USULAN PENELITIAN
Disusun Oleh:
Ilham Nugraha
3112171005
i
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN
Disusun Oleh:
Ilham Nugraha 3112171005
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan
Bismillahirrohmaannirrohiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin
dan kasih sayangnya segala bentuk kenikmatan dan kemudahan bisa penulis
rasakan hingga usulan penelitian ini bisa penulis selesaikan. Tak lupa shalawat
serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, manusia mulia yang menjadi
panutan kita semua, beserta keluarga, sahabat, dan sampai kepada kita para
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian seminar usulan penelitian
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sangga Buana YPKP
Bandung.
Tentu usulan penelitian ini akan banyak kekurangan baik dari segi teknis
Didi Sopiandi dan Ibunda tersayang Neti Ermayani, yang telah memberikan do’a dan
kasih sayang yang tak terhitung berapa besarnya. Segala bentuk dukungan dari
Ayahanda Didi Sopiandi dan Ibunda Neti Ermayani membuat penulis termotivasi dan
iii
dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, saran, dan arahan kepada penulis
dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan
1. Dr. H. Asep Effendi, SE., M.Si., PIA., CfrA., CRBC., selaku Rektor
2. Drs. Tatang Sudrajat, S.IP., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
3. Witri Cahyati, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
yang penulis anggap sebagai orang tua yang tak pernah lelah memberikan
4. Pupi Indriati Zaelani, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
penulis menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
iv
dukungan informasi dan administrasi.
7. Seluruh rekan mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
telah berbagi cerita dan bantuan selama penyusunan usulan penelitian ini.
Ambar Retno, Sei Sarina, Gani Nurdiyana, dan Mahen yang selalu hadir di
10. Semua pihak yang penulis tidak dapat disebutkan satu persatu yan telah
Atas perhatian dan bantuan dari semua pihak peneliti mengucapkan terima
kasih banyak.
Ilham Nugraha S
3112171005
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
humas pemerintah memiliki tanggung jawab dan peran yang fundamental. Sesuai
Informasi Publik (KIP), humas pemerintah dituntut menjadi jembatan yang kokoh
dalam menyampaikan segala informasi kepada masyarakat mengenai apa saja yang
akan, sedang, dan telah dilakukan oleh pemerintah. Segala bentuk aktivitas pemerintah
harus disampaikan dengan baik kepada masyarakat. Mengingat hal tersebut sangatlah
informasi publik. Hal tersebut sangatlah penting dilakukan oleh humas pemerintah
karena menjadi salah satu intrumen penting dalam melakukan monitoring lingkungan
Lingkungan akan selalu mengalami perubahan yang cepat dan organisasi dituntut
untuk bisa merespon dan menyesuaikan perubahan tersebut. Perubahan dinamis ini
menjadi tantangan bagi humas pemerintah untuk memaknai dan melakukan beragam
salah satu tujuan humas pemerintah menurut Betty Wahyu Nilasari (2012:7), ialah
harus menjamin bahwa segala aktivitas pemerintah memiliki niatan baik dalam
1
dan masyarakatnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan upaya untuk memberikan
informasi yang efektif dan dapat memberikan dampak positif pada permasalahan yang
sedang terjadi pada masyarakat. Untuk mendapatkan informasi yang efektif serta
memberikan dampak besar kepada masyarakat maka sebuah organisasi dituntut untuk
Tak terkecuali Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat yang memiliki
bentuk informasi kepada masyarakat luas mengenai dunia kehutanan di Jawa Barat.
