Anda di halaman 1dari 177

BURUH DAN POLITIK:

STUDI TENTANG PERJUANGAN KONFEDERASI


SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA (KSPSI)
DAN KONFEDERASI KONGRES ALIANSI SERIKAT
BURUH INDONESIA (K.KASBI) DALAM
MENUNTUT PENGHAPUSAN SISTEM
OUTSOURCING DAN KENAIKAN UMP DKI
JAKARTA TAHUN 2013
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:

Umar Algifari

108033200021

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAKSI

Penelitian ini menggambarkan perjuangan organisasi pekerja/buruh KSPSI


dan K.KASBI yang menuntut penghapusan sistem outourcing yang dianggap
pekerja/buruh adalah sistem perbudakan di Indonesia dan menuntut kenaikan
Upah Minimum Provinsi di Jakarta tahun 2013. Dalam penelitian ini yang
dilakukan dengan menggunakan tekhnik studi pustaka dan wawancara narasumber
yang terkait sehingga peneliti menemukan bahwa peran dari dua organisasi di atas
sangatlah berbeda dalam memperjuangkan kasus-kasus yang berkaitan dengan
pekerja/buruh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran organisasi
pekerja/buruh yakni KSPSI dan K.KASBI dalam menyikapi tuntutan
penghapusan sistem outsourcing dan menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi
Jakarta tahun 2013. Selain itu untuk mengetahui perbedaan perjuangan dari dua
organisasi pekerja/buruh yakni KSPSI dan K.KASBI.
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan wawancara langsung kepada pengurus pusat KSPSI dan K.KASBI.
peneliti juga melakukan observasi dengan mengikuti beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh KSPSI dan K.KASBI.
Teori yang digunakan peneliti adalah teori kelompok kepentingan dan teori
ruang publik. Peneliti ingin melihat bagaimana KSPSI dan K.KASBI sebagai
kelompok kepentingan yang masuk dalam kategori assosiasional di mana dalam
ketegori ini meliputi serikat buruh, kamar dagang, himpunan petani, asosiasi etnis
dan agama. Kelompok pekerja/buruh juga memanfaatkan ruang publik dalam
melakukan tuntutan-tuntutan yang berkaitan langsung dengan kepentingan mereka
sebagai pekerja/buruh.
Data penelitian yang didapatkan di lapangan menjelaskan bagaimana
strategi gerakan mereka sangat berbeda dalam menuntut penghapusan sistem
outsourcing dan kenaikan UMP di Jakarta 2013, KSPSI menggunakan cara-cara
persuasif dalam gerakannya seperti, cara-cara diskusi, dialog, dengar pendapat,
seminar dll. Sedangkan K.KASBI lebih agresif dengan menggunakan negosiasi-
negosiasi yang sering kali dilanjutkan dengan aksi demonstrasi turun ke jalan,
melakukan pemblokiran jalan tol, mogok kerja dan demonstrasi besar-besaran.

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi ALLAH SWT Atas rahmat, karunia, serta
nikmat-Nya. Shalawat dan salam terhatur kepada khadirat Rasullah SAW. Semua
itu adalah ungkapan syukur karena berkat nikmat itulah penelitian “BURUH
DAN POLITIK STUDY KASUS: PERJUANGAN KSPSI DAN K.KASBI
DALAM MENUNTUT PENGHAPUSAN SISTEM OUTSOURCING DAN
KENAIKAN UMP DKI JAKARTA 2013” dapat terselesaikan.
Untuk itu, peneliti haturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah.
2. Bapak Ali Munhanif, Ph. D., selaku Ketua Prodi Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Zaky Mubarak, MA., selaku Sekertaris Prodi Ilmu Politik,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Suryani, M.Si., dosen pembimbing yang selalu mengajariku akan
pentingnya sebuah proses perjuangan. Keikhlasan, kesabaran dan
ketegasanya membuatku semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu
kepada saya.
6. Segenap jajaran pegawai tata usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. H. Ali, babeh yang selalu mendidik dengan cara yang unik. Dengan
santai namun pasti, menjadikanku begitu mengerti tentang arti
perjuangan hidup. Harapanmu telah kujalankan, penelitian ini salah
satunya.
8. Hj. Aminah, enya dengan segala ketulusan doa dan keteguhan hatinya
melewati hari-hari menunggu kelulusan puteranya. Toleransi yang luar
biasa atas jalan pilihan yang telah kupilih menjadikanku tetap tegar.

ii
9. Tuti Alawiyah, Anissa, Milatul Azizah, Haiza Ronie, Usman Alfarisi,
tantangan kalian telah aku buktikan dengan menyelesaikan penelitian
ini. Doa dan harapan yang kalian panjatkan menjadi kenyataan.
10. Kawan-kawan Buruh, melalui realita kehidupanmulah aku mengenal
buruh, dan mengetahui penderitaanmu yang sebenarnya. Semoga
senantiasa ketegaran selalu mengiringi langkahmu.
11. Kawan kawan di KAM JAKARTA (Komite Aksi Mahasiswa Jakarta),
semangat perjuangan yang kau ajari adalah pelajaran berharga bagiku
dalam menjalankan dinamika kehidupan.
12. Demang Rinjai, melalui pria yang kujumpai semasa aktif di KAM
JAKARTA (Komite Aksi Mahasiswa Jakarta) ini aku memahami
bahwa pertarungan harus dimenangkan. Terus berjuang kawan.
13. Muhammad Reza, Jojo Septianto, Indah Permatasari, Ita Rahmawati,
antara aku, kau dan mereka semoga menjadi rajutan terindah.
14. Teman berbincang yang memberi kesan dan makna tersendiri: Adi
Saputra, Lukmanul Hakim, Imron Rosyadi, Mukti Ali.

15. Dwita Synthiawati, lonceng terindah yang senantiasa mengingatkanku


bahwa penelitian ini harus cepat diselsaikan. Semoga indah pada
waktunya.
Semoga segala kebaikan kalian terbalas. Dengan adanya keterbatasan
kemampuan peneliti, maka peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat
menjadi penyempurna penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Jakarta, 28 Desember 2013

Umar Algifari

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................. I
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR BAGAN ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Pembatasan Masalah........................................................ 11
C. Rumusan Masalah............................................................ 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................ 12
E. Tinjauan Pustaka.............................................................. 12
F. Metodologi Penelitian ...................................................... 14
G. Sistematika Penulisan...................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI


A. Teori Kelompok Kepentingan ......................................... 17
B. Teori Ruang Publik.......................................................... 24

BAB III PROFIL ORGANISASI KSPSI DAN K.KASBI


A. Sejarah Organisasi Buruh di Indonesia ........................... 27
B. Peran dan Fungsi Organisasi Pekerja/Buruh .................. 31
C. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
1. Sejarah KSPSI ............................................................. 31
2. Perkembangan Organisasi ........................................... 34
3. Struktur Organisasi ...................................................... 43
4. Visi dan Misi KSPSI ................................................... 48
D. Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia ..
1. Sejarah K.KASBI ........................................................ 49
iv
2. Struktur Organisasi ...................................................... 53
3. Visi dan Misi K.KASBI .............................................. 56
4. Program Perjuangan .................................................... 57

BAB IV PERAN KSPSI DAN K.KASBI DALAM MENUNTUT


PENGHAPUSAN SISTEM OUTSOURCING DAN
KENAIKAN UMP DKI JAKARTA 2013
A. Peran Buruh Sebagai Kelompok Kepentingan ................ 65
B. Strategi gerakan KSPSI dalam menuntut penghapusan
sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta
2013 ................................................................................. 69
C. Strategi gerakan K.KASBI dalam menuntut penghapusan
sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta
2013 ................................................................................. 75
D. Efektifitas gerakan KSPSI dan K.KASBI dalam
menuntut penghapusan sistem outsourcig dan kenaikan
UMP DKI Jakarta 2013 ................................................... 81

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 88
B. Saran ............................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 93


LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel I Perbandingan gerakan KSPSI dan K.KASBI dalam


memperjuangkan penghapusan sistem outsourcing
dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013 ....................... 87

DAFTAR BAGAN

Bagan I Organisasi FBSI .......................................................... 35


Bagan II Struktur SPSI ............................................................... 36
Bagan III Struktur pengurus KSPSI ............................................ 43
Bagan IV Struktur pengurus MPO KSPSI................................... 44
Bagan V Struktur organisasi K.KASBI ...................................... 53
Bagan VI Struktur pengurus pusat K.KASBI.............................. 53

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keadaan pekerja/buruh di Indonesia saat ini dibenturkan pada masalah-

masalah yang cukup pelik, diantaranya persaingan dalam dunia bisnis antar

perusahaan semakin ketat bersaing, sehingga membuat pengusaha harus berfikir

keras pada rangkaian proses dan aktivitas penciptaan produk dan jasa yang

berkaitan dengan kompetisi utamanya.

Karena adanya persaingan dalam dunia bisnis, menghasilkan sejumlah

produksi dan jasa yang memiliki tingkat kualitas serta daya saing di pasaran. Hal

ini membuat perusahaan berupaya untuk melakukan efisiensi biaya produksi.

Belum lama ini pekerja/buruh dikagetkan dengan timbulnya sistem

outsourcing atau alih daya dan upah minimum tingkat kota, provinsi yang selalu

di anggap pekerja/buruh tidak sebanding dengan pekerjaannya.

Outsourcing adalah praktek dalam dunia bisnis yang muncul sejak akhir

1980-an dan menjadi strategi utama bisnis dalam iklim kompetisi yang ketat.

Didefinisikan sebagai proses mengalihdayakan atau memindahkan atau

memborongkan kegiatan usaha ke pihak ketiga.1

Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

dijelaskan bahwa sistem outsourcing atau alih daya merupakan pemborongan atau

penyedian jasa tenaga kerja yang di mana badan penyedia jasa tersebut melakukan

1
Indrasari Tjandraningsih, Rina Herawati, dan Suhadmadi, Diskriminatif & Eksploitatif
“Prektek Kerja Kontrak Dan Outsourcing Buruh Di Sektor Industri Metal Di Indonesia”
(Bandung, Jakarta, Jakarta: Akatiga, Fspmi, Fes, 2010), 3.

1
proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi atau kriteria yang sudah

disepakati oleh para pihak yang bekerja sama (perusahaan dan penyedia jasa).2

Adapun pengaturan sistem outsourcing hanya boleh dilakukan dibidang-

bidang tertentu, seperti Security, Cleaning Service, Driver, Catering, dan jasa

penunjang pertambangan dan tidak boleh untuk proses inti produksi atau kegiatan

utama perusahaan.

Sistem ini bertujuan untuk mempermudah mencari lapangan pekerjaan bagi

orang-orang yang ingin bekerja melalui jasa penyalur kerja. 3 Outsorcing juga

bermaksud untuk mengurangi biaya perusahaan dengan cara memberikan

pekerjaan kepada yang ahli agar pekerjaan lebih efesien dan perusahaan akan

fokus dalam melakukan aktifitas yang merupakan keahlian utamanya dengan kata

lain efesiensi tenaga kerja.4 Jangka panjangnya, diharapkan dapat mengurangi

pemusatan dari kegiatan industri yang ada di kota menjadi rata ke daerah-daerah.5

Pelaksanaan sistem outsourcing dapat memberikan manfaat bagi

pemerintah, pengusaha, pekerja/buruh. Manfaat untuk pemerintah adalah

membantu mengembangkan dan mendorong proses pertumbuhan ekonomi secara

nasional. Bagi pengusaha dan perusahaan adalah meningkatkan fokus perusahaan,

membagi resiko, menciptakan dana segar, mengurangi dan mengendalikan biaya

operasi, serta memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri. Untuk pekerja

2
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pada Bab IX Hubungan
Kerja. Pasal. 64.
3
Jurnal Hukum, “Outsourcing dan tenagakerja” tersedia di
http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/05/outsourcing-dan-tenaga-kerja.html; internet; diunduh
pada21 Februari 2013.
4
Celia Mather, Menjinakan Sang Kuda Troya: Perjuangan Serikat Buruh Menghadang
Sistem Kontrak Outsourcing (Jakarta: Turc dan Fsp Kep, 2008), 2.
5
Komang Priambada, Outsourcing Versus Serikat Pekeja (Jakarta: Alih Daya Publishing,
2008), 110.

2
manfaat yang diperoleh adalah aktivitas industri di daerah akan mendorong

kegiatan ekonomi penunjang di lingkungan masyarakat, mengembangkan

infrastruktur sosial masyarakat, budaya kerja, disiplin dan peningkatan

kemampuan ekonomi, mengatasi pengangguran, meningkatkan kemampuan dan

budaya perusahaan dilingkungan masyarakat .6

Pada perkembangan, ternyata sistem outsourcing banyak ditolak oleh

pekerja/buruh karena dianggap merugikan dan hanya menguntungkan perusahaan

saja. Ini disebabkan karena sitem outsourcing membuat perusahaan lebih

memilih mengangkat pekerja secara outsourcing daripada menjadikan mereka

sebagai pekerja tetap. Karena melalui outsourcing perusahaan dapat menghemat

banyak pengeluaran, seperti pengeluaran ekonomi perusahaan, tunjangan-

tunjangan yang berkaitan dengan kesejahteraan pekerja.

Dalam praktiknya, penerapan sistem outsourcing hanya memindahkan

pekerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan pekerjaan yang sama

selama bertahun-tahun. Untuk menghindari tuntutan hukum, nama perusahaan dan

manajemen diubah berkali-kali namun dengan pemilik modal yang sama.

Tidak hanya itu, sistem outsourcing berdampak pada buruh outsourcing

yang gajinya di bawah upah minimum, tidak ada tunjangan, asuransi, jaminan

sosial, bahkan terjadinya pemotongan gaji.7 Dengan demikian keadaan ini

menjadi salah satu pemicu adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-

6
Iftida Yasar, Sukses Implementasi ( Jakarta: PPM Manajemen. cet 1, 2008), 15.
7
Depnakertrans, “Menakertrans: Cabut Ijin Outsourcing yang Menyengsarakan Pekerja”,
tersedia di http://m.depnakertrans.go.id/?show=news&news_id=917; intrnet; diunduh pada 13
Maret 2013.

3
besaran terhadap pekerja/buruh tetap dan mengganti pekerja/buruh bersetatus

kontrak.

Selain masalah sistem outsourcing, masalah yang dihadapi pekerja/buruh

adalah upah. Adapun yang dimaksud dengan upah menurut pasal 1 ayat 30

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 adalah:

“Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang


sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepda pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan”.(UU No. 13 Tahun 2003, pasal 1 ayat 30).

Upah merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah hubungan kerja,

karena dalam menjalankan pekerjaan terdapat beberapa makna yang dapat

diperoleh pekerja/buruh. Makna kerja dapat ditinjau dari berbagai segi

diantaranya:

a. Segi individu, merupakan gerak daripada badan dan pikiran setiap

orang agar memelihara kelangsungan hidup.

b. Segi sosial, melakukan pekerjaan agar menghasilkan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berkaitan dengan makna poin yang pertama adalah upah merupakan tujuan

utama mengapa pekerja/buruh melakukan pekerjaan di perusahaan. Jika upah

bukan merupakan tujuan utama mungkin hubungan itu bukan hubungan kerja.8

Seperti masalah Upah Minimum Provinsi (UMP), belum hilang diingatan

protes besar-besaran yang terjadi menuntut keniakan UMP DKI Jakarta 2013.

8
Zaeni Asyhadie, S.H., dan M. Hum, Peradilan Hubungan Industrial (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009), 13.

4
Aksi yang dilakukan pekerja/buruh beragam, ada yang melakukan aksi dengan

diskusi, dialog tripartit (pemerinitah, pengusaha, pekerja/buruh), ada juga aksi

demonstrasi. Semua itu dilakukan sebagai cara protes kepada pemerintah agar

dapat mengeluarkan putusan kenaikan upah.

Perjuangan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013 dilakukan pada akhir tahun

2012. Hal ini menjadi program tahunan organisasi-ogaisasi pekerja/buruh untuk

melakukan aksi di akhir tahun agar dapat kenaikan gaji di awal tahun. Pada tahun

2012 gaji yang didapat pekerja/buruh wilayah DKI Jakarta sebesar Rp.

1.529.150,00. Dengan gaji seperti ini mengharuskan pekerja/buruh untuk dapat

bertahan hidup selama sebulan, baik pekerja/buruh yang masih lajang ataupun

yang telah berkeluarga.

Kondisi seperti ini membuat pekerja/buruh harus berfikir keras untuk

mengatur pengeluaran keuangan agar dapat bertahan hidup. Sementara kebutuhan

bahan pokok setiap tahunnya terus naik. Sehingga dengan kekuatan-kekuatan

yang dimiliki pekerja/buruh, serikat pekerja/buruh, sampai kepada konfederasi

pekerja sepakat untuk melakukan protes kepada pemerintah agar gaji

pekerja/buruh dapat dinaikan seiring dengan kenaikan kebutuhan pokok yang tiap

tahun selalu naik harganya.

Dengan desakan pekerja/buruh dilakukan di DKI Jakarta 2012 membuat

pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan keputusan tentang Peraturan Gubernur

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 189 Tahun 2012 tentang Upah

5
Minimum Provinsi Tahun 2013.9 Dalam Undang-Undang ini dijelaskan pada

Pasal 1 bahwa Upah Minimum Provinsi Jakarta tahun 2013 sebesar Rp.

2.200.000,00 tiap bulannya.10 Kenaikan upah pekerja/buruh pada tahun ini sebesar

43, 8 % dari tahun 2012 yang berkisar Rp. 1.529.150,00.

Kenaikan UMP Jakarta 2013 membuat pihak pengusaha yang terhimpun

dalam KADIN (Kamar Dagang Industri) Provinsi DKI Jakarta yang disampaikan

oleh Ketua Umum Eddy Kuntadi dan Wakil Ketua Umum Kadin DKI Sarman

Simanjorang, menyatakan bahwa KADIN mempunyai beberapa catatan yang

didapatkan laporan dari beberapa perusahaan dan asosiasi terkait naiknnya UMP

DKI Jakarta 2013. Mereka mencermati dari segi biaya, bahwa jika tidak

mencukupi atau mampu membayar pekerja/buruh, pengurangan pekerja/buruh

bisa saja dilakukan. Seharusnya pemerintah sudah tahu sikap pengusaha bahwa

UMP DKI Jakarta 2013 begitu berat untuk pengusaha.11

KADIN juga menganggap bahwa kenaikan UMP Jakarta 2013 adalah

langkah yang ceroboh, sehingga membuat upah di Jakarta naik signifikan per-

tahunnya, maka tidak menutup kemungkinan upah pekerja/buruh nantinya naik

tinggi hingga 10 juta. Cara seperti ini membuat iklim investasi menjadi tidak

kondusif, sehingga membuat banyak investor kabur dari Indonesia.12

9
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 189 Tahun 2012
Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013.
10
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 189 Tahun 2012
Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013 pasal 1.
11
The President Post The Spirit Of Indonesia, “UMP Naik, Pengusaha Cemas Industri
Manufaktur Indonesia Hancur” eidisi Edisi November 2012 Minggu ke-4 No. 12, tersedia di
www.thepresidentpostindonesia.com; internet: diunduh pada 23 Maret 2013.
12
Detik, “Kadin: Kalau Dibiarkan UMP di Jakarta Bisa Capai Rp 10 Juta”, tersedia di
http://finance.detik.com/read/2012/11/21/185723/2097472/1036/kadin-kalau-dibiarkan-ump-di-
jakarta-bisa-capai-rp-10-jutaasnya; internet; diunduh pada 28 Februari 2013.

6
Sementara itu, hasil dari penetapan kebijakan UMP DKI Jakarta 2013

dirasakan oleh kalangan pekerja/buruh sebagai langkah awal perjuangan,

seterusnya pekerja/buruh akan berjuang demi mencapai kesejahteraan yang

diinginkan.

Dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini kebijakan upah minimum adalah

satu-satunya kebijakan pemerintah Indonesia yang dengan secara langsung dan

eksplisit dikaitkan dengan upah pekerja/buruh. Maka wajar saja jika semua pihak

(pemerintah, pengusaha, buruh) menempatkan kenaikan upah sebagai isu sentral,

bahkan tidak sedikit yang menganggap upah minimum adalah obat ampuh bagi

masalah kesejahteraan pekerja/buruh.13

UMP adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di

suatu provinsi. Upah minimum merupakan upah bulanan terendah yang terdiri

dari upah pokok, juga termasuk tunjangan tetap yang telah diatur dalam

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Kep-231

/MEN/2003 dengan merujuk Kebutuhan Hidup Layak (KHL).14

KHL sendiri telah diatur dalam Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 terkait

Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.

Dalam pasal 1 ayat 1 Menyatakan bahwa KHL adalah standar kebutuhan yang

13
Edy Priyono, “Situasi Ketenagakerjaan Indonesia dan Tinjauan Kritis Terhadap
Kebijakan Upah Minimum”, Jurnal Ananlisis Sosial: Upah Minimum dan Kesejahteraan Buruh:
Peluang dan Tantangan Bagi Serikat Buruh (01 Februari 2002): 49.
14
Edytus Adisu, Hak Karyawan Atas Gaji dan Pedoman Menghitung: Gaji Pokok Pajak
Atas Gaji Iuran Pensiun, Pesangon, Iuran Jamsostek, Dana Sehat (Jakarta: Forum Sehat, 2008),
3-4.

7
harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara

fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan satu bulan.15

Melihat definisi KHL tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak cocok dan

bertolak belakang pada hukum apabila upah minimum diberikan kepada

pekerja/buruh yang telah berkeluarga. Karena pekerja/buruh yang telah

berkeluarga berbeda kebutuhannya dengan pekerja/buruh yang masih lajang.

Mereka harus memikirkan kehidupan anak dan isterinya yang harus tetap hidup

walaupun jauh dari kata layak. Selanjutnya, mereka harus memikirkan bayar sewa

rumah kalau yang tidak punya rumah tetap.

Terlalu banyak yang harus mereka fikirkan untuk tetap bertahan hidup. Ini

semua dikarenakan sistem upah murah di Indonesia yang diakibatkan oleh

kebijakan perburuhan bersifat kapitalis yang diterapkan oleh penguasa dan

pengusaha hingga mengakibatkan keadan hidup pekerja/buruh jauh dari layak.16

Pada kondisi inilah peran organisasi pekerja/buruh dibutuhkan untuk

mengontrol setiap kebijakan yang merugikan pekerja/buruh dan berperan sebagai

wadah untuk menampung aspirasi. Banyak organisasi pekerja/buruh di Indonesia,

tercatat dalam kemenakertrans 5 Konfederasi SP/SB, 91 Federasi SP/SB, 437

(SP/SB) tingkat perusahaan, 170 SP/SB BUMN. Sedangkan total jumlah anggota

SP/SB seluruhnya mencapai 3.414.455.17 Salah satu dari sekian banyak organisasi

15
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang
Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak No. 17 Tahun 2005.
Pasal 1.
16
Surya Tjandra, Yasmine MS Soraya, dan Jamaludin, Advokasi Pengupahan Di
DaerahStrategi Serikat Buruh Di Era Otonomi Daerah (Jakarta: Turch, 2007),3.
17
Depnakertrans, “Daftar Serikat Pekerja Di Iindonesia
(sudah mendaftar sesuai dengan Peraturan Menteri Tenagakerja no. 5/MEN/1998)” tersedia di
http://depnakertrans.go.id/news.html,809,naker; diunduh pada 17 Desember 2013.

8
pekerja/buruh yang konsisten dalam memperjuangkan penghapusan sistem

outsourcing dan UMP antara lain adalah KSPSI dan K.KASBI.

Kedua organisasi pekerja/buruh di atas mempunyai tujuan yang sama, yakni

untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan pekerja/buruh, dan menolak setiap

kebijakan pemerintah yang bertolak belakang dengan kepentingan pekerja/buruh.

Perbedaannya adalah, secara formal organisasi, metode dan strategi gerakan yang

dijalankan, serta pola-pola penyelesaian masalah-masalah perburuhan.

Organisasi pekerja/buruh di Indonesia beragam, ada yang menamakan

serikat pekerja, ada pula yang menamakan serikat buruh. Dua istilah yang berbeda

makna, pengertian pekerja lebih kepada proses dan bersifat mandiri. 18 Seperti

dokter, pada prosesnya bekerja memperoleh nilai tambah dan dari proses

penciptaan nilai tambah yang mereka buat sendiri. Sementara buruh adalah orang

yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen

dasar proses produksi.

Pada dasarnya pekerja di perusahaan digolongkan dalam dua kelompok,

Pertama, kelompok kerah putih, biasa disebut dengan pekerja professional,

cenderung lebih soft dalam bekerja dan lebih memakai kemampuan intelektual

untuk bekerja, seperti pengusaha, orang-orang yang bekerja di perkantoran, guru

honorer, tenaga penyuluh, dan tenaga kesehatan. Mereka tidak bisa disebut buruh

akan tetapi pada umumnya tidak keberatan jika disebut pekerja. Kedua, kelompok

kerah biru, biasa disebut dengan pekerja kasar, lebih menggunakan kekuatan fisik

dalam bekerja. Kelompok ini disebut buruh, cenderung dikonotasikan sebagai

18
Dr. Payaman J. Simanjuntak, Undang-Undang yang baru tentang Serikat Pekerja/Serikat
Buruh (Jakarta: Work In Freedom, 2002), 8.

9
pekerja kasar yang mengandalkan kekuatan fisik daripada kemampuan intelektual.

Seperti pekerja pabrik, konveksi, cleaning service, dan satpam.19

Dari perbedaan makna pekerja dan buruh di atas menjadi salah satu motivasi

gerakan KSPSI dan K.KASBI. Pada strategi penyelesaian masalah KSPSI dan

K.KASBI, KSPSI lebih bersifat soft dan persuasif, aksi-aksi yang terkemas lebih

halus dan tidak anarkis seperti melakukan aksi intelektual dengan cara diskusi,

seminar yang meliputi tripartit (pemerintah, pengusaha, pekerja) sehingga harapan

dari pekerja dapat disalurkan dengan baik.20 Sedangkan gerakan buruh yang

dilakukan K.KASBI lebih agresif dalam memprotes sistem perburuhan yang

mereka anggap merugikan dan menyengsarakan kehidupan buruh dengan

melakukan aksi demonstrasi massa.

Persoalan tuntutan penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP

DKI Jakarta 2013 adalah salah satu masalah yang diangkat secara serius oleh

kedua organisasi di atas (KSPSI dan K.KASBI).

Alasan peneliti kenapa memilih kedua organisasi pekerja/buruh KSPSI dan

K.KASBI adalah karena keduannya masih konsisten dalam memperjuangkan

penghapusan sistem outsourcing dan UMP DKI Jakarta 2013. Keduanya

mempunyai kedudukan yang berbeda. KSPSI merupakan organisasi pekerja yang

dibentuk pemerintah Orde Baru dan masih terus eksis sampai saat ini. Sedangkan

K.KASBI organisasi buruh independent yang terbentuk pasca reformasi.

19
Simanjuntak, Undang-Undang yang baru tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, 9.
20
Beritasatu, “Ketua Kspsi Imbau Buruh Tak Demo Saat Mayday”, tersedia di
http://m.beritasatu.com/megapolitan/45306-ketua-kspsi-imbau-buruh-tak-demo-saat-mayday.html;
internet; diunduh pada 28 Februari 2013.

10
Dari penjelasan latar belakang masalah di atas menarik jika dikaji lebih jauh

terkait perbedaan gerakan KSPSI dan K.KASBI dalam menyikapi isu

penghapusan sistem outsourcing dan tuntutan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013.

Maka dari itu, tema pada penelitian ini adalah “ Buruh dan Politik Study Kasus:

Perjuangan KSPSI dan K.KASBI dalam Menuntut Penghapusan sistem

Outsourcing dan Kenaikan UMP DKI Jakarta 2013”.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian ini hanya mengenai perbedaan strategi

gerakan KSPSI dan K.KASBI dalam menyikapi tuntutan penghapusan sistem

outsourcing dan menuntut kenaikan UMP DKI Jakarta 2013. Serta bagaimana

pengaruh dari dikeluarkannya kebijakan tentang sistem outsourcing dan kenaikan

UMP DKI Jakarta 2013.

C. Rumusan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada peran dan perbedaan perjuangan KSPSI

dan K.KASBI dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan

UMP DKI Jakarta 2013.

Untuk itu, pertanyaan penulis fokus pada:

1. Bagaimana peran KSPSI dan K.KASBI dalam menuntut penghapusan

sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013?

2. Apa saja perbedaan strategi KSPSI dan K.KASBI dalam memperjuangkan

penghapusan sistem outsourcing dan menuntut kenaikan UMP DKI Jakarta

2013?

11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran organisasi KSPSI dan K.KASBI dalam menyikapi

tuntuan penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta

2013.

2. Mengetahui perbedaan perjuangan dari dua organisasi pekerja/buruh yakni

KSPSI dan K.KASBI.

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah untuk melihat dan mengetahui

potret perjuangan gerakan pekerja/buruh dalam memperjuangkan hak-haknya dan

membangun kesadaran kelas. Lebih khusus peran KSPSI, K.KASBI dalam

menyikapi penghapusan sistem outsourcing dan UMP DKI Jakarta 2013.

Manfaat secara teoritis untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri

dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh, serta untuk pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Politik, dan khususnya mengenai perjuangan

pekerja/buruh dalam memperjuangkan haknya.

Secara akademik, diharapkan dapat menambah informasi dan bahan kajian

penelitian. Bagi kepentingan publik, diharapkan dapat memberikan kesadaran

terhadap kondisi pekera/buruh di Indonesia.

E. Tinjauan Pustaka

Pada pembahasan ini, peneliti menemukan penelitian yang dilakukan oleh

Celia Mather, Menjinakan Sang Kuda Troya: Perjuangan Serikat Buruh

12
Menghadang Sistem Kontrak/Outsourcing, diterbitkan Turch pada tahun 2008.21

Buku ini menjelaskan serikat buruh ICEM (International Federation Of

Chemical, Energy, Mine and General Workers Unions) dalam memperjuangkan

hak-hak buruh guna mencapai kehidupan yang stabil. Serta menghadang Sistem

outsourcing yang menurutnya mempunyai pengaruh yang luar biasa, khususnya

pada status kerja, kesejahteraan mereka. Penelitian ini adalah hasil dari penelitian

dan kajian perburuhan hubungan kerja diberbagai negara, baik negara maju

maupun negara berkembang. Hasil dari penelitian ini adalah masih banyak buruh

yang belum memahami bahwa sistem kerja outsourcing adalah sistem yang

membahayakan, karena kontrak bisnis itu bukanlah kontrak bisnis biasa melaikan

kontrak yang membawa pengaruh besar bagi keadaan buruh. Perbedaan yang

dilakukan Celia Mather dengan peneliti adalah organisasi buruh yang berbeda,

tempat penelitian yang berbeda.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Ganda Syahputra, S dalam

skripsinya, “Peranan Serikat Buruh dalam Memperjuangkan Hak Upah dan

Politik. Study Kasus: Serikat Buruh Medan Independen”.22 Fokus penelitian ini

pada Serikat Buruh Medan (SBMI) dalam memperjuangkan hak-hak buruh

terutama masalah kenaikan UMP di Medan. Penelitian ini menjelaskan bahwa

pentingnya gerakan buruh dalam mengawal proses kebijakan pemerintah yang

bersangkutan dengan masalah buruh. Hasil penelitian ini adalah bahwa SBMI

belum berhasil dalam memasukan agenda perubahan dalam proses pengambilan

21
Celia Mather, Menjinakan Sang Kuda Troya: Perjuangan Serikat Buruh Menghadang
Sistem Kontrak/Outsourcing (Jakarta: Turch, 2008).
22
Ganda Syahputra, S, Peranan Serikat Buruh dalam Memperjuangkan Hak Upah dan
Politik. Study Kasus: Serikat Buruh Medan Independen (Medan: FISIP Universitas Sumatera
Utara, 2009).

13
kebijakan di Sumatera Utara, khususnya dalam penetapan upah yang layak.

Perbedaan dari Ganda Syahputra, S dengan peneliti adalah serikat/organisasi

buruh yang berbeda, tempat penelitian yang berbeda, kasus yang dipilih berbeda.

F. Metode Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, serta tujuan dan manfaat dari dibuatnya penelitian, maka peneliti akan

melakukan penelitian dengan metode:

Pertama, metodologi studi pustaka, bertujuan untuk memperoleh data

bacaan buku, jurnal, buletin, majalah, dan artikel yang termuat di berbagai media

cetak atau media elektronik yang bersangkutan pada kasus penelitian. Kedua,

metode wawancara, bertujuan untuk mendukung data-data penelitian dan

memperkuat penelitian. Adapun wawancara yang akan dilakukan peneliti pada

Yoris Raweyai (sebagai Presiden KSPSI), Nining Elitos (sebagai ketua K.KASBI)

mengenai peran organisasinya dalam menyikapi outsourcing dan UMP DKI

Jakarta 2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan

pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan

dalam penelitian kualItatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar

fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Penelitian kualitatif juga

14
merupakan penelitian yang sampel dan sumber datanya belum mantap dan rinci,

masih fleksibel sehingga masih adanya kemungkinan terjadi perubahan.23

Dengan menggunakan teknik deskriptif analisis ini peneliti berharap dapat

memberikan gambaran mengenai perbedaan perjuangan KSPSI dan K.KASBI

dalam menyikapi sistem outsourcing dan UMP DKI Jakarta 2013.

Adapun teknik penulisan penelitian ini mengacu pada Panduan Penyusunan

Proposal dan Penulisan Skripsi yang di tulis oleh Tim Penyusun Panduan

Akademik Fakultas Ilmu Sosial Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.24

G. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran umum, peneliti menyajikan sistematika penulisan dalam

5 bab. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan dapat dilakukan secara sistematis

sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh

pembaca penelitian ini. Adapun pembahasan dan penulisan penelitian ini secara

garis besar yaitu:

Bab I membahas pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II membahas mengenai landasan teori yang terdiri dari teori kelompok

kepentingan dan teori ruang publik.

Bab III membahas mengenai profil organisasi KSPSI dan K.KASBI yang

meliputi sejarah organisasi buruh di Indonesia, peran dan fungsi organisasi

23
Prof. Dr. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006),13.
24
FISIP UIN Jakarta, Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi (Jakarta:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2012).

15
pekerja/buruh, sejarah KSPSI dan K.KASBI, perkembangan organisasi, visi dan

misi organisasi, hingga program perjuangan organisasi.

Bab IV membahas mengenai peran KSPSI dan Konfederasi K.KASBI

dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta

2013 yang meliputi peran buruh sebagai kelompok kepentingan, strategi gerkan

KSPSI dalam menunutut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP

DKI Jakarta 2013, strategi gerakan K.KASBI dalam menunutut penghapusan

sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013, efektifitas gerakan

KSPSI dan K.KASBI dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan

kenaikan UMP DKI Jakarta 2013.

Bab V membahas mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah

dibuat.

16
BAB II

KERANGKA TEORI

Lengsernya Soeharto adalah pertanda hancurnya rezim otoriter sekaligus

peluang munculnya era demokrasi. Saat itu pula tibul berbagai macam kelompok

yang beraliran politik, budaya, religius, termasuk kelompok pekerja/buruh yang

menyuarakan aspirasi pekerja/buruh seperti KSPSI dan K.KASBI.

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengkaji Perjuangan KSPSI dan

K.KASBI dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP

DKI Jakarta 2013. Melihat judul tersebut, penting untuk diulas tentang teori yang

berkaitan dengan judul penelitian tersebut. Diantra teori yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah:

A. Teori Kelompok Kepentingan

Sebuah kebijakan atau keputusan yang dilakukan oleh pemerintah tidak

selalu berdampak baik bagi rakyatnya, tidak jarang keputusan pemerintah tidak

berpihak kepada masyarakat tertentu. Saat itulah kelompok kepentingan memiliki

peran dan porsi penting dalam sistem politik, karena kemampuan kelompok

kepentingan dalam membangun isu-isu individual atau kelompok menjadi sebuah

isu publik. Adapun untuk merealisasikan kepentingan dapat dilakukan dengan

pengajuan permohonan, tuntutan, atau dukungan yang dilakukan seseorang

bahkan kelompok terhadap sebuah keputusan yang sudah ditetapkan pemerintah.1

Kelompok adalah sekumpulan individu yang berdasarkan kepentingan atau

sikap yang membuat klaim pada kelompok lain di masyarakat. Menurut Truman

1
Leo Agustino, Perihal Ilmu Politik:Sebuah Bahasan Memahami Ilmu Politik (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2007), 95-96.

