Anda di halaman 1dari 119

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) PADA

MASA PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN PONDOK AREN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos.)

Oleh:
Achmad Andhika
11171120000075

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442/2022
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:


EFEKTIVITAS KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN PONDOK AREN
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 02 Maret 2022

Achmad Andhika

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:


Nama : Achmad Andhika
NIM : 11171120000075
Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:


EFEKTIVITAS KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN PONDOK AREN
dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 02 Maret 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Iding Rosyidin, M.Si. Dr. Haniah Hanafie, M.Si.


NIP. 19701013 200501 1 003 NIP. 19610524 200003 2 002

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) PADA MASA


PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN PONDOK AREN

oleh

Achmad Andhika
11171120000075

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Maret 2022. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi
Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Iding Rosyidin, M.Si. Dr. Suryani, M.Si.


NIP: 19701013 200501 1 003 NIP: 19770424 200710 2 003
Penguji I, Penguji II,

Dr. Agus Nugraha, MA. Dra. Gefarina Djohan, MA.


NIP: 19680801 200003 1 001 NIP: 19631024 199903 2 001
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 16 Maret 2022

Ketua Program Studi Ilmu Politik,


FISIP UIN Jakarta

Dr. Iding Rosyidin, M.Si.


NIP: 19701013 200501 1 003

iv
ABSTRAK

Penelitian dalam skripsi ini membahas mengenai efektivitas kebijakan Bantuan


Sosial Tunai (BST) pada masa pandemic Covid-19 di Kelurahan Pondok Aren.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa efektif kebijakan yang pemerintah
rancang untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan dasar serta meningkatkan taraf
hidup masyarkat Indonesia karena pandemic yang menimpa seluruh lapisan masyarkat,
dan memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia
terutama dari segi ekonomi. Dari hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah
Tangerang Selatan mengalami peningkatan angka pengangguran di masa pandemic
Covid-19, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti terkait permasalahan yang
sudah dipaparkan sebelumnya. Karena Pondok Aren merupakan salah satu wilayah
yang terdapat di Kota Tangerang Selatan.
Kerangka Teoritis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Kebijakan
Publik dan Efektivitas Kebijakan. Lalu metode pada penelitian yang digunakan oleh
penulis merupakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, serta pengumpulan
data melalui wawancara kepada beberapa narasumber yang bersangkutan, observasi
dengan melihat fenomena secara langsung dan studi pustaka melalui, buku, jurnal,
berita, dsb. Kemudian dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Bantuan
Sosial Tunai (BST) pada masa pandemic Covid-19 di Kelurahan Pondok Aren sudah
sesuai atau sudah efektif, sesuai dengan indikator efektivitas yang digunakan oleh
penulis. Akan tetapi masih terdapat beberapa warga yang masuk ke dalam kategori
kurang mampu di Kelurahan Pondok Aren, belum menerima atau bisa dikatakan tidak
menerima karena satu dan lain hal. Namun secara keseluruhan program bantuan yang
telah dilakukan oleh pemerintah sudah dapat dikatakan efektif.
Kata Kunci: Efektivitas Kebijakan, Pandemi Covid-19, Bantuan Sosial Tunai (BST).

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi

Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa seluruh umatnya dari

zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, rasa syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan

karena akhirnya berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS

KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) PADA MASA PANDEMI

COVID-19 DI KELURAHAN PONDOK AREN” dengan kerja keras dan usaha yang

penulis lakukan serta diiringi do’a yang selalu penulis panjatkan selama ini.

Penulis menyadari bimbingan, saran, inspirasi, motivasi, bahkan bantuan dari

berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung selama proses

penyelesaian skripsi ini sangat berharga bagi penulis. Oleh karena itu, dengan segenap

rasa hormat dan kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, beserta seluruh staf dan jajarannya.

vi
2. Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staf dan

jajarannya.

3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si., selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Suryani, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Haniah Hanafie, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis.

Terimakasih sebesar-besarnya atas seluruh dedikasi tenaga, waktu,

kesabaran, saran dan seluruh bimbingan yang sudah diberikan kepada

penulis.

6. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Ilmu Politik yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis selama

kuliah.

7. Seluruh narasumber yang telah bersedia menyediakan waktunya untuk

memberikan informasi atau data-data yang penulis perlukan selama proses

berlangsungnya wawancara.

8. Orangtua tersayang, Suwardi dan Sutarti, yang tidak pernah lelah dalam

membimbing penulis untuk mencapai apa yang diinginkan. Doa kedua

orangtua yang tak pernah putus sehingga penulis bisa selalu bersemangat

dalam menghadapi masalah ketika penelitian sedang dilakukan. Terima

vii
kasih sudah merawat penulis dengan baik, dan penuh kasih sayang hingga

sampai saat ini.

9. Kedua kakak penulis, Meliyah dan Yulianto, yang selalu menjadi tempat

setia untuk mengadu keluh kesah, dan selalu memberikan solusi ketika

penulis kebingungan dalam melakukan penelitian. Terima kasih sudah

menjadi kakak sekaligus pelindung dan pembimbing dalam kehidupan

penulis.

10. Teman-teman dekat penulis selama berproses di kampus, Nur Vienna

Moeloek, Fachri Sam, Firman, Khoirul Ahsan, Adha Rifaldy, Reza

Maulana, Irsyad, Irfan, Rangga, Fajar Eko, Mikail MA, Aziz, Hanif Kamal,

Agi Wildan, Rama Aditia, Aulia Rahman, Fajar Fachrian, Rafifal Seno, Puji

Waluyo, Tirta Akbar, Fernaldi Anggadha, Fajar Yusrivandana, Gufron

Ramadhani, Ardana Rafi, Amoro Lanang Adityo, Aflah Ibnu, Arin

Rizqiyah, Afra Fairuz Ramdhani, Ilham Irmansyah, Bayu Aji Purnomo,

Ivan Fadhilah, Mustofa Kamal, Mochammad Alief, M. Alfaridhi,

Ragatiyas, Muhammaad Ilham Abdullah, Mahesa, Dzakky, Warseka, Gusti

Ari, Alvian Ramadhan, Muhammad Ihsan Gunawan, Gusti Nur Ismi, Dani

Aminuddin, Haikal Lail, Fachri Fajar Wibowo, Merdeka Wisnu, Benito

Luwigi, Darren, Rhama Daffa Putra, Yongki, Adnan, Andy Am, Fajar,

Daniel, Asmary Ay, Dino, Ian, Dwika Farhan, Bintang Rama, dan Adinda

Erlita yang telah menjadi saksi hidup seluruh proses perjuangan penulis

dalam menyelesaikan studi di FISIP UIN Jakarta. Terima kasih karena telah

viii
mewarnai kehidupan penulis di kampus dan terima kasih telah menjadi

sebaik-baiknya rekan untuk membantu penulis berkembang.

Penelitian ini dapat terselesaikan karena semangat dan motivasi dari mereka.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang mereka berikan kepada penulis.

Terima kasih kepada para pembaca, penulis juga menerima kritikan dan saran dari

pembaca.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 02 Maret 2022

Achmad Andhika

ix
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................... i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................................ iii
ABSTRAK .................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 8
C. Rumusan Masalah .............................................................................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 10
F. Metode Penelitian............................................................................................. 14
G. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 17

BAB II KERANGKA TEORITIS .............................................................................. 19


A. Kebijakan Publik .............................................................................................. 19
B. Efektivitas Kebijakan ....................................................................................... 24

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................................... 33


A. Gambaran Umum Kelurahan Pondok Aren ..................................................... 33
B. Gambaran Umum Bantuan Sosial Tunai.......................................................... 45

x
BAB IV EFEKTIVITAS KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) YANG
DIBERIKAN PEMERINTAH PADA MASA PANDEMI DI KELURAHAN
PONDOK AREN ........................................................................................................ 51
A. Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan Pondok Aren ............... 51
B. Efektivitas Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan Pondok Aren
55

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 91


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 96
B. Saran ................................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 98

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.A.I. Struktur Organisasi Kelurahan Pondok Aren.............................. 33


Gambar III.A.II Peta Wilayah Kelurahan Pondok Aren ....................................... 39

xii
DAFTAR TABEL

Tabel III.A.I. Daftar Nama Aparatur Kelurahan Pondok Aren pada Tahun 2019
sampai saat ini ...................................................................................................... 36
Tabel III.A.II. Jumlah Penduduk berdasarkan Usia dan Gender .......................... 39
Tabel III.A.III. Agama/Kepercayaan .................................................................... 40
Tabel III.A.IV. Pekerjaan/Mata Pencarian ............................................................ 41
Tabel III.A.V. Pendidikan. .................................................................................... 42

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ATM Anjungan Tunai Mandiri

BANSOS Bantuan Sosial

BLT Bantuan Langsung Tunai

BPS Badan Pusat Statistik

BST Bantuan Sosial Tunai

Covid-19 Coronavirus Disease 2019

DINSOS Dinas Sosial

DKI Daerah Khusus Ibukota

DTKS Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

DUKCAPIL Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

HIMBARA Himpunan Bank Milik Negara

KEMENSOS Kementerian Sosial

KESOS Kesejahteraan Sosial

KK Kartu Keluarga

KTP Kartu Identitas Penduduk

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MERS Middle East Respitatory

NIK Nomor Induk Kependudukan

PHK Putus Hubungan Kerja

xiv
PPKM Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

PSBB Pembatasan Sosial Bersekala Besar

RT Rukun Tetangga

RW Rukun Warga

SEMBAKO Sembilan Bahan Pokok

SUN Surat Utang Negara

SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional

WHO World Health Organization

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada akhir Desember 2019 penduduk dunia di gemparkan munculnya virus

yang dinamakan Covid-19 di Kota Wuhan, China, yaitu penyakit infeksi pernafasan

akut yang menyerang paru-paru. World Health Organization (WHO) menjelaskan

bahwasannya penyakit tersebut merupakan Corona Viruses (Cov), apabila virus ini

hinggap pada manusia, virus ini memberikan dampak seperti infeksi saluran

pernafasan, flu biasa hingga Middle East Respitatory (MERS), lalu bisa menjadi lebih

parah dari sekedar infeksi saluran pernafasan. WHO sebagai organisasi yang berfokus

terhadap kesehatan Internasional telah menetapkan penyakit tersebut adalah

Coronavirus Disease 2019 atau dapat dikatakan Covid-19.1 Penyebaran virus ini

terbilang cepat karena daya tularnya dinilai sangat tinggi, virus ini juga dinilai cukup

berbahaya dan mematikan.2 Daya tularnya yang tinggi, virus ini dengan mudah

merambat ke berbagai belahan negara, termasuk Indonesia.

Kasus Covid-19 pertama muncul di Indonesia sendiri pada pertengahan tahun

2020, tepatnya pada tanggal 2 Maret 2020. Terdapat dua warga Indonesia yang

terpantau positif Covid-19, diduga telah melakukan interaksi langsung dengan salah

1
BBC, “Covid-19: Kajian Kasus di Wuhan Muncul Sejak Akhir Agustus”. diakses dari
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52977852 pada tanggal 1 September, 2021. Jam 20:20 WIB
2
MLE Parwanto, “Virus Corona (2019-nCoV) penyebab Covid-19”, Jurnal Biomedika dan
Kesehatan, Vol. 3 No. 1, Maret 2020, h. 1

1
seorang warga negara asing yang sedang berkunjung ke Indonesia.3 Kemudian tanggal

11 Maret 2020, untuk pertama kalinya muncul kasus meninggal dunia karena positif

Covid-19. Setelah kejadian tersebut, lonjakan angka penyebaran Covid-19 terus

meningkat. Hingga pada saat ini total data kasus Covid-19 per 10 Agustus 2021 di

Indonesia sudah mencapai 3.718.821 positif, 3.171.147 sembuh, dan 110.619

dinyatakan meninggal dunia.4 Salah satu cara penyebaran virus ini adalah melalui

tetesan air liur (Droplet) yang keluar dari mulut atau hidung saat batuk atau bersin.5

Lalu untuk menghindari penyebaran virus ini, penting bagi setiap orang untuk menjaga

jarak kurang lebih satu meter dari orang yang sedang mengidap penyakit tertentu.

Penyebaran virus corona yang massif membuat panik masyarakat Indonesia,

banyak yang kemudian melakukan panic buying dengan membeli banyak barang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya agar tidak kehabisan bahan pokok. Pandemic ini

mempengaruhi hampir pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Contohnya seperti

pendidikan, akibat dari adanya pandemic ini pemerintah menghimbau agar sarana

pendidikan seperti siswa sekolah dan mahasiswa untuk belajar online dari rumah.

Kemudian pada sektor transportasi (ojek online), mereka para driver dihimbau untuk

3
Moch Halim Sukur, Bayu Kurniadi, Haris, dan Ray Faradillahisari N, “Penanganan Pelayanan
Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 dalam Prespektif Hukum Kesehatan”. Journal Inicio Legis. Vol.
1 No. 1, Oktober 2020, h. 4
4
Tim detikcom-detikNews, “41.486 Pasien Sembuh, Ini Update Lengkap Kasus Corona RI 10
Agustus”. diakses dari https://news.detik.com/berita/d-5677314/41486-pasien-sembuh-ini-update-
lengkap-kasus-corona-ri-10-agustus pada tanggal 10 Agustus 2021. Jam 21:09 WIB.
5
Sarah Oktaviani Alam, “Berbagai Cara Penyebaran Virus Corona COVID-19 Menurut
WHO, Apa Saja?”, Diakses dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5122703/berbagai-cara-
penyebaran-virus-corona-covid-19-menurut-who-apa-saja pada tanggal 11 Agustus 2021. Jam 20:43
WIB.

2
tidak membawa penumpang, mereka hanya diperbolehkan mengantar barang.

Kemudian dari sektor ekonomi, mereka yang memiliki usaha seperti di kios atau toko

terpaksa harus menutup toko dan apabila tidak menuruti peraturan tersebut maka

pemerintah berhak mendenda toko mereka.6

Melonjaknya kasus positif Covid-19 sendiri karena penyebarannya yang

terbilang cepat. Oleh karena itu banyak dari pemimpin dunia mengeluarkan beberapa

kebijakan yang diharapkan dapat memutus tali penyebaran virus ini. Pemerintah

Indonesia telah berupaya untuk menekan laju penyebaran kasus positif Covid-19,

contohnya seperti: menerapkan peraturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB)

serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tujuan dari

diberlakukannya peraturan tersebut untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang sifatnya

berkerumun di tempat umum. Tidak bisa dipungkiri dari diberlakukannya peraturan-

peraturan terkait penekanan penyebaran pandemic Covid-19, menimbulkan dampak

negatif bagi masyarakat seperti melakukan segala aktivitas dirumah, selalu

menggunakan masker disaat keluar rumah, dsb. dampaknya yang ditimbulkan, tak

sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada pendapatan sehari-hari

seperti pedagang kaki lima, supir ojek online, pekerja kontrak dan rumahan, bingung

dengan kebutuhan sehari-hari mereka karena pandemi mempengaruhi pendapatan

mereka.

Anisa Mufida, “Polemik Pemberian Bantuan Sosial di Tengah Pandemic Covid-19”, Jurnal
6

‘ADALAH Buletin Hukum & Keadilan, Vol. 4 No. 1 (2020), h. 160

3
Tidak hanya sekedar masalah kesehatan, dampak dari pandemi Covid-19 juga

mempengaruhi tingkat pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah

pengangguran pada bulan februari 2021 adalah 8,75 juta orang. Jika disandingkan pada

satu tahun lalu tepatnya pada bulan februari 2020, jumlah pengangguran sebanyak 6,93

juta jiwa. Dari data tersebut menunjukkan peningkatan angka pengangguran yang

cukup banyak, sekitar 1,82 juta jiwa. Meningkatnya angka pengangguran tersebut

karena pada tahun sebelumnya wabah Covid-19 belum muncul.7

Selaras dengan isi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 mengenai

Kesejahteraan Sosial, dinyatakan bahwa “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial bagi warga Negara agar dapat

hidup dengan layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan

fungsi sosialnya.” Serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 mengenai penanganan

Fakir Miskin, dinyatakan bahwa “Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak

memiliki sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian

tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi

kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.” Kemudian dari Undang-Undang ini,

pemerintah membuat berbagai kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya krisis

ekonomi dan untuk menjaga kualitas hidup masyarakat yang masuk kedalam kategori

kurang mampu dan terdampak dari adanya Pandemi Covid-19. Salah satunya adalah

7
Badan Pusat Statistik, “Februari 2021: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 6,26
Persen”. Diakses dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/05/05/1815/februari-2021--tingkat-
pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-6-26-persen.html pada 11 Agustus 2021. Jam 13:28 WIB.

4
program Bantuan Sosial Tunai (BST), dengan upaya yang terarah, terpadu, dan

berkesinambungan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

masyarakat setempat dalam bentuk pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar

setiap warga negara. Menyikapi hal tersebut pemerintah Indonesia berupaya memenuhi

aspek material atau ekonomi yang baik, dengan membuat program-program kesehatan

bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok masyarakat kurang mampu dan pekerja

informal yang pendapatannya terganggu akibat pandemi Covid-19 serta membuat

program-program kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya untuk kelompok

masyarakat kurang mampu dan terdampak karena adanya Covid-19.

Tujuan dari dilaksanakannya program tersebut antara lain adalah untuk

mengurangi beban ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat dan menjaga stabilitas

ekonomi negara di masa pandemi Covid-19 karena adanya kebijakan pemerintah

mengenai pembatasan-pembatasan aktivitas yang mengakibatkan meningkatnya angka

kemiskinan di masa pandemic ini, kemudian BST menurut Risma terdapat dua

kategori. Pertama, bansos regular yang dirancang untuk mendukung kebijakan

pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. Kedua, bansos khusus eksisting yang

dikelola kemensos karena kedaruratan.8 Dari berbagai bentuk bantuan tersebut, penulis

fokuskan penelitian mengenai Bantuan Sosial Tunai (BST) yang masuk kategori

bansos khusus eksisting yang bernilai Rp.300.000 yang diberikan selama dua bulan

8
CNN Indonesia, “Risma Buka Suara soal Setop Bansos Tunai PPKM Rp.300 Ribu”, diakses
dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210923092555-20-698308/risma-buka-suara-soal-
setop-bansos-tunai-ppkm-rp300-ribu pada 18 Februari, 2022. Pukul 22:35 WIB

5
dengan total Rp.600.000/KK. Dari beberapa program bantuan yang sudah dijelaskan,

rasanya Bantuan Sosial Tunai (BST) yang bernilai Rp.600.000 dirasa cukup menarik

untuk diteliti, karena masyarakat yang kurang mampu atau terdampak dari adanya

pandemi Covid-19 dapat menggunakannya dalam beberapa kebutuhan primer mereka.

Contohnya seperti memenuhi kebutuhan makan, kemudian kebutuhan tempat tinggal

(listrik), dsb. Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) yang dikelola pemerintah

kemudian dibagikan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang terdampak wabah

Covid-19. Faktanya, terdapat beberapa warga yang masuk kedalam kategori kurang

mampu yang bertempat tinggal di Desa/Kelurahan Pondok Aren, tidak menerima

bantuan tersebut.

Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), terjadi

peningkatan kemiskinan di Tangerang Selatan. Pada 2019 tercatat 29.190 jiwa yang

masuk ke dalam kategori warga kurang mampu di wilayah Tangerang Selatan, di tahun

2020 terjadi peningkatan sekitar 40.990 jiwa.9 Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan jumlah kemiskinan sekitar 11.800 jiwa pada satu tahun terakhir. Di

Kelurahan Pondok Aren banyak sekali warga yang terdampak karena adanya pandemi,

banyak masyarakat yang mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, dan tidak sedikit

pula mereka yang juga terdampak atau masuk ke dalam kategori warga kurang mampu

malah tidak menerima bantuan tersebut. Menurut salah seorang warga, sejak pandemic

9
Eva Rianti, “Angka Kemiskinan di Tangsel Meningkat 40 Persen”. Diakses dari
https://www.republika.co.id/berita/qmxkmb457/angka-kemiskinan-di-tangsel-meningkat-40-persen
pada 2 September, 2021. Jam 00.17 WIB.

6
Covid-19 ada sekiranya 180 KK di wilayah Pondok Aren yang tidak tersentuh bantuan.

Beberapa kali aparatur dari Kelurahan hanya mampir dan hanya sekedar ngobrol.10 Dan

banyak juga warga Pondok Aren yang mengalami kasus Pemutusan Hubungan Kerja,

Penurunan jam kerja, dan bagi mereka yang berwirausaha juga mengalami penurunan

pendapatan, hingga mereka terpaksa untuk menutup tempat usaha mereka.11

Kelurahan/Desa Pondok Aren diduduki dengan 8.406 Kepala Keluarga, dan

terdapat sekitar 4.783 penduduk yang belum atau tidak bekerja.12 Dari data yang sudah

di himpun, pihak dari Kelurahan telah memberikan program Bantuan Sosial Tunai

(BST) sekitar 1541 dan diberikan per KK melalui 6 tahap.13 Jika melihat data yang

sudah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa bantuan yang sudah diberikan

kepada warga tidak dapat di berikan secara merata karena bantuan yang diberikan dari

pemerintah pusat juga terbatas.14

Dari adanya kebijakan Bantuan Sosial Tunai yang dilakukan oleh Pemerintah

melalui Pos Indonesia menuai banyak permasalahan dan pertanyaan, apakah dengan

adanya pemberian Bantuan Sosial Tunai yang dilakukan Pemerintah kebutuhan pokok

10
Tim Redaksi,”Ratusan KK di KK Kampung Pemulung Pondok Aren Akui Belum Dapat
Banntuan Pemerinah”. Diakses dari https://kabar6.com/ratusan-kk-di-kampung-pemulung-pondok-
aren-akui-belum-dapat-bantuan-pemerintah/ pada 16 Desember, 2021. Jam 13:41 WIB
11
Hasil Wawancara dan Observasi dengan salah satu Ketua RT di Kelurahan Pondok Aren, 10
Desember 2021.
12
Profil Kelurahan Pondok Aren Tahun 2020, Kelurahan Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan, 2020, h. 14
13
Data Penyaluran BST Tahap 1 Sampai 6, Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan, 2021.
14
Wawancara dengan Ibu Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data
Kesejahteraan Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 15 Desember 2021.

