir dalam CFD di sepanjang Jalan Slamet Riyadi,
Surakarta.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang
berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-
surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan
data lainya yang tersimpan. Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah
terjadiuntuk penguat data observasi dan wawancara dalam memeriksa keabsahan
12
data, membuat interprestasi dan penarikan kesimpulan. Kajian dokumen
dilakukan dengan cara menyelidiki data yang didapat dari dokumen, catatan, file,
dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan. Metode ini relatif mudah
dilaksanakan dan apabila ada kekeliruan mudah diganti karena sumber datanya
tetap.
Sampel purposif yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu pengunjung,
pelaku ekonomi, dan komunitas yang ada di CFD sepanjang Jalan Slamet Riyadi
Surakarta. Teknik penarikan sampel yang digunakan ini cenderung memilih
informan yang dianggap tahu mengenai permasalahan, dapat dipercaya menjadi
sumber data yang mantap dan masalah secara mendalam.
13
3.5 Validitas Data
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu yang sering di identikkan di kota Surakarta adalah Jalan Slamet
Riyadi. kini menjelma menjadi sebuah nama jalan yang sangat aktif di Kota Solo,
bahkan mungkin di seluruh Indonesia. Banyak kegiatan dan event diadakan disini,
menjadikan Jalan Slamet Riyadi pantas disebut sebagai sarana umum yang
manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat.
Dijalan ini pula menjadi tempat diselenggarakannya solo car free day,
solo car free day dimulai pukul 06.00 - 09.00 setiap minggunya. Solo car free day
ini Terletak di sepanjang jalan slamet riyadi, jalan ini memanjang ke timur mulai
dari Tugu Purwosari hingga Bundaran Gladag. didalam solo car free day ini ada
berbagi macam kegiatan, misalkan ada orang yang berolahraga, ada juga
pengenalan komunitas, ada pengenalan atau sosialisasi event, ada orang berjualan
makanan, minuman. Ada juga yang hanya sekedar mencari hiburan saja.
15
4.1.2 Profil Informan
1. Zahra
2. Yunita Intan
3. Yanna
16
5. Novi Hasrianti
6. Ellen
Ellen adalah salah satu mahasiswa FISIP UNS berusia 21 tahun yang
berasal dari Blitar, Jawa Timur. Ellen memanfaatkan CFD sebagai tempat
berjualan. Setiap minggu Ellen memanfaatkan momen CFD untuk berjualan es teh
khususnya ntuk orang-orang yang sehabis berolah raga.
8. Danang
Bapak danang ini adalah salah satu anggota komunitas musang lovers Solo
yang berusia 41 tahun. Danang sudah 3 tahun tergabung dalam komunitas ini.
Dalam kesehariannya Danang bekerja sebagi pegawai swasta disalah satu
perusahaan di daerah Surakarta. Beliau memelihara musang lantaran menurutnya
musang adalah hewan yang lucu dan menarik. Dia hampir setiap minggu ikut
berkumpul di CFD sesam pecinta musang.
Solo Car free day berlaku Setiap Hari Minggu, Pukul 05.00 Sampai Pukul
09.00 WIB. Solo Car Free Day dilatarbelakangi kewajiban menurunkan emisi 6
persen sampai dengan 2014 mendatang. Dan peranan Dinas Perhubungan
(Dishub) harus aktif lantaran transportasi memberikan kontribusi terhadap
17
pencemaran udara. Sebagian orang memanfaatkan Car free day dengan cara yang
beragam mulai dari berolahraga, jalan-jalan, refreshing, berbelanja kebutuhan
keluarga atau sekedar mencari makanan. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa
informan pada penelitian ini :
“sebenernya kalo aku ke car free day untuk lari atau untuk olahraga ya di
tata dulu lah mosok baru lari wes ono biawak ono opo jenenge komunitas
binatang-binatang reptile itu kan kaya yang piye (gimana) sih, piye
(gimana) nek (kalo) lagi mlayu (lari) ono (ada) ulo (ular) itu kan haa”
(Wawancara kepada Zahra, pada 25 November 2016)
Pendapat senada juga diungkapkan oleh salah satu informan dalam
penelitian ini yaitu Yunita:
“kalo yang jualannya di apa trotoar itu si ngga mengganggu ya tapi kalo
yang komunitas komunitas yang agak memakan jalan itu agak
mengganggu, terus kaya apa ya.. kan juga orang jadi banyak orang yang
jualan cilok kaya gitu kan jadi malah ikutan di jalan utama itu kadang-
kadang juga agak ngganggu juga si” (Wawancara kepada Yunita, pada
tanggal 25 November 2016)
Namun dibalik itu menurut pendapat salah satu informan Car Free Day
juga membawa dampak yang positif bagi masyarakat dengan banyaknya
18
pengunjung, penjual, maupun komunitas-komunitas yang kapasitasnya semakin
meningkat. Sepeti yang dijelaskan oleh Yanna :
Hadirnya Car Free Day juga membawa dampak tak hanya bagi pedagang
yang jelas memiliki produk untuk dijajakan, tetapi juga bagi komunitas yang
berada di Solo dan sekitarnya. Komunitas dalam hal ini yakni sebuah kelompok
sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas berisi pula orang-orang yang
memiliki tujuan yang sama. Dalam kegiatannya, suatu komunitas menggunakan
sarana yang sama untuk mencapai tujuan para anggotanya. Umumnya memiliki
ciri tersendiri dalam hal kebersamaannya yang membedakan suatu komunitas
dengan komunitas lainnya.