17
sebuah kelompok dapat menjadi kelompok yang mempunyai kepentingan politik,

apabila membuat klaim pada lembaga pemerintahan melalui kelompok yang

mempunyai kepentingan, seorang individu untuk berusaha menyelamatkan

keinginan politik dan kelompok.2

Kelompok kepentingan adalah kelompok yang berusaha mempengaruhi

kebijakan publik dalam suatu bidang yang dapat dikatakan penting untuk anggota-

anggotanya.3 Kelompok ini memusatkan perhatian pada bagaimana

mengartikulasikan kepentingan tertentu kepada pemerintah. Sehingga harapannya

pemerintah dapat menyusun kebijakan yang menampung kepentingan kelompok.

Maka dapat disimpulkan bahwa kelompok kepentingan lebih berorientasi pada

perumusan kebijakan umum yang dibuat pemerintah.4

Kelompok kepentingan hadir sebagai bentuk sekelompok orang untuk

membuat kesepakatan dengan satu tujuan, semata untuk masyarakat, dengan

melalui kelompok kepentingan yang ada inilah masyarakat dapat menjadikan

kelompok ini sebagai perpanjangan tangan dengan melakukan tekanan.

Sebelumnya, kelompok kepentingan disebut dengan kelompok penekan,

tetapi karena munculnya anggapan bahwa tidak semua kelompok kepentingan

mengadakan penekanan, maka masyarakat cenderung memakai istilah kelompok

kepentingan. Kelompok ini muncul pertama kali pada awal abad ke-19,

kelompok ini cendrung menfokuskan pada satu masalah tertentu saja,

keanggotaannya juga terdiri dari golongan-golongan tertindas serta terpinggirkan,

2
Agustino, Perihal Ilmu Politik, 170-171.
3
Marcus Ethridge dan Howard Handelman, “Politics in a Changing Society: A Comparative
Introduction to Political Science,” dalam Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), 383.
4
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia, 1999), 109.

18
seperti buruh di Eropa Barat, Afrika dan Amerika Serikat, dengan tujuan utama

adalah memperbaiki nasib dari masing-masing golongan, terutama keadaan

ekonomi.5

Pada tahun 1060-an muncul fenomena baru sebagai lanjutan dari gerakan

sosial lama, yaitu gerakan sosial baru (New Social Movements/MNS) gerakan

sosial baru ini berkembang menjadi lebih dinamis, dasar dari kelompok ini adalah

“Protes”. Kelompok ini sangat kritis terhadap cara-cara berpolitik, juga

menginginkan desentralisasi dari kekuasaan negara, desentralisasi pemerintah,

partisipasi dalam peningkatan swadaya masyarakat.6

Menurut Ramlan Surbakti, kelompok kepentingan (interest group) adalah

sekumpulan orang yang memiliki persamaan sifat, sikap, kepercayaan, tujuan dan

sepakat menyatukan dirinya dalam sebuah perkumpulan atau organisasi guna

melindungi dirinya serta mencapai tujuannya. Kelompok ini memfokuskan

perhatiannya pada bagaimana menyampaikan kepentingannya kepada pemerintah

sehingga pemerintah menyusun kebijakan yang menampung kepentingan

kelompok. Maka kelompok kepentingan ini lebih berorientasi pada proses

perumusan kebijakan umum yang dibuat pemerintah.7

Menurut Mohtar Mas’oed dan Dr. Colin MacAnrews, kelompok

kepentingan merupakan sebuah organisasi yang berupaya mempengaruhi

5
Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,
2008), 383-384.
6
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 384.
7
Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 109.

19
kebijakan pemerintah tanpa waktu yang bersamaan berkehendak memperoleh

jabatan publik.8

Orientasi tentang jabatan publik menandakan kelompok kepentingan yang

terorganisir seperti partai politik. Menurutnya, jika ada salah satu anggota dari

kelompok kepentingan atau pemimpinnya masuk dalam jajaran pemerintah, tetap

saja kelompok kepentingan itu sendiri tidak dipandang sebagai sebuah organisasi

yang ingin menguasai pemerintahan sebagaimana tujuan partai politik. Walaupun

demikian, dalam praktiknya acap kali ditemukan adanya kelompok kepentingan

yang terlibat dalam kandidat-kandidat calon partai sehingga keangotaan kelompok

kepentingan dan partai politik menjadi tumpang tindih.9

Memiliki finansial, jumlah keanggotaan, kecakapan politik, dan kesatuan

organisasi dihadapan pemerintah merupakan kerja kelompok kepentingan agar

dapat berjalan efektif. Disisi lain, perlu bagi kelompok kepentingan untuk

mengarahkan dukungan, sumberdaya anggota, dan tenaga.10

Gabriel Almond membagi kelompok kepentingan menjadi empat tipe,

antara lain adalah:11

1. Kelompok kepentingan anomik, kelompok ini tidak mempunyai organisasi

yang legal, tetapi individu-individu yang terlibat merasa mempunyai

perasaan frustasi dan ketidakpuasan. Kelompok ini menyampaikan

kepentingannya dengan spontan, lebih bersifat pada tindakan segera seperti

8
Mohtar Mas’oed, Dr. Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik (Yogyakarta:
Gajah Mada University, 2000), 53.
9
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 53-54.
10
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 60.
11
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 388.

20
demonstrasi, pemogokan yang tidak terkontrol hingga berujung pada

kekerasan.

2. Kelompok kepentingan non-asosiasi, kelompok ini tumbuh karena

solidaritas sperti saudara, agama, etnis, suku, ras. Biasanya kelompok ini

tdak aktif secara politik juga tidak mempunyai organisasi yang ketat.

Kelompok ini terbentuk apabila memiliki kepentingan yang sama untuk

diperjuangkan kepentingan dan bubar setelah melakukan kegiatan kelompok

ini bubar dengan sendirinya.

3. Kelompok kepentingan institusional, kelompok ini bersifat formal yang

sering muncul dalam sebuah lembaga-lembaga politik dan pemerintahan

yang fungsinya bukan mengartikulasi kepentingan bersama. Seperti Darma

Wanita, KORPRI (Korps Pegawai Republik Indonesia), PKBI

(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia). Posisi ini begitu strategis

dan berpengaruh jika digunakan untuk kepentingan kelompok. Tetapi

kelompok ini cenderung melayani kepentingannya sendiri.

4. Kelompok kepentingan assosiasional, kelompok ini terdiri dari serikat

buruh, kamar dagang, himpunan petani, asosiasi etnis dan agama. Kelompok

ini dibentuk dengan tujuan yang eksplisit dan mempunyai organisasi yang

baik dengan anggota yang bekerja penuh waktu sehingga menjadikan lebih

efektif dan lebih baik dari kelompok-kelompok yang lain dalam

memperjuangkan kepentingan.12

Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 388.


12

21
Dalam penelitian ini KSPSI dan K.KASBI masuk dalam kategori kelompok

kepentingan assosiasional, yang dalam ketegori ini meliputi serikat buruh, kamar

dagang, himpunan petani, asosiasi etnis dan agama.

Kelompok assosiasional adalah mereka yang dihuni oleh para aktivis secara

sukarela (walaupun mereka sama-sama mempunyai organisasi profesional dan

permanen). Orang yang bergabung dalam kelompok ini mempunyai rasa dan cita-

cita kepentingan bersama. Kelompok ini biasanya memiliki batasan atau

spesifikasi tujuan dalam mencapai kepentingan yang mereka harapkan.13

Secara khas kelompok kepentingan assosiasional menyatakan

kepentingannya dari kelompok khusus, menggunakan tenaga profesional yang

bekerja secara penuh, dan mempunyai prosedur yang teratur untuk merumuskan

kepentingan dan tuntutan.14

Kelompok ini juga tidak menutup diri bagi masyarakat yang ingin

bergabung dengan kelompok assosiasional. Masyarakat yang bergabung dalam

kelompok ini biasanya untuk mempromosikan kepentingannya agar kemudian

dapat berjalan sinergis dengan kelompok assosiasional. Kelompok ini yang paling

berpengaruh dalam keadaan demokrasi yang sudah mapan. Walaupun dalam

beberapa taktiknya dapat dianggap konvensional, radikal, oposisi dan nilai

keragaman pendapat yang terdapat pada rezim tersebut. Bila diizinkan

berkembang, maka cenderung dapat menentukan perkembangan dari macam-

macam kelompok kepentingan yang ada (anomik, non-assosiasional,

institusional).
13
Barrie Axford, et al, An Introduction Second Edition: Politics (New York: Routledge,
2002), 385.
14
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 56.

22
Saluran-saluran Menyatakan Pendapat Kelompok Kepentingan

Dalam menyatakan pendapat atau tuntutan politik, kelompok kepentingan

biasanya tidak hanya sekedar memberi informasi. Melainkan mereka bertujuan

bagaimana pandangan-pandangan dan kepentingannya dapat dipahami oleh para

pemimpin selaku pembuat keputusan agar keputusannya relevan dengan

kepentingan mereka, serta mendapatkan tanggapan yang baik. Karena itulah

kelompok kepentingan berusaha mencari saluran-saluran khusus untuk

menyalurkan tuntutan dan mengembangkan teknik-teknik penyampaian agar

tuntutannya diperhatikan dan ditanggapi. Saluran-saluran penting adalaht:15

1. Demonstrasi dan Tindakan Kekerasan

Sebuah sarana untuk menyampaikan tuntutan adalah melalui demonstrasi

dan tindakan kekerasan fisik. Dengan memakai model seperti ini kelompok

kepentingan berkeyakinan tuntutannya dapat didengar penguasa yang kemudian

merubah suatu kebijakan.

2. Hubungan Pribadi

Hubungan pribadi menjadi sebuah sarana untuk menyalurkan tuntutan.

Seperti keluarga, hubungan daerah, teman sekolah dapat menjadi salah satu cara

paling efektif dalam membentuk sikap dari seseorang. Jika hubungan ini

dilakukan dengan ramah-tamah dan bersahabat, maka kemungkinan mendapatkan

tanggapan baik semakin besar. Biasanya tuntutan yang disampaikan oleh teman,

kerabat, keluarga lebih sering diperhatikan dibanding bila disampaikan secara

formal dari orang yang belum dikenal.

15
MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik, 58.

23
3. Perwakilan Langsung

Perwakilan atau delegasi langsung dalam badan legeslatif dan jajaran

birokrasi dapat memungkinkan suatu kelompok kepentingan agar dapat

mengkomunikasikan secara langsung dan terus-menerus kepentingannya melalui

seorang anggota aktif dalam pembuat keputusan.

4. Saluran Formal dan Institusional

Saluran formal dan Institusional dapat memungkinkan tunututan dari

kelompok kepentingan lebih mudah mencapai tujuan kepentingannya. Antara lain

ialah melalui radio, surat kabar, televisi, majalah, partai politik dan badan

legislatif, kabinet serta birokasi. Ini merupakan saluran-saluran yang dianggap

lebih mudah untuk mencapai kepentingan.

Saluran-saluran yang telah dijelaskan di atas dapat digunakan kelompok

pekerja/buruh seseuai dengan kebutuhannya untuk dapat meraih kepentingan

politik dari kelompoknya masing-masing.

B. Ruang Publik

Ruang publik merupakan ruang demokratis masyarakat, yang

memungkinkan masyarakat dapat mengeluarkan sebuah pandangan, pendapat,

kebutuhan, kegelisahan, serta kepentingan politik warga negara terhadap

pemerintah dan negara yang membuat kebijakan. Ruang publik adalah cara jitu

dan memiliki peran yang cukup berarti dalam proses berdemokrasi.

Ruang publik juga dapat diartikan sebagai prosedur komunikasi. Artinya

ruang publik memungkinkan warga dapat menyatakan sikap, dikarenakan ruang

publik dapat menciptakan nuansa atau kondisi yang memang memungkinkan

24
warga untuk menggunakan argumennya.16 Namun ada catatan yang penting,

komunikasi dapat dibangun apabila terdapat timbal balik atau respon dari kedua

belah pihak atau lebih yang hendak melakukan komunikasi.

Teori Ruang publik ini menjadi pokok dominan dalam kehidupan sosial,

karena pendapat masyarakat atau publik dapat dibentuk dan diakses untuk semua

warga negara yang terjamin dan digunakan oleh individu, pribadi untuk

berkumpul, berbicara, dan membentuk sebuah badan publik yang di dalamnya

tidak berperilaku seperti pengusaha atau professional yang sedang melakukan

bisnis pribadinya, juga tidak berperilaku seperti pejabat dari birokrasi negara.

Sebagai badan publik semua individu dijamin untuk memiliki kebebasan

berkumpul, berorganisasi, berekspresi atau mengutarakan pandangannya tentang

kepentingan yang sifatnya umum, yang di dalamnya terdapat rasa kebersamaan,

keanekaragaman keyakinan, orientasi nilai, solidaritas, dan kesamaan.17

Hakikatnya ruang publik haruslah terbuka, bebas, transparan dan yang

paling penting tidak ada intervensi dari pemerintah di dalam ruang publik. Mudah

diakses oleh semua orang adalah keharusan dari ruang publik. Dari ruang publik

inilah lahir sebuah himpunan kekuatan yang solid bagi warga negara agar dapat

melawan segala keputusan atau kebijakan yang tidak rasional.

Habermas membagi ruang publik sebagai tempat para aktor-aktor

masyarakat untuk membangun ruang publik. Pertama, bersifat pluralitas meliputi

keluarga, kelompok-kelompok informal, organisasi-organisasi sukarela. Kedua,

16
F.Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif Menimbang Negara Hukum dan Ruang Publik
dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 134.
17
Hardiman, Demokrasi Deliberatif, 140.

25
bersifat publikasi meliputi media massa, institusi-institusi kultural. Ketiga,

bersifatlegalitas meliputi struktur-struktur hukum umum dan hak-hak dasar.18

Ruang publik tidak terbatas pada satu, melainkan ada banyak ruang publik,

dan itu ada di tengah-tengah masyarakat atau warga. Karena tidak ada yang dapat

dan mampu membatasi ruang publik itu sendiri, ruang publik terdapat dimana-

mana dan timbul ketika masyarakat duduk dan berkumpul untuk berdiskusi terkait

tema-tema yang kekinian, maka disitulah letak ruang publik hadir.

Seiring dengan perkembangannya, ruang publik muncul dengan sangat pesat

dengan berbagai perkumpulan-perkumpulan yang dibentuk karena kegelisahan

warga terhadap sebuah kebijakan yang tidak berpihak kepada warga. Juga timbul

gerakan-gerkan yang diciptakan masyarakat karena dari masyarakat-masyarakat

itu sendiri mempunyai opini, kepentingan serta kebutuhannya.

Seperti halnya organisasi pekerja/buruh yang ada di Indonesia, baik tingkat

Serikat, Federasi, sampai Konfederasi yang selalu mengeluarkan pandangan,

pendapat, kebutuhan, kegelisahan serta kepentingan politik terhadap pemerintah

dan negara yang membuat kebijakan.

Hal ini sejalan dengan teori ruang publik, di mana warga negara bebas

berpendapat, mengutarakan pandangan, kebutuhan, kegelisahan dan kepentingan

politiknya terhadap pemerintah dan negara yang telah membuat sebuah kebijakan.

Dengan kata lain teori ruang publik adalah metode atau cara yang baik dan

memiliki peran yang berarti dalam proses demokrasi.

18
Wikipedia, “Jurgen Habermas” tersedia di
http://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%BCrgen_Habermas; internet; diunduh pada 23 Maret 2013.

26
BAB III

PROFIL ORGANISASI KSPSI DAN K.KASBI

A. Sejarah Singkat Organisasi Buruh di Indonesia

Sejarah pergerakan serikat buruh di Indonesia dapat dibagi kedalam

beberapa periode yaitu pada rezim kolonial Belanda dan Jepang, periode setelah

proklamasi kemerdekaan, Orde Baru dan masa Reformasi (sampai saat ini).

Pada tahun 1894 muncul serikat pekerja di Indonesia seperti NIOG

(Nederland Indies Onderw Genoots), perserikatan dari guru-guru bangsa

Belanda.1 Tahun 1908 berdiri organisasi-organisasi buruh seperti, VSTP

(Vereeniging van Spoor-en Tremwege Personel in naderland indie) dipimpin

Semaoen dan para pimpinannya yang beraliran Sosialis Komunis yang bertujuan

membela hak-hak dan kemajuan kaum buruh kereta api. Tahun 1916 berdiri PPPB

(Perserikatan Pegawai Pengadaian Bumi Putra) dipimpin R. Sosro Kardono.

Tahun 1919 berdiri PFB (Personeels Fabrieks Bond) dipimpin RM. Seryopranoto.

Tahun 1928 berdiri SKBI (Serikat Kaum Buruh Indonesia) dipimpin Iwa Kusuma

Sumantri. Tahun 1942 berdiri SBO (Sarikat Buruh Onderneming) perserikatan

pertama dari pegawai perkebunan.2

Memasuki masa pendudukan Jepang tahun (1941-1945), praktis tidak ada

satupun kekuatan politik termasuk gerakan buruh yang dapat bertahan. Pada masa

ini semua organisasi perjuanagan politik rakyat dibuubarkan dan semua potensi

tenaga rakyat dikerahkan ke proyek paksa atau yang lebih kita kenal dengan

1
Sandra, Sejarah Pergerakan Buruh Indonesia (Jakarta: Turc, cetakan pertama, 2007), 3.
2
Iskandar Tedjasukmana, Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia (Jakrtata:
Turc,2008),3

27
istilah kerja paksa. Itu semua dilakukan untuk mendukung pengadaan pangan dan

logistik perang tentara jepang.3

Selanjutnya pada masa proklamasi kemerdekaan, muncul BBI (Barisan

Buruh Indonesia).4 Muncul karena kondisi kemerdekaan Indonesia harus diisi

dengan perjuangan gerakan buruh. Maka pada 19 September 1945 BBI resmi

didirikan tokoh-tokoh gerakan buruh agar peran kaum buruh dalam mengisi

kemerdekaan Indonesia. Kemudian berdiri juga SOBSI (Sentral Organisasi Buruh

Seluruh Indonesia) menggantikan GASBI (Gabungan Serikat Buruh Indonesia).5

Pada pemerintahan Presiden Soekarno gerakan buruh tidak hanya

mendapatkan ruang gerak yang luas, melainkan memiliki peranan besar dalam

mempengaruhi kebijakan politik negara. Karena keperdulian Soekarno berlebihan

kepada gerakan buruh yang beraliran komunis, maka Soekarno dilengserkan tahun

1966. Lengsernya Soekarno disertai dengan dipenjaranya ribuan anggota PKI

serta orang, organisasi yang berafiliasi kepadanya seperti SOBSI.6

Setelah Soekarno dilengserkan dan digantikan oleh Soeharto maka fokus

kerjanya pada penghidupan ekonomi yang sebelumnya dianggap Soeharto tidak

berjalan dengan baik. Sehinga pemerintahan Soeharto memfokuskan kinerjanya

dibidang ekonomi dan sasarannya untuk mengekang kemungkinan terjadinya

3
Tedjasukmana, Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia, 28.
4
Sandra, Sejarah Pergerakan Buruh Indonesia, 58.
5
Sandra, Sejarah Pergerakan Buruh Indonesia, 61.
6
Pemimpin SOBSI adalah Harjono, Asraruddin, Njono, dan Surjono. Mereka terlibat
pemberontakan komunis. Harjono terlibat pemberontakan Komunis bulan September 1948,
ditangkap dan dieksekusi bulan Januari 1949. Asraruddin adalah Sekertaris Jendral Partai Buruh,
Njono adalah Sekertaris Jenderal SOBSI juga anggota terkemuka Partai Komunis, Surjono seorang
anggota aktif dari Partai Sosiaalis Indonesia.

28
gerakan-gerakan masyarakat, pemuda yang berorientasi radikal. 7 Termasuk pada

gerakan buruh, Soeharto menata gerakan buruh pada tiga fase, diantarnaya:8

Fase pertama, 1966-1970 fase pelarangan terhadap segala bentuk

pengorganisasian srikat buruh, dikarenakan semua serikat buruh adalah produk

dari kepemimpinan Soekarno yang berafiliasi kepada gerakan politik kiri. Fase

kedua, 1970-1990 fase mengambil alih semua kekuatan serikat buruh di bawah

kendali militer. Pengendalian militer bahkan sampai masuk ke dalam tempat

kerja, mengintervensi pemilihan ketua serikat buruh, membatasi partisipasi dari

buruh, mengendalikan tuntutan upah buruh. Fase ketiga, 1990-19998 fase di mana

sebuah kebijakan ekonomi pasar menjadi topeng dari pemerintah untuk melanjuti

proyek kooptasi dan eksploitasi atas sebuah kekuatan politik buruh melalui HIP

(Hubungan Industrial Pancasila).

Kebijakan Soeharto yang dalam hal apapun dilakukannya dengan gaya

otoriter, membuat sebagian kalangan menganggap kepemimpinannya tidak layak

lagi untuk dipertahankan. Maka pada 21 Mai 1998 Soeharto dilengserkan oleh

masyarakat Indonesia yang menginginkan kebebasan berpendapat, bersuara. Masa

ini dikenal denga era reformasi.

Reformasi yang dialami kaum buruh adalah ketika dikeluarkannya

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 tahun 1998 terkait pendaftaran serikat

7
Vedi R Hadiz. Dinamika Kekuasaan Ekonomi Politik Indonesia Pasca-Soeharto (Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 2005), 61.
8
FES, Jurnal Sosial Demokrasi Buruh dan Politik Tantangan dan Peluang Gerakan Buruh
Indonesia Pacareformasi (buku online) (Jakarta: FES, Vol 10 Januari-Maret 2011, diunduh pada
30 November 2013); tesedia di http//www.library.fes.depdf-filesbuerosindonesien070032011-
10.pdf; internet.

29
buruh.9 Hal ini juga sekaligus mengakhiri era serikat buruh tunggal yang dikuasai

oleh SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). Selanjutnya, diperkuat dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Serikat Pekerja/Serikat Buruh No 21 Tahun 2000

Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh pada era Abdurrahman Wahid tahun 2000

era serikat buruh tunggal yang dapat dikontrol negara diberhentikan.10

a. Bahwasannya kemerdekaan berserikat, berkumpul, dalam


mengeluarkan pikiran secara lisan atau tulisan, mendapatkan pekerjaan
dan penghidupan layak bagi manusia, dan mempunyai kedudukan yang
sejajar (sama) dalam hukum adalah merupakan hak dari setiap warga
negara.
b. Bahwasannya dalam rangka mewujudkan kemerdekaan dalam
berserikat, pekerja/buruh berhak mendirikan atau membentuk dan juga
mengembangkan sebuah serikat pekerja/serikat buruh yang bebas,
mandiri, bertanggung jawab, terbuka, dan demokratis.
c. Bahwasannya serikat pekerja/serikat buruh merupakan sebuah sarana
untuk melindungi, membela, dan memperjuangkan dari kepentingan
juga kesejateraan pekerja/buruh beserta keluarganya, serta mewujudkan
hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha dan pemerintah
sehingga dapat menghasilkan suasana yang harmonis, dinamis dan adil.
d. Bahwasannya berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang telah
dijelaskan pada huruf a, b, c, maka perlu ditetapkan undang-undang
tentang serikat pekerja/serikat buruh.(Undang-Undang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh No 21 Tahun 2000).

Dalam Undang-Undang ini bermaksud mengatur pembentukan,

keanggotaan, pemberitahuan, pendaftaran, hak dan kewajiban, keuangan dan

kekayaan, serta pembubaran dan juga hal-hal lain yang memang menyangkut

persoalan perserikatan buruh.11

9
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang
Pendaftaran Organisasi Serikat Buruh Nomor: per-05/MEN/1998.
10
Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh.
11
Indoprogres, “Serikat Buruh Serikat Pekerja”, tersedia di
http://indoprogress.blogspot.com/2007/08/serikat-buruhserikat-pekerja-di.html; internet; diunduh
pada 15Januari 2013.

30
Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut maka serikat pekerja/buruh dapat

didirikan secara terbuka dan bebas, agar pekerja/buruh dapat berkumpul,

menentukan sikap dan menyatukan kepantingan.

B. Peran dan Fungsi Organisasi Pekerja/Buruh

Adapun peran dan fungsi dar serikat pekerja/buruh telah dijelaskan dalam

Undang-undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2000 pasal 4 ayat 2 tentang

peran dan fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh diantaranya adalah:

a. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan


penyelesaian perselisihan industrial.
b. Sebagai wakil dari pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang
ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya.
c. Sebagai sarana untuk menciptakan sebuah hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, dan berkeadilan sesuai peraturan undang-undang
yang berlaku.
d. Sebagai wadah penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan anggotanya.
e. Sebagai pelaksana, perencana dan penanggung jawab atas pemogokan
pekerja/buruh sesuai dengan pertaturan undang-undang yang berlaku.
f. Sebagai wakil dari pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan
saham di perusahaan.

C. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)

1. Sejarah KSPSI

Cikal bakal organisasi KSPSI dimulai pada tanggal 20 Februari 1973. Lahir

FBSI (Federasi Buruh Seluruh Indonesia) di bawah pimpinan Bapak H. Agus

Sudono. Organisasi ini terbentuk ketika zaman Orde Baru, di mana terjadi

penyederhanaan terhadap organisasi di lingkungan pemuda, wartawan, pengacara

dan berimbas kepada organisasi buruh di Indonesia.12

M.S. Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012),
12

134.

31
Organisasi ini disusun secara vertikal berbetuk federatif dan secara

horzontal berbentuk serikat-serikat buruh yang terhimpun dari sektor-sektor

lapangan pekerjaan atau profesi sejenis sehingga memungkinkan gerakan

organisasi ini dapat lebih efektif dan efisien. Bebas, demokratis, dan bertanggung

jawab adalah sifat FBSI. Asas FBSI adalah pancasila, menurut arti dan makna

yang tercantum pada pembukaan UUD 1945.

Tujuan dari FBSI adalah, Pertama, ikut serta secara aktif mengisi dan

mewujudkan sebuah cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,

khususnya pada pasal 27, 28 dan 33 UUD 1945 bagi kaum buruh khusunya dan

rakyat Indonesia umumnya. Kedua, menerapkan, mengamalkan pancasila dan

terlaksananya UUD 1945 di seluruh kehidupan bangsa dan negara menuju

terciptanya masyarakat adil dan makmur materiil dan spiritual. Ketiga,

menghimpun dan mempersatukan kaum buruh disegala sektor industri jasa dan

sektor-sektor lain yang dipersamakan dengan itu sesuai dengan lapangan

pekerjaan atau profesinya, serta mewujudkan rasa setia kawan dan persahabatan

diantara kaum buruh. Keempat, menciptakan kehidupan dan penghidupan yang

selaras dan serasi dengan jalan membela dan mempertahankan kepentingan kaum

buruh menuju ke arah terwujudnya tertib sosial, tertib hukum, dan tertib

demokrasi. Kelima, meningkatkan kesejahteraan, memperjuangkan perbaikan

nasib, syarat-syarat kerja, penghidupan yang layak bagi buruh. Keenam,

memperjuangkan terciptanya perluasan kesempatan kerja dalam rangka

menyukseskan pembangunan. 13

13
Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 146.

32
Keanggotaan FBSI

Keanggotaan FBSI adalah semua kaum buruh warga negara Indonesia yang

terorganisasi ke dalam Serikat Buruh Lapangan Pekerjaan (SBLP) dengan secara

berpusat,daan masing-masing mempunyai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

Tangga, dan Program organisasi. FBSI memiliki 21 Serikat Buruh Lapangan

Pekerjaan (SBLP) diantaranya adalah:14

1. Serikat Buruh Pertanian dan Perkebunan (SB PP)

2. Serikat Buruh Minyak dan Gas Bumi dan Pertambangan Umum (SB

MGPU)

3. Serikat Buruh Makanan dan Minuman (SB MM)

4. Serikat Buruh Roko dan Tembakau (SB RT)

5. Serikat Buruh Tekstil dan Sandang (SB TS)

6. Serikat Buruh Perkayuan (SB P)

7. Serikat Buruh Pariwisata (SB PAR)

8. Serikat Buruh Farmasi dan Kimia (SB FK)

9. Serikat Buruh Logam dan Keramik (SB LK)

10. Serikat Buruh Automotif, Mesin, dan Perbengkelan (SB AMP)

11. Serikat Buruh Karet dan Kulit (SB KK)

12. Serikat Buruh Elektronik (SB E)

13. Serikat Buruh Bangunan dan Pekerjaan Umum (SB BPU)

14. Serikat Buruh Niaga, Bank, dan Asuransi (SB NIBA)

15. Serikat Buruh Percetakan dan Penertiban (SB PERPEN)

KSPSI, “Tentang Kspsi”, tersedia di http://kspsi.com/tentang-kspsi/; internet; diunduh


14

pada 04 Juni 2013.

33
16. Serikat Buruh Kesatuan Maritim Indonesia (SB KMI)

17. Serikat Buruh Kesatuan Pelaut Indonesia (SB KPI)

18. Serikat Buruh Angkutan Jalan Raya (SB AJR)

19. Serikat Buruh Kesehatan (SB KES)

20. Serikat Buruh Angkatan Sungai, Danau, dan Feri (SB ASDF)

21. Serikat Buruh Transportasi Udara (SB TU).

2. Perkembangan Organisasi

FBSI menyelenggarakan Kongres Nasional I pada Tanggal 7-11 April 1980

yang diadakan di Jakarta. Pada Kongres Nasional ini menghasilkan

penyempurnaan Anggaran Dasar Rumah Tangga FBSI, Garis-Garis Besar

Kebijakan Organisasi, dan Program Lima Tahun terhitung pada 1980-1985.15

Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 153. Kekuasaan tertinggi dan pembuat
15

keputusan dipegang oleh Dewan Nasional, Dewan Pleno DPP yang membawahi DPP, Wakil
SLBP, dan DPD I FBSI.

34
Bagan I
Organisasi FBIS

DEWAN NASIONAL

DEWAN Pleno DPP


- DPP
- Wakil SBLP
- DPD I FBSI
PP SBLP DPP FBSI

PD SBLP PC SBLP DPD FBSI

DPC FBSI

Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP

Sumber: M.S. Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012).

FBSI diharapkan dapat menjadi sebuah organisasi buruh yang berkarakter,

kuat, mandiri, demokratis serta bertanggung jawab. Namun disisi lain, dalam

pandangan organisasi buruh internasional International Confederation of Free

Trade Union (ICFTU) dan World Confederation of Labour (WCL) beranggapan

FBSI tidak murni gerakan buruh, melainkan organisasi kepentingan politik

pemerintah.16

16
ICFTU dan WCL beranggapan bahwa FBSI adalah wadah kepentingan politik pemerintah
yang membentuk serikat bagi buruh tunggal. Sehingga dengan adanya satu organisasi buruh
pemerintah dapat mengontrol organisasi buruh ini agar tidak mengganggu aktivitas
kepemerintahan Orde Baru. Pemerintah Indonesia dianggap mengekang kebebasan berserikat
pekerja Indonesia.

35
Pada Kongres ke-II FBSI tanggal 26-30 November 1985 di Jakarta merubah

nama menjadi SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) di bawah kepemimpinan

Bapak Imam Soedarwo. Formasi organisasi secara bentuk berubah, dari Federasi

menjadi Unitaris (kesatuan), juga menyederhanakan 21 SBLP menjadi 9

Departemen, dengan perubahan struktur organisasi.

Bagan II
Struktur SPSI

DPP SPSI
Departemen

DPD SPSI
Departemen

DPC SPSI
Departemen

Unit Kerja Unit Unit Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja
SPSI Kerja SPSI Kerja SPSI SPSI SPSI SPSI

Sumber: M.S. Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012).

Performa FBSI yang mengganti nama dengan SPSI nampak nyata, sebutan

yang awalnya “buruh” diganti dengan “pekerja”, serta terjadi pemasungan secara

terselubung terhadap sebuah gerakan dan aktivitas Serikat Pekerja Sektoral SPSI.

Organisasi pekerja yang bersifat Unitaris (kesatuan) berarti dapat disimpulkan

hilangnya sebuah kebebasan dan kemandirian serikat pekerja lapangan pekerjaan

(industrial union).

36
Denagn hadirnya kemasan baru (SPSI) tidak ubahnya dari bentuk awal,

bahkan dalam pembinaannya pemerintah mengambil peran penting dalam

berjalannya organisasi ini. Dalam beberapa sektor industri, tidak sedikit dari

pengurus SPSI terdiri dari oknum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

(ABRI). Maka wajar saja ketika ICFTU dan WCL mencurigai SPSI yang

dicurigai dianggap sebagai organisasi buruh milik pemerintah Indonesia.17

Kerena kritikan dan teguran dari organisasi-organisasi pekerja internasional

kepada pemerintah dan SPSI maka diadakan MUNAS (sebelumnya, Musyawarah

Nasional disebut Kongres Nasional) ke-III SPSI November 1990, pada MUNAS

ini SPSI mengambil keputusan untuk mengembangkan dan meningkatkan peran

dan fungsi 9 Departemen menjadi 13 Sektor, yang pada masing-masing

mempunyai Ketua dan Sekretaris yang dipilih melalui Munas ke-III SPSI.

Perubahan ini pun tidak merubah bentuk SPSI yang berbentuk Unitaris (kesatuan)

yang memang sudah melekat disandangnya dan masih belum memberikan

kebebasan kepada organisasi pekerja yang menjadi anggotanya. Itu semua

tercermin oleh ketiadaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

yang diubah menjadi Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT).18

Sadar atas kekeliruanya, maka akhirnya pada Musyawarah Pimpinan SPSI

3-8 Oktober 1994 di bawah pimpinan H. Bomer Pasaribu, SH, ditetapkan agar

SPSI melakukan perombakan atau reformasi organisasi yakni dengan mengubah

nama yang awalnya SPSI menjadi FSPSI (Federasi Serikat Pekerja Seluruh

Indonesia) dan merubah 13 sektor ditingkatkan menjadi 13 Serikat Pekerja

Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 135.


17

KSPSI, “Tentang Kspsi”.


18

37
Lapangan Pekerjaan (SPLP). Itu semua dilakukan dengan diadakannya MUNAS

IV tahun 1995 dengan merubahnya menjadi Serikat Pekerja Anggota FSPSI (SPA

SPSI) dan mengubah bentuk Unitaris menjadi Federatif.19

Adapun anggota dari FSPSI meliputi dua bagian yakni: Pertama, serikat

pekerja sektoral yang berdasarkan jenis industri, profesi dan jasa yang mempunyai

sedikitnya 100 unit kerja, 25 pimpinan cabang, serta pimpinan daerah atau

wilayah dengan sedikitnya 10.000 pekerja anggota. Kedua, para pekerja yang

sifatnya khusus, sehingga membuat tidak dapat diorganisasikan secara sekala

nasional oleh Serikat Pekerja Industri, profesi dan jasa mereka dapat menjadi

anggota FSPSI yang statusnya aggota perorangan atau diorganisasi oleh SPSI

melewati DPD atau DPC sesuai dengan daerahnya.

Walaupun SPSI sudah berubah bentuk menjadi FSPSI, secara objektif

organisasi ini anggotanya masih tidak diberi hak suara dalam pemilihan

kepengurusan FSPSI. Misalnya, dalam musyawarah nasional masih didominasi

oleh DPD (Dewan Pimpinan Daerah) dan DPC (Dewan Pimpinan Cabang).20

Kondisi ini terus berjalan hingga pada akhirnya Soeharto lengser dari

tampuk kekuasaannya pada 21 Mei 1998. Sontak dengan kejadian itu FSPSI yang

dalam setiap kegiatannya melibatkan pemerintah mau tidak mau merubah strategi

organisasi agar tetap berdiri.

Ditahun ini tuntutan untuk perubahan dibidang ketenagakerjaan juga

merupakan hal keharusan untuk dilakukan perubahan. Dengan waktu yang tidak

lama setelah berakhirnya Era Orde Baru akan diadakan konferensi ILO
19
KSPSI, “Tentang Kspsi”.
20
Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, (Jakarta: Persaudaraan
Pekerja Muslim Indonesia, cetakan pertama, 2000),9.

38
(International Labour Organization) di bulan Juni 1998. Pada konferensi ILO

pemerintah mencabut Kepmenaker No 45 tentang pendaftaran SPSI dan

menggantinya dengan Kepmenaker No 5 tahun 1998 yang memungkinkan

berdirinya Serikat Pekerja di luar SPSI. 21 Pemerintah juga meratifikasi Konvensi

ILO tentang Kebebasan Berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi,

1948 (No.87) dengan Keputusan Presiden RI No.83 tahun 1998.22

Upaya untuk mempertahankan organisasi pekerja, FSPSI mangadakan

MUNAS ke-V yang diadakan pada 19-24 Februari 1999. Dalam MUNAS ini

FSPSI masih mampu mempertahankan 13 SPA SPSI secara utuh. Bahkan berkat

kegigihannya FSPSI hingga tahun 2000 tercatat jumlah SPA meningkat menjadi

17 SPA.23 Pada tahun yang bersamaan, tahun 2000 FSPSI mengadakan

Musyawarah Pimpinan. Pada pertemuan ini FSPSI sepakat merubah bentuk

organisasi menjadi tingkat Konfederasi, Serikat Pekerja Anggota diubah menjadi

Federasi Serikat Pekerja Anggota.