7
masyarakat sudah terpenuhi, kemudian apakah dari program bantuan sosial yang

diberikan oleh pemerintah sudah tepat sasaran dan bagaimana pemerintah

mengklasifikasikan warga yang tepat untuk mendapatkan bantuan sosial tersebut.

Dari permasalahan yang sudah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk

menjalankan penelitian yang lebih mendalam mengenai “Efektifitas Kebijakan Dana

Bantuan Sosial Tunai (BST) pada masa Pandemi Covid-19 di Kelurahan Pondok

Aren”.

B. Pembatasan Masalah

Dengan adanya batasan masalah dalam penelitian ini, diharapkan dapat

memperjelas dan memudahkan penulis untuk menghindari kesalahpahaman dan

memperjelas ruang lingkup pembahasan, oleh karena itu penulis membatasinya pada

efektivitas kebijakan Bantuan Sosial Tunai di Kelurahan Pondok Aren pada masa

pandemic Covid-19.

C. Rumusan Masalah

Dengan adanya pembatasan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya,

kemudian permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana efektivitas Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) pada masa

pandemi Covid-19 di Kelurahan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan?

2. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat terkait penyaluran

Bantuan Sosial Tunai di Kelurahan Pondok Aren?

8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Merujuk pada latar belakang permasalahan yang telah disusun,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari

penerapan Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan

Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

b. Kemudian penelitian ini diharapkan dapat menjawab terkait apa saja

faktor penghambat dalam penyaluran bantuan sosial dan juga faktor

pendukung dalam penyaluran bantuan sosial tunai di Kelurahan

Pondok Aren.

2. Manfaat Penelitian

Secara garis besar penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain

adalah:

a. Manfaat Akademis

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat mengembangkan

ilmu politik dalam sebuah kajian teori kebijakan publik.

b. Manfaat Praktis

Untuk manfaat Praktis, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui mengenai efektifitas kebijakan bantuan sosial di

Kelurahan Pondok Aren dan penulis berharap peneltian ini mampu

memberikan referensi kepada instansi pemangku kebijakan maupun

masyarakat yang terdampak.

9
E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini dapat digunakan untuk mendukung dan memperluas

pengetahuan penulis mengenai penelitian tedahulu yang dianggap sejalan dengan

penelitian yang akan penulis rancang. Oleh karena itu, tinjauan pustaka dapat menjadi

acuan yang digunakan oleh penulis untuk membantu mengidentifikasi perbedaan

penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis dengan penelitian terdahulu yang mirip

dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Berikut merupakan skripsi dan jurnal

dengan fokus penelitian yang tidak jauh berbeda dengan penelitian yang sedang penulis

lakukan:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal.15 Dalam jurnal ini terdapat

persamaan dimana penelitian yang dibahas mengenai bansos, namun fokus pada

penelitian jurnal ini adalah kepedulian negara dalam pengawasan program bantuan

sosial. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa diperlukannya kewaspadaan yang

lebih besar dari masyarakat dan pemerintah untuk mencegah terjadinya tindakan

korupsi. Perbedaannya adalah, penulis lebih mengarahkan penelitian ini kepada

petepatan penerimaan Bantuan Sosial Tunai di masa pandemic covid-19 yang

dialokasikan pemerintah melalui Kementerian Sosial, sedangkan pada jurnal ini hanya

membahas secara garis besar mengenai tanggung jawab pemerintah dalam pengawasan

pemberian bantuan sosial.

15
Yusrizal, “Tanggung Jawab Negara terhadap Pengawasan Bantuan Sosial Selama Pandemi
Covid-19”, dalam Suloh Jurnal Program Magister Hukum, Edisi Khusus, Oktober 2020, pp. 22-3

10
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Izzuddin.16 Penelitian ini

membahas mengenai bantuan sosial untuk Covid-19 yang berasal dari dana Surat

Utang Negara (SUN) dan ditinjau dari prespektif Islam. Penelitian ini juga menjelaskan

bahwa upaya pemerintah dalam menerbitkan SUN diperbolehkan dalam Islam, karena

dalam kondisi darurat. Dan Program bantuan sosial yang diberikan dari dana SUN juga

dinilai cukup efektif untuk menanggulangi dampak Covid-19. Karena dengan SUN

pemerintah mendapatkan dana cepat untuk menjamin kesejahteraan masyarakat yang

terkena dampak dari pandemi. Persamaan yang ada dalam penelitian ini adalah

pembahasan mengenai bantuan sosial yang dilakukan oleh pemerintah untuk

membantu masyarakat. Kemudian perbedaannya adalah, penelitian ini membahas

bansos yang diberikan pemerintah berasal dari dana pinjaman yang diterbitkan melalui

Surat Utang Negara (SUN) kemudian ditinjau dari prespektif Islam, sedangkan

penelitian yang penulis lakukan yaitu mengenai petepatan program bantuan sosial tunai

yang diberikan oleh Kementerian Sosial di masa pandemic covid-19 yang dirasa masih

kurang tepat pada pemberiannya, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lebih

mendalam terkait permasalahan ini. Karena seperti yang sudah dijelaskan pada latar

belakang masalah diatas, bahwa telah terjadi peningkatan angka kemiskinan pada masa

pandemic di Kota Tangerang Selatan.

16
Ahmad Izzudin, “Bantuan Sosial Covid-19 dari Dana Surat Utang Negara Ditinjau dari
Prespektif Islam”, (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum Jusuran
Hukum Ekonomi Syariah, 2020)

11
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nindya Cahya Rosadi.17 Di dalam

penelitian skripsi ini membahas mengenai efektivitas BST yang dilakukan pemerintah,

dan pemberian BST ini dinilai sudah membantu masyarakat dalam menjaga daya

belinya. Persamaan dalam penelitian yang sedang penulis teliti adalah, mengenai

program BST yang dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat di masa pandemic

covid-19. Lalu perbedaannya adalah, pada penelitian ini membahas lebih terperinci

terkait efektifitas BST di Perumahan Taman Cikande, Jayanti Tangerang. Sedangkan

penulis meneliti Ketepatan BST di Kelurahan Pondok Aren, Tangerang Selatan, karena

dirasa dalam pemberian bantuan sosial tunai yang dilakukan di Kelurahan Pondok Aren

masih terjadi ketidak tepatan sasaran yang dilakukan oleh pemerintah.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Anisa Mufida.18 Dalam jurnal ini

dijelaskan mengenai adanya kesimpangsiuran dana bantuan yang diberikan oleh

Pemerintah kepada rakyat, dan pemerintah dinilai memiliki jarak dengan masyarakat

yang terlalu jauh. Sehingga dalam pendistribusian yang dilaksanakan pemerintah

memiliki regulasi yang baik, dan pemerintah daerah diharapkan ikut serta dalam

pendistribusian bantuan sosial. Terdapat ketidaksesuaian data dari deskripsi dalam

jurnal ini, seperti warga yang sudah meninggal masih menerima santunan dan warga

yang sudah pindah namun masih menggunakan alamat yang sama, dsb. Kemudian

17
Nindya Cahya Rosaidi, “Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang”, (Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Kesejahteraan Sosial, 2020)
18
Anisa Mufida, “Polemik Pemberian Bantuan Sosial di Tengah Pandemic Covid-19”, dalam
Jurnal ‘ADALAH Buletin Hukum & Keadilan, Vol. 4 No. 1 (2020). H. 159-165

12
terdapat pula pungutan liar yang dilakukan oleh pejabat setempat. Perbedaan yang

terdapat dalam jurnal ini dengan penelitian yang penulis jalani yakni mengenai bantuan

sosial tunai, dalam jurnal ini hanya dijelaskan mengenai bantuan sosial langsung dan

gambaran secara garis besar. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan yakni

membahas terkait ketepatan dari adanya program bantuan sosial tunai, yang dirasa

masih belum dapat dirasakan oleh masyarakat luas contohnya seperti warga yang

masuk dalam kategori kurang mampu justru tidak semua menerima bantuan ini, dan

penelitian ini hanya memfokuskan pada efektifitas kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah untuk penyelenggaraannya.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Wildan, Resi, RTS, dkk.19 Jurnal ini

membahas sedikit banyak mengenai permasalahan yang terjadi dalam penyaluran

bantuan sosial kepada masyarakat baik dari Pemerintah Pusat ataupun dari Pemerintah

Daerah, inti dari pembahasan dalam jurnal ini yaitu ketidakandalan basis data penerima

bantuan sosial. Disituasi seperti ini mengharuskan pemerintah untuk segera

memberikan bantuan sosial, namun data yang digunakan seringkali tidak akurat yang

dimana hal tersebut menjadi permasalahan di lapangan. Persamaan yang terdapat

dalam penelitian yang sedang dijalani yaitu pokok pembahasan mengenai bantuan

sosial, tetapi dalam jurnal ini membahas bantuan sosial secara menyeluruh tidak

spesifik terhadap satu program. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis

19
Rahmansyah, Qadri, Sakti, dkk. “Pemetaan Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial untuk
Penanganan Covid-19 di Indonesia”, dalam Jurnal Pajak dan Keuangan Negara, Vol. II, No. 1 (2020),
h. 90-102

13
lebih kearah efektifitas program bantuan, dan meneliti sejauh mana pemerintah tepat

dalam melakukan pemberian bantuan tersebut, karena seperti yang kita ketahui bahwa

di masa pandemic covid-19 banyak sekali warga yang kesulitan untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya, oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas lebih jauh terkait

efektifitas kebijakan bantuan sosial tunai di Kelurahan Pondok Aren di masa pandemic

covid-19.

F. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menerapkan metode kualitatif karena dengan

menggunakan penelitian kualitatif penulis berharap dapat mengetahui permasalahan

secara lebih detail dan dapat menjelaskan hal-hal yang tidak dipertontonkan kepada

pihak lain. Penelitian kualitatif ialah metode penelitian yang dimana terdapat

penekanan dalam aspek pemahaman scara lebih mendalam ketika sedang melihat suatu

permasalahan.20 Di dalam penelitian kualitatif, studi litelatur atau kajian pustaka

menjadi suatu hal yang penting dan dapat menjelaskan serta menjawab sebuah

pertanyaan survei.21 Penelitian kualitatif ini dilengkapi pula dengan data naratif,

menggunakan bahasa dan kutipan dari berbagai teks dan literatur. Setelah memperoleh

berbagai data yang selaras dengan penelitian, penulis kemudian menganalisis topik

penelitian dengan menggunakan teori dan konsep sebagai sebuah alat.22 Berdasarkan

20
Sandu Siyoto, “Dasar Metode Penelitian”, (Sleman: Literasi Media Publishing, 2015), Hal.
28-31
21
Septiawan Santana. K, “Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor, 2010), h. 10
22
Ibid., Hal. 63

14
faktor dan latar belakang pendidikan yang muncul pada situasi yang sedang diteliti.23

Kemudian dalam hal ini, penulis mencoba memaparkan hal-hal yang dinilai

berkesinambungan dengan metode penelitian karya ini, yaitu:

F.1. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan atau pengumpulan data yang dibutuhkan,

menggunakan teknik wawancara, observasi, serta studi pustaka. Wawancara

merupakan sebuah proses komunikasi dari dua belah pihak, yang dimana salah satunya

memiliki tujuan tertentu yang serius dan bersifat tanya jawab. Terkait wawancara,

penulis berkomunikasi secara dua arah dengan narasumber yang dirasa kompeten

terkait BST. Penulis mewawancarai delapan narasumber diantaranya pihak Dinas

Sosial Tangerang Selatan, pihak Kelurahan Pondok Aren, salah satu ketua RT di

Kelurahan Pondok Aren, serta lima warga penerima manfaat bantuan tersebut.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati suatu

fenomena, disertai pencatatan pada perilaku objek tersebut.24 Kemudian studi pustaka

merupakan teknik penggunaan data yang dilakukan tanpa harus turun langsung ke

lapangan, melainkan dengan melakukan analisa terhadap dokumen yang sudah ada.25

Dalam melakukan sebuah wawancara, penulis berkomunikasi secara dua arah dengan

narasumber yang dinilai cukup kompeten atau mengetahui data dari Bantuan Sosial

23
Herman Wasito, “Pengantar Metodologi Penelitian”, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1992), h. 10
24
Abdurahman Fattoni, “Metodologi Peneitian dan Teknik Penyusunan Skripsi”, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), h. 104
25
Listiyo Yuwanto, “Metode Penelitian Eksperimen, Edisi 2”, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2019), h. 64

15
Tunai (BST) yang diberikan di Kelurahan Pondok Aren, terlibat dalam pemberian

bantuan tersebut kepada masyarakat, serta masyarakat yang tidak menerima bantuan

tersebut untuk menjawab hal-hal yang menjadi fokus pertanyaan penelitian yang sudah

diajukan. Lalu dalam hal observasi, penulis mencoba ikut serta turun kelapangan

bersama warga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala ketika

program tersebut di lakukan. Kemudian perihal studi pustaka, penulis mengumpulkan

berbagai data yang dinilai memiliki korelasi dengan objek penelitian yang sedang

dijalani. Data-data tersebut merujuk pada media cetak ataupun elektronik seperti, buku,

jurnal, liputan berita, skripsi, tesis, disertasi, dsb.

F.2. Sumber Data Penelitian

Data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumen, kemudian

digabungkan menjadi dua sumber data. Yakni, data premier serta data sekunder.26 Data

primer adalah data yang didapat secara langsung dari objek penelitian atau berasal dari

sumber data primer pada survei.27 Kemudian data sekunder didapatkan melalui

dokumen-dokumen yang dapat memperkaya data primer.

F.3. Teknik Analisis Data

Dalam hal ini, penulis mengaplikasikan metode deskriptif analitis yakni,

dengan menganalisis masalah secara sistematis berdasarkan fakta-fakta dan kemudian

26
Sandu Siyoto, “Dasar Metode Penelitian”, (Sleman: Literasi Media Publishing, 2015), h.28
27
Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya”, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 132

16
menarik kesimpulan dari permasalahan tersebut.28 Metode tersebut digunakan pada

pembahasan petepatan Bantuan Sosial Tunai (BST) di masa pandemic Covid-19 di

Kelurahan/Desa Pondok Aren.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelinian ini, penulis menggunakan sistematika penyusunan penulisan

lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan. Penulis menjabarkan latar belakang permasalahan, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. kemudian

terdiri dari manfaat teoritis serta manfaat praktis. Lalu, penelusuran kepustakaan dari

beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sesuai dengan apa yang penulis

teliti, metode penelitian –yaitu kualitatif dengan menggunakan teknik penggabungan

data wawancara serta penelusuran kepustakaan dengan analisis data deskriptif, hingga

sistematika penulisan terkait efektifitas Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Desa

Pondok Aren.

Bab II Kerangka Teoritis. Penulis menjabarkan mengenai dua teori yang

diterapkan pada penelitian ini, yaitu teori Kebijakan Publik dan Efektivitas Kebijakan.

Kemudian teori tersebut digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan masalah

dalam penelitian ini.

28
Deni Suratman, “Fotografi Sebagai Media Komunikasi Antar Pesona dengan Pendekatan
Nilai Keislaman”, (Bandung: Universitas Pasundan, 2017), h. 31

17
Bab III Profil. Penulis menjelaskan gambaran umum mengenai lokasi yang akan

diteliti yakni Kelurahan Pondok Aren yang didalamnya terdapat mengenai sejarah serta

peta demografi Kelurahan Pondok Aren dan gambaran umum mengenai Bantuan

Sosial Tunai (BST).

Bab IV Analisis. Penulis menjelaskan esensi dari penelitian, yakni menyajikan

hasil penelitian, meliputi analisis data yang telah diperoleh untuk menjawab masalah

pada penelitian.

Bab V Kesimpulan. Bab ini berisi tentang jawaban rumusan masalah secara garis

besar mengenai Petepatan Kebijakan Dana Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan

Pondok Aren di Masa Pandemi Covid-19. Kemudian penulis menyimpulkan bahwa

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yakni Bantuan Sosial Tunai (BST) sudah

berjalan efektif, akan tetapi masih terdapat warga yang masuk ke dalam kategori

kurang mampu masih belum menerima bantuan tersebut karena kurang tepatnya

pendataan yang dilakukan pihak pemerintah. Dan juga penulis menjabarkan terkait apa

saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penyaluran dana bantuan

sosial tunai di Kelurahan Pondok Aren.

18
BAB II
KERANGKA TEORITIS

Dalam konteks masalah penelitian yang sudah diuraikan di atas, skripsi ini

menggunakan dua teori, yaitu kebijakan publik, dan teori efektivitas untuk

menganalisis penelitian mengenai Ketepatan Bantuan Sosial Tunai di Kelurahan

Pondok Aren.

A. Kebijakan Publik

Permasalahan yang selalu timbul di Indonesia mengenai pemberian bantuan

sosial bermacam-macam rupanya, terutama pada kondisi bencana yang sedang

melanda masyarakat. Tidak sedikit dalam pendistribusian bansos yang tidak tepat

sasaran. Hal ini berhubungan dengan teori yang penulis gunakan untuk mengkaji

permasalahan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu mengenai kebijakan

publik dan efektivitas kebijakan.

1. Definisi Kebijakan Publik

Sebelum memasuki inti dari kebijakan publik, penulis akan mencoba

memaparkan berbagai definisi mengenai kebijakan publik. Umumnya, istilah

“kebijakan” atau “policy” digunakan dalam mendefinisikan perilaku individu, seperti

seorang pejabat, suatu kelompok, ataupun lembaga pemerintahan.1 Walaupun istilah

kebijakan memiliki banyak makna, tetapi dapat disimpulkan bahwasannya kebijakan

1
Budi Winarno, “Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus”, (Yogyakarta: CAPS,
2011), h. 19

19
memiliki kaitan dengan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan

tertentu.2

Definisi lain mengenai kebijakan publik juga dikemukakan oleh seorang

ilmuwan politik, Solichin Abdul Wahab mengutip Carl Friedrich menjelaskan bahwa

kebijakan publik ialah “tindakan yang mengacu pada tujuan yang telah diusulkan oleh

seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu sehubungan

dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang untuk mencapai

tujuan ataupun mewujudkan sasaran yang telah diinginkan.”3

Istilah kebijakan seringkali digunakan dalam diskusi politik ataupun kegiatan

yang dilakukan aktor politik dan berkaitan secara langsung dengan masalah masyarakat

secara keseluruhan atau yang dapat digambarkan sebagai publik. Berbagai ilmuwan

politik telah menguraikan definisi yang berbeda dari kebijakan publik dengan cara yang

berbeda. Seperti Thomas R. Dye yang terdapat dalam karya Sahya Anggara

menjelaskan kebijakan publik merupakan suatu keputusan pemerintah dalam

bertindak. Dengan kata lain ketika kebijakan tersebut telah dilakukan pemerintah, itu

artinya pemerintah mengetahui alasan dan manfaat untuk masyarakat yang harus

dipertimbangkan untuk dilakukan.4

Selain itu, James E Anderson sebagaimana dikutip oleh Sahya Anggara

beranggapan bahwasannya kebijakan publik ialah sebuah kebijakan yang dirancang

2
Eko Handoyo, “Kebijakan Publik”, (Semarang: Widya Karya, 2012), h. 1-6
3
Solichin Abdul Wahab, “Analisis Kebijakan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 9
4
Sahya Anggara, “Kebijakan Publik”, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), h. 35

20
atau dirumuskan oleh pemerintah, sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengatasi

sebuah permasalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.5 Amirullah dalam Sahya

Anggara mendefinisikan bahwa kebijakan adalah sebuah keputusan untuk

mencampurkan pencapaian tujuan yang diharapkan.6 Selain itu, kebijakan publik

dibuat untuk mencapai sebuah tujuan dan kepentingan. Bukan saja dari sebuah

keputusan tunggal, melainkan demi keadilan banyak orang.7

Kemudian terdapat sekiranya empat konsep dari kebijakan publik menurut

Anderson sebagaimana dikutip oleh Budi Winarno. Pertama, orientasi utama dari suatu

kebijakan publik yakni mengenai maksud dan tujuan dari kebijakan tersebut. Bukan

dari perilaku yang biasa atau tidak terarah. Kebijakan publik disusun oleh pemerintah

yang terlibat secara langsung dalam sebuah pembuatan kebijakan. Kedua, kebijakan

ialah sebuah keputusan yang diperbuat oleh pejabat publik, bukan berasal dari

kepentingan individu atau seseorang. Ketiga, kebijakan dilakukan oleh pemerintah agar

mendongkrak ekonomi atau perdagangan yang dinilai dapat membantu kebutuhan

masyarakat. Keempat, kebijakan dapat menjadi hal yang bersifat positif ataupun

negatif. Hal tersebut bergantung pada bagaimana sikap atau kepentingan pemerintah

dalam menanggulangi sebuah gejala atau fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.8

5
Sahya Anggara, “Kebijakan Publik”, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), h. 35
6
Sahya Anggara, “Kebijakan Publik”, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), h. 36-37
7
Edi Suharto, “Analisis Kebijakan Publik (Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan
Sosial)”, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 44
8
Budi Winarno, “Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus), (Jakarta: CAPS, 2014),
h. 19

21
Selanjutnya menurut Bridgermen dan Davis, kebijakan publik setidaknya

terdapat tiga dimensi yang berkesinambungan, yakni sebagai tujuan (goals), kemudian

sebagai tindakan formal atau tindakan hukum (authoritative choice), dan sebagai

hipotesis (hypothesis).9 Menurut pendapat Solichin Abdul Wahab kebijakan

mempunyai ciri pada sumber kebijakan yang ingin dicapai, yaitu:10

1. Kebijakan publik, mengarah kepada perilaku seseorang yang diperbuat dengan

mengacu pada sebuah tujuan yang diinginkan, daripada bentuk perilaku atau

tindakan yang tidak sesuai.

2. Pada dasarnya, politik terdiri dari suatu pola tindakan yang condong pada suatu

tujuan oleh pejabat publik, bukan kepada keputusan individu tentang

bagaimana menerapkannya.

3. Kebijakan adalah tindakan yang dilakukan pemerintah pada bidang tertentu.

Misalnya, mengatur tata niaga, mengendalikan perekonomian masyarakat, dan

menuntaskan kemiskinan yang terjadi di masyarakat.

