Anda di halaman 1dari 117

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKBUD NO.

51 TAHUN 2018
TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)
DI KABUPATEN SUMENEP
(Studi PPDB SMAN 1 Ambunten Sumenep)

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai drajat serjana S-1

Disusun oleh:
ALI FIKRI
NPM: 716112549

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
2020
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKBUD NO. 51 TAHUN 2018
TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)
DI KABUPATEN SUMENEP
(Studi PPDB SMAN 1 Ambunten Sumenep)

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai drajat serjana S-1

Disusun oleh:
ALI FIKRI
NPM: 716112549

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
2020

ii
PERSETUJUAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKBUD NO 51


TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK
BARU (PPDB)DI KABUPATEN SUMENEP
(Studi PPDB SMAN 1 Ambunten Sumenep)

Disusun oleh:

Ali Fikri
NPM: 716112549

Skripsi ini telah disetujui


Pada Tanggal 21 Agustus 2020

Oleh
Pembimbing I

Drs. Hadi Soetarto, M. Si


NIDK. 8812790019

Pembimbing II

Ir. Alqaf Harto M, S.Sos, MH, M.Si


NUPN. 9907010735

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Irma Irawati. P, M.Si


NIDN. 0706026902

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKBUD NO 51


TAHUN 2018 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK
BARU (PPDB) DI KABUPATEN SUMENEP
(Studi PPDB SMAN 1 Ambunten Sumenep)

Disusun oleh:

Ali Fikri
NPM: 716112549

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji


pada hari Selasa Tanggal 21 Agustus 2020

Pembimbing/Penguji
Ketua

Drs. Hadi Soetarto, M. Si


NIDK. 8812790019

Penguji I Penguji II

Enza Resdiana, SE, M.AB Ida Syafriyani, S. Sos, M.Si


NIDN. 0722017702 NIDN. 0714067508

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Irma Irawati. P, M.Si


NIDN. 0706026902

iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :ALI FIKRI


NPM : 716112549
ProgramStudi : Administrasi Publik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

“Implementasi Kebijakan Permendikbud No.51 Tahun 2018 Tentang


Penerimaan Peseta Didik Baru (PPDB) Di Kabupaten Sumenep (Studi PPDB
SMAN 1 AMBUNTEN)”

Di majukan untuk di uji pada Juli 2020, adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi


ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya salin,tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian saya melakukan tindakan menyalin atau
menirutulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar
dan ijazah yang telah diberikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Wiraraja batal saya terima.

Sumenep,03 Juli 2020

Yang membuat pernyataan

Materai
Rp. 6000

ALI FIKRI

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada ALLAH SWT
Rasa syukur yang tiada tara aku panjatkan kepa ALLAH SWT , atas
segala nikmat, kesehatan, kekuatan, akal dan pikiran dan cinta dan kasih sayang-
nya yang selalu ALLAH berikan untukku dan segala kemudahan dalam segala
urusan hidupku.
Aku persembahkan karya sederhanaku ini untuk:
Orang tuaku tercinta eppak ismail dan emmakku tercinta sulima, dan istri
tercinta nuri mustofiyah, serta seluruh keluarga besarku yang sangat
kubanggakan.
Terima kasih atas segala pengorbanan dan perhatian kalian padaku sampai
saat ini. Terimakasih kalian yang selalu memberikan dukungan dan doa kepadku.
Sahabatku tecintA ONAR ku yang selalu ada unttukku ElaK, Fira, Icha,
Rosidah, Nanang, Adit, Ipunk, Fiqri, dan Fiqi. Kalian yang selalu menyelipkan
tawa di saat lelahku. Aku bersyukur mempunyai sahabat seperti kalian. Untuk
teman-teman Aliansi FISIP 2016 yang selalu memberikan banyak informasi saat
aku membutuhkan.
Dan tak lupa juga aku sampaikan terima kasih untuk:
Dosen pembimbing bapak Drs. Hadi Soetarto dan bapak Ir. Alqaf Harto
Maryono, S.Sos, M.H, M.Si , Ibu Dekan dan para dosen Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Semoga ilmu yang kalian berikan bermanfaat dan bernilai ibadah.

vi
LEMBAR MOTTO

MOTTO

“Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik


(untuk memotong), maka ia akan memanfaatkanmu (dipotong).”
(HR. Muslim)
“Barang siapa keluar untuk mencari Ilmu maka dia berada di jalan Allah.”
(HR. Turmudzi)
“prestasi besar tidak diraih dengan paksaan, tetapi di raih oleh rentetan tindakan
kecil yang menyatu”
(Vincent van Gogh)

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufikserta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan ke haribaan Rasulullah SAW yang telah menunjukkan
kebenaran hakiki dan kebahagian sejati bagi umat manusia, dan shahabat-
shahabatnya yang mulia.
Dengan segala kerendahan hati, keikhlasan dan ketulusan, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas semua karunia yang telah diberikan kepada penulis.
2. Kedua Orang Tuaku Bapak Ismail, dan Ibunda Sulima dan saudara
kandungku idrus dan rikiyang Tercinta yang telah membesarkanku serta
memberi dukungan, semangat dan doanya untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Istriku tercinta Nuri Mustofiyah yang telah menemaniku dalam
menyelesesaikan tugas penelitian ini. Dan yang selalu memberikan semangat
tiada henti-hentinya.
4. Drs. Hadi soetarto, M.si. selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing
proposal penelitian tugas akhhir yang telah memberikan bimbingan dengan
baik hingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ir Alqaf Harto Maryono,s.sos, MH,M.Si. selaku dosen wali sekaligus dosen
pembimbing propoasal penelitian tugas akhir yang telah memberikan
bimbingan dengan baik hingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Seluruh Dosen Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Wiraraja Sumenep.
7. Keluarga besar fakultas ilmu sosial dan ilmu politik yang telah memberikan
informasi,semangat, dan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Sahabat yang telah menjadi keluarga dan seperjuangan, (Nanank,


Iponk,Adit,Fiqi,Wawan,Atik,Fira,Ica,Elak,Rosidah).

viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan proposal skripsi
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan maupun isinya.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan di terima oleh
penulis. Demikian kata pengantar dari penulis, mudah-mudahan karya
ilmiah ini dapat bermanfaat.

Sumenep,27 Februari 2020


Peneliti

ALI FIKRI

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.................................................................. i


HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI ......................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
LEMBAR MOTTO..................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
INTISARI .................................................................................................... xiii
ABSTRACT.................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA TEORI ...................... 12


2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 13
2.2 Kebijakan Publik ............................................................................. 22
2.2.1. Pengertian Kebijakan Publik .................................................. 22
2.2.2. Proses Kebijakan Publik ....................................................... 25
2.2.3. Jenis – jenis kebijakan .......................................................... 27
2.3 Tinjauan implementasi Kebijakan Publik ........................................ 29
2.3.1. Pengertian Implementasi Kebijakan Publik ............................ 29
2.3.2. Model Implementasi Kebijakan ............................................ 30
2.4 Tinjauan Tentang Pengertian Pendidikan ......................................... 35
2.4.1. Pengertian Pendidikan ........................................................... 35
2.4.2. Pengertian Dan Ketentuan Dalam PPDB Sistem Zonasi ......... 38
2.4.3. Pendidikan Ditinjau Dari Aspek Hukum ................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................. 41


3.1 Fokus penelitian ............................................................................... 41
3.2 Lokasi penelitian .............................................................................. 42
3.3 Sumber data penelitian ..................................................................... 43
3.4 Instrumen penelitian......................................................................... 44
3.5 Subjek penelitian ............................................................................. 46
3.6 Teknik pengumpulan data ................................................................ 46
3.7 Teknik analisa data .......................................................................... 47
3.8 Keabsahan data ................................................................................ 49

x
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................... 53
4.1 Sejarah SMAN 1 Ambunten ............................................................ 53
4.2 Struktur Organisasi SMAN 1 Ambunten .......................................... 54
4.3 Visi dan Misi SMAN 1 Ambunten ................................................... 55
4.4 Gambaran pelakanaaan kebijakan PPDB .......................................... 56

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 60


5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................ 60
5.2 Pembahasan ..................................................................................... 66

BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 74


6.1 Kesimpulan...................................................................................... 74
6.2 Saran ............................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78


PEDOMAN WAWANCARA ..................................................................... 80
CURICULUM VITAE ................................................................................. 83
LAMPIRAN ................................................................................................ 84

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 :Penelitian Terdahulu Terkait Judul Penelitian ............................... 19

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Komponen Dalam Analisis Data ....................................... 49

Gambar 4.4 Surat Kuasa PPDB ............................................................ 58

Gambar 5.1 Dokumentasi Wawancara ................................................. 84

Gambar 5.2.1 Keterbukaan Informasi Melalui Media Massa ................. 67

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ................................................................... 80

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 84

Lampiran 3 Kartu Konsultasi .......................................................................... 87

Lampiran 4 Lembar Pengesahan Seminar Proposal ......................................... 89

Lampiran 5 Lembar Pengesahan Revisi Seminar Proposal .............................. 90

Lampiran 6 Lembar Revisi Proposal Skripsi ................................................... 91

Lampiran 7 Lembar Pengesahan Seminar Hasil............................................... 93

Lampiran 8 Lembar Pengesahan Revisi Seminar Hasil .................................... 94

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 95

Lampiran 15 : Sertifikat Bahasa Ingris ............................................................ 97

Lampiran 16 : Sertifikat Pelatihan Computer................................................... 98

Lampiran 17 : Sertifikat PKL .......................................................................... 99

Lampiran 18 : Sertifikat PKKMB.................................................................... 100

Lampiran 19 : Sertifikat Student Day .............................................................. 101

xiv
INTISARI

Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung dalam memajukan


sebuahbangsa.Bangsa yang memiliki sistem pendidikan yang baik, pastinya
akanmelahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berpotensi
tinggi,sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dengan
adanyagenerasi penerus bangsa yang mumpuni dalam berbagai bidang ilmu
tersebut.Penerimaan peserta didik baru pastinya dilakukan oleh setiap lembaga
pendidikan baik itu negeri maupun swasta guna mendapatkan calon peserta didik
yang nantinya akan menjadi siswa di lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa yang sangat penting, karena
peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas
sekolah.Fenomena yang terjadi saat ini terdapat kesenjangan yang cukup pesat
karena maraknya sekolah-sekolah negri yang berlebel favorit atau unggulan
hampir di berbagai kabupaten atau kota. Sehingga banyak yang di berikan oleh
sekolah faforit seperti sarana dan prasarana yang lengkap yang lengkap untuk
proses pembelajaran . Sekolah faforit terkesan hanya bisa di nikmati oleh peserta
didik dengan kemampuan akademik serta financial tertentu saja. Sehingga
berdampak terhadap pemerataan pendidikan. Ketidak merataan ini akan
menimbulkan dampak yang tidak baik pada dunia pendidikan. Untuk menyikapi
fenomena tersebut, maka pemerintah melalui kementrian pendidikan dan
kebudayaan (Komendikbud) mengeluarkan sebuah kebijakan yakni kebijakan
sistem zonasi yang harus diterapkan oleh setiap satuan pendidikan dalam
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
mengeluarkan Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 yang di dalamnya
mengusung sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru. Adapun tujuan
dari peraturan ini adalah untuk pemerataan akses pendidikan seluruh peserta didik
secara adil tanpa diskriminatif. Semua sekolah harus memiliki level yang sama
terutama dalam kualitas.

Kata kunci: Implementasi, PPDB, Kebijakan

xv
ABSTRACT

Education is one of the supporting factors in advancing a nation. A nation that


has a good education system will certainly create a smart and tall future
generation, so that the condition of the nation will continue to improve with the
presence of future generations who are qualified in various fields of knowledge.
Admission of new students, of course, is carried out by every educational
institution, both public and private, to get prospective students who will later
become students at the educational institution concerned. The acceptance of new
students is a very important event, because this event is a starting point that
determines the smooth running of school assignments.The current phenomenon is
that there is a fairly rapid burden due to the rise of state schools that are labeled
favorites or superior in almost all districts or cities. So that many are provided by
favorite schools such as complete facilities and infrastructure for the learning
process. Favorite schools can only be enjoyed by students with certain academic
and financial abilities. So that it has an impact on educational equality. This
inequality will have an adverse impact on the world of education. To respond to
this phenomenon, the government through the ministry of education and culture
(Komendikbud) issued a zoning system policy policy that must be implemented by
each education unit in the Admission of New Students (PPDB) The Minister of
Education and Culture of the Republic of Indonesia issued Permendikbud Number
51 of 2018 which is in Either bypassing the zoning system for the admission of
new students. The purpose of this regulation is to equal access to education for all
students fairly without discrimination. All schools must have the same level,
especially in quality

Keywords: Implementation, PPDB, Policy

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung dalam

memajukan sebuahbangsa.Bangsa yang memiliki sistem pendidikan yang

baik, pastinya akanmelahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan

berpotensi tinggi,sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan

dengan adanyagenerasi penerus bangsa yang mumpuni dalam berbagai

bidang ilmu tersebut. Pemerintah perlu melakukan perbaikan secara

berkesinambungan terhadap semua komponen yang ada pada pendidikan.

Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan disusunnya suatu

strategi yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pendidikan di

Indonesia. Permasalah-permasalahan pendidikan di Indonesia sekarang ini

meliputi permasalahan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan dan

manajemen pendidikan. Masalah penting dalam dunia pendidikan saat ini

adalah kurangnya pemerataan mutu pendidikan hampir di setiap negara.

Secara material, pendidikan harusnya dapat memberikan pengetahuan

yang memajukan dan mempertinggi kualitas hidup, baik dalam skala

kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun bernegara.

Sesuai dengan teks Pembukaan Undang-Undang dasar negara

republik indonesia tahun 1945 di nyatakan bahwa salah satu dari tujuan

Negara republik Indonesia adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan

untuk itu setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan

1
2

meningkatkan pendidikan yang bermutu serta warga negara di daerah

terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil harus

memperoleh pendidikan layanan yang khusus. Tampa memandang status

sosial, ras, etnis, agama. Pemerataan pendidikan akan berdampak kepada

masyarakat akan lebih moderen dan dapat mempunyai keterampilan dalam

melakukukan pekerjaan dengan terpenuhinya pendidikan yang berkualitas

atau bermutu, serta mendorong tegaknya msyrakat madani dan modern

yang di jiwai nilai-nilai pancasila.

Sistem pendidikan di Indonesia telah diatur secara jelas dalam

Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan

Nasional”. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sistem

Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen

pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaruan

pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pemerintah

dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan dan

serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap

warga negara tampa diskriminasi. Pemerintah dan pemerintah daerah

wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi

setiap warga negara yang berusia tujuh sampai sampai dengan lima belas

tahun. Serta pendidkan di selenggarakan secara demokratis tanpa adanya

diskriminasidan berkeadilan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.


3

Fenomena yang terjadi saat ini terdapat kesenjangan yang cukup

kesat karena maraknya sekolah-sekolah negri yang berlebel favorit atau

unggulan hampir di berbagai kabupaten atau kota. Sehingga banyak yang

di berikan oleh sekolah faforit seperti sarana dan prasarana yang lengkap

yang lengkap untuk proses pembelajaran .sekolah faforit terkesan hanya

bisa di nikmati oleh peserta didik dengan kemampuan akademik serta

financial tertentu saja. Sehingga berdampak terhadap pemerataan

pendidikan. Ketidak merataan ini akan menimbulkan dampak yang tidak

baik pada dunia pendidikan. Untuk menyikapi fenomena tersebut, maka

pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan

(Komendikbud) mengeluarkan sebuah kebijakan yakni kebijakan sistem

zonasi yang harus diterapkan oleh setiap satuan pendidikan dalam

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dan salah satu upaya untuk

peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan

diaplikasikannya sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru tahun

2019.Ketentuan sistem zonasi yg dimuat dalam PPDB Tahun 2019 ini

berdasar pada Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 yang bertujuan

menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan dengan objektif,

akuntabel, transparan dan tanpa diskriminasi sehingga mendorong

peningkatan akses layanan pendidikan.

Sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah

diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 51 Tahun

2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada TK, SD, SMP,
4

SMA, SMK, atau bentuk lain yang sederajat. Penerimaan Peserta Didik

Baru (PPDB) sistem zonasi, Berdasarkan pasal 18 dan sebagaimana dalam

pasal 16 ayat (1) huruf a, sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius

zona terdekat dari sekolah paling sedikit sebesar90% dari total jumlah

keseluruhan peserta didik yang diterima. Domisili calon peserta didik

dapat di lihat dari alamat pada kartu keluarga yang di terbitkan paling

langbat 6 bulan sebelum pelaksanaan penerimaan peserta Didik Baru.

(PPDB).

Batasan untuk radius zona terdekat Dan siswa yang mendaftar

melalui jalur presetasi sekolah yang di selengarakan oleh pemerintah yang

berdomisili di luar radius zona terdekat dari sekolah paling banyak 5%

dari total keseluruhan peserta didik yang di terima. Jalur bagi yang

berdomisili dari luar zo na terdekat dengan alasan khusus melipiuti

perpindahan domisili orang tua/wali peserta didik sebanyak 5% diri total

jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. Selain itu, bagi peserta

didik baru SMA/SMK atau bentuk lain yang berasal dari keluarga

ekonomi tidak mampu yang juga berdomisili dalam satu wilayah daerah

provinsi wajib diterima dandibebaskan dari biaya pendidikan paling

sedikit 20% dari jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. Peserta

didik kurang mampu tersebut harus dibuktikan melalui Surat Keterangan

Tidak Mampu (SKTM) atau bukti lainnya yang diterbitkan oleh

pemerintah
5

daerah.(Sumber:https//jdih.kemdikbud.go.id/arsip/PERMENDIKBUD%20

NOMOR%20TAHUN%2018.pdf)

Penerimaan peserta didik baru pastinya dilakukan oleh setiap

lembaga pendidikan baik itu negeri maupun swasta guna mendapatkan

calon peserta didik yang nantinya akan menjadi siswa di lembaga

pendidikan yang bersangkutan. Penerimaan peserta didik baru merupakan

peristiwa yang sangat penting, karena peristiwa ini merupakan titik awal

yang menentukan kelancaran tugas sekolah.

Pada hakikatnya, penerimaan peserta didik baru merupakan proses

pencarian, menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta

didik di lembaga pendidikan. Pemerintah khususnya Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan RI telah berupaya untuk memperbarui sistem pendidikan

yang benar-benar ideal bagi bangsa Indonesia.. Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Muhadjir Effendi mengeluarkan Permendikbud Nomor 51

Tahun 2018 yang di dalamnya mengusung sistem zonasi dalam

penerimaan peserta didik baru. Adapun tujuan dari peraturan ini adalah

untuk pemerataan akses pendidikan seluruh peserta didik secara adil tanpa

diskriminatif. Semua sekolah harus memiliki level yang sama terutama

dalam kualitas. Menurut beliau, sekolah favorit itu semu karena sekolah

favorit mendapatkan keuntungan dari anak-anak yang sudah berkualitas

dan umumnya anak orang kaya sehingga menimbulkan efek dalam sumber

daya. Sebaliknya sekolah yang dipandang tidak favorit akan selamanya

tertinggal karena dapat limpahan dari seleksi sekolah favorit.


6

Beberapa pemerintah daerah telah menerapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 51 Tahun 2018 tersebut, salah satunya

Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep. Untuk mendukung pelaksanaan

kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2019-

2020. Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan

bidang pendidikan. Salah satu upaya untuk peningkatan dan pemerataan

kualitas pendidikan di kabupaten Sumenep adalah dengan

diaplikasikannya sistem zonasi. Beberapa sekolah di Kabupaten Sumenep

sendiri sudah banyak yang mengaplikasikan sistem zonasi tersebut yang

bertujuan menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan dengan

objektif, akuntabel, transparan dan tanpa diskriminasi sehingga

mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.

Penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara online untuk tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sekolah menengah Atas (SMA)

Sdi lingkungan kabupaten sumenep, mengenai sistem sistem zonasi yang

di terapkan. Yaitu menurutnya rata-rata menggunakan sistem zonasi

kecamatan. Dalam artian da beberapa sekolah arau satu sekolah meliputi

dua kecamatan, satu kecamatan untuk dua sekolah, dan beberapa

kecamatan menjadi zonasi bersama. Sementara untuk sekolah di

lingkungan kecamatan kota sistem di bedakan, yakni mengunakan zonasi

desa yang kemudian di hubungkan jarak tempuh udara. Karena beberapa

sekolah di wilayah kota jaraknya mirip, dalam artian antra sekolah satu
7

dengan sekolah lain jaraknya sangat berdekatan. (Sumber: Koran

maduracom. Senin, 24 juni 2019)

Kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada tingkat

SMA Negeri ini dilaksanakan pada bulan Juni 2020 dengan menggunakan

mekanisme secara online, baik dari sesi pendaftaran, seleksi hingga

pengumuman kelulusan peserta didik. Sedangkan dalam sistem

penerimaannya dapat melalui sistem zonasi, non zonasi serta

mengakomodasi calon peserta didik dari keluarga kurang mampu.

Dalam Implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan kebijakan

antara pembentukan kebijakan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi

masyarakat yang dipengaruhinya. Dari proses pelaksanaan implementasi

kebijakan Sistem Zonasi dalam proses penerimaan peserta didik baru

(PPDB), salah satu permasalahan sistem zonasi di kabupaten Sumenep

yaitu menurut salah satu masyarakat dan siswa bahwa terdapat beberapa

masalah yaitu pertama kurangnya sosialisasi selama pelaksaan PPDB

berlangsung masyarakat tidak paham tentang sistem zonasi, karena lebih

mengutamakan peserta didik yang bertempat di sekitar sekolah. dan

masyarakat mengenai kebijakan sistem zonasi sehingga sebagian besar

masyarakat tersebut kebingungan dengan sistem yang berlaku saat ini.

Kedua, komunikasi yang terjalian antara pihak sekolah dengan calon

peserta didik baru kurang jelas. Sehingga peserta didik baru merasa

kebingungan dari proses pendaftaran sampai proses penerimaan siswa baru

PPDB, siswa baru di sini belum mengerti proses pendaftaran secara online
8

sehingga kebingungan karena komonikasi dari pihak sekolah atau pihak

pemerintah kurang terjalin dengan baik,dengan sistem yang berlaku

tersebut.

Selain itu sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru

tahun pelajaran 2019/2020 berdampak pada pememenuhan pagu sekolah.

Di kabupaten sumenep. Dari 15 lembaga prendidikan tingkat Sekolah

Menengah Atas Negri (SMAN) dan Sekolah Menengah Kejuruan Negri

(SMKN). 13 diantaranya tidak memenuhi pagu siswa di Sumenep hanya 2

Sekolah yang pagunya terpenuhi yaitu SMAN 1 Sumenep dan SMAN 1

Kalianget hal ini yang menjadi masalah dari proses PPDB sistem zonasi di

kabupaten sumenep. (Sumber: Beritajatimcom.Jumat, 28 juni 2019 )

Pada awalnya zona berdasarkan jarak tempat tinggal ke sekolah misalnya

zona 1 dengan radius 5 km, zona 2 dengan radius 5-10 km dan zona 3

dengan radius lebih dari 10 km. Pada PPDB tingkat SMA tahun ini jarak

masih menjadi pertimbangan, namun bukan berdasarkan murni radius,

zona diatur oleh pemerintah daerah berdasar desa dan kecamatan yang

dekat dengan lokasi sekolah.

Sistem zonasi merupakan sistem penerimaan peserta didik baru

yang diberlakukan dengan penentuan radius zona oleh pemerintah daerah

masing-masing dan Sekolah wajib menerima calon peserta didik yang

berdomisili pada radius zona terdekat dengan persentase tertentu dari total

jumlah peserta didik yang akan diterima. Sistem zonasi yang merupakan

rekomendasi dari Ombudsman Republik Indonesia pada tahun 2016


9

kepada Kemendikbud, Kemendagri, dan Kemenag ini kemudian

dilaksanakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy

dengan tujuan untuk menghilangkan predikat sekolah favorit dan tidak

favorit, agar tercipta pemerataan kualitas pendidikan di seluruh sekolah di

Indonesia.

Berdasarkan permasalahan pelaksanaan kebijkan sistem zonasi

dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang telah dijelaskan di

atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelititan dengan judul

“Implementasi Kebijakan Permendikbud No 51 Tahun 2018 Tentang

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Di Kabupaten Sumenep(Studi

PPDB SMAN 1 Ambunten Sumenep)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

yang di angkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana implementasi

kebijakan permendikbud dalam proses penerimaan peserta didik baru di

Kabupaten sumenep?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah mengungkapkan sasaran yang hendak

dicapai,sesuai dengan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas,

maka tujuan di adakan penelitian ini adalah Untuk mengetahui

implementasi kebijakan permendikbud dalam proses penerimaan peserta

didik barudi Kabupaten Sumenep.


10

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan Manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat menambah

wawasan dan kemampuan berfikr secara kritis dengan penerapan teori

yang dikaitkan dengan studi mengenai Implementasi Kebijakan Sistem

Zonasi Dalam Rekrutmen Calon Penerimaan Peserta Didik Baru (Studi

Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.

Bagi mahasiswa

Kegiatan penelitian ini di jadikan sebagai pengalaman dan upaya

untuk meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah.

a. Bagi pembaca

Untuk memberikan informasi mengenai kajian sistem zonasi serta

memberikan refrensi baru untuk peneliti yang tertarik denga kajian ini.

b. Bagi universitas

Di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

perkembangan ilmu khususnya ilmu administrasi publik.

c. Bagi instansi terkait

Diharapkan sebagai tolak ukur dan bahan pertimbangan dan

sebagai acuan dan bahan pemikioran instan si sebagai pedoman ataupun

untuk mendukung implemintasi sisrtem zonasi dalam rekrutmen

penerimaan peserta didik baru.


11

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

 BAB I

pendahuluan terdapat latar belakang penelitian serta

permasalahan-permasalahan yang tercakup pada penelitian, bagian kedua

terdapat rumusan masalah yang mendasari isi penelitian ini dilakukan,

sekaligus sebagai pertanyaan yang nantinya akan terjawab setelah

penelitian ini selesai. Bagian ketiga berisi tujuan penelitan, bagian

keempat berisi manfaat yang berguna bagi peneliti sendiri maupun yang

membaca.

 BAB II

tinjauan pustaka dan kerangka teori yang di dalamnya terdapat

dasar teori yang sesuai dengan topik pembahasan peneliti, teori ini di

ambil dari buku literatur serta jurnal yang sesuai dengan topik

pembahasan. Teori yang di bahas mengenai analisis implementasi suatu

kebijakan.

 BAB III

metodologi penelitian memaparkan langkah-langkah yang

dibahas yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam penelitian

pada bagian ini dijelaskan bagaimana penelitian yang dilakukan,

instrumen penelitian seperti apa, sumber data dan pengumpulan data di


12

hasilkan dari mana, serta teknik analisa serta keabsahan data bisa

dibuktikan kebenarannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini di lakukan melalui review

pada penyajian hasil penelitian terdahulu yang di peroleh melalui jurnal-

jurnal ilmiah, dengan kerangka konsepyang sesuai dengan penelitian yang

akan di lakukan sehingga dapat menjadi sumber refrensi. Beberapa

penelitian terdahulu berikut mengulas kajian yang berkaitan dengan

implementasi program sistem zonasi dari segi konsep maupun prespektif

yang di gunakan. Penelitian yang akan peneliti lakukan ini di temukan

dalam jurnal lain dan belum pernah di lakukan peneliti lain sehingga

menjadi sebuah kabaruan dalam penelitian terkait implementasi program

sistem zonasi dalam penerimaan p[eserta didikbaru.

Berikut ini hasil penelioti tterdahulu yang digunakan peneliti

sebagai refrensi terhadap kesamaan konsep yang berkaitan dengan peneliti

yang berjudul “Implementasi Kebijakan Program Sisstem Zonasi Dalam

Penerimaan Peserta Didik Baru”. Adapun perbandingan hasil penelitian

yang dapat peneliti sajikan di antaranya.

1. Ahmad Mashudi, tahun 2019 dalam jurnal yang berjudul

Kebijakan PPDB Sistem Zonasi SMA/SMK dalam Mendorong

Pemerataan Kualitas Sumberdaya Manusia di Jawa Timur. Jurnal

Nidhomul Haq, Volume 4 Nomor 2 Tahun 2019. Penelitian ini

mengunakan metode dengan pendekatan kualitatif deskriptif dalam

melakukan analisis tentang penerapan system zonasi dalam PPDB

13
14

2. SMA/SMK di Jawa Timur. Hasil yang di peroleh dari penelitian

jurnal ini menjelaskan bahwa menjelaskan dampak kebijakan

dalam mengurangi kesenjangan kualitas SDM antarwilayah di

Jawa Timur. Dan masih kurangnya sumberdaya manusia yang

masih rendah sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan system zonasi di

tingkat SMA/SMK. Berdasarkan Permendikbud Nomor 51 Tahun

2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Taman

Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, sekolah

wajib menerima calon siswa dengan kuota 90 persen melalui jalur

zonasi pelaksanaan penerimaaan siswa SMA/SMK merupakan

wujud upaya penerapan manajemen pengembangan SDM dalam

pengelolaan pendidikan. Kebijakan zonasi ini akan menyebarkan

kualitas guru dan tenaga kependidikan ke seluruh wilayah,

sehingga output atau lulusan yang berkualitas juga akan tersebar

secara merata dalam suatu wilayah. Pelaksanaan PPDB berbasis

zonasi sesuai dengan Permendikbud Nomer 51 tahun 2018 juga

akan lebih menjamin penyebaran tenaga kerja dengan kualitas yang

hampir sama, sebagai hasil dari proses pelaksanaan pembelajaran

dan kualitas siswa yang setara. Ketersediaan SDM dengan kualitas

yang setara akan menjadi daya tarik ekonomi karena

menghidupkan dunia usaha di daerah secara merata.


15

3. Aris Nurlailiyah 2019, dalam jurnal yang berjudul Analisis

Kebijakan Sistem Zonasi Terhadap Perilaku Siswa Smp Di

Yogyakarta. Jurnal realita Volume. 17 Nomor. 1 tahun 2019.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan

pada SMPN di kota Yogyakarta dengan pendekatan psikologis,

adapun pengambilan datanya menggunakan wawancara, dokumen

dan observasi. Hasil yang di peroleh dari penelitian ini

menjelaskan bahwwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Dalam pelaksanaan PPDB zonasi terdapat 2 dampak positif di

lingkungan yang beragam akan mengstimulasi murid, guru tetap

kompeten dalam mengajar, menghemat tarif dan waktu lebih

efesien dan dampak negative dari berbagai elemen–anak tidak

dapat masuk ke SMP Negeri meski nilainya bagus. siswa terbaik

tidak dapat bersekolah di SMP Negeri karena berada pada wilayah

blank spot, guru harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk

mengajar para siswa berprestasi rendah, kurang disiplin, perilaku

siswa yang cenderung negative akan mudah menular ke siswa yang

lain. seringkali di temukan di lapangan di lapangan adalah sistem

zonasi menimbulkan anak-anak dengan kondisi yang tidak jauh

berbeda menjadi keluhan tersendiri untuk guru demi menangani

perilaku siswa yang semakin (urakan) atau tidak di siplin hal ini

perlu segera ditangani ketidakdisiplinan yang akhirnya berdampak

terhadap prestasi siswa.