Selanjutnya upaya untuk mempertahankan organisasi juga dibuktikan

dengan pergantian pemimpin KSPSI. Pada tahun 2005 diadakan kongres KSPSI

dengan dipilihnya Bpk Yacob Nua Wea sebagai ketua KSPSI. Selain menjadi

ketua KSPSI Bpk Yacob Nua Wea adalah Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI.24

21
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang
Pendaftaran Organisasi Serikat Buruh Nomor: per-05/MEN/1998.
22
Keputusan Presiden Nomer: 83 Tahun 1998 Tanggal 5 Juni Tentang Pengesahan
Convention Concerning Freedom Of Association Of The Right To Organise (Konvensi Nomer 87
Tentang Kebebasan Berserikat Dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi).
23
KSPSI,“Sejarah Singkat Konfederasi Sserikat Pekerja Seluruh Indonesia Sejak 1973
Hingga 2012”,tersedia di http://kspsi.com/tentang-kspsi-3/; internet; diunduh pada 28 Januari
2013.
24
Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 161.

39
Sejalan dengan pekembangan KSPSI, pada tahun 2011 di Cisarua DPP

KSPSI mengadakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang menghasilkan

sebuah rekomendasi agar dilaksakan Kongres KSPSI. Karena menganggap

rekomendasi dari RAKERNAS adalah sebuah amanat, maka dilaksanakannya

Kongres ke VIII KSPSI yang diadakan di Batu Malang, Jawa Timur pada tahun

2012, dihadiri dari 25 DPD, 14 SPA, 5 jajaran pengurus DPP serta 8 pengurus

MPO dan 430 DPC.

Pada kongres tersebut terdapat beberapa nama calon presiden KSPSI yakni

Mathias Tambing, Yorrys Raweyai dan juga Jacob Nuwa Wea. Namun pada

perjalannya, Mathias Tambing mengundurkan diri sebagai calon presiden KSPSI

karena menurutnya Yorrys Raweyai lebih dapat membawa organisasi kepada

perubahan.

Calon presiden yang tetap bertahan sampai diadakan kongres VIII KSPSI

yang diadakan di Batu Malang yakni Yorrys Raweyai dan Jacob Nuwa Wea.

Dalam kongres tersebut memutuskan Bpk Yorrys Raweyai sebagai Ketua Umum

DPP KSPSI dengan masa bakti 2012-2017. Selain itu Bpk Yorrys Raweyai adalah

ketua DPP Partai GOLKAR. Dalam sambutannya Yorrys berjanji dalam

sambutanya pada kongres VIII KSPSI bahwa akan memperjuangkan kesetaraan

gaji pekerja dengan gaji PNS, memperjuangkan penghapusan sistem outsourcing

dan mempersiapkan SDM KSPSI dalam menghadapi tantangan global.25

Menurutnya pekerja adalah sendi utama dari perekonomian negara. Maka

sudah selayaknya pekerja mendapatkan upah yang layak bagi dirinya serta
25
KSPSI, “Jadi Ketua KSPSI, Yorrys Raweyai Janji Hapus Outsourcing”, tersedia di
http://kspsi.com/berita/jadi-ketua-kspsi-yorrys-raweyai-janji-hapus-outsourcing/; internet; diunduh
pada 28 Juli 2013.

40
keluarganya. KSPSI juga harus bekerja keras untuk memperjuangkan

penghapusan sistem outsourcing, karena sistem tersebut menjadi momok yang

menakutkan dan akan merugikan bagi pekerja, pekerja tidak dapat kepastian

dalam bekerja. Pekerja juga harus merasakan gajinya dipotong, tidak adanya

jaminan sosial, keamanan, kesehatan. Maka kiranya menjadi inti dari perjuangan

KSPSI untuk menghapuskan sistem outsourcing.

Dengan terpilihnya Yorrys Raweyai sebagai presiden KSPSI membawa

nuansa berbeda diarena perburuhan. Yorrys Raweyai dikenal cukup jeli dan

pandai dalam melihat sebuah kasus perburuhan dan memenangkannya dengan

pola-pola gerak yang rasional. Terbukti ketika diadakan konsolidasi DPP KSPSI

di bawah kepemimpinan bapak Yoryys Raweyai menyelenggarakan acara sebagai

berikut,

1. Pengukuhan atas kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPP KSPSI) periode 2012-2017.

2. Seminar dua hari tentang ketenaga kerjaan.

3. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) KSPSI periode 2012-2017

Upaya-upaya di atas adalah merupakan usaha merubah paradigma

organisasi yang selama ini pada pelaksanaan May Day, DPP KSPSI merasa

terpanggil untuk menciptakan suasana yang kondusif.26

Gaya kepemimpinan Yorrys Raweyai dalam mempin KSPSI cenderung

menggunakan pola-pola rasional dan mengedepankan diplomasi yang sifatnya

KSPSI, “Sejarah Singkat”.


26

41
ilmiah, seperti diskusi, seminar, dialog, berunding yang melibatkan elemen

tripartit (pemerintah, pengusaha, dan pekerja).

Harapan dari pola rasional adalah, pertama, agar mencerdaaskan pekerja

melalui jalur diskusi, seminar, dialog, berunding sehingga mereka dapat

mengendalikan diri terlebih dahulu. Karena jikalau dari pekerja/buruhnya saja

tidak kuat secara pemahaman situasi kondisi perburuhan, maka mereka mudah

saja terombang-ambing oleh sebuah isu kepentingan yang belum pasti itu menjadi

kepentingan dari pekerja/buruh. Kedua, pemerintah sudah jelas membuka pintu

lebar untuk mengadakan dialog dari setiap masalah perburuhan. Ini harus

dimanfaatkan dengan baik dan benar agar kepentingan pekerja/buruh dapat di

dengarkan dan di realisasikan oleh pemerintah. Ketiga, jika pola gerak dengan

turun kejalan sebagai renspon terhadap sebuah permasalahan, bukan aspek dialog

terlebih dahulu dilakukan, maka sulit adanya untuk memperjuangkan sebuah

kepentingan dari pekerja/buruh. Di lain hal, cara ini seringkali menggangu

ketertiban umum.27

Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI). Jakarta, 18


27

September 2013.

42
3. Struktur Organisasi

Bagan III
Struktur Pengurus KSPSI

Wakil Ketua Umum


Wakil Ketua Umum
Ketua Bidang OKK
Ketua Bidang KESRA
Ketua Bidang DIKLAT
Ketua Bidang Pembelaan & Hukum
Ketua Hubungan Luar Negeri
Ketua Bidang Humas
Ketua Bidang Litbang
Ketua Bidang Antar Lembaga

Ketua Bidang IPTEK

Ketua Umum Sekertaris Jendral


Wakil Sekertaris Jendral
Wakil Sekertaris Jendral
Sekertaris Bidang OKK
Sekertaris bidang Diklat
Sekertaris Bidang Iptek
Sekertaris Bidang Pembelaan & Hukum
Sekertaris Bidang Hubungan Luar
Skertaris Bidang Humas
Sekertaris Bidang Litbang
Sekertaris Bidang KESRA
Bendahara Umum
Bendahara
Bendahara
Sumber: Susunan Pengurus DPP KSPSI dari KSPSI.com

43
Bagan IV
Struktur Pengurus MPO KSPSI

Ketua

Wakil Ketua

Sekertaris

Anggota

Wilayah Barat Wilayah Tengah Wilayah Timur

Sumber: Susunan Pengurus MPO KSPSI dari KSPSI.com

44
DEWAN PENGURUS PUSAT KSPSI PERIODE 2012-2017

NAMA PENGURUS JABATAN


YORRYS RAWEYAI Ketua Umum
Prof DR MATHIAS TAMBING
SH.MSi Wakil Ketua Umum
Hj. DHIANA ANWAR SH Wakil Ketua Umum
MUSTAKIM ISHAK Ketua Bidang OKK
ALBOIN SIDABUTAR SH Ketua Bidang KESRA
H.MUHYIR HASIBUAN Ketua Bidang DIKLAT
DR. AZIZ SYAMSUDIN, SH. LLM Ketua Bidang Pembelaan & Hukum
Drs. LATIEF NASUTION SH Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri
MUHAMMAD ADLAN Ketua Bidang HUMAS
H. SUJANA, SH Ketua Bidang LITBANG
HARDJONO,SH Ketua Bidang Antar lembaga
KARMEN SIREGAR .SH Ketua Bidang IPTEK
H. RUDY PRAYITNO. SE Sekretaris Jenderal
SUTRISNO Wakil Sekretaris Jenderal
L. PAULUS MOKODASER Wakil Sekretaris Jenderal
RELLUS SIAGIAN Sekretaris Bidang OKK
ILYAS ISKANDAR Sekretaris Bidang DIKLAT
MOCH ADLAN NAWAWI Sekretaris Bidang IPTEK
H. NURACHMAT JOKO
Sekretaris Bidang Pembelaan & Hukum
ISTIYONO,SH. MH
EDISON HUTASOIT Sekretaris Bidang Hubungan luar negeri
Ir ARIANI VEBRINIA SIREGAR Sekretaris Bidang HUMAS
Drs. PERMADI Sekretaris Bidang LITBANG
SYUKUR ACHMAD Sekretaris Bidang KESRA
FEBRIE CHARLIE CRAMER Bendahara Umum
ATUM BURHANUDIN, SH Bendahara
DIKI ROSMA NASUTION Bendahara

MAJELIS PENGURUS ORGANISASI KSPSI PERIODE 2012-2017

NAMA PENGURUS JABATAN


H. IBRAHIM GAUS, SH Ketua
H. HANAFI RUSTANDI Wakil Ketua
Drs. F. A. SUNARYO RONGGO, SH.MM Sekretaris
1. H. HANIF ACHMADH. ACENG ENNO Anggota

45
2. NADJAMUDIN SANAP GUMAI.SH
3. SYAMSUL BAHRI ( DKI ) Mewakili Wilayah Barat
4. BASTOMY,SE Mewakili Wilayah Tengah
5. Ir.IDRUS Mewakili Wilayah Timur
6. ADIN RESTIADI
7. RUSLI HARAHAP
8. Drs. NANO HARYONO
9. BUNYAMIN BIVER
10. SUGIANTO SITUMEANG, SH
11. Drs. RENDRA KHRISNA, SH, MH.
MM
12. M. ADNAN KADIR, SH

Adapun daftar Serikat-Serikat Pekerja anggota KSPSI antara lain adalah adalah:28

1. FSPA NIBA (Federasi Serikat Pekerja Anggota Niaga, Bank dan


Asuransi)

NAMA PENGURUS JABATAN


RELLUS SIAGIAN PJS. KETUA UMUM
DRS. BIMA SAKTI KETUA
LILIK MARTONO, SE KETUA
BENJAMIN BIVER KETUA
ABU YAZID BASTOMI, SE SEKRETARIS UMUM
ENDANG SULAIMAN SEKRETARIS
YUS RUSYANA, SE SEKRETARIS
HENRY YULIANTO, SE SEKRETARIS
MINTO AGUNG NUGROHO, SE BENDAHARA

2. FSP PAR (Federasi Serikat Pekerja

Pariwisata) NAMA PENGURUS JABATAN


Yorrys Raweyai Ketua Umum
Drs. A. Latif Nasution, SH Ketua
W. Frans Ansanay Ketua
Dina Sandri Fani, SH, MM Ketua
I Wayan Nadayana, SH, MM Ketua
Andi Sinulingga Ketua
Emanuel Purba Ketua

KSPSI, “Federasi”, tersedia di http://kspsi.com/federasi; internet; diunduh pada 4 Juni


28

2013.

46
Nadjamudin Sanap, SH Sekretaris Umum
Mustakim Ishak Sekretaris
Sakri Sekretaris
Amas Baih Sekretaris
H. Irianto Sekretaris
Doddy Kurniawan Sekretaris
Untung Subekti Sekretaris
Retno Handayani Bendahara

3. FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metel

Indonesia) NAMA PENGURUS JABATAN


Agus Barlianto , S.Kom Ketua Umum
Zuwirman , RE Wakil Ketua Umum
Syukur Achmad Ketua Bid. Organisasi dan
Keanggotaan Ketua Bid. Pembinaan
dan
H. Mas Muis muslich , SH Pengembangan
Masyarakat Pesisir / Kelautan
Ketua Bid.Hubungan antar lembaga dan
Andito Luar Negeri & INFOKOM
Ketua Bid. DIKLAT
Drs. Susanto , SE Pengembangan SDM
TDO. Gultom Ketua Bid. K3 dan Produktifitas Kerja
Ermanto Usman Ketua Bid. Usaha & Kesejahteraan
Drs. Sutrisno Sekretaris Umum
M. Arsyad Bhawan , BA Sekretaris
Humaidi Sekretaris
Khanif Bendahara Umum
Yani Bendahara

4. FSPA FARKES (Federasi Serikat Pekerja Anggota Farmasi


dan Kesehatan)

NAMA PENGURUS JABATAN


H.Rudy Prayitno, SE Ketua umum
Dr.H.Daniel Malik Hadi
Brata,Sp.PKMM Ketua
Michael Derozari Ketua
Febry Charlie Cramer Ketua
Ronggo,SH Sekretaris Umum

47
Noor Wahid Sekertaris
Edi Winarto Sekertaris
Mustafa Kamal, SH Bendahara Umum
Hilda Hijayanti Bendahara

4. Visi dan Misi KSPSI

Setiap organisasi pasti memiliki visi, misi, dan tujuan karena hal tersebut

merupakan tonggak keberlangsungan organisasi dalam merumuskan arah masa

depan yang hendak dicapai.

Visi

Terwujudnya organisasi pekerja yang senantiasa berjuang mewujudkan

kesejahteraan lahir dan batin kaum pekerja dan keluarganya melalui hubungan

kerja yang harmonis dan berkeadilan dalam Negara Republik Indonesia yang

demokratis, berdaulat dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai sumber

inspiras, motivasi, dan kreativitas visi organisasi mengarahkan proses

penyelenggaraan organisasi menuju masa depan yang dicita-citakan.29

Misi

1. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia membangun dan

memberdayakan kekuatan serikat pekerja untuk :30

2. Mewujudkan pekerja yang Berketuhanan Yang Maha Esa, berdasarkan

solidaritas social, cerdas, tangguh, professional disiplin dan komitmen

memperjuangkan kesejahteraan.

KSPSI, “Visi-Misi”, tersedia di http://kspsi.com/tentang-kspsi-3/visi-dan-misi/; internet;


29

diunduh pada 28 Juli 2013.


30
KSPSI, “Visi-Misi”.

48
3. Membangun organisasi yang modern dengan budaya dan menajemen

organisasi yang maju dan mengakar.

4. Mewujudkan kondisi kerja yang adil, makmur dan kesejahteraan lahir

batin. Memperjuangkan peraturan perundang-undangan dibidang

ketenagakerjaan dan kondisi sosial yang lebih baik dan menghormati

hak-hak serikat pekerja.

5. Mewujudkan tata kelola ketenagakerjaan yang baik dan bersih,

melindungi segenap Bangsa Indonesia, mewujudkan kesejahteraan

umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia memajukan

kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

6. Mewujudkan Pekerja Indonesia yang bermartabat melaksanakan

keadilan sosial, dihormati dalam pergaulan internasional.

D. Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (K.KASBI)

1. Sejarah K.KASBI

Berawal dari kegelisahan tentang kepemimpinan bersama secara nasional

menjadi wacana penting di internal serikat buruh independen. Karena tidak

adanya kepemimpinan bersama membuat gerakan buruh menjadi tidak terpimpin

dan terorganisir, sehingga lemahnya kekuatan buruh dalam merespon dari setiap

isu perburuhan.

Terdapat banyak serikat buruh dalam KASBI (Komite Aksi Serikat Buruh

Independen) yang mempelopori terbentuknya Jaringan Buruh Antar Kota (JBAK),

selanjutnya melakukan refleksi dan kritik otokritik secara total dan mendalam

pada 31 Desember 2002 sampai 1 Januari 2003. Refleksi ini dihadiri oleh

49
perwakilan PBL (Persatuan Buruh Lampung) Lampung, FSBKU (Federasi Serikat

Buruh Karya Utama) Tangerang, SBN (Serikat Buruh Nusantara) Tangerang,

SBJP (Serikat Buruh Jabotabek Perjuangan) Bogor, SBI (Solidaritas Buruh

Indonesia) Bogor, GSBI (Gabungan Serikat Buruh Independen) Jakarta, SPBDI

(Serikat Perjuangan Buruh PT DADA Indonesia) Purwakarta, FPPB (Federasi

Persatuan Perjuangan Buruh) Bandung, FSBSK (Federasi Serikat Buruh Setia

Kawan) Solo, SERBUK (Serikat Buruh Untuk Keadilan) Wonosobo, FSBI

(Federasi Serikat Buruh Independen) Semarang, KP SBY (Komite Persiapan

Serikat Buruh Yogyakarta), KKBJ (Kelompok Kerja Buruh Jombang), SBPD

(Serikat Buruh Payung Demokrasi) Sidoharjo, SBK (Serikat Buruh Kerakyatan)

Surabaya, SBDM (Serikat Buruh Demokratik) Malang.31

Hasil dari refleksi ini adalah masih banyaknya permasalahan tingkat serikat

buruh independen yang memerlukan banyak cara untuk menyelesaikannya,

diantaranya adalah pendanaan iuran, pendidikan kaderisasi dan manajemen

organisasi. Dalam hal ini diperlukan pertemuan kembali yang akhirnya diadakan

di Semarang, tanggal 14-17 Maret 2003. Pada petemuan inilah dibuat sebuah ikrar

tentang pembentukan organisasi nasioanal sebagai sebuah kebutuhan dan

sekaligus menjadi jawaban atas tersekat-sekatnya gerakan buruh di Indonesia.

Selain itu pertemuan ini menghasilkan Badan Kolektif Nasional (BKN) Komite

Aksi Serikat Buruh Independen (KASBI) yang diketuai Beno Widodo dari FPPB

(Federasi Persatuan Perjuangan Buruh) Bandung. Badan Kolektif Nasional

beranggotakan dari tiap-tiap wilayah.

31
Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi” tersedia di
http://kasbiindonesia.multiply.com/journal/item/1; internet; diunduh pada 29 Juli 2013.

50
Setelah itu, pada bulan September 2003 diadakan pertemuan nasional di

Bandung yang bertujuan sebagai langkah awal persiapan pertemuan nasional

dalam rangka penataan organisasi. Bebrapa elemen buruh bergabung, seperti

GSBM (Gabungan Serikat Buruh Mandiri), FSBIP (Federasi Serikat Buruh

Indonesia Perjuangan), SERBUK (Serikat Buruh Kebun), dan SPBI (Serikat

Perjuangan Buruh Indonesia).32

Selanjutnya pada 16-19 Juni 2004 diadakan pertemuan nasional KASBI di

Depok. Pada pertemuan ini lahirlah program kerja dan struktur organisasi dengan

nama KP KASBI (Komite Persiapan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). 33

Pasang surut mendirikan organisasi dirasakan KASBI dengan keluarnya GSBI

(Gabungan Serikat Buruh Independen) Jakarta, dengan alasan tidak siap secara

internal GSBI, SBTA Palembang, dengan alasan KASBI tidak menata organisasi

secara sektoral, dan SBDM (Serikat Buruh Demokratik Malang) Malang, dengan

alasan KASBI tidak demokratik dan patriotik.34

Dengan keluarnya beberapa serikat buruh dari KASBI, maka KP KASBI

berusaha penuh untuk membuktikan dan meyakinkan serikat-serikat buruh yang

lain bahwa gerkan KASBI murni bersifat independen. KP KASBI coba

membuktikan dengan mengadakan workshop organisasi dan konferensi tentang

32
Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi”.
33
Sebelumnya KASBI adalah (Komite Aksi Serikat Buruh Independen), namun pada
pertemuan yang diadakan di Depok pada 16-19 Juni 2004 mengganti nama KASBI sebagai
(Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). Perubahan ini dikarenakan untuk memperluas gerak
organisasi buruh independen.
34
Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi”.

51
LMF, serta membangun Aliansi Tolak PHK (ATP) dengan cara menduduki

Depnakertrans selama 2 mingu lamanya.35

Rangkaian gerak dan cita-cita sejarah yang dilalui oleh serikat-serikat buruh

hingga membentuk Komite Persiapan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia

terbayar lunas dengan dilakukannya kongres I (pertama) kali KASBI yang

diadakan di Bogor pada tanggal 4-7 Februari 2005 dengan ketua Anwar „Sastro

„Ma‟Aruf. KASBI juga merubah namanya menjadi K.KASBI (Konfederasi

Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). Dalam kongres ini (dilakukan tiap 4

tahun sekali) K.KASBI telah mengeluarkan pembacaan sebuah situasi nasional,

strategi dan taktik organisasi, program umum, AD/ART, serta struktur pengurus

pusat K.KASBI periode 2005-2008.36

K.KASBI adalah organisasi buruh yang berasaskan independen,

demokratik, serta kerakyatan. Prinsip K.KASBI adalah demokrasi, independensi,

kesetaraan, yang berbentuk persatuan dari serikat-serikat buruh anggota sebagai

perwujudan solidaritas, dan persaudaraan sejati, serta K.KASBI mandiri dan

bebas dari campur tangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai-partai

politik, organisasi pengusaha, pemilik modal, dan Lembaga Swadaya

Masyarakat.37

Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi”.


35

Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi”.


36
37
AD/ART Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia periode 2005-2008 dalam
BAB II pasal 4 dan 5. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Dewan Buruh Nasional, Pengurus Pusat
K.KASBI yang membawahi Pengurus Wilayah K.KASBI dan Pengurus Serikat Buruh Anggota.

52
2. Struktur Organisasi

Bagan V
Struktur Organisasi K.KASBI

Dewan Buruh
Nasional

Pengurus Pusat
K.KASBI

Pengurus Wilayah
K.KASBI

Pengurus
Serikat Buruh
Anggota
K.KASBI
Sumber: AD/ART Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia Periode 2011-2015

Bagan VI
Struktur Pengurus Pusat K.KASBI

Sekertaris Jendral

Departemen Pendidikan

Departemen Hubungan Internasional

Departemen Organisasi

Departemen Hubungan Migran


Ketua Umum
Departemen Litbang

Departemen Keuangan

Departemen Hukum & Advokasi

Departemen Propagandan & Terbitan

Departemen Kesekretariatan

Sumber: AD/ART Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia Periode 2011-2015

53
PENGURUS PUSAT K.KASBI PERIODE 2011-2015

KETUA UMUM : NINING ELITOS

SEKERTARIS JENDRAL : ABDULRAHCMAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN : SUMARTO

DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL: SIMON SH

DEPARTEMEN ORGANISASI : BENO WIDODO

DEPARTEMEN BURUH MIGRAN : DARTO

DEPARTEMEN LITBANG : YAHYA

DEPARTEMEN KEUANGAN : EKA PANGULIMARA H

DEPARTEMEN HUKUM & ADVOKASI : MURSIANTO

DEPARTEMEN PROPAGANDA dan TERBITAN : AGUSTINUS

DEPARTEMEN KESEKRETARIATAN : SUNARNO

Adapun daftar Serikat-Serikat Buruh anggota K.KASBI adalah:38

Propinsi Jawa Timur

1. Serikat Perjuangan Indonesia (SPBI).

2. Serikat Buruh Kerakyatan (SBK).

3. Serikat Buruh Payung Demokrasi (SBPD).

Propinsi Jawa Tengah

4. Federasi Serikat Buruh Setia Kawan (FSBSK).

5. Serikat Buruh Solo Raya (SBSR).

6. Federasi Serikat Buruh Independen (FSBI).

Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi”.


38

54
Propinsi Jawa Barat

7. Federasi Persatuan Perjuangan Buruh (FPPB).

8. Serikat Buruh Jabotabek – Perjuangan (SBJP).

9. Serikat Perjuangan Buruh Purwakarta (SPBDI).

10. Serikat Buruh Mandiri (SBM).

11. Serikat Buruh Indramayu (SBI).

12. Angkatan Pemuda Kelautan (APK).

13. Federasi Serikat Pekerja Karawang (FSPEK).

14. Persatuan Buruh Kontrak Menggugat (PKBM).

15. Serikat Buruh Hitec Indonesia (SBHI).

Propinsi DKI Jakarta

16. Serikat Buruh Indonesia Perjuangan (SBIP).

17. Gabungan Serikat Buruh Mandiri (GSBM).

18. Serikat Buruh Maritim Nasional Indonesia (SBMNI).

19. Solidaritas Buruh Pelabuhan Indonesia (SBPI).

20. Serikat Pekerja Carrefour Indonesia (SPCI).

21. Serikat Buruh Air Minum (SBAM).

Propinsi Banten

22. Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU).

23. Serikat Buruh Nusantara (SBN).

Propinsi Sumatera Utara

24. Serikat Buruh Kebun (SERBUK).

25. Aliansi Serikat Pekerja Indonesia (ASPI).

55
26. Perhimpunan Buruh Kebun Indonesia (PERBBUNI).

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

27. Komite Persiapan Serikat Buruh Yogyakarta (KP SBY).

Sulawesi Selatan

28. Gabungan Serikat Buruh Nusantara (GSBN).

29. Federasi Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (FSPBI).

Batam

30. Forum Buruh Batam (FORBI).

3. Visi dan Misi K.KASBI

Visi

Terwujudnya organisasi buruh yang memperjuangkan nasib buruh dari

penindasan pemilik modal, sehingga adanya keadilan bagi seluruh rakyat dan

kaum buruh tanpa ada perbedaan ras, agama, jabatan. Dengan kata lain,

menyelamatkan buruh dari penindasan dan penghisapan pemilik modal, sehingga

dapat meraih kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran bagi buruh.39

Misi

1. Mempersatukan dan memperjuangkan kepentingan ekonomi dan politik

kaum buruh Indonesia untuk mencapai kesejahteraan dan melawan

semua bentuk penindasan.

2. Memperjuangkan kesejahteraan buruh beserta keluarganya.

3. Melindungi kepentingan kaum buruh dari sistem kapitalisme dan

imperialisme.

Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
39

56
4. Melawan sistem kapitalisme dan imperialisme.40

4. Program Perjuangan

K.KASBI membagi program kerja yang disebut sebagai program

perjuangan dalam tiga kategori yaitu dalam tataran teori, dalam tataran politik dan

dalam tataran organisasi.

Adapun program yang masuk dalam tataran teori adalah:41

a. Membuat terbitan

Dalam jangka pendek, membuat Bintang Buruh terbit dalam satu kali tiap

bulannya. Jangka panjang, Bintang Buruh terbit dalam satu bulan dua kali.

Bintang Buruh diharapkan dapat dipahami dan dimengerti oleh setiap anggota

K.KASBI. Dari setiap Bintang Buruh terbit, anggota K.KASBI diwajibkan untuk

mengadakan diskusi tiap-tiap wilayahnya masing-masing agar anggota

mempelajari dan memahami. Bahsa sederhana adalah keharusan yang dipakai

untuk menulis Bintang Buruh untuk membuat anggota memahami. Dari setiap

Bintang buruh yang terbit, anggota K.KASBI harus menggati ongkos cetak

Bintang Buruh agar sirkulasi keuangan organisasi dapat berjalan dan digunakan

untuk kegiatan organisasi.

b. Membuat dan merumuskan kurikulum pendidikan buruh

Adapun dalam pendidikan meliputi dari pendidikan untuk pemula, diberikan

kepada massa aktif dibasis pabrik dengan materi: pengorganisasian, hak-hak

normatif, sejarah gerakan buruh Indonesia, dilakukan dalam waktu minimal 3

bulan sekali. Pendidikan untuk lanjutan diberikan kepada kader maju, pengurus

40
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
41
Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi”.

57
pabrik untuk melakukan pengorganisasian, dengan materi: filsafat, ekonomi

politik, sejarah perkembangan masyarakat, sejarah gerakan buruh internasional,

gerakan buruh dan gerakan politik. Pendidikan lanjutan ini dilakukan minimal 3

bulan sekali dalam satu wilayah.

c. Selebaran dan pamlet

Tidak hanya buletin dan pamlet yang harus diterbitkan K.KASBI,

melainkan selembaran yang memang perlu untuk diterbitkan. Hal ini sejalan

dengan kepentingan K.KASBI agar angota-angota mengetahui hak-hak buruh,

karena dalam buletin dan pamlet itu berisikan penyadaran terhadap hak-hak

buruh. Selembaran dan pamlet berguna untuk menyebarluaskan informasi yang

lebih mudah dimengerti oleh anggota-anggota K.KASBI atau bahkan buruh yang

berada di pabrik dan di luar K.KASBI.

d. Pendidikan kader buruh nasional

Pendidikan kader buruh nasional adalah pendidikan yang sentral, agar

organisasi ini dapat memperluas jaringan dan anggota. Pendidikan ini dilakukan

dalam enam bulan sekali, dengan materi pendalaman filsafat, ekonomi politik,

gerakan buruh internasional, gerakan buruh, dan juga gerakan politik.

Sedangkan program-program K.KASBI yang berkaitan dengan tataran

politik antara lain ialah:42

42Kasbi Indonesia, “Profile

58
a. Kampanye anti neo liberal

Kampanye ini juga harus dapat dipahami oleh anggota-angoota K.KASBI

dan massa buruh yang lain. Pada hal ini kampanye dapat dilakukan dengan

menggunakan cara aksi massa, rapat akbar, selembaran. Kampanye ini berupa

sebuah tulisan yang menjelaskan tentang sebuah kebijakan yang merugikan rakyat

adalah merupakan turunan dari program neoliberal, dan dalam tunututan aksi

seperti, Tolak UUK 13/2003, Tolak sistem kontak dan outsourcing, Tolak upah

murah, Tolak kenaikan BBM, Stop PHK.

b. Membangun aliansi/front yang terencana (baik sektoral maupun

multi sektor)

Solidnya gerakan buruh adalah ketika sebuah aliansi/front dapat terbentuk

dengan baik, baik tingkat sektoral, pusat, wilayah/kota. Adapun aliansi multi

sektoral meliputi serikat petani, rakyat miskin kota, mahasiswa serta sektor lain

yang memahami bahwa kebijakan neoliberal harus dilawan.

c. Solidaritas aksi

Aksi solidaritas dibangun ketika kaum buruh baik anggota K.KASBI atupun

tidak, menghadapi kasus perburuhan.

d. Hub international

Hubungan internasional haruslah dibangun, karena dengan terbangunnya

hubungan internasional dapat memahami kondisi, situasi perburuhan dunia.

Disampin itu, untuk mengukuhkan eksistensi K.KASBI.

Adapun Program perjuangan dalam tataran organisasi meliputi:43

Kasbi Indonesia, “Profile Kasbi”.


43

59
a. Pengakuan Konfederasi oleh intasi pemerintah

Secara de yure K.KASBI sudah diakui disnakertrans Jakarta Timur dengan

dikeluarkannya SK Nomer 514/N/P/VII/2005 pada tanggal 4 Agustus 2005.

Tetapi, de facto K.KASBI tidak didapatkan, misalnya seperti masuk dalam

Tripartit nasional dan juga Dewan Pengupahan Nasional, atau pertemuan yang

diadakan depnakertrans yang membahas persoalan buruh, pengambilan kebijakan.

Maka salah satu usaha K.KASBI adalah dengan meminta perlindungan dan

dukungan dari anggota DPR RI yang berkaitan dengan perburuhan yakni komisi

IX DPR RI agar K.KASBI masuk dalam tripartit Nasional dan daerah, Dewan

Pengupahan Nasional dan pengambilan kebijakan ketenagakerjaan.44

b. Perluasan struktur dan anggota

Perluasan struktur adalah perluasan wilayah kerja, utamanya wilayah yang

belum ada anggota K.KASBI. Pada perluasan ini diperlukan tenaga organizer (full

time), membuat geopolitik wilayah, pendataan wilayah yang menjadi prioritas.

c. Terlibat dalam penyelesaian kasus anggota

Ketika anggota mengalami kasus, maka yang menyelesaikan kasus adalah

pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus pabrik bidang pendidikan dan

propaganda. Sesuai dengan tingkat dan keberadaan kasusnya.

d. Pembentukan litbang

Litbang (lembaga penelitian dan pengembangan) berperan untuk dapat

tertatanya sebuah data yang akurat tentang industri, geopolitik serta menganalisis

agar semua yang direncanakan organisasi dapat berjalan dengan baik.

44
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K. KASBI) Jakarta, 20 September 2013.

60
e. Pembuatan dan penyebaran buku organisasi dan identitas
organisasi

Hal ini adalah untuk dapat dipahami oleh anggota-anggota K.KASBI dari

program-program organisasi yang sebelumnya sudah pernah dibuat, dan saat ini

diperbaharui.

f. Penggalian sumber dana

Pada dasarnya prinsip organisasi K.KASBI adalah independen dan mandiri,

karena dibentuk dan dijalankan oleh buruh itu sendiri untuk kepentingannya.

Dalam mencari suber dana meliputi dua sektor yaitu internal dan eksternal.

Untuk dana internal, dengan cara membangun jiwa kemandirian organisasi

melalui iuran anggota dan dana lainnya. Iuran anggota diusahakan dengan

rutinitas pembayaran. Sementara dana lainnya meliputi dari anggota baru, dana

mogok, dana darurat (seperti adanya bencana). Adapun untuk dana eksternal, ini

harus dipahami sebagai jalan alternatif mencari dana, dan tidak boleh melanggar

prinsip-prinsip organisasi dan tidak boleh mempengaruhi program perjuangan

organisasi. Penggalangan dana ini bisa berupa kerja sosial ekonomi, pendidikan.

Sejalan dengan waktu, diadakan kongre K.KASBI yang ke-II di Malang,

pada tanggal 24-27 Januari 2008, masa bakti 2008-2011. Pada kongres kali ini ada

yang berbeda dari kepemimpinan, yakni dari pemimpin laki-laki ke

kepemimpinan perempuan.45

Dengan hasil kongres K.KASBI yang diadakan di Malang melahirkan

Nining Elitos sebagai ketua umum K.KASBI. Terpilihnya Nining Elitos menjadi

Wawancara dengan Simon SH (Departemen Hubungan Internasional K.KASBI) Jakarta,


45

27 September 2013.

61
banyak pertanyaan dikalangan internal K.KASBI ataupun di luar K.KASBI.

periode ini juga tidak mengubah garis perjuangan politik dari yang sebelumnya

dipimpin Anwar „Sastro „Ma‟Aruf. Hanya saja periode ini menambahkan

program perjuangan sesuai dengan masa diantaranya adalah:46

a. Penolakan revisi UUK 13/2003 dan UU PPHI

Revisi terhadap UUK 13/2003 yang diketahui buruh informasinya ialah

hilangnya nilai dari pesangon bagi buruh yang di PHK dan akan dihilangkan

syarat-syarat sistem kontrak dan outsourcing. Kondisi ini yang akan

memperburuk kelangsungan hidup buruh masa sekarang dan masa yang akan

datang, karena buruh tidak lagi memiliki kepastian kerja serta jaminan atas

kesejahteraannya.

b. Tolak Upah Murah

Saat ini, upah yang diterima buruh belumlah mencukupi kehidupannya

sehari-hari. Jika upah yang diterima buruh selalu rendah, tidak sesuai dengan

KHL, maka akan mempengaruhi kondisi makro ekonomi negara yang berdampak

pada daya daya beli dan tingkat tabungan masyarakatnya.

Adapun solusi dari upah murah, dengan membuat sebuah kebijakan Upah

Layak Nasional (ULN) dengan dilandasi argumen:

Pertama, kebutuhan sekala nasional rakyat Indonesia, dalam hal ini buruh

adalah sama dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, POLRI. Maka dengan itu

pola pengupahan buruh haruslah sama dengan PNS, TNI, POLRI. Kedua,

kebutuhan hidup buruh dalam menggapai hidup layak dan sejahtera haruslah

Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
46

62
memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Ketiga,

dengan upah layak nasional dapat terciptanya industri dan ekonomi yang kuat

secara nasional, dikarenakan tidak adanya ketimpangan penghasilan.

c. Tolak Kenaikan BBM dan Listrik dan Tolak Privatisasi

Kenaikan harga BBM dan listrik hanya akan mengakibatkan kesulitan dan

keterpurukan bagi buruh. Karena upah yang didapatnya tidak meningkat, secara

bersamaan semua harga kebutuhan naik diakibatkan BBM dan listrik harganya

naik tiap tahunnya. Solusinya ialah bahwa pemerintah haruslah

menasionalisasikan seluruh aset-aset strategis Negara.

d. Tolak Sistem Kontrak dan Outsourching

Sistem ini (Sistem Kerja Kontrak dan Outsourcing) adalah sumber

penderitaan buruh, karena tidak adanya sebuah kepastian kerja dan perlindungan

kesejahteraan buruh. Buruh dapat diperjual belikan oleh perusaha ke penyedia jasa

e. Stop PHK

PHK adalah sumber derita rakyat, karena dengan di PHK membuat

banyaknya rakyat yang menjadi pengangguran. PHK dapat terjadi karena

lemahnya pengawasan dari badan pemerintah dalam hal ini Depnakertrans dan

juga kebijakan negara yang lemah dalam melindungi buruh.