4. Kebijakan publik menghasilkan dua hal yang bertolak belakang, yaitu

kebijakan publik dapat menjadi suatu hal yang positif dan sebaliknya, kebijakan

publik dapat pula menjadi suatu hal yang negatif.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan publik ialah keputusan

yang dilakukan secara sadar oleh pemerintah, pada dasarnya terdiri dari tindakan yang

saling berkaitan kemudian mengarah pada suatu tujuan. Selanjutnya proses perumusan

9
Sahya Anggara, “Kebijakan Publik”, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), h. 36
10
Solichin Abdul Wahab, “Analisis Kebijakan”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 15

22
kebijakan harus memikirkan beberapa hal yang berkaitan dengan perumusan kebijakan

yang akan diambil.11

2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik

Untuk menetapkan suatu kebijakan, lembaga pemerintah perlu melakukan

sebuah rangkaian proses dalam pembuatannya. Charles Lindblom berpendapat

bahwasannya tahap perancangan kebijakan publik terbilang cukup rumit karena

melibatkan beberapa variabel yang diberikan terlebih dahulu oleh pelaku perancang

kebijakan.12 Berikut merupakan tahap pembuatan kebijakan menurut William N. Dunn

seperti yang terdapat dalam karya Sahya Anggara:13

1. Penyusunan Agenda, tahap ini merupakan tahapan awal untuk merumuskan

suatu masalah dari pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan kebijakan,

kemudian dikaji dan dijadikan sebagai suatu agenda publik.

2. Formulasi Kebijakan, tahap ini merupakan tahap lanjutan yang pada intinya

adalah mencari solusi secara bersama-sama terkait kebijakan yang akan

diambil. Kemudian mempertimbangkan akibat dari kebijakan yang akan

diusulkan, serta “membaca” kendala apa saja yang akan terjadi.

11
Budi Winarno, “Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus”, (Yogyakarta: CAPS
2011), h. 25
12
Ika Malikatun, “Kebijakan Pengelolaan Retribusi Parkir di Kota Malang”, (Skripsi
Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Politik, 2020),
h. 27
13
Sahya Anggara, “Kebijakan Publik”, (Bandung: CV. Pustaka Utama, 2014), h. 172-173

23
3. Adopsi kebijakan, pada tahap ini para aktor memilih solusi untuk kemudian

dijadikan suatu kebijakan yang akan digunakan atau dirasakan oleh masyarakat

luas.

4. Implementasi kebijakan, tahap ini merupakan tahap untuk melihat dan menilai

bagaiamana pelaksanaan kebijakan yang telah di ambil atau ditetapkan pada

tahap sebelumnya. Serta di tahap ini kita dapat mengetahui hambatan yang

terjadi dari pelaksanaan kebijakan dan akibat yang tidak diharapkan dari suatu

kebijakan tersebut.

5. Evaluasi Kebijakan, tahap ini adalah tahap akhir yang terbilang sangat penting

karena aktor atau pelaku pembuat kebijakan dapat mengetahui apa saja

kekurangan-kekurangan yang terjadi dilapangan serta apa saja yang menjadi

hambatan ketika kebijakan tersebut sudah dijalankan. Pada fase ini juga dapat

memunculkan kritik-kritik terhadap nilai dari kebijakan yang sudah dibuat, dan

dapat kembali menjadi suatu perumusan masalah.

B. Efektivitas Kebijakan

1. Definisi Efektivitas Kebijakan

Efektivitas berasal dari kata effective yang berarti kesuksesan dalam mencapai

suatu tujuan tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya,14 atau effective dalam

pengertian lain memiliki arti bahwa adanya sebuah efek atau akibat dari suatu tindakan

14
Eko Handoyo, “Kebijakan Publik”, (Semarang: Widya Karya, 2012), h. 142-143

24
yang dilakukan.15 Sedangkan kebijakan berasal dari kata policy yakni sebagai suatu

keputusan yang telah ditentukan untuk mempererat atau mempersatukan kehidupan

baik individu atau suatu kelompok.16 Dari kata efektivitas dapat ditarik kesimpulan

bahwa hal tersebut merupakan suatu konsep penghubung antara target yang diharapkan

dengan hasil akhir yang ingin dicapai. Menurut H. Emerson sebagaimana dikutip oleh

Dida, bahwa efektifitas adalah suatu alat ukur dalam artian tercapainya suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.17 Sehingga dapat dikatakan bahwa efektivitas

kebijakan adalah suatu kebijakan yang target atau tujuannya dapat tercapai.

Efektivitas kebijakan adalah salah satu bagian dari hasil evaluasi kebijakan,

karena dari melihat efektivitas sebuah kebijakan kita dapat mengerti dan mengetahui

apakah tujuan yang ingin dicapai atau ditargetkan sesuai dengan pelaksanaan kebijakan

yang terjadi di lapangan.18 Menurut Muhammad Sawir, bahwa efektifitas merupakan

sebuah konsep yang terbilang cukup penting, karena dapat memberikan suatu

gambaran mengenai keberhasilan dari sebuah organisasi.19 Hal ini juga sejalan dengan

yang dikemukakan Richards M. dalam jurnal Huvat, bahwa sebuah pekerjaan dapat

dinilai efektif ketika “pekerjaan yang sedang dijalani selesai pada waktu yang sudah

15
Daradjat Kartawidjaja, “Konsep dan Efektifitas Implementasi Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)”, (Jakarta: Madani Publishing, 2011), h. 213
16
Sahya Anggara, “Kebijakan Publik”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h. 14
17
Dida Daniarsyah, “Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Program Kartu Kusuka pada
Kementerian Kelautan dan Perikanan”, dalam Jurnal of Indonesian Public Administration and
Governance Studies (JIPAGS), Vol. 3, No. 2 (2019), h. 52
18
Sahya Aggara, “Kebijakan Publik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h. 279
19
Muhammad Sawir, “Birokrasi Pelayanan Publik. Konsep, Teori, dan Aplikasi”, (Sleman:
Deepublish, 2020), h. 126

25
ditentukan atau sejalan dengan yang sudah direncanakan”.20 Pendapat lain mengenai

efektifitas Menurut Supriyono bahwa, efektifitas ialah hubungan antar area tanggung

jawab dan tujuan yang akan dicapai. Hal tersebut dikarenakan semakin besar

kontribusi, nilai pencapaian suatu tujuan daripada output yang dihasilkan, maka unit

tersebut semakin efektif.21

Dapat disimpulkan bahwa konsep efektifitas kebijakan adalah sebuah konsep

penting, mengingat keanekaragaman pendapat mengenai hal tersebut. Konsep

efektifitas kebijakan juga berperan dalam pemberian gambaran mengenai tingkat

keberhasilan suatu organisai dalam hal pencapaian targetnya.22 Selain itu, ada beberapa

argumentasi terkait teori efektivitas yang telah dijelaskan, dan terdapat beberapa

indikator yang harus diperhatikan dalam mengukur efektifitas suatu kegiatan, antara

lain:23

1. Pemahaman lebih mengenai program,

2. Ketepatan suatu sasaran,

3. Ketepatan pada waktu,

4. Tercapainya target tertentu, dan

5. Adanya kemajuan yang terlihat secara nyata.

20
Huvat, Efektifitas Kerja Fasilitator dalam Pelaksanaan Program PNPM di Kecamatan Laham
Kabupaten Mahakam Ulu, dalam Journal Pemerintahan Integratif, Vol.3 No. 1 (2015): h. 86-87
21
Supriyono, “Sistem Pengendalian Manajemen”, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2000),
h. 29
22
Roymond Simamora, “Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan”, (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2008), h. 52
23
Sutrisno Edi, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 125

26
Kemudian ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa suatu

kebijakan tidak sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan. Menurut Anderson dalam

tesis karya Cecep Aminudin, terdapat beberapa faktor diantaranya:24

1. Sumber daya yang kurang memadai,

2. Kurang maksimalnya penggunaan strategi dalam pelaksanaan kebijakan,

3. Permasalahan dalam publik yang terlalu kompleks daripada kebijakan yang

dikeluarkan,

4. Tata cara setiap individu dalam menyanggah atau mengadaptasikan diri pada

kebijakan yang sudah dikeluarkan akan menghilangkan efek kebijakan yang

ditargetkan,

5. Tujuan-tujuan kebijakan yang tidak sejalan atau bertentangan antara satu

dengan yang lain,

6. Anggaran yang dikeluarkan untuk penanganan tersebut lebih besar

dibandingkan dengan dampak yang dibuat oleh masalah tersebut,

7. Adanya permasalahan publik yang pelik dan tidak dapat terselesaikan,

8. Permasalahan baru mungkin muncul dan menggantikan perhatian dari suatu

masalah tertentu.

Dari berbagai uraian mengenai definisi efektivitas kebijakan, dan menurut

beberapa para ilmuan, maka bisa disimpulkan bahwa efektivitas kebijakan adalah

sebuah parameter kesejahteraan manusia meningkat karena adanya sebuah program

24
Cecep Aminudin, “Efektivitas Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara Industri”,
(Jakarta: Universitas Indonesia, 2006), h. 26-27

27
tersebut, karena pencapaian dari proses pembangunan merupakan dasar dari

kesejahteraan manusia.25

2. Indikator Efektivitas Kebijakan

Dalam pelaksanaan program kebijakan publik atau kegiatan dari sebuah

organisasi, mengukur atau mengetahui seberapa efisiensikah program yang dilakukan

itu sangat diperlukan. Dari keberhasilan organisasi pada dasarnya dilihat dari konsep

efektivitas, tetapi banyak perbedaan dari para pakar mengenai penggunaan konsep

tersebut. Karena tidak adanya keselarasan pendapat yang disebabkan oleh banyaknya

ukuran efektivitas yang dapat digunakan. Kemudian M. Steers mengungkapkan dikutip

oleh Salma Fauziyah, terdapat beberapa indikator yang menjadi alat ukur efektivitas

suatu kebijakan, diantaranya:26

1. Pemahaman dalam suatu program, indikator ini memberikan gambaran

mengenai sejauh mana target sasaran kebijakan atau masyarakat paham

mengenai kegiatan atau kebijakan program tersebut yang akan dilakukan.

2. Ketepatan sasaran, dari indikator ini menggambarkan sejauh mana lembaga

atau organisasi pemangku jabatan sebagai aktor utama pembuat kebijakan

berhasil merealisasikan target yang hendak dicapai sebelumnya.

25
Soerjono Soekanto, “Efektivitas Hukum dan Peranan Saksi”, (Bandung: Remadja Karya CV,
1988), h. 48
26
Salma Fauziyah, Skripsi:”Efektivitas Implementasi Kebijakan Publik dalam Pembuatan
Kartu Identitas Anak (KIA) di Kel. Mekar Jaya Kec. Sukmajaya Kota Depok”, (Jakarta: Uin Syarif
Hidayatullah, 2020), h. 31

28
3. Ketepatan waktu, indikator ini mengukur seberapa lama proses yang berjalan

dari suatu kebijakan yang baru dimulai hingga mencapai target yang menjadi

tujuannya. Apakah selaras dengan agenda yang sudah dirancang sebelumnya

atau tidak.

4. Tercapainya suatu tujuan, indikator ini hampir memiliki kesamaan dengan

efektif. Yaitu mengukur seberapa jauh kebijakan itu dapat mencapai target yang

sudah direncanakan sebelumnya

5. Perubahan yang terlihat nyata, indikator ini diukur dengan melihat seberapa

jauh kegiatan yang dilakukan memberikan progress atau perubahan yang

diinginkan sesuai dengan tujuan pencapaian sebelumnya dan sesudah dari

kebijakan tersebut berjalan.

Kemudian menurut pendapat Ducan dalam karyanya M. Steers yang berjudul

“Efektifitas Organisasi” menjelaskan beberapa ukuran mengenai efektivitas,

diantaranya:27

1. Pencapaian Tujuan, ialah segala upaya berdasarkan suatu pencapaian tujuan

wajib dicermati sebagai sebuah proses. Pencapaian tujuan sendiri terdiri

berdasarkan beberapa faktor diantaranya yaitu, jangka waktu dan ketepatan

sasaran yang menjadi salah satu target pasti dari suatu program.

2. Integrasi, hal ini sangat berkaitan dengan suatu proses sosialisasi. Artinya

sebuah alat ukur dari suatu organisasi, jika dengan pertanyaan apakah dapat

27
M. Steers, “Efektifitas Organisasi”, (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 102

29
mengadakan suatu sosialisasi atau menjalin hubungan komunikasi dengan

organisasi lainnya atau tidak.

3. Adaptasi, ini menjadikan suatu kemampuan untuk melakukan sebuah

penyesuaian diri dari lingkungannya. Oleh karena itu, dapat digunakan

indikator dari proses penempatan atau pengadaan seorang tenaga kerja.

Sejalan dengan pendapat Makmur dalam karyanya, bahwa ukuran efektifitas

dapat dilihat dari beberapa segi kriteria, diantaranya adalah:28

1. Ketepatan Waktu. Pada dasarnya waktu adalah faktor penentu dari keberhasilan

bahkan kegagalan dari serangkaian kegiatan yang dilakukan. Pemanfaatan

waktu yang baik akan mengarah pada pencapaian yang baik dari strategi yang

telah ditentukan sebelumnya.

2. Ketepatan Perhitungan Biaya. Pada hal ini berkesinambunagan pada tepat atau

tidaknya penggunaan biaya, dengan artian tidak ada kendala selisih biaya dalam

suatu kegiatan. Karena pada dasarnya ketepatan biaya masuk kedalam bagian

efektifitas.

3. Ketepatan dalam Pengukuran. Dalam hal ini ketepatan digunakan dalam

indikator sebuah kegiatan yang sudah menjadi tanggunggungan suatu

organisasi.

28
Makmur, “Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan”, (Jakarta: PT Refika Aditama,
2011), h. 7-9

30
4. Ketepatan dalam Menentukan Pilihan. Artinya organisasi harus membaca

perilaku seseorang ketika memilih keperluan, yang dimana hal tersebut

merupakan hal yang sulit.

5. Ketepatan Berfikir. Dalam pengertian ini berkesinambungan pada berbagai

aspek diantaranya, keputusan orang lain, pribadi sendiri dan alam semesta,

dimana hal tersebut memiliiki pengaruh positif maupun negatif. Oleh sebab itu

dibutuhkan suatu kecerdasan dalam ketepatan berfikir agar mendapatkan hasil

yang memuaskan seperti yang sudah diharapkan.

6. Ketepatan dalam Melakukan Perintah. Dalam hal dapat diasumsikan bahwa

peran pemimpin memiliki pengaruhi yang kuat terhadap keberhasilan dari suatu

organisasi. Maka komunikasi yang baik juga diperlukan dalam melakukan

perintah antar pimpinan kepada anggota, agar perintah tersebut dapat dipahami

dan dilaksanakan dengan baik oleh para anggota.

7. Ketepatan dalam Menentukan Tujuan. Untuk hal ini, setiap organisasi ingin

mencapai tujuan tertentu, oleh sebab itu organisasi akan berusaha

mewujudkannya melalui bermacam cara yang sejalan dan sesuai dengan apa

yang sudah ditetapkan.

8. Ketepatan Sasaran. Dalam hal ini, penargetan sasaran sangat penting. Karena

jika ketepatan sasaran sudah tepat, maka tujuan organisasi akan segera tercapai

sesuai rencana. Namun di sisi lain, jika tidak tepat maka akan menghambat

proses dari pencapaian tujuan tersebut.

31
Pada dasarnya tingkat efektivitas dapat dibaca dari hasil yang diperoleh, artinya

apabila hasil kebijakan dapat dicapai sesuai dengan target pencapaian yang sudah

diinginkan di awal, maka dapat dikatakan efektif. Di sisi lain, jika kegiatan tersebut

tidak mencapai ataupun jauh dari rencana awal yang dibuat atau direncanakan. maka

dapat disimpulkan bahwasannya kebijakan tersebut tidak efektif ataupun gagal.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa indikator dalam

menjawab rumusan masalah. Seperti, pemahaman lebih mengenai kebijakan program,

ketepatan suatu sasaran, tercapainya target tertentu dan adanya suatu perubahan secara

nyata. Karena jika perhatikan dengan seksama, pemahaman lebih mengenai program

adalah salah satu indikator dalam menilai sejauh mana masyarakat memahami kegiatan

program bantuan tersebut. Kemudian ketepat sasaran program, merupakan indikator

yang dirasa cukup penting dalam penelitian ini karena membahas mengenai sejauh

mana lembaga pemerintah sebagai pemangku jabatan berhasil dalam merealisasikan

target yang hendak dicapai. Lalu adanya perubahan secara nyata, indikator ini

merupakan salah satu indikator penentu dalam perjalanan suatu program. Karena dari

indikator ini, pembuat kebijakan dapat melihat seberapa jauh program yang sudah

dilakukan memberi perubahan pada target program. Apakah sudah sesuai dengan apa

yang direncanakan di awal, atau bahkan sebaliknya. Dalam hal ini penulis

menggunakan indikator-indikator tersebut dikarenakan, indikator tersebut dirasa akan

membantu memecahkan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.

32
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada bab tiga, penulis akan menjabarkan mengenai gambaran umum lokasi

penelitian. Gambaran umum yang menjadi objek penelitian penulis yaitu di Kelurahan

Pondok Aren, Tangerang Selatan. Gambaran umum yang akan penulis jabarkan

meliputi: sejarah perkembangan, struktur organisasi, letak geografis, kondisi

penduduk, jumlah penduduk dan juga kondisi perekonomian masyarakat setempat.

Selain itu penulis juga turut menjabarkan mengenai pengertian Bantuan Sosial Tunai

(BST), dasar hukum dari Bantuan Sosial Tunai, dan penerapan Bantuan Sosial Tunai.

A. Gambaran Umum Kelurahan Pondok Aren

1. Sejarah Kelurahan Pondok Aren

Sesuai dengan cepatnya perkembangan penduduk yang terjadi di wilayah

Tangerang Selatan yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara Indonesia, maka

dari itu terjadilah pembauran antar masyarakat asli dan masyarakat pendatang yang

kemudian menjadi masyarakat yang majemuk. Yang mulanya masyarakat desa Pondok

Aren memiliki sumber mata pencaharian sebagai petani, kini berganti dengan

pekerjaan masyarakat yang berkecimpungan pada bidang jasa, perdagangan, pegawai

harian, serta buruh, dsb. yang dimana hal tersebut mencerminkan atau menggambarkan

wilayah perkotaan.1

1
Kelurahan Pondok Aren, Profil Kelurahan Pondok Aren [data-base], diakses pada 22
September, 2021. Jam 11:51 WIB.

33
Dengan kondisi wilayah perkotaan, banyak masyarakat yang mengharapkan

adanya suatu perubahan dari desa menjadi Kelurahan. Kemudian masyarakat setempat

mengusulkan melalui LSM dan forum lainnya agar pemerintah daerah mengadakan

perubahan status, karena banyaknya usulan-usulan tersebut. Kemudian Bupati

Tangerang (Drs, H. Ismet Iskandar) yang sedang menjabat pada saat itu merespon baik

keinginan masyarakat. Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 3

Tahun 2005 tentang pembentukan 77 desa menjadi Kelurahan dilingkungan Kabupaten

Tangerang, dan Kelurahan Pondok Aren termasuk desa yang berubah status menjadi

Kelurahan.

2. Struktur Organisasi Kelurahan Pondok Aren

34
Gambar III.A 1 Struktur Organisasi Kelurahan Pondok Aren

Sumber: Profil Kelurahan Pondok Aren (Diakses: 22 September 2021)

Tugas dan Fungsi Jabatan:2

1. Lurah

a. Membentuk dan memberikan usulan mengenai perencanaan

pembangunan juga kegiatan yang akan dilakukan oleh Kelurahan,

2
Kelurahan Pondok Aren, Profil Kelurahan Pondok Aren [data-base], diakses pada 22
September, 2021. Jam 02:36 WIB

35
b. Menjalankan tugas pengawasan, pembinaan, pengendalian serta

pemantauan pada setiap pelaksanaan kegiatan Pemerintahan di

Kelurahan,

c. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, pengendalian, serta

pemantauan dalam kegiatan tugas pegawai di dalam lingkup Kelurahan,

d. Menjalankan tugas mengenai kegiatan pemerintahan di Kelurahan,

e. Memberikan tugas dalam hal pemberdayaan masyarakat,

f. Melakukan pemberian pelayanan masyarakat,

g. Menjaga ketentraman dan ketertiban umum,

h. Menjaga atau memelihara sarana dan prasarana fasilitas pelayanan

umum,

i. Membuat laporan dan mengerjakan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai

di Kelurahan, dan

j. Menjalankan tugas lain yang diamanatkan oleh Camat sesuai pada tugas

dan juga ketentuan yang sudah berlaku dalam perundang-undangan.

2. Sekertaris Kelurahan

a. Menggabungkan pelaksanaan tugas perencanaan dan penganggaran di

lingkup Kelurahan,

b. Menggabungkan pelaksanaan tugas administrasi umum, sumber daya

manusia serta keuangan,

c. Melakukan pembinaan, pengendalian, dan pemantauan serta

pelaksanaan pedoman strategis dan teknis, kemudian perencanaan dan

36
penganggaran, serta evaluasi dan pelaporan, lalu administrasi umum,

kepegawaian dan keuangan di bawah Kelurahan,

d. Mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas perangkat Kelurahan,

e. Melaksanakan kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian di

dalam lingkup Kelurahan,

f. Membuat laporan kemudain melakukan evaluasi pelaksanaan tugas

pegawai di Kelurahan, dan

g. Menjalankan tugas lain dari amanah Lurah sesuai dengan tugas yang

diberikan.