Lingkup kerja dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat sangatlah besar, mengingat
hutan di Jawa Barat sangatlah luas. Berdasarkan data dari Rencana Strategis Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014, Provinsi Jawa Barat memiliki
kawasan hutan seluas 816.603 Ha atau sekitar 22,97 % dari luas daratan Jawa Barat,
terdiri dari hutan produksi 202.965 ha, hutan produksi terbatas 190.152 Ha, hutan
lindung 291.306 Ha, dan kawasan konservasi seluas 132.180 Ha. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat untuk
Salah satu isu yang menarik perhatian masyarakat Jawa Barat adalah permasalahan
mencatat dari sekitar 911.000 hektare lahan kritis, 714.000 hektare berada di wilayah
Jawa Barat (Saepulloh, 2019). Selain itu, Daerah Aliran Sungai (DAS) juga menjadi
perhatian besar masyarakat karena terdapat hampir 77.000 hektare lahan di daerah
DAS Citarum adalah lahan yang kritis. Permasalahan ini menimbulkan beragam opini
2
publik yang cenderung negatif, banyak key opinion leader (KOL) yang bersuara
mengenai isu ini termasuk masyarakat umum, para anggota DRPD Jawa Barat dan
penggiat lingkungan. Pada tahun 2021, luasan lahan kritis di Provinsi Jawa Barat tidak
menunjukkan perbaikan yang signifikan. Jumlahnya saat ini masih berada di angka
700 ribu hektare. Angka ini masih sama dengan kondisi pada 2019. Dari jumlah
tersebut 19 ribu hektare lahan kritis di antaranya berada di Kawasan Bandung Utara
(Sutrisno, 2021).
Pada 9 Desember 2019, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas
mengatasi lahan kritis dan merawat Daerah Aliran Sugai (DAS) di Jawa Barat
Jawa Barat. Program ini merupakan respon dari permasalahan lahan kritis dan
kurangnya lahan hijau di Jawa Barat. Selain fokus pada penanganan lahan kritis,
program ini juga berusaha untuk menjaga dan merawat kualitas kelestarian lingkungan
secara nyata. Program Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon ini didasari oleh
beberapa penelitian ilmiah mengenai kenaikkan suhu di Kota Bandung dan mengenai
kurangnya lahan hijau di daerah Jawa Barat. Sehingga Pemerintah Daerah Provinsi
Jabar melalui Dinas Kehutanan pun sudah mengkalkulasi 50 juta pohon sebagai
(Humas Jabar, 2021). Pada gerakan ini masyarakat dengan sukarela dapat memberikan
bibit pohon untuk ditanam di lahan kritis di Provinsi Jawa Barat. Penyerahan bibit
pohon dapat dilakukan di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dan Cabang
3
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat yang tersebar di seluruh daerah Jawa Barat.
Sasaran program penghijauan ini bukan hanya dilakukan di daerah hutan, tetapi
juga di daerah pantai, sungai, kota, dan lingkungan-lingkungan yang dekat dengan
masyarakat Jawa Barat yang kompleks melalui kolaborasi. Gubernur Provinsi Jawa
Barat, Ridwan Kamil bahkan menegaskan kolaborasi ini melalui surat edaran
Pohon di Lahan Kritis Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Dalam surat edaran tersebut
Gubernur Jawa Barat mengimbau ASN, TNI, POLRI, dan masyarakat umum yang
sedang berbahagia untuk berkontribusi pada Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta
Pohon.
Pada bulan Maret 2021, total bibit pohon yang telah diterima oleh Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Barat mencapai 34.5 juta bibit pohon (Lukihardianti &
Amanda, 2021). Artinya masih ada target 15.5 juta bibit pohon yang harus
dikumpulkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat untuk mencapai tujuan
program Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon. Hal ini menjadi tantangan bagi
Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dalam mensosialisasikan program besar
Pemerintah yang berkaitan dengan banyak pihak. Pada penelurusan awal peneliti,
peneliti mendapatkan fenomena bahwa masih banyak masyarakat Jawa Barat yang
belum mengetahui adanya program Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon yang
diinisiasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, fenomena ini
menjadi hal yang menarik dalam konteks kehumasan. Karena bagaimanapun Humas
4
memiliki peran yang fundamental untuk mengkomunikasikan segala bentuk aktivitas
organisi dengan baik kepada masyarakat. Selain itu, dengan banyaknya keterlibatan
elemen dan unsur masyarakat dalam program Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta
Pohon ini, Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat memiliki fungsi yang
strategis sebagai perpanjangan tangan, telinga, dan mulut dari Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Barat kepada publiknya melalui berbagai kegiatan komunikasi yang
telah direncanakan.
kepada masyarakat agar muncul dukungan, citra positif, komunikasi dua arah, dan
kontribusi yang nyata dari setiap unsur masyarakat. Dibutuhkan strategi komunikasi
yang tepat agar kunci pesan dan tujuan program #GTPP50JutaPohon bisa diraih. Pada
Provinsi Jawa Barat telah melakukan strategi komunikasi yang proaktif yakni tujuh
hal tersebut, Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat
Sebagaimana kita ketahui hal ini menjadi sangat penting dikarenakan Humas
5
pemerintahan memiliki peran yang strategis dalam mengkomunikasikan berbagai
keberhasilan berbagai program yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Penelitian ini
menjadi penting dan bermakna karena dapat menjadi gambaran bagaimana strategi
Kehutanan Provinsi Jawa Barat dalam program Gerakan Tanam dan Pelihara
50 Juta Pohon?
Pohon?