Program-program ini hanyalah sebagian dari program K.KASBI yang

dihasilkan pada kongres ke-II di Malang taggal pada tanggal 24-27 Januari 2008,

masa bakti 2008-2011. Program ini adalah program yang akan dijalankan dan

melibatkan keaktifan anggota K.KASBI.

63
Selanjutnya, empat tahun berjalan dengan mengawal gerakan K.KASBI

yang independen sebagai gerakan terdepan memperjuangkan nasib buruh

menandakan masa bakti kepengurusan K.KASBI 2008-2011 berakhir, ditandai

dengan dilaksanakannya kongres K.KASBI ke-III yang diadakan di Bandung pada

23 Januari 2011.

Pada kongres ini nyatanya pendapat-pendapat tentang seorang perempuan

mampu memimpin gerakan buruh terejawantahkan dengan kembali terpilihnya

Nining Elitos sebagai ketua umum K. KASBI untuk kedua kalinya. Selanjutnya,

terjadi perubahan untuk mengadakan kongres pemilihan, untuk periode 2011-

2015 dilakukan 5 (lima) tahun sekali.47 Kongres ini telah melahirkan susunan

kepengurusan pusat K.KASBI, garis besar haluan organisasi, tujuan, asas, sifat.

Semua terangkum di dalam AD/ ART K.KASBI periode 2011-2015.

Dari segi program K.KASBI saat ini tidak ada perubahan dari apa yang di

rencanakan pada masa kepengurusan periode tahun lalu. Hanya saja yang

dilakukan K.KASBI saat ini lebih memaksimalkan mengatasi dan merespon dari

setiap kasus perburuhan yang dialami anggota ataupun buruh di luar K.KASBI.

sehingga dengan itu K.KASBI dapat menjadi organisasi buruh yang independen,

lebih progresif dalam menangani kasus perburuhan, dan terus berjuang membela

kepentingan buruh.

Keputusan Kongkres III Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia Nomor:
47

013-Kongres III KASBI-I-2011 Tentang: Susunan Dan Nama Personalia Pengurus Pusat
Konfederasi KASBI Periode Tahun 2011-2015.

64
BAB IV

PERAN KSPSI DAN K.KASBI DALAM MENUNTUT PENGHAPUSAN


SISTEM OUTSOURCING DAN KENAIKAN UMP DKI JAKARTA 2013

A. Peran Buruh Sebagai Kelompok Kepentingan

Sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah memunculkan pro dan

kontra dikalangan masyarakat atau kelompok tertentu. Ada yang menilai

keputusan pemerintah baik dan berpihak, ada juga yang menilai keputusan

pemeritah tidak adil dan tidak berpihak bagi masyarakat dan kelompok tertentu.

Ini semua dikarenakan banyaknya kelompok yang memiliki maksud dan

kepentingan masing-masing. Ada yang dengan keputusan pemerintah sudah

terwakilkan tuntutan kepentingannya, ada pula dengan keputusan pemerintah

belum terpenuhi tuntutannya.

Di Indonesia, terdapat beragam kelomok-kelompok kepentingan, seperti

kelompok agama, kelompok politik, kelompok pengusaha, kelompok buruh,

kelompok mahasiswa, dll.

Semua kelompok tersebut mempunyai kepentingan, tujuan dan cita-cita

masing-masing, kelompok tersebut berusaha keras untuk mencapai kepentingan

dari kelompoknya masing-masing. Adapun cara atau pola, semua kelompok

memiliki cara atau pola yang berbeda.

Secara sederhana, kelompok kepentingan dapat diartikan sebagai

kelompok/organisasi yang berupaya mempengaruhi kebijakan publik dalam suatu

bidang yang penting untuk anggotanya. Kelompok kepentingan memusatkan

perhatian pada situasi pada bagaimana mengartikulasikan kepentingan tertentu

65
pada pemerintah yang membuat keputusan atau kebijakan publik. Sehingga

diharapkan pemerintah dapat menyusun sebuah kebijakan yang menampung

kepentingan dari kelompok itu sendiri. Jadi dapat dismpulkan bahwa kelompok

kepentingan memfokuskan kerjanya pada perumusan kebijakan umum yang

dibuat oleh pemerintah.1

Penjelasan di atas menandakan bahwa kelompok pekerja/buruh merupakan

kelompok kepentingan karena organisasi pekerja/buruh berusaha mempengaruhi

sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dianggapnya tidak

berpihak kepada kepentingan pekerja/buruh.

Dalam mempengaruhi sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah

kelompok pekerja/buruh mempunyai cara yakni dengan pengajuan permohonan,

diskusi, berunding, negosiasi, bahkan aksi demonstrasi turun ke jalan untuk

menyuarakan kepentingan. Harapannya dengan pola-pola tersebut dapat

mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Seperti misalnya kebijakan pemerintah tentang perburuhan melalui Undang-

Undang Ketenagakerjaan yang memperbolehkan adanya penyediaan jasa tenaga

kerja, perusasahaan menyerahkan penerimaan pekerja kepada jasa penyalur kerja,

sistem ini dikenal dengan sistem outsourcing.2

Kebijakan ini tercantum pada Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan pasal 64. Bahwa sistem outsourcing merupakan penyedian jasa

tenaga kerja yang di mana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses

1
Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 109.
2
Suhadmadi, Diskriminatif & Eksploitatif, 3.

66
administrasi dan manajemen berdasarkan definisi atau kriteria yang sudah

disepakati oleh para pihak (perusahaan dan penyedia jasa).3

Tujuan dari undang-undang ini adalah untuk mempermudah pekerja

mencari pekerjaan melalui jasa penyalur kerja. Sistem ini juga bermaksud untuk

mengurangi biaya perusahaan dengan cara memberikan pekerjaan untuk para ahli

saja, agar pekerjaan lebih efektif sehingga perusahaan akan lebih fokus dalam

menjalani aktifitas pekerjaan yang pekerjaannya itu dipegang oleh para ahli

dibidangnya. Dengan kata lain perusahaan ingin mengefesiensikan tenaga kerja.

Pada praktiknya, penerapan sistem outsourcing di perusahaan hanya

memindahkan pekerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan pekerjaan

yang sama selama bertahun-tahun. Untuk menghindari tuntutan hukum maka

nama perusahaan dan manajemen diubah berkali-kali dengan pemilik modal yang

sama.

Selain itu, sistem outsourcing juga berdampak pada pekerja/buruh

outsourcing itu sendiri. Mereka harus merasakan gaji di bawah upah minimum

karena gajinya dipotong oleh penyedia jasa pekerja, tidak adanya tunjangan, tidak

adanya asuransi, tidak adanya jaminan sosial, juga terjadinya pemotongan gaji.

Kondisi yang seperti ini menyulut terjadinya PHK besar-besaran terhadap

pekerja/buruh tetap dan mengganti sistem kontrak terhadap buruh.

Selanjutnya pekerja/buruh harus bergulat dengan masalah upah yang tiap

tahun menjadi isu sentral terhadap gerakan buruh. Selama ini upah yang

didapatkan pekerja/buruh tidak mampu menutupi kebutuhan sehari-hari bagi

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pada Bab IX Hubungan


3

Kerja. Pasal. 64.

67
pekerja/buruh, dikarenakan kebutuhan pokok di Indonesia tiap tahun harganya

meningkat seperti biaya sewa rumah, biaya makan, tagihan listrik yang setiap

tahunnya naik, mereka juga harus memikirkan kelangsungan hidup.4

Itu semua terjadi karena kebijakan ekonomi politik pemerintah Indonesia

dari zaman Orde Baru sampai saat ini posisi buruh hanya dijadikan komoditi,

yang tenaganya digunakan tetapi buruh diberikan upah hanya sekedar untuk dapat

makan saja.5

Dari dua kasus di atas (outsourcing dan UMP), kelompok pekerja/buruh

selalu merespon kebijakan dengan cara dan gayanya. Itu semua dilakukan karena

kelompok pekerja/buruh mempunyai kepentingan yang harus dicapai. Seperti

misalnya kelompok pekerja/buruh melakukan demosntrasi menuntut pemerintah

agar kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti sistem outsourcing

dihapuskan, karena sistem itu membuat nasib pekerja/buruh dalam bekerja

mengalami ketidakpastians dalam bekerja.

Tidak hanya itu, kelompok pekerja/buruh juga harus berjuang mengatasi

persoalan upah yang menjadi isu sentral perburuhan di Indonesia. Kepentingan

dari kelompok pekerja/buruh adalah bagaimana pemerintah dapat meralisasikan

tuntutan pekerja/buruh terkait upah. Karena selama ini menurut pekerja/buruh

upah yang didapatnya belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak

bagi pekerja/buruh itu sendiri.

Semua protes atau tanggapan dari kelompok pekerja/buruh terangkum

dalam sebuah keadaan ruang publik, di mana warga negara bebas menyampaikan
4
Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta, 18
September 2013.
5
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.

68
pendapat. Sehingga memungkinkan kelompok pekerja/buruh dapat mengeluarkan

pandangan, pendapat, kebutuhannya, menyampaikan kegelisahannya, dan

kepentingan politiknya kepada pemerintah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ruang publik merupakan prosedur

komunikasi yang memungkinkan warga dapat menyatakan sikap,ruang publik

juga dapat menciptakan nuansa atau kondisi yang memungkinkan warga dapat

menggunakan argumen.6 Dari sinilah lahir sebuah himpunan kekuatan yang solid

bagi warga negara (kelompok pekerja/buruh) agar dapat merespon segala

keputusan atau kebijakan yang tidak rasional menurut mereka.

B. Strategi gerakan KSPSI dalam menuntut penghapusan sistem


outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013

KSPSI lahir pada tahun 20 Februari 1973. Sampai saat ini usianya 40 tahun.

Dengan umur yang cukup matang menjadikan KSPSI organisasi pekerja tertua di

Indonesia dari zaman Orde Baru sampai saat ini. Kematangan usia menjadikan

KSPSI sebagai organisasi pekerja yang telah banyak menangani kasus-kasus

pekerja.

Sejalan dengan usianya, KSPSI juga telah mengalami banyak masalah

perburuhan. Sampai saat ini masalah yang berkaitan dengan pekerja tak kunjung

selesai perselisihannya. Itu semua diakibatkan sistem ketenagakerjaan yang ada di

Indonesia belumlah berpihak pada pekerja.

6
F.Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif, 134.

69
Dewasa ini semua organisasi pekerja sepakat bahwa isu utama dari gerakan

pekerja adalah mengenai tentang sistem outsourcing dan mengenai upah.7 Dua

kasus di atas adalah kasus yang tidak ada henti-hentinya didengung-dengungkan

oleh kelompok pekerja.

Menurut KSPSI sistem outsourcing atau alih daya adalah sistem di mana

pekerja mengalami tekanan sikologis yang berat karena pekerja dapat diperjual

belikan, diperas gajinya, diperas dari segala aspek yang berkaitan dengan pekerja,

itu semua dilakukan oleh penyedia jasa kerja.8

Ketidakpastian terhadap pekerja semakin nyata, pekerja tidak lagi memilik

kepastian bekerja. Kapan pekerja masih dapat bertahan bekerja, kapan pekerja

harus berhenti bekerja. Ketidakpastian dalam upah, pekerja yang berstatus

outsourcing dalam menerima upah tidaklah utuh, ini disebabkan adanya

pemotongan upah kepada jasa penyalur kerja.

Kondis ini yang membuat pekerja dirundung ketidakpastian dalam hidup.

Mereka harus memikirkan biaya kebutuhan hidup selama sebulan kedepan dengan

gaji yang telah dipotong oleh jasa penyalur kerja. Ketidakpastian dalam jaminan

sosial, pekerja outsourcing tidak pernah dapat kepastian dalam jaminan sosial.

Ketika pekerja mendapatkan masalah dalam kehidupannya perusahaan dan jasa

penyalur pekerjaan enggan tahu masalah yang dihadapi buruh outsourcing.9

7
Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta, 18
September 2013.
8
Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta, 18
September 2013.
9
Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta, 18
September 2013.

70
Pada pelaksanaannya, pekerjaan yang di-outsourcingkan tidak hanya pada

pekerjaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama, melainkan termasuk juga

pada pekerjaan yang merupakan kegiatan utama perusahaan tersebut. Sementara

pekerjaan yang dapat di-outsourcingkan adalah cleaning service, catering,

security, Usaha penunjang di pertambangan dan perminyakan, Usaha penyediaan

angkutan bagi pekerja/buruh.10

Itu semua terjadi karena pengawasan dari sistem outsourcing tidaklah

terjadi, sehingga perusahaan dapat menempatkan pekerjaan apa saja untuk di-

outsourcingkan. Perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang besar, dan

tenaga kerjanya dapat berjalan efesien dengan pekerja yang fokus terhadap

bidangnya atau ahlinya.

Selain itu, masalah yang cukup serius yang dialami pekerja adalah masalah

upah. Dari tahun ke tahun masalah yang berkaitan dengan upah tidak serta merta

dapat diselesaikan secara damai atau baik-baik. Keadaan ini menimbulkan adanya

protes dari pekerja, seperti yang dilakukan para pekerja di Indonesia pada tahun

2012 menuntut kenaikan UMP DKI naik pada tahun 2013. Proses perjuangannya

adalah di akhir tahun 2012. Di mana pekerja berada pada titik kejenuhan untuk

mengatasi kebutuhan hidupnya selama sebulan dengan gaji RP. 1.529.150,00.

Dengan gaji tersebut pekerja harus mengatur dengan rapih pengeluaran sehari-

harinya, agar gajinya tidak habis di pertengahan bulan.

Karena kondisi yang seperti itu, maka kelompok pekerja di akhir tahun

selalu menuntut pemerintah agar upah dapat dinakian di awal tahun. Seperti pada

10
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

71
akhir tahun 2012 terjadinya protes pekerja dengan sekala besar menuntut

perbaikan kehidupan, terutama masalah gaji.

Dengan keseriusan pekerja dalam mengawal tuntutannya, maka pemerintah

DKI Jakarta mengeluarkan keputusan tentang Peraturan Gubernur Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomer 189 Tahun 2012 tentang Upah Minimum

Provinsi Tahun 2013.11

Pada Undang-Undang tersebut dijelaskan pada pasal 1 bahwa Upah

Minimum Provinsi Jakarta tahun 2013 sebesar Rp. 2.200.000,00 tiap bualannya.12

Keputusan ini menandakan besaran 43, 8 % yang didapat oleh pekerja yang pada

tahun 2012 gajinya sebesar Rp. 1.529. 150 menjadi 2, 2 juta perbulannya untuk

tahun 2013.

Adapun peran KSPSI dalam mengawal perjuang pekerja dalam menuntut

penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013 adalah

dengan cara menempuh jalur-jalur diplomasi, melibatkan pihak Pemerintah,

Pengusaha, Pekerja (tripartit) yang dilakukan secara konsisten. Filosofisnya

adalah pekerja harus disejajarkan dengan pengusaha dan pemerintah dalam kasus

yang berkaitan dengan pekerja. Maka ketika pekerja sudah sejajar dengan

pengusaha dan pemerintah, apapun keinginan dari tripartit dapat diselesaikan

dengan kepala dingin. Cara ini diharpkan agar semua pihak yang berkaitan dalam

masalah pekerja tidak ada yang merasa dirugikan, serta semuanya transfaran.13

11
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 189 Tahun 2012
Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013.
12
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 189 Tahun 2012
Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013 pasal 1.
13
Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta 18
September 2013.

72
Dengan pola yang dilakukan KSPSI berharap agar mencerdaskan

pengetahuan pekerja lewat jalur diskusi, dialog sehingga mereka mampu

mengendalikan dirinya terlebih dahulu. Jika pekerja itu sendiri tidak kuat dalam

pengetahuan isu atau masalah yang mereka hadapi maka mereka akan mudah

dipermainkan oleh isu ayau masalah yang belum tentu itu kepentingan dari

pekerja. Jika sudah tahu isu dan masalah yang dihadapi maka oekerja memandang

setiap persoalan pekerja secaara objektif.

Selain itu dengan pola tersebut, pemerintah telah membuka jalan lebar untuk

para pekerja untuk berdiskusi dari masalah yang dihadapinya. Maka ini harus

dimanfaatkan oleh pekerja sebagai langkah awal untuk memperjuangkan

permasalahan yang berkaitan dengan pekerja.14

Alasan kenapa KSPSI memilih dalam penyelesaian kasus dengan cara

diplomasi adalah karena ketika semua elemen yang berkaitan dengan pekerja

(tripartit) bertemu dengan kepala dingin untuk mendiskusikan, berdialog dari

masalah pekerja maka hasilnya akan lebih maksimal. Karena jika pekerja

menyelesaikannya dengan turun ke jalan mendesak pemerintah dan pengusaha

berdampak buruk bagi pekerja itu sendiri.

KSPSI juga tidak ingin disebut egois dalam menyelesaikan masalah yang

terkait dengan pekerja. Dengan mendesak pemerintah dan pengusaha agar upah

pekerja pada tahun 2013 dinaikan tinggi, sementara pengusaha tidak mampu

membayarnya dan menyebabkan banyaknya pengusaha gulung tikar atau pergi

dengan mencabut saham di Indonesia.

Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta 18


14

September 2013.

73
Hal ini akan berdampak pada pekerja/buruh itu sendiri, dengan

hengkangnya pengusaha dari Indonesia akan membuat banyak pekerja yang

kehilangan pekerjaan. Ketika kondisi ini terjadi maka dampaknya akan berimbas

pada pemerintah yang harus menyediakan lapangan pekerjaan. Kondisi tersebut

menunjukan arti penting dari diplomasi.15

Mengenai pola atau cara yang dilakukan selama ini adalah menunjukan

bahwa KSPSI mempunyai sikap independensi dan prinsip yang kuat. Karena

independensi dan prinsip yang kuat tidak hanya identik dengan sikap oposisi dan

menggunakan kekerasan. Melainkan pada jalur perdamaian yang tanpa kekerasan

dan dengan jiwa yang kritis dan konstruktif. Pilihan ini terbentuk pada suasana

keterlibatan yang memposisikan KSPSI sebagai mitra dialog kepentingan dari

pekerja, sekaligus KSPSI menjadi aktor dalam dialog tersebut. Sehingga dominasi

dari pemerintah dan pengusaha tidak dimonopoli.16

Seperti dalam menangani kasus outsourcing, KSPSI mengawasi sistem

outsourcing agar perusahaan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah

diatur dalam UU No. 13 tahun 2003. KSPSI mengajak Menakertrans agar tetap

menjaga komunikasi yang telah terbangun demi kepentingan bersama.17

Selain masalah outsourcing, KSPSI mampu mengatasi permasalahan

pekerja saat bahan bakar minyak dinaikkan oleh pemerintah, KSPSI berdiplomasi

15
Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta 18
September 2013.
16
Teks pidato sambutan Yoryys Raweyai pada kongres KSPSI VIII 2012-2017.
17
Pusat Humas Kemenakertrans, “Menakertrans Ajak Konfederasi SPSI Jadi Pelopor
PengawasanBipartit” tersedia di http://www.depnakertrans.go.id/news.html,600,naker; internet;
diunduh pada 15 Juli 2013.

74
kepada pemerintah yang dalam hal ini Kemenakertrans agar dapat merealisasikan

usulan-usulan dari KSPSI.

Usulan dari KSPSI adalah tunjangan kemahalan pada saat mendekati hari

raya Idul Fitri, konsep atau gagasan itu direspon oleh pemerintah dengan

diberikannya konpensasi dari kenaikan bahan bakar minyak sebesar Rp. 2000-

3000-per harinya, itu semua dilakukan dengan duduk bareng, berdiskusi,

mendengarkan keluh kesah bersama dengan memecahkan masalah pekerja dengan

pengusaha. Semua ini dilakukan tanpa harus turun ke jalan dengan demonstrasi

yang anarkis, sehingga merugikan banyak masyarakat.18

C. Strategi gerakan K.KASBI dalam menuntut penghapusan sistem


outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013

K.KASBI merupakan organisasi buruh besar dan berpengaruh kuat di

Indonesia, dalam setiap aksinya K.KASBI selalu menyuarakan perjuangan kaum

buruh yang tertindas khususnya dalam masalah outsourcing dan masalah upah

yang menjadi musuh utama kaum buruh.

Menegnai sistem outsourcing, tentu berkaitan dengan kemanusiaan.

sebagaimana telah dijelaskan dalam konstitusi negara bahwa negara bertanggung

jawab atas pekerjaan dan perlindungan pekerjaan dan penghidupan secara layak.19

Jika bicara outsourcing, tentu ada hak yang sangat mendasar dan melekat

pada manusia yang dihilangkan atau bahkan dipaksa dihilangkan akibat adanya

kebijakan outsourcing. Menurut K.KASBI ada dua poin yang sangat mendasar

Wawancara dengan Muhammad Adlan (Ketua Bidang Humas KSPSI) Jakarta, 18


18

September 2013.
19
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.

75
ketika orang-orang menjadi buruh outsourcing:20 Pertama, orang tidak lagi

memiliki kepastian kerja. Kedua, orang tidak lagi berhak mendapatkan

pendapatan yang layak.

Kemudian masalah buruh yang tidak kalah penting dan menjadi isu sentral

dari setiap elemen perburuhan adalah masalah upah. Upah menjadi masalah yang

begitu serius diperjuangkan buruh, karena upah menyangkut dengan kehidupan

buruh sehari-hari.

Tiap tahunnya buruh harus berjuang keras agar upah yang didapatnya selalu

meningkat. Baik dilakukan pada peringatan hari buruh (May Day) ataupun waktu-

waktu tertentu. Hal itu dikarenakan segala kebutuhan yang ada di Indonesia tiap

tahunnya menaik pesat harganya.

Belum hilang rasanya ingatan kita pada akhir tahun 2012 gerakan buruh

melakukan aksi demonstrasi menuntut keniakan UMP DKI Jakarta 2013. Seluruh

elemen buruh dari tingkat desa, kota, kabupten provinsi serentak untuk menuntut

pemerintah agar UMP pada tahun 2013 dinaikan.

Aksi buruh pada tahun 2012 tidaklah terjadi begitu saja tanpa melihat tahun-

tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya (2006-2011) demonstrasi dilakukan

untuk menolak rencana revisi UUK, demosntrasi menolak kenaikan harga TDL,

demonstrasi menolak kenaikan BBM, serta demonstrasi setiap tahunnya

memperingati hari buruh sedunia. Sehingga pada tahun 2012 tepatnya tanggal 3

oktober 2012 seluruh elemen buruh bersatu untuk menuntut permasalahan buruh

20
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.

76
diantaranya, hapus sistem kerja kontrak & outsourcing, stop PHK, stop upah

murah, berlakunya upah layak dan kebebasan berserikat.21

Rangkaian aksi demonstrasi buruh ditahun 2012 diawali pada bulan Januari,

ribuan buruh yang tergabung dalam berbagai serikat buruh di kawasan Cibitung

Bekasi melakukan aksi demonstrasi dengan memblokir jalan tol Jakarta-

Cikampek pada 27 Januari 2012. Februari, serikat buruh Tangerang menuntut

kenaikan upah minimum pada tanggal 2 Februari 2012. Maret, aksi buruh

menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM pada tanggal 30 Maret 2012.

April, buruh melakukan sweeping dengan menyebarkan selembaran yang berisi

tuntutan penghapusan sistem kerja kontrak & outsourcing, kenaikan UMP,

dilakukan pada 19 April 2012. Mei, aksi buruh sedunia. Juni, buruh Pertamina

Indramayu mogok tuntut penghausan sistem kerja outsourcing pada19-25 Juni

2012. Juli, ribuan buruh Pertamina Indramayu, Sumatera Selatan melakukan aksi

ke Kemenakertrans dan di kantor pertamina pada tanggal 17 Juli 2012. Agustus,

MPBI ancam mogok massal pada tanggal 7 Agustus. September, ribuan aksi

buruh di depan Menakertrans pada tanggal 27 September 2012. Oktober, mogok

nasional Gerakan Tiga Oktober (GETOK MONAS).22

Pada aksi demonstrasi diakhir tahun 2012, K.KASBI berperan penting

dalam melakukan aksi tuntutan kenaikan upah buruh. Kekuatan anggota

K.KASBI adalah kunci utama dalam perjuangan menuntut upah buruh dinaikan

21
Bintang Buruh, Gejolak Perlawanan Kaum Buruh KASBI Melawan Penjajahan Gaya
Baru (Jakarta: Pengurus Pusat Konfederasi KASBI, edisi 1 Juli 2013), 14.
22
Bintang Buruh, Gejolak Perlawanan Kaum Buruh, 15.

77
tahum 2012. K.KASBI mengerahkan anggotanya untutk ikut serta dalam aksi

demonstrasi terkait menuntut kenaikan upah pada akhir tahun 2012.23

K.KASBI juga terlibat dalam gerakan buruh diakhir 2012 yang menuntut

gaji buruh dinaikan pada awal tahun 2013 dengan bergabung dengan organisasi-

organisasi buruh yang sejalan menuntut kenaikan upah dengan aksi demosntrasi.

Dengan aksi demonstrasilah tuntutan-tuntutan buruh di Indonesia dapat

didengarkan oleh pemerintah.24

Berkat semua elemen gerakan buruh dengan aksi demonstrasi saat itu

menghasilkan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013. Hal ini ditandai dengan

dikeluarkannya keputusan tentang Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Nomer 189 Tahun 2012 tentang Upah Minimum Provinsi Tahun

2013.25

Pada Undang-Undang tersebut telah dijelaskan pada pasal 1 bahwa Upah

Minimum Provinsi Jakarta tahun 2013 sebesar Rp. 2.200.000,00-per bualannya. 26

Keputusan ini menandakan besaran nominal yang naik 43, 8 % dari tahun

sebelumnya Rp. 1.529.150,00. Menjadi 2, 2 juta tiap bulannya untuk tahun 2013.

Ini merupakan cara yang cukup ampuh dalam menuntut pemerintah agar

persoalan buruh dapat diselesaikan. Pengalaman ini adalah merupakan bukti nyata

23
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
24
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
25
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 189 Tahun 2012
Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013.
26
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 189 Tahun 2012
Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013 pasal 1.

78
bahwa mogok nasional adalah cara yang efektif dalam memenangkan pertarungan

melawan kapitalisme.27

Dalam menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan buruh, K.KASBI

selalu menggunakan cara atau pola menggagas konsep yang kemudian

disampaikan pada pemerintah dan pengusaha tentang masalah dan tuntutan yang

akan diutarakan. Seperti yang K.KASBI sampaikan dengan menggagas konsep

tertulis, kemudian diberikan kepada pemerintah baik itu Presiden ataupun Menteri

Tenagakerja dan Transmigrasi diantaranya, hapus sistem kerja outsourcing, upah

layak bagi kaum buruh, jaminan sosial buka asuransi sosial, subsidi untuk rakyat,

STOP Privatisasi dan Nasionalisasi semua aset-aset strategis. STOP Union

Busting dan kriminalisasi aktivis buruh, turunkan harga BBM dan sembako,

bangun Industri Nasional yang kuat untuk mensejahterakan rakyat, tanah untuk

kesejahteraan rakyat, pendidikan gratis dan berkualitas untuk seluruh rakyat.28

Jika konsep atau gagasan K.KASBI tidak didengarkan, maka mau tidak mau

cara yang lebih efektif adalah turun ke jalan. Pemerintah juga jangan pernah

berharap bahwa lewat jalur diplomasi akan melahirkan sebuah kebijakan yang

dapat diterima buruh.

Cara diplomasi bila dibandingkan dengan cara aksi demonstrasi massa tentu

hasilnya akan berbeda, kalau diplomasi hanya sebatas didengarkan tanpa ada

kesepakatan dari buruh, pengusaha, pemerintah maka untuk apa diplomasi.

Diplomasi itu ketika tripartit duduk secara bersama menghasilkan solusi dari

permasalahan buruh. Jika tidak dapat solusi dari diplomasi, maka aksi demonstrasi
27
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
28
Bintang Buruh, Upah Layak Harus Direbut Bukan Kebaikan Majikan (Jakarta: Pengurus
Pusat Konfederasi KASBI, edisi 3 September 2013), 2.

79
massa adalah sebuah jawaban yang konkrit untuk menyelesaikan masalah

perburuhan di Indonesia.29

Ketika kebijakan perburuhan dilahirkan oleh pemerintah lewat kebijakan

Undang-Undang Ketenagakerjaan dan disahkan, acapkali bertentangan dengan

sifat kemanusiaan dan rakyat. Menurut K.KASBI kalau ini dibiarkan, maka

pemerintah melakukan diskriminasi terhadap buruh. Sebagian boleh didagangkan,

boleh dijual tenaga buruh, manusia atas manusia. Ini adalah bentuk perbudakan

modern yang dilakukan negara, pemerintah terhadap buruh. Inilah kenapa

sebabnya secara organisasi K.KASBI mendorong penghapusan sistem kerja

outsourcing.30

K.KASBI juga mendidik anggota-anggotanya dengan diskusi-diskusi yang

berkaitan dengan dunia perburuhan. Sehingga ketika ada permasalahan dalam

kerjaannya anggota-anggota K.KASBI daapat menyelesaikannya. Seperti masalah

outsourcing, langkah yang dilakukan K.KASBI daam menuntut penghapusan

sistem outsourcing adalah dengan mengutus pengurus-pengurus wilayah untuk

mengawasi penerapan sistem outsourcing di perusahaan tempat mereka bekerja

agar tidak terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan pengusaha kepada buruh.

Jika itu terjadi, maka K.KASBI akan menemukan pengusaha tersebut untuk

diajak berdiskusi agar kesalahan itu tidak lagi dilakukan pengusaha. Kalaupun

pengusaha tetap melakukan kesalahan maka K.KASBI melaporkan permasalahan

tersebut kepada pihak berweang dan kementerian ketenagakerjaan agar masalah

ini ditidak lanjuti secara serius.

Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
29

Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
30

80
Mengenai UMP DKI Jakarta 2013, K.KASBI tentu melihat dari problem

rakyat secara keseluruhan, baik dari segi ekonomi, politik, budaya tentu ada

kaitannya dengan masalah buruh keseluruhan, K.KASBI tidak hanya berbicara

upah di DKI Jakarta. Tetapi telah mendorong perjuangan upah layak nasional agar

ada pembicaraan upah layak merata tingkat nasional baik di kota maupun desa.31

Kebijakan ekonomi, politik pemerintah kita dari zaman Orde Baru sampai

saat ini buruh hanya dijadikan komoditi yang diibaratkan sapi perah yang tenaga

mereka digunakan, tetapi mereka diberikan upah hanya sekedar bisa makan.

Kalau kita lihat realita hidup buruh sampai hari ini setiap habis gajian (2 hari

setelah gajian) akan habis karena harus membayar sewa kontrakan, beli beras,

persediaan masak, transport anak sekolah, transport buruh pribadi.32

D. Efektifitas gerakan KSPSI daan K.KASBI dalam menuntut


penghapusan sistem outsourcig dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013

Mengulas organisasi pekerja/buruh yang dalam hal ini adalah KSPSI dan

K.KASBI adalah hal yang menarik untuk diulas. Karena kedua organisasi

pekerja/buruh yang tingkatannya sudah Konfederasi, maka banyak yang dapat

diulas.

Dalam pasal 1 angka 1 UU Nomer 21 Tahun 2000 telah dijelaskan tentang


“Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah
organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di
perusahaan atau diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela, serta
melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya”(UU Nomer 21 Tahun 2000).

31
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.
32
Wawancara dengan Nining Elitos (Ketua Umum K.KASBI) Jakarta, 22 Oktober 2013.

81
Pada dasarnya setiap organisasi pekerja/buruh mempunyai peran yang sama,

yakni melindungi dan membela hak dan kepentingan pekerja/buruh,

meningkatkan derajat dan martabat pekerja/buruh, meningkatkan kedudukan,

partisipasi, dan tanggung jawab pekerja/buruh dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara serta usaha-usaha pembangunan.33

Kedua organisasi buruh di atas mempunyai tujuan yang sama, yakni untuk

mensejahterakan kehidupan pekerja/buruh, dan menolak setiap kebijakan

pemerintah yang bertolak belakang dengan kepentingan pekerja/buruh. Tetapi

juga keduanya mempunyai perbedaan, baik secara formal organisasi dan metode

strategi gerakan yang dijalankan, serta cara penyelesaian masalah.

Organisasi buruh di Indonesia beragam, ada yang menamakan serikat

pekerja, ada pula yang menamakan serikat buruh. Dua istilah yang berbeda

makna, pengertian pekerja lebih kepada proses dan bersifat mandiri. 34 Seperti

dokter yang pada prosesnya pekerja memperoleh nilai tambah dari proses

penciptaan nilai tambah yang mereka buat sendiri. Sementara buruh adalah orang

yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen

dasar proses produksi.

Istilah pekerja/buruh merupakan istilah yuridis yang dijumpai dalam

undang-undang ketenagakerjaan. Istilah ini muncul sebagai pengganti dari istilah

buruh yang popoler dalam realitas Ketenagakerjaan di masyarakat.

Pada zaman penjajahan Belanda, buruh dikenal dengan orang-orang pekerja

kasar seperti kuli, mandor, tukang. Orang belanda menyebutnya dengan blue

M. Hum, Peradilan Hubungan Industrial, 22.


33

Simanjuntak, Undang-Undang yang baru, 8.


34

82
collar (kerah biru). Sementara orang-orang yang pekerjaannya halus disebut

dengan white collar (kerah putih) yang bekerja sebagai pegawai kantoran atau

pegawai adminstrasi yang ada di perkantoran. Pekerja-pekerja yang ada

dikantoran biasanya adalah orang-orang bangsawan.35

Dalam status sosial sangatlah berbeda antara buruh dengan pekerja, dahulu

pemerintah Hindia Belanda membedakan antara blue collardengan white collar

yang tujuannya untuk memecah belah golongan bumi putra. Pekerja (white collar)

disebutnya orang-orang yang terhormat, sementara buruh (blue collar) adalah kuli

kasar yang hampir sama dengan budak.36

Cikal bakal dua istilah di atas adalah pada tahun 1983, saat Orde Baru

menganggap bahwa kondisi perekonomian Indonesia sedang ramai-ramainya

dikunjungi oleh pemodal asing. Maka untuk menjaga kesetabilan ekenomi politik

bangsa pemerintah berupaya gerakan buruh tidak menjelma sebagai kekuatan

politik yang signifikan. Tidak lama setelah itu, diangkatlah Sudomo sebagai

Menteri Tenaga Kerja kabinet Pembangunan IV yang mengusulkan isitilah

“buruh” diganti dengan “pekerja” dan, isitilah “serikat buruh” yang diganti

dengan “serikat pekerja”. Menurutnya adalah “buruh” berkonotasi “penindasan”.

Akibatnya buruh cenderung merespon secara fisik dari setiap apa yang terjadi

dengan pengusaha maupun pemerintah.37

Penjelasan di atas menerangkan istilah organisasi pekerja dan buruh, dua

istilah yang berbeda secara makna dan berbeda secara organisasi. Pada

35
M. Hum, Peradilan Hubungan Industrial, 22.
36
M. Hum, Peradilan Hubungan Industrial, 22.
37
Andito Suwignyo, Buruh Bergerak Membangun Kesadaran Kelas (Jakarta: Friedrich
Ebert Stiftung, 2012), 75.

83
penyelesaian masalah yang dihadapi anggota pekerja/buruh KSPSI dan K.KASBI

berbeda, KSPSI lebih bersifat soft dan persuasif, dengan menggunakan cara atau

pola-pola intelektual seperti aksi-aksi yang terkemas lebih halus dan tidak anarkis,

aksi intelektual dengan cara diskusi, seminar-seminar, dialog, diplomasi yang

meliputi semua elemen buruh dengan melibatkan pemerintah dan pengusaha

sehingga harapan dari pekerja dapat disalurkan dengan baik.38 Sedangkan gerakan

buruh yang dilakukan K.KASBI lebih agresif dalam memprotes sistem-sistem

perburuhan yang mereka anggap merugikan dan menyengsarakan kehidupan

buruh.

Seperti masalah outsourcing, dua organisasi ini memandang bahwa sistem

outsourcing atau alih daya adalah sistem perbudakan modern yang dilakukan oleh

pengusaha kapitalis. Pekerja dirundung ketidakpastian dalam upah, jaminan

sosial, jaminan kesehatan.

Dalam penyelesaiannya kedua organisasi pekerja/buruh di atas belumlah

berhasil dalam menuntut pemerintah agar sistem outsourcing dihapuskan dari

dunia pekerjaan/perburuhan di Indonesia.