16

4. Mujianto Solichin, Imama Kutsi 2019, dalam jurnal yang berjudul

Implementasi Permendikbud Nomor 14 Tahun 2019 Tentang

Penerimaan Peserta Didik Baru Berbasis Sitem Zonasi pada

Tingkat Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Di Kacamatan

Jombang. Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam Volume 5

Nomor 1 Tahun 2019. Metode penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini

menjelaskan bahwa implementasi kebijakan Permendikbud tentang

sistem zonasi berbasis sistem zonasi tingkat MI dan SD di

Kecamatan Jombang berjalan sesuai dengan pedoman masing-

masing lembaga karena adanya perbedaan pedoman dalam

melakukan PPDB. Penerapan kebijakan ini memiliki dampak

posistif dan negatif baik yang dirasakan oleh lembaga pelaksana

(sekolah) dan para wali murid sehingga berjalan dengan cukup

baik meski masih ada kendala dalam hal komunikasi dan aktivitas

para pelaksana antara agen pelaksana dengan lembaga pelaksana.

penerimaan peserta didik baru pada tingkat MI/SD berbasis Sistem

Zonasi pda kecamatan jombang memiliki teknis yang beda pada

MI dan sd karena di bawah nnaungan kelembagaan yang berbeda

pada MI dibawahi naungan kelembagaan kementrian agama

sedangkann SD dibawahi oleh lembaga kementrian pendiddikan

dan kebudayaan.
17

5. Muhammad Zainal Abidin. Asrori 2018, dalam jurnal yang

berjudul Peranan Sekolah Kawasan Berbasis Sistem Zonasi Dalam

Pembentukan Karakter Di SMP Negeri 15 Kedung Cowek

Surabaya. Jurnal Pendidikan Islam Voome. 7 Nomor 1 tahun 2018.

.metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian kulitatif,

pengumpulan data dilakukan dengan metode, wawncara, observasi,

dan dokumenttasi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa

penerimaan PPDB di SMP Negri 15 belum maksimal,

implementasi di SMP Negri 15 memiliki 5 metode yaitu

mengajarkan, keteladanan, menentukan prioritas, praktis dan

refleksi dan Peranan guru dalam mendidik peserta didik menjadi

insan yang berkarakter baik sangat dibutuhkan. Dan mplementasi

pendidikan karakter terhadap siswa siswi di SMP Negeri 15 dapat

dilakukan dengan langkah mengintegrasikan pendidikan karakter

kedalam mata pelajaran. Selain itu terdapat pula 5 metode

pendidikan karakter yang diterapkan terhadap siswa siswi SMP

Negeri 15 yaitu mengajarkan keteladanan, menentukan prioritas,

praktis, disiplin dan refleksi. Selain itu Peranan sekolah dalam

menerapkan karakter dilakukan dengan mengintegrasikan materi

PAI dalam proses dan praktek pembelajaran dengan pemenuhan

pada aspek religious, disiplin, tanggung jawab untuk mendukung

pendidikan yang berkerakter bagoi siswa/siswi di SMP Negri 15.


18

6. Nisa Muktiana, Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan, FIP,UNY,

Tahun 2018 dengan judul Penerapan Sistem Zonasi Dalam

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Mutu Pembelajaran

Di Sekolah Menengah Pertama Kota Yogyakarta. Metode

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa

Secara keseluruhan, proses penerimaan peserta didik baru dengan

menggunakan sistem zonasi di Sekolah Menengah Pertama Kota

Yogyakarta telah dilaksanakan dengan baik melalui enam langkah

PPDB. Penerimaan peserta didik baru di Kota Yogyakarta

dilaksanakan secara serentak melaui sistem Real Time Online yang

diakses melaui internet sehingga proses seleksi dapat dipantau

secara online. Dan penelitian ini menunjukkan penerapan sistem

zonasi (PPDB) Sebagai berikut. (1) Penerapan PPDB dengan

menggunakan sistem zonasi di Sekolah Menengah Pertama

Yogyakarta sudah berjalan dengan baik, dilihat dari perencanaan

dan pelaksanaannya. (2) Mutu pembelajaran di Sekolah Menengah

Pertama Yogyakarta secara keseluruhan termasuk dalam kategori

baik dilihat dari (a) perencanaan; (b) pelaksanaan (c) penilaian.

Tetapi, hasil belajar peserta didik mengalami penurunan.


19

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Terkait Judul Penelitian

NO 1
Judul Kebijakan PPDB Sistem Zonasi SMA/SMK
Penelitian dalam Mendorong Pemerataan Kualitas Sumberdaya
Manusia di Jawa Timur.
Peneliti dan Ahmad Mashudi, 2019
Tahun Penelitian
Metode Kualitatif Diskrptif
Penelitian
Hasil Pelaksanaan PPDB zonasi sesuai dengan
Peneliti an permendikbud Nomer 51 Tahun 2018 juga akan lebih
menjamin penyebaran tenaga kerja dengan kualitas
yang hampir sama, sebagai hasil dari proses
pelaksanaan pembelajarandan dan kualitas siswa yang
setara.
Persamaan persamaan penelitian ini dengan penelitian
Dengan Penelitian terdahulu yaitu sama-sama meneliti tentang sistem
zonasi.
Perbedaan Perbedaan dengan penelitian ini dengan
Dengan Penelitian penelitian terdahulu adalah Kebijakan PPDB Sistem
Zonasi SMA/SMK dalam Mendorong Pemerataan
Kualitas Sumberdaya Manusia Di Jawa Timur.
Sedangkan pada penelitian sekarang yaitu meneliti
tentang Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Dalam
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

No 2
Judul Analisis Kebijakan Sistem Zonasi Terhadap
Penelitian Perilaku Siswa Smp Di Yogyakarta.
Peneliti dan Aris Nurlailiyah,2019
Tahun Peneliti
Metode Kualitatif
Penelitian
Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Penelitian seringkali di temukan di lapangan di lapangan adalah
sistem zonasi menumpulkan anak-anak dengan
kondisi yang tidak jauh berbeda menjadi keluhan
tersendiri untuk guru demi menangani perilaku siswa
yang semakin (urakan) atau tidak di siplin hal ini perlu
segera ditangani ketidakdisiplinan yang akhirnya
berdampak terhadap prestasi siswa.
Persamaan Persamaan penelitian ini dengan peneliti
Dengan Penelitian terdahulu sama-sama meneliti tentang kebijakan
20

sistem zonasi.
Perberdaan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
Dengan Penelitian terdahulu yaiti dampak kebijakaan sistem zonasi
terhadap perilaku siwa sedangkan penelitian sekarang
yaitu tentang kebijakan sistem zonasi dalam
penerimaan peserta didik baru

No 3
Judul Implementasi Permendikbud Nomor 14 Tahun
Penelitian 2019 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
Berbasis Sitem Zonasi pada Tingkat Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Di Kacamatan Jombang.
Peneliti dan Mjianto Solichin, Dkk. 2019
Tahun Penelian
Metode kualitatif
Penelitian
Hasil hasil penelitian ini menunjukkan bahewasanya
Penelitian penerimaan peserta didik baru pada tingkat MI/SD
berbasis Sistem Zonasi pda kecamatan jombang
memiliki teknis yang beda pada MI dan sd karena di
bawah nnaungan kelembagaan yang berbeda pada MI
dibawahi naungan kelembagaan kementrian agama
sedangkann SD dibawahi oleh lembaga kementrian
pendiddikan dan kebudayaan.
Persamaan pessamaan penelitian dengan penelitian
Dengan Penelitian terdahulu sama-sama meneliti tentang kebijakan
sistem zonasi.
Perbedaan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
Dengan Penelitian terdahulu adalah objek penelitian. Dimana penelitian
terdahulu objeknya di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar di kecamatan jombang. Sedangkan penelitian
ini di Dinas Pendidikan dan kebudayaan kab.
Sumenep dan SMAN 1 Ambunten.

No 4
Judul Peranan Sekolah Kawasan Berbasis Sistem
Penelitian Zonasi Dalam Pembentukan Karakter Di SMP Negeri
15 Kedung Cowek Surabaya.
Peneliti dan Muhammad Zainal Abidin, Dkk. 2018
Tahun Penelitian
Metode Kualitatif
Penelitian
Hasil Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa
Penelitian peneriimaan PPDB di SMP Negri 15 belum
makksimal, proses implementasi di SMP Negri 15
memiliki 5 metode yaitu mengajarkan, keteladanan,
21

menentukan prioritas, praktis dan refleksi dan peranan


gurudalam mendoidik menjadi insan yang berkerakter
baik sangatdi butuhkan.
Persamaan persamaan dengan penelitian iini sama-sama
Dengan penelitian meneliti tentang sistem zonasi dalam penerimaan
ini peserta didik baru.
Perbedaan Perbedaan dengan penelitian ini dengan
Dengan Penelitian penelitian terdahulu Adalah peranan Sistem Zonasi
berbasis sistem zonasi dallam pembentukan karakter.
Sedanggkan penelitain sekarang menelitio tentang
implementasi kebijakan sistem zonasi di kabupaten
sumenep.

No 5
Judul Penerapan Sistem Zonasi Dalam Penerimaan
Penelitian Peserta Didik Baru (PPDB) dan Mutu Pembelajaran
Di Sekolah Menengah Pertama Kota Yogyakarta.
Peneliti dan Nisa Muktiana, Dkk. 2018
Tahun Penelitian
Metode deskriptif kualitatif
Penelitian
Hasil Dan penelitian ini menunjukkan penerapan
Penelitian sistem zonasi (PPDB)Sebagai berikut. (1) Penerapan
PPDB dengan menggunakan sistem zonasi di Sekolah
Menengah Pertama Yogyakarta sudah berjalan dengan
baik, dilihat dari perencanaan dan pelaksanaannya. (2)
Mutu pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama
Yogyakarta secara keseluruhan termasuk dalam
kategori baik dilihat dari (a) perencanaan; (b)
pelaksanaan (c) penilaian. Tetapi, hasil belajar peserta
didik mengalami penurunan.
Persamaan sama-sama meneliti tentang proses sistem
dengan Penelitian zonasi dalam (PPDB).
Perbedaan Penelitian Terdahulu Membahas Tentang
Dengan Penelitian Penerarpan PPDB Dengan Menggunakan Sistem
Zonasi Di Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan
peneliti sekarang membahas tntang kebijakan sitem
zonasi dalam (PPDB) di kabupaten sumenep dan letak
perbedaannya di sini juga jika peneliti terdahulu di
yogyakatrta dsedangkan peneliti saat ini di kabupaten
sumenep.

Berdasarkan tabel 2.1 dappat di simpulkan bahwa perbedaan

dengan penelitian ini lalu menjelaskan beberapa penelitian terdahulu yang


22

berkaitan dengan Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem

Zonasi. Berdasarkan penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan

penelitian dengan lokasi yang sama, dan penelitian ini befokus pada

Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi Dalam Rekrutmen Calon Peserta

Didik Baru (Studi Permendikbud no 51 tahun 2018 di Dinas Pendidikan

Kabupaten Sumenep) dan fukus peenelitian ini juga pada SMA Negri 1

Ambuntendengan tujuan untuk menganalis dan mendeskripsikan

bagaimana pelaksanaan kebijakan tersebut serta mengidentifikasi

hambatan-hambatan yang muncul.

2.2 Kebijakan Publik

2.2.1 Pengertian Kebijakan Publik

Istilah kebijakan (policy) seringkali penggunaannya diperuntuhkan

dengan istilah-istilah lain seperti tujuan (goals), program, keputusan,

undang-undang, ketentuan-ketentuan ,usulan-usulan dan rancangan besar.

Kamus besar bahasa indonesia kebijakan dijelaskan sebagai rangkaian

konsep dan azas yang menjadi garis dasar rencana dalam pelaksanaan

pekerjaa, kepemimpinan, serta cara bertindak (tentang perintah, organisasi

dan sebagainya).

Terdapat banyak definisi mengenai apa yang di maksud dengan

kebiujakan punlik dalam literatur-literatur politik,. Masing-masing definisi

memberikan penekanan yang berbeda beda. Perbedaan ini timbul karena

masing-masing para ahli mempunyai latar belakang yang berbeda-beda,

walaupun pendekatan-pendekatan dan model yang di gunakan para ahli


23

pada ahirnya juga akan dapat menentukan bagaimanakebijakan publik

tersebut henddak di definisikan.

Menurut James E. Anderson dalan buku Indiahono (2017:17)

mendefinisikan kebijakan sebagai sebagai perilaku dari sejumlah aktor

(pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu

bidang kegiatan tertentu. Pembecaraan tentang kebijakan memang tidak

lepas dari kaitan kepentingan antar kkelompok, baik di tingkat pemerintahan

maupun masyarakat secara umum. Sementara itu, menurut Carl Friedrich

dalam buku Indiahono (2017:18) mendefinisikan kebijakan sebagai suatu

tindakan yang mengarah pada tujuan yang di usulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan

adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluanag-peluang untuk

mencapai tujuan tertentu. Hal ini senada dengan Anderson dalam buku

Arifin Tahir (2015:21) kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai

tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk

memecahkan suatu masalah. Selanjutnya Anderson alam buku Arifin

Tahir(2015:21), mengklarifikasi kebijakan, policy, menjadi dua: Substansif

dan Prosedural. Kebijakan substansif yaitu apa yang harus dikerjakan oleh

pemerintah sedangkan kebijakan prosedural yaitu siapa dan bagaimana

kebijakan tersebut diselenggarakan. Ini berarti, kebijakan publik adalah

kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-

pejabat pemerintah
24

Dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah suatu ranah yang amat

berbau kekuatan untuk saling mempengaruhi dan melakukan tekanan yang

dibuat berdasarkan permasalahan yang ada dengan adanya kebijakan maka

menjadi suatu solusi bagi pemerintah dalam menyelesaikan suatu

permasalahan. Kebijakan dibuat oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh

pemerintah dan masyarakat yang terlibat oleh suatu kebijakan untuk

mecapai suatu tujuan yang efektif dan efisien.

Selanjutnya tentang kebijakan publik Menurut william N. Dunn

dalam buku pasolong (2016:39), mengatakan bahwa kebijakan publik

adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang di

buat oleh lembbaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang

menyangkut tugas pemerintah, seperti pertahanan keamanan, energi,

kesehatan, pendidikan, kesejahtraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan

lain-lain. Sementara itu, menurut Thomas R. Dye dalam buku Pasolong

(2016:39) mengatakan bahwa kebijakan publik adalah “apapun yang di pilih

pemerintah untuk dilakukan atau tidak di lakukan”. Dye mengatakan bahwa

bila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka harus ada

tujuannya (objektifnya) dan kebijakan publik itu melipuiti semua tindakan

pemerintah, jadi bukan semata-mata merupkan pernyataan keinginnan

pemerintah atu pejabat pemerintah saja. Definisi kebijakan publik dari

Thomas Dye dalam buku Subarsono (2015:2) tersebut mengandung makna

bahwa (1) kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan

organisasi swasta; (2) kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus


25

dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah. Kebijakan

pemerintah untuk tidak membuat program baru atau tetap pada status quo.