3. Pimpinan Badan Pemerintahan, Ketentraman serta Ketertiban Umum

a. Merumuskan pelaksanaan pedoman strategis dan teknis. Serta,

pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria di bagian

Pemerintahan, Ketentraman, dan Ketertiban Umum,

b. Pengembangan dan pelaksanaan program dan anggaran di bawah badan

Pemerintahan, Ketentraman, dan Ketertiban Umum,

c. Melakukan pembelajaran, pengawasan, pengendalian, serta

pengawasan penyelenggara urusan Pemerintahan,

d. Melakukan pengajaran, penjagaan, pengendalian, pemantauan

pelaksanaan tugas pegawai dalam bagian seksi Pemerintahan,

Ketentraman, dan Ketertiban Umum,

e. Melaksanakan perencanaan pembangungan pada tingkat Kelurahan,

37
Tabel III.A.I Daftar Nama Aparatur Kelurahan Pondok Aren pada Tahun 2019
sampai saat ini

No Nama Pendidikan Jabatan

1 H. Romi Amirrudin, SE Strata 1 Lurah

2 Fakhrurrozi M.Z., S.IP Strata 1 Sekertaris Kelurahan

Petugas Verifikasi dan


3 Irfan Hidayatullah, SE Strata 1
Monitoring data Pertanahan

Petugas Verifikasi dan


4 Fitria Rahmawati, SE Strata 1
Monitoring data Infrastruktur

Petugas Verifikasi dan


5 Maryati SLTA
Monitoring data Kesos

6 Aripin, A. Md Diploma 3 Operator Siak

7 Dedi Sulaeman, SE Strata 1 Operator Siak

8 Bahrun Sofa, SE Strata 1 Operator Siak

9 Kuntum Haeroni, S. Sos Strata 1 Pelaksana

10 Titi Rosilawati, SE Strata 1 Pelaksana

11 Toni, SE Strata 1 Pelaksana

12 Suhartini SLTA Pelaksana

13 Rizky Wahyu Ramadhan Strata 1 Pelaksana

14 Erlangga Pratama A. R SLTA Pelaksana

15 Triana Oktadita SLTA Pelaksana

38
16 Abdul Ajis SLTA Pelaksana

17 Sulaiman SD Keamanan

18 Basri SD Keamanan

19 Abdul Fatah SLTA Pelaksana Non APBD

20 Nasrullah SLTA Pelaksana Non APBD

Sumber: 1 Profil Kelurahan Pondok Aren (Diakses: 22 September 2021)

3. Letak Geografis

Dalam hal ini lokasi penelitian yang akan diteliti penulis berada pada

Kecamatan Pondok Aren Kelurahan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi

Banten. Kecamatan Pondok Aren sendiri merupakan wilayah yang maju karena,

lokasinya berbatasan dengan Ibukota Indonesia yaitu, DKI Jakarta. Oleh Karena itu

terdapat banyak masyarakat yang semula tinggal di desa, kemudian datang dan tinggal

di daerah Pondok Aren karena letaknya yang cukup strategis. Kecamatan Pondok Aren

mempunyai luas wilayah 2.975,99 Ha yang dipimpin oleh Makum Sagita, S.Pd.3 yang

diduduki oleh 272.428 ribu warga,4 yang tersebar di 11 Kelurahan salah satunya adalah

Kelurahan Pondok Aren.

3
Pemerintah Kota Tangerang Selatan, diakses dari https://e-
org.tangerangselatankota.go.id/manage/media/pdf/Camat%20PD.AREN.pdf pada 22 September, 2021.
Jam 01:28 WIB.
4
Badan Pusat Statistik, Penduduk Tangerang Selatan Sebanyak 1,3 Juta pada 2020, diakses
dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/12/14/penduduk-tangerang-selatan-sebanyak-13-
juta-pada-2020, pada 22 September, 2021. Jam 01:33 WIB

39
Kelurahan Pondok Aren sendiri dipimpin oleh H. Romi Amirudin, SE. dengan

luas daerah 224, 96 Ha.5 Kemudian batas Kelurahan Pondok Aren wilayah utara

berdekatan dengan Kelurahan Paninggilan Selatan (Kota Tangerang), batas wilayah

timur berdekatan dengan Kelurahan Jurang Mangu Barat, batas wilayah Selatan

berdekatan dengan Kelurahan Pondok Jaya, dan batas wilayah barat berdekatan dengan

Kelurahan Pondok Kacang Timur. Kelurahan Pondok Aren memiliki 8.406 kepala

keluarga dengan 14.037 jumlah warga laki-laki, dan 13.969 warga perempuan yang

terdapat di 13 RW dan 85 RT.6

Berikut merupakan gambar peta wilayah Kelurahan Pondok Aren, Tangerang

Selatan, Banten:

5
Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang, diakses dari https://jdihn.go.id/files/323/Perda-3-
2005-Pembentukan-Kelurahan.PDF, pada 22 September, 2021. Jam 01:43 WIB.
6
Kelurahan Pondok Aren, Profil Kelurahan Pondok Aren [data-base], diakses pada 22
September, 2021. Jam 02:00 WIB

40
Gambar III.A 2 Peta Wilayah Kelurahan Pondok Aren

Sumber: Kelurahan Pondok Aren (Diakses: 22 September 2021)

4. Jumlah Penduduk, Agama, Pekerjaan/Mata Pencaharian, dan Pendidikan

Berikut merupakan paparan data mengenai Usia dan Gender masyarakat yang

terdapat di Kelurahan Pondok Aren pada Tahun 2020.

Tabel III.A.II Jumlah Penduduk berdasarkan Usia dan Gender

Jumlah
Usia
Laki-Laki Perempuan

41
0-4 738 716

5-9 1.102 1.038

10-14 1.108 1.140

15-19 1.133 1.096

20-24 1.229 1.292

25-29 1.191 1.223

30-34 1.315 1.443

35-39 1.378 1.407

40-44 1.237 1.247

45-49 1.099 1.036

50-54 858 869

55-59 713 621

60 keatas 936 841

Total 14.037 13.969

Sumber: Profil Kelurahan Pondok Aren (Diakses: 22 September 2021)

Selanjutnya merupakan jumlah Agama/Kepercayaan yang dianut oleh warga

Kelurahan Pondok Aren pada tahun 2020.

Tabel III.A.III Agama/Kepercayaan

Agama Jumlah Presentase

Islam 25.949 93%

Kristen 1.251 4.5%

42
Katholik 704 2.5%

Hindu 38 0.13%

Buddha 64 0.2%

Konghucu - -

Sumber: Profil Kelurahan Pondok Aren (Diakses: 22 September 2021)

Berikut merupakan paparan mengenai data Pekerjaan/Mata Pencaharian warga

Keluran Pondok Aren di Tahun 2020.

Tabel III.A.IV Pekerjaan/Mata Pencaharian7

Jenis Pekerjaan Jumlah Presenrase

Belum/Tidak Bekerja 4.783 16%

Ibu Rumah Tangga 5.431 18.1%

Pelajar/Mahasiswa 8.162 27.3%

Pensiunan 197 0.66%

PNS 727 2.43%

TNI 35 0.12%

POLRI 58 0.19%

Pedagang 210 0.7%

Petani Perkebunan 38 0.13%

Peternak - -

Nelayan Perikanan - -

7
Ibid.,

43
Industri 22 0.07%

Konstruksi 15 0.05%

Transportasi 45 0.15%

Karyawan Swasta 6.263 20.9%

Buruh 241 0.81%

Guru 269 0.9%

Dosen 29 0.1%

Dokter 23 0.08%

Perawat 22 0.07%

Bidan 4 0.01%

Wiraswasta 3.173 10.6%

Lainnya 185 0.62%

Sumber: Profil Kelurahan Pondok Aren (Diakses: 22 September 20210)

Kemudian berikut adalah paparan data dari pendidikan terakhir yang diamban oleh

warga Kelurahan Pondok Aren pada Tahun 2020.

Tabel III.A.V Pendidikan

Pendidikan Jumlah Presentase

Tidak/Belum Sekolah 4.126 14.7%

Belum Tamat SD 2.617 9.34%

Tamat SD 3.602 12.9%

Tamat SMP 3.442 12.3%

44
Tamat SMA 10.427 37.2%

Tamat D1/D2 220 0.79%

Tamat D3 931 3.32%

Tamat S1 2.484 8.87%

Tamat S2 149 0.53%

Tamat S3 9 0.03%

Sumber: Profil Kelurahan Pondok Aren (Diakses: 22 September 2021)

B. Gambaran Umum Bantuan Sosial Tunai

1. Pengertian Bantuan Sosial Tunai (BST)

Pada tanggal 16 April 2020, Pemerintah Republik Indonesia melalui

Kementerian Sosial telah mengatur kebijakan mengenai Bantuan Sosial Sembako dan

Bantuan Sosial Tunai, untuk mengatasi dampak dari adanya wabah yang menyebar di

Indonesia yaitu, corona virus disease 2019 (covid-19).8 Pada putusan ini, Kementerian

Sosial telah mengumumkan kebijakan mengenai berbagai program bantuan sosial yang

ditujukan bagi masyarakat kurang mampu dan mereka yang terkena dampak sosial

ekonomi karena adanya wabah covid-19. Bantuan keuangan dan sosial yang dilakukan

dimaksudkan untuk menjamin stabilitas sistem ekonomi dan keuangan masyarakat

yang terkena dampak. Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan anggaran sekitar

17 Triliun Rupiah dengan target berupa 10 juta warga penerima.

8
Kemensos No. 54 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan
Sosial Tunai dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

45
2. Dasar Hukum

Untuk menerapkan sebuah kebijakan yang memberikan dampak bagi hajat

hidup orang banyak, maka perlu diperhatikan kajian serta dasar hukum yang jelas. Pada

penerapan pemberian Bantuan Sosial, dasar hukum yang digunakan sebagai syarat-

syarat serta pedoman dalam pelaksanaannya, yaitu:9

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273):

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286):

c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nmor 4355):

d. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967):

e. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan

Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 5235):

9
Kemensos No. 54 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan
Sosial Tunai dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

46
f. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial

Bersekala Besar dalam Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor

91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6487):

g. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan

Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 94):

h. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat karena Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

3. Persyaratan Penerima Bantuan Sosial Tunai (BST)

Proses operasional pemberian Bantuan Sosial Tunai (BST) dimulai dengan

pendaftaran penerima oleh Pemerintah Daerah dan kemudian masuk ke Kementerian

Sosial beserta data calon penerima. Kemudian, dalam kurun waktu tiga bulan sejak

April hingga bulan Juni 2020, penerima manfaat akan diberikan bantuan sosial senilai

Rp.600.000. Masyarakat yang menerima dana tersebut sekitar 9 Juta Kartu Keluarga

(KK) yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia.10

Dalam pemberian program tersebut, terdapat beberapa kriteria yang telah

dipertimbangkan dan berhak menerima Bantuan. Pertama, kartu keluarga yang telah

dicatata oleh Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial Republik

Rahmansyah, Qadri, Sakti, dkk. “Pemetaan Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial untuk
10

Penanganan Covid-19 di Indonesia”, dalam Jurnal Pajak dan Keuangan Negara, Vol. II, No. 1 (2020),
h. 98

47
Indonesia. Kedua, Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu dan

belum menerima bantuan program keluarga harapan. Pemberian bantuan sosial

tersebut dilakukan dengan dua cara yakni, pemberian yang diberikan oleh Himpunan

Bank Milik Negara (Himbara) dengan mengirim ke rekening penerima bantuan. Dan

pemberian selanjutnya melalui PT. Pos Indonesia, kemudian disalurkan ke tingkat

Komunitas dan salur Bansos langsung ke tempat tinggal atau door to door ke tempat

tinggal penerima.11

Kemudian terdapat mekanisme yang perlu dimengerti oleh masyarakat

penerima bantuan, diantaranya:12

a. Daftarkan diri di Kelurahan/Desa setempat dan pastikan bahwa penerima

merupakan kriteria yang berhak untuk menerima bantuan. Kemudian berikut

adalah kriteria yang sudah ditentukan, yaitu:

1. Calon penerima bantuan merupakan warga aktif yang sudah terdata

dalam Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), dan merupakan

warga yang tinggal di lingkup Kelurahan Tersebut.

2. Lalu, calon penerima bantuan merupakan masyarakat yang benar-benar

kehilangan mata pencaharian utama di masa Pandemi Covid-19.

11
Nindya Cahya Rosaidi, “Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang”, (Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Kesejahteraan Sosial, 2020),
h. 45
12
Ferdian Pratama, “Solusi Hadapi Permasalahan Sosial Bantuan Sosial Tunai (Bansos
Tunai), diakses dari https://puspensos.kemensos.go.id/solusi-hadapi-permasalahan-sosial-bantuan-
sosial-tunai-bansos-tunai, pada 09 October 2021. Jam 01:59 WIB.

48
3. Calon penerima manfaat tidak termasuk dalam daftar penerima program

bantuan sosial lainnya. Misalnya, jika penerima sudah menerima

Bantuan Langsung Tunai (BLT), Kepala Keluarga (KK), maka

penerima tidak akan bisa mengikuti atau tidak diperbolehkan untuk

menerima Bantuan Sosial Tunai (BST).

4. Apabila calon penerima manfaat tidak menerima dana Bantuan Sosial

(Bansos) dan belum terdaftar oleh RT/RW, maka segera

menginformasikan hal itu kepada pihak Keluarahn/Desa setempat.

5. Apabila calon penerima manfaat sudah memenuhi kriteria, tapi belum

memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau Kartu Penduduk

(KTP), akan tetap mendapatkan bantuan tanpa membuat KTP terlebih

dahulu. Namun, penerima harus tinggal atau berdomisili di Desa

tersebut dan harus menuliskan alamat lengkap tempat tinggalnya.

b. Data yang telah masuk atau diterima oleh Kelurahan/Desa kemudian

disampaikan oleh Lurah/Kepala desa kepada camat, lalu diteruskan kepada

Bupati/Walikota.

c. Kemudian data yang diterima Bupati/Walikota akan diverifikasi dan validasi

kembali, yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota/Kabupaten. Berdasarkan hasil

verifikasi dan validasi data, tidak selalu semua usulan yang diterima valid

masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)

d. Lalu bupati/Walikota meneruskan hasil validasi ke Gubernur dan di berikan ke

Kementerian Sosial.

49
e. Selanjutnya data tersebut yang sudah diterima oleh Kementerian Sosial, akan

ditetapkan untuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

50
BAB IV
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL TUNAI (BST) YANG
DIBERIKAN PEMERINTAH PADA MASA PANDEMI DI KELURAHAN
PONDOK AREN

Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan data-data ataupun informasi yang

terdapat di lapangan selama proses penelitian yang sedang berlangsung. Penulis akan

memaparkan data dan hasil temuan yang terdapat dilapangan mengenai efektifitas

kebijakan bantuan sosial tunai (BST) pada masa pandemic di Kelurahan Pondok Aren

yang kemudian akan diselaraskan pada teori yang sudah di paparkan, yaitu mengacu

pada pemahaman secara lebih mengenai program yang dilakukan pemerintah, ketepat

sasaran program, tercapainya target yang sudah ditentukan oleh pemerintah, serta

perubahan dari adanya program tersebut.

A. Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan Pondok Aren

Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi memberikan dampak yang cukup

signifikan bagi seluruh kehidupan masyarakat, terutama pada sektor ekonomi. Tidak

terkecuali pada masyarakat Kelurahan Pondok Aren, dalam proses membantu

masyarakat yang sedang menghadapi permasalah ekonomi, pemerintah telah membuat

berbagai kebijakan mengenai Bantuan Sosial terutama Bantuan Sosial Tunai.

Kementerian Sosial melalui Pos Indonesia telah memberikan Bantuan Sosial

Tunai (BST), pemerintah sudah menetapkan peraturan terkait dasar dalam pemberian

bantuan ini, dengan anggaran yang dikeluarkan sebesar 17 Triliun untuk 10 juta warga

penerima manfaat. Kelurahan Pondok Aren menerima bantuan dengan jumlah

51
penerima manfaat 1.541 diberikan kepada setiap KK yang sebelumnya sudah terdaftar

dalam DTKS sebagai penerima manfaat bantuan sosial dari pemerintah dengan jumlah

300.000 per KK, diberikan selama 2 bulan yang kemudian dirapel menjadi 600.000.

Bantuan yang diselenggarakan bertujuan untuk menaikkan taraf hidup

masyarakat serta menjaga stabilitas perekonomian masyarakat pada PPKM, oleh

karena itu pemerintah menargetkan bantuan tersebut untuk warga yang telah

kehilangan matapencaharian ketika pandemic, kemudian warga yang terpapar covid-

19, warga yang masuk kedalam kategori kurang mampu dilihat dari pendapatan

perbulan, kemudian ditujukkan untuk warga yang terdampak lainnya.

Kemudian untuk bantuan yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu

Bantuan Sosial Tunai (BST) dengan besaran nominal 300.000/bulan diberikan selama

dua bulan, yang kemudian dirapel menjadi 600.000. Bantuan ini dilaksanakan oleh

Kementerian Sosial Republik Indonesia dan dalam pemberiannya dibantu oleh Pos

Indonesia. Hal ini selaras dengan Keputusan Menteri Sosial Nomor 54/HUK/2020

terkait Pelaksanaan Program Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan Sosial Tunai dalam

penanganan dampak dari adanya covid-19. Bantuan ini diperuntukan bagi masyarakat

terdampak yang tercatat di dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kota

Tangerang Selatan. Dari hasil yang telah peneliti lakukan dengan cara wawancara dan

observasi secara langsung, didapatkan hasil bahwa pemerintah dinilai sudah cukup

peduli terhadap keberadaan masyarakat yang terdampak akan adanya pandemi Covid-

19.

52
Hal ini didukung oleh pendapat Partono selaku ketua RT 04 di Kelurahan

Pondok Aren, ia mengatakan bahwa:

“Kalau menurut saya pribadi, pemerintah pusat sudah cukup baik dalam
menjalankan perannya untuk peduli terhadap keadaan masyarakat yang
lagi menghadapi permasalahan ekonomi karena adanya pandemic.
Udah banyak juga Bansos yang dikasi ke warga, semoga aja ini bakalan
terus berlangsung pas pandemic. Karena kan banyak juga warga yang
kena PHK, gabisa jualan, kan warga disini banyak yang pada jualan.
Kalau untuk pemerintah lokal kaya Kelurahan juga udah baik dalam
segi pemberian Bansos.1

Tanggapan ini juga didukung oleh salah satu warga yang telah menerima

Bantuan Sosial Tunai yang diberikan oleh pemerintah, berikut merupakan pendapat

dari Yanti:

“Alhamdulillah mas, selama masa pandemi saya menerima beberapa


bantuan. Mulai dari sembako, walaupun sempet ada berita kalo
sembako dikorupsi. Kita cukup sakit hati tau kabar begitu, karena saya
salah satu warga yang menerima sembako tersebut. Kalau untuk
tindakan pemerintah di masa pandemic si udah cukup baik mas,
setidaknya ada rasa peduli gitu ama masyarakat. Walaupun bantuannya
ga setiap bulan dapet, kita tetap bersyukur udah dapet bantuan beberapa
kali gitu. Macam-macam yang dikasih mas.”2

Hal ini juga dilengkapi oleh pendapat pihak Kelurahan Pondok Aren, selaku

pemerintah setempat yang berperan dalam pendistribusian Bantuan Sosial Tunai yang

diberikan oleh Kementerian Sosial, berikut pendapat Maryati selaku petugas Kelurahan

Pondok Aren:

“Kalau menurut saya pribadi sih pemerintah berperan sebagai


pemangku kebijakan sudah cukup care terhadap rakyatnya, karena

1
Wawancara dengan Partono Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di Kelurahan Pondok Aren, 25
Januari 2022.
2
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.

53
seperti yang kita tau. Banyak kebijakan yang di buat seperti PSBB,
PPKM, dsb. demi menekan angka penyebaran Covid-19. Walaupun
banyak problematika di dalamnya, yang mengakibatkan banyak dari
masyarakat yang akhirnya di PHK, banyak siswa yang belajar dirumah,
banyak masyarakat yang juga tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Akan tetapi pemerintah juga bertanggung jawab akan hal tersebut
dengan memberikan beberapa bantuan sosial, mulai dari BLT, Bansos
sembako, BST, dsb.”3

Hasil penelitian dan observasi yang peneliti lakukan juga mengindikasikan

bahwa pemerintah sudah berperan positif terhadap persoalan yang sedang masyarakat

rasakan. Tidak hanya BST, warga Kelurahan Pondok Aren juga telah menerima

Bantuan Sosial berupa sembako dari pemerintah, dan Bantuan Langsung Tunai, dsb.

Hal ini juga didukung dengan pendapat dari Ansori sebagai ketua RT 01 di Kelurahan

Pondok Aren, berikut pendapat Ansori:

“Alhamdulillah mas, dengan adanya bantuan ini. Warga yang kesulitan


dimasa pandemic jadi sedikit terbantu, karena seperti yang kita ketahui
bahwa pandemic ini memberikan dampak yang cukup besar bagi
kehidupan masyarakat. Ada beberapa warga di RT 01 yang kena PHK
dari kantornya, tapi Alhamdulillah dengan adanya bantuan ini beliau
bisa menggunakan untuk menutupi kebutuhan ekonominya. Ada juga
warga yang maaf mas, yang sudah janda kemudian menerima bantuan
ini. Saya rasa program bantuan ini juga sudah tepat sasaran, dan
pemerintah juga sudah berperan baik dalam mengatasi pandemic ini
dengan memberikan BST untuk warga yang terdampak.”4

Dari penjelasan diatas, kemudian dapat disimpulkan bahwa pemerintah sudah

berperan baik dalam mengambil kebijakan, meskipun banyak dari mereka yang

terdampak akan adanya pandemi. Akan tetapi pemerintah bertanggung jawab akan hal

3
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.
4
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren, 12 Februari 2022.

54
tersebut dengan memberikan bantuan-bantuan di masa pandemi, dan perduli terhadap

permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat yang telah mengalami

penurunan pendapatan karena adanya pandemic Covid-19. Hal ini selaras dengan

Peraturan Kementerian Sosial Nomor 20. Bahwa dengan adanya pemberian bantuan

sosial, pemerintah berharap seluruh masyarakat yang terdampak karena adanya

pandemic covid-19 dapat merasakan bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Efektivitas Kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan Pondok


Aren

Pada setiap kebijakan yang akan dilakukan, perlu didasari dari suatu

pemahaman yang mendalam. Para pemangku jabatan atau sebagai pelaku pembuat

kebijakan harus mengerti ataupun memahami mengenai program yang akan dilakukan,

serta wajib untuk menyampaikan suatu pemahaman tersebut kepada target sasaran dari

program tersebut. Supaya kebijakan suatu program yang akan dibuat dapat berjalan

sesuai target atau berjalan dengan efektif.