Semua itu dikarenakan sistem outsourcing telah menjelma sebagai senjata

ampuh bagi perusahaan dalam meraih keuntungan sebesar-besarnya. Kemudian

peran pemerintah yang selaku pembuat kebijakan tidaklah berpihak kepada

pekerja/buruh.

Harusnya pemerintah selaku pembuat kebijakan membuat tim untuk

mengawasi sistem tersebut, agar tidak terjadi pelanggaran yang dilakukan


38
Beritasatu, “Ketua Kspsi Imbau Buruh Tak Demo Saat Mayday”, tersedia di
http://m.beritasatu.com/megapolitan/45306-ketua-kspsi-imbau-buruh-tak-demo-saat-mayday.html;
internet; diunduh pada 28 Februari 2013.

84
perusahaan kepada pekerja/buruh, agar pekerja/buruh tidak lagi mendapatkan

upah yang kecil, agar pekerja/buruh tidak lagi merasa ketakutan karena tidak

mendapatkan jaminan sosial, kesehatan, kelangsungan hidup layak bagi dirinya

dan keluarganya, agar perusahaan juga tidak lagi mempekerjakan pekerja/buruh

secara outsourcing.

Selanjutnya masalah UMP DKI Jakarta 2013, KSPSI dan K.KASBI telah

berupaya keras agar UMP DKI Jakarta 2013 dapat naik tinggi. Semua itu

dilakukan dengan cara dan strategi masing-masing dari kedua organisasi tersebut.

Jika membandingkan efektifitas gerakan dalam mempengaruhi sebuah

kebijakan pemerintah dan memperjuangkan kepentingan pekerja/buruh yang

dalam hal ini terkait UMP DKI Jakarta 2013 maka K.KASBI adalah organisasi

yang cukup dapat mempengaruhi pemerintah atas kebijakannya dengan

menggunakan cara, pola dan strategi gerakannya.

Semua itu dapat diukur dari perjuangan pekerja/buruh dari zaman Kolonial

Belanda hingga saat ini gerakan aksi massa dengan cara aksi demonstrasi menjadi

cara yang dapat dikatakan efektif untuk dapat merubah kebijakan yang dianggap

pekerja/buruh tidak berpihak kepadanya.39

Gerakan serikat pekerja/serikat buruh haruslah independen dan tidak

berpihak kepada kepentingan politik. Karena jika gerakan serikat pekerja/serikat

buruh terlibat dalam kepentingan politik maka gerakan yang dilakukan tidak akan

39Wawancara dengan Andito Suwignyo (Pengamat Buruh) Jakarta, 15 September

85
stabil dari kepentingan pekerja/buruh itu sendiri, cenderung akan berantakan

karena terlalu banyak kepentingan di dalamnya.40

Seperti yang dilakukan K.KASBI juga tidak semua dapat dikatakan berhasil

atau benar. Serikat pekerja/serikat buruh haruslah mengutamakan diskusi terlebih

dahulu dengan elemen yang bersangkutan (pemerintah, pengusaha, pekerja).

Maka bila tidak dapat menghasilkan sebuah jawaban atau solusi barulah kekuatan

massa dapat dilakukan.

Maka yang paling penting untuk menyelesaikan masalah pekerja/buruh

adalah serikat pekerja/serikat buruh haruslah memahami kondisi anggotanya di

perusahaan-perusahaan. Ketidaktahuan serikat pekerja/serikat buruh pada

permasalahan pekerja/buruh yang dialami di perusahaan adalah membuat deretan

panjang penderitaan pekerja/buruh.

Selanjutnya, penting untuk dilakukan serikat pekerja/serikat buruh adalah

mendidik anggotanya dari pengetahuan-pengetahuan dunia perburuhan. Semua itu

dilakukan karena dengan pengetahuan pekerja/buruh mempunyai ideologi yang

jelas, sehingga ketika menghadapi masalah-masalah mereka tidak lagi harus

dikorbankan perusahaan tempat merka bekerja.

Wawancara dengan Andito Suwignyo (Pengamat Buruh) Jakarta, 15 September 2013.


40

86
Tabel. I

Perbandingan gerakan KSPSI dan K.KASBI dalam memperjuangkan

penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013

No KSPSI K.KASBI
Pola awal yang dilakukan
KSPSI menempuh dengan
K.KASBI dalam
jalur-jalur yang sifatnya ilmiah,
memperjuangkan kasus buruh
seperti mengadakan forum
1. adalah diplomasi atau
seminar, diplomasi, diskusi
menawarkan konsep kepada
tripartit (pemerintah,
pemerintah dan aksi demosntrasi
pengusaha, pekerja).
massa.
Melakukan diplomasi kepada Melakukan diplomasi atau
pengusaha terkait masalah menawarkan konsep kepada
2.
penghapusan sistem pengusaha terkait penghapusan
outsourcing. sistem outsourcing.
Mengadakan pertemuan dalam
bentuk seminar dan dialog Melakukan aksi demonstrasi
3. dengan pemerintah dan massa menuntut pemerintah agak
pengusaha terkait penghapusan menghapus sistem outrsourcing
sistem outsourcing
Mengawal dan mengawasi Mengawal dan mengawasi
4. praktek kecurangan di praktek kecurangan di
perusahaan. perusahaan.
Melakukan diplomasi kepada Melakukan aksi demonstrasi
5. pemerintah terkait kenaikan massa di tiap-tiap wilayah agar
UMP DKI Jakarta 2013. upah minimum dapat dinaikan.
Melakukan aksi demonstrasi
Melakukan diplomasi kepada
massa terkait kenaikan UMP DKI
6. pengusaha agar upah minimum
Jakarta 2013 dengan memblokir
dapat dinaikan
jalan tol jakarta- cikampek.

87
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang terjadi itu timbul karena

adanya sebuah kebijakan yang dianggap merugikan bagi pekerja/buruh, dan

kenyataan ekonomi politik yang tidak berpihak dengan kepentingan

pekerja/buruh. Kondisi ini akan terus menimbulkan perlawanan dari Serikat

Pekerja/Serikat Buruh hingga tuntutan dari pekerja/buruh dapat dipenuhi. Gerakan

Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Indonesia tidak hanya sebatas menghendaki

terjadinya perubahan antara pekerja/buruh dengan pengusaha semata, melainkan

perubahan pada sistem ekonomi politik yang berpihak pada pekerja/buruh.

Sulitnya posisi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam memperjuangkan

kepentingan kesejahteraannya tidak hanya disebabkan pada faktor internal sebuah

perusahaan saja, akan tetapi adanya sistem yang menyebabkan kondisi penindasan

yang dilakukan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Seperti yang dialami pekerja/buruh saat ini terkait sebuah sistem yang

mengizinkan perusahaan menyerahkan proses produksi kepada sebuah jasa yang

menyalurkan tenaga kerja, sistem ini dikenal dengan sistem outsourcing (alih

daya). Tidak hanya itu, upah juga menjadi masalah sakral yang tidak pernah ada

habisnya untuk dibahas. Pemerintah, pengusaha, pekerja/buruh tidak pernah

seirama dalam membicarakan upah. Dua kasusu ini yang sampai saat ini menjadi

PR bagi Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

88
Dewasa ini organisasi pekerja/buruh yang muncul merupakan indikator

sebuah perubahan yang sangat besar dalam gerakan buruh. Gerakan pekerja/buruh

semakin berkembang saat ini dan semakin bersikap reaktif dalam melakukan

perlawanan memperjuangkan kesejahteraan mereka walaupun hasil yang didapat

belum tentu memberikan perubahan yang signifikan bagi pekerja/buruh secara

keseluruhan.

Dalam hal ini KSPSI dan K.KASBI adalah salah satu organisasi

pekerja/buruh yang selalu berusaha untuk membangun gerkan pekerja/buruh yang

mandiri, kuat, dan berkarakter demi terciptanya kesejahteraan bagi pekerja/buruh

secara keseluruhan.

Adapun catatan penting dalam sejarah perjalanan peran KSPSI dan

K.KASBI dalam menuntut penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP

DKI Jakarta 2013 dapat dilihat melalui:

KSPSI mempunyai peran dalam menuntut agar sistem outsourcing dapat

dihapuskan dan kenaikan UMP DKI Jakarta 2013 melalui cara-cara yang sifatnya

ilmiah seperti, meliputi diskusi, seminar, diplomasi terhadap pemerintah dan

pengusaha agar tuntutan dari KSPSI dapat direalisasikan, pengawasan terhadap

perusahaan terkait sistem outsourcing dan upah pekerja, tunjangan kemahalan atas

kenaikan BBM.

Diskusi, seminar, dan diplomasi adalah langkah yang dilakukan KSPSI

dalam memperjuangkan tuntutan pekerja agar mendapatkan kesejahteraannya.

Cara-cara ini diharapkan agar hubungan tripartit dapat dijalin dengan situasi

kondusif sehingga tuntutan pekerja dapat didengarkan dan direalisasikan.

89
Salah satu yang dihasilkan KSPSI melalui diplomasi diplomasi dengan

tripartit adalah terkait solusi menghadapi harga bahan pokok yang naik sehingga

menghasilkan solusi dengan diberikannya konpensasi dari kenaikan bahan bakar

minyak sebesar Rp. 2000-3000-per harinya, itu semua dilakukan dengan duduk

bareng, berdiskusi, mendengarkan keluh kesah bersama dengan memcahkan

masalah pekerja dengan pengusaha.

Pengawasan terhadap perusahaan agar tidak melanggar peraturan yang telah

dibuat oleh pemerintah adalah bentuk konkrit yang dilakukan KSPSI terkait

sistem outsourcing dan upah pekerja. Mengingat pengawasan adalah hal penting

dalam menjalankan perjuangan Serikat Pekerja.

Sementara yang dilakukan K.KASBI dalam menuntut agar sistem

outsourcing segera dihapuskan dan UMP DKI Jakarta 2013 dinaikan dapat dilihat

sebagai berikut, mengagas konsep dan aksi demonstrasi

Langkah awal yang dilakukan K.KASBI dalam menghadapi permasalahan

yang berkaitan dengan buruh adalah dengan menggagas konsep untuk kemudian

diberikan kepada pemerintah, diantara gagasan atau konsep yang dilakukan

K.KASBI adalah: hapus sistem kerja outsourcing, upah layak bagi kaum buruh,

jaminan sosial buka asuransi sosial, subsidi untuk rakyat, STOP Privatisasi dan

Nasionalisasi semua aset-aset strategis, STOP Union Busting dan kriminalisasi

aktivis buruh, turunkan harga BBM dan sembako, bangun Industri Nasional yang

kuat untuk mensejahterakan rakyat, tanah untuk kesejahteraan rakyat, pendidikan

gratis dan berkualitas untuk seluruh rakyat.

90
Itulah konsep yang digagas K.KASBI kepada pemerintah agar pemerintah

sadar bahwa saat ini kondisi buruh mengalami ketidakadilan dalam bekerja.

Apabila konsep tidak didengarkan maka aksi demonstrasi merupakan langkah

yang dilakukan K.KASBI.

KSPSI dan K.KASBI merupakan organisasi pekerja/buruh yang sama-sama

memperjuangkan kepentingan dari pekerja/buruh, sehingga pekerja/buruh dapat

hidup sejahtera. Pada pejuangan menuntut penghapusan sistem outsourcing dan

keniakan UMP DKI Jakarta 2013 mempunyai peranan perjuangan yang berbeda.

Ini disebabkan karena garis besar haluan organisasi yang berbeda dan strategi

geraknya berbeda.

B. Saran

Permasalahan yang dihadapi pekerja/buruh haruslah dikawal dengan jeli dan

konsisten. Maka kiranya dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh mengutus tim khusus

untuk memantau keadaan disebuah perusahaan. Penting kiranya, pengawasan dari

Kemenakertrans ditaip-tiap wilayah agar perusahaan tidak melanggar peraturan

yang telah dibuat pemerintah sehingga pekerja/buruh dapat dilindungi, agar

perusahaan tidak melakukan praktik outsourcing di luar kriterianya, juga agar

perusahaan tidak menggaji pekerja/buruh di bawah UMP.

Demi terwujudnya gerakan pekerja/buruh yang kuat dan mandiri dan

mendapatkan hasil yang begitu berarti bagi pekerja/buruh tidak cukup hanya

dengan memanfaatkan kondisi politik tertentu. Tetapi pekerja/buruh harus

mempunyai ideologi, mengetahui kondisi pekerja/buruh, berjuang dengan cara

dan pola, strategi yang lebih kuat dan terarah.

91
Perjuangan Serikat Pekerja/Serikat Buruh hendaklah tidak mudah

dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan dari sebagian golongan. Gerakan

Serikat Pekerja/Serikat Buruh harus timbul dari kesadaran akan posisi, kondisi

dari pekerja/buruh itu sendiri.

Tidak kalah pentinganya dari gerakan Seriakat Pekerja/Serikat Buruh yang

turun ke jalan dengan melakukan aksi demonstrasi, bahwa gerakan Serikat

Pekerja/Serikat Buruh harus menguatkan strategi politik gerakannya melalui

proses legitimasi pemerintah, agar Serikat Pekerja/Serikat Buruh mempunyai

posisi tawar tinggi. Ketika kedua peranan ini dimiliki oleh Serikat Pekerja/Serikat

Buruh maka akan mudah mempengaruhi proses kebijakan yang akan di keluarkan

pemerintah.

Dengan cara ini gerakan pekerja/buruh dapat maksimal dalam melawan dan

menentang kebijakan neoliberalisme. Gerakan pekerja/buruh harus mampu

mempengaruhi proses dari dibentuknya sebuah kebijakan, karena dalam semua

ruang kebijakan ini berhadapan dengan kekuatan liberalisme yang menginginkan

kebebasan pasar dan menginginkan suasana kondusif sehingga pekerja/buruh

bekerja hanya sebagai alat produksi.

92
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adisu, Edytus. Hak Karyawan Atas Gaji dan Pedoman Menghitung: Gaji Pokok
Pajak Atas Gaji Iuran Pensiun, Pesangon, Iuran Jamsostek, Dana
Sehat. Jakarta: Forum Sehat, 2008.
Agustino, Leo. Perihal Ilmu Politik:Sebuah Bahasan Memahami Ilmu Politik.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006.
Axford, et al, Barrie. An Introduction Second Edition: Politics. New York:
Routledge, 2002.
Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Hadiz R Vedi. Dinamika Kekuasaan Ekonomi Politik Indonesia Pasca-Soeharto.
Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2005.
Handelman Howard, dan Marcus Ethridge. Politics in a Changing Society: A
Comparative Introduction to Political Science, dalam Miriam
Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Hardiman, F.Budi. Demokrasi Deliberatif Menimbang Negara Hukum dan Ruang
Publik dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas. Yogyakarta:
Kanisius, 2009.
Hidajat, M.S. Seabad Gerakan Buruh Indonesia. Bandung: CV. Nuansa Aulia,
2012.
Jamaludin, Yasmine MS Soraya, dan, Surya Tjandra. Advokasi Pengupahan Di
DaerahStrategi Serikat Buruh Di Era Otonomi Daerah. Jakarta:
Turch, 2007.
MacAndrews Colin, Mohtar Mas’oed. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta:
Gajah Mada University, 2000.
Mather, Celia. Menjinakan Sang Kuda Troya: Perjuangan Serikat Buruh
Menghadang Sistem Kontrak Outsourcing. Jakarta: Turc dan Fsp Kep,
2008.
M. Hum, dan Zaeni Asyhadie, S.H. Peradilan Hubungan Industrial, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2009.
Priambada, Komang. Outsourcing Versus Serikat Pekeja. Jakarta: Alih Daya
Publishing, 2008.
Sandra. Sejarah Pergerakan Buruh Indonesia. Jakarta: Turc, cetakan pertama,
2007.
Simanjuntak, Payaman J. Undang-Undang yang baru tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh. Jakarta: Work In Freedom, 2002.
Sudjana, Eggi. Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering. Jakarta:
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia, cetakan pertama, 2000.
Suhadmadi, Rina Herawati, dan Indrasari Tjandraningsih. Diskriminatif &
Eksploitatif Prektek Kerja Kontrak Dan Outsourcing Buruh Di Sektor
Industri Metal Di Indonesia. Jakarta, Jakarta, Bandung: Akatiga,
Fspmi, Fes, 2010.

93
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia, 1999.
Suwignyo, Andito. Buruh Bergerak Membangun Kesadaran Kelas. Jakarta:
Friedrich Ebert Stiftung, 2012.
S, Syahputra, Ganda. Peranan Serikat Buruh dalam Memperjuangkan Hak Upah
dan Politik. Study Kasus: Serikat Buruh Medan Independen. Medan:
FISIP Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tedjasukmana, Iskandar. Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia.
Jakrtata: Turc,2008.
UIN Jakarta, FISIP. Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2012.
Yasar, Iftida. Sukses Implementasi. Jakarta: PPM Manajemen. cet 1, 2008.

Jurnal
Priyono, Edy. “Situasi Ketenagakerjaan Indonesia dan Tinjauan Kritis Terhadap
Kebijakan Upah Minimum.” Jurnal Ananlisis Sosial: Upah Minimum
dan Kesejahteraan Buruh: Peluang dan Tantangan Bagi Serikat
Buruh 01 (Februari 2002): 49.

Wawancara dan Dokumen

Wawancara dengan MuhammadAdlan, Ketua Bidang Humas KSPSI. Jakarta, 18


September 2013.
Wawancara dengan Nining Elitos, Ketua Umum K.KASBI. Jakarta, 22 Oktober
2013.
Wawancara dengan Simon SH, Departemen Hubungan Internasional K.KASBI.
Jakarta, 27 September 2013.
Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia. Edisi 1 Juli 2013. Bintang
Buruh Gejolak Perlawanan Kaum Buruh KASBI Melawan Penjajahan
Gaya Baru. Jakarta: Pengurus Pusat Konfederasi Kongres Aliansi
Serikat Buruh Indonesia.
Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia. Edisi 3 September 2013.
Bintang Buruh Upah Layak Harus Direbut Bukan Kebaikan Majikan.
Jakarta: Pengurus Pusat Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh
Indonesia.

Undang-Undang

Keputusan Presiden Nomer: 83 Tahun 1998 Tanggal 5 Juni Tentang Pengesahan


Convention Concerning Freedom Of Association Of The Right To
Organise (Konvensi Nomer 87 Tentang Kebebasan Berserikat Dan
Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi).
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomer 189 Tahun
2012 Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2013.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang
Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak No. 17 Tahun 2005.

94
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang
Pendaftaran Organisasi Serikat Buruh Nomor: per-05/MEN/1998.
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pada Bab IX
Hubungan Kerja. Pasal. 64.
Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh.

Internet

Beritasatu. “Ketua Kspsi Imbau Buruh Tak Demo Saat Mayday.” tersedia di
http://m.beritasatu.com/megapolitan/45306-ketua-kspsi-imbau-buruh-
tak-demo-saat-mayday.html; internet; diunduh pada 28 Februari 2013.
Depnakertrans. “Daftar Serikat Pekerja Di Indonesia
(sudah mendaftar sesuai dengan Peraturan Menteri Tenagakerja no.
5/MEN/1998).” tersedia di
http://depnakertrans.go.id/news.html,809,naker; internet; diunduh
pada 17 Desember 2013.
Depnakertrans. “Menakertrans: Cabut Ijin Outsourcing yang Menyengsarakan
Pekerja.” tersedia di
http://m.depnakertrans.go.id/?show=news&news_id=917; intrnet;
diunduh pada 13 Maret 2013.
Detik. “Kadin: Kalau Dibiarkan UMP di Jakarta Bisa Capai Rp 10 Juta.” tersedia
di
http://finance.detik.com/read/2012/11/21/185723/2097472/1036/kadin
-kalau-dibiarkan-ump-di-jakarta-bisa-capai-rp-10-jutaasnya; internet;
diunduh pada 28 Februari 2013.
FES. 2011. “Jurnal Sosial Demokrasi Buruh dan Politik Tantangan dan Peluang
Gerakan Buruh Indonesia Pacareformasi eds. 2011.” Diunduh pada
30 November 2013 (http//www.library.fes.depdf-
filesbuerosindonesien070032011-10.pdf).
Indoprogres. “Serikat Buruh Serikat Pekerja.” tersedia di
http://indoprogress.blogspot.com/2007/08/serikat-buruhserikat-
pekerja-di.html; internet; diunduh pada 15 Januari 2013.
Jurnal Hukum. “Outsourcing dan tenagakerja.” tersedia di
http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/05/outsourcing-dan-tenaga-
kerja.html; internet; diunduh pada 21 Februari 2013.
KASBI Indonesia. “Profile Kasbi.” tersedia di
http://kasbiindonesia.multiply.com/journal/item/1; internet; diunduh
pada 29 Juli 2013.
KSPSI. “Federasi.” tersedia di http://kspsi.com/federasi; internet; diunduh pada 4
Juni 2013.
KSPSI. “Jadi Ketua KSPSI, Yorrys Raweyai Janji Hapus Outsourcing.” tersedia
di http://kspsi.com/berita/jadi-ketua-kspsi-yorrys-raweyai-janji-hapus-
outsourcing/; internet; diunduh pada 28 Juli 2013.

95
KSPSI. “Sejarah Singkat Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Sejak
1973 Hingga 2012.” tersedia di http://kspsi.com/tentang-kspsi-3/;
internet; diunduh pada 28 Januari 2013.
KSPSI. “Tentang Kspsi.” tersedia di http://kspsi.com/tentang-kspsi/; internet;
diunduh pada 04 Juni 2013.
KSPSI. “Visi-Misi.” tersedia di http://kspsi.com/tentang-kspsi-3/visi-dan-misi/;
internet; diunduh pada 28 Juli 2013.
Pusat Humas Kemenakertrans. “Menakertrans Ajak Konfederasi SPSI Jadi
Pelopor PengawasanBipartit.” tersedia di
http://www.depnakertrans.go.id/news.html,600,naker; internet;
diunduh pada 15 Juli 2013.
The President Post The Spirit Of Indonesia. “UMP Naik, Pengusaha Cemas
Industri Manufaktur Indonesia Hancur eidisi Edisi November 2012
Minggu ke-4 No. 12.” tersedia di
www.thepresidentpostindonesia.com; internet: diunduh pada 23 Maret
2013.
Wikipedia. “Jurgen Habermas.” tersedia di
http://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%BCrgen_Habermas; internet;
diunduh pada 23 Mart 2013.

96
Transkip Wawancara

Narasumber : Muhammad Adlan (Ketua Bidang Humas KSPSI)


Hari/Tanggal : Rabu, 18 September 2013
Pkl : 12. 29 s/d Selsai

Judul : Buruh dan Politik (Study Kasus Perjuangan KSPSI dan K.KASBI Dalam
Memperjuangkan Penghapusan Outsourcing dan UMP di Jakarta 2013)

1. Bagaimana peran KSPSI dalam memperjuangkan penghapusan sistem


Outsourcing dan kenaikan UMP di Jakarta 2013?

Jawaban:

Pada akhir tahun 2012 memasuki tahun baru 2013 eskalasi demonstrasi
pekerja semakin meningkat. Ini dipicu karena persoalan kebijakan pemerintah
yang mengeluarkan kebijakan sistem kerja Outsourcing dan tidak terlepas dari
penghujung tahun selalu ada demonstrasi untuk kenaikan upah disetiap daerah
khusunya di Jakarta. Dua kasus di atas adalah sebagian kecil dari kasus-kasus
perburuhan yang terjadi di Indonesia. KSPSI selalu menyikapi dalam setiap kasus
yang terjadi pada buruh.

Mengenai sistem kerja Outsourcing, KSPSI tentu bersikap tegas berusaha


untuk menghapus sitem kerja Outsourcing dengan cara aksi-aksi intelektual yang
dihadiri dari golongan pekerja, pemerintah, dan pengusaha agar menemukan titik
terang dari kasus perburuhan seperti Outsourcing dan UMP Jakarta 2013, karena
menurut KSPSI sistem Outsourcing tersebut sangatlah merugikan pekerja.
Dimana pekerja mengalami guncangan sikologis yang besar karena tidak tentu
bekerja sampai kapan dan hak upah mereka terpaksa dipotong oleh jasa penyedia
pekerjaan.

Belum lagi ditambah kenakalan perusahaan yang melegalkan apa saja


bentuk pekerjaan untuk di- Outsourcingkan. Sementara, pekerjaan yang dapat di –
Outsourcing-kan adalah sebagai berikut

1. Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service).


2. Usaha penyediaan makanan (catering).
3. Usaha tenaga pengaman (scurity).
4. Usaha penunjang di pertambangan dan perminyakan.
5. Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh.

KSPSI menolak sistem kerja Outsourcing karena menurutnya sistem kerja


tersebut tidak ubahnya seperti perbudakan terhadap pekerja. Dimana pekerja
dirundung ketidak pastiaan dalam bekerja, ketidak pastian dalam menerima upah,
ketidak pastian dalam jaminan kehidupannya. Sementara kondisi objektif pekerja
saat ini serba kekurangan karena setiap tahun semua kebutuhan selalu melonjak
tinggi harganya.

Kondisisi ini diperparah ketika upah pekerja tidak mencukupi kebutuhan


pekerja. Mereka belum memikirkan bayar sewa rumah, mereka belum
memikirkan biaya makan, mereka harus membayar tagihan listrik yang kian tahun
naik, mereka juga harus memikirkan kelangsungan hidup anak istrinya.

2. Apa saja yang telah dilakukan KSPSI dalam memperjuangkan penghapusan


sistem Outsourcing dan kenaikan UMP di Jakarta 2013?

Jawaban:

KSPSI mencoba dengan segala bentuk cara agar sistem Outsourcing dapat
dihapuskan atau dicabut dari undang-undang ketenagakerjaan. Jalur regulasi
adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan KSPSI dimana, KSPSI dapat
memberikan infut kepada pemerintah terkait dengan regulasi undang-undang
ketenagakerjaan. Maka dari itu KSPSI menempuh dengan jalur-jalur yang sifatnya
ilmiah seperti mengadakan forum seminar, diplomasi, diskusi tripartit
(pemerintah, pengusaha, pekerja) supaya dapat mengawal peraturan-peraturan
atau undang-undang yang berkaitan dengan pekerja. Kalaupun KSPSI tidak setuju
dengan undang-undang kementerian tenaga kerja terkait sistem kerja Outsourcing
maka langkah awal yang ditempuh KSPSI adalah mengkaji terlebih dahulu
undang-undang atau peraturan tersebut. Apakah undang-undang atau peraturan
perlu di revisi atau tidak, atau bahkan harus dihapus.

Selain itu, KSPSI juga telah melakukan perjuangan untuk mendorong


pemerintah dan pengusaha agar gaji pekerja dinaikan sesuai dengan kebutuhan
hidup layak. Namun ketetapan gaji pekerja saat ini juga belum mencapai
kebutuhan hidup layak pekerja.

Selama ini KSPSI memperjuangkan kenaikan upah di Jakarta selalu


menempuh dengan cara jalur-jalur diplomasi di lingkaran tripartit (pekerja,
pengusaha, pemerintah) dan ini semua harus dijalankan dengan benar.
Filosofinya, pekerja itu harus disejajarkan dengan pengusaha dan pemerintah.
Ketika pekerja sudah sejajar dengan pengusaha dan pemerintah dalam hubungan
industrial tripartit apapun keinginan pekerja, pengusaha dan pemerintah selalu
didiskusikan dan diselesaikan dengan kepala dingin. Harapannya adalah agar
semua pihak tidak ada yang dirugikan dan semuanya serba transparan.

Tidak bisa misalnya hanya keniginan pekerja yang harus direalisasikan


sementara pengusaha tidak mampu untuk membayar gaji mereka dengan nominal
yang tinnggi sehingga dampaknya apabila pengusaha tidak mampu membayar gaji
pekerja yang terlalu tinggi maka pengusaha banyak yang gulung tikar atau
bangkrut. Ketika pengusaha gulung tikar atau bangkrut usahanya maka banyak
pula pekerja yang harus kehilangan pekerjaannya. Maka dari itu, inilah
pentinganya diplomasi.

3. Apa yang melatarbelakangi KSPSI untuk memperjuangkan penghapusan


sistem Outsourcing dan kenaikan UMP di Jakarta 2013?

Jawaban:

Bicara kebijakan pemerintah dalam hal ini Outsourcing maka KSPSI


melihat masalah ini adalah masalah yang cukup serius yang harus disikapi.
Dimana pekerja mengalami ketidak pastian dalam bekerja, ketidak pastian dalam
menerima upah, ketidak pastian dalam jaminan sosial kehidupannya.

Ketidak pastian bekerja, karena pekerja Outsourcing tidak lagi memiliki


kepastian dalam bekerja. Kapan mereka masih bekerja, kapan pula mereka harus
berhenti bekerja. Karena pekerja Outsourcing tidak ada jaminan yang utuh untuk
pekerjaan.

Ketidak pastian upah, pekerja Outsourcing setiap kali menerima upah selalu
saja dipotong oleh jasa penyalur kerja. Sementara upah yang mereka dapat belum
tentu dapat mencukupi untuk kebutuhan hidup yang dapat dikatagorikan rakyat.
Mereka harus menerima upahnya kurang dari rata-rata pekerja tetap.

Selajutnya, ketidak pastian dalam jaminan sosial, pekerja Outsourcing tidak


pernah ada kepastian dalam jaminan sosialnya, ketika mereka menghadapi
masalah dalam kehidupannya perusahaan dan penyedia jasa berusaha tutup mata
dan telinga. seolah-olah mereka tidak mau tahu apa yang dialami pekerja.
Misalnya soal kesehatan, pekerja Outsourcing ketika mereka sakit apakah
perusahaan dan penyedia jasa menanggung biaya berobat pekerja? Tidak, pekerja
yang harus memikirkan bagaimana mencari uang untuk mereka berobat kedokter.
Bahkan terkadang mereka menahan sakitnya supaya uang mereka tidak keluar
untuk periksa karena masih banyak keperluan yang lebih penting.

Kondisi pekerja semakin terpuruk ketika hasil upah mereka selama sebulan
harus dibagi dengan jasa penyalur kerja. Sementara upah pekerja Outsourcing
jauh dari upah rata-rata pekerja tetap.

4. Metode apa yang di gunakan KSPSI dalam memperjuangkan setiap kasus


buruh terutama penghapusan sistem outsourcing dan kenaikan UMP di
Jakarta 2013?

Jawaban:

KSPSI selalu berusaha untuk dapat mengkonsolidasikan setiap persoalan-


persoalan yang berkaitan dengan pekerja yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah pekerja. Semua itu dilakukan dengan jalur yang sifatnya ilmiah seperti
diskusi, seminar, diplomasi kepada pengusaha dan pekerja. Harapannya dengan
jalur ilmiah ini adalah:

Pertama, agar mencerdaskan pengetahuan pekerja lewat jalur diskusi


sehingga mereka mampu mengendalikan diri terlebih dahulu. Karena kalau
pekerjanya tidak kuat dalam tataran pengetahuan isu mereka akan mudah
diombang-ambing oleh isu dan kepentingan, yang belum tentu itu kepentingan
pekerja. Jika sudah seperti ini maka pekerja memandang setiap pesoalannya
secara objektif dari persepektif pengusaha, pemerintah dan tindak hanya dari
persepktif pekerja.

Kedua, pemerintah telah mebuka pitu lebar-lebar untuk melakukan


diplomasi dari setiap masalah pekerja yang ada. Ini harus dimanfaatkan dengan
baik agar kepentingan pekerja dapat didengarkan dan direalisasikan oleh
pemerintah. Selain itu juga pemerintah dan pengusaha mampu memetakan
argumentasi kalangan pekerja terkait kelemahan-kelemahan yang masih
terkandung dalam undang-undang kementerian tenaga kerja.

5. Mengapa KSPSI cenderung menggunakan jalur diplomasi dalam menuntut


hak buruh (Outsourcing, kenaikan upah)? apa alasan utamanya? bukankah
sejarah perjuangan kaum buruh selalu dilakukan dengan aksi massa?

Jawaban:

Ketika semua elemen yang berkaitan dengan pekerja yakni pengusaha dan
pemerintah bertemu dengan kepala dingin maka hasilnya akan lebih maksimal.
Karena dapat dipastikan ketika pekerja turun kejalan mendesak pemerintah dan
pengusaha agar dapat mendengarkan aspirasinya seringkali tidak berasal dari
aspirasi pekerja itu sendiri. Selain karena pola yang dilakukan demonstratif,
kalangan pekerja juga tidak lebih mendahulukan aspek dialog yang telah dibuka
seluas-luasnya oleh pemerintah pengusaha.

Jika aspek dialog didahulukan maka tutuntuan tersebut lebih terorganisir


dan sistematis. Paling tidak, pemerintah, pengusaha dapat memetakan
argumentasi kalangan pekerja terkait tuntutan-tuntuan yang masih terkandung
dalam undang-undang kementerian tenaga kerja sehingga dengan cara diplomasi
yang terus mendesak mudah tercapai solusi yang pekerja harapkan.

Perlu dicatat dalam setiap perjuangan apapun, baik perjuangan petani,


mahasiswa, buruh itu tidak semuanya diselsaikan lewat jalur turun kejalan dengan
aksi demonstrasi. Cara yang paling efekif ketika menghadapi persoalan apapun
yakni mengatasinya dengan kepala dingin, dengan duduk bersama untuk
mencarikan sebuah solusi dari masalah yang ada. Belum lagi ketika cara ekstrim
yang dilakukan pekerja dengan aksi demonstrasi turun ke jalan banyak
dampaknya, ketika aksi massa dengan kekerasan apakah tidak merugikan kaum
pekerja ketika pengusaha gulung tikar? Ini sangat merugikan pekerja, pekerja
lebih tidak punya kepastian untuk bertahan kerja karena tidak mempunyai
pekerjaan. Jadi tidak selamanya masalah dapat diselesaikan dengan tutun kejalan
dan anarkis.

6. Sejauh mana KSPSI dalam menekan pemerintah atau pengusaha dengan


jalur diplomasinya dapat dikategorikan berhasil atau mencapai target? lantas
apakah kenaikan UMP di Jakarta 2013 murni karena jalur diplomatis?

Jawaban:

Selama ini KSPSI setiap ada kasus yang bersangkutan terhadap pekerja
selalu menyelesaikan persoalan pekerja dengan cara diplomasi ke kementerian
tenaga kerja. Segala bentuk isu yang terjadi KSPSI berusaha penuh agar masalah
yang bersangkutan dengan pekerja diselesaikan dengan cara diplomasi dan tidak
turun kejalan. Contohnya, pada saat bahan bakar minya dinakian pemerintah yang
kemudian imbasnya menyeluruh ke semua kalangan masyarakat termasuk
pekerja, KSPSI berdiplomasi dan mengusulkan kepada pemerintah untuk
menindaklanjuti konsep dan gagasan yang KSPSI tawarkan seperti tunjangan
kemahalan pada saat mendekati hari raya idul fitri.

Konsep dan gagasan itu kemudian direspon oleh pemerintah dengan


diberikan konpensasi dari kenaikan itu sebesar Rp. 2000/3000 per hari selama
bekerja. Ini semua dilakukan hingga berhasil dengan cara duduk bersama,
mendengarkan keluh kesah bersama, memecahkan masalah pekerja dan
pengusaha. Artinya tanpa harus turun kejalan kita dapat menyelesaikan persoalan
pekerja.

7. Mengapa KSPSI mempunyai perjuangan yang berbeda denagn K.KASBI


dalam memperjuangkan Penghapusan Outsourcing dan kenaikan UMP di
Jakarta 2013?

Jawaban:

Setiap organisasi pekerja/buruh mempunyai garis perjuangnnya sendiri-


sendiri, mempunyai car, pola untuk menyelesaikan masalah sendiri-sendiri. Jadi
jika disandarkan antar KSPSI dengan K.KASBI jelas berbeda.
Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa KSPSI dalam menghadapi
masalah pekerja/buruh berusaha semaksimal mungkin menghadapinya dengan
fikiran kepala yang dingin, tidak disertai dengan emosi semata yang akhirnya
merugikan kaum pekerja/buruh itu sendiri.
Aksi intelektual adalah aksi yang dilakukan KSPSI dalam menghadapi
permasalahan, seperti seminar, diskusi, dialaog, diplomasi dengan lembaga-
lembaga yang terkait dengan tripartit (pemerintah, pengusaha, pekerja/buruh).

Jika aspek dialog didahulukan maka tutuntuan tersebut lebih terorganisir


dan sistematis. Paling tidak, pemerintah, pengusaha dapat memetakan
argumentasi kalangan pekerja terkait tuntutan-tuntuan yang masih terkandung
dalam undang-undang kementerian tenaga kerja sehingga dengan cara diplomasi
yang terus mendesak mudah tercapai solusi yang pekerja harapkan.