Jadi dari beberapa definisi pra ahli diatas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa kebijakan publik adalah suatu solusi yang dibuat

oleh pemerintah dan harus dilaksanakan setelah kebijakan dikeluarkan,

suatu kebijakan harus mempunyai nilai lebih atau dapat memberikan

perubahan kepada setiap permasalahan yang ada, dan merupakan suatu

pilihan pemerintah untuk melakukan tindakan yang bertujuan untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan yang di hadapi masyarakat dan

untuk mencapai kepentingan bersama

2.2.2 Proses Kebijakan Publik

Proses analisis kebijakan publik dalam Subarsono (2015:8) adalah

serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang

bersifat politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian

kegiatan yang mencakup, sebagai berikut:

a. Penyusunan agenda

b. Formulasi kebijakan

c. Adopsi kebijakan

d. Implementasi kebijakan

e. Penilaian kebijakan

Sedangkan menurut Dunn dalam Pasolong (2016:41) menyatakan

bahwa proses kebijakan publik terdiri dari empat tahapan antara lain:

a. Penetapan agenda kebijakan


26

b. Adopsi kebijakan

c. Implementasi kebijakan

d. Evaluasi kebijakan

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka proses perumusan

kebijakan yang di bahas yaitu pengesahan kebijakan akan menghasilkan

suatu kebijkan yang akan di laksanakan berbentuk proram atau peraturan

yang telah di sahkkan, tindakan implementasi kebijakan akan dihasilakn

kinerja dan dampak kebijakan, dan proeses selanjutnya adalah evaluasi

terhadap implementasi, kinerja, dan dampak kebijakan. Hasil evaluasi ini

bermnafaat bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan datang, agar

kebijakan yang akan datang lebih baik dan lebih berhasil. Dan proses

kebijakan diatas menjelaskan bahwa proses kebijkan merupkan suatu proses

yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Sedangkan menurut pandangan Michael Howlet dan M. Ramesh

dalam Subarsono (2015:13) menyatakan bahwa proses kebijakan publik

terdiri dari lima tahapan sebagai berikut:.

a. Penyusnan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu

masalah bisa mendapatperhatian dari pemerintah.

b. Formulasi kebijakan (policy formulation), yakni proses perumusan

pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah

c. Pembuat kebijakan (decision making), yakni proses ketika pemerintah

memilih untuk melakukan suatu tindakan pemerintah atau tidak

melakukan sesuatu tindakan.


27

d. Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk

melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil.

e. Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yakni proses untuk memonitor

dan menilai hasilatau kinerja kebijakan.

Pada proses dalam pembuatan kebijakan publik melalui beberapa

rangkaian agar suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat

sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat. Kesesuaian kebijakan

publik ini memerlukan proses yang cukup lama karena berbagai

pertimbangan para pembuat kebijakan, dengan melalui tahapan yang tepat

sesuai dengan aturan yang diberlakukan maka tidak akan berhenti pada

tahap pertama. Ada banyak tahapan yang harus dilalui agar bisa dikatakan

suatu kebijakan tepat sasaran.

2.2.3 Jenis – jenis kebijakan

Secara tradisional, para ilmu politik mengategorikan kebijakan

publik ke dalam kategori: (1) kebijakan substansif (misalnya: kebijakan

perburuhan, kesejahteraan sosial, hak – hak sipil. Masalah luar negeri dan

sebagainya); dan (2) kelembagaan (misalnya: kebijakan legislatif, kebijakan

judikatif, kebijakan departemen); (3) kebijakan menurut kurun waktu

tertentu (misalnya: kebijakan masa Reformasi, kebijakan masa Orde Baru,

dan kebijakan masa Orde Lama).

Menurut James Anderson dalam Subarsono (2015:19)

mengemukakan kategori lain tentang kebijakan publik yaitu:


28

a. Kebijakan substansif versus kebijakan Prosedural. Kebijakan substansif

adalah kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh

pemerintah,sedangkan kebijakan prosedural adalah bagaimana

kebijakan substansif tersebut dapat dijalankan.

b. Kebijakan distributif versus kebijakn regulatori. Kebijakan distributif

menyangkut distribusi pelayanan atau kemnafaatan pada masyarakat

atau indivisu. Kebijakan regulatori adalah kebijakan yang berupa

pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau kelompok

masyarakat.

c. Kebijakan material versus kebijakan simbol. Kebijakan material adalah

kebijakan yang memberikan keuntungan sumberdaya konkrit pada

kelompok sasaran.

d. Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods)dan

barang privat (privat goods). Kebijakan public goods adalah kebijakan

yang bertujuan mengatur pemberian barang atau pelayanan

publik.Private goods adalah kebijakan yang mengatur penyediaan

barang atau pelayanan untuk pasar bebas.

2.3Tinjauan implementasi kebijakan publik

2.3.1 Pengertian implementasi kebijakan publik

Implementasi kebijakan secara sederhana dapat di artikan sebagai

proses menerjemahkan peraturan ke dalam bentuk tindakan. Dalam

peraktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu


29

kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis karena wujudnya

intervensi berbagai kepentingan.

Implementasi kebijakan adalah tahap yang penting dalam

kebijakan. Tahap ini menentukan apakah kebijakan yang di tempuh oleh

pemerintah benar-benar aplikabel di lapangan dan berhasil untuk

menghasilkan output dan outcomes seperti yang telah di rencanakan.

Mazmanian dan Sabatier (dalam Abdul Wahab,1990:123) menjelaskan

konsep implementasi kebijakan yaitu di dalam mempelajari masalah

implementasi kebijakan berarti berusaha untuk memahami apa yang

senyatanya terjadi sesudah suatu program dijalankan atau dirumuskan,

yakni peristiwa-peristiwadan kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses

pengesahan kebijakan Negara, baik itu menyangkut usaha-usaha

pengadministrasian maupun juga usaha-usaha untuk memberikan dampak

tertentu pada masyarakat ataupun peristiwa-peristiwa.

Menurut Lane (1993:91) dalam Mutiarin dan Zainuddin (2014:23)

terdapat dua konsep dalam implementasi yang memiliki fokus yang

berbeda yaitu:

1. Implementasi sebagai tujuan akhir atau pencapaian kebijakan (policy

achievement). Focus konsep ini adalah evaluasi, yaitu menilai

(implementation judgement) sampai sejauh mana keberhasilan

implementasi (accomplishment function).

2. Implementasi sebagai proses atau eksekusi kebijakan yang

memberikan focus pada prosesnya ( causal function).


30

Grindle yang dikutip dalam Wahab (2012:125), mengungkapkan

bahwa: “Implementasi kebijakan sesungguhnya bukan hanya sekedar

bersangkut-paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan

politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran

birokrasi,melainkan lebih dari itu , ia menyangkut masalah-masalah

konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan”.

2.3.2. Model implementasi kebijakan

Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak

variabel atau faktor dan masing-masing variabel tersebut saling

berhubungan satu sama lain.Di bawah ini akan diuraikan secara ringkas

ide-ide dasar yang di sampaikan oleh beberapa tokoh dalam menjelaskan

model implementasi kebijakan: (dalam Mutiarin dan Zaenudin 2014:38)

a. Model Van Meter dan Van Horn

Model ini menganggap bahwa implementasi kebijakan

dipengaruhi oleh dimensi kebijakan yaitu:

1. Jumlah masing-masing perubahan yang dihasilkan

2. Jangkauan/lingkup kesepakatan terhadap tujuan antara pihak-pihak

yang terlibat dalam proses implementasi

Hal lain yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn (1975)

adalah bahwa jalan yang menghubungkan antara kebijakan dan prestasi

kerja yaitu dipisahkan oleh sejumlah variabel bebas yang saling berkaitan,

yaitu:

a) Ukuran dan tujuan kebijakan;


31

b) Sumber-sumber kebijakan;

c) Ciri -ciri atau badan instansi pelaksana;

4)Komunikasi antar organisasi.

5) Kondisi sosial,politik, dan ekonomi..

6) Disposisi implementor;

Menurut Van Meter dan Van Horn , ada lima variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi, yakni:

1) standart dan sasaran kebijakan

2) sumber daya

3)komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas

4) karakteristik agen pelaksana

5) kondisi social, ekonomi dan politik.

b. Model Mazmanian dan Sabatier

Terdapat tiga kelompok Variabel yang mempegaruhi

keberhasilan implemetasi, yakni :

1) Karakteristik dari masalah (tractability of the problem) yang

meliputi :

a. Kesukaran kesukaran teknis

b. Keragaman perilaku kelompok sasaran

c. Persentase kelompok sasaran dibandingkan dengan jumlah

penduduk

d. Ruang lingkup perubahan perilaku yang diinginkan


32

2) Karakteristik Kebijakan/Undang-undang yang meliputi :

a. Kejelasan dan konsistensi tujuan

b. Digunakan teori kausal yang memadai

c. Ketepatan alokasi sumber dana

d. Keterpaduan hirarki dalam dan antar lembaga pelaksana

e. Aturan-aturan keputusan

f. Rekrutmen pejabat pelaksana

g. Akses pihak luar

3) Variabel Lingkungan (nonstatutory variabeles affecting

implementation) yang meliputi :

a. Kondisi sosio ekonomi dan teknologi

b. Dukungan Publik

c. Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok

d. Komitmen dan kemampuan kepemimpin pejabatpelaksana.

c. Model Grindle

Grindle (1980:10) menyatakan bahwa proses umum

implementasi dapat dimulai ketika tujuan dan sasaran telah di

spesifikasikan, program-program telah di desain, dan dana telah

dialokasikan untuk pencapaian tujuan. Ketiga hal tersebut merupakan

syarat-syarat dasar dan konteks kebijakan yang terkait dengan

formulasi kebijakan.
33

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980) di

pengaruhi oleh dua variabel besar yakni isi kebijakan (content of policy)

dan lingkungan implementasi (context of implementation).

Variabel isi kebijakan mencakup: 1) sejauh mana dalam isi

kebijakan; 2) jenis manfaat yang di terima oleh target group; 3) sejauh

mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan; 4) apakah letak

sebuah program sudah tepat; 5) apakah sebuah kebijakan telah

menyebutkan implementornya dengan rinci; 6)apakah sebuah program

didukung oleh sumber daya yang memadai.

Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup : 1) seberapa

besar kekuasaan, kepentingan dan strategi yang dimiliki oleh para actor

yang terlibat dalam implementasi kebijakan; 2) karakteristik institusi dan

rejim yang sedang berkuasa; 3) tingkat kepatuhan dan responsivitas

kelompok sasaran.

d. Model George C. Edwards III

Terdapat empat factor atau variabel kritis dalam implementasi

kebijakan public, yaitu :

1. Komunikasi

Agar implementasi dapat efektif penanggungjawab

implementasi sebuah keputusan harus mengetahui apa yang mesti

dilakukan. Dalam mengimplementasikan kebijakan harus

ditransmisikan kepada personal yang tepat dan perintah harus jelas,


34

akurat dan konsisten. Dengan demikian dalam faktor komunikasi

terdapat tiga aspek pokok, yaitu: transmisi, kejelasan dan konsistensi.

2. Sumber Daya

Untuk dapat mengimplementasikan kebijakan secara efektif

maka dibutuhkan sumber daya yang cukup. Implementasi kebijakan

akan tidak efektif apabila para implementor kekurangan sumber daya

yang penting untuk melaksanakan kebijakan. Sumber daya yang

pentng untuk implementasi kebijakan meliputi staf dengan jumlah

yang sesuai dan keahlian yang memadai dan relevan dengan

implementasi kebijakan, kewenangan dan fasilitas.

3. Disposisi (Sikap Kecenderungan)

Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan

tertentu, maka kemungkinan besar mereka akan melaksanakan

kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat keputusan

awal. Demikian juga sebelumnya apabila sikap-sikap dan perspektif

implementor berbeda dari pembuatan keputusan, maka proses

pelaksanaan suatu kebijakan menjadi semakin sulit.

4. Struktur Birokrasi

Struktur yang tepat dapat memberikan dukungan kuat terhadap

kelancaran implementasi kebijakan. Terdapat dua hal penting dalam

struktur birokrasi yaitu prosedur-prosedur kerja standart (SOP), dan

fragmentasi.
35

Sedangkan dalam Arifin Tahir 2015:76 terdapat beberapa

modelimplementasi kebijakan publik yaitu :

1. Teori David L. Weimer dan Aidan R. Vining (1999)

Dalam pandangn Weimer dan Vining (1999) ada tiga kelompok

variabel besar yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

program yakni:

1) Logika kebijakan, logika dari suatu kebijakan ini dimaksudkan

agar suatu kebijakan yang ditetapkan masuk akal (reasonable) dan

mendapat dukungan teoritis.

2) Lingkungan tempat kebijakan di operasikan, akan mempengaruhi

keberhasilan implementasi suatu kebijakan yang dimaksud

lingkungan ini mencakup, lingkungan sosial, politik, ekonomi,

hankam dan fisik atau geografis.

Kemampuan implementor kebijakan, keberhasilan suatu kebijakan

dapat dipengaruhi oleh tingkat kompetensi dan keterampilan dapat

dipengaruhi oleh tingkat kompetensi dan keterampilan dari para

implementor kebijakan

2.4 Tinjauan Tentang Pengertian Pendidikan

2.4.1 pengertian pendidikan

Banyak pakar pendidikan yang telah menyampaikan

pengertian pendidikan, dengan pemahaman yang utuh kita akan membahas

tentang pendidikan. pertama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu di berikan walan kata


36

“me”sehingga menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan memberi

latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan di perlukan adanya

ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai ahklak dan kecerdasan pemikiran.

Pengertian pendidikan yang di sampaikan beberapa para pakar,

sebagai berikut:

Menurut M.J. Longeveled dalam Sutirta Dkk (2015:24) pendidikan

adalah usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang di berikan kepada

anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu

anak agar cukup cakap meleksanakan tugas hidupnya sendiri. Hal tersebut

senada dengan pendapat Thompson dalam Sutirta Dkk (20151:24)

pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk

menghasilkan perubahann-perubahanyang tetap dalam kebiasaan perilak,

pikiran dan sifatnya. Selanjutnya, menurut Ki Hajar Dewantar dalam buku

Sutirta Dkk (2015:24) Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan

budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan

keserpunaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan

masyarakat.

Hal tersebut dapat di simpulkan dari beberapa pendapat ahli,

pendidikan merupakan sesuatu yang dapat memberikan perubahan dalam

diri manusia agar kelak dapat memerikan tangung jawab dalam

melaksanakan tugasnya. Dan lingkungan dapat mendorong suatu

perubahan dalam diri menusia agar dapat mengubah perilaku dan pikiran

seorang anak.
37

Selanjutnya menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, dalam buku Sutirta Dkk (2015:24) pendidikan adalah

usaha sadar sadar terencana untuk mewujudkan sesuanan belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprittual keagamaan,

pengaendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pengertian di atas senada dengan Edgar dalle dalam buku Sutirta Dkk

(2015:24) pendidikan adalah usaha sadar yang di lakukan oleh keluarga,

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,, pengajaran dan

pelatihan, yang berlangsung ddi sekolah dan di luar sekolahh sepanjang

hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan

peranan dalam berbagai lingkungan hidup secra tetap untuk masa yang

akan datang. Selanjutnya pengertian pendidikan menurut Undang-Undang

dan GBHN dalam buku Sutirta Dkk (2015:25) pendidikan adalah usaha

sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di

lluar sekolah dan berlangsung se umur hidup. Dari beberapa pengertian

pendidikaan, pada dasrnya pengertian pendidikann yang di kemukakan

memiliki kesamaan yaitu usaha sadar, terencancana, sistemmatis,

berlangsung terus menuurus, dan menuju kedewasaan.