6
3) Apa saja kendala yang dihadapi Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dalam kampanye Gerakan Tanam dan
1) Kegunaan Teoritis
7
semakin banyak dan meluas kajian-kajian tentang Humas pemerintahan
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
dan objek penelitian, informan kunci, teknik pengumpulan data, teknik analisis
8
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Bandung 40292. Dinas ini merupakan bagian dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah)
Bulan/Tahun 2021
No Kegiatan Februari Maret April Mei Keterangan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 BAB I
2 BAB II
3 BAB III
Sidang Proposal Waktu Sudah
4 Termasuk
Penelitian
Perbaikan Skripsi
5 BAB IV dan Lain-lain
6 BAB V
7 Revisi
8 Sidang Skripsi
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial. Mengingat pentingnya interaksi sosial untuk memenuhi segala kebutuhan yang
dihadapi oleh manusia. Menurut Mulyana (2008: 45), Topik komunikasi sering
kalangan awam, sehingga kata komunikasi memiliki terlalu banyak arti yang
Communication Process (1973: 83), berpendapat bahwa kata komunikasi berasal dari
kata Latin yang memiliki arti “sama”. Hal ini mengisyaratkan bahwa diperlukannya
kesamaan pikiran, makna, dan pesan dalam proses komunikasi. Sementara definisi
komunikasi yang menggambarkan suatu kegiatan atau proses diutarakan oleh Stanley
sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk
10
Pemahaman lebih luas namun sederhana dari komunikasi dinyatakan oleh Rogers
Sementara itu, Dance dalam Mulyana (2008: 60) membagi tiga dimensi konseptual
terlalu umum, sementara “komunikasi sebagai alat untuk mengirim pesan militer,
perintah, dan sebagainya lewat telepon, telegraf, radio, kurir, dan sebagainya” terlalu
lainnya tidak menuntut syarat ini. Ketiga, dimensi penilaian normatif, artinya sebagian
definisi menyertakan keberhasilan atau kecermatan, dan sebagian lainnya tidak seperti
itu.
a. Unsur-unsur Komunikasi
satu sama lain dalam proses komunikasi itu sendiri. Harold Lasswell dalam
11
Mulyana (2008: 69) mendefinisikan komunikasi dengan menjawab pertanyaan
Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh
Bagaimana?. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada lima unsur komunikasi yang
didapat dari pernyataan Lasswell di atas, yakni: Pertama, sumber komunikasi atau
yang sering disebut pengirim, pembicara, komunikator. Sumber ini bisa jadi
gagasan yang ingin disampaikan ke dalam simbol verbal atau nonverbal yang
dapat dimengerti pihak penerima pesan. Kedua, pesan, yakni apa yang
disampaikan oleh sumber kepada penerima. Hafied dalam buku pengantar ilmu
sesuatu. Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur yaitu kode pesan, isi pesan, dan
wujud pesan (Siahaan, 1991). Widjaja dan Wahab (1987) berpendapat bahwa
1) Informatif
2) Persuasif
12
3) Koersif
Ketiga, saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber
dari kata Medium yang dalam bahasa Latin berarti perantara, penyampai, atau
Sementara itu, Moh Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah (2004), membagi dua
1) Media Tradisional
13
dipentaskan di depan umum (Khalayak) terutama sebagai sarana hiburan
sebagainya.
2) Media Modern
dari teknologi. Yang termasuk media modern ini antara lain televisi, radio,
dari komunikator. Penerima pesan ini menafsirkan seperangkat isyarat atau simbol
verbal dan non verbal yang diubah menjadi gagasan yang dapat dipahami.