Cara yang paling efekif ketika menghadapi persoalan apapun yakni


mengatasinya dengan kepala dingin, dengan duduk bersama untuk mencarikan
sebuah solusi dari masalah yang ada. Belum lagi ketika cara ekstrim yang
dilakukan pekerja dengan aksi demonstrasi turun ke jalan banyak dampaknya,
ketika aksi massa dengan kekerasan apakah tidak merugikan kaum pekerja ketika
pengusaha gulung tikar? Ini sangat merugikan pekerja, pekerja lebih tidak punya
kepastian untuk bertahan kerja karena tidak mempunyai pekerjaan, PHK besar-
besar-besaran sehingga terdapat banyaknya pengangguran di Indonesia. Jadi tidak
selamanya masalah dapat diselesaikan dengan tutun kejalan dan anarkis.

8. Sejak kapan KSPSI bersuara menuntut penghapusan sistem kerja


Outsourcing? apakah ada korelasinya dengan zaman Orde Baru yang tidak
mengenal sistem outsourcing, sehingga KSPSI turut bersuara?

Jawaban:

Sejak dikeluarkannya sistem kerja Outsourcing KSPSI langsung merespon


kebijakan pemerintah yang dianggap undang-undang ini tidak berpihak pada
pekerja. Tidak hanya persoalan Outsourcing yang KSPSI sikapi dengan teliti,
tetapi setiap kebijakan pemerintah yang KSPSI anggap selalu kita sikapi dan
selsaikna dengan cara dan usaha KSPSI sendiri.

Kalau bicara korelasi KSPSI saat ini yang sedang menangani sistem
Outsourcing untuk dihapus dengan masa Orde Baru itu tidak ada korelasinya.
Bahwa pada saat orde baru tidak ada sistem Outsourcing bukan berarti KSPSI
bersuara karena ada sangkut pautnya dengan masa orde baru. KSPSI murni
melihat sitem Outsourcing ini adalah sitem perbudakan bagi kaum pekerja.

9. UMP di Jakarta 2013 sudah dinaikan, lantas jalur diplomasi seperti apa yang
digunakan KSPSI untuk menekan pemerintah dan pengusaha setempat?

Jawaban:

Segala cara KSPSI lakukan untuk mempertahankan kepentingan pekerja


secara menyeluruh. Hubungan antara pekerja, pengusa, pemerintah masih tetap
kita jalin dengan baik untuk kepentingan pekerja. Untuk menjinakan hewan buas
seperti macan itu bukan dengan cara memukul mundur dan memusuhi hewan itu,
tetapi ada cara dimana dapat membuat jinak hewan itu dengan cara halus.

Tidak hanya berhenti disitu, tentunya ketika upah pekerja dinaikan lebih
tinggi dari sebelumnya seperti pada tahun 2012 ke tahun 2013 KSPSI mengawasi
betul disetiap perusahaan agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh perusahaan dengan pekerjanya itu sendiri.

10. Apabila mekanisme seminar dan lain-lain adalah bagian dari aksi untuk
perjuangan buruh (menghapus sistem kerja Outsourcing), maka seberapa besar
forum seminar dapat memberikan pencerahan pada pengusaha, atau penyadaran
terhadap buruh terkait hak mereka yang harus diperjuangkan (sebagai pegawai
tetap bukan alih daya) ?

Jawaban:

Pengaruh yang terjadi dari sebuah metode ilmiah sangat besar pengaruhnya,
setiap KSPSI mengadakan diskusi, seminar antara pekerja, pengusaha dan
pemerintah selalu mengasilkan solusi. Karena pengusaha, pemerintah lebih
senang dengan cara-cara yang halus bukan dengan cara yang kasar atau anarkis.

Ketika sudah menemukan solusi dari setiap peraturan yang berkaitan dengan
pekerja, maka langkah selanjutnya tinggal merealisasikan solusi yang dihasilkan
lewat forum diskusi, seminar. Disamping itu, pekerja juga menyadari bahwa tidak
ada tingkat derajat yang membedakan pekerja dengan pengusaha. Semua
mempunyai peran penting dalam memajukan bangsa.

11. Dalam menjalankan program organisasi, membutuhkan dana yang besar.


Berasal dari manakah dana tersebut?

Jawaban:

Dalam menjalankan setiap program organisasi tentu tidak bisa dipisahkan


dengan keuangan. KSPSI menjalankan sebuah program yang pada dasarnya
menjadi agenda organisasi dan menjadi kepentigan bersama mengupayakan agar
program dapat berjalan dengan harapan. Sumber dana yang didapat oleh KSPSI
didapatkan dari pemerintah, pengurus pimpinan pusat KSPSI, dan iuran anggota.

Dana dari pemerintah, didapat apabila KSPSI mengadakan sebuah program


(seminar) yang berkaitan dengan tripartit, dan dalam seminar tersebut
mengharuskan pemerintah dan organisasi KSPSI bekerja sama untuk mengatasi
persoalan terkait pekerja dengan aspek dialog.

Dana dari pengurus pimpinan pusat KSPSI, hingga saat ini pengurus
pimpinan pusat KSPSI telah tersebar luas dan sukses dalam urusan keuangan dan
usahanya. Maka dalam menjalankan program KSPSI, pengurus pimpinan pusat
turut membantu dalam berjalannya program-program organisasi. Dana dari iuran
anggota, iuran anggota merupakan kemandirian organisasi KSPSI dalam
menjalankan sebuah program dari organisasi.
12. Adakah donator-donatur yang membantu berjalannya kegiatan/program
KSPSI?

Jawaban:

Sejauh ini yang membantu berjalannya program KSPSI adalah pemerintah


yang berkaitan dengan pekerja/buruh, pengurus pimpinan pusat, iuran anggota.
Adapun nanti, jika ada donatur-donatur yang ingin membantu berjalannya sebuah
program/kegiatan KSPSI tidak menjadikan ini sebagai masalah. Artinya selagi
tidak melanggar ketentuan-ketentuan garis besar haluan organisasi.

13. Jika ada, siapakah donatur tersebut? Jika tidak ada, bagaimanakah KSPSI
mengatasi masalah tersebut (menjalankan program)?

Jawaban:

Tidak ada, KSPSI akan menggunakan kemampuan dengan segala cara yang
tetap menjunjung tinggi harkat, martabat KSPSI. Artinya KSPSI tidak akan
melakukan tindakan yang melanggar ketentuan-ketentuan organisasi.

14. Adakah partai yang pernah mengajak kerja sama dengan KSPSI?

Jawaban:

Tidak ada, selama ini KSPSI berusaha tetap menjadi organisasi yang
menjadi kepentingan pekerja secara menyeluruh tanpa ada campur tangan
penguasa, itu semua dibuktikan dengan tidak terlibatnya KSPSI dengan partai-
partai politik di Indonesia.

Menurut KSPSI ketika sebuah organisasi pekerja terlibat dengan sebuah


partai, maka kepentingan organisasi pekerja yang mewadahi pekerja tidak dapat
tercapai secara maksimal. Karena terdapat banyak kepentingan, baik itu dari
organisasi pekerja sendiri dan juga dari partai.

Selama ini KSPSI belum pernah bekerja sama dengan salah satu partai yang
ada di Indonesia. Walaupun di dalam kepengurusan pusat yang saat ini berada
diberbagai partai politik, seperti Golkar, Hanura, PKPI, Demokrat, dll. Tetapi itu
semua tidak mempengaruhi organisasi untuk bekerja sama dengan partai. Karena
jika bekerja sama dengan partai yang di dalamnya terdapat pengurus pusat KSPSI
akan menimbulkan arah yang tidak setabil bagi KSPSI, karena terlalu banyak
kepentingan di dalamnya. Sehingga menimbulkan kekacauan didalam tubuh
KSPSI sendiri, ini kenapa kemudian KSPSI tidak menerima kerja sama dengan
partai politik.
Transkip Wawancara
Narasumber : Nining Elitos (Ketua Umum
K.KASBI) Hari/Tanggal : Jum`at, 20 September 2013
Pkl : 15.06 s/d Selsai

1. Bagaimana peran K.KASBI dalam memperjuangkan penghapusan sistem


Outsourcing dan kenaikan UMP di Jakarta 2013?

Jawaban:

Berbicara Outsourcing atau alih daya tentu kaitanya dengan bicara tentang
kemanusiaan. Dimana dalam konstitusi negara kita dijelaskan bahwa negara
bertanggung jawab atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Ini semua adalah
sepesifikasi dalam persoalan ketenaga kerjaan, dimana ada sebuah kebijakan yang
melegalkan adanya pekerja kontrak atau Outsourcing (alih daya).

Kalau bicara itu, tentu ada hak yang sangat mendasar dan melekat pada
manusia yang dihilangkan atau bahkan dipaksa dihilangkan akibat adanya
kebijakan Outsourcing. Menurut K.KASBI ada dua poin yang sangat mendasar
ketika orang-orang menjadi buruh kontrak: Pertama, orang tidak lagi memiliki
kepastian kerja. Kedua, orang tidak lagi berhak mendapatkan pendapatan yang
layak.

Ketika kebijakan ini dilahirkan oleh pemerintah lewat kebijakan UU


Ketenaga kerjaan dan disahkan, tentu bertentangan dengan sifat kemanusiaan dan
rakyat. Menurut K.KASBI kalau ini dibiarkan, maka pemerintah melakukan
diskriminasi terhadap buruh. Sebagian boleh didagangkan, boleh dijual tenaga
buruh, manusia atas manusia. Ini adalah bentuk perbudakan modern yang
dilakukan negara, pemerintah terhadap buruh. Inilah kenapa sebabnya secara
organisasi K.KASBI mendorong penghapusan sistem kerja Outsourcing.

Mengenai UMP di Jakarta 2013, K.KASBI tentu melihat dari problem


rakyat secara keseluruhan, baik dari segi ekonomi, politik, budaya tentu ada
kaitannya dengan masalah buruh keseluruhan, K. KASBI tidak hanya berbicara
upah di DKI Jakarta. Tetapi telah mendorong perjuangan upah layak nasional agar
ada pembicaraan upah layak merata tingkat nasional baik di kota maupun desa.

Kebijakan ekonomi, politik pemerintah kita dari zaman orde baru sampai
saat ini buruh hanya dijadikan komoditi yang diibaratkan sapi perah yang tenaga
mereka digunakan, tetapi mereka diberikan upah hanya sekedar bisa makan.
Kalau kita lihat realita hidup buruh sampai hari ini setiap habis gajian (2 hari
setelah gajian) akan habis karena harus membayar sewa kontrakan, beli beras,
persediaan masak, transport anak sekolah, transport buruh pribadi.

Itu semua belum termasuk dalam hidup layak buruh. Adanya upah layak
kepada buruh adalah dengan terukurnya kualitas hidup meningkat lebih baik dari
sebelumnya yang terjadi peningkatan pada buruh. Menurut K.KASBI upah layak
harus memenuhi enam syarat yang sangat mendasar yakni bagaimana sandangnya
dapat terpenuhi, bagaimana pangannya dapat terpenuhi, bagaimana papannya
dapat terpenuhi, penidikannya dapat terpenuhi, kesehatannya dapat terpenuhi,
sosialnya dapat terpenuhi. Adanya upah layak kepada buruh adalah dengan
terukurnya kualitas hidup yang terjadi peningkatan pada buruh.

2. Apa saja yang telah dilakukan K.KASBI dalam memperjuangkan


penghapusan sistem Outsourcing dan kenaikan UMP di Jakarta 2013?

Jawaban:

Segala cara telah K.KASBI lakukan dalam merespon setiap kebijakan


pemerintah yang cenderung merugikan buruh agar kebijakan tersebut dapat
direvisi atau bahkan dihapus. Namun K.KASBI sadar betul bahwa negara ini
negara hukum. Tentu tidak serta merta K.KASBI melakukan cara yang diluar
aturan-aturan hukum.

K.KASBI selalu mempunyai tahapan-tahapan dalam merespon kebijakan


apapun yang cenderung menindas buruh terutama (kasus Outsourcing dan UMP)
yakni melalui konsep, apabila konsep kita tidak pernah di respon, didengarkan
maka mau tidak mau buruh turun kejalan. Karena memang pemerintah kupingnya
sudah tuli, matanya sudah buta, hatinya sudah tertutup untuk kepentingan
kesejahteraan buruh. Kalau keadilannya tidak pernah didapatkan, kesejahteraanya
tidak pernah dimiliki, dan penegakan hukumnya tidak pernah berjalan tentu buruh
punya batas kesabaran ketika suara-suara mereka tidak pernah didengarkan.

3. Apa yang melatarbelakangi K.KASBI untuk memperjuangkan penghapusan


sistem Outsourcing dan kenaikan UMP di Jakarta 2013?

Jawaban:

Ketika buruh tidak lagi memiliki kepastian pekerjaan dan pendapatan layak
yang dampaknya meluas, apakah K.KASBI tidak melaukan apa-pa yang dapat
membantu sesama pekerja itu adalah kesalahan besar K.KASBI sebagai wadah
dari buruh.

Kalau hal ini saja dibiarkan, maka pemerintah melakukan diskriminasi


terhadap buruh. Sebagian boleh didagangkan, boleh dijual tenaga buruh, manusia
atas manusia. Ini adalah bentuk perbudakan modern yang dilakukan negara,
pemerintah terhadap buruh. Inilah kenapa sebabnya secara organisasi K. KASBI
mendorong penghapusan sistem kerja Outsourcing.

Jika pengusaha dan pemerintah kupingnya sudah tuli, matanya sudah buta,
hatinya sudah tertutup untuk kepentingan kesejahteraan buruh. Kalau keadilannya
tidak pernah didapatkan, kesejahteraanya tidak pernah dimiliki, dan penegakan
hukumnya tidak pernah berjalan tentu buruh punya batas kesabaran ketika suara-
suara mereka tidak pernah didengarkan.

Ini semua tidak bisa dibiarkan, harus ada tindakan yang maksimal dari
serikat pekerja yang menaungi buruh. Agar setiap kebijakan pemerintah yang
tidak berpihak kepada buruh dapat kita respon dan menemukan solusi dan hasil.

4. Metode apa yang di gunakan K.KASBI dalam memperjuangkan setiap


kasus buruh terutama penghapusan sistem Outsourcing dan kenaikan UMP
di Jakarta 2013?

Jawaban:

Pola awal yang dilakukan K.KASBI dalam memperjuangkan kasus buruh


adalah diplomasi atau menawarkan konsep kepada pemerintah dan pengusaha
terutama pada kasus sistem Outsourcing dan kenaikan upah di Jakarta. Akan
tetapi segala bentuk konsep yang kita tawarkan kepada pemerintah dan pengusaha
tidak pernah didengar, kita tidak diajak duduk bersama, kita tidak dicarikan solusi
dalam kasus-kasus perburuhan maka mau tidak mau kekuatan buruh harus
digunakan.

Nampaknya wajar ketika buruh turun ke jalan menyuarakan aspirasinya.


Karena memang realita persoalan bangsa, persoalan rakyat, persoalan buruh ini
tidak lagi mendasarkan rakyat secara keseluruhan. Kalau sudah seperti ini maka
sangat wajar ketika buruh menggunakan kekuatan yang memang paling ampuh
yakni dengan cara turun kejalan dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk
menyuarakan kepentingan buruh secara keseluruhan.

5. Soal penghapusan sistem kerja Outsourcing, K.KASBI dikenal cukup


konsisten dalam memperjuangkan hal ini. Tetapi sejauh mana hal tersebut
dapat terus konsisten apabila dihadapkan dengan kondisi buruh saat ini?,
dan bagaimana pola K.KASBI dalam memberikan penyadaran pada kaum
buruh?

Jawaban:

Bicara mencerdaskan anak bangsa (termasuk buruh) ini menjadi tugasnya


negara, pemerintah agar supaya rakyatnya cerdas dalam menyikapi setiap apapun
yang berkaitan dengan negara. Tetapi pada kenyataannya berbeda, ketika mereka
(anak bangsa) telah menyelesaikan penidikan SMA ada hegemoni yang
ditanamkan dikepala merka untuk bekerja, walaupun itu diluar kemampuannya
untuk bekerja.

Ketika mereka bekerja banyak pelanggaran-pelanggaran hak yang sangat


mendasar pun itu terjadi karena memang mereka tidak tahu. Ada sebagian kecil
buruh yang tau mana haknya mereka. Tetapi banyak pelanggaran yang terjadi
pada buruh dan pemerintah kita seolah tutup mata. Semestinya dilakukan
pengawasan langsung dengan sadar hatinya sendiri untuk memaksa para
pengusaha tunduk dari aturan hukum, banyak mendapat laporan dari buruh saja
itu tidak pernah ada tindakan.

Kondisi inilah yang seringkali membuat buruh marah dan bersikap agresife
kepada pemerintah dan pengusaha. Bagaimana tidak, buruh datang kerumahnya
(tempat kerja) sendiri jendelanya ditutup, pintunya dikunci. Kalau sudah seperti
ini bagaimana kita mau bicara tentang mereka mau bekerja untuk kepentingan
rakyat. Inilah yang sangat perihatin, yang seharusnya pemerintah adalah pelaksana
dari kebijakan. Karena ketika ada undang-undang atau keputusan menteri
ketenagakerjaan pelaksana dan pengawas dari kebijakan itu pemerintah sendiri.

Ironisnya di Indonesia, pengawasan tidak berfungsi dan tidak berjalan,


kebijakannya salah, ini yang menjadi kewajiban serika buruh untuk mencerdaskan
anggotanya agar mereka tidak buta dengan persoalan hukum, tidak buta dengan
persoalan ekonomi, tidak buta dengan persoalan sosial, tidak buta denga
persoalan politik, dan tidak buta dengan persoalan budaya. semua dilakukan agar
perjuangan buruh tetap konsisten dalam garis perlawanan dan agar buruh dapat
memahami persoalan yang meanda dirinya.

6. Sejauh mana K.KASBI dalam menekan pemerintah atau pengusaha dengan


jalur aksi massa yang agresife dapat dikategorikan berhasil atau mencapai
target? lantas apakah kenaikan UMP DKI murni karena jalur diplomatis?

Jawaban:

K.KASBI berperan dalam perjuangan baik dalam secara lisan, tertulis,


bahkan aksi massa itu dilakukan. Perlu diingat bahwa untuk merubah kebijakan
secara nasional itu banyak kepentingan, pemodal atau pengusaha menginginkan
keuntungan yang sebesar-besarnya dan rakyat menginginkan hidupnya sejahtera.
Persoalannya pemerintah kita meletakan posisi mereka dimana? Seharusnya
mereka memberikan kesejahteraan terhadap kelangsungan hidup buruh, bukan
malah berpihak kepada tuan modal.

Kalau kita melihat pemerintah kita saat ini tentu kita tidak mempunyai
harapan besar terhadap cara diplomasi. Artinya ketika diplomasi ini dimanfaatkan
hanya untuk kepentingan tertentu, ketika diplomasi ini tidak transparan serta tidak
melibatkan partisipasi aktif buruh secara keseluruhan tentu ini akan banyak
mendapat respon pertentangan dari serikat buruh itu sendiri.

Terlebih ketika pemerintah melahirkan kebijakan biasanya tidak


mengikutsertakan partisipasi aktif buruh. Ketika ini terjadi, maka pemerintah
jangan berharap bisa bermimpi bahwa lewat diplomasi akan melahirkan kebijakan
yang memang dapat diterima oleh kaum buruh secara keseluruhan. Karena kalau
melihat manfaat diplomsai itu semua mempunyai kedudukan yang sama antara
pemerintah, pengusaha, pekerja/buruh.

Seperti saat penentuan upah, seringkali terjadi ketidak transparan, tidak


melibatkan partisipasi aktif serikat buruh, dan tidak bertanggung jawab. Selama
ini kita bisa melihat ketika peraturan upah dikeluarkan oleh pemerintah, survei
yang dilakukan untuk penetapan upah tidak jujur dan tranparan. Contohnya,
ketika survei apakah buruh berbelanja selamanya di pasar induk semua? Tidak,
buruh berbelanja diwilayah warung-warung sekitar dimana tempat mereka
tinggal. Sedangkan survei untuk menentukan harga-haraga belanja itu di pasar
induk.

Ini semua tidak akan melahirkan keadilan ketika transparansi tidak ada,
tidak melibatkan partisipasi buruh aktif, dan tidak bertanggung jawab terhadap
kehidupan layak buruh. Survei ini sangat jomplang yang dilakukan dewan
pengupahan buruh dengan yang dilakukan buruh.

7. Mengapa K.KASBI mempunyai perjuangan yang berbeda denagn KSPSI


dalam memperjuangkan Penghapusan Outsourcing dan kenaikan UMP di
Jakarta 2013?

Jawaban:

Jelas berbeda dalam segala hal, garis besar haluan organisasi, visi misi,
berbeda dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan buruh baik itu
anggota K.KASBI ataupun anggota lain K.KASBI.

Pola awal yang dilakukan K.KASBI dalam memperjuangkan kasus buruh


adalah diplomasi atau menawarkan konsep kepada pemerintah dan pengusaha
terutama pada kasus sistem Outsourcing dan kenaikan upah di Jakarta. Akan
tetapi segala bentuk konsep yang kita tawarkan kepada pemerintah dan pengusaha
tidak pernah didengar, kita tidak diajak duduk bersama, kita tidak dicarikan solusi
dalam kasus-kasus perburuhan maka mau tidak mau kekuatan buruh harus
digunakan.

Jangan pernah berharap dengan diplomasi semua tuntutan buruh dapat


didengarkan oleh pemerintah dan pengusaha. Tidak ada aka didengarkan, mereka
sibuk dengan kepentingannya masing-masing. Mereka sibuk memperkaya dirinya
masing-masing. Jadi, mustahil dengan pola diplomasi segala tuntutan buruh yang
diinginkan dapat didengarkan bahkan direalisasikan.

Tanpa perjuangan buruh turun kejalan mustahil upah buruh dinaikan.


Jangan pernah berharap dengan jalur diplomasi pemerintah dapat mendengarkan
dan menaikan upah buruh, dan jangan pernah berharap kepada pengusaha karena
sudah untung besar kemudian memperhatikan upah buruh. Itu semua tidak akan
terjadi, peteni, nelayan, buruh, mahasiswa tidak akan didengarkan tuntutannya
kalu bukan dengan perjuangan turun ke jalan.

8. UMP di Jakarta 2013 telah naik, K.KASBI tercatat beberapa kali menggelar
aksi massa sebelum UMP dinaikan. Lantas, apakah aksi massa tersebut
menjadi faktor penentu kenaikan UMP DKI?

Jawaban:

Dapat dilihat contoh pada tahun 2012 ke tahun 2013 ketika upah naik.
Suara-suara diplomasi itu tidak pernah didengarkan dan tidak ada satupun upah
itu berdasarkan hidup layak. Jika bicara real kebutuhan hidup layak di tahun 2012
ke 2013 itu 2.8 juta per-bulannya. Tetapi kenapa dicarikan jalan tengahnya yaitu
2,2 juta per-bulannya, sementara survei yang dilakukan pemerintah adalah
dibawah 2 juta. Artinya disini ada kebijakan yang salah, jika itu salah apakah
harus tetap dipertahankan terus-menerus? Sampai kapanpun tidak akan
melahirkan kebutuhan hidup layak.

Upah di Jakarta naik dari 2012 ke 2013 itu perjuangannya di tahun 2012. Ini
dapat naik besar karena perjuangan kaum buruh di parlemen jalan. Tanpa
perjuangan buruh turun kejalan mustahil upah buruh dinaikan. Jangan pernah
berharap dengan jalur diplomasi pemerintah dapat mendengarkan dan menaikan
upah buruh, dan jangan pernah berharap kepada pengusaha karena sudah untung
besar kemudian memperhatikan upah buruh. Itu semua tidak akan terjadi, peteni,
nelayan, buruh, mahasiswa tidak akan didengarkan tuntutannya kalu bukan
dengan perjuangan turun ke jalan.

9. Ketika K.KASBI melakukan aksi massa yang cukup agresife dalam


menuntut kenaikan UMP Jakarta, apakah hal tersebut tidak akan membuat
panik para pengusaha?, sehingga akan berdampak buruk bagi para buruh?

Jawaban:

Berawal dari kesejahteraan, bahwa kesejahteraan itu harusnya tanpa diminta


jika para pengusaha mau tunduk dengan aturan hukum, kegelisahan para
pengusaha itu diakibatkan oleh ulahnya sendiri karena mereka tidak patuh dengan
aturan hukum.

Akibat mereka tidak pernah menganggap bahwa buruh adalah aset dari
sebuah perusahaan. Namun yang dilakukan oleh para pengusaha adalah buruh
disuruh bekerja dari pagi sampai malam yang penting mereka hanya bisa sekedar
makan ibarat sapi perah. Dapat dilihat dalam satu hari buruh apakah ada dalam 1
hari 3 kali makan dan makanannya itu bergizi? Tidak, kalau perilaku pengusaha
masih tetap seperti itu yang dengan sadar menelantarkan kesejahteraan buruh
tidak perlu dicemaskan. Tetapi problemnya selama ini pemerintah dengan
pengusaha bersatu untuk menjadikan buruh sebagai komoditi.
Tidak ada sejarahnya ketika pengusaha hengkang dari Indonesia kemudian
rakyat, buruh tidak bisa bertahan hidup dan berkembang biak untuk menghasilkan
uang. Contohnya, ketika Indonesia di embargo oleh belanda pada zaman
penjajahan apakah kita tidak mampu mengelola sumber daya alam kita sendiri?
Mampu! Terbukti sampai saat ini kita masih mengelola sumber daya alam kita
walaupun kenyataannya ada beberapa sumber daya alam kita yang dengan
kepetingkang politik diserahkan kepada negara lain untuk mengelola. Itu semua
karena kesalahan penguasa yang terlalu banyak kepentingan sehingga tidak lagi
memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

Walaupun demikian saat ini fakta membuktikan pada saat kenaikan upah
dari 2012 ke 2013 tidak ada satupun pengusaha melakukan penutupan usahanya.
BKPM juga tidak mengeluarkan data perusahaan yang kabur dari Indonesia. Jelas
bahwa jika situasinya seperti ini ada pengusaha-pengusaha yang nakal untuk
menakuti bahwa akan terjadi pemecatan masal karena perusahaannya tutup.
Kalaupun perusahaan itu tutup bukan karena kenaikan gaji buruh, karena gaji
buruh di Indonesia masih dalam urutan terendah di tingkat Asia.

10. Mengapa K.KASBI tidak pernah menggunakan jalur diplomasi dalam


memperjuangkan hak buruh (kenaikan UMP di Jakarta 2013, penghapusan
sistem kerja Outsourcing)? Apabila K.KASBI pernah melakukan hal itu,
maka sejauh mana hasil yang dicapai apabila dibandingkan dengan aksi
massa?

Jawaban:

K.KASBI pernah melakukan diplomasi kepada menteri tenaga kerja


memberikan masukan-masukan agar dalam penyelesaian persoalan buruh
K.KASBI dapat diikutsertakan untuk menyelesaikan masalah buruh. Tidak hanya
itu, K.KASBI juga mengirimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang
Yudoyono tentang bagaimana membuat kebijakan dengan memaparkan 10 point
tuntutan K.KASBI dan menjadi tuntutan rakyat secara menyeluruh diantaranya,

1. Hapus sistem kerja Outsourcing.


2. Upah layak bagi kaum buruh.
3. Jaminan sosial bukan asuransi social.
4. Subsidi untuk rakyat.
5. STOP Privatisasi dan Nasionalisasi semua aset-aset strategis.
6. STOP Union Busting dan kriminalisasi aktifis buruh.
7. Turunkan harga BBM dan sembako.
8. Bangun Industri Nasional yang kuat untuk mensejahterakan rakyat.
9. Tanah untuk kesejahteraan rakyat.
10. Pendidikan gratis dan berkualitas untuk seluruh rakyat.

Inilah yang biasa kita sampaikan mulai dari tingkat RI I sampai ke legislatif,
ekskutif apakah ini pernah didengarkan? Masukan dan sara kita tidak pernah
didengarkan, kalaupun K.Kasbi datang dan duduk bersama tetapi kalau hanya
diterima kemudian 5 tahun kemudian tidak ada perubahan, apakah itu yang
dinamakann diplomasi? Diplomasi itu ketika orang duduk bersama ada jalan
keluar dari persoalan rakyat.

Kalau dibandingkan dengan aksi massa tentu jauh berbeda hasil yang
didapatkan buruh. Jika diplomasi hanya sebatas didengarkan dan tamoung tetapi
tidak pernah ditindak lanjuti maka aksi massa adalah sebuah jawaban yang
konkrit untuk menyelsaikan masalh perburuhan yang ada di Indoneisia.

11. Dalam menjalankan program organisasi, membutuhkan dana yang besar.


Berasal dari manakah dana tersebut?

Jawaban:

Bagi K.KASBI adalah berdiri di atas kakinya sendiri itu harus dilakukan di
dalam internal K.KASBI, baik anggota tingkat federasi maupun secara nasional.
K.KASBI menyatakan bahwa berdiri di atas kaki sendiri. Artinya K.KASBI
adalah organisasi yang mandiri, kuat, independen. Terlebih pada masalah
pendanaan, setiap kali K.KASBI mengadakan agenda/program organisasi tentu
tidak dapat dihilangkan kebutuhan dana sebagai penunjang.

Iuran adalah sumber dana yang selalu K.KASBI gunakan untuk membantu
berjalannya sebuah agenda/program. Seperti aksi dan yang lainnya, harus dibiayai
atas dasar kesadaran anggota K.KASBI sendiri, sehingga apa yang diperjuangkan
kaum buruh tidak menjadi terkontaminasi dengan partai politik atau elit politik,
atau kaum kapitalis yang ingin merusak kekuatan kaum buruh.

Hal-hal seperti itu berangkat dari kesadaran kaum buruh, dengan dasar
bahwa perjuangan itu memang butuh pengorbanan, pengorbanan waktu, pikiran,
tenaga, materi dan yang lainnya. Jadi baik secara finasial maupun lain-lain kami
berdiri di atas kaki kami sendiri, kami tidak tergantung dengan bendera manapun,
kelompok manapun, lembaga apapun.

12. Adakah donator-donatur yang membantu berjalannya kegiatan/program


K.KASBI?

Jawaban:

Kalau dalam sejarahnya sampai hari ini, kami masih menjaga prinsip
kemandirian kami, kemudian kemandirian kami ini adalah kemandirian dalam
segala hal, baik dalam perjuangan ekonomi politiknya, sosial budayanya itu harus
berangkat dari kebutuhan dari kaum buruh itu sendiri atas kesadaran kaum buruh
itu sendiri.
13. Jika ada, siapakah donatur tersebut? Jika tidak ada, bagaimana K.KASBI
mengatasi masalah tersebut (menjalankan program)?

Jawaban:

Tidak ada, dalam mengatasi masalah keuangan yang menunjang sebuah


program dari organisasi pekerja K.KASBI mengatasinya melalui kemampuan
kemandiriannya. K.KASBI mengatasinya dengan menggunakan iuran anggota
K.KASBI itu sendiri, karena sampai saat ini K.KASBI masih mempertahankan
kemandirian dan independensinya.

14. Adakah partai yang pernah mengajak kerja sama dengan K.KASBI?

Jawaban:

Setiap organisasi buruh pasti banyak yang melirik dari bermacam-macam


bendera partai politik. Tetapi K.KASBI mempunyai sikap yang tegas, baik itu
tentang pemilu, tentang politik, tentang sosial, karna kami melihat hari ini adalah
rakyat hanya dijadikan sebagai objek untuk memilih. Tetapi rakyat pula yang
harus menjadi korban, ketika rakyat memilih salah satu calon presiden dan
kemudian terpihih, tidak ada jaminan yang konkrit presiden dapat menjamin
kesejahteraan rakyatnya secara utuh.

Maka dari itu K.KASBI tidak akan pernah mau terlibat dalam sebuah
kepentingan partai politik di Indonesia ataupun di luar negeri. K.KASBI terlepas
dari partai politik, K.KASBI tidak mau terlibat dalam kepentingan partai politik
yang akhirnya mengorbankan kepentingan yang lebih banyak.
Transkip Wawancara
Narasumber : Andito Suwignto (Pengamat
Perburuhan) Hari/Tanggal : Minggu, 15 September 2013
Pkl : 14.06 s/d Selsai

1. Apa yang anda ketahui tentang KSPSI dan K.KASBI?

Jawaban:

Sejak lahirnya FBSI (sekarang KSPSI) sampai saat ini organisasi KSPSI
cenderung dipandang sebagai organisasi yang tidak akan bisa lepas dari
pemerintah. Hal ini ditandai pada awal dibentuknya FBSI yang dibentuk oleh
Soeharto dalam rangka penyederhanaan organisasi.

Organisasi ini memiliki usia yang tidak bisa dibilang muda, KSPSI sudah
memiliki usia yang cukup matang dalam dunia perburuhan. Kematangan usia
membuatnya telah banyak mengalami pengalaman menyelesaian permasalahan
pekerja/buruh.

Saat ini, KSPSI dikenal dengan gaya intelektualnya dalam menyelesaikan


kasus pekerja/buruh, memperjuangkan kesejahteraan pekerja/buruh, membela
pekerja/buruh. Setiap ada masalah yang berkaitan dengan pekerja/buruh, KSPSI
enggan turun ke jalan menyuarakan pendapat, melakukan tekanan terhadap
pemerintah.

Diskusi, seminar, dialog, diplomasi adalah cara KSPSI untuk menyadarkan


pengetahuan pekerja/buruh akan kondisinya. Cara itu juga merupakan cara di
mana penyelesaian masalah dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan tidak
anarkis.

Dengan cara-cara tersebut KSPSI merasa bahwa setiap masalah yang


dialami KSPSI yang dalam hal ini permasalahan perburuhan membuat kondisi
yang kondusif antara pekerja, pengusaha, pemerintah dalam menyelesaikan
masalah.

Berbeda dengan K.KASBI, di dunia perburuhan Indonesia berpendapat


bahwa K.KASBI organisasi pekerja satu-satunya jalan dalam mengatasi masalah
perburuhan dengan aksi turun ke jalan, menurunkan massa, membuat tekanan
kepada pemerintah dengan aksinya.

Organisasi ini kiri, merah, cenderung komunis yang berani. K.KASBI


mempunya garis yang jelas dalam perlawannya, setiap ada masalah perburuhan
yang dihadapi anggotanya, atau bahkan menyeluruh K.KASBI mengatasinya
dengan melakukan tekanan kepada pemerintah dengan aksi massa turun ke jalan.
Bagi organisasi yang behaluan kiri menganggap pola diplomasi adalah
kekalah dalam bertarung, karena dalam kesempatan diplomasi terdapat
kemungkinan deal-deal politik antara Pemerintah, Pengusaha, dan Ketua Serikat
Pekerja. Hal ini yang dianggap K.KASBI adalah sebagai harga damai kepada
penguasa akan masalah yang dihadapinya. Kondisi seperti itu dianggap K.KASBI
adalah kekalahan sebelum bertarung.

2. Apa persamaan dan perbedaan dari KSPSI dan K.KASBI?

Jawaban:

Persamaan dari dua organisasi pekerja/buruh yakni KSPSI dan K.KASBI


adalah organisasi yang tingkatannya Konfederasi. Artinya, dua organisasi ini
adalah organisasi besar yang membawahi Federasi, Serikat pekerja/buruh, sampai
anggota-anggotanya.

Perbedaannya lebih kepada cara mengeksprsikan sebuah kepentingan dari


masing-masing konfederasi. Jika KSPSI menempuh cara dengan diplomasi untuk
mengekspresika kepentingan dari pekerja/buruh, maka K.KASBI lebih memilih
jalan demonstrasi sebagai alat untuk menekan pemerintah agar kepentingannya
dapat didengarkan oleh pemerintah.

3. Menurut anda cara seperti apa yang ideal untuk memperjuangkan


kesejahteraan pekerja/buruh, yang dalam hal ini mengatasi persoalan-
persoalan pekerja/buruh?

Jawaban:

Perjuangan pekerja/buruh tidak otomatis hitam dan putih, tidak otomatis


harus menang dan kalah, tidak kalau pekerja melawan pemerintah itu menjadi
musuh. Karena yang namanya hubungan industrial itu kompleks. Artinya banyak
farian di dalamnya, misalkan sebuah perusahaan mempekerjakan seseorang
sebagai pekerja/buruh tidak hanya selesai dengan dibayar gajinya, perusahaan
harus melihat kelangsungan perusahaan tersebut, keuntungan, kerugian dari
perusahaan. Namun tidak juga hanya memikirkan itu, perusahaan juga harus
memikirkan gaji pekerja/buruhnya, harus memikirkan kelangsungan hidup
pekerja/buruhnya, harus memikirkan kesehatan pekerja/buruhnya, harus
memikirkan jaminan sosialnya.