Dapat di tarik kesimpulan pendidikan adalah pembelajaran

pengatahuan dan keterampilan dala sebuuah pembentukan karakter dan

pengembngan potensi yang da dalam di indi vidu. Serta pendidikan dapan


38

membentuk manusia yang paripurna, dan membeerikan bekal dalam

beraktifitas sehari-hari, dan memberikan pesan moral dalam dalam

pengembangan hidupnya di masa kini dan di msa yang akan datang.

2.4.2Pengertian dan Ketentuan dalam PBDP Sistem Zonasi

Pengertian sistem zonasi adalah penataan Reformasi dalam

pembagian wilayah sekolah. Secara keseluruhan sistem zonasi yang

berlaku saat ini mewnerapkan landasan pokok penataan reformasi sekolah

mulai dari Taman-Kanak hingga sekolah menengah atas (sma). Sistem

zonasi yang menggatur zona wilayah bagi calon siswa di muat dalam

sistem PBDB melalui Permendikbud Nomer 51 Tahun 2018.

Jalur pendaftaran PBDB Sistem Zonasi

Pasal 16

1. Pendaftaran PPDB dilaksanakan melalui jalur sebagai berikut:

a. Zonasi

b. Prestasi dan

c. Perpindahan tugas orang tua/wali.

2. Jalur zonasi sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit 90

persen (sembilan puluh persen) dari daya tamppung sekolah.

3. Jalur prestasi sebagai mana di maksud pada ayat (1) huruf b paling banyak

5% (lima persen) dari daya tampung sekolah.

4. Jalur perpoindahan tugas orang tua?wali sebagai mana di maksud dengan

ayat (1) hurufc paling banyak 5% ( lima persen) dari daya tampung

sekolah.
39

5. Calon peserta didik baru hanya dapat memilih 1 (satu) jalu dari 3 (tiga)

jalur pendaftaran PPDB Sebagaimana di maksud pada ayat (1) dalam satu

zonasi.

6. Selain melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur zonasi sesuai dengan

domisili dalam zonasi yang telah di terapkan, calon peserta didik

melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur prestasi di luar zonasi

domisili pendidik.

7. Sekolah yang di selenggarakan oleh pemerintah daerah di larang membuka

jalur pendaftaran penerima peserta didik baru selain di atur dalam

peratuaran mewntri ini.

2.4.3 Pendidikan Ditinjau Dari Aspek Hukum

Pendidikan merupakan salah satu tanggung jawab terpenting

negarra sebagai bentuk hak atas pendidikan. Seperti yang tertuang di dalam

pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 bahwa warga negara di indonesia mempunyai

hak untuk mengenyam pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat tingi,

karena hal ini sesuai dengan tujuan negara indonesia yaitu untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya dengan diberikannya

pendidikan. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan di atur oleh

Undang-Undang, seperti tujuan dan sasaran pendidikan. Peserta didik,

pengelolaan pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan

peralatan/fasilitas yang merupakan bagian dari pendidikan itu sendiri dan

peran aktif pemerintah daerah dalam implementasi pendidikan sesuai

dengan UU Nomor 23 T ahun 2014 tentang Pemerintah daerahbahwa urusan


40

wajib yang menjadi kewenangan pemerintahann daerah untuk

Kabupaten/kota merupakan urusan yang bersekala Kabupaten/kota meliputi:

penyelenggaraan pendidikan; penanggulangan sosial. Hal ini tentunya

memberikan kewenangan pemerintah daerah setempat dalam membangun

daerahnyya sendiri termasuk masyarakat di dalam hal pendidikan.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan Metode kualitatif, menurut

sugiyono Metode Penelitian ini merubah masalah atau mengganti judul

penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai ,

merupakan pneletian kualitatif yang lebih baik. Kareana di pandang mampu

melepaskan apa yang telah di pikirkan sebelumnya, dan mampumelihat

fenomena secara lebioh luas dan mendalam sesaui dengan apa yang terjadi dan

berkembang pada situasi sosial yang diteliti.

Fokus pada peneliian ini yaitu Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi

Dalam Rekrutmen Penenerimaan Peserta Didik Baru Di Kabupaten Sumenep

di Dinas Pendidikan Kabupaten sumenep. Fokus tersebut mengacu pada teori

ModelGeorge C. Edward lll (dalam dedy mulyadi 2018:68)

1. Komonikasi: keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan

agar implementor mengatahui apa yanng yang harus di lakukan. Apa

yang mmenjai tujuan dan sarana kebijakan harus di taransmisikan

kepada kelompok sasaran (target gruub) sehingga akan mengurangi

disto implimentasi apabila tujuan dan ssaran untuk suatu kebijakan

tidak jelas atau bahhkan tidak di ketahui sama sekali oleh kelompok

sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok

sasaran.

41
42

2. Sumber daya: walaupunisi kebijakan sudah di komoniksaikan secara

jelas dan konsisten, tetapi apabila imlimentor kekurang sumber daya

untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif.

Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni

kompetensi implimentor, dan sumberdaya finansial.

3. Disposisi: adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implimentor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila

implimentor memiliki disposisi, maka dia dapat menjalankan

kebijakan dengan baik seperti apa yang di inginkan oleh pembuat

kebijakan maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak

efektif.

4. Struktur biroksasi: setruktur organisasi yang bertugas

mengimplemintasikan kebijakan memiliki pengaruh yang siknifikan

terhadap implementasi kebijakan salah satu dari aspek struktur yang

dari setiap organisasi adalah adanya prosedur oprasi yang standar

(standard operating procedurs atau SOP) SOP menjadi pedoman

bagoi setiap implimentor dalam bertindak.

3.2 Lokasi Peneliitian

Sesuai dengan permasalahan yang di angkat oleh peneliti menetapkan

di Dinas Pendidikan kabupaten sumenep dan SMA Negeri 1 Ambunten

sebagai lokasi yang sesuai dengan kajian sekaligus sekaligus tempat observasi

bagi pelaksanaan penelitian yang akan di lakukukan. Alasan peneliti memilih

lokasi tesebut karena Dinas pendidikan sebagai pengawas dan yang membuat
43

petunjuk teknis Kebijakan Sistem Zonasi Penerimaan Pesrta Didik Baru, dan

SMA Negeri 1 Ambunten yang mengimplemintasikan kebijakan.

3.3 Sumber Data

Sumber data pada peneletian yang akan di gunakan oleh peneliti

menggunakan sumber data primer data data sekunder, berikut pengertian data

primer dan data sekunder:

1. Data primer

Yaitu data yang di pero;eh dari jawaban informen dan hasil

wawancara secara langsung di lokasi penelitian dan beberapa informan

pendukung lainnya sehingga hasil penelitian yang dilakukan akan menjadi

lebih valid dan ilmiah. Data data tersebut hasil dari wawancara dan

pengamatan pada Dinas Pendidikan dan dan SMA Negri 1 Ambunten dan

beberapa masyarakat yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Data sekunder

Yaitu data yang di peroleh secara tidak langsung melalui studi

pustaka, dokummen dokumen di dinas yang berupa catatann-catatan resmi

yang di buat oleh sumber yang berwennag dan juga berkaitan langsung

denagan obyek penelitian luntuk melengkapi data yang ada. Adapun

bentuk data sekunder yaitu berupa dokumen, surat-surat, laporan, arsip,

dan data lain yang ada di dinas pendidikan kabupaten sumenep.


44

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang di gunakan untuk

membantupeneliti dalam menggunakan data di lapangan. Menurut Sugiyono

(2011:59), terdapat dua hal yang mempenngaruhi kualitass dari hasil

penelitian, yaitu instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen itu sendiri. Oleh

lkarena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberpa jauh

peneliti kkualitatif dapat melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke

lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputivalidasi

terhadap penelitipemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bioadang yang di teliti. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu

yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya,

sumber datanya, hasil yang di harapkan semuanya belum jelass. (Sugiyono

2013:222)

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2013:223) menyatakan bahwa

dalam penelitian kualitatif, tidak ada oilihan lain 1dari pada menjadikan

manusia sebagai instrumen peneliti utama. Alasannya adalah bahwa, segala

sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalaah, fokus peneliyti,

prosedur penelitian, hipotesis yang di gunakan, bahkan hasil yang di harapkan,

itu semuanya tidak dapat di tentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala

sesuatu masih perlu di kembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan

yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya

peneliyti itu sendiri sebagai alat satusatunya yang dapat mencapainya.


45

Dalam penelitian kkualitatif instrumen utama adaalah peneliti sendiri,

namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemunngkinan

akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana. Yang di harapkan dapat

melengkapi data dan membandingkan dengam dta yang telah ada melalui

obsevasi dan wawancara. Peneliti akan terjun sendiri, baik pada grand tour

question, tahap focused selection, melakukan pengumpulan data., analisis dan

membuat kesimpulan. Sebagai istrumen utama dalam metode kualitatif maka

penelit juga menggunakan instrumen pendukung yakni alat rekam, wawancar,

kamera (dokumentasi) dan alat tulis:

1. Peneliti sendri

Penelitian kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu

sendiri. Peneliti sebagi “human instrumen”, berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data data membuat

kesimpulan atas semuanya.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara (interview guide) adalah sebagai panduan

atau pedoman berupa materi yang menjadi dasar dalam melakukan

wawancara, agar dalam pelaksanaannya wawancara akan lebih terstruktur

sehingga diharapkan tidak ada pertanyaan yang tertinggal dan wawancara

dapat di lakukan dengan lancar sehingga dapat benar-benar mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.


46

3. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan peneliti selama di lapngan

untuk mencatat hasil wawancara serta hasil penelitian lainya saat

melakukan penelitian di lapngan.

4. Peralatan pendamping

Peralatan pendamping adalah sebagai sarana penunjang yang dapat

membantu peneliti di dalam proses pengumpulan data. Peralatan

penunjang yang di gunakan oleh peneliti selama proses pengumpulan data

antara lain: buku catatan (notes), alat perekam, alat tulis serta kamera.

3.5 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang telah tercermin dalamm fokus penelitian di

tentukan secara sengaja. Subjek pelitian ini menjadi ifoman yang akan

memberikan berbagai informasiu yang di perlukan selama prosses

penelitian.subjek dalam penelitian ini peneliti menentukan informan:

1. Informan kunci: Kepala sekolah

2. Informan utama: kesiswaan dan dan kurikulum SMAN 1 Ambunten

3. Informman pendukung: Siswa dan siswi, serta orang tua siswa/i.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penellitiann, karena tujuan utama dari penilitian adalah mendapatkan

data. Pengumpulan data dapat di lakukann berbagai setting, berbagai sumber

dan berbagai cara. Dalam penelitian kualitatif, pengumpualan data di lakukan

pada natural setting (kondisi yang alamiah), suber data primer, dan teknik
47

pengupulan data lebih banyak pada obserfasi berperan serta (participant

observation). Wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

(sugiyono 2017:225).

Berdasarkan pendapat di atas maka teknik pengumpulan data yaang di

gunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Observasi adalah dasar semuailmu pengatahuan. Para ilmuan hanya dapat

berkerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan ynag di

peroleh melalui observasi. Data itu di kumpulkan dan sering dengan

batuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda benda yang

sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh atau ( benda

ruang angkasa dapat di observasi dengan jelas). (Nasution dalam sugiyono

2017:226).

2. Wawancara dalah pertemuan dua orang untuk bertukar ionformasi dan ide

melalui tanya jawab, sehinga dapat di kontruksikan makna suatu dalam

suatu topik tertentu.

3. Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah berlalu dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya karya monumentasi dari seseorang.

3.7 Teknik Analisa Data

Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2017:246-252)

aktivitas analisis data di lakukan interaktif dan berlangsung secara tuntas,

sehingga datannya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data data terdiri dari data

reductio, data display, dan conclution.

a. Reduksi data (data redoction).


48

Reduksi data merupakan prosses pemilihan, penyerdahanaan,

menfokuskan pada hal-hal penting dan tranformasi data kasar yang

muncul dari catatan-ctatan tertulis di lapanagan. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih yang pokok, maupun menfokuskan pada yang

penting, kemudian di cari pokok bahasan yang terpenting, sehingga

natinya akan memberi gambarran yang lebih jelas mempermudah peneliti

untuk melakkukan pengumpulan data selanjutnya dan memudahkan

mencarinya apabila data yang ada sewaktu waktiudi butuhkan.

b. Penyajian data (data display)

Penyajian data merujuk pada penyusunan sekumpulan informasi

yang memberi kemungkinan adanmya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Beberapa data yang teklah di peroleh dan di

sederhanakan, pada tahapan ini di lakukan penyajian data atau interpretasi

data dalam sebuah naratih maupun grafik dan tabel. Pada penyajian data

tersebut kemudian di ikuti dengan adanya pengolahan data dari berbagai

temuan yang di peroleh di lapangan dan menyandigkan dengan berbagai

teori yang terkait dengan penelitian.

c. Kesimpulan (Conclutions)

penarikan kesimpulan sebagai hasil dari proses analisa data.

Kesimpulan yang diperoleh pada akhirnya akan menjawab sejumlah

permasalahan yang terjadi ataupun jawaban dari rumusan masalah

sehingga dapat memberikan gambaran tentang sesuatu yang dicari

terkaitdenganpenelitian.
49

Gambar 2.2 Komponen dalam Analisis Data

umber : Miles dan Huberman dalam Sugiyono, (2017 : 247)

3.8 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif perlu melakukan uji keabsahan data yang

didasarkan atas beberapa kriteria tertentu. Menurut Sugiyono (2018:270-277),

mengatakan bahwa melakukan uji keabsahan data dilakukan melalui empat

komponen, yaitu:

a) Uji Kredibilitas

Wiersma sebagaimana dikutip dalam Sugiyono (2018:273)

mengemukakan bahwa pengujian kredibilitas dilakukan ke dalam

triangulasi sebagai keseluruhan proses pengecekan data melalui

triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu sebagai

berikut:

1) Triangulasi Sumber

Menguji kredibilitas data bisa dilakukan dengan mengecek

data yang kredibilitas data yang dilakukan dengan perbandingan


50

terhadap sumber-sumber yang ada, baik yang berasal dari informan

kunci, informan utama maupun informan pendukung yang dilakukan

dengan wawancara melalui pengajuan pertanyaan sesuai isi pada

pedoman wawancara yang dibuat, diakhir proses ini peneliti akan

memilah dan menyatukan jawaban-jawaban dari seluruh responden

yang dianggap memiliki kesamaan maupun perbedaan.

2) Triangulasi Teknik

Menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan mengecek

data kepada sumber yang sama melalui teknik yang berbeda. Untuk

proses ini penelitian dilakukan ke beberapa tahapan diantaranya:

wawancara langsung ke seluruh responden, kegiatan observasi, dan

mengambil dokumentasi. Namun, apabila kemudian dalam

penelitian peneliti menemui perbedaan data yang diberikan oleh

masing-masing responden, maka peneliti akan melakukan

pengulangan wawancara kembali yang bertujuan untuk memperoleh

kepastian data.