Kelima, efek, menurut Mulyana (2008: 71), efek yaitu apa yang terjadi
pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dari sedih menjadi bahagia, dari ragu menjadi yakin, dari memilih
b. Fungsi Komunikasi
1) Komunikasi Sosial
14
2) Komunikasi ekspresif
3) Komunikasi Ritual
siraman, bendera atau yang lebih bersifat personal seperti shalat, sembahyang,
4) Komunikasi Instrumental
tujuan pribadi manusia dalam konteks sosial untuk jangka pandang dan jangka
pendek.
c. Sifat Komunikasi
empat, yaitu:
15
b) Komunikasi tulisan/cetak (written communication).
2) Komunikasi Nirverbal
communication)
d. Tujuan Komunikasi
Effendy (2003: 55) menjelaskan setidaknya ada empat hal yang menjadi tujuan
komunikasi publik sebagai pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada
dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui
media. Komunikasi publik juga biasa disebut sebagai komunikasi pidato, komunikasi
16
pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang
terlibat dalam mengirimkan kepada publik. Biasanya diwakili oleh juru bicara, kepala
Humas, atau bahkan pimpinan suatu organisasi. Kegiatan komunikasi publik sangat
sendiri.
yang menjadi inti dari proses pertukaran pesan dari komunikator kepada
1) Stimuli (stimulus);
2) Speaker (pembicara);
3) Message (pesan);
4) Channel (media);
5) Audience (pemirsa);
6) Context (konteks/lingkungan);
7) Effect (dampak/pengaruh);
17
9) Noise (gangguan), dan;
kepada khalayak mengenai organisasi. Biasanya tentang aktivitas, program, dan hasil
produksi dari suatu organisasi. Selain itu dalam prosesnya, komunikasi publik
membutuhkan komunikator yang cermat agar pesan bisa diterima dengan baik dan
2.3 Strategi
Fandi Tjiptono dalam bukunya Strategi Pemasaran (2000: 17) menjelaskan bahwa
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Sementara
18
tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. Buzzel dan Gale dalam
Agustinus (1996: 19) menyatakan bahwa strategi adalah kebijakan dan keputusan
kunci yang digunakan untuk manajemen, yang memiliki dampak besar pada kinerja
keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan sumber daya yang
Dari beberapa pernyataan di atas sangatlah jelas bahwa antara strategi dan tujuan
organisasi memiliki hubungan yang erat. Keputusan dan kebijakan suatu organisasi
akan berpengaruh besar dalam menunjang tercapainya tujuan dari suatu kegiatan
organisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Griffin dalam Anoraga (2009: 339),
Rencana komprehensif ini membantu organisasi untuk tetap bertahan secara jangka
Goldworthy dan Ashley (1996), bahwa suatu strategi harus berpusat pada hasil jangka
panjang.
a. Peranan Strategi
Untuk memahami lebih jauh mengenai strategi sebagai salah satu faktor
yang menjadi kunci keberhasilan suatu organisasi, Grant (1999) menjelaskan tiga
strategi sebagai target. Untuk melengkapi peranan dari strategi tersebut Donelly
(1996: 109) mengemukakan enam informasi dasar yang harus ada dalam suatu
19
strategi, yaitu:
2) Mengapa demikian;
strategi;
strategi;
tersebut, dan;
Dengan memahami peranan dan informasi dasar yang harus ada dalam
agar kegiatan komunikasinya bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Middleton
dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media),
penerima, sampai pada feedback yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi
20
komunikasi yang optimal. Pendapat ini didukung oleh Arifin dalam bukunya, Strategi
merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga
Strategi komunikasi bukan sekedar menunjang tujuan dari suatu organisasi atau
perusahaan, tetapi juga memiliki kaitan yang erat dengan hubungan antara
komunikator dengan komunikan. Hubungan ini akan mempengaruhi tujuan apa yang
akan didapat dari suatu strategi komunikasi. R. Wayne Pace, Brent D. Paterson, dan
menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan sentral dari strategi komunikasi, yaitu:
a. To Secure Understanding
b. To Establish Acceptance
c. To Motive Action
Tahap dari tujuan strategi komunikasi ini adalah memastikan bahwa sasaran dari
diterimanya (To Secure Understanding), lalu ketika sasaran atau komunikan mengerti
dan menerima, penerimaannya itu harus dibina (To Establish Acceptance), dan pada
21
2.5 Strategi Komunikasi Proaktif
Smith dalam bukunya berjudul Planning for Public Relations Fourth Edition
(2013) menjelaskan mengenai dua jenis tindakan atau aksi strategi komunikasi, Smith
memaparkan bahwa aksi dan pesan adalah dua hal yang saling melengkapi dan
mencapai hal itu, proactive strategies dipaparkan oleh Smith sebagai strategi
a. Proactive Strategies
Strategi proaktif lebih berorientasi terhadap rencana dan tujuan dari organisasi
dibandingkan merespon tekanan dan ekspetasi dari publik. Terdapat dua jenis
1) Action Strategies
a) Organizational Performance
b) Audience Engagement
22
layanan call center, survei, sesi tanya jawab, web interaktif, media
c) Special Event
spesial.