Menurut Risma, ada dua jenis bansos yang dikelola oleh Kemensos. Pertama

bansos regular yang merupakan bantuan yang dirancang untuk mendukung kebijakan

pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. Lalu bansos khusus eksisting, yang dikelola

Kemensos karena keadaan darurat.5 Dalam hal ini, penulis meneliti terkait bantuan

khusus eksisting yang diberikan dimasa PPKM dengan besaran bantuan 300.000/bulan

5
CNN Indonesia, “Risma Buka Suara soal Setop Bansos Tunai Rp.300 Ribu”, diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210923092555-20-698308/risma-buka-suara-soal-setop-
bansos-tunai-ppkm-rp300-ribu pada 16 Februari, 2022. Pukul 22:28 WIB

55
diberikan selama dua bulan yang kemudian dirapel menjadi 600.000 per KK, yang

diselenggarakan oleh Kementerian Sosial yang bekerja sama oleh Pos Indonesia dalam

pemberian bantuan tersebut, bantuan ini membutuhkan anggaran sekiranya 17 Triliun

Rupiah dengan jumlah target 10 juta penerima manfaat.

Kemudian program tersebut akan dikatakan berhasil atau efektif apabila tujuan

dari program tersebut dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan

dilaksanakan. Penyaluran akan bantuan sosial tunai ini di dasari dari beberapa

Peraturan Kementerian Sosial, salah satunya terdapat pada Keputusan Menteri Sosial

Republik Indonesia Nomor 54/HUK/2020 tentang pelaksanaan Bantuan Sosial Tunai.

Efektivitas kebijakan yang dimaksud dalam hal ini merupakan suatu target

keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan program, dan efektivitas ini memiliki

empat indikator yaitu, pemahaman mengenai program, ketepat sasaran suatu program,

ketepatan waktu pada program, serta tercapainya suatu target tertentu.

1. Pemahaman Program

Menurut keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia terkait pelaksanaan

bantuan sosial dan bantuan sosial tunai, bantuan sosial ini dilakukan untuk memberi

perlindungan sosial kepada masyarakat rentan yang terdampak di masa pandemic

covid-19.6 Bantuan Sosial Tunai ini merupakan bantuan dana sebesar 300.000 dan

kemudian di rapel selama 2 bulan menjadi 600.000 yang diberikan per KK bagi warga

6
Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia, Nomor 100/HUK/2020 Tentang Perubahan
Kedua Atas Keputusan Menteri Sosial Nomor 54/HUK/2020 Tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial
Sembako dan Bantuan Sosial Tunai dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19).

56
yang terdampak, dan merupakan bantuan lanjutan dari bansos sembako, bantuan

langsung tunai, dsb. yang sudah diberikan sebelumnya untuk warga.

Tujuan dari dibuatnya kebijakan mengenai Bantuan Sosial Tunai (BST) yaitu

untuk membantu masyarakat yang terdampak dan kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk memberikan

Bantuan Sosial, dalam memutuskan kebijakan perlu yang namanya pemahaman yang

mendalam mengenai program yang akan diberikan. Karena hal ini akan mempengaruhi

efektivitas dari program tersebut.

Pada aspek pemahaman, Arief Rachman selaku petugas dari Dinas Sosial Kota

Tangerang Selatan menjelaskan bahwa bantuan sosial ini merupakan bantuan yang

diberikan pada masa PPKM atau bantuan yang sudah diagendakan untuk pemberian di

tahun 2021, Arief Rachman menjelaskan terkait bantuan ini secara terperenci mulai

dari anggaran yang dikeluarkan hingga tujuan dari diberikannya bantuan sosial ini,

berikut pendapat dari Arief Rachman:

“Bantuan Sosial Tunai ini merupakan bantuan yang diturunkan oleh


Kementerian Sosial Republik Indonesia yang kemudian dalam
pendistribusiannya dibantu oleh beberapa instansi seperti Pos
Indonesia, Dinas Sosial, dan juga Kelurahan. Untuk anggaran yang
dikeluarkan oleh pemerintah dalam pemberian bantuan ini sekitar 17
Triliun Rupiah dan ditargetkan untuk 10 Juta warga terdampak dimasa
pandemic. Pemberian bantuan ini dilakukan pada awal Tahun 2021, dan
pemberiannya bertahap. Untuk target dari bantuan ini, pemerintah
mengelola data warga yang terdapat di Dinas Sosial. Kebetulan
Tangerang Selatan menerima sekitar 93.000 bantuan tersebut yang
tersebar di 54 Kelurahan. Besaran pada bantuan ini Rp.300.000 yang
diberikan selama dua bulan, jika ditotal Rp.600.000 per KK. Dengan
diterapkannya kebijakan ini, pemerintah berharap bahwa seluruh
masyarakat yang terdampak dimasa pandemic akan terbantu dan
menjaga daya beli atau stabilitas ekonomi masyarakat. Karena dimasa

57
pandemic terlebih dimasa PPKM, segala kegiatan ekonomi berhenti.
Oleh karena itu pemerintah berusaha untuk membantu masyarakat
dengan memberikan bantuan ini.”7

Lalu, Maryati selaku petugas Kelurahan pada divisi Kesejahteraan Sosial

mengatakan bahwa pihak Kelurahan sudah memahami bahwa akan ada program

Bantuan Sosial Tunai, dan sedikit memahami tentang bantuan tersebut. Berikut

pendapat Maryati terkait pemahaman program:

“Jadi begini mas, BST ini diwacanakan akan diberikan pada Januari-
April 2021 oleh Mensos dengan besaran nominalnya itu 300 ribu dan
diberikan selama dua bulan dengan total 600 ribu. Tapi kita baru dapet
bantuan itu pada April-September. Kemudian untuk sistemnya begini
mas, dengan adanya data dari Kementerian Sosial itu, alurnya dari
Kemensos, kemudian ke Dinsos, nah dari Dinsos barulah turun ke
kecamatan. Dan diinformasikan ke Kesos di Kelurahan. Dijelaskan
bahwa ada BST untuk Kelurahan Pondok Aren dengan menerima sekian
KK, data tersebut dikirim melalui pdf. Jadi Kelurahan sudah tau, karena
dapat informasi dari Kesos Kecamatan. Akan tetapi BST ini turun
dengan beberapa tahap, dengan total keseluruhan itu terdapat sekitar
1541 penerima. Dan tahapnya itu dari tahap 1-6 mas. Kemudian untuk
BST ini memang targetnya itu mereka yang terdampak karena pandemic
dan mereka yang kehilangan matapencaharian.”8

Kemudian pemahaman suatu program ini juga di ungkapkan oleh salah satu

ketua RT di Kelurahan Pondok Aren, berikut pendapat Partono terkait pemahaman

program BST:

“Saya faham mengenai Bantuan Sosial Tunai (BST) dan siapa yang
menjadi target dari program ini. Dan seharusnya sih warga setempat
sudah memahami bahwa akan ada Bantuan Sosial Tunai tersebut,
karena saya juga sudah jelaskan bahwa BST ini bantuan dari Kemensos
yang berjumlah 600.000 per KK, tapi bantuan ini dikhususkan untuk

7
Wawancara dengan Arief Rachman Selaku petugas Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan,
07 April 2022.
8
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

58
warga yang terdampak karena pandemic. Mungkin gabisa semuanya
menerima, yang memilah dan memilih itu pemerintah. Yang terpenting
sih kalau sebelumnya warga yang menerima BST ini belum menerima
bantuan-bantuan dari pemerintah. Jadi menghindari penerimaan
bantuan double, supaya merata.”9

Dalam hal pemahaman suatu program, penulis juga berusaha untuk

mewawancarai salah seorang warga di Kelurahan Pondok Aren yang menerima

Bantuan Sosial Tunai, berikut pendapat Yanti selaku warga penerima manfaat:

“Saya tahu program BST ini dari pak RT, kemudian dijelaskan juga
bahwa BST ini program bantuan dari Kementerian Sosial yang bekerja
sama dengan pihak Pos Indonesia, dengan jumlah 600.000 per KK dan
ditargetkan untuk masyarakat yang terdampak karena pandemic. Tapi
awalnya gak tau kalo bantuannya berupa uang. Karena setau saya
sebelumnya itu berupa sembako, dan saya juga diberitahu oleh ketua
RT untuk mengumpulkan fotokopi KK saya. Kata pak RT, BST ini
diberikan untuk warga yang terdampak karena pandemic dan belum
menerima bansos sebelumnya.”10

Lalu Rominah selaku warga penerima manfaat juga berpendapat mengenai

pemahaman program, berikut pendapat Rominah selaku warga penerima manfaat:

“Saya tahu BST awalnya dari berita online, BST ini diberikan oleh
Kementerian Sosial. Sepemahaman saya BST ini merupakan program
lanjutan dari Bansos sembako, dan besaran dari bantuan ini 600.000 per
KK. Dan yang saya tau, penerimaannya bisa melalui bank dan bisa
langsung cair juga. Kemudian kalau untuk pemberiannya itu pada bulan
April 2020.”11

Kemudian Uki selaku warga penerima manfaat juga berpendapat terkait

pemahaman program, berikut pendapat Uki selaku warga penerima manfaat:

9
Wawancara dengan Partono Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di Kelurahan Pondok Aren, 25
Januari 2022.
10
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.
11
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 12
Februari 2022.

59
“Bantuan Sosial Tunai saya tahu, bantuannya 600.000 per KK. Saya
juga menerima bantuan tersebut. Awalnya diberitahukan oleh ketua RW
kalau ada bantuan tersebut, akan tetapi yang menjelaskan terkait
bantuan tersebut secara detail adalah Ketua RT. Jadi BST ini diberikan
untuk warga yang terdampak karena pandemic. Kebetulan disini yang
kena PHK tidak terlalu banyak, dan saya bisa mendaftarkannya. Saya
sendiri berdagang kecil-kecilan, yang menjual seperti rokok, kopi, mie
instan, dsb. tapi Alhamdulillah menerima bantuan tersebut.”12

Dan penulis juga mewawancarai Suhartono selaku warga Pondok Aren yang

menerima bantuan tersebut. Penulis menanyakan hal yang sama terkait pemahaman

program, berikut pendapat dari Suhartono mengenai program BST:

“Alhamdulillah saya tahu BST, Bantuan Sosial Tunai. Saya tahu dari
internet dan kebetulan aktif di sosial media. Akun dari Kementerian
Sosial waktu itu memposting terkait BST. Jadi BST ini merupakan
program bantuan dari pemerintah yang diberikan untuk warga kurang
mamp dan kesulitan di masa pandemic. Bantuan ini sebesar 600.000 per
KK, yang kemudian diberikan oleh Pos Indonesia. Lalu pemberiannya
diantar oleh Pos Indonesia, dan juga bisa datang langsung ketempat
yang sudah ditentukan sebelumnya.”13

Penulis juga mewawancarai ketua RT 01 terkait pemahaman program BST ini

kepada beliau, berikut pendapat Ansori selaku ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren:

“Program bansos ini dilakukan oleh pemerintah pusat melalui


Kemensos, kemudian disalurkan melalui Pos Indonesia mas. BST ini
merupakan bantuan yang paling akhir diantara bantuan sembako dan
BLT dana desa yang sudah diterima oleh warga. BST itu sendiri
merupakan bantuan tunai dengan besar nominal 600.000 per KK.
Berbeda dengan BLT, BST ini merupakan bantuan dana yang
bersumber dari APBN. Sedangkan BLT merupakan bantuan dana yang
bersumber dari alokasi dana desa pada APBD. Kemudian untuk melihat

12
Wawancara dengan Uki Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 12
Februari 2022.
13
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 12
Februari 2022.

60
daftar penerimaan bansos, warga diharapkan untuk mengeceknya
melalui website.”14

Kemudian dalam indikator pemahaman suatu program, penulis juga

menanyakan terkait sosialisasi yang telah dilakukan oleh pemerintah kepada warga

yang merupakan target penerima bantuan tersebut. Penulis mewawancarai pihak

Kelurahan terkait sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat hingga sosialisasi

yang dilakukan oleh pihak Kelurahan kepada warga, berikut pernyataan Maryati:

“Kita kalau sosialisasi dari pemerintah pusat sih hanya ngasih data aja
mas, yang kemudian datanya itu kita terima dan kita list nama yang
sudah menerima BST nya. Kalau dari pihak Kelurahan, kita manggil
ketua RT kita kumpulin, kebetulan yang melakukan sosialisasi saya
sendiri sebagai petugas verifikasi data dan monitoring data Kesos di
Kelurahan Pondok Aren. Yang saya sampaikan sih terus terang aja ke
ketua RT, kita dapat kuota bantuan gak terlalu banyak dan itu bertahap.
Dan saya terangkan juga kepada setiap RT bahwa di RT sekian dapet
bantuan sekitar sekian KK, gitu mas kurang lebih. Karena kan turunnya
BST itu dilihat dari NIK, dari Dukcapil, Dukcapil kerja sama dengan
Kemensos.”15

Sosialisasi yang dijelaskan oleh pihak Kelurahan itu akan diteruskan oleh pihak

RT kepada warganya, maka penulis mewawancarai pihak warga yang merupakan salah

satu penerima manfaat, pertanyaan yang penulis ajukan terkait sosialisasi yang

dilakukan oleh pihak RT apa saja dan bagaimana, berikut pendapat Yanti selaku warga

penerima manfaat:

“Kalau yang melakukan sosialisasi itu pak RT, dia bilang bahwa ada
program bantuan dari pemerintah, kemudian pihak RT ngasih tau kalo
di sini dapet berapa BST gitu. Pak RT ngasih taunya ke warga yang
menerima aja, kalo yang gak nerima mah gadikasih tau. Soalnya kan itu

14
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren, 12 Februari 2022.
15
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

61
namanya ada didata gitu mas, ada daftarnya. Jadi gak semua warga
nerima. Selama sosialisasi juga pak RT sudah cukup jelas dalam
menjabarkan syarat dan ketentuan apa aja yang harus dipenuhi untuk
warga yang menerima BST”16

Pendapat ini selaras dengan pernyataan Arief yang merupakan warga penerima

manfaat BST, beliau berpendapat bahwa sosialisasi dilakukan oleh ketua RT di

lingkungan mereka. Berikut pendapat Arief terkait sosialisasi:

“Sosialisasi itu dilakukan dari pak RT mas. Pak RT menginformasikan


terkait warga yang belum menerima bantuan pada sebelumnya,
kemudian mendata warga untuk segera diajukan nantinya. Pak RT juga
menjelaskan terkait syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi ketika
ingin menerima bantuan tersebut. Dari penjelasan pak RT, bantuan ini
dimulai pada bulan April 2021 dan bertahap. Sedangkan untuk
pengambilan bantuan tersebut, bisa diambil ditempat yang sudah
ditentukan sebelumnya.”17

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat dari Suhartono yang juga penerima

manfaat. Suhartono berpendapat bahwa pihak RT juga menjelaskan terkait jumlah

warga penerima di lingkungan tersebut. Berikut pendapat dari Suhartono selaku warga

penerima manfaat BST:

“Kalau sosialisasi itu dilakukan oleh ketua RT pada saat itu mas. Pak
RT menjelaskan bahwa di RT sini menerima beberapa bantuan BST.
Kemudian data tersebut dapat dicek melalui website Kemensos.
Dijelaskan juga terkait bantuan ini dikhususkan untuk warga yang
belum menerima bantuan lain dari pemerintah seperti, BLT, Bantuan
Sembako, bantuan listrik gratis, dsb.”18

16
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.
17
Wawancara dengan Arief Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 12
Februari 2022.
18
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren.
12 Februari 2022.

62
Dalam hal ini Ansori juga berpendapat terkait sosialisasi yang sudah dilakukan.

Berikut pendapat Ansori selaku ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren:

“Kalau untuk sosialisasi, pihak Kelurahan Pondok Aren memberikan


informasi terkait bantuan ini kepada seluruh ketua RT di sini. Pihak
Kelurahan menjelaskan mengenai jumlah bantuan yang diberikan
secara keseluruhan dan per RT. Dijelaskan juga mengenai target dari
bantuan ini merupakan warga yang terdampak karena pandemic, serta
dijelaskan mengenai alur pencairan bantuan tersebut.”19

Kemudian dalam indikator pemahaman suatu program, penulis juga

menanyakan terkait syarat dan ketentuan apa saja yang harus dipenuhi oleh warga

dalam menerima bantuan tersebut, penulis mewawancarai pihak Kelurahan selaku

penyelenggara akhir dari program Bantuan Sosial Tunai, berikut pendapat Maryati:

“Kalau syarat untuk mendapatkan, inikan covid udah dari 2019 ya, di
akhir 2019 itu ada surat edaran yang diberikan oleh pemerintah pusat,
yang inti dari suratnya itu adalah, pihak Kelurahan diamanatkan untuk
mendata warga yang terpapar covid-19. Jadi kita butuh data juga dari
setiap RT, ada berapa yang kena covid di wilayahnya terus kumpulin
fotokopi KTPnya, lalu dikumpulin ke Dinsos, ke Dukcapil, terakhir
baru ke Kemensos. Lalu awalnya kita ngasih masukan ke pusat, dan
mengajukan 10.000 bantuan untuk Kelurahan Pondok Aren. Tapi
ternyata dapatnya hanya 1.541, kita ngajuin 10.000 itu niatnya emang
untuk ngebantu mereka yang gak hanya terpapar covid. Tapi untuk
mereka yang juga susah dalam segi ekonomi dimasa pandemic. Kita kan
gatega juga ya, karena Pondok Aren itu kan didominasi ama buruh,
pekerja harian, ojek online. Memang gak seluruhnya orang gamampu,
ada juga warganya yang masih mampu kayak di RW 013, itukan
perumahan mewah ya jadi kalo pas pandemic sih gak terlalu
berpengaruh ekonominya. Tapikan kalo yang tinggalnya
diperkampungan mah beda mas. Jadi intinya sih syaratnya sama,
pertama mereka yang terpapar covid-19, dan mereka yang belum
menerima bantuan sosial lain dari pemerintah. Contohnya, mereka yang
dapet bantuan sembako, maka mereka gak dapet ini BST. Sebaliknya,
mereka yang gak dapet bantuan sembako, maka mereka dapet BST.

19
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren, 12 Februari
2022.

63
Mungkin dari data 10.000 yang kita ajuin itu dipecah-pecah. Ada yang
diBST ada juga yang di Bansos, walaupun kalau ditotalin ga mungkin
dapat 10.000 bantuan mas.”20

Syarat dan ketentuan penerimaan BST ini juga penulis tanyakan kepada warga

penerima, dan penerima juga menyampaikan bahwa yang sudah menerima bansos

sembako tidak bisa menerima BST ini, berikut pendapat dari Yanti:

“Kalau syarat dan ketentuan sih mas, setau saya warga yang nerima
BST ini belom menerima bansos sembako dari pemerintah. Kemudian
warga penerima memang bener tinggal di daerah sini, dan penerima
merupakan yang terpapar covid atau warga yang kehilangan mata
pencaharian, terus untuk pengambilannya itu bertahap, jadi gak bisa
langsung asal dateng, karena udah dijadwalkan. Itu aja mas yang saya
tau dari syarat dan ketentuannya.”21

Pendapat ini selaras dengan pernyataan Ansori selaku Ketua RT 01 di

Kelurahan Pondok Aren, beliau berpendapat bahwa syarat yang harus dipenuhi

diantaranya adalah calon penerima merupakan warga yang kehilangan

matapencaharian dimasa pandemic. Berikut pendapat Ansori terkait syarat dan

ketentuan yang harus dipenuhi oleh warga penerima manfaat:

“Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa syarat yang harus


dipenuhi warga. Pertama, calon penerima merupakan warga yang
terdata RT/RW di Kelurahan Pondok Aren. Kedua, calon penerima
merupakan warga yang kehilangan matapencaharian di masa pandemic,
warga yang menerima gaji jauh dibawah UMR, warga yang sudah tidak
memiliki bapak (Janda, Yatim, Yatim Piatu, dsb.). Ketiga, calon
penerima tidak terdaftar dalam penerimaan bansos lain dari pemerintah
pusat. Lalu, jika warga sudah memenuhi syarat, tapi tidak memiliki NIK
atau belum terdaftar, maka diharapkan untuk mengajukan hal tersebut

20
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.
21
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.

64
kepada pihak Kelurahan, dan penerima harus benar-benar berdomisili
di desa tersebut mas.”22

Penulis juga menanyakan hal ini kepada Rominah dan Suhartono terkait syarat

dan kententuan, berikut pendapat Rominah:

“Kalau untuk syaratnya, setahu saya calon penerimanya merupakan


warga yang terdampak karena pandemic, seperti kehilangan mata
pencaharian, terus warga yang pendapatannya melemah ketika
pandemic. Kemudian warga sebagai penerima juga harus sudah
terdaftar sebagai calon penerima bantuan sosial tunai, serta belum
menerima bantuan lain dari pemerintah pusat.”23

Kemudian berikut merupakan pendapat dari Suhartono selaku warga penerima

manfaat bantuan sosial tunai:

“Syarat dan ketentuan yang saya tau, warga tersebut merupakan warga
terdampak, warga yang kena PHK, warga yang belum menerima
bantuan lain, serta warga yang memiliki gaji dibawah rata-rata dimasa
pandemic. Karena pada dasarnya pemerintah memberikan bantuan ini
untuk mendongkrak roda perekonomian masyarakat yang melemah
ketika pandemic.”24

Lalu pemahaman terkait program, penulis juga menanyakan tentang kendala

apa saja yang terjadi ketika program sedang berjalan dan apa saja yang menjadi

kendala. Penulis menanyakan hal tersebut kepada pihak Kelurahan, dan berikut adalah

pendapat dari Maryati:

“Kalau dari pendistribusian program sih banyak banget kendalanya


mas, salah satunya ya itu tadi. Untuk warga layak atau gak layak
menerima, mohon maaf mas, saya gabisa kasih ke semua yang layak
atau terdampak, karena ya memang datanya itu yang membuat
22
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren, 12 Februari
2022.
23
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.
24
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren,
16 Februari 2022.

65
pemerintah pusat. Kita pihak kelurahan tidak bisa berbuat apa-apa.
Karena kan pada dasarnya saya disini sebagai mentor yang membantu
pemerintah pusat untuk pendistribusiannya. Dan gabisa nentuin semua
warga yang terdampak akan menerima BST itu. Jadi itu yang menjadi
salah satu kendalanya mas.”25

Kemudian penulis juga mewawancarai Ansori selaku ketua RT 01 terkait

kendala yang terjadi ketika pemberian BST dilakukan kepada warga. Ansori

berpendapat bahwa tidak ada kendala dalam penerimaan bantuan tersebut, akan tetapi

masih ada beberapa warga yang kebingungan dalam alur penerimaan bantuan tersebut.