Untuk memperjuangkan kesejahteraan pekerja/buruh itu harus diawali


dengan kesadaran ideologi. Hubungan pekerja/buruh dengan ideologinya akan
tampak pada bagaimana keterikatan dari pekerja/buruh terhadap majikan
(pengusaha). Pekerja/buruh yang tidak sadar akan kelasnya hanya mejadikan
ototnya sebagai alat gadai saja untuk menerima upah. Pekerja/buruh yang tidak
paham pentinganya kedudukan mereka dalam industri hanya berpandangan sempit
dan sedehana, bahwa ia bekerja hanya sekedar mendapatkna uang makan dan bisa
hidup. Jika ia dihadapkan pada pilihan buruh seperti kecelakaan kerja, maka
hubungan dengan alat produksi yang menjadi satu-satunya yang dihargai
perusahaan tidak lagi bermanfaat bagi dirinya.

Maka di sinilah peran organisasi pekerja/buruh dibutuhkan, angota-anggota


nya haruslah sadar akan posisi dan kondisnya di dalam perusahaan kerjanya.
Sehingga mereka tahu permasalahannya, dan dapat menyelesaikannya dengan
baik. Ini semua merupakan cara yang efektif bagi serikat pekerja, organisasi
pekerja/buruh dimana kesadaran ideologi membuat pekerja/buruh tidak mudah
diombang-ambingkan masalah, setelah itu pekerja/buruh dan organisasinya dapat
mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerja/buruh, kalau
tidak selesai juga dengan diskusi maka aksi turun ke jalan merupakan cara yang
terakhir dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan pekerja/buruh.

4. Dari keduanya, manakah organisasi pekerja/buruh yang lebih efektif


gerakannya dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dan
memperjuangkan masalah-masalah yang dihadapi pekerja/buruh?

Jawaban:

KSPSI dan K.KASBI adalah organisasi pekerja/buruh yang besar dan


mempunyai anggota ribuan di Indonesia. Keduanya mempunyai kedudukan yang
kuat di tingkat perburuhan Indonesia, masing-masing organisasi mempunya cara
dan pola untuk memperjuangkan kepentingannya.

KSPSI adalah organisasi pekerja yang mengatasi masalah dan


kepentingannya melalui cara-cara ilmiah yakni diskusi, dialog, diplomasi dengan
elemen-elemen yang berkaitan dengan dunia perburuhan yakni pemerintah,
pengusaha, pekerja agar tuntutan kepentingannya dapat didengarkan oleh
pemerintah dan pengusaha sehingga merubah kebijakan menjadi berpihak kepada
kepentingan KSPSI. Semntara K.KASBI adalah organisasi yang cenderung
mengatasi setiap masalah yang dihadapinya dengan cara aksi demonstrasi ke jalan
dengan kekuatan massa. Harapannya dengan aksi demonstrasi turun ke jalan
pemerintah dapat merubah kebijakan yang berpihak dengan kepentingannya.

Jika membandingkan efektifitas gerakan dalam mempengaruhi kebijakan


pemerintah dan memperjuangkan masalah-masalah yang dihadapi pekerja/buruh
maka K.KASBI adalah organisasi yang cukup dapat mempengaruhi kebijakan
pemerintah yang menjadi masalah pekerja/buruh dibandingkan KSPSI.

Perjuangan buruh dari era kolonial belanda sampai saat ini gerakan aksi
massa turun kejalan dengan demonstrasi masih menjadi cara yang efektif untuk
merubah kebijakan yang dianggap pekerja/buruh tidak berpihak kepadanya.
Gerakan massa turun ke jalan dengan demonstrasi juga merupakan cara yang
efektif untuk menyuarakan kepentingan-kepentingan pekerja/buruh.
Walaupun demikian pola yang dilakukan K.KASBI tidak semuanya dapat
dibenarkan. Seperti tidak mengedepankan diskusi kepada para pelaku kebijakan
perburuha. Sementara cara yang paling muktahir adalah dengan dilakukannya
diskusi kepada pemerintah, pengusaha terlebih dahulu. Jika tidak mendapatkan
hasil dan solusi dari diskusi tersebut maka barulah kekuatan pekerja/buruh dapat
digunakan sebagai alat kekuatan pekerja/buruh untuk merubah sebuah kebijakan
yang lebih berpihak kepada kepantingan dari pekerja/buruh.

5. Terkait UMP DKI Jakarta 2013, bagaimanakah pandangan anda atas


kenaikan upah pekerja/buruh 2013?

Jawaban:

Pemerintah memang menaikan upah minimum tiap tahunnya. Seperti


kenaikan upah minimum DKI Jakarta 2013, perjuangan ini dimulai dari akhir
tahun 2012. Kenaikan upah sebesar 40%, yang awalnya 1.500.0000. menjadi
2.200.000. itu semua tidak serta merta naik begitu saja, berkat perjuangan
pekerja/buruh yang senantiasa setia dalam mengawal kenaikan upah minimum di
tiap tahunnya.

Kenaikan upah minimum di tahun 2013 tidak membuat pekerja/buruh


merasakan kenaikan upah minimum ini sebagai sebuah peningkatan
kesejahteraan, karena harga kebutuhan pokok pasti naik tiap tahunnya. Berapapun
besaran nominal yang ditetapkan pemerintah tidak akan mampu menaikan posisi
pekerja/buruh satu derajatpun.

Meskipun angka upah minimum mengikuti kebutuhan hidup layak (KHL),


tetap saja kesejahteraan pekerja/buruh tidak otomatis tercapai. Penghitungan KHL
berdasarkan pada rata-rata kebutuhan hidup pekerja/buruh lajang, tidak
mempertimbangkan pekerja/buruh yang telah berkeluarga, dan tidak memprediksi
inflasi pada tahun berikutnya. Seperti UMP DKI Jakarta 2013, kenaikan upah
minimum 2013 diukur melalui KHL, sementara KHL yang dipakai adalah KHL
tahun 2012, bukan tahun 2013.

6. Selain masalah upah, masalah sistem Outsourcing juga tidak luput dari
masalah pekerja/buruh. apa yang anda ketahui tentang sistem Outsourcing?

Jawaban:

Pada awalnya sistem Outsourcing timbul karena situasi bisnis yang saling
berkompetisi. Sehingga perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
kerja kepada perusahaan lain atau penyedia jasa. Sistem ini dikenal dengan sistem
alih daya, di mana sebuah perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaa
pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui pemborongan pekerjaan atau
penyedia jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.
Aturan dari sistem ini adalah memperbolehkan pekerjaan yang dapat di-
outsourcingkan hanya dalam pekerjaan yang tidak bersentuhan langsung dengan
proses inti produksi. Diantaranya adalah Security,Cleaning Service,Driver,
Catering, dan jasa penunjang pertambangan dan tidak boleh untuk proses inti
produksi atau kegiatan utama perusahaan.

Tujuan dari sistem ini adalah untuk memperkecil biaya sebuah perusahaan
dengan strategi menyerahkan pekerjaan kepada jasa penyalur kerja untuk
disalurkan kepada pekrja yang ahli. Maksudnya adalah agar dalam pekerjaan itu
dapat efisien, sehingga seuah perusahaan dapat memfokuskan kinerjanya.

Sistem ini membuat pekerja dirundung ketidak pastian dalam bekerja, baik
dari masa kerja yang tidak tahu waktu tentu sampai kapan, tidak mendapatkan
jaminan sosial, tidak mendapatkan jaminan kesehatan, terjadinya pemotongan
gaji, dll.

Seharusnya pekerja/buruh Outsourcing kualitas kehidupannya harus


melebihi atau di atas pekerja/buruh yang tetap. Karena pekerja/buruh Outsourcing
umur pekerjaannya tidak ada yang pasti. Seperti gaji, harusnya pemotongan gaji
pekerja/buruh Outsourcing hanya dilakukan sekali saja pada bulan pertama oleh
penyedia jasa kerja. Bukan selama pekerja/buruh itu bekerja.

Kalau seperti itu, yang diuntungkan penyedia jasa kerja dengan perusahaan
penerima pekerja. Mereka membagi hasil pemotongan gaji dari sekian ratus
pekerja/buruh Outsourcing yang ada di Perusahaan.

Hal demikian menyalahi aturan undang-undang Ketenagakerjaan No. 13.


Tahun 2003 tetang Tentang Ketenagakerjaan. Seharusnya pemotongan gaji hanya
berlaku sekali saja, bukan tiap bulan selama pekerja/buruh Outsourcing itu masih bekerja.

Kenyataannya pada perkembangan sistem ini banyak yang menolak, sistem ini
dianggap hanya merugikan pekerja/buruh, yang diuntungkan hanyalah perusahaan dan
pengusahanya saja. Semua ini disebabkan karena sitem Outsourcing membuat
sebuah perusahaan lebih memilih mengangkat pekerja secara Outsourcing dari
pada menjadikan pekerja tetap.

7. Bagaimana cara penyelesaian masalah pekerja/buruh yang dalam hal ini


mengenai upah minimum dan sistem Outsourcing?

Jawaban:

Isu ketenagakerjaan memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Selalu


menarik ketika mengupas masalah perburuhan di Indonesia, antara pemerintah
yang membuatkan kebijakan, perusahaan yang memberi pekerjaan dan pekerja
yang bekerja di perusahaan.
Pemerintah membuat kebijakan terkait upah minimum dan sistem
Outsorcing berharap bahwa dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut dapat
membuat baik dan teratur pada tataran ekonomi negara. Perusahaan
memperkerjakan pekerja berharap usahanya dapat berkembang dan menghasilkan
keuntungan yang besar. Sementara pekerja/buruh berharap dengan pekerjaan yang
digeluti dapat membawa kehidupannya sejahtera. Semuanya mempunyai
kepentingan masing-masing yang terus diperjuangkan.

Pada masalah upah minimum, seharusnya pemerintah jeli melihat keadaan


para pekerja/buruh yang hidupnya rata-rata kekurangan. Seperti dalam penentuan
upah minimum yang dilakukan pemerintah, uaph minimum ditetapkan karena
menyocokan hasil survei yang dilakukan pemerintah terkait Kebutuhan Hiudp
Layak (KHL).

Pada tiap tahun upah minimum di tiap Provinsi memang mengalami


kenaikan, tetapi kenaikan upah pekerja/buruh tidak membawa dampak perubahan
ke arah yang lebih baik. Itu semua karena KHL yang ditentukan pemerintah
mengambil harga pada tahun sebelumnya, bukan tahun di mana upah
pekerja/buruh dinaikkan. Seperti upah minimum DKI Jakarta 2013, survei KHL
dilakukan pemerintah di tahun 2012 untuk mengukur harga-harga kebutuhan
hidup pekerja/buruh di tahun 2013. Sementara ditiap tahunnya semua kebutuhan
selalu saja naik harganya, ini tidak menjadikan pekerja/buruh hidup dalam
kelayakan. Peraturan KHL yang diatur pemerintah juga dirasa kurang
memperhatikan hidup pekerja/buruh yang telah berkeluarga. KHL yang ada hanya
dikhususkan bagi pekerja/buruh lajang yang bekerja kurang dari satu tahun.

Selanjutnya masalah sistem Outsourcing, sistem ini dianggap pekerja/buruh


sebagai musuh bersama yang harus diperjuangkan. Pekerja/buruh beranggapan
bahwa sistem ini tidak lain sebagai sistem perbudakan terhadap pekerja/buruh.
Sistem ini mengharuskan pekerja/buruh bekerja di perusahaan tetapi tidak
mendapatkan hak-hak dan jaminan atas kehidupannya.

Kondisi ini diperparah dengan dipekerjakannya pekerja/buruh yang bukan


pekerjaan yang dapat di-outsourcingkan. Artinya perusahaan memanfaatkan
sistem ini sebagai ladang untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya agar
perusahaannya mendapatkan keuntungan yang besar dengan melegalkan segala
bentuk pekerjaan untuk dapat di- outsourcingkan.

Cara penyelesaian dari kasus perburuhan di Indonesia dapat diselesaikan


dengan adanya pengawasan dari pihak pemerintah (ketenagakerjaan) di tiap
wilayah untuk dapat mengawasi perusahaan-perusahaan yang tidak mau
melaksanakan undang-undang ketenagakerjaan secara murni dan konsekuen.

Jangan hanya ketika masalah ketenagakerjaan telah ramai berkembang,


tereksposkan ke media, setelah pekerja/buruh protes dengan aksi-aksi massa.
Paddahal, surat pengajuan yang ditujukan kepada Disnakertrans dan kewajiban
mereka untuk melaporkan pengwasan secara berkala, seharusnya sudah cukup
menjadi signnal agar lembaga-lembaga ini proaktif dalam menjalankan kewajiban
tugasnya.

Selanjutnya masalah ini dapat diselesaikan dengan Serikat Pekerja yang


kuat, kuat ideologi, kuat massa, kuat pengetahuan, kuat ekonomi. Itu semua agar
anggota-anggota Serikat Pekerja tahu permasalahan yang dihadapinya, tahu
langkah apa yang harus dipakainya, tahu bahwa hubungan industrial bukanlah
sekedar aktivitas, bukan sekedar memperoleh upah dalam bentuk materi saja.
Tugas Serikat Pekerja menyadarkan bahwa ada sistem yang congkak dan
individualistik yang mencengkram pekerja/buruh dengan segala cara. Itulah
pentingnya menguatkan Serikat Pekerja dan anggotanya untuk menghadapi
masalah perburuhan.

Dengan itu pekerja dapat melaporkan sebuah kasus di perusahaan kepada


Serikat Pekerjanya, sehingga Serikat Pekerja mampu menanganinya dengan
melaporkan kasus tersebut ke pemerintahan yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan di wilayahnya masing-masing.
PENGURUS PUSAT

KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA

(KSPSI)

PERIODE 2012-2017

NAMA PENGURUS JABATAN


YORRYS RAWEYAI Ketua Umum
Prof DR MATHIAS TAMBING
SH.MSi Wakil Ketua Umum
Hj. DHIANA ANWAR SH Wakil Ketua Umum
MUSTAKIM ISHAK Ketua Bidang OKK
ALBOIN SIDABUTAR SH Ketua Bidang KESRA
H.MUHYIR HASIBUAN Ketua Bidang DIKLAT
DR. AZIZ SYAMSUDIN, SH. LLM Ketua Bidang Pembelaan & Hukum
Drs. LATIEF NASUTION SH Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri
MUHAMMAD ADLAN Ketua Bidang HUMAS
H. SUJANA, SH Ketua Bidang LITBANG
HARDJONO,SH Ketua Bidang Antar lembaga
KARMEN SIREGAR .SH Ketua Bidang IPTEK
H. RUDY PRAYITNO. SE Sekretaris Jenderal
SUTRISNO Wakil Sekretaris Jenderal
L. PAULUS MOKODASER Wakil Sekretaris Jenderal
RELLUS SIAGIAN Sekretaris Bidang OKK
ILYAS ISKANDAR Sekretaris Bidang DIKLAT
MOCH ADLAN NAWAWI Sekretaris Bidang IPTEK
H. NURACHMAT JOKO
Sekretaris Bidang Pembelaan & Hukum
ISTIYONO,SH. MH
EDISON HUTASOIT Sekretaris Bidang Hubungan luar negeri
Ir ARIANI VEBRINIA SIREGAR Sekretaris Bidang HUMAS
Drs. PERMADI Sekretaris Bidang LITBANG
SYUKUR ACHMAD Sekretaris Bidang KESRA
FEBRIE CHARLIE CRAMER Bendahara Umum
ATUM BURHANUDIN, SH Bendahara
Bendahara
DIKI ROSMA NASUTION
PENGURUS MPO KSPSI

NAMA PENGURUS JABATAN


H. IBRAHIM GAUS, SH Ketua
H. HANAFI RUSTANDI Wakil Ketua
Drs. F. A. SUNARYO RONGGO, SH.MM Sekretaris
1. H. HANIF ACHMADH. ACENG ENNO
2. NADJAMUDIN SANAP GUMAI.SH
3. SYAMSUL BAHRI ( DKI )
4. BASTOMY,SE
5. Ir.IDRUS
6. ADIN RESTIADI Anggota
7. RUSLI HARAHAP Mewakili Wilayah Barat
8. Drs. NANO HARYONO Mewakili Wilayah Tengah
9. BUNYAMIN BIVER Mewakili Wilayah Timur
10. SUGIANTO SITUMEANG, SH
11. Drs. RENDRA KHRISNA, SH, MH.
MM
12. M. ADNAN KADIR, SH
PENGURUS PUSAT

KONFEDERASI KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA

(K.KASBI)

PERIODE 2005-2008

KETUA UMUM : ANWAR ‘SASTRO ‘MA’ARUF

SEKRETARIS JENDRAL : BENO WIDODO

KESEKRETARIATAN : EKA PANGULIMARA H

PENDIDIKAN & PROPAGANDA : SUMARTO

HUBUNGAN INTERNASIOANAL : RAYMOND JK

PENGEMBANGAN ORGANISASI : MUSRIYANTO

STAFF : SUNARNO

DEPARTEMEN KEUANGAN : TRIYANTI W

DIVISI HUKUM DAN ADVOKASI : AGUS WIYONO


PENGURUS PUSAT

KONFEDERASI KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA

(K.KASBI)

PERIODE 2008-2011

KETUA UMUM : NINING ELITOS

SEKRETARIS JENDRAL : KHAMID ISTAKHORI

PENDIDIKAN & PROPAGANDA : SUMARTO

HUBUNGAN INTERNASIOANAL : SIMON

PENGEMBANGAN HUKUM & ADVOKASI : MUSRIANTO

PENGEMBANGAN ORGANISASI : SUNARNO

DEPARTEMEN KEUANGAN : EKA PANGULIMARA H

BIRO BURUH MIGRAN : DARTO


KEPUTUSAN KONGRES III

KONFEDERASI KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA

NOMOR : 013-KONGRES III KASBI-I-2011

TENTANG :

SUSUNAN DAN NAMA PERSONALIA PENGURUS PUSAT

KONFEDERASI KASBI PERIODE TAHUN 2011-2015

Menimbang : a. Bahwa kongres konfederasi KASBI adalah mekanisme

pengambilan keputusan tertinggi yang dilaksankan

setiap 5 (lima) tahun sebagai wujud kedaulatan anggota

dalam menentukan arah perjalanan organisasi.

b. Bahwa kongres III konfederasi KASBI yang dilakukan

di Bnadung Jawa Barat telah memenuhi ketentuan dan

persyaratan sesuai dengan konstitusi organisasi.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan a dan b, perlu

diterbitkan keputusan-keputusan Kongres III KASBI.

Mengingat : a. Anggaran Dasar Konfederasi KASBI bab III pasal 7

tentang Kongres Konfederasi KASBI

b. Anggaran Runah Tangga Konfederasi KASBI Bab I

pasal 1-10 tentang Kongres Konfederasi KASBI


c. Hasil Keputusan Rapat Koordinasi Pengurus Pusat

KASBI – KASBI Wilayah – SBA KASBI trtkait

dengan keputusan pelaksanaan Kongres III Konfederasi

KASBI

d. SK PP KASBI Nomor 07/Kpts/PP-KASBI/VII/2010

tertanggal 8 Juli 2010 tentang Susunan Panitia Kongres

III Konfederasi KASBI

Memperhatikan : a. Arahan Panitia Pengarah Kongres III Konfederasi

KASBI tentang Pelaksanaan Kongres III konfederasi

KASBI

b. Hasil rapat-rapat Panitia Kongres III Konfederasi

KASBI

c. Masukan, usulan dan perdebatan yang terjadi di dalam

Kongres III Konfedrasi KASBI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : SUSUNAN DAN NAMA PERSONALIA PENGURUS

PUSAT KONFEDERASI KASBI PERIODE TAHUN

2011- 2015

Pertama : Mengesahkan Susunan Dan Nama Personalia Pengurus

Pusat Konfederasi KASBI Periode Tahun 2011-2015

sebagaimana tercantum dalam lampiran sebagai satu


kesatuan yang tidak terpisahkan.

Kedua : Mewajibkan seluruh anggota Konfederasi KASBI untuk

mengamankan dan melaksanakan keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak diputuskan dan apabila terdapat

kekeliruan akan diperbaiki di kemudian hari.

Ditetapkan di : Bandung

Pada Tanggal : 23 Januari 2011

MAJELIS PIMPINAN SIDANG

KONGRES III KONFEDERASI KASBI

William Marthom Jajat Darojat Agus Wiyono


PENGURUS PUSAT

KONFEDERASI KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA

(K.KASBI)

PERIODE 2011-2015

KETUA UMUM : NINING ELITOS

SEKERTARIS JENDRAL : ABDULRAHCMAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN : SUMARTO

DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL: SIMON SH

DEPARTEMEN ORGANISASI : BENO WIDODO

DEPARTEMEN BURUH MIGRAN : DARTO

DEPARTEMEN LITBANG : YAHYA

DEPARTEMEN KEUANGAN : EKA PANGULIMARA H

DEPARTEMEN HUKUM & ADVOKASI : MURSIANTO

DEPARTEMEN PROPAGANDA dan TERBITAN : AGUSTINUS

DEPARTEMEN KESEKRETARIATAN : SUNARNO


ANGGARAN DASAR

KONFEDERASI KASBI

BAB I

NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN, MARSDAN LAMBANG

Pasal 1.

NAMA

Organisasi ini bernama Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia


selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
disingkat dengan nama Konfederasi KASBI

Pasal 2.

WAKTU DAN KEDUDUKAN

1. Organisasi ini dibentuk berdasarkan Kongres I yang berlangsung di Bogor


pada tanggal 4-6 Febuari 2005 untuk batas waktu yang tidak ditentukan,
sebagai kelanjutan dari Komite Aksi Serikat Buruh Independent (KASBI)
yang dideklarasikan pada tanggal (2003, tanggal tepat) di Semarang
2. Sekretariat Pengurus Pusat dan Dewan Buruh Nasional Konfederasi KASBI
berkedudukan di Ibukota negara Republik Indonesia.
Pasal 3.

LAMBANG DAN MARS

Ketentuan mengenai lambang dan mars, bentuk dan arti dijelaskan dalam
anggaran rumah tangga sebagai bagian tak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini
BAB II

ASAS, SIFAT DAN BENTUK


Pasal 4.

ASAS
Konfederasi KASBI adalah organisasi buruh yang berasaskan independen,
demokratik, serta kerakyatan.
Pasal 5.
SIFAT

1. Konfederasi KASBI berprinsip pada demokrasi, independensi, kesetaraan,


yang berbentuk persatuan dari serikat-serikat buruh anggota sebagai
perwujudan solidaritas, dan persaudaraan sejati.
2. Konfederasi KASBI mandiri dan bebas dari campur tangan pemerintah,
lembaga-lembaga negara, partai-partai politik, organisasi pengusaha, pemilik
modal, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Pasal 6

BENTUK

Konfederasi KASBI berbentuk Konfederasi Nasional Serikat Buruh multi sektor


berdasarkan pada teritori.
BAB III

KEDAULATAN DAN AFILIASI


Pasal 7.

KEDAULATAN KONFEDERASI KASBI

Kedaulatan tertinggi Konfederasi KASBI berada ditangan Anggota dan dilakukan


sepenuhnya melalui Kongres Konfederasi KASBI.
Pasal 8

AFILIASI

Konfederasi KASBI dapat berafiliasi pada organisasi lebih tinggi di tingkat


internasional berdasarkan keputusan Kongres Konfederasi KASBI atau keputusan
bersama Pengurus Pusat Konfederasi KASBI dengan Dewan Buruh nasional dan
dipertanggungjawabkan dalam Kongres
BAB IV
TUJUAN DAN POKOK-POKOK PERJUANGAN
Pasal 9

TUJUAN KONFEDERASI KASBI

Tujuan Konfederasi KASBI adalah :

1. Mempersatukan dan memperjuangkan kepentingan ekonomi dan politik kaum


buruh Indonesia untuk mencapai kesejahteraan dan melawan semua bentuk
penindasan.
2. Memperjuangkan kesejahteraan buruh beserta keluarganya.
3. Melindungi kepentingan kaum buruh dari sistem kapitalisme dan
imperialisme.
4. Melawan sistem kapitalisme dan imperialisme
Pasal 10.

POKOK-POKOK PERJUANGAN KONFEDERASI KASBI

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, Konfederasi KASBI memiliki Pokok-


pokok perjuangan sebagai berikut :

1. Terlibat aktif dalam perjuangan kaum buruh melawan kekuatan anti buruh
dan anti demokrasi.
2. Membangun serikat-serikat buruh yang sesuai dengan asas dan sifat
organisasi.
3. Aktif dalam kerja-kerja solidaritas nasional / internasional untuk perubahan
nasib kaum buruh.
4. Memperjuangkan hak-hak ekonomi politik dan sosial budaya kaum buruh.
5. Mengkampanyekan dan memperjuangkan sistem kerja yang adil, bermartabat
serta menjunjung tinggi nilai-nilai HAM.
6. Mengkampanyekan dan memperjuangkan serta melindungi hak-hak buruh
perempuan.
7. Memperjuangkan penghapusan buruh anak
8. Memperbesar, memperluas, dan mengembangkan Konfederasi KASBI secara
terus menerus.
9. Memperjuangkan dan melindungi hak-hak buruh migran beserta keluarganya.
BAB V
STRUKTUR DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 11

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi terdiri dari :

1. Dewan Buruh Nasional


2. Pengurus Pusat
3. Pengurus Wilayah
4. Pengurus SBA
Pasal 12

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan Keputusan dan kerja-kerja organisasi Konfederasi KASBI


dijalankan melalui :

1. Kongres
2. Dewan Buruh Nasional
3. Pengurus Pusat
4. Rapat Koordinasi Nasional
5. Rapat Kerja Nasional
6. Konferensi Wilayah
7. Pengurus Wilayah
8. Rapat Koordinasi Wilayah
9. Rapat Kerja Wilayah
10. Pengambilan keputusan tertinggi organisasi SBA
BAB VI

KEANGGOTAAN

Pasal 13

Anggota Konfederasi KASBI adalah :

1. Federasi Serikat buruh,


2. Serikat Buruh tingkat Kabupaten/Kota,
3. Serikat Buruh tingkat basis yang di daerahnya belum terbentuk serikat buruh
setingkat Federasi yang berafiliasi dengan Konfederasi KASBI,
4. Forum/kelompok buruh yang di daerahnya belum terbentuk serikat buruh
setingkat federasi yang berafiliasi dengan Konfederasi KASBI dan
beranggotakan minimal 10 (sepuluh) orang yang mempunyai konstitusi dan
program.
Pasal 14

HAK ANGGOTA

Setiap Serikat buruh anggota memiliki otoritas dalam menjalankan kerja-kerja


organisasi selama tidak bertentangan dengan hasil Keputusan Kongres

Pasal 15

KEWAJIBAN SERIKAT BURUH ANGGOTA

1. Menjunjung tinggi dan menjalankan AD/ART dan prinsip-prinsip organisasi.


2. Mematuhi keputusan dan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
3. Mencantumkan nama Konfederasi KASBI di belakang nama Serikat buruh
Anggota.
4. Membayar iuran keanggotaan secara teratur sesuai kewajibannya.
5. Memberitahukan kepada Pengurus Pusat Konfederasi KASBI mengenai
pemilihan dan perubahan susunan kepengurusan serta keanggotaan paling
lambat pada tanggal 31 Desember setiap tahunnya.
6. Memenuhi segala kebutuhan Pengurus Pusat Konfederasi KASBI akan
informasi yang diperlukan sebaik mungkin.
7. Memuat informasi yang dikirim Pengurus Pusat Konfederasi KASBI ke
dalam terbitan yang dibuatnya.
8. Mengirimkan satu eksemplar media / terbitan yang dibuatnya ke Pengurus
Pusat Konfederasi KASBI.
9. Mengirimkan laporan rutin kepada Pengurus Pusat Konfederasi KASBI setiap
1 (satu) tahun sekali.
10. Apabila di daerah tersebut terdapat Konfederasi KASBI Wilayah, maka
kewajiban seperti yang dimaksud dalam ayat 5, 6, 7, 8, 9 dilakukan melalui
mekanisme Konfederasi KASBI Wilayah.
11. Bagi SBA yang terdapat di beberapa wilayah maka kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat 5, 6, 7, 8, 9 dilakukan dengan melalui pengurus
Konfederasi KASBI Wilayah yang dapat dipilih salah satu diantaranya
dengan menembuskan kepada wilayah lainnya dimana SBA tersebut berada.
BAB VII

KEUANGAN ORGANISASI

Pasal 16

Biaya untuk menjalankan operasional organisasi diperoleh :

1. Iuran anggota
2. Bantuan, sumbangan dan hibah dari pihak lain yang tidak bertentantangan
dengan prinsip organisasi
3. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan prinsip organisasi
BAB VIII

SANKSI-SANKSI ORGANISASI

Pasal 17

SANKSI ORGANISASI :
1. Sanksi organisasi adalah tindakan yang dilakukan oleh organisasi terhadap
Serikat Buruh Anggota atau lembaga-lembaga dalam Konfederasi KASBI
sesuai dengan struktur pengambilan keputusan organisasi.
2. Sebelum sanksi dijatuhkan, pihak-pihak yang dianggap melakukan
pelanggaran diberi hak untuk melakukan pembelaan.

BAB IX

ATURAN TAMBAHAN DAN ATURAN PERALIHAN

Pasal 18

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga merupakan satu kesatuan yang
utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Pasal 19

Perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan di


dalam kongres.

BAB X

ATURAN PENUTUP

Pasal 20

Jika terjadi beda penafsiran terhadap anggaran dasar/anggaran rumah tangga ini,
versi resmi adalah naskah dan dokumen ketika anggaran dasar/anggaran rumah
tangga ini disahkan yang di tandatangani oleh majelis pimpinan sidang.

Ditetapkan di : Bandung

Pada Tanggal : 22 Januari 2011

Pukul : 11.00. WIB


MAJELIS PIMPINAN SIDANG

KONGRES III KONFEDERASI KASBI

William Marthom Jajat Darojat Agus Wiyono


ANGGARAN RUMAH TANGGA

KONFEDERASI KASBI

BAB I

KONGRES

Pasal 1.

Kongres diselenggarakan setiap 4 tahun sekali dan merupakan pengambil


keputusan tertinggi Konfederasi KASBI

Pasal 2.

Tempat dan waktu penyelenggaraan Kongres ditetapkan bersama pengurus pusat


dan DBN.

Pasal 3

Tempat dan waktu penyelenggaraan kongres diberitahukan kapada setiap Anggota


selambat-lambatnya 6 bulan sebelum acara tersebut direncanakan untuk
diselenggarakan

Pasal 4

Semua resolusi yang diusulkan menjadi agenda kongres sudah harus dikirimkan
kepada Pengurus Pusat melalui panitia Kongres selambat-lambatnya 2 bulan
sebelum kongres diselenggarakan. Bersama dokumen-dokumen kongres lainnya,
semua resolusi tersebut akan dikirimkan kepada setiap Serikat buruh Anggota.
Resolusi yang diterima setelah batas waktu tersebut memerlukan persetujuan
Pengurus Pusat melalui panitia Kongres sebagai agenda kongres

Pasal 5

PESERTA KONGRES
1. Kongres dihadiri oleh delegasi dari anggota Dewan Buruh Nasional,
Pengurus Pusat, Pengurus Konfederasi KASBI wilayah dan Serikat Buruh
Anggota
2. Setiap Dewan Buruh Nasional dan Pengurus Pusat mempunyai hak suara dan
bicara, mempunyai hak untuk memilih dan dipilih.
3. Peserta peninjau hanya mempunyai hak bicara.
4. Serikat buruh anggota mendapatkan hak mengirimkan delegasinya dalam
kongres
5. Penyelenggara kongres :
a. SC sebagai pengarah penyelenggaraan kongres memiliki hak bicara, hak
suara sejumlah 5 suara, hak memilih dan hak dipilih.
b. SC sebagai pelaksana penyelenggaraan kongres memiliki hak bicara, hak
suara sejumlah 3 suara, hak memilih dan hak dipilih.
Pasal 6.

SYARAT SAHNYA KONGRES

Kongres dinyatakan Quorum (sah) oleh pimpinan sidang, apabila jumlah delegasi
yang hadir minimal 2/3 dari jumlah seluruh delegasi yang berhak mengikuti
kongres atau apabila jumlah delegasi yang hadir minimal ¾ dari jumlah seluruh
delegasi yang memiliki hak suara.

Pasal 7

a. Pengambilan keputusan dalam kongres dilakukan dengan cara musyawarah


mufakat.
b. Apabila musyawarah mufakat tidak mencapai kesepakatan maka atas
permintaan delegasi, kongres dapat memutuskan pengambilan keputusan ini
dengan mekanisme pemungutan suara.
c. Dalam hal pengambilan keputusan diambil dengan cara pemungutan suara,
tiap utusan delegasi berhak atas satu suara.
d. Pengambilan keputusan dalam kongres melalui pemungutan suara dilakukan
secara terbuka kecuali ditetapkan lain oleh pimpinan sidang
Pasal 8

1. Tiap delegasi haruslah merupakan pengurus atau anggota dari serikat buruh
anggota yang diwakilinya berdasarkan rapat Anggota.
2. Setiap serikat buruh anggota diharapkan memenuhi menyertakan anggota
buruh perempuan didalam pengiriman delegasinya.
3. tiap utusan delegasi harus dinyatakan secara tertulis yang ditandatangai oleh
Ketua dan Sekretaris Serikat buruh anggota
Pasal 9

Biaya Kongres ditanggung oleh Anggota Konfederasi KASBI

Pasal 10.

Agenda dan wewenang kongres meliputi :

1. Mengesahkan tata tertib kongres


2. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat, Dewan
Buruh Nasional dan badan-badan khusus Konfederasi KASBI
3. Membahas dan menganalisis situasi nasional dan internasional
4. Membuat garis besar program perjuangan.
5. Menetapkan strategi dan taktik perjuangan
6. Memutuskan resolusi yang diajukan Anggota dan badan-badan khusus
Konfederasi KASBI
7. Mengubah Anggaran dasar /Anggaran Rumah Tangga jika diperlukan
8. Dapat memberhentikan Anggota
9. Menetapkan Dewan Buruh Nasional
10. Memilih dan menetapkan Pengurus Pusat
11. Membuat dan mengesahkan keputusan-keputusan lain sebagai bagian tak
terpisahkan dari anggaran dasar/anggaran rumah tangga
BAB II

KONGRES LUAR BIASA

Pasal 11
1. Atas permintaan 50 % + 1 dari jumlah seluruh Serikat buruh anggota, kongres
luar biasa dapat diselenggarakan.
2. Dalam kondisi dan situasi tertentu, Pengurus Pusat bersama Dewan Buruh
Nasional juga berwenang menyelenggarakan kongres luar biasa atas
persetujuan 50 % + 1 dari jumlah seluruh serikat buruh anggota.
Pasal 12

Kongres luar biasa dengan alasan-alasan diantaranya adalah

1. Perubahan struktur menyeluruh dari susunan Pengurus Pusat ;


2. Perubahan Anggaran dasar / Anggaran Rumah Tangga
3. Pemberhentian atau pembebastugasan ketua umum atau Sekretaris jenderal
Pasal 13

1. Serikat Buruh Anggota yang meminta kongres luar biasa harus mengajukan
alasan penyelenggaraan, waktu dan tempat sesegera mungkin.
2. Jika diadakan atas permintaan Serikat Buruh Anggota, kongres luar biasa
harus diselenggarakan dalam waktu 3 bulan sejak permintaan tersebut
diterima oleh Pengurus Pusat dan Dewan Buruh Nasional.
Pasal 14

Kongres luar biasa diselengarakan oleh Pengurus Pusat dan atau bersama Dewan
Buruh Nasional.

Pasal 15

Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dalam kongres luar biasa sama dengan
ketentuan penyelenggaraan kongres.

BAB III

DEWAN BURUH NASIONAL

Pasal 16
Kedaulatan tertinggi Konfederasi KASBI di bawah kongres adalah Dewan Buruh
Nasional.

Pasal 17

1. Struktur dewan buruh nasional


a). Ketua dan sekretaris dewan buruh nasional terdiri dari ketua dan sekretaris

b). Ketua dan sekretaris dewan buruh nasional, dipilih dalam siding pertama
dewan buruh nasional.