e) Sponsorship
f) Strategic Philanthropy
program.
g) Activism
23
Strategi ini adalah sebuah tawaran dan kesempatan organisasi untuk
2) Communication Strategies
Memahami Hubungan Masyarakat atau Public Relations (PR) adalah suatu hal
yang penting untuk dilakukan. Sehingga, sebuah organisasi atau perusahaan bisa
mengenai definisi PR disebabkan adanya perbedaan tentang apa itu publik dan
tujuannya. Makna dari kata ‘publik’ di Amerika berbeda dengan di Eropa, Amerika
kata ‘publik’ merujuk pada ‘publics’ sedangkan di Eropa merujuk pada kata ‘public
sphere’.
Grunig & Hunt dalam bukunya Managing Public Relations (1984), memberikan
communication between organization and its publics.” Pandangan Grunig & Hunt ini
24
mendekatkan PR pada konsep manajemen dan komunikasi yang saling berkaitan. Hal
ini selaras dengan pendapat Rex Harlow dalam Ruslan (1998: 16), yang menyakatan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Pendapat
lain dikemukakan oleh Frank Jefkins (2003) yang menyatakan bahwa PR adalah
semua bentuk komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu
fungsi manajemen antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan spesifik
yang terencana.
PR, yakni tujuan secara positif dan secara defensif. Tujuan secara positif diartikan
25
suatu organisasi atau badan, sementara tujuan secara defensif diartikan PR
negatif, bilamana diserang, dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau
Pada dasarnya, tujuan dari PR mengacu pada citra dan reputasi yang baik
sehingga mampu mendukung aktivitas organisasi yang saling berkaitan satu sama
lain dengan lingkungan yang ada, baik lingkungan internal maupun eksternal.
organisasi, yakni:
komunikasi;
26
marketing, finance, human resouce, dan lain-lain demi tercapainya tujuan
perusahaan, dan;
Pendapat lain dikemukakan oleh Cutlip dan Center (2007: 11-27) yang
1) Untuk menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi;
publik.
Dozier & Broom dalam Ruslan (2014: 20) membagi peran PR menjadi
empat, yaitu:
27
manajemen akan bertindak pasif untuk menerima dan mempercayai
tersebut.
center, tim posko, dan lain-lain. Tim internal ini biasanya dipimpin
28
organisasi (methode of communication in organization).
dapat dipisahkan dari public opinion (opini publik), terutama dalam bidang
warga negara. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peran humas
Tugas pokok Humas Pemerintah secara mendalam terdapat pada visi dan
2) Menyiapkan Informasi;
panjang, dan:
5) Membuat laporan.
30
b. Klasifikasi Humas Pemerintah
31
lembaga mengambil keputusan akhir);
mereka), dan;
32
lapangan. strategi Sedangkan
Ketika di proaktif, dalam
lapangan Rectifying penelitian
menggunakan Behavior, peneliti,
teknik analisis Defensive, strategi
Miles dan Inaction, dan komunikasi
Huberman Vocal proaktif
(Reduksi, Commiseration dilakukan
penyajian, dan s. untuk meraih
verifikasi data) dukungan,
partisipasi, dan
citra positif
pada kegiatan
kampanye.