Berikut pendapat dari Ansori:

“Jadi begini mas, sejauh penerimaan BST ini berjalan sih tidak ada
kendala, semuanya berjalan dengan baik. Akan tetapi, masih ada
beberapa warga yang masih kebingungan mengenai alur penerimaannya
dan ada beberapa warga yang komplain terkait pendataannya.
Kemudian saja jelaskan, bahwa warga yang menerima BST ini adalah
warga yang sebelumnya menerima bantuan lain dari pemerintah.”26

Rominah selaku warga penerima juga berpendapat bahwa tidak terdapat

kendala ketika dia menerima BST, berikut pendapat Rominah:

“Untuk kendala dalam penerimaan sih saya tidak tau, tapi saya pribadi
tidak ada kendala dalam penerimaannya. Kemudian keterlambatan juga
tidak ada, semuanya berjalan sesuai jadwal yang sudah ditentukan,
hanya saja dalam pencairannya terdapat antrian yang cukup lama.”27

25
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.
26
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren, 12 Februari
2022.
27
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

66
Hal ini berbeda dengan pendapat dari Suhartono selaku warga penerima

manfaat, Suhartono mengaku terdapat keterlambatan dalam pemberian BST yang dia

terima. Berikut pendapat Suhartono:

“Kalau untuk keterlambatan sih waktu itu ada, satu hari. Awalnya saya
sendiri yang ingin mengambil bantuan tersebut, karena hari
penerimaannya diganti jadi adik saya yang mengambilnya di hari
selanjutnya. Kalau dari pendapat panitia sih, waktu itu bilang karena
untuk tanggal itu dana bantuannya belum diproses dari pihak Pos
Indonesia.”28

Kemudian Uki selaku warga penerima manfaat mengatakan bahwa dia tidak

mengalami keterlambatan dalam penerimaannya, berikut pendapat Uki mengenai hal

ini:

“Disaat pemberian bantuan program ini sih Alhamdulillah tidak ada


keterlambatan, semuanya sesuai dengan tanggal yang sudah ditetapkan.
Kita datang seperti tanggal yang sudah diinfokan lalu mengambil
bantuan tersebut, tetapi untuk wilayah lain (RT/RW lain) saya kurang
tahu.”29

Pemahaman program adalah indikator yang digunakan untuk menganalisis

seberapa jauh pengetahuan dari pihak yang terlibat mengenai pemberian bantuan yang

dilaksanakan, selain itu indikator ini juga bertujuan agar mengetahui terkait proses

sosialisasi yang telah dilakukan untuk memberikan suatu pemahaman kepada target

dari program ini. Dengan pemahaman terkait program ini, diharapkapkan akan

mempermudah ketika pelaksanaannya.

28
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren,
16 Februari 2022.
29
Wawancara dengan Uki Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

67
Pada indikator ini menjelaskan bahwa dengan pengetahuan dan pemahaman

yang baik dari pihak yang terlibat seperti Dinsos, Kelurahan, dan Ketua RT. Hal ini

dapat diketahui pada saat penulis melakukan wawancara dengan narasumber seperti

Arief Rachman dari pihak Dinsos dan juga Maryati dari pihak Kelurahan, ketika

pelaksanaan wawancara mereka sangat informative dalam menjabarkan pemahaman

terkait program bantuan sosial tunai ini. Lalu untuk informan lainnya, seperti pendapat

dari Ketua RT, bahwa dengan adanya pertemuan pada pihak Kelurahan sangat

membantu pihak RT dalam memahami dan mencerna informasi terkait program

bantuan sosial ini.

Lalu proses sosialisasi kepada masyarakat penerima bantuan juga merupakan

suatu hal yang penting untuk masyarakat mengetahui tujuan dari adanya program

bantuan ini serta bagaimana menggunakan dana ketika mendapat bantuan ini agar lebih

bijak ketika memanfaatkannya. Berdasarkan hasil dari wawancara yang penulis

lakukan, bahwa proses sosialisasi mengenai pelaksanaan program yang telah dilakukan

pemerintah setempat sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi, ketika sosialisasi yang

dilakukan oleh pihak kelurahan tidak dilakukan secara langsung kepada warga

melainkan melalui ketua RT masing-masing guna menghindari kerumunan. Kemudian

pihak RT mendatangi warga calon penerima manfaat secara door to door.

Dari pendapat Arief Rachman selaku petugas Dinas Sosial salah satu instansi

yang membantu dalam penyelenggaraan bantuan ini, sudah memahami terkait bantuan

sosial ini dengan baik. Kemudian, dapat disimpulkan bahwa memang tidak semua

warga yang terdampak karena adanya pandemic ini menerima manfaat BST. Karena

68
data yang diberikan kepada pihak Kelurahan, dibuat oleh pemerintah pusat dan pihak

Kelurahan hanya meneruskan amanah dari pemerintah pusat.

Berdasarkan hasil pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwasannya

pemahaman mengenai program BST di Kelurahan Pondok Aren ini sudah berjalan

dengan baik dan terarah, dari pihak Dinsos juga sudah memahami secara baik

mengenai kebijakan Bantuan Sosial Tunai yang diberikan Kemensos melalui Pos

Indonesia, serta warga sebagai penerima manfaat juga sudah memahami secara baik

mengenai program dan besaran bantuan yang diberikan. Akan tetapi, pihak Kelurahan

mengakui bahwa tidak semua warga yang terdampak atau warga yang masuk kedalam

kategori kurang mampu, dapat menerima Bantuan Sosial Tunai ini.

Karena satu dan lain hal, pihak Kelurahan mengakui bahwa itu menjadi kendala

dalam pelaksanaan program BST ini. Pada intinya, pihak Kelurahan, ketua RT serta

warga penerima manfaat sudah memahami secara baik program BST ini, karena

sosialisasi yang dilakukan dari pihak Kelurahan kepada RT setempat sudah cukup

jelas, yang kemudian sosialisasi yang baik tersebut diteruskan oleh pihak RT kepada

warga penerima manfaat, hal ini sejalan dengan tujuan dari adanya bantuan sosial tunai

bahwa seluruh pihak mulai dari pihak Pos Indonesia, Dinas Sosial, kemudian pihak

Kelurahan diharapkan memahami secara baik terkait bantuan sosial tunai ini.

2. Ketepat Sasaran Program

Bantuan Sosial Tunai (BST) ini merupakan program bantuan lanjutan dari

Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan Sosial Tunai sebelumnya dari Kementerian

Sosial, dalam pemberian bantuan ini pemerintah telah menjelaskan terkait kriteria dan

69
peraturan yang harus dipenuhi oleh warga penerima manfaat, untuk kriteria penerima

bantuan tersebut adalah warga yang kehilangan matapencaharian di masa pandemic

covid-19, kemudian warga yang rentan di masa pandemic covid-19, oleh karena itu

pemerintah membuat kebijakan terkait bantuan sosial demi menjaga taraf hidup

masyarakat dan menjaga daya beli masyarakat serta membantu perekonomian

masyarakat yang dinilai melemah ketika pandemic covid-19.30

Jika merujuk pada Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

54/HUK/2020 tentang pelaksanaan Bantuan Sosial Tunai dijelaskan bahwa, bantuan

ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak akan

adanya pandemic covid-19, oleh karena itu pemerintah menyelenggarakan program

bantuan ini dengan harapan, masyarakat yang terdampak di masa pandemic terkhusus

dimasa PPKM dapat merasakan bantuan ini.

Ketepat sasaran suatu program ini merupakan salah satu indikator penting

dalam melihat efektivitas kebijakan yang akan dijalankan, oleh karena itu penulis

merasa hal ini cukup penting untuk ditanyakan kepada beberapa pihak. Penulis

mewawancarai Arief Rahman salah satu dari pihak yang membantu dalam

penyelenggaraan bantuan sosial ini, beliau berpendapat bahwa bantuan sosial ini dirasa

sudah tepat sasaran. Karena pihak Dinas Sosial sudah mengklasifikasikan warga yang

berhak untuk menerima bantuan ini. Berikut pendapat Arief Rachman:

30
Dian Andriyanto, “Perbedaan Bansos BLT dan BST, Bagaimana cara Mencairkannya?’,
diakses dari https://nasional.tempo.co/read/1488527/perbedaan-bansos-blt-dan-bst-bagaimana-syarat-
mencairkannya pada 15 Februari, 2022. Pukul 15:56 WIB

70
“Pada awal di informasikan bahwa adanya bantuan sosial tunai di masa
PPKM, Dinsos dan pihak Kelurahan sudah berkoordinasi terkait data
warga yang berhak untuk menerima bantuan sosial ini, pihak warga
diamanahkan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan,
kemudian dari Dinsos mengklasifikasikan atau memverifikasi kembali
data tersebut dan memilah lebih terperinci untuk layak atau tidaknya
warga tersebut menerima bantuan ini. Jadi kalau menurut saya pribadi,
dari data warga yang sudah diolah kemudian menerima bantuan sosial
ini. Sudah jelas bahwa program ini sudah tepat sasaran, jika masih ada
warga yang terdampak kemudian tidak menerima bantuan, mungkin
warga tersebut sudah menerima bantuan dari pemerintah
sebelumnya.”31

Lalu penulis mewawancari pihak Kelurahan terkait ketepat sasaran program,

berikut pendapat Maryati:

“Oh kalau itu sih ada 2 kemungkinan mas. Bisa ada yang tepat dan ada
juga yang tidak. Karena kan gini, kita tau bener warga ini memang
terdampak karena pandemic atau memang ekonominya sedang
dibawah, karena pandemic. Tapi kita gabisa penuhin kemauannya,
gabisa asal ngasih karena kita kasih BST itu ke mereka yang udah
terdata dari pihak DTKS. Walaupun mereka gak terganggu ekonominya
karena adanya pandemic, kalau didatanya ada namanya dia. Ya kita
gabisa ubah-ubah. Intinya sih ini menjadi boomerang untuk kita (pihak
Kelurahan) sebagai penyelenggara kita gabisa kasih ke warga-warga
yang memang bener terdampak kalo memang ga ada didata. Terkecuali
mereka yang mampu, kemudian namanya ada di data, dan mau untuk
mengalokasikan BSTnya ke warga yang bener-bener kurang mampu.
Saya sendiri bingung kalo BST ini dibilang tepat sasaran, karena pada
kenyataannya memang seperti itu. Tapi kalau secara garis besar sih
menurut saya pribadi tepat sasaran, dan memang gak semua
mendapatkan. Namanya suatu kebijakan ya, apalagi yang ngejalanin
manusia, jadi gamungkin bisa sempurna.”32

31
Wawancara dengan Arief Rachman selaku petugas Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan,
07 April 2022.
32
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

71
Dalam hal ini pihak Kelurahan bimbang akan ketepat sasaran program, karena

dari hasil wawancara yang penulis lakukan. Pihak Kelurahan juga mengakui bahwa

memang terdapat beberapa warga yang kurang mampu justru tidak menerima, karena

data yang ada dirancang oleh pemerintah pusat dan tidak bisa dirubah. Oleh karena itu

pihak Kelurahan merasa bahwa terdapat kekeliruan data yang diberikan oleh

pemerintah pusat. Berbeda dengan pendapat dari salah satu ketua RT, yang mengatakan

bahwa program ini sudah tepat sasaran, berikut merupakan pendapat dari Partono

selaku ketua RT 01:

“Sejauh ini menurut saya sih sudah tepat sasaran mas, karena banyak
dari warga yang memang benar kurang mampu (mereka yang
kehilangan matapencaharian di masa pandemic, dan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari) mendapat BST. Akan tetapi memang
tidak semua warga yang kurang mampu menerima BST ini, Karena
memang ada syarat dan ketentuannya ya. Jadi ada yang menerima BST,
ada yang nerima Bansos Sembako. Gabisa keduanya didapetin, itu sih
yang menjadi permasalahannya. Tapi sejauh ini sih menurut saya sudah
tepat sasaran mas.”33

Dalam ketepat sasaran program ini juga didukung oleh pendapat dari salah

seorang warga penerima manfaat dari program BST. Berikut pendapat Yanti terkait hal

ini:

“Jadi begini mas, suami saya sebelumnya kerja di salah satu jasa
perbaikan elektronik, kemudian ketika pandemic beliau mengalami
PHK. Otomatis pendapatan bulanan terganggu, sedangkan saya sendiri
kan bekerja sebagai asisten rumah tangga harian, jadi pendapatannya ga
tentu mas. Tapi karena adanya BST ini, Alhamdulillah bisa untuk
membantu kebutuhan hidup saya untuk makan sehari-hari. Jadi Kalau
menurut saya sih sudah tepat sasaran mas. Karena warga-warga lain

33
Wawancara dengan Partono Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di Kelurahan Pondok Aren,
25 Januari 2022.

72
yang juga terdampak karena pandemic banyak yang menerima bantuan
tersebut. Dan sejauh ini, warga penerima BST itu warga-warga yang
terpapar, yang kehilangan matapencaharian utama, dan kekurangan
dalam segi ekonomi di masa pandemic.34

Penulis juga menanyakan terkait hal ini kepada warga penerima manfaat lain,

Rominah selaku warga penerima manfaat mengatakan bahwa program tersebut sudah

tepat dan program tersebut diterima oleh warga-warga yang benar membutuhkan:

“Kalau untuk hal ini sih saya rasa sudah tepat mas, karena banyak dari
warga lingkungan sini yang kurang mampu dan terdampak karena
pandemic rata-rata menerima bantuan itu.”35

Kemudian pihak Kelurahan juga mengatakan bahwa masih ada warga yang

masuk kedalam kategori kurang mampu tetapi tidak menerima BST ini, berikut

pendapat dari Maryati:

“Warga kurang mampu tapi tidak menerima banyak mas karena,


mungkin mereka udah dapat bansos berupa sembako. Kan pada
dasarnya mereka yang menerima bansos sembako, gabisa nerima lagi
BST. Karena itu udah peraturan dari pemerintah. kan itu bantuan
keduanya dari Kemensos, dan seperti yang saya sudah jelaskan tadi,
gabisa semuanya menerima. Kita juga gabisa nentuin, karena sudah
didata dari pusatnya. Kita pihak Kelurahan hanya mengikuti arahan,
banyak juga soalnya warga yang datang untuk meminta BST ini, tapi
nama mereka tidak ada didata. Ya kita minta maaf kalau gabisa
memberikan ke warga, kita ini hanya menjalankan amanah dari
pemerintah pusat dan itu ada sesuai data.” 36

Penulis juga menanyakan terkait kriteria seperti apa yang menjadi target

bantuan sosial tunai ini, berikut pendapat dari Rominah:

34
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.
35
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.
36
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

73
“Jadi kalau untuk mendapatkan program ini, memang warga yang
benar-benar terdampak. Contohnya, kalau kepala keluarga tersebut
mengalami PHK, kemudian kalau pendapatannya menurun sehingga
sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka dia berhak menerima
bantuan itu mas.”37

Kemudian Suhartono juga mengatakan hal yang sama terkait ketepat sasaran

program, berikut pendapat Suhartono:

“Saya selaku warga penerima, merasa bahwa program ini sudah tepat
sasaran. Karena disini yang merupakan warga terdampak karena
pandemic cukup banyak, misalnya warga yang masih mengontrak, yang
hidupnya bergantung dengan pendapatan harian seperti pedagang kaki
lima, rata-rata menerima bantuan ini.”38

Selanjutnya penulis mencoba menanyakan terkait komplain yang dilayangkan

oleh warga terkait BST yang sedang berjalan. Kemudian pihak Kelurahan memberikan

pendapat, berikut merupakan pendapat dari Maryati:

“Kalau komplain sih ya paling mereka yang tidak menerima BST mas,
karena mereka merasa bahwa mereka layak menerima BST ini tapi
ternyata namanya tidak ada didaftar penerima BST. Ya kalau udah
begitu kita gabisa apa-apa. Tapi kalau untuk mereka yang sudah
menerima sih tidak ada yang komplain ya.”39

Ketepat sasaran program adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui

sejauh mana suatu program atau kegiatan tersebut mencapai target sasaran yang ingin

dicapai. Ketepat sasaran program sangat mendukung efektivitas dari pelaksanaan suatu

program, pada penelitian ini penulis menggunakan indikator ini untuk melihat target

37
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.
38
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren,
16 Februari 2022.
39
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

74
atau sasaran yang dicapai dari pelaksanaan penyaluran program bantuan sosial tunai

bagi masyarakat di Kelurahan Pondok Aren.

Dalam proses pelaksanaan program bantuan sosial di Kelurahan Pondok Aren,

masih terdapat kesalahan dalam sasaran, hal ini disebabkan oleh data yang digunakan

pemerintah dalam menentukan penerima program bantuan sosial tunai ini belum

diperbaharui, sehingga masyarakat yang sebenarnya sudah tidak termasuk ke dalam

kategori kurang mampu masih terdata dalam penerimaan bantuan sosial tunai ini. Hal

ini yang menyebabkan ketidaktepatan sasaran yang terjadi dalam penyaluran bantuan

sosial tunai di Kelurahan Pondok Aren. Dalam hal penentuan terkait calon penerima

manfaat pihak dari Kelurahan melakukan koordinasi dengan ketua RT setempat yang

dirasa mengetahui keadaan pasti warganya.

Berdasarkan hasil dari wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis, diketahui

bahwa masih terdapat masalah yang harus diperbaiki pada penentuan sasaran dari

pelaksanaan program bantuan sosial tunai ini, terlebih pada data yang digunakan oleh

pemerintah sebagai alat untuk menentukan penerima program bantuan ini, selain dari

data pemerintah atau Dinsos adapula yang menerima bantuan ini berdasarkan

rekomendasi dari Ketua RT setempat melalui hasil survey yang dilakukan pada

sebelumnya dan disondingkan dengan pihak Kelurahan Pondok Aren.

Menurut pendapat dari Arief Rachman selaku petugas dari Dinas Sosial, bahwa

program bantuan ini sudah tepat, karena Dinas Sosial mengklasifikasikan data terkait

warga penerima manfaat. Akan tetapi menurut pihak Kelurahan bahwa program ini

masih belum tepat sasaran karena, banyak dari warga yang masuk kedalam kategori

75
kurang mampu belum menerima bantuan tersebut. Dan karena pada dasarnya ketentuan

dalam penerimaan BST ini, untuk mereka yang belum menerima bantuan lain dari

pemerintah pusat. Akan tetapi, menurut pihak RT dan warga penerima manfaat

program ini sudah tepat sasaran. Karena, mereka merasa bahwa banyak warga yang

masuk kedalam kategori kurang mampu menerima akan bantuan tersebut serta

pemerintah dinilai sudah cukup baik dalam ketepatan sasaran Bantuan Sosial Tunai

(BST) yang sudah dijalankan.

3. Ketepatan Waktu Program

Bantuan Sosial Tunai ini dilakukan pada masa PPKM, dengan harapan

masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup dan perekonomian masyarakat tetap

terjaga, terkait pemberian BST ini Kemensos memulai pada bulan Januari-April

kemudian di perpanjang hingga mei-juni dengan besaran 300.000 per bulan dan

diberikan selama dua bulan. Kemudian untuk mempersingkat waktu, pemerintah

memberlakukan sistem rapel dengan memberi langsung sebesar 600.000.40 Sedangkan

dalam pemberian BST yang dilakukan di Kelurahan Pondok Aren, dimulai pada bulan

April-September karena bantuan tersebut diturunkan secara bertahap.

Dalam merancang suatu kebijakan, ketepatan waktu merupakan indikator yang

perlu diperhitungkan. Karena pada dasarnya, semakin cepat kebijakan tersebut

dirancang dan direalisasikan maka akan segera menyelesaikan permasalahan publik.

40
Eries Adlin, “Bansos Tunai (BST) Juli dan Agustus 2021: Dari Kemensos Sudah Cair, Kapan
di DKI Jakarta?”, diakses dari https://jakarta.ayoindonesia.com/jakarta-barat/pr-76769027/Bansos-
Tunai-BST-Juli-dan-Agustus-2021-Dari-Kemensos-Sudah-Mulai-Cair-Kapan-di-DKI-Jakarta pada 13
Februari, 2022. Jam 02:45 WIB

76
Oleh karena itu, penulis mencoba mewawancara terkait ketepatan waktu program.

Menurut pihak Kelurahan, dari awal program BST diberikan hingga tersalurkan ke

penerima manfaat, tidak ada keterlambatan yang terlalu fatal. Berikut pendapat dari

Maryati:

“Kalau BST yang diberikan ibu Risma itu awalnya diinformasikan pada
Januari-April, pemberiannya selama dua bulan dengan total 600.000.
Sedangkan untuk BST yang diterima oleh warga Pondok Aren diterima
pada bulan April 2021, sampai dengan September 2021. Kenapa bisa
lama seperti itu, ya karena pendistribusiannya bertahap mas. Jadi untuk
Kelurahan Pondok Aren pendstribusian BST tahap pertama itu di bulan
April, tahap kedua bulan Mei, dan seterusnya sampai tahap ke enam di
bulan September. Karena bantuan ini terbilang cukup banyak, maka
diberi tahap, karena pada waktu itu sedang tinggi-tingginya angka
penyebaran kasus positif covid-19. Supaya tidak terjadi kerumunan
makanya diberikan bertahap. Kalau ada bantuan seperti itu masyarakat
sangat antusias sekali, makanya dibatasi jumlah kehadirannya. Demi
menekan angka pertumbuhan penyebaran covid-19.”41

Kemudian pendapat ini juga selaras dengan pendapat dari salah seorang warga

penerima BST, berikut pendapat dari Yanti:

“Pemberian BST nya itu bertahap mas, kalau saya sih dapet di tahap ke-
3, warga-warga sini yang nerima juga sama. Menerima di tahap ke-3,
kemudian sejauh pemberian BST yang dilakukan oleh pihak pemerintah
sih tidak ada keterlambatan untuk di tahap ke-3. Kalau untuk di tahap
1,2,4,5,6 saya kurang tahu mas.”42

Pernyataan ini selaras dengan pendapat dari Ansori selaku ketua RT 01 di

Kelurahan Pondok Aren, berikut pendapat Ansori:

“Untuk pemberian BST ini setahu saya dimulai pada bulan April, hal
ini agak sedikit meleset dari rencana awal pemerintah yang dimulai

41
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.
42
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.