Solo Car Free Day sebagai ruang terbuka public membuka peluang besar
bagi berbagai macam komunitas di Solo, tak hanya untuk merekrut anggota, tetapi
sekedar membuka ruang bagi masyarakat luas untuk saling bertukar ide dan
inovasi dengan anggota komunitas, bertukar pengetahuan, sarana berkumpul bagi
anggota komunitas serta memberikan hiburan bagi penunjung sebagai salah satu
metode attraction. Dalam penelitian ini kami mengambil dua komunitas sebagai
objek penelitan kami. Keduanya sudah menggunakan Solo Car Free Day sejak
lama sebagai media promosi dan sosialisasi mengenai komunitasnya.
19
Day, kegiatan komunitasnya sangat terbantu dengan adanya Solo Car Free Day,
karena mereka ingin pecinta musang memiliki wadah untuk berbagi.
“Kita kan dalam rangka soisalisasi dan edukasi, jadi pengenalan kayak
wawancara begini ini diberitahukan sama masyarakat bahwa musang itu
bisa dijadikan hewan peliharaan bukan sebagai hama. Karena dulu di
anggap hama.” (Wawancara kepada Bapak Danar, pada 20 November
2016)
20
terus diadakan setiap tahunnya, karena Artefac dikenal oleh masyarakat Solo dan
peminatnya terus bertambah dari tahun ke tahun.
“Nih kalo aku belajar marketing di kuliah juga seengganya orang tau
dulu. Kita kasih stimulus dulu nih. Ini loh.. Ini, ini, ini... nah ntar orang
kan seengganya inget dulu, ntar setelah tau dikasih stimulus yang lebih.
Kalo aku belajar marketing, selanjutnya positioningnya. Biar orang
bener-bener inget sama ini acara, sebagai produk kita nih Artefac. Kan
sama aja kayak aku punya produk terus aku jual kan. Semua dasarnya sih
dari ilmu marketing. Lagi juga ini acara FEB, ilmunya ekonomi bangetlah
yang kita pake buat running acara dari persiapan hampir setahun sampe
closing.” (Wawancara kepada Prata, pada 23 November 2016)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Car Free Day sebagai Penunjang Kota dan Komunitas Berkelanjutan
Solo Car Free day atau hari tanpa kendaaran bermotor memiliki tujuan awal untuk
mengurangi polusi. hal ini dilatarbelakangi oleh kewajiban menurunkan jumlah
emisi yang ditargetkan sebanyak 6 persen hingga tahun 2014 lalu. Tujuan dari
Solo Car Free Day sendiri selaras dengan program SDGs poin 11 yaitu,
Pembangunan Berkelanjutan, dalam hal ini adalah dalam bidang lingkungan kota.
pelaksanaan Solo Car Free Day yang rutin diadakan setiap hari minggu ini
memang menghambat pertambahan emisi. Meskipun demikian, pencemaran
lingkungan lainnya justru timbul akibat banyaknya pedagang khususnya kuliner
21
yang berjualan saat Solo Car Free Day. sebagian besar dari penjual memang
terlihat membawa plastik atau trashbag sebagai tempat sampah dari produk
mereka. Namun justru para konsumennya membuang sampah tidak pada
tempatnya. hal ini karena penyediaan jumlah tempat sampah yang masih sedikit,
sehingga para pengunjung Car Free Day membuang sampah tidak pada
tempatnya.
Solo Car Free Day memang membuat aktivitas ekonomi sangat aktif, dan
pelaksanaannya untuk menghambat bertambahnya emisi pun berjalan dengan
efektif. namun disisi lain, pencemaran lingkungan akibat limbah sampah bekas
konsumsi pengunjung saat Solo Car Free Day menimbulkan masalah baru. dalam
pembangunan kota berwawasan lingkungan, hal ini tentu saja menjadi masalah
Bila dilihat dari hasil penelitian ini, masyarakat kota Solo berada pada tahap
tinggal landas. Sebab bila dilihat dari segi sosial budayanya, kota solo sudah
mengalami kemajuan-kemajuan dan masyarakatnya sudah melakukan banyak
inovasi. Bisa dilihat saat pelaksanaan Solo Car Free Day yang diadakan setiap
hari minggu, masyarakat mulai mengambil peluang-peluang ekonomi dengan
berjualan saat Solo Car Free Day. Menurut Rostow, pada tahap tinggal landas ini
harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang produksi yang
memungkinkan untuk berkembang dengan pesat. Bagi para pedagang, perluasan
pasar bisa dilakukan pada saat Solo Car Free Day seperti misalnya penjual yang
22
memiliki stand tertentu di suatu tempat yang sifatnya lokal saja, bisa memperluas
pasarnya dengan berjualan di Solo Car Free Day.
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Budihardjo, Eko & Sujarto, Djoko, .1999. Kota Berkelanjutan, Penerbit Alumni,
Bandung.
Jacobs, Allan B. 1995. Great Streets, The M.I.T. Press, Cambridge,
Massachusetts.
Jurnal
Nicolaus kanaf, .2010. Efisiensi Program car free day Terhadap Penurunan Emisi
karbon.
Skripsi
24
Internet
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_pembangunan/bab_3_teori_
pertumbuhan_dan_pembangunan_ekonomi.pdf (diakses pada 22 November 2016)
25