2 Abd.Rais Makassar Analisis Miles Strategi Strategi
dan Huberman komunikasi komunikasi
(Reduksi, yang telah dilakukan
penyajian, dan diterapkan oleh dengan
verifikasi data) humas DPRD berbagai
Kota Makassar macam tahap
untuk dan teori
menyosialisasik dengan tujuan
an program komunikasi
Ajamma’ yaitu adanya
dijalankan partisipasi dari
dengan masyarakat
menggunakan untuk
beberapa menggunakan
tahapan sesuai aplikasi
33
dengan teori Ajamma.
strategi Sedangkan
komunikasi dalam
efektif. penelitian
peneliti,
strategi
komunikasi
proaktif adalah
satu-satunya
strategi yang
diteliti serta
memiliki
tujuan bukan
hanya meraih
partisipasi
masyarakat,
tetapi juga
dukungan dan
citra positif.
3 Adelia Surabaya Analisis Miles Strategi yang Strategi
Masrifah dan Huberman dilakukan oleh komunikasi
(Reduksi, humas pemkot yang diteliti
penyajian, dan Surabaya dalam sangatlah
verifikasi data) menyampaikan berbeda.
informasi Dalam
kegiatan penelitian ini
pemerintah kota menggunakan
Surabaya strategi
melalui media komunikasi
34
sosial proaktif,
menerapkan sedangkan
strategi dalam
komunikasi penelitian di
management by atas
objective menggunakan
(MBO). strategi
komunikasi
MBO.
4 Muhammad Yogyakart Teknik analasis Strategi Strategi
Faishal a data yang komunikasi komunikasi
Rahman digunakan kehumasan dilakukan
adalah dengan dalam kegiatan- melalui event
cara pemaparan kegiatan of PR yang
data dan teori, sosialisasi menunjukan
berikut korelasi keistimewaan langsung
dan Yogyakarta program-
fenomenanya pada Dinas program
sehingga Kebudayaan pemerintah.
diperoleh DIY selama ini Sedangkan
pengetahuan pelaksanaannya dalam
yang sebagaian besar penelitian ini,
dikehendaki. dilakukan strategi
melalui event- dilakukan
event atau bukan hanya
kegiatan- melalui event
kegiatan yang of PR tetapi
diselenggarakan melalui dua
oleh Bidang tindakan yakni
35
Nilai Budaya, tujuh tindakan
Bidang Tradisi, actions dan
Seni, dan Film, tiga tindakan
dan Bidang communicatio
Sejarah, ns.
Purbakala, dan
Museum.
5 Muhamad Depok Analisis Strategi yang Strategi
Dzaki deskriptif dilakukan oleh komunikasi
Humas Kota hanya
Depok untuk dilakukan
mensosialisasik melalui
an tagline kegiatan
tersebut adalah branding dan
dengan advertising
memasang logo saja.
“Depok Sedangkan
Friendly City” dalam
pada semua penelitian ini,
kegiatan kajian strategi
pemerintah komunikasi
Kota Depok dilakukan
dan memasang dengan tujuh
beberapa iklan tindakan
di ruang publik actions dantiga
mengenai tindakan
tagline “Depok communicatio
Friendly City.” ns.
36
2.8 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah alur pikir dari peneliti yang melatar belakangi
penelitian yang dilakukan. Selain itu, kerangka pemikiran merupakan mind map
yang menjadi esensi tentang pemaparan teori yang relevan dengan masalah yang
diteliti. Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti akan membahas masalah pokok
dari penelitian. Yaitu membahas kata-kata kunci atau subfokus yang menjadi inti
diteliti.
proaktif Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat sebagai fokus penelitian.
tergabung dalam ruang lingkup komunikasi, Public Relations, dan bagaimana cara
Proaktif Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Dalam Kampanye Gerakan
Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon, melalui kerangka pemikiran yang berpedoman
pada Smith dalam bukunya berjudul Planning for Public Relations Fourth Edition
(2013) menjelaskan mengenai dua jenis tindakan atau aksi strategi komunikasi,
37
Smith memaparkan bahwa aksi dan pesan/komunikasi adalah dua hal yang saling
tujuh strategi dalam kampanye Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon, yakni:
strategi dalam kampanye Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon, yakni:
38
Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran
39
BAB III
METODE PENELITIAN
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau
gejala yang diamati. Jenis penelitian kualitatif ini berusaha menggambarkan atau
melukiskan obyek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan (Moleong,
kondisi yang terjadi, dan berusaha untuk memperoleh informasi mengenai keadaan
yang ada dalam meneliti sekelompok manusia atau suatu obyek dengan tujuan
membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
dunia sekitar.