77
pada Januari-April dengan memberi 300.000 per bulan dan diberikan
selama dua bulan. Kemudian dirapel menjadi 600.000 dengan catatan
pemberian tersebut dimulai pada bulan April-September, dengan
menerapkan sistem bertahap demi menghindari kerumunan.”43

Kemudian Suhartono selaku warga penerima manfaat juga mengatakan hal

yang sama dengan Ansori, bahwa pemberian BST di Kelurahan Pondok Aren dimulai

pada April-September 2021. Berikut pendapat Suhartono:

“Kalau untuk pemberiannya itu setau saya di bulan April sampai


September, berbeda dengan rencana awal pemerintah yang menjanjikan
bantuan tersebut akan diberikan di Januari-April. Kalau untuk warga
Pondok Aren sih menerima BST ini pada bulan April ditahap pertama,
Mei ditahap kedua, dan seterusnya sampai September di tahap ke
enam.”44

Pernyataan ini selaras dengan pendapat Uki yang juga warga penerima manfaat,

bahwa BST yang diterima oleh warga Pondok Aren dimulai pada bulan April. Berikut

pendapat Uki terkait hal ini:

“Pemberiannya itu mulai April mas, jadi kita bisa cek melalui webnya.
Nanti muncul pemberitahuan bahwa warga dengan nama ini serta NIK
sekian menerima bantuan sosial tunai. Kemudian kita juga bisa
mengecek langsung ke Kelurahan untuk mengetahui informasi terkait
pencairan bantuan tersebut.”45

43
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren, 13 Februari
2022.
44
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren,
16 Februari 2022.
45
Wawancara dengan Uki Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

78
Selanjutnya penulis mencoba untuk mewawancara terkait alur penerimaan BST

ini, dan pihak Kelurahan mengatakan bahwa terdapat beberapa titik untuk tempat

pengambilan BST ini. Berikut pendapat dari Maryati:

“Kita disini melihat data per RW, nanti kita sonding ke Pos Indonesia
bahwa untuk tanggal sekian kita ambil 3 RW, selanjutnya kita bagi
menjadi 3 titik penerimaan mas. Agar warga yang tinggalnya agak jauh
dari Kelurahan tidak terlalu jauh dalam pengambilannya. Kita taro titik
terdekat dari 3 RW tersebut, jadi ngambilnya itu bukan di Kelurahan.
Tapi kalau memang lebih dekat ke Kelurahan, bisa disondingkan untuk
pengambilannya di Kelurahan.”46

Selain itu, Yanti juga menyampaikan terkait alur penerimaan BST tersebut,

berikut pendapat beliau:

“Kalau untuk alur penerimaan BST ini, pertama saya datang ke


Kelurahan. Kebetulan Kelurahan dekat lokasinya dengan rumah, jadi
datangnya ke Kelurahan. Lalu ngantre untuk verifikasi data, dengan
membawa KTP sebagai bukti bahwa kita memang benar warga
Kelurahan Pondok Aren, kemudian di cek dan dipastikan bahwa nama
saya terdapat didaftar penerima BST tersebut. Tidak lama setelah itu
saya menerima uangnya dengan besaran 600.000 per KK.”47

Kemudian Suhartono sebagai salah satu penerima manfaat juga mengatakan hal

yang sama terkait alur penerimaan BST, berikut pendapat Suhartono:

“Alur penerimaannya, setelah kita terdaftar di webnya. Kita tinggal


datang sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan. Kemudian
mengantri untuk menunjukkan KTP atau KK. Setelah itu pihak panitia
mengecek dan memastikan, lalu bantuan tersebut cair. Bantuan ini bisa
juga diberikan melalui bank yang bekerjasama dengan pemerintah.”48

46
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.
47
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.
48
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren,
13 Februari 2022.

79
Rominah selaku warga penerima manfaat juga menjelaskan terkait alur

penerimaan BST, berikut pendapat Rominah:

“Untuk alur penerimaannya, kita datang ke pos yang sudah ditentukan


di web bansos atau pihak Kelurahan dan Pos Indonesia. Kemudian
datang dengan membawa persyaratan yang sudah ditentukan, seperti
membawa KTP. Lalu pihak panitia mengecek terkait data tersebut, jika
terdaftar maka bisa langsung dicairkan atau ditransfer melalui bank.”49

Kemudian Uki selaku warga penerima manfaat ikut menjelaskan terkait alur

penerimaan BST tersebut, berikut pendapat Uki:

“Kalau untuk alurnya. Pertama, kita bisa ajukan atau daftarkan kepada
RT. Kedua, data tersebut diproses oleh pihak pemerintah, jika data
tersebut diterima atau lolos maka warga warga menerima informasi.
Ketiga, setelah menerima informasi dan sudah dicek bahwa warga
menerima maka warga langsung datang sesuai jadwal yang sudah
ditentukan sebelumnya, lalu warga bisa segera mencairkan bantuan
tersebut. Bantuan tersebut bisa diterima secara langsung dan juga bisa
di transfer.”50

Pada indikator ketepatan waktu pemberian program, penulis juga menanyakan

terkait keterlambatan dalam pemberiannya. Kemudian penulis menanyakan hal ini

kepada pihak Kelurahan, dan beliau menjelaskan bahwa pernah ada keterlambatan,

akan tetapi itu tetap langsung disalurkan secepatnya kepada warga penerima manfaat,

berikut pendapat dari Maryati:

“Kalau keterlambatan itu ada misalnya, kan BST ini turunnya setiap
bulan dan bertahap. Otomatis di Kelurahan kita rapel, keterlambatannya
itu pernah di pertengahan bulan, gatentu mas. Kalau penyebabnya kita
gatau ya, karena itu kan melalui kantor Pos Indonesia, bisa dari kantor
Pos nya, bisa dari Kemensosnya, tapi kita sebagai petugas Kelurahan

49
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.
50
Wawancara dengan Uki Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

80
tidak tau menau soal itu. Tapi syukur gasampe berbulan-bulan, dan itu
bisa langsung diberikan besoknya atau lusa ke warga.”51

Sedangkan menurut salah satu ketua RT di Kelurahan Pondok Aren, BST ini

tidak pernah terlambat. Karena beliau hanya tau warganya menerima di tanggal

tertentu. Berikut pendapat dari Partono:

“Kalau untuk keterlambatan dalam penerimaan BST sih saya kurang


tau, tapi sejauh pengetahuan saya sih tidak ada keterlambatan dalam
pemberian BST yang diberikan untuk warga sini, semuanya sesuai
dengan tanggal yang sudah diinformasikan sebelumnya. Dan juga tidak
ada warga yang komplain terkait keterlambatan pemberian BST dari
pemerintah. Tapi kalau keterlambatan dari pihak pemerintah pusat ke
Pos Indonesia atau ke Kelurahan sih gatau saya mas. Sejauh pemberian
BST untuk RT sini sih tidak ada keterlambatan mas.”52

Hal ini selaras dengan pendapat dari salah satu warga penerima manfaat BST,

berikut pendapat Yanti:

“Kalau keterlambatan dalam pemberian BST untuk warga sekitar sih


tidak ada mas. Jadi pihak Kelurahan menginformasikan tanggal
pemerimaan kepada pihak RT, pada tanggal sekian warga diharapkan
datang untuk mengambil BST di Kelurahan Pondok Aren. Dan pada
kenyataannya juga tidak ada keterlambatan dalam pendistribusian
bantuan tersebut. Tapi kalau untuk warga dari RW lain sih saya kurang
tau, kalau untuk warga sekitar sini sih nggak ada keterlambatan. Tapi
memang pemberian bantuan tersebut bergantian, mungkin untuk
menghindari kerumunan.”53

Kemudian Ansori selaku ketua RT 01 mengatakan hal yang berbeda, bahwa

tidak ada keterlambatan dalam pemberian BST yang dilakukan di Kelurahan Pondok

51
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.
52
Wawancara dengan Partono Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di Kelurahan Pondok Aren,
25 Januari 2022.
53
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.

81
Aren, tetapi jika dilihat dari target pemerintah pusat maka bantuan ini dapat dikatakan

terlambat. Berikut pendapat Ansori:

“Kalau mengenai keterlambatan pemberian BST di Kelurahan Pondok


Aren sih tidak ada mas, karena sudah ditentukan bahwa pencairannya
itu dimulai pada April sampai September. Tapi ya itu tadi, pemerintah
pusat menargetkan empat bulan pemberian BST pada Januari sampai
April jelas hal ini mengalami keterlambatan. Tapi saya kurang tahu apa
yang menghambat hingga warga Pondok Aren menerima BST ini pada
bulan April.”54

Dapat disimpulkan bahwa keterlambatan dalam pemberian program BST tidak

dialami oleh pihak warga, tetapi mengenai penerimaan bantuan tersebut tidak sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Kemensos mengatakan bahwa

bantuan tersebut akan diberikan pada Januari-April 2021.55 Sedangkan Kelurahan

Pondok Aren menerima bantuan tersebut pada bulan April-September, kemudian

menurut pihak Kelurahan dalam pendistribusian bantuan tersebut ada keterlambatan

dari pihak pusat, yang kemudian dirasa menjadi kendala dalam pemberian bantuan

tersebut. Namun keterlambatan tersebut tidak dirasakan oleh pihak penerima manfaat

Bantuan Sosial Tunai (BST), karena pihak Kelurahan segera merapel dan

mengusahakan BST ini untuk segera diterima oleh warga. Selanjutnya penulis

mewawancarai terkait kendala yang terjadi dalam pemberian bantuan dari pihak

Kelurahan kepada penerima manfaat, berikut pendapat dari Maryati:

54
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua Rukun Tetangga 01 di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.
55
CNN Indonesia, “Risma Buka Suara soal Setop Bansos Tunai PPKM Rp.300 Ribu”, diakses
dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210923092555-20-698308/risma-buka-suara-soal-
setop-bansos-tunai-ppkm-rp300-ribu pada 16 Februari, 2022. Pukul 22:10 WIB

82
“Mengenai kendala sih banyak mas, contohnya seperti yang sudah saya
jelaskan bahwa kita dari pihak Kelurahan tidak bisa memilah untuk
siapa-siapanya BST tersebut. Maksut nya memilah itu bukan berarti kita
menyalahkan pemerintah pusat karena ada banyak data yang keliru, tapi
dari kacamata saya ada warga yang memang masih berkecukupan tetapi
menerima bantuan tersebut. Sedangkan mereka yang bener-bener susah
tidak menerima bantuan tersebut. Disini kita gabisa nentuin karena balik
lagi, data tersebut kan yang membuat pemerintah pusat. Menurut saya
sih kendala terbesarnya disitu, kalau kendala-kendala lain sih paling
yang keterlambatan itu, lalu banyak warga yang datang untuk meminta
BST ini tapi data atau NIK nya tidak ada di daftar penerima manfaat.”56

Hal ini berkaitan dengan penggunaan waktu dalam suatu pelaksanaan kegiatan.

Penggunaan waktu haruslah sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. penggunaan

waktu yang tepat akan sangat mendukung terciptanya efektivitas dari pelaksanaan

program. Jika merujuk pada pendapat ibu Risma selaku Menteri Sosial Republik

Indonesia, beliau menjelaskan bahwa bantuan ini mulai dilakukan pada Januari 2021-

Juni 2021.

Proses penyaluran bantuan sosial tunai ini terbagi menjadi enam tahap dengan

menggunakan cara satu bulan satu tahap yang kemudian informasi terkait jadwal

pencairan diinformasikan oleh masing-masing ketua RT dan terdapat pada web

www.cekbansos.kemensos.go.id. Kemudian selama penyaluran program bantuan

sosial tunai ini sudah dianggap berjalan sesuai dengan jadwal yang diinformasikan,

akan tetapi pernah terjadi satu kali terkait penundaan pencairan dana bantuan sosial,

namun pihak Kelurahan segera merapel sehingga penundaan itu tidak terlalu

mengganggu ketika pencairan untuk masyarakat.

56
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

83
Hal ini juga didukung dari pemaparan data wawancara diatas. bahwa adanya

keterlambatan pemberian program Bantuan Sosial Tunai (BST) dari pihak pemerintah

pusat kepada pihak Kelurahan. Meskipun keterlambatan itu tidak sering terjadi, tetapi

keterlambatan tersebut dapat menggangu ketepatan program dari kebijakan bantuan

sosial. Berbeda dengan pendapat dari salah seorang warga dan ketua RT, mereka

berpendapat bahwa tidak ada keterlambatan dalam penerimaan bantuan. Karena pada

dasarnya mereka menerima sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan oleh pihak

Kelurahan serta sudah diinformasikan mengenai syarat-syarat untuk menerima bantuan

program tersebut.

4. Tercapainya Target dari adanya Program

Pada pemberian Bantuan Sosial Tunai, yang menjadi target Pemerintah Pusat

adalah menyelamatkan masyarakat Indonesia dari kesulitan ekonomi karena adanya

Pandemi yang menimpa seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, oleh karena itu

pemerintah mengatur kebijakan mengenai bantuan sosial. Tujuan dari program BST

adalah untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan dasar masyarakat, menopang

kebutuhan masyarakat ditengah pandemic, menjaga daya beli masyarakat, serta

meningkatkan taraf hidup para penerima manfaat bansos.57

Jika merujuk kepada Peraturan Kementerian Sosial Republik Indonesia Nomor

54/HUK/2020 tentang pelaksanaan program bantuan sosial tunai, dijelaskan bahwa

57
Kemensos, “Cair 94,75 Persen, KPM Banyak Rasakan Manfaat BST”, diakses dari
https://kemensos.go.id/cair-9475-persen-kpm-rasakan-banyak-manfaat pada 16 Februari 2022. Pukul
18:00 WIB

84
dengan adanya bantuan ini, pemerintah berharap agar masyarakat dapat terbantu dan

juga mempergunakan bantuan ini dengan bijak. Agar tujuan dengan adanya bantuan

ini tercapai sebagaimana mestinya.

Kemudian penulis mencoba untuk menanyakan terkait pencapaian program

tersebut kepada pihak Kelurahan, apakah dari adanya BST ini. Masyarakat telah

merasakan dampaknya, atau masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Berikut

pendapat dari Maryati:

“Ya Alhamdulillah mas, dari adanya program Bantuan Sosial Tunai ini
banyak dari warga yang terbantu. Maaf ya, yang kerjanya jadi buruh
kemudian dipecat karena pengurangan karyawan, yang pendapatannya
harian seperti berjualan kemudian diliburkan dengan alasan mengurangi
kerumunan, yang kerjanya ngojek. Alhamdulillah pada terbantu mas,
lumayan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, untuk beli beras, telor,
sayuran, bayar listrik, bayar kontrakan, banyak warga yang cerita ke
saya. Karena kan kebetulan setiap ada pemberian bantuan, saya selalu
hadir ya. Setidaknya beban mereka ketika ada pandemic kaya gini jadi
lebih ringan, meskipun tidak terlalu banyak tapi itu sangat berarti untuk
mereka yang memang bener-bener terdampak karena pandemic. Ya
semoga pemerintah tetep peduli sama warganya, semoga aja bantuan-
bantuan ini hadir selalu dari pihak pemerintah, bantuan tunai, bantuan
sembako, bantuan lapangan pekerjaan. Karena memang mayoritas dari
warga sini banyak yang kena PHK mas.”58

Tidak bisa dipungkiri bahwa dari adanya program Bantuan Sosial yang

dilakukan oleh Kementerian Sosial telah memberikan suatu perubahan dalam hal

perekonomian. Banyak dari masyarakat yang terkena dampak dari adanya pandemic

Covid-19 mengakui bahwa dari adanya program ini, mereka mampu memenuhi

kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu peneliti juga turut serta menanyakan kepada

58
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

85
beberapa narasumber, berikut pendapat Partono selaku ketua RT 04 di Kelurahan

Pondok Aren:

“Alhamdulillah sih, banyak warga yang terbantu karena adanya


program BST ini, lumayan untuk mereka nutupin kebutuhan harian
kaya beli beras, minyak, gula. Kalau ngomongin perubahan mah pasti
ada, karena warga yang kesusahan karena pandemic kan banyak. Tapi
karena ada BTS ini mereka bisa beli untuk kebutuhan hidup gitu,
lumayan bisa untuk seminggu sampe dua minggu. Kalau bisa sih
pemerintah juga rutin ngasih bantuannya, selama masih kondisi kaya
gini.”59

Pendapat ini juga selaras dengan pendapat dari salah salah seorang warga yang

menerima manfaat, beliau berpendapat bahwa dari BST ini dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya seperti untuk makan sehari-hari. Berikut pendapat dari Yanti selaku warga

penerima manfaat BST:

“Alhamdulillah mas, saya berterima kasih banget sama pemerintah.


mungkin kalau masnya wawancara ke semua penerima BST pasti
jawabannya sama. Karena pada dasarnya kita kan emang lagi kesulitan,
dengan adanya program bantuan ini saya pribadi jadi bisa nutupin uang
belanja sayur-sayuran, pokoknya kebutuhan makan selama hampir dua
minggu Alhamdulillah bisa ditutupin pake bantuan ini.”60

Kemudian Ansori selaku Ketua RT 01 di Kelurahan Pondok Aren juga

mengatakan tekait target program, menurutnya program bantuan ini sudah berjalan

sesuai target. Karena beliau melihat bahwa dengan adanya bantuan ini, warga sudah

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut pendapat Ansori:

“Seperti yang kita tau mas, masyarakat menengah kebawah merasa


bahwa pandemic ini merupakan cobaan yang harus dihadapi. Mau tidak

59
Wawancara dengan Partono Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di Kelurahan Pondok Aren,
25 Januari 2022.
60
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.

86
mau, siap tidak siap mereka harus menghadapi. Mulai dari yang kena
pengurangan pekerja dalam perusahaan, sampai pekerja yang
mendapatkan hasil harian seperti pedagang, tukang ojek, ya semua
lapisan lah ya kalau kita bilang. Tapi syukur Alhamdulillah dengan
mereka menerima bantuan ini, sedikit membantu kehidupannya. Jadi
kalau menurut saya sih target pemerintah dalam program ini sudah
tercapai, seperti membantu perekonomian masyarakat, menjaga daya
beli masyarakat, mengatasi kemiskinan yang sedang dialami
masyarakat. Karena banyak dari warga sini yang kesulitan menerima
bantuan ini, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.”61

Kemudian Arief juga mengatakan bahwa bantuan tersebut sudah sesuai dengan

target pemerintah seperti yang dia ketahui mengenai target dari adanya BST ini, berikut

pendapat Arief:

“Kalau target pemerintah menurut saya sih sudah sesuai, karena pada
dasarnya pemerintah menargetkan bantuan ini untuk warga yang
terdampak dimasa pandemi. Dan menurut saya hal tersebut sudah
terlaksana, karena dari warga sekitar sini yang memang kurang mampu
atau terdampak karena pandemic. Alhamdulillah rata-rata pada nerima
bantuan ini, asalkan syarat dan ketentuannya sesuai seperti yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.”62

Uki selaku warga penerima manfaat juga mengatakan hal yang serupa,

menurutnya banyak warga-warga yang kesulitan di masa pandemic kemudian

menerima bantuan tersebut. Berikut pendapat Uki:

“Kalau untuk target dari program ini kan memang dikhususkan untuk
warga-warga yang kesulitan ya mas. Maaf mas, untuk janda, untuk
warga yang kena PHK dimasa pandemic, untuk warga yang masih
belum menerima tempat tinggal yang layak, berpenghasilan rendah,
dsb. Tujuannya kan untuk membantu mereka-mereka ini, dan saya rasa
program ini sudah sesuai dengan target tersebut. Karena dari lingkungan

61
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua Rukun Tetangga 01 di Kelurahan Pondok Aren,
16 Februari 2022.
62
Wawancara dengan Arief Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

87
sini, mereka-mereka yang saya sebutkan tadi menerima bantuan
tersebut mas.”63

Dan Rominah selaku warga penerima manfaat juga mengatakan hal yang sama,

bahwa bantuan ini sudah mengurangi beban warga yang terdampak karena warga dapat

menggunakan bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berikut pendapat

Rominah selaku warga penerima manfaat:

“Target dari diberikannya bantuan tersebut yang pasti untuk memenuhi


kebutuhan hidup masyarakat ya, meringankan beban masyarakat, serta
menjaga daya beli masyarakat. Kalau menurut saya, target tersebut
sudah tercapai. Saya sebagai contohnya mas, saya bukannya pura-pura
susah agar mendapat bantuan ini. Suami saya merupakan tukang jahit,
saya sendiri hanya penjual ketoprak dan gado-gado, punya anak 2.
Memang sebelum pandemic kebutuhan hidup masih bisa terpenuhi, tapi
sekarang orang mau jahit takut-takutan. Mau beli makanan takut-
takutan, otomatis pendapatan berkurang mas. Kebutuhan hidup jalan
terus, mungkin kalau lama-lama seperti ini saya bisa ngutang kemana-
mana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi Alhamdulillah, semenjak
dapat bantuan ini saya bisa gunakan untuk nambahin kebutuhan hidup.
Jadi kalau menurut saya sih dengan adanya bantuan ini, warga-warga
yang kesulitan seperti saya sangat terbantu. Dan pemerintah sudah
sesuai dalam memilih target penerima bantuan ini mas.”64

Indikator tercapainya target dari adanya program bantuan sosial tunai ini dilihat

dari terwujudnya harapan dari pelaksanaan program yaitu untuk membantu masyarakat

kurang mampu dalam segi ekonomi dan masyarakat yang terdampak karena pandemic

covid-19 agar mampu mempertahankan hidupnya, dan juga menjaga daya beli

masyarakat serta meningkatkan laju perekonomian negara. Bentuk pemanfaatan dari

63
Wawancara dengan Uki Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.
64
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

88
program bantuan sosial tunai ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti

sembako dan kebutuhan utama lainnya. Tercapainya tujuan dari pelaksanaan program

bantuan sosial tunai ini juga dipengaruhi oleh penentuan penerima bantuan dengan kata

lain harus sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan sehingga dengan sasaran yang

tepat maka akan mempengaruhi efektifitas dari tercapainya tujuan.

Terkait penentuan program bantuan sosial tunai ini selain berdasarkan data dari

pemerintah juga didukung dari hasil rekomendasi Ketua RT yang dianggap lebih

memahami kondisi warganya sehingga mereka yang direkomendasikan untuk

menerima bantuan ini memang sudah dianggap sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis, Banyak

dari warga Pondok Aren yang kesulitan dimasa pandemic menerima bantuan ini,

kemudian banyak dari masyarakat penerima manfaat ini menggunakan bantuan

tersebut dengan bijak seperti menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan

dirasa dapat membantu perekonomian masyarakat yang sedang terpuruk karena adanya

pandemic Covid-19 di Indonesia.