3) Triangulasi Waktu

Pemanfaatan waktu juga akan berpengaruh pada kredibilitas

data, karena data yang dikumpulkan peneliti melalui teknik

wawancara yang dilakukan di pagi hari dengan kondisi yang segar

dan belum menemui banyak masalah, maka dipercaya akan

memberikan data yang valid sehingga hasilnya lebih kredibel.

Peneliti melakukan pengujian kredibilitas data secara berulang-ulang


51

melalui pengecekan terhadap isi keseluruhan wawancara dan

observasi dalam waktu maupun situasi yang berbeda, hingga peneliti

benar-benar menemukan kepastian data (data valid) selama

pelaksanaan penelitian berlangsung.

a) Pengujian Transferability

Dalam penelitian kualitatif, proses ini akan membuat orang lain

yang membaca dapat memahami keseluruhan hasil penelitian, oleh sebab

itu peneliti saat membuat laporan akan memberikan uraian/gambaran

yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, sehingga pembaca

menjadi jelas dan paham terhadap hasil penelitian yang peneliti lakukan,

serta dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian peneliti ini

pada obyek yang berbeda.

b) Pengujian Depenability

Depenability disebut reliabilitas, karena penelitian dikatakan

reliabel, apabilaorang lain dapat mengulangi proses yang dilalui dalam

penelitian ini. Pengujian dilakukan dengan mengaudit terhadap

keseluruhan proses penelitian, karena peneliti dibimbing oleh dua orang

pembimbing untuk dapat mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti saat

melakukan penelitian. Melalui proses ini, akan dilihat bagaimana peneliti

mulai menentukan fokus kajian penelitian, memasuki obyek penelitian,

menentukan sumber data, melakukan analisis data maupun menguji

keabsahan data, hingga membuat kesimpulan dari rumusan yang dibuat.


52

c) Pengujian Confirmability

Uji confirmability disebut sebagai uji obyektivitas penelitian,

karena apabila hasil penelitian sudah disepakati oleh banyak orang yang

dilalui dengan serangkaian proses yang sudah dilakukan oleh peneliti

mulai sejak ujian proposal hingga pada ujian skripsi. Apabila hasil

penelitian sudah memenuhi keseluruhan proses penelitian yang

dimaksudkan, maka penelitian yang peneliti lakukan dianggap telah

memenuhi standart confirmability.


BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITAN

4.1 Sejarah Singkat SMAN 1 Ambunten

SMAN 1 Ambunten merupakan Sekolah Menengah Atas di

Kabupaten Sumenep. Didirikan pada tahun 1986 terletak di Ambunten Timur

JL. RAYA AMBUNTEN, Kecamatan Ambunten Sumenep dan masih exsist

sampai saat ini, jumlah peserta didik saat ini 616 dengan rombel 21. SMAN 1

Ambunten telah membangun pendidikan warga Kabupaten Sumenep. Untuk

Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kabupaten Sumenep, SMAN 1

Ambunten telah menghasilkan banyak alumni selama ini dan diantaranya para

siswa yng intelektual dan para guru SMAN 1 Ambunten Maupun sekolah-

sekolah lain.

Dengan Keterbatasan sarana dan prasarana pada awal berdirinya,

SMAN 1 Ambunten telah berbenah diri dari tahun ke tahun sesuai dengan

perkembangan jaman agar selalu menghasilkan para keluaran yang kompetitif

dan memberikan pendidikan yang berkualitas bagi para siswa-siswinya

dengan didukung oleh tenaga pengajar yang baik, lingkungan yang bersih dan

aman, dan juga perpustakaan yang memadai. Ini dibuktikan dengan

banyaknya penghargaan dan piala yang didapatkan oleh SMAN 1 Ambunten.

Sebagai penyandang predikat sekolah yang sangat baik, tentunya

merupakan sebuah tantangan bagi struktur sekolah dan juga para guru beserta

segenap lapisan staf untuk sebisa mungkin memenuhi dan menyediakan

kegiatan belajar mengajar yang kondusif dan memadai, berdasarkan

pengalaman yang sudah dibangun sejak lama.

53
54

4.2 Struktur Organisasi SMAN 1 Ambunten

Struktur organisasi adalah susunan dari berbagai macam komponen

atau unit kerja dalam sebuah organisasi. Dalam struktur organisasi terdapat

pembagian kerja dan pembagian fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang

nantinya dapat mempermudah koordinasikan organisasi dalam pencapaian

tujuan. Berikut struktur organisasi SMAN 1 Sumenep:

Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMAN 1 Sumenep

KEPALA
SEKOLAH
KOMITE
SEKOLAH
GURU SMAN 1
AMBUNTEN

KASUBAG TATA
USAHA

BAGIAN KEPEGAWAIAN BAGIAN INVENTARIS BAGIAN


KEUANGAN

BAGIAN BAGIAN OPERATOR


KESISWAAN PERSURATAN

PERPUSTAKAA 6 K, SATPAM LABORAN


N PENJAGA SEKOLAH

Keterangan
Garis Koordinasi
: Garis Komando
Sumber: Data SMAN 1 Ambunten
55

4.3 Visi dan Misi SMAN 1 Ambunten

Visi dan misi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi.

Karena didalam visi dan misi terdapat rangkaian kalimat yang didalamnya

menyatakan impian organisasi yang ingin dicapai kedepannya serta memuat

apa saja cara yang akan dilakukan dalam pencapaian suatu tujuan atau impian

dari organisasi itu sendiri. Sebagai organisasi dibidang pendidikan tentunya

SMAN 1 Ambunten memiliki visi dan misi tersendiri untuk menunjukkan

eksistensi dan keseriusan dalam pencapaian tujuan dari organisasinya.

Berikut adalah visi dan misi SMAN 1 Ambunten:

4.4.1 Visi

Berakhlak mulia berlandaskan iman dan taqwa, unggul dalam

prestasi, dan peduli lingkungan.

4.4.2 Misi

1. Memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

2. Menciptakann lingkungan sekolah yang kondusif,dan berakhlak

mullia.

3. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran yang bermutu dan

berprestasi.

4. Menumbuhkan budaya gemar membaca yang di dukung dengan

perpustakaan yanng lengkap dan beerkualitas

5. Membudayakan hidup bersih, sehat dan indah di lingkungan

sekolah
56

6. Mrembudayakan sikap peduli terhadap usaha pelestarian

lingkunggan.

7. Melestarikan budaya dan kearifan lokal.

4.4.3 Tujuan

a. meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap allah swt.

b. terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusih, dan beraqlak

mulia.

c. meningkatnya rata-rata hasil un berbasis komputer.

d. meningkatnya prestasi akademik dan non akademik.

e. meningkatnya lulusan yang melanjutkan pendidikan keperguruan

tinggi

f. tumbuhnya budaya gemar membaca peserta didik.

g. terwujudnya hidup bersih. sehat dan indah di lingkungan sekolah

dan masyarakat.

h. terwujudnya sikap pedul;i terhadap usaha pelestarian lingkungan.

i. berperan aktif dlam pelestaraian budaya dan kearifan lokal.

4.4 Gambaran Tentang Pelaksanaan Kebijakan Implementasi Kebijakan

Permendikbud No 51 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Pserta Didik Baru

(Ppdb. Di Sman 1 Ambunten.

Sekolah menengah atas negri (SMAN 1 Amunten) siap melaksanakan

penerimaaan peserta didik daru (PPDB). Tahun ajaran 2019/2020. Kali ini

pelaksanaan kebijakan PPDB memangtampak lebih mattang. Sebab, sekolah

SMAN 1 Ambunten akan melakasanakan kelas unggulan karna dalam seleksi


57

perlu persiapan yang cukup maang dalam pelaksanaan peserta didik baru PPDB.

Karena kelas unggulan sanagat penting di lakukan sehihingga hingga

perkembangan pendidikan di sekolah yang ada di Kecamatan bisa berkembang,

setra dengan sekolah unggulan lainyya di tanah air. Di samping itu untuk

meningkatkan pendidikan siswa juga membanu meringankan beban siswa dalam

melaksanakan kegiatan belajar. Sebab, methode pembelajaran bagi siswa selalu

berkembang sesuai dengan kemajuan tekhnologi dan informasi serta

perkembangan suatu daerah. Empat pilar methode pembelajaran bagi siswa di

SMAN 1 Ambunten akan terus di tingkatkan, keempat pilar pendidikan tersebut di

antaranaya melalui kecerdasan intelektual, kecerdasan secara karakter, kecerdasan

emosional dan kecerdasan secara majemuk yang di sesuaikan dengan denagan

kondisi siswa yang di SMAN 1 Ambunten. Karena itu, karena itu pihaknnya

selalu kordinasi denagan seluruh komponen guru yyang ada, bagaimana

mengembangkan pendidikan di sekolahnya secara maksimal, dan tingkat

kecerdasan siswa betul betul dapat di harapkan oleh guru, orang tua dan

masyarakat.
58

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKANENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
AMBUNTEN
Jl. Raya AmbuntenTimur Telp. (0328) 311070
S U M E N E P KodePos 69455

LAMPIRAN1 Surat Keputusan Kepala SMA Negeri 1 AmbuntenSumenep


Nomor :421.3/ /101.6.31.3/2020
Tanggal :13 Mei 2020
Tentang :SusunanPanitian PPDB Tahum Pelajaran. 2020/2021

JABATAN
NAMA JABATANPANITIA
NO KEDINASAN

1. Drs. SIRAJUM MUNIR, M.Pd. KepalaSekolah PenanggungJawab

2. IMAM TAUFIQURROHMAN, S.Pd Guru Mapel Ketua

AsistenWakasis /
3. NUR KHALIS, S.Pd. Sekretaris
GMP

4. NURUL KARYATI Guru Kelas Bendahara

5. ACH. DAUD, S.Pd. Guru BK Anggota

6. ACH. FAUZAN OPERATOR Anggots

NO JABATANPANITIA

1
KepalaSekolah Ketua Tim Verifikasi
.
59

2
Anggota
. WakasekKesiswaan

3
Wakasekkurikulum Anggota
.

Di Tetapkandi : Ambunten
PadaTanggal : 13 Mei 2020

KepalaSMANegeri 1 Ambunten

Drs. SIRAJUM MUNIR, M.Pd.


NIP. 196908021994121003

Gambar 4.4 : Surat Kuasa PPDB


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di

SMAN 1 AMBUNTEN, terkait fokus implementasi kebijakan permendikbud no.

51 tahun 2018 tentang penerimmaan peserta didik baru (PPDB) di sman 1

ambunten.yang mengacu pada teori Edward III dalam Mutiarin dan Zaenudin

(2014:38-42) yang mengemukakan bahwa implementasi kebijakan di pengaruhi

oleh empat variabel, yaitu: 1) komunikasi, 2) sumberdaya, 3) disposisi, dan 4)

struktur birokrasi. Dalam hal ini peneliti telah melakukan penelitian kepada

informan kunci, informan utama dan informan pendukung untuk menggali

berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun hasil penelitian berupa data dan

informasi yang didapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut

uraian dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan fokus kajian

tersebut:

5.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu variabel yang penting dalam

implementasi sebuah kebijakan, karena dengan komunikasi yang lancar bisa

mewujudkan implementasi sebuah kebijakan menjadi lebih efektif. Dalam

pelaksanaan PPDB di SMAN 1 AMBUNTEN, Waka Kesiswaan SMAN 1

AMBUNTEN, sebagai TIM pembina PPDBB, menggunakan komunikasi

langsung kepada siswa didik baru smp atau mts

60
61

. Seperti yang di sampaikan oleh Bapak Imam Taufiqurrahman. S.pd. selaku

Waka Kesiswaan dalam wawancara berikut:

“dalam berkomunikasi sesuai dengan pakemnya surat edaran


sudah berlaku beberapa tahun terakhir komonikasi PPDB khusus kali ini
karena bersamaan Pandemi covid 19 maka komonikassi dari pusat wilayah
kabupaten. Termassuk kami di sekolah SMAN 1 AMBUNTEN .
melakukan kapada sekolah-sekolah smp, mts dan sekitarnya harus pakem
dengan stanndart ituu dengan menggunakan online. Dan kami buat surat
pengantar kepada sekolah-sekolah yangg ada di zona kami untuk memberi
tahukann tentanng prooses PPDB SMAN 1 AMBUNTEN. “.(wawancara
30 Juni 2020, di SMAN 1 AMBUNTEN )

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa komunikasi

yang terjalin antara sekolah-sekolah dengan pihak pelaksana PPDB berjalan

secara efektif dan tidak terjadi miss komunikasi. Sementara itu berkaitan dengan

komunikasi yang di lakukan dengan pihak Siswa atau pihak yang dapat

mendukung terhadap proses PPDB SMAN 1 AMBUNTEN hal inni sejalan

dengan wawancara Bapak ACHMAD DAUD S.PD. ASISTEN KURIKULUM

sebagai berikut:

“ sosialisasi yang di lakkuukan juga menggunakan manual dengan


cara kami buat brosur sesuai dengan SE, dan keemudian kami buat surat
pengantar ke smp, mts negri swasta di sekitar zona. dan di luar itu kami
juga punya jaringa dari saya sebagai asisten kurikulumm punya jarinngann
osis. Dan kami minta tolong kepada osis untuk mensossialisasikan kepada
sekolah-sekolah di zona terdekat.”. (wawancara 30 Juni 2020, di SMAN 1
AMBUNTEN)

Seperti halnya yang di sampaikann oleh salah satu siswa didik baru

tentang sosialisa tentang PPDB yang dijelaskan Adek riki dalam wawancara

berikut :

“sosialisasi mengenai PPDB secara online sudah saya


dapatkan sejak smp, oleh sebab itu pada saat pendaftaran hanya mendaftar
62

sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku yang di berikan oleh
sekolah SMAN 1 Ambunten sehingga saya tidak kebingunan terhadap
proses PPDB” (hasil wawancara 2 juli 2020)

sosialisasi yang di dapatkan dalam prose kebijakan PPDB di dapatkan

sejak di bangku smp, sehingga prosedur dan aturan ppdb dapat di ikuti dengan

baik. sosialisasi yang di dapatkannya dari guru yang mengajar di sekolah siswa

tersebut. adanya sosialisasi dapat mmeminimalisir ketidakpahaman prosedur

PPDB.

Hal tersebut senada dengan yang di sampaikan oleh salah satu siswa yang

bernama rudi bahwa prosses sosialisasi yang dilakukann dalam prosses PPDB

sebagai berilkut:

“sosialisasi yang di lakukann oleh SMAN 1 AMBUNTEN cukup


efektif sehinggga prosese sosialisa yang di lakkukann cukup baik dengan
ccara memberikan brosur kepada sekolah-sekolah kami seingga kami tidak
binggung dengan proses sosialisasi yang di lakukan di SMAN 1 ambunten.
Akan tetapi faktor pengahambatnya juga dengan adanya pendemi covid-19
kami kusulitann untuk mendaftar secara online dan belum memahanmi
tentang prosedur PPDB online karna belum memahami teknologi sehiga
beberapa calon siwa dan siswi terkendala saat pendaftaran. saya sendiri
balak balik ke sekolah SMAN 1 AMBUNTEN”. (wawancara 1 Juli 2020,
di Ambunten Lokasi SMAN 1 AMBUNTEN )

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa

komunikasi yang berjalan antara tim pelaksana PPDB dengan sekolah-sekolah

SMP, MTS Negri atau swasta berjalan seara lancar dan efektif. Meskipun

terdapat beberapa kendala seperti kesulitann siswa didik baru yang mau mendaftar

ke sekolah SMAN 1AMBUNTEN dengan adanaya surat edaran pendemi covid-

19 atau tterhambbat dengan ketersediaan IT nya.yag masih rendah .