2. Dewan Buruh Nasional beranggotakan perwakilan yang dipilih dari Serikat


buruh Anggota. Keanggotaan Dewan Buruh Nasional berdasarkan
rekomendasi serikat anggota
3. Setiap Serikat buruh anggota wajib menempatkan 1 (satu) orang wakilnya
sebagai anggota Dewan Buruh Nasional
4. Serikat buruh anggota KASBI yang baru bergabung setelah Kongres, wajib
mengusulkan perwakilannya sebagai anggota Dewan Buruh Nasional
5. Serikat Buruh Anggota mempunyai hak untuk mengganti perwakilanya
didewan buruh nasional dengan surat rekomendasi dari SBA yang
bersangkutan.
Pasal 18

SIDANG DEWAN BURUH NASIONAL

1. Dewan Buruh Nasional menyelenggarakan sidang setidaknya sekali dalam 1


tahun
2. Dalam sidang Dewan Buruh Nasional, seluruh anggota diwajibkan hadir,
dengan Quorum dihadiri oleh 50 % + 1 anggota Dewan Buruh nasional
3. Sidang Dewan Buruh Nasional diselenggarakan oleh Ketua dan Sekretaris
Dewan Buruh Nasional, harus difasilitasi oleh Pengurus Pusat Konfederasi
KASBI
4. Sidang Dewan Buruh Nasional dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris Dewan
Buruh Nasional.
5. Mekanisme dan tata tertib dewan buruh nasional dibuat dan ditetapkan oleh
dewan buruh nasional
Pasal 19

KEWENANGAN DEWAN BURUH NASIONAL

Melalui sidangnya, Dewan Buruh Nasional membahas dan menetapkan :

a. Menentukan sikap KASBI terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan


kebijakan pemerintah, strategi modal dan situasi internasonal maupun
nasional, yang berdampak sangat penting terhadap KASBI dan Anggotanya
b. Membuat keputusan tentang masalah-masalah besar termasuk aksi-aksi
penting KASBI
c. Membuat keputusan mengenai perubahan keanggotaan dan badan-badan
pengurus pusat KASBI.
d. Memberikan pertimbangan, penerimaan atau penolakan atas pengunduran diri
ketua umum, Sekretaris Jenderal atau koordinator departemen dalam struktur
PP KASBI
e. Menyusun dan menetapkan mekanisme kerja, komunikasi dan koordinasi
antara Dewan Buruh Nasional dengan lembaga-lembaga dalam KASBI

BAB IV
PENGURUS PUSAT

Pasal 20

1. Rutinitas kerja harian organisasi Konfederasi KASBI dipimpin oleh Pengurus


Pusat sebagai pemegang mandat Anggota melalui Kongres Konfederasi
KASBI.
2. Untuk dan atas nama Konfederasi KASBI, Pengurus Pusat melaksanakan
tugas-tugas organisasi
Pasal 21
1. Pengurus Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Kongres untuk masa jabatan
4 tahun.
2. Pengurus Pusat berkedudukan di Ibukota Negara.
3. Pengurus Pusat merupakan badan pimpinan tertinggi di bawah Dewan Buruh
Nasional.
4. Pengurus Pusat sebagai pimpinan tertinggi yang membuat keputusan harian
organisasi.
5. Pengurus pusat mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam Kongres.
6. Wewenang dan tanggung jawabnya:
a. Melaksanakan keputusan Kongres dan Dewan Buruh Nasional.
b. Memberikan arahan teknis kepada organ-organ di bawahnya.
c. Menyelenggarakan rapat pleno reguler Pengurus Pusat sekurang-
kurangnya sebulan sekali.
d. Membuat laporan hasil kerjanya kepada Dewan Buruh Nasional dan
Kongres.
e. Membantu (asistensi) penyelesaian persoalan Serikat Buruh Anggota.
f. Pada saat yang mendesak Pengurus Pusat memiliki kewenangan
mengundang anggota Dewan Buruh Nasional.
g. Untuk membantu memperlancar kerja dan tugas-tugasnya, Pengurus Pusat
dapat mengangkat staff sesuai dengan kebutuhan
Pasal 22

STRUKTUR PENGURUS PUSAT

Struktur Pengurus Pusat setidak-tidaknya terdiri dari :

1. Seorang Ketua Umum


2. Seorang Sekretaris Jenderal :
- Biro kesekretariatan
3. Koordinator Departemen dan staf meliputi :
 Departemen Pengembangan Organisasi :
- Biro buruh migran
 Departemen keuangan dan penggalangan dana dan usaha
 Departemen propaganda dan terbitan
 Departemen Perjuangan buruh perempuan
 Departemen pendidikan
 Departemen Penelitian dan Pengembangan
 Departemen hukum dan pembelaan
 Departemen Hubungan Internasional
Pasal 23

WEWENANG PENGURUS PUSAT

1. KETUA UMUM.
a. Ketua umum dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggung jawabnya:
 Bersama Sekretaris Jenderal bertanggungjawab dalam Mengkoordinir
kerja pengurus pusat.
 Bersama Sekretaris jenderal Mewakili organisasi dalam kerja-kerja
eksternal.
 Mempersiapkan dan melaksanakan keputusan Kongres, Dewan
Buruh Nasional dan rapat Pengurus Pusat.
 Membuat laporan rutin kepada Dewan Buruh Nasional
2. SEKRETARIS JENDERAL.
a. Sektertaris Jenderal dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggung jawabnya:
 Bersama ketua umum mengkoordinasi kerja-kerja organisasi dengan
dibantu oleh jajaran departemen.
 Bersama Ketua Umum Mewakili organisasi dalam kerja-kerja
eksternal.
 Mengumpulkan laporan-laporan anggota Konfederasi KASBI dari
organ terendah sampai dengan pengurus pusat
 Menyiapkan dan menyelenggarakan secara sistematis rapat reguler
Pengurus Pusat.
 Untuk memperlancar kerja-kerjanya dapat dibantu biro
kesekretariatan
 Membuat laporan bulanan kepada Ketua Umum
3. DEPARTEMEN ORGANISASI
a. Departemen Organisasi dipimpin oleh koordinator departemen yang
dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggung jawabnya:
 Mengkoordinir program pengembangan organisasi.
 Menyiapkan proses pembentukan organisasi di wilayah yang belum
terdapat anggota Konfederasi KASBI.
 Mengadakan kunjungan rutin ke Anggota.
 Bertanggungjawab mengkoordinasi, memobilisasi dan memimpin
aksi-aksi massa secara nasional.
 Bertindak sebagai penghubung organ-organ pergerakan rakyat
progresif dengan Pengurus Pusat.
 Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.
4. DEPARTEMEN PERJUANGAN BURUH PEREMPUAN
a. Departemen Perjuangan Buruh Perempuan dipimpin oleh koordinator
departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggung jawabnya:
 Menyusun rencana strategis perjuangan dan penguatan buruh
perempuan
 Melakukan upaya, mendorong perangkat buruh perempuan dalam
kegiatan serikat buruh.
 Membuat laporan bulanan kepada koordinator sekertaris jendral
5. DEPARTEMEN PENDIDIKAN
a. Departemen Pendidikan dipimpin oleh koordinator departemen yang
dipilih, diangkat dan diberhentikan Kongres.
b. Wewenang dan tanggung jawabnya:
 Melaksanakan pendidikan ,kursus, dan training bagi anggota di
tingkat nasional.
 Bersama Departemen pengembangan Organisasi membuat kurikulum
pendidikan untuk wilayah atau sektor pengembangan yang baru.
 Mengawasi pelaksanaan program pendidikan di wilayah.
 Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.
 menyusun panduan kurikulum dan menyiapkan seluruh materi
pendidikan bagi anggota.
6. DEPARTEMEN PROPAGANDA DAN PENERBITAN :
a.Departemen Propaganda dan Penerbitan dipimpin oleh koordinator
departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan Kongres.

b.Wewenang dan tanggung jawabnya:

 Menerbitkan media umum nasional secara reguler untuk propaganda


keluar dan ke dalam.
 Mempublikasikan dan menyebarluaskan bahan-bahan pendidikan dan
propaganda kepada anggota dan kelompok-kelompok pergerakan.
 Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.
7. DEPARTEMEN KEUANGAN
a. Departemen Keuangan dipimpin oleh koordinator departemen yang
dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggungjawabnya:
Mengumpulkan iuran dan sumbangan anggota.

 Mengawasi dan mengatur alokasi dana serta manajemen keuangan.


 Mengkoordinasikan kerja-kerja penggalangan dana.
 Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.
8. DEPARTEMEN HUKUM DAN PEMBELAAN
a. Departemen Hukum dan Pembelaan dipimpin oleh koordinator
departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggungjawabnya:
 Mengkoordinasikan kerja-kerja pembelaan Anggota di tingkat pusat.
 Mengkoordinir pelaksanaan pembelaan kebijakan perburuhan.
 Membantu penyelesaian kasus perburuhan anggota pada tingkat
pusat.
 Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal
9. DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL
a. Departemen Hubungan Internasional dipimpin oleh koordinator
departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggungjawabnya:
 Menjalin kerjasama dengan Serikat Buruh Internasional
 Mendukung dan mengkoordinir kampanye masif KASBI kepada
serikat-serikat buruh di luar negeri
 Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal.
10. DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
a. Departemen penelitian dan pengembangan dipimpin oleh koordinator
departemen yang dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh Kongres.
b. Wewenang dan tanggungjawabnya:
 Melakukan penelitian berkaitan dengan kebutuhan organisasi
 Menyusun rencana strategis pengembangan organisasi
 Memastikan data yang di butuhkan semua departemen dalam KASBI
 Membuat laporan bulanan kepada Sekretaris Jenderal
Pasal 24

Pengurus Pusat berkewajiban memberikan laporan kerjanya dan laporan


keuangan tertulis secara berkala kepada Anggota minimal (6) enam bulan sekali.

Pasal 25
1. Anggota berhak mengajukan keberatan terhadap kepemimpinan Pengurus
Pusat.

2. Keberatan Anggota atas kepemimpinan Pengurus Pusat harus diberikan secara


tertulis disertai alasan-alasan kepada Pengurus Pusat dan Dewan Buruh
Nasional.

3. Atas keberatan anggota tersebut pengurus Pusat harus memberikan tanggapan


secara tertulis kepada Anggota yang bersangkutan selambat-lambatnya 1
bulan setelah diterima dan ditembuskan kepada Dewan Buruh Nasional

Pasal 26.

RAPAT PENGURUS PUSAT

1. Rapat Pleno adalah mekanisme rapat Pengurus Pusat untuk mengambil


keputusan, laporan dan arahan kepada Anggota dengan diselenggarakan
minimal sebulan sekali.
2. Rapat Koordinasi adalah mekanisme untuk mengkoordinasi kerja-kerja
Pengurus Pusat dengan dijalankan minimal setiap 2 minggu.
3. Rapat Pleno Pengurus Pusat dianggap kuorum (sah) apabila dihadiri minimal
50 % + 1 dari jumlah kepengurusan Pengurus Pusat.
4. Rapat-Rapat diselenggarakan dan dipimpin oleh ketua umum dan difasilitasi
oleh Sekretaris Jendral.
5. Diluar rapat-rapat yang ditetapkan bisa diselenggarakan rapat oleh Pengurus
Pusat untuk pembahasan hal tertentu selagi tidak melanggar AD/ART dengan
dihadiri oleh minimal ¾ Pengurus Pusat.
Pasal 27

RAPAT KOORDINASI NASIONAL

1. Rapat Koordinasi Nasional adalah mekanisme pengambilan keputusan antara


pengurus Pusat, pengurus Wilayah dan pengurus SBA Konfederasi KASBI
2. Rapat Koordinasi Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Konfederasi
KASBI.
3. Rapat Koordinasi Nasional diselenggarakan setidaknya sekali dalam satu
tahun.
4. Dalam hal rapat Koordinasi Nasional dimaksudkan untuk mengambil
keputusan penting organisasi maka Rapat Koordinasi Nasional dilaksanakan
dengan melibatkan Anggota Dewan Buruh Nasional
Pasal 28

RAPAT KERJA NASIONAL

1. Rapat kerja Nasional adalah mekanisme penyusunan program kerja dan


rencana anggaran organisasi antara pengurus Pusat, pengurus Wilayah dan
pengurus SBA KASBI.
2. Rapat koordinasi Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Pusat KASBI
3. Rapat kerja Nasional diselenggarakan setidaknya sekali dalam satu tahun

BAB V
WILAYAH

Pasal 29

KONFERENSI WILAYAH

1. Konferensi Wilayah diselenggarakan setiap 3 tahun dan merupakan


pengambilan keputusan tertinggi Konfederasi KASBI Wilayah.
2. Konferensi Wilayah dapat dilaksanakan dengan syarat minimal terdapat 2
(dua) serikat buruh yang telah diterima menjadi anggota Konfederasi KASBI.
3. Persyaratan penyelenggaraan Konferensi Wilayah dilaksanakan dengan
mengacu pada persyaratan persyaratan kongres Konfederasi KASBI
4. Dalam kondisi tertentu, dapat dilaksanakan Konferensi Luasa Biasa yang
persyaratan dan penyelenggaraannya mengacu pada persyaratan-persyaratan
dalam Kongres Luar Biasa
Pasal 30

PENGURUS WILAYAH
1. KASBI Wilayah adalah badan organisasi setingkat Provinsi.
2. KASBI wilayah dipimpin oleh Pengurus Wilayah sebagai pemegang mandat
dari Anggota melalui konferensi Wilayah Konfederasi KASBI yang
dilaksanakan setiap 4 tahun sekali.
3. KASBI Wilayah hanya dapat dibentuk apabila terdapat minimal 2 (dua)
Anggota dalam wilayah tersebut
4. Untuk dan atas nama KASBI Wilayah, Pengurus Wilayah melaksanakan
tugas-tugas KASBI di suatu wilayah
Pasal 31

1. Pengurus Wilayah diangkat dan diberhentikan oleh Konfrensi Wilayah untuk


masa jabatan 4 tahun.
2. Pengurus Wilayah berkedudukan di salah satu kota atau kabupaten yang ada
dalam wilayah tersebut.
3. Pengurus Wilayah sebagai pimpinan wilayah dan membuat keputusan harian
organisasi.
4. Pengurus Wilayah mempertanggungjawabkan kepengurusanya dalam
Konferensi Wilayah
Pasal 32

STRUKTUR PENGURUS WILAYAH

Struktur Pengurus Wilayah setidak-tidaknya terdiri dari :

1. Seorang Koordinator Wilayah


2. Seorang Sekretaris Wilayah.
3. Koordinator Biro atau Divisi dan staf meliputi :
a. Pendidikan dan Propaganda.
b. Organisasi
c. Keuangan
d. Hukum dan Advokasi
Pasal 33

WEWENANG DAN MEKANISME KERJA PENGURUS WILAYAH


1. Wewenang Pengurus Wilayah mengacu pada wewenang Pengurus Pusat dan
disesuaikan dengan kebutuhan di wilayah tersebut.
2. Pengurus Wilayah Dalam Menjalankan kerjanya, melalui mekanisme Pleno
dan Rapat Koordinasi
3. Pleno dan rapat koordinasi pengurus wilayah dijalankan minimal setiap
sebulan (1) satu kali dengan dihadiri minimal ¾ pengurus wilayah.
4. Menerima dan membekukan keanggotaan

BAB VI

SERIKAT BURUH ANGGOTA

Pasal 34
Anggota Konfederasi KASBI adalah semua Serikat Buruh/Forum Buruh dan
Kelompok Buruh yang telah mengajukan permohonan tertulis dan telah disahkan
menjadi anggota Konfederasi KASBI oleh pengurus Pusat, Pengurus Wilyah dan
tunduk dengan ketentuan-ketentuan Konfederasi KASBI.

Pasal 35

1. Setiap Anggota memiliki otoritas penuh di dalam organisasinya masing-


masing selama tidak bertentangan dengan prinsip dan kepentingan KASBI.
2. Otoritas Anggota mengacu kepada keputusan kongres Konfederasi KASBI,
Konferensi wilayah dan Program-program konfederasi KASBI
Pasal 36

MEKANISME ORGANISASI SERIKAT BURUH ANGGOTA

Kekuasan tertinggi, mekanisme, struktur kepengurusan, kegiatan dan keputusan


organisasi Serikat buruh Anggota ditetapkan melalui Konstitusi Serikat Buruh
Anggota sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Konfederasi KASBI
BAB VII

KEANGGOTAAN

Pasal 37

Hak-Hak Anggota

1. Memperoleh pendidikan perburuhan, organisasi dan politik.


2. Terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan organisasi, memberikan
kritikan dan usulan kepada organisasi.
3. Memperoleh advokasi atau pembelaan dari organisasi apabila terdapat kasus
yang terkait dengan kerja organisasi.
4. Memiliki hak dipilih dan memilih dalam kepengurusan organisasi di segala
tingkatan.
5. Mendapatkan dokumen resmi organisasi.
6. Melakukan pembelaan diri saat dijatuhi sanksi organisasi
Pasal 38

Berakhirnya Keanggotaan :

1. Mengundurkan diri.
2. Dikeluarkan dari keanggotaan.
3. Menjadi Anggota Serikat buruh lain.
BAB VIII

SANKSI-SANKSI ORGANISASI

Pasal 39

Tindakan-tindakan yang mendapatkan Sanksi organisasi :

1. Melanggar AD/ART dan prinsip-prinsip perjuangan Buruh.


2. Dengan sengaja (melanggar) tidak menyetorkan iuran dari anggota basis.
3. Tidak menjalankan program yang diputuskan dalam kongres tanpa alasan atau
argumentasi yang jelas.
Pasal 40

PEMBERIAN DAN JENIS SANKSI

1. Sanksi diberikan kepada:


a. Anggota Dewan Buruh Nasional.
b. Pengurus Pusat.
c. Pengurus Wilayah
d. Serikat Buruh Anggota.
2. Khusus sanksi yang diberikan kepada Anggota Dewan Buruh Nasional
melalui mekanisme rapat pleno Dewan Buruh Nasional
3. Sanksi diberikan oleh organ yang lebih tinggi, melalui mekanisme rapat
pleno.
4. Sanksi yang diberikan kepada setiap Anggota apabila terjadi tindakan
indisipliner berupa:
a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis.
c. Skorsing.
BAB IX

KEUANGAN

Pasal 41

IURAN ANGGOTA

1. Sumber keuangan yang utama sebagai pembiayaan organisasi adalah iuran


anggota
2. Setiap SBA konfederasi KASBI yang tercatat wajib membayarkan iuran
anggota berdasarkan persentasi dari iuran yang ditarik dari SBA dan
disetorkan langsung melalui rekening PP Konfederasi KASBI
3. Iuran yang harus dibayarkan sebesar 10 % dari total pendapatan iuran Serikat
Buruh Anggota
Perhitungan persentasenya sebagai berikut :
a. Untuk Pengurus Pusat 50 % dari 10 % persen
b. Untuk Pengurus Wilayah 50 % dari 10 % persen
c. Untuk Serikat Buruh Anggota yang belum terbentuk pengurus wilayah
harus menyetor iurannya ke pengurus pusat sebesar 10%.
4. Atas iuran anggota dari SBA yang diserahkan, PP Konfederasi KASBI wajib
menerbitkan bukti penerimaan / kwitansi.
BAB X

LAMBANG, MARS, BENDERA DAN ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 42

LAMBANG DAN BENDERA KASBI

1. Lambang dan Bendera KASBI berbentuk persegi panjang, dengan tulisan


KASBI berwarna Hitam di dalamnya. Di antara huruf K dan S terdapat
gambar bintang warna kuning dengan huruf A menyatu. Pada bagian
bawah tulisan KASBI terdapat tulisan KONGRES ALIANSI SERIKAT
BURUH INDONESIA warna kuning ditulis dengan huruf kapital. Pada
bagian kanan atas tulisan KASBI terdapat tulisan KONFEDERASI warna
kuning dengan huruf kapital di atas huruf SBI.

2. Pemaknaan dari Lambang tersebut adalah :

a. Merah adalah simbol keberanian dan Keyakinan pada nilai-nilai


perjuangan
b. Bintang Kuning adalah Simbol Cita-cita dan Kehendak Mulia sebagai
pemersatu Kaum Buruh dalam gerak perjuangannya
c. Tulisan hitam adalah simbol keteguhan menjalankan prinsip
perjuangan dalam menuju cita-cita bersama pembebasan kaum buruh
dari ketertindasan.
Pasal 43

MARS KASBI

Mars KASBI adalah :

Kaum buruh Indonesia

Bersiaplah segera

Tekad bulat satukan jiwa

Nyatakan sikap sedia

Pejuang kaum buruh bangkitlah

Wujudkan dalam satu tindakan

Berjuang dari masa yang suram

Yakinlah fajar terang kan datang

Kapitalisme, imperialisme

Musuh rakyat bersama

Kepalkan tangan, hancurkan lawan

Dunia baru kan datang

Bersama Konfederasi

KASBI, Kita buruh bersatu

Bersama Konfederasi KASBI,


Kita buruh melawan

Bersama Konfederasi KASBI,

Kita buruh sejahtera

Bersama Konfederasi KASBI,

Muda, Berani, Militan!

BAB XI

TAMBAHAN DAN PERALIHAN

Pasal 44

1. Anggota berkewajiban meratifikasi AD / ART KASBI dalam Konstitusi


Anggota paling lama sampai dengan kongres Anggota
2. Hal-hal yang belum diatur dalam AD/ART akan diatur dalam rapat Dewan
Buruh Nasional dan atau Pengurus Pusat

Ditetapkan di Bandung, 22 Januari 2011

Ditetapkan di : Bandung

Pada Tanggal : 22 Januari 2011

Pukul : 11.00. WIB

MAJELIS PIMPINAN SIDANG

KONGRES III KONFEDERASI KASBI

William Marthom Jajat Darojat Agus Wiyono


DAFTAR SERIKAT PEKERJA DI INDONESIA
(sudah mendaftar sesuai dengan Peraturan Menteri Tenagakerja no. 5/MEN/1998)

N Susunan
Nama Alamat Telpon Fax E-mail
o. Pengurus
1. Konfederasi Ketua Jl. Raya 021- 021-7974361 syukurst@centrin.net.id
Serikat Umum: Pasar 7974359
Pekerja Syukur Minggu 021-
Seluruh Sarto Km. 17, 7988212
Indonesia no. 9,
= KSPSI Jakarta
(hasil Munas) Selatan
12740
2. Federasi Ketua: Jl. Elang 021- 021-7817276
Serikat H. Mas I, 7817276
Pekerja Muhamma C5/17,
Seluruh d Rodja Perumahan
Indonesia Tanjung
Reformasi Emas,
= FSPSI Tanjung
Reformasi Barat,
Pasar
Minggu,
Jakarta
12530
3. Federasi Ketua: Jl. Raya 021- 021-5438615
Serikat Buruh Abdoel Kebon 5438615
Demokrasi Azis Jeruk no. 4,
Seluruh Riambo RT 002
Indonesia RW 13,
= FSBDSI Kel.
Palmerah,
Rawabelon
g, Jakarta
Barat
11480
4. Serikat Buruh Ketua: Ds. 021- 021-599 3053 sbsi@pacific.net.id
Sejahtera Muchtar Jeungging 5993047
Indonesia Pakpahan Kecamatan 021-
= SBSI Cisoka, 5993048
Kabupaten
Tangerang,
Banten
5. Sarekat Buruh Ketua: Jl. H. Soleh 021- 021-
Muslimin H. Sutanto II no. 22A, 53670238 53671692
Indonesia Martopraso Kel.
= no Sukabumi
SARBUMUSI Selatan,
Kebon
Jeruk,
Jakarta
Barat
11560
6. Persaudaraan Ketua: Jl. Tebet 021- 021-8353316 info@ppmi.or.id
Pekerja Eggi Dalam IV i 8353315
Muslimin Sudjana no. 33,
Indonesia Tebet,
= PPMI Jakarta
12810
7. Gabungan Ketua: Jl. Budi no. 021- 021-8091128
Serikat Moh. 3A, 8091128
Pekerja Jumhur Cawang
Merdeka Hidayat III,
Indonesia Dewi
= Sartika,
GASPERMIN Jakarta
DO Timur
8. Federasi Ketua: Jl. Tebet 021- 021-8355363 fokuba@indo.net.id
Organisasi Kodjari Dalam IV 8355363
Pekerja Darmo no. 5, RT
Keuangan dan 019 RW
Perbankan 01, Tebet,
Indonesia Jakarta
= FOKUBA Selatan
12810
9. Kesatuan Ketua: Jl. 021- 021-
Buruh Manganar Percetakan 42878672 42878672
Marhaenis Pasaribu Negara
= KBM XI/131 B,
Jakarta
Pusat
10 Kesatuan Ketua: Jl. Buncit 021- 021-
. Pekerja Haryono Raya 7807647 78832290
Nasional Ujung
Indonesia no. 1-A,
= KPNI Ragunan,
Pasar
Minggu,
Jakarta
Selatan
12550
11 Kesatuan Ketua: Rungkut 031- 031-8715446
. Buruh M. Ali Harapan 8706475
Kebangsaan Blok E-8,
Indonesia Surabaya
= KBKI 60293
Jawa
Timur
12 Asosiasi Ketua: Jl. Pinang 021- 021-8416005
. Karyawan H. Dedi Ranti no. 8416004
Pendidikan Hamid 68
Swasta TMII,
Indonesia Jakarta
= Timur
ASOKADIKT 13560
A
13 Gabungan Ketua: Jl. Tebet 021- 021-8290289 gasbiindo@wowmail.c
. Serikat Buruh H. Agus Barat 8353631 om
Industri Sudono Dalam 021-
Indoensia Raya no. 8353632
= 15,
GASBIINDO Jakarta
Selatan
12810
14 Asosiasi Ketua: Jl.Tebet 021- 021- aspek@link.net.id
8308310
. Serikat Jenal Dalam 8303040 Situs:
Pekerja Kaludin III/29, 021- http://www.aspek.org/
Indonesia Jakarta 8308309
= ASPEK Selatan 8305132
Indonesia 12810
15 Serikat Ketua: Jl. Mesdjid 021- 021-8314656
. Pekerja Eddy Zanur no. 11, 83791670
Keadilan Kebon
= SPK Baru,
Kampung
Melayu,
Jakarta
Timur
16 Gabungan Ketua: Jl. Pulo 021- 021-4897959 gbsi@indosat.net.id
. Serikat Buruh Asmani Asem 4700625
Independen Utara
= GSBI III/20, Kel.
Jati
Rawamang
un,
Jakarta
Timur
13220
17 Serikat Ketua: Jl. Raya 021- 021-8710851
. Pekerja Metal Thamrin Pondok 80885358
Indonesia Mosi Gede no. 5,
- SPMI Kramat
Jati,
Jakarta
Timur
13550
18 Dewan Ketua: Gedung 021- 021-3149779
. Pengurus H.M. Faisal Pola, 3909570
Pusat Korps Tamim Jl. 021-
Pegawai Proklamasi 3909573
Republik Jakarta
Indonesia Pusat
= KORPRI
19 Federasi Ketua: Gedung 021- 021-2311831 fspbumn@hotmail.com
. Serikat H. Garuda, 2311801
Pekerja Bambang lantai 17 ext. 1701
BUMN S. Syukur Jl. Medan
= FSP BUMN Merdeka
Selatan no.
13,
Jakarta
Pusat
20 Serikat Buruh Ketua: Jl. Timbul 021- 021-5441619
. Merdeka Saut H. Jaya no. 5441619
"Setiakawan" Aritonang 19,
= SBM Cengkaren
g,
Jakarta
Barat
11750
21 Serikat Ketua: Jl. Dr. 021- 021-8353055
. Pekerja H. Makruf Sahardjo 8303983
Nasional Amri no. 29B,
Indonesia Jakarta
= SPNI Selatan
12850
22 Serikat Ketua: Gedung 021- 021-7990289
. Pekerja Rustam Fortuna, 7990289
Tekstil, Aksam lantai 4,
Sandang dan Jl.
Kulit Mampang
= SPTSK Prapatan
Raya no.
96,
Jakarta
Selatan
12790
23 Gabungan Ketua: Jl. Prof. Dr. 021- 021-5659790
. Organisasi Yaya Latumente 5659790
Buruh Seluruh Yahya n Barat
Indonesia no. 16,
= GOBSI Grogol,
Jakarta
Barat
24 Asosiasi Ketua: Jl. Parakan 022- 022-7304560
. Karyawan Soegandha Elok no. 9, 7513434
Pendidikan Priyatna Bandung
Nasional 40266
= Jawa Barat
ASOKADIK
NA
25 Federasi SP Ketua: Jl. 021- 021-8719671
. Penegak Andry WM Lapangan 8719671
Keadilan Tembak
Kesejahteraan Ruko/Blok
dan Persatuan A no. 13,
= SPKP Cibubur
Indah,
Jakarta
Timur
26 Federasi SP Ketua: Jl. KH. 021- 021-5548413
. Rakyat Ruslan Hasyim 5548403
Indonesia Effendy Azhari
= SPRI Km. 3,
Cipondoh
Kodya
Tangerang
15141
27 Federasi Ketua: Jl. Tebet 021- 021-7990320
. Kimia, Syaiful DP Dalam III- 8294735
Energi, C no. 15,
Pertambangan Tebet
= F. KEP Barat,
Jakarta
Selatan
12810
28 Solidaritas Ketua: Jl. Tongkol 021- 021-
. Buruh Tohap no. 4 A2, 43911684 43912073
Maritim dan Simanungk Tanjung
Nelayan alit Priok,
Indonesia Jakarta
= SBMNI Utara
29 Front Ketua: Jl. 021- 021-7995917 fnpbi@iname.com
. Nasional Dita Indah Rawajati 7995917
Perjuangan Sari Timur II/8,
Buruh RT 02/02,
Indonesia Kalibata,
= FNPBI Jakarta
Selatan
12750
30 Federasi SP Ketua: Jl. Karang 021- 021- spi.ilo@hotmail.com
. Indonesia Siraj El Tengah 75818711 75818711 siraj.bustami@sumitom
= SPI Munir no. 34, RT 02152515 021-5201285 ocorp.com.jp
Bustami 006/03 50
Lebak
Bulus,
Cilandak,
Jakarta
Selatan
31 Federasi Ketua: Jl. Sindang 021- 021-
. Gabungan Amran Raya 4890366 47866714
Serikat Simanjunta no. 16,
Pekerja k Jakarta
Mandiri Timur
= GSBM 13220
32 Federasi Ketua: Jl. Kebon 021- 021-819006 lukka_99@email.panda
. Perserikatan Yudhie S. Sayur I/12, 819006 wa.com
Buruh Hidayat Otista pbi@detik.com
Independen Raya,
= PFBI Jakarta
Timur
13330
33 Federasi Ketua: Jl. Daan 021- 021-5407944
. Serikat Buruh H.M. Mogot, 5407944
Perjuangan Syahrin Km 14, 021-
= FSBP Jakarta 5447309
Barat
34 Federasi Ketua: Jl. LAN I 021- 021-5711063
. Aliansi Didik no. 12 A, 5711044
Jurnalis Supriyanto Pejompong
Independent an, Jakarta
= AJI Pusat
10210
35 Federasi Ketua: Jl. 021- 021-5202864
. Gabungan Widodo Denpasar 2523820
Serikat Rahardjo Raya ext. 602
Pekerja PT KAV. D
Rajawali III,
Nusantara Kuningan,
Indonesia Jakarta
= GSPRNI
36 Federasi Ketua: Jl. 021-
. FARKES Djufnie Pramuka
(Farmasi dan Ashary Raya No.
Kesehatan) 404A,
Reformasi Jakarta
Pusat
37 Federasi SPM Ketua: Jl. Budisari 022- 022-2035715
. (hotel, Isep Saepul I no. 15, 2035715
restoran, Mubarah Setiabudi,
plaza, Bandung,
apartemen, Jawa Barat
katering dan
pariwisata)
= F-SPM
38 Gabungan Ketua: Jl. Sunter 021- 021-5919989
. Serikat Miyadi Mitra Blok 65303645
Pekerja Suryadi D no. 3A,
Merdeka Sunter
Indonesia Jaya,
Baru Jakarta
= Utara
GASPERMIN 14350
DO BARU
39 Gabungan Komplek
Serikat Buruh Pacuan
Indonesia Kuda, Blok
2000 I/16,
= GSBI 2000 Pulomas,
Jakarta
Timur
13210
40 Federasi SP Ketua: Jl. Tebet 021- 021-
KAHUTIND Hj. Sofiati Timur III 83790348 83790348
O Mukadi J/1B,
Tebet,
Jakarta
Selatan
41 Federasi Ketua: Jl. Raya
Serikat Djoko Pasar
Pekerja Daulat Minggu,
Pariwisata Km. 17 no.
= F SP-PAR 9, Jakarta
Selatan
12740
42 Federasi Ketua: Jl. Raya
Serikat Isprapto Pasar
Pekerja Minggu,
Percetakan, Km. 17 no.
Penerbitan 9, Jakarta
dan Media Selatan
Informasi 12740
43 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat Hartono Pasar 4359
Pekerja Minggu,
Pertanian dan Km. 17 no.
Perkebunan 9, Jakarta
= F SP-PP Selatan
12740
44 Federasi Ketua: Jl. Raya
Serikat Sjukur Pasar
Pekerja Sarto, MS Minggu,
Bangunan dan Km. 17 no.
Pekerjaan 9, Jakarta
Umum Selatan
= F SP-BPU 12740
45 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat H. Asmar Pasar 4359
Pekerja Niaga, Padman Minggu, 021-798
Bank, Km. 17 no. 8212
Asuransi, Jasa 9, Jakarta
dan Profesi Selatan
12740
46 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat Alexander Pasar 4359
Pekerja Sinaga Minggu, ext. 127
Farmasi dan Km. 17 no. 021-
Kesehatan 9, Jakarta 79191665
Selatan
12740
47 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat H. Sofjan Pasar 4359
Pekerja Soedjaja, Minggu, 021-798
Angkutan MA Km. 17 no. 8212
Darat, Danau, 9, Jakarta
Feri, Sungai Selatan
dan 12740
Telekomunika
si Indonesia
= F SP-
ADFES
48 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797
Serikat Hikayat Pasar 4359
Pekerja A.K. Minggu,
Logam, Km. 17 no.
Elektronik 9, Jakarta
dan Mesin Selatan
= F SP-LEM 12740
49 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797
Serikat Pasar 4359
Pekerja Minggu,
Rokok, Km. 17 no.
Tembakau, 9, Jakarta
Makanan dan Selatan
Minuman 12740
50 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797
Serikat Firman Pasar 4359
Pekerja Hadi Minggu,
Kependidikan Km. 17 no.
Seluruh 9, Jakarta
Indonesia Selatan
= F SP SPKSI 12740
51 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat A. Pasar 4359
Pekerja TSK- Sidabutar Minggu, 021-798
SPSI Km. 17 no. 8212
9, Jakarta
Selatan
12740
52 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat A. Silalahi Pasar 4359
Pekerja Minggu, 021-798
Perkayuan Km. 17 no. 8212
dan 9, Jakarta
Kehutanan Selatan
= F SP 12740
KAHUT-SPSI
53 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat M. CH Pasar 4359
Pekerja David Minggu, 021-798
Transport Km. 17 no. 8212
Indonesia 9, Jakarta
= F SP-TI Selatan
12740
54 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat Jacob Pasar 4359
Pekerja Nuwa Wea Minggu, 021-798
Kimia, Energi Km. 17 no. 8212
dan 9, Jakarta
Pertambangan Selatan
= F SP-KEP 12740
55 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat Maspendi Pasar 4359
Pekerja Minggu, 021-798
Kewartawana Km. 17 no. 8212
n Indonesia 9, Jakarta
= F SP- Selatan
PEWARTA 12740
56 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat Oesodo Pasar 4359
Pekerja H.D.S Minggu, 021-798
Maritim Km. 17 no. 8212
Indonesia 9, Jakarta
= F SP-MI Selatan
12740
57 Kesatuan Ketua: Kompleks 021-314 021-314 1491 ppkpi@indosat.net.id
Pelaut Hanafi Sentral 1495
Indonesia Rustandi Cikini 021-336
= KPI Jl. Cikini 040
Raya No.
58AA/BB,
Jakarta
10330
58 Federasi Ketua: Jl. Raya 021-797 021-797 4361
Serikat Azwar Pasar 4359
Pekerja Nadlar Minggu, 021-798
Tenaga Kerja Km. 17 no. 8212
Indonesia di 9, Jakarta
Luar Negeri Selatan
= F SP TKI 12740
LN)
59 Federasi Ketua: Jl. 021-551
Serikat Buruh Dwi Kalimantan 7764
Karya Utama Agustin Blok B No.
= F SBKU 78
Perum
Cimone
Mas
Permai I,
Tangerang
60 Federasi Ketua: Jl. K.H. 021-391
Serikat HM S. Fachrudin 9392
Pekerja Ginting no. 14,
Perkebunan Jakarta
Nusantara Pusat
= F SP BUN
61 DPP Gerakan Ketua: Jl. M.T. 021-791
Buruh A. Haryono, 82314
Marhaen Takumansa Cikoko
ng Timur I no.
7
Jakarta
Selatan
12770
62 Federasi Ketua: Graha 021-526 021-526 1176
Serikat Muchtar Irama 1174
Pekerja Junaedi Lantai XI, 021-526
Industri Jl. H.R. 1175
Semen Rasuna
Indonesia Said,
= F SP ISI Kuningan,
Jakarta
Selatan
63 Serikat Ketua: Jl. Kincir 021-475 021-475 2480
Pekerja Islam H. Alie IV no. 3, 2480
= SERPI Ermas Rawamang
un,
Jakarta
Timur
13220

Anda mungkin juga menyukai