5. Perubahan Secara Nyata

Perubahan secara nyata merupakan salah satu indikator yang penting dalam

teori efektivitas kebijakan, karena dalam mengukur seberapa efektif program yang

telah berjalan perlu indikakor ini. Karena dengan adanya indikator ini, penulis dapat

menilai dan melihat seberapa jauh program bantuan yang diberikan oleh pemerintah

memberikan dampak kepada warga terdampak dan warga yang masuk kedalam

89
kategori kurang mampu dalam kehidupan masyarakat. Apakah dari program BST ini,

memberi dampak yang positif bagi para penerima manfaat atau mengalami perubahan

seperti target awal yang diinginkan oleh pemerintah.

Oleh karena itu, penulis menanyakan perihal perubahan secara nyata kepada

pihak Dinas Sosial. Kemudian pihak Dinas Sosial menjelaskan bahwa terdapat

perubahan dari adanya BST ini, contohnya seperti warga yang sebelumnya kesulitan

dalam memenuhi kebutuhan ekonomi kemudian merasa dibantu secara finansial oleh

pemerintah. Kemudian, warga yang sulit dalam kebutuhan makan dimasa pandemic

sudah merasa jauh lebih baik karena adanya program BST ini. Setidaknya dengan

adanya program ini, beban mereka untuk menjalani hidup dimasa pandemic sedikit

berkurang. Berikut pendapat dari Arief Rachman selaku pihak Dinas Sosial,

mengomentari terkait hal ini:

“Pemerintah menyalurkan bantuan sosial ini untuk membantu


perekonomian masyarakat yang melemah dimasa pandemic, dengan
adanya bantuan ini. Saya rasa masyarakat Indonesia dapat bersikap
bijak dalam menggunakan bantuan ini, banyak yang kemudian mereka
yang sebelumnya kesulitan dalam ekonomi kemudian terbantu dengan
adanya bantuan ini. Kalau permasalahan perubahan yang terlihat sih
banyak pasti, karena bantuannya ga bisa dibilang kecil. Masyarakat
dapat menggunakan bantuan tersebut untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Dan perubahan menurut saya sih sudah pasti ada.”65

Berikut merupakan pernyataan dari Maryati selaku pihak Kelurahan pondok

aren dalam mengomentari hal ini:

“Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih kepada pemerintah


pusat karena sudah membantu meringankan beban masyarakat ketika

65
Wawancara dengan Arief Rachman Selaku petugas Dinas Sosial Tangerang Selatan, 07
April 2022

90
pandemic melanda Indonesia, karena seperti yang kita ketahui bahwa
pandemic ini memberikan dampak yang cukup signifikan kepada
seluruh lapisan masyarakat. Dari pengusaha hingga pedagang biasa
merasakan dampaknya. Kemudian terkait perubahan, saya sebagai
petugas Kelurahan menilai bahwa dengan adanya program BST ini
sudah menjadi angin segar untuk warga pondok aren. Karena tidak bisa
dipungkiri, bahwa banyak warga yang terbantu karena adanya program
BST. Maksud terbantu dalam hal ini, Pertama, warga bisa memenuhi
kebutuhan pangan untuk beberapa hari kedepan. Kedua, dengan adanya
program ini warga merasa sangat terbantu dari segi ekonomi. Ketiga,
dalam pemberian BST ini terlihat jelas bahwa terdapat perubahan yang
dialami oleh masyarakat mas.”66

Pernyataan ini selaras dengan anggapan pihak RT terkait perubahan secara

nyata yang dirasakan oleh warga karena adanya BST ini, berikut pendapat Partono

mengenai perubahan secara nyata:

“Jadi begini mas, terkait perubahan yang dialami oleh warga karena
menerima BST sih banyak mas. Karena pada awalnya mereka yang
terdampak karena pandemic kan banyak ya, banyak yang dari mereka
itu kesulitan untuk makan, bayar sekolah, bayar tagihan dsb. kemudian
setelah adanya program ini. Warga setidaknya dapat menggunakan
bantuan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya, dan beberapa juga ada
untuk nambahin buka usaha karena sebelumnya sempat tutup karena
PPKM yang mengharuskan semua kegiatan dilakukan dirumah.
Kemudian sekarang mulai bangkit dalam membangun usaha kecil-
kecilan seperti buka warung itu banyak mas. Yang kembali lagi
berjualan juga banyak mas karena BST ini. Jadi menurut saya sih dari
adanya program ini, warga sedikit banyak dapat bangkit dalam
membangun usaha-usaha mikro.”67

Kemudian pendapat dari Partono mengenai perubahan yang terjadi karena

adanya program BST ini diperkuat oleh salah seorang warga yang merasa terbantu

66
Wawancara dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring Data Kesejahteraan
Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.
67
Wawancara dengan Partono Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di Kelurahan Pondok Aren,
25 Januari 2022.

91
karena menerima bantuan ini. Berikut merupakan pendapat dari Yanti selaku warga

penerima manfaat BST:

”Alhamdulillah mas, karena adanya program BST ini saya pribadi jadi
tidak terlalu kesulitan untuk membeli bahan makan sehari-hari.
Kemudian uangnya juga bisa digunakan untuk bayar listrik bulanan,
setidaknya dari bantuan ini sudah mengurangi sedikit beban yang ada
karena pandemic. Kemudian kalau berbicara manfaat dari BST ini,
mungkin sama seperti yang saya sudah jelasin tadi. Dari adanya BST
ini, kita bisa gunakan untuk membeli kebutuhan hidup selama beberapa
minggu, bisa untuk membayar listrik, dsb.”68

Rominah yang merupakan warga penerima manfaat juga mengatakan bahwa

dari adanya bantuan tersebut, ia mengaku dapat menutupi pengeluaran belanja bahan

makanan yang akan dijual. Berikut pendapat Rominah:

“Alhamdulillah mas, dengan adanya BST ini saya merasa sangat


terbantu. Saya menggunakan bantuan ini untuk kebutuhan makan
sehari-hari, untuk membeli bahan makanan untuk saya dagang, untuk
iuran listrik. Dari bantuan ini saya pribadi merasakan manfaat yang
cukup banyak mas.”69

Kemudian Uki selaku warga penerima manfaat dari BST, mengatakan bahwa

masyarakat yang masuk kedalam kategori kurang mampu merasa sangat terbantu

karena adanya bantuan ini, berikut pendapat Uki mengenai hal ini:

“Dari bantuan ini masyarakat yang menerima dan saya pribadi merasa
sangat terbantu, karena bantuan ini dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan makan harian, menambah modal untuk berdagang, untuk
membayar kontrakan. Intinya dengan adanya program ini. Beban warga
yang sedang kesulitan dimasa pandemic menjadi lebih ringan. Saya

68
Wawancara dengan Yanti Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 28
Januari 2022.
69
Wawancara dengan Rominah Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

92
pribadi menggunakan bantuan ini untuk makan bulanan, dan juga
digunakan untuk nambah belanjaan warung.”70

Suhartono juga berpendapat demikian, ia merasa terbantu dengan adanya BST

ini. Berikut pendapat Suhartono:

“Sangat terbantu mas, saya bisa gunakan uang bantuan ini untuk
kebutuhan rumah. Kebetulan saya disini kan tinggal berdua dengan adik
saya, adik saya masih sekolah. Jadi bisa nambahin untuk kebutuhan
internet juga, untuk makan sehari-hari. Jadi dengan adanya bantuan ini,
jelas meringankan beban saya untuk membiayai adik saya.”71
Kemudian Arief selaku warga penerima manfaat juga berpendapat bahwa

dengan adanya bantuan ini, ia bisa gunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Berikut

pendapat Arief:

“Alhamdulillah mas. Dengan adanya bantuan ini saya bisa gunakan


untuk biaya sekolah anak. Bisa untuk nambahin belanja bulanan istri.
Intinya sih karena bantuan ini bisa mengurangi pengeluaran bulanan.
Karena gaji jadi security gak seberapa mas, kalau di itung-itung abis
untuk tagihan sekolah anak. Jadi menurut saya bantuan ini sangat
membantu mas.”72

Lalu Ansori sebagai ketua RT 01 merasa bahwa dengan adanya bantuan ini,

banyak dari warga lingkungan RT 01 merasa terbantu. Mulai dari belanja kebutuhan

pokok, hingga bayaran kontrakan. Berikut pendapat Ansori:

“Ya Alhamdulillah mas, kalau saya lihat secara langsung. Dengan


adanya bantuan tunai ini warga bisa menggunakan untuk kebutuhan
sehari-hari seperti makan, tagihan listrik, tagihan kontrakan, dsb.
Kemudian banyak juga warga yang merasa terbantu karena adanya BST

70
Wawancara dengan Uki Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.
71
Wawancara dengan Suhartono Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren,
16 Februari 2022.
72
Wawancara dengan Arief Selaku Penerima Manfaat BST di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

93
ini. Kalau menurut saya sih, dengan adanya bantuan ini ekonomi warga
terbantu.”73

Perubahan secara nyata merupakan indikator yang digunakan untuk

mengetahui perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah adanya program bantuan

yang dijalankan, sehingga dapat diukur sejauh mana sebuah program memberikan

perubahan atau sebuah manfaat kepada masyarakat. Dengan adanya program bantuan

sosial tunai ini terlebih dimasa pandemic covid-19 sangat diharapkan masyarakat yang

merasakan dampak dari adanya kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah

pusat terkait penanganan virus covid-19 seperti kebijakan pembatasan sosial yang

berdampak pada turunnya perekonoman masyarakat. Banyak daripada narasumber

penulis mengatakan bahwa dengan adanya bantuan sosial tunai yang diberikan oleh

Kementerian Sosial yang bekerja sama dengan Pos Indonesia dinilai cukup baik.

Karena dengan bantuan yang sudah diselenggarakan pemerintah, masyarakat yang

terdampak karena pandemic merasa dibantu. Karena menurut banyak warga

pendapatan mereka dimasa pandemic ini sangat jauh berkurang jika dibandingkan

dengan sebelum adanya pandemic covid-19, sehingga masyarakat merasa sangat

terbantu sekali dengan adanya program ini.

Lalu berdasarkan pemaparan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa

perubahan yang terjadi dari adanya program BST ini sangat banyak. Dan sangat

berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak dari warga yang

73
Wawancara dengan Ansori Selaku Ketua Rukun Tetangga 01 di Kelurahan Pondok Aren, 16
Februari 2022.

94
menggunakan bantuan tersebut untuk membeli sembako, sayur-sayuran, serta

membayar listrik. Kemudian, terkait manfaat yang dirasakan oleh warga dari adanya

kebijakan BST ini bermacam-macam.

95
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan mengenai Kebijakan Dana

Bantuan Sosial Tunai pada masa Pandemi Covid-19 di Kelurahan Pondok Aren, dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa:

1. Efektivitas kebijakan dana bantuan sosial tunai pada masa pandemic

covid-19 di Kelurahan Pondok Aren sudah berjalan dengan efektif, hal

ini terlihat dari indikator terkait efektivitas kebijakan yaitu, pemahaman

program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, tercapainya tujuan dan

perubahan secara nyata.

2. Faktor pendukung dalam penyaluran dana bantuan sosial yang

dilakukan di Kelurahan Pondok Aren yaitu, adanya koordinasi yang

baik antara aparatur negara dalam melaksanakan kegiatan, kualitas dan

juga kuantitas pegawai yang ikut serta membantu dalam penyaluran

bantuan, dan bentuk sosialisasi yang cermat dan tepat. Lalu terdapat

pula faktor penghambat dalam penyaluran kebijakan bantuan sosial ini,

yaitu kurang update nya data yang ada, turunnya bantuan yang tidak

tentu, mengakibatkan keterlambatan dalam pemberian, serta

keterbatasan pos-pos penyaluran atau pencairan dana bantuan.

96
B. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis serta kesimpulan yang

sudah diutarakan, terdapat beberapa masukan yang penulis ingin sampaikan sebagai

berikut:

1. Kementerian Sosial sebagai pelaku perancang kebijakan untuk lebih berkoordinasi

dengan Dinsos maupun Kelurahan, dan menyiapkan data-data yang lebih akurat

terkait warga penerima manfaat Bantuan Sosial Tunai agar kebijakan yang telah

dibuat dapat tersalurkan kepada warga yang benar-benar membutuhkan ataupun

mereka yang terdampak karena adanya pandemic covid-19. Lalu pemerintah pusat

sebagai pembuat kebijakan diharapkan lebih konsisten dalam penyaluran bantuan,

agar tidak terjadi keterlambatan dalam pemberian bantuannya, dan juga pemerintah

diharapkan menyiapkan beberapa tempat penyaluran yang lebih banyak dan besar.

Agar pada saat penyaluran bantuan dapat bisa lebih efektif lagi.

2. Masyarakat Kelurahan Pondok Aren diharapkan untuk terus menggunakan bantuan

ini dengan bijak, dan digunakan sesuai dengan dasar keinginan pemerintah yaitu

memenuhi dan menjami kebutuhan dasar serta meningkatkan taraf hidup penerima

manfaat.

3. Setelah penelitian ini, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti

lebih dalam lagi terkait efektivitas kebijakan bantuan sosial tunai dan

mewawancarai informan yang lebih berfariasi agar tercipta pemahaman yang lebih

komprehensif terkait hal ini.

97
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aminudin, Cecep. Efektivitas Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara Industri.


Jakarta: Universitas Indonesia, 2006.

Anggara, Sahya. Kebijakan Publik. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan


Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2017.

Edi, Sutrisno. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana, 2007.

Fattoni, Abdurahman. Metodologi Peneitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:


Rineka Cipta, 2011.

Handoyo, Eko. Kebijakan Publik. Semarang: Widya Karya, 2012.

Kartawidjaja, Daradjat. Konsep dan Efektifitas Implementasi Kebijakan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3). Jakarta: Madani Publishing, 2011.

Makmur. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Jakarta: PT Refika


Aditama, 2011.

Santana, Septiawan. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:


Yayasan Pustaka Obor, 2010.

98
Sawir, Muhammad. Birokrasi Pelayanan Publik. Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Sleman: Deepublish, 2020.

Simamora, Roymond. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC, 2008.

Siyoto, Sandu. Dasar Metode Penelitian. Sleman: Literasi Media Publishing, 2015.

Soekanto, Soerjono. Efektivitas Hukum dan Peranan Saksi. Bandung: Remadja Karya
CV, 1988.

Steers, M. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga, 1985.

Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta, 2015.

Supriyono. Sistem Pengendalian Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro,


2000.

Suratman, Deni. Fotografi Sebagai Media Komunikasi Antar Pesona dengan


Pendekatan Nilai Keislaman. Bandung: Universitas Pasundan, 2017.

Wahab, Solichin. Analisis Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Wasito, Herman. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama, 1992.

Winarno, Budi. Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus. Yogyakarta:
CAPS, 2011.

Yuwanto, Listiyo. Metode Penelitian Eksperimen. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu,


2019.

99
Dokumen

Data Penyaluran BST Tahap 1 Sampai 6, Kelurahan Pondok Aren Kecamatan


Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.

Peraturan Kemensos No. 54 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial


Sembako dan Bantuan Sosial Tunai dalam Penanganan Dampak Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19).

Profil Kelurahan Pondok Aren Tahun 2020, Kelurahan Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan.

Jurnal

Daniarsyah, Dida. “Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Program Kartu Kusuka pada


Kementerian Kelautan dan Perikanan”. Jurnal of Indonesian Public
Administration and Governance Studies (JIPAGS). Vol. 3. No. 2 (Desember
2019): 52

Huvat. “Efektifitas Kerja Fasilitator dalam Pelaksanaan Program PNPM di


Kecamatan Laham Kabupaten Mahakam Ulu.” Jurnal Pemerintahan
Integratif. Vol. 3. No. 1 (Februari 2015): 86-87

Mufida. “Polemik Pemberian Bantuan Sosial di Tengah Pandemic Covid-19.” Jurnal


ADALAH Buletin Hukum & Keadilan. Vol. 4 No. 1 (Agustus 2020): 160

Parwanto, MLE. “Virus Corona (2019-nCoV) penyebab Covid-19.” Jurnal


Biomedika dan Kesehatan, Vol. 3 No. 1, (Maret 2020): 1

Rahmansyah, Qadri, Sakti, dkk. “Pemetaan Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial


untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia.” Jurnal Pajak dan Keuangan
Negara. Vol. II. No. 1 (Maret 2020): 90-102

100
Sukur, Kurniadi, Haris, dan N Faradillahisari. “Penanganan Pelayanan Kesehatan di
Masa Pandemi Covid-19 dalam Prespektif Hukum Kesehatan.” Journal Inicio
Legis. Vol. 1 No. 1, (Oktober 2020): 4

Yusrizal, “Tanggung Jawab Negara terhadap Pengawasan Bantuan Sosial Selama


Pandemi Covid-19.” Suloh Jurnal Program Magister Hukum, Edisi Khusus,
(Oktober 2020): 22-3

Artikel, Berita, Basis Data Online Resmi

Alam, Oktaviani. Berbagai Cara Penyebaran Virus Corona COVID-19 Menurut


WHO, Apa Saja?. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
5122703/berbagai-cara-penyebaran-virus-corona-covid-19-menurut-who-apa-
saja diakses pada tanggal 11 Agustus 2021.

Badan Pusat Statistik. Februari 2021: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar
6,26 Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/05/05/1815/februari-
2021--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-6-26-persen.html diakses
pada 11 Agustus 2021.

Badan Pusat Statistik. Penduduk Tangerang Selatan Sebanyak 1,3 Juta pada 2020.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/12/14/penduduk-tangerang-
selatan-sebanyak-13-juta-pada-2020 diakses pada 22 September, 2021.

BBC. Covid-19: Kajian Kasus di Wuhan Muncul Sejak Akhir Agustus.


https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52977852 diakses pada tanggal 1
diakses pada September, 2021.

CNN Indonesia. Risma Buka Suara soal Setop Bansos Tunai PPKM Rp.300 Ribu.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210923092555-20-698308/risma-
buka-suara-soal-setop-bansos-tunai-ppkm-rp300-ribu diakses pada 16
Februari, 2022.

Eries Adlin. Bansos Tunai (BST) Juli dan Agustus 2021: Dari Kemensos Sudah Cair,
Kapan di DKI Jakarta. https://jakarta.ayoindonesia.com/jakarta-barat/pr-
76769027/Bansos-Tunai-BST-Juli-dan-Agustus-2021-Dari-Kemensos-Sudah-
Mulai-Cair-Kapan-di-DKI-Jakarta diakses pada 13 Februari, 2022.

Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang. Peraturan Daerah dalam Pembentukan


Kelurahan https://jdihn.go.id/files/323/Perda-3-2005-Pembentukan-
Kelurahan.PDF diakses pada 22 September, 2021.

101
Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Profil Kecamatan Pondok Aren
https://eorg.tangerangselatankota.go.id/manage/media/pdf/Camat%20PD.AR
EN.pdf diakses pada 22 September, 2021.

Pratama, Ferdian. Solusi Hadapi Permasalahan Sosial Bantuan Sosial Tunai (Bansos
Tunai). https://puspensos.kemensos.go.id/solusi-hadapi-permasalahan-sosial-
bantuan-sosial-tunai-bansos-tunai diakses pada 09 October 2021.

Rianti, Eva. Angka Kemiskinan di Tangsel Meningkat 40 Persen.


https://www.republika.co.id/berita/qmxkmb457/angka-kemiskinan-di-tangsel-
meningkat-40-persen diakses pada 2 September, 2021.

Tim detikcom-detikNews. 41.486 Pasien Sembuh, Ini Update Lengkap Kasus Corona
RI 10 Agustus. https://news.detik.com/berita/d-5677314/41486-pasien-
sembuh-ini-update-lengkap-kasus-corona-ri-10-agustus diakses pada tanggal
10 Agustus 2021.

Tim Redaksi. Ratusan KK di KK Kampung Pemulung Pondok Aren Akui Belum Dapat
Banntuan Pemerinah. https://kabar6.com/ratusan-kk-di-kampung-pemulung-
pondok-aren-akui-belum-dapat-bantuan-pemerintah/ diakses pada 16 Desember,
2021.

Skripsi, Tesis

Fauziyah, Salma. Skripsi:”Efektivitas Implementasi Kebijakan Publik dalam


Pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) di Kel. Mekar Jaya Kec. Sukmajaya
Kota Depok. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah. 2020

Izzudin, Ahmad. Skripsi: Bantuan Sosial Covid-19 dari Dana Surat Utang Negara
Ditinjau dari Prespektif Islam. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2020

Malikatun, Ika. Skripsi: Kebijakan Pengelolaan Retribusi Parkir di Kota Malang.


Malang: Universitas Muhammadiyah. 2020

102
Rosaidi, Cahya. Skripsi: Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2020

Wawancara

Wawancara langsung dengan Arief Rachman Selaku Petugas Dinas Sosial Kota
Tangerang Selatan, 07 April 2022

Wawancara langsung dengan Partono Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di


Kelurahan Pondok Aren, 25 Januari 2022.

Wawancara langsung dengan Yanti Selaku warga Penerima Manfaat BST di


Kelurahan Pondok Aren, 28 Januari 2022.

Wawancara langsung dengan Maryati Selaku Petugas Verifikasi dan Monitoring


Data Kesejahteraan Sosial di Kelurahan Pondok Aren, 26 Januari 2022.

Wawancara dan Observasi langsung dengan salah satu Ketua RT di Kelurahan Pondok
Aren, 10 Desember 2021.

Wawancara langsung dengan Rominah Selaku warga Penerima Manfaat BST di


Kelurahan Pondok Aren, 14 Februari 2022.

Wawancara langsung dengan Suhartono Selaku warga Penerima Manfaat BST di


Kelurahan Pondok Aren, 13 Februari 2022.

Wawancara langsung dengan Arief Selaku warga Penerima Manfaat BST di Kelurahan
Pondok Aren, 14 Februari 2022.

Wawancara langsung dengan Uki Selaku warga Penerima Manfaat BST di Kelurahan
Pondok Aren, 14 Februari 2022.

103
Wawancara langsung dengan Ansori Selaku Ketua Rukun Tetangga 04 di Kelurahan
Pondok Aren, 13 Februari 2022.

104

Anda mungkin juga menyukai