63

5.1.2 Sumber Daya

Sumber daya dalam implementasi model kebijakan edward iii

meliputi sumber daya manusia, sumber daya anggaran, dan sumber daya fasilitas.

Sumber daya manusia yang menjalankan proses PPDB Di SMAN 1

AMBUNTEN sangatlah minim karena hanya ada dua orang petugas yang

menjalankan proses penerimaan PPDB. seperti yang dijelaskan oleh ASITEN

KURIKULUM yaitu bapak ACHMAD DAUD dalam wawancara berikut:

“pelaksana PPDB di SMAN 1 AMBUNTEN hanya dua oranng,


jumlah ini memang sangat minim untuk menjalankan prosese PPDB HAL
ini jika di bandingkan dengan jumlah PESERTA DIDIK BARU YANG
MENDAFTAR sangat banyak, namun mereka sangatlah bekerja keras
untuk menjalankan prosses PPDB. tapi insyaallah di tahap berikutnya
akan kami lakukan”. (wawancara 30 Juni 2020, di SMA1 AMBUNTEN)

Hal ini di perkuat oleh pernyataan tim pelaksana PPDB di SMAN

1AMBUNNTEN yaitu bapak FAUZAN yang di jelaskan dalam wawancara

berikut:

“jumlah pelaksana program ini DUA orang dek, memang kami


sangat kewalahan, namun kami berusaha semaksimal mungkin untuk
mensukseskan pelaksanaan PPDB. Kalau dalam hal fasilitas dan dana
sudah memadai, ”. (wawancara 30 Juni 2020, di SMAN 1 AMBUNTEN).

Hal senada juga di jelaskan oleh Waka Kesiswaan SMAN1

AMBUNTEN bapak imam taufiqurrahman:

“kalau fasilitas penunjang PPDB sudah cukup memadai dek,


karena sumber dana dari program ini memang sudah tersedia dengan
baik”. (wawancara 30 Juni 2020, di SMAN 1 AMBUNTEN)
64

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa sumber daya

manusia yang ada di SMAN 1 AMBUNTEN dallam proses penerimaan peserta

didik baru PPDB sudah berjalann dengan baik memadai, namun anggaran dana

dan fasilitas penerimaan peserta didik baru PPDB sudah memadai dan

mencukupi. Sehinggga dalam proses penerimaan peserta didik baru sudah

berjalan dengan baik dan ssumberdaya mmanusianya sangat lah mendukung

tampa adannya kendala dalam prosses PPDB di SMAN 1 AMBUNTEENN.

5.1.3 Disposisi

Disposisi menentukan keberhasilan sebuah implementasi

kebijakan. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik maka dia dapat

menjalankan kebijakan dengan baik. Disposisi pada penelitian ini adalah tentang

komitmen para tim pelaksana PPDB SMAN 1 AMBUNTEN untuk menjalankan

Poses penerimaan peserta didik baru. Menurut Waka Kesiwaan bapak imam

taufiqurrahman mengungkapkan bahwa:

“para tim pelaksana penerimaan peserta didik baru PPDB nyaman-


nyaman saja saya sudah sosialisasi ikut pakem yang ada ddi surat edaran
memang ada beberapa saja anak yang keterbatasan jaringan IT yang takut
ketinggalan. Klau fikir itu nyaman di samping meringankan tantangan
penitia. Karna kami juga tidak sibuk menata berkas manual, hanya di
pendaftaran mminta solusi atau palidasi tentang data yang di aplod peserta
didik baru dan kami menyelesaikan dengan masyawarah sebagai ttim
pelaksana PPDB.”. (wawancara 30 Juni 2020, di SMAN 1 AMBUNTEN)

Hal tersebut juga di perkuat oleh Tim penerimaan peserta didik

baru PPDB SMAN1 AMBUNTEN yaitu Bapak FAUZAN:

“tentu saja kami sangat berkomitmen untuk mensukseskan


program ini dek, kami melakukan Sosialisasi, dan beberapa kegiatan sudah
ada agendanya masing-masing, dan tidak ada hambatan-hambatan, kami
65

selalu menyelesaikannya bersama secara musyawarah”. (wawancara


30Juni 2020, diSMAN 1 AMBUNTEN ).

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa komitmen

para tim pelaksana penerimaan peserta didik baru PPDB SMAN 1 AMBUNTEN

sudah baik, namun hal tersebut tidak dapat dibuktikan dalam pelaksanaannya

seperti gencar-gencarrnya melakukan sosialisasi tentang penerimaan peserta

didik baru PPDB. Sehingga dalam prosess tersebut memiliki sikap yang sangat

mendukung dari prosse penerimaan peserta didik baru, siswa sudah merasakan

merasakan manfaat dari PPDB, . Hal ini memang dapat di rasakan dalam

kegiatan yang telah diagendakan terlaksana secara maksimal darri tahun ketahun.

5.1.4 Struktur Birokrasi

Mengenai struktur birokrasi dan SOP dalam pelaksanaan proses

penerimaan peserta didik baru PPDB dalam pelaksanaannya merupakankebijkan

perrmendikbud 51 tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru di SMAN 1

AMBUNTEN Kabupaten Sumenep yaitu Bapak IMAM TAUFIQURRAHMAN

dalam wawancara berikut:

“ kalau struktur organisasinya ada dek, saya sendiri sebagai ketua


pengelola, KAMI BERKERJA BERDASARKAN SK itu kalu kallu
memang monitoring bisa di minta klu isal gk ada SK maka kita tidak
akkann berkerja . strukturnya itu mulai dari kepala sekolah, sampai
penanggung jawab kemudian saya sebagai waka kesiswaaan jadi ketua.
Kemudian ada sekretaris dan operatorb Jadi tanggung jawab kewenangan
itu sudah tergambar dalam struktur tadi, mislanya kepala sekolah sebagai
pembina tanggung jawab penuh kepada organisasi. Termasuk regulasi
yang ada mangkanya ketika ada kesulitan mesti nunggu petunjuk dari
kepala sekolah tanggung jawab biasanya konformasinya, komunikasinya
dengan penagwas dan sekretarisnya. Kemudian seperti semua panitia
tanggung jawabnya untuk kelancaran BPDB secara umukm bahwa ketika
mereka mau dafatr secara online kesulitan misalnya kami diminta
66

mengikuti protoikol kesehatan jadi ada yang datang diarahkan untuk


mencucui tangan dan maskernya di pakek.”. (wawancara 25 Juni 2020 Di
SMAN 1 ambunten).

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, pada sub bab ini

peneliti akan melakukan pembahasan yang akan dikaji secara teoritik berdasarkan

pada teori Edward III dalam Mutiarin dan Zaenudin (2014:38-42) yang

mengemukakan bahwa implementasi kebijakan di pengaruhi oleh empat variabel,

yaitu: 1) komunikasi, 2) sumberdaya, 3) disposisi, dan 4) struktur birokrasi.

Peneliti juga akan menganalisa hasil penelitian sesuai dengan fokuskajian

implementasi Pemendikbud no51 tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik

baru (PPDB) di Kabupaten Sumenep dan didasarkan pada fakta-fakta yang terjadi

di lapangan, baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi yang telah

diuraikan pada sub bab sebelumnya.Pada tahapan ini peneliti akan menguraikan

berbagai bentuk data-data yang telah diperoleh untuk di bahas dan dianalisa.

Berikut pembahasan dan analisa penelitian Terkait Implementasi Pemendikbud

No51 tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kabupaten

Sumenep.

5.2.1 Komonikasi

Menurut Edward III dalam Mutiarin dan Zaenudin

(2014:38)Komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi kebijakan publik. Agar implementasi dapat efektif

penanggungjawab implementasi sebuah keputusan harus mengetahui apa yang

mesti dilakukan. Dalam mengimplementasikan kebijakan harus ditransmisikan


67

kepada personal yang tepat dan perintah harus jelas, akurat dan konsisten. Dengan

demikian dalam faktor komunikasi terdapat tiga aspek pokok, yaitu: transmisi,

kejelasan dan konsistensi. Jika di kaitkan dengan teori tersebut, peneliti

menganalisis bahwa transmisi komunikasi atau penyaluran komunikasi, dan

kejelasan komunikasi oleh cukup berjalan dengan baik. Penyampaian informasi

yang dilakukan oleh Waka kesiswaaan dan Sisten kurikulum SMAN 1 ambunten

sumenep dapat mudah di tanglkap oleh calon siswa DAN Siswi penerimaan

peserta didik baru di SMAN 1 Ambunten. Selain itu sosialisi yang di lakukan oleh

tim PPDB SMAN 1 Ambunten sudah berjalan dengan baik karena proses

sosialisasi yang di lakkukan dengan cara mensosialisasikan kesekolah-sekolah

smp,mts terdekat selain itu tim juga informasi dapat mudah untuk di akses

melaului website resmmi SMAN 1AMBUNTEN dan selain itu informasi yang

dilakukakun dengan menempelkan baleho di jalan untuk memberikan informasi

terhadap calon siwa baru PPDB.

Komunikasi yang terjadi dalam Implementasi Pemendikbud No51 tahun

2018 tentang penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kabupaten Sumenep

PPDB SMAN 1 Ambunten jika melihat dari segi transmisi dan kejelasan sudah

lancar dan efektif. Meskipun dalam proses pendaftarannya tidak mudah di akses

oleh siswa-siswa calon siswa baru dikarenakan tidak mengertinya calon dalam

melakukan pendaftaran sehingga calon siwa baru bolak balik ke sekolah SMAN 1

Ambunten. Selain itu mereka belum mengerti dengan IT

sehinggamerekabingungterhadapprosespendaftranyangdilakkuknmeskipuntimdari

sekolahsman 1 ambuntenmensosialisasikan ke sekolah sekolah smp, mtS.


68

Selama prosese penerimaan peserta didik baru (PPDB)

berjalanbeberapatahunakan tetapi masih banyak permasalan yang di hadapi oleh

calon penerima peserta didik baru oleh sebab itu solusi yang dapat di lakukan oleh

tim pelaksanan penerimaan peserta didik baru SMAN 1 Ambunten yaitu dengan

cara memberikan akses untuk melakukan pendaftaran di sekolah sehingga tim

pelaksana dapat membantu membimbing calon siswadik baru untuk mendaftar

secara online sehingga di harapkan calon siswa-siswi tidak kebingungan untuk

mengakses pendaftaran siswa-siwi agar berjalan dengan baik.

5.2.2 Sumber Daya

Sumber daya menjadi salah satu faktor penting dalam

implementasi kebijakan publik. Sumber daya meliputi sumber daya manusia,

sumber daya anggaran, dan sumber daya fasilitas. Sumber daya menusia

berkenaan dengan kecakapan pelaksana kebijakan publik untuk

mengimplementasikan kebijakan secara efektif. George Edward (dalam Mutiarin

dan Zaenudin (2014:38) mengemukakan bahwa: untuk dapat

mengimplementasikan kebijakan secara efektif maka dibutuhkan sumber daya

yang cukup. Implementasi kebijakan akan tidak efektif apabila para implementor

kekurangan sumber daya yang penting untuk melaksanakan kebijakan. Sumber

daya yang penting untuk implementasi kebijakan meliputi staf dengan jumlah

yang sesuai dan keahlian yang memadai dan relevan dengan implementasi

kebijakan, kewenangan dan fasilitas.

dalam Implementasi Pemendikbud No51 tahun 2018 tentang penerimaan

peserta didik baru (PPDB) di Kabupaten Sumenep PPDB SMAN 1 Ambunten


69

Sumber daya yang dimiliki oleh SMAN 1 Ambunten sangat mendukung dalam

ssegala akses sumberdaya manusianya selain itu fasilitas yang di miliki oleh tim

pelaksana Penerimaan Peserta Didik Baru SMAN 1 Ambunten dilihat dari segi

ruangan calon untuk pendaftaran secara online atau secara langsung ke sekolah

SMAN 1 AMBUNTEN sehingga sumberdaya manusiannya dimanfaatkan dengan

baik. adanya program tersebut yang menjadi kendala ketika calon penerimaan

siswa baru tidak dapat menggunakan komputer serta untuk mengakses untuk

masuk pendaftaran siswa baru kurang mengerti terhadap prosses PPDB tersebut

karena sumberdaya manusianya belum maksimal sehinga kebingungan untuk

melakukan pendaftaran . Maka sumber daya yang terampil calon siswa-siswi di

SMAN 1 ambuntyen sangat dibutuhkan maka dari itu sebagai upaya

pengendalaian kendala yang terjadi para sumber daya manusia di tuntut untuk

selalu mengikuti pelatihan-pelatihan terkait komputer.

Kebijakan tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien, apabila tampa

dukungan sumberdaya manusia dan sumberdaya anggaran. Sumberdaya manusia

dalam suatu organisasi merupkan hal yng sangat penting dalam suatu

kebijakan.ketersediaan jumlah sumberdaya manusia sebagai pelaksana PPDB

SMAN 1 Ambunten cukup memadai meskipun tim pelaksana PPDB ada tiga

orang untuk memberikan arahan atau pelayanan terhadap siswa-siswi peserta

didik baru di SMAN1 Ambuten yang kebingungan untuk melakukan pendaftaran.

Meskipun jumlah tim pelaksana PPDB SMAN 1 Ambunten sedikit akan tetapi

proses pelaksanaannya cukup berjalan dengan baiak


70

Suatu kebijakan tidak akan berjalan dengan baik apabila tanpa

dukungan sumber daya Manusia dan sumber anggaran. Sumber daya manusia di

dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting. Peneliti menganalisis secara

kuantitas, ketersediaan jumlah sumber daya manusia sebagai pelaksana peogram

sangat memadai Kemudian hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah sumber

anggaran. Sumber daya anggaran menjadi salah satu faktor yang cukup penting

demi berjalannya kebijakan ini dengan baik. Pada Implementasi Pemendikbud

No51 tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kabupaten

Sumenep PPDB SMAN 1 Ambunten Sumber daya yang dimiliki oleh SMAN 1

Ambunten ini anggaran yang disediakan sudah terbilang memadai, karena

menurut hasil wawancara, anggaran dari program program ini bersal dari anggran

sekolah.

5.2.3 Disposisi

Disposisi adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh

implementor. Disposisi menentukan keberhasilan sebuah implementasi kebijakan.

Menurut Edward III dalam Mutiarin dan Zaenudin (2014:38) jika para pelaksana

bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, maka kemungkinan besar mereka

akan melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat

keputusan awal. Demikian juga sebelumnya apabila sikap-sikap dan perspektif

implementor berbeda dari pembuatan keputusan, maka proses pelaksanaan suatu

kebijakan menjadi semakin sulit.