Strategi penelitian kualitatif ini adalah dengan pendekatan studi kasus untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang terdapat pada fokus penelitian. Studi kasus
sifat maupun karakter yang ada dari suatu kasus. Penggunaan studi kasus memiliki
40
beberapa keuntungan, Lincoln dan Guba dalam Dedy Mulyana (2004: 201)
b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang
d. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi
strategi komunikasi proaktif yang dijalankan Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Barat dalam kampanye Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon. Data yang
dihasilkan berupa data deskriptif, data deskriptif merupakan data yang berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka-angka (Moleong, 2010: 11). Yakni penjelasan atau
(2007), data deskriptif ini biasa ditemukan dalam struktur internal bahasa, yaitu
Moeliono (1993: 862) menjelaskan subjek penelitian sebagai orang yang diamati
sebagai sasaran penelitian. Senada dengan pendapat tersebut, Moleong (2010: 32)
41
mendefinisikan subjek penelitian adalah informan, yang berarti orang pada latar
penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian. Berdasarkan uraian di atas, subjek penelitian yang menjadi sasaran
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu objektif, valid
dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Dengan kata lain objek penelitian
Objek dari penelitian ini adalah semua aspek komunikasi proaktif yang dilakukan
oleh Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Dengan lebih spesifik lagi pada
gambaran tentang apa saja kegiatan-kegiatan strategi komunikasi proaktif yang ada
di Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Alasan memilih objek penelitian
tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang apa saja kegiatan
Informan kunci menjadi salah satu aspek paling penting dalam penelitian
kualitatif. Informan kunci memiliki pengetahuan yang lebih mengenai situasi dan
kondisi permasalahan yang sedang diteliti. Adapun yang menjadi informan kunci
dalam penelitian ini adalah Bapak Aris Dwi Subiantoro, S.Hut., M.Sc. selaku Kepala
42
Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dan
Asep Setiawan, A.Md., S.H. selaku Kepala Hubungan Masyarakat Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Barat. Sementara informan pendukung dakam penelitian ini adalah
Staff Humas Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Ibu Ajeng Ambar Retno beserta
Ibu Desty Ayu dan satu informan eksternal yaitu Dilla seorang warga Kota Bandung
yang turut serta dalam program Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon.
Alasan peneliti memilihi informan kunci dan pendukung di atas adalah sesuai
dengan definisi dari Moleong (2017) mengenai informan penelitian yang menyatakan
informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian dan merupakan orang
yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan di teliti. Kedua informan kunci
di atas menurut peneliti sangatlah tepat karena memiliki jabatan strategis yang
teknik, yaitu:
a. Wawancara
b. Observasi
2). Observasi tidak terstuktur, dan 3). Observasi kelompok. Dalam penelitian
terjadi di lapangan.
c. Dokumentasi
dokumen pribadi (buku harian, jurnal pribadi, surat, dan surel). Pendapat ini
44
sejalan dengan penjelasan Yusuf (2014) mengenai metode dokumentasi
d. Studi Pustaka
2013). Pada teknik ini peneliti mencoba mempelajari berbagai literatur yang
berkaitan dengan fokus penelitian untuk mendapatkan data sekunder. Data ini
akan menjadi landasan perbandingan antara teori dan praktek yang terjadi di
lapangan.
Bogdan dan Biklen dalam Gunawan (2013) menjelaskan analisis data adalah
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif
model interaktif dari Miles dan Huberman (Sugiyono, 2017) yaitu reduksi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi, yang secara interaktif
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
dengan data lainnya. Display data dalam penelitian kualitatif biasanya dalam
Namun yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif seperti
yang dijelaskan oleh Elivanaro (2016) yang menjelaskan bahwa bentuk yang
paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif.
c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Setelah data direduksi dan disajikan, secara tidak langsung akan terbentuklah
balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
46
Gambar 3.5 Model Analisis Data Tunggal (Sugiyono, 2015)
Teknik keabsahan data dilakukan peneliti untuk menghasilkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan dan dipercaya secara ilmiah dan memiliki kredibilitas yang
tinggi. Dalam penelitian ini keabsahan data diuji dengan triangulasi teknik,
Pada proses uji triangulasi teknik, data hasil observasi parsifatif akan
dibandingkan dengan data hasil wawancara mendalam. Data hasil wawancara mendalam
akan dibandingkan dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian.
47
Dengan kata lain, uji triangulasi teknik ini akan menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek pada sumber yang sama dengan cara yang berbeda. Sedangkan pembahasan
teman sejawat menurut Satori dan Komariah (2014: 332) adalah teknik yang dilakukan
dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Diskusi bersama rekan sejawat ini membahas
mengenai penelitian yang sedang dikerjakan sehingga bisa me-review hasil sementara
atau hasil akhir dari penelitian. Pada proses uji validitas eksternal akan berkaitan dengan
akurasi hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada popualsi dimana
sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2017). Pengujian ini bertujuan agar orang lain dapat
memahami hasil penelitian sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian
di tempat lain. Dalam praktek penelitian ini, peneliti meminta beberapa rekan Akademisi
Pascasarjana UNISBA, dosen-dosen, dan praktisi Humas untuk membaca draf laporan
penelitian guna mengecek pemahaman mereka mengenai arah hasil penelitian ini.
48
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Alfabeta.
Bakti.
Aksara.
Antonio, muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Gema
Simbiosa.
Persada.
Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Glen M. Brom. (2007). Effective Public Relations
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Australia: APAIS.
Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Jefkins, Frank. (2003). Public Relations Edisi kelima. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.
Lattimore, dkk. Public Relations: Profesi dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika.
50
Moeliono, M Anton. (1993). Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36. Bandung : PT.
Rosdakarya.
Rosdakarya.
Nilla sari, Betty Wahyu. (2012). Humas pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Patton, K.G & Wil A.L. (1983). Responsible Public Speaking. United States of
Rahmadi, F. (1999). Public Relations Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Ruler, B. v., & Vercic, D. (2004). Overview of public relations and communication
Ruslan Rosady. (2014). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta:
51
Ruslan, Rosady. (1998). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsep
Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi. Jakarta:
Sari, Betty Wahyu Nilla. (2012). Humas Pemerintahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gunung Mulia.
Smith, D Ronald (2013). Strategic Planning for Public Relations. New York:
Routledge.
Alfabeta, CV
Sutrisno, Hadi. (1994). Statistik Dalam Basic Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.
52
SKRIPSI/JURNAL PENELITIAN:
Melalui Media Sosial. Skripsi Strata 1 UIN Sunan Ampel. Surabaya: tidak
dipublikasikan.
Public Relations (Studi Studi Kasus pada PT Pupuk Kujang Cikampek dalam
“Depok Friendly City”. Skripsi Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: tidak
dipublikasikan.
tidak dipublikasikan.
Rais, Abd. (2018). Strategi Komunikasi Humas DPRD Kota Makassar Dalam
dipublikasikan.
INTERNET:
tanampelihara-50-juta-pohon/3533. html.
53
Lukihardianti, A. & Amanda, Gita. (2021, Maret 24). Gerakan Tanam Pohon Jabar
Sudah Capai 34,5 Juta Bibit. Republika. Diperoleh tanggal 01 April 2021, dari
https://republika.co.id/berita/nasional/pemprov-jabar/qqgsvq423/gerakan-
tanam-pohon-jabar-sudah-capai-345-juta-bibit.
Sutrisno, Debbie. (2021, Maret 21). Sejak 2019, Lahan Kritis di Jabar Tetap Seluas
700 Ribu Hektare. IDN Times. Diperoleh tanggal 01 April 2021, dari
https://jabar.idntimes.com/news/jabar/debbie-sutrisno/sejak-2019-lahan-kritis-
di-jabar-tetap-seluas-700-ribu-
hektare#:~:text=Sejak%202019%2C%20Lahan%20Kritis%20di%20Jabar%20
Tetap%20Seluas%20700%20Ribu%20Hektare&text=Bandung%2C%20IDN%
20Times%20%2D%20Luasan%20lahan,belum%20juga%20turun%20secara%
20signifikan.
54