Disposisi pada penelitian ini adalah tentang komitmen. Komitmen

dibuktikan dengan melihat alasan implementor untuk dapat melaksanakan


71

implementasi, tujuan/perubahan yang ingin dicapai, dan perubahan yang telah

dicapai para implementor untuk implementasi kebijakan penyelenggaraan

program implementasi kebijakan permendikbud no 51 2018 tentang penerimaan

pserta didik baru (PPDB. Di SMAN 1 AMBUNTEN telah memperlihatkan bahwa

komitmen yang dimiliki dalam menjalankan kebijakan penyelenggaraan program

ini sudah baik yaitu dengan cara mensosialisasikan ke sekolah –sekolah smp,mts

sehingga mereka menferti bahwa pendaftaran penerimaan peserta didik baru telah

di lakukan sehingga calon siswa dan siswi tidak dapat ketinggalan

informasi.Selain itu panitia PPDB memiliki komitmen unhtuk mensuksesekan

program PPDB di SMAN 1 Ambunten juga untuk membantu para calon peserta

didik baru yang kurang mampu dengan cara menyertakan surat keterangan tidak

mampu dan selain itu menyertakan KIP kartu indonesia pintar. Hal tersebut telah

membuktikan bahwa program implementasi kebijakan permendikbud no 51 2018

tentang penerimaan pserta didik baru PPDB. Di SMAN 1 AMBUNTEN penetia

tim pelakana memberikan peluang terhadap siswa-siswi penerimaan peserta didik

baru memberikan akses seluasnya agar tiadak putus sekolah.

5.2.4 Struktur Birokrasi

Struktur Birokrasi termasuk salah satu faktor yang penting dalam

implementasi implementasi kebijakan permendikbud no 51 tahun 2018 tentang

penerimaan pserta didik baru (PPDB). Menurud Edward III dalam Mutiarin dan

Zaenudin (2014:38) struktur yang tepat dapat memberikan dukungan kuat

terhadap kelancaran implementasi kebijakan. Terdapat dua hal penting dalam

struktur birokrasi yaitu prosedur-prosedur kerja standart operasinal prosedure


72

(SOP), dan fragmentasi.SOP yang baik adalah yang mencantumkan kerangka

kerja yang jelas, sistematis, tidak berbelit dan mudah dipahami oleh siapapun

karena akan menjadi acuan dalam bekerja implementor.

Harapan dengan adanya SOP, sumber daya pengampu kebijakan

mampu dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

dalam SOP sehingga dapat menimbulkan efektivitas dan efisiensi kinerja,

sedangkan struktur organisasi pelaksana pun sejauh mungkin menghindari hal

yang berbelit, panjang dan kompleks. Struktur yang tepat dapat memberikan

dukungan kuat terhadap kelancaran implementasi kebijakan. Terdapat dua hal

penting dalam struktur birokrasi yaitu prosedur-prosedur kerja standart (SOP), dan

fragmentasi.

Sejalan dengan teori tersebut, struktur birokrasi yang terdapat pada

implementasi progran Implementasi kebijakan permendikbud no 51 tahun 2018

tentang penerimaaan peserta didik baru (PPDB) dapat dilihat dari struktur

organisasi yang ada di SMAN 1 Ambunten ada struktur yang terpangpang di di

setiap ruang kelas dan kantor kelas SMAN 1 ambunten. Pada aspek struktur

organisasi, SMAN 1 AMBUNTEN memiliki struktur organisasi sehingga tim

pelaksana penerimaan peserta didik baru (PPDB) memudahkan dalam

pembagian tugas berjalan dengan baik. Proses pembagian tugas yang dilakukan

kepala sekolah memiliki tangggung jawab penuh dalam proses pengambilan

keputusan dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) kelencaran suatu

organisasi tergantung struktur organissasinya yang baik. Meskipun terdapat

beberapa kendala dalam proses PPDB SMAN 1 Ambunten. Akan tetapi SOP yang
73

di jalankan telah berjalan dengan baik agar program yang di jalankan dalam

penerimaan peserta didik baru berjalan secara efektif dan efisien.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi

kebijakan permendikbud no 51 tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru

(PPDB) SMAN 1 Ambunten belum berjalan semaksimal mungkin. Meskipun

beberapa variabel implemeentasi sudah terpenhi, namun dalam pelaksanaannya di

lipangan terdapat beberapa kendala dan masih banyak permasalahan, sehingga

penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 1 Ambunten masih belum

maksimal. Berikut ini penjalan lebih rinci berdasarkan fokus penelitian.

1) Komunikasi

Komunikasi yang terjadi dalamprogram implementasi kebijakan

permendikbud no 51 2018 tentang penerimaan pserta didik baru (PPDB) Di

SMAN 1 Ambunten klau dilihat dari segi transmisi dan kejelasan sudaah

berjalan dengan baik. Akan tetapi terdapat berapa permasalahan yaitu masih

banayak beberapa siswa siswi calon peserta didik baru yang belum mengerti

terhadap prosese penerimaan peserta didik baru dan masih belum mengerti

terhadap IT atau komputer sehingga mereka kesulitan dalam mengakses jaliur

pendaftaran yang di laksanakan secara online.

2) Sumber daya

Sumberdaya manusia yang ada di SMAN 1 Ambunten cukup

memadai, dan anggaran dana fasilitas di sman 1 Ambunten sudah memdai

74
dan mencukupi. Akan tetapi terdapat beberapa permasalan calon siswa baru

dalam melaksanakan penerimaan peserta didik baru yang dilakukakan secara

online masihterdapat kendala. Seperti belum maksimalnya sumberdaya

manusia dalam menggunakan komputer atau untuk mengakses jalur

pendaftaran yang akan di laksanakan. Namun dari tim panitia PPDB sudah

berusaha semaksimal mungkin dalam mengsukseskan program tersebut.

3) Disposisi

Komitmen dari program implementasi kebijakan permendikbud no 51

2018 tentang penerimaan pserta didik baru (PPDB. Di SMAN 1

AMBUNTEN telah memperlihatkan bahwa komitmen yang dimiliki dalam

menjalankan kebijakan penyelenggaraan program ini sudah baik yaitu dengan

cara mensosialisasikan ke sekolah –sekolah smp,mts sehingga mereka

mengerti bahwa pendaftaran penerimaan peserta didik baru telah di lakukan

sehingga calon siswa dan siswi tidak dapat ketinggalan informasi

4) Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi yang terjadi di SMAN 1 Ambunten dalam Proses

pembagian tugas yang dilakukan kepala sekolah memiliki tangggung jawab

penuh dalam proses pengambilan keputusan dalam proses penerimaan peserta

didik baru (PPDB) kelencaran suatu organisasi tergantung struktur

organissasinya yang baik. Meskipun terdapat beberapa kendala dalam proses

PPDB SMAN 1 Ambunten. Akan tetapi SOP yang di jalankan telah berjalan

dengan baik agar program yang di jalankan dalam penerimaan peserta didik

baru berjalan secara efektif dan efisien.

75
6.2 saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dalam implementasi

kebijakan permendikbud no 51 tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru

(PPDB) di kabupaten sumenep studi di SMAN 1 Ambunten terdapat beberapa

hal yang perlu di perbaiki. Ada beberapa saran yang dapat

dikemukaakan oleh peneliti yakni sebagai berikut.

A. Perlunya peningkatan jaringan di sekolah sekolah smp, mts

seperti pembagian brosur baik dilakukan secara langsung

ataupun online agar proses komunikasi dalam penerimaan

peserta didik baru berjalan maksimal

B. Pihak tim panitia PPDB SMAN 1 Ambunten perlu

meningkatkan kemapuanSumber Daya Manusia-nya dalam

rangka mensukseskan program PPDB di SMAN 1 Ambunten.

C. Dalam hal ini PPDB yang dilakukan oeh SMAN 1 Ambunten

telah sesuai dengan pertauran yang belaku, maka dari itu

kedepannya diharapkan dilaksanakan dengan lebih baik lagi.

D. Perlunya adanya penegasan bagi para anggota yang terlibat

sebagai upaya pertanggungjawaban dalam melaksankan

kegiatanPenerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan melakukan

76
pengambilan keputusan khususnya kapala sekolah dalam

penyaringan calon siswa baru.

77
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arifin Tahir. 2015. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan


Pemerintah Daerah. Bandung: CV. ALFABETA

Dwiyanto Indiahono. 2017. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisis.


Yogyakarta: GAVA MEDIA.

Deddy Mulyadi. 2018. Studi Kebijakan PPublik dan Pelayanan Publk. Bandung:
CV. ALFABETA.

Subarsono. 2015. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: PUSTAKA AKSARA.

Sutirna, Samsudin. 2015. Landasan Kependidikan (Teori dan Praktek). Bandung:


PT Refika Aditama.

Pasolong. 2016. Teori Administrasi Publik. Bandung: CV. ALFABETA.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RAD. Bandung: CV.
ALFABETA
_____. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RAD. Bandung: CV.
ALFABETA
Mutiarin dan Zaenudin. 2014.Manajemen Birokrasi dan Kebjakan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

B. Jurnal

Aris Nurlailiyah. 2019. Analisis Kebijakan Sistem Zonasi Terhadap Perilaku


Siswa SMP di Yogyakarta. Jurnal Analisis Kebijakan Sistem Zonasi. Vol. 17.
No. 1.

Muhammad Zainal, Asrori. 2018. Pernanan Sekolah Kawasan Berbasis Sistem


Zonasi Dalam Pembentukan Karakter di SMP Negeri 15 Kedung Coek
Surabaya. Jurnal Pendidikan Islam . Vol. 7. No. 1

Mujianto, Imama Kutsi. 2019. Implementasi Permendikbud Nomor 14 Tahun


2018 Tentang Penerimaan PEserta Didik Baru Berbasis Sistem Zonasi Pada
Tingkat Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang. Jurnal
Manajemen dan Pendidikan Islam. Vol. 5. No. 1.

Nisa Muktiana, dkk. 2018. Penerapan Sistem Zonasi Dalam Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) dan Mutu Pembelajran di Sekolah Menengah Pertama
Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan. Vol. 6. No. 2

78
Ahmad Masmudi. 2019. Kebijakan PPDB Sitem Zonasi SMA/SMK dalam
MendorongPemerataan Kualitas Sumberdaya Manusia di Jawa Timur. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 4. No. 2.

C. Peraturan Perundang-Undangan

UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

:https//jdih.kemdikbud.go.id/arsip/PERMENDIKBUD%20NOMOR%20T

AHUN%2018.pdf)

79
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN KUNCI :

1. KOMUNIKASI

1. Bagaimana komunikasi yang anda lakukan dengan pihak pelaksana

program dalam menjalankan program PPDB ? Apakah berjalan lancar

atau terjadi mis komunikasi?

2. Bagaimana komunikasi yang anda lakukan dengan pihak-pihak ekstern

atau pihak yang dapat mendukung kemajuan program?

3. Apakah komunikasi yang anda lakukan bersifat sepihak atau secara

musyawarah?

2. SUMBER DAYA

1. Bagaimana kemampuan para implementor dalam pelaksanaan kebijakan?

Apakah terdapat pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas SDM?

3. DISPOSISI/SIKAP PELAKSANA

1) Bagaimana sikap pelaksana kebijakan terhadab implementasi program

PPDB?

2) Bagaimana komitmen pelaksana dalam mengimplementasikan program

PPDB?

4. STRUKTUR BIROKRASI

1. Bagaimana struktuR organisasi PPDB di SMAN 1 Ambunten ?

80
2. Bagaimana dengan pembagian kewenangan ndantanggung jawab antar

bagian?

INFORMAN UTAMA:

Pertanyaan:

a. KOMUNIKASI

1. Bagaimana cara tim Panitia dalam melakukan kegiatan sosialisas iprogram

kepadapara calon PPDB di SMAN 1 Ambunten? Siapasaja yang terlibat

proses sosialisasi?

2. Apakah terdapat hambatan dalam proses sosialisasi?

Bagaimanacaramengatasihambatan tersebut?

b. SUMBER DAYA

a. Berapa jumlah SDM/pelaksana program PPDB DI SMAN 1

AMBUNTEN? Apakah mencukupi?

b. Bagaimana dengan sarana sebagai penunjang kegiatan PPDB

berlangsung?

c. DISPOSISI/SIKAP PELAKSANA

a. Bagaimana sikap pelaksana kebijakan terhada pimplementasi program

PPDB?

b. Bagaimana komitmen para pelaksana dalam mengimplementasikan

program PPDB?

d. STRUKTUR BIROKRASI

1. Bagaimana struktur organisasi Program PPDB?

81
2. Bagaimana dengan pembagian kewenangan dan tanggung jawab antar

bagian?

INFORMAN PENDUKUNG:

Pertanyaan:

a. KOMUNIKASI

1. Apakah ada sosialisasi yang diberikan oleh panitia tim pelaksana PPDB

SMAN 1 Ambunten?

2. Bagaimana komunikasi yang di lakukan oleh panitia SMAN 1

AMBUNTEN apakah sudah berjalan dengan baik?

b. SUMBER DAYA

1. Bagaimana dengan sarana prasarana yang di sediakan oleh panitia PPDB

SMAN1 Ambunten?

c. DISPOSISI / SIKAP PELAKSANA

1. Apakah anda mendukung dengan adnya pelaksanaan PPDB INI?

2. Bagaimana tanggapan andaterhadap program PPDB DI SMAN 1

Ambunten?

d. STRUKTUR BIROKRASI

1. Bagaimana dengan struktur organisasi dalam pelaksanaan program PPDB

SMAN 1 Ambunten?

2. Bagaimana dengan sikap panitia dalam pelaksanaan PPDB ini?

82
CURRICULUM VITAE
A. MAHASISWA
Nama : ALI FIKRI
N.P.M : 716112549
Program Studi : ADMINISTRASI PUBLIK
Fakultas : FISIP
Tempat/Tanggal Lahir : SUMENEP, 29 MEI 1997
Agama : ISLAM
Jumlah Saudara : TIGA BERSAUDARA
Anak ke : KEDUA
Alamat Rumah : DUSUN TANA MERAH RT.01 RW.01
CAMPOR BARAT KECAMATAN AMBUNTEN
Status : MENIKAH

B. ORANG TUA
Nama : ISMA’IL
Alamat Rumah : DUSUN TANA MERAH RT.01 RW.01
CAMPOR BARAT KECAMATAN AMBUNTEN
Pekerjaan/Jabatan : PETANI
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SD di SDN NEGERI BUKABU Tahun 2010
2. Tamat SLTP di SMPN 2 AMBUNTEN Tahun 2013
3. Tamat SLTA di SMA NEGERI 1 AMBUNTEN Tahun 2016.
4. Perguruan Tinggi (PT)
Nama PT Tempat Semester Tahun Keterangan
Universitas
Wiraraja Sumenep I – VIII 2016-2020 -

D. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun Bekerja di Pangkat/Golongan Jabatan

Di buat dengan sebenarnya


Oleh

ALI FIKIRI

83
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Wawancara bersama Bapak Imam selaku Waka Kesiswaan, Bapak Fauzan Selaku
Operator dan Bapak Daud Selaku Wakil Kesiswaan di SMAN 1 Ambunten

Waancara brsama Saudara Riki selaku Calon Siswa Baru

84
Wawancara bersama saudara Rudi selaku calon siswa PPDB

Gambar SMAN 1 Ambunten dalam rangka Penerimaan Peserta Didik Baru


(PPDB)

85
Gambar informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

86
KARTU KONSULTASI SKRIPSI

87
88
LEMBAR PEGESAHAN SEMINAR PROPOSAL

89
LEMBAR PENGESAHAN REVISI SEMINAR PROPOSAL

90
LEMBAR REVISI PROPOSAL SKRIPSI

91
92
LMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL

93
LEMBAR PENGESAHAN RREVISI SEMINAR HASIL

94
SURAT IJIN PENELITIAN

95
96
97
98
99
100
101

Anda mungkin juga